KKS IL. PENY. DALAM RS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb BAB I PENDAHULUAN Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran penceranaan, khususnya lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian tengah keatas.Rasa nyeri tidak menentu, kadang menetap atau kambuh. Dispepsia umumnya dideritaoleh kaum produktif dan kebanyakan penyebabnya adalah pola atau gaya hiudup tidak sehat. Gejalanya pun bervariasi mulai dari nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di uluhati, sebah, sendawa yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan diare dengan segala komplikasinya. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengleuaran asamlambung berlebih, pertahanan dindins lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil, gangguan gerakansaluran pencernaan, dan stress psikologis (Ariyanto, 2007). Terkadang dispepsia dapat menjadi tanda dari masalah serius, contohnya penyakit ulkuslambung yang parah. Tak jarang, dispepsia disebabkan karena kanker lambung, sehinggaharus diatasi dengan serius. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bilaterdapat salah satu dari tanda ini, yaitu : 1. Usia 50 tahun keatas 2. Kehilangan berat badan tanpadisengaja 3. Kesulitan menelan 4. Terkadang mual-muntah 5. Buang air besar tidak lancar 6. Merasa penuh di daerah p e r u t (Bazaldua,et al, 1999) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
BAB IPENDAHULUAN
Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran penceranaan, khususnya lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian tengah keatas.Rasa nyeri tidak menentu, kadang menetap atau kambuh. Dispepsia umumnya dideritaoleh kaum produktif dan kebanyakan penyebabnya adalah pola atau gaya hiudup tidak sehat. Gejalanya pun bervariasi mulai dari nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di uluhati, sebah, sendawa yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan diare dengan segala komplikasinya.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya dispepsia, yaitu pengleuaran asamlambung berlebih, pertahanan dindins lambung yang lemah, infeksi Helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung dalam jumlah kecil, gangguan gerakansaluran pencernaan, dan stress psikologis (Ariyanto, 2007).
Terkadang dispepsia dapat menjadi tanda dari masalah serius, contohnya penyakit ulkuslambung yang parah. Tak jarang, dispepsia disebabkan karena kanker lambung, sehinggaharus diatasi dengan serius. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bilaterdapat salah satu dari tanda ini, yaitu :
1 . U s i a 5 0 t a h u n k e a t a s2 . K e h i l a n g a n b e r a t b a d a n t a n p a d i s e n g a j a3 . K e s u l i t a n m e n e l a n4 . T e r k a d a n g m u a l - m u n t a h5 . B u a n g a i r b e s a r t i d a k l a n c a r 6 . M e r a s a p e n u h d i d a e r a h p e r u t (Bazaldua,et al, 1999)
Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan dispepsianonorganik atau dispesia fungsional. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usiamuda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun (Richter cit Hadi, 2002). Dispepsia dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui secara jelas. Dispepsia fungsional atau dispepsia non-organik, merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan.
1
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. DISPEPSIA
1. DefenisiDispepsia berasal dari bahasa Yunani "δυς-" (Dys-), berarti sulit , dan
"πέψη" ( Pepse), berarti pencernaan N.Talley, (et al 2005). Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap ataumengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas didada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia.Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :1) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan
organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyataterhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
2) Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertaikelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).
Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas ataudada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasaterbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik priamaupun wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapawaktu (Bazaldua,et al, 1999).
2. EtiologiSeringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit
acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus(saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal inimenyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.Penyebab dispepsia secara rinci adalah:
a . M e n e l a n u d a r a ( aerofagi).b. Regurgitasi(alir balik, refluks) asam dari lambung.c . I r i t a s i l a m b u n g gastritis).
2
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis.e . K a n k e r l a m b u n gf . P e r a d a n g a n k a n d u n g e m p e d u ( kolesistitis)g. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu
dan produknya)h . K e l a i n a n g e r a k a n u s u si . S t r e s s p s iko l og i s , kece mas an , a t au dep re s ij . I n f eks i Helicobacter pylory.
3. Manifestasi klinisKlasifikasi klinis praktis, di dasarkan atas keluhan/gejala yang dominan,
membagi dispepsia menjadi tiga tipe :a . Di spe ps i a dengan ke luhan s epe r t i u lkus ( ulkus-like
dyspepsia), dengan gejala : Nyeri epigastrium terlokalisasi Nyeri hilang setelah pemberian antacid ataupun setelah makan. Nyeri saat lapat Nyeri episodic
b . Di spe ps i a de ngan ge j a l a s epe r t i d i s mo t i l i t a s ( dysmotility-like dyspesia), dengan gejala :
Mudah kenyang Perut cepat terasa penuh saat makan Mual Muntah Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas) Rasa tak nyaman bertambah saat makan
c. Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi responterhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
4. PatofisiologiPerubahan pola makan yang tidak teratur, obat – obatan yang tidak
jelas, z a t - z a t s e p e r t i n i k o t i n d a n a l k o h o l s e r t a a d a n y a k o n d i s i k e j i w a a n s t r e s , p e m a s u k a n m a k a n a n m e n j a d i k u r a n g s e h i n g g a l a m b u n g a k a n k o s o n g , kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan an t a r a d i nd ing – d ind i ng l ambung ,kond i s i demi k ian da pa t me ngak iba tkan peningkatan produksi HCL
3
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
5. KomplikasiP ende r i t a s ind rom a d i s peps i a se l ama be r t ahun - t a hun
dapa t me mic u a danya komplikasi yang tidak ringan. Salah satunya komplikasi dispepsia yaitu l uka d i d ind ing l am bung ya ng da l am a t a u me l eba r t e rgan tung be ra pa l a ma lambung terpapar oleh asam lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus terjadi l uka akan s em ak in da l am da n dapa t m en im bu lkan kom pl ikas i penda ra han s a l u r a n c e r n a y a n g d i t a n d a i d e n g a n t e r j a d i n y a m u n t a h d a r a h , d i m a n a merupakan pertanda yang timbul belakangan. Awalnya penderita pasti akan mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih dulu yang artinya sudaha d a p e r d a r a h a n a w a l . T a p i k o m p l i k a s i y a n g p a l i n g d i k u a t i r k a n a d a l a h t e r j ad inya kanke r l am bung yang me ngha ruska n pende r i t anya m e la kukan operasi.
6. Pemeriksaan PenunjangP em er ik sa an pen un jang ha r us b i a s men y ingk i rka n
ke l a in an se r i u s , t e ru t am a ka n ke r l am bun g , s ek a l i gus men ega kka n d i a gno s i s b i l a m un gk in . Sebagian pasien memiliki resiko kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi empiris tanpa endoskopi.
a. Tes DarahHitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan k e l a i n a n s e r i u s . H a s i l t e s s e r o l o g i p o s i t i f u n t u k Helicobacter pylori menun j ukkan u l kus pep t i kum namun be lum me ny ingk i rka n kegana san saluran pencernaan.
b. EndoskopiE n d o s k o p i a d a l a h p e m e r i k s a a n
t e r b a i k m a s a k i n i u n t u k menyingkirkan kausa organic pada pasien dispepsia. Namun, pemeriksaan H . py lo r i merupa kan pe ndeka t a n be rma nfaa t pa da penanga nan kas us dispepsia baru. Pemeriksaan endoskopi diindikasikan terutama pada pasien dengan keluhan yang muncul pertama kali pada usia tua atau pasien dengan t a n d a a l a r m s e p e r t i p e n u r u n a n b e r a t b a d a n , m u n t a h , d i s f a g i a , a t a u perdarahan yang diduga sangat mungkin terdapat penyakit structural.
4
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
P e m e r i k s a a n e n d o s k o p i a d a l a h a m a n p a d a u s i a l a n j u t d e n g a n kemungkinan komplikasi serupa dengan pasien muda. Menurut Tytgat GNJ,endoskopi direkomendasikan sebagai investigasi pertama pada evaluasi pende r i t a d i s peps i a da n sanga t pen t ing un tuk da pa t mengk l a s i f i ka s i kan k e a d a a n p a s i e n a p a k a h d i s p e p s i a o r g a n i k a t a u f u n g s i o n a l . D e n g a n endos kop i dapa t d i l akukan b iops y mukos a un tuk menge tahu i keadaa n patologis mukosa lambung (Wibawa, I Dewa Nyoman, 2006).
c. DPL : Anemia mengarahkan keganasand . Di a n ju rka n un t uk m e l aku kan pemer i k sa a n
l abo ra to r ium t e rm as u k h i tung d a r a h l e n g k a p , l a j u e n d a p d a r a h , a m y l a s e , l i p a s e , p r o f i l k i m i a , d a n p e m e r i k s a a n o v u m d a n p a r a s i t p a d a t i n j a . J i k a t e r d a p a t e m e s i s a t a u pengeluaran darah lewat saluran cerna maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan barium pada saluran cerna bgian atas (Schwartz, M William,2004)
7. PenatalaksanaanPengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
A . A n t a s i d 2 0 - 1 5 0 m l / h a r iB . A n t i k o l i n e r g i kC. Antagonis reseptor H2D. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)E. SitoprotektifF . G o l o n g a n p r o k i n e t i kG. Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat
anti-depresi dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperticemas dan depresi (Sawaludin, 2005).
8. PencegahanModifikasi gaya hidup sangat berperan dalam mencegah terjadinya
dispepsia bahkanmemperbaiki kondisi lambung secara tidak langsung (Ariyanto, 2007).
Berikut ini adalah modifikasi gaya hidup yang dianjurkan untuk mengelola danmencegah timbulnya gangguan akibat dispepsia :
1) Atur pola makan seteratur mungkin2) Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan
isi lambung (coklat, keju, dan lain – lain).
5
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
3) Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis, kentang, melon, semangka, dll).
4) Hindari makanan yang terlalu pedas5) Hindari minuman denga kadar caffeine dan alcohol6) Bhindari faktor – faktor yang membuat penceernaan terganggu,
seoerti makan terlalu banyak, terutama makanan berat dan berminyak, makan terlalu cepat, atau makan sesaat sebelum olahraga.
7) Ikuti rekomendasi dokter mengenaipengobatan dyspepsia. Baik itu antacid, PPI, penghambat histamine-2-reseptor, dan obat motilitas.
.,
BAB III
6
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
PENUTUPA.Kesimpulan
Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiridari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung,rasa penuh atau cepat kenyang, dan sering bersendawa.
E t i o l o g i d a r i d i s p e p s i a k a r e n a k e l a i n a n o r g a n i k , y a i t u g a n g g u a n a t a u p e n y a k i t d a l a m l u m e n s a l u r a n c e r n a , o b a t -o b a t a n , P e n y a k i t p a d a h a t i , p a n k r e a s , m a u p u n p a d a s i s t e m b i l i e r s e p e r t i h e p a t i t i s , p a n k r e a t i t i s , kolesistitis kronik, serta penyakit sistemik
Manifestasi klinis dari dispepsia, yaitu:a. Nyeri perut (abdominal discomfort)b. Rasa perih di ulu hatic. Mual, kadang-kadang sampai muntahd. Nafsu makan berkurange. Rasa lekas kenyangf. Perut kembungg. Rasa panas di dada dan peruth. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).i.
Patofisiologi dari dispepsia yaitu adanya perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol sertaa d a n y a k o n d i s i k e j i w a a n s t r e s , p e m a s u k a n m a k a n a n m e n j a d i k u r a n g sehingga lambung akan kosong, dan mengakibatkan erosi pada lambung a k i b a t g e s e k a n a n t a r a d i n d i n g - d i n d i n g l a m b u n g , s e h i n g g a p e n i n g k a t a n produksi HCL akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, danrangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intaketidak adekuat baik makanan maupun cairan.
Komplikasi dari dispepsia yaitu luka di dinding lambung yang dalam ataumelebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung, dankanker lambung.
Pemeriksaan penunjang dari dispepsia yaitu dengan tes darah, endoskopi(esofago-gastro-duodenoskopi), D P L , E G D , s e r t a d i a n j u r k a n u n t u k melakukan pemeriksaan laboratorium termasuk hitung darah lengkap, laju e n d a p d a r a h , a m y l a s e , l i p a s e , p r o f i l k i m i a , d a n p e m e r i k s a a n o v u m d a n parasit pada tinja.
P e m e r i k s a a n p e n u n j a n g d a r i d i s p e p s i a y a i t u d i t u j u k a n u n t u k m e n c a r i kemungkinan adanya kelainan organik sebagai kausa dyspepsia.
7
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Diagnosa dari dispepsia, yaitu : Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
N u t r i s i k u r a n g d a r i k e b u t u h a n b e r h u b u n g a n d e n g a n r a s a t i d a k e n a k setelah makan, anoreksia.
P e r u b a h a n k e s e i m b a n g a n c a i r a n d a n e l e k t r o l i t b e r h u b u n g a n d e n g a n adanya mual, muntah.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
B . S a r a n1 . U n t u k I n s t i t u s i S e b a g a i s e k o l a h y a n g b e r g e r a k d i b i d a n g
k e s e h a t a n , h e n d a k n y a d a p a t m e m b e r i p e n d i d i k a n y a n g l e b i h b a i k l a g i k e p a d a s i s w a n y a d a l a m p r a k t i k p e l a y a n a n k e s e h a t a n d a n m e n y e d i a k a n b u k u - b u k u p e n u n j a n g sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan.
2 . U n t u k K e l u a r g a D a l a m p r o s e s a s u h a n k e p e r a w a t a n , s a n g a t d i p e r l u k a n k e r j a s a m a keluarga dan pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu untuk menentukan tindakan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.
8
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
DAFTAR PUSTAKA1. Mansjoer, Arif et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi Ketiga.
Jakarta : 488-491.
2. Bazaldua, O. V. et al. 2006. Dsypepsia. What it is and what to do about it. http://www.familydoctor.org/online/famdocen/home/common/digestive/dyspepsia.html, Desember 2006.
3. Ariyanto, W. L. 2007. Mencegah Gangguan Lambung. www.kiatsehat.com. 2007.
4. Bazaldua, OV et al.1999. Evaluation and Management of Dyspepsia. http://www.aafp.org/afp/991015ap/1773.html 15 oktober 1999
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
LAPORAN KASUSI. ANAMNESE PRIBADI
Nama :Susi Elyati
No R.M : 248880
Umur :38 Tahun
Jenis Klemain : Perempuan
Status Kawin : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Asrama Brigif
Suku : Jawa
Tanggal Masuk : 27 – 03 – 2012
II. ANAMNESE PENYAKIT
Keluhan Utama : Nyeri Ulu Hati
Anamnese : Os datang ke Rumkit Putri Hijau dengan keluhan nyeri ulu hati. Hal ini dialami Os semenjak ± 1bulan belakangan. Nyeri ulu hati biasanya timbul saat Os telat makan. Os juga mengaku megalami mual dan muntah apabila nyeri ulu hati nya timbul. Os juga mengaku Buang Air Besa (BAK) dan Buang Air Kecil (BAK) normal seperti biasa.
Riwayat Penyakit Terdahulu : -
Riwayat Pemakaian Obat : -
Riwayat Penyakit Keluarga : -
III. ANAMNESE UMUM
10
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Badan kurang enak : (+) Tidur terganggu : (+)
Merasa capek dan lemas : (+) BB turun : (+)
Merasa kurang sehat : (+) Malas : (-)
Mengigil : (-) Demam : (-)
Nafsu makan : (+) N Pusing : (-)
IV. ANAMNESE ORGAN
A. COR
Dyspnoe d’effort : (-)
Dyspnoe d’repos : (-)
Oedema : (-)
Nocturia : (-)
Cyanosis : (-)
Angina pectoris : (-)
Palpitasi cordis : (-)
Asma bronchial : (-)
B. SIRKULASI PERIFER
Claudicatio intermitten : (-)
Sakit waktu istirahat : (-)
Rasa mati ujung jari : (-)
Gangguan tropis : (-)
Kebas – kebas : (-)
C. TRAKTUS RESPIRATORIUS
11
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Batuk : (-)
Berdahak : (-)
Haemaptoe : (-)
Nyeri pada waktu bernafas : (-)
Stridor : (-)
Sesak nafas : (-)
Suara parau : (-)
Pernafasan cuping hidung : (-)
D. TRAKTUS DIGESTIVUS
1. Lambung
Sakit di epigastrium sebelum/sesudah makan : (+)
Anoreksia : (+)
Rasa panas di eigastrium : (+)
Mual – mual : (+)
Muntah : (+)
Dysphagi : (-)
Hematemesis : (-)
Foeter ex ore : (-)
Ructus : (+)
Pyrosis : (+)
Sendawa : (+)
2. Usus
12
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Sakit di abdomen : (+)
Melena : (-)
Barborygmi : (-)
Tenesmi : (-)
Defekasi : (-)
Flatulensi : (-)
Obstipasi : (-)
Hemorrhoid : (-)
Diare : (-)
3. Hati dan Saluran Empedu
Sakit perut kanan memancar ke : (-)
Asites : (-)
Kolik : (-)
Oedema : (-)
Ikterus : (-)
Berak dempul : (-)
Gatal – gatal di kulit : (-)
4. Ginjal dan Saluran Kencing
Muka sembab : (-)
Polyuria : (-)
Sakit pinggang : (-)
Oliguria : (-)
Kolik : (-)
13
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Anuria : (-)
Miksi : (-)
Polakisiura : (-)
5. Sendi
Sakit : (-)
Bengkak : (-)
Sendi kaku : (-)
Stand abnormal : (-)
Merah : (-)
Sakit digerakkan : (-)
6. Tulang
Sakit : (-)
Fraktur spotan : (-)
Bengkak : (-)
Deformasi : (-)
7. Otot
Sakit : (-)
Kejang – kejang : (-)
Kebas – kebas : (-)
Atrofi : (-)
8. Darah
14
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Sakit dimulut dan dilidah : (-)
Muka pucat : (-)
Mata berkunang – kunang : (-)
Bengkak : (-)
Pembengkakan kelenjar : (-)
Penyakit darah : (-)
Merah di kulit : (-)
Perdarahan subkutan : (-)
9. Endokrin
A. Pancreas
Polidipsi : (-)
Pruritus : (-)
Polifagi : (-)
Pyorrhea : (-)
Poliuri : (-)
B. Tiroid
Nervositas : (-)
Struma: (-)
Exofthalmus : (-)
Miksoderm : (-)
C. Hipofisis
15
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Akromegali : (-)
Distrofi adipos congenital : (-)
10. Fungsi Genital
Menarche : (+)
Siklus haid : (+)
Menopause : (-)
Libido : (+)
11. Susunan Saraf
Hipoastesia : (-)
Sakit kepala : (-)
Parastesia : (-)
Gerakan tics : (-)
12. Panca Indera
Penglihatan : (+)
Pengecapan : (+)
Pendengaran : (+)
Perasaan : (+)
Penciuman : (+)
13. Psikis
Mudah tersinggung : (-)
Pelupa : (-)
Takut : (-)
Lekas marah : (-)
16
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Gelisah : (-)
14. Keadaan Sosial
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hygiene : Baik
V. ANAMNESE PENYAKIT VENERIS
Bengkak kelenjar regional : (-)
Luka – luka di kemaluan : (-)
Pyuria : (-)
Bisul – bisul : (-)
VI. ANAMNESE INTOKSIKASI : (-)
VII. STATUS PRESENT
a. Keadaan umum Kesadaran : Compos Mentis RR : 20x/i Deskripsi : Komunikasi Baik HR : 80x/i TD :110/70 mmHg Temp : 35,6ºC
b. Keadaan penyakit Anemia : (-) Edema : (-) Ikterus : (-) Eritema : (-) Cyanosis : (-)
17
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Turgor : (-) Dyspnoe : (-) Gerakan aktif : (-)
c. Keadaan gizi Berat badan : 55 Kg Tinggi Badan : 160 Cm
d. Pemeriksaan fisik1. KEPALA
Pertumbuhan rambut : Dalam batas normal Sakit bila disentuh : (-) Perubahan lokal : (-)
a. Muka Sembab : (-) Ikterus : (-) Pucat : (-) Gangguan lokal : (-)
b. Mata Stand mata : Dalam batas normal Ikterus : (-) Gerakan mata : Dalam batas normal Anemia : (-) Exoftalmus : (-) Retraksi pupil : Isokor ka = ki Ptosis : (-) Gangguan lokal : (-)
c. Telinga Sekret : (-) Bentuk : Dalam batas normal Radang : (-) Atrofi : (-)
d. Hidung Sekret : (-) Benjolan : (-)
18
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Sirkulasi collateral : (-) Perkusi : (-)
b. Palpasi Defens muscular : (-) Nyeri tekan : (-) L/R/H : tidak teraba
c. Perkusi Pekak hati : (-) Pekak beralih : (-)
d. Auskultasi Peristaltik usus : peristaltik (+) normal
6. GENITALIA
Luka : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nanah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Cicatrix : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. EKSTREMITASa. Atas
Bengkak : (-) Refleks Merah : (-) Biceps : (+) Stand abnormal : (-) Triceps : (+) Gangguan fungsi : (-) Radioperiost : (+) Tes rumpelit : (-)
b. Bawah Merah : (-) Refleks Bengkak/oedema : (-) KPR : (+) Pucat : (-) APR : (+) Gangguan fungsi : (-) Strumple : (+) Varises : (-)
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 28 Maret 2012
21
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
PEMERIKSAAN DARAH RUTIN
- Hb : 13,1 gr% (12-16 gr%)
- Ht : 38,6 % (40-50%)
- Leukosit : 7.200/mm3 (4800-10.800/mm3)
- LED : 8 mm/jam (0-10 mm/jam)
- Trombosit : 211.000/mm3 (>150.000/mm3)
FAAL HATI
- Bilirubin total : 0,8mg/dl (0,3-1 mg/dl)
- Bilirubin direct : 0,2 mg/dl (<0,25 mg/dl)
- SGOT : 18 U/L (<40 U/L)
- SGPT : 14 U/L (<40 U/L)
LIPID PROFIL
- Cholestrol : 160 mg/dl ( <220 mg/dl)
- HDL Cholestrol : 35 mg/dl ( > 55 mg/dl)
- LDL Cholestrol : 117 mg/dl ( < 190 mg/dl)
- Triglyserid : 130 mg/dl ( 50 – 170 mg/dl)
FAAL GINJAL
- Ureum : 45 mg/dl ( 20 – 40 mg/dl)
- Creatinin : 0,7 mg/dl ( 0.6 – 1.1 mg/dl)
- Asam urat : 3,2mg/dl ( 3.4 – 7.0 mg/dl)
KARBOHIDRAT
- Glukosa Puasa : 83
22
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Tanggal 01 April 2012
WIDAL TEST
- O :1/40 1/80 1/320 1/80
- H : 1/80 1/80 1/80 1/80
Tanggal 02 April 2012
USG ABDDOMEN : saat ini tidak tampak kelainan
IX. RESUME
ANAMNESE
Keluhan Utama : Nyeri Ulu Hati
Anamnese : Os datang ke Rumkit Putri Hijau dengan keluhan nyeri ulu hati. Hal ini dialami Os semenjak ± 1bulan belakangan. Nyeri ulu hati biasanya timbul saat Os telat makan. Os juga mengaku megalami mual dan muntah apabila nyeri ulu hati nya timbul. Os juga mengaku Buang Air Besa (BAK) dan Buang Air Kecil (BAK) normal seperti biasa.
Riwayat Penyakit Terdahulu : -
Riwayat Pemakaian Obat : -
Riwayat Penyakit Keluarga : -
STATUS PRESENSE
Sensorium : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
HR : 80x/i
23
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
RR : 20x/i
Suhu : 35,6ºC
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : DBN
Mata : DBN
Leher : DBN
Thorax : DBN
Cor :
- HR : 80x/i
- Suara Katup : M1>M2, P1<P2, A2>A1, T1>T2
Abdomen :
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : L/H/R tidak teraba
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Peristaltik usus dijumpai
- Genitalis : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Dalam batas normal
DIAGNOSA SEMENTARA : DYSPEPSIA
TERAPI :
- IVFD RL 20 gtt
- Inj. Ranitidin / 12 jam
24
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
- Alprazolam 1 x 1
- Antasida 3 x 1
PEMERIKSAAN ANJURAN / USUL
- Darah rutin
- Hitung jenis leukosit
- LFT
- RFT
- KGD
- Lipid profile
- Widal test
- USG Abdomen
DAFTAR ABNORMALITAS
1. Nyeri ulu hati
2. Mual
3. Muntah
4. Trombositosis
DAFTAR MASALAH
1. DISPEPSIA
2. GASTRITIS
3. DEMAM TYPOID
25
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
X. PENYELESAIAN MASALAH
1. DISPEPSIA
a. Initial Plan Diagnosis (IPDX)
Pem. laboratorium : jenis sel darah merah dan pemriksaan darah dalam tinja.
Barium enema
Endoskopi
Pem Radiologi : OMD dengan kontras ganda
USG DAN CT - Scan
b. Initial Plan Therapy (IPT)
Antacid
Antikolinergik
Antagonis resptor H2
Penghambat pompa asam (Proton Pomp Inhibitor = PPI)
Sitoprotektif
Golongan prokinetik
c. Initial Plan Monitoring (IPM)
Vital sign
d. Initial Plan Advice (IPA)
Hindari faktor pencetus
26
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
2. GASTRITIS
a. Initial Plan Diagnosis (IPDX)
Pem. Darah : memeriksa adanya H. Pylori dalam darah
Pem. Pernafasan
Pem. Feses
Endoskopi
Foto rontgen
b. Initial Plan Therapy (IPT)
Antacid
Bismuth, Antibiotik
Penghambat pompa asam (Proton Pomp Inhibitor = PPI)
c. Initial Plan Monitoring (IPM)
Vital sign
d. Initial Plan Advice (IPA)
Hindari faktor pencetus
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
3. DEMAM TYPOID
a. Initial Plan Diagnosis (IPDX)
Pem. Laboratorium: Darah lengkap
Fungsi hati : SGOT,SGPT,Alkaline Phospate
27
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Serologi : Tes Widal, Tes Typhidot
Gall Culture
b. Initial Plan Therapy (IPT)
Antibiotik
Antipiretika
kortikosteroid
c. Initial Plan Monitoring (IPM)
Vital sign
d. Initial Plan Advice (IPA)
Hindari faktor pencetus
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
Menjaga kebersihan makanan dan lingkungan
28
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Follow Up Pasien
Tanggal 27 maret 2012S Nyeri ulu hati (+), lemas (+), mual (+), muntah (+)0 Sens : CM
TD : 110/70mmHgHR : 80 x/iRR : 20 x/iT : 35,60C
A Dispepsia
P Bedrest IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 1Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam
Tanggal 28 Maret 2012
S Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (+), lemas (+)O Sens : CM
TD : 100/70mmHgHR : 88 x/iRR : 24 x/iT : 36 0C
A DispepsiaP IVDF RL 20 gtt/i
Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam
29
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Omeprazole 2 x 1
Tanggal 29 Maret 2012S Nyeri ulu hati (+), muntah (+), mual (+), lemas (+), tidak bias
tidur (+)O Sens : CM
TD : 120/80 mmHgHR : 94 x/iRR : 24 x/iT : 36,8 0C
A Dispepsia
P IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam Omeprazole 2 x 1
Tanggal 30 Maret 2012S Muntah (+), nyeri ulu hati terasa panas (+)0 Sens : CM
TD : 130/80mmHgHR : 60 x/iRR : 20 x/iT : 37 0C
A Dispepsia
P IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam Omeprazole 2 x 1
T anggal 31 Maret 2012S Mengigil (+), nyeri ulu hati (+)O Sens : CM
TD : 100/70 mmHg
30
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
HR : 88 x/mRR : 24 x/mT : 36 °C
A DispepsiaP IVDF RL 20 gtt/i
Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam Omeprazole 2 x 1
Tanggal 01 April 2012
S Nyeri ulu hati (+), perut sakit (+)O Sens : CM
TD : 110/70 mmHgHR : 88 x/mRR : 24 x/mT : 36 0C
A Dispepsia
P IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam Omeprazole 2 x 1
Tanggal 02 April 2012
S Nyeri ulu hati (+), perut sakit (+)
O Sens : CM TD : 110/70 mmHgHR : 88 x/mRR : 24 x/mT : 36 °C
A Dispepsia
P IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 0,5
31
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam Omeprazole 2 x 1
Tanggal 03 April 2012
S Pusing (+), mual (+), nyeri ulu hati (+)O Sens : CM
TD : 100/70 mmHgHR : 72 x/mRR : 24 x/mT : 36,4 °C
A Dispepsia
P IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jam Omeprazole 2 x 1
Tanggal 04 April 2012
S Perut sakit (+), mual (+), nyeri ulu hati (+)
O Sens : CM TD : 110/80 mmHgHR : 80 x/mRR : 24 x/mT : 36°C
A Dispepsia
P IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jamCholaramphenicol 4 x 500 mgNeurodex 1 x 1 Omeprazole 2 x 1
Tanggal 05 April 2012
32
KKS IL. PENY. DALAMRS. Putri Hijau Ting. II Kes ii/bb
S Nyeri ulu hati (+), mual (+)
O Sens : CM TD : 110/80 mmHgHR : 80 x/mRR : 24 x/mT : 37°C
A Dispepsia
P IVDF RL 20 gtt/i Alprazolam 1 x 0,5Antasida 3 x 1Inj. Ranitidin / 12 jamCholaramphenicol 4 x 500 mgNeurodex 1 x 1 Omeprazole 2 x 1