I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo 3 phasa Ampere meter DC Ampere meter AC Volt meter AC Volt meter DC Watt meter Penyearah Jamper secukupnya Unit beban
laporan akhir dari modul pengereman praktikum kendali motor induksi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi
Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi.
Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi.
II. Alat dan bahan yang digunakan
Autotrafo 3 phasa
Ampere meter DC
Ampere meter AC
Volt meter AC
Volt meter DC
Watt meter
Penyearah
Jamper secukupnya
Unit beban
III. Teori dasar
TEORI DASAR
Motor induksi secara prinsip dapat dianalogikan dengan sebuah transformator,
hanya saja yang membedakannya adalah pada motor induksi, rangkaian sekundernya
berputar. Maka motor induksi dapat dianalogikan dengan sebuah transformator dan
oleh karena itu cara menganalisaannya juga sama.
Gambar 2.1 Rangkaian Motor Induksi
Apabila motor berputar, maka parameter-parameter yang ada hubungannya
dengan frekuensi akan berubah. Pada saat motor berputar tanpa beban, besarnya daya
yang diserap oleh motor Po hanya dipergunakan untuk mengatasi rugi-rugi inti dan
rugi mekanik. Daya yang dihasilkan (dengan masukan 3 Ø ), sebanding dengan
tegangan, arus serta faktor bebannya.
Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron
disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk
melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu,
didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada
“kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan
tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya
beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang
sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/slip
ring motor.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase
slip/geseran(Parekh, 2003):
% Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi
Gambar 2.2 Grafik Torsi vs Kecepatan Motor Induksi
Gambar 2.2 menunjukan grafik torsi vs kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan
arus yang sudah ditetapkan. Bila motor :
Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torsi yang
rendah (“pull-up torque”).
Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada tingkat tertinggi (“pull-out
torque”) dan arus mulai turun.
Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke