6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar 1) Pengertian Prestasi Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar. Menurut W.J.S. Poerwadarminto , kata prestasi artinya hasil yang dicapai. 1 Sedangkan oleh Tulus Tu'u prestasi diartikan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. 2 Dari penjelasan tersebut kata prestasi dapat penulis simpulkan berarti hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan tertentu. 2) Pengertian Belajar Belajar adalah suatu hal yang sangat esensial dalam kehidupan seseorang di dunia ini, karena dengan belajar seseorang akan memperoleh ilmu yang berguna bagi kehidupannya. Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an yang berbunyi : ﺍﻟﻌﻠ ﺍﻭﺗﻮﺍ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻭﻗﺎﻝ ﺻﺎﳊﺎ ﻭﻋﻤﻞ ﺍﻣﻦ ﳌﻦ ﺧﲑ ﺍﷲ ﺛﻮﺍﺏ ﻭﻳﻠﻜﻢ ﻢ... ) ﺍﻟﻘﺼﺺ: 80 ( " Berkatalah orag-orang yang dianugerahi ilmu : “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh …”. ( Q.S. Al Qashash : 80 ) 3 Selain di atas, Allah telah memerintahkan kepada manusia dalam Al Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w yang pertama kalinya dalam surat Al 'Alaq ayat 1-5 yang berbunyi : 1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. 16, hlm. 768. 2 Tulus Tu'u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 75. 3 R.H.A. Soenarjo, Al Qur’an dan Terjemahannya, ( Bandung, Gema Risalah Press, 1992 .), hlm 623.
36
Embed
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Poerwadarminto ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1. Pengertian Belajar 1) Pengertian Prestasi Prestasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
1) Pengertian Prestasi
Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar. Menurut W.J.S.
Poerwadarminto , kata prestasi artinya hasil yang dicapai.1 Sedangkan
oleh Tulus Tu'u prestasi diartikan hasil yang dicapai seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.2
Dari penjelasan tersebut kata prestasi dapat penulis simpulkan berarti
hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan tertentu.
2) Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu hal yang sangat esensial dalam kehidupan
seseorang di dunia ini, karena dengan belajar seseorang akan
memperoleh ilmu yang berguna bagi kehidupannya. Allah Ta’ala
berfirman dalam Al Qur’an yang berbunyi :
... م ويلكم ثواب االله خير لمن امن وعمل صالحا وقال الذين اوتوا العل )80:القصص (
" Berkatalah orag-orang yang dianugerahi ilmu : “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh …”. ( Q.S. Al Qashash : 80 ) 3 Selain di atas, Allah telah memerintahkan kepada manusia dalam Al
Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w yang pertama
kalinya dalam surat Al 'Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
Cet. 16, hlm. 768. 2 Tulus Tu'u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004),
hlm. 75. 3 R.H.A. Soenarjo, Al Qur’an dan Terjemahannya, ( Bandung, Gema Risalah Press, 1992 .),
hlm 623.
7
خلق الآنسان من علق ا قرأوربك الاكرم خلق اقرأ باسم ربك الدي )1- 5العلق ( علم بالقلم علم الانسان مالم يعلم ي الد
" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-Mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada Manusia apa yang tidak diketahuinya." 4 Dengan berdasarkan kedua dalil di atas menunjukan bahwa belajar
adalah sesuatu yang sangat ditekankan dan dianjurkan, bahkan Allah
berjanji akan mengangkat derajat orang yang berilmu lebih tinggi
beberapa derajat seperti firman Allah di bawah ini :
... يرفع االله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجت قلم ... )11: اادلة (
“ … Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …. “ ( Al Mujaadilah : 11 ) 5 Para ahli pendidikan dalam memberikan pengertian belajar amat
bermacam-macam. Namun bukan berarti pendapat mereka
bertentangan satu dengan yang lain. Berikut ini penulis kemukakan
beberapa pengertian belajar menurut pendapat para ahli, antara lain :
1). Menurut Nana Sudjana, belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang.6 Perubahan yang
dimaksud dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
4 R.H.A Soenarjo, Al Qur'am dan Terjemahannya, (Bandung:Gema Risalah , 1992), hlm.
1079. 5 Ibid, hlm. 910
6 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1996), Cet.3, hlm. 5
8
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek
lain yang ada pada individu yang belajar.
2). Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-
cara bertingkahlaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.7
3). Menurut Abu Ahmadi, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.8
4). Menurut Kimble dan Garmezy yang dikutip oleh John P. Dececco
dan William R. Crewford, Learning is a relatively permanent
change in behavioral tendency and is the result of reinforced
practice.9 ( Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap
pada tingkah laku seseorang dan ini merupakan suatu hasil dari
latihan yang dilakukan secara terus menerus. )
5.) Menurut Mustafa Fahmi,
التعلم عبارة عن اى تغير فى السلوك ناتج عن استثارة
" Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya dorongan (pemberian semangat). " 10
Dari pendapat para ahli di atas tentang pengertian belajar, maka
dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku atau kecakapan yang baru secara menyeluruh.
7 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Besar, (Bandung : Tarsito,
1990), hlm. 21 8 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991),
hlm. 121 9 John P. De Cecco dan William R. Crawford, The Psychology of Learning And Instruction
Pendidik harus mengembangkan anak didik mampu menolong
dirinya sendiri, untuk itu anak didik perlu mendapatkan berbagai
pengalaman dalam mengembangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip
generalisasi, intelek, inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi dan lain-
lain.
Pendidik harus berusaha agar proses itu berlangsung secara
berdaya guna dan berhasil guna. Pendidik yang berhasil harus mampu
merubah tingkah laku yang meliputi bentuk kemampuan yang
digolongkan dalam 3 dominan oleh Bloom dkk, 14 yaitu :
1. Cognitive domain : kemampuan kognitif
Termasuk kategori kemampuan kognitif antara lain :
a. mengetahui, mengetrapkan, menganalisa, mensintesa, evaluasi,
kemampuan tersebut
b. sifat herarcis, artinya kemampuan 1 harus dikuasai terlebih
dahulu sebelum kemampuan diatasnya, dan seterusnya.
Kemampuan kognitif tersebut sesuai dengan firman Allah di bawah
ini :
فقال انبئونى باسماء لاوعلم ادم الاسماء كلها ثم عرضهم على الملئكة )31: البقره ( هؤلاء ان كنتم صدقين
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakan kepada para Malaikat lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu, jika kamu memegang benar !” (QS. Al Baqarah : 31) 15
2. Afektive domain : kemampuan afektif
Meliputi : menerima, menanggapi, menghargai, membentuk,
berpribadi.
Sebagaimana firman Allah berikut ini :
14 Drs. H. Abu Ahmadi Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Cet. 2 tahun
“ … dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat … “ ( QS: Al Baqarah : 83) 16
3. Psychomotor domain : kemampuan psikomotor
Kemampuan ini menyangkut kegiatan fisik, menyangkut
koordinasi syaraf otot dan penguasaan tubuh dan gerak.
Kemampuan ini terlihat antara lain pada :
melempar, melakukan, berlari, meloncat, dan lain-lain.
“ Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Saba’ : 11) 17
Dalam kenyataan hidup dan situasi belajar mengajar yang
sebenarnya antara lain ke 3 domain itu tidak terpisah 1 dengan lainnya.
Klasifikasi ini diadakan dengan harapan dapat membantu
pendidik untuk menentukan langkah yang harus dilalui dalam proses
belajar mengajar dengan memperhatikan apa yang dicapai, bagaimana
murid harus belajar, materi apa yang berhasil guna, dan lain-lain.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman
dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan
tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat
sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat
intangible ( tak dapat diraba ). Oleh karena itu yang dapat dilakukan
16 Ibid., hlm. 23 17 Ibid., hlm. 684
12
guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan
tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa,
baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. “
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa
sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar
indicator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan
atau diukur, 15 sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 1
Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Belajar
Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
B. Ranah Cipta (Kognitif) 1.Pengamatan 2.Ingatan 3.Pemahaman 4.Aplikasi/Penerapan 5.Analisis
(Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
Sintesis (Membuat paduan baru dan utuh)
1. Dapat menunjukkan ; 2. Dapat membandingkan; 3. Dapat menghubungkan 1. Dapat menyebutkan; 2. Dapat menunjukkan; kembali 1. Dapat menjelaskan; 2. Dapat mendefinisikan dengan
lisan sendiri 1. Dapat memberikan contoh; 2. Dapat menggunakan secara
tepat; 1. Dapat menguraikan; 2. Dapat mengklasifikasikan /
memilah-milah 1. Dapat menghubungkan; 2. Dapat menyimpulkan; 3. Dapat menggeneralisasikan
الرجال قوامون على النساء بما فضل االله بعضهم على بعض وبما انفقوا )34: النساء .... ( من اموالهم
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ….” 57
c.) Suami mempunyai keawajiban untuk membimbing istri dengan
mengupayakan meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
istri terutama pengetahuan agama.
2) Kewajiban isteri
a.) Isteri wajib patuh dan taat kepada suami dengan tulus, baik
dihadapan suami maupun ketika suami tidak ada. Sebagaimana
firman Allah :
)34: النساء ( ….فالصلحت قنتت حفظت للغيب بما حفظ االله “ Maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri dibalik pembelakangan suaminya …. ”. (Q.S. An Nisaa (4): 34) 58
b.) Istri mempunyai kewajiban untuk mengatur rumah tangga antara
lain meliputi penataan ruang, kebersihan, penyediaan makanan dan
minuman, serta mengatur perekonomian keluarga. Hal ini telah
dijelaskan oleh Rasulullah dalam Sabdanya :
:عن النبى صل االله عليه وسلم قال : عن ابن عمر رضى االله عنهما فكلكم راع وكلكم مسؤل , بيت زوجها وولده والمرأة راعية على
)رواه البخارى . ( عن رعيته “ Dari Ibnu Umar R.A. dari Nabi s.a.w. bersabda : Seorang istri adalah pemimpin atas rumah suaminya serta anaknya. Oleh karenanya masing-masing dari kalian adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian diminta pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya”. 59 (H.R. Bukhori)
c.) Istri wajib menjaga dan memelihara harta benda suaminya.
3) Hak suami
a.) Suami berhak melakukan hubungan kehidupan berkeluarga dengan
isterinya.
b.) Suami berhak mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang baik
dari isterinya.
c.) Suami berhak atas harta warisan peninggalan isterinya.
d.) Anak yang lahir dari isteri bernasab pada suami.
4) Hak isteri
a.) Isteri berhak memperoleh nafkah dari suami baik lahir maupun
batin.
b.) Isteri berhak mendapatkan perlakuan baik dari suami, sebagaimana
disebutkan dalam Al Qur’an surat An Nisaa : 19
فان كرهتموهن فعسى ان تكرهوا شيئا , وعاشروهن بالمعروف .… )19:النساء . ( ويجعل االله فيه خيرا كثيرا
“…. Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menyediakan padanya kebaikan yang banyak”. (Q.S. An-Nisaa (4); 19) 60
c.) Isteri berhak memperoleh perlindungan dari suami.
d.) Isteri berhak mendapatkan pendidikan dari suami.
e.) Isteri berhak atas harta waris peninggalan suami.
Selain kewajiban dan hak masing-masing suami dan isteri
sebagaimana yang telah diuraikan, ada beberapa hal yang penting untuk
diperhatikan dan dilakukan bersama oleh suami isteri dalam upaya
mewujudkan keluarga yang sakinah 61 , yaitu :
60 H. Soenaryo, Op.Cit., hlm. 119 61 Departemen Agama RI, loc. cit., hlm.14
31
(a.) Suami isteri saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia
dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain
(sebagaimana disebutkan di dalam Undang-undang Perkawinan).
(b.) Antara suamni isteri harus berlaku jujur, bersikap terbuka dan
mau bermusyawarah.
(c.) Suami isteri harus setia berpegang teguh pada dasar dan tujuan
perkawinan.
(d.) Suami isteri harus mau nasehat-menasehati dengan cara yang
baik dan tidak menyinggung perasaan.
(e.) Suami isteri harus senantiasa pandai-pandai menyimpan rahasia
rumah tangga dan harus menutupi cacat atau celah yang ada pada
isteri maupun suami.
(f.) Suami dan isteri masing-masing mau hidup sederhana dalam arti
belaku hemat dan cermat.
(g.) Suami dan isteri harus mampu menjaga kehormatan rumah
tangga.
(h.) Suami dan isteri mempunyai kewajiban bersama untuk mendidik
anak mereka, agar menjadi anak yang shaleh dan berusaha untuk
mencurahkan kasih sayangnya kepada mereka. Tanggung jawab
orang tua terhadap pendidikan anak tersebut sesuai dengan
firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 di bawah ini :
)6,التحريم ( يايها الذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا
“Hai orang yang beriman periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At. Tahrim (66) ; 6)66
66 R.H.A. Soenarjo, Op. Cit., hlm 951
32
(i.) Suami dan isteri masing-masing harus dapat menjauhkan dari
perkataan, perlakuan dan sikap yang dapat menimbulkan perselisihan
diantara mereka.
(j.) Apabila terjadi perselisihan diantara mereka maka masing-masing
suami maupun isteri harus mampu mengendalikan emosi dan
menghadapi masalah dengan tenang dan lapang dada.
(k.) Suami isteri harus memiliki sifat pemaaf dan tidak pendendam.
(l.) Apabila suami isteri tidak mampu mengatasi dan menyelesaikan
masalah yang menjadi penyebab perselisihan diantara mereka, maka
diharapkan mereka mau untuk minta nasehat kepada orang yang
pantas dan mampu untuk memberikan nasehat atau kepada lembaga
Penasehat Perkawainan, seperti BP4.
(m.) Suami dalam memberikan tugas pekerjaan kepada isteri tidak
melewati batas kemampuan si isteri.
(n.) Suami memberi kelonggaran kepada isterinya untuk menengok atau
bersilaturrahmi kepada orang tuanya, keluarganya, atau tetangganya
terutama bila mereka sedang sakit.
(o.) Suami berlaku sabar dan menerima kewenangan yang ada pada
isterinya, demikian pula si isteri terhadap suaminya.
(p.) Isteri senantiasa berpenampilan menarik di hadapan suaminya,
demikian pula suami dihadapan isteri.
Keuntungan Keluarga Kecil
Apabila dibandingkan dengan keluarga besar (anak banyak) keluarga
kecil (2 anak) meiliki berbagai keuntungan.
Keuntungan tersebut tidak saja dinikmati oleh keluarga yang
bersangkutan akan tetapi juga oleh masyarakat atau pemerintah.64 Bagi
keluarga akan terlihat bahwa keluarga yang bersangkutan mampu
mencukupi secara wajar baik dalam jumlah maupun kualitas kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. Dalam suatu masyarakat apabila kebanyakan/semua
64 Tim Penulis KB, op.cit., hlm. 132
33
warganya berkeluarga kecil niscaya tidak akan terjadi persaingan yang
tajam atau saling berebut untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan yang
jumlahnya amat terbatas.
Sementara itu pemerintahpun tidak akan sibuk lagi
menyediakan/menambah jumlah persediaan pangan, perumahan, sekolah-
sekolah, rumah sakit, lapangan kerja dan lain-lain. Sebaliknya akan
memberi kesempatan seluas-luasnya pada pemerintah untuk lebih
meningkatkan kualitas/mutu pelayanan kebutuhan-kebutuhan masyarakat,
seperti makanan yang lebih bergizi, rumah dan lingkungan yang sehat,
rumah-rumah sakit dengan perlengkapan yang lengkap dan sebagainya.
Disamping itu proses pendidikan dari orang tua berlangsung secara lebih
intensif daripada ekstensif. Terhadap setiap anak orang tua dapat
mencurahkan atensi dengan sepenuhnya. Interkasi berlangsung secara
kooperatif dan demokratis. Dengan demikian dapatlah dikatakan, bahwa
peranan keluarga kecil terhadap pendidikan anak-anak sangat besar. 65
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Dari Keluarga Besar
Dari uraian sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa banyak jenisnya, salah
satunya adalah faktor yang timbul dari keluarga. Faktor keluarga yang
mempengaruhi prestasi belajarpun dibagi menjadi dua, yakni faktor yang
berasal dari keluarga besar dan faktor yang berasal dari keluarga kecil.
Adapun faktor-faktor yang bersumber dari keluarga besar adalah :
a) Faktor orang tua
Jika orang tua memberi semangat, dorongan, membimbing dan
memberi teladan yang baik kepada anaknya, tentu akan berpengaruh
positif pada prestasi anaknya. Namun sebaliknya jika cara orang tua
mendidik anak-anaknya kurang baik, maka akibatnya prestasi siswa
akan terhambat. Pada umumnya keluarga yang anaknya banyak, orang
65 Soejono Soekanto, Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga Remaja Dan Anak,
(Jakarta : Rineka Cipta, 1990), hlm. 86
34
tua kurang dapat membimbing anak-anaknya dengan baik, karena
perhatiannya terbagi-bagi. Perhatian utama biasanya terfokus pada
pemenuhan kebutuhan hidup. Sehingga umumnya prestasi belajar
anaknya lebih rendah dibandingkan dengan anak yang berasal dari
keluarga kecil.
b) Faktor suasana rumah
Misalnya suasana rumah yang ramai, hubungan anggota keluarga
kurang harmonis dan saling cekcok. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap kensentrasi belajar anak, yang akhirnya berpengaruh juga
terhadap prestasi belajar anak tersebut. Keadaan tersebut diatas
umumnya sering dialami oleh keluarga besar, keluarga yang anaknya
banyak.
c) Faktor ekonomi
Pada umumnya faktor ekonomi merupakan masalah serius yang sering
muncul pada keluarga besar. Karena dengan jumlah anggota keluarga
yang besar akan mengakibatkan tanggungan beban untuk memenuhi
kebutuhan hidup menjadi lebih besar dan berat, khususnya di bidang
pendidikan, sarana dan prasarana belajar kurang dapat terpenuhi
sehingga prestasi belajar anak cenderung terhambat atau kurang baik.
Hanya pada keluarga yang mau belajar keraslah yang mampu
mencukupi kebutuhan hidup, sarana dan prasarana belajar anak dan
keluarganya.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Dari Keluarga Kecil
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari
keluarga kecil adalah sebagai berikut :
a) Faktor orang tua
Pada umumnya orang tua dari keluarga kecil akan lebih dapat
membimbing, mendorong, dan memberi semangat kepada anaknya.
Hal ini disebabkan karena orang tua lebih banyak mempunyai waktu
luang bila dibandingkan dengan yang anaknya banyak. Perhatiannya
35
akan lebih terfokus, karena tidak terlalu banyak dibagi. Sehingga
kecenderungan anak dapat belajar dengan baik lebih besar, dan hal ini
akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar anak di sekolah.
b) Faktor suasana rumah
Suasana rumah pada umumnya akan lebih tenang, hubungan keluarga
lebih harmonis, jarang terjadi cekcok. Hal ini karena disebabkan
jumlah anggota keluarga yang sedikit. Suasana tenang dan harmonis
yang tercipta akan sangat mendukung terhadap prestasi belajar anak.
c) Faktor ekonomi
Dengan keluarga kecil, orang tua akan lebih memenuhi kebutuhan
hidup keluarga, khusus dibidang pendidikan, akan dapat mencukupi
kebutuhan sarana dan prasarana belajar anak. Dengan terpenuhinya
kebutuhan tersebut akan dapat memberikan pengaruh positif terhadap
prestasi belajar anak di sekolah
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, di bawah ini penulis
kemukakan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu :
1. Nama : Syukroni, NIM : 290 Mahasiswa STIT Wonogiri dengan judul
Studi Komparatif Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Antara Siswa Pria Dengan Wanita Kelas II SMP Negeri Jatisrono
Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 1992/1993.
Dari hipotesis tersebut ternyata dari hasil uji analisa prestasi belajar yang
dilakukannya menghasilkan kesimpulan bahwa ternyata tidak ada
perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar pendidikan agama slam
siswa pria dengan siswa wanita sehingga hipotesis yang dikemukakan
saudara Syukroni tertolak.
2. Nama : Winarsih, NIM : 1319000024 Mahasiswa Universitas Negeri
Semarang dengan judul Studi Komperatif Antara Prestasi Belajar Siswa
dari Orang Tua Yang Kurang Perhatian Dengan Prestasi Belajar Siswa
36
Dari Orang Tua Yang Perhatiannya Lebih Di SLTP Al-Mi’raj Talang
Kabupaten Tegal Tahun 2003.
Hipotesis yang dikemukakan adalah bahwa diduga ada perbedaan prestasi
belajar antara siswa yang mendapat perhatian orang tua kurang dengan
siswa yang mendapat perhatian lebih di SLTP Talang Kabupaten Tegal
tahun 2003. Dari hipotesis tersebut ternyata dari hasil uji analisis prestasi
belajar yang dilakukan Winarsih menghasilkan kesimpulan bahwa ternyata
ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan. Siswa yang orang tuanya
kurang perhatian berprestasi lebih rendah bila dibandingkan dengan
prestasi siswa yang orang tuanya memiliki perhatian lebih.
Demikianlah kajian penelitian yang relevan dimana sama-sama meneliti
prestasi belajar siswa namun fokusnya berlainan. Jika penelitian saudara
Syukroni memfokuskan tentang prestasi belajar agama Islam siswa pria
dan wanita dan saudari Winarsih memfokuskan prestasi belajar siswa yang
perhatian orang tuanya kurang dan lebih, sedangkan penulis sendiri
memfokuskan pada prestasi belajar siswa dari keluarga besar dan keluarga
kecil.
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis terdiri dari dua kata yaitu Hipo dan Tesis. Hipo berasal dari
bahasa Yunani “Hupo”, yang berarti di bawah, kurang atau lemah.
Tesis berasal dari bahasa Yunani “thesis”, yang berarti teori atau
proporsi yang disajikan sebagai bukti.66 Jadi pengertian hipotesis di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih
perlu dibuktikan kenyataannya, dengan demikian dalam penelitian itu penulis
mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
“Bahwa diduga ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang berasal
dari keluarga besar dengan siswa yang berasal dari keluarga kecil di MI AL-