Pustaka 68 PUSTAKA Attewell, P.B. and Farmer, I.W., 1976, Principles of Engineering Geology, New York : John Willey & Sons. Bandono, Sadisun, I.A., 1997, Kumpulan Edaran Praktikum Pengantar Geologi Teknik, Bandung : ITB. Barton, N.R., Bandis, S.C., 1982, Effects of Block Size on the Shear Behaviour of Jointed Rock, 23 rd US Symp. On Rock Mechanics, Berkeley. Barton, N.R., Choubey, V., 1977, The Shear Strength of Rock Joints in Theory and Practice, Rock Mechanics. Barton, N., Lien, R., Lunde, J., 1974, Engineering Classification of Rock Masses for the Design of Tunnel Support, Rock Mechanics, Vol. 6. Bieniawski, Z.T., 1989, Engineering Rock Mass Classification, New York : John Wiley & Sons. Deere, D.U., Miller, R.P., 1966, Engineering Classification and Index Properties for Intact Rock, Technical Report No. AFWL-TR-65-116, Univ. of Illinois, Urbana. Dikau, R., D. Brundsden, L. Schrott, M.L. Ibsen, 1996, Landslide Recognition, New York : John Willey & Sons. Dunn, I.S, Anderson, L.R., Kiefer, F.W., 1980, Fundamentals of Geotechnical Analysis, New York : John Wiley & Sons. Franklin, J.A. dan Maerz, N.H., 1996, Empirical Design and Rock Mass Characterization, Proceedings of the FRAGBLAST 5 Workshop on Measurement of Blast Fragmentation. Guntarto, 2003, Arahan Geologi Lingkungan untuk Tata Guna Lahan Kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Buletin Geologi Tata Lingkungan, V.13, No.2. Hendarsin, S.L., 2003, Investigasi Rekayasa Geoteknik untuk Perencanaan Bangunan Teknik Sipil, Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
51
Embed
Lampiran A petrografi - Perpustakaan Digital · PDF fileHendarsin, S.L., 2003, Investigasi Rekayasa Geoteknik ... Perancangan Tambang ... arah pengukuran schmidt hammer yang membentuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pustaka
68
PUSTAKA
Attewell, P.B. and Farmer, I.W., 1976, Principles of Engineering Geology, New
York : John Willey & Sons.
Bandono, Sadisun, I.A., 1997, Kumpulan Edaran Praktikum Pengantar Geologi
Teknik, Bandung : ITB.
Barton, N.R., Bandis, S.C., 1982, Effects of Block Size on the Shear Behaviour of
Jointed Rock, 23rd US Symp. On Rock Mechanics, Berkeley.
Barton, N.R., Choubey, V., 1977, The Shear Strength of Rock Joints in Theory and
Practice, Rock Mechanics.
Barton, N., Lien, R., Lunde, J., 1974, Engineering Classification of Rock Masses for
the Design of Tunnel Support, Rock Mechanics, Vol. 6.
Bieniawski, Z.T., 1989, Engineering Rock Mass Classification, New York : John
Wiley & Sons.
Deere, D.U., Miller, R.P., 1966, Engineering Classification and Index Properties for
Intact Rock, Technical Report No. AFWL-TR-65-116, Univ. of
Illinois, Urbana.
Dikau, R., D. Brundsden, L. Schrott, M.L. Ibsen, 1996, Landslide Recognition, New
York : John Willey & Sons.
Dunn, I.S, Anderson, L.R., Kiefer, F.W., 1980, Fundamentals of Geotechnical
Analysis, New York : John Wiley & Sons.
Franklin, J.A. dan Maerz, N.H., 1996, Empirical Design and Rock Mass
Characterization, Proceedings of the FRAGBLAST 5 Workshop on
Measurement of Blast Fragmentation.
Guntarto, 2003, Arahan Geologi Lingkungan untuk Tata Guna Lahan Kawasan Karst
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Buletin
Geologi Tata Lingkungan, V.13, No.2.
Hendarsin, S.L., 2003, Investigasi Rekayasa Geoteknik untuk Perencanaan
Bangunan Teknik Sipil, Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
Pustaka
69
Hoek, E., Bray, J.W., 1981, Rock Slope Engineering, London : Institution of Mining
and Metallurgy.
Hudson, J.A., Harrison, J.P., 1997, Engineering Rock Mechanics : An Introduction to
the Principles, Pergamon, UK.
Hudson, J., 1993. Comprehensive Rock Engineering : Principles, Practice, and
Projects. Pergamon Press: New York. vol 3.
Johnson, R.B. dan Degraff, J.V., 1988, Principles of Engineering Geology, New
York : John Wiley & Sons.
Kusumayudha, S.B., 2005, Hidrogeologi Karst dan Geometri Fraktal di Daerah
Gunungsewu, Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Maerz, N.H., 2000, Highway Rock Cut Stability Assessment in Rock Masses not
Conductive to Stability Calculation, Proceedings of the 51st Annual
Highway Geology Symposium, Seattle, Washington.
Palmstrom, Arild. 2005. Measurement of and Correlation between Block Size and
Rock Quality Designation (RQD). Tunnel and Underground Space
Technology.
Pratistho, B., Santoso, A., 1998, Penentuan Bentuk Sesar Bawah Permukaan dan
Kondisi Satuan Batugamping di Daerah Karst Gunungkidul dengan
Metoda Gravitasi, Prosiding PIT IAGI XXVII.
Priest, D.S., 1993, Discontinuity Analysis for Rock Engineering, London : Chapman
and Hall.
Pulunggono, A., S. Martodjojo, 1994, Perubahan Tektonik Paleogen – Neogen
Merupakan Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa, Proceeding
Geologi dan Geoteknik Pulau Jawa Sejak Akhir Mesozoik Hingga
Kuarter, Seminar Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM.
Purnomo, J., Purwako, 1994, Kerangka Tektonik dan Stratigrafi Pulau Jawa Secara
Regional dan Kaitannya dengan Potensi Hidrokarbon, Proceeding
Geologi dan Geoteknik Pulau Jawa Sejak Akhir Mesozoik Hingga
Kuarter, Teknik Geologi UGM, Yogyakarta.
Rahardjo, W., Sukandarrumidi, Rosidi, 1995, Peta Geologi Lembar Yogyakarta,
Jawa, Skala 1 : 100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
Pustaka
70
Romana, M., 1985, New Adjustment Rating for Application of Bieniawski
Classification, International Symposium on the Role of Rock
Mechanics, Zacatecas.
Sir MacDonald dkk., 1984 , Greater Yogyakarta Groudwater Resources Study ,
Skala 1 : 100.000, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung.
Suyoto, 1994, Sikuen Stratigrafi Karbonat Gunung Sewu, Proceeding IAGI XXIII,
V.1.
Suyoto, Santoso, K., 1986, Klasifikasi Stratigrafi Pegunungan Selatan Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Kumpulan Makalah Geologi,
V.2.
Toha, B., 1994, Geologi Daerah Pegunungan Selatan : Suatu Kontribusi, Proceeding
Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa.
Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol.1A, The Hague,
Martinus Nijhoff. The Netherlands.
Wasito, Samodra, H., Prasetyo, H., 1998, Aspek Bentang Alam Karst di Daerah
Semanu dan Sekitarnya; Implikasinya Terhadap Kebijaksanaan
Peningkatan Pembangunan Perekonomian di Kabupaten
Gunungkidul, Proceeding IAGI XXVII.
Young, A., 1972, Slopes (Geomorphology Text 3) edited by K.M Clayton,
Edinburgh, Oliver&Boyd.
Pengamatan Petrografi
PENGAMATAN PETROGRAFI
P1
Sayatan batugamping Bioclastic Packstone, butiran (53%) yang seluruhnya terdiri dari komponen cangkang biota berupa foram besar, alga, koral serta foraminifera kecil. Matriks (20%) berupa mikrit, semen (17%) terdiri dari kalsit, Porositas (10%) berupa vuggy porosity, tekstur grain supported, terpilah buruk, kontak antar butiran mengambang. Foram Besar (37%) Hadir dalam keadaan utuh dan pecah–pecah, berupa Lepidocyclina sp. dan Spiroclypeus sp., sebagian cangkang telah tergantikan oleh kalsit (A5) Alga (8%) Hadir dalam bentuk pecahan memanjang, berupa alga hijau, umumnya telah tergantikan oleh kalsit (F4 dan A2) Koral (4%) Hadir dalam bentuk pecahan, rongga telah terisi oleh kalsit Bentos (2%) Umumnya dalam keadaan utuh dan pecah-pecah, berupa Quinqueloculina sp., sebagian cangkang telah terisi oleh kalsit Plankton (2%) Umumnya dalam keadaan utuh dan pecah-pecah, berupa Globigerina sp., sebagian cangkang telah terisi oleh kalsit Matriks (20%) Berupa mikrokristalin kalsit, hasil dari rekristalisasi lumpur karbonat (neomorphisme), berwarna coklat keruh Semen (17%) Berupa semen kalsit, umumnya hadir mengisi cangkang foraminifera dan mengisi ruang antar butir Porositas (10%) Berupa porositas sekunder yaitu vuggy porosity yang hadir diantara matriks.
1,25 mm
Pengamatan Petrografi
P1
1,25 mm Sayatan batugamping Bioclastic Packstone, butiran (56%) yang seluruhnya terdiri dari komponen cangkang biota berupa foram besar, alga, koral serta foraminifera kecil. Matriks (18%) berupa mikrit, semen (14%) terdiri dari kalsit, Porositas (12%) berupa vuggy porosity, tekstur grain supported, terpilah buruk, kontak antar butiran mengambang. Foram Besar (36%) Hadir dalam keadaan utuh dan pecah–pecah, berupa Lepidocyclina sp. dan Spiroclypeus sp., sebagian cangkang telah tergantikan oleh kalsit (A3 – B4) Alga (9%) Hadir dalam bentuk pecahan memanjang, berupa alga hijau, umumnya telah tergantikan oleh kalsit Koral (6%) Hadir dalam bentuk pecahan, rongga telah terisi oleh kalsit (E3 – F3) Bentos (2%) Umumnya dalam keadaan utuh dan pecah-pecah, berupa Quinqueloculina sp., sebagian cangkang telah terisi oleh kalsit Plankton (3%) Umumnya dalam keadaan utuh dan pecah-pecah, berupa Globigerina sp., Orbulina universa, sebagian cangkang telah terisi oleh kalsit Matriks (18%) Berupa mikrokristalin kalsit, hasil dari rekristalisasi lumpur karbonat (neomorphisme), berwarna coklat keruh Semen (14%) Berupa semen kalsit, umumnya hadir mengisi cangkang foraminifera dan mengisi ruang antar butir Porositas (12%) Berupa porositas sekunder yaitu vuggy porosity yang hadir diantara matriks.
MW : rekahan dengan tingkat pelapukan menengah (medium weathered) SW : rekahan dengan tingkat pelapukan ringan (slightly weathered) SHV : nilai schmidt hammer yang diukur pada permukaan rekahan
: arah pengukuran schmidt hammer yang membentuk sudut terhadap bidang horizontal
HW : rekahan dengan tingkat pelapukan tinggi (highly weathered) MW : rekahan dengan tingkat pelapukan menengah (medium weathered) SW : rekahan dengan tingkat pelapukan ringan (slightly weathered) SHV : nilai schmidt hammer yang diukur pada permukaan rekahan
: arah pengukuran schmidt hammer yang membentuk sudut terhadap bidang horizontal
Data D
iskontinuitas
• Scanline III Kedudukan Lereng : 47 0 , N 210 0 E
MW : rekahan dengan tingkat pelapukan menengah (medium weathered) SW : rekahan dengan tingkat pelapukan ringan (slightly weathered) SHV : nilai schmidt hammer yang diukur pada permukaan rekahan
: arah pengukuran schmidt hammer yang membentuk sudut terhadap bidang horizontal
MW : diskontinuitas dengan tingkat pelapukan menengah (medium weathered) SW : diskontinuitas dengan tingkat pelapukan ringan (slightly weathered) SHV : nilai schmidt hammer yang diukur pada permukaan diskontinuitas
: arah pengukuran schmidt hammer yang membentuk sudut terhadap bidang horizontal
Hasil Pengujian Sifat Keteknikan
HASIL PENGUJIAN SIFAT KETEKNIKAN
Batuan memiliki sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan
rekayasa keteknikan. Sifat-sifat tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
• Sifat fisik batuan
• Pengujian sifat fisik batuan digunakan untuk mengetahui bobot isi, berat jenis,
porositas, absorpsi, dan void ratio.
• Sifat mekanik batuan
• Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik batuan adalah uji
Schmidt hammer dan uji geser langsung.
Kedua sifat tesebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di lapangan (in-
situ). Pengujian di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap contoh (sample)
yang diambil di lapangan. Pengujian ini meliputi uji sifat fisik batuan dan uji geser
langsung. Satu contoh batuan dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan.
Pertama-tama yang dilakukan adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan
uji tanpa merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan penetuan sifat
mekanik batuan berupa uji geser langsung yang merupakan uji merusak (destructive
test) sehingga contoh batu hancur. Sedangkan pengujian Schmidt hammer dilakukan
di lapangan (in-situ).
• Sifat Fisik Batuan
Pembuatan contoh di laboratorium untuk keperluan pengujian sifat fisik
dilakukan dari contoh batuan yang diambil di lapangan, yang kemudian dibor
dengan penginti laboratorium. Contoh yang didapat berbentuk silinder dengan
diameter 50mm dan tinggi 100mm.
Penimbangan berat contoh :
a) Berat contoh asli (natural) : Wn
b) Berat contoh kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam
dengan temperature 900 C : Wo
Hasil Pengujian Sifat Keteknikan
c) Berat contoh jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam) : Ww
d) Berat contoh jenuh di dalam air : Ws
e) Volume contoh tanpa pori-pori : Wo – Ws
f) Volume contoh total : Ww – Ws
Perhitungan :
1. Densitas alami (natural density) WsWw
Wn−
=
2. Kadar air alami (natural water content) %100×−
=Wo
WoWn
3. Densitas jenuh (saturated density) WsWw
Ww−
=
4. Saturated water content (absorption) %100×−
=Wo
WoWw
5. Densitas kering (dry density) WsWw
Wo−
=
6. Porositas %100×−−
=WsWwWoWw
Hasil pengujian sifat fisik batuan :
Sifat fisik batuan yang digunakan untuk menganalisis kemantapan lereng adalah
densitas batuan dalam keadaan kering.
• Sifat Mekanik Batuan
Uji Schmidt Hammer
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas kekuatan
(hardness) dan memberikan indikator kekuatan (strength).
Hasil Pengujian Sifat Keteknikan
Gambar 1. Alat uji Schmidt hammer
Dari 80 kali pengujian Schmidt hammer pada singkapan batugamping di
lapangan, diperoleh data pengujian sebagai berikut :
Pengukuran Nilai Pengukuran Nilai 1 12 41 10
2 10 42 15
3 14 43 8
4 12 44 7
5 10 45 10
6 10 46 9
7 18 47 10
8 16 48 12
9 14 49 11
10 18 50 13
11 19 51 7
12 20 52 9
13 12 53 10
14 20 54 33
15 21 55 11
16 12 56 22
17 12 57 17
18 13 58 8
19 22 59 16
20 19 60 11
21 18 61 10
22 8 62 17
23 15 63 10
Hasil Pengujian Sifat Keteknikan
24 9 64 20
25 9 65 17
26 13 66 10
27 11 67 10
28 10 68 10
29 30 69 23
30 42 70 14
31 40 71 10
32 34 72 25
33 20 73 11
34 11 74 10
35 26 75 10
36 12 76 12
37 14 77 12
38 10 78 9
39 15 79 14
40 24 80 16
Nilai rata-rata hasil pengukuran untuk setiap sampel :
8080....321 nnnnx ++++
=
80
1204=
= 15.05
Hasil Pengujian Sifat Keteknikan
Gambar 2. Grafik nilai Uniaxial Compressive Strength dari uji Schmidt Hammer
Nilai Uniaxial Compressive Strength = 25 MPa.
Hasil Pengujian Sifat Keteknikan
Geser Langsung (Direct Shear)
Gambar 3. Alat penguji geser langsung
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan batuan terhadap gaya
horisontal dan menentukan parameter kohesi (c) serta sudut geser batuan
(∅) baik dalam keadaan puncak maupun dalam keadaan sisa.
Hasil pengujian geser langsung :
Peak Shear Strength Residual Shear Strenth
Shear Strength Normal Stress Shear Strength Normal StressSample