I. JUDUL PERCOBAAN : KLOR, BROM, DAN IOD II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Jumat, 9 November 2012 III. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui sifat-sifat klor, brom,iod dan senyawanya 2. Mengidentifikasi klor, brom, iod dan senyawanya 3. Mengetahui cara pembuatan gas klor, brom,iod IV. TINJAUAN PUSTAKA Halogen adalah unsur kimia yang berada pada golongan 17, yang terdiri atas unsur : Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I) dan Astatin (As). Halogen merupakan unsur yang sangat reaktif. kereaktifan halogen dari klorin sampai iodin menurun, sedangkan fluorin merupakan unsur yang paling reaktif. Sifat fisik halogen : Sifat fisik Fluor in Klorin Bromin Iodin Astati n Titik didih - 188,1 4 o C -34,6 o C 58,78 o C 184,35 o C 337 o C Titik beku - 219,62 o C - 100,98 o C - 7,25 o C 113,5 o C 302 o C Kerapata n (g/cm 3 ) 1,1 1,5 3,0 5,0 - Kelaruta n dalam bereak si 20 42 3 -
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. JUDUL PERCOBAAN : KLOR, BROM, DAN IOD
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Jumat, 9 November 2012
III. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui sifat-sifat klor, brom,iod dan senyawanya
2. Mengidentifikasi klor, brom, iod dan senyawanya
3. Mengetahui cara pembuatan gas klor, brom,iod
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Halogen adalah unsur kimia yang berada pada golongan 17, yang terdiri atas unsur :
Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :
Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaOCl2 + H2SO4 → CaSO4 + H2O + Cl2
Cl2 + 2Br- → Br2 + 2Cl-
Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.
Mencampurkan bromide, H2SO4, dan MnO2.
Unsur iodine dapat dibuat dengan cara :
Dengan mereaksikan NaIO3 dan natrium bisilfit
2NaIO3 + 5N4H2SO3 → 3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2
Cl2, Br2 dan I2 dapat di buat dengan mereaksikan suatu halide alkali dengan
asam sulfat encer dan MnO2.
MnO2 + 4 H+ + 2X- Mn2+ + 2 H2O + X2
Klor dapat di buat juga dengan reaksi
2 MnO-4 + 10 Cl- + 16 H+ 2 Mn2+ + 8 H2O + Cl2
Brom dan Iod dapat di buat dengan cara oksidasi bromide dan yodida
dengan gas klor.
Cl2 + 2 Br- 2 Cl- + Br2
Cl2 + 2 I- 2 Cl- + I2
Daya pengoksidasi
Data potensial reduksi:
F2 + 2e- → 2F- Eo= +2,87 Volt
Cl2 + 2e- → 2Cl- Eo= +1,36 Volt
Br2 + 2e- → 2Br- Eo= +1,06 Volt
I2 + 2e- → 2I- Eo= +0,54 Volt
Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akn mudah mengalami reduksi dan
disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial
reduksi terkecil.
Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion
iodida paling mudah melepas elektron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida, dan
oksilhalida.
Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida
(HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan
antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat.
Urutan kekuatan asam :
HF < HCl < HBr < HI
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki
bilangan oksidasi ( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl,Br,I karena oksigen lebih
elektronegatifan. Pembentukannya :
X2O + H2O → 2HXO
X2O3 + H2O → 2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O → 2HXO4
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan
semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H
sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat).
Unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan air, hidrogen, logam, non-logam,
metalloid, basa, dan antar halogen.
Reaksi dengan air
Flourin bereaksi dengan air akan membentuk larutan asam dan oksigen.
2F2 + 2H2O → 4HF +O2 (dalam tempat gelap)
Klorin dan bromin bereaksi dengan air membentuk larutan asam halida dan asam
oksilhalida.
Cl2 + H2O → HClO + HCl
Br2 + H2O → HBrO + HBr
Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi.
I2 + H2O → (tidak bereaksi)
Tetapi I2 larut dalam larutan KI
I2 + KI → KI3
Reaksi dengan logam
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida
logam.
2Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Halida logam yang terbentuk bersifat ionic jika energi ionisasina rendah dan
logamnya memiliki biloks rendah. Hampir semua halide bersifat ionik. Contoh Na+,
Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3.
Reaksi dengan non-logam
Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen
dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3.
Reaksi dengan unsur metalloid
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
Reaksi dengan basa
Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida ( X- ) dan hipohalida
( XO- ), sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida ( X- )
dan halat ( XO3- ). Contoh :
X2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2 + 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
Reaksi pendesakkan
Berlangsungnya suatu reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi,
berlangsung tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.
Halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu
mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Contoh: F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
Br- + Cl2 → Br2 + Cl-
Br2 + 2I- → Br- + I2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
I2 + Br- → (tidak bereaksi)
Reaksi antar unsur halogen
Unsur-unsur halogen memiliki harga elektronegativitas yang berbeda sehingga akan
terbentuk senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk memiliki 4 kategori : XY, XY3,
XY5, XY7 (X adalah halogen yang lebih elektronegatif). Contoh :
F2 + Cl2 → 2FCl
Cl2 + 3I2 → 2ClI3
Di alam, klor ditemukan hanya dalam keadaan bersenyawa, terutam,a dengan
natrium sebagai garam (NaCl), karnalit dan silfit. Klor tergolong dalam grup unsur
halogen (pembentuk garam)dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat
oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning
kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Pada suhu 10oC, satu
volume air dapat melarutkan 3.10 volume klor, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77
volume. Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa
klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi,
klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi
brom. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat
pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida,
makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala labooratorium dengan cara :
o Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2→MnO2 + 2H2SO4 + 2 NaCl
o Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4
CaSO4 + H2O + Cl2→CaOCl2 + H2SO4
o Mereaksikan KMnO4 dan HCl
2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl2→KMnO4 + HCl
Brom termasuk ke dalam golongan halogen. Diperoleh air garam alamiah dari
sumber mata air di Michigan dan Arkansas. Brom juga diekstrak dari air laut, dengan
kandungan hanya sebesar 82 ppm.
Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Sifatnya berat, mudah bergerak,
cairan berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap
merah dengan bau yang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada
mata dan tenggorokan. Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida, membentuk
larutan berwarna merah, tidaak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat bersenyawa
dengan banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom tumpah ke kulit, akan
menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang
serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.
Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :
o Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaSO4 + H2O→CaOCl2 + H2SO4+Cl2
Br2 +2Cl-→Cl2 + 2Br-
o Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.
o Mencampurkan bromida, H2SO4, dan MnO-2.
Iod atau Yodium yang sangat murni dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium
iodida dengan tembaga sulfat. Ada pula metode lainnya yang sudah dikembangkan.
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada
suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa
dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser
iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam
kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk
larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.
Unsur iodine dapat dibuat dengan cara.
o Dengan mereaksikan NaIO3 dan natrium bisilfit.
2NaIO3 + 5N4H2SO3→3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2
Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya
saja bromida diganti dengan iodida.
Senyawa HF dan HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam
halide (NaF dan CaCl2) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan
persamaan reaksiberikut :
2NaF + H2SO4 → Na2SO4 + 2HF
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 +2HCl
Senyawa HI dan HBr tidak dapat dibuat seperti itu karena Br - atau I- akan dioksidasi
oleh H2SO4.
2NaBr + H2SO4 → Na2SO3 + Br2 + H2O
MgI2 + H2SO4 → MgSO3 + I2 + H2O
HBr dan HI biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4.
3NaBr +H3PO4 → Na3PO4 + 3HBr
3MgI2 + 2H3PO4 → Mg3(PO4)2 + 6HI
ALAT DAN BAHAN
1. Alat- Pipet tetes
- Corong gelas
- Gelas kimia 100 ml
- Statif dan klem
- Sendok poreselin
- Pengaduk kaca
- Tabung reaksi berpipa samping
- Kasa asbes
- Penutup karet
- Pipa penghubung
- Gelas kimia 250 ml
2. Bahan - Serbuk batu kawi MnO2
- Larutan asam klorida
- Kaporit
- Larutan asam sulfat pekat
- Larutan natrium klorida 0,1 M
- Larutan raksa (I) nitrat 0,1 M
- Larutan perak nitrat 0,1 M
- Larutan kalium iodide 0,1 M
- Larutan timbel asetat 0,1 M
- Larutan amilum
- Larutan kalium bromida
- Garam dapur
- Kristal KI, KBr
- Kertas berwarna dan kertas saring
- Larutan Cs2
ALUR KERJA
Percobaan 1
Percobaan 2
Hasil pengamatan
-Ditambah sedikit H2SO4 0,1 M dan diamati
-Dipanaskan dan diamati
-Gas yang terbentuk diuji dengan kertas saring yang ditetesi KI dan amilum
-diamati
Seujung sendok teh serbuk batu kawi + beberapa butir NaCl
Hasil pengamatan
-Ditambah sedikit H2SO4 0,1 M dan diamati
-Dipanaskan dan diamati
-Gas yang terbentuk diuji dengan kertas saring yang ditetesi KI dan amilum
-diamati
Seujung sendok teh serbuk batu kawi + beberapa butir KBr
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi berbeda
-Tabung 1, ditambah AgNO3 0,1 M
-Tabung 2, ditambah HgNO3 0,1 M
-Tabung 3, ditambah Pb(CH3COO)2
-Diamati
Sekitar 1ml larutan NaCl
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi berbeda
-Tabung 1, ditambah AgNO3 0,1 M
-Tabung 2, ditambah HgNO3 0,1 M
-Tabung 3, ditambah Pb(CH3COO)2
-Diamati
Sekitar 1ml larutan KBr
Percobaan 3
Percobaan 4
-Ditambah beberapa tetes HCl 0,1 M
-Dimasukkan sehelai kertas warna dan diamati
Hasil pengamatan
-Dimasukkan sehelai kertas warna
- Dibiarkan diudara terbuka
-diamati
Filtrate 1
Filtrate 2
Filtrate
-Dibagi 2
Residu
Hasil pengamatan
Seujung sendok kecil kaporit + setabung reaksi air
-Dimasukkan tabung reaksi
-Disaring
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam tabung reaksi
-Ditutup dengan karet penutup
-Dihubungkan dengan selang kedalam gelas kimia yang berisi air
-Dipanaskan
-Dibiarkan beberapa menit
-Diamati yang keluar dari kaca penghubung
-Air dalam gelas kimia diuji dengan kertas lakmus
-Selang dikeluarkan dari dalam air
-Gas yang keluar diuji dengan kertas saring yang telah ditetesi KI dan amilum
1 sendok teh NaCl + H2SO4 pekat
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam tabung reaksi
-Ditutup dengan karet penutup
-Dihubungkan dengan selang kedalam gelas kimia yang berisi air
-Dipanaskan
-Dibiarkan beberapa menit
-Diamati yang keluar dari kaca penghubung
-Air dalam gelas kimia diuji dengan kertas lakmus
-Selang dikeluarkan dari dalam air
-Gas yang keluar diuji dengan kertas saring yang telah ditetesi KI dan amilum
1 sendok teh KI + H2SO4 pekat
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam tabung reaksi
-Ditutup dengan karet penutup
-Dihubungkan dengan selang kedalam gelas kimia yang berisi air
-Dipanaskan
-Dibiarkan beberapa menit
-Diamati yang keluar dari kaca penghubung
-Air dalam gelas kimia diuji dengan kertas lakmus
-Selang dikeluarkan dari dalam air
-Gas yang keluar diuji dengan kertas saring yang telah ditetesi KI dan amilum
1 sendok teh KBr + H2SO4 pekat
Percobaan 5
Percobaan 6
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam tabung reaksi
-Disalurkan perlahan-perlahan gas klor kedalamnya
-Ditambah larutan CS2
-diamati
1 ml NaCl
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam tabung reaksi
-Disalurkan perlahan-perlahan gas klor kedalamnya
-Ditambah larutan CS2
-diamati
1 ml KBr
Hasil pengamatan
-Dimasukkan dalam tabung reaksi
-Disalurkan perlahan-perlahan gas klor kedalamnya
-Ditambah larutan CS2
-diamati
1 ml KI
Hasil pengamatan
-Diamati bentuk dan warna
-Dimasukkan masing-masing dalam 3 tabung reaksi yang berbeda
-Tabung 1 ditambah air
-Tabung 2 ditambah KI
-Tabung 3 ditambah HCl
-diamati
3 butir iodine padat ukurannya hampir sama
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Perobaan pertama bertujuan untuk mengidentifikasi gas Cl2 dan Br2 yang terbentuk dari praktikum. Percobaan diawali dengan memasukkan seujung sendok MnO2 (serbuk hitam) dan beberapa butir NaCl (kristal putih). Menambahkan H2SO4 1 M ke dalam tabung reaksi. Langkah selanjutnya adalah memanaskan campuran dan mengamati warna gas yang terbentuk. Berikut ini adalah reaksi kimia yang sesuai untuk percobaan diatas:
H2SO4(aq) + NaCl(s) HCl(aq) + NaHSO4(aq)
HCl(aq) + MnO2(s) MnCl(aq) + 2 H2O (l) + Cl2(g)
Berdasarkan reaksi diatas, gas yang terbentuk adalah Cl2. Secara teori, warna gas Cl2 adalah kuning kehijauan, namun pada saat praktikum, gas yang terbentuk tak berwarna. Hal ini disebabkan gas yang dipersiapkan menggunakan MnO2 harus dimurnikan terlebih dahulu. Yakni dengan melewatkan gas tersebut pada air untuk mengilangkan HCl, kemudian melewatkannya pada H2SO4 pekat untuk menghilangkan air. kemungkinan bahwa gas masih mengandung komponen. Namun selang yang digunakan berubah menjadi agak kekuningan, sehingga kemungkinan gas Cl2 telah terbentuk meski dalam konsentrasi kecil.
Untuk membuktikan bahwa gas tersebut adalah Cl2, maka langkah selanjutnya adalah menguji gas yang terbentuk. Pengujian dilakukan dengan meneteskan larutan KI (tak berwarna) dan larutan pati (tak berwarna) pada kertas saring. Meletakkan kertas saring diujung selang yang terpasang pada tabung. Kertas saring yang semula berwarna putih mengalami perubahan warna menjadi ungu. Berikut adalah reaksi kimia yang menjelaskan peristiwa diatas:
Cl2(g) + KI(aq) KCl(aq) + I2(aq)
Klor memiliki keraktifan yang lebih besar dari pada Iodium. Sehingga jika direaksikan antara gas klor dengan KI, maka akan terjadi reaksi pendesakan oleh gas klor dan terbentuk produk berupa KCl dan I2. Iodine (I2) yang terbentuk dapat bereaksi dengan amilosa dari amilum (pati) dan membentuk kompleks berwarna ungu.
Selanjutnya adalah mengulang percobaan dengan mengganti larutan dengan KBr (larutan, tak berwarna). Langkah yang dilewati pun hampir sama. Percobaan dimulai dengan memasukkan seujung sendok MnO2 (serbuk hitam) dan beberapa tetes KBr. Menambahkan H2SO4 1 M ke dalam tabung reaksi. Langkah selanjutnya adalah memanaskan campuran dan mengamati warna gas yang terbentuk. Berikut ini adalah reaksi kimia yang sesuai untuk percobaan diatas:
H2SO4(aq) + KBr(aq) HBr(aq) + KHSO4(aq)
HBr(aq) + MnO2(s) MnBr(aq) + 2 H2O (l) + Br2(g)
Berdasarkan reaksi diatas, gas yang terbentuk adalah Br2. Secara teori, warna gas Br2 adalah Coklat kemerahan, namun pada saat praktikum, gas yang terbentuk tak berwarna. Penyebabnya sama, yakni, gas yang dipersiapkan menggunakan MnO2 harus dimurnikan terlebih dahulu. Yakni dengan melewatkan gas tersebut pada air untuk mengilangkan HBr, kemudian melewatkannya pada H2SO4 pekat untuk menghilangkan air. kemungkinan bahwa gas masih mengandung komponen. Namun selang yang digunakan berubah menjadi agak sedikit coklat, sehingga kemungkinan gas Br2 telah terbentuk meski dalam konsentrasi kecil.
Untuk membuktikan bahwa gas tersebut adalah Br2, maka langkah selanjutnya adalah menguji gas yang terbentuk. Pengujian dilakukan dengan meneteskan larutan KI (tak berwarna) dan larutan pati (tak berwarna) pada kertas saring. Meletakkan kertas saring diujung selang yang terpasang pada tabung. Kertas saring yang semula berwarna putih mengalami perubahan warna menjadi ungu. Berikut adalah reaksi kimia yang menjelaskan peristiwa diatas:
Br2(g) + KI(aq) KBr(aq) + I2(aq)
Brom memiliki keraktifan yang lebih besar dari pada Iodium. Sehingga jika direaksikan antara gas brom dengan KI, maka akan terjadi reaksi pendesakan oleh gas klor dan terbentuk produk berupa KCl dan I2. Iodine (I2) yang terbentuk dapat bereaksi dengan amilosa dari amilum (pati) dan membentuk kompleks berwarna ungu.
Percobaan 2
Percobaan dua bertujuan untuk mempelajari kelarutan dari garam-garam halida. Percobaan dibagi menjadi dua bagian, yakni mengamati kelarutan garam-garam Klor dan kedua mengamati kelarutan garam-garam Bromin. Percobaan dimulai dengan memasukkan 1 mL larutan NaCl (tak berwarna) ke dalam 3 tabung reaksi. Selanjutnya adalah menambahkan beberapa tetes AgNO3 0,1 M ke dalam tabung 1, HgNO3 0,1 M ke dalam tabung 2, PbCH3COO0,1 M ke dalam tabung 3. Berikutnya adalah mengamati perubahan yang terjadi pada campuran. Pada tabung pertama, campuran berubah menjadi putih keruh(++) dan timbul endapan putih, tabung kedua campuran berubah putih keruh (+) dan timbul endapan putih, dan pada tabung ketiga campuran berubah putih keruh (+) dan timbul endapan putih. Reaksi yang sesuai untuk peristiwa diatas adalah:
NaCl (aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
NaCl (aq) + HgNO3(aq) HgCl(s) + NaNO3(aq)
NaCl (aq) + PbCH3COO(aq) PbCl(s) + NaCH3COO (aq)
Ag, Hg, dan Pb adalah jenis kation golongan I yang dapat membentuk endapan jika bereaksi membentuk garam halida. Namun tidak semua langsung mengendap, Pb
adalah contohnya. Pb merupakan kation Golongan I dan II (A). sehingga warna larutan yang terbentuk tidak sekeruh Ag.
Berikutnya adalah mengulang percobaan dengan mengganti NaCl dengan larutan KBr (tidak berwarna). Prosedur yang dilakukan sama persis. Berikut ini adalah hasil pengamatan yang diperoleh : pada tabung pertama, campuran berubah menjadi putih keruh(++) dan timbul endapan putih kekuningan, tabung kedua campuran berubah sedikit keruh dan tidak ada endapan, dan pada tabung ketiga campuran berubah jernih tak berwarna dan timbul endapan putih yang menggumpal di dasar tabung.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kation golongan I bereaksi kuat dengan golongan halida, dan garam yang terbentuk memiliki Ksp yang sangat kecil sehingga mudah mengendap.
Percobaan 3
Percobaan ketiga bertujuan untuk mempelajari kemampuan oksidasi oksida halogen yang sering dimanfaatkan sebagai bahan pemutih. Percobaan dimulai dengan memasukkan seujung sendok kaporit (Ca(OCl)2) kedalam tabung reaksi. Selanjutnya memasukkannya kedalam gelas kimia, mengocoknya sebentar dan memfiltrasinya. Filtrat yang diperoleh adalah larutan tak berwarna.
Membagi dan memasukkan filtrat yang diperoleh ke dalam 2 tabung reaksi. Memasukkan kertas berwarna (hijau dan merah muda) ke dalam tabung satu, dan menambahkan beberapa tetes HCl dan memasukkan kertas berwarna ( hijau dan merah muda) ke dalamnya. Setelah beberapa saat, pada tabung satu kertas tetap berwarna hijau dan merah muda, sedangkan pada tabung 2, kertas berubah menjadi memudar (tidak secerah sebelumnya). Hal ini bisa dijelaskan bahwa penambahan HCl menyebabkan terbentuknya asam hipoklorit yang bersifat oksidator.
Ca(OCl)2(aq) + 2HCl (aq) CaCl2(aq) + 2HOCl (aq)
Air kaporit yang memiliki kandungan asam hipoklorit memiliki kemampuan memutihkan (sebagai zat pengelantang) dan oksidator. Sebenarnya kalsium hipoklorit (kaporit) juga merupakan oksidator, namun kaporit tidak dapat mengoksidasi sekuat asam hipoklorit.
Percobaan 4
Percobaan keempat yaitu untuk mengetahui pembuatan gas HCl, HBr, dan HI
yang diidentifikasi dengan lakmus biru dan kertas saring yang dibasahi larutan KI dan
amilum.
a. Tabung pertama diisi padatan natrium klorida dan larutan asam sulfat pekat
kemudian ditutup dengan sumbat yang diberi selang dan dipanaskan. Gas
yang terbentuk dialirkan kedalam gelas kimia yang berisi air. Setelah larutan
dipanaskan akan terbentuk gas HCl.
NaCl(s) + H2SO4(aq) HCl(g) + NaHSO4(aq)
Gas HCl akan merubah kertas lakmus biru menjadi merah karena sifatnya
asam, dan kertas saring yang dibasahi KI+amilum tidak berubah warna
karena tidak dapat terjadi pembentukan iod.
b. Tabung kedua diberikan perlakuan yang sama seperti tabung I tetapi padatan
natrium klorida diganti padatan kalium bromida. Setelah larutan dipanaskan
tidak terbentuk gas HBr tetapi terbentuk gas Br2, karena asam sulfat oksidatir
kuat yang akan mengoksidari HBr menjadi Br2. Hal ini ditunjukkan lakmus
biru tidak berubah warna, tetapi kertas saring yang dibasahi KI+amilum
berubah menjadi ungu karena terjadi pembebasan iod oleh gas brom seperti