334 LAMPIRAN 2 TABEL 1 KONTEK SITUASI N O KONTEKS SITUASI TEKS I II III IV V VI VII VIII A I S I Ar ena: (+)/(-) Institusi (+) (+) ( +) (+) (+) (+) ( +) (+) ( +) (-) Ci ri: Manusia/He wan M M M M M M M M R anah Semantik (+)/(-) (+) (+) ( +) (+) (+) (+) (-) (+) ( +) B P E L I B A T H ub.: (+)/(-) Formal (+) (+) ( +) (+) (-) (-) (-) (-) St atus: (+)/(-) Sama (+) (-) (+) (-) (-) (+) (-) (-) (+) (-) (-) (-) Af eksi: Positif/Nega tif (+) (+) ( +) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (-) K ontak:(+)/(-) Sering (+) (-) (+) (-) ( +) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (-) C C A R A K eterencanaa n: (+)/(-) (+) (+) ( +) (+) (+) (+) (-) (-) Ja rak: (+)/(-) (-) (-) (-) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (-) M edium: Lisan/Tulisa n (L) (L) ( L) (L) (L) (L) (L) (L ) TABEL 2 KONJUNGSI DALAM KLAUSA (DATA 1-8) KEBERADAAN DAN HUBUNGAN KONJUNGSI DALAM KLAUSA UNIVARIAT N O KEBERADAAN HUBUNGAN DATA Implisit Eksplisit Parataksi s Hipotaksis No. Data No. Klausa 01 02 03 / / / /(Lokusi) /(Lokusi) /(Ganda) Teks 1 6 7 8 04 05 / / /(Ganda) /(Ganda) 3 4 Universitas Sumatera Utara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
334
LAMPIRAN 2
TABEL 1 KONTEK SITUASI
NO
KONTEKS SITUASI
TEKSI II III IV V VI VII VIII
AISI
Arena: (+)/(-)Institusi
(+) (+) (+)
(+) (+) (+) (+)
(+) (+)
(-)
Ciri:Manusia/Hewan
M M M M M M M M
RanahSemantik(+)/(-)
(+) (+) (+)
(+) (+) (+) (-) (+) (+)
BPELIBAT
Hub.: (+)/(-)Formal
(+) (+) (+)
(+) (-) (-) (-) (-)
Status: (+)/(-)Sama
(+) (-) (+) (-) (-) (+) (-) (-) (+) (-) (-) (-)
Afeksi:Positif/Negatif
(+) (+) (+)
(-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (-)
Kontak:(+)/(-)Sering
(+) (-) (+) (-) (+)
(-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (-)
CCARA
Keterencanaan: (+)/(-)
(+) (+) (+)
(+) (+) (+) (-) (-)
Jarak: (+)/(-)
(-) (-) (-) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (-)
Medium:Lisan/Tulisan
(L) (L) (
L)
(L) (L) (L) (L)
(L
)
TABEL 2 KONJUNGSI DALAM KLAUSA (DATA 1-8)
KEBERADAAN DAN HUBUNGAN KONJUNGSI DALAM KLAUSA UNIVARIAT
Table 3 memperlihatkan posisi semantis dan leksiogramer. Tanda “/”dalam table dimaknai sebagai “direalisasikan oleh”. Table berikut menyajikanFungsi ujar dan Modu teks 1 secara rinci.
Lot nasehatku bamu nakku. Mange puas amemu ngengatau awemu enggou muangken diri me nele kauanakku. Mange kupan ulih payahmu, enggou pinang kalak me nele kauanakku. Te kune bahan enggou nasip amemu si mbelus-belusnde. Kau anak simbelinne. Ma sabar nae. Enggimu mehayak tong cut. Kau tadingken kami. Te iseme nele nulung kami mbelinken enggime. Nekolahken enggime. Edime sikupikeghken sendah. Uanmu enggo metue. Edipe enggo medi.
Pagit pegemuTasak ni tandanneMatah ni tangkeneSegeghe mbelin segeghe nggedang. Ikut sughuh hentiken tegah. Ulang lawan ghang tueGhajin sekolah ghajin mace kane ntaboh enggou metue
Sendah kau sikel meghangkat be ghantou kalak. Mejile peghsatmu ni hadih. Mejile ni hande, jilenen pe nenge tule ni hadih. Kaepe kate kalak peghangee nge amin situhune. Ulang koghjeken kae si ma senang kalak. Ulihte ngkeghet kite moghsanse; ulihte nggiling, kite njilatse. Ghajin belajagh. Koghjeken peghintah Tuhan. Kate kalak ndube “Koghjeken sughuh, hendiken tegah”.Ulang nangko. Ulang males. Ulang segeghe mengas. Hoghmati kalak metue. Sayangi kalak cut. Kami kau tadingken, lot gancihne bahan Tuhan…... Te begedime na. selamat kau ni hadih;selamat kami ni hande.
Lot nasehatku bamuGeken semejileneKane lot bekalmu nggeluhSendah kau sikel meghangkat be ghantou kalak. Mejile peghsatmu ni hadih. Mejile ni hande, jilenen pe nenge tule ni hadih. Walau Kaepe kate kalak peghangee nge amin situhune. Ulang koghjeken kae si ma senang kalak. Ulihte ngkeghet kite moghsanse; ulihte nggiling, kite njilatse. Ghajin belajagh. Koghjeken peghintah Tuhan. Kate kalak ndube “Koghjeken sughuh, hendikentegah”. Ulang nangko. Ulang males. Ulang segeghe mengas. Hoghmati kalak metue.
Tetabiku be saudgheku ni hande ghut si hadegh. Sendah kenin si nitadingken almarhum kughe nasehat. Inget Tuhan. Ulang mbue bage. Kite ghoh Tuhan aghi te balik kane be Tuhan. Kae si mejile bahan almarhum kite teghusken. Kae si ma mejile kite tadingken. Mudah-mudahen kite selamat. Edi amin nasehatku benin.
Tetabiku be saudagheku ni hande ghut si hadegh. Sendah kenin si hadegh hande kughe nasehat. Sabagh kenin!Ulang metingkah!. Kite ghoh Tuhan aghi te balik kane be Tuhan. Setiap menawe mateTe begedime kitepeKae si mejile bahan almarhum kite teghusken. Kae si ma mejile kite tadingken. Mudah-mudahen kite selamat. Edi amin nasehatku benin.
Tabel 22 memperlihatkan perbandingan klausa Eksperiensial (Multivariat) dan
Logikal (Univariat) pada teks 1 – teks 8 dalam makna Ideasional. Secara rinci,
keberadaan konjungsi dalam klausa dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
356
LAMPIRAN 3: FITUR LEKSIKOGRAMATIKA
Teks 1
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening), terdapat pada klausa (1), (2), (6),(13), dan (14).
- Proses relasional: menyatakan apa sesuatu dan apa seharusnya,terdapat pada klausa (9), (10) dan (15).
- Proses behavioral: menyatakan sikap kepribadian, seperti terdapat padaklausa (12).
- Proses mental: menyatakan kegiatan inderawi, kognisi, afeksi (emosi),persepsi, dan harapan, seperti terdapat pada klausa (3), (4), (5), (8),dan (11).
- Proses verbal: menyatakan kegiatan keberadaan suatu wujud atauentitas, seperti pada klausa (7).
Teks 2
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening), terdapat pada klausa (3), (4), (5),(6), (12), (13), (14), (15), (19), (27), (34), dan (35).
- Proses behavioral: menyatakan sikap kepribadian (antara Material danMental), seperti terdapat pada klausa (33).
- Proses mental: menyatakan kegiatan yang menyangkut indera ,kognisi, emosi, dan persepsi, terdapat pada kalusa (2), (21), (22), (23),(24), (25), (26), (29), dan (32).
- Proses verbal: menyatakan kegiatan atau aktivitas yang menyangkutinformasi (antara mental dan relasional), terdapat pada klausa (28)
- Proses relasional: menyatakan apa sesuatu dan apa seharusnya,terdapat pada klausa (7), (8), (9), (10), (11), (16), (17), (18), (20), (30),(31), dan (36).
- Proses eksistensial: menyatakan kegiatan keberdaan suatu wujud atauentitas (antara material dan relasional), terdapat pada klausa (1).
Teks 3
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening) di luar diri manusia, terdapat padaklausa (3) – (7).
Universitas Sumatera Utara
357
- Proses mental: menyatakan kegiatan yang menyangkut indera ,kognisi, emosi, dan persepsi, terdapat pada kalusa (8).
- Proses behavioral: menyatakan sikap kepribadian, seperti terdapat padaklausa (1) – (2).
Teks 4
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening) di luar diri manusia, terdapat padaklausa (6) – (10).
- Proses relasional: menyatakan apa sesuatu dan apa seharusnya,terdapat pada klausa (1) – (3) dan (11).
- Proses behavioral: menyatakan sikap kepribadian, seperti terdapat padaklausa (4) – (5).
Teks 5
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening) di luar diri manusia, terdapat padaklausa (1) – (4), (6) – (10), (12) dan (17).
- Proses relasional: menyatakan apa sesuatu dan apa seharusnya,terdapat pada klausa (5), (13) – (14) dan (19) – (20).
- Proses verbal: menyatakan ucapan tentang sesuatu kejadian, sepertiterdapat pada klausa (11).
- Proses wujud: menyatakan kegiatan keberadaan suatu wujud, terdapatpada klausa (18).
- Proses mental: menyatakan kegiatan yang menyangkut indera, kognisi,emosi, dan persepsi, terdapat pada kalusa (15) dan (16).
Teks 6
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening) di luar diri manusia, terdapat padaklausa (4) – (7), (9) – (13). (15), dan (20).
- Proses relasional: menyatakan apa sesuatu dan apa seharusnya,terdapat pada klausa 8 (iden), (16) – (17 (atrib)), (22 (iden)), (23(atrib)).
Universitas Sumatera Utara
358
- Proses verbal: menyatakan ucapan tentang sesuatu kejadian, sepertiterdapat pada (14)
- Proses mental : menyatakan perilaku yang terjadi pada diri manusiasecara indrawi, yakni terdapat pada klausa (2 (persep)), (18) – (19)(afek), (24 (persep)).
- Proses eksistensial : menyatakan keberadaan suatu maujud, terdapatpada klausa (1). (3), dan (2)1
Teks 7
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening) di luar diri manusia, terdapat padaklausa (4) – (9).
- Proses relasional: menyatakan apa sesuatu dan apa seharusnya,terdapat pada klausa (1) dan (10).
- Proses verbal: menyatakan ucapan tentang sesuatu kejadian, sepertiterdapat pada klausa (2).
- Proses mental: menyatakan perilaku yang terjadi pada diri manusiasecara indrawi, yakni terdapat pada klausa (3 (kog)).
Teks 8
1) Fokus pada partisipan manusiawi dan non manusiawi.2) Pemakaian:
- Proses material: menyatakan perbuatan atau tindakan (doing), kreasi(creating) dan terjadi (happening) di luar diri manusia, terdapat padaklausa 4-6, dan (9) – (10).
- Proses relasional: menyatakan apa sesuatu dan apa seharusnya,terdapat pada klausa (1), (11), dan (12).
- Proses behavioral: menyatakan sikap kepribadian, seperti terdapat padaklausa (3), dan (7) – (8).
- Proses verbal: menyatakan ucapan tentang sesuatu kejadian, sepertiterdapat pada klausa (2).
Universitas Sumatera Utara
359
LAMPIRAN 4: METAFUNGSI
Teks 1Teks 1 terdiri atas 15 klausa dengan analisis berdasarkan jenis proses sebagai berikut.1) Sendah kuRe kau nasehat
Finite Subject Predicator Complement Interper-sonalM O O D R E S I D U E
THEME RHEME Textual
4) HoRmati wantue Rut amentuemu,Hoghmati uantue Rut amentuemu Metafunction Hormat orang tua (lk) dan orang tua (pr)‘Hormati ayah dan ibu mertuamu’Process:Mental:affection Participant II: Phenomenon IdeationalFinite Predicator Complement Interpersonal MOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
Tema Kompleks: Tekstual dengan konjungsi (walaupun)Catatan: kata niembah secara leksikal ‘dibawa’ (material process) dan diberi glos denganleksikal ‘istri’ (relational process:Attribute). Dalam konteks ini terdapat metafora leksikal(lexical metaphor), yakni membandingkan verba (membawa) dengan nomina (istri).
7) Kupidou bamuKu Pidou bamu MetafunctionsAku Minta kamu
12) Toh ndigan soh hayatku Rut uanmuToh ndigan soh hayat ku ghut uamnu Metafunctionsentah kapan sampai ajal -ku dan ayahmu‘Entah kapan sampai ajal -ku dan ayahmu’Circ.: Time Process: Behavioral Part.:Behaver IdeationalAdjunct Finite Predicator Subject InterpersonalRESI- MO- -DUE -ODTHEME RHEME Textual
13) Cut aRi kau kami pelaReCut aRi kau kami pelaRe Metafuncti
onssejak kecil kau kami pelihara‘Sejak kecil kau kami besarkan’Circ.:Temp.:Time Part.II: Goal Part.I:Actor Proc.: Material IdeationalAdjunct Complement Subject Finite Predic. Interperso
nalRESIDUE MOODTHEME RHEME Textual
14) Sendah geluhi aku Rut uanmuSendah geluhi aku Rut uanmu MetafunctionsSekarang pelihara aku dan ayahmu‘Sekarang pelihara aku dan ayahmu’Circums.: Time Process:Material Par. II: Goal IdeationalAdjunct Finite Predicator Complement InterpersonalRESIDUE- MOOD -SIDUETHEME RHEME Textual
15) Kami enggou metue.Kami engou metue MetafunctionsKami sudah tua‘Kami sudah tua’Part.I: Carrier Proc.:Rel.: Attrib.Int. Part. II: Attribute IdeationalSubject Finite Complement InterpersonalM O O D RESIDUETHEME RHEME Textual
Teks 2Teks 2 terdiri atas 36 klausa dengan analisis berdasarkan jenis proses sebagai berikut:
2) Lot naasehatku bamu anakkuLot nasehatku bamu anakku MetafunctionsAda nsihat aku kamu anak‘Ada nasihaku untukmu anakkuProcess:Existential Part. I :Existent Part. II Beneficiary IdeationalFinite Predicator Subject Complement InterpersonalMO- RESI- -OD -DUE
Universitas Sumatera Utara
363
THEME RHEME Textual
3) Mange puas amemu ngengatau awemuMange puas amemu ngengatau awemu MetafunctionsBelum puas Ibu Lihat muka‘Belum puas ibumu Melihat wajahmuCircumstance:Manner
4) Enggou muangken diRi me nele kau.Enggou Muangken diRi me nele Kau MetafunctionsSudah Buang pula kau‘Sudah Menikah pula kau’Process :Material Circums.:
THEME RHEME Textual (Strktur klausa 5 unik karena sangat ditentukan oleh konteks (Modus: deklaratif, introgatif,dan imperatif). Klausa Enggou pinang kalakme nele kau menghasilkan deklaratif pasifdengan bentuk verba pinang, sedangkan :4. Ie laus minang anak kalak. (Deklaratif, Aktif)5. Pinangne anak kalak (Deklaratif, Aktif)6. Enggou pinang kalak ie. (Deklaratif Pasif).
Hal yang serupa terjadi pada verba: man ‘makan’ seperti pada contoh:6. Ie man ghutung. ‘Dia makan durian.” (Deklaratif, Aktif)7. Panne ghutung. ‘Dia makan durian.” (Deklaratif, Aktif)8. Pan ghutunge! “Makan durian itu!” (Imperatif, Positif)
Universitas Sumatera Utara
364
9. Ulang pan ghutunge! “ (Imperatif, Negatif)10. Enggou pan kalak ghutune. “Sudah dimakan orang durian itu.”
7) Te kune bahanTe kune bahan MetafunctionsLalu macam mana buat‘Lalu macam mana lagi’ Circ. :Manner Circ.: Manner Process: Material IdeationalAdjunct Adjunct Finite Predicator InterpersonalRE- -SI- MOOD -DUETHEME RHEME Textual
Klausa 16 menggunakan tema kompleks karena menggunakan (kata ganti relatif “yang”
18) Uanmu enggou metueUanmu engou metue MetafunctionsAyah sudah tua‘Ayahmu sudah tua’Participant I: Carrier
Proc.:Rel.:Attrib.: Int. Participant II:Attribute
Ideational
Subject Finite Predicator Complement InterpersonalM O O D RESIDUETHEME RHEME Textual
19) Edipe enggou medi.Edipe enggou medi MetafunctionsItu sudah itu‘Itupun sudah lah’ Part. I: Carrier Proc.:Rel.: Ident.:Int. Part.II:Attrib IdeationalSubject Finite Predicator Complement InterpersonalM O O D RESIDUETHEME RHEME Textual
20) Matepegedang nange.Ma tepegedang nange Metafunctionstidak panjang lagi‘Tidah usah diteruskan lagi’Process: Material Circ.Manner IdeationalFinite Predicator Complement InterpersonalM O O D RESIDUETHEME RHEME Textual
21) Sendah kau enggou milik kalak.Sendah kau enggou milik kalak Metafuncti
30) ‘Memegei kabaR kami ni hande“Memegei kaba Rkami ni hande” MetafunctionsDengar kami di sini‘Dengar kami di sini’Process: Mental:Cognitive
Participant II:Phenomenon
Circ: Location Ideational
Finite Predicator Complement Adjunct InterpersonalMOOD R E S I D U ETHEME RHEME Textual
31) Kami enggou metue,.
Kami engou metue MetafunctionsKami sudah tua‘Kami sudah tua’Part.I: Carrier Proc.:Rel.:Attrib. Part. II: Attribute IdeationalSubject Finite Predicator Complement InterpersonalM O O D RESIDUETHEME RHEME Textual
34) Toh ndigan soh ajal kamiToh ndigan soh ajal Kami Metafunctionsentah kapan sampai ajal kami‘Entah kapan sampai ajal kami’Circ.: Time Process: Behavioral Part. I: Behaver IdeationalAdjunct Finite Predicator Subject InterpersonalRESI- MO- -DUE -ODTHEME RHEME Textual
35) Cut aRi kau ku pelaReCut aghi kau ku pelaRe Metafu
nctionssejak kecil kau aku pelihara‘Sejak kecil kau aku besarkan’Circumstance:Temporal:Time
37) Aku enggou ma metenage.Kami enggou ma metenage MetafunctionsKami sudah tidak bertenaga‘Kami sudah tidak bertenaga’Part.I:Carrier Proc.:Rel.:Attrib.:Int Part. II: Attributive IdeationalSubject Finite Predicator Complement InterpersonalM O O D RESIDUETHEME RHEME Textual
Teks 3Teks 3 terdiri atas 8 klausa dengan analisis berdasarkan jenis proses sebagai berikut.1) SegeRe mbelin
5) Ulang lawan Rang tue.Ulang lawan Rang tue MetafunctionsJangan lawan orang tua‘Jangan melawan orang tua’Proc.:Material Part.II: Goal IdeationalFinite Predicator Complement InterpersonalMOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
6) Rajin sekolah Rajin sekolah MetafunctionsRajin sekolah‘Rajin sekolah’Circ.:Manner Proc.:Material IdeationalAdjunct Finite Predicator InterpersonalRESI- MOOD DUETHEME RHEME Textual
3) Matah ni tangkene Matah ni tangkene MetafunctionsMentah di tangkai‘Tetap sehat’Proc.:Rel.Attrib. Int. Circ.:Place IdeationalFinite . Adjunct InterpersonalMOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
Klausa 3 memiliki metafora leksikal: membandingkan ajektiva (matahk/mentah) dengannomina (tangke/ tangkai)Klausa 2 dan 3 memiliki metafora leksikal: membandingkan suatu nomina (tandan) padaklausa 2 dengan nomina (tangkai) pada klausa 3.
8) Ulang lawan Rang tueUlang lawan Rang tue MetafunctionsJangan lawan orang tua‘Jangan melawan orang tua’Proc.:Material Part.II: Goal IdeationalFinite Predicator Complement InterpersonalMOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
9) Rajin sekolah Rhjin sekolah MetafunctionsRajin sekolah‘Rajin sekolah’Circ.:Manner Proc.:Material IdeationalAdjunct Finite Predicator InterpersonalRESI- MOOD DUETHEME RHEME Textual
Klausa Kompleks (Ekspansi Ganda Hipotaktik Eksplisit)
11) Kane ntaboh enggou metue Kane ntaboh enggou metue MetafunctionsAgar bahagia setelah tua‘Agar bahagia setelah tua’
Proc. Rel. Attrib.:Int. Circ.: Time IdeationalFinite Adjunct InterpersonalMOOD RESIDUE
Conjunc.
RHEME
Textual TextualTHEME
Klausa kompleks (Ekspansi/Ganda/Hipotaksis/Eksplisit) dan Tema Kompleks (Konjungsi)
Teks 5Teks 5 terdiri atas 20 klausa dengan analisis berdasarkan jenis proses sebagai berikut.
(1) Sendah kau sikel meRangkat be Rantau kalakSendah kau sikel meRangkat be Rantau kalak Metafu
nctionsSekarang kau hendak berangkat ke rantau orang‘Sekarang kau hendak berangkat ke rantau orang”Circ:Time Part.I: Actor Process: Material Circ: Place Ideatio
nalAdjunct Subject Finite Pred. Adjunct Interpe
rsonalRESI- MOOD DUETHEME RHEME Textual
(2) Mejile peRasatmu ni hadihMejile peRasatmu ni hadih MetafunctionsBaik perange Sana‘Baik budi kau di sana’ Circ:Manner
Klausa Kompleks (Ekspansi/Ganda/Hipotaktik/Eksplisit) dan Klausa Kompleks (Konjungsi)
(6) Ulang koRjeken kae si ma senang ate kalakUlang koRjeken kae si ma senang ate kalak MetafunctionsJangan kerja apa orang‘Jangan kerjakan apa yang tidak disenangi orang’Process: Material Part.II: Goal IdeationalFinite Pred. Compl. InterpersonalMOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
Klausa Kompleks (Ekspansi/Elaborasi/Hipotaktik/Eksplisit) dan Klausa Kompleks (Kt.Gandi Relatif)
Klausa Kompleks (Ekspansi Ganda Hipotaktik Eksplisit) dan Tema Kompleks (konjungsi)
(3): Kane lot bekalmu nggeluhKane Lot bekalmu nggeluh MetafunctionsKane lot bekalmu
Universitas Sumatera Utara
378
‘Kane lot bekalmu’Proc.Existential Part.II:Existent IdeationalFinite Pred. Complement InterpersonalMOOD RESIDUE
Conjuction
RHEME TextualTopicalTHEME
Klausa (3) kompleks (Ekspansi/Ganda/Hipotaksis/Eksplisit) dan Tema Kompleks (Konjungsi)
(4) Sendah kau sikel meRangkat be Rantau kalakSendah kau sikel meRangkat be Rantau kalak Metafu
nctionsSekarang kau hendak berangkat ke rantau orang‘Sekarang Kau hendak berangkat ke rantau orang”Circ:Time Part.I: Actor Process: Material Circ: Place Ideatio
nalAdjunct Subject Finite Pred. Adjunct Interpe
rsonalRESI- MOOD DUETHEME RHEME Textual
(5) Mejile peRasatmu ni hadihMejile peghasatmu ni hadih MetafunctionsBaik perange Sana‘Baik budi Kau di sana’ Circ:Manner
THEME RHEME TextualKlausa Kompleks (Ekspansi/Ganda/Hipotaktik/Eksplisit) dan Klausa Kompleks (Konjungsi)
(9) Ulang koRjeken kae si ma senang ate kalakUlang koRjeken kae si ma senang ate kalak MetafunctionsJangan kerja apa orang‘Jangan kerjakan apa yang tidak disenangi orang’Process: Material Part.II: Goal IdeationalFinite Pred. Compl. InterpersonalMOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
Klausa Kompleks (Ekspansi/Elaborasi/Hipotaktik/Implisit) dan Klausa Kompleks (Kt. GandiRelatif)
(10) (Sebab) Ulihte nkeRet kite moRsanseUlihte nkeghet kite moghsanse MetafunctionsPotong Kita Pundak‘Hasil yang kita potong
(4) Ulang mbue bage.Ulang mbue Bage MetafunctionsJangan banyak Betingkah‘Jangan banyak betingkah’Circ.:Manner Proc.:Material IdeationalAdjunct Finite Predicator InterpersonalRESI- MOOD -DUETHEME RHEME Textual
(5) Kite Roh Tuhan aRiKite Roh Tuhan aRi Metafunctio
nsKita datang dari Tuhan‘Kita datang dari Tuhan’Part.I:Actor Proc.:Material Circ.: Location IdeationalSubject Finite Pred. Adjunct Interpersona
lMOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
Klausa Kompleks (Ekspansi Ekstensi Parataktik Eksplisit)Klausa 5) memiliki metafora leksikal karena membandingken nomina (Tuhan) dengannomina (tempat). ‘Kite ghoh Tuhan aghi.’ ’Kita datang dari Tuhan.’ Selain itu, klausa jugamemiliki hubungan antar klausa (makna logis) dengan klausa 6 yang wujud dalamkonjungsi implisit parataktik (dan).
(6) te balik kane be Tuhan.Te balik kane be Tuhan Metafunctionslalu Balik be Tuhan‘Lalu kembali ke Tuhan’
THEME RHEME Textual Klausa Kompleks (Ekspansi Ganda Hipotaktik (α X β) dan Klausa 7) memiliki hubunganantar klausa (makna logis) dengan klausa 8 yang wujud dalam konjungsi implisitparataktik (Ekspansi Ekstensi Parataktik Eksplisit dengan konjungsi tambahan: ‘dan’.
(8) Kae si ma mejile bahan almarhum kite tadingken. Kae si ma mejile bahanalmarhum
(4) Ulang metingkah.Ulang metingkah MetafunctionsJangan banyak betingkah‘Jangan banyak betingkah’Circ.:Manner Proc.:Material IdeationalAdjunct Finite Predicator InterpersonalRESI- MOOD -DUETHEME RHEME Textual
(5) Kite Roh Tuhan aRiKite Roh Tuhan aRi Metafunctio
nsKita datang dari Tuhan‘Kita datang dari Tuhan’Part.I:Actor Proc.:Material Circ.: Location IdeationalSubject Finite Pred. Adjunct Interpersona
lMOOD RESIDUETHEME RHEME Textual
Klausa Kompleks Ekspansi Ekstensi Parataktik (1 + 2) Eksplisit Klausa 5) memiliki metafora leksikal karena membandingken nomina (Tuhan) dannomina (tempat). ‘Kite ghoh Tuhan aghi.’ ’Kita datang dari Tuhan.’ Selain itu, klausa jugamemiliki hubungan antar klausa (makna logis) dengan klausa 6 yang wujud dalamkonjungsi implisit parataktik (dan).
Universitas Sumatera Utara
386
(6) te balik kane be Tuhan.Te balik kane be Tuhan MetafunctionsDan Balik be Tuhan‘dan kembali ke Tuhan’
Klausa Kompleks Ekspansi Ekstensi Parataktik (1 + 2) EksplisitKlausa 6 memiliki metafora leksikal karena membandingken nomina (tempat) dengannomina (Tuhan). ‘te balik kane be Tuhan.’ dan (kita) kembali ke Tuhan.’
Klausa Kompleks Ekspansi Ganda Hipotaktik (α X β)Klausa 7 memiliki metafora leksikal karena membandingken nomina (makhluk hidup)dengan verba (mati). ‘setiap menawe (manusie) mate.’.
(8) te begedime kitepe.Te begedime kitepe Metafunctionsdan begitulah Kita‘dan demikian juga kita’
Klausa Kompleks Ekspansi Ganda Hipotaktik (α X β) EksplisitKlausa 8 merupakan klausa Ekspansi Ganda Parataksis terhadap klausa sebelumnya (7).Klausa ini memiliki Konjungsi Koordinatif Tambahan (Makna Logis), yakni: te “dan”.
(9) Kae si mejile bahan almarhum kite teRusken. Kae si mejile bahanalmarhum
Klausa Kompleks Ekspansi Ganda Hipotaktik (α X β) Klausa 9 memiliki hubungan antar klausa (makna logis) dengan klausa 8 yang wujuddalam konjungsi implisit parataktik (oleh karena itu).
(10) Kae si ma mejile bahan almarhum kite tadingken. Kae si ma mejile bahan kite tadingken Metafunctio
Sejarah tanah Alas yang dipaparkan dalam bab ini merupakan hasilpaparan informasi baik dari informan maupun dari buku literatur atau sejarahtanah Alas. Oleh karena buku sejarah tanah Alas secara khusus sangat langka,maka penulis mencari sumber dari buku lain diantaranya Musjawarah MasjarakatAlas ke I, yang dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 20 Juli 1960 dan The People ofthe Alas Valley yang ditulis oleh Akifumi Iwabuchi 1994.
Sesuai dengan topiknya, demografi tanah Alas disajikan secara ringkasberdasarkan informan dan literatur yang ada. Dengan kata lain dalam pemaparanini tidak ada hal-hal yang dimodifikasi, tetapi semuanya berdasarkan fakta sejarahdan literatur yang ada.
4.2 Letak dan GeografisnyaSecara umum, tanah Alas memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:Sebelah Utara berbatas dengan: Kabupaten Gayo LuasSebelah Selatan berbatas dengan: Kabupaten Aceh SingkilSebelah Barat berbatas dengan: Kabupaten Aceh BaratSebelah Timur berbatas dengan: Kabupaten Karo
Unluk dapat memperoleh gambaran perkembangan Sejarah PendudukTanah Alas, perlu kita mengetahui keadaan keadaan dari sudut pandanggeografisnya. Tanah Alas meliputi bagian tengah lembah Lawe Alas yang dibagian muaranya dinamai Simpang Kiri. Lembah tersebut diapit oleh pegunungandibagian utara, timur dan barat, sedangkan dibagian tenggara bersambung denganlembah Sungai Simpang Kiri yang berhubungan dengan pesisir Singkil.
Dengan demikian bentuknya lembah memandjang yang menurut analisisgeologis terbentuknya dimasa kwartaire. Oleh sebab itu sebagian lembah itumasih berawa-rarwa dan sangat subur.
4.3 Asal nama “Alas”Asal nama yang terpakai untuk maksud daerah ini dengan istilah "Alas"
tidak jelas asal-usulnja. Memang ada beberapa dongengan ataupun dapatdikatakan hikayat akan nama ini, tetapi itu tidaklah dapat kita ambil sebagai
pegangan/dasar, karena umumnya hanya untuk menyesuaikan bunyi kata-kata itudengan kisah yang agak menarik. Yang dapat kita duga-duga dan logis, karenabentuknya yang demikian menarik, rendah, subur - menghidjau itu, memberikaninspirasi kepada penghuninya yang bermukim disana dengan narna “Alas" yangmaknanya “sesuatu yang terhampar".
4.4 Asal-usul penduduk.Mengenai asal-usul suku Alas tidak bisa dilepaskan pembicaraannya dari
sejarah daerah Aceh pada umumnya. Dalam hal ini bukan saja dari segihistorisnya, tapi juga dari segi etnologis, antropologis dan sosiologisnja.Asalnya.dari suatu suku bangsa yang mulanya bermukim disekitar pesisir AcehUtara (dahulu Kerajaan Pase), berpindah (menyingkir) ke bagian pegunungan(disekitar danau laut Tawar), sebagian lagi berpindah pula ke Gayo Luas dan adalagi sebagian bermukim di lembah Lawe Alas, seterusnja ada yang sampai keTanah Karo dan Pak-pak.
Beberapa faktor memberi pertimbangan-pertimbangan yang logis terhadapteori ini, yakni:
1. Perpindahan penduduk dari bagian barat lembah lawe Alas kurangkemungkinannya dimasa itu, sebab daerah barat tersebut lama benarmerupakan daerah luas yang kurang penghuninya. Penduduk yangbermukim dibagiann barat itu ada yang berasal dari Aceh Besar-AcehPidie (perkampungan penanam-penanam lada), Pasaman (dariMinangkabau) dan Rao (di perbatasan Minangkabau-Tapianauli).
2. Perpindahan dari Tanah Karo atau Pak-pak (Dairi) kurang pulakemungkinannya, karena telah sejak lama suku Alas itu mengenal danmenganut agama Islam.
3. Adat-kebiasaan yang dalam banyak hal bersesuaian dengan suku Gayo.4. Penduduk-penduduk yang mendiami pesisir sekarang ini pada umumnya
pendatang dari negara-negara tetangga, seperti India, Parsi, Arab, Turki,Malaka dan sebagainja. Biasanya pendatang- pendatang itu lebih cerdasdan lebih giat dari penduduk penetap dan akhirnya penetap-penetap itumenyingkir ke pedalaman. Contoh: Dravida di India yang terdesak olehpendatang dari Parsi (Hindu).Apabila teori tersebut tadi benar, maka hal itu terjadi pada abad ke XIII,
yaitu pada masa kerajaan Pase di pesisir yang sekarang disebut Aceh Utara.Sebab-sebab timbulnja perpisahan itu ada disebut-sebut dalam ,,Hikayat Raja-Raja Pase" pada halaman 24 sebagai berikut: “Adapun diceritakan oleh orangyang empunya cerita. Ada suatu kaum orang dalam negeri itu tiada ia mau masukagama Islam maka ia lari kehulu sungai Peusangan malu karena itulah dinamaiorang dalam negeri itu Gayo hingga datang sekaraug ini."
Apakah kisah tersebut benar atau tidak, atuaupun dapat dipercayaimenurut kejadiannya, tidak dapat dinyatakan dengan positip. Tetapi beberapakesimpuian dapat kita petik dari kisah ini. Misalnya penduduk yang mendiamibagian tengah daerah Aceh, adalah berasal dari pesisir yang disebut dahulukerajaan Pase. Tentang kemungkinan berpindahnya akibat masuknya agamaIslam, ada juga kejadian di daerah-daerah lain di Indonesia, seperti suku Bali
Universitas Sumatera Utara
392
dipulau Bali, suku Tengger di Jawa Timur, suku Badui di Banten, suku Nias dipulau Nias dan lain-lain.
Peristiwa perpindahan itu telah terjadi cukup lama yakni sejak 7 abad yanglampau, sehingga adat-istiadat mereka cukup lama terpisah sehingga mempunyaikekhususan tersendiri sampai sekarang.
Ada yang berpendapat bahwa tidak lama suku yang berpindah tadimemasuki agama Islam pula. Hal itu dapat dipetik dari catatan perjalanan dariAbu Abdullah Muhammad Ibn Abdullah Ibn Muhammad Ibn Ibrahim disingkatdengan nama Ibn Batutah. Diantara catatan-catatan tersebut ada disinggung-singgung tentang penyiaran agama Islam dari Pase ke penduduk pedalamarn yangbelum menganut agama Islam. Catatan itu berkisar pada kira-kira tahun 1325 dan1348. Dari keterangan ini dapat kita mengambil kesimpulan bahwa dipertengahanabad,ke 14 suku Gayo dan Alas sudah menganut agama Islam.
Perpindahan beberapa kelompok seterusnya ke pedalaman lagi (GayoLuas) dan seterusnya ke lembah Lawe Alas, biasanya akibat dari mencari tempatuntuk bercocok tanam yang lebih baik. Tempat – tempat yang sedemikian itu dizaman yang lampau, dikarenakan belum adanya jalan- jalan yang baik, lembah-lembah sungai, merupakan tempat – tempat bermukim yang sangat menarik.Keterangan secara historis yang positip belum dijumpai.
Karena terpisah dari kelompok asalnya, diisolir pula oleh pegunungan,maka mereka sering merubah beberapa bagian dari adat dan kebiasaannya. Initerjadi juga di daerah Toraja. Lembah –lembah yang banyak di Sulawesi Tengahmengakibatkan suku – suku Toraja yang terpisah hidupnya, mempunyai adat-kebiasaan yang agak berbeda (berubah). Lebih – lebih nyata lagi dalam bahasa,sehingga di daerah Toraja itu didjumpai berbagai macam dialek. Dalam pada itupenduduk-penduduk di sekitar lembah Lawe Alas lainnja, seperti Tanah Karo,Pak-pak, Tapak-Tuan, Terumon, Singkil, Barus, Tamiang dan sebagainya, banjakpula berhubungan dengan mereka. Keadaan inipun, setidak-tidaknja ada pengaruhmempengaruhi dalam bidang adat-kebiasaan.
Apakah sebelum bermukimnya suku Alas di dataran lembah Lawe Alassudah terlebih dahulu ada penghuninya, tidak ada keterangan yang jelas.
4.5 Perantauan Suku AlasEtnis Alas tidak hanya mendiami lembah Lawe Alas bahagian tengahnya
saja, tetapi berpindah (merantau) djuga ke daerah di sekitarnya. Di antaraperantauan itu yang jelas ialah Keluat Utara dan daerah Hulu Singkil. Selain dariitu ada yang bermukim ke tempat lain dan telah bercampur dengan pendudukdaerah itu seperti di Bohorok (Langkat), Serbajadi Tanah Karo, Pak-pak danTamiang.
Perpindahan itu hanya secara tersendiri-sendiri saja, ada karena mencaripenghidupan yang lebih layak ataupun adanya perselisihan-perselisihan antarasefamili maupun ha1-hal pribadi yang tertentu.
Sebaliknya pula suku-suku disekitarnya ada pula yang bermukim diLembah Lawe Alas, seperti dari Gayo Luas, Singkil, Karo, Fakfak dansebagainya.
Universitas Sumatera Utara
393
4.6 Bahasa dan Kesenian.Bahasa Alas berlainan dengan bahasa Aceh dan bahasa Gayo. Sampai
sekarang para ahli belum mempunyai, teori yang positip tentng asal-usul bahasaAceh demikian pula bahasa Gayo. Dalam banyak kata-kata dan bentuk-bentukbahasa, bahasa Alas banyak mempunyai bentuk bahasa dari sekitarnja, sepertiKaro, Pak-pak, Singkil, Gayo dan Aceh. Kemungkinan selain dari bahasa asalnyasendiri, akibat perhubungan yang akrab dan-perdagangan (perantauan) masing-masing suku tadi ambil-mengambil kosa kata dan bentuk bahasa satu denganlainnja. Di Keluet Utara dan Hulu Singkil, mereka menggunakan bahasa yangmirip sekali dengan bahasa Alas. Demikian pula keseniannya.
4.7 MargaDi Tanah Alas demikian pula di Gayo terdapat marga-marga. Ada pula di
antara marga-marga itu yang bersamaan ataupun menuruti keterangan (cabangatau ranting) dari sesuatu marga di Tanah Karo. Kebenaran dari keterangan ini,belum dapat dipastikan, karena masing-masing marga itu ada mempunjaihikayatnya sendiri sendiri. Ada kemungkinan yang terjadi, sehingga ada beberapamarga yang berasal atau cabang dari yang ada di tempat lain ialah adanya dahulukebiasaan dengan kawin angkap (angkat). Apakah ada hal-hal yang seperti inisebagai penyebabnya, belum ada keterangan yang positip.
4.8 Bentuk PemerintahanPemerintahan di tanah Alas diakui keberadaannya atas pengakuan
kedaulatan dari kesultanan Aceh. Sebelumnya belum dapat data pasti. Sultan Acehyang mulai meluaskan dan menjusun daerah-daerah kekuasaannya, ialah SultanAladin Riayat Syah Al Kahar (± 1537 – 1568). Dimasa beliaulah diserang TanahBatak dengan maksud menyebarkan agama Islam (1539).
Kemungkinan dimasa pertengahan abad ke XVI, raja-raja dari Gayo danAlas pergi menghadap ke Kuta Raja (sekarang Banda Aceh) untuk mengakuikedaulatan Sultan Aceh dengan membawa upeti dan persembahan lainnya.Sebaliknja Sultan Aceh mengakui radja-raja itu sebagai Kepala –kepala rakyat didaerahnya masing-masing. Raja-raja tersebut diberi pangkat ,,keujuren" (dalambahasa Aceh : keujeurun) dan sebagai tanda pemegang pangkat itu diberi sebilah“bawar". Keujuren itu sederadjat dan mempunyai kekuasaan yang sama denganUleebalang di daerah-daerah lainnya di Aceh (Ulee : kepala; balang : rakyat (anakbuah).
Apa sebabnja maka kepada Keujuren-keujuren diberi sebilah “barwar"sedangkan biasanya kepada Uleebalang –Uleebalang diberi sebuah “sarakata"dengan ”tjap sikureueng" tidak jelas keterangannya. Ada yang menyebut, bahwadimasa itu tulis-menulis kurang dipergunakan di daerah Gayo dan Alas. Apakahalasan itu benar, belum dapat dipastikan.Keujuren-Keujuren di daerah Gayo dan Alas ialah: 1. di Gayo : Bukit, Siah Utama, dan Linggo.2. di Gajo Luas : Patiambang.3. di Tanah Alas : Batu Mbulan, dan Njuhar.
Universitas Sumatera Utara
394
Dalam susunan pemerintahan kebawah lagi, di Tanah Alas didapati Raja siEmpat (raja muda) dan Penghulu. Kalau kita persamakan dengan susunanpemerintahan di daerah Aceh lainnja, raja si Empat itu adalah Kepala-kepalaMukim di pesisir Aceh dan Rojo Ciq di Gayo.Istilah Radja si Empat itu diambil dari istilah “Tuha Peuet" didapati dalamsunsunan pejabat-pejabat pemerintahan di pesisir Aceh. Istilah itu bertukar-tukarpemakaiannya, biarpun sama namanya, misalnya “Pojo si Opat” di Gayodimaksudkan ke-empat Keujuren, yang membuktikan pula adanya pengaruh Acehsampai ke sana. Misalnya Raja berempat di Tanah Karo dimaksudkan keempatSibayak (serupa di Gayo) dan Raja na Opat di Simalungun dimaksudkan ke-empatRaja-raja di Simalungun. Apakah ada latar belakang yang lain dalam bentuk raja-raja empat itu, belum dapat dipastikan.
4.9 Hubungan dengan SultanSeperti telah diuraikan tadi, Keujuren-Keujuren di Gayo dan Alas
mengakui kedaulatan Sultan Aceh, sebaliknja Sultan mengakui Keujuren-Keujuren yang bersangkutan sebagai Kepala-Kepala Rakjat di daerahnya masing-masingPada waktu-waktu tertentu, para Uleebalang dan Keujuren mempersembahkanupeti atau hasil lainnja kepada Sultan.
Pada waktu pemilihan Sultan dan penobatan beliau, para Uleebalang danKeujuren dipanggil ke Banda Aceh untuk menghadirinya. Apabila tidak dapathadir, mengirimkan utusan. Karena kesulitan perhubungan dikala itu, sering paraKeujuren dari Gajo dan Alas tidak sempat menghadirinya, demikian djugautusannya.
Sebagai gambaran, susunan pejabat-pejabat Sultan Aceh pada zamandahuiu, beberapa di antaranya dikemukakan sebagai berikut:a. Yang melaksanakan pemerintahan se hari-hari (pemerintahan umum):
b. Yang menjadi pembantu pribadi Sultan dan pemegang protokol ialah RamaSeutia.c. Sekretaris-sekerataris Negara:
1. Keureukon Katibulmuluk Sari Indera Sura.2. Keureuken Katibulmuluk Seri Indera Muda.
d. Perutusan-perutusan yang merierima hasil dan menyampaikan perintah-perintahSultan: 2 orang untuk daerah disebelah timur Aceh (dimaksud: Aceh Besar): 2orang untuk daerah disebelah barat Aceh (dimaksud: Aceh Besar).e. Kepala-kepala Pemerintahan Daerah :
1.Panglima-panglima Sagi (3 di Aceh Besar sadja): 2. Uleebalang-Uleebalang (dibawah Panglima Sagi atau berdiri sendiri): 3. Keujuren-kejeuren (di Gayo dan Alas).
4.10 Ekonomi dan Keuangan
Universitas Sumatera Utara
395
Perhubungan dagang dengan etnis lain di daerah disekitarnja pesat sekali.Banyak diantaranya etnis pendatang menetap di tanah Alas dan sebaliknya etnisAlas banyak pula yang merantau dan terkadang menetap di tempat-tempat itu.Banyak hasil-hasil yang dapat diperoleh dari tanah Alas, di antaranya ialah hasilhutan, peternakan seperti kerbau, lembu, kambing, ikan dan lainnja. Uang yangberedar di.masa itu bermacam-macam dan berasal dari berbagai Negara.
Diantaranya dapat dikemukakan : dari Aceh : deureuham (dari emas); matauang yang ditempa kembali di Gayo : kupang repe dan busu repe; mata uang dariStraits Settlements (Malaisia): 10 dollarcents disebut Kupang; 5 dollarcentsdisebut Busuk. Kedua mata uang ini setibanya di Gayo dan Alas tidak lagimempunjai perbandingan 10 dollarcents dan 5 dollar cents 2 : 1, tetapi 1½ : 1.Mata uang Spanyol : 1. reyal alus (yang bergambar kecil) ; 2. reyal alus mekipas(yang bergambar besar). Mata uang Amerika : dollar, disebut reyal cap matowari.
4.11 Penyerangan BelandaKolonial Belanda mulai memperluas kekuasaannya di Sumatera bagian
utara dengan julukan “Pulau Harapan" membawa konsekwensi penjajahanterhadap daerah Sultan Aceh. Peperangan Aceh itu berlangsung diantara 1873 –1904 (Iwabuci, 1994: vi). Kolonial bersusah payah melawan rakyat Aceh. Namunakhirnya dalam masa ± 30 tahun beberapa daerah Aceh dapat dikuasai kolonial.Daerah-daerah yang dapat mereka kuasai antara lain: sekitar laut Tawar tahun1902. Pada tahun 1904, seorang panglima perang Belanda bernama Van Daalenmengadakan suatu longmars selama lebih kurang 6 bulan. Dia memulai perjalanandari Lho'seumawe menuju Takengon, Baiengkedjeren, Bambel, Karo dan Pak-pak. Sejak itu pula pertempuran sengit terjadi di Gayo Luas (sekarang KabupatenGayo Luas), Kute Lengat (Aceh Tenggara), Likat (Aceh Tenggara) dan seterusnyajatuh pula benteng Kute Reh (Aceh Tenggara) pada tanggal 1 Juni 1904 dengankorban 561 orang yang syahid. Biarpun benteng terakhir di tanah Alas telah jatuh,namun pertempuran-pertempuran secara bergerilya masih terus dilakukan denganmenyerang pos-pos tentera Belanda.
Pada tahun 1905 Belanda dapat menyusun pemerintahannya di Gayo danbaru di tahun 1911 Belanda menyusun pemerintahannya di Tanah Alas. Ibu kotaditempatkannya di Kutacane. Keujuren Batu Mbulan disebut Keujuren Pulo Nasdan Keujuren Njuhar biasa disebut juga Bambel. Pemerintah Belandamenempatkan seorang Kapiten di Kutacane sebagai fungerend Gezaghegger.
Pada tahun 1914 pemerintah Belanda menangkap Keujuren Bambel,karena dituduh menyusun pemberontakan terhadap kekuasaan Belanda, lalu beliaudibuang ke Ambon. Lalu pada akhir masa pemerintahan Kolonial Belanda,onderafdeeling Alas-landen dimasukkan ke dalam afdeeling Oostkust van Atjeh(Aceh Timur).
GLOSARIUM
Menurut Linguistik Sistemik Fungsional dan Budaya Alas
Universitas Sumatera Utara
396
Afeksi (affection): Keterlibatan emosi atau perasaan di dalam suatu interaksi.Afeksi menentukan pemakaian bahasa sebagai kontinum dengan (+)Interpersonal di satu sisi dan (+) Ideational di sisi lain. Lihat Konteks Sosial(Konteks Situasi: Afeksi) Selanjutnya “lihat” dinyatakan dengan tanda “ =>“.
Aksi (action): Fungsi atau tindakan yang dilakukan dengan menggunakan bahasa.Aksi dasar terdiri atas pernyataan, pertanyaan, tawaran dan perintah. =>Fungsi Interpersonal dan Protoaksi.
Aktor (actor): Partisipan pada proses material dalam analisis MetafungsiIdeasional => Proses Material.
AmpeAmpe adalah proses memindahkan sesuatu ke tempat yang lebih tinggi.Ampe dalam penelitian ini diartikan sebagai membawa anak gadis (kekasih)ke rumah tuan qadhi untuk dinikahkan.
Antat TaRuhAntat taRuh adalah satu kegiatan mengantarkan kemanakan (anakkakak/adik perempuan) dari rumah pelaku (paman wanita yang dinikahkanatau anak laki-laki yang disunatkan ) ke rumah ipar (ayah si anak) dengankuda atau mobil dan diarak sepanjang jalan (jika memakai kuda). Anak ataupengantin yang diantarkan dihiasi dengan pakaian adat. Jika memungkinkanbiaya, turut dihiasi keluarga dekat pengantin.
BelagaR (remaja)BelagaR (remaja) atau juga diistilahkan dengan pemuda adalah fase atau
masa yang dialami oleh semua manusia ketika mereka hendak beranjak ke masadewasa. Terkadang tanpa disadari namun bila diamati terlihat adanya fasekehidupan sejak manusia berada dalam kandungan sempai tua bahkan meninggaldunia, selalu ada perubahan-perubahan terutama yang tampak pada fisiknyasehingga kelihatan ada batas-batas yang sama pula selama dalam perjalanan hiduptersebut. Sejak masa dalam kandungan, masa bayi, masa anak-anak pra sekolah,sampai remaja, terjadi beberapa fase perubahan. Perubahan-perubahan tersebutdibedakan atas beberapa masa, yaitu:
(1) Masa prenatal,(2) Masa bayi (0,0 sampai 2,0),(3) Masa kanak-kanak 3,0 sampai 5,0),(4) Masa anak (sekolah) (6,0 sampai 12,0),(5) Masa pemuda (13,0 sampai 16,0/22,0),(6) Masa dewasa (23,0 sampai 45,0 dan 17,0 sampai 40,0)(7) Masa tua (Sujanto, 1996: 159)
Universitas Sumatera Utara
397
Eksplisit: diucapkan
Eksisten (existent): parisipan pada proses eksistensial. => Proses, khususnyaproses eksistensial.
Ekspansi: Hubungan antarklausa yang menunjukkan bahwa klausa kedua (2 atauβ) memperluas makna pertama (1 atau α). Ekspansi mencakupi Elaborasi,Ekstensi, dan Ganda. => Hubungan Logis Semantik.
Ekstensi: Hubungan antarklausa yang memberikan pengertian bahwa klausakedua (2 atau β) menambah klausa pertama (1 atau α). Ekstensi adalahbagian dari Ekspansi. => Hubungan Logis Semantik.
Epitet (Ephitet): pendeskripsi direalisasikan oleh Ajektiva (Adjective). Epitet(pendeskripsi) berperan untuk memperluas kata benda (nomina) dalam halbentuk. cirri, dan keadaannya. Contohnya: lawe mboRgoh ‘air dingin’. Kata‘lawe’ = namina (Noun) dan ‘mboRgoh’ = Ajektiva (Adjective).
Finit (Finite): fungsi gramatikal yang dapat digunakan untuk menentukan (1)polaritas (positif atau negative); (2) bentuk tanya; dan (3) kala (tense),terutama dalam bahasa Inggris. Finit dapat berdiri sendiri pada klausa yangmempunya struktur “Subjek ^ Finit ^ Predikator”. Namun demikian, Finitjuga dapat berfusi (bergabung) dengan Predikator di dalam Verba. (padastruktur “Subjek^Finit^/Pelengkap”), dan dengan Keterangan (pada struktur“Subjek^Finit^Keterangan”), => Subjek (Subject) dan Predikator(Predicator).
Fonologi (Phonology) : sumber pengungkapan kata sebagai suara yangdilafalkan. Fonologi juga sebagai sumber intonasi untuk merealisasikanpilihan gramatika scara langsung, sekaligus merupakan sumber ritme sertaartikulasi silabi dan fonem. => Leksikogramatika dan Grafologi.
Fungsi (Nomina), fungsional (Ajektiva): istilah umum yang digunakan untukmenyatakan kegunaan . Dalam Linguistik Sistemik Fungsional (LSF),fungsi mengacu pada tiga hal sebagai berikut, => Metafungsi
Fungsi ideasional: fungsi untuk mengungkapkan realitas fisik dan biologis,serta berkenaan dengan interpretasi dan representasi pengalaman.
Fungsi interpersonal: fungsi untuk mengungkapkan realitas sosial sertaberkenaan dengan interaksi antara penutur/penulis dan pendengar/pembaca.
Fungsi tekstual: fungsi untuk mengungkapkan realitas semiotis/symbol danberkenaan dengan cara penciptaan teks dalam konteks.
Universitas Sumatera Utara
398
Genre: secara sempit, jenis-jenis teks atau wacana; secara luas, konteks budayayang melatarbelakangi lahirnya teks. Secara teknis, genre adalah prosessosial yang berorientasi kepada tujuan yang dicapai secara bertahap, (astaged, goal-oriented social process) (Martin, 1985b; Martin, 1992).Dikatakan “sosial” karena orang yang menggunakan genre untukberkomunikasi dengan orang lain; dikatakan “berorientasi kepada tujuan”karena orang menggunakan genre untuk mencapai tujuan komunikasi; dandikatakan “bertahap” karena untuk mencapai tujuan tersebut, biasanyadibutuhkan beberapa tahap melalui pembabakan di dalam genre (Martin,2003: 7-8)
Grafologi (Graphology): pengungkapan dalam bentuk kata-kata yang ditulis,sebagai padanan dari fonologi yang merupakan pelafalan kata-kata secaralisan.=> Leksikogramatika dan Fonologi
Implisit: Tidak diucapkan
Kalimat: gugusan kata dalam satuan ortografis yang diawali oleh huruf besar dandiakhiri oleh tanda titik (.). Dalam LSF, kalimat tidak dibedakan denganklausa dalam hal bahwa kalimat dan klausa mempunyai kedudukan yangsama dalam tata bahasa, yaitu keduanya mengandung setidak-tidaknyaSubjek dan Finit atau Finit/Predikator (Halliday, 1985a: 192-193). =>Klausa
Kelompok kata: kata kompleks. Kelompok kata meliputi Kelompok Nomina(KN), Kelompok Verba (KV), dan Kelompok Adverbia (KA). Kelompokkata berbeda dengan frasa dalam hal bahwa kelompok merupakan bentuksingkat dari klausa. Kelompok kata dianggap sebagai “kata kompleks”(apabila dianalogikan “klausa kompleks”), sedangkan frasa merupakankonstruksi kata-kata yang berjajar (Halliday, 1985a: 159). Kelompokmengandung muatan logis sebagaimana tercermin pada pola urutannya,sedangkan frasa lebih menunjukkan bentuk fisik, yang penyusunan masing-masing kata di dalamnya belum diberi peran tertentu, khususnya peransintaksis dan semantik. Pada tradisi LSF, istilah frasa hanya digunakandalam frasa preposisi (FP), bukan kelompok preposisi. Apabila istilahkelompok digunakan dalam frasa preposisi, penamaan yang digunakanadalah (KA), bukan kelompok preposisi (Halliday, 1985: 252-270).Penamaan KA tersebut mengandung implikasi bahwa KA mempunyai peransintaksis dan semantis, yaitu sebagai Sirkumstan yang direalisasikan olehKeterangan (tempat, waktu, cara, dsb). => Sirkumstan (Circumstance)
Keterangan: unsur di dalam Residu yang biasanya dipenuhi oleh Adverbia.Keterangan bersifat sirkumstansial, dan meliputi Keterangan Tempat,Keterangan Waktu, atau Keterangan Cara. => Sirkumstan (Circumstance)
Universitas Sumatera Utara
399
Klausa (Clause): gugusan kata yang mengandung setidak-tidaknya Subjek danFinit atau Finit/Predikator. => Kalimat
Klausa simpleks: klausa yang hanya mengandung satu aksi, peristiwa, ataukeadaan
Klausa kompleks: kalusa yang mengandung lebih dari satu aksi, peristiwa,atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu subklausa. Subklausayang satu dan subklausa yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi,tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atautanda titik koma, atau bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apapun.
Klausa kompleks parataktik: klausa kompleks yang sub-subklausanyadunyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar, dengan makna antara lain“dan”, “tetapi”, dan “atau”. Contoh: “Kelompok tani itu merampas lahannyadan mengambil semua hasil panennya”.
Klausa kompleks hipotaktik: kalusa kompleks yang dapat dinyatakandengan hubungan konjungtif tidak sejajar, dengan makna antara lain“ababila”, “jika”, “karena”, dan “ketika”. Contoh: “Mereka tidak akanberani melakukannya jika patuh kepada hukum”.
LagamLagam adalah panggilan pria terhadap wanita idaman lewat lantunan suara,berirama dan memiliki struktur generik dalam BA. Lagam dilakukan ditempat-tempat tertentu, misalnya: di beranda rumah (lagam resmi) untukmemanggil gadis di dalam rumah dan di tempat terbuka (lagam tidak resmi).Lagam termasuk salah satu genre dalam BA.
Leksikogramatika: kata-kata dalam susunannya. Leksikogramatika terdiri atas“leksis” dan “gramatika”. Pada aliran linguist selain LSF, leksis dianggapsama dengan leksikon, yaitu kata yang terdaftar di dalam kamus yang lepasdari penggunaan konteks. Pada LSF, leksis adalah kata yang selalu beradadalam konteks penggunaan pada teks. Leksis juga tidak pernah dipisahkandari gramatika, yaitu seperangkat sistem bahasa yang menunjukkan pilihanmakna. Pada aliran linguistik lain, gramatika dianggap sebagai modeltentang sistem linguistic secara menyeluruh yang meliputi fonologi,morfologi, sintaksis, dan semantik (yang masing-masing merupakan domainyang berbeda). Sebaliknya, pada LSF gramatika merupakan bagian darileksikogramatika (di samping leksis) yang terdiri atas morfologi dan sintaksi(yang masing-masing tidak dipisahkan menjadi domain-domain yangberbeda). Gramatika dan leksis (pada kombinasinya di dalamleksikogramatika) direalisasikan oleh fonologi/grafogi.=> Fonologi dan Grafologi
Universitas Sumatera Utara
400
Linguistik: ilmu yang mempelajari bahasa sebagai sistem komunikasi manusia.Linguistic juga diartikan sebagai “Kajian ilmiah bahasa.
Linguistik Sistemik Fungsional: aliran linguistik yang dipelopori oleh M.A.KHalliday (lahir 1925), yaitu linguistik yang memandang bahwa secarafungsional bahasa berada pada konteks sosial. Terdapat tiga prinsip utamapada LSF, yaitu (a) bahasa harus selalu dipandang sebagai teks, tidaksekedar sebagai kumpulan kata atau aturan tata bahasa; (b) penggunaanbahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untukmerealisasikan makna; (c) bahasa bersifat funsional, yaitu bentuk bahasayang digunakan mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologypenggunaannya (Wiratno, 1993b). Dalam disertasi ini, penulismenggunakan istilah linguistik sistemik fungsional (LSF).
Makna (Meaning): “what a language express about the world we live in or anypossible or imaginary world” (Richards, Platt & Weber, 1985: 172)
Makna metafungsional: makna yang secara simultan terbangun dari tiga fungsibahasa, yaitu, fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual.=> Fungsi dan metafungsiMakna ideasional: makna yang tercipta sebagai hasil dari realisasi unsur –unsur leksikogramatika yang digunakan untuk memahami alam sekitar danuntuk mengorganisasikan pengalaman penutur atau penulis tentang dunianyata atau rekaan
Makna interpersonal: makna yang tercipta sebagai hasil dari realisasiunsur-unsur leksikogramatika yang digunakan untuk melakukan aksiterhadap orang lain.
Makna tekstual: makna sebagai hasil dari realisasi unsur-unsurleksikogramatika yang menjadi media terwujudnya sebuah teks, tulis ataulisan, yang runtut dan sesuai dengan situasi tertentu pada saat bahasa itudipakai dengan struktur yang bersifat periodik (Martin, 1992:13,21).
Makna wacana (discourse semantics): makna pada tataran wacana (Martin,1992).
Medan (Field) => Register
Mepekat => MeRadat
MeRadatMeRadat adalah musyawarah antara pihak pria dan wanita untuk sebuah pernikahan setelah anak gadis diampeiken oleh pria kesayangannya. MeRadat menghasilkan kesepakatan kedua belah pihak apakah adat
Universitas Sumatera Utara
401
dilakukan secara besar-besaran atau sederhana bahkan tidak diadati sama sekali.
MeRalengMeRaleng adalah kegiatan mengantarkan pengantin pria ke tempatpengantin wanita. MeRaleng biasanya dilakukan di sore hari dan bermalamkarena pada malamnyalah dilakukan pernikahan.
Metafungsi (Nomina), metafungsional (Ajektiva): funsi abstrak bahasa, yaitufunsi yang memungkinkan terciptanya makna pada sast bahasa digunakan.Metafunsi meliputi tiga wilayah sekaligus: ideasional, interpersonal, dantekstual.
Moda => Register
Modalitas: sisterm yang meliputi pilihan modalisasi dan modulasi. Modulasibarsifat indikatif dan mengacu kepada wilayah makna di antara “ya” dan“tidak” atau di antara polaritas positif dan negative. Makna yang demikianmenunjuk pada kemungkinan (probabilitas) atau kebiasaan. Modulasibersifat imperatif dan berkaitan dengan keharusan atau kesiagaan/kesediaanuntuk melakukan sesuatu.
MOOD (ditulis dengan huruf besar): sistem klausa yang menunjukkan fungsituturan. MOOD berada pada wilayah makna interpersonal, serta mewadahiindikatif (yang meliputi pilihan Deklaratif dan Interogatif) dan Imperatif.
Mood (ditulis dengan huruf kecil yang diawali huruf besar): kesatuan antaraSubjek dan Finit.
NaRuhNaRuh adalah mengantarkan pengantin wanita ke rumah suaminya. BiasayanaRuh dilakukan banyak orang termasuk kaum bapak, ibu-ibu, pemuda,anak-anak, dan yang tidak boleh tidak adalah anak gadis dan dayang-dayang.
NasihatNasihat merupakan peringatan, arahan dan atau bimbingan oleh seseorangkepada orang lain ketika orang lain yang diberi nasihat itu akan menempuhhidup baru atau menuntut ilmu, atau telah melakakukan suatu pekerjaantidak terpuji.
NgampekenNgampeken adalah proses melarikan anak gadis orang ke rumah tuan kadidengan tujuan untuk dinikahkan atas kesepakan dua belah pihak. Pihak pria
Universitas Sumatera Utara
402
ditemani setidaknya dua orang pria lain sebagai pengawal dan mengaturstrategi. Waktu ngampeken bebas asalkan aman. Namun biasanya dilakukanwaktu menjelang shubuh. Ngampeken bisa gagal bila diketahui oleh pemudadari pihak wanita setempat.
NgandungNgandung adalah satu kegiatan dalam budaya Alas dilakukan olehperempuan terhadap anggota keluarga yang sedang ditepung tawari denganmelantunkan suara dan berirama bercerita dengan muatan nasihat.Ngandung diawali dengan riwayat keluarga (masa lampau) diikuti keadaanmasa sekarang dan sampai kepada masa akan datang dengan harapan dannasihat-nasihat. Ngandung bisa berlangsung lama tergantung materi danorang yang melakukannya.
Non- Verbal: Tidak dengan ucapan
Partisipan (Participant): pelaku (yang direalisasikan oleh kelompok nomina(KN)).
Proses dan Transitivitas
Pelengkap: unsur di dalam residu yang biasanya dipenuhi oleh Normina atau KN(Nominal group) yang berpotensi sebagai Subjek. Selain oleh Nomina atauKN, Pelengkap dapat dipenuhi oleh Ajektiva. Apabila Pelengkap diisi olehNomina atau KN, Pelengkap dapat disejajarkan dengan Objek, baik Objeklangsung maupun Objek tak langsung. Akan tetapi, tidak demikian halnyadengan Pelengkap yang diisi oleh Ajektiva; Objek tidak lazim diisi olehAjektiva. Pada tradisi LSF, istilah Objek tidak digunakan, dan pengertianObjek sudah tercakup di dalam pelengkap (Complement).
Pelibat => Register
Pemerilaku: partisipan pada proses perilaku. => Proses, khususnya prosesperilaku.
Pengindera: partisipan pada proses mental. => Proses, khususnya proses mental.
Penyandang: partisipan pada proses relasional atribut. => Proses, khususnyaproses relasional atributif
PeRaleng: dayang-dayang dibawa pengantin wanita ketika dia dibawa ke rumahorang tua pengantin pria (suaminya) pada malam pertama. peRalengbertugas sebagai pembantu pengantin wanita dalam acara adat pada pestatersebeut
Pewicara: partisipan pada proses verbal (sayer). => Proses, khusus proses verbal
Universitas Sumatera Utara
403
Predikator (Pradicator): fungsi gramatikal yang biasanya diisi oleh kategoriVerba atau KV, yang mengungkapkan sesuatu tentang Subjek. Verba yangmerealisasikan Predikator adalah Verba selain Finit, yaitu Verba yangmenunjukkan aktivitas. Predikator dapat digunakan untum menyatakanvoice (aktif-pasif), prose (misalnya: material. Mental. relasional), dankhususnya dalam bahasa Inggris, acuan waktu yang terkait dengan kata(tense). Perlu dicermati bahwa tidak semua klausa, mengandung Predikator.Klausa yang berstruktur”Subjek^Finit/Pelengkap” dan “ Subjek^ Finit/Keterangan” tidak mengandung predicator. => Subjek dan Finit
Proses (Process): aksi, peristiwa, atau keadaan yang direalisasikan oleh Vervaatau KV. Terdapat enam jenis proses utama dalam bahasa, => Transitivitas
Proses material (material process): proses kerja yang menunjukkanperbuatan atau peristiwa, misalnya: “membaca”, “menulis”, “memukul”.Pada proses materialterdapat partisipan yang melakukan sesuatu yangdisebut Aktor, dan partisipasn yang lain (tidak selalu ada) yang dituju olehproses tersebut yang disebut Sasaran. Contoh: “ Ayah (Aktor) membaca(Proses: Material) koran(Sasaran)”.
Proses mental (mental process): proses yang menerangkan persepsi(misalnya: “melihat”, “merasa”), afeksi (misalnya: “suka”, “khawatir”), dankognisi (misalnya: “berfikir”, “mengerti”). Pada proses mental terdapatpartisipan Pengindera (Senser) dan Fenomena. Contoh: “Ayah (Pengindera)mendengar (Proses: mental) kabar itu (Fenomena)”.
Proses relasional (relational process): proses kerja yang menunjukkanhubungan intensitas (yang mengandung pengertian A “adalah” B),sirkumstansi (yang mengandung pengertian A “pada/di dalam” B), dan milik(yang mengandung pengertian A “mempunyai” B). Proses kerja yangpertama tergolong ke dalam relasional identifikatif, sedangkan dan proseskerja yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam proses relasional atribut.Pada proses relasional identifikatif terdapat partisipan Token (Token) atauTeridentifikasi (Identified) dan Nilai (Value) atau Pengidentifikasian(Identifier). Contoh: “Ayah (Token) adalah (Proses Relasional Identifikatif)pelindung keluarga (Nilai). Pada proses relasional atribut, terdapatpartisipan Penyandang (Carrier) dan Sandangan (Attribute). Contoh: “Ayah(Penyandang) adalah (Proses Relasional Atribut) baik hati (Sandangan).
Proses verbal (verbal process): proses yang menunjukkan pemberitahuanatau pewartaan (misalnya: “memberitahukan”, “mengatakan”). Pada prosesverbal terdapat partisipan Pewicara dan Wicara. Contoh: “Ayah (Pewicara)berkata (Proses Verbal): ‘Sya lelah’ (Wicara)” atau “Ayah (Pewicara)berkata (Proses Verbal) bahwa ia lelah (Wicara)”.
Universitas Sumatera Utara
404
Proses perilaku (behavioral process): proses yang menunjukkan perilaku,baik fisik maupun psikologis. Yang pertama disebut sebagai perilaku verbal,yaitu proses yang menunjukkan perpaduan antara ucapan pada proses verbaldan tindakan pada proses material (misalnya: “memuji”, “menggurutu”,“menertawakan”), dan yang kedua disebut proses perilaku mental, yaituproses yang menunjukkan perpaduan antara ungkapan perasaan pada prosesmental dan tindakab pada proses material (misalnya: “mengagumi”,“mencintai”). Pada proses perilaku terdapat partisipan Pemerilaku (behaver)dan Sasaran (tidak harus ada) untuk proses perilaku mental. Contoh untukyang pertama: “Ayah (pemerlaku) menggerutu (Proses Pemerlaku Verbal)”.Contoh untuk yang kedua: “Ayah (Pemerlaku) mencintai (Proses PemerlakuMental) kami (Fenomena)”.
Proses eksistensial (exixtential process): proses yang menunjukkankeberadaan sesuatu (misalnya: “ada”, “terdapat”). Partisipan pada proses inidisebut Eksisten, dan biasanya terletak di belakang proses tersebut. Contoh:“Ada/terdapat (Proses Eksistensial) dua perguruan tinggi negeri (Eksisten)di Solo
Register: pilihan variasi bentuk bahasa yang dipengaruhi oleh konteks situasi(Halliday, 1972. Register mancakup tiga aspek, yaitu Medan (field), Pelibat(ternor), dan Moda (mode)
Medan (Field): seperangkat urutan-urutan aktivitas yang berorientasikepada ujuan-tujuan institusional secara global (Martin, 1986: 236; Martin,1992: 536). Medan berhubungan dengan organisasi objek dan aktivitas.Secara singkat, dapat dikatan bahwa Medan berkaitan dengan pokopersoalaan yang dibicarakan melalui penggunaan bahasa di dalam teks.Medan berurusan dengan apa yang sedang berlangsung dan siapamelakukan apa dengan siapa.
Pelibat (Tenor): negosiasi yang mencerminkan hubungan sosial di antarapengguna bahasa yang terdapat di dalam teks (Martin, 1992:523). Dalamkonfigurasi makna interpersonal, Pelibat berkenaan dengan jarak semiotikasosial yang mencangkup tiga jenis hubungan, yaitu Status (status), Kontak(contact), dan Afek (affect). Status adalah posisi masing-masing partisipandi dalam teks, misalnya sejajar atau tidak sejajar. Kontak adalah intensitashubungan atau derajat keterlibatan di antara partisipan, misalnya hubunganitu bersifat permanen, regular, atau temporal. Adapun Afek berkaitan denganmuatan emosional dalam hubungan di antar partisipan, sehingga Afek dapatmenunjukkan penilaian atau justifikasi positif/ngatif di antara partisipanterhadap masalah yang terungkap di dalam teks.
Moda (Mode): seleksi pilihan dalam kerangkan sistem teks (Halliday, 1978:144), dan berurusan dengan peranan yang dimainkan oleh bahasa dalammerealisasikan aksi sosial (Martin, 1992: 508). Moda mencakup dua sisi,
Universitas Sumatera Utara
405
media dan sarana (channel). Dari sisi media, teks dapat dinyatakan secaralisan atau tulis. Dari sii sarana, teks dapat dipublikasikan melalui televise,radio, buku, jurnal, dan sebagainya.
Rema (Rheme) => Tema
Residu (Residue): unsur-unsur sisa selain Subjek dan Finit, yaitu Predikator,Pelengkap, dan Keterangan. => Modus
Semantic Wacana => Discourse Semantics
Sirkumstansi (Circumstance): perwujudan dari Keterangan (Tempat, Wktu,Cara) yang mengitari terjadinya proses di dalam klausa. =>Transitivitas
Sistem (System): istilah yang mengacu kepada dua hal, yaitu (1) sistem pilihan(system of choise), bahwa secara paradigmatis, penggunaan bahasa beradapada pilihan, misalnya, apakah deklaratif atau indikatif dan aktif atau pasif;(2) sistem berkenaan dengan kenyataan bahwa bahasa secara sintagmatismempunyai sistemnya sendiri, dengan kaidah-kaidah (struktur )yang ada.
Struktur GenreStruktur genre sesuai dengan hakikat dan sifatnya yakni produk sosial,mengalami prubahan. Perubahan itu sesuai dengan dinamika dan pola pikirmasyarakat pemakai genre itu. Dengan perubahan itu tidak ada genre yangstatis, tapi terus berkembang sesuai dengan keinginan masyarakat pemakaiuntuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian, struktur genrenasihat saat ini akan berubah sesuai dengan perjalanan waktu danperkembangan zaman.
Subjek (Subject): fungsi gramaatikal yang dipenuhi oleh kategori Nomina ataukelompok Nomina (KN) yang kehadirannya terkait dengan Finit dan atauPredikator. => Predikator dan Finit
Teks (Text): satuan lingual yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tataorganisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentupula. Istilah “teks” dan “wacana” dianggap sama, dan hanya dibedakandalam hal bahwa wacana lebih bersifat abstrak dan merupakan realisasimakna dari teks. Tentang teks (text) dan wacana (discourse), Martin (2008)menyatakan “no difference technicalised …. I do technicalise discoursesemantics for third status of language, and text for the instantiaton of thesystem along the instantiaton hierarchy … but in general no distinction”.
Tema (Theme): titik permulaan klausa sebagai pesan. Tema adalah informasi
lama yang biasanya diletakkan di bagian depan. Sebaliknya, Rema adalahinformasi baru yang biasanya diletakkan di belakang Tema.
Universitas Sumatera Utara
406
Tema topikal tidak bermarkah: tema yang berfusi dengan Subjek klausa(contoh: “Darto sakit”)
Tema topical bermarkah: tema yang direalisasikan oleh (1) Sirkumstansi(tempat, waktu, cara, dsb.) yang terletak di depan Subjek (Contoh:“Kemarin malam, Anton tiba dengan selamat”); atau oleh (2) subklausadengan konjungsi yang diletakkan di depan klausa kompleks hipotaktik(contoh: “ Jika Hanan tidak hadir, kita tidak gajian”).
Tema interpersonal: tema yang direalisasikan olej vokatif (Contoh: “ TO,ke mana saja kamu akhir-akhir ini?”), Keterangan Mood (Contoh: “SAYANG SEKALI, Darto tidak hadir hari ini”), Finit dalam polaritas(Contoh: “Tidakah Darto kerja sekarang?”), kata Tanya (Contoh: “ Mengapaia tidak bekerja?”), dan kata seru (Contoh: “Betapa sakit hatinya!”).
Tema tekstual: tema yang direalisasikan oleh (1) konjungsi eksternal yangdigunakan untuk menandai hubungan parataktik dan hipotaktik (Contoh:“Darto ma ghoh keghane ie njenguk saudaghene dang sakit”. “Darto tidakdatang karena ia menjenguk keluarga yang sedang sakit”); (2) konjungsiinternal yang digunakan untuk merangkaikakan hubungan antarklausa(Contoh: “Darto ma koghje. Begedipe kite tetap koghje sepeghti biase.”Darto tidak kerja. Namun demikian, kita tetap kerja seperti biasa”); dan(3) kata perangkai (Contoh: “Darto ma ghoh. Ue, kutoh enggou edi.” Dartotidak datang. Ya, kita tahu itu”)
Hiper-tema: tema pada tataran paragraph, yang biasanya direalisasikanoleh klausa pertama sebagai klausa inti pada sebuah paragraph. Sebaliknya,hiper-tema adalah klausa-klausa penjelas yang diletakkan sesudah klausainti tersebut.
Makro-tema: tema pada tataran teks, yang biasanya direalisasikan olehparagraf awal sebuah teks. Sebaliknya, makro-rema: rema yangdirealisasikan oleh paragraf-paragraf lain untuk menjabarkan paragraf awaltersebut. =>Tema
Tematisasi: pengorganisasian Tema dan Rema pada klausa
Token: Partisipan pada proses relasional yang identifikatif. => Proses, khususnyaproses relasional identifikatif
Transitivitas (Transitivity): aspek gramatika yang menyangkut proses, partisipan,dan sirkumstansi yang berkaitan dengan proses tersebut (Halliday, 1985a:102). Secara eksperiensial, klausa merupakan sarana untukmengaktualisasikan pola pengalaman manusia terhadap peristiwa yangberlangsung di sekitarnya (yang direpresentasikan ke dalam bentuk prosesyang direalisasikan oleh KV). Partisipan pada umumnya berupa pelaku
Universitas Sumatera Utara
407
(yang direalisasikan oleh KN). Sirkumstansi merupakan perwujudan dariketerangan (Tempat, Waktu, Cara) yang mengitari terjadinya proses didalam klausa. Sirkumstansi (yang tidak selalu ada dalam klausa)direalisasikan oleh KA. => Proses