Laporan Praktik Kerja LapanganProyek Pembangunan Hotel Amaris
Simpang Lima Semarang
BAB IVPENGENDALIAN ALAT DAN BAHAN
4.1 Uraian UmumDalam pelaksanaan suatu proyek, bahan bangunan
harus mendapatkan perhatian khusus, apalagi pada proyek-proyek
besar, dimana standar dan mutu bahan yang harus disediakan
mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada proyek-proyek kecil,
sehingga menuntut pengawasan dan penyediaan bahan yang lebih baik
untuk mendapatkan kualitas konstruksi bangunan proyek
tersebut.Pemakaian peralatan yang sesuai dengan pemilihan
bahan-bahan bangunan yang bermutu akan sangat penting, karena kedua
faktor tersebut akan menentukan biaya dan kualitas proyek.
Penggunaan bahan bangunan yang bermutu akan menghasilkan komponen
struktur yang mempunyai kualitas yang bermutu juga, sedangkan
menggunakan peralatan yang tepat akan menghasilkan waktu yang
efisien dalam penyelesaian suatu pekerjaan.Dengan memperhatikan
mutu dan cara penyimpanan bahan bangunan, kemungkinan terjadinya
hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan dapat diperkecil,
walaupun masih banyak faktor yang mempengaruhi. Penempatan bahan
dan material untuk pelaksanaan baik didalam maupun diluar ruangan
harus disesuaikan dengan sifat bahan dan material tersebut,
sehingga akan terjamin perlindungan material dari
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan cara penyimpanan yang
salah.
4.2 Bahan Yang Digunakan4.2.1. AirAir yang digunakan dalam
proyek ini berasal dari tanah sumur artetis. Kondisi air tanah
baik, bening, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung
lumpur. Dengan demikian telah memenuhi ketentuan SK SNI
T-15-1990-03 yaitu: air tidak boleh mengandung lumpur, minyak,
garam-garaman, asam alkali, bahan-bahan organik atau bahan yang
merusak beton atau baja tulangan.Air yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PBI 1971 pasal 3.6 sebagai berikut : Untuk pembangunan,
air harus air tawar yang bersih, tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam-garam dan bahan-bahan organis yang dapat
mengurangi kekuatan konstruksi. Jika air untuk pembangunan dari
saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi, maka
kontraktor harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini,
dengan mengadakan sumber air sendiri atau mendatangkan bantuan dari
luar yang memenuhi persyaratan. Tidak diperkenankan menggunakan air
rawa dan mendatangkan air atau sumber air yang berlumpur sebagai
bahan campuran beton.4.2.2. SemenSemen merupakan bahan pengikat
hidrolis. Dalam penggunaannya untuk membentuk beton bertulang,
portland cement berfungsi untuk mengikat butir-butir pasir,
kerikil, batu pecah dan besi tulangan.Sebagai bahan bangunan semen
memerlukan perhatian khusus dalam pemeliharaan kualitasnya,
terutama dalam penyimpanannya. Dalam penyimpanan harus senantiasa
terlindung dari kelembaban atau kondisi udara yang dapat merusak
kualitasnya. Semen yang baik adalah yang mempunyai butir-butir
halus, tidak memadat dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan butiran
akibat pengaruh kondisi kelembaban udara yang buruk atau udara
basah.
Gambar 4.1 Jenis Portland Cement4.2.3. Agregat Halus
(Pasir)Agregat halus yang digunakan dalam pembutan beton berupa
pasir alam sebagai hasil desintregasi alami dari batuan atau pasir
buatan yang dihasilkan dari alat pemecah batuan. Dalam SNI 1990
(SII 0052-80) persyaratan pasir yang dapat digunakan dalam
pembuatan beton antara lain : Pasir terdiri dari butiran-butiran
tajam, keras dan bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. Pasir tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 5%. Apabila kadar lumpur lebih
dari 5% maka pasir harus dicuci terlebih dahulu. Pasir tidak boleh
mengandung bahan organik terlalu banyak, yang harus dibuktikan
dengan uji percobaan warna dari Abrams. Pasir harus terdiri dari
butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya. Pasir laut tidak
boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua jenis mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk suatu lembaga pemeriksaan yang
sudah diakui.4.2.4. Agregat KasarKerikil merupakan suatu hasil
diintegrasi alami batu batuan. Agregat kasar tersebut berukuran
antara 10 30 mm. Persyaratan yang harus dipenuhi pemakaian agregat
kasar untuk beton, menurut PBI 1971 pasal 3.4 adalah sebagai
berikut : Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras,
tidak berpori, tidak mudah pecah akibat pengaruh cuaca. Agregat
kasar tidak boleh lebih dari 1% mengandung lumpur dan agregat kasar
tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti
zat yang relatif alkali. Harus terdiri dari butir-butir yang
bergradasi baik dan gradasi pipih maksimal 20%.4.2.5. Baja
TulanganBaja tulangan merupakan bagian dari konstruksi beton yang
berfungsi menahan gaya tarik. Baja tulangan yang digunakan dalam
pembangunan ini harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971
(SNI-2-1971), yang isinya antara lain sebagai berikut :a. Tidak
boleh cacat, berkarat atau berminyak sehingga dapat mengurangi daya
lekat pada beton dan berkurangnya luas penampang.b. Besi beton
harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan dari
kayu atau yang sejenisnya dan bebas dari zat-zat lain serta harus
terlindungi dari pengaruh lingkungan.
Gambar 4.2 Besi tulangan
Gambar 4.3 Diameter besi tulangan yang digunakanDalam proyek ini
mutu dari besi tulangan diuji di laboratorium, yaitu uji bengkok
dan uji tarik baja tulangan. Dimana tulangan yang diuji adalah
tulangan diameter 13, 16, 19, 22 dan 25.
Gambar 4.4 Proses uji bengkok dan tarik besi tulangan
Gambar 4.5 Hasil uji bengkok dan tari besi tulangan4.2.6.
KayuKayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang digunakan untuk
bekisting. Kayu yang dipakai harus berkualitas baik dengan
ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangannya yang berhubungan
dengan pemakaiannya tidak akan merusak atau mengurangi nilai
konstruksi atau bangunan. Kayu yang digunakan pada proyek ini harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Dalam satu batang memiliki
dimensi yang relatif sama dan terbebas dari semua cat kayu. Untuk
bekisting digunakan jenis kayu meranti. Semua pelaksanaan, mutu dan
kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpanannya ditempat kering,
terlindung dari hujan dan panas.
Gambar 4.6 Balok kayu4.2.7. Beton DekingBeton deking atau yang
biasa disebut beton tahu merupakan suatu beton ganjal berbentuk
bujur sangkar atau lingkaran, yang terbuat dari campuran semen dan
pasir dengan perbandingan 1 : 3 yang diisikan pada acuan kayu
dengan tebal sesuai dengan kebutuhan. Pada proyek ini menggunakan
beton deking dengan diameter 5 cm dengan tebal 3 cm untuk plat
lantai. Beton deking berguna sebagai beton lindung untuk mendukung
tulangan sehingga diperoleh tebal lindung atau selimut beton sesuai
dengan spesifikasi.Gambar 4.7 Beton deking Gambar 4.8 Perendaman
beton deking 4.3 Peralatan KerjaPada suatu proyek bangunan tertentu
membutuhkan peralatan-peralatan yang berfungsi untuk memperlancar
atau mempercepat jalannya pekerjaan yang bertujuan untuk
mendapatkan nilai pekerjaan yang optimal.Berikut ini adalah
beberapa jenis alat-alat kerja yang digunakan dalam Proyek
Pembangunan Hotel Amaris Simpang Lima Semarang :4.3.1. VibratorAlat
ini berfungsi untuk menggetarkan adukan beton yang telah dituang,
sehingga tidak terjadi rongga-rongga pada adukan beton. Dengan
menggunakan alat ini kemungkinan terjadinya keropos beton akan
berkurang.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian vibrator
adalah : Posisi ujung yang masuk kedalam adukan beton harus
vertikal, supaya tidak terjadi pemisahan bahan susun beton. Untuk
keadaan khusus diperbolehkan miring sampai 45 derajat. Selama
proses pemadatan ujung getar tidak boleh digerakkan kearah
horisontal, karena dapat menyebabkan pemisahan bahan susun beton.
Ujung getar harus ditarik setelah dimasukkan kedalam adukan kurang
lebih 30 detik. Jika penarikan ujung getar terlalu lama maka dapat
mengakibatkan pemisahan bahan susunnya. Lapisan yang digetarkan
tidak boleh melebihi panjang ujung jarum atau ujung penggetar dan
tidak boleh lebih dari 50 cm. jika bagian yang akan dicor cukup
tebal, maka pengecoran harus dilakukan berlapis, sehingga setiap
lapisan dapat dipadatkan dengan baik.
Gambar 4.9 Vibrator4.3.2. Bar BenderBar bender adalah alat
pembengkok batang tulangan baja. Bar bender digunakan untuk
pembuatan sengkang, pembengkokan ujung tulangan untuk penjangkaran,
transisi tulangan lapangan menjadi tulangan tumpuan pada penulangan
balok dan lain-lain. Pada proyek ini digunakan alat pembengkok baja
tulangan yang digerakkan dengan tenaga manusia. Alat pembengkok
baja tulangan ini terdiri dari balok kayu sebagai meja kerja yang
gunanya sebagai bantalan pembengkok dan pen baja yang ditempatkan
pada tempat tertentu.
Gambar 4.10 Bar bender
4.3.3. Bar Cutter Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk
memotong besi tulangan yang akan digunakan pada pembesian beton.
Pemotongan baja tulangan dilakukan karena panjang tulangan struktur
yang direncanakan terdiri dari berbagai macam ukuran. Hal ini untuk
mengefisienkan waktu kerja, dan untuk memudahkan
pemotongan-pemotongan tulangan, karena tulangan yang digunakan
dalam proyek ini kebanyakan berdiameter besar. Baja tulangan
didatangkan dari distributor masih berupa batang batang yang
panjang. Untuk mendapatkan panjang yang sesuai kebutuhan, maka baja
tulangan harus dipotong dengan alat pemotong baja.
Gambar 4.11 Bar Cutter4.3.4. ScaffoldingScaffolding adalah alat
perancah yang digunakan untuk menopang begisting pada pengecoran
plat lantai, kolom dan balok juga dapat sebagai tangga. Scaffolding
yang digunakan pada proyek ini terbuat dari besi berongga dan dapat
digunakan berkali-kali sehingga pemakaian perancah menjadi lebih
hemat dibandingkan dengan menggunakan perancah kayu.Scaffolding
yang menahan/menopang begisting pada saat pengecoran dan sesudahnya
baru boleh dilepas bila beton yang dicor sudah memiliki kekuatan
yang cukup untuk menahan beban sendiri dan beban pekerja sebelum
srtuktur tersebut bekerja secara optimal.
Gambar 4.12 Scaffolding4.3.5. Mollen (Concrete Mixer)Alat ini
digunakan untuk mengaduk campuran spesi dan beton sehingga
menghasilkan adukan yang plastis serta homogen. Concrete mixer
digunakan untuk membuat spesi (pekerjaan pasangan). Selain itu juga
digunakan untuk pembuatan mortar. Tujuan mortar adalah untuk
memperlancar concrete pump sebelum adukan dipompakan ke atas. Alat
ini dapat menghasilkan mutu beton atau pasangan yang lebih baik
dibandingkan dengan hanya menggunakan tenaga manusia.
Gambar 4.13 Mollen4.3.6. Truck MixerTruck Mixer adalah kendaraan
yang pada bagian belakangnya dilengkapi tabung sebagai tempat
campuran beton. Tabung tersebut dilengkapi dengan bilah-bilah
pengaduk didalamnya, dan selama pengangkutan ketempat lokasi proyek
harus selalu berputar searah jarum jam. Perputaran ini dimaksudkan
agar tidak terjadi pengerasan atau pemisahan agregat sehingga
adukan beton tetap homogen, dengan demikian mutu beton dapat selalu
terjaga sesuai kebutuhan.Tenaga gerak yang memutar tabung diperoleh
dari mesin tersendiri yang terdapat pada truk tersebut. Agar tidak
terjadi pergeseran sisa beton didalam Truck Mixer ini, maka setelah
dipakai untuk mengangkut campuran beton, molen atau tabungnya harus
dibersihkan, yaitu disemprot dengan air.
Gambar 4.14 Truck Mixer4.3.7. Dump TruckDump Truck adalah alat
yang dapat memimdahkan material pada jarak menengah sampai jarak
jauh (500 up). Dump Truck dibagi dua golongan menurut muatannya :
On High Way Dump Truck, muatan < 20 m3 (Dump Truck Kecil) Off
High Way Dump Truck, muatan > 20 m3 (Dump Truck Besar) Umumnya
dikenal tiga macam Dump Truck : Side Dump Truck (Penumpahan ke
samping) Rear Dump Truck (Penumpahan ke belakang) Rear and Side
Dump Truck(Penumpahan ke belakang dan ke samping)
Gambar 4.15 Dump truck (Rear dump truck)4.3.8. Water PumpWater
pump atau pompa air digunakan pada saat pekerjaan penyedotan air
tanah. Water pump bekerja dengan tenaga mesin diesel. Selain itu
water pump juga digunakan untuk memompa air dari sumur untuk
pekerjaan pembuatan campuran spesi, memompa air untuk pembersihan
permukaan bekisting. Pompa air ini digunakan untuk pengadaan air
bersih diproyek, baik untuk pelaksanaan maupun kebutuhan
sehari-hari.
Gambar 4.16 Water pump4.3.9. BackhoeBackhoe adalah suatu alat
berat yang diperuntukkan memindahkan suatu material, sehingga dapat
meringankan pekerjaan yang berat apabila dilakukan dengan tenaga
manusia.Dan juga untuk mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat
menghemat waktu.Pengoperasian backhoe umumnya untuk penggalian
saluran, terowongan atau basement. Backhoe terdiri dari alat
penggerak yang dapat berupa crawler atau ban, boom, strick dan
bucket. Backhoe beroda biasanya tidak digunakan untuk penggalian
tetapi lebih sering digunakan untuk pekerjaan lainnya. Pemilihan
kapasitas bucket harus sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan.
Gambar 4.17 Backhoe4.3.10. Lampu HalogenAlat ini digunakan untuk
penerangan pekerjaan di malam hari, misal karena pekerjaan
mengalami keterlambatan maka dikerjaan pekerjaan lemburan pada
malam hari dan juga waktu pekerjaan pengecoran yang sering
dilakukan pada malam hari.
Gambar 4.18 Lampu halogen
4.3.11. TheodolitAlat ini digunakan untuk pengukuran sudut yaitu
mendatar yang dinamakan sudut horizontal dan sudut tegak yang
dinamakan sudut vertical. Dimana sudut-sudut tersebut berperan
dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah
titik lapangan.
Gambar 4.19 Theodolit4.3.12. Mesin LasAlat ini digunakan untuk
menyambung logam dengan menggunakan nyala busur listrik yang
diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektroda menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.
Gambar 4.20 Mesin las4.3.13. Mobile CraneMobile crane merupakan
sejenis excavator yang digunakan untuk mengangkat material
bangunan, seperti halnya besi tulangan, batu bata, dan
material-material bangunan lainnya. Mobile crane berbeda dengan
tower crane, mobile crane bersifat moving (dapat berpindah tempat)
sedangkan tower crane bersifat tetap.
Gambar 4.21 Mobile crane
4.3.14. Concrete PumpConcrete Pump adalah truck yang dipakai
untuk penyaluran beton cor dari mixer truck ke objek yang akan di
cor.
Gambar 4.23 Concrete pump
Politeknik Negeri SemarangJurusan Teknik SipilProdi Perbaikan
dan Perawatan Gedung IV-17