MEMBUBUT
Tujuan praktikum :
1. Memahami tentang proses membubut
2. Mengetahui tentang cara kerja mesin bubut
3. Memahami fungsi dari mesin bubut
4. Melatih keterampilan dalam mengoprasikan mesin bubut
Dasar Teori :
Membubut merupakan proses mekanik dengan menggunakan mesin atau
alat yang dinamakan mesin bubut untuk pembentukan benda atau bahan
kerja dengan cara pemakanan bagian yang secara umum dalam bentuk
silinder. Faktor utama dalam membubut adalah :
1. Jenis bahan yang ingin di kerjakan
2. Luas penampang bahan atau ukuran benda kerja
3. Kecepatan potong dalam proses membubut
Dalam melakukan proses pembubutan, arah dan gerak potong sangat
berpengaruh, berikut macam macam gerak dalam membubut :
a. Gerakan berputar
Kecepatan putar bendakerja digerakan pada pahat, dan dinamakan
kecepatan pototng
b. Gerakan memanjang
Jika pemotongan arahnya sejajar dengan sumbu benda kerja,
gerakan ini dinamakan gerakan memanjang dan dinamakan
pemakaman.
c. Gerakan melintang
jika pemotongan itu arahnya tegak lurus terhadap sumbu benda
kerja, dinamakan gerakan melintang atau pemotongan permukaan.
Pada saat melakukan proses pembubutan faktor utama dalam
pembubutan adalah kecepatan potong, dan kecepatan potong ini
dipengaruhi oleh :
1. Kekuatan bahan yang dikerjakan
2. Tingkat kehalusan yang ingin dicapai
3. Bahan pahat yagn digunakan
4. Bentuk pahat yang digunakan
5. Keadaan mesin bubut
Dalam menentukan kecepatan potong dalam proses membubut adalah
dengan menggunakan rumus :
Ket : V = Kecepatan potong (m per menit)
= konstanta (22/7 atau 3,14)
d = diameter benda kerja (mm)
n = jumlah putaran per menitMakin besar diameter benda kerja
maka kecepatan potong akan semakin cepat. Kecepatan potong di
maksudkan untuk proses pmotongan secara terus menerus dalam
hitungan waktu 1 jam. Karena waktu 1 jam adalah waktu relatif
karena bisa kurang atau lebih dari 1 jam.
Alat praktikum :
1. Benda kerja (jenis bahan : St 36)
2. Mistar
3. Jangka sorong
4. Kacamata pelindung
5. Mesin bubut
6. Peralatan mesin bubut
Langkah kerja :
1) Mempersiapkan alat dan peralatan praktikum dan bahan yang
diperlukan, terutama mengaktifkan mesin bubut terlebih dahulu, dan
perlengkapan dari mesin bubut.
2) Terlebih dahulu mengukur diameter benda kerja dengan
menggunakan jangka sorong.
3) Menentukan kecepatan potong dari diameter yang sudah
diketahui dengan menggunakan rumus diatas.
~ Sebagai acuan, pada mesin bubut terdapat aturan penentuan
kecepatan putar pemotongan, sebagai berikut :
I6095145A
II225355535B
83513202000C
4) Memasangkan pisau potong (pahat) pada tempatnya dan
menempatkan atau mengukur ketepatan penempatan pisau potong dengan
menggunakan center (center berputar) pada mesin bubut (untuk pahat
yang digunakan adalah pahat kasar lurus).
5) Tempatkan benda kerja pada cekam (cekam 3) dan kemudian
selaraskan ketepatan pusat silinder benda kerja dengan pisau
potong, bisa menggunakan center (center berputar) sebagai alat
bantu.
6) Aktifkan mesin bubut sesuai dengan kecepatan putar, dan
lakukan proses pemotongan sesuai dengan yang diinginkan.
7) Mematikan mesin bubut jika sudah tidak dioprasionalkan.
8) Membersihkan alat dan peralatan yang digunakan .
9) Mengembalikan alat dan peralatan yang digunakan ketempat
penyimpanan yang semestinya.
10) Memberikan pelumas untuk mesin bubut, terutama untuk bagian
bagian yang bergerak pada mesin bubut, guna menjaga keawetan fungsi
dari bagian bagian tersebut guna mencegah pengkorosian.
11) Membersihkan sisa sisa pemotongan atau serabut sisa dari
pemotongan yang terdapat pada mesin bubut atau yang tercecer
disekitar area praktikum.
Data hasil praktikum :
1) Ukuran benda kerja sebelumnya berbentuk silinder dengan
ukuran panjang 100mm dan dengan diameter 22mm.
2) Kemudian dibentuk ukuran menjadi diameter 20mm dengan panjang
50mm dan diameter 18mm dengan panjang 45mm dalam satu benda kerja
sehingga terdapat 2 ukuran diameter dalam 1 benda kerja sehingga
total panjangnya menjadi 95mm.
Catatan : untuk memudahkan dalam pengukuran panjang jumlah yang
akan dimakan maka untuk mendapatkan ketepatan ukuran tanpa
menggunakan mistar ukur, pada pemutar eretan baik itu eretan
melintang dengan arah kiri kanan atau eretan atas dengan arah depan
belakang, terdapat suatu jumlah ukuran dalam hitungan satu kali
putaran pemutar eretan.
Analisis :
A. Aspek yang perlu diperhatikan saat berlangsungnya proses
praktikum
1) Penempatan posisi personal praktikum, seperti :
Dilarang berdiri di depan cekam yang sedang beroprasi atau
bergerak.
Dilarang menggoda atau mengganggu konsentrasi pekerja.
Menempatkan peralatan pada tempat yang benar dan tidak
mengganggu proses praktikum.
Dilarang mengambil posisi ditempat aliran kelistrikan mesin
bubut dan mengganggu kstabilan mesin bubut.
2) Mengenakan kacamata pengaman guna menghindari serpihan dari
hasil proses pemakanan benda kerja.
3) Ketepatan kekuatan dari pemasangan benda kerja pada cekam,
guna menghindari kecelakaan dari kelonggaran pemasangan yang
mengakibatkan aus pada cekam.B. Kendala praktikum
Dalam melaksanakan praktikum tidak menutup kemungkinan
terdapatnya kendala yang menghambat kelancaran proses praktikum,
dan beberapa kendala yang terdapat selama proses praktikum antara
lain :
1. Keterbatasan individual dalam pembacaan skala ketepatan
ukuran atau NST (Nilai Skala Terkecil) pada alat ukur.
2. Tidak terdapatnya sistem pendingin pada mesin bubut sehingga
terjadinya pemanasan pada benda kerja yang bisa mengakibatkan
pemuaiaan dan keterhambaatan pemegangan.
3. Kaca mata pelindung yang sudah mulai rusak (buram), sehingga
pengelihatan terganggu dan terhambat.
Kesimpulan
Setelah melakukan proses praktikum memebubut, faktor utama yang
menjadi aspek pendukung utama adalah kecepatan putar dari mesin
bubut, artinya kecepatan pemakanannya pun menjadi semakin halus.
Kemudian yang menjadi indikator kedua adalah ketepatan mata pisau
potong yang terletak tepat dipusat benda, dan alat bantu yang
digunakan adalah center tetap, maka hasil yang dicapai akan menjadi
lebih baik. Kamudian yang menjadi perhatian adalah material benda
kerja dan material mesin potong.
KERJA MILLING (FRAIS)
Tujuan praktikum :
1. Memahami tentang proses pemotongan menggunkan mesin frais
2. Mengetahui tentang cara kerja mesin frais
3. Memahami fungsi dari mesin frais
4. Melatih keterampilan dalam mengoprasikan mesin bubut
Dasar Teori :
Milling (frais) adalah suatu proses menghilangkan bagian (tatal
tatal) pada suatu bahan atau benda kerja dengan bantuan dari alat
potong yang berputar dengan banyaknya sisi potong. Gerakan gerakan
dalam frais :
a. Ada dua cara dasar dalam pengeraisan
Pengefraisan sisi : sumbu dari pisau frais sejajar dengan
permukaan benda kerja yang di frais. Pisau frais hanya memotong
degnan gigi gigi dibagian sisi dari bentuk silindris.
Pengefraisan muka : sumbu dari pisau frais biasanya tegak lurus
degnan permukaan benda kerja yang di frais. Ppisau frais mempunyai
gigi sisi dan gigi muika dan keduanya memotong secara
bersamaan.
b. Gerakan utama (berputar)
Gerakan utama yakni pemotongan pahat frais yang berbentuk bulat
atu silinder yang berputar pada pororsnya atau pada sumbunya sambil
melakukuan proses pemotongan.
c. Gerakan pengikatan
Untuk memungkinkan sisi sisi potong masuk kedalam bahan, benda
kerja ditempatkan melawan pahat. Kedalaman dari pemasukan
diakibatkan dari gerakan pengikatan.
d. Gerakan pemakanan
Benda kerja digerakan sepanjang benda yang ingin di kerjakan
dengan bidang yang di frais, gerakan ini bisa berbentuk lurus,
melingkar, atau bersamaan.
Gerakan gerakan pemotongan terdiri dari :
1. Gerakan utama dari pahat (berputar), dan
2. Gerakan pemakanan dari benda kerja
Kecepatan pemakanan dalam proses frais bisa diukur, ditentukan,
dan diatur menurut keperluan, dikarenakan mesin frais di
laboratorium Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung
masih menggunakan mesin frais yang pengaturan kecepatan potong
secara manual dan tipe dari mesin laboratorium adalah mesin frais
vertikal. Maka untuk mengatur kecepatannya dilakukan dengan
mengubah tali penghubung pada roda putar.
Peralatan dan bahan praktikum :1) Benda kerja (jenis bahan : St
36)
2) Jangka sorong
3) Penggores
4) Penuang minyak pelumas
5) Minyak pelumas
6) Kaca mata pelindung
7) Peralatan mesin frais
8) Mesin frais
9) Peralatan mesin fraisLangkah kerja :
1) Mempersiapkan alat dan peralatan yang digunakan dalam
praktikum, juga mempersiapkan benda kerja yang akan dikerjakan.
2) Mempersiapkan mesin frais, terlebih dahulu mengatur kecepatan
dari mesin frais, dimana tehnik pengaturannya secara manual yakni
dengan mengatur tuas pengatur putaran poros putar mesin.
3) Memasang mata bor, atau cuter pemotong pada tempatnya
(perhatikan bahwa cuter pemotong terpasang dengan kuat).
4) Kemudian memasang cekam mesin frais, apabila dalam keadaan
tidak terpasang pada tempatnya (gunakan kunci yang terdapat pada
perlengkapan mesin frais).
5) Memberi ukuran pada benda kerja sesuai ukuran pada job sheet
yang diberikan.6) Menempatkan benda kerja pada cekam dan mengatur
penempatannya sesuai dengan posisi mata bor atau cuter pemotong
(apabila pisau potong tidak memungkinkan melakukan pemotongan
terhadap benda kerja, maka ditambahkan pengganjal) kemudian kunci
penempatan benda kerja dan pastikan benda kerja dalam keadaan
horizontal yang baik/tidak miring.
7) Mengunci penempatan cekam baik secara horisontal maupun
vertikal guna mencegah terjadinya gesekan atau pergeseran.
8) Menghidupkan mesin frais dan melakukan proses pemakanan.
Catatan : dalam melakukan proses pemakanan, lakukanlah pemakanan
secara sedikit demi sedikit guna menghindari kerusakan dari benda
kerja juga mengurangi pemanasan yang timbul akibat dari pemakanan,
juga demi kehalusan hasil yang dicapai. Kemudian pnggunaan minyak
pelumas adalah sebagai pendingin guna mencegah pemuaian dari panas
yang timbul akibat pemakanan yang dapat melelehkan dan merusak
benda kerja.
9) Mematikan mesin frais jika sudah tidak dioprasionalkan.
10) Membersihkan alat dan peralatan yang digunakan .
11) Mengembalikan alat dan peralatan yang digunakan ketempat
penyimpanan yang semestinya.
12) Memberikan pelumas untuk mesin frais, terutama untuk bagian
bagian yang bergerak pada mesin frais, guna menjaga keawetan fungsi
dari bagian bagian tersebut dan mencegah pengkorosian.
13) Membersihkan sisa sisa pemotongan atau serabut sisa dari
pemotongan yang terdapat pada mesin frais atau yang tercecer
disekitar area praktikum.
Data hasil praktikum :
1) Bentuk benda kerja sebelumnya adalah berbentuk balok dengan
panjang 42mm, lebar 15mm dan tinggi 15mm, dengan jumlah dua
buah.
2) Kemudian benda kerja dibentuk menjadi sebuah pasangan yang
dapat dipasangkan dan selaras tergabung dua buah benda kerja dengan
ukuran panjang benda kerja menjadi 40mm. Benda kerja pertama dibuat
lekukan kedalam 3 buah dengan ukuran gundukan, panjang 12mm, tinggi
5mm, dan lebar 12mm. Kemudian benda kerja dibuat lekukan 2 buah
dengan kedalaman 5mm, panjang dan lebar masing masung 12mm.
Kamudian menjadi penggabungan :
Analisis :
A. Aspek yang perlu diperhatikan saat berlangsungnya proses
praktikum
1) Memperhatikan posisi dan tempat personal praktikum melakukan
proses praktikum guna mencegah kecelakaan atau sebagai tindakan
unsafe action.
2) Mengenakan kacamata pelindung guna mencegah pengaruh percikan
serpihan hasil pemakanan proses pengefraisan.
3) Jagalah temperature benda kerja, guna mencegah pemuaiaan yang
timbul akibat panas gesekan dari proses pemakanan, dikarenakan
Negeri Bandung, tidak terdapat sistem pendingin jadi personal
praktikum menggunakan minyak pelumas.
B. Kendala praktikum
Dalam melaksanakan praktikum tidak menutup kemungkinan
terdapatnya kendala yang menghambat kelancaran proses praktikum,
dan beberapa kendala yang terdapat selama proses praktikum antara
lain :
1) Keterbatasan individual dalam pembacaan skala ketepatan
ukuran atau NST (Nilai Skala Terkecil) pada alat ukur.
2) Tidak terdapatnya sistem pendingin pada mesin frais sehingga
terjadinya pemanasan pada benda kerja yang bisa mengakibatkan
pemuaiaan, dengan penggantian menggunakan minyak pelumas juga,
efektifitas yang dihasilkan juga kurang bagus.
3) Kaca mata pelindung yang sudah mulai rusak (buram), sehingga
pengelihatan terganggu dan terhambat.
4) Sistem keselamatan kerja pada mesin frais yang dimana penutup
dari roda kecepatan putar yang terbuka dan keadaan tali penghubung
roda yang aus dan seperti akan terputus.
5) Keadaan bendakerja yang longgar terpasang pada cekam,
mengakibatkan benda kerja tidak tepat (dalam keadaan yang tidak
horizontal/miring).
Kseimpulan
Setelah melakukan proses praktikum, yang menjadi indikator utama
kebrhasilan hasil praktikum yakni stabilitas pemotognan dan
ketepatan pemakanan, disamping kondisi pekerja. Dikarenakan dalam
proses memerlukan konsentrasi yang tinggi, serta ketepatan ukur.
Perputaran dan pemakanan tatal tatal pada benda hendaklah memrlukan
ketelitian dan kesabaran, karena akan labih baik hasil benda kerja
jika pemakanan dilakukan secara perlahan lahan dan pemakanan secara
sedikit demi sedikit.
KERJA PELAT
Tujuan praktikum :1. Memahami tentang proses melakukan kerja
pelat
2. Mengetahui tentang cara kerja pelat
3. Melatih keterampilan dalam melakukan kerja pelat4. Memahami
teknik pemakaian alat kerja pelatDasar Teori : Kerja pelat adalah
salah satu dari kerja bangku yang bertujuan untuk melakukan proses
pembentukan suatu benda atau bahan dengan bahan dasar dari plat.
Untuk kerja plat sendiri lebih kepada penggunaan alat alat atau
mesin yang dimanfaatkan, terutama pada mesin cutting dan mesin
bending. Hal yang paling utama yakni pemodelan bentuk benda kerja
sebelum di kerjakan yakni pembentukan bentuk yang sesuai dengan
ukuran ketika melakukan pemotongan.
A. Penggunaan mesin cutting
Mesin cutting adalah alat yang digunakan untuk memotong terutama
untuk memotong pelat, bisa juga menggunakan gunting pelat, namun
ini digunakan untuk skala yang lebih besar. Ketepatan ukuran dan
ketepatan pemotognan menjadi kunci utama guna mencapai hasil
pemotongan yang lurus. B. Penggunaan mesin bending
Mesin bending merupakan alat yang digunakan untuk melakukan
proses pembentukan benda atau lebih tepatnya pembengkokan tergantng
ukuran sudut yang ingin dicapai. Ketepatan penempatan mata bending
atau ujung pada bagian pembengkoakan menjadi faktor utama ketepatan
hasil yang diinginkan dan perhatikan sudut lekukan hasil. C.
Penyambungan (dengan pelubangan)
Pelubangan bisa dilakukan dengan bor tangan atau mesin bor,
bahaya pengeboran ketika bor hampir tembus dapat dihindari dengan
mengurangi kecepatan putar bor.
Peralatan dan bahan praktikum :
1) Pelat berukuran ( Jenis bahan St 37 )
2) Engsel (sesuai keperluan)3) Penyambung (Repeat)4) Kertas
ampas
5) Pemasang repeat
6) Cat dan air brush (cat : warna biru)
7) Penggaris
8) Penitik
9) Penggores
10) Mesin cutting
11) Mesin bending
12) Gunting plat
13) Siku
14) Mesin bor (bor mesin/ bor tangan)
15) Kikir (jika digunakan)Langkah kerja :
1) Mempersiapkan alat dan peralatan yang digunakan dalam
praktikum, juga mempersiapkan benda kerja yang akan dikerjakan.
2) Mengukur pelat yang akan digunakan sesuai dengan ukuran benda
kerja yang akan dibentuk pada job sheet.
3) Memberikan tanda baik berupa goresan maupun titik sebagai
acuan ukur.4) Melakukan pemotongan pelat sesuai dengan ukuran yang
telah diberikan dengan menggunakan mesin cutting.
~ Teknik penggunaan mesin cutting antara lain :
1. Letakkanpelat diatas mejakerja masin cutting dan tempatkan
dibawah pisau potong dan sesuaikan dengan ukuran yang ingin
dicapai.
2. Tekan dan tahan pelat dengan tangan.
3. Injaklahpedal pemotong sekuat kuatnya sampai pelat terpotong
namun hati hati jangan sampai kaki terjapit.
5) Kemudian memberikan ukuran yang kedua sesuai ukuran benda
kerja yang akan dibentuk dengan memberikan tanda gores atau
titik.
6) Melakukan proses bending atau pelekukan jika diperlukan atau
proses pemotongan kedua jika diperlukan. (sesuai bentuk benda kerja
msing masing )
~ Teknik penggunaan mesin bending antara lain :
1. Pemilihan, pemasangan dan penempatan penekuk (sepatu
tekuk).
2. Pengkalibrasian penekuk (sepatu tekuk) dengan garis
tekuk.
3. Kemudian tempatkan pelat sesuai degnan ukuran tekukan yang
dicapai.
4. Mengencangkan ikatan tekukan.
5. Mengangkat bidang tekukan dan sesuaikan dengan sudut lekuk
yang diinginan.
7) Jika benda kerja sudah sesuai dengan bentuk yang diinginkan
dan ukuran telah sesuai maka langkah berikutnya yaitu melakukan
penyatuan masing masing bagian jika terbentuk dalam beberapa
bagian.
8) Teknik penyatuan berbeda beda untuk teknik penyatuan kali ini
dengan menggunakan repeat atau las titik.
9) Sebelum menyatukan dengan repeat yang pertama dilakukan yakni
pemberian lubang tempat repeat akan dipasang dengan menggnakan
mesin bor atau bor tangan.
Langkah penggunaan mesin bor :
a. Menyalakan mesin bor.
b. Memasang matabor pada tempatnya dan pastikan mata bor
terpasang dengan kuat, gunakan kunci pada perlengkapan mesin bor
untuk menguatkan mata bor (untuk praktikum menggunakan mata bor
ukuran 3mm).
c. Pasangkan benda kerja pada cekam bor dan tentukan titik
pengeboran.
d. Mengaktifkan mesin bor dan melakukan pengeboran (perhatikan
kecepatan pengeboran).
e. Melakukan tahap penyelesaian bentuk.
f. Mematikan mesin bor jika sudah tidak dioprasionalkan.10)
Memasangkan engsel pada bagian tutup yang tersambung pada bagian
utama dengan menggunakan repeat (pastikan kesemitrisan ukuran
lubang).
11) Menyatukan bagian perbagian dengan menggunakan repeat dan
pemasang repeat.
12) Membersihkan permukaan pelat dengan menggunakan kertas
ampas.
13) Kemudian jika benda sudah terpasang bagian perbagian
dilanjutkan dengan melakukan proses pengecatan (air brush), dengan
cat warna biru.
Teknik pengecatan :
a. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
b. Tuangkan cat pada wadah semprotan danpastikan arah katup yang
terpasang pada wadah tersebut agar memudahkan penggunaan.
c. Aktifkan mesin air brush (udara bertekanan).
d. Lakukan penyemprotan atau pewarnaan (pengecatan), pastikan
jatak semprot guna mendapatkan hasil yang baik (jarak semprot
kurang lebih 30cm).
e. Matikan mesin air brush (udara bertekanan)jika sidah tidak di
oprasionalkan.
f. Keringkan hasil pewarnaan.
14) Jika sudah selesai melakukan proses praktikum, mengembalikan
alat dan perlatan yang digunakan pada tempatnya.
15) Membersihkan sisa sisa pelat dan sisa sisa praktikum yang
tidak terpakai.
Data hasil praktikum :a. Ukuran benda sebelumnya yaitu berbentuk
plat datar seperti berikut :
b. Kemudian plat dibentuk dengan ukuran dan bentuk masing masing
bagian seperti gambar :
c. Kemudian bagian bagian plat disatukan dan menjadi bentuk
benda kerja sesuai dengan job sheet yang diberikan dan setelah
pengecatan.
Analisis :
A. Aspek yang perlu diperhatikan saat berlangsungnya proses
praktikum
1. Memperhatikan posisi dan tempat personal praktikum melakukan
proses praktikum guna mencegah kecelakaan atau sebagai tindakan
unsafe action.
2. Mengenakan sarung tangan ketika melakukan pemotongan maupun
ketika membawa plat dalam ukuran besar guna mencegah
kecelakaan.
3. Pada saat melakukan proses pengeboran perlu diperhatikan
posisi dan sikap kerja
4. Pada saat melakukan pemotongan baik degnan mesin cutting
maupun dengan gunting plat diharapakan memperhatikan
keselamatan.
5. Pada saat menggunakan mesin cutting diperhatikan letak kaki
agar tidak terjepit ewaktu memotong.
6. Kesikuan benda pada saat pelekukan dengan mesin bending perlu
di perhatikan.
7. Ketepatan lubang hasil pengeboran guna memudahkan penyatuan
bagian.
8. Hasil pengecatan yang bagus dengan melakukan peneyemprotan
dengan jarak 30cm dari jarak benda yang ingin dicat.B. Kendala
praktikum
Dalam melaksanakan praktikum tidak menutup kemungkinan
terdapatnya kendala yang menghambat kelancaran proses praktikum,
dan beberapa kendala yang terdapat selama proses praktikum antara
lain :
1. Keterbatasan individual dalam pembacaan skala ketepatan
ukuran atau NST (Nilai Skala Terkecil) pada alat ukur.
2. Keadaan gunting plat yang mulai kurang tajam sehingga
mengurangi ketelitian pemotongan.
3. Alat penyemprot pada air brush yang sudah longgar tersambung
dengan selang aliran udara bertekanan.
4. Keadaan tempat tuang cat yang dimana bagian penghisap atau
salurannya yang sering terplepas sehingga terkendala kelangsungan
pengecatan.Kesimpulan
Kerja pelat merupakan kerja pembentukan benda yang benda dasar
kerjanya adalah lembaran pelat. Indikator ketepatan dan
keberhasilan kerja adalah pengukuran dan penggunaan mesin cutting
dan mesin bending. Karna penggunaan kedua mesin inilah yang menjadi
faktor utama dalam proses kerja. kerja plat memerlukan ketelitian
ukur dan perhitungan yang matang serta konsep pembentukan yang
tepat, guna penghematan benda kerja dan demi tingkat keberhasilan
yang tinggi.
MENGELASTujuan praktikum :1. Memahami tentang proses melakukan
pengelasan
2. Mengetahui tentang cara mengelas yang baik dan benar
3. Melatih keterampilan dalam mengelas
4. Memahami teknik pemakaian alat las yang tepatDasar Teori :
Proses pengelasan listrik merupakan proses pengelasan yang
menggunakan elektroda atau kawat las, sebagai deposit bahan cair
pada sambungan benda kerja. Pada mesin las listrik sebagai sumber
energi proses pengelasan adalah arus listrik. Elektroda adalah
logam pengisi atau bahan tambah yang dicairkan untuk mengisi celah
sambungan las pada benda kerja las yang akan disambung. Dan untuk
las listrik menggunakan jenis elektroda las bersalut untuk las
listrik, dan proses pengelasan tergantung pada jens bahan yang
dilas dan jenis material yang digunakan. Pada saat proses pegelasan
terdapat terak, yang berfungsi sebagai mengurangi laju pendingin
logam cair yang membentuk kampuh las. Terak adalah fluksyang
terbakar pada waktu pengelasan.
Aspek penting sebelum pengelasan antara lain :
1. Pemilihan elektroda sebelum melakukan proses pengelasan.
Pemilihan elektroda didasarkan pada jenis material dan komposisi
kimia bahan yang mendekati komposisi kimia elektroda.
2. Pemilihan elektroda dan sudut pemasangan elektroda dimana
mengacupada hasil pengelasan yang ingin dicapai.
`Beberapa aspek kajian yang perlu diperhatikan pada saat
melakukan pengelasan antara lain :
a. Pemilihan elektroda sesuai dengan jenis material benda
kerja.
b. Sudut pengelasan (berkisar antara 60O 70O ).
c. Pengaturan tinggi busur las.
d. Pembacaan simbol las.
e. Keterampilan mngelas pada berbagai jenis sambungan.
f. Pengaturan besar kecilnya ampere sesuai dengan pemakaian.
g. Menguasaigerakan ayunan megnelas.Untuk praktikum mengelas di
Laboratorium Teknik Energi, digunakan mesin las listrik. Dalam
mengelas hal yang perlu diperhatikan pertama yaitu jenis benda
kerja yang akan dilas serta bahan benda kerja tersebut. Dikarenakan
dalam praktikum mengelas digunakan elektroda berbahan karbon, jadi
akan lebih baik jika benda kerja berbahan karbon juga, guna
mendapat hasil lasan yang bagus. Gerakan ayunan las terkadang
digunakan tergantungpada subjek yang akan dilas, apabila kampuh
yang diinginkan lebih besar maka ayunannya pun akan lebih
lebar.
Metode pengelasan :
A. Las maju
1. Jika benda kerja terletak horizontal maka arah pengelasan
maju kekiri.
2. Hasil bakar las dihasilkan dari kanan kekiri.
3. Kecepatan gerakan tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan
dengan gerakan geser yang sesuai.
B. Las mundur
1. Jika benda kerja terletak vertikal maka arah pengelasan dari
atas kebawah.
2. Hasil bakar las dihasilkan dari depan kebelakang
3. Kecepatan gerakan tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan
dengan gerakan geser yang sesuai.
Peralatan dan bahan praktikum :
1. Benda kerja ( Jenis bahan St 37 )
2. Mesin las (las listrik)
3. Elektroda las (elektroda carbon)
4. Meja kerja
5. Kabel penyambung
6. Palu dan tang
7. Sikat baja
8. Alat alat pelindung seperti :
a) Sarung tangan
b) Kaca mata
c) Pakaian kerja
d) Sepatu kulit (tahan dari serpihan bunga api)
Langkah kerja :
1) Mempersiapkan alat dan peralatan yang digunakan dalam
praktikum, juga mempersiapkan benda kerja yang akan dikerjakan.
2) Mempersiapkan mesin las listrik.
3) Mempersiapkan kabel penyambung jika kabel las listrik tidak
muat ke sumber tegangan.
4) Mempersiapkan meja kerja las
5) Mengkalibrasikan mesin las listrik seperti :
Mengatur jumlah tegangan dan jumlah arus yang mengalir
(menggunakan tegangan 220 V).
Mengatur sisitem grounding mesin las listrik.
6) Mengenakan sarung tangan.
7) Mengenakan kaca mata pelindung.
8) Memasangkan elektroda pada pemicu mesin las (tang
penjepit).
9) Melakukan percobaan kinerja dari elektroda (dengan memicu
percikan api las)
10) Melakukan proses pengelasan dengan gerakan mengelas yang
diperlukan.
11) Proses praktik mengelas terbagi menjadi tiga :
a) Latihan proses percobaan pembentukan hasil bentukan api dan
kampuh las.
b) Proses praktik pembentukan api las dan hasil bentuk las.
c) Proses penyambungan dua bagian benda dengan melakukan
pengelasan.
12) Membersihkan kampuh hasil pengelasan dari terak dengan
menggunakan palu.
13) Jika mengganti elektroda hendaknya menempatkan pemicu (tang
penejepit elektroda) pada tempatnya (menjaga tetap dalam keadaan
grounding).
14) Membersihkan hasil pengelasan dengan menggunakan sikat
baja.
15) Jika sudah selesai melakukan proses praktikum, mematikan
mesin las dan mengehntikan sumber energi yang tersalurkan ke msin
las.
16) Mengembalikan alat dan perlatan yang digunakan pada
tempatnya.
17) Membersihkan sisa sisa serpihan yang berserakan.
Data hasil praktikum :g. Ukuran benda sebelumnya yaitu berbentuk
pelat datar seperti berikut :
h. Kemudian percobaan pembentukan api dan kampuh las pada pelat
datar (untuk prakatik percobaan pembentukan api dan kampuh las)
sebagai berikut :
i. Kemudian pengelasan untuk proses penyambugnan dua buah plat
atau benda kerja (untuk praktik penyambungan duabuah benda
kerja)sebagai berikut :
Analisis :
A. Aspek yang perlu diperhatikan saat berlangsungnya proses
praktikum
1. Memperhatikan posisi dan tempat personal praktikum melakukan
proses praktikum guna mencegah kecelakaan atau sebagai tindakan
unsafe action.
2. Mengenakan alat keselamatan yang diperlukan dan mengenakannya
dengan sebaik baiknya dan pada tempat semestinya.
3. Pada saat membuang terak pada kampuh las sebaiknya dengan
hati hati dan memperhatikan sekitar.
4. Tempat mengelas haruslah pada tempat yang tertutup guna
mengurangi pengaruh sinar ultraviolet yang timbul terhadap
sekitar.
5. Tempat mengelas yang jauh dari bahaya kebakaran atau tempat
kerja yang bersih dari bahan yang mudah terbakar.
6. Perhatikan sistem pengaman terutama untuk menghindari efek
sengatan listrik.
7. Perhatikan besar ampere yang digunakan guna mendapat hasil
kampuh las yang baik.
8. Perhatikan jangan sampai terjadi kontak langsung dengan sinar
ultraviolet hasil pembekaran pada saat pengelasan
9. Perhatikan pernafasan agar jangan sampai asap dari proses
pengelasan terhirup.
B. Kendala praktikum
Dalam melaksanakan praktikum tidak menutup kemungkinan
terdapatnya kendala yang menghambat kelancaran proses praktikum,
dan beberapa kendala yang terdapat selama proses praktikum antara
lain :
1. Keterbatasan individual dalam proses pengelasan seperti
pemahaman tentang aspek aspek penting dan pokok dalam melakukan
pengelasan.
2. Tidak terdapatnya pelindung dada guna menghindaripercikan
bunga api yang megnenai badan pekerja.
3. Keadaan beberapa sarung tangan pelindung yang sudah rusak dan
tidak layak pakai.
4. Kondisi elektroda yang lembab dan tidak dalam keadaan kering
yang semestinya, dikarenakan penyimpanan elektroda yang kurang
baik.
5. Pelindung tempat meneglas yang semestinya proses pengelasan
dalan ruangan atau daerah yang tertutup dari lingkungan sekitar
guna menghindari efek sinar ultraviolet.
6. Tidak terdapatnya masker pernafasan, yang berfungsi sebagai
pelindung pernafasan dari asap hasil pengelasan yang
berbahaya.Kesimpulan Mengelas merupakan proses penyambungan dengan
bantuan suatu elektroda yang dicairkan. Tingkat konsentrasi dan
gerakan ayunan (pergerakan) pada saat pengelasan menjadi indikator
keberhasilan dalam praktikum mengelas. Hal yang paling utama adalah
tingkat keselamatan selama proses praktikum karna mengelas memiliki
tingkat bahaya yang cukup tinggi. Terlebih lagi mengunakan mesin
las listrik. Disamping faktor non teknis, keterampilan pekerja
sangat menentukan hasil serta tingkat semburan api las yang
bergantung pada kuat arus aliran.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
DASAR TEKNOLOGI MEKANIK
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
V = x d x n
1000
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
DASAR TEKNOLOGI MEKANIK
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENRGI
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
DASAR TEKNOLOGI MEKANIK
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENRGI
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
DASAR TEKNOLOGI MEKANIK
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENRGI
Halaman | 20