Page 1
1
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
A. Peran Kepala Sekolah
1. Pengertian Peran Kepala Sekolah
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki
oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban
yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi.
Hakikatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian
perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian
seseorang `juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran
yang dimainkan hakikatnya tidak ada perbedaan, baik yang dimainkan atau
diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah akan mempunyai
peran yang sama.5
Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang
yang menempati suatu posisi di dalam status sosial, syarat-syarat peran
mencangkup 3 (tiga) hal, yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.
5 Ahmadi, Abu, et.al. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.hlm. 57
Page 2
26
b. Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh
individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat
dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
c. Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk
hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat
yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling
ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu muncullah apa yang
dinamakan peran (role). Peran merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan
menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas
ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang pengertian peran
6(Mulyasa, 2013: 97).
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa peran
adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau
sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan
tertentu. Berdasarkan hal-hal di atas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan
dengan kepala sekolah maka peran merupakan serangkaian sika dan perilaku
yang seorang kepala sekolah sebagai bagian dari tanggung jawab dalam
6Mulyasa, E., 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rodaskarya, hlm. 97.
Page 3
27
kepemimpinannya. Hal tersebut sesuai dengan salah satu hadits yang berbunyi
:
كلكر ماع قال: وسلم، عليه هللا صلى هللا رسول أن عنه، هللا رضى عمر بن عبده حديث
بيته أهل على راع عنهو ،مالرجل مسوؤل وهو النار ساع على الذى فاألمير رعيته، عن فمسؤل
سيده الم على ارع والعبد عنهم، مسؤلة وولھد ها بيت على ارعية واةأرمل عنهم، وھومسؤل
رعيته عن مسؤل وكلكم فكلكر ماع أال عنه، مسؤل .وهو
Hadits dari Abdullah bin Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.
Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang
suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.
Seorang istri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya.
Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang
anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari)7
Sekolah sebagai sebuah organisasi memiliki struktur organisasi hampir
sama seperti organisasi lainnya. Jika dalam organisasi ada seorang pemimpin
yang dinamakan ketua, maka dalam sekolah pemimpin dinamakan kepala
sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2011: 83), kepala sekolah dapat didefinisikan
sebagai “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
7Harun Nasution dan Azyumardi Azra, Perkembangan Modern dalam Islam, Jakarta : YayasanObor, 1985, hal. 10.
Page 4
28
suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di
mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran”.8
Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No. 0296
dalam Sutomo menjelaskan bahwa kepala sekolah adalah guru yang
memperoleh tambahan tugas untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan dan
upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah. Sedangkan menurut Mursyid
dalam Asmani kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya
manusia, terutama bagi guru dan karyawan sekolah.9
Kepemimpinan kepala sekolah menurut Syafaruddin (2005: 164) adalah
cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua
siswa dan pihak terkait untuk bekerja atau berperan guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Cara kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja
mencapai tujuan sekolah merupakan inti kepemimpinan kepala sekolah.10
Menurut Zazin (2014; 214) kepemimpinan kepala sekolah merupakan suatu
kemampuan dan kesiapan kepala sekolah untuk mempengaruhi, membimbing,
mengarahkan dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan
8 Wahjosumidjo.2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahan).Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm.83.9 Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, Jogjakarta, Diva Press, hlm.18310 Syafaruddin, 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta; ciputat Press, 164.
Page 5
29
atau bisa dikatakan bantuan yang diberikan oleh kepal sekolah terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.11
Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah
adalah suatu perilaku, sikap dan tanggung jawab yang ditimbulkan oleh adanya
jabatan kepala sekolah dalam satuan pendidikan tertentu sehingga pelaksanaan
pendidikan dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan teknis yang telah
ditentukan. Peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang
dalam posi si tertentu. Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis menarik
simpulan, peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan di masyarakat atau sebuah lembaga. Dalam hal ini,
kepala sekolah perlu menjalankan perannya sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan sekolah, maka
seseorang yang diberi (atau mendapatkan) suatu posisi, diharapkan menjalankan
perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan sikap tanggung jawab dan profesional dari pemegang
peran tersebut.
2. Macam-Macam Peran Kepala Sekolah
Menurut Mulyasa Dinas Pendidikan telah menetapkan bahwa kepala
sekolah harus mampu melaksanakan perannya diantaranya:
11 Zazin, Nur. 2014. Gerakan Menata Mutu Pendidikan (Teori & Aplikasi). Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA, hlm. 214.
Page 6
30
Pertama, kepala sekolah sebagai educator (pendidik). Dalam melakukan
fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah. Menciptakan iklim
sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah. Peran kepala
sekolah sebagai pendidik, harus mampu menanamkan pembinaan moral, yaitu
pembinaan pembinaan para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap, dan kewajiban masing-
masing. Kepala sekolah profesional harus berusaha memberikan nasehat kepada
seluruh warga sekolah, misalnya pada setiap upacara bendera atau pertemuan
rutin,12
Kedua, kepala sekolah sebagai manajer. Manajemen pada hakikatnya
merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,
memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta
mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan
ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan
mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan,13
Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau kepala sekolah pada hakikatnya
adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang mengendali.
Menurut Wahjosumidjo keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat
diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi di mana di
12 Mulyasa, E., 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rodaskarya.13 ibid
Page 7
31
dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi
tempat untuk membina dan mengembangkan karier-karier sumber daya manusia,
memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.14
hal tersebut sesuai dengan ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an surat
Shad : 26 yang berbunyi :
الل سبيل عن فيضلك اله ع ت وال بالحق الناس بين فاحكم األ في خليفة جعلناك إنا ياادود
الحساب يمو نسوا بما شديد عاذب لهم الل سبيل عن يضلون الذين إن
” Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di
muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Q.S Shad:
26)15
Ketiga, kepala sekolah sebagai administrator. Kepala sekolah sebagai
administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas
pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan
seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki
14 Wahjosumidjo.2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahan).Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm 94.
15 Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Semarang. Semarang: Toha Putra.
Page 8
32
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik,
mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana,
mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan.16 Dalam
melaksanakan tugas-tugas di atas, kepala sekolah sebagai administrator, khususnya
dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas sekolah, dapat dianalisis berdasarkan
beberapa pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku, maupun
pendekatan situasional. Dalam hal ini, kepala sekolah harus mampu bertindak
situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun demikian, pada
hakikatnya kepala sekolah harus lebih mengutamakan tugas (task oriented), agar
tugas-tugas yang diberikan kepada setiap tenaga kependidikan bisa dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, efektifitas kerja kepala sekolah
bergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat
menyenangkan dalam situasi tertentu.17
Keempat, kepala sekolah sebagai supervisor. Kegiatan utama pendidikan
di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran,
sehingga seluruh aktifitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi
dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah
sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan.. Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuan menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta
memanfaatkan hasilnya,
16 Mulyasa, Opcit, hlm. 10717 ibid
Page 9
33
Kelima. kepala sekolah sebagai leader (pemimpin). Kepala sekolah sebagai
leader (pemimpin) harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,
meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan. Ada beberapa karakater yang
harus dimiliki kepala sekolah sebagai leader yaitu, kepribadian, keahlian dasar,
pengelaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan
pengawasan18 Sedangkan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin (leader)
akan tercermin dalam sifat-sifatnya a) jujur, b) percaya diri, c) tanggung jawab, d)
berani mengambil resiko dan keputusan, e) berjiwa besar, f) emosi yang stabil, dan
g) teladan.19 Di samping itu, kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah
sebagai leader (pemimpin) dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap
tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan,
kemampuan berkomunikasi dan kemampuan untuk memahami siswa. Peran kepala
sekolah sebagai leader dalam memberdayakan perpustakaan dilakukan membuat
kebijakan-kebijakan yang berdampak terhadap kemajuan perpustakaan sekolah.
Keenam, kepala sekolah sebagai innovator. Dalam rangka melakukan peran
dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh warga
sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala
sekolah sebagai innovator harus mampu mencari, menemukan, dan
melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Peran sebagai innovator
18 Wahjosumidjo.2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahan).Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 110.19 Opcit, 104
Page 10
34
merupakan peran kepala sekolah dalam melakukan pembaharuan-pembaharuan
yang inovatif guna memberdayakan perpustakaan sekolah seperti melakuan
pembaharuan sistem dan pembaharuan tatatertib.
Kepala sekolah sebagai motivator. Sebagai motivator, kepala sekolah harus
mamiliki strategi yang tepat untuk meberikan motivasi kepada para tenaga
kependidikan dan para siswa dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Peran
kepala sekolah sebagai motivator sangat penting dalam mengembangkan dan
mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan salah satunya tujuan sekolah
dibidang perpustakaan, kepala sekolah memberikan motivasi kepada semua warga
sekolah agar memaksimalkan pemanfaatan perpustakaan.
Menurut Nurkolis bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan perannya
sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan
motivator yang disingkat dengan EMASLIM.
a. Educator. Kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Upaya-upaya yang di dapat
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator,
antara lain: mengikutsertakan guru-guru dalam penataran-penataran,
menggerakkan tim evaluasi hasil belajar dan menggunakan waktu belajar secara
efektif di sekolah dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan
mengakhiri pelajaran sesuai dengan waktu pembelajaran.
b. Manajer. Kepala sebagai manajer harus melakukan strategi yang tepat untuk
memperdayakan tenaga pendidik melalui kerjasama atau kooperatif, memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya.
Page 11
35
c. Administrator. Kepala sekolah harus memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan dan pendokumenan seluruh kegiatan.
d. Supervisor. Kepala sekolah harus mampu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan
oleh tenaga pendidikan. Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka
ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
e. Leader. Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk,
pengawasan dan meningkatkan kemampuan tenaga pendidik, membuka
komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
f. Innovator. Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan dan menciptakan
suasana lingkungan kerja yang menarik dan inovatif.
g. Motivator. Kepala sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya.20
Depdiknas dalam (Andang, 2014: 57) menyebutkan fungsi kepala sekolah
dan aspek kerjanya sebagai berikut:
a. Kepala sekolah sebagai pendidik
20 Nurkolis, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia.hlm. 119.
Page 12
36
Kepala sekolah sebagi pendidik meliputi: menyusun program
pembelajaran, melaksanakan KBM, melaksanakan evaluasi, melakukan analisis
hasil belajar, melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, menyusun
program kerja, melaksanakan tugas sehari-hari, mengevaluasi dan
mengendalikan kinerja karyawan secara periodik, mengikuti/mendampingi
lomba di luar sekolah, mendorong staf untuk mengikuti pertemuan sejawat,
mendorong staf untuk mengikuti seminar/diskusi/lokarkarya, penyediaan bahan
bacaan, memperhatikan kenaikan pangkat, memperhatikan pengusulan kenaikan
jabatan melalui seleksi calon kepala sekolah, pengawas, kepala TU, mengikuti
pendidikan/pelatihan, mengikuti pertemuan profesi/MKKS, mengikuti
seminar/lokakarya, mengikuti perkembangan IPTEK melalui bahan bacaan,
mengikuti perkembangan IPTEK memlalui media elektronik, mempunyai
jadwal mengejar minimal 6 jam pelajaran perminggu, membuat AMP, Prota,
Promes, SP, RP dan daftar nilai siswa/program layanan BK., memberikan
alternatif strategi pembelajarna efektif.
b. Kepala sekolah sebagai manajer
Fungsi kepala sekolah sebagai manajer adalah; memiliki program jangka
panjang (8 tahun) akademik/non akademik, memiliki program jangka menengah
(4 tahun) akademik/non akademik, memiliki program jangka pendek (1 tahun)
akademik/non akademik dan RAPBS, mempunyai mekanisme monitor dan
evaluasi pelaksanaan program secara sistemik dan periodik, mempunyai
susunan kepegawaian, mempunyai susunan kepegawaian pendukung antara
lain pengelola perpustakaan, menyusun kepanitian untuk
Page 13
37
kegiatan temporer antara lain panitia ulangan umum, panitia ujian, panitian
peringatan hari besar keagamaan, memberikan arahan yang dinamis,
mengoordinasikan staf yang sedang melaksanakan tugas, memberikan
penghargaan (reward) dan hukuman (punishment), memanfaatkan sumber daya
manusia secara optimal, memanfaatkan sarana dan prasarana secara optimal,
merawat sarana dan prasarana milik sekolah, mempunyai program peningkatan
mutu sumber daya manusia.
c. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator adalah: memiliki kelengkapan data
administrasi proses belajar mengajar, memiliki kelengkapan data administrasi
BK, memiliki kelengkapan data administrasi praktikum/praktik, memiliki
kelengkapan data administrasi belajar siswa di perpustakaan, memiliki
kelengkapan data administrasi kesiswaan, memiliki kelengkapan data kegiatan
ekstrakulikuler, memiliki kelengkapan data hubungan sekolah dengan orang tua
siswa, memiliki kelengkapan data administrasi tenaga guru, memiliki
kelengkapan yang berhubungan dengan data karyawan
(TU/laboran/teknisi/perpustakaan,dsb.), memiliki administrasi keuangan rutin,
memiliki administrasi keuangan BP3, memiliki kelengkapan data administrasi
gedung/ ruang, memiliki administrasi sumber keuangan lain(
OPF/DBO/UYHD), memiliki kelengkapan data meubeliar, memiliki
kelengkapan data administrasi buku/pustaka, Memiliki kelengkapan data
administrasi alat lab/bengkel, dll, Memiliki kelengkapan data mesin kantor,
Page 14
38
memiliki kelengkapan data administrasi surat masuk, memiliki kelengkapan
data administrasi surat keluar, memiliki kelengkapan data administrasi surat
keputusan /edaran, dll.
d. Kepala sekolah sebagai penyelia (supervisor)
Aspek kerja kepala sekolah sebagai penyelia (supervisor) adalah:
memiliki program supervisi kelas (KBM) dan BK, Memiliki program supervisi
untuk kegiatan ekstrakulikuler, Memiliki program supervise kegiatan lainnya (
perpustakaan, laboratorium, ulangan, EBTA, EBTANAS, Dan administrasi
sekolah), Melaksanakan program supervisi pendidikan kelas/ akademik (klinis),
Melaksanakan program supervise dadakan ( non klinis), Memanfaatkan hasil
supervisi untuk meningkatkan kinejaguru/karyawan, Memanfaatkan hasil
supervisi untuk pengembangan sekolah.
e. Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader)
Kepala sekolah sebagai leader adalah: berlaku secara jujur terhadap
guru/karyawan, Percaya diri, bertanggung jawab dalam bersikap di lingkungan
sekolah, berani dalam mengambil keputusan, berjiwa besar, dapat
mengendalikan emosi, dapat dijadikan panutan/teladan, memahami kondisi
guru, memahami kondisi karyawan (TU/laboran), memahami kondisi siswa,
mempunyai program/upaya untuk memperbaiki kesejahteraan karyawan,
memanfaatkan upacara hari senin dan upacara lain untuk memahami kondisi
siswa, guru, dan karyawan secara keseluruhan, mau mendengarkan atau
menerima usul/kritikk/saran dari guru/karyawan/siswa melalui pertemuan,
Page 15
39
memiliki visi tentang sekolah yang dipimpinnya, memiliki visi yang diemban
sekolah, mampu melaksanakan program /target dengan baik, mampu mengambil
keputusan bersama warga sekolah, mampu mengambil keputusan untuk urusan
ekstern sekolah, mampu mengambil keputusan untuk urusan intern sekolah,
mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik kepada gur dan tenaga
kependidikan lainnya, mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan,
mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik kepada siswa dan pengurus
OSIS, mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik kepada masyarakat/orang
tua siswa.
f. Kepala sekolah sebagi innovator
Sebagai kepala sekolah dalam menjalankan fungsi sebagai innovator
adalah: mampu mencari/ menemukan gagasan baru, mampu memilih gagasan
baru yang relevan, mampu mengimplementasikan gagasan baru dengan baik
(sinergis), mampu melaksanakan pembaruan di bidang KBM/BK., mampu
melaksanakan pembaruan di bidang pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan
karyawan, mampu melaksanakan pembaruan dibidang ekstrakulikuler, mampu
melaksanakan pembaruan dalam menggali sumber daya dari BP3 dan
masyarakat, berprestasi di sekolah melalui kegiatan ekstrakulikuler /LPIR,
LKIR, IMO, Ipho, IBO, mengarang,dll
g. Kepala sekolah sebagai motivator.
Kepala sekolah sebagai motivator terdapat beberapa tugas diantaranya:
mampu mengatur ruang (kepala sekolah,wakil KS,TU yang kondusif untuk
bekerja, mampu mengatur ruang kelas yang kondusif untuk
Page 16
40
KBM/BK/UKS/OSIS., mampu mengatur ruang lab/bengkel yang kondusif
untuk belajar/praktik, mampu mengatur perpustakaan yang kondusif untuk
belajar, mampu mengatur halaman lingkungan sekolah yang sejuk, nyaman, dan
teratur, mampu menciptakan hubngan kerja yang harmonis sesame karyawan,
mampu menciptakan hubngan kerja yang harmonis sesame guru, mampu
menciptakan hubngan kerja yang harmonis sesame guru dan karyawan, mampu
menciptakan rasa aman di lingkunga sekolah, mampu menerapkan prinsip
penghargaan (reward), mampu menerapkan prinsip hukuman (Punishment),
mampu menerapkan/mengembangkan motivasi internal dan eksternal bagi
warga sekolah.21
Pendapat ahli di atas disimpulkan peran kepala sekolah adalah edukator,
administrator, leader, supervisor, motivator dan innovator. Penelitian ini peran
kepala sekolah hanya dibatasi kepada tiga peran yaitu peran sebagai leader,
motivator dan innovator. Ketiga peran tersebut dipilih karena hasil observasi
prapenelitian sementara ketiga peran tersebut adalah peran paling banyak
dilakukan kepala sekolah dalam memberdayakan perpustakaan.
Peran kepala sekolah sebagai leader adalah melakukan pengawasan,
meningkatkan kemampuan pustakwan, mengkomunikasikan dua arah dan
mendelegasikan tugas. Peran kepala sekolah sebagai inovator adalah, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan dan
21 Andang, 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Konsep Strategi & InovasiMenuju Sekolah Efektif, Jakarta, Arruz Media.hlm.76
Page 17
41
menciptakan suasana lingkungan kerja yang menarik dan inovatif. Peran kepala
sekolah sebagai motivator adalah mengembangkan motivasi eksternal dan
internal bagi pustakwan, mampu menerapkan prinsip reward dan punishment,
menciptakan hubungan yang harmonis sesama tenaga pendidik, dan
menciptakan rasa aman di lingkungan sekolah.
B. Perpustakaan Sekolah
1) Pengertian Perpustakaan Sekolah
Dalam UU No. 43 Tahun 2007 menjelaskan secara ringkas bahwa:
Perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi pemustaka. Menurut Parstowo (2012: 73) “Perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang bergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh
sekolah, dan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus dan
tujuan pendidikan pada umumnya”.22 Perpustakaan sekolah sebagai organisasi
mikro dari sekolah merupakan organisasi semi otonom yaitu dapat mengambil
kebijakan dan keputusan sendiri untuk pengembangan perpustakaan tanpa harus
menunggu keputusan dari pihak sekolah. Pihak sekolah, melalui kepala sekolah
hanya dapat menyetujui ataupun tidak kebijakan dari
perpustakaan.
22 Partowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yoggjakarta: Divapress.73
Page 18
42
Menurut Yusuf (2013: 34)“Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan
yang ada di lingkungan sekolah, diadakannya perpustakaan sekolah adalah
untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah
yang bersangkutan khususnya pada guru dan murid”. Perpustakaan yang ada di
sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan
pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dengan
kata lain bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di
lingkungan sekolah. Maka secara umum perpustakaan sekolah adalah suatu unit
kegiatan yang berada di lingkungan sekolah yang dikelola secara profesional
untuk memberikan informasi kepada penggunanya”.23
Pendapat di atas menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang melakukan kegiatan
menghimpun, mengolah, dan menyebarluaskan informasi baik tercetak maupun
tidak tercetak dalam mendukung kurikulum sekolah. Beberapa pendapat yang
telah diuraikan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan pembelajaran.
2) Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif, dan
riset atau penelitian. Perpustakaan sekolah sebagai satu unit kerja di
23 Yusuf, Pawit M. Dan Suhendar, Yaya. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.Jakarta : Kencana Prenada Media.114
Page 19
43
lingkungan sekolah harus sejalan dan mendukung tugas-tugas sekolah. Karena
tugas-tugas sekolah. Perpustakaan Sekolah telah disusun berdasarkan kurikulum
sekolah, maka perpustakaan sekolah juga harus mampu mendukung kurikulum
sekolah. Fungsi perpustakaan sekolah menurut Lasa HS (2007: 13) fungsi
perpustakaan sekolah diantaraya adalah:24
1. Pendidikan
Bahan informasi yang dikelola perpustakaan dapat berupa buku teks,
majalah, buku ajar, buku rujukan. Buku-buku tersebut dimanfaatkan dalam
aktifitas sekolah sebagai proses pendidikan secara mandiri. Para guru bisa
memperoleh materi yang akan disampaikan kepada siswa, para siswa dapat
memperoleh bacaan sebagai petunjuk pengembangan mandiri, mereka bisa
memilih buku yang mereka sukai.
2. Tempat belajar
Di perpustakaan sekolah para siswa dapat melakukan kegiatan belajar
mandiri atau kelompok, mereka bisa membantu membentuk grup-grup
diskusi. Untuk itu, di perpustakaan sekolah disediakan ruang untuk diskusi
kelompok. Siswa yang ingin menggunakan ruangan dapat mendaftarkan diri
lebih dahulu.
3. Penelitian sederhana
Melalui perpustakaan para siswa dan guru dapat menyiapkan dan
melaksanakan penelitian sederhana. Para siswa diarahkan untuk mencari
24 Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Hlm. 89
Page 20
44
tema-tema penelitian melalui sumber-sumber informasi perpustakaan.
Disana juga dapat dilakukan kajian dan penelitian literer pada topik-topik
tertentu. Penelitian tidak harus dilakukan di lapangan atau laboratorium.
4. Pemanfaatan teknologi informasi
Dalam melancarkan proses belajar mengajar perlu pemanfaatan teknologi
informasi, akan lebih pas apabila perpustakaan dimanfaatkan sebagai media
aplikasi teknologi informasi dalam alih dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
5. Kelas alternative
Dalam penataan ruang perpustakaan sekolah perlu adanya ruangan yang
difungsikan sebagai ruang kelas. Ruang ini dapat digunakan sebagai ruang
baca. Pada hari atau jam tertentu dapat digunakan sebagia ruang pertemuan
dan ruang kelas cadangan untuk mata pelajaran tertentu.
6. Sumber informasi
Melakukan koleksi perpustakaan sekolah, para civitas sekolah dapat
menemukan informasi tentang orang-orang penting di dunia, peristiwa,
geografi, literatur dan informasi lain. 25
Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi
sebagai:
1. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah
25 ibid
Page 21
45
2. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
3. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan).
Menurut Sutarno (2006: 12) “Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai
sarana yang dapat:
1. Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar
sendiri sesuai dengan bakatdan perkembangannya.
2. Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata
pelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah.
3. Menaikkan prestasi keilmuan melalui bahan bacaan”. 26
Fungsi perpustakaan sekolah adalah:
1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu
program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum
masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber
informasi. Bagi guru, Perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk
membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya
pengetahuan.
2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya
tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan.
26 Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; SagungSeto.hlm.118
Page 22
46
3. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca yang
menuju kebiasaan mandiri.
4. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat, dan kegemarannya.
5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan. Kemudian
anak mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam
pelajaran selanjutnya.
6. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat,
melalui buku bacaan fiksi.
7. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid
(Perpustakaan Nasional RI, 1992: 12).27
Selain itu menurut Sutarno, (2008: 103) fungsi perpustakaan secara
umum adalah:
1. Penyimpanan. Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah menyimpan
bahan perpustakaan yang diterimanya. Tugas inilah yang menyebabkan
perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storage. Sebab semua
jenis perpustakaan melakukan fungsi ini.
2. Pendidikan. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku
selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar dan kegiatan belajar adalah
merupakan bagian dari dunia pendidikan.
27 Perpustakaan Nasional R.I, 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum,Jakarta.
Page 23
47
3. Penelitian. Kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan.
Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi)
untuk keperluan penelitian.
4. Informasi. Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Perpustakaan
menyediakan informasi bagi pemakai.
5. Kultural. Perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya bangsa
khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip
dan/atau dokumen lainnya.
6. Fungsi Rekreasi. Pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan
cara membaca Perpustakaan yang memiliki fungsi edukatif, informatif,
rekreatif, dan riset dan penelitian akan dijelaskan sesuai dengan fungsinya
masing-masing karena setiap fungsi memiliki pengertian dan penjelasan
yang berbeda.28
Menurut Yusuf (2007: 4) “Fungsi perpustakaan yang pertama dalah
fungsi edukatif. Fungsi edukatif adalah segala fasilitas dan sarana yang ada pada
perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu
siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer
konsep- konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki
kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. Fungsi kedua dari
perpustakan yaitu fungsi informatif , pengertian fungsi informatif adalah
mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu”
28 Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; SagungSeto.hlm.125
Page 24
48
akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
Fungsi ketiga adalah fungsi rekreatif, fungsi ini memang bukan fungsi utama
sebuah perpustakaan, melainkan hanya fungsi pendukung perpustakaan. Fungsi
yang keempat adalah fungsi riset dan penelitian. yaitu koleksi perpustakaan
sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian
sederhana. Keempat fungsi perpustakaan di atas menjelaskan bahwa
perpustakaan memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pengembangan
belajar siswa. Karena perpustakaan bukan hanya sebuah gedung dengan
tumpukan buku, melainkan perpustakaan adalah sebuah organisasi mikro yang
memiliki peran yang penting untuk membantu mencerdaskan kehidupan
bangsa.29
Sedangan tujuan perpustakaan sekolah menurut Yusuf diantaranya
adalah:
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para
siswa;
2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan para guru dan
pustakawan;
3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa;
4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum;
29 Yusuf, Pawit M. Dan Suhendar, Yaya. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.Jakarta : Kencana Prenada Media, hlm.4
Page 25
49
5. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat belajar
bagi para siswa;
6. Memperluas dan memperdalam serta memperkaya pengalaman belajar
siswa dengan membaca buku dan koleksi yang lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan;
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan
membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat
kreatif dan ringan seperti fiksi, cerpen dan lainya.30
Sedangkan menurut Lasa HS (2007: 14-15) bahwa tujuan perpustakaan
adalah:
1. Menumbuh kembangkan minat baca tulis guru dan siswa
Para siswa dan guru memanfaatkan waktu untuk mendapatkan informasi di
perpustakaan. Kebiasaan ini mampu meningkatkan minat baca mereka,
kemudian dari banyaknya membaca dan kualitas bacaan yang pada akhirnya
dapat menimbulkan minat tulis.
2. Mengenalkan teknologi informasi
Perkembangan teknologi informasi harus terus diikuti oleh guru dan siswa.
Untuk itu, perlu proses pengenalan dan penerapan teknologi informasi dari
perpustakaan, sudah saatnya sekolah-sekolah menyediakan fasilitas intrnet.
3. Membiasakan akses informasi secara mandiri
30 Ibid, hlm. 3.
Page 26
50
Para siswa perlu di dorong dan diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri
dan mandiri untuk mengakses informasi. hanya orang yang percaya diri dan
mandiri untuk mengakses informasi.
4. Memupuk bakat dan minat
Bacaan dan tayangan gambar di perpustakaan mampu menumbuhkan minat
baca seseorang sehingga pengetahuan dalam dirinya akan semakin
bertambah dan secara tidak langsung membantu proses pembelajaran secara
mandiri.
Beberapa fungsi dan tujuan perpustakaan yang diuraikan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah tujuan sebagai organisasi
mikro memiliki fungsi dan tujuan untuk membantu kepada semua warga sekolah
dalam melakukan kegiatan-kegiatan akademik melalui pemanfaatan berbagai
sumber yang ada di dalam perpustakaan.
3) Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sebuah organisasi yang menawarkan jasa
bukan produk. Jadi sudah semestinya perpustakaan harus melayani
penggunanya dalam menyalurkan jasanya. Dalam perpustakaan layanan
merupakan hal yang utama, karena kualitas sebuah perpustakaan dilihat dari
layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan.
Menurut Yusuf (2007: 2) layanan perpustakaan terbagi dua yaitu
layanan langsung dan layanan tidak langsung. Layanan langsung yaitu layanan
yang langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan seperti layanan
sirkulasi, refrensi dan layanan pengguna. Sedangkan layanan tidak langsung
Page 27
51
adalah layanan yang dilakukan oleh perpustakaan berupa pemberian motivasi
kepada para pengguna untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan.31
Menurut Suwarno jenis layanan perpustakaan sekolah di bagi ke dalam
beberapa poin diantaranya adalah:
a) Pelayanan peminjaman bahan pustaka (pelayanan sirkulasi) yaitu,
pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka
yang dimiliki perpustakaan. Dalam pelayanan ini biasanya digunakan sistem
tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi
perpustakaan.
b) Pelayanan referensi yaitu, pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak,
direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi
ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya
untuk dibaca di tempat.
c) Pelayanan ruang baca yaitu, pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan.
Pelayanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang
tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup
memanfaatkannya di perpustakaan.32
Ada beberapa aktifitas layanan yang dilakukan di perpustakaan sekolah
dalam Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut:
31 Ibid, hlm. 332 Suwarno, Wiji. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan. Sebuah pendekatan praktif, Yogyakarta;Arruz.Hlm. 43
Page 28
52
a) Meminjamkan buku-buku.
b) Melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas.
c) Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru perorangan
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau guru tentang berbagai
jenis sekolah.
d) Sekolah yang mempunyai perpustakaan yang dikelola dengan baik
ditempatkan dalam ruangan cukup besar dengan mobiler yang memadai
dapat mengadakan “jam perpustakaan”.
e) Mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri.
d) Melatih anak untuk mahir dalam menggunakan bahan perpustakaan: memakai
kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan Penelitian
sesuai dengan tugas dari guru.33
C. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan tema dengan
penelitian ini diantaranya adalah:
5. Irawati, (2014) Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Pengelolaan
Perpustakaan di Sekolah Dasar, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 2 No.1,
Juni 2014.
Pengelolaan perpustakaan sekolah dasar belum optimal selama ini,
karena kepala sekolah dan guru kurang memberikan perhatian yang serius
33 Perpustakaan Nasional R.I, 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum,Jakarta, hlm. 71.
Page 29
53
terhadap pengelolaan perpustakaan sekolah tersebut. Kurang optimalnya
pengelolaan perpustakaan sekolah oleh kepala sekolah disebabkan karena:
pelayanan perpustakaan sekolah belum memuaskan para pemakai jasa
perpustakaan, belum adanya sistem pengelolaan perpustakaan sekolah dasar
yang memadai, siswa belum memanfaatkan perpustakaan secara maksimal,
belum tertatanya dengan baik dan teratur perpustakaan sekolah yang ada saat
ini, minat baca siswa masih kurang untuk membaca buku di perpustakaan
sekolah, dan kurang adanya pengawasan dari kepala sekolah terhadap
penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Penelitian yang dilakukan Irawati dan penelitian ini sama mengkaji
tentang kepala sekolah, sedangkan penelitian ini meneliti kepala sekolah dalam
konteks pemberdayaan perpustakaan. Dalam konteks pemberdayaan berarti
melakukan berbagai upaya agar perpustakaan dimaksimalkan pemanfaatannya,
sedangkan pada konteks manajemen berarti manajemen intern dalam organisasi
perpustakaan sekolah tersebut.
6. Hafiza (2013) Peranan Perpustakaan Dalam Proses Pendidikan: Berdasarkan
Sudut Pandang Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Tenaga Perpustakaan, dan
Siswa di SMA Negeri 1 Sungayang Kabupaten Tanah Datar, Jurnal Ilmu
Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September 2013, Seri E.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pertama, pembinaan koleksi
pada SMA Negeri 1 Sungayang belum berjalan secara optimal, sehingga
perpustakaan tersebut belum dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya
dengan benar. Kedua, kunjungan pemustaka yang masih sangat jarang ke
Page 30
54
perpustakaan karena Perpustakaan SMA Negeri 1 Sungayang koleksinya belum
dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya, sarana dan prasarana yang
kurang memadai dan ditambah lagi sumber daya manusia yang bekerja pada
perpustakaan SMA Negeri 1 Sungayang belum profesional pada bidang
perpustakaan yang disebabkan oleh tenaga yang mengelola perpustakaan
tersebut hanya guru yang mengajar pada SMA Negeri 1 Sungayang, bukan
tenaga yang ahli dalam ilmu perpustakaan. Selanjutnya ketiga, usaha yang
dilakukan oleh pustakawan agar pemustaka berminat untuk mengunjungi
Perpustakaan SMA Negeri 1 Sungayang yaitunya (a) menata gedung
perpustakaan agar menarik dan nyaman untuk dikunjungi, (b) menyediakan
sumber bacaan yang baru dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka, (c) fasilitas
yang memadai, (d) menjadi pustakawan yang professional dan kopten, serta
pustakawan yang bersahabat dengan pemustakanya.
Relevansinya penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis adalah sama-sama membahas objek perpustakaan sekolah, peran
perpustakaan sekolah dalam proses pendidikan dalam sudut pandang kepala
sekolah, namun penelitian oleh penulis perpustakaan pada sudut pandang peran
kepala sekolah dalam pemberdayaan.
7. A. Kahar (2009). Pola Strategi Sinergis Pengembangan Perpustakaan Sekolah.
Jurnal Tabularasa PPS Unimed Vol.6 No.2, Desember 2009.
Berdasarkan uraian di atas maka akhir dari tulisan ini dapat disimpulkan
bahwa: 1) Pengembangan Perpustakaan sekolah di Indonesia dan khususnya di
Sumatera Utara kurang mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, 2) Data
Page 31
55
mengungkapkan bahwa baru 32% Sekolah Dasar yang memiliki perpustakaan
sekolah, sedangkan untuk tingkat SLTP sebanyak 63%, dengan sebaran yang
tidak merata untuk tiap-tiap provinsi, 3) Kondisi koleksi buku, sarana dan
prasarana, serta tenaga pengelola profesional masih jauh dari harapan.
Sebagai solusi untuk efektifnya pengembangan perpustakaan sekolah,
ditawarkan satu konsep “Pola strategi sinergis” yang artinya adanya satu pola
dalam pengembangan perpustakaan sekolah yang terdiri dari 3 komponen yaitu
: (1) komponen pemerintah (Dinas pendidikan daerah dan BAPERASDA), (2)
komponen Sekolah (pimpinan sekolah), dan (3) dan (3) komponen masyarakat
( orang tua murid, perusahaan /pelaku bisnis dan lainya) Ketiga komponen harus
berkomitmen dan berkoordinasi serta bekerja dalam suatu sistem yang
memunculkan sinergi sebagai kekuatan untuk mendorong terwujudnya
pengembangan perpustakaan sekolah seperti yang diharapkan.
Penelitian yang telah dilakukan Irawaty lebih condong kepada Pola
Strategi Sinergis Pengembangan perpustakaan sedangkan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis lebih condong kepada peran kepala sekolah dalam
pemberdayaan. Relavansinya dengan penelitian penulis adalah sama-sama yang
menjadi objek penelitian adalah perpustakaan.
8. Purwanti. (2013) Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Disiplin Kerja Guru dan Pegawai di SMA Bakti Sejahtera Kecamatan Kongbeng
Kabupaten Kutai Timur, e-Journal Administrasi Negara, 2013, Vol.
1 (1): 210-224.
Page 32
56
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Bakti Sejahtera
Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur: 1). Kepala sekolah sebagai
pemimpin yaitu kepala sekolah melakukan tanggung jawab melakukan
perbaikan dan pengajaran. Keadaan tersebut dilandasi oleh anggapan bahwa
tujuan utama penyelenggaraan pendidikan melalui sekolah adalah terciptanya
lingkungan yang kondusif, sehingga proses belajar mengajar dapat tercapai
secara efektif. 2).Kepala sekolah sebagai manajer dalam mempengaruhi guru
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Sebagai manajer kepala sekolah
harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam
meningkatkan visi, misi dan mencapai tujuan sekolah. 3). Kepala sekolah
berperan sebagai pendidik mencakup dua hal pokok yaitu sasaran atau kepada
siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan dan bagaimana peran sebagai
pendidik itu dilaksanakan. 4). Kepala sekolah berperan sebagai administrator
sangat diperlukan karena kegiatan di sekolah tidak terlepas dari pengelolaan
administrasi yang bersifat pencatatan dan pendokumentasian seluruh program
sekolah. Kepala sekolah dalam perannya sebagai administrator dalam hal ini
juga berkenaan dengan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan
kompetensi guru tidak terlepas dari faktor biaya. 5). Kepala sekolah berperan
sebagai motivator dengan memberikan motivasi kepada guru dan pegawai, serta
mengatur lingkungan fisik dan suasana kerja. Apabila guru dan pegawai
memiliki motivasi yang positif maka guru dan pegawai akan lebih
memperhatikan minat, mempunyai perhatian dan ikut serta dalam suatu tugas
dan pekerjaan. Dengan kata lain guru dan pegawai akan melaksanakan
Page 33
57
pekerjaannya dengan baik apabila ada faktor motivasi dorongan yang tinggi dari
kepala sekolah.
Relevansinya penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan
penulis pada aspek kepala sekolah, hanya saja kepala sekolah dalam penelitian
Sri Purwanti lebih terfokus kepada peran kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan terhadap semua tenaga kependidikan sedangkan oleh penulis peran
kepala sekolah difokuskan kepada pemberdayaan perpustakaan sekolah.