PPDH XXII KELOMPOK 8 SUB KEL II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan praktikum Kesehatan
Masyarakat Veteriner untuk tugas PPDH ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penyusunan laporan praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner ini
sebagai salah satu syarat mengikuti atau menempuh mata kuliah
Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam program studi Pendidikan
Profesi Dokter Hewan (PPDH) Universitas Airlangga Surabaya.
Penyusun berharap semoga laporan praktikum Kesehatan Masyarakat
Veteriner ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Surabaya, 20 Februari 2015Penyusun
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL
1KATA PENGANTAR
2DAFTAR ISI
3PEMERIKSAAN KEADAAN SUSU
4A. Pemeriksaan Organoleptis
4B. Perhitungan Berat Jenis Susu
5C. Uji Alkohol dan Uji Didih
6D. Titrasi Asam
6E. Kadar Enzimatis
7PEMERIKSAAN KANDUNGAN SUSU
9A. Kadar Lemak Susu
9B. Kadar Laktosa Susu
9C. Kadar Protein
10PEMERIKSAAN DAGING
12A. Uji Organoleptis
12B. Uji Eber
12UJI MIKROBIOLOGIS SUSU
13A. Uji Total Plate Count
13B. Uji Most Probable Number
14C. Uji Salmonella dan Staphylococcus
16UJI KUALITAS TELUR
A. Kondisi Fisik Telur
17
B. Indeks Telur
17PEMERIKSAAN KUALITAS SUSUPemeriksaan kualiats susu meliputi
pemeriksaan keadaan susu (organolpetis, didih, alkohol, berat
jenis, titrasi keasaman, dan enzimatis), pemeriksaan susunan susu
(kadar lemak, laktosa, dan protein), pemberian perlakuan terhadap
susu (pada kelompok kami, susu sebanyak 1500 ml dibagi menjadi 2,
pertama diambil 150 ml untuk pemeriksaan tanpa perlakuan. Sisanya
diberi perlakuan dengan penambahan H2O2 yang dibagi menjadi 2
perlakuan perbedaan suhu penyimpanan. Susu perlakuan ini diperiksa
3 hari berturut-turut dan sushu penyimpanan pada freezer dan
refrigerator), dan pengujian mikrobiologis (TPC, MPN, Salmonella,
dan Staphylococcus).Metode yang digunakan adalah :
Ambil sampel susu 1350 ml (total awal volume susu adalah 1500
ml. 150 ml untuk uji kualitas susu hari pertama) Tambahkan 15 ml
H2O2 pada sampel susu Masukkan sampel susu ke dalam plastic masing
masing 225 ml menjadi 6, dibungkus dalam plastik Simpan pada suhu
40 (suhu refrigerator) dan suhu beku (suhu freezer) Amati setiap
harinya (uji kualitas susu)A. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTISPemeriksaan
sampel susu yang dilakukan pertama adalah uji organoleptis.
Pemeriksaan organoleptis meliputi : warna, bau, rasa, kekentalan
dan kebersihan.TanggalWarnaBauRasaKekentalanKebersihan
13/01/2015Putih susuKhas SusuKhas SusuEncer Tidak ada Kotoran /
cemaran (tanpa perlakuan)
14/01/2015Putih susuKhas Susu--Encer Terdapat pengawet H2O2
Putih susu Khas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2
15/01/2015Putih susuKhas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2
Putih susu Khas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2
16/01/2015Putih susuKhas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2
Putih susu Khas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2
Kesimpulan : selama 4 hari pengujian rutin, sampel susu yang di
uji secara organoleptis dikategorikan kurang baik karena kekentalan
susu encer, begitu pula dengan susu yang mengalami perlakuan
(termasuk rasa).B. PERHITUNGAN BERAT JENIS SUSUBerat jenis susu
dapat diukur dengan Laktodensimeter yang telah ditera pada suhu
27,50C dan dimasukkan ke dalam rumus perhitungan berat jenis susu
yaitu:
kemudian :
Maka :
TanggalSuhu susuSuhu LaktodensimeterSkala yang terbacaKoefisien
pemuaianBerat Jenis Susu
13/01/2015N : 300C27,50C290,00021,0295
-----
14/01/2015F : 230C27,50C260,00021,0251
R : 200C27,50C300,00021,0285
15/01/2015F : 250C27,50C280,00021,0275
R : 220C27,50C300,00021,0249
16/01/2015F : 280C27,50C200,00021,0201
R : 230C27,50C290,00021,0281
Keterangan : F adalah suhu freezer setelah perlakuan, R adalah
suhu refrigerator setelah perlakuan, dan N adalah saat suhu tanpa
perlakuan.
Setiap harinya berat jenis susu yang diuji berbeda beda termasuk
susu yang diberikan perlakuan. Berat jenis susu menurut SNI adalah
1,0280. Dari semua sampel susu yang diuji dapat ditarik kesimpulan
bahwa sampel susu dikategorikan kurang baik karena dibawah standar
berat jenis susu apabila dirata-rata. C. UJI DIDIH & UJI
ALKOHOL
Uji didih digunakan untuk memeriksa dengan cepat derajat
keasaman susu dengan cara memasukkan 5 ml sampel susu ke dalam
tabung reaksi, kemudian dengan penjepit panaskan pada bunsen hingga
mendidih. Penilaian terbagi menjadi 2 yaitu :
Positif (+)= Jika terdapat gumpalan.Negatif (-)= Jika tidak
terdapat gumpalan. Uji Alkohol digunakan untuk memeriksa kualitas
susu dengan melihat kestabilan sifat koloidal susu terutama pada
casein susu dengan cara memasukkan 3 ml sampel susu ke dalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan dengan 3 ml alkohol 70% dan lakukan
pengamatan. Penilaian terbagi menjadi 2 yaitu :
Positif (+)= Jika terdapat gumpalan / butiran.Negatif (-)= Jika
tidak terdapat gumpalan / butiran. TanggalUji DidihUji
AlkoholKeterangan
13/01/2015--Baik
14/01/2015--Baik
15/01/2015--Baik
16/01/2015--Baik
Uji didih dan alkohol yang dilakukan menunjukkan hasil negative.
Hal ini menunjukkan bahwa casein susu tidak mengalami penggumpalan.
Hal ini disebabkan karena susu yang diperiksa diberi perlakuan
dengan penambahan H2O2 yang dapat mencegah susu menggumpal.D.
TITRASI ASAMTitrasi asam digunakan untuk memeriksa derajat keasaman
susu secara tetrimetri dengan metode soxhlet Henkel (0SH) kemudian
dimasukkan ke dalam rumus :
Maka :
TanggalNaOH 0,25 N0SH
13/01/20154 ml8
--
14/01/2015F : 6 ml12
R : 6 ml12
15/01/2015F : 6 ml12
R : 7 ml16
16/01/2015 F : 4,5 ml9
R : 6 ml12
Derajat keasamaan sampel susu setiap harinya berbeda beda dan
dapat dilihat pada tabel diatas dimana derajat keasamaan sampel
susu pada praktikum kali ini menggunakan 1 metode yaitu metode
Soxlet Henkel. Dimana angka yang dihasilkan menunjukkan tingginya
keasaman susu.E. PEMERIKSAAN ENZIMATIS
Pemeriksaan enzimatis yang dilakukan pada sampel susu terdiri
dari : uji Reduktase dan uji Katalase. Uji reduktase dan Katalase
dilakukan untuk menentukan adanya kuman didalam sampel susu dalam
waktu cepat (kualitatif) namun dengan cara yang berbeda, dimana uji
reduktase dilakukan dengan mencampurkan 0,5 ml methylen blue dan 20
ml susu ke dalam tabung reaksi dan di inkubasi pada suhu 370C,
sedangkan uji Katalase dapat dilakukan dengan mencampurkan 10 ml
susu dengan 5 ml H2O2 0,5% dan diinkubasi pada suhu 370C. Hasilnya
adalah :
TanggalUji ReduktaseUji KatalaseKeterangan
13/01/201518 jam 3,5 cmbaik
14/01/2015F : 12 jam, R : 12 jamF : 0,6 cm, R : 0,6 cmbaik
15/01/2015F : 18 jam, R : 18 jamF : 1 cm, R : 2 cmbaik
16/01/2015F : 18 jam, R : 18 jam F : 2,6 cm, R : 2,8 cmbaik
Berdasarkan tabel diatas, kualitas sampel susu ini terbilang
baik karena waktu yang dibutuhkan untuk merubah metylen blue
menjadi putih rata-rata lebih dari 12 jam. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam sampel susu tidak terdapat atau sedikit terdapat
bakteri. Adanya penambahan H2O2 menyebabkan banyak bakteri mati
sehingga gas yang terbentuk juga dibawah angka maksimal (3,0).
Gambar : uji Reduktase dan KatalasePEMERIKSAAN SUSUNAN SUSU
A. KADAR LEMAK SUSU
Perhitungan kadar lemak susu yang dilakukan pada sampel susu
adalah dengan menggunakan metode gerber, hal ini digunakan untuk
mengetahui apakah kandungan lemak dalam sampel susu masih berada
dalam batas batas yang diijinkan dimana kadar lemak dinyatakan
dalam % yang berarti jumlah gram lemak dalam setiap 100 gram susu.
Hasilnya :TanggalKadar Lemak
13/01/20151,9%
14/01/2015F : 2,7%, R : 3,4%
15/01/2015F : 2,8%, R : 2,6%
16/01/2015F : 2,6%, R : 2,8%
Perhitungan kadar lemak susu dilakukan selama 4 hari pada sampel
susu, hasil yang ditunjukan masih terdapat dalam batas batas yang
diijinkan dengan standart lemak susu minimal sesuai SNI 3%
Gambar uji lemakB. KADAR LAKTOSA SUSULaktosa merupakan bagian
dari gugusan gula yang terkandung dalam susu. Penentuan kadar
laktosa dalam sampel susu dapat dilakukan dengan penambahan reagen
seperti ZnSO4, NaOH, KI, Chloramine T dan Na2S2O3 yang kemudian
hasil titrasi dimasukkan ke dalam rumus :
Kadar Laktosa dalam 100 ml susu = A x mSampel susu yang
digunakan adalah susu perlakuan yang disimpan pada suhu freezer.
Hasilnya adalah sebgai berikut : TanggalTitrasi (Tb)Titrasi (Ts)A
(laktosa dalam filtrat gram / 100ml)Kadar Laktosa (gram)
14/01/201539,517,56,8413,24
Gambar : Kadar laktosa
C. KADAR PROTEIN SUSUKadar protein dalam susu dapat diukur
dengan metode titrasi formol dengan menggunakan beberapa reagen
yaitu : K oksalat, Phenopthalein 1%, NaOH 0,1 N dan Formaldehid
40%. Titrasi terkoreksi adalah titrasi kedua dikurangi titrasi
blanko yang merupakan titrasi formol. Kadar protein susu digunakan
faktor 1,83 dimana : % protein susu= 1,83 x ml titrasi formol %
kasein
= 1,63 x ml titrasi formol
Hasilnya adalah :TanggalTitrasi Formol Kadar ProteinKadar
Kasein% N
13/01/201523,663,260,028
----
14/01/2015F : 7 ml12,8111,410,098
R : 8 ml14,6413,040,112
15/01/2015F : 2 ml3,663,260,028
R : 2 ml 3,663,260,028
16/01/2015F : 1 ml1,833,260,014
R : 1,5 ml2,7452,4450,002
Berdasarkan hasil pengujian diatas, didapatkan hasil yang
berbeda dari sampel susu setiap harinya dimana kadar protein
minimum adalah 1,83% dan kadar maksimal 14,64%. Dalam SNI, kadar
mininum untuk kadar protein adalah 2,8%. Semakin tinggi kadar
protein suatu susu maka semakin baik susu tersebut.
Gambar uji proteinPEMERIKSAAN DAGINGA. PEMERIKSAAN
ORGANOLEPTISUji ini dilaksanakan dengan cara menbau contoh daging
dan dilakukan sekurang kurangnya 24 jam setelah pemotongan. Uji
organoleptis ini terdiri dari pemeriksaan warna daging, uji usap
dan bau daging. Dari sampel daging sapi yang kami gunakan,
pemeriksaan organoleptis dinyatakan baik dan dilanjutkan dengan uji
awal pembusukan dengan metode eber. Warna: Normal khas daging
Bau: Normal
Usap: Normal B. UJI EBER
Pada awal pembusukan daging terjadi perubahan perubahan kimiawi
yang membentuk gas NH3 dan H2S. Hal ini dapat diamati dengan
menggunakan uji Eber, Uji postma dan uji H2S. kali ini kami
menggunakan uji eber dengan prinsip pemeriksaan yaitu adanya
pembentukan NH3 akibat reaksi dari reagen Eber yang terdiri dari
HCl 1 bagian, alkohol 96% 3 bagian dan ether 1 bagian. Hasil
positif dinyatakan dengan adanya kabut NH4Cl yang berarti terjadi
awal pembusukan, dan hasil negative dinyatakan dengan tidak
terbentuknya NH4Cl.Hasilnya adalah : negatif (-)
UJI MIKROBIOLOGIS SUSUUji Mikrobiologis daging digunakan untuk
mengetahui kualitas daging yang diperiksa, uji mikrobiologis yang
dilakukan adalah : Uji Total Plate Count
Uji Most Probable Number
Uji Stapylococcus
Uji Salmonella
A. TPCTotal Plate Count (TPC) merupakan uji mikrobiologis yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri yang
selanjutnya bisa dihitung dan ditampilkan dengan satuan CFU. Metode
TPC ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan metode tuang dan
metode permukaan dimana dalam praktikum kali ini, kelompok kami
menggunakan metode tuang. Skema pemeriksaan TPC ini adalah sebagai
berikut :
1 ml 1 ml 1 ml 1 ml K 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml
Sampel susu 10-4 10-5 10-6 K
Keterangan :
Media dalam tabung reaksi: Buffer Pepton Water
Media dalam petri disk: Nutrient Agar
Hasil Total Plate Count dari sampel susu yang ditanam pada media
nutrient agar adalah sebagai berikut :
Pada pengenceran 10-4,10-5, dan 10-6 maka dapat ditentukan
hasilnya sebagai berikut.
10-410-510-6
tbud7851
.
Perhitungan : jika cawan dari dua tingkat pengenceran
menghasilkan koloni dengan jumlah anatara 30-300, dan perbandingan
antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut
2, jumlah kuman adalah rata-rata hasil dari kedua pengenceran. Jika
perbandingan hasil tertinggi dan terendah dari dua pengenceran 2,
yang dilaporkan adalah yang terkecil.(51x106):(78x105) = 6,5 (lebih
dari 2 maka yang digunakan adalah pengenceran terkecil. Jadi hasil
TPC adalah 5,1 x 107 CFU
B. MPN
Uji MPN (Most Probable Number) digunakan untuk menghitung jumlah
bakteri coliform dan E. coli dalam sampel dengan hasilnya adalah
sebagai berikut :Pada media BGBB ini setelah dilakukan inkubasi
selama 24 jam dapat diamati adanya gas pada tabung durham disertai
dengan perubahan warna media menjadi keruh yang mengindikasikan
adanya bakteri coliform. Hasil praktikum kami menunjukkan bahwa
dari ke 15 tabung durham dalam media BGBB semua positif terdapat
gas, sehingga semua tabung yang positif akan diambil sampel untuk
ditanam dalam media EMBA (Eosin Metylen Blue Agar).Hasil penanaman
sampel susu media EMBA menunjukkan hasil sebagai berikut.
Bakteri coliform yang terdapat pada media EMBA akan berwarna
hijau metalik. Identifikasi pada tabung ke berapa yang berwarna
hijau metalik. Pada hasil praktikum kami, dari 15 sampel yang
ditanam pada EMBA positif mengandung bakteri coliform. Setelah itu
dilanjutkan tes indol dimana sampel dari kloni bakteri yang ditanam
pada EMBA diambil untuk ditumbuhkan dalam media BPW 1%.Hasil tes
indol setelah diinkubasi selama 24 jam adalah sebagai berikut.
Melalui tes indol dapat diidentifikasi dan di konfirmasi bahwa
bakteri yang tumbuh adalah bakteri Eschericia coli karena setelah
diteteskan reagen kovach akan menimbulkan cincin berwarna pink.
Dari hasil praktikum kami menunjukkan bahwa 15 tabung positif
berwarna pink setelah tes indol. Menurut tabel Mc Crady, jumlah
bakteri per gram sampel adalah > 1600.C. Salmonella dan
Staphylococcus
Uji Salmonella dan uji Staphylococcus merupakan metode
pemeriksaan kualitatif (ada / tidaknya bakteri salmonella dan
staphylococcus dalam sampel susu) dengan menggunakan media TB
(tethrathionate broth), TSIA, dan MSA. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
Gambar diatas menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri salmonella
pada media BSA dengan ditunjukkan adanya koloni yang berwarna hitam
(black spot) yang kemudian ditanam pada media TSIA (setelah
inkubasi) menunjukkan hasil seperti yang diatas yaitu pada bagian
miring dan tegak berwarna kuning (Asam), terdapat H2S (berwarna
hitam) dan motil.PEMERIKSAAN TELURA. KEADAAN FISIK TELUR
PUYUHKeadaan fisik telur meliputi : Warna
: Khas telur puyuh (bercak bercak)
Ukuran
: panjang = 3,21 cm, lebar = 2,53 cm Kondisi Kulit
: Normal Bentuk
: Lonjong Kebersihan Kulit: Bersih Berat
: 10,9 gramB. KUALITAS ISI TELURHasilnya :Tinggi Kuning
TelurTinggi Putih TelurGaris tengah kuning telurIndeks Kuning
TelurHaugh Unit
5,85 mm0,91 mm4,25 mm1,3764,048
Laporan Praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner
PPDH XXII KELOMPOK 8 SUB KEL II
OLEH :
Ahfadin H., S.KH061323143041
Dewi Nuur J., S.KH061323143062
Pristy A., S.KH061323143066
Mahatma A.K.R, S.KH061323143082
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
Laporan Praktikum Kesmavet_PPDH XXII
Kelompok 8 Sub Kelompok II