PENGENALAN GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN
Oleh : Afifah Nur Shobah Tri Wulandari Toni Irawan Wibisono
Anisaturohmah Afni Hajayanti Meilita Lestyaninggar B1J007026
B1J007069 B1J007188 B1J008107 B1J008166 B1J008172
Kelompok: 6 Asisten: Fuady Hasan
LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tumbuhan dikatakan sehat atau normal jika
tumbuhan tersebut mampu melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis.
Fungsi tersebut meliputi pembelahan, diferensiasi, penyerapan air
dan mineral, fotosintesis, reproduksi, metabolisme dan sebagainya.
Tumbuhan yang sehat juga ditandai dengan adanya pertumbuhan sel
yang normal. Penyakit tumbuhan merupakan aktivitas fisiologis yang
merugikan. Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh gangguan
terus-menerus oleh faktor penyebab primer sehingga aktivitas sel
menjadi tidak normal. Penyakit tumbuhan ditunjukan oleh keadaan
patologis yang khas yang disebut gejala. Tanaman yang terserang
penyakit biasanya memiliki gejala maupun tanda-tanda alam. Gejala
merupakan perubahan struktur morfologi, anatomi ataupun fisiologi
tanaman sebagai reaksi tanggapan terhadap patogen. Kadang-kadang
penyakit pada tanaman menunjukkan gejala yang sama. Oleh karena
itu, dengan memperhatikan gejala saja tidak dapat menentukan
diagnosis dengan pasti, maka perlu diperhatika tanda penyakit.
Tanda-tanda penyakit merupakan bagian atau keseluruhan morfologi
patogen yang terlihat pada bagian tumbuhan yang terserang penyakit.
Apabila tanaman diganggu oleh patogen atau oleh kondisi lingkungan
tertentu dan satu atau lebih fungsi-fungsi fisiologisnya terganggu
sehingga terjadi penyimpangan tertentu dari normal, maka tanaman
itu menjadi sakit. Penyebab utama dapat dari golongan organisme
hidup parasitik (patogen) atau faktor-faktor dalam lingkungan
fisik. Mekanisme terjadinya sakit berbeda-beda sesuai dengan
agensia penyebabnya dan kadang-kadang dengan tanamannya. Pertama
kali tanaman berinteraksi dengan agensia penyebab penyakit ditempat
dari kesakitan. Reaksi yang
bersifat kemis tidak terlihat. Reaksi akan tersebar luas,
terjadi perubahan histologis yang muncul secara makroskopis dan
terlihat sebagai gejala dari penyakit. Organisme yang menyebabkan
penyakit disebut sebagai patogen. Suatu jasad saprofit mampu
menghasilkan suatu produk yang dapat menyebabkan penyakit, misalnya
toksin. Toksin tersebut dapat menginfeksi tanaman sehingga tanaman
tersebut menjadi sakit. Organisme tersebut disebut patogen walaupun
prosesnya tidak langsung (Rochdjatun, 1992). Infeksi merupakan
proses dimana patogen melakukan kontak dengan sel atau jaringan
tumbuhan yang rentan dan mendapatkan nutrisi dari tumbuhan
tersebut. Infeksi yang berhasil akan mengakibatkan timbulnya
bagian-bagian yang berubah warna, bentuk, pertumbuhan terhambat dan
lain-lain. Beberapa infeksi dapat menyebabkan gejala yang bersifat
laten yaitu tidak terlihat setelah paska infeksi secara langsung
tetapi terlihat pada saat kondisi tertentu yang bersifat
menguntungkan kehidupan inang (Agrios, 1996). Contoh dari
tanda-tanda penyakit tumbuhan yaitu spora, konidium, miselium,
konidiofor, sklerotium, badan buah, rust, smut, scab dari jamur,
sel-sel bakteri dan partikel-partikel virus (Donowidjojo dkk.,
1999).
B. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berbagai
macam gejala penyakit pada tumbuhan.
II.
METODE
A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum adalah
satu set perlengkapan menggambar dan kamera digital. Bahan yang
digunakan dalam praktikum kali ini adalah daun dan buah yang
berpenyakit diantaranya, yaitu: buah dan daun cabai (Capsicum
annuum), buah tomat (Lycopersicon esculentum), buah labu siam
(Sechiuro edulo), bunga nangka (Artocarpus integra), daun kelapa
(Cocos nucifera), daun jeruk (Citrus sp), daun mangga (Mangifera
indica).
B. Cara Kerja 1. Gejala penyakit pada tumbuhan / bagian tumbuhan
yang sakit diamati dan digambar. 2. Diamati dan dicatat tanda
penyakit yang ada. 3. Gejala yang telah digambar dicocokkan dengan
pustaka.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Nama : Buah Nangka (Arthocarpus integra) Gejala :
Perubahan warna
menjadi hitam Sifat gejala Sifat bentuk Tanda-tanda : Sistemik :
Busuk buah : Terdapat spora berwarna
hitam Penyebab Keterangan : Rhizopus artocarpi : Bagian yang
busuk
Nama
: Buah Tomat (Lycopersion esculentum)
Gejala
: Buah menjadi lunak dan ada bercak kecoklatan
Sifat gejala Sifat bentuk
: Lokal : Busuk buah
Tanda-tanda : Terdapat miselium pada permukaan busuk Penyebab :
Sclerotium rolfsii (Sacc) Curzi atau Corticium buah yang
rolfsii (Sacc) Keterangan : 1. Bagian yang busuk 2. Miselium
Nama : Buah Labu Siam (Sechiuro edulo) Gejala : Berbau busuk, buah
lunak dan terdapat bercak bercak berwarna coklat muda pada buah
Sifat gejala Sifat bentuk Tanda-tanda Penyebab : Lokal : Busuk buah
: Terdapat miselium : Phytium aphamdematrum, Phytophtora drechieri
Turki Keterangan : 1. Bagian yang busuk 2. Bercak coklat Nama :
Daun Kelapa (Cocos nucifera) Gejala : Pada permukaan daun timbul
bercak bercak bulat kecil yang kemudian bertambah berubah besar
warna dan
menjadi
coklat tua, bercak bercak tersebut kemudian berubah menjadi
memanjang. Sifat gejala Sifat bentuk Tanda-tanda Penyebab : Lokal :
Bercak daun : Terdapat bercak coklat :Helminthos porium
lonjong
dan
incurvatum.
Keterangan Nama
: Bercak coklat : Daun cabe (Capsicum annuum)
Gejala
: Daun menggulung dan terdapat bercak coklat
Sifat gejala Sifat bentuk Tanda-tanda Penyebab
: Lokal : Menggulung : Daun mengkriting : Virus Collectricum
gleosporides Penz
Keterangan : 1. Daun yang menggulung 2. Bercak coklat Nama :
Daun Mangga (Mangifera indica) Gejala Sifat gejala : Bintil hijau :
Lokal
Sifat bentuk Tanda-tanda
: Bintil pada daun : Bintil hijau sampai pada
kehitaman
permukaan daun mangga Penyebab : Lalat muda Procontarinia
matteiana Keterangan : Bintil daun
Nama
: Daun Jeruk (Citrus sp.)
Gejala
: Perubahan warna hijau menjadi terdapat kehitaman kuning bercak
dan coklat
Sifat gejala Sifat bentuk Tanda-tanda Penyebab
: Lokal : Bercak : Berjelaga : Gleosporium limetticolum
Keterangan
: 1. Bercak coklat kehitaman 2. Daun berwarna kuning
B. Pembahasan Jenis gejala yang sangat umum dan kadang-kadang
hanya gejala tersebut yang dihasilkan oleh infeksi virus dalam
menurunnya laju pertumbuhan tumbuhan, menghasilkan berbagai tingkat
kerdil (dwarf) atau katainya (stunting) keseluruhan tumbuhan.
Nampaknya hampir semua virus menyebabkan beberapa tingkat penurunan
jumlah hasil, dan lama hidup tumbuhan yang terinfeksi-virus
biasanya lebih pendek. Pengaruh tersebut mungkin berat dab dapat
dilihat, atau mungkin juga sangat lemah dan tanpa mendapat
perhatian (Agrios, 1996). Tumbuhan yang sakit biasanya menunjukan
gejala yang khusus. Gejala merupakan perubahan-perubahan yang
ditunjukan oleh tumbuhan itu sendiri, sebagai akibat dari adanya
penyebab penyakit. Disamping memperhatikan gejala, tanda dari
penyakit juga harus diperhatikan. Tanda adalah semua pengenal dari
penyakit selain reaksi tumbuhan inang, misal bentuk tubuh buah
parasit, miselium, warna spora, damar, lendir, dan sebagainya
(Palungkun dan Indriani, 1992). Menurut sifatnya, gejala dapat
lokal (setempat) dan sistemik. Gejala lokal terbatas pada daerah
tertentu, seperti adanya bercak-bercak pada daun yang warnanya
berbeda dari biasanya, kanker pada batang, dan sebagainya. Gejala
yang berupa perubahan warna, tekstur, bentuk, atau penampilan lain
secara terlokalisasi pada jaringan yang sakit disebut belur
(lesion). Sebaliknya gejala sistemik terdapat pada seluruh badan
tumbuhan, misalnya layu, kerdil, dan perubahan warna daun. Sering
kali karena pengaruh keadaan tertentu gejala penyakit dapat hilang
dan gejala disebut sebagai gejala terselubung (masked symptom)
(Semangun, 2001). Menurut timbulnya gejala dapat dibedakan menjadi
dua yaitu: 1. Gejala primer yaitu gejala yang timbul di tempat
patogen mengadakan serangan.
2. Gejala sekunder yaitu gejala yang timbul di tempat lain,
tidak di tempat patogen mengadakan serangan (Donowidjojo dkk.,
1999). Menurut Semangun (2001), gejala-gejala dapat dibagi menjai 3
tipe pokok yaitu : 1. Gejala-gejala nekrotik, disebabkan karena
adanya kerusakan pada sel atau matinya sel. a. Nekrosis atau
matinya bagian tumbuhan yang biasanya berbentuk noda atau bercak.
Warna bercak terkadang tidak merata tetapi seperti ada
lingkaranlingkaran. b. Hidrosis, sebelum sel-sel mati biasanya
lebih dahulu bagian itu tampak kebasah-basahan. Hal ini disebabkan
karena air sel keluar dari ruang sel dan masuk kedalam ruang
sela-sela sel. c. Klorosis yaitu rusaknya kloroplast yang
menyebabkan menguningnya bagianbagian yang berwarna hijau.
Seringkali gejala ini mendahului gejala nekrosis. d. Layu sebagai
akibat hilangnya turgor sel. e. Gosong yaitu mati dan mengeringnya
bagian tunbuhan tertentu. f. Mati ujung atau mati pucuk yaitu suatu
kematian yang dimulai dari ujung ranting dan menjalar ke ranting.
Gejala ini biasanya disebabkan oleh parasitparasit lemah yang
serangannya dipengaruhi oleh kondisi tumbuhan. g. Busuk disebabkan
karena rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. Busuk ada dua jenis
yaitu busuk basah dan busuk kering. h. Rebah semai disebabkan
karena keadaan yang lembab pada tumbuhan dan akhirnya diserang oleh
beberapa macam jamur. i. Kanker umumnya disebabkan oleh
parasit-parasit dan terjadi pada bagian yang berkayu.
j. Pendarahan (eksudasi) yaitu keluarnya cairan dari bagian
tanaman yang sakit. 2. Gejala-gejala hipoplastik yaitu terhambatnya
atau berhentinya pertumbuhan antara lain: a. Kerdil atau atropi
merupakan gejala sistematik yang disebabkan oleh terhambatnya
pertumbuhan bagian-bagian tanaman. b. Perubahan simetri yaitu
terhambatnya pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai
dengan hambatan pertumbuhan pada bagian di depannya dapat
menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk. c. Klorosis yaitu
rusaknya kloroplas pada bagian yang berwarna hijau. d. Etiolasi
yaitu gejala yang terjadi jika tumbuhan berada dalam kekurangan
cahaya. e. Pemusaran adalah daun tampak terpusar, berdesak-desakan
membentuk satu karangan. 3. Gejala-gejala hiperplastik terjadi
karena pertumbuhan tanaman lebih cepat dari biasanya, meliputi: a.
Sapu setan terjadi karena berkembangnya banyak tunas ketiak yang
biasanya laten atau tidur. b. Proplepsis yaitu jika suatu cabang
mengalami gangguan pada unjungnya, maka sering beberapa tunas tidur
dekat dibawah bagian yang sakit dan berkembang menjadi
ranting-ranting yang tubuh vertikal dengan cepat. c. Erinosis yaitu
pembentukan trikoma yang luar biasa. d. Menggulung atau mengeriting
disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari
bagian-bagian daun. e. Fasiasi, suatu alat yang seharusnya
silindris dan lurus menjadi pipih, lebar, dan membelok.
f. Kudis adalah bercak kasar, terbatas dan agak menonjol,
kadang-kadang ujungnya pecah. g. Rontoknya alat-alat atau organ
tanaman, terutama yang terjadi sebelum waktunya. h. Perubahan
warna, yang dimaksud bukan klorosis tetapi disebabkan karena
tumbuhan kekurangan unsur hara. Preparat yang digunakan dalam
praktikum ini memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda dan
penyebab penyakitnya didominasi oleh cendawan atau jamur.
Berdasarkan hasil praktikum gejala penyakit yang disebabkan oleh
jamur antara lain busuk buah pada labu siam (Sechiuro edulo), dan
tomat (Lycopersicon glandulosum), busuk kering pada bunga nangka
(Arthocarpus integra), bercak coklat pada daun kelapa (Cocos
nucifera), dan nekrosis pada daun jeruk (Citrus sp). Gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus ditemukan pada daun cabai
(Capsicum annuum). Gejala bintil pada daun Mangga (Mangifera
indica) disebabkan oleh diinjeksikannya telur lalat betina
Procontarinia matteiana pada jaringan daun mangga muda menggunakan
alat bertelur (ovipositor). Penyakit pada Labu Siam disebabkan oleh
cendawan Phytium aphamdematrum. Penyakit pada buah Nangka
(Arthocarpus integra), dapat diketahui dengan melihat gejala yang
beupa perubahan warna menjadi hitam, sifat gejala sistemik, sifat
bentuk busuk buah, tanda-tandanya terdapat spora berwarna hitam
disebabkan oleh Rhizopus artocarpi. Penyakit pada buah Tomat
(Lycopersion esculentum) dapat diketahui dengan adanya gejala buah
menjadi lunak dan ada bercak kecoklatan, sifat gejala local, sifat
bentuk busuk buah, tanda-tanda terdapat miselium pada permukaan
buah yang busuk, penyebab Sclerotium rolfsii (Sacc) Curzi atau
Corticium rolfsii (Sacc). Penyakit pada daun Jeruk (Citrus sp.)
dapat diketahui dengan gejala terjadi perubahan warna hijau
menjadi kuning dan terdapat bercak coklat kehitaman, sifat
gejala lokal, sifat bentuk berupa bercak dengan tanda-tanda
berjelaga, disebabkan oleh Gleosporium limetticolum Daun menggulung
atau mengeriting pada daun cabai disebabkan oleh virus Collectricum
gleosporides Penz. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus yang
menyebabkan penyakit pada tanaman mempunyai tiga sifat dasar yaitu
penularannya, kemampuan untuk bereproduksi hanya dalam vivo, dan
ukurannya yang lebih kecil bila dibandingkan patogen lain. Tanaman
yang terinfeksi virus umumnya menunjukkan gejala berkurangnya
ukuran tumbuhan dan mengakibatkan penurunan produksi (Palungkun dan
Indriani, 1992). Selain terjadi bintil-bintil, pada daun mangga
juga ada yang terkena antraknosa, penyebab Antraknose adalah
cendawan atau jamur. Penyakit ini dapat menyerang pada ranting,
daun, bunga dan buah. Biasanya menyerang pada saat pembungaan dan
pembuahan. Gejala serangan terlihat adanya becak-becak berwarna
coklat tua pada bagian tanaman yang terserang, daun dan bunga yang
terserang menjadi kering dan gugur. Apabila menyerang buah
mengakibatkan becak-becak coklat dan pada serangan berat buah dapat
gugur sebelum di panen (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
1997). Organisme penyebab penyakit yang cukup penting adalah
cendawan atau jamur. Jamur adalah tumbuhan yang ukuran kecil dan
tidak berklorofil. Tumbuhan ini umumnya terdiri dari banyak sel
yang berbentuk seperti benamg halus. Bentuk sperti benang ini
disebut dengan hifa, ada yang bersekat dan ada yang ridak. Kumpulan
dari hifa disebut miselium. Miselium dari cendawan parasit dapat
tumbuh di atas permukaan atau di dalam tabung inang. Miselium yang
tumbuh diatas permukaan inang biasanya berbentuk seperti benang
sarang laba-laba yang halus.
Warnanya keputihan, hitam, atau coklat membentuk jalinan yang
tidak teratur pada permukaan tubuh inang. Miselium yang masuk tubuh
inang berwarna hitam atau transparan, ada yang masuk ke dalam sel
dan ada yang hanya berada diantara sel. Miselium memiliki
haustorium dan appresorium yang merupakan cabang hifa yang masuk ke
dalam sel inang dan berguna untuk menghisap makanan dan air
(Palungkun dan Indriani, 1992). Menurut Donowidjojo dkk., (1999)
menyatakan bahwa sebagian besar tanaman yang terinfeksi virus
biasanya nampak pada daun, tetapi beberapa virus menyebabkan gejala
striking pada batang, buah dan akar dengan atau tanpa perkembangan
gejala pada daun. Semua penyakit virus tumbuhan terjadi di
lapangan, virus tersebut menembus tumbuhan (infeksi sistemik) dan
gejala yang dihasilkan disebut gejala sistemik. Beberapa tanaman
yang diinokulasi secara buatan dengan virus tertentu, atau karena
infeksi alami virus menyebabkan bercak nekrosis kecil pada tempat
masuk (infeksi lokal), dan gejalanya disebut bercak lokal.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1. Busuk pada buah nangka (Arthocarpus
integra) disebabkan oleh jamur Rhizopus artocarpi 2. Busuk buah
pada tomat (Lycopersicon glandulosum) disebabkan oleh jamur
Sclerotium rolfsii (Sacc) Curzi yang disebut juga Corticum rolfsii
(Sacc). 3. Busuk buah pada labu siam (Sechiuro edulo) disebabkan
oleh jamur Phytium aphamdrematum, Phytophtora drechieri Tucker. 4.
Daun menggulung pada cabai disebabkan oleh virus Collectricum
gleosporides Penz. 5. Bintil-bintil pada permukaan daun mangga
(Mangifera indica) disebabkan oleh diinjeksikannya telur lalat
betina Procontarinia matteiana pada jaringan daun mangga muda
menggunakan alat bertelur (ovipositor). 6. Nekrosis pada daun jeruk
(Citrus sp.) disebabkan oleh jamur Gleosporium limetticolum
Clausen. 7. Bercak coklat pada daun kelapa (Cocos nucifera)
disebabkan oleh jamur Helminthos porium incurvatum.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, C. N. 1995. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Karangploso. 1997. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi
Pertanian Wonocolo. IPPTP Wonocolo, Wonocolo. Donowidjojo, S., H.
A. Djatmiko dan N. Prihatiningsih. 1999. Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.
Palungkun, R dan Y. H. Indriani. 1992. Hama Penyakit Sayur dan
Palawija. Penebar Swadaya, Jakarta. Rohdjatun, I. 1992. Ilmu
Penyakit Tumbuhan. Andi Offset, Yogyakarta. Semangun, H. 1991.
Penyakit-Penyakit Tanaman Holtikultura di Indonesia. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta. .2001. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.