Top Banner
1 Lampiran 1 ( Surat ijin penelitian)
93

Lampiran 1 ( Surat ijin penelitian) · 2018. 8. 16. · Lampiran 3 (Jadwal Penelitian) No Uraian Kegiatan Feb Mar Apr Mei 1 Menyusun Proposal 2 Menyusun instrumen Penelitian 3 Pengumpulan

Jan 31, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    Lampiran 1 ( Surat ijin penelitian)

  • 2

    Lampiran 2 (Surat telah melaksanakan pengumpulan

    data)

  • 3

    Lampiran 3 (Jadwal Penelitian)

    No Uraian Kegiatan Feb Mar Apr Mei

    1 Menyusun Proposal

    2 Menyusun instrumen Penelitian

    3 Pengumpulan data

    4 Analisis Data

    5 Pelaksanaan tindakan

    6 Penyusunan Laporan Dan revisi laporan

  • 4

    Lampiran 4 (Instrumen wawancara)

    INSTRUMEN WAWANCARA (Sebelum Tindakan)

    Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai keadaan yang

    sebenarnya !

    1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang sistem kenaikan

    tingkat yang sudah menggunakan aturan sesuai

    Permenpan R&B no 16 Tahun 2009 ?

    2. Apakah Bapak/Ibu sudah siap menerapkan sistem

    kenaikan pangkat dengan Permenpan R&B No 16 Tahun

    2009 ?

    3. Apakah Bapak/Ibu tahu tentang kegiatan Pengembangan

    Keprofesian Berkelanjutan?

    4. Jika belum, apa yang menjadi kendala Bapak/Ibu dalam

    pelaksanaan Kenaikan tingkat sesuai Permenpan R&B No

    16 Tahun 2009?

    5. Salah satu kegiatan PKB adalah Penenlitian Tindakan

    Kelas/Sekolah, apakah Bapak/Ibu sudah menguasai?

    6. Apakah untuk mengatasi masalah itu perlu diadakan

    pelatihan?

    7. Apakah Bapak/Ibu sudah bisa membuat proposal

    penelitian tindakan kelas?

  • 5

    Lampiran 5 ( Program pendidikan dan pelatihan)

    PROGRAM PELATIHAN PENYUSUNAN

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU SD

    NEGERI WATES WONOBOYO TEMANGGUNG

    A. Latar Belakang

    Guru adalah faktor utama yang menentukan

    berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran di setiap

    jenjang sekolah.Pembelajaran merupakan kegiatan yang

    menumbuhkan pemahaman, kreativitas, daya pikir,

    potensi, dan minat siswa. Kegiatan pembelajaran

    senantiasa diarahkan pada kegiatan yang mendorong

    siswa aktif, baik fisik, sosial, maupun psikis dalam

    rangka memahami konsep. Hal tersebut terjalin dalam

    satu bentuk komunikasi dua arah antara guru dan siswa,

    dalam hal ini guru sebagai fasilitator sangat dituntut

    untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan

    pembelajaran yang asyik dan menyenangkan.

    Ada banyak fenomena yang sering dialami guru

    yaitu ketidak mampuan guru membuat proposal

    Penelitian Tindakan Kelas. Kondisi ini membebankan

    guru enggan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas

    sekalipun di kelasnya sering kali menghadapi berbagai

    masalah. Jika keadaan ini dibiarkan terus seperti apa

    adanya maka terjadi yang dikatakan pembelajaran

    berjalan di tempat.

    Dalam proses pembelajaran guru perlu

    mengadakan evaluasi terhadap siswa untuk mengetahui

    apakah materi yang telah disampaikan ke siswa sudah

  • 6

    dipahami dengan baik ataukah belum? Berdasarkan dari

    hasil evaluasi itu guru dapat memperbaiki metode

    pembelajaran dengan melakukan tindakan penelitian

    kelas (Penelitian Tindakan Kelas) guna memperbaiki

    pembelajaran yang masih mendapat masalah tadi. Hal ini

    dapat dilakukan oleh guru yang mempunyai kemampuan

    untuk melakukan perbaikan dan kepedulian terhadap

    peningkatan mutu pembelajaran.

    Berdasarkan Permenpan R&B 16 tahun 2009,

    penulisan karya tulis ilmiah kini menjadi persyaratan

    penting untuk guru dalam kenaikan golongannya dalam

    bidang pengembangan profesi. Ada beberapa macam

    karya tulis ilmiah, salah satunya yang cukup diminati

    adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian.

    Dalam hal ini yang cukup diminati para guru

    adalah karya tulis ilmiah dengan menggunakan

    pengalaman guru sendiri yaitu dengan Penelitian

    Tindakan Kelas (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian

    Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di

    kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,

    melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara

    kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki

    kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat

    meningkat. Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas

    dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan

    pemahaman pedagogi dalam rangka memperbaiki

    pembelajarannya.

    B. Tujuan Pelatihan

  • 7

    1. Tujuan Umum

    Tujuan kegiatan pelatihan ini adalah sebagai upaya

    untuk meningkatkan mutu pendidikan, mempersiapkan

    guru dalam rangka melaksanakan Permenpan R&B 16

    Tahun 2009 tentang Pengembangan Keprofesian

    Berkelanjutan dari sun unsur Publikasi Ilmiah/Karya

    Inovatif dan menciptakan tenaga pendidik yang

    professional.

    2. Tujuan Khusus

    1. Meningkatkan pemahaman guru tentang hakikat,

    karakteristik, tujuan, manfaat, prosedur, dan sisematka

    proposal Penelitian Tindakan Kelas (Penelitian

    Tindakan Kelas),

    2. Peserta termotivasi untuk melakukan Penelitian

    Tindakan Kelas,

    3. Peserta mengetahui landasan teori/pemikiran dan

    landasan hukum Penelitian Tindakan Kelas,

    4. Peserta mengetahui tahap perencanaan Penelitian

    Tindakan Kelas: mengidentifikasi dan menetapkan

    masalah, menganalisa dan merumuskan masalah,

    merencanakan tindakan perbaikan,

    5. Peserta mengetahui langkah-langkah pelaksanaan

    Penelitian Tindakan Kelas: perencanaan, tindakan,

    pengamatan dan refleksi,

    6. Peserta mengetahui kriteria penulisan karya tulis

    ilmiah,

    7. Peserta mampu membuat sistematika Penelitian

    Tindakan Kelas,

  • 8

    8. Peserta mampu membuat bab pendahuluan yang

    memuat latar belakang, perumusan masalah,

    tujuan penelitian dan manfaat pelatihan,

    9. Peserta mampu membuat bab tinjauan pustaka

    yang memuat kerangka konseptual dan hipotesa

    tindakan.

    C. Sasaran/Peserta

    Sasaran/peserta pelatihan ini adalah Kepala Sekolah

    guru di SD Negeri Wates Kecamatan Wonoboyo

    Kabupaten Temanggung.

    D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Pelatihan ini akan dilaksanakan pada:

    Hari/Tanggal : Minggu/ 12 April 2015

    Waktu : 09.00 – 15.00 WIB

    Tempat : SD Negeri Wates Wonoboyo TMG

    E. Materi pelatihan dan Pembicara

    No Materi Instruktur

    1 Melakukan Tindakan Reflektif

    untuk Peningkatan Kualitas

    Pembelajaran Berbasis

    Penelitian Tindakan Kelas

    Kepala SDN Wates

    2 Hakikat, Karakteristik, Tujuan,

    dan Manfaat Penelitian

    Tindakan Kelas

    Pengawas TK/SD

    Kecamatan

    Wonoboyo

    3 Prosedur Penelitian Tindakan

    Kelas dan Penyusunan Laporan

    Penelitian Tindakan Kelas

    Pengawas TK/SD

    Kecamatan

    Wonoboyo

  • 9

    4 Sisematika Proposal Penelitian

    Tindakan Kelas

    Pengawas TK/SD

    Kecamatan

    Wonoboyo

    F. Metode Pelaksanaan

    Pelatihan dan Pendampingan Penelitian Tindakan Kelas

    Berbasis Teknologi Informasi ini menggunakan metode

    sebagai berikut:

    1. Sebelum melaksanakan pelatih berdo’a bersama dan

    menyayikan lagu kebangsaan.

    2. Pengukuran kemampuan peserta pelatihan dilakukan

    dengan wawancara kepada guru sebelum pelatihan

    dilaksanakan, hal ini dilakukan untuk untuk

    mengetahui kemampuan masing-masing guru tentang

    Penelitian Tindakan Kelas.

    3. Setelah memperoleh sejumlah kebutuhan belajar baik

    dari satu atau beberapa peserta maka pelatih perlu

    menetapakan prioritas kebutuhan belajar.

    4. Penetapan prioritas dilakukan pelatih bersama peserta

    pelatihan, atau dilakukan sendiri kemudian

    diinformasikan lebih lanjut kepada peserta.

    5. Pengembangan materi pelatihan dilaksanakan setelah

    mendapatkan priporitas kebutuhan, setelah tahapa ini

    selesai dilanjutkan proses pelatihan.

    6. Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas yang

    dilaksanakan selama 1 (satu) hari. Pelatihan ini

    bertujuan untuk meningkatkan kapasitas intelektual

    dan keterampilan perencanaan Penelitian Tindakan

    Kelas. Hasil pelatihan ini adalah draft rencana

    Penelitian Tindakan Kelas.

  • 10

    7. Pendampingan Penyusunan Proposal Penelitian

    Tindakan Kelas yang dilaksanakan selama 1 (satu)

    minggu. Hasil pendampingan ini adalah Proposal

    Penelitian Tindakan Kelas.

    G. Panitia

    Adapun struktur panitia adalah:

    PANITIA PELAKSANA

    KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS

    SD NEGERI WATES WONOBOYO TEMANGGUNG

    Ketua Panitia : Hadi Santosa, S.Pd

    Sekretaris : Slamet Hidayat, S.Pd

    Bendahara : Giyono

    Anggota : 1. Tulus Hariadi, S.Pd

    2. Joko Santoso, S.Pd

    3. Yoga Istanto, S.Pd

    4. Mawariyah

    5. Heri Prajoko, S.Pd

    6. Fransisca Suwanti, S.Ag

    7. Dwi Suryani, S.PdI

    8. Surasa, S.Pd

    H. PENUTUP

    Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan pola

    pelatihan yang sistmatis. Hasil akhir yang diharapkan

    dari pelatihan tersebut adalah meningkatnya motivasi dan

    kinerja guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran.

    Sehingga kompetensi yang diharapkan dalam

    rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia

    terdidik bisa terpenuhi.

  • 11

    Lampiran 6 ( Bahan ajar pendidikan dan pelatihan)

    Oleh :

    YUDHI SUSETYANTO

    Pengawas TK/SD Kecamatan Wonoboyo

    PENELITIAN TINDAKAN

    KELAS (PTK)

    1

  • 12

    Macam Publikasi Ilmiah = KTIBerdasarkan Permenpan RB No 16 2009

    1. presentasi di forum ilmiah

    2. hasil penelitian

    3. tinjauan ilmiah

    4. tulisan ilmiah populer

    5. artikel ilmiah

    6. buku pelajaran

    7. Modul/diktat

    8. buku dalam bidang pendidikan

    9. karya terjemahan

    10.Buku pedoman guru

    2

    LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

    � Laporan hasil penelitian di bidang pendidikan,dilaksanakan di sekolah, sesuai dengantupoksinya ( BIASANYA PTK )

    � Pengertian PTK

    Menurut Sanjaya (2009) PTK diartikan sebagaiproses pengkajian masalah pembelajarandidalam kelas melalui refleksi diri dalam upayauntuk memecahkan masalah tersebut dengancara melakukan berbagai tindakan yangterencana dalam situasi nyata serta menganalisissetiap pengaruh dari perlakuan tersebut

    3

  • 13

    Manfaat PTK Untuk Guru

    1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya

    2. Menumbuhkan kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal meningkatkan kemampuan dan kinerja

    3. Keberhasilan PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain4. PTK mendorong guru untuk memiliki sikap profesional5. Guru akan selalu mengikuti kemajuan Ilmu Pengetahuan

    dan Teknologi6. Akan membawa perubahan baik sosial maupun psikologi

    yang dapat memberikan alternatif baru yang lebih baik dalam pengelolaan pembelajaran

    4

    Alur Penyusunan PTK

    5

    A. Refleksi Awal, PTK hanya mungkin dilakukan manakala guru merasakan adanya masalah (gap / kesenjangan)

    B. Melakukan Studi Pendahuluan, proses pengkajian dan analisis permasalahan hasil dari refleksi awal ( cari solusi yang diyakini bisa memcahkan masalah)

    C. Merancang Pelaksanaan PTK, yang meliputi penetuan model PTK yang akan digunakan, penyusunan desain dan langkah-langkah

    D. Laksanakan PTK, Rancangan tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa diimplementasikan dalam kegiatan atau tindakan nyata.

  • 14

    PROPOSAL DAN LAPORAN PTK

    6

    � BAB I PENDAHULUAN

    JUDUL PENELITIAN

    Judul sesuai dengan masalah yang ditemui, meliputi tiga unsur

    1. Bentuk Permasalahan

    2. Cara yang akan ditempuh/gunakan untuk menyelesaikan masalah

    3. Lokasi penelitian

    “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui PenggunaanMetode Diskusi Bervariasi Pada Mata Pelajaran IPA Materi....... Kelas V SDN Wates Wonoboyo Semester Gasal TahunPelajaran 2014/2015”

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    7

    � Latar belakang masalah berisi tentang segala sesuatu yangmendorong kita tertarik dengan masalah yang akan kita teliti

    � Alinea 1, menulis kondisi awal siswa berdasarkan pengamatandan hasil belajar

    � Alinea 2, menulis kondisi awal peneliti pada pembelajaranKD 1, misal Guru belum menggunakan Metode dalammengajar

    � Alinea 3, menulis kondisi akhir siswa yang akan diharapkan

    � Alinea 4, menulis kondisi akhir peneliti. Misal dengan metodediskusi bervariasi akan meningkatkan......... ( spt angan-angan penulis )

  • 15

    Lanjutan

    8

    � Alinea 5, menuliskan masalahnya----- masalahnya seperti apa dan kenyataan apa yang diharapkan

    � Alinea 6, tulis cara penyelesaian masalah dengan perlu adanya tindakan/ action yang dilakukan oleh peneliti ( misal, penggunaan diskusi bervariasi pada siklus I siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, sedangkan pada siklus II siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang lebih kecil

    B. IDENTIFIKASI MASALAH

    9

    Umumnya berbentuk kalimat tanya yangbersifat umum, tidak perlu dijawab danmengacu pada masalah yang dipilih

    Contoh :

    �Mengapa hasil belajar siswa masih rendah

    �Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswameningkat

  • 16

    C. PEMBATASAN MASALAH

    10

    � Alinea 1. Menulis variabel yang diteliti, contoh : Dalampenelitian ini yang dibahas adalah masalah yang berhubungandengan hasil belajar mata pelajaran IPA Materi Gaya .

    � Alinea 2. Menuliskan definisi operasional Variabel 1(definisimenurut penulis , boleh dengan berdasarkan sumber tetapipengarangnya tidak disebutkan). contoh Hasil belajaradalah.......

    � Alinea 3. Menuliskan definisi operasionalVariabel 2

    � Alinae 4. menuliskan definisi operasional Variabel 3 ( kalauvariabelnya ada 3 )

    D. RUMUSAN MASALAH

    11

    Umumnya bebentuk kalimat tanya yangmengacu pada masalah yang dipilih darijudul ( harus dijawab pada bab 2-5 )

    Contoh :

    �Apakah melalui penggunaan diskusibervariasi dapat meningkatkan hasilbelajar siswa ?

  • 17

    E. TUJUAN PENELITIAN

    12

    � Tujuan Umum

    - Untuk meningkatkan hasil belajar Matapelajaran IPA pada Materi Gaya.

    � Tujuan Khusus

    - Melalui penggunaan metode diskusi bervariasiuntuk meningkatkan hasil belajar Matapelajaran IPA pada Materi Gaya

    F. MANFAAT PENELITIAN

    13

    1. Manfaat bagi siswa, mengacu pada tujuan penelitian,contoh meningkatknya hasil belajar Mata pelajaranIPA pada Materi Gaya

    2. Manfaat bagi Guru, dengan PTK dapatmeningkatkan kreativitas guru dalammengembangkan model pembelajaran

    3. Manfaat Bagi teman sejawat

    4. Manfaat bagi Sekolah

  • 18

    BAB II KAJIAN TEORI

    14

    A. KAJIAN TEORI

    Menjelaskan terori yang kita pakai, contoh hasil belajar menurut Slameto (2012) adalah ....... , Diskusi bervariasi adalah......

    B. PENELITIAN YANG RELEVAN (bila ada)

    C. KERANGKA BERFIKIR

    Berisi deskripsi kondisi awal, guru belum menerapkan metode diskusi bervariasi maka masih banyak siswa prestasi hasil belajar rendah

    D. HIPOTESIS TINDAKAN

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    15

    A. SETTING PENELITIAN

    berisi tempat dan waktu penelitian, Kenapa dikelas itu

    B. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

    siswa kelas V L=.... P =....

    C. SUMBER DATA

    Dapat berasal dari subyek penelitian (dpt berasal dari siswa, guru dan kolabotor)

    D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Tes ( tertulis, lisan perbuatan)

    Non Tes ( pengamatan, dokumentasi, cheklist)

  • 19

    Lanjutan BAB III

    16

    E. VALIDASI DATA

    Upaya untuk mengecek data itu benar /tidak

    F. ANALISIS DATA

    Bisa menggunakan diskriptif kwalitatif (rendah, sedang, tinggi)

    rendah ( pencapaian kurang dr 40% )

    sedang ( Pencapaian 40-70 % )

    tinggi ( Pencapaian lebih dari 70 %)

    G. INDIKATOR KINERJA

    target /harapan yang ingin dicapai

    LANJUTAN BAB III

    17

    H. PROSEDUR PENELITIAN

    Merupakan langkah yang digunakan peneliti dalampenelitian, meliputi :

    - Menentukan metode penelitan yaitu metode PTK

    - Menetukan banyaknya siklus , minimal 2 siklus

    - Menetukan tahapan dalam setiap siklus yang terdiridari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi

    - Menjelaskan kegiatan disetiap tahapan disetiap siklus

  • 20

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    18

    A. Deskripsi Kondisi Awal

    B. Deskripsi Hasil Siklus I

    Perencanaan tindakan, pelaksanaan ( foto2 diambil dan dikasih lampiran), hasil pengamatan dan refleksi

    C. Deskripsi Hasil Siklus II ( sama seperti siklus I)

    D. Pembahasan

    Dibahas dan dicocokkan dengan teori yang didepan

    E. Hasil Tindakan

    Secara keseluruhan, dipapmpang dalam bentuk tabel hampir seperti menyimpulkan menuju BAB V

    BAB V PENUTUP

    19

    A. SIMPULAN

    B. SARAN

    TERIMA KASIH

    SEMOGA

    BERMANFAAT

  • 21

    Lampiran 7 (Rubrik setelah pelaksanaan diklat)

    No Pernyataan Ya Tidak

    1 Apakah keterampilan instruktur dalam menyampaikan materi mudah dimengerti ?

    2 Apakah instruktur selalu memotivasi Bapak/Ibu untuk dapat mempraktikkan subjek yang telah diajarkan?

    3 Apakah Materi pelatihan yang telah diajarkan oleh instruktur dapat menunjang pekerjaan Bapak/Ibu?

    4 Apakah Pelatihan yang Bapak/Ibu ikuti dapat meningkatkan pengetahuan dalam pekerjaan Bapak/Ibu?

    5 Apakah metode pelatihan telah sesuai dengan subjek yang diajarkan?

    6 Apakah metode pelatihan yang digunakan mudah dimengerti?

    7 Apakah metode yang digunakan pada program pelatihan telah sesuai dengan gaya belajar Bapak/Ibu?

    8 Apakah kondisi ruang yang digunakan Bapak/Ibu gunakan sudah kondusif ?

    9 Apakah peralatan yang digunakan pelatihan sudah memenuhi standard layak?

    10 Apakah instruktur sudah memberikan pelayanan yang sama terhadap semua peserta pelatihan?

  • 22

    Lampiran 8 ( Instrumen Penilaian) INSTRUMEN PENILAIAN

    LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Nama Pendidik : No Peserta :

    No

    Indikator dan skor maksimal

    Kriteria Penilaian Skor

    1 Mampu menulis

    laporan yang memiliki

    struktur laporan

    pengamatan (judul,

    pendahuluan dan isi)

    Skor Maksimal 20

    1. Menggunakan pola

    organisasi laporan.

    Terdapat judul,

    pendahuluan

    (mencantumkan waktu,

    lokasi, dan objek

    pengamatan) dan isi.

    2. Memiliki kalimat-kalimat

    yang saling terkait dan

    logis

    3. Terdapat detil yang

    menjelaskan topik

    4. Menyinggung topik

    permasalahan dengan

    simpulan dan kalimat

    penutup

    2 Mampu membuat

    laporan tertulis

    berdasarkan fakta di

    lapangan

    Skor Maksimal 30

    5. Ide berkembang sesuai

    dengan tujuan penelitian

    pengamatan.

    6. Ide sesuai dengan topik

    disertai alasan-alasan

    logis

    7. Ide sesuai dengan sumber

    yang diamati

    3 Mampu memberikan 8. Tulisan mengemukakan

  • 23

    pandangan nilai

    karakter terhadap

    hasil pengamatan

    Skor Maksimal 25

    pemikiran yang lengkap

    dan masuk akal serta

    tanggap terhadap nilai-

    nilai karakter.

    4 Mampu menggunakan

    beragam kosakata

    Skor Maksimal 5

    9. Penggunaan dan

    pemilihan kata bervariasi

    sesuai dengan sasaran

    pembaca.

    5 Mampu menulis laporan sesuai dengan kaidah kebahasaan

    Skor Maksimal 20

    10. Tulisan menggunakan

    kaidah ejaan yang

    disempurnakan dan isi

    tulisan tersampikan

    dengan baik melalui

    kalimat sederhana yang

    efektif.

    TOTAL

    KATEGORI

  • 24

    Lampiran 9 (Daftar hadir pendidikan dan pelatihan)

  • 25

    Lampiran 10 (Hasil Wawancara)

  • 26

  • 27

    Lampiran 11 (Hasil setelah diklat)

  • 28

  • 29

    Lampiran 12 (Penilaian Hasil Penyusunan PTK)

  • 30

  • 31

  • 32

  • 33

    Lampiran 13 (Hasil Proposal Penelitian Tindakan Kelas)

    MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

    KATHOLIK DENGAN METODE

    PICTURE AND PICTURE MATERI LINGKUNGAN

    KELAS 3 SD N WATES WONOBOYO TEMANGGUNG

    Oleh

    F

    NIP. -

    SD NEGERI WATES WONOBOYO TEMANGGUNG

    2015

  • 34

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Salah satu belajar disekolah yang dapat

    membentuk manusia Indonesia yang bertaqwa terhadap

    Tuhan Yang Maha Esa adalah pendidikan agama yang

    didalamnya termasuk pendidikan agama katolik.

    Pendidikan agama katolik disekolah merupakan usaha

    untuk memperkuat iman dan terhadap Tuhan Yang

    Maha Esa.

    Moral bangsa terletak salah satunya dalam

    pendididkan agama terlepas dari itu. Kompetensi peserta

    didik dalam pendidikan agama sekarang dinilai kurang,

    itu semua terbukti dengan banyaknya siswa yang kurang

    minat belajar dan kurang memperhatikan disaat

    pelajaran agama sehingga materi pelajaran kurang

    terserap oleh peserta didik.

    Dalam pembelajaran agama katolik diharapkan

    dapat menarik dan membangkitkan minat siswa. Namun

    pada kenyataan banyak alasan yang diungkapkan oleh

    siswa antara lain dalam pemberian materi menjenuhkan

    karena banyak ceramah, banyak cerita sehingga banyak

    siswa yang mengatuk dan bosan. Dalam memberikan

    materi dengan banyak cerita dan ceramah mulai bosan

    dan tidak menarik sehingga siswa cenderung untuk

    mencari perhatian lain yang menurut mereka lebih

    menarik, seperti cerita dengan teman, bermain, tidur dan

    aktifitas lainnya yang mereka sukai.

    Dengan alasan itu maka dalam proses

    peningkatan kompetensi justru akan mengalami

  • 35

    kendala pada akhirnya menyebabkan prestasi siswa

    menjadi rendah. Kondisi pelajaran agama yang

    demikian perlu dirubah dan diperbaiki. Salah satunya

    adalah menggunakan metode pembelajaran picture atau

    gambar. Metode pembelajaran ini adalah salah satunya

    teknik pembelajaran dengan mengunakan gambar.

    Kebanyakan anak dinegeri kita ini lahir dan

    tumbuh berkembang ditengah alam yang belum terlalu

    terjamah oleh tangan manusia dan polusi berbagai pabrik

    atau kendaraan. Dari satu pihak kehidupan anak-anak

    kita begitu dekat dan peka terhadap alam. Namun

    dipihak lain anak-anak kita begitu dekat dan peka

    terhadap alam. Namun di pihak lain anak-anak sudah

    terlalu biasa dengan alam sehingga mungkin tidak terlalu

    rutin mengalaminya. Keadaan seperti itu dapat

    menyebabkan mereka tidak berusaha untuk mencintai

    dan melestarikannya.

    Dalam pembelajaran tentang lingkungan siswa

    diajak untuk melihat dan menyadarinya:

    a. Keindahan alam lingkungan yang dapat dinikmati,

    dialami, dan dicintai.

    b. Keindahan alam merupakan karunia Tuhan bagi kita

    kebesaran dan cinta Tuhan kepada kita. Alam dapat

    mengatar kita lebih dekat dengan Sang Pencipta.

    c. Alam yang indah ini anugerah Tuhan bagi kita untuk

    dimiliki, dipelihara, dan dikembangkan kita patut

    bersykur kepada Tuhan diwujudkan pada perbuatan

    yang nyata.

    1.2 Identifikasi Masalah

  • 36

    a. Apakah ada strategi tertentu untuk menyiasati kondisi

    siswa seperti tersebut diatas, sehingga siswa lebih

    tertarik akhirnya ada peningkatan prestasi belajar

    untuk materi lingkungan.

    b. Apakah hasil belajar, siswa dapat ditingkatkan melalui

    strategi Picture and Picture?

    c. Apakah minat siswa dapat meningkatkan melalui

    strategi Picture and Picture?

    d. Efektifikah metode Picture and Picture untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa dalam PAK materi

    Lingkungan.

    1.3 Pembatasan Masalah

    Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah

    yang akan diteliti agar fokusnya lebih jelas. Masalah yang

    akan diteliti adalah “apakah minat belajar dan prestasi

    belajar PAK kelas 3 SDN Wates, Wonoboyo, Temanggung

    dengan tema lingkungan materi ini dapat ditingkatkan

    melalui pendekatan Picture and Picture.

    1.4 Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan yang dihadapi seperti

    tersebut diatas maka dapat dimunculkan rumusan

    masalah sebagai berikut :

    a. Apakah pembelajaran PAK materi lingkungan dengan

    metode Picture and Picture atau gambar dapat

    meningkatkan minat belajar siswa di SD N Wates,

    Wonoboyo, Temanggung tahun ajaran 2014/2015?

    b. Apakah pembelajaran PAK materi lingkungan dengan

    metode Picture and Picture atau gambar dapat

    meningkatkan jumlah siwa yang tuntas di SD N Wates

    Wonoboyo Temanggung?

  • 37

    1.5 Tujuan Penelitian

    a. Meningkatkan minat belajar siswa dengan materi

    lingkungan dengan metode pembelajaran Picture and

    Picture di SDN Wates Kelas 3 Wonoboyo, Temanggung

    b. Meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam prestasi

    belajar dengan metode pembelajaran Picture and Picture

    di SDN Wates Kelas 3 Wonoboyo, Temanggung

    1.6 Manfaat Penelitian

    Harapan dari hasil penelitian ini dapat memberi

    manfaat bagi :

    a. Pembaca, lahirnya suatu strategi pembelajaran baru

    yang dapat memberi nuansa siswa siap menghadapi

    masalah, memecahkannya dan siap menghadapi

    masalah baru dengan starategi Picture and Picture

    b. Bagi siswa :

    1. Akan tumbuh pribadi yang tanguh dan dapat di

    pertangung jawabkan

    2. Meningkatkan kualitas belajar

    3. Meningkatkan minat belajar

    4. Proses belajar mengajar akan lebih menarik dan

    efisien

    c. Guru :

    1. Memperoleh suatu kreativitas pembelajaran yang

    menekankan pada tuntutan KTSP aktif pada peserta

    didik

    2. Meningkatkan efisiensi dan kreatifitas siswa

    3. Menambah pengalaman dalam hal Picture dan Picture

    4. Meningkatkan kualitas dalam pembelajaran

  • 38

    5. Tidak monoton dalam mengajar sehinga cepat bosan

    dan jenuh karena rutinitas

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Pendidikan Agama Katolik di Sekolah

    2.1.1 Pengertian Pendidikan Secara Umum

    Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila

    dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia

    tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

  • 39

    mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

    manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

    Maha Esa, berakhla mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

    tanggung jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersebut

    pemerintah menyelenggarakan suatu system pendidikan

    Nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang

    Nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan

    Nasional.

    Pendidikan Nasional harus mampu menjamin

    pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu

    dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.

    Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam

    program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu

    pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas

    manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah

    piker, olah rasa dan olah raga. Agar memiliki daya saing

    dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan

    relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan

    lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebuTuhan

    berbasis kompetensi sumber daya alam Indonesia.

    Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan

    melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan

    pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana,

    terarah, dan berkesinambungan.

    Implementasi undang-undang Nomer 20 tahun

    2003 tentang system pendidikan nasional dijabarkan ke

    dalam sejumlah peraturan antara lain peraturan

    pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar

    Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini

  • 40

    memberikan arahan tentang perlunya disusun dan

    dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan yaitu

    standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,

    standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar

    sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

    pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

    Dalam dokumen ini dibahas standar isi

    sebagaimana dimaksud oleh peraturan pemerintah Nomor

    19 tahun 2005, yang secara keseluruhan mencangkup :

    a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang

    merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum

    pada tingkat satuan pendidikan.

    b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan

    pendidikan dasar dan menengah.

    c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan

    dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan

    panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian

    tidak terpisahkan dari standar isi, dan

    d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan

    pendidikan pada satuan pendidikan jenjang

    pendidikan dasar dan menengah.

    Standar isi dikembangkan oleh badan standar

    nasional pendidikan (BNSP) yang dibentuk berdasarkan

    peraturan pemerintah, Nomor 19 tahun 2005 Mendiknas

    Bambang Sudibyo.

    2.1.2 Pendidikan Agama Katolik di sekolah

    Agama memliiki peran yang amat penting dalam

    kehidupan untuk manusia. Agama menjadi pemandu

    dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang

    bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran

  • 41

    agama sangat penting bagi kehidupan umat manusia

    maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi

    menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui

    pendidikan baik pendidikan dilingkungan keluarga,

    sekolah maupun masyarakat.

    Pendidikan agama dimaksudkan untuk

    membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman

    dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

    berkhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual.

    Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerja, dan moral

    sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan

    potensi spiritual mencangkup pengenalan, pemahaman,

    dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan

    individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan

    potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada

    optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang

    aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya

    sebagai mahluk Tuhan.

    Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang

    dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

    dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik

    untuk memperteguh iman dan taqwa terhadap Tuhan

    Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran gereja Katolik

    dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap

    agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

    beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

    persatuan nasional.

    Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang

    diketahui (Pengetahuan Ilmu) tidak selalu membuat hidup

    sekarang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan,

  • 42

    keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan

    dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup

    nyata., akan membuat hidup seseorang sukses dan

    bermutu. Demikian pula dalam kehidupan beragama.

    Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa

    yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh

    pergumulannya bagaimana ia menginterprestasikan dan

    mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam kehidupan

    nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang

    yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan

    menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan

    berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah bagi

    dirinya dalam konteks hidup nyatanya.

    Oleh karena itu pendidikan agama disekolah

    merupakan salah satu usaha untuk memampukan

    peserta didik menjalani proses pemahaman, pergumulan

    dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya.

    Dengan demikian proses ini mengandung unsur

    pemahaman iman, pengumuman iman, penghayatan,

    iman dan hidup nyata. Proses semacam ini diharapkan

    semakin memperteguh dan mendewasakan iman peserta

    didik.

    2.1.3 Materi Pembelajaran

    Materi pembelajaran dengan tema lingkungan

    1. Standar kompetensi

    Memahami pribadi dan lingkungannya serta

    kedatangan Yesus Kristus sebagai bukti kebaikan Allah,

    sehingga terdorong untuk mensyukurinya dan mampu

    mengungkapkan rasa syukurnya itu melalui doa.

    2. Kompetensi dasar

  • 43

    Mengenal diri dan lingkungannya dalam

    mensyukurinya sebagai karunia Allah.

    Materi pokok dari tema lingkungan diantaranya :

    a. Saya tumbuh dan berkembang

    b. Saya membutuhkan air, api dan udara

    c. Saya dan alam sekelilingku

    Dalam materi 1 saya tumbuh dan berkembang ini di

    berikan siswa untuk kelas III SD pasti sudah mulai

    menyadari bahwa dirinya bertumbuh dan berkembang.

    Keadaan diri yang sebelum ia bersekolah perkembangan

    diri seseorang terjadi, baik pada aspek badani (fisik)

    maupun pada aspek jiwani (psikologi). Perkembangan

    badani adalah perkembangan diri manusia yang

    menyangkut badannya. Misalnya badannya bertambah

    tinggi dan bertambah besar atau gemuk. Perkembangan

    jiwani adalah perkembangan yang menyangkut

    kemampuan-kemampuan dan sifat-sifat manusia.

    Perkembang kemampuan atau bakat manusia itu

    sendiri dapat dibedakan lagi menjadi dua segi yakni:

    a. Perkembangan kemampuan atau bakat itu yang lebih

    bersifat jasmani misalnya kemampuan berolah raga,

    kemampuan menyanyi dan menari dan sebagainya.

    b. Kemampuan yang lebih bersifat rohani, misalnya

    kemampuan untuk berdoa, kemampuan untuk

    mencintai Tuhan dan sesamanya, kemampuan untuk

    beriman dan sebagainya. Kemampuan ini dapat

    dikembangkan.

    Selain kemampuan-kemampuan tersebut didalam

    diri manusia terdapat pula sikap-sikap atau sifat-sifat

    seperti sifat atau sikap baik, ramah, sopan murah hati

  • 44

    dan sebagainya. Sikap-sikap dan sifat-sifat ini juga dapat

    dikembangkan. Perkembangan disegala segi ini dapat

    menjadikan manusia lebih sempurna dan lebih

    menyerupai citra Tuhan sendiri.

    Tuhan menghendaki manusia berkembang agar

    bermanfaat bagi diri kita sendiri dan bagi masyarakat. Ini

    semua merupakan tujuan dari karya ciptaan Tuhan. Di

    dalam injil Matius (Mat 25 : 14-30) Yesus mengajak kita

    supaya mengembangkan segala yang berada di dalam diri

    kita, sebab semua itu merupakan talenta yang harus

    dikembangkan talenta yang berada di dalam diri kita

    dapat berupa ketampanan fisik, kemampuan atau bakat,

    sikap-sikap atau sifat-sifat. Semua itu harus

    dikembangkan untuk diri kita sendiri untuk sesama, dan

    untuk kemuliaan Tuhan.

    Didalam pelajaran ini siswa diajak untuk melihat

    dan menyadari talenta-talenta yang ada didalam diri

    mereka dan mencari jalan untuk mengembangkannya.

    Keberhasilan mengembangkan diri tentu sangat

    bergantung pada banyak faktor, antara lain kesungguhan

    hati untuk belajar, motivasi yang kuat, cara belajar yang

    tepat dukungan dan sarana yang memadai dan

    sebagainya.

    Dalam materi 2 ini saya membutuhkan air, api

    dan udara. Akan diuraikan sebagai berikut :

    Manusia adalah bagian dari alam. Hidup manusia tidak

    mungkin terlepas dari alam manusia membutuhkan

    benda-benda alam untuk hidup semua benda alam

    tersedia untuk kebahagiaan manusia, asal digunakan

    dengan baik. Dari antara benda-benda alam yang penting

  • 45

    untuk hidup manusia adalah air, api dan udara. Tanpa

    benda-benda itu manusia akan mati.

    Air ada air sungai, air hujan, air laut, air sumur

    dan sebagainya. Kita tahu manfaat dari semua jenis air

    itu tidak dapat dibayangkan jika tahu manfaat dari

    semua jenis air itu. Tidak dapat dibayangkan jika

    kehidupan kita tanpa air. Selain membersihkan, air dapat

    menghidupkan berbagai jenis kehidupan sebagian tubuh

    kitapun terdiri atas air.

    Api sumber dan dapur api yang paling besar

    adalah matahari. Matahari menerangi dan memanaskan

    seluruh alam sekitar kita, manusia, hewan dan tumbuh-

    tumbuhan membutuhkan sinar Matahari untuk hidup

    dan tumbuh. Selain Matahari sebagai dapur api terbesar,

    kita juga mengenal listrik. Selain dapat menerangi kita,

    listrik dapat menggerakkan seluruh alat elektronik,

    seperti TV, Radio, computer dan sebagainya. Tanpa udara

    kita tidak dapat bergerak dan hidup.

    Tiga unsur alam (air, api dan udara) tersebut

    merupakan ciptaan dan kerunia Tuhan yang sangat

    penting bagi kebahagiaan dan kehidupan manusia. Dalam

    materi 3 ini saya dan alam sekelilingku akan diuraikan

    sebagai berikut :

    Kebanyakan anak di negeri kita ini lahir dan

    tumbuh berkembang ditengah alam yang belum terlalu

    dijamah oleh tangan manusia dan potensi berbagai pabrik

    atau kendaraan. Dari satu pihak, kehidupan anak-anak

    kita begitu dekat dan peka terhadap alam. Namun

    dipihak lain anak-anak sudah terlalu menyadari lagi nilai

    nilai keindahan dan kebesarannya. Mereka sudah terlalu

  • 46

    rutin mengalaminya. Keadaan ini dapat menyebabkan

    mereka tidak berusaha untuk melestarikannya.

    Dalam pelajaran ini, anak-anak akan diajak untuk

    melihat dan menyadari :

    a. Keindahan dan kelebatan alam. Alam yang indah

    dapat dinikmati, dialami dan dicintai. Alam yang

    indah dapat menambah pengetahuan kita,

    menghaluskan perasaan kita. Alam yang indah dapat

    meningkatkan ketrampilan kita menguatkan sikap

    serta kehendak kita.

    b. Alam yang indah adalah karunia Tuhan bagi kita,

    kebesaran dan cinta Tuhan dapat dialami pada alam.

    Alam dapat mengantar kita lebih dekat kepada sang

    pencipta.

    c. Alam yang indah ini dianugerahkan Tuhan kepada

    kita untuk dimiliki, dipelihara dan dikembangkan

    karena ini patut mengucapkan terimakasih kepada

    Tuhan.

    2.2 Teori Belajar

    Menurut aliran Behavioristik, belajar merupakan

    akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon

    (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar

    sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan

    perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting

    adalah input yang berupa stimulus dan output yang

    berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan

    guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi

    atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang

    diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara

    stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan

  • 47

    karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang

    dapat diamati dan respon, oleh karena itu apa yang

    diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh

    pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori

    ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran

    merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau

    tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

    Dalam pikiran kebanyakan praktisi pendidikan,

    makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan

    sebagai penerimaan informasi dari sumber informasi

    (guru dan buku pelajaran). Akibatnya, guru masih

    memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer

    informasi (baca: penuangan ‘air’ informasi) dari guru ke

    peserta didik. Untuk keperluan implementasi KBM yang

    bernuansa KBK, guru perlu melakukan pembalikan

    makna dan hakikat belajar. Pada pandangan dan

    paradigma ini, makna dan hakikat Belajar diartikan

    sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap

    informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun

    makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh peserta

    didik atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan

    persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan

    peserta didik. Belajar bukanlah proses menyerap

    pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru.

    Peserta didik memerlukan kemampuan belajar

    sepanjang hayat untuk bisa bertahan (survive) dan

    berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap masalah

    sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari. Karena

    itu, peserta didik memerlukan fisik dan mental yang

    kokoh. KBM perlu mendorong peserta didik untuk dapat

  • 48

    melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya baik

    kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian

    dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Tuhan

    YME kepadanya. Demikian pula KBM perlu membekali

    peserta didik dengan keterampilan belajar, yang meliputi

    pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan,

    kemampuan memahami orang lain, kemampuan

    berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong

    dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di

    sekolah maupun secara informal di luar kelas.

    Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh M.

    Purwanto ( 1990 : 84 ) menyatakan bahwa: “Belajar

    terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

    ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa

    hingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia

    mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami

    situasi tadi“, sementara itu Edward Thorndike (1973)

    berpendapat, bahwa belajar adalah proses orang

    memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan

    sikap.

    Belajar mencakup semua aspek tingkah laku dan

    dapat dilihat dengan nyata, proses yang tidak dapat

    dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri

    seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar

    bukan merupakan tingkah laku yang nampak tetapi

    merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri

    individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang

    baru. Hubungan baru dapat berupa antara reaksi-reaksi,

    perangsangan-perangansangan dan reaksi.

  • 49

    Dari uraian tentang belajar di atas, dapat kita ambil

    kesimpulan betapa pentingnya proses belajar dan

    kehidupan manusia. Untuk itu perlu kiranya kita

    menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar.

    Dalam hal ini Slameto (1991:27-28) mengemukakan

    prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:

    a. Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan

    berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan

    membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

    b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki

    struktur, penyajian yang sederhana sehingga peserta

    didik mudah menangkap pengertiannya.

    c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan

    motivasi yang kuat pada peserta didik untuk

    mencapai tujuan instruksional.

    d. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi

    tahap menurut discovery;

    e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi

    dan discovery;

    f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan

    tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang

    harus dicapai;

    g. Belajar memerlukan saran yang cukup,sehingga

    peserta didik dapat belajar dengan tenang;

    h. Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana

    peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya

    ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif;

    i. Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan

    lingkungannya;

  • 50

    2.3 Teori Hasil Belajar

    2.3.1 Minat Belajar

    Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk

    meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di

    Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari

    kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa

    penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998).

    Menurutnya, arti penting minat dalam kaitannya dengan

    pelaksanaan studi adalah :

    a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

    b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

    c. Minat mencegah gangguan dari luar

    d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran

    dalam ingatan

    e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri

    sendiri.

    Minat melahirkan perhatian spontan yang

    memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu

    yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan

    bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain

    tidak bisa menumbuhkannya dalam diri peserta didik,

    tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu,

    serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal

    sebagai wakil dari masing-masing peserta didik (Gie,

    1995).

    Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai

    hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh

    minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung

    untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut.

  • 51

    Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara

    kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek

    tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada

    objek tersebut. Kalau seorang peserta didik mempunyai

    minat pada pelajaran tertentu dia akan

    memperhatikannya. Namun sebaliknya jika peserta didik

    tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang

    sedang diajarkan biasanya dia malas untuk

    mengerjakannya. Demikian juga dengan peserta didik

    yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran

    yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan peserta didik

    tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu

    mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).

    Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu

    pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih

    menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

    dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

    aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat terhadap

    subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

    yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

    Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh

    kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir

    melainkan diperoleh kemudian.

    Slameto (2003 : 180) menyatakan bahwa : Minat

    adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterakaitan pada

    suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

    Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan

    antara diri sendiri dan suatu diluar diri. Semakin kuat

    atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat.

  • 52

    Minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek

    dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-

    citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak

    akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila

    didalam diri orang utnuk mencapai tujuan yang dicita-

    citakannya itu. Dalam hubungannya dengan kegiatan

    belajar, minat menjadi motor penggerak dengan minat

    tujuan belajar tidak akan tercapai. Penulis dapat

    menyimpulkan bahwa minat belajar adalah kedaan

    mental atau kondisi jiwa ang m,enjadi motor pengerak

    dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan, tanpa

    dengan minat tujuan belajar tidak akan tercapai.

    2.3.2 Prestasi Belajar

    Menurut S. Nasution (1990 : 17) Prestasi adalah

    kesempurnaan seseorang dalam aktif berfikir merasa dan

    berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila

    memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan

    psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang

    memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi

    target dalam ketiga tesebut. Berdasarkan pengertian

    diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

    merupakan tingkat kemanusiaan yang memiliki siswa

    dalam menerima, menolak dan menilai informasi-

    informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

    Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat

    keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran

    yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap

    bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

    Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan

  • 53

    evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan

    tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

    2.4 Metode Pembelajaran

    Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara

    yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

    yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

    praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Atau

    metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai cara dalam

    menyajikan isi pembelajaran kepada siswa untuk

    mencapai kompetensi tertentu.

    Beberapa metode pembelajaran yang biasa

    digunakan di dalam pembelajaran PAK diantaranya:

    ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen selain itu

    ada beberapa metode yang dapat digunakan seperti

    simulasi, bermain peran, Picture and Picture dan games.

    Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih

    banyak memberikan informasi pada siswa, sehingga siswa

    menjadi pasif dalam pembelajaran. Metode demonstrasi

    adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan

    siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan

    suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Metode

    diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa

    dengan guru terjadi tukar menukar informasi, ide atau

    pendapat untuk memecahkan suatu masalah.

    Pada pembelajaran yang menggunakan metode

    Picture and Picture diupayakan tidak hanya menyajikan

    informasi dari guru, karena pada setiap pembelajaran

    harus diusahakan siswa yang aktif. Setiap metode

    memiliki keunggulan dan kelemahan sehingga guru harus

    memilih metode yang tepat dan sesuai dengan topik atau

  • 54

    materi yang akan disajikan, juga sesuai dengan

    kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.

    2.5 Metode Picture and Picture

    2.5.1 Picture and Picture

    Menurut Sadiman 2007 bahwa “Pembelajaran

    model Picture and Picture/ gambar adalah proses belajar

    yang menggunakan media gambar sebagai alat belajar”.

    Tersebut dapat diartikan sebagai suatu metode belajar

    yang menggunakan gambar dan dipasangkan (diurutkan)

    menjadi logis. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

    tidak akan mencapai tujuaan yang di cita-citakan apabila

    didalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau

    keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang di cita-

    citakannya itu.

    Model Picture and Picture /gambar ini dapat di

    kembangkan dengan cara belajar siswa sendiri ,siswa

    dapat menganalisis materi dengan pemahaman sendiri

    berdasarkan gambar yang di lihat.siswa dapat menangkap

    materi yang di sampaikan guru melalui indranya (mata

    dan telinga) karena proses pembelajarannya yang

    melibatkan banyak indra maka jauh lebih efektif.

    Model pembelajaran ini tidak hanya guru yang

    memiliki referasi melainkan siswa dapat juga mencari

    berdasarkan materi yang di pelajari nya. Siswa dapat

    menceritakan pengalaman materinya melalui gambar

    sehingga siswa aktif, krektif dan inovatif .melalui gambar

    dapat diterapkan. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,

    efektif dan menyenangkan. Melalui metode ini siswa

    belajar tidak monoton karena siswa tidak hanya

    mendengar guru ceramah/ cerita saja, tetapi dengan

  • 55

    metode ini ini dapat memberikan materi guru lebih

    dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa,

    serta dapat dilatih untuk berfikir secara logis dan

    sisitematis

    2.5.2 Langkah-langkah Picture and Picture

    Langkah-langkah dalam metode gambar adalah:

    1. Guru menyampaikan kompentesi yang ingin di capai

    2. Menyajikan materi sebagai pengantar

    3. Guru menunjukan gambar-gambar yang ada kaitanya

    dengan materi

    4. Guru menujukan satu persatu bergantian memasang/

    urutan gambar menjadi logis(benar)

    5. Guru menanyakan alasan urutan gambar tesebut

    6. Dari alasan siswa tersebut guru memulai

    menanamkan konsep/materi sesuai dengan

    kompetensi yang ingin di capai

    7. Kesimpulan/rangkuman.

    2.6 Kerangka Pikir

    Pembelajaran materi PAK untuk pokok pembahsan

    lingkungan di ajarkan dikelas 3 dengan alokasi 9 jam

    pelaskasanaan 3 siklus. Standar kompetensi ; Memahami

    tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama, Yesus Kristus dan

    Gereja yang turut ambil bagian dalam karya

    penyelamatan Allah, sehingga terdorong untuk makin

    mengenal dan terlibat dengan sesama dan lingkungan

    pembelajaran materi lingkungan dengan metode Picture

    and Picture PAK adalah menanamkan kesadaran diri para

    siswa baik dalam kelompok maupun dsalam kelas

    supaya merasa dirinya pemimpin yang mempunyai sifat–

    sifat rela berkorban di maksudkan bahwa setiap siswa

  • 56

    merasa dirinya adalah pemimpin yang menyadari dirinya

    dalam memilih cara hidup pandang bersifat berkorban

    maka setiap siswa sadar akan dirinya mau

    mengembangkan potensi menambah kertampilan, melihat

    kelemahan ,mengambil nilai manfaat dan kesdaran

    menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri

    dan teman.

    Kegiatan di mulai dengan di berikannya tugas

    terstruktur dalam bentuk tugas terstruktur untuk

    mempelajari materi yang belum di ajarkan di kemas

    dalam bentuk gambar-gambar. Tugas tersebut

    diharapkan untuk mengaktifkan siswa belajar mereka di

    beri tugas membuat rangkuman, membuat pertanyaan

    dari bahan yang dirasakan tidak tau mengerjakan soal

    yang berhubungan dengan gambar-gambar yang sesuai

    dengan materi yang di berikan untuk mengugah minat

    siswa dalam belajar di lakukan reviewe tentang semua

    tugas yang siswa kerjakan di dalam kelas maupun di

    luar kelas, untuk lebih menumbuhkan minat belajar dan

    prestasi belajar siswa di lakukan pembelajaran Picture

    and Picture dalam PAK. Apabila minat belajar siswa

    sudah terbentuk dan dapat di tingkatkan akibatnya

    prestasi belajar akan meningkat pula.

    KERANGKA PIKIR

    PRESTASI BELAJAR PAK METODE

    KONVENSIONAL MINAT SISWA RENDAH PRETASI

    SISWA RENDAH

    Siswa :

    kurang jelas, bingung, tidak punya inisiatif,

    tidak fokus, malas belajar

    Siklus I

    Metode Picture and picture hasil

    masih rendah siswa pasif belum

    aktif

    Guru :

    Kurang fareasi Statis

    mengandalkan buku sumber

  • 57

    2.7 . Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pikir di atas maka peneliti

    merumuskan hipotesis sebagai berikut :

    a. Dengan menggunakan metode Picture and Picture

    dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi

  • 58

    lingkungan di kelas 3 pada mata pelajaran PAK di

    SDN Wates, Wonoboyo, Kab Temanggung.

    b. Dengan menggunakan metode Picture and Picture

    dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas

    belajar pada materi lingkungan di kelas 3 pada mata

    pelajaran PAK di SDN Wates, Wonoboyo, Kab

    Temanggung.

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Setting Penelitian

    Prosedur yang di gunakan Berdasarkan

    pengalaman dan pengamatan guru selama ini

    mendampimgi para siswa dalam pembelajaran lingkungan

  • 59

    dengan mengunakan metode Picture and Picture.

    Kegiatan ini di rancang dengan penilitian tindakan kelas

    dalam 3 siklus kegiatan diterapkan dalam meningkatkan

    minat belajar siswa dengan memberi contoh-contoh

    gambar. Tahapan langkah disusun dalam siklus

    penelitian. setiap siklus terdiri atas perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sesuai dengan

    topik masalah yang di angkat pada bagian ini yaitu

    bagaimana meningkatkan minat belajar siswa dengan

    pembelajaran mengunakan picture/ gambar maka

    pelaksanaan yang di tempuh sebagai berikut :

    a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan di capai

    b. Guru membuat rancangan pembelajaran, instrument

    evaluasi, scoring evaluasi

    c. Mengunakan pertanyaan tentang materi sebelumnya

    sebagai kegiatan awal

    d. Membahas materi pembelajaran dengan memberi

    contoh tentang lingkungan alam

    e. Memberi tugas untuk mengembangkan materi

    Lingkungan

    f. Membimbing siswa dalam mendiskusikan

    lingkungan

    g. Merefleksikan kegiatan pembelajaran

    3.2 Setting Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di

    Sekolah Dasar Negeri Wates, Kecamatan Wonoboyo,

    Temanggung. Penelitian di laksanakan pada tahun ajaran

    2014/2015 untuk kelas 3 adalah jumlah siswa

  • 60

    seluruhnya ada 4 orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 1

    perempuan.

    Dalam penelitian ini mengambil tema diri dan

    lingkungannya ada 3 topik yang ingin diajarkan

    diantaranya :

    a. Saya tumbuh dan berkembang

    b. Saya membutuhkan air, api dan udara

    c. Saya dan alam sekelilingku

    Pelaksanaan pembelajaran ini akan di laksanakan

    dengan waktu 9 jam yang di rancang 3 siklus dan 3 kali

    tatap muka, 1 kali tatap muka (3 X 35 menit) Pemilihan

    siswa ini sebagai subyek penelitian yang sebagai dasar

    adalah beberapa alasan :

    a. Rendahnya minat belajar siswa di SDN Wates

    kecamatan Wonoboyo, Temanggung

    b. Berdasarkan nilai ulangan harian yang dinilai

    kurang (rendah).

    3.3 Variabel Penelitian

    Dengan memperhatikan karisteristik ini sebagai obyek

    penelitian adalah ;

    a. Minat belajar siswa

    b. Prestasi belajar siswa

    Dalam pembelajaran lingkungan dengan metode

    Picture and Picture di kemas dalam gambar

    pembelajaran.

    3.4 Pengumpulan Data

    3.4.1 Metode Pengumpulan Data

    a. Observasi

  • 61

    b. Test

    Dalam pengumpulan data berdasarkan hasil dari

    alat pengumpul data yang berupa catatan maupaun

    dokumen yang dulu. Hasil yang diperoleh merupakan

    ekspresi atau hasil pengamatan/ perhitungan/

    pengukuran dari suatu variabel.

    a. pengamatan/ observasi (nontes), untuk memperoleh

    data pada variabel ketrampilan proses.

    b. variabel prestasi belajar diambil dengan tes, data yang

    diperoleh diolah dengan analisis deskriptif.

    3.4.2 Alat Pengumpul Data

    Sedangkan alat pengumpul data pada penelitian tindakan

    ini adalah :

    a. Lembar kusioner minat siswa belajar PAK

    b. Lembar pengamatan kolaborator pada tiap siklus

    (observer)

    c. Lembar minat siswa

    d. Nilai ulangan harian pada siklus I – III

    - Kisi-kisi soal (3 X) Set

    - Soal 20 Soal PG (3 X) Set

    - Jumlah siswa

    e. Lembar daftar hadir siswa

    f. Jurnal harian penelitian pada siklus I – III

    3.5 Tindakan

    3.5.1 Siklus I

    3.5.1.1 Perencanaan

    a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang di

    siapkan untuk siklus. Penekanaan perencanaan di

    sini adalah menyiapkan siswa benar-benar pada

  • 62

    suasana keinginan untuk belajar dan mau

    bekerjasama dengan yang lain

    b. Menyiapkan tugas yang akan di berikan siswa berupa

    tugas rumah maupun soal yang akan di kerjakan

    siswa melalui pembelajaran nanti

    c. Menyiapkan tugas untuk di bahas pada pertemuan

    siklus kedua

    3.5.1.2 Pelaksanaan

    a. Guru memberi penjelasan tentang materi saya

    tumbuh dan berkembang setelah siswa mempelajari

    buku yang diberikan sebelumnya

    b. Guru menunjukan gambar tentang pertumbuhan dan

    perkembangan baik manusia dan tumbuhan .

    c. Guru menunjukan contoh-contoh gambar yang ada

    kaitanya dengan materi

    d. Guru menunjukan siswa satu persatu bergantian

    memasang/ urutan gambar menjadi benar.

    e. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar.

    f. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan

    pendapatnya tentang gambar.

    g. Guru memulai menanamkan konsep/ materi sesuai

    dengan kompetensi yang ingin dicapai.

    h. Guru bersama siswa merangkum mengumpulkan

    materi yang dipelajari.

    5.3.1.3 Pengamatan

    Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat Joko

    Santoso, S.Pd pada saat peneliti melaksanakan

    pembelajaran pada hari Kamis, 14 Juli 2011, aspek yang

    diamati adalah aspek minat siswa, perilaku guru, perilaku

  • 63

    siswa dan sarana prasarana yang menunjang

    pembelajaran pada materi saya tumbuh dan berkembang.

    Dalam menjalankan tugasnya posisi tempat duduk

    pengamat berada di belakang terpisah dengan tempat

    duduk siswa, supaya dapat mengamati proses

    pembelajaran. Pengamat bertugas melakukan observasi

    dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan

    yaitu yang berupa lembar observasi apek minat siswa dan

    lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

    Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti

    laksanakan dalam kategori kurang sehingga minat siswa

    kurang dan pencapaian hasil belajar tidak maksimal.

    Peneliti sudah menggunakan peraga yang tepat namun

    kurang bervariasi. Siswa juga kurang aktif dalam

    pembelajaran.

    3.5.1.4 Refleksi

    a. Secara kolaboratif guru dan teman sejawat

    menganalisa hasil pengamatan selanjutnya membuat

    simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I

    b. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan indikator

    pengamatan dan indikator soal evaluasi.

    3.5.2 Siklus II

    3.5.2.1 Perencanaan

    a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang

    disiapkan untuk siklus II dengan melakukan revisi

    sesuai hasil refleksi siklus I. Dimungkinkan pada

    siklus I masih ada siswa yang bingung, maka siklus II

    intenstif dalam latihan mengerjakan soal.

  • 64

    b. Menyiapkan tugas rumah maupunsoal untuk

    dilaksanakan pada siklus III.

    3.5.2.2 Pelaksanaan

    a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

    oleh siswa dan indikatornya.

    b. Guru menyajikan materi tentang air, api, dan udara

    sebagai pengantar.

    c. Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan

    materi.

    d. Guru menunjuk satu persatu bergantian memasang/

    urutan gambar menjadi benar.

    e. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan

    pendapatnya tentang gambar tersebut

    f. Guru memulai menanamkan konsep/ materi sesuai

    dengan kompetensi yang ingin dicapai

    g. Guru bersama siswa merangkum/ menyimpulkan

    materi yang dipelajari

    3.5.2.3 Pengamatan

    Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu

    Joko Santoso, S.Pd, aspek yang diamati adalah aspek

    minat siswa, perilaku guru, perilaku siswa dan sarana

    prasarana yang menunjang pembelajaran pada materi

    Saya membutuhkan Api, Air dan Udara.

    Dalam menjalankan tugasnya posisi tempat duduk

    pengamat berada di belakang terpisah dengan tempat

    duduk siswa, supaya dapat mengamati proses

    pembelajaran. Pengamat bertugas melakukan observasi

    dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan

  • 65

    yaitu yang berupa lembar observasi apek minat siswa dan

    lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

    Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti

    laksanakan dalam kategori baik sehingga membangkitkan

    minat siswa dan pencapaian hasil belajar maksimal.

    Peneliti menggunakan peraga yang tepat dan bervariasi.

    Dan sangat menarik perhatian siswa, sebagai indikasinya

    begitu guru memasuki ruang kelas dengan membawa

    media yang akan digunakan dalam pembelajaran banyak

    siswa yang bertanya apa yang akan dilakukan dengan

    membawa barang-barang tersebut. Rasa ingin tahu siswa

    menumbuhkan minat siswa sehingga aktif dalam

    pembelajaran. Harapannya dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    3.5.2.4 Refleksi

    a. Secara kolaboratif guru dan teman sejawat menganalisa

    hasil pengamatan, selanjutnya membuat simpulan

    sementara terhadap siklus II.

    b. Mendiskusikan hasil analisis berdassarkan individu atas

    pengamatan dan indikator soal evaluasi.

    3.5.3 Siklus III

    3.5.3.1 Perencanaan

    a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang

    disiapkan untuk siklus III. Disini benar-benar disiapkan

    lebih terarah pada indikator percapaian, penekanan pada

    siswa yang masih mengalami kesulitan karena pada final

    akan dilakukan evaluasi terakhir untuk mengetahui

  • 66

    apakah ada pengaruh pemberian latihan dan contoh,

    keaktifan terhadap minat belajar siswa.

    b. Menyiapkan instrumen tes terakhir dan meninjau

    lebih detail tentang indikator keaktifan.

    c. Mempersiapkan bantuan lebih khusus pada yang

    mengalami kesulitan mengerjakan soal.

    3.5.3.2 Pelaksanaan

    a. Guru menyampaikan kompetensi yang dicapai oleh

    siswa dan indikatornya

    b. Guru menyajikan materi aku dan sekelilingku sebagai

    pengantar

    c. Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan

    materi

    d. Guru menunjuk siswa satu persatu bergantian

    memasang / urutan gambar menjadi benar

    e. Guru meminta siswa mengungkapkan pendapatnya

    tentang gambar tersebut

    f. Guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai

    dengan kompetensi yang ingin dicapai

    g. Guru bersama siswa merangkum / menyimpulkan

    materi yang telah dipelajari

    3.5.3.3 Pengamatan

    Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu

    Joko Santoso, S.Pd, aspek yang diamati adalah aspek

    minat siswa, perilaku guru, perilaku siswa dan sarana

    prasarana yang menunjang pembelajaran pada materi

    saya, alam dan lingkunganku.

    Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti

    laksanakan dalam kategori baik. Minat siswa dan

  • 67

    pencapaian hasil belajar maksimal. Peneliti menggunakan

    peraga yang tepat dan bervariasi. Minat siswa sudah

    terbentuk.

    3.5.3.4 Refleksi

    a. Secara kolaboratif guru dan teman sejawata

    menganalisa hasil pengamatan hasil tes. Selanjutnya

    membuat kesimpulan terhadap pencapaian

    indikator.

    b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator

    pengamatan.

    c. Merefleksikan membuat simpulan bagaimana

    langkah yang baik guru meningkatkan minat belajar

    dan hasil belajar siswa melalui pemberian contoh

    dan latihan yang baik.

    3.6 Analisa Data

    Setelah data diperoleh baik dari hasil wawancara, learning

    log, observasi/ pengamatan maupun tes tertulis,

    selanjutnya data dianalisis dengan analisis deskriptif

    kualitatif. Pada prinsipnya analisis data untuk mencari

    dan mengatur secara sistematis data yang terkumpul

    untuk kemudian disimpulkan. Analisis data secara

    deskriptif kualitatif, dilakukan dengan memperhatikan

    indikator-indikator yang terdapat dalam panduan

    observasi, panduan pedoman wawancara, pedoman

    penilain yang merujuk pada permendiknas No. 20 tahun

    2007 tentang pedoman penilaian.

  • 68

    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN

    MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

    PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI

    SDN WATES WONOBOYO TEMANGGUNG

    Oleh

    T

  • 69

    SD NEGERI WATES KECAMATAN WONOBOYO

    KABUPATEN TEMANGGUNG

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah

    satu bidang ilmu yang ditetapkan sebagai mata pelajaran

    pada Sekolah Dasar (SD) juga tidak lepas dari berbagi

    kendala tersebut dalam pelaksanaan kegiatan

    pembelajarannya. Salah satunya adalah masih

    berlakunya penggunaan pendekatan yang terpusat pada

    guru dalam proses pembelajaran. Padahal dalam kegiatan

    belajar mengajar, siswa dituntut aktif dan mandiri. Proses

    belajar mengajar yang masih tradisional dan kurang

    memadai menyebabkan siswa tenggelam dalam pelajaran

    yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal.

    Siswa pasif menerima informasi dari guru, dimana guru

  • 70

    tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk

    mengembangkan gagasan dan ide-idenya.

    Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

    yang berlangsung di SDN Wates saat ini menurut

    pengamatan peneliti di kelas VI masih belum maksimal.

    Hal ini terlihat dari beberapa indikator antara lain yaitu

    dari hasil nilai ulangan pada materi Nilai-nilai Juang

    dalam Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

    yang masih rendah, nilai rata-rata yaitu 63,96. Nilai KKM

    untuk mata pelajaran PKn kelas VI adalah 70. Siswa yang

    mendapat nilai 70 atau lebih sebesar 44,00%, sisanya

    sebesar 54,00% belum memenuhi KKM.

    Kenyataan di kelas dalam pelaksanaan proses

    belajar mengajar PKn masih terdapat siswa yang tingkah

    lakunya tidak sesuai dengan harapan guru. Siswa kurang

    semangat dalam proses belajar mengajar, siswa tidak

    memperhatikan penjelasan guru, keaktifan siswa kurang,

    beberapa siswa tidak mau mengerjakan tugas yang

    diberikan guru, dan seringkali siswa berbicara dengan

    temannya saat pelajaran berlangsung. Masih banyak

    siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-

    soal PKn yang diberikan oleh guru sehingga prestasi

    belajar mereka menjadi rendah. Perilaku yang

    ditunjukkan sebagian anak tersebut merupakan suatu

    tindakan yang dapat menghambat pencapaian prestasi

    belajar. Hal tersebut dikarenakan guru belum mampu

    menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan

    motivasi, keaktifan, dan prestasi belajar siswa serta

    merangsang siswa untuk berpikir kritis.

  • 71

    Menurut Tan (2003) Pembelajaran berbasis

    masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena

    kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalkan

    melalui kerja kelompok atau tim yang sistematis,

    sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,

    menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya

    secara berkesinambungan. Oleh karena itu peneliti ingin

    mencoba dan menerapkan pembelajaran PKn materi Nilai-

    nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai

    Dasar Negara melalui metode pembelajaran problem

    based learning pada siswa kelas VI SDN Wates Tahun

    Pelajaran 2014/2015.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,

    maka penelitian ini dirumuskan dengan judul

    “Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Model

    Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas

    VI SDN Wates Tahun Pelajaran 2014/2015”.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka

    permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

    berikut:

    ”Apakah Penggunaan Model Pembelajaran

    Problem Based Learning dapat meningkatkan Prestasi

    Belajar PKn Pada Siswa Kelas VI SDN Wates Tahun

    Pelajaran 2014/2015”.

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan

    prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran Problem

  • 72

    Based Learning pada siswa kelas kelas VI SDN Wates

    Tahun Pelajaran 2014/2015”.

    D. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan permasalahan di atas, maka

    diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai

    berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

    dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi,

    dan Seni (IPTEKS), khususnya dalam bidang

    pendidikan, termasuk dalam pemilihan model

    pembelajaran Problem Based Learning yang tepat

    dalam kegiatan pembelajaran.

    b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan

    untuk menambah wawasan tentang model

    pembelajaran problem based learning dan sebagai

    bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti

    permasalahan yang berhubungan dengan model

    pembelajaran problem based learning.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    1) Dapat memberikan kontribusi dalam

    meningkatkan prestasi belajar PKn siswa dengan

    menggunakan model pembelajaran problem

    based learning.

    b. Bagi guru

    1) Diharapkan agar dapat digunakan sebagai

    bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih

    model pembelajaran Problem Based

  • 73

    Learningyang akan digunakan dalam Kegiatan

    Belajar Mengajar (KBM).

    2) Untuk memberikan informasi kepada guru

    mengenai model pembelajaran problem based

    learning, serta agar guru dapat merancang

    pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran problem based learning sebagai

    salah satu alternatif dalam Kegiatan Belajar

    Mengajar (KBM).

    c. Bagi sekolah.

    Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan

    dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam

    kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti,

    dan bagi sekolah-sekolah lainnya.

  • 74

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian teori

    1. Hakikat Prestasi Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Menurut Slameto (2003), “Belajar adalah suatu

    proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

    secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

    dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan

    Menurut Siddiq (2008) menyatakan bahwa belajar adalah

    suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu

    agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar

    anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu,

    menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang

    tadinya tidak trampil menjadi trampil.

    Lebih lanjut Pribadi (2009) mengemukakan, “Belajar

    adalah kegiatan yang dilakukan seseorang agar memiliki

  • 75

    kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang

    diperlukan” (hlm. 6). Belajar juga dapat dipandang

    sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian

    makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada

    dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

    atau kompetensi personal. Sejalan dengan pengertian

    tersebut, Syah (2008) berpendapat, “Belajar dapat

    dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah

    laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

    pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

    melibatkan proses kognitif” (hlm. 92).

    Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

    bahwa Belajar adalah perubahan tingkah laku pada

    seseorang secara menyeluruh sebagai hasil pengalaman

    dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

    kognitif. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi

    secara sadar, menyeluruh, relatif menetap, dan

    mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

    b. Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari

    perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu

    proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari

    proses pembelajaran tersebut. Belajar merupakan suatu

    aktivitas yang menghasilkan perubahan bagi siswa.

    Perubahan yang dimaksud adalah berupa pengetahuan

    dan kecakapan baru maupun penyempurnaan dari hasil

    belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil dari kegiatan

    belajar sering disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi

    belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai siswa

    selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  • 76

    Mengenai pengertian prestasi belajar, Hamdani

    (2011) berpendapat, “Prestasi adalah hasil dari suatu

    kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

    individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah

    dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan”

    (hlm. 137). Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah

    hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi

    faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah

    mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

    menggunakan instrument tes atau instrumen yang

    relevan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Arifin (1990)

    berpendapat, “Prestasi belajar merupakan suatu masalah

    yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia

    karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu

    mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya

    masing-masing”.

    Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan

    bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah

    dicapai melalui pengukuran dan penilaian terhadap

    penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

    diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar yang

    dinyatakan dalam simbol, angka, huruf atau kode.

    c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang

    diharapkan perlu diperhatikan beberapa faktor yang

    mempengaruhi prestasi belajar, Hamdani (2011)

    menyatakan:

    Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • 77

    a) Faktor Internal terdiri dari:

    (1) Faktor kecerdasan (intelegensi)

    (2) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

    (3) Faktor sikap

    (4) Faktor minat

    (5) Faktor bakat

    (6) Faktor motivasi

    b) Faktor Eksternal terdiri dari :

    (1) Keadaan keluarga

    (2) Keadaan sekolah

    (3) Lingkungan masyarakat (hlm. 139)

    2. Hakikat Mata Pelajaran Pendidikan

    Kewarganegaraan (PKn)

    a. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan

    Kewarganegaraan (PKn)

    Menurut Somantri (2001:154) mengemukakan bahwa

    PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik

    dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang

    berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan

    negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar

    menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa

    dan negara.

    Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di

    kemukakan bahwa “ mata pelajaran Pendidikan

    Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang

    memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang

    memahami dan mampu melakssanakan hak-hak dan

    kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia

    yang cerdas, terampil, dan berkarekter yang diamanatkan

  • 78

    oleh Pancasila dan UUD 1945” Sedangkan tujuannya

    digariskan dengan tegas adalah agar peserta didik

    memiliki kemampuan sebagai berikut:

    1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam

    menaggapi isu kewarganegaraan.

    2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab,

    dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan

    bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti

    korupsi.

    3. Berkembang secara fositif dan demokratis untuk

    membentuk diri berdasarkan karekter-karekter

    masyarakat Indonesia agar dpa hidup bersama

    dengan bangsa-bangsa lain.

    4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam

    peraturan dunia seccara langsung atau idak

    langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

    dan komunikasi.

    b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan

    Kewarganegaraan

    Berdasarkan Pemendiknas No. 22 tahun 2006 Ruang

    lingkup Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

    untuk Pendidikan Dasar dan Menengah secara umum

    meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

    1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa

    2. Norma, Hukum dan Peraturan

    3. Hak Asasi Manusia

    4. Kebutuhan Warga Negara

    5. Konstitusi Negara

    6. Kekuasaan dan Politik

  • 79

    7. Pancasila dan Globalisasi

    3. Model Pembelajaran Problem Based learning

    a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based

    Learning

    Model pembelajaran problem based

    learning (pembelajaran berbasis masalah), awalnya

    dirancang untuk program graduate bidang kesehatan oleh

    Barrows, Howard (1986) yang kemudian diadaptasi dalam

    bidang pendidikan oleh Gallagher (1995). Problem based

    learning disetting dalam bentuk pembelajaran yang

    diawali dengan sebuah masalah dengan menggunakan

    instruktur sebagai pelatihan metakognitif dan diakhiri

    dengan penyajian dan analisis kerja siswa.

    Model pembelajaran problem based

    learning berlandaskan pada psikologi kognitif, sehingga

    fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang

    sedang dilakukan siswa, melainkan kepada apa yang

    sedang mereka pikirkan pada saat mereka melakukan

    kegiatan itu. Pada problem based learning peran guru

    lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator

    sehingga siswa belajar berpikir dan memecahkan masalah

    mereka sendiri. Belajar berbasis masalah menemukan

    akar intelektualnya pada penelitian John Dewey (Ibrahim,

    2000). Pedagogi Jhon Dewey menganjurkan guru untuk

    mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas yang

    berorientasi masalah dan membentu mereka menyelidiki

    masalah-masalah tersebut. Pembelajaran yang

  • 80

    berdayaguna atau berpusat pada masalah digerakkan

    oleh keinginan bawaan siswa untuk menyelidiki secara

    pribadi situasii yang bermakna merupakan

    hubungan problem based learning dengan psikologi

    Dewey. Selain Dewey, ahli psikologi Eropa Jean Piaget

    tokoh pengembang konsep konstruktivisme telah

    memberikan dukungannya. Pandangan konstruktivisme-

    kognitif yang didasari atas teori Piaget menyatakan bahwa

    siswa dalam segala usianya secara aktif terlibat dalam

    proses perolehan informasi dan membangun

    pengetahuannya sendiri (Ibrahim, 2000).

    b. Karakteristik Problem Based Learning

    Barrows (1996) dalam tulisannya yang

    berjudul Problem Based Learning in Medicine and

    Beyond juga mengemukakan beberapa

    karakteristik Problem Based Learning sebagai berikut:

    1. Proses pembelajaran bersifat Student Centered.

    2. Proses pembelajaran pembelajaran berlangsung pada

    kelompok kecil. Setiap kelompok biasanya terdiri dari

    5-8 orang.

    3. Guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing.

    4. Permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam

    setting pembelajaran diorganisasi dalam bentuk dan

    fokus tertentu dan merupakan stimulus

    pembelajaran.

    5. Informasi baru diperoleh melalui belajar secara

    mandiri (self directed learning).

    c. Langkah-langkah Problem Based Learning

  • 81

    Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam

    merancang program pengajaran yang berorientasi

    pada problem based learning sehingga proses

    pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa (student

    centered) adalah sebagai berikut:

    1. Fokuskan permasalahan (problem) sekitar

    pembelajaran konsep-konsep esensial yang strategis.

    2. Berikan kesempatan kepada siswa untuk

    mengevaluasi gagasannya melalui eksperimen atau

    studi lapangan.

    3. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola

    data yang mereka miliki yang merupakan proses

    metakognisi.

    4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk

    mempresentasikan solusi-solusi yang mereka

    kemukakan.

    C. Kerangka Berpikir

    Problem Based Learning merupakan suatu model

    pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan

    masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga

    siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan

    dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki

    ketrampilan untuk memecahkan masalah. Model

    pembelajaran Problem Based Learning belum pernah

    digunakan pada siswa kelas VI di SDN Wates, khususnya

    pada mata pelajaran PKn. Dengan penggunaan model

    pembelajaran Problem Based Learning ini siswa akan

    lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

    Siswa lebih mudah memahami materi yang sulit. Dengan

  • 82

    menggunakan model pembelajaran Problem Based

    Learning oleh guru pada kegiatan pembelajaran mata

    pelajaran PKn ini, tentunya prestasi belajar siswa dapat

    mengalami peningkatan.

    Dari pemikiran di atas dapat digambarkan

    kerangka berpikir sebagai berikut:

    Gambar 1. Gambar Bagan Kerangka Berpikir

    D. Hipotesis Tindakan

    Pada Penelitian Tindakan kelas ini hipotesis yang

    diajukan yaitu:

    ”Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

    dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa

    kelas VI SDN Wates tahun ajaran 2014/2015”.

    Kondisi Awal

    Tindakan

    Kondisi Akhir

    Belum diterapkan

    model Problem Based

    Learning

    Penerapan model

    Problem Based Learning

    Setelah diterapkan

    model Problem Based

    Learning

    Siklus I

    Siklus II

    Prestasi belajar PKn

    siswa rendah

    HASIL

    TINDAKAN

  • 83

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SDN Wates yang

    beralamatkan di desa Wates, Kecamatan Wonoboyo,

    Kabupaten Temanggung yang berjarak sekitar 44 km

    ke arah utara dari pusat Kabupaten. Alasan peneliti

    melakukan penelitian di SDN Wates dengan

    pertimbangan bahwa di SDN Wates, khususnya kelas

    VI belum pernah dilaksanakan penelitian sejenis

    sehingga terhindar dari kemungkinan adanya

    penelitian ulang.

    B. Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa

    kelas VI SDN Wates yang berjumlah 13 siswa, terdiri

    dari 5 siswa putra dan 8 siswa putri. Siswa kelas VI

    sebagai subjek yang akan diamati kegiatan

    pembelajarannya d