PERCOBAAN 1 KONSEP GENERATOR PWM dan PEMBANGKITANNYA 1.1 Tujuan Memahami konsep generator PWM dan pembangkitannya pada pengendalian motor servo 1.2 Peralatan Yang Diperlukan Modul Servo Trainer PT93221 Osciloscope AVO meter 1.3 Pendahuluan Suatu servo dapat diatur kecepatannya melalui berbagai cara,salah satunya adalah dengan menggunakan generator PWM. Generator PWM adalah suatu generator pulsa kotak yang lebar pulsanya (duty cycle) dapat diatur dan besarnya duty cycle tersebut berbanding lurus dengan tegangan masukan yang diberikan. Gambar 1.1 memperlihatkan bentuk gelombang pulsa seperti berikut. Gambar 1.1 Duty Cycle
19
Embed
lab-elektro.umm.ac.idlab-elektro.umm.ac.id/files/file/data/Sistem Kontrol... · Web viewGambar 1.9 Sinyal keluaran PWM dengan tegangan referensi +3V Gambar 1.10 Sinyal keluaran PWM
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERCOBAAN 1
KONSEP GENERATOR PWM dan PEMBANGKITANNYA
1.1 Tujuan
Memahami konsep generator PWM dan pembangkitannya pada pengendalian motor
servo
1.2 Peralatan Yang Diperlukan
Modul Servo Trainer PT93221
Osciloscope
AVO meter
1.3 Pendahuluan
Suatu servo dapat diatur kecepatannya melalui berbagai cara,salah satunya adalah
dengan menggunakan generator PWM. Generator PWM adalah suatu generator pulsa kotak
yang lebar pulsanya (duty cycle) dapat diatur dan besarnya duty cycle tersebut berbanding
lurus dengan tegangan masukan yang diberikan. Gambar 1.1 memperlihatkan bentuk
gelombang pulsa seperti berikut.
Gambar 1.1 Duty Cycle
1.4 Langkah Kerja
1. Susunlah modul – modul seperti Gambar 1.2
Gambar 1.2 Rangkaian Konsep Generator PWM dan Pembangkitannya
2. Aturlah potensiometer pada posisi kira – kira di tengah – tengah.
3. Hidupkan catu daya
4. Putar potensiometer searah jarum jam hingga putaran motor mencapai 240 rpm.
5. Hubungkan Ch. 1 osiloscope dengan TP 1 pada modul generator 1 PWM, Ch. 2 osciloscope dengan keluaran CW generator PWM.
6. Gambarlah keluaran oscilloscope pada Gambar 1.3 .
7. Pindahkan Ch. 2 osciloscope ke keluaran CCW generator PWM.
8. Gambarlah keluaran oscilloscope pada Gambar 1.4 .
9. Putar potensiometer berlawanan arah jarum jam hingga mencapai 240 rpm.
10. Gambarlah keluaran oscilloscope pada Gambar 1.5
11. Pindahkan Ch. 2 osciloscope ke keluaran CW generator PWM.
12. Gambarlah keluaran oscilloscope pada Gambar 1.6 .
13. Pasang multimeter digital pada keluaran potensiometer
14. Sebelum melakukan langkah berikutnya,perlu diperhatikan bahwa untuk keluaran potensiometer bertegangan negative, Ch. 2 osciloscope dihubungkan dengan keluaran CCW PWM GENERATOR, sedangkan untuk keluaran potensiometer bertegangan
positif Ch. 2 osciloscope dihubungkan dengan keluaran CW PWM GENERATOR. Untuk Ch. 1 tetap pada TP 1 PWM GENERATOR
15. Dengan mengubah – ubah keluaran potensiometer, lengkapilah table 1.1
1.5 Data Hasil Percobaan
Gambar 1.3 Sinyal keluaran arah putar CW dengan pengukuran di generator CW
Gambar 1.4 Sinyal keluaran arah putar CW dengan pengukuran di generator CCW
Gambar 1.5 Sinyal keluaran arah putar CCW dengan pengukuran di generator CCW
Gambar 1.6 Sinyal keluaran arah putar CCW dengan pengukuran di generator CW
Tabel 1.1 Hubungan “ V ” , Kecepatan dan Lebar Pulsa PWM
Keluaran Potensiometer Kecepatan Motor Arah Putaran Motor
-8 V
-3 V
+3 V
+8 V
Gambar 1.7 Sinyal keluaran PWM dengan tegangan referensi -8V
Gambar 1.8 Sinyal keluaran PWM dengan tegangan referensi -3V
Gambar 1.9 Sinyal keluaran PWM dengan tegangan referensi +3V
Gambar 1.10 Sinyal keluaran PWM dengan tegangan referensi +8V
1.6 Analisa Data
1.7 Kesimpulan
PERCOBAAN 2ENCODER SEBAGAI UMPAN BALIK
2.1 Tujuan
Memahami prinsip kerja encoder sebagai umpan balik untuk sensor posisi, arah, dan kecepatan.
2.2 Peralatan Yang Diperlukan
Modul Servo Trainer PT93221
Osciloscope
AVO meter
2.3 PendahuluanUntuk membuat suatu pengaturan kecepatan atau posisi suatu motor, dibutuhkan
sensor sebagai umpan baliknya. Salah satu sensor yang akan dicoba di percobaan ini adalah encoder dengan jenis
optikal. Encoder yang dimaksud dikopel dengan motor DC, sehingga ikut berputar dengan motor. Encoder mempunyai dua buah keluaran A dan B yang berbeda fasa 900 satu dengan yang lain (Gambar 2.1). melalui dua buah keluaran ini, dapat diketahui posisi, arah, dan kecepatan motor tersebut.
Gambar 2.1 Contoh Beda Fasa Encoder
2.4 Langkah Kerja
1. Hubungkan modul-modul sesuai gambar 2.2
Gambar 2.2 Rangkaian Encoder Sebagai Umpan Balik
2. Lakukan pengaturan sebagai berikut :
a. Potensiometer pada posisi tengah-tengah
b. Potensiometer P pada PID unit pada posisi jam 12
3. Aktifkan catu-daya
4. Hubungkan Ch. 1 Osiloskop dengan CH A pada Encoder (Modul MOTOR
ASSEMBLY), Ch. 2 dengan CH B Encoder (modul MOTOR ASSEMBLY),
hubungkan multimeter digital dengan keluaran velocity pada modul ENCODER
CONDITIONER.
5. Putar potensiometer 50% dari tengah-tengah searah jarum jam, amati dan gambar
keluaran osiloskop pada gambar 2.3 serta catat tegangan yang keluar pada multimeter
digital.
6. Bandingkan kedua channel (kanal) tersebut dan hitung beda fasanya.
7. Putar potensiometer 50% dari tengah-tengah dengan arah berlawanan jarum jam..
Amati dan gambar keluaran osiloskop pada gambar 2.4, hitung beda fasanya dan catat
tegangan yang keluar pada multimeter digital.
8. Atur potensiometer pada kecepatan tertinggi, dengan melihat perioda gelombang, lengkapi tabel 2.1
9. Atur potensiometer di tengah-tengah agar motor berhenti.
2.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 2.1 Frekuensi encoder
Kecepatan Frekuensi (KHz)
Terendah
Tertinggi
CH 1
CH 2
Gambar 2.3 Sinyal Output Encoder ketika putar CW
CH 1
CH 2
Gambar 2.4 Sinyal Output Encoder ketika putar CCW
2.6 Analisa Data
2.7 Kesimpulan
PERCOBAAN 3PENGONTROL KECEPATAN OPEN LOOP
3.1 Tujuan Memahami sistem pengontrolan kecepatan secara open loop.
3.2 Peralatan Yang Diperlukan Modul Servo Trainer PT93221
Osciloscope
AVO meter
3.3 PendahuluanSistem kontrol dibagi menjadi sistem kontrol simpal terbuka (open loop) dan sistem
kontrol simpal tertutup (closed loop). Pada percoban kali ini akan dibahas sistem kontrol terbuka.Diagram blok sistem kontrol loop terbuka ini adalah sebagai berikut (Gambar 3.1):
Gambar 3.1
Sistem kontrol terbuka tidak memiliki sinyal umpan balik untuk dibandingkan dengan masukan, sehingga untuk setiap masukan acuan (set point), terdapat kondisi operasi yang tetap.
3.4 Langkah Kerja1. Hubungkan modul-modul sesuai gambar ini
2. Hidupkan Catu daya
3. Atur posisi potensiometer pada 100% minimum.
4. Atur potensiometer P pada PID, pada posisi jam 12.00.
5. Hubungkan multimeter digital dengan keluaran potensiometer, kemudian putar
potensiometer searah jarum jam dengan posisi sesuai dengan Tabel 3.1
6. Catat dan lengkapi Tabel 3.1
KontrollerMasukan
PlantKeluaran
7. Dengan posisi potensiometer P pada PID dan pada posisi jam 9.00, lakukan
percobaan berikut dengan mengatur keluaran potensiometer sesuai tabel 3.2.
8. Amati dan catat kecepatan motor, arah putar motor, pada tabel 3.2.
9. Masih dalam keadaan potensiometer P pada PID pada posisi jam 9, aturlah
potensiometer agar didapatkan putaran motor sebesar 350 rpm searah jarum jam.
10. Amati dan catat kecepatan motor pada Tabel 3.3
11. Berikan simulasi beban pada motor dengan cara menggabungkannya dengan
Loading Control sebesar 10mNm dengan arah CCW.
12. Amati dan catat perubahan kecepatan motor pada Tabel 3.4.
13. Sekarang ubah arah LOADING CONTROL menjadi CW.
14. Amati dan catat perubahan kecepatan motor dan gambar pula keluaran osiloskop.
15. Gunakan format Tabel 3.5 untuk mencatat data.
3.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 3.1 P pada PID posisi jam 12.00
Posisi Potensiometer Multimeter Digital Tachometer Arah Putaran
Tabel 3.4 Menggabungkan motor dengan Loading Control 10mNm arah CCW
Keluaran Potensiometer
Tanpa Beban Dengan BebanKecepatan
MotorArah Motor
Kecepatan Motor
Arah Motor
Tabel 3.5 Menggabungkan motor dengan Loading Control 10mNm arah CW
Keluaran Potensiometer
Tanpa Beban Dengan BebanKecepatan
MotorArah Motor
Kecepatan Motor
Arah Motor
3.6 Analisa Data
3.7 Kesimpulan
PERCOBAAN 4
PENGONTROL KECEPATAN CLOSED LOOP DENGAN PID
4.1 Tujuan
Memahami sistem pengontrolan kecepatan secara simpal tertutup (closed loop) dengan
PID.
4.2 Peralatan Yang Diperlukan
Modul Servo Trainer PT93221
Osciloscope
AVO meter
4.3 Pendahuluan
Diagram blok sistem control tertutup adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem Control Tertutup
Dengan sistem ini, keluaran mempunyai pengaruh langsung pada aksi control. Sinyal
keluaran diumpan balik untuk dibandingkan dengan sinyal masukan, sehingga akan
dihasilkan sinyal kesalahan (error) yang akan mengoreksi pelaksanaan proses sampai
hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Sistem aksi pengontolan yang dapat
digunakan adalah P, PI, PD dan PID. Karakteristik keluaran aksi dasar pengontrolan
pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
Aksi kontrol Proporsional (P) : dari 0 volt sampai Vo(t) = 10Vi(t)
(potensiometer P maksimum)
Aksi kontrol Integral (I) : dari 0 volt sampai Vo(t) = ʆ Vi(t)dt
(potensiometer I maksimum)
Aksi kontrol Diferensial (D) : dari 0 volt sampai
(potensiometer D maksimum)
4.4 Langkah Kerja
1. Hubungkan modul – modul seperti Gambar 4.2
Gambar 4.2 Rangkaian Pengontrol Kecepatan Closed Loop dengan PID
2. Lakukan pengaturan sebagai berikut :
a. Potensiometer pada posisi tengah – tengah.
b. PID unit dengan P pada 100% minimum.
3. Pasang multimeter digital pada keluaran potensiometer.
4. Hidupkan catu daya.
5. Atur potensiometer P pada PID pada posisi jam 9.
6. Atur potensiometer pada kecepatan motor 350rpm dengan arah putaran searah jarum jam.
7. Catat tegangan keluaran potensiometer pada Tabel 4.1.
8. Sambungkan MOTOR ASSEMBLY dengan LOADING CONTROL sebesar 150mNm dengan arah CCW. Amati perubahan kecepatan motor dan catat pada Tabel 4.1.
9. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 8 untuk posisi potensiometer P pada PID pada posisi jam 10, 11, 15 dan maksimum, lalu lengkapilah Tabel 4.1.
10. Atur potensiometer P pada PID pada posisi jam 12, serta lepaskanlah penghubung antara LOADING CONTROL dan MOTOR ASSEMBLY.
11. Atur potensiometer D pada PID, kemudian pasang jembatan penghubungnya.
12. Putar potensiometer hingga kecepatan motor mencapai 350rpm searah jarum jam
13. Amati, catat dan beri keterangan mengenai kecepatan motor pada Tabel 4.2 untuk setiap perubahan posisi potensiometer D pada PID seperti Tabel 4.2.
14. Atur Potensiometer P pada PID pada posisi jam 12, potensiometer D pada PID pada jam 12.
15. Putar potensiometer hingga kecepatan motor mencapai 350rpm searah jarum jam.
16. .Hubungkan LOADING CONTROL dan MOTOR ASSEMBLY
17. Atur LOADING CONTROL pada posisi minimum dengan arah CCW
18. Atur LOADING CONTROL pada posisi minimum dengan arah CW
19. Amati dan catat pada Tabel 4.3 kecepatan motor untuk setiap perubahan nilai beban dan arah LOADING CONTROL seperti pada Tabel 4.3.
20. Atur Potensiometer D pada PID pada posisi jam 15 (kecepatan 350rpm).
21. Amati dan catat pada Tabel 4.4 kecepatan motor untuk setiap perubahan nilai beban dan arah LOADING CONTROL seperti pada Tabel 4.4.
22. Lepaskan penghubung antara LOADING CONTROL dan MOTOR ASSEMBLY.
23. Atur potensiometer P pada PID pada posisi jam 12, potensiometer I pada PID pada jam 15, potensiometer D pada PID pada jam 10 kemudian pasang penghubungnya.
24. Putar potensiometer hingga kecepatan motor mencapai 350rpm searah jarum jam.
25. Amati dan catat pada Tabel 4.5 kecepatan motor untuk setiap perubahan nilai beban dan arah LOADING CONTROL seperti pada Tabel 4.5.
26. Atur ulang LOADING CONTROL pada posisi minimumnya dengan arah CCW.
27. Atur Potensiometer P pada PID pada posisi jam 12, Potensiometer I pada PID pada posisi jam 15, dan Potensiometer D pada PID pada posisi jam 15.
28. Amati dan catat kecepatan motor pada Tabel 4.6 untuk setiap perubahan nilai beban dan arah LOADING CONTROL seperti pada Tabel 4.6.
29. Matikan catu daya
4.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Kontroller P
P ( PID ) Keluaran Potensiometer
KecepatanTanpa beban Dengan beban
jam 9 jam 10 jam 11 jam 15 Maksimum
Tabel 4.2 Kontroller PDP (PID) D (PID) Kecepatan (rpm) Keterangan
jam 12
jam 9jam 10jam 11jam 15
Maksimum
Tabel 4.3 Kontroller P jam 12 dan D jam 11P
(PID) D (PID) Beban Kecepatan (rpm)Arah Nilai (mNm)
Jam 12 Jam 11CCW
10150
CW10150
Tabel 4.4 Kontroller P jam 12 dan D jam 15P
(PID) D (PID) Beban Kecepatan (rpm)Arah Nilai (mNm)
Jam 12 Jam 15CCW
10150
CW10150
Tabel 4.5 Kontroller P jam 12, I jam 15 dan D jam 10P
(PID) I (PID) D (PID) Beban Kecepatan (rpm)Arah Nilai (mNm)
Jam 12 Jam 15 Jam 10CCW
10150
CW10
150
Tabel 4.6 Kontroller P jam 12, I jam 15 dan D jam 15P
(PID) I (PID) D (PID) Beban Kecepatan (rpm)Arah Nilai (mNm)