74 Lampiran 1. Konsep Penelitian (O*/ *OH/ CH 3 CO*) ROS (Reaktif Oksigen Spesies) Etanol (CH 3 COOH) Peroksidasi Lipid Kerapuhan Membran Kimiawi Fisik Interaksi sel dengan lingkungan terganggu Non Viabel (Mati) Penyampaian signal terganggu Mengaktifkan nuclear faktor Cadherin berikatan dg gugus polar etanol (OH) Sel dengan sel tidak saling berhubungan (non spreading) TNF α meningkat Menurunnya NAD+/NADH Meningkatnya MDA Nekrosis (Sel Abnormal) Membran sel Vitamin E (α-Tokoferol) Menjaga integritas membran Mendonorkan atom H pada cincin chromanolnya produksi ATP menurun Respirasi sel terganggu Tingginya aktivitas enzim protease— degradasi sitoskelet Ion Ca+ meningkat Mencegah Integrin berikatan dg gugus polar etanol (OH) Kerusakan Biakan sel Mengelupasnya sel pada Attachmen site
21
Embed
Lampiran 1. Konsep Penelitian - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2514/11/07620081_Lampiran.pdf75 Lampiran 2. Diagram Pembuatan Media DMEM Stok 100 ml DMEM Powder 1,35
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
74
Lampiran 1. Konsep Penelitian
(O*/ *OH/ CH3CO*)
ROS (Reaktif Oksigen Spesies)
Etanol (CH3COOH)
Peroksidasi Lipid
Kerapuhan Membran
Kimiawi Fisik
Interaksi sel dengan lingkungan terganggu
Non Viabel (Mati)
Penyampaian signal terganggu
Mengaktifkan nuclear faktor
Cadherin berikatan dg gugus polar etanol (OH)
Sel dengan sel tidak saling berhubungan (non spreading)
Lampiran 2. Diagram Pembuatan Media DMEM Stok 100 ml
DMEM Powder 1,35 gr
NaHCO3 0,37 gr
Hepes 0,238 gr
Erlemenyer 100 ml DI steril 30 ml
Diaduk sampai Homogen
Ditambah DI 80 ml
Amphotericin B 100 цl
streptomycin 0,01 gr Penicillin 0,06 gr
DMEM stok
Dikocok
76
Lampiran 3. Diagram Pembuatan Larutan Vitamin E (α-Tokoferol) Stok 10 ml konsentrasi 155µM
0,22 gr Alpha Tokoferol (Nacalai)
DMSO 0,2% 10ml Erlemenyer 25 ml
Dihomogenkan
Larutan Vitamin E Stok
77
Lampiran 4. Diagram Sterilisasi Alat-alat
Alat-Alat
Dikeringkan dalam Oven dengan suhu 50oC
Dibilas di air mengalir sebanyak 21 X, bilasan terakhir dengan aquades
Dibungkus alluminium foill
Direndam dengan tipol 24 jam
Peralatan non gelas
Sterilisasi dalam oven, suhu 125 oC, 3 jam
Peralatan Gelas dan logam
Sterilisasi di Autoklaf, 15 menit, suhu 121 oC, 1 atm
Alat-Alat Steril
78
Lampiran 5. Diagram Isolasi dan Kultur Sel Ginjal Hamster
Hamster Umur 2-10 hari
Didislokasi
Dibedah dan diambil Ginjalnya
Diinkubasi selama 20 menit
Sel dihitung, kemudian ditanam
Dicuci PBS 3 X
Dicacah sampai halus Ditambah tripsin 0.25%
Ditambah DMEM non Serum 3 ml
Disentrifuge 10 menit, 1500 rpm
Disentrifuge 10 menit, 1500 rpm
Dibuang Supernatan, disisakan Pelet
Ditambah Medium DMEM + 10% FBS 3 ml
Dibuang Supernatan, disisakan Pelet 3 ml
Disaring dengan nylon mesh 180
79
Lampiran 6. Gambar Bahan-bahan yang Digunakan dalam Penelitian
80
Lampiran 7. Gambar Peralatan yang Digunakan dalam Penelitian
81
Lampiran. 8 Contoh Perhitungan
a. Perhitungan Viabilitas Sel
Misalkan dimbil 100µl suspensi sel yang telah ditripsinasi, ditambah 150 PBS dan
250 µl tripan blue 0.4%. Diketahui jumlah sel yang hidup dalam 5 kotak
hemositometer adalah 200, jumlah sel (hidup dan mati) 288, maka :
Jumlah sel/ml : total sel yang dihitung : 5 x 104 x Faktor Pengenceran
: 288 : 5 x 104 x 5
: 2,88 x 106
Viabilitas Sel : jumlah sel yang viable/total sel yang dihitung dalam kotak x 100
: 200/288 x 100
: 69,4%
b. Perhitungan Abnormalitas Sel
Misalkan dimbil 100µl suspense sel yang telah ditripsinasi, ditambah 150 PBS dan
250 µl tripan blue 0.4%. Diketahui jumlah sel yang hidup dalam 5 kotak
hemositometer adalah 86, mati 77 sel, dan abnormal 18 sel, maka :
Abnormalitas Sel: jumlah sel abnormal dalam hemositometer/ jumlah sel hidup x 100
: 18/86 x 100
: 20,93%
82
Lampiran 9. Data hasil pengamatan sel setelah dipapar etanol
a. Jumlah sel/ml hidup, mati dan abnormal dalam 5 kotak hemositometer
Perlakuan Ulangan Jumlah sel dalam 5 kotak Hemositometer
Hidup Mati Abnormal Total K(-) 1 138 35 7 173
2 130 40 6 150
3 116 37 6 153
K (+) 1 65 75 25 138
2 54 70 27 124
3 69 76 27 141
P1 1 86 77 18 163
2 80 73 19 153
3 77 59 17 136
P2 1 92 52 16 144 2 85 63 17 148 3 98 61 16 159
P3 1 85 47 11 132
2 92 49 12 141
3 90 46 13 136
P4 1 135 48 10 183
2 135 46 9 181
3 115 45 9 160
P5 1 142 41 5 183
2 142 35 7 177
3 149 53 8 202
83
Lampiran 10. Alur Penelitian
Pembagian Kelompok Perlakuan
Pembuatan Media Kultur
Pembuatan Larutan Vitamin E
Sterilisasi Alat-Alat Kultur
Kegiatan Penelitian
Isolasi Sel Ginjal Hamster
Perlakuan Pemberian Vitamin E dan Etanol
Pengamatan
Prosentase Kerusakan Sel
Viabilias Sel Abnormalitas Sel
Analisis Data
Preparasi
84
Lampiran 11. Gambar Hasil Pengamatan Tingkat Kerusakan Sel sebelum dan Setelah Dipapar Etanol
Perlakuan
Sebelum dipapar etanol Setelah dipapar etanol
K (-)
K (+)
85
P1
P2
P3
86
P4
P5
Keterangan :
A. Sel yang saling berlekatan satu dengan yang lain B. Ruang kosong menandakan sel belum konfluen C. Sel melayang dan terpisah-pisah
Perlakuan K (-) : tanpa vitamin E dan etanol Perlakuan K (+) : tanpa vitamin E dan dipaparan etanol 10mM 24 jam Perlakuan P1 : pemberian Vitamin E 25µM dan paparan etanol 10mM 24 jam Perlakuan P2 : pemberian Vitamin E 50 µM dan paparan etanol 10mM 24 jam Perlakuan P3 : pemberian Vitamin E 75 µM dan paparan etanol 10mM 24 jam Perlakuan P4 : pemberian Vitamin E 100 µM dan paparan etanol 10mM 24 jam Perlakuan P5 : pemberian Vitamin E 125 µM dan paparan etanol 10mM 24 jam
87
Lampiran. 12 Perhitungan statistik viabilitas sel
a. Prosentase Viabilitas Sel Setelah 24 Jam Pemberian Etanol