LAMPIRAN A: DATA KUESIONER Hasil kuesioner yang disebarkan pada 107 responden tanggal 15 September 2020 mengenai quality time keluarga. xxix
LAMPIRAN A: DATA KUESIONER
Hasil kuesioner yang disebarkan pada 107 responden tanggal 15 September 2020
mengenai quality time keluarga.
xxix
xxx
xxxi
xxxii
xxxiii
xxxiv
xxxv
xxxvi
xxxvii
xxxviii
xxxix
xl
Hasil kuesioner Alpha Test yang disebarkan pada 16 responden tanggal 6
November 2020.
xli
xlii
xliii
xliv
xlv
xlvi
xlvii
xlviii
xlix
Hasil kuesioner Beta Test yang disebarkan pada 9 responden tanggal 9 Desember
2020.
xlx
l
li
lii
liii
Hasil kuesioner Beta Test Sebelum playtest yang disebarkan pada 5 responden
orang tua tanggal 9 Desember 2020.
liv
lv
lvi
lvii
lviii
Hasil kuesioner Beta Test setelah playtest yang disebarkan pada 5 responden
orang tua tanggal 9 Desember 2020.
lviv
lix
lx
lxi
lxii
LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara Psikolog
Tanggal : 27 April 2020 dan 24 September 2020
Waktu : 18.00 WIB dan 11.00 WIB
Media : Video Call WhatsApp dan Zoom
Narasumber : Jumawati, Psi. selaku psikolog klinis pribadi
Gambar 1.2. Wawancara Jumawati,Psi.
P : Pewawancara
N : Narasumber
P : Menurut Anda seberapa pentingnya quality time dalam hubungan
keluarga?
N : Quality time sangat penting dalam keluarga, karena dengan adanya
quality time semua masalah dapat selesai, anak dapat berbicara dengan
lxiii
orang tuanya, begitu juga dengan orang tua, anak dapat meminta bantuan
orang tuanya jika ada masalah.
P : Apa yang dapat terjadi jika tidak atau jarang terdapat quality time antara
anak dan orang tua dalam keluarga?
N : Kemungkinan besar anaknya mendapat pergaulan yang salah, pergaulan
bebas, membohongi orang tua, melakukan kejahatan - kejahatan.
P : Apa yang menyebabkan mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan
quality time ?
N : Kalau jaman dulu hanya ayah yang kerja, tapi sekarang wanita juga ikut
kerja sehingga keduanya ayah dan ibu bekerja. Sehingga sabtu dan minggu
quality time mereka gunakan untuk istirahat sendiri.
P : Apakah menurut anda hal ini ada hubungannya dengan penggunaan
smartphone? seperti walaupun mereka bersama tetapi sering terganggu
karena adanya smartphone.
N : Iya pasti banget, seperti contohnya di rumah makan/ foodcourt , mereka
ngumpul tapi dalam arti fisik saja. Secara quality time juga gak ada,
padahal itu saat yang paling berharga tetapi masing - masing hanya fokus
pada diri sendiri.
P : Hal apa yang sebaiknya dilakukan untuk menambah quality time diantara
keluarga?
N : Yang paling efektif adalah makan bersama, dan smartphone semua
disimpan. Bisa juga waktu nonton bersama, kan terkadang ada
lxiv
pembicaraan di dalamnya. Kalau simpan hp mungkin bisa lebih sharing
masalah yang ada bersama.
P : Selain itu penulis juga mencari data mengenai media yang cocok
digunakan untuk meningkatkan quality time , mereka mengatakan board
game , apakah metode ini juga dapat diterapkan?
N : Bisa karena kalau menggunakan media board game, mereka mau gak
mau ada komunikasi. Seperti antara anak dan orang tua “oh saya gak mau
kalah, dll” otomatis ada komunikasi dan dapat meningkatkan quality time,
karena permainan bersifat kelompok.
P : Kemudian saya akan membuat board game dengan fokus permainan
untuk memperdalam relasi antar keluarga dengan memberikan pertanyaan
seperti “hobi?”, “makan atau minuman kesukaan?”. Apakah ada saran
mengenai pertanyaan seperti ini?
N : Iya kalau memberikan pertanyaan seperti hobi atau kegiatan itu bisa, atau
misalnya makanan kesukaan dan anak yang 1 menjawab rumah makan a
dan anak 2 menjawab rumah makan b, dengan begitu maka akan timbul
diskusi diantaranya, apa yang sebaiknya diselesaikan. Tidak mungkin
orang tua akan pergi ke dua rumah makan tersebut, sehingga dibicarakan.
Komunikasi inilah yang sebenarnya dapat meningkatkan quality time antar
keluarga. Walaupun sekarang wfa tetapi orang tua sibuk dengan
pekerjaannya masing-masing, maka hal inilah yang kadang menyebabkan
minimnya komunikasi.
lxv
Wawancara Ahli Board Game
Tanggal : 9 Oktober 2020
Waktu : 12.05 WIB
Media : Video Call WhatsApp dan Zoom
Narasumber : Andre Muslim Dubari, Sebagai Marketing Director Kummara,
Business Manager dari Manikmaya Games, dan Ketua Asosiasi Pegiat Industri
Board Game Indonesia.
Gambar 4.1. Wawancara Andre Dubari.
Gambar 4.2. Screenshot Wawancara Andre Dubari.
lxvi
P : Pewawancara
N : Narasumber
P : Apa yang menjadi kelebihan media board game dibanding media lain?
N : Kalo menurut saya yang membuat board game itu spesial dibanding
media lain karena ada unsur interaksinya antar pemain. Walaupun
sekarang ada yang namanya board game digital tetapi ketika kita dapat
duduk dan berkumpul bersama kemudian bermain board game , terdapat
interaksi dan komunikasi satu sama lain inilah yang menurut saya
menjadikan board game lebih spesial dibanding media lain.
P : Apakah media board game dapat atau cocok dimainkan bersama
keluarga?
N : Kalo menurut saya cocok ya, seperti salah satu media edukasi yang
paling mendapat penghargaan tertinggi di dunia khususnya untuk keluarga.
Malah board game merupakan spesialis khusus di bidang ini.
P : Apakah dengan bermain board game juga dapat meningkatkan quality
time yang terjadi antara orang tua dan anak selama bermain? Kenapa?
N : Iya kalo menurut saya bisa. Tapi kita harus menggali lebih dalam
mengenai arti dan definisi sebenarnya dari quality time yang sebenarnya
dituju, karena saya awam soal hal ini maka menurut saya adalah adanya
interaksi dan partisipasi satu sama lain. Dua hal ini seperti adanya
partisipasi, interaksi dan tambahan satu unsur satu lagi yaitu fun yang
menjadikan board game sebagai salah satu media yang cocok untuk
lxvii
meningkatkan quality time dengan keluarga. Hal seperti berkumpul dan
berinteraksi bersama misalnya bermain atau petak umpet bareng, itu bisa
juga menambah quality time. Kalau saya gak salah ya ada survey di UK
mengenai konteks tentang quality time sebenarnya adalah menghabiskan
waktu atau seperti adanya kedekatan di antara keluarga, nah dari board
game ini sebenarnya sudah sangat bisa mencakup hal tersebut yaitu
meningkatkan quality time keluarga.
P : Apakah ada tahapan tertentu dalam mendesain sebuah board game?
N : Sebenarnya tidak ada tahapan baku, harus seperti apa tapi sebenarnya ini
bisa juga dicari dalam textbook bagaimana tahapannya secara lebih jelas.
Tetapi secara umumnya yang pertama adalah kenapa, apa, dan buat siapa.
Perlu diperhatikan bahwa ini bukan sekedar mengetahui umur targetnya
secara umum misalnya ini board game untuk anak usia sekian sekian dan
gender bisa dimainkan perempuan atau laki-laki, bukan sekedar itu saja
tetapi harus tertuju pada mekanik referensinya nantinya seperti apa,
mereka suka dengan mekanik yang seperti apa dan seterusnya. Contohnya
dari suatu topik tertentu nanti akan dibuat menjadi sebuah game atau board
game , itu berarti step awalnya dari konteksnya atau mulai dari sebuah
problem nyata yang ada pada kehidupan sehari-hari, lalu diselesaikan
masalahnya melalui board game , atau bisa juga memulai dari membuat
batasan yang ada, misalnya sudah menentukan target market nya ini, untuk
usia ini, dan nantinya dapat menghasilkan ini. Setelah itu kita bisa
lxviii
memulai ke arah proses desain melihat ke library mekanik kita, jadi dilihat
seperti apa cara bermainnya. Prinsipnya dalam membuat board game itu
diibaratkan seperti memasak dimulai dari bumbu-bumbunya dahulu
misalnya ada garam dan gula, kemudian dimasukkan sayur, dll sehingga
menjadi sebuah masakan, dan hal inilah yang dinamakan gameplay dari
sebuah board game.
P : Menurut Bapak sebaiknya jenis board game seperti apa yang dapat
diterapkan agar menarik untuk dimainkan bersama keluarga khususnya
anak-anak?
N : Perlu diperhatikan bahwa terdapat perbedaan dalam mendesain board
game untuk anak atau untuk keluarga yang melibatkan anak dan orang
tuanya juga ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi kalo misalnya
mendesain sebuah board game untuk keluarga dapat dilihat contohnya dari
jenis board game dengan genre family games , kemudian perlu diketahui
bahwa game tersebut memiliki cara bermain yang dapat dimengerti anak
dan sesuai dengan karakteristik anak tersebut tetapi juga masih menantang
untuk dimainkan oleh orang dewasa. Kemudian jumlah pemain juga yang
cocok itu biasanya 3 - 5 pemain, kalo 3 orang itu dianggap cukup dan lima
orang itu dapat terbilang sudah cukup ramai. Lebih dari itu permainan
dapat menjadi cukup lama dan kearah game yang lebih serius, tapi bisa
saja digunakan tergantung jenis mekaniknya.
lxix
P : Jenis ilustrasi board game seperti apa yang cocok untuk digunakan untuk
anak-anak?
N : Nah ini harus disesuaikan dengan bagaimana jenis karakteristik anak,
buatlah ilustrasi yang disukai anak seperti bentuk kartun. Perhatikan juga
penggunaan warna yang digunakan biasanya menggunakan warna-warna
dasar atau bisa juga menggunakan ilustrasi buatan yang terdapat pada buku
ilustrasi cerita anak. Kalo ingin mencari contoh - contoh jenis ilustrasi
seperti apa yang digunakan bisa dilihat dari pemenang lomba Spiele Preis
dari tahun 90 sampai tahun 2010 misalnya. Nah itu sekitar 90% isinya
terdapat board game jadi kita kebayang yang cocok dengan board game
dengan mekanik itu seperti apa.
P : Hal apa yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah board game
untuk keluarga?
N : Pertama adalah memperhatikan jumlah pemain untuk dapat memainkan
board game jangan cukup besar kemudian cukup dapat dimengerti
mekaniknya untuk anak-anak, tetapi tidak terlalu membosankan buat orang
dewasa. Terkadang ini yang suka menjadi isu kalau terlalu sulit mudah
bisa jadi bosan untuk orang dewasa, kemudian jika terlalu sulit maka bisa
anak-anak juga tidak bisa memainkannya.
lxx
Wawancara Psikolog Anak
Tanggal : 19 Oktober 2020
Waktu : 11.00 WIB
Media : WhatsApp Call
Narasumber : Sr. M. Fransita, FCh, SS, M, Psi., Sebagai Psikolog anak,
Psikolog Pendamping Para Postulan Kongregasi FCh Palembang.
Gambar 4.2. Wawancara Sr. Fransita
P : Pewawancara
N : Narasumber
P : Menurut anda seberapa penting quality time antara orang tua dan anak?
N : Sangat penting dalam membentuk struktur kepribadian seseorang sifat
dan karakter dalam diri anak tersebut menjadi relasi. Quality time antara si
anak kedua orang tua itu terjadi dimana anak akan belajar bagaimana ia
lxxi
mempersepsi dirinya sendiri dan orang lain. Dalam relasi yang baik pada
anak menjadi lebih percaya diri, lebih baik lebih dapat berelasi dengan
sesamanya. Jadi orientasi anak juga dalam kehidupan bersama sebagai
makhluk sosial, bukan berorientasi pada dirinya sendiri. Jadi dengan
adanya quality time ini anak membangun dan membentuk kemampuannya
di dalam berelasi dengan kedua orang tua, kemampuan berkomunikasi
yang baik ini akan mempengaruhi kemampuan anak tersebut dalam relasi
berelasi dengan orang lain. Kemampuannya dalam relasi, dalam
mendengarkan dan kemampuan karakter kepribadian sosial yang akan
terbentuk dengan adanya quality time . Memang kehadiran dari orang tua
waktu yang diberikan oleh kedua orang tua tidak tergantikan ya dalam arti
tertentu, dengan fasilitas material atau dengan kecanggihan zaman
sekarang dengan segala prasarana dengan HP dan dan lain sebagainya.
Kehadiran itu sendiri perlu di intensitas kan tiap harinya waktu dalam
kebersamaan tidak dapat diukur berdasarkan lamanya, tapi dalam waktu
yang ada sepanjang hari. Misalnya orang tuanya mempunyai waktu dalam
satu hari 4 sampai 5 jam tapi orang tua sungguh mengintensitaskan relasi
komunikasi dengan anak tersebut. Tidak sendiri seseorang bisa hadir
bersama orang tua dalam 24 jam atau 1 hari 12 jam tapi masih masih sibuk
dengan hp-nya masing-masing di zaman modern teknologi four point zero
sekarang. Quality time itu lebih pada yang baik antara kedua belah pihak
orang tua dan anak secara langsung dengan suatu kualitas tertentu yang
lxxii
baik yang contohnya banyak yang sangat mendengarkan anak sepanjang
hari kita bisa bertanya kepada anak tersebut. Bagaimana pelajaran hari ini,
apa yang terjadi, disini anak belajar bercerita dan mengekspresikan
perasaannya dirinya pemikirannya. Orang tua jadi mengenal mengetahui
anak secara mendalam sehingga terjadi quality time.
P : Apa yang terjadi jika tidak terjadi quality time antara orang tua dan anak?
N : Terjadi sebaliknya, seperti anak tidak mempunyai kemampuan berelasi
dan kepercayaan dengan dirinya sendiri maupun dengan sesamanya. Jadi
anak-anak tersebut cenderung pendiam atau sebaliknya bisa bersikap
agresif atau menentang sebagai bentuk kemarahan atau pemberontakan.
Karena tidak adanya politik dalam keluarga jika tidak ada kualitas yang
baik dalam keluarga anak tersebut akan sendiri asik dengan dunianya
sendiri ya. Jadi tidak mau bertemu dengan orang-orang tidak mau
berjumpa tidak mau berelasi jadi dia berkonsentrasi pada dirinya sendiri
dia cenderung diam pasif atau sebaliknya jika tidak ada quality time
cenderung memberontak dengan marah dengan agresif yah. Jadi itu
dilampiaskan keluar kalau yang tadi kan menyendiri lebih pada ke dalam
mengoperasikannya jadi keluar itu dengan bentuk kemarahan juga juga
efek berikutnya untuk bersosialisasi dengan yang lain sulit untuk bekerja
sama satu dengan yang lain.
P : Bagaimana sifat dan karakteristik anak usia 7 - 12 tahun?
lxxiii
N : Pada masa ini anak sedang membangun identitas dirinya, kepercayaan
dirinya “siapakah aku?” Karena kan ini usia usia sekolah ya kelas 2 SD
sampai dengan kelas 6 SD lebih kurangnya. Jadi anak belajar membangun
kepercayaan diri dengan di sekolah, studi dengan teman-teman dan orang
tua anak membangun rasa percaya dirinya bahwa dirinya mampu
kepercayaan akan dirinya sendiri menjadi ragu-ragu, tidak percaya karena
tadi tidak membangun relasi sosial dengan teman-teman dengan kedua
orang tua. Jadi ini identitas dirinya ya juga membangun membentuk
kemampuan dia dalam dalam kemampuannya secara akademik, rasa
percaya dirinya, bahwa ia mampu maupun anak juga mengembangkan
relasi sosial teman-teman. Jadi ya sedapat mungkin anak diberikan
motivasi apresiasi ya anak diberikan kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya mengungkapkan perasaannya pendapatnya itu jadi anak diberikan
kesempatan, dirumah maupun disekolah.
P : Topik pembicaraan seperti apa yang diminati anak Jenis komunikasi
seperti apa yang dapat dituju untuk meningkatkan quality time pada anak
usia 7 - 12 tahun?
N : Kalau 7-12 tahun kan berarti mata masa sekolah, jadi mungkin dari
harian ya peristiwa-peristiwa harian. Apa yang terjadi dalam keseharian,
yang mungkin juga dengan hal yang sangat sederhana dan disukai
anak-anak ya agar nilai rileks dan tidak formal. Misalnya hobi dari anak
tersebut, orang tua bisa melihat apa yang menjadi kesenangan anak
lxxiv
tersebut, misalnya seni atau kreativitas. Jadi orang tua masuk dalam hobi anak
dalam relasinya dengan teman-teman ya dengan topik topik yang aktual pada
usia anak 7 sampai 12 tahun mungkin pergaulannya sehari-hari.
P : Apakah melakukan kegiatan seperti bermain bersama orang tua dan anak
dapat meningkatkan quality time ?
N : tentu jelas, ini merupakan salah satu model yang kreatif anak dan dapat
meningkatkan quality time dengan cara yang sangat enjoy, sangat rileks,
sangat sederhana, sehari-hari sangat kontekstual. Jadi dengan bermain
kemampuan akademik anak tersebut sebenarnya juga kemampuannya dalam
berpikir juga biasa atau ditingkatkan melalui yang namanya sebuah
permainan melalui permainan juga anak tentu dalam bermain kalau tidak
bermain dengan dirinya sendiri tapi diusahakan tadi ada relasi antara orang
tua dan anak anak-anak belajar berelasi dalam permainan orang tua bisa
mengajarkan nilai-nilai kebersamaan sportifitas, keadilan dalam permainan
tersebut. Permainan menjadi sarana dan cara yang kreatif untuk
meningkatkan quality time . Sehingga ketegangan relasi tersebut bisa mencair,
penuh dengan kegembiraan dan sukacita melalui sebuah permainan dan
nilai-nilai yang diajarkan tentang kehidupan tentang tersebut tentang karakter
baik tentang sifat-sifat baik dalam relasi sosial anak dengan dirinya sendiri
dengan sesama bisa diajarkan orang tuamu permainan tersebut.
P : Jenis permainan seperti apa yang cocok untuk anak usia 7 - 12 tahun?
lxxv
N : Ini pertanyaan yang menarik, karena ada dua jenis permainan tradisional
atau modern. Kalau yang saya lihat sekarang anak-anak juga sebenarnya
masih bermain permainan tradisional bersama teman-temannya, entah
masak-masakan atau boneka-bonekaan, atau dengan karet, atau sebagainya.
Itu contoh permainan yang bersama dalam kebersamaan jenis tradisional.
Tapi kita lihat perkembangan zaman four point zero ini juga banyak sekali
permainan permainan yang canggih atau modern istilahnya bisa kita
sesuaikan, tapi harus kita selektif dalam memilih. Jadi dalam jenis permainan
tersebut misalnya anak diminta untuk menonton film atau permainan yang
ada di YouTube nah ini kan jenis permainan di di mana kalau anak hanya
berkonsentrasi pada HP dan dirinya yang asik dan itu dan menutup mata
terhadap sesama jenis permainan ini dikurangi presentasinya. Ada permainan
permainan modern mungkin dengan alat-alat modern elektronik modern yang
bukan HP yang bisa mengasah kebersamaan. Bisa disesuaikan dengan zaman
sekarang permainan permainan-permainan yang ada di mana anak dalam
permainan tersebut anak dapat bersosialisasi bersama teman-teman yang
penting tapi bisa juga kita tidak meninggalkan permainan-permainan
tradisional. Permainan tradisional itu kan biasanya yang dalam kebersamaan
kan tidak mungkin bermain sendiri kombinasi saja dimana keduanya baik.
P : Saya ingin membuat board game guna meningkatkan quality time dengan
konten favorite things, seperti menanyakan hobi?, hal yang disukai?,
lxxvi
menceritakan tentang tokoh idola? dll. Apakah dapat diterapkan untuk
meningkatkan quality time ? Adakah saran?
N : Tentu, ini bisa diterapkan, iya semisal pertanyaan tentang tokoh idola dan
lain-lain apakah metode seperti ini juga dapat diterapkan untuk meningkatkan
quality time ini salah satu modifikasi cara yang cukup kreatif dan baik ya jadi
monopoli diisi dengan lebih realistis, mengenai mimpi tokoh idolamu siapa.
Disini anak belajar untuk mengenal dirinya sendiri belajar teman-temannya,
bukan hanya dirinya tapi dia belajar sosial teman-temannya satu persatu
secara lebih mendalam. Seperti apa yang menjadi hobinya, memasak, menari
sehingga akan menumbuhkan karakter kepribadian anak dengan jenis
permainan ini. Melalui media board game ini dengan tentu ini akan
menyenangkan, dengan metode yang kreatif, maka dapat meningkatkan
kualitas relasi antara anak dan orang tua. Dia semakin mengenal, karena yang
awalnya tidak kenal, atau tidak tahu, atau belum mengenal dirinya dan dia
tidak hanya berhenti pada dirinya tapi dia berelasi dalam konteks sosial
dengan yang lain dan dia belajar mengenal satu persatu sesamanya.
lxxvii
Focus Group Discussion Orang tua
Tanggal : 5 September 2020
Waktu : 16:00 WIB
Media : Zoom
Narasumber : Bu Nevi, bu Santi, pak Djamiat.
Gambar 4.0. Wawancara Orang tua
Transkrip pertanyaan orang tua:
1. Sebutkan nama, usia, dan pekerjaan Bapak / Ibu?
2. Apakah Bapak / Ibu punya bisnis sendiri? Jika iya bisnis apa dan jika tidak
bekerja dibagian apa?
3. Berapa jam waktu Bapak / Ibu bekerja dalam sehari? Apakah Bapak / Ibu
sering lembur?
lxxviii
4. Berapa lama jarak antara rumah ke kantor Bapak / Ibu? Biasanya jam berapa
sampai di rumah? Menggunakan kendaraan apa? Setelah pulang dirumah apa
yang Bapak / Ibu lakukan? istirahat? kerja lagi?
5. Kemudian boleh tau soal anaknya? Siapa namanya? Ada berapa dan kira kira
berapa usianya?
6. Seberapa sering Bapak / Ibu menghabiskan waktu bersama dalam seminggu
(sebelum pandemi corona)?
7. Jika anak punya masalah? Apakah anak Bapak / Ibu sering bercerita?
8. Pendekatan apa yang Bapak / Ibu lakukan bila ada perbedaan pendapat
dengan anak Bapak / Ibu?
9. Apakah Bapak / Ibu sering berlibur bersama anak?
10. Hal apa yang biasanya Bapak / Ibu lakukan bersama anak dan keluarga?
11. Menurut Bapak / Ibu media apa yang cocok dilakukan untuk kegiatan
bersama keluarga? smartphone? game? Ps? buku? board game ?
12. Apakah Bapak / Ibu pernah bermain board game bersama keluarga? seperti
ular tangga, monopoli, atau kartu remi? Jika iya permainan apa yang sering
Bapak / Ibu mainkan?
13. Saya akan membuat board game guna menambah quality time yang
dihabiskan bersama keluarga, apakah ada masukkan?
lxxix
Jawaban pertanyaan:
1. Ibu Nevi: Nama saya Nevi, usia 46 tahun, Ibu rumah tangga, Freelance. Ibu
Santi: Nama saya Santi, usia 45, pekerjaan karyawan, ibu rumah tangga juga.
Pak Djamiat: Halo Nama saya Djamiat usia 52 tahun, pekerjaan sekarang
ASN, aparatur sipil negara.
2. Ibu Nevi: Gak kalo nevi gak punya, Ibu Santi: kalo saya bisnis rumahan
bisnis kue ulang tahun, Pak Djamiat: kalau saya tidak ada.
3. Ibu Nevi: Kalau saya biasanya cuma 4 jam ya, tidak ada perbedaan antara
saat sebelum dan sesudah pandemi, karena seminggu hanya 2 kali. Ibu Santi:
Saya bekerja dari jam 9 sampai jam 5 sore, cuma kalo ada pekerjaan
tambahan malem lanjut kerja lagi, terus pas pandemi ada perubahan karena
dulu kan mesti ke kantor sekarang enak banget karne bisa dirumah. Pak
Djamiat: Kalo saya rata-rata 10 jam, kalo saya pas pandemi awal iya work
from home, tapi sekarang udah balik lagi kayak new normal.
4. Ibu Nevi: sekitar 5 - 10 menit , pas masa pandemi, saya sama gak ada
bedanya. Ibu Santi: kalo saya sekitar 30 menit, pas masa pandemi, jalurnya
agak berubah dikit, tapi kalo berangkat ke kantor agak siangan dan seminggu
sekali aja. pak Djamiat: sekitar 30 - 45 menit, pas masa pandemi, saya sama
aja.
5. Ibu Nevi: Anak saya ada 2, yang pertama 13 tahun, namanya ivan, terus yang
kedua umur 9 tahun namanya rafael, kelas 4 SD. Ibu Santi: kalo saya yang
pertama usia 16 tahun, namanya davin, yang kedua usianya 14 tahun dimas,
lxxx
kelas 5 SD daren. pak Djamiat: Anak saya ada 3, yang ketiga usia 15 tahun,
namanya bertha.
6. Ibu Nevi: Kalo saya dari setelah pulang sekolah, berarti dari jam 4 sampe
malem, kalo pas pandemi, hampir sama berarti ya setelah anak selesai online,
paling main, ngobrol, bicara dari pagi, seharian. Ibu Santi: kalo sebelum
pandemi paling pagi ngabisin waktu setengah jam, sama malem abis pulang
kerja sampe jam 10, kalo pas pandemi; ya setiap saat ngeliatan anak-anak.
pak Djamiat: Kalo saya ya gak ada perubahan setiap hari ketemu anak-anak
itu paling 2-3 jam an.
7. Ibu Nevi: 2 anaknya, kalo yang gede itu gak suka bercerita, kalo yang kecil
setiap hari bercerita, kalo ada masalah. Ibu Santi: Sama, kalo udah gede-gede
yang SMP sama SMA, kalo masalah pertemanan lebih di keep, kalo yang
paling kecil segala macem juga diceritain, kalo yang gede cerita kalo ada
maunya aja ini itu. pak Djamiat: Kalo saya itu anak-anak kalo masalah
pelajaran biologi, kimia biasanya tanya ke mamanya, kalo saya ya masalah
ekonomi, perpajakan, sejarah itu tanya ke saya, atau masalah yang berkaitan
dengan IP, dan kekurangan dana.
8. Ibu Nevi: Pendekatan yang dilakukan, ya cuman diajak ngomong aja, diajak
ngobrol aja, soalnya dua duanya anak cowok, kalo gak mau dengerin apa
paling dicuekin aja. Ibu Santi: Sama kan anak saya juga cowok semua, kalo
ada masalah ya komunikasi aja ngobrol - ngobrol cuma satu-satu, kalo ada
masalah, ngomong bertiga sama papanya, sampai akhirnya ketemu solusi.
lxxxi
9. pak Djamiat: Kalo saya sih, saya coba mendekati secara pura-pura mengalami
masalah yang sama, terus bilang itu mah gini aja, itu mah gak perlu, gini aja
bisa.
10. Ibu Nevi: Kalo saya liburnya setahun sekali ya, kalo gak desember ya berarti
pas liburan sekolah, Kalo pandemi ni liburannya ya setiap hari dirumah, kalo
liburan jalan-jalan ke mall dll, biasanya sebulan sekali. ibu Santi: Kalo saya
pas libur sekolah, pas lebaran, yang bisa naik mobil rame-rame, kalo ke mall
yang gede males mau ikut yang kecil aja, kalo pas pandemi, paling naik
sepeda di sekitar rumah, udah itu aja. pak Djamiat: Kalo sebelum pandemi ya
kalo liburan sekolah ya jalan-jalan, tapi kalo hari-hari biasa paling main ke
pantai, tapi pas pandemi ya bener-bener gak kemana-mana dirumah aja.
11. Ibu Nevi: Kalo saya sebelum pandemi, senen sampe jumat anak-anak gak
boleh main hp, anak2 biasa ngajak main board game yang monopoly,
caturlah, Tapi pas setelah masa pandemi karena cape belajar zoom terus
menerus, jadi udah jarang main, anak-anak mau langsung main hp, katanya
gak bisa ditinggal mau liat info-infolah. Ibu Santi: Kalo saya menghabiskan
waktunya paling ngobrol, main sepeda, jalan pagi, disini yang gede2 udah
punya kegiatan masing-masing cuman yang kecil yang sering main dirumah,
tapi kalo pandemi sama kaya tante nevi, udah cape sama zoom jadi ya balik
main game lagi, tapi biasanya pas sore pada naik sepeda supaya gak bosen,
atau ngurusin taneman. Pak Djamiat: Kalo saya sih, begitu pulang kerja ya
sapa, gimana belajarnya, abis itu ya paling nonton dikamar nonton film,
lxxxii
pernah sih beberapa main kartu remi cangkulan, atau kalo gak ya belanja
online bareng.
12. Ibu Nevi: Apa ya… kalo lagi masa pandemi gini sih kalo mau olahraga
bareng, paling yang paling bisa ngajak semuanya bareng ya main board
game , main monopoli atau ular tangga, karena kalo main game tante nevi
kurang bisa, jadi udah gak bisa masuk ke mereka main game online. Ibu
santi: Kalo saya sama juga gaptek gak ada kesukaan sama game yang
dimainin anak-anak, cuman kalo buat interaktif game, bisa main tebak
gambar, main monopoly ya sejenis-jenis itulah yang bisa satu keluarga, kalo
jaman dulu kan ada main congklak, bekel, dll, kalo mau game online ya
monopoli gitu. Pak Djamiat: kalo saya sih, kalo game itu kan sebelum covid
kita main ps4, tapi pas covid ada belum sempet cari game baru, kalo main
game komputer juga udah gak nyambung mainnya, tadi itu ada permainan
interaktif seperti pemilihan bertanya kita mau atau A atau B, dan orang -
orang milih A,A gitu nah itu mungkin bisa diaplikasikan.
lxxxiii
Wawancara Orang Tua
Tanggal : 5 September 2020
Waktu : 20:15 WIB
Media : Zoom
Narasumber : Bu Sovy, bu Dessy.
Daftar Pertanyaan orang tua:
1. Sebutkan nama, usia, dan pekerjaan Bapak / Ibu?
2. Apakah Bapak / Ibu punya bisnis sendiri? Jika iya bisnis apa dan jika tidak
bekerja dibagian apa?
3. Berapa jam waktu Bapak / Ibu bekerja dalam sehari? Apakah Bapak / Ibu
sering lembur?
4. Berapa lama jarak antara rumah ke kantor Bapak / Ibu? Biasanya jam berapa
sampai di rumah? Menggunakan kendaraan apa? Setelah pulang dirumah apa
yang Bapak / Ibu lakukan? istirahat? kerja lagi?
lxxxiv
5. Kemudian boleh tau soal anaknya? Siapa namanya? Ada berapa dan kira kira
berapa usianya?
6. Seberapa sering Bapak / Ibu menghabiskan waktu bersama dalam seminggu
(sebelum pandemi corona)?
7. Jika anak punya masalah? Apakah anak Bapak / Ibu sering bercerita?
8. Pendekatan apa yang Bapak / Ibu lakukan bila ada perbedaan pendapat
dengan anak Bapak / Ibu?
9. Apakah Bapak / Ibu sering berlibur bersama anak?
10. Hal apa yang biasanya Bapak / Ibu lakukan bersama anak dan keluarga?
11. Apakah Bapak / Ibu atau anak menggunakan Hp saat melakukan kegiatan
tersebut? Apakah hal tersebut mengganggu keluarga Bapak / Ibu?
12. Menurut Bapak / Ibu media apa yang cocok dilakukan untuk kegiatan
bersama keluarga? smartphone? game? ps? buku? board game ?
13. Apakah Bapak / Ibu pernah bermain board game bersama keluarga? seperti
ular tangga, monopoli, atau kartu remi? Jika iya permainan apa yang sering
Bapak / Ibu mainkan?
Jawaban pertanyaan:
1. Ibu Sovy: Namanya Sovy, usia 45 tahun, pekerjaannya karyawan swasta . Ibu
Dessy: Nama saya Dessy, usia 42, pekerjaannya pegawai swasta juga.
2. Ibu Sovy: Bisnis.. tidak punya . Ibu Dessy: Saya juga.
lxxxv
3. Ibu Sovy: Sebelum pandemi itu senin sampai jumat dari jam 8.30 sampai jam
5.30 sore, pas pandemi itu, sempet masuk seminggu 3 kali, sekarang
seminggu 4 kali, jam kerjanya dari jam 8 sampai jam 5 . Ibu Dessy: Kalo saya
sebelum pandemi, normal kerja dari jam 10 sampai jam 6 senin sampai jumat,
nah pas pandemi ini saya itu awal-awal di bulan maret april dan mei masih
dirumah, kerja dirumah atau wfh, nah pas sekarang bulan juni, juli itu
seminggu dua kali, sampai sekarang masih seminggu 2 kali.
4. Ibu Sovy: Kalo saya kebetulan jalurnya, gak macet jadi jaraknya itu sekitar
30-40 menit . Ibu Dessy: Kalo saya gak ada masalah deh, dan sama jaraknya
sekitar 40 menit, karena saya naik motor biar lebih cepet dibanding angkot.
5. Ibu Sovy: Anaknya dua samuel luka jen, 12 tahun, nathanael michael jen, 9
tahun . Ibu Dessy: Kalo saya satu benedict gunawan, umur 12 tahun.
6. Ibu Dessy: Kalo saya sebelum pandemi ini kan kerja berarti jam pulang kerja
ya sama anak, sabtu minggu sama anak, kalo pas masa pandemi ini ya setiap
hari selalu sama anak, kalo gak kerja ya sama anak. Ibu Sovy: Kalo saya apa
ya, jadi sebelum pandemi sama sesudah pandemi sama meskipun kerjanya itu
seminggu 4 kali, jadi waktu saya ketemu sama samuel dan nathan itu ya pas
sehabis kerja, biasanya pagi sama pas pulang kalo malem.
7. Ibu Sovy: Kalo Sam yang gede nggak, karna Sam lebih introvert, mesti
dipancing dulu, atau gak mesti dipaksa malah kalau buat cerita, tapi kalo dede
nathan tidak dipaksa dia mesti cerita sendiri . Ibu Dessy: Kalo saya juga sama
bisa diajak cerita, ada cerita apa aja ma, ini ini ini.
lxxxvi
8. Ibu Dessy: ya, dikasih tahu kalo ngobrol ada masalah apa, kita kasih tau apa
yang gaboleh apa yang oke, gitu. Ibu Sovy: Sama sih sya juga sih, biasanya
sih dikasih tau, tapi kalo misalnya udah dikasih tau terus nadanya udah
ketemu tinggi sama tinggi, kadang saya suka suruh dia lari ke papanya,
papanya lebih sabar .
9. Ibu Dessy: Kalo saya sering, selalu liburannya biasa nya pas pulang
kampung, ke rumah mama. Ibu Sovy: Paling kalo misalnya jalan-jalan ya pas
akhir sekolah, libur akhir tahun, libur lebaran .
10. Ibu Sovy: Kalo saya, ya. Kalo libur keluar paling makan bareng, nonton
kadang-kadang karena anak saya dua-duanya hobinya main game, jadi lebih
ikut papanya.
11. Ibu Sovy: Iya, kadang kita lagi makan bareng kalo lagi makan bareng ya
mengganggu, kadang saya kasih tau untuk berhenti dulu .
12. Ibu Sovy: Board game bisa, atau kalau mau sama-sama ya harus melibatkan
kegiatan fisik biar sama-sama lepas dari kegiatan handphone dan yang
lainnya . Ibu Dessy: Iya saya juga sama, kayak gitu.
13. Ibu Sovy: Kalau board game biasanya, kalo sam suka catur, terus
kadang-kadang kita bisa main ludo atau kalau mau sama-sama ya main
monopoli.
lxxxvii
Focus Group Discussion Anak
Tanggal : 5 September 2020
Waktu : 17:40 WIB
Media : Zoom
Narasumber : Samuel, Nathanael, Raphael, Nicholas, Bertha.
Pertanyaan wawancara anak:
1. Sebutkan nama dan usia kalian?
2. Berapa jam waktu kamu sekolah dalam sehari (sebelum corona)? Berapa
lama jarak antara rumah ke sekolahmu?
3. Kemudian boleh tau soal orang tuanya? Siapa namanya dan berapa usianya?
4. Apakah kamu tahu orang tuamu(yang berumur 36 - 55 tahun) bekerja sebagai
apa?
5. Apakah kamu lebih dekat dengan mama atau papa?
6. Kalau ada masalah biasanya datang ke siapa? Orang tua atau cerita ke teman?
7. Kapan terakhir kamu menghabiskan waktu dengan orang tua?
lxxxviii
8. Seberapa sering kamu menghabiskan waktu dengan orang tua mu dalam
seminggu?
9. Apakah kamu sering pergi berlibur? Jalan-jalan? Dengan orang tua /
keluarga?
10. Biasanya lebih sering menghabiskan waktu dirumah atau diluar? (sebelum
pandemi)
11. Hal apa yang biasanya kamu lakukan bersama anak dan keluarga?
12. Apakah kamu atau orang tua menggunakan Hp saat melakukan kegiatan
tersebut? Apakah hal tersebut mengganggu aktivitas keluarga?
13. Menurut kamu media apa yang cocok dilakukan untuk kegiatan bersama
keluarga? smartphone? game? ps? Buku? board game ?
14. Apakah kamu pernah bermain game bersama keluargamu? seperti ular
tangga, monopoli, atau kartu remi? Jika iya permainan apa yang sering kamu
mainkan?
15. Saya akan membuat board game guna menambah quality time yang
dihabiskan bersama keluarga, apakah ada masukkan?
Jawaban Pertanyaan:
1. Samuel: Nama saya samuel, usianya 12 tahun, Nathanael: Nama saya
nathanael, usia 9 tahun, Bertha: Nama saya bertha usia 15 tahun, Nicholas:
Halo nama saya Nicholas Ivan Saputra, usia 13 tahun, Raphael: Nama
Raphael, umurnya tunggu diitung dulu.. eh 9 tahun.
lxxxix
2. Bertha: Kalo sebelum pandemi sih saya dari jam 7:20 sampai jam 3, Samuel:
Aku dari jam 7 sampai jam 2. Nathanael: saya, dari jam 8 sampai jam 12.
Raphael: Saya dari jam 7.30 sampai jam 1.40. Nicholas: Kalau saya, kalo gak
ada ekskul atau gak pramuka, selesai jam 1, tapi kalau ada ekskul atau
pramuka, selesai jam 3, mulainya jam 7.30.
3. Bertha: Kalo nama orang tua saya itu, papa saya namanya Djamiat, dia
umurnya 52 tahun, terus kalo mama saya namanya dian, usianya kalo gak
50/51. Nathanael & Samuel: mama namanya luisa sovya umurnya 45 tahun,
kalo papa aku namanya immanuel zainal usianya 49 tahun. Nicholas &
Raphael: Kalau mama saya, namanya nevi gunawan umurnya 46 tahun, papa
saya namanya antonius suhandi rahmat, umurnya 52 tahun.
4. Bertha: Papa saya itu kerjanya sebagai PNS pegawai negeri sipil, kalo mama
saya itu dokter umum. Samuel & Nathanael: Kalo mama sama papa saya itu
karyawan swasta. Raphael & Nicholas: Mama saya bekerja sebagai karyawan
swasta, kalo papa saya bekerja sebagai agen properti.
5. Bertha: Kalo aku tuh lebih deketnya pasti ke mama. Samuel: Kalo aku sama
mama. Nathanael: Papa. Raphael: Mama. Nicholas: Sama mama.
6. Bertha: Kalo ada masalah sih pertama-tama cerita ke mama dulu sih baru ke
temen dulu. Samuel: Kalo aku tanyanya ke temen dulu, kalo ada pertanyaaan
yang gak ngerti. Nathanael: Saya dari orang tua. Raphael: Kalo saya ke orang
tua. Nicholas: Kalo saya kalo temen-temen saya baik, ya saya tanya ke temen,
tapi kalo aku gak baik ya aku tanya ke orang tua.
xc
7. Bertha: Kalo menghabiskan waktu bersama orang tua sebelum pandemi,
biasanya sih pas pulang sekolah, cuman ngobrol-ngobrol doang, kalo pas
pandemi ya seharian dirumah. Samuel: Emm, kalo hari biasa kan orang tua
kerja ya, jadi pagi sama malam ketemunya jarang, kalo hari libur atau pas ada
covid jadi sering. Nathanael: Emm, sama aja. Nicholas & Raphael: Sama aja,
sih soalnya kan orang tua kerjanya dari pagi sampe sore jam 3an, sekalian
jemput aku sama raphael pulang biasanya, jadi sama aja.
8. Bertha: Kalo berlibur, itu paling jalan-jalan pas liburan sih, setidaknya
sebulan sekali atau dua kali, tapi kalo gak ada libur itu ya jarang banget sih.
Samuel & Nathanael: Sebelum covid sering, pas liburan setiap satu tahun
gitu. Raphael & Nicholas: Kalo di pandemi sama sebelum pandemi itu lebih
sering bepergian itu pas pandemi, tapi kalo tempatnya itu lebih bervariasi
sebelum pandemi. Pas pandemi kan tempatnya terbatas jadi agak susah pergi,
kalo sebelum pandemi kan jadi agak lebih luas dan bervariasi, bisa pergi
kesana, bisa pergi kesini.
9. Nicholas: Kalo sebelum pandemi, saya, lebih suka dirumah, tapi kalo
sebelum pandemi lebih suka main ke rumah nenek. Raphael: Sering pergi
sama temen-temen sebelum pandemi, tapi pas pandemi jarang pergi. Bertha:
Kalo sebelum pandemi itu lebih sering dirumah, udah kecapekan sama
sekolah kan, terus kalo pas pandemi ini, ya terus-terusan dirumah gak
keluar-keluar. Samuel: Kalo sebelum pandemi itu ya sering jalan-jalan,
xci
kadang dirumah, kalo pas pandemi ya dirumah aja. Nathanael: kalo sebelum
pandemi ya sering jalan-jalan, tapi sebelum pandemi ya jarang pergi.
10. Bertha: Kalo saya sih lebih sering nonton bareng sih bersama keluarga.
Samuel: Kalo sama keluarga sih seringnya nonton sih nonton netflix, sama
makan malem. Nathanael: Samaa juga. Raphael: Kadang-kadang
makan-makan, kadang-kadang belajar. Nicholas: Kalo saya lebih sering
belajar sama orang tua.
11. Bertha: Kalo menghabiskan waktu bersama keluarga itu ya , mungkin lebih
enak main board game , soalnya kadang kalo orang tua kan suka gak ngerti
gimana cara main Ps atau main hp, udah sih gitu aja, kalo saya sih lebih
bagus board game sih. Terus kalo board game paling sering main kartu remi.
Samuel & Nathanael: Kalo aku sama nathan sih seringnya mainnya itu, main
game, game mobile legend. Nicholas: Kalo menurut saya sih, ya lebih
merekomendasikan board game sih, soalnya itu gara-gara orang tua gak
ngerti cara main game, juga gara gara wifi dirumah saya suka agak
bermasalah, jadi susah kalo mau main game. Jadi saya lebih pilih board game
aja. Raphael: Board game , karena bisa berkumpul bersama keluarga, yang
biasanya dimainin itu monopoli.
12. Bertha: Kalo board game ya palingan yang bagus, mungkin kayak monopoli
gitu, pakek dadu gitu, terus kalo desainnya yang lucu-lucu kayak kartun gitu
bagus deh.
xcii
Wawancara Anak
Tanggal : 6 September 2020
Waktu : 14:30 WIB
Media : Zoom
Narasumber : Darren
Pertanyaan wawancara anak:
1. Sebutkan nama dan usia?
2. Berapa jam waktu kamu sekolah dalam sehari (sebelum corona)? Berapa
lama jarak antara rumah ke sekolahmu?
3. Kemudian boleh tau soal orang tuanya? Siapa namanya dan berapa usianya?
4. Apakah kamu lebih dekat dengan mama atau papa?
5. Kalau ada masalah biasanya datang ke siapa? Orang tua atau cerita ke teman?
6. Seberapa sering kamu menghabiskan waktu dengan orang tua mu dalam
seminggu?
7. Apakah kamu sering pergi berlibur? Jalan-jalan? Dengan orang tua /
keluarga?
8. Hal apa yang biasanya kamu lakukan bersama anak dan keluarga?
xciii
9. Menurut kamu media apa yang cocok dilakukan untuk kegiatan bersama
keluarga? smartphone? game? ps? Buku? board game ?
Jawaban Pertanyaan:
1. Nama saya darren, usia 10 tahun.
2. Oh setiap minggu, dari jam 6 sampai jam 12, eh dari jam 8 sampai jam 12.
3. Oh, orang tua saya, papa bernama moko, ibunya bernama santi, papa
umurnya 46 tahun, mama umurnya 45 tahun.
4. Kalo lebih deket mama
5. Cerita ke orang tua
6. Pas corona pagi sampai malem, kalo sebelum corona; iya pas pulang sekolah
sampe malem.
7. Kalo pas corona tidak, tapi pada saat liburan sekolah sering.
8. Eh ngobrol-ngobrol sama makan.
9. Ehh, main Ps atau main badminton.
xciv
LAMPIRAN C: DOKUMENTASI USER PLAYTEST
Gambar 5.1. Foto Beta test Bu Nevi
Gambar 5.2. Screenshot Beta Test Bu Nevi
xcv
Gambar 5.3. Foto Beta test Bu Sovy
Gambar 5.4. Link Video Beta test Bu Sovy https://youtu.be/62oFhviOh40
Gambar 5.5. Foto Beta test Bu Dian
xcvi
LAMPIRAN D: SCREENSHOT BIMBINGAN
xcvii
xcviii