LEMBAR PENGESAHANPRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERILOlehKelompok
IISusunan Dosen Pembimbing Praktikum1.Ivonne Y.Laning
S.Farm,.Apt..2.Lidya Sulaiman S.Farm.,Apt..3.Falentinus F.Dully
AmdF..
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril ini telah diterima
sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
(UAS)TanggalKetua Jurusan FarmasiPoltekkes Kemenkes Kupang
Dra.Elisma, Apt.,M.SiNIP.196507221995022001
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I( ANTIBIOTIK )
DOSEN PEMBIMBINGFALENTINUS DULLI,A.MdFDISUSUN OLEH :KELOMPOK
I
NAMA NIM1. MARIA M.B.SOGE PO.5303332137342. MARIA R.BOYSALA
PO.5303332137403. TRESIA LAWEK PO.5303332137464. NI WAYAN SUWANDANI
PO.5303332137405. SINENSIS M. PASI PO.5303332137426. TOMY SUBNAFEU
PO.5307. DOLIANA SALWATU PO.5308. FATHURRHMAN A.W.T.DASI
PO.5309.
JURUSAN FARMASIPOLTEKKES KEMENKES KUPANG2014
DASAR TEORISEDIAAN PARENTERAL / INJEKSI
A. PENGERTIANIstilah parenteral berasal dari kata yunani para
dan enteron yang berarti disamping atau lain dari usus. Sediaan ini
diberikan secara menyuntikkan obat dibawah atau melalui satu atau
lebih lapisan kulit atau membrane mukosa.Injeksi adalah Sediaan
steril berupa larutn emulsi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan kedalam atau melalui kulit atau selapu
lender. (FI Ed III; 13)B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN INJEKSI1.
Keuntungana. Rute pemakaian menjadi utama apabila bahan obat
menjadi rusak dalam saluran gastro intestinal, cth; insulin dan
penicillin G.b. Respon farmakologi injeksi seringkali lebih cepat
dan lebih efektif dari pada obat yang dipakai secara oral. Cth;
obat asma, jantung, analgetik, anestesi local/sistemikc. Dalam
keadaan gawat dimana pasien tidak dapat sadarkan diri atau tidak
dapat menerima obat secara oral, injeksi parenteral memberikan
segera.d. Efek obat dapat diramalkan dengan pasti.e.
Bioavailibilitasnya sempurna.f. Beberapa obat mengiritasi jika
diberikan secara oral tapi dapat ditoleransi jika diberikan secara
injeksi. Cth; dekstrosa.g. Jika pasien mengalami dehidrasi atau
syock pemberian secara intravena biasanya menyelamatkan
hidupnya.
2. Kerugiana. Kebanyakan orang tidak menyukai pemberian obat
secara injeksi.b. Rasa nyeri pada saat disuntik apalagi jika
pemberiannya harus berulang kalic. Memerlukan tenaga medis dalam
pemakaiannya ( kecuali injeksi insulin ) sehingga tidak praktis dan
tidak aman.d. Memberikan efek psikologis pada pasien yang takut
disuntik.e. Dosisnya tidak dapat ditarik lagi setelah pemberian /
penanganan keracunan tidak dapat dilakukan.
C. PERSYARATAN SEDIAAN INJEKSI1. Bebas mikroorganisme, atau
dibuat dari bahan bahan steril.2. Bebas dari bahan endotoksin /
bahan pirogen menghindari efek demam.3. Bebas dari bahan bahan
partikulat / benda asing lainnya ( kejernihan ), baik bahan yang
bergerak maupun bahan yang tidak larut.4. Bahan tersebut bisa
berasal dari serat kapas, gelas, karet, logam, plastic, bahan kimia
tidak larut, ketombe, dll.5. Pengaturan pH dan pendaparan.6.
Memiliki tonisitas yang sama dengan darah.7. Kekentalan yang
sedemikian sehingga dapat mengalir kedalam spuit dan bercampur
dengan cairan tubuh.D. RUTE PEMBERIAN INJEKSIRute primer dibagi
menjadi :1. Pemberian secara subkutis / subkutanLapisan ini
letaknya persis dibawah kulit, yaitu lapisan lemak (lipoid) yang
dapat digunakan untuk pemberian obat antara lain vaksin, insulin,
skopolamin, dan epinefrin atau obat lainnya. Biasanya diberikan
dengan volume 2 ml ( ada pustaka yang membatasi tidak lebih dari 1
ml). cara pemberian ini biasanya lebih lambat dari cara i.m atau
i.v, namun apabila cara iv volume besar tidak dimungkinkan cara ini
seingkali digunakan untuk pemberian elektrolit atau larutan infuse
iv sejenisnya. Cara ini disebut hipodermolisis, dalam hal ini veba
sulit ditemukan. Karena pada umumnya terjadi iritasi maka
pemberiannya harus hati-hati. Biasanya dimanfaatkan untuk pemberian
dalam jumlah 250 ml sampai 1 liter. Cth ; neutral insulin 40
iu/ml.2. Pemberian intramuscularIntramuscular artinya diantaranya
jaringan otot. Cara ini kecepatannya setelah i.v. jarum suntik
disuntikkan langsung kedalam pada serabut otot yang letaknya
dibawah lapisan subkutis. Penyuntikan dapat dilakukan pada pinggul
lengan bagian atas. Volume injeksi 1-3 ml dengan batas sampai 10
ml. Permasalahan yang biasa timbul adalah kerusakan otot atau saraf
terutama apabila ada kesalahan dalam pemberiannya. Bentuk sediaan
yang dapat diberikan yaitu emulsi tipe a/m atau m/a, suspensi dalam
minyak atau suspensi dari serbuk steril. Pemberian i.m memberikan
efek lepas lambat, puncak konsentrasinya dalam darak dicapai
setelah 1-2 jam. Cth ; inj. Penicillin G 3.000.000 unit, inj.serum
antitetanus 10.000 unit, inj.vitamin BC. Syarat pemberian obat
secara i.m :a. Dapat berupa larutan, air, minyak, atau suspensi.
Biasanya dalam bentuk air lebih cepat diabsorbsi dari pada bentuk
suspensi dan minyak.b. Dilakukan dengan cara memasukkan kedalam
otot rangka.c. Tempat penyuntikan sebaiknya sejauh mungkin dari
saraf-saraf utama dan pembuluh-pembuluh darah utama.d. Pada orang
dewasa, tempat yang paling sering digunakan untuk suntik i.m adalah
seperempat bagian atas luar otot gluteus max. Pada bayi, daerah
gluteus sempit dan komponen utama adalah lemak, bukan otot.e.
Tempat suntikan lebih baik dibagian atas atau bawah deltoid, karena
lebih jauh dari saraf radial.f. Volume yang umum diberikan i.m,
sebaiknya dibatasi maximal 5 ml, bila disuntikkan didaerah glutei
dan 2 ml bila didaerah deltoid.3. Pemberian IntravenaPenyuntikan
langsung kedalam pembuluh darah vena untuk mendapatkan efek segera.
Dari segi kefarmasian injeksi i.v ini merupakan pilihan jika cara
s.c dan i.m mengiritasi karena pH dan tonisitas jauh kondisi
fisiologis. Kelemahan cara ini adalah kerjanya cepat maka pemberian
antidotum mungkin lambat bahkan tidak dapat dilakukan. Volume
pemberiannya dapat dimulai dari 1 ml hingga 100 ml bahkan untuk
infus volumenya lebih dari itu. Intravena terbatas untuk pemberian
larutan air, kalau merupakan emulsi maka harus memenuhi ukuran
partikel tertentu. Tidak dianjurkan untuk sediaan suspensi. Larutan
dalam volume kecil (dibawah 5 ml) sebaiknya isotonis dan isohidris
sedangkan volume besar (infuse) harus isotonis dan isohidris. Tidak
ada fase absorbs obat langsung masuk kedalam vena. Cth ; inj.
Ampicillin 500 mg, inj NaCl 0,9 % 25 ml; 50 ml dan 500 ml. Rute
Sekunder dibagi menjadi:1. IntraspinalPenyuntikan langsung kedalam
sum-sum tulang belakang. Larutan harus isotonis dan isohidris.
Umumnya digunakan sebagai anestesi. Cth; injeksi Xylocain heavy 0,5
% 2 ml (Bupivacain HCl).
2. PeitonealYaitu kateter dimasukkan ke dalam rongga perut
dengan operasi untuk tempat memasukkan cairan steril CAPD
(Contonius Ambulatory Peritoneal Dialisis). Larutan harus
hipertonis, zat aktif diabsorbsi dengan cepat volume yang diberikan
dalam jumlah besar (1 atau 2 liter). Resikonya adalah infeksi.
Biasanya untuk cuci darah dengan CAPD. Cth ; infuse Dianeal 1,5%
atau 2,5%.3. IntraartikularYaitu disuntikkan kedalam sendi.
Larutannya harus isotonis dan isohidris. Cth ; inj. Kenacort A 10
mg/ml ampul 5 ml.4. IntradermalYang disuntikkan kedalam kulit;
volumenya yang disuntikkan biasanya jumlah kecil 0,1 hingga 0,2 ml.
Biasanya skin test atau tes alergi. Cth; tes antibiotic 1 ml.Contoh
sediaan injeksi:A. Wadah Ampul:1. Adrenalin ( epinefrin HCl )2.
Anestetik local ( Lidokain HCl )3. Anti alergi ( Dipenhydramin HCl
)4. Hemostatik ( Vit.K )
B. Wadah Vial:1. Injeksi antibiotic gol. beta lactam2. Injeksi
Antiasma3. Injeksi Antihipertensi4. Injeksi Vitamin C
E. KOMPOSISI SEDIAAN INJEKSI1. Bahan Pembawaa. Air, air untuk
injeksib. Minyak, minyak nabati (jagung, biji kapas, kacang,
wijen).c. Pembawa campuran (air dengan minyak dengan gliserin, etil
alcohol, dll). Dengan syarat tidak memiliki aktivitas biologic, non
toksik, meningkatkan kelarutan dan absorbs obat.2. Zat aktif /
Bahan Obat3. Bahan Tambahana. Pengawet: Benzalkonium klorida,
benzyl alcohol, klorbutnol, metakresol, timorasol.b. Antioksidan:
Asam ascorbat, tokoferol, monoglikolat.c. Buffer: Asetat, fosfat,
sitrat.d. Bahan Pengkhelat: nitrogen, sitrat, fosfat.e. Bahan
penambah kekentalan: etil alcohol, gliserin, propileglikol, PEG.f.
Bahan pengisotonis: NaCl, dekstrosa.g. Surfaktan: Polioksietilen,
sorbiton monooleat.F. CARA PEMBUATAN SEDIAAN INJEKSI1. Selidiki
pustaka untuk melihat metode sterilisasi bahan dan alat-alat yang
digunakan.2. Cari incomptabilitas dari zat aktif dan zat tambahan
yang digunakan.3. Tentukan apakah harus bebas alkali dan bebas
sulfur.4. Cari pH kestabilan dari zat aktif.5. Larutkan bahan aktif
dalam pembawa yang sesuai, bahan tabahan dimasukkan belakangan.6.
Lakukan pengenceran untuk bahan tambahan yang membutuhkan
pengenceran.7. Cari metode sterilisasi akhir dari sediaan yang
telah dibuat.
A.MASTER FORMULA Fornas hal.237 no.522Phenobarbital
Injectioninjeksi fenobarbitalkomposisi : tiap ml
mengandungphenobarbitalum natrium 200 mgdinatrii edetas 200 g
Propilenlikol solution 90% v/v ad 1 mlpenyimpanan dalam wadah dosis
tunggal atau wadah dosis ganda Dosis :1.Antikonvulsan 200-320 mg
jika perlu diulang dalam 6 jam2.Hipnotikum 130-200 mg 3.Sedativum
100-130 mg jika perlu diulang dalam 6 jam catatan :1).
propylenglycol solution dibuat menggunakan air untuk injeksi2). pH
10,0 sampai 11,0 3).Sterilkan dengan cara pemanasan pada suhu
98-100 C selama 30 menit.4). Sediaan berkekuatan lain 75 mg;150
mg.
B.URAIAN BAHAN1. Luminal Natrium(FI Ed.III Hal.482)a) Nama
Resmi: Phenobarbitalum Natricumb) Nama Lain: Fenobarbital
Natrium,Luminal Natriumc) Nama Lain:Fenobarbital Natrium,Luminal
Natriumd) Kelarutan: larut dalam 3 bagian air dan dalam 25 bagian
etanol (95%)p,praktis tidak larut dalam kloroform p,dan dalam eter
p.e) Bentuk sediaan yg beredar : Phenobarbital injeksi 50 mg/mlf)
Stabilitas: lebih larut dalam air,dan dalam alkohol, praktis tidak
larut dalam air dan alkohol ( FI ed IV hal 660 )g) OTT:
sepaloridin,zipasolin sodium, klindamisin phospat danpentazocine
laktat (FI ed IVhal. 660 )h) Penyimpanan: Dalam wadah tertutup
baik.i) Dosis: 100-200 mg, max sehari 600 mgj) Khasia: hipnotik
sedative2. Dinatrium Edetat (FI Edisi III Hal.669)a) Nama Resmi:
Dinatrium Etilendiamin tetra asetat Dihidratb) Pemerian: serbuk
hablur,putih tidak berbau,rasa agak asamc) Pemerian: serbuk
hablur,putih tidak berbau,rasa agak asamd) Kelarutan: larut dalam
11 bagian air,sukar larut dalam etano 95% p,praktis tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter pe) Khasiat: Pengkhelatf) OTT:
stabil dalam bentuk padat, bentukgaram lebih stabil dari pada asam
bebas, ott dengan zat pengoksidasi kuat dan basa kuat (excipient
hal.176)
3. Propilenglykoli (FI Edisi III,Hal 534)a) Nama
Resmi:Propylenglycolumb) Nama Lain:Propilenglikolc) Pemerian:cairan
kental jernih,tidak berwarna,tidak berbau,rasa agak
manis,higroskopik.d) Kelarutan:Dapat dicampur dengan air, dan
dengan etanol 95% dan dengan kloroform p,larut dalam 6 bagian eter
p,tidak dapat dicampur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak
lemak.e) Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik.f)
Khasiat:pelarut4. Aqua Pro Injectio (FI Edisi III Hal 97)a) Nama
Resmi: Aqua Pro Injectiob) Nama Lain: air untuk injeksi,air
suling,air murnic) Pemerian: keasaman,kebasaan;ammonium,
besi,tembaga,timbale,kalsium,klorida,nitrat sulfat,zat teroksidasi
memenuhi syarat yang tertera pada farmakope.d) Penyimpanan: dalam
wadah tertutup baik.e) Khasiat : pelarutC.ALASAN PENGGUNAAN BAHAN1)
Alasan penggunaan bahan aktifPhenobarbital berkhasiat sebagai
sedatif namun karena sifatnya yang sukar larut dalam air,maka
dipilih phenobarbital natrium yang sangat mudah larut dalam air2)
Alasan penggunaan bahan tambahanNatrium EDTA sebagai pengkhelat
untuk mengikat ion logam.Propylenglikol sebagai
pelarutD.PERHITUNGAN-PERHITUNGAN 1. Dosis : 2. Tonisitas : W= 0,52
(a1 . c1) +(a2 .c2) + (a3 .c3) 0,576 = 0,52 ( 0,135 .20)
+(0,132.0,002) + (0,25.90) 0,576 = 0,52-(2,7+0,00264+22,5) 0,576
=-42,85 -42,85 dalam 100 ml (hipertonis ) 3.Pengambilan bahan :
Volume yang diminta : 5ml,dilebihkan 10% = 5 ml + ( 10% x 5 ml ) =
5 ml + 0,5 ml = 5,5 ml Rumur : n.v + (2x3) = 6 x 5,5 + 6 =39mL
Pengambilan Bahan1. Luminal Na.: 0,2/1 x 39mL=7,8 g2. Natrium
EDTA:0,2mg/1 x 39mL=7,8mgPengenceran :Timbang EDTA50mg Larutkan
dalam 10mL7,8mg x 10mL=1,56mL 50mg3. Propilenglycol:90/100 x
39mL=35,1mL4. Aqua Pro Injeksi:ad 39mLE. METODE KERJA1. Formula
akhir yang dipakai
Phenobarbital Injectioninjeksi fenobarbitalkomposisi : tiap ml
mengandungphenobarbitalum natrium 200 mgdinatrii edetas 200 g
Propilenlikol solution 90% v/v ad 1 mlPenyimpanan dalam wadah dosis
tunggal atau wadah dosis ganda 2. Alat yang digunakana) Autoclaveb)
gelas arlojic) batang pengadukd) Erlenmeyere) Gelas ukurf) Lampu
spiritusg) Sendok logamh) Spuiti) Pinsetj) Kertas saringk) Benangl)
Vialm) Penutup karet3. Bahan yang digunakana) Luminal Natriumb)
Natrium EDTAc) Propylenglikol solution 90%d) Aqua Pro Injeksi 4.
Identifikasi Bahan bakua) Luminal NatriumBentuk :Serbuk putih
Bau:Tidak berbauWarna:PutihRasa:Pahitb) Natrium EDTABentuk:Serbuk
hablur Bau:Tidak berbauWarna:PutihRasa:Agak asam
c) PropilenglycolBentuk:Cairan kentalBau:Tidak berbauWarna:Tidak
berwarnaRasa:Agak manisd) Aqua Pro InjeksiBentuk:CairBau:Tidak
berbauWarna: Tidak berwarnaRasa:Tidak berasa5. Penyeterilan
AlatNo.Nama AlatJlhCara SterilisasiSuhuWaktu
1.Erlenmeyer2Autoclave1210C15 menit
2.Pinset 1Autoclave1210C15 menit
3.Gelas arloji2Autoclave1210C15 menit
4.Vial6Autoclave1210C15 menit
5.Sendok logam1Autoclave1210C15 menit
6Gelas ukur1Autoclave1210C15 menit
7Batang pengaduk2Autoclave1210C15 menit
8Beker gelas2Autoclave1210C15 menit
9Kertas Saring2Autoclave1210C15 menit
10Tutup karet6Direbus-30 menit
6. Cara kerja1. Siapkan alat dan sterilkan sesuai dengan cara
yang tertera dalam table2. Timbang Natrium EDTA 50mg dan lakukan
pengenceran (camp I)3. Timbang Luminal Natrium dalam gelas arloji,
masukan dalam erlen meyer dan larutkan dengan Aqua P.I. tambahkan
larutan propilenglycol dan aduk ad homogen (camp II)4. Campuran I
dan II disatukan dalam erlen meyer dan tambahkan aqua p.i ad 39mL5.
Saring campuran di atas kemudian ukur pH.6. Ambil larutan diatas
masing-masing 5.1mL menggunakan spuit dan masukan dalam wadah
vial.7. Tutup vial dan lakukan simpul sampagne8. Disterilkan
diautoklaf dengan posisi terbalik pada suhu 1210C selama 15 menit.
Cek pH9. Keluarkan, beri etiket, brosur dan kemasan.
7. Design kemasana. Primer
b. Sekunder
c. Etiket
d. Brosur
8. Evaluasi sediaana. pH setelah proses sterilisasi b. Uji
kejernihanc. Volume terpindahkand. Uji
kebocoran.F.PEMBAHASANInjeksi adalah sediaan steril berupa larutan,
emulsi, suspensi atau serbuk halus yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan di dalam kulit ataupun melalui selaput
lendir. Sediaan injeksi dalam praktikum ini dibuat dengan
menggunakan wadah vial. Vial adalah wadah wadah dosis ganda,
disegel dengan karet atau tutup plastic yang kecil,daerah tipis
(diafragma) di tengah.Dalam pembuatan injeksi ini bahan aktif yang
digunakan yaitu Luminal Natrium yang berkhasiat sebagai obat anti
kejang.Bahan tambahan yang digunakan antara lain Natrium EDTA yang
berfungsi sebagai pengkhelat atau pengikat ion logam dan
propilenglycol sebagai pelarut. pH yang seharusnya di peroleh
sebelum melakukan sterilisasi akhir adalah pH 10-11 (pH basa) namun
dalam praktikum ini pH yang didapat adalah pH 6 (pH asam) sehingga
perlu penambahan NaOH sebagai penstabil pH. Dalam praktikum ini
bahan aktif Luminal natrium tidak larut dalam air dan dalam
propilenglycol hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :1.
Bahan aktif yang digunakan adalah loko Luminal Natrium2.
Perbandingan antara pelarut dan zat terlarut tidak seimbang (zat
terlarutnya lebih banyak dari pada pelarut sehinggah hasil yang
tejadi adalah kelarutan lewat jenuh)Pada praktikum ini kami tidak
melakukan sterilisasi akhir dan evaluasi sediaan karena pembuatan
produk tidak berhasil.
G. SIMPULAN DAN SARANPembuatan sediaan injeksi harus dilakukan
dengan cara-cara yang steril sesuai sengan CPOB pembuatan sediaan
injeksi. Sedangkan dalam praktikum ini produk yang dibuat tidak
berhasil dengan alasan 1.Bahan aktif yang digunakan tidak ada
sehingga dipakai loko luminal natrium, 2. Sarana dan alat yang
digunakan tidak memenuhi standar
Fenobarbital injeksi 200mg/mL
I.M
Fenobarbital injeksi 200mg/mL
No. Reg : DKL0604120804 A1
KOMPOSISI: Tiap mL berisi:Na.Phenobarbitalum setara dengan
Phenobarbital...... dalamlarutam propilenglikol .....%
INDIKASI,DOSIS,KONTARA INDIKASI,EFEK SAMPING,PERHATIAN DAN
INTRAKSI OBAT :Keterangan lengkap lihat di brosur
Diproduksi oleh :PT.CML Tbk. Kupang,Indonesia
NETTO: 5 mlKFenobarbital injeksi 200mg/mL
PENYIMPANAN:Simpan pada ruangan ber AC (suhu dibawah 25 C
),hindarkan dari cahaya dan kelmbaban
No. Reg : DKL0604120804 A1No. Batch : 23250821TglProduksi :
12november2014Kadaluarsa : 25september 2015
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
K B. KEMASAN SEKUNDER
KFenobarbital injeksi 200mg/mL
KNETTO: 5 mlC.EtiketLABORATORIUM FARMASETIKA JLN.ADISUCIPTO
PENFUI KUPANG
APA : SHERLY Y TALINATI SIK : PO.53033321741
NO.2 KUPANG,
PROLUMINAL INJEKSISERAHKAN KE DOKTER
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
D.Brosur obat Phenobarbital (Fenobarbital) / Luminal
Sediaan:Vial 200 mg/ml
Cara Kerja Obat:
Fenobarbital adalah antikonvulsan turunan barbiturat yang
efektif dalam mengatasi epilepsi pada dosis subhipnotis. Mekanisme
kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi
penghambatan sinaps melalui suatu kerja pada reseptor GABA, rekaman
intrasel neuron korteks atau spinalis kordata mencit menunjukkan
bahwa fenobarbital meningkatkan respons terhadap GABA yang
diberikan secara iontoforetik. Kontraindikasi:Hipersensitif
terhadap barbiturat atau komponen sediaan, gangguan hati yang
jelas, dispnea, obstruksi saluran nafas, porfiria, hamil.
A.KEMASAN PRIMERFenobarbital injeksi 200mg/mL
I.M
Fenobarbital injeksi 200mg/mL
No. Reg : DKL0604120804 A1
KOMPOSISI: Tiap mL berisi:Na.Phenobarbitalum setara dengan
Phenobarbital...... dalamlarutam propilenglikol .....%
INDIKASI,DOSIS,KONTARA INDIKASI,EFEK SAMPING,PERHATIAN DAN
INTRAKSI OBAT :Keterangan lengkap lihat di brosur
Diproduksi oleh :PT.CML Tbk. Kupang,Indonesia
NETTO: 5 mlFenobarbital injeksi 200mg/mL
PENYIMPANAN:Simpan pada ruangan ber AC (suhu dibawah 25 C
),hindarkan dari cahaya dan kelmbaban
No. Reg : DKL0604120804 A1No. Batch : 23250821TglProduksi :
12november2014Kadaluarsa : 25september 2015
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
K
K