BAB 1 PENDAHULUAN Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan non imunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen ataupun endogen. Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit ini. 3 Secara garis besar, dermatitis kontak ini diklasifikasikan menjadi dua bagian besar, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi, keduanya dapat bersifat akut dan kronis. Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi perandangan non- imunologik, jadi kerusakan kulit langsung tanpa didahului proses sensitasi. Sebaliknya, dermatitis kontak alergik terjadi seseorang yang telah mengalami sensitif terhadap suatu allergen. 7 Dari data yang didapatkan dari U.S. Bureau of Labour Statistic menunjukkan bahwa 249.000 kasus penyakit okupasional nonfatal pada tahun 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1PENDAHULUAN
Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan non
imunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen
ataupun endogen. Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik,
maupun biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit
ini.3
Secara garis besar, dermatitis kontak ini diklasifikasikan menjadi dua bagian
besar, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi, keduanya dapat
bersifat akut dan kronis. Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi perandangan
non-imunologik, jadi kerusakan kulit langsung tanpa didahului proses sensitasi.
Sebaliknya, dermatitis kontak alergik terjadi seseorang yang telah mengalami
sensitif terhadap suatu allergen.7
Dari data yang didapatkan dari U.S. Bureau of Labour Statistic
menunjukkan bahwa 249.000 kasus penyakit okupasional nonfatal pada tahun
2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6% (38.900 kasus) adalah penyakit kulit yang
merupakan penyebab kedua terbesar untuk semua penyakit okupational.3
Di Jerman, angka insiden DKI adalah 4,5 setiap 10.000 pekerja, dimana insiden
tertinggi ditemukan pada penata rambut (46,9 kasus per 10.000 pekerja setiap
tahunnya), tukang roti dan tukang masak.8. Di RSUP H. Adam Malik Medan,
selama tahun 2000 terdapat 731 pasien baru di poliklinik dimana 201 pasien
(27,50%) menderita dermatitis kontak. Dari bulan Januari hingga Juni 2001
terdapat 270 pasien dengan 64 pasien (23,70%) menderita dermatitis kontak.
1
2
Menurut Kurniati SC di RSUD Tangerang ( dari Oktober 1996 sampai
Oktober 1997 ), ditemukan 51 kasus penderita , 41,17% DKI dan 5,88% berupa
dermatitis akibat kerja. Kasus-kasus tersebut disebabkan pekerjaan mencuci,
yakni kontak langsung dengan sabun dan deterjen. Sedangkan dari tahun 1999 –
2001 di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo kasus DKI akibat deterjen pertahun
berkisar 9.09% hingga 20.95% dari seluruh dermatitis kontak.1
Zat yang menyebabkan DKI akut adalah zat yang cukup iritan untuk
menyebabkan kerusakan kulit bahkan dalam sekali pajanan. Zat-zat yang dapat
menyebabkan adalah asam pekat, basa pekat, cairan pelarut kuat, zat oksidator
dan reduktor kuat. Sedangkan pada DKI kronis kerusakan terjadi setelah beberapa
kali pajanan pada lokasi kulit yang sama, yaitu terhadap zat-zat iritan lemah
seperti: air, deterjen, zat pelarut lemah, minyak dan pelumas. Zat-zat ini tidak
cukup toksik untuk menimbulkan kerusakan kulit pada satu kali pajanan,
melainkan secara perlahan-lahan hingga pada sutau saat kerusakannya, mampu
menimbulkan inflamsi. Penyebab DKI kumulatif biasanya bersifat multifaktorial.1
Di Indonesia, tidak sulit mencari tempat-tempat pekerjaan yang memiliki
kontak dengan zat-zat yang menyebabkan DKI. Pengetahuan pekerja tentang
dermatitis kontak iritan dapat mempengaruhi sikap dan tindakan mereka terhadap
masalah kulit yang sering terjadi di antara pekerja.
3
BAB 2LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Aceh
Alamat : kec.tanah jambo aye, panton labu
Tanggal Pemeriksaan : 31 juli 2015
2.2 Anamnesis
2.2.1 Keluhan Utama
Pasien datang ke puskesmas tanah jambo aye dengan keluhan kulit gatal
dan kemerahan di kedua tangan
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan di ke 2 tangan terasa panas dan gatal sejak 1
hari yang lalu akibat terkena tumpahan oli rem motor dirumahnya, awalnya jari
tangan hanya terasa gatal, kemudian lama lama menjadi panas, berwarna
kemerahan, kemudian kulit jari dan tangannya mulai mengelupas menjadi kasar,
dan bersisik. Jari terasa perih jika terkena air. Os menyangkal memiliki riwayat
alergi sebelumnya. Os juga mengaku tidak mengkonsumsi obat apapun
sebelumnya.
4
2.2.6 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien diketahui ada riwayat tuberkulosis paru dan sudah
dinyatakan sembuh oleh dokter
2.2.7 Riwayat Keluarga
Os mengaku tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama.
2.2.8 Riwayat Penggunaan Obat
Os mengaku hanya pernah minum obat OAT dan sudah berhenti 1
tahun yang lalu. sebelum keluhan terjadi os mengaku tidak
meminum obat
riwayat penggunaan obat lain disangkal
2.3 Pemeriksaan Fisik
A. Status Present
1) Keadaan umum : sedang
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tekanan darah : 120/80 mmHg
4) Frekuensi Nadi : 88x/menit
5) Frekuensi Nafas : 22x/menit
6) Temperatur : 37,8 oC
B. Status General
1) Kulit
Status Dermatologis : Terdapat plak eritem, bentuk dan ukuran bervariasi,
bentuk tidak teratur, berbatas tidak tegas, tepi ireguler, distribusi terlokalisir
pada ke dua tangan ditutupi skuama kasar berwarna putih disertai beberapa
daerah terdapat fisura berwarna kemerahan.
5
2) Kepala
Bentuk : kesan normocephali
Wajah : simetris, deformitas (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),