Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017 Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 1 KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN EKONOMI EKOSISTEM GAMBUT UNTUK MENDUKUNG FUNGSI BUDIDAYA DAN LINDUNG Almasdi Syahza Guru Besar Ekonomi Pedesaan http://almasdi.staff.unri.ac.id LPPM Universitas Riau Lahan Gambut Indonesia Indonesia memiliki Lahan Gambut terluas (14,9 juta ha) ke 4 di dunia setelah Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat Lahan gambut tropika terluas di dunia Indonesia menyimpan cadangan Karbon Gambut mencapai 46 giga ton, atau sekitar 8-14% dari Karbon yang terdapat dalam gambut dunia
18
Embed
Lahan Gambut Indonesia - almasdi.staff.unri.ac.idalmasdi.staff.unri.ac.id/files/2012/06/Karakteristik_dan_Kelayakan... · PT. Arara Abadi ... Kabupaten Pelalawan, dan ... Produktivitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 1
KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN
EKONOMI EKOSISTEM GAMBUT
UNTUK MENDUKUNG FUNGSI
BUDIDAYA DAN LINDUNG
Almasdi Syahza Guru Besar Ekonomi Pedesaan
http://almasdi.staff.unri.ac.id
LPPM Universitas Riau
Lahan Gambut Indonesia
Indonesia memiliki Lahan Gambut terluas (14,9
juta ha) ke 4 di dunia setelah Kanada, Rusia,
dan Amerika Serikat
Lahan gambut tropika terluas di dunia
Indonesia menyimpan cadangan Karbon
Gambut mencapai 46 giga ton,
atau sekitar 8-14% dari Karbon yang terdapat
dalam gambut dunia
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 2
MANFAAT
EKOSISTEM
GAMBUT
Kehutanan
Pengendali Banjir dan suplai air
Potensi wisata
Mata pencaharian Masyarakat lokal
(perikanan, pertanian, perkebunan)
Stabilisasi iklim
Keanekaragaman hayati
Pendidikan dan penelitian
Ekonomi-Sosial
PERLU PEMAHAMAN RASIONAL
DALAM MEMANDANG FUNGSI GAMBUT
Tahun 1945: Produksi tanaman pangan lahan basah di Provinsi
Riau dimulai oleh pendatang Suku Banjar.
Drainase rawa pasang surut dengan pembuatan saluran
primer dan sekunder.
Tahun 1950: Orang Bugis dari Sulawesi Selatan menanam
tanaman utama padi dan kelapa
Tahun 1980: Reklamasi lahan basah untuk tanaman padi
meningkat setelah dibangunnya pemukiman transmigrasi.
Pengembangan industri perkebunan kelapa dan pabriknya
dari kelompok Pulau Sambu.
Program PIR kelapa di tanah gambut menjadi tanaman
utama.
GAMBUT DI PROVINSI RIAU
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 3
Hutan Tanaman Industri (Sektor kehutanan):
Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis
Tanaman Padi (Sektor Pertanian Tanaman Pangan)
Kawasan Pertanian Tanaman pangan Pasang Surut di Kabupaten Indragiri Hilir
Tanaman Kelapa Rakyat (Sektor Perkebunan)
Terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir dengan sistem Trio Tata Air untuk menjaga kestabilan air.
Trio Tata Air: pembangunan kanal, pembuatan tanggul, dan pemasangan pintu air.
GAMBUT (lanjutan...)
Kelapa Sawit
Luas areal yang dikonversi menjadi kelapa
sawit sejak tahun 1988 naik 230 % dibanding
perkebunan kelapa 150 %
Konversi rawa gambut menjadi kelapa sawit
semakin meningkat dan produksinya sama
dengan perkebunan pada tanah mineral
GAMBUT (lanjutan...)
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 4
Sumberdaya Mineral
Gambut dapat dipergunakan sebagai sumber
bahan bakar alternatif.
Kegiatan eksplorasi sumberdaya mineral
telah menghasilkan gambut sebagai sumber
energi 7.634 milyar m3
Terdapat 4 perusahaan yang memegang izin
pemanfaatan gambut untuk energi: PT. Arara Abadi
PT. Multi Gambut Industri
PT. Kolos Utama
PT. Riau Lestari Utama
GAMBUT (lanjutan...)
PETA SEBARAN KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT
(KHG) PROVINSI RIAU
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 5
DATA LUAS SEBARAN INDIKATIF EKOSISTEM GAMBUT
DI PROVINSI RIAU
PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT DI PROVINSI RIAU
Penduduk asli yang menempati wilayah sekitar gambut
pada umumnya memiliki teknik khusus yang sejauh ini
cukup berhasil dalam penanganan lahan gambut, yang
dikenal sebagai kearifan lokal.
Berbagai pihak, baik swasta dan pemerintah, harus
memperhatikan kearifan lokal ini juga terbukti dapat
berproduksi dengan baik dan berkesinambungan.
Hendaknya menjadi acuan dalam pengembangan lahan
gambut di masa mendatang.
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 6
PENGELOLAAN (lanjutan...)
Kerusakan ekosistem gambut menyebabkan
hilangnya keragaman hayati, serta fungsi ekologis
lahan gambut
masyarakat lokal yang kehilangan mata pencahariannya
dari lahan gambut, seperti mencari ikan, mencari hasil
hutan nonkayu, dan kegiatan pertanian lainnya
Pengelolaan lahan yang masih ada haruslah
dilakukan dengan cermat
PERMASALAHAN TUTUPAN LAHAN
PADA KHG FUNGSI LINDUNG
KHG fungsi lindung terdapat aktivitas masyarakat maupun perusahaan berupa perkebunan dan hutan tanaman industri.
KHG dengan fungsi lindung terdapat aktivitas masyarakat dengan memanfaatakan lahan gambut sebagai lahan sawah, lahan pertanian, dan tambak.
Belum optimalnya dukungan sistem perencanaan, sistem informasi, inventarisasi, dan pengolahan data yang menyebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap sistem pengelolaan lahan gambut.
Tingginya pemanfaatan lahan gambut pada areal lindung gambut menandakan belum optimalnya dukungan regulasi dalam pemantapan kawasan hutan, dan menjadi salah satu penyebab sering terjadinya sengketa agrarian.
Luas hutan pada kawasan lindung gambut baik hutan primer maupun sekunder hanya 1,11 % dari luas kawasan lindung gambut menunjukan tingkat kerusakan dan degradasi hutan dan lahan yang masih cukup tinggi.
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 7
Prinsip pembangunan
berkelanjatuan yang
berorientasi jangka panjang
perlu diterapkan!
PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT
Kebutuhan akan lahan yang merupakan faktor
produksi utama meningkat. Lahan sub-
optimal pun dimanfaatkan untuk aktivitas manusia.
Kemajuan IPTEK, lahan sub-optimal maupun marginal dapat dikonversi menjadi lahan yang layak untuk diusahakan
Pemanfaatan lahan gambut berlebihan dan berorientasi jangka pendek, menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
Upaya perbaikan terhadap kesalahan masa lalu dalam
pengelolaan ekosistem gambut sebaiknya tidak dilakukan
secara sporadis
Dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan
waktu yang ideal
KEBIJAKAN MENGENAI GAMBUT
Peraturan perundangan yang ditetapkan
Pemerintah memiliki maksud dan tujuan yang
baik, terutama dari aspek kelestarian
lingkungan
Penerapan peraturan juga akan berdampak
negatif terhadap aspek sosial dan
ekonomi
Penerapan peraturan tersebut akan
berdampak terhadap pengurangan lahan
gambut sebagai fungsi budidaya
Disamping itu, para pemangku
kepentingan diwajibkan untuk
melakukan pemulihan
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 8
KEBIJAKAN MENGENAI GAMBUT
Diterapkannya PP Nomor 57 Tahun 2016 dan PP
Nomor 71 Tahun 2014 beserta turunannya akan
berdampak terhadap aktivitas sosial ekonomi
masyarakat, khususnya masyarakat Riau di
wilayah pesisir:
Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan
Meranti, Kabupaten Pelalawan, dan
Kabupaten Indragiri Hilir
Sebagian masyarakat Riau sudah sejak lama
bermukim dan melaksanakan aktivitas ekonomi
pada lahan gambut dengan kedalaman >3 meter
KEBIJAKAN (LANJUTAN...)
Menurut APHI Riau (2017) penerapan peraturan
tersebut akan menimbulkan kerugian atas investasi
tanaman diperkirakan akan mencapai Rp. 6,6 Trilyun,
dan biaya pemulihan ekosistem gambut yang wajib
dikenakan kepada para pemegang izin dapat
mencapai Rp 15,9 Triliun
Potensi PHK tidak dapat dihindari, di sektor hutan
tanaman dapat mencapai 20.790 orang, terdiri atas
karyawan langsung 3.471 orang dan karyawan tidak
langsung 17.319 orang
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 9
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DARI SISI MASYARAKAT SIPIL (CIVIL SOCIETY)
Melakukan rekayasa sosial pada masyarakat di areal lahan gambut dengan fungsi budidaya (perkebunan dan HTI)
Pemberdayaan masyarakat di areal lahan dengan fungsi budidaya
Menjaga nilai kearifan lokal masyarakat setempat
Mendefinisikan secara jelas dan tegas tentang masyarakat yang memanfaatkan lahan gambut untuk budidaya
Arah Kebijakan
Melakukan alih teknologi pertanian yang adaptif dengan karakteristik ekosistem gambut
Membangun sistem kelembagaan petani yang kuat dengan pola pendampingan; Membangun akses yang kuat pada sistem permodalan petani lokal
Pengembangan sistem budidaya dengan mengoptimalkan kearifan local yang dimiliki oleh masyarakat lokal
Masyarakat diklasifikasikan antara lain: 1) lokal/tempatan; 2) pendatang;; 3) pemodal (rent seeker); 4) pembeking (free rider)
Strategi
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
SISI PERUSAHAAN (CORPORATE)
Penciptaan kepastian usaha dan iklim usaha yang kondusif
Pembahasan bersama antara pelaku usaha dan para pengambil kebijakan sehubungan dengan peralihan pemanfaatan dan pemulihan ekosistem gambut di areal yang telah diberikan ijin
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 10
Terbentuknya Kemiskinan di Pedesaan
19 5/2/2017
KemiskinanPengetahuani
Rendah
Kinerja
Rendah
Keahlian
Rendah
Pendapatan
Rendah
Informasi
Rendah
Keterampilan
Rendah
Miskin
Ide
Produksi
Rendah
Pendidikan
Rendah
Investasi
Rendah
Daya saing
Rendah
Tabungan
Rendah
Produktivitas
Rendah
20
Pembangunan Pedesaan Berbasis Perkebunan
Komoditas unggulan: Kelapa Sawit, Karet, Kelapa
Pendapatan petani sawit tahun 2015 berkisar UD$4.600,-UD$5.500,- per tahun
sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan atas
Khusus untuk SLTP dan SLTA sudah tersedia di
ibukota kecamatan.
Dampak Sosial dan Budaya (lanjutan...)
Perkebunan (Kelapa sawit) merupakan tulang
punggung kehidupan masyarakat pedesaan, adanya
kemajuan ekonominya di pedesaan
Tersedianya kelembagaan ekonomi dipedesaan,
antara lain: pasar-pasar desa, koperasi, lembaga
keuangan bank maupun nonbank.
Dibeberapa wilayah pengembangan telah terjadi
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di ibukota
kecamatan, munculnya agropolitan-agropolitan
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 14
Dampak Terhadap Pembangunan dan Ketimpangan Wilayah
Indeks Williamson dan Tekanan Penduduk
di Daerah Riau Periode 2006-2014
Tahun
Indek Williamson Tekanan Penduduk
Tanpa
Perkebun
Termasuk
Perkebunan
Termasuk
Perkebunan
Tanpa
Perkebunan
2006 0.4211 0.2802 0.14 09.84
2007 0.4661 0.2527 0.16 10.39
2008 0.4117 0.2156 0.92 11.04
2009 0.4402 0.2607 0.98 13.23
2010 0.4332 0.2462 1.54 13.78
2011 0.4223 0.2383 1.89 14.02
2012 0.4290 0.2244 2.44 14.26
2013 0.4353 0.2213 2.51 14.53
2014 0.4382 0.2210 2.65 14.76
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 15
Pengaruh Perkebunan terhadap
Ekonomi Masyarakat
1. Kegiatan Perkebunan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian regional daerah Riau, karena mempunyai efek ganda terhadap sektor ekonomi lainnya;
2. Perkembangan Perkebunan akan memberikan sumbangan terbesar di samping sektor migas;
3. Produktivitas sektor Perkebunan mempunyai peluang besar untuk terus ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan yang terjadi diseluruh sub sektor yang ada;
4. Di samping memberikan hasil yang jelas bagi petani dan telah menimbulkan perubahan pola pikir dalam pengelolaan usahatani;
5. Perkembangan Perkebunan akan meningkatkan laju pertumbuhan di sektor pertanian, di samping dapat menunjang pertumbuhan di sektor lainnya;
6. Majunya perkembangan sektor Perkebunan akan mengurangi ketimpangan pendapatan masyarakat antara sektor pertanian dan non pertanian
7. Perkebunan yang memiliki basis di pedesaan akan mengurangi kecenderungan perpindahan tenaga kerja yang berlebihan dari desa ke kota
Pengaruh Perkebunan (lanjutan…)
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 16
Sasaran Pengembangan Perkebunan
Menarik pembangunan sektor pertanian;
Menciptakan nilai tambah;
Menciptakan lapangan pekerjaan;
Meningkatkan penerimaan devisa negara;
Memperbaiki pembagian pendapatan;
Meningkatkan pengetahuan petani melalui usahatani
Tujuan Pembangunan Perkebunan
Berbasis Agribisnis
Meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi pertanian dengan upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian yang berwawasan lingkungan dan peningkatan nilai tambah hasil pertanian yang berdaya saing tinggi;
Meningkatkan kualitas konsumsi gizi masyarakat melalui diversifikasi konsumsi dan diversifikasi penyediaan pangan dan gizi;
Mendorong dan meningkatkan penciptaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan melalui pemanfaatan keterkaitan ekonomi sektoral dan sistem agribisnis;
Mendorong peningkatan pertumbuhan industri dan penerimaan devisa melalui penyediaan bahan baku yang cukup dan peningkatan nilai ekspor hasil pertanian
Karakteristik dan Kelayakan Ekonomi
Ekosistem Gambut, Pekanbaru 2-3 Mei 2017
Almasdi Syahza http://almasdi.staff.unri.ac.id 17
Karakter Petani modern Berorientasi untuk berkembang (Growth-