BAB I PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsional otak baik fokal atau global, dengan gejala yang berlangsung dalam 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Makin tua umur, resiko terkena stroke semakin besar. 1 Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah kejadian pada kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif. Dalam laporan Konferensi Ahli Saraf Internasional di Inggris, diduga terdapat lebih dari 1.000 penderita stroke yang berusia kurang dari 30 tahun setiap tahunnya. Dampak yang ditimbulkan oleh stroke yang menimpa usia produktif ini, lebih berat efek psikologisnya baik untuk penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Mereka sebagian besar adalah pencari nafkah untuk keluarga. Hal ini berakibat 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsional otak baik fokal
atau global, dengan gejala yang berlangsung dalam 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun.
Makin tua umur, resiko terkena stroke semakin besar.1
Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
jumlah kejadian pada kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif.
Dalam laporan Konferensi Ahli Saraf Internasional di Inggris, diduga terdapat lebih
dari 1.000 penderita stroke yang berusia kurang dari 30 tahun setiap tahunnya.
Dampak yang ditimbulkan oleh stroke yang menimpa usia produktif ini, lebih berat
efek psikologisnya baik untuk penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Mereka
sebagian besar adalah pencari nafkah untuk keluarga. Hal ini berakibat terhadap
menurunnya tingkat produktivitas dan terganggunya sosial ekonomi keluarga.2
Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya stroke non-hemoragik, antara lain
usia lanjut, hipertensi, DM, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, merokok dan
kelainan pembuluh darah otak. Menurut WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia
sudah terkena stroke tahun 2011. Dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal
dunia. Hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia. Di Indonesia
penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Sebanyak 28,5%
penderita meninggal dunia dan sisanya menderita kelumpuhan sebagian atau total.
Hanya 15% saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan.3
1
Berdasarkan patofisiologi stroke terdiri dari stroke non hemoragik dan stroke
hemoragik. Stroke non hemoragik adalah tipe stroke yang paling sering terjadi,
hampir 80% dari semua stroke. Disebabkan oleh gumpalan atau sumbatan lain pada
arteri yang mengalir ke otak. Pada penderita terdapat kelemahan anggota gerak, dan
parese nervus VII dan XII yang mengarah pada stroke non hemoragik. Sehingga
diperlukan penanganan segera untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.3
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah otak
bergantung pada berat ringannya gangguan dan lokasi. Gejala utama stroke non
hemoragik ialah timbulnya defisit neurologik secara mendadak, didahului gejala
prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun tidur dan kesadaran biasanya tidak
menurun.4
Perlu penanganan yang tepat untuk pasien – pasien dengan stroke. Apalagi
secara khusus untuk mereka yang masih dalam usia produktif dan menjadi tulang
punggung keluarga. Selain penatalaksanaan medikamentosa (fase akut), perlu juga
diperhatikan untuk penanganan melalui rehabilitasi (fase pasca akut).5
Rehabilitasi merupakan lapangan spesialisasi ilmu kedokteran baru, berhubungan
dengan penanganan secara menyeluruh dari pasien yang mengalami gangguan fungsi
atau cedera (impairment), kehilangan fungsi (disability) yang berasal dari susunan
otot tulang (muskuloskletal), susunan saraf (neuromuskular), susunan jantung dan
paru (kardiovaskuler), serta gangguan mental, sosial dan kekaryaan yang menyertai
kecacatan tersebut.6
Dengan pelayanan rehabilitasi yang tepat, maka 80% pasien dapat berjalan tanpa
bantuan, 70% dapat menguasai (melakukan) aktivitas mengurus diri sendiri dan 30%
dapat kembali bekerja.6
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Definisi Stroke
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal atau global, dengan gejala yang berlangsung dalam 24 jam atau
lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.1
2. Epidemiologi
Berdasarkan data WHO, setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh
dunia menderita stroke, dimana jumlah kematian ditemukan sebanyak 5 juta orang
dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen.2
Stroke menjadi penyebab utama kecacatan di negara-negara maju. Di
Belanda, stroke menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kecatatan pada usia
produktif. Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics), stroke
menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan
kanker.3
Stroke kini tidak hanya menyerang negara-negara maju seperti Amerika dan
Belanda, namun juga menyerang negara berkembang termasuk Indonesia karena
perubahan tingkah laku dan pola hidup masyarakat. Stroke menempati urutan pertama
sebagai penyebab kematian utama semua usia di Indonesia. Diperkirakan setiap tahun
sekitar 500.000 orang penduduk Indonesia terkena serangan stroke, dan sekitar 25%
atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat berat ataupun ringan.
Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam
3
(16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000
penduduk).7
4. Klasifikasi Stroke.8
Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:
a. Stroke non-hemoragik yaitu tersumbatnya
pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80%
stroke adalah stroke non hemoragik. Stroke non
hemoragik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
i. Transient Ischemic Attack (TIA)
ii. Trombosis serebri
iii. Emboli serebri
b. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke hemoragik ada 3 jenis, yaitu:
i. Hemoragik Intraserebral yaitu perdarahan yang terjadi di dalam
jaringan otak
ii. Hemoragik Subaraknoid yaitu perdarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak)
iii. Hemoragik subdural yaitu perdarahan yang terjadi akibat robeknya
araknoidea
5. Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu.9
4
a. Serangan iskemik sepintas atau TIA merupakan bentuk gejala neurologik
yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam
waktu 24 jam
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) adalah gejala neurologik yang
timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tetapi tidak
lebih dari seminggu
c. Progressing stroke atau stroke in evolution adalah gejala neurologik yang
berat
d. Completed stroke adalah gejala klinis yang telah menetap
6. Berdasarkan sistem pembuluh darah.9
Terdiri dari:
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebrobasiler.
Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis yang
terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke bagian depan
otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua adalah
vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut sebagai
- N. Hipoglossus : Paresis N.XII Dextra (sentral).
Status Motorik
PemeriksaanEkstremitas Superior Ekstremitas Inferior
D S D S
Gerakan hemiparesis N hemiparesis N
Kekuatan
Otot0/0/0/0
Kesan
3/3/3/30/0/0/0
Kesan
3/3/3/3
Tonus otot ↓ N ↓ N
Atrofi - - - -
Refleks
Fisiologis+ ++ + ++
Refleks
Patologis- - - -
Sensibilitas
Protopatik
Proprioseptik
hemihipestesi
hemihipestesi
2
2
hemihipestesi
hemihipestesi
2
2
17
Status Otonom
Tidak ada gangguan BAB dan BAK.
Lab Darah (17/0/2014)
No. Parameter Hasil Satuan Normal
1 MCV 79,2 80-100
2 MCH 28,9 po 27-35
3 MCHC 36,5 g/dl 30-40
4 Leukosit 6.800 /uL 4.000-10.000
5 Eritrosit 4,99 10ˆ6/uL 4,25-5,40
6 Hemoglobin 14,4 g/dL 12,0-16,0
7 Hematokrit 39,5 % 37,0-47,0
8 Trombosit 135 103/uL 150-450
9 Natrium 141 mmol/L 135-153
10 Kalium 3,27 mmol/L 3-5
11 Chlorida 106,1 mmol/L 98-109
12 GDP 92 mg/dL 70-125
13 Ureum 25 mg/dL 20-40
14 Creatinin 0,9 mg/dL 1,6-1,1
17 Kolesterol Tot 271 mg/dL 160-200
18 HDL/LDL 35/200 mg/dL 0-40/0-150
19 Trigliserida 182 mg/dL 30-190
Indeks Barthel
18
Aktivitas Tingkat Kemandirian N = Nilai
ABladder
Kontinensia, tanpa memakai alat bantu 1010Kadang-kadang ngompol 5
Inkontinensia urin 0
BBowel
Kontinensia, memasang enema, suppositoria tanpa dibantu 1010Dibantu 5
Inkontinensia alvi 0
CToileting
Tanpa dibantu (buka/pakai baju, bersihkan dubur tidak mencemari baju). Boleh berpegangan pada bar dinding benda, memakai bad pen, dapat meletakkan di kursi & membersihkan, dibantu hanya salah satu kegiatan di atas.
105
Dibantu 5
DGrooming
Tanpa dibantu cuci muka, menyisir, hias, gosok gigi termasuk persiapan alat2 tersebut.
105
Dibantu 5
EDressing
Tanpa dibantu buka/pakai, resleting, ikat tali sepatu, termasuk pakaian khusus, boleh pakaian yang disesuaikan keadaan, mis. Kancing depan. Dibantu sebagian minimal, setangah tidak dibantu.
105
Dibantu 5
FFeeding
Tanpa dibantu memakan makanan normal lengkap 10
10Memakai alat-alat makanan. Dibantu sebagian hasil memotong, memoles mentega.
5
Dibantu 0
GTransfer
Dari kursi roda ke tempat duduk/sebaliknya termasuk duduk dan berbaring tanpa dibantu.
15
15Bantuan minor secara fisik atau verbal pada langkah2 diatas. 10Bantuan mayor secara fisik (1/2 org terlatih), tetapi dapat duduk/dgn tanpadibantu.
5
Tidak dapat duduk berpindah (sitting balance) 0
HMobility
Berjalan 16 m (50 yard) ditempat datar, boleh dengan alat bantu kecuali rolling walker. Mengayuh kursi roda 16 m, berkeliling, berputar, berjalan tanpa dibantu.
15
15Menguasai alat bantuannya, berjalan dengan bantuan minor fisik/verbal. Memakai kursi roda dengan di bantu.
10
Imobile 5
IStairs
Tanpa dibantu 105Dibantu secara fisik/verbal 5
Tidak dibantu 0
JBathing
Tanpa dibantu berendam, memakai pancuran 50
Dibantu 0
Total 100 80
Nilai Interpretasi :
0-20 disabilitas total
25-45 disabilitas berat
50-75 disabilitas sedang
19
80-90 disabilitas ringan
100 mandiri
Pemeriksaan Status Mini Mental State
Aspek Pemeriksaan Normal = Nilai
Kognitif Sekarang ini (tahun, musim, bulan, tanggal, hari) apa ? 5 5