IDENTITAS Nama
: Ny. D Jenis kelamin
: Perempuan Umur
: 21 tahun Alamat
: Pulo Gadung, Jakarta Status
: Belum Menikah Agama
: Islam Tanggal Pemeriksaan: 6 April 2015ANAMNESIS
(autoanamnesis)Keluhan utama:
Keluhan Utama: Gatal dikaki kanan sejak 1 bulan yang laluRiwayat
Penyakit Sekarang :Pasien mengeluh gatal pada kaki kanan sejak 1
bulan yang lalu, semakin lama gatal semakin meningkat disertai ruam
kemerahan, kemudian pasien menggaruknya dan menimbulkan luka, luka
semakin melebar dan menebal, gatal dirasakan terus sepanjang hari
dan meningkat di malam hari. Karna luka gatal yang sekarang
disertai rasa nyeri dan basah
Riwayat Penyakit Dahulu : 3 tahun lalu pasien pernah mengalami
gejala serupa namun dengan luka yang lebih kecil, pasien berobat ke
dokter dan kemudian membaik Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada
yang memiliki gejala serupa di keluarga
Riwayat Pengobatan: 1 tahun yang lalu pasien pernah berobat ke
dokter kulit untuk keluhan serupa, pasien mengaku diberikan obat
minum dan obat racik salap, ada perbaikan 1 bulan yang lalu gejala
serupa timbul kembali dan semakin memburuk, pasien ke dokter lalu
diberikan salep dan tidak ada perbaikan
Riwayat Alergi: Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat,
makanan, sabun maupun debuPEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: tampak sakit ringan Kesadaran
: komposmentis Tekanan darah120/80 mmHg
Nadi84 x/menit
Respirasi 20 x/menit
Suhu36,5C
Status Generalis:Kepala Rambut: alopesia (-)
Mata: konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik
Hidung: sekret (-)
Mulut: hiperemis (-), mukosa bukal basah, erosi (-)
Gigi: karies (-), luka (-)
Leher KGB: tidak teraba membesar, massa (-)
Thoraks Bentuk dan gerak simetris
Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-BJ murni reguler, murmur
(-)
Abdomen Datar, lembut, BU (+) normal
Ekstremitas Deformitas (-), udem (-), sianosis (-)
Kulit: lihat status dermatologikus
Status Dermatologikus:
Pada regio tibialis sisi ekstensor 1/3 distal dekstra terdapat
lesi dengan ukuran numular disertai papul linear hiperpigmentasi
dengan ukuran miliar, dengan permukaan ditutupi eksudat bening dan
papul eritematous disekitarnya, berbatas tegas
RESUME
Wanita 21tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gatal pada
kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu, gatal semakin meningkat
disertai ruam kemerahan, pasien sering menggaruk dan menimbulkan
luka, luka semakin melebar dan menebal serta basah dan menimbulkan
rasa nyeri. 3 tahun yang lalu pasien pernah mengalami gejala serupa
dan berobat ke dokter dan diberikan obat minum serta obat racik
salap, ada perbaikan. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum dan
status generalisata dalam batas normal Status dermatologikus: Pada
regio tibialis sisi ekstensor 1/3 distal dekstra terdapat lesi
dengan ukuran numular disertai papul linear hiperpigmentasi dengan
ukuran miliar, dengan permukaan ditutupi eksudat bening dan papul
eritematous disekitarnyaDIAGNOSIS KERJA
Dermatitis NumularisPENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :
Mencegah garukan dan menjaga hidrasi kulit agar tidak kering
Menjaga kebersihan personal Mencegah keadaan stress
emosionalMedikamentosa : Kompres dengan larutan NaCl 0.9% dan kassa
3x sehari Lyncomysin 3x 500mg sehari Cetirizine tablet 1x10mg
sehari Emolien DERMATITIS NUMULARIS
I. PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan
mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif
dan menjadi kronis. Nama lain dari dermatitis numular adalah ekzem
diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis. Terdapat
beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan,
penyebab, usia, faktor konstitusi.
Dermatitis numular merupakan suatu peradangan yang berupa lesi
berbentuk uang logam atau agak lonjong, disertai rasa gatal,
beratas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel yang biasanya
mudah pecah sehingga basah (oozing)EPIDEMIOLOGI
Dermatitis numular angka kejadiannya pada usia dewasa lebih
sering pada laki-laki dibandingkan wanita, onsetnya pada usia
antara 15-25tahun dan 55- 65 tahun. Penyakit ini jarang pada
anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari
466 anak yang menderita dermatitis numular dan frekuensinya
cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.
II. ETIOLOGI
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian
banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai
predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi.
Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai penyebab langsung
melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya
secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya
tekanan emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak
dengan bahan kimia mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis
numular, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Penyakit ini
umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan
dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering
dalam sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini.
III. PATOFISIOLOGI
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada
epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi
dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit
yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan
gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi
terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan
dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih
tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus
alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan
peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh
bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular
terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran
mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan
jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak
mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis.
Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang
menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik
dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan
mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis
dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan
hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya
dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers
dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa
kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah
lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P
dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi
dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numular.
Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga
memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa
adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular
menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya
kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini
dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses
inflamasi.IV. GEJALA KLINIS
Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal
dengan lesi akut berupa papulovesikel (0,3-1cm), kemudian membesar
dengan caraberkonfluens dan meluas ke samping membentuk 1 lesi
seperti uang logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas
tegas, lambat laun vesikel pecah menjadi eksudasi, kemudian
mengering menjadi krusta kekuningan atau kehitaman. Ukuran garis
tengah lesi dapat mencapai 5cm, penyembuhan dimulai dari tengah
sehingga terkesan menyerupai lesi dermatomikosis, lesi lama berupa
likenifikasi dan skuama. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula
banyak dan tersebar, bisa bilateral ataupun unilateral dengan
ukuran bervariasi, mulai dari miliar, numular bahkan plakat (jarang
lebih dari 10cm) Dermatitis numularis cenderung hilang timbul,
adapula yang terus menerus, kecuali dalam periode pengobatan. Bila
terjadi dalam kekambuhan umumnya akan timbul ditempat semula, lesi
dapat juga terjadi pada tempat yang mengalami trauma Tempat
Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan termasuk punggung tangan
Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis
numular yaitu; 1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.
Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi
atau punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak
tunggal yang terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia atau
iritan. Lesi ini jarang meluas.
2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.
Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada
sebagian kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun
gigitan serangga. Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan
eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous
dan berkrusta, dapat meluas disertai papul-papul dan vesikel yang
tersebar. Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan
pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk
lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan
batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di
tungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan dan
sering ke badan.
3. Dermatitis numular bentuk kering.
Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular
umumnya karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan
multipel pada tungkai atas dan bawah serta beberapa papul dan
vesikel kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada
telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali
dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun
dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.HISTOPATOLOGI
Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal,
sebukan sel radang, dan makrofag di pembuluh darah Pada lesi kronis
ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis
Dermis bagian atas fibrosisV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik
pada dermatitis numularis. Untuk membedakannya dengan penyakit
lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan patch test dan
prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH
untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai
gambaran penyembuhan di tengah. PENATALAKSANAANNonmedika mentosa :
Menjaga kebersihan personal Menggunakan sabun dengan kelembaban
tinggi Cegah garukan Menjaga hidrasi kulit agar tidak kering dengan
memberi pelembab atau emolienMedika mentosa : (Topikal)
Kortikosteroid potensi sedang-kuat tergantung berat penyakit,
contoh: Betamethasone dipropionate 0.05% Inhibitor kalsineurin :
takrolimus dan pimekrolimus Preparat ter Emolien untuk xerosis Bila
akut dan eksudatif dikompres dengan NaCl 0.9% Bila infeksi sekunder
oleh bakteri berikan antibiotik Sistemik :
Untuk pruritus, dapat diberikan anti-histamin H-1,
contoh : loratadine, cetirizine, hidroksisin
Pemberian sistemik glukokortikoid diberikan pada kasus yang
berat, kasus refrakter & diberikan dalam jangka pendek.
Antibiotik yang sesuai bila terjadi infeksi sekunder Bila penyakit
berat dan luas bisa dilakukan fototerapiVI. PROGNOSIS
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama
berbagai interval sampai 2 tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25%
pernah sembuh dan kambuh kembali, 53% tidak pernah bebas dari lesi
kecuali masih dalam masa pengobatan, VII. KESIMPULANDermatitis
adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) membentuk uang logam
dan keluhan gatal, papul vesikel mudah pecah sehingga eksudatif.
Bentuk dermatitis ini sering mengenai remaja, dewasa muda dan umur
yang lebih tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat
dermatitis atopi. Penyebabnya tidak diketahui. Bentuk-bentuk
infeksi lainnya pada dermatitis, seperti adanya kolonisasi
Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat kondisi
penyakitnya walau tidak tampak pada gejala klinis. Umumnya
prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh, tapi
sering juga terjadi kekambuhan.DAFTAR PUSTAKA
Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff KK, Frredberg IM and Austen KF
(eds). 2008. Dermatology in General Medicine, 7th edition. New York
: McGraw Hill-Inc. Ilmu Penyakit Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta :
Balai Penerbitan FKUI. 2009 Atlas Penyakit Kulit Kelamin. Edisi
Kedua. Surabaya : Airlangga University Press. 2011LAPORAN KASUS
DERMATITIS NUMULARIS
Disusun Oleh :Winda Frans Pattyranie
2009730055Pembimbing :
dr. Fisalma Mansjoer, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. karena rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul Dermatitis Numularis untuk memenuhi tugas kepaniteraan
klinik Stase Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSIJCP FKK
UMJ.Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad S.A.W., yang telah membimbing kita ke zaman yang
penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Terima kasih kami
ucapkan kepada dr.Fisalma Mansjoer,Sp.KK selaku dosen pendamping,
yang telah mendukung dan membimbing kami sehingga Laporan Kasus ini
dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam Laporan
Kasus ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar Laporan Kasus ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis mengharapkan semoga Laporan Kasus ini dapat memberikan
manfaat demi kemashlahatan umat dan memberikan sumbangsih bagi
perkembangan dunia kedokteran. Amin ya robbal alamin
Wassalamu alaikum wr.wb. Jakarta, Oktober April 2015