LAPORAN PRAKTIKUMMATA KULIAH PENGENDALIAN VEKTOR
EPIDEMIOLOGI
IDENTIFIKASI NYAMUK
Disusun Oleh:
Kelompok : VRombongan : I
1. Ikha SolikhaG1B0120792. Wiji Prasetyo AdhiG1B0120823. Arvita
Kumala SariG1B0120844. Anggita PurnamasariG1B0120855. Putri Sahati
Utami Br. MarpaungG1B0120866. Aisyah RachmadiniG1B0120887. Cahyo
Ari PrastiyoG1B0120898. Widya Nevri NuraeniG1B0120909. Irene
Rosebud Admi HermesG1B012091
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KESEHATAN
MASYARAKATPURWOKERTO
2015A. PENDAHULUAN1. Latar BelakangIndonesia merupakan negara
tropis yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan, hewan, dan
mikroba sehingga merupakan tempat hidup yang baik bagi berbagai
jenis serangga, baik serangga yang menguntungkan, maupun merugikan
pada manusia. Serangga yang dapat menjadi vektor penyakit contohnya
nyamuk Culex, Anopheles, dan Aedes (Andi Utama, 2003). Kasus-kasus
penyakit yang ditularkan oleh vektor masih sangat berpotensi untuk
selalu meningkat dan tersebar luas di seluruh Provinsi di
Indonesia. Kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat serta arus
transportasi yang semakin meningkat menjadi faktor yang sangat
menentukan dalam terjadinya kasus penyakit menular di suatu
wilayah. Perubahan lingkungan global maupun lokal seperti banjir,
kekeringan, dan berbagai kerusakan lingkungan akibat perilaku
manusia, telah menyebabkan peningkatan penyebaran agen/penyebab
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti malaria, demam
berdarah, chikungunya dan filariasis (Rosa, 2009).Nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus adalah vektor yang dapat menularkan
penyakit demam berdarah. Kedua nyamuk ini dapat membawa virus
dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10
hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue
tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Pada tahun 2012, jumlah
penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah
kematian 816 orang (Incidence Rate/Angka kesakitan= 37,11 per
100.000 penduduk dan CFR= 0,90%). Terjadi peningkatan jumlah kasus
pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 65.725 kasus
dengan IR 27,67(Ditjen PP&PL, 2013).Lingkungan yang bersih
merupakan manifestasi kesehatan. Lingkungan yang bersih dan sehat
identik dengan lingkungan yang jauh dari unsur kotor dan pengganggu
lainnya. Pengganggu ini tidak hanya datang dari sampah yang
berserakan atau tempat yang kumuh, akan tetapi lingkungan yang
bersih juga harus jauh dari unsur hewan pengganggu, vektor, maupun
hewan lain yang akan menambah kekumuhan tempat tersebut dan
mengganggu kesehatan misalnya jentik nyamuk. Jentik nyamuk apabila
tumbuh manjadi nyamuk dewasa jika menggigit manusia bisa
menimbulkan penyakit, misalnya malaria yang disebabkan gigitan
nyamuk Anopheles (Denny, 2010).Identifikasi ketiga jenis nyamuk ini
sepintas sulit dibedakan hal ini karena ukuran tubuh yang kecil dan
memiliki kemiripan dalam semua stadiumnya. Perlu dilakukan
pengamatan yang lebih mendetail untuk mengetahui ciri spesifik dari
masing-masing jenis nyamuk. Dalam pengendalian vektor tidaklah
mungkin dapat dilakukan pembasmian sampai tuntas, yang mungkin
dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan pupulasi kesuatu
tingkat yang tidak membahayakan kehidupan manusia. Identifikasi
terhadap nyamuk pada setiap stadiumnya perlu dilakukan.
2. Tujuan Praktikuma. Tujuan UmumMengidentifikasi nyamuk dewasa,
mengetahui morfologi tubuhnya dan menentukan genus dan spesies
nyamuk berdasarkan identifikasinya.b. Tujuan Khusus1)
Mengidentifikasi nyamuk (staduium telur, larva dan nyamuk dewasa)2)
Mengetahui morfologi tubuh nyamuk3) Menentukan genus nyamuk
berdasarkan identifikasinya4) Menentukan spesies pada genus Aedes,
Anopheles, dan Culex
B. METODE1. Alata. Pinset b. Kaca bendac. Kaca objekd. Bak
preparate. Lupf. Gelas plastic transparan
2. Bahana. Preparat segar telur, larva dan nyamukb. Alkohol
70%c. Kunci identifikasi nyamuk
3. Cara Kerjaa. Pengamatan telur nyamuk1) Ambil preparat segar
telur nyamuk dengan menggunakan pipet tetes2) Letakan preparat
segar diatas kaca benda3) Hilangkan air yang berlebihan pada kaca
benda perlahan-lahan dengan menggunakan tissue (jangan sampai
mengenai telur)4) Amati dengan menggunakan lup5) Identifikasi telur
yang tampak dengan menggunakan pedoman transparan kunci
identifikasib. Pengamatan dan identifikasi larva1) Amati larva
nyamuk yang berada pada gelas plastik transparan berisi air2) Lihat
ciri khas larva dengan menggunakan lup3) Untuk identifikasi lebih
jelas amati larva pada benda dengan menggunakan mikroskop
binokulerc. Pengamatan dan identifikasi nyamuk dewasa1) Letakkan
nyamuk yang sudah mati diatas bak preparat2) Amati morfologi nyamuk
dengan menggunakan lup3) Identifikasi nyamuk dengan kunci
dentifikasi
C. HASIL 1. Telur
Gambar 1. TelurHasil pengamatan secara kasat mata diduga bahwa
telur yang didapat dari dalam rumah merupakan telur dari nyamuk
Aedes. Kemudian hasil pengamatan secara mikroskopis dapat
disimpulkan bahwa telur yang terdapat dalam ovitrap adalah telur
Aedes. Hal ini karena morfologi bentuk telur memiliki ciri-ciri
yaitu berwarna hitam, tidak bergerombol dan tidak mempunyai
pelampung.
Gambar 2. TelurHasil pengamatan secara kasat mata diduga bahwa
telur yang didapat dari luar rumah merupakan telur dari nyamuk
Aedes. Kemudian hasil pengamatan secara mikroskopis dapat
disimpulkan bahwa telur yang terdapat dalam ovitrap adalah telur
Aedes. Hal ini karena morfologi bentuk telur memiliki ciri-ciri
yaitu berwarna hitam, tidak bergerombol dan tidak mempunyai
pelampung.
2. Larva Gambar 3. LarvaHasil pengamatan secara kasat mata larva
yang ditemukan di dalam rumah adalah larva dari nyamuk Aedes. Hal
ini dikarenakan pada saat diamati dalam gelas plastik posisi larva
agak tegak lurus dengan permukaan air dan syphon terlihat menyatu
menjadi satu kelompok. Kemudian saat pengamatan secara mikroskopis,
bagian kepala larva memiliki mouth brush, bulu clypeus. Bagian dada
larva memiliki bulu halus disetiap segmennya, rambut syphon 1
kelompok namun tidak panjang dan sisir berdekatan dengan syphon
kemudian ekornya bercabang da nada tonjolan.
Gambar 4. LarvaHasil pengamatan secara kasat mata larva yang
ditemukan di luar rumah adalah larva dari nyamuk culex. Hal ini
dikarenakan pada saat diamati dalam gelas plastik posisi larva agak
tegak lurus dengan permukaan air dan syphon terlihat menyatu
menjadi satu kelompok. Bergerak aktif keatas permukaan air dan
berwarna hitam abu-abu.
Gambar 5. PupaHasil pengamatan secara kasat mata pupa yang
ditemukan di luar rumah adalah larva dari nyamuk culex. Hal ini
dikarenakan pada saat diamati dalam gelas warnanya hitam, bengkok,
kecil, panjang, bentuk seperti koma dan muncul dipermukaan.3.
Nyamuk dewasa
Gambar 6. Nyamuk dewasaHasil pengamatan secara kasat mata di
duga bahwa nyamuk diperoleh dari dalam ruangan setelah diamati
merukapan nyamuk Culex. Hal ini dikarenakan posisi hinggap nyamuk
horizontal atau mendatar, tidak ada belang belang putih pada
tubuhnya dan kakinya. Serta palpi lebih pendek daripada
probocis.
Gambar 7. Nyamuk dewasaHasil pengamatan secara kasat mata di
duga bahwa nyamuk diperoleh dari luar ruangan setelah diamati
merukapan nyamuk Aedes. Hal ini dikarenakan posisi hinggap nyamuk
horizontal atau mendatar, tidak ada belang belang putih pada
tubuhnya dan kakinya. Serta palpi lebih panjang daripada
probocis.
4. PEMBAHASAN
5. KESIMPULAN
6. DAFTAR PUSTAKADenny, Riyono. (2010). Nyamuk Sebagai Vektor
Penyakit ( Malaria, demam Berdarah, Demam Tulang, Kaki Gajah ) di
Indonesia. Diakses 17 Juni 2015 dari
http://www.docstoc.com/docs/112724650/Nyamuk-sebagai
Vektor-Penyakit Andi Utama. 2003. Nyamuk transgenik, strategi baru
pengontrol malaria.
http://www.beritaiptek.com/messages/artikel/497172003NTR.shtml.
diakses 17 Juni 2015.Ditjen PP&PL, 2013. Profil Kesehatan
Indonesia 2013. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
LAMPIRAN