Laporan Praktikum Hari/tanggal : Selasa/16 Desember 2008Biokimia
Umum Waktu : 13.00 16.00 WIB PJP : Any Hardiany, M.Si Asisten :
Andri Nur HidayatFitri WulandariAria Yudantara
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAHKelompok 16 :
Endah Mulia NingsihB04070064 Griv Stifana ShatillaB04070061 Siti
Gusti NingrumB04070066
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2008PENDAHULUANGlukosa adalah suatu gula monosakarida yang
merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu
hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami
(D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan
(Wikipedia 2007).Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di
mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa,
dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak
digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan
abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia
primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah
kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya,
yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino
suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan
merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini
dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang
kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes,
kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral
neuropathy), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein
(Wikipedia 2007).Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi
terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk
karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk
ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida
(Wikipedia 2007).Glukosa merupakan hasil fotosintesis pada tumbuhan
dan beberapa prokariota. Glukosa juga terbentuk dalam hati dan otot
rangka dari pemecahan simpanan glikogen (polimer glukosa) serta
disintesis dalam hati dan ginjal dari zat antara melalui proses
yang disebut glukoneogenesis (Wikipedia 2007).Karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori
(17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat
(misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama
glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi
ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam
produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem
saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat
tergantung pada glukosa (Wikipedia 2007).Glukosa diserap ke dalam
peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini
kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang
lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen
(pati hewan) dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak.
Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi
kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi.
Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan,
lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa.
Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan
karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya
menjadi glukosa (Wikipedia 2007).Glukosa adalah suatu aldoheksosa
dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar
cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam
buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa
dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap
100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan
makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu,
jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang
yang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa
darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah (Poedjiadi,
1994).Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu
kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau
tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa
yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk
sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas
yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah
pada pagi hari, sebelum orang makan. Diabetes mellitus adalah
penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya
pengaturan gula darah. Meskipun disebut gula darah, selain glukosa,
kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan
galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur
melalui insulin dan leptin (Wikipedia 2007).Bila level gula darah
menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang
disebut hipoglisemia. Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah,
fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan
kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglisemia,
nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglisemia
dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan
yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk
kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf (Wikipedia 2007).Tingkat
gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan
keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor
oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan
glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian
sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut
glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga
meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah meningkat,
entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan,
hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di
dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati
mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut
gliogenosis, yang mengurangi level gula darah. Diabetes mellitus
tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya
insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai
terhadap insulin yang dilepaskan (resistensi insulin). Kedua jenis
diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat
di dalam darah (Wikipedia 2007).
TUJUAN PERCOBAANTujuan percobaan kali ini adalah menentukan
kadar gula pereduksi (glukosa) dalam darah dengan metode
spektofotometri dan melakukan pemisahan/isolasi suatu makromolekul
polisakarida dalam darah.ALAT DAN BAHAN PERCOBAANAlat-alat yang
digunakan adalah pipet tetes, pipet volumetrik, tabung reaksi,
penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, erlenmeyer, kertas
tissu, tabung reaksi, spektronik-20, kertas saring, dan
corong.Bahan-bahan yang digunakan adalah darah ayam, akuades,
larutan kupritartat alkalis, larutan fosfomolibdat, larutan standar
glukosa 0,1 dan 0,2 mg/ml, larutan H2SO4 0,67 N, dan larutan
Na-wolframat.
PROSEDUR PERCOBAANSatu ml darah dipipet ke dalam erlenmeyer
kecil, serta ditambahkan 1 ml Na-wolframat 10%, dan 1ml H2SO4 0,67
N (tetes demi tetes). Larutan dicampur dengan baik dan dibiarkan 10
menit, kemudian saring dengan kertas saring dalam tabung
erlenmeyer. Tiga tabung reaksi dipersiapkan, ketiga tabung diisi
dengan 1 ml filtrat, 1ml standar glukosa, dan 1ml akuades.
Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml larutan kupritartrat.
Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan dengan air mendidih
selama 8 menit tepat. Setelah itu didinginkan, lalu diencerkan
dengan 7 ml akuades. Satu ml larutan fosfomolibdat ditambahkan pada
setiap tabung, perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas
warnanya diamati dengan spektronik-20 pada panjang gelombang 660
nm.
HASIL PERCOBAANTabel 1. Hasil pengamatan
spektronik-20LarutanAbsorban
BlankoFiltratStandar Glukosa100 T = 0 A0,004 A0,476 A
AsampelAstandarPerhitungan:Csampel = x Cstandar x faktor
pengenceran
0,0040,476= x 0,1 x 10/1= 0,0084 mg/mlKadar dalam mg%= 0,0084 x
100%= 0,84 mg%
PEMBAHASANGlukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga.
Gula darah meningkat setelah kita makan atau minum sesuatu yang
bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang tinggi, yang disebut
hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula
darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal
atau jantung. Kadar yang tinggi ini dapat disebabkan oleh efek
samping protease inhibitor (PI). Gula darah yang rendah, yang
disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini hanya
salah satu penyebab kelelahan. Pada orang sehat, gula darah
dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh
pankreas. Insulin membantu glukosa dari darah masuk ke sel untuk
menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa
pankreas kita tidak membuat cukup insulin. Atau, jumlah insulinnya
cukup namun tubuhnya tidak bereaksi secara normal. Ini disebut
resistansi insulin. Apa pun alasannya, sel-sel tidak memperoleh
glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa menumpuk
dalam darah. Beberapa orang yang memakai PI mengalami resistansi
insulin dan kadar gula darahnya dapat meningkat tajam. Keadaan ini
kadang kala diobati dengan obat yang biasa dipakai untuk diabetes.
Belum ada tes darah yang sederhana untuk resistansi insulin
(Spiritia 2004).Kadar glukosa dalam darah berbeda-beda, tergantung
kepada metode yang dilakukan. Menurut ketetapan terakhir yang
dikeluarkan oleh WHO (Dalam petemuan tahun 2005) disepakati bahwa
kadar gula darah ada orang normal biasanya sebesar < 6.1 mmol/l
atau < 110 mg/dL (jika pengukuran dilakukan pada orang yang
sedang berpuasa), namun bila pengukuran kadar gula pada saat dua
jam setelah makan maka kadar gula dalam darah akan bernilai <
7.8 mmol/L atau < 140 mg/dL. Pada orang yang menderita diabetes
kadar gula dalam darahnya akan meningkat dari kondisi normalnya
yakni berkisar > 7.0 mmol/L atau > 126 mg/dL (jika pengukuran
dilakukan pada orang yang sedang berpuasa) namun bila pengukuran
kadar gula yang diukur saat dua jam setelah makan maka kadar gula
dalam darahnya akan bernilai > 11.1 mmol/L atau > 200
mg/dL.Penyakit yang berhubungan dengan kadar glukosa dalam darah
adalah diabetes mellitus. Diabetes berasal dari kata diabere yang
berarti tabung untuk mengalirkan cairan dari satu tempat ke tempat
yang lain, karena dahulu diangkap tubuh penderita dihancurkan dari
dalam dan kemudian dibuang melalui air seni. melitus artinya madu.
Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis atau penyakit
gula, ialah kumpulan gejala atau kelainan yang ditandai oleh adanya
kenaikan kadar glukosa darah yang menahun (kronik). Pada keadaan
yang disebut DM tipe 1 terjadi radang pada sel kelenjar pankreas
yang pada awalnya dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti di
antaranya virus seperti virus rubella, cytomegalovirus, herpes,
coxsackie, dll. Terjadinya reaksi auto-imun yang merusak beta
kelenjar pankreas sehingga tidak dapat menghasilkan hormon insulin
yang seharusnya mengendalikan kadar glukosa dalam darah. Tipe ini
dahulu disebut Diabetes Melitus Tergantung Insulin (Insulin
Dependent DM), terjadi pada kira-kira 10% kasus DM. Pada penyakit
DM tipe 2, terjadi beberapa tahap yang dapat diuraikan secara
sederhana sebagai berikut : Fase Pertama, umumnya bila kadar hormon
insulin normal, maka kadar glukosa darah juga normal. Pada awalnya
tubuh, terutama sel otot dan sel lemak, menjadi kurang peka
terhadap insulin, dalam arti dibutuhkan lebih banyak insulin untuk
memasukkan glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam sel. Begitu
pula sel hati akan memerlukan lebih banyak insulin untuk mengatur
produksi glukosa oleh hati. Keadaan ini dikenal sebagai suatu
resistensi insulin. Keadaan ini akan mengakibatkan pankreas akan
terpacu untuk memproduksi lebih banyak insulin, untuk mengatasi
ketidakpekaan sel tadi. Kadar insulin dalam darah akan mengalami
peningkatan, sampai tiga kali lipat keadaan normal, disebut sebagai
suatu keadaan hiperinsulinemia.Faktor genetik merupakan dasar
terjadinya resistensi insulin, dipicu oleh perubahan gaya hidup,
kelebihan berat badan, dan peningkatan sel lemak terutama yang
terdapat di daerah perut, penurunan aktivitas fisik, terutama
dengan semakin bertambahnya usia. Fase kedua ditandai dengan kadar
insulin tinggi, dan kadar glukosa dalam darah tidak selalu normal.
Sejalan dengan waktu, ketidakpekaan sel terhadap insulin semakin
parah. Sebagian orang akan berhasil untuk terus meningkatkan
produksi insulin untuk menghadapi resistensi insulin tersebut,
sehingga tidak terjadi diabetes. Seorang dengan DM mengalami
kelemahan pada pankreas, sehingga terjadi keterbatasan kemampuan
produksi insulin, biasanya terjadi sejalan dengan bertambahnya
usia. Pankreas terlambat mengeluarkan insulin pada saat makan,
sehingga kadar glukosa darah setelah makan meningkat. Keadaan ini
disebut sebagai Toleransi Glukosa Terganggu (TGT). Bila pankreas
tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk menahan laju produksi
glukosa oleh hati, kadar glukosa darah pagi sebelum makan akan
tinggi, disebut Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT). Pemeriksaan
kimia darah akan menunjukkan kadar glukosa yang tinggi, tetapi
umumnya orang tidak melakukan tes, dan tidak menyadarinya. TGT dan
GDPT dikelompokkan sebagai keadaan pre-diabetes, atau tahapan
sementara menuju terjadinya diabetes. Lima sampai sepuluh tahun
kemudian, 1 dari 3 orang dengan TGT akan menjadi DM.Fase Ketiga,
kadar glukosa darah hampir selalu tinggi. Keadaan resistensi
insulin semakin parah atau produksi insulin oleh pankreas semakin
berkurang. Terjadilah Diabetes Melitus tipe 2. Rata-rata orang
menyandang DM selama 8 hingga 10 tahunsebelum terdiagnosis. Dalam
kurun waktu tersebut, kadar glukosa dalam darah semakin tinggi,
keluhan mulai muncul, tetapi sering kali tidak disadari. Tetapi
selama waktu itu juga, penyulit DM telah terjadi, kerusakan terjadi
pada pembuluh darah di ginjal, mata, jantung, otak, syaraf, dll.
Tipe ini dahulu disebut Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin
(Non-Insulin Dependent DM). Sebagian besar, yakni lebih dari 90 %
kasus Diabetes Melitus adalah DM tipe 2.DM Tipe lain, berhubungan
dengan kelainan defek genetik fungsi sel beta pankreas, defek
genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, kelaianan
hormonal, karena obat, zat klimia, infeksi, sebab imunologi yang
jarang, dan sindrom lain. DM gestasional (DMG), ialah kenaikan
kadar glukosa darah yang terjadi atau diketahui pertama kali pada
saat kehamilan. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan hormonal
meliputi 2 hingga 5 % dari seluruh kasus DM.Uji glukosa darah pada
praktikum ini menggunakan metode spektofotometri. Spektrometer
absorbsi adalah sebuah instrumen untuk mengukur absorbsi/penyerapan
cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu
atom/molekul. Spektrofotometer dikembangkan beberapa puluh tahun
lalu untuk keperluan para fisikawan dan kimiawan dalam mempelajari
struktur molekul dan mengembangkan dengan teori molekul. Kini,
spektrofotometer juga banyak digunakan untuk berbagai seperti studi
bahan, lingkungan ataupun untuk mengontrol suatu proses kimiawi
dalam industri. Amersham Biosciences adalah perusahaan intrumentasi
yang memfokuskan diri dalam pengembangan spektrofotometer untuk
keperluan penelitian Biologi molekuler. Setiap laboratorium Biologi
pasti memiliki spektrofotometer sebagai salah satu alat modernnya
(Sentrabd 2007).Besar penyerapan cahaya (absorbansi) dari suatu
kumpulan atom/molekul dinyatakan oleh Hukum Lambert-Beer. Hukum
Lambert menyatakan bahwa proporsi berkas cahaya datang yang diserap
oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas
cahaya yang datang. Menurut hukum Lambert-Beer, absorbsi berbanding
lurus dengan panjang lintasan dan konsentrasi, sehingga absorbsi
tidak mempunyai limitasi terkait dengan panjang lintasan. Selain
itu, absorbsi berbanding lurus dengan konsentrasi kecuali untuk
konsentrasi yang terlalu tinggi atau jika terjadi reaksi kimia.
Biasanya, A menjadi nonlinier jika c > 0.10 M. Pada konsentrasi
diatas 0.10 M, jarak antar molekul analit menjadi cukup dekat, yang
mempengaruhi distribusi muatan, sehingga mengubah cara molekul
melakukan serapan (mengubah e). Selain itu, A menjadi nonlinier
jika terjadi reaksi kimia. Jika analit mengalami assosiasi,
dissosiasi atau bereaksi dengan pelarut atau komponen lain dalam
larutan, penyimpangan hukum Lambert-Beer akan terjadi. Pada
pengukuran, Pengukuran dilakukan pada max untuk memperkecil error
(Elisa 2008). Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika di
dalam bahan/medium tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses
fisis yang dapat dipicu atau diimbas oleh berkas cahaya datang
tersebut (Sentrabd 2007).Pada percobaan, 1 ml darah dipipet ke
dalam erlenmeyer kecil, serta ditambahkan 1 ml Na-wolframat 10%,
dan 1ml H2SO4 0,67 N (tetes demi tetes). Fungsi penambahan akuades
adalah mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut
oleh akuades. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air
serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum
darah dan putih telur (Poedjiadi 1994). Penambahan Na-wolframat
bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. H2SO4
berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan
albumin oleh Na-wolframat.Larutan yang telah dibuat didiamkan
selama 10 menit agar terjadi endapan albumin secara sempurna,
sehingga ketika endapan tersebut dipisahkan dengan kertas saring
akan memisah dengan sempurna. Tiga tabung reaksi dipersiapkan,
ketiga tabung diisi dengan 1 ml filtrat, 1ml standar glukosa, dan
1ml akuades. Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml larutan
kupritartrat. Larutan kupritartrat ditambahkan untuk membentukan
warna biru ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena
larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu+. Hal ini sesuai
dengan prinsip uji tauber yang memberikan hasil positif (warna
biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Kemudian
ketiga tabung tersebut dipanaskan dengan air mendidih selama 8
menit tepat. Pemanasan berfungsi menambah laju reaksi oleh
kupritartat. Ketiga tabung tersebut didinginkan, lalu diencerkan
dengan 7 ml akuades. Satu ml larutan fosfomolibdat ditambahkan pada
setiap tabung, penambahan H2SO4 0,67 N juga bertujuan menciptakan
suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada
suasana asam. Perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas
warnanya diamati dengan spektronik-20 pada panjang gelombang 660
nm.Pada penambahan kupritartrat, ion kupri akan direduksi oleh gula
menjadi kupro dan mengendap sebagai Cu2O. Dengan menambahan
pereaksi fosfomolibdat kuprooksida melarut lagi dan warna larutan
akan berubah menjadi biru tua disebabkan oleh adanya oksidasi Mo.
Intensitaas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di
dalam filtrat (Girinda 1989).Pengamatan dengan spektronik-20
menggunakan prinsip hukum Lambert Beer. Faktor yang mempengaruhi
adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah. Bagian sinar yang
diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang beinteraksi
dengan sinar. Bayangkan anda memiliki zat warna organik yang
kuat/tajam. Jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan
diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul
yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang
sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya. Absorbansinya
sangat rendah. Jika ingin membandingkan zat warna tersebut dengan
senyawa lain, namun tidak mengetahui konsentrasinya, maka tidak
akan dapat dibuat perbandingan dengan baik tentang senyawa mana
yang menyerap sinar lebih banyak. Bentuk wadah yang semakin panjang
akan mempengaruhi panjang larutan sehingga sinar akan lebih banyak
diserap karena sinar berinteraksi dengan lebih banyak molekul
(Sentrabd 2007). Dalam analisis secara spektrofotometri terdapat 3
daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu:
daerah uv: =200-380 nm, daerah visible (tampak): =380-700 nm,
daerah inframerah: =700-0,3 . Manusia dengan ketampakan warna yang
normal, dapat mengkorelasikan panjang gelombang cahaya yang
mengenai mata dengan indra subjektif mengenai warna, dan memang
warna kadang-kadang digunakan agar tidak repot untuk menandai
porsi-porsi spektrum tertentu, seperti dipaparkan dalam klasifikasi
dalam tabel di bawah ini.Tabel 1. Spectrum cahaya tampak
(visible)warnaInterval (nm)
Merah625-740
Jingga590-625
Kuning565-590
Hijau520-565
Hijau-biru500-520
Biru430-500
Ungu380-430
Prinsip kerja spektrofometri berdasarkan hukum Lambert-Beer,
bila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka
sebagian cahaya tersebut diserap , sebagian dipantulkan, dan
sebagian lagi dipancarkan. Persamaan hukum Lambert Beer :
T =
Log = -.b.cLog T = -.b.c-log T = .b.cTransmitran adalah
perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati
sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati
sampel (Io). adalah absorpsifitas molar atau koefisien molar
extinction, nilainya dipengaruhi oleh sifat-sifat khas dari materi
yang diradiasi. Persyaratan hukum Lambert-Beer, antara lain: 1)
Radiasi yang digunakan harus monokromatik, 2) Energy radiasi yang
diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, jadi proses
yang terjadi benar-benar absorpsi, 3) Sampel (larutan) yang
mengabsorpsi harus benar-benar homogen, 4) Tidak terjadi
fluoresensi atau phosporesensi, 5) Indeks refraksi tidak
berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus
encer).Hasil pengamatan dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar
glukosa yang diperoleh dari darah ayam adalah 0,84 mg%. Kadar
glukosa dalam darah dipengaruhi oleh aktifitas tubuh, kesehatan,
dan faktor genetik.
GAMBAR
Gambar 1. Grafik hubungan absorbans dengan konsentrasi
B A Gambar 2. Kurva pengukuran panjang gelombang
Gambar 3. Spektrofotometer UV-VIS
SIMPULANDarah mengandung albumin yang harus dihilangkan pada uji
glukosa, albumin diendapkan dengan penambahan akuades dan
Na-wolframat. Hasil pengamatan dengan spektronik-20 dan perhitungan
menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh dari darah ayam
adalah 0,476 mg/ml. Kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh
aktifitas tubuh, kesehatan dan faktor genetik.
DAFTAR PUSTAKA[Anonim]. 2004. Gula dan Lemak Darah. Yayasan
Spiritia: Jakarta.[Anonim]. 2007. Glukosa.
http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa (19 Desember 2008)[Anonim].
2007. Gula Darah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_darah (19
Desember 2008)[Anonim]. 2007. Hukum Beer-Lambert.
http://www.chem-is-try.org (19 Desember 2008).[Anonim]. 2007.
Pengenalan Kepada Glukosa. http://dianais82.tripod.com/id1.html (19
Desember 2008).[Anonim]. 2007. Spectrophotometer Absorbsi UV/VIS.
http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.htm (19
Desember 2008).Anna Poedjiadi 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit
UI-Press:
Jakarta.Elisa.2008.Spektroskopi.http://elisa.ugm.ac.id/files/Arie_BS/bA7eeRCk/04_Spektroskopi%20UV-Vis_1.ppt
(19 Desember 2008).Girinda A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor:
IPB