BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPedodonsia adalah suatu sub divisi pada bidang
kedokteran gigi yang mengurusi atau merawat kesehatan gigi dan
mukosa rongga mulut pada anak. Pada bidang kedokteran gigi
kesehatan gigi anak disendirikan karena kondisi rongga mulut anak
dan orang dewasa itu berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
kondisi gigi, pada gigi anak umumnya masih gigi sulung yang masih
berada apa rongga mulut. Sedangkan pada orang dewasa gigi- giginya
sudah permanen yang artinya gigi tersebut lebih kuat dibandingkan
dengan gigi sulung. Pada gigi sulung susunan anatomi dari gigi
tersebut masih rentan terhadap adanya karies, dikatenakan susunan
enamel pada gigi sulung lebih tipis dibandingkan dengan gigi
permanen oleh karena itu perawatan yang dibutuhkan gigi anak- anak
dan orang dewasa juga berbeda.Pada dasarnya rongga mulut manusia
rentan terhadap suatu bakteri, karena pada rongga mulut itu jalan
utama yang kemungkinan akan dilewati bakteri pertama kali. Gigi dan
mukosa yang utuh merupakan pertahanan yang pertama yang hampir
tidak tertembus apabila system kekebalan hospes dan pertahanan
seluler berfungsi dengan baik. Apabila sifat mikroflora berubah,
baik kualitas maupun kuantitasnya; apabila mukosa mulut dan pulpa
gigi terpenetrasi; apabila system kekebalan dan pertahanan seluler
terganggu; atau kombinasi dari hal-hal tersebut diatas, maka
infeksi dapat terjadi. Infeksi bisa juga terjadi apabila
keseimbangan mikloflora berubah oleh karena kerja antibiotic
terhadap kelompok mikroorganisme tertentu, yang memungkinkan
bakteri resisten (misalnya candidiasis) mengalami ploriferasi.1
Infeksi odontogenik merupakan penyakit yang paling umum diseluruh
dunia dan hal itu menjadi alasan utama untuk kita merawat gigi.1.2
Rumusan Masalah1) Bagaimana pemeriksaan subjektif, objektif, dan
penunjang di bidan pedodonsia2) Apasaja macam-macam diagnosa
kelainan periapikal 3) Apasaja rencana perawatan pulpa gigi sulung
4) Bagaimana prognosis suatu perawatan pedodonsia1.3 Tujuan 1)
Mengetahui berbagai macam pemeriksaan subjektif, objektif, dan
penunjang di bidan pedodonsia2) Mengetahui diagnosa macam-macam
kelainan periapikal 3) Mengetahui rencana perawatan yang sesuai4)
Mengetahui prognosis suatu perawatan pedodonsia
1.4 SkenarioSeorang ibu datang ke RSGM untuk mengantar anaknya
yang berusia 6 tahun, dengan keluhan anak tersebut gigi 85 sakit
apabila dibuat untuk makan dan rasa sakit yang cekot- cekot hingga
tidak bisa tidur nyenyak. Dokter memeriksa secara klinis tampak
pada gigi 85 karies profunda, setelah dokter menyarankan untuk
radiografi tampak adanya radiolusen pada apeks gigi, tidak ada
perforasi bifurkasi, dokter memberikan resep dan menyarankan untuk
datang kembali setelah 4 hari, untuk dilanjutkan perawatannya.
1.5 Mapping Keluhan Utama
Pemeriksaan
Subjektif Objektif Penunjang
Diagnosa
Rencana Perawatan
Prognosis
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perawatan PedodonsiaPerawatan pada anak memang hampir sama
denga perawatan pada orang dewasa. Tetapi perawatan pada anak itu
jauh lebih susah dikarenakan anak- anak masih belum bisa diajak
untuk bekerja sama selain itu anak juga sering merasa takut pada
dokter maupun pada alat- alat yang digunakan di kedokteran gigi.
Oleh karena itu seorang dokter gigi harus bisa mengajak anak untuk
bekerja sama dan juga harus bersabar dengan anak- anak.Perawatan
gigi anak banyak jenisnya, tergantung dari diagnosa penyakitnya.
Perawatan tersebut yaitu: Pulpotomi ; nonvital, devital dan non
vital PulpektomiSuatu perawatan harus disesuaikan dengan kondisi
gigi dan jaringan pendukungnya, oleh karena itu perawatan gigi
sebaiknya dilihat terlebih dahulu indikasi perawatan dan juga
kontra indikasi yang membatasi perawatan tersebut. Sutu perawatan
gigi yang baik dan benar itu dipengaruhi oleh jenis perawatan,
kekooperatifan pasien dan orang tua serta ketrampilan dan
pengetahuan operator.
2.2 Kelainan PeriapikalKelainan periapikal merupakan suatu
keadaan patologi yang terdapat pada gigi sulung maupun permanen
yang disebabkan oleh adanya aktifitas bakteri patologis. Kelainan
periapikal pada gigi sulung sulit untuk diintepretasikan,
disebabkan karena pada gigi sulung memang terdapat keadaan
fisiologis yang menyerupai keadaan patologis dan itu sulit untuk
membedakanya. Adanya resorbsi akar dan tulang alveolar pada saat
gigi permanen akan erupsi itu merupakan keadan resorbsi yang
fisiologis. tetapi kelainan periapikal yang akan dibahas adalah
kelainan yang patologis dikarenakan adanya aktivitas bakteri yang
dapat merusak jaringan periapikal pada gigi. Kelainan tersebut
dapat berupa abses periapikal, granuloma dan juga kista. Kelainan
yang terjadi pada apikal gigi dapat didiagnosa dengan benar apabila
dokter sudah melakukan pemeriksaan klinis baik intraoral maupun
ekstraoral dan dilengkapi oleh pemeriksaan penunjang yang digunakan
untuk menegakkan diagnosa. Apabila dalam prosedur tersebut masih
belum dilakukan penegakan diagnosa dapat dilakukan biopsi yang
nantinya akan diperiksa oleh laborarorium.Abses periapikal
merupakan suatu infeksi supurasi dari jaringan periapikal (ujung
akar gigi). Yang ditandai dengan Radiolusen berbatas difus
disekitar akar gigi. Sedangkan granuloma periapikal adalah suatu
pertumbuhan jaringan granulomatous yang bersambung dengan ligament
periodontal disebabkan oleh matinya pulpa dan difusi bakteri dan
toksin bakteri dari saluran akar ke dalam jaringan periradikular
yang ditandai dengan radiolusen berbatas jelas. Sedangkan kista
memiliki gambaran radiografi radiolusen berbatas radiopakKelainan
periapikal yang sering terjadi pada gigi sulung ini biasanya
disebabkan karena gigi yang karies. Karies yang tidak dirawat akan
semakin dalam dan dapat mematikan jaringan pulpa. Akibatnya gigi
menjadi non vital. Oleh karena itu apabila sudah ada tanda- tanda
akan terjadi karies pada anak sebaiknya orang tua harus waspada,
dengan memeriksakan gigi anak setiap 6 bulan sekali agar tidak
terjadi keadaan yang lebih parah.
BAB 3PEMBAHASAN
3.1 Pemeriksaan Subjektif, Objektif, dan
PenunjangSubjektifI.IDENTITAS PASIENIdentitas pasien merupakan
suatu ciri khas atau keadaan diri seseorng pasien yang berguna
untuk membedakan pasien satu dengan pasien yang lainnya khususnya
dalam rekam medik pasien di suatu rumah sakit atau instansi
kesehatan lainnya.Nama Lengkap/ panggilanNama adalah identitas yang
paling penting selain untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
nama juga digunakan untuk memudahkan dokter dan pasien
berkomunikasi dengan baik. Sehingga dokter lebih akrab dengan
pasien supaya dalam pemeriksaan dan perawatan pasien tidak merasa
takut serta perawatan pasien berjalan lancar.Tanggal Lahir/Umur
Tanggal lahir ini digunakan untuk mengetahui usia pasien, karena
usia pasien sangat penting dalam menentukan dignosa dan rencana
perawatan. Misalnya, dalam menentukan dosis obat, mengetahui tumbuh
kembang gigi geligi pasien,mengetahui kondisi perkembangan mental
pasien dll.Pekerjaan/sekolahStatus pekerjaan atau sekolah juga
diperlukan dalam identitas pasien karena berhubungan dengan
penentuan rencana perawatan yang tepat bagi pasien. Jika
perawatannya memerlukan beberapa kunjungan sebaiknya dilakukan saat
pasien tidak dalam kondisi ujian supaya tidak mempengaruhi waktu
penyembuhannya.Alamat/ telp Alamat digunakan untuk mengetahui
lingkungan tempat tinggal pasien, letak geografis rumahnya,
kebiasaan dalam lingkunganya karena hal ini dapat mempengaruhi
diagnosa dan rencana perwatan pada pasien. Faktor lingkungan juga
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.Status perkawinan
Status perkawinan seringnya berkaitan dengan pasien wanita dewasa,
karena hal ini merujuk pada keadaan pasien yang sedang hamil atau
tidak. Sebab kondisi hamil juga mempengaruhi dalam diagnosa dan
rencana perwatan. Dalam memberikan obat ataupun perawatan akan
berbeda jika pasien dalam kondisi hamil. Jika untuk pasien
anak-anak status perkwinan kurang berpengaruh.Nama orang tua/ wali
Nama orang tua juga sangat dibutuhkan dalam identitas pasien,
karena nama orang tua digunakan sebagai pembeda antar pasien satu
dengan yang lain selain itu nama orang tua atau wali juga digunakan
sebagai penanggung jawab pasien terutama pasien anak-anak, dalam
hal ini penanggung jawab dimaksudkan adalah penanggung jawab dalam
rencana perawatan dan dalam biaya perawatan.Pekerjaan orang
tua/waliPekerjaan orang tua dalam identitas pasien digunakan untuk
menentukan rencana perawatan yang sesuai ekonomi keluarga
pasien.Kebangsaan/Suku bangsaDalam hal ini kebangsaan dan suku
bangsa digunakan sebagai identitas pasien karena setiap kebangsaan
dan suku bangsa mempunyai perbedaan dalam tumbuh kembang gigi
geligi, bentuk rahang, dan perbedaan kondisi tubuh
lainnya.II.ANAMNESAAnamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang
dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan
pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui
tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta
permasalahan medisnya. Tujuan anamnesis adalah mendapatkan
informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang
dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial serta
lingkungan pasien. Informasi yang didapat dari wawancara dengan
pasien biasanya akan memberikan kontribusi yang lebih untuk suatu
pemecahan masalah daripada informasi yang didapat dari pemeriksaan
jasmani atau uji diagnostik. Ada dua jenis anamnesis, yaitu
autoanamnesis dan alloanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan
dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung
terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua
pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara
anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk
menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.Meskipun demikian
dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada
pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk
menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang
lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari
informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis.
Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan
bersama-sama auto dan alloanamnesis.a. Pemeriksaan
subyektif.Beberapa tanda, gejala dan keluhan rasa sakit dapat
memberi gambaran keadaan pulpa. Anak dalam keterbatasan umurnya
belum mampu mengemukakan rasa sakit. Untuk itu perlu dianjurkan
beberapa pertanyaan kepada penderita mengenai :- Apakah giginya
sakit bila minum dingin / makan yang manis manis.- Apakah sakit
sehabis makan.- Apakah pernah sakit di malam hari.- Lokasi dan
penyebaran rasa sakit.Dalam hal ini dokter gigi harus mampu
membedakan 1 tipe rasa sakityaitu:- Rasa sakit karena
perangsangan.- Rasa sakit spontan.Rasa sakit karena perangsangan
dihubungkan dengan adanya rangsangan yang ditimbulkan oleh
penumpukkan makanan pada lesi karies yang menekan dan merangsang
pulpa terutama setelah makan. Demikian juga rasa sakit yang
disebabkan rangsangan termis dan khemis, gejala tersebut
dihubungkan dengan sensitifitas dentin akibat lesi karies yang
dalam. Umumnya rasa sakit akan berkurang jika rangsangan
disingkirkan, dalam keadaan ini pulpa dalam keadaan stadium
transisi dan bersifat reversibel. Rasa sakit spontan, ditandai
dengan rasa sakit yang datang tibatiba tanpa rangsangan biasanya
malam hari sehingga tidurnya terganggu. Rasa sakit spontan dan
terus menerus ini menandakan peradangan pulpa parah dan telah
mencapai saluran akar dan pulpa dalam keadaan ireversibel.
ObyektifPemeriksaan obyektif dibagi 2 : Ekstra oral Intra
oralPemeriksaan Ekstra Oral AnakPenampilan UmumSecara umum tinggi
badan seorang anak dapat diamati dengan cepat sewaktu anak memasuki
ruang praktek. Untuk memastikannya dapat diukur dan
membandingkannya dengan tabel yang memuat perbandingan antara
tinggi badan, usia dan berat badan anak. Faktor yang mempengahi
keadaan tinggi, berat badan dalam masa perkembangan adalah
herediter, lingkungan, penyakit sistemik dan gangguan
endokrinKulitAdanya perubahan atau kelainan pada kulit di wajah
atau tangan dapat dipakai sebagai petunjuk adanya kelainan atau
penyakit. Lesi yang primer atau sekunder dapat terjadi pada kulit
muka, bila terdapat herpes pada bibir atau muka yang disertai rasa
sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya perawatan gigi
ditunda atau diberi premedikasi dan pasien dirujuk ke dokter kulit
terlebih dulu.MataInfeksi/abses pada gigi rahang atas dapat
menyebar ke mata menyebabkan pembengkakan atau conjuctivitis pada
mata. Bila perawatan gigi telah selesai dan pembengkakan pada mata
belum hilang, sebaiknya pasien dirujuk ke dokter
mata.BibirPemeriksaan bibir dilakukan dengan mengamati ukuran,
bentuk, warna dan tekstur permukaan. Dipalpasi dengan ibu jari dan
telunjuk. Pada bibir sering dijumpai abrasi, fisur, ulserasi atau
crust. Trauma sering menyebabkan memar pada bibir, reaksi alergi
juga dapat terlihat.Simetris WajahAsimetris wajah dapat terjadi
secara fisiologis atau patologis. Secara fisiologis misalnya
kebiasaan tidur bayi terutama yang lahir prematur sehingga
meyebabkan perubahan bentuk wajah yang permanen. Asimetris wajah
patologis dapat disebabkan tekanan abnormal dalam intra uterus,
paralise saraf kranial, fibrous displasia atau gangguan
perkembangan herediter. Selain itu asimetris wajah patologis pada
anak anak sering juga disebabkan karena infeksi atau
trauma.Pemeriksaan dan riwayat pembengkakan penting diketahui untuk
menentukan diagnosa dan etiologi. Bila terdapat asimetris wajah
tanpa rasa sakit dan penyebabnya tidak diketahui dengan pasti serta
tidak berhubungan dengan gigi lebih baik merujuk pasien ke dokter
anak. Pada anak sering ditemui selulitis yaitu infeksi pada
jaringan lunak yang difus, disebabkan infeksi pulpa gigi
susu/tetap. Selulitis dapat menimbulkan pembengkakan pada wajah dan
leher. Bila disebabkan gigi atas pembengkakan dapat meluas ke bawah
mata dan dalam keadaan akut mata kelihatan merah.Pemeriksaan
Penunjang Pemeriksaan radiografikPemeriksaan radiografik yaitu foto
bitewing, periapikal dan panoramikdiperlukan untuk membantu
menegakkan diagnosa dalam mempertimbangkan jenis perawatan yang
harus diberikan antara lain memberi evaluasi masalah :a. Perluasan
karies dan kedekatannya dengan pulpa.b. Keadaan restorasi yang
ada.c. Ukuran dari keadaan ruang pulpa : Dentin sekunder
Kalsifikasi Resorpsi internad. Akar : bentuk, resorpsi internae.
Apeks : Tingkat resorpsi Resorpsi patologis Resorpsi yang
terlambatf. Tulang Melihat adanya rarefaction pada daerah
periapikal atau bifurkasi. Kehilangan lamina dura. Keadaan
periodontal membrane.Resorpsi akar patologik, dapat interna (dalam
saluran akar) atau eksterna(apeks dan sekitar tulang). Resorpsi
interna merupakan indikasi peradangan pulpa vital, sedangkan
resorpsi eksterna menunjukkan pulpa non vital dengan peradangan
yang meluas berlanjut resorpsi tulang di sekitarnya. Adanya
rarefaction atau radiolusen tulang daerah bifurkasi gigi sulung
dihubungkan dengan keadaan gigi non vital dan adanya saluran akar
tambahan pada dasar pulpa. Penafsiran Ro-foto anak anak lebih sukar
dari pada orang dewasa disebabkan akar gigi sulung mengalami
resorpsi secara fisiologis dan adanya benih gigi permanen yang
tumbuh. Kalsifikasi jaringan pulpa dekat tanduk pulpa menunjukkan
degenerasi pulpa, biasanya pada karies luas dan kronis. Resorpsi
interna merupakan kontra indikasi pulpektomi. Gigi permanen muda
dengan apeks yang belum tertutup dengan gambaran radiolusen di
apical merupakan keadaan normal.
Pemeriksaan vitalitas pulpa (metode Doppler -
microsirkulasi)Mekanisme kerja laser doppler flowmetry juga
dijelaskan oleh Adair (2009) yaitu alat tersebut mengukur pantulan
dan perbedaan frekwensi gelombang doppler ketika dipantulkan oleh
benda-benda bergerak seperti sel darah merah yang ada di dalam
tubuh. Laser doppler flowmeter menggunakan cahaya monokromatik yang
dipancarkan dari laser dengan tenaga rendah. Cahaya yang
dipancarkan oleh alat dan dipantulkan oleh jalirang (sel darah
merah) kemudian diumpankan melalui serat optik dari target untuk
perekam analiser. Pengukuran pergerakan sel daraah merah dicatat
secara terus menerusdilapisan luar dari jaringan yang diteliti,
dengan sedikit pengaruh bahkan tidak ada pada proses fisiologis
pada aliran darah. Output yang dihasilkan merupakan gambaran jumlah
darah merah atau aliran darah merah yang merupakan proses
keadekuatan perfusi pada suatu jaringan.
GambarContoh hasil output pemeriksaan vascularisasi dengan laser
doppler flowmetry
Laser doppler flowmetry (LDF) adalah metode yang akurat dan
dapat diandalkan untuk menilai fungsi microcirculatory. Melalui
serangkaian penelitian in vitro dan in vivo, dihasilkan bahwa LDF
telah terbukti reproducible dan berkorelasi dengan aliran darah
tulang seperti yang diperkirakan oleh metode lain.Dengan Laser
doppler flometry aliran darah kapiler yang dangkal dapat dinilai
dengan menggunakan cahaya monokromatik. Prinsip pengukuran
berdasarkan pergeseran Doppler dan dengan perluasan spektrum
frekuensi perkiraan aliran darah dalam jaringan dapat dilakukan.
Nilai perfusi dihitung dari frekuensi luas gangguan dan
didefinisikan sebagai hasil dari kecepatan rata-rata sel darah
merah dan konsentrasi sel darah bergerak dalam volume jaringan
diperiksa. Laser doppler flometry tersedia dengan panjang gelombang
yang berbeda dan bersama-sama dengan geometri yang berbeda dari
mengirim dan menerima serat optik, kedalaman penetrasi yang berbeda
dapat dinilai (Jonson, 2002)3.2 DIAGNOSA3.3 RENCANA PERAWATAN1
Medikasi Medikasi perlu dilakukan untuk menghentikan rasa sakit dan
juga menyembuhkan inflamasi yang dapat meluas. Medikasi yang
digunakan biasanya yaitu antibiotik profilaksis. Antibiotik
profilaksis adalah antibiotik digunakan bagi pasien yang belum
terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk
mendapatkannya, atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak
buruk bagi pasien. Tujuan dari pemberian antibiotik profilaksis
adalah untuk mengurangi insidensi infeksi. Antibiotik oral yang
efektif melawan infeksi odontogenik antara lain penisilin,
klindamisin, eritromisin, cefadroxil, metronidazole, dan
tetrasiklin. Antibiotik-antibiotik tersebut efektif melawan
streptococci dan anaerob rongga mulut. Penisilin V adalah penisilin
pilihan untuk kasus infeksi odontogenik. Yang bersifat
bakterisidal, dan meskipun spektrum aksinya relatif terbatas, agen
ini dapat digunakan untuk perawatan indeksi odontogenik. Untuk
profilaksis endokarditis, yang berkaitan dengan perawatan dental,
Amoksisilin adalah antibiotik pilihan. Amoksisilin yang
dikombinasikan dengan asam klavulanat [klavulanat] dapat digunakan
dalam kasus-kasus tertentu, karena dapat mempertahankan aktivitas
melawan betalaktamase yang biasa diproduksi oleh mikroorganisme
penyebab infeksi odontogenik. Klindamisin merupakan salah satu
alternatif untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. Obat
tersebut bersifat bakteriostatik, meskipun secara klinis, dapat
diperoleh aksi bakterisidal menggunakan dosis yang umum dianjurkan.
Generasi makrolid terakhir, clarithromycin dan azithromycin juga
dapat digunakan jika anak alergi terhadap penisilin. Sefalosporin
cefadroxil merupakan pilihan tambahan jika dibutuhkan aksi dalam
spektrum yang lebih luas. Metronidazole biasanya digunakan untuk
melawan anaerob, dan biasanya diberikan dalam situasi yang
dicurigai hanya terdapat bakteri anaerob. Tetrasiklin sangat jarang
digunakan dalam praktek kedokteran gigi karena obat-obatan ini
dapat menyebabkan perubahan warna gigi, sehingga tidak boleh
diberikan pada anak yang berusia kurang dari 8 tahun,atau wanita
hamil dan menyusui. Medikasi pada anak harus hati- hati karena ada
ukuran tertentu, yaitu:a. Berdasarkan Berat Badan Clark's ruleDosis
Anak=Berat Badan (lb)x Dosis Dewasa 150berat badan bukan dalam kg,
tapi lb dimana 1kg=2,2lbb. Berdasarkan Umur Young's ruleDosis
Anak=Umur (tahun)x Dosis Dewasa Umur+12 Cowling's ruleDosis Anak=
(Umur (tahun) + 1)x Dosis Dewasa 24 Friend's ruleDosis Anak=2xUmur
(tahun)x Dosis Dewasa 25 Fried's rule (untuk bayi)Dosis Anak=Umur
(bulan)x Dosis Dewasa 150c. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (Body
Surface Area) Rumus menghitung BSAMosteller BSA =akar
kuadratdaritinggi badan (cm) x berat badan (kg) 3600 Dosis
Anak=Mosteller BSAx Dosis Dewasa 1,73Antibiotik profilaksis
diindikasikan untuk situasi berikut ini: Pasien yang mengalami
gangguan jantung akibat endokarditis; banyak pasien yang beresiko
menderita endokarditis setelah menjalani perawatan dental, akibat
riwaya tgangguan jantung.The American Academy of Pediatric
Dentistry [AAPD] telah menyetujui pedoman pencegahan bakterial
endokarditis yang dibuat oleh American Heart Association. Pedoman
tersebut menegaskan abhwa anak-anak yang memiliki riwayat
administrasi obat-obatan melalui intravena, dan anak-anak yang
menderita sindrom tertentu [seperti, Down syndrome, atau Marfan
syndrome], beresiko mengalami bakteriall endokarditis, akibat
anomali jantung. Pasien immunocompromise: pasien semacam ini tidak
dapat mentolerir bakterimia transien setelah perawatan dental
invasif. Jadi, pasien yang sedang menjalani kemoterapi, iradiasi,
atau transplantasi sumsum tulang harus dirawat dengan hati-hati.
Kriteria tersebut juga berlaku pada pasien yang mengalami kondisi
berikut ini: infeksi human immunodeficiency virus [HIV], defisiensi
imun, neutropenia, imunosupresi, anemia, splenectomy, terbiasa
mengkonsumsi steroid, lupus eritematosus, diabetes,dan
transplantasi organ. Pasien yang memakai shunt, kateter atau
protesa vaskuler: bakterimia setelah perawatan dental invasif akan
meningkatkan kolonisasi pada kateter atau shunt vaskuler. Pasien
yang menjalani dialisis atau kemoterapi, atau transfusi darah, juga
sangat rentan terhadap gangguan ini.
PULPOTOMIDefinisi :Pengambilan pulpa yang telah mengalami
infeksi di dalam kamar pulpadan meninggalkan jaringan pulpa
dibagian radikular.Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian :1. Pulpotomi
vital.2. Pulpotomi devital / mumifikasi / devitalized pulp
amputation.3. Pulpotomi non vital / amputasi mortal.Keuntungan dari
pulpotomi :1. Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua
kali kunjungan.2. Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini
menguntungkan karena3. pengambilan pulpa di bagian radikular sukar,
penuh ramikasi dan sempit.4. Iritasi obat obatan instrumen
perawatan saluran akar tidak ada.5. Jika perawatan ini gagal dapat
dilakukan pulpektomi.
1. Pulpotomi VitalDefinisi :Pulpotomi vital atau amputasi vital
adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang
mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan
medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular
tetap vital.Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan
gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan
formokresol atau glutaradehid. Pada gigi dewasa muda dipakai
kalsium hidroksid. Kalsium hidroksid pada pulpotomi vital gigi
sulung menyebabkan resorpsi interna. Berdasarkan penelitian,
menurut Finn keberhasilan pulpotomi vital formokresol 97% secara
rontgenologis dan 82% secara histologis.Reaksi formokresol terhadap
jaringan pulpa yaitu membentuk area yang terfiksasi dan pulpa di
bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital dengan
formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan
bertujuan mendapat sterilisasi yang baik pada kamar pulpa.
Indikasi1. Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada
tanda tanda gejala2. peradangan pulpa dalam kamar pulpa.3.
Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak
prosedur pulp capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis
selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya
pulpa.4. Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal
didukung lebih dari 2/3 panjang akar gigi.5. Tidak dijumpai rasa
sakit yang spontan maupun terus menerus.6. Tidak ada kelainan
patologis pulpa klinis maupun rontgenologis.Kontra indikasi1. Rasa
sakit spontan.2. Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun
palpasi.3. Ada mobiliti yang patologik.4. Terlihat radiolusen pada
daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar5. interna
maupun eksterna.6. Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya
tahan tubuh terhadap infeksi7. sangat rendah.8. Perdarahan yang
berlebihan setelah amputasi pulpa.
Obat yang dipakai formokresol dari formula Buckley : Formaldehid
19% Kresol 35% Gliserin 15% Aquadest 100
Khasiat formokresol :Formokresol mengkoagulasi protein sehingga
merupakan bakterisid yang kuat dan kaustik. Pemakaian formokresol
pada pulpotomi tidak merangsang pembentukan dentinal bridge atau
calcific barrier, tetapi jaringan pulpa akan membentuk zona fiksasi
yang bersifat keras, tahan terhadap autolysis dan merupakan barrier
terhadap serangan bakteri yang menuju ke apikal.Pemakaian
formokresol pada pulpotomi vital terdiri 2 metode : Pulpotomi 1
kali kunjungan atau metode 5 menit. Pada pulpa yang mengalami
peradangan kronis jaringan pulpa seharusnya perdarahan akan
berhenti dalam 3 5 menit setelah diletakkan formokresol. Pulpotomi
2 kali kunjungan atau metode 7 hari. Karena adanya persoalan
kontrol perdarahan yaitu perdarahan yang berlebihan.
PULPEKTOMIDefinisiPengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar
pulpa dan saluran akar.Pada gigi molar sulung pengambilan seluruh
jaringan secara mekanis tidakmemungkinkan sehubungan bentuk
morfologi saluran akar yang kompleks.Pulpektomi dapat dilakukan
dengan 3 cara :1) Pulpektomi vital.2) Pulpektomi devital.3)
Pulpektomi non vital.Indikasi1) Gigi sulung dengan infeksi melebihi
kamar pulpa pada gigi vital atau nonvital.2) Resorpsi akar kurang
dari 1/3 apikal.3) Resorpsi interna tetapi belum perforasi akar.4)
Kelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal.Kontra indikasi1) Bila
kelainan sudah mengenai periapikal.2) Resorpsi akar gigi yang
meluas.3) Kesehatan umu tidak baik.4) Pasien tidak koperatif.5)
Gigi goyang disebabkan keadaan patologisPilihan kasus pulpektomi
untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanyatelah mengalami
infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital.
Jikadibiarkan dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi /
nekrose yang akanmenimbulkan tanda dan gejala negatif, keadaan akan
berkelanjutan. Pulpektomimasih dapat dilakukan tetapi
keberhasilannya akan menurun karena degenerasipulpa bertambah
luas.Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor faktor
lainnyaseperti : Berapa lama gigi masih ada di mulut. Kepentingan
gigi di dalam mulut (space maintainer). Apakah gigi masih dapat
direstorasi. Kondisi jaringan apikal.Pulpektomi dilakukan dengan
beberapa prosedur : Untuk gigi sulung vital 1 kali kunjungan. Untuk
gigi sulung non vital beberapa kali kunjungan.Bahan pengisi saluran
akar : ZnO eugenol Kalsium hidroksidSyarat bahan pengisi saluran
akar gigi sulung : Dapat diresorpsi sesuai kecepatan resorpsi akar.
Tidak merusak jaringan periapikal. Dapat diresorpsi bila
overfilling. Bersifat antiseptik. Bersifat hermetis dan radiopak.
Mengeras dalam waktu yang lama. Tidak menyebabkan diskolorasi.Hal
hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi : Diutamakan
memakai file daripada reamer. Memakai tekanan yang ringan untuk
menghindari pengisian saluran akar yangberlebihan (overfilling).
Diutamakan sterilisasi dengan obat obatan daripada secara mekanis.
Pemakaian alat alat tidak sampai melewati bagian apikal gigi.1).
Pulpektomi vital :Defenisi :Pengambilan seluruh jaringan dalam
ruang pulpa dan saluran akar secaravital.Indikasi1) Insisivus
sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.2) Molar
sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.3)
Tidak ada bukti bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang
lebih dari 2/32). Pulpektomi devitalDefinisi :Pengambilan seluruh
jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akaryang lebih dahulu
dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.IndikasiSering dilakukan
pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitisatau dapat
juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan
terhadapanestesi.Pemilihan kasus untuk perawatan pulpektomi devital
ini harus benar benar dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan
kontra indikasinya.Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung
menggunakan bahan devitalisasiyang mengandung para formaldehid
seperti toxavit dan lain lain.3). Pulpektomi non vitalDefinisi
:Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung
dengandiagnosis gangren pulpa atau nekrose pulpa.Indikasi1) Mahkota
gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.2)
Gigi tidak goyang dan periodontal normal.3) Belum terlihat adanya
fistel.4) Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal,
tidak ada granuloma padagigi-geligi sulung.5) Kondisi pasien
baik.6) Keadaan sosial ekonomi pasien baik.Kontra indikasi1) Gigi
tidak dapat direstorasi lagi.2) Kondisi kesehatan pasien jelek,
mengidap penyakit kronis seperti diabetes,TBC dan lain-lain.3)
Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang
sukardibersihkan.3.4 PROGNOSISKeberhasilan perawatan gigi pada
pasien anak tergantung pada ketelitian pemeriksaan, diagnosa yang
tepat dan perawatan yang tepat. Untuk mencapai hal tersebut harus
ada kerja sama yang merupakan segi tiga yang saling berhubungan
satu sama lain (Segi tiga Pedodontik). Segi tiga tersebut merupakan
rangkaian tiga unsur yaitu dokter gigi beserta stafnya, anak
sebagai pasien dan orang tua/wali pasien. Kerja sama diantara
ketiga unsur tersebut harus dibina dengan baik demi keberhasilan
perawatan yang akan dilakukan. Seperti pada setiap cabang ilmu
kedokteran gigi, praktek ilmu kedokteran gigi anak harus dikelola
dengan suatu filosofi yang sederhana tapi mendasar yaitu rawat
pasiennya, bukan giginya. Apa yang terkandung dalam filosofi
iniPrognosis yang baik dapat dicapai ketika ada kerjasama yang baik
dari anak selaku pasien, orang tua/wali pasien, dan juga dokter
gigi selaku operator. Ketiga hal tersebut merupakan suatu komponen
yang saling berkaitan dan berhubungan satusama lain.Kekooperatifan
anak adalah hal terpenting yang perlu untuk diperhatikan khususnya
pada saat perawatan berlangsung. Dimana tiap tingkatan usia pada
anak memiliki tingkatan psikologis yang berbeda-beda yang
berpengaruh terhadap kekooperatifannya. Tingkatan usia psikologis
anak dibagi menjadi:a. Usia 2 tahun Takut pada pergerakan mendadak
dental chair Takut cahaya terang Masih belum bisa lepas dari orang
tua, jadi orang tua harus menemani di ruang perawatan.b. Usia 3
tahun Anak mulai memiliki keinginan untuk berbicara dan
mendengarkan Sikap kooperatif anak mulai munculc. Usia 4 tahun
Umumnya anak mendengarkan dan tertarik untuk menjelaskan Namun pada
usia ini, jika anak tidak diatur dengan baik akan tidak patuh dan
menentangd. Usia 5 tahunPada usia ini, anak akan cenderung senang
melakukan aktivitas berkelompok sehingga hal ini dapat memicu
kekooperatifan dan melatih anak dalam bekerjasama. e. Usia 6-12
tahunAnak dapat menangani ketakutan, karena dokter gigi dapat
menjelaskan apa yang akan dilakukan dan alasan mengapa hal tersebut
dilakukan, sehingga anak dapat diajak bekerjasama dengan
baikSelanjutnya, motivasidari orang tua dalam berperilaku sehat,
khususnya untuk menjaga kesehatan rongga mulut anak juga
diperlukan, karena hal ini juga berpengaruh terhadap kekooperatifan
anak. Motivasi orang tua ini dipengaruhi oleh :1. Tingkat
pengetahuan mengenai kesehatan rongga mulut yang dimiliki2. Tingkat
ekonomi dan biaya3. Fasilitas yang disediakan4. Sikap dan pelayanan
dokter gigiSikap dan pelayanan dokter gigi harus baik dan ramah,
sehingga dapat meredakan kecemasan dan ketakutan pada anak agar
nantinya anak dapat diajak bekerjasama dengan baik. Selain itu,
dokter gigi juga harus bersikap positif terhadap apa yang
disampaikan oleh pasien maupun orang tua, baik ketika menanggapi
keluhan yang disampaikan, saat memberikan pertanyaan ataupun usulan
(Positiveness). Dan juga dokter gigi harus bersikap terbuka akan
rencana perawatan apa yang akan dilakukan dan mengapa hal tersebut
dilakukan agar terbangun kepercayaan dari pasien anak sehingga
pasien dapat lebih kooperatif (Openess).
Selain itu, prognosa yang baik di pedodonsia dapat ditentukan
oleh pemeriksaan yang teliti, diagnose yang tepat dan perawatan
yang tepat. Pemeriksaan yang teliti ini dimaksudkan agar seorang
dokter gigi lebih teliti dalam melakukan anamnesa dan pemeriksaan
klinis yang mengarah pada adanya gangguan sistemik karena kelainan
sistemik memiliki pengaruh yang besar terhadap prognosa atau
keberhasilan perawatan gigi anak. Misalnya saja gangguan darah,
jika dilakukan ekstraksi akan menimbulkan masalah seperti
perdarahan, dan begitu juga dengan gangguan imun seperti defisiensi
imun yang sulitdan lama dalam proses penyembuhannya. Diagnosa yang
tepat akan mengarahkan pada perawatan yang tepat yang akan
memberikan prognosa yang baik pula.Adapun parameter bahwa perawatan
gigi dan mulut anak berhasil adalah setelah dilakukan perawatan
anak tidak mengalami keluhan fisik, perawatan yang diberikan
efektif dan efisien, anak memahami cara merawat gigi dan pencegahan
dari penyakit gigi dan mulut, anak tidak merasa takut lagi dengan
perawatan gigi dan mulut, anak menjadi pasien yang lebih kooperatif
dan mau bekerjasama.
BAB 3PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Muthu dkk. 2009. Pediatric Denstistry: Principles and Practices.
Delhi:Elsevier
Soeparmin, Soesilo. 2014. Pedodontic Treatment Triangle Berperan
Dalam Proses Keberhasilan Perawatan Gigi Anak. E-Jurnal FKG UNMAS,
INTERDENTAL, 8 (2): 1-5.Lack J.A.,Stuart-Taylor M.A. Calculation of
Drug Dosage and Body Surface Area of Children.British Journal of
Anaesthesia1997; 78: 601-605.Rasyid, Hermawan Nagar. 2013. Prinsip
Pemberian Antibiotik Profilaksis Pada Pembedahan. Bagian Orthopaedi
Dan Traumatologi FK Unpad / RS Hasan Sadikin : Bandung
26