Top Banner
LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Landasan Kependidikan Dosen Pengampu Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons. Disusun Oleh : Nanik Sariyani (0105514009) Baeti Nirwana Sari (0105514023) 1
28

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Feb 22, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan

mata kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu

Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons.

Disusun Oleh :

Nanik Sariyani (0105514009)

Baeti Nirwana Sari (0105514023)

1

Page 2: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Historis berasal dari kata history dari bahasa

Inggris yang berarti sejarah, akan tetapi sebenarnya

kata history itu sendiri asal mulanya merupaka bahasa

Yunani yaitu dari kata istoria yang artinya orang yang

pandai sejarah. Perlunya mempelajari sejarah karena

melalui sejarah kita dapat memperoleh informasi dan

manfaat dari sejarah tersebut. Informasi-informasi

tersebut mengandung kejadian, model, konsep, moral,

teori, praktik, cita-cita, bentuk dan sebagainya

(Pidarta, 2007). Sedangkan pendidikan, secara umum

merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam

lingkungan sepanjang hidup, dan secara khusus

pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh

keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan/atau latihan yang berlangsung

di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, guna

mempersiapkan individu agar dapat memainkan peranan

2

Page 3: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa

yang akan datang (Mudyaharjo,2008).

Indonesia sendiri telah mengalami berbagai

perubahan dan salah satunya di bidang pendidikan.

Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor salah satunya karena tuntutan zaman. Setelah

kemerdekaan dan menerapkan sistem pendidikan

kontinental karena pada saat itu kita masih menjalin

kontak dengan negara-negara Eropa seperti Belanda,

namun seiring berjalan waktu semakin disadari bahwa

sistem pendidikan tersebut tidaklah cocok lagi dengan

perkembangan zaman, sehingga akhirnya mendorong bangsa

Indonesia untuk melakukan-melakukan berbagai

penyesuaian.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka terdapat

permasalahan yang akan kami bahas,yaitu:

1. Bagaimanakahperjalanan sejarah pendidikan di

dunia?

2. Bagaimanakah perjalanan sejarah pendidikan di

Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA

3

Page 4: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Sejarah pendidikan dunia telah berlangsung lama

sekitar 150 tahun Sebelum Masehi, akan tetapi

pendidikan pada zaman ini belum memberikan kontribusi

pada pendidikan pada saat ini (Pidarta, 2007). Yang

akan kita bahas pada sejarah pendidikan dunia antara

lain: (1)Realisme, (2)Rasionalisme, (3)Naturalisme,

(4)Developmentalisme, (5)Nasioanalisme, (6)Liberalisme,

positivisme, dan Individualisme, (7)Sosialisme.

1. Zaman Realisme

Realisme menghendaki pikiran yang praktis

(Pidarta,2007), menurut aliran ini pengetahuan

diperoleh tidak hanya melalui penginderaan semata

tetapi juga melalui persepsi penginderaan

(Mudyahardjo,2008). Tokoh-tokoh pendidikan pada masa

ini diantaranya adalah : Francis Bacon dan Johann Amos

Cornelius. Prinsip-prinsip pendidikan yang dikembangkan

antara lain:

Pendidikan lebih dihargai dari pengajaran.

Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri.

Penanaman pengertian lebih penting daripada

hafalan.

Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak,

diawali dengan bahasa ibu.

Pelajaran harus diberikan satu per satu, mulai

dari yang mudah, bisa dibantu dengan gambar-

gambar.

4

Page 5: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Pendidikan diperoleh dari metode induktif, yaitu

mulai dari menemukan fakta-fakta khusus kemudian

dianalisa sehingga menimbulkan suatu kesimpulan).

Anak-anak belajar dari alam.

2. Zaman Rasionalisme

Aliran ini memberi kekuasaan pada manusia untuk

berpikir sendiri dan bertindak untuk dirinya, karena

itu latihan sangat diperlukan pengetahuannya sendiri

dan bertindak untuk dirinya. Aliran ini mulai muncul

disaat masyarakat mampu menumbangkan kekuasaan absolut

Raja Perancis dengan menggunakan kekuatan akal

pikirnya.

Tokoh pendidikan pada masa ini adalah John Locke

yang terkenal dengan teori Leon Tabularasa atau a blank

sheet of paper, yakni mendidik seperti menulis di atas

kertas putih dan dengan kebebasan dan kekuatan akal

yang dimiliknya manusia digunakan untuk membentuk

penetahuannya sendiri.

Proses belajar menurut John Locke yaitu:

Mengamati hal-hal yang ada di luar diri manusia.

Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan

Berpikir, yaitu mengolah bahan-bahan yang telah

diperoleh tadi, ditimbang-timbang untuk dirinya

sendiri,

3 Zaman Naturalisme

5

Page 6: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Naturalisme menyatakan bahwa manusia didorong oleh

kebutuhan-kebutuhannya, dapat menemukan jalan kebenaran

di dalam dirinya sendiri (Mudyoharjo, 2008). Aliran ini

muncul pada abad 18 dan merupakan reaksi atas aliran

rasionalisme dan menentang kehidupan yang tidak wajar

akibat dari rasionalisme seperti korupsi, gaya hidup

yang dibuat-buat dan sebagainya. Tokoh aliran

Naturalisme adalah J.J Rousseau yang menyatakan ada

tiga asas mengajar, yaitu:

Asas pertumbuhan, bahwa pengajaran harus memberi

kesempatan untuk anak-anak bertumbuh secara wajar

dengan cara mempekerjakan mereka sesuai kebutuhan-

kebutuhannya.

Asas aktivitas, bahwa dengan bekerja anak-anak

menjadi aktif yang akan memberikan pengalaman yang

kemudian akan menjadi pengetahuan mereka

Asas individualitas, maksudnya dengan cara

menyiapkan pendidikan sesuai dengan individualitas

masing-masing anak, sehingga mereka berkembang

menurut alamnya sendiri.

4. Zaman Developmentalisme

Developmentalisme mulai berkembang pada abad ke

19. Aliran ini beranggapan bahwa pendidikan sebagai

suatu proses perkembangan jiwa, sehingga aliran ini

sering disebut gerakan psikologis dalam pendidikan.

Tokoh-tokoh aliran ini adalah: Petalozzi, Johann

6

Page 7: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Fredrich Herbart, Friedrich Wilhelm Frobel di Jerman

dan Stanley Hall di Amerika Serikat.

Intisari konsep pendidikan yang dikemangkan oleh

aliran ini adalah:

Mengaktualisasikan semua potensi anak yang masih

laten, membentuk watak susila dan kepribadian yang

harmonis, serta meningkatkan derajat sosial

manusia.

Pengembangan ini dilakukan sejalan dengan tingkat-

tingkat perkembangan anak yang melalui observasi

dan eksperimen

Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (nature)

yang disertai asuhan yang baik (marture).

Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan

pendidikan dasar dan pengembangan pendidikan

universal

5. Zaman Nasionalisme

Aliran ini muncul pada abad 19 dan merupakan upaya

dalam membentuk patriot-patriot bangsa dan

mempertahankan kaum imperialis. Tokohnya adalah La

Chatolais (Perancis) Fichte (Jerman), dan Jefferson

(Amerika Serikat).

Konsep pendidikan yang ingin dikemukakan oleh

aliran ini adalah:

Menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan

negara.

7

Page 8: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Mengutamakan pendidikan sekuler, jasmani, dan

kejuruan

Materi pelajarannya meliputi: bahasa dan kesusastraan

nasional, pendidikan kewarganegaraan, lagu-lagu

kebangsaan, sejarah dan geografi Negara dan pendidikan

jasmani.

Dampak negatif dari pendidikan ini adalah

munculnya chaufinisme di Jerman, yaitu kegilaan atau

kecintaan terhadap tanah air yang berlebihan dibeberapa

negara seperti Jerman, sehingga timbul Perang Dunia I

(Pidarta, 2007).

6. Zaman Liberalisme, Positivisme, dan Individualisme

Zaman ini lahir pada abad ke 19. Liberalisme

berpendapat bahwa pendidikan adalah alat untuk

memperkuat kedudukan penguasa/pemerintah yang

dipelopori dalam bidang ekonomi oleh Adam Smith. Pada

masa ini siapa yang banyak pengetahuanlah yang paling

berkuasa sehingga kemudian mengarah pada

individualisme. Sedangkan positivisme percaya kebenaran

yang dapat diamati oleh panca indera sehingga

kepercayaan terhadap agama semakin lemah. Tokoh aliran

positivisme adalah August Comte.

7. Zaman Sosialisme

Aliran ini muncul pada abad ke 20 sebagai reaksi

terhadap dampak aliran liberalisme, positivisme dan

individualsme. Tokoh-tokohnya adalah Paul Nartrop,

8

Page 9: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

George Kerchensteiner, dan John Dewey. Aliran ini

berpendapat bahwa masyarakat memiliki arti yang lebih

penting daripada individu. Ibarat atom, individu tidak

ada artinya bila terwujud benda. Oleh karena itu,

pendidikan harus diabdikan untuk tujuan-tujuan

tertentu.

B. SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Landasan historis pendidikan Nasional Indonesia

tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia itu

sendiri. Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu

proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan

Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa

lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia.

Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan

hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai

suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu

prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta

filsafat hidup bangsa. Pada akhirnya bangsa Indonesia

menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri

khas, sifat dan karakter bangsa yang berbeda dengan

bangsa lain. Para pendiri negara kita merumuskan negara

kita dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam,

yang meliputi 5 prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama

Pancasila.

9

Page 10: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam

setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan

menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis

telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga

asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah

dari bangsa Indonesia sendiri. Konsekuensinya,

Pancasila berkedudukan sebagai dasar filsafat negara

serta ideologi bangsa dan negara, bukan sebagai suatu

ideologi yang menguasai bangsa, namun justru nilai-

nilai dari sila-sila Pancasila itu melekat dan berasal

dari bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan kata lain,

tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan

Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu

atau pandangan retrospektif. Pandangan ini melahirkan

studi-studi historis tentang proses perjalanan

pendidikan nasional Indonesia yang terjadi pada periode

tertentu di masa yang lampau.

Setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia

untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana

keadaan bidang tersebut pada masa yang lampau (Pidarta,

2007: 110). Demikian juga halnya dengan bidang

pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan

pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.

Sejarah telah memberi penerangan, contoh, dan teladan

bagi manusia dan diharapkan akan dapat meningkatkan

10

Page 11: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

peradaban manusia itu sendiri di masa kini dan masa

yang akan datang.

2. SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia sangat

panjang bahkan semenjak jauh sebelum Indonesia merdeka

pada tahun 1945 sampai akhirnya sekarang setelah 69

Indonesia merdeka yang telah mewujudkan pola Pendidikan

Nasional seperti sekarang. Dengan demikian setiap

bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk maju,

pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang

tersebut pada masa lampau (Pidarta, 2007). Begitu juga

dengan bidang pendidikan, sejarah pendidikan dapat

dijadikan sebagai bahan pembanding untuk memajukan

pendidikan itu sendiri. Sejarah pendidikan di Indonesia

dimulai dari zaman kuno/ tradisional yang dimulai

dengan zaman pengaruh Hindu dan Budha, zaman pengaruh

Islam, zaman penjajahanan, sampai saat ini. Berikut ini

adalah uraian dan rincian perjalanan sejarah pendidikan

Indonesia:

a. Zaman Pengaruh Hindu dan Budha (Purba)

Hinduisme dan Budhisme datang ke Indonesia sekitar

abad ke-5. Hinduisme dan Budhisme merupakan dua agama

yang berbeda, namun di Indonesia keduanya memiliki

kecenderungan sinkretisme, yaitu keyakinan mempersatukan

figur Syiwa dengan Budha sebagai satu sumber Yang Maha

11

Page 12: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Tinggi. Motto pada lambang Negara Indonesia yaitu

Bhinneka Tunggal Ika, secara etimologis berasal dari

keyakinan tersebut (Mudyahardjo, 2008: 215).

Bila mengamati sejarah tentang borobudur merupakan

warisan sejarah yang dapat digunakan sebagai

perbandingan perkembangan pendidikan pada masa itu

dengan masa sekarang. Borobudur adalah candi budha

terbesar pada abad 9, yang berukuran 123 X 123 meter

serta terdiri dari 1.460 relief dan 504 stupa.

Borobudur setelah dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat

di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa

ini.

Berdasarkan keterangan di atas Borobudur merupakan

tonggak sejarah terbesar bagi Indonesia, karena pada

saat itu (abad 9) bisa dikatakan Indonesia menjadi

negara number one. Jika ditinjau dari segi pembuatannya,

maka akan muncul asumsi tentang jumlah tenaga yang

digunakan (berhubungan dengan manajemen) dan

arsitekturnya. Padahal pada masa itu sumber belajarnya

hanya berupa orang, tidak seperti sekarang yang sumber

belajarnya tidak hanya berupa orang, tetapi ada buku,

TV, radio, HP, Tablet, komputer (laptop), dan

internet.

b. Zaman Pengaruh Islam (Tradisional)

12

Page 13: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Agama islam yang dibawa oleh pedagang dari Persia

dan Gujarat ke Indonesia. Agama Islam mudah tersebar

karena agama Islam dapat bersatu dengan kebudayaan

Indonesia. Keduanya dapat saling membantu dan saling

mempengaruhi. Agama Islam besar sekali pengaruhnya di

dalam mendidik rakyat jelata. Berbeda dengan Agama

Hindu dan Budha, Agama Islam menyiarkan Agamanya mulai

dari bawah/dari rakyat biasa. Para Ulama sangat dekat

dengan rakyat biasa, mereka bisa hidup bersama dengan

rakyat biasa. Bentuk pendidikan yang Islam ada 3 macam,

yaitu di Langgar, Pesantren, dan Madrasah. Bentuk

itulah sebenarnya awal terbentuknya pembelajaran

klasikal maupun individual di Indonesia.

1) Langgar : Merupakan tempat pendidikan agama

islam permulaan. Yang dipentingkan ialah

membaca dan menulis huruf arab. Pengajaran

berlangsung secara secara Individual, artinya

seorang guru mengajar seorang anak.

2) Pendidikan di pesantren : Tempat pengajaran

Agama Islam yang lebih lanjut dan lebih

mendalam ada di pesantren. Pengetahuan yang

diberikan ada 3 bidang yaitu: agama; ilmu

pengetahuan; keterampilan.

13

Page 14: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

3) Pendidikan Madrasah : Pada madrasah guru-guru

diperkenankan menerima balasan jasa dalam

bentuk uang (gaji). Lembaga pendidikan ini

lebih menekankan pada pemberian ilmu

pengetahuan umum disamping pelajaran agama.

Pendidikan Madrasah diatur berjenjang sejajar

dengan pendidikan dasar dan menengah seperti

sekarang ini. Jenjang ini adalah :

Tingkat TK : Bustanul

Tingkat SD : Ibtidaiyah

Tingkat SMP : Tsanawiyah

Tingkat SMA : Aliyah

c. Zaman Pengaruh Nasrani (Katholik dan Kristen)

Bangsa Portugis pada abad ke-16 bercita-cita

menguasai perdagangan dan perniagaan Timur-Barat dengan

cara menemukan jalan laut menuju dunia Timur serta

menguasai bandar-bandar dan daerah-daerah strategis

yang menjadi mata rantai perdagaan dan perniagaan

(Mudyahardjo, 2008: 242). Di samping mencari kejayaan

(glorious) dan kekayaan (gold), bangsa Portugis datang ke

Timur (termasuk Indonesia) bermaksud pula menyebarkan

agama yang mereka anut, yakni Katholik (gospel).

Pada akhirnya pedagang Portugis menetap di bagian

timur Indonesia tempat rempah-rempah itu dihasilkan.

Namun kekuasaan Portugis melemah akibat peperangan

14

Page 15: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

dengan raja-raja di Indonesia dan akhirnya dilenyapkan

oleh Belanda pada tahun 1605 (Nasution, 2008: 4). Dalam

setiap operasi perdagangan, mereka menyertakan para

paderi misionaris Paderi yang terkenal di Maluku,

sebagai salah satu pijakan Portugis dalam menjalankan

misinya, adalah Franciscus Xaverius dari orde Jesuit.

Orde ini didirikan oleh Ignatius Loyola (1491-1556) dan

memiliki tujuan yaitu segala sesuatu untuk keagungan

yang lebih besar dari Tuhan (Mudyahardjo, 2008: 243).

Yang dicapai dengan tiga cara: memberi khotbah, memberi

pelajaran, dan pengakuan. Orde ini juga mempunyai

organisasi pendidikan yang seragam: sama di mana pun

dan bebas untuk semua. Xaverius memandang pendidikan

sebagai alat yang ampuh untuk penyebaran agama,

Nasution dalam Rohmawati (2008).

Sedangkan pengaruh Kristen berasal dari orang-

orang Belanda yang datang pertama kali tahun1596 di

bawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan tujuan untuk

mencari rempah-rempah. Untuk menghindari persaingan di

antara mereka, pemerintah Belanda mendirikan suatu

kongsi dagang yang disebut VOC (vreenigds Oost Indische

Compagnie) atau Persekutuan Dagang Hindia Belanda tahun

1602 (Mudyahardjo, 2008: 245).

Sikap VOC terhadap pendidikan adalah membiarkan

terselenggaranya Pendidikan Tradisional di Nusantara,

mendukung diselenggarakannya sekolah-sekolah yang

15

Page 16: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

bertujuan menyebarkan agama Kristen. Kegiatan

pendidikan yang dilakukan oleh VOC terutama dipusatkan

di bagian timur Indonesia di mana Katholik telah

berakar dan di Batavia (Jakarta), pusat administrasi

kolonial. Tujuannya untuk melenyapkan agama Katholik

dengan menyebarkan agama Kristen Protestan, Calvinisme

(Nasution, 2008: 4-5).

d. Zaman Kolonial Belanda

Tujuan bangsa Belanda ke Indonesia juga sama

dengan bangsa Spanyol dan Portugis. Belanda mendirikan

sekolah-sekolah yang tidak hanya mengajarkan agama

saja, tetapi juga mengajarkan pengetahuan umum.

Sekolah-sekolah banyak didirikan di Pulau Ambon,

Ternate, dan Bacan (Maluku). Bahasa pengantar yang

dipergunakan adalah bahasa Melayu dan Belanda. Selain

itu mereka juga mendirikan sekolah untuk calon pegawai

VOC. Sekolah ini didirikan di Ambon dan Jakarta (rizal,

2008).

Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia digambarkan

sebagai berikut:

1) Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan

pengantar bahasa Belanda untuk anak Belanda ,

Indonesia dan Cina. Sekolah dengan pengantar

bahasa daerah, dan sekolah peralihan.

16

Page 17: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

2) Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum

dan pendidikan kejuruan.

Menurut Nasution (1993) ada enam prinsip politik

pendidikan kolonial Belanda di Indonesia, yaitu:

Pertama, dualisme dalam pendidikan dengan adanya

sekolah anak belanda dan untuk anak pribumi, untuk anak

yang berada dan anak yang tidak berada. Kedua,

gradualisme yang ekstrim dengan mengusahakan pendidikan

rendah yang sederhana mungkin bagi anak Indonesia.

Ketiga, prinsip konkordansi yang memaksa semua sekolah

berorientasi barat mengikuti model sekolah di

Netherland dan menghalangi penyesuaian dengan keadaan

di Indonesia. Keempat, kontrol sentral yang ketat.

Kelima, tidak adanya perencanaan pendidikan sistematis.

Keenam, pedidikan pegawai sebagai tujuan utama sekolah.

Meskipun sekolah-sekolah telah banyak berdiri,

tetapi secara vormal, sekolah-sekolah itu tidak

didirikan atas nama VOC, tetapi didirikan oleh orang-

orang dari kalangan agama, yaitu agama Kristen

Protestan. Keuntungan besar dari sekolah ini adalah

setelah kita mencapai kemerdekaan dimana kebutuhan akan

pendidikan sangat diperlukan. Sebagian besar penduduk

di Indonesia bagian timur sudah tidak mengalami tuna

aksara. Ini karena telah lama penduduk Indonesia bagian

timur telah mengenal pendidikan/sekolah (Rizal, 2008).

17

Page 18: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Sejak dijalankannya Politik Etis ini tampak

kemajuan yang lebih pesat dalam bidang pendidikan

selama beberapa dekade. Pendidikan yang berorientasi

Barat ini meskipun masih bersifat terbatas untuk

beberapa golongan saja, antara lain anak-anak Indonesia

yang orang tuanya adalah pegawai pemerintah Belanda,

telah menimbulkan elite intelektual baru (Rohmawati,

2008). Golongan baru inilah yang kemudian berjuang

merintis kemerdekaan melalui pendidikan. Perjuangan

yang masih bersifat kedaerahan berubah menjadi

perjuangan bangsa sejak berdirinya Budi Utomo pada

tahun 1908 dan semakin meningkat dengan lahirnya Sumpah

Pemuda tahun 1928 (Rohmawati, 2008). Setelah itu tokoh-

tokoh pendidik mulai muncul tokoh yang berjuang di

bidang pendidikan, antara lain :

1) Mohammad Syafei dengan mendirikan INS (Indonesisch

Nederlandse School) di Sumatera Barat pada tahun 1926.

Sekolah ini bertujuan membina anak-anak ke arah

hidup yang merdeka melalui pendidikan hidup mandiri.

Model sekolahnya sendiri berupa asrama.

2) Ki Hajar Dewantara yang merupakan pendiri Taman

Siswa pada 3 Juli 1922. Semboyan Ki Hajar Dewantara

yang sangat terkenal adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing

Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang artinya kurang

lebih adalah yang di depan memberi contoh, yang

ditengah membangun keinginan dan bekerja sama dan

18

Page 19: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

yang dibelakang memberikan daya semangat dan

dorongan.

3) Kyai Haji Ahmad Dahlan yaitu pendiri organisasi

Islam bernama Muhammadiyah yang berdiri pada tahun

1912. Pendidikan Muhammadiyah oleh KHA Dahlan

mempunyai tujuan yaitu lahirnya manusia-manusia baru

yang mampu tampil sebagai “ulama-ulama intelek”

yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman

dan ilmu yang luas serta sehat jasmani dan rohani.

e. Zaman Kolonial Jepang

Perjuangan bangsa Indonesia dalam masa penjajahan

Jepang tetap berlanjut sampai cita-cita untuk merdeka

tercapai. Walaupun bangsa Jepang menguras habis-habisan

kekayaan alam Indonesia, bangsa Indonesia tidak pantang

menyerah dan terus mengobarkan semangat di hati mereka

(Rohmawati, 2008). Meskipun demikian, ada beberapa segi

positif dari penjajahan Jepang di Indonesia. Di bidang

pendidikan, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan

dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan

pendidikan yang sama bagi semua orang. Selain itu,

pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan

oleh Jepang untuk di pakai di lembaga-lembaga

pendidikan, di kantor-kantor, dan dalam pergaulan

sehari-hari. Hal ini mempermudah bangsa Indonesia untuk

merealisasi Indonesia merdeka. Pada tanggal 17 Agustus

19

Page 20: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

1945 cita-cita bangsa Indonesia menjadi kenyataan

ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan kepada

dunia (rohmawati, 2008).

Sistem pendidikan pada masa penjajahan Jepang

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pendidikan/ Sekolah Rakyat, lama studi 6 tahun

termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan

konversi dari Sekolah Dasar 3 atau 5 tahun bagi

pribumi pada masa Belanda.

2) Pendidikan Lanjutan, terdiri dari Shoto Chu Gakko

(Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3

tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi)

juga dengan lama studi 3 tahun

3) Sekolah guru, ada tiga macam sekolah guru :

Sekolah guru 2 tahun = Sjootoo Sihan Gakoo

Sekolah Guru Menengah 4 tahun = Guutoo Sihan

Gakko

Sekolah Guru Tinggi 6 tahun = Kooto Sihan Gakko

f. Zaman Kemerdekaan (Awal)

Setelah Indonesia merdeka, perjuangan bangsa

Indonesia tidak berhenti sampai di sini karena

gangguan-gangguan dari para penjajah yang ingin kembali

menguasai Indonesia datang silih berganti sehingga

bidang pendidikan pada saat itu bukanlah prioritas

utama. Hal tersebut terjadi karena konsentrasi bangsa

20

Page 21: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Indonesia adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan

yang sudah diraih dengan perjuangan yang amat berat.

Tujuan pendidikan belum dirumuskan dalam suatu

undang-undang yang mengatur pendidikan. Sistem

persekolahan di Indonesia yang telah dipersatukan oleh

penjajah Jepang terus disempurnakan. Namun dalam

pelaksanaannya belum tercapai sesuai dengan yang

diharapkan bahkan banyak pendidikan di daerah-daerah

tidak dapat dilaksanakan karena faktor keamanan para

pelajarnya. Di samping itu, banyak pelajar yang ikut

serta berjuang mempertahankan kemerdekaan sehingga

tidak dapat bersekolah.

g. Zaman ‘Orde Lama’

Saat gangguan-gangguan itu mereda, pembangunan

untuk mengisi kemerdekaan mulai digerakkan. Pembangunan

dilaksanakan serentak di berbagai bidang, baik

spiritual maupun material (Rohmawati: 2008). Setelah

diadakan konsolidasi yang intensif, sistem pendidikan

Indonesia terdiri atas: Pendidikan Rendah, Pendidikan

Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan harus

membimbing para siswanya agar menjadi warga negara yang

bertanggung jawab. Sesuai dengan dasar keadilan sosial,

sekolah harus terbuka untuk tiap-tiap penduduk negara

(Rahmawati; 2008).

21

Page 22: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Pendidikan Nasional zaman ‘Orde Lama’ adalah

pendidikan yang diharapkan dapat membangun bangsa agar

mandiri sehingga dapat menyelesaikan revolusinya baik

di dalam maupun di luar; pendidikan yang secara

spiritual membina bangsa yang ber-Pancasila dan

melaksanakan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi

Terpimpin, Kepribadian Indonesia, dan merealisasikan

ketiga kerangka tujuan Revolusi Indonesia sesuai dengan

Manipol yaitu :

Membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia

berwilayah dari Sabang sampai Merauke

Menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia

yang adil dan makmur lahir-batin, melenyapkan

kolonialisme,

Mengusahakan dunia baru, tanpa penjajahan,

penindasan dan penghisapan, ke arah perdamaian,

persahabatan nasional yang sejati dan abadi

(Mudyahardjo, 2008: 403).

h. Zaman ‘Orde Baru’

Orde Baru dimulai setelah penumpasan G-30S pada

tahun 1965 dan ditandai oleh upaya melaksanakan UUD

1945 secara murni dan konsekuen. Haluan penyelenggaraan

pendidikan dikoreksi dari penyimpangan-penyimpangan

yang dilakukan oleh Orde Lama yaitu dengan menetapkan

pendidikan agama menjadi mata pelajaran dari sekolah

22

Page 23: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

dasar sampai dengan perguruan tinggi. Di samping itu,

dikembangkan kebijakan link and match di bidang

pendidikan. Konsep keterkaitan dan kepadanan ini

dijadikan strategi operasional dalam meningkatkan

relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar (Pidarta,

2008: 137-38). Inovasi-inovasi pendidikan juga

dilakukan untuk mencapai sasaran pendidikan yang

diinginkan. Sistem pendidikannya adalah sentralisasi

dengan berpusat pada pemerintah pusat.

Namun demikian, dalam dunia pendidikan pada masa

ini masih memiliki beberapa kesenjangan. Beberapa

kesenjangan, yaitu (1) kesenjangan okupasional (antara

pendidikan dan dunia kerja), (2) kesenjangan akademik

(pengetahuan yang diperoleh di sekolah kurang

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari), (3)

kesenjangan kultural (pendidikan masih banyak

menekankan pada pengetahuan klasik dan humaniora yang

tidak bersumber dari kemajuan ilmu dan teknologi), dan

(4) kesenjangan temporal (kesenjangan antara wawasan

yang dimiliki dengan wawasan dunia terkini). Namun

demikian keberhasilan pembangunan yang menonjol pada

zaman ini adalah (1) kesadaran beragama dan kebangsaan

meningkat dengan pesat, (2) persatuan dan kesatuan

bangsa tetap terkendali, pertumbuhan ekonomi Indonesia

juga meningkat (Pidarta, 2008: 141).

23

Page 24: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

i. Zaman ‘Reformasi’

Selama Orde Baru berlangsung, rezim yang berkuasa

sangat leluasa melakukan hal-hal yang mereka inginkan

tanpa ada yang berani melakukan pertentangan dan

perlawanan, rezim ini juga memiliki motor politik yang

sangat kuat yaitu partai Golkar yang merupakan partai

terbesar saat itu. Hampir tidak ada kebebasan bagi

masyarakat untuk melakukan sesuatu, termasuk kebebasan

untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya (ibid.:

143). Begitu Orde Baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat

merasa bebas. Reformasi ini pada awalnya lebih banyak

bersifat mengejar kebebasan tanpa program yang jelas.

Sementara itu, ekonomi Indonesia semakin terpuruk,

pengangguran bertambah banyak, demikian juga halnya

dengan penduduk miskin. Korupsi semakin hebat dan

semakin sulit diberantas. Namun demikian, dalam bidang

pendidikan ada perubahan-perubahan dengan munculnya

Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah sistem

pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di

samping itu kesejahteraan tenaga kependidikan perlahan-

lahan meningkat. Hal ini memicu peningkatan kualitas

profesional mereka. Instrumen-instrumen untuk

mewujudkan desentralisasi pendidikan juga diupayakan,

misalnya KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), MBS

(Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (Lima

24

Page 25: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Ketrampilan Hidup), TQM (Total Quality Management),

KTSP (Kurikulum Satuan Pendidikan).

Sekarang sudah ada Undang-undang yang mengatur

tentang sistem pendidikan di Indonesia yaitu UU RI

No.20 Th.2003, Bab VI. Secara undang-undang pemerintah

telah berusaha menyelenggarakan pendidikan dengan

sebaik-baiknya, setiap tahun dan setiap ada pergantian

pimpinan selalu berupaya untuk menyempurnakan

kurikulum, pola dan strategi pembelajaran,

penyempurnaan terarah pada pembinaan pola dan strategi

pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

25

Page 26: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

BAB III

KESIMPULAN

Masa lampau memperjelas pemahaman kita tentang

masa kini. Sistem pendidikan yang kita miliki sekarang

adalah hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam

sejarah pengalaman bangsa kita pada masa lampau.

Pembahasan tentang landasan sejarah di atas memberi

implikasi konsep-konsep pendidikan sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan : Pendidikan diharapkan

bertujuan dan mampu mengembangkan berbagai macam

potensi peserta didik serta mengembangkan

kepribadian mereka secara lebih harmonis. Tujuan

pendidikan juga diarahkan untuk mengembangkan

aspek keagamaan, kemanusiaan, kemanusiaan, serta

kemandirian peserta didik. Di samping itu, tujuan

pendidikan harus diarahkan kepada hal-hal yang

praktis dan memiliki nilai guna yang tinggi yang

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Proses Pendidikan : Proses pendidikan terutama

proses belajar-mengajar dan materi pelajaran harus

disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta

26

Page 27: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

didik, mengembangkan kemandirian dan kerjasama

siswa dalam pembelajaran, mengembangkan

pembelajaran lintas disiplin ilmu, demokratisasi

dalam pendidikan, serta mengembangkan ilmu dan

teknologi.

c. Inovasi-inovasi Pendidikan : Inovasi-inovasi harus

bersumber dari hasil-hasil penelitian pendidikan

di Indonesia, bukan sekedar konsep-konsep dari

dunia Barat sehingga diharapkan pada akhirnya

membentuk konsep-konsep pendidikan yang bercirikan

Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah StudiAwal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya danPendidikan di Indonesia. Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada.

Pidarta, Made. 2007.Landasan Pendidikan: Stimulus IlmuPendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

http:///D:/landasan kependidikan dan prob/AS’TONBLOGGER Landasan Historis.Pendidikan.htm

27

Page 28: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

http:///D:/landasan kependidikan dan prob/Landasan Historis Pendidikan_NyimasInda.Kusumawati_Komunitas Blogger Unsri.htm

http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/landasan-historis-pendidikan-indonesia.html

http://dyahrochmawati08.wordpress.com/2008/11/30/landasan-historis-pendidikan-di-indonesia/

28