Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris) Distribusi Log Pearson III 97
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
viii
Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) Sub
Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 127
Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 128
Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase
Kedungringis (kondisi eksisting) 128
Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase
Kedungringis (kondisi eksisting) 129
Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem
Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 130
Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem
Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131
Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru sub
sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131
Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki) sub
sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 132
Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133
Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura) sub
sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133
Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura) sub sistem
Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 134
Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi) sub
sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135
Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi) sub sistem
Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135
Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) 136
Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub
sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 136
Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub
sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 137
Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri) Sub
Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting) 138
Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri) sub sistem Jetis ndash
Setro (kondisi eksisting) 139
Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem
Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 140
Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem
Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 141
Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 Sub Sistem
Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana) 141
Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem
Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 142
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
ix
Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem
Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 143
Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem
Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144
Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub
sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144
Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub
sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 146
Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase
Kedungringis (kondisi rencana) 146
Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase
Kedungringis (kondisi rencana) 148
Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem
Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 148
Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem
Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150
Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem
Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150
Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem
Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 151
Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub
sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 151
Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub sistem
Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 153
Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub
Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 153
Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub
Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 154
Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub
sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 155
Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub
sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 156
Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub
Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 156
Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub Sistem
Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 158
Gambar 5-66 Peta Genangan 171
Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga 173
Gambar 6-2 Kolam Konservasi 176
Gambar 6-3 Contoh bio-retensi di lapangan parkir 177
Gambar 6-4 Sumur Resapan 178
Gambar 6-5 Contoh Bangunan SeDrainPond 179
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
x
Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan 181
Gambar 6-7 Contoh Gully Plug 182
Gambar 6-8 Contoh Dam Parit 182
Gambar 6-9 River Side Polder 183
Gambar 6-10 Groundwater Protection Area 184
Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan 192
Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 194
Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis 196
Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 198
Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro 200
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga 10
Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan 12
Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012 13
Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012 13
Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata
Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012 15
Tabel 2-6 Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun
2008-2012 16
Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga 17
Tabel 2-8 Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha) 19
Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha) 21
Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga
Tahun 2014 45
Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota 55
Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm) 55
Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 69
Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional 71
Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995) 72
Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan 75
Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran 77
Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda 78
Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM 82
Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga 93
Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga
Distribusi Normal dan Log Normal 94
Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga
Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III 95
Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran 96
Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran 96
Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square 98
Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov 101
Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga 101
Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan
(satuan mm) 102
Tabel 5-10 Depression Storage Values 105
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
xii
Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow 105
Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka 107
Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA
SWMM 113
Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem
Drainase Ngemplak - Sawahan 115
Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem
Drainase Ngawen - Sraten 116
Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem
Drainase Kedungringis 117
Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem
Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 119
Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem
Drainase Jetis ndash Setro 119
Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak Sawahan 158
Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten 159
Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis 160
Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 162
Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro 163
Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan 164
Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten 165
Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis 166
Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 168
Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro 169
Tabel 7-1 Indikasi Program 205
Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase 211
Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota
Salatiga 218
Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP setiap tahun Sistem Drainase Kota Salatiga 220
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
xiii
DAFTAR ISTILAH
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan
atau ke bangunan resapan buatan
Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan
kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran
sekunder Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir Aliran dari
saluran primer langsung dialirkan ke badan air
Saluran Sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran
air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer
Saluran Tersier adalah saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-
saluran pembuangan rumah-rumah Umumnya saluran tersier ini adalah saluran
kiri kanan jalan perumahan
Sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat
Sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan
sebagian kecil masyarakat
Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir rencana
yang mungkin terjadi
Garis sempadan drainase adalah garis batas luar saluran untuk melindungi fungsi
drainase perkotaan
Kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk berkisar antara 100000 sampai
500000 orang
Badan Air adalah sumber air di permukaan tanah yang berupa sungai atau danau dan di
bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer
Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang
menerima air hujan menampung dan mengalirkannya melalui satu
outlettempatperuntukan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
1
1 BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Drainase memiliki peran yang vital dalam menciptakan lingkungan perkotaan
yang bersih dan sehat Hal ini disebabkan lingkungan yang bersih dan sehat
sangat dipengaruhi oleh lancarnya saluran drainase dalam mengalirkan air hujan
maupun limbah rumah tangga menuju saluran pembuangan Sampah dan limbah
rumah tangga yang mengotori saluran dan sungai dapat menjadi sumber segala
macam penyakit dan menurunkan kualitas badan air yang selanjutnya juga
menurunkan kualitas air yang sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat
Dewasa ini permasalahan drainase di kawasan perkotaan semakin kompleks Hal
ini antara lain disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan
laju perkembangan kota yang semakin meningkat Untuk itu dituntut suatu
pengelolaan drainase perkotaan secara komprehensif mulai saat perencanaan
pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannyaPengelolaan drainase bukan
hanya persoalan teknis dan dana semata tetapi juga merupakan persoalan
sosial budaya dan partisipasi sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
2
Selama ini pengelolaan drainase masih dipandang hal yang bersifat teknis semata
dan cenderung menggunakan paradigma lama dimana air dialirkan ke badan air
secepat mungkin Padahal semestinya sebagian air masih bisa diresapkan
sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan menambah imbuhan
air tanah Teknologi pengelolaan drainase sudah jauh berkembang dengan model
bangunan imbuhan air tanah seperti sumur resapan biopori dll
Banyak faktor yang menentukan sistem dan penanganan drainase suatu kota
Faktor-faktor tersebut antara lain tipologi kota curah hujan tahunan luas dan
bentuk daerah daerah tangkapan airnya tata guna lahan dan sebagainya
sehingga tiap daerah memiliki tipologi yang berbeda-beda dan karenanya perlu
dianalisis tersendiri
Hal demikian juga berlaku untuk Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Mungkin
saat ini persoalan drainase masih terbatas pada persoalan kapasitas saluran yang
kurang operasi amp pemeliharaan dan genangan lokal Akan tetapi pada masa
mendatang jika tidak dilakukan penanganan mulai dari sekarang akan timbul
masalah yang lebih kompleks
Untuk menghasilkan suatu model pengelolaan drainase di Kota Salatiga yang
komprehensif maka perlu disusun suatu Masterplan Drainase Kota Salatiga yang
berlaku selama 25 tahun ke depan
12 Maksud dan Tujuan
121 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun MasterplanRencana Induk Drainase
Kota Salatiga yang akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan dan
pengelolaan drainase secara terpadu dalam jangka waktu 25 tahun ke depan
122 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat digunakan
1 Sebagai acuan dalam penanganan dan pengelolaan drainase di Kota Salatiga
dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi yang terpadukomprehensif
dengan sektor-sektor lain serta sesuai dengan rencana tata ruang yang
berlaku
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
3
2 Sebagai referensi dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti
perencanaan teknis dan detail engineering designdrainase di Kota Salatiga
13 Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan ini adalah
1 Mengetahui kondisi jaringan drainase eksisting Kota Salatiga dan
pengelolaannya
2 Menganalisisdan mengevaluasi sistem drainase Kota Salatiga berdasarkan hasil
survei lapangan dan kaidah-kaidah keilmuan (hidrologihidrolika) yang dapat
dipertanggungjawabkan
3 Melakukan perencanaan Masterplan Drainase di Kota Salatiga yang berlaku
dalam kurun waktu 25 tahun ke depan
4 Tersusunnya sistem-sistem dan sub sistem-sub sistem drainase di Kota Salatiga
yang terintegrasi dengan sarana prasarana kota lainnya serta sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku
5 Menyajikan rencana program dan kegiatan secara komprehensif mengenai
rencana pembangunan dan pengembangan Saluran Drainase Kota Salatiga
untuk jangka menengah (5 tahunan) dalam rentang waktu 25 tahun ke depan
6 Membuat jadwal penanganan prioritas setiap tahunnya
14 Lingkup Kegiatan
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup kegiatan Penyusunan
Masterplan Drainase Kota Salatigaadalah sebagai berikut
1 PengumpulanData
Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut
a) Studi-studi yang terkait
b) Data hidrologi hidrolika dan bangunan pelengkap
c) Data sosial ekonomi penduduk dan data lainnya yang ada hubungan
dengan studi terkait
d) Data keadaan saluran drainase dan badan air penerima yang ada sistem
geometri dan dimensi saluran
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
4
e) Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi morfologi
sifat tanah dan tata guna lahan
f) Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan
g) Data rencana pengembangan kota foto udara pembiayaan institusi dan
kelembagaan dan peranserta masyarakat
2 Identifikasi Kondisi Sistem Drainase
Identifikasi kondisi sistem drainase dilakukan sebagai berikut
a) Penyusunan besaran daerah pengaliran (catchment area dalam ha)
saluran sungai menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran
b) Penghitungan panjang saluran (dalam mrsquo) dan nama badan air
penerimanya dari setiap saluran yang ada
c) Pengukuran penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik
berbeda (awal tengah dan akhir) dari masing-masing saluran
d) Desain gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada
serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya
e) Pengumpulan data gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang ada
dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun pembuatan
f) Identifikasi permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran
3 Penyusunan Peta Genangan
Penyusunan peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial
yang perlu dilakukan meliputi
a) Identifikasi dan pemetaan lokasi genangan yang berada dalam area studi
b) Identifikasi luas tinggi dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu
kejadian dalam satu tahun untuk setiap daerah genangan
c) Identifikasi penyebab genangan
d) Identifikasi taksiran dan besaran kerusakan atau kerugian yang
ditimbulkan dalam bentuk biaya
4 Analisis
Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut
a) Analisis kondisi
1) Analisis kapasitas saluran
2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap
3) Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
5
b) Analisis kebutuhan
1) Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna lahan
2) Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran
3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang
4) Hitung debit rencana masing-masing saluran
5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada
5 Penyusunan Usulan Prioritas
Penyusunan usulan prioritas dilakukan dengan metode sebagai berikut
a) Penyusunan skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan
daerah
b) Analisis berdasarkan pembobotan
c) Usulan skala prioritas
d) Identifikasi kepentingan daerah yang strategis
e) Identifikasi pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh
f) Identifikasi fasilitas umum dan fasilitas sosial
g) Identifikasi pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan
h) Penyusunan kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5 10 20 dan 25
tahun
6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan
Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut
a) Identifikasi pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem
b) Identifikasi debit rencana (m3detik) dari masing-masing saluran
c) Perencanaan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada
masing-masing saluran
d) Identifikasi kebutuhan lahan
e) Perkiraan besar biaya ganti rugi lahan
7 Penyusunan Usulan Biaya
Penyusunan usulan biaya meliputi hal sebagai berikut
a) Penghitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh
pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai
tahapan
b) Penyusunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
6
c) Penghitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem
drainase pertahun
d) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat swasta
atau instansi lain
e) Identifikasi usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan
8 Penyusunan Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase
Penyusunan jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase meliputi hal
sebagai berikut
a) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan
b) Waktu pembuatan studi kelayakan
c) Waktu pelaksanaan penyusunan rencana teknik (DED)
d) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik
e) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai
9 Rekomendasi
Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu diusulkan
langkah-langkah sebagai berikut
a) Usulan bentuk kelembagaan
1) usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase
2) usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola
3) usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan
organisasi
b) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota
lainnya
c) Usulan kebutuhan aspek hukum dan peraturan
d) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta
15 Referensi Hukum
Referensi Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota
Salatiga Tahun 2014 adalah sebagai berikut
1 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air
2 Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
7
3 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumberdaya Air
5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan pengendalian Pencemaran Air
6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1999 tentang Irigasi
7 Peraturan Menteri PU No 02PRTM2013 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air
8 Peraturan Menteri PU No 16PRTM2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman
9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu
Limbah Domestik
10 Peraturan perundangan lain yang terkait dan diutamakan yang lebih baru
16 Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) bulan kalender mulai
tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan 15 Desember 2014
17 Sistematika Laporan
Untuk memudahkan pemahaman sistematika Laporan Akhir ini disusun sebagai
berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang maksud dan tujuan sasaran
kegiatan ruang lingkup kegiatan dan referensi hukum yang digunakan
BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI
Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi wilayah studi yang meliputi letak
geografis dan administrasi karakteristik fisik dasar tata guna lahan eksisting dan
proyeksinya 25 tahun ke depan kondisi sarana dan prasarana drainase
permasalahan drainase yang ada
BAB III SISTEM DRAINASE EKSISTING
Bab ini menjelaskan tentang Masterplan drainase yang pernah dibuat Kondisi
sistem drainase eksisting hasil inventori lapangan analisa kondisi eksisting
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
8
BAB IV KRITERIA PERENCANAAN
Bab ini menerangkan tentang philosofiprinsip dasar masterplan drainase kriteria
umum dan kriteria khusus yang digunakan dalam penyusunan masterplan
drainase
BAB V ANALISIS DIDROLOGI DAN HIDROLIKA
Bab ini menerangkan analisis hidrologi dan hidrolika yang digunakan untuk
perencanaan masterplan drainase meliputi penentuan sistem dan sub sistem
drainase analisis hidrologi analisis hidrolika dan penentuan kapasitas saluran
Kemudian dilanjutkan dengan analisis kapasitas dengan penampang rencana
BAB VI PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA SALATIGA
Bab ini berisi konsep masterplan drainase Kota Salatiga dan perencanaan masing-
masing Sub Sistem Drainase yang meliputi permasalahan dan penanganannya
BAB VII RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA DAN PRIORITAS SERTA PEMBIAYAANNYA
Bab ini berisi program penanganan drainase selama 25 tahun ke depan yang
meliputi program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang kegiatan
operasi dan pemeliharaan drainase serta rencana pembiayaannya
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi konsultan berkaitan dengan
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2015 ndash 2040
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
9
2 BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI
21 Lokasi Studi
Kota Salatiga dengan luas wilayah 567811 hektar atau 56781 kmsup2 merupakan
wilayah yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah
Kabupaten Semarang) Terletak antara 717rsquo dan 717rsquo23rdquo LS dan antara
11027rsquo5681rdquo dan 11032rsquo464rdquo BT Secara administratif Kota Salatiga terdiri
dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan
Batas wilayah Kota Salatiga sebagai berikut
1 Sebelah Utara Kecamatan Pabelan Desa Pabelan Desa Pejaten Kecamatan
Tuntang Desa Kesongo Desa Watu Agung
2 Sebelah Timur Kecamatan Pabelan Desa Ujung-ujung Desa Sukoharjo dan
Desa Glawan Kecamatan Tengaran DesaBener Desa Tegal Waton dan Desa
Nyamat
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
10
3 Sebelah Selatan Kecamatan Getasan Desa Sumogawe Desa Samirono dan
Desa Jetak Kecamatan Tengaran Desa PatemonDesaKarang Duren
4 Sebelah Barat Kecamatan Tuntang Desa Candirejo Desa Jombor Desa
Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Getasan Desa Polobogo
Luas Kota Salatiga per-Kecamatan disajikan dalam Tabel 2-1 Sedangkan Peta
Wilayah Kota Salatiga disajikan dalam Gambar 2-1
Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga
No Kecamatan Luas (Km2)
1 Argomulyo 18526
2 Sidomukti 11459
3 Sidorejo 16247
4 Tingkir 10549
Jumlah 56781 Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
11
Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga
Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
12
22 Topografi dan Fisiografi
Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 topografiKota Salatiga merupakan
wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 450 ndash 825 m DPL Kota
Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang plusmn 65 yang terdiri dari
kelurahan Dukuh Ledok Kutowinangun Salatiga Sidorejo Lor Bugel
Kumpulrejo dan Kauman Kidul Daerah miring plusmn 25 terdiri dari kelurahan
Tegalrejo Mangunsari Sidorejo Lor Sidorejo Kidul Tingkir Lor Pulutan
Kecandran Randuacir Tingkir Tengah dan Cebongan Daerah datar plusmn 10 terdiri
dari kelurahan Kalicacing Noborejo Kalibening dan Blotongan
Sedangkan secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki
Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gunung Gajah
Mungkur Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong padadengan ketinggian
antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut) Ketinggian 4 kecamatan dari
permukaan air laut disajikan pada Tabel di 2-2 bawah ini
Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan
No Kecamatan Prosentase Wilayah ()
Ketinggian (dpl)
1 Argomulyo 2018 595 - 850 m
2 Sidomukti 2861 515 - 650 m
3 Sidorejo 3263 450 - 825 m
4 Tingkir 1858 510 - 700 m
Jumlah 10000
Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013
23 Geologi
Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 bentuk topografi Kota Salatiga
dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis
intermedier yang memiliki tekstur remah dan konsistensinya gembur
produktifitas tanah sedang sampai tinggi Bentuk stuktur tanah latozol coklat
tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan
tanaman campuran
24 Demografi
Jumlah penduduk Kota Salatiga sampai dengan Tahun 2012 menurut data Badan
Pusat Statistik Tahun 2013 sebanyak 186087 jiwa dengan jumlah rumah tangga
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
13
sebanyak 48415 dan rata-rata anggota rumah tangga 3539 orang KK Untuk
melihat perkembangan jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kota Salatiga
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Argomulyo 41846 41029 41435 41816 42638 40947 45630
2 Sidomukti 39632 36274 36395 36573 36611 38975 43360
3 Sidorejo 51784 48216 49487 49683 50024 52357 51452
4 Tingkir 43533 41413 41664 41952 42054 40206 45645
Jumlah 176795 166932 168981 170024 171327 172485 186087 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013
Untuk melihat kepadatan penduduk seluruh kecamatan dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012
No Kecamatan Luas (km2) Penduduk Kepadatan (jiwakm2)
I Argomulyo 18526 45630 2463
1 Noborejo 3322 5895 1775
2 Ledok 1873 9949 5312
3 Tegalrejo 1884 12064 6403
4 Kumpulrejo 6290 7623 1212
5 Randuacir 3776 5533 1465
6 Cebongan 1381 4566 3306
II Sidomukti 11459 43360 3784
1 Kecandran 3993 17388 4355
2 Dukuh 3772 7556 2003
3 Mangunsari 2908 12710 4371
4 Kalicacing 0787 5706 7250
III Sidorejo 16247 51452 3167
1 Blotongan 4238 12256 2892
2 Sidorejo Lor 2716 13476 4962
3 Salatiga 2020 15344 7596
4 Bugel 2944 2829 0961
5 Kauman Kidul 1958 4209 2150
6 Pulutan 2371 3338 1408
IV Tingkir 10549 45645 4327
1 Kutowinangun 2938 22004 7489
2 Gendongan 689 6114 8874
3 Sidorejo Kidul 2775 6057 2183
4 Kalibening 995 1948 1958
5 Tingkir Lor 1773 4437 2503
6 Tingkir Tengah 1378 5085 3690
Tahun 2012 56781 186087 3012
Tahun 2011 56781 178277 2885
Tahun 2010 56781 174621 2826
Tahun 2009 56781 170022 2752
Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
14
Dari data di atas Kecamatan Tingkir memiliki kepadatan penduduk tertinggi
dengan kepadatan penduduk sebesar 4327 jiwakm2 Sedangkan yang terendah
adalah Kecamatan Argomulyo dengan kepadatan penduduk sebesar
2463jiwakm2
25 Sosial dan Ekonomi
251 PDRBIncome Perkapita
Secara umum kondisi perekonomian di Salatiga sejak Tahun 2000 sudah
menunjukkan adanya perkembangan yang relatif baik Berangsur-angsur
perekonomian mulai meningkat dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi
sebesar 573 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 223953812 juta
dengan PDRB perkapita Rp 1293600331 Sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan sebesar Rp 101604564 juta dengan PDRB perkapita sebesar Rp
558357952
Tahun 2012 sumbangan PDRB terbesar adalah Kecamatan Sidorejo sebesar
2833 selanjutnya Kecamatan Sidomukti memberikan sumbangan sebesar
2647 Selanjutnya urutan ketiga adalah Kecamatan Tingkir dengan sumbangan
2466 dan yang terkecil memberikan sumbangan ke PDRB Kota Salatiga adalah
Kecamatan Argomulyo sebesar 2055
Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012
Sumber PDRB Kecamatan Se Kota Salatiga 2012
252 Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 proporsi terbesar bermata
pencaharian lain-lain yakni 4082 disusul buruh industri yakni 1909
Argomulyo2055
Tingkir2466
Sidomukti2647
Sidorejo2833
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
15
kemudian disusul pedagang sebesar 723 Selengkapnya disajikan dalam Tabel
berikut
Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012
Mata Pencaharian Kecamatan
Jumlah Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo
1 Petani Sendiri 1578 197 731 1078 3584 255
2 Buruh Tani 480 304 1602 2210 4596 328
3 Nelayan - - - - - -
4 Pengusaha wiraswasta 2251 3061 1085 1786 8183 583
5 Buruh Industri 6815 5650 6752 7563 26780 1909
6 Pedagang 599 2315 3621 3608 10143 723
7 Buruh Bangunanlepas 109 1440 4423 3972 9944 709
8 Pengangkutan 320 402 2397 1885 5004 357
9 Pegawai Negeri 1634 1224 2904 3349 9111 649
10 Pensiunan 617 827 1522 2720 5686 405
11 Lain-lain 10516 18520 14317 13929 57182 4082
Tahun 2012 24919 33940 39354 42100 140313
Tahun 2011 20514 28606 35862 42003 126968
Tahun 2010 24498 28436 34824 41810 129568
Tahun 2009 24784 26412 31920 39955 123071
Tahun 2008 31108 26324 31756 38988 128176 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013
26 Hidrologi dan Hidrogeologi
261 Hidrologi
Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah
tersebut Sumber air dapat berupa danau sungai maupun rawa Kota Salatiga
dilewati oleh sungai yang cukup besar yakni Kali Sraten Kali Ngawen Kali
Ngaglik dan Kali Jetis yang secara keseluruhan sungai tersebut bukan berasal
dari Wilayah Salatiga atau Salatiga tidak memiliki mata air sendiri akan tetapi
sungai-sungai tersebut berasal dari wilayah lain di luar Kota Salatiga
Kota Salatiga yang berada di dataran tinggi memiliki iklim tropis dan berhawa
sejuk terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitanPengaruh musim hujan
dan kemarau silih berganti sepanjang tahun Curah hujan di Kota Salatiga pada
Tahun 2012 berjumlah 2605 mm dengan rata-rata curah hujan 2570 mmhari
Berikut ini adalah tabel curah hujan hari hujan dan rata-rata curah hujan Tahun
2012 Kota Salatiga
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
16
Tabel 2-6Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun 2008-2012
Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan
Januari 370 19 1947
Februari 276 9 3067
Maret 660 25 2640
April 356 20 1780
Mei 153 7 2186
Juni 27 2 1350
Juli 0 0 0
Agustus 0 0 0
September 44 3 1467
Oktober 190 11 1727
November 309 13 2377
Desember 220 15 1467
Th 2012 2605 124 2570
Th 2011 2305 106 2101
Th 2010 3577 172 2101
Th 2009 1935 104 1900
Th 2008 4831 120 2196 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013
262 Hidrogeologi
a Air Permukaan
Sumber air pemukaan yang ada di Kota Salatiga berupa air sungai Umumnya
sungai-sungai yang mengalir melintas di daerah Kota Salatiga berhulu di sebelah
barat-daya yakni dari lereng Gunung Merbabu dimana sebagian merupakan
sungai musiman yang kering airnya di musim kemarau Sungai yang berair
sepanjang tahun yang terdapat di daerah Kota Salatiga jumlahnya sedikit dan
umumnya sungai-sungai kecil serta umumnya sudah dimanfaatkan untuk
keperluan pengairan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
17
Air permukaan sangat penting keberadaannya hal ini karena secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Debit air sungai di Kota Salatiga
dapat dilihat pada Tabel 2-7
Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga
No Nama SungaiKali Debit
(m3detik) Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Kali Senjoyo Kali Taman Kali Ked Ringis Kali Benoyo Kali Bendo Kali Ngaglik Kali Bawen
2408 1132 0258 0040 0006 0015 0005
Kali Taman mendapat suplesi Debit dari Mata Air - Kali Taman = 178 ltdtk - Kali Putri = 99 ltdtk - Kali Getek = 46 ltdtk - Kali Sombo = 59 ltdtk Jumlah = 382 ltdtk
Jumlah 3864 Sumber Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Salatiga th 2013
Data debit sungai di Kota Salatiga pada tahun 2005 sebesar 3864 m3dtk
Debit sungai diatas adalah debit hasil Dinas Bina Marga dan Pengairan Tahun
2013 Berdasarkan data total sungai yang ada di Kota Salatiga adalah 16 sungai
(RTRW 2010-2030) yang terdiri dari 9 sungai dan 7 saluran yang berfungsi
sebagai drainase primer Sesuai Pasal 39 dalam RTRW tersebut 9 sungai
ditetapkan untuk kawasan lindungsempadan sungai dengan kondisi 2 sungai
Ngaglik dan Banyu Putih mengalami pencemaran tingkat sedang
b Air Tanah Dalam
Kota Salatiga memiliki prospek sumber air tanah dalam terutama di bagian
tengah-barat dan di bagian selatan yang mencakup sebagian wilayah Kecamatan
Sidorejo Tingkir Sidomukti dan di daerah Candirejo Penyediaan sumber air
tanah dalam ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumur bor di wilayah
potensial air tanah tinggi dengan kedalaman berkisar 80 hingga kurang dari 100
meter dengan menyadap lapisan akuifernya kurang dari 5 ldt Pemanfaatan air
tanah dalam di daerah ini belum maksimal yang saat ini terbatas untuk
kebutuhan air industri dan hotel serta jumlah sumur bor di daerah Kota Salatiga
masih sedikit (Data Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)
c Air Tanah Dangkal
Pemanfaatan sumber air tanah dangkal di Kota Salatiga dapat diperoleh dengan
cara membuat sumur gali dengan kedalaman berkisar 8-25 meter Untuk wilayah
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
18
Kota Salatiga kedalaman sumur gali pada umumnya kurang dari 12 meter
sedangkan kearah barat atau daerah sekitar Candirejo kedalaman sumur gali
pada umumnya kurang dari 8 meter dan semakin kearah selatan yaitu Kecamatan
Argomulyo kedalaman sumur gali berkisar 12ndash25 meter Pemanfaatan sumber air
tanah dangkal ini sifatnya hanya terbatas untuk kebutuhan air penduduk
setempat Penyediaan sumber air tanah dangkal ini sangat tergantung pada
tinggi kedudukan muka airnya dimana kedudukan muka air tanah akan dalam di
tempat yang memiliki topografi tinggi dan rendah di tempat yang lebih landai
Potensi air tanah ini umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim
d Mata Air
Kota Salatiga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk
dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas kualitas dan kontinuitas
airnya serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga Sehingga
cukup memudahkan pengambilannya Beberapa mata air yang digunakan oleh
PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air
bersih yaitu (Sumber Laporan Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)
1 Mata Air Senjoyo (dengan debit 145 ldt)
2 Mata Air Kaligojek (20 ldt)
3 Mata Air Kalitaman (25 ldt)
4 Mata Air Kaligetek (20 ldt)
5 Mata Air Kalisombo (barat=35 ldt timur =15 ldt)
6 Dan beberapa mata air kecil lainnya
27 Tata Guna Lahan
271 Tata Guna Lahan Eksisting
Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5678110 hektar atau 56781 km2
Luas yang ada terdiri dari 79893 hektar (141 ) lahan sawah 468019 hektar
(824) merupakan lahan kering dan 19898 hektar (35) adalah lahan lainnya
Menurut pemanfaatannya sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan
sawah berpengairan teknis (4426 ) lainnya berpengairan setengah teknis
sederhana dan tadah hujan Lahan kering yang dipakai untuk tegalkebun
sebesar 9592 dari total bukan lahan sawah
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
19
Tabel 2-8Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha)
Kecamatan Sawah Lahan Kering Lahan Lainnya Jumlah
I Argomulyo 29911 1749135 73644 1852690
1 Noborejo 2635 324492 5073 332200
2 Ledok 12496 164537 10297 187330
3 Tegalrejo - 178424 10006 188430
4 Kumpulrejo - 622030 7000 629030
5 Randuacir - 348550 29050 377600
6 Cebongan 14780 111102 12218 138100
IISidomukti 64500 1051157 30193 1145850
1 Kecandran 31425 359748 8027 399200
2 Dukuh 3383 364179 9588 377150
3 Mangunsari 29692 251096 9982 290770
4 Kalicacing - 76134 2596 78730
IIISidorejo 388750 1176359 59611 1624720
1 Blotongan 77693 325107 21000 423800
2 Sidorejo Lor 33270 220300 18030 271600
3 Salatiga 19476 175242 7282 202000
4 Bugel 49204 241472 3694 294370
5 Kauman Kidul 76027 115723 4100 195850
6 Pulutan 133080 98515 5505 237100
IVTingkir 315771 703544 35535 1054850
1 Kutowinangun 45272 240895 7583 293750
2 Gendongan - 66584 2316 68900
3 Sidorejo Kidul 84154 180285 13061 277500
4 Kalibening 57038 39285 3276 99599
5 Tingkir Lor 75992 96685 4623 177300
6 Tingkir tengah 53315 79810 4676 137801
Jumlah 798932 4680195 198983 5678110
141 824 35 1000 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
20
Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga
Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030
Dalam kaitannya dengan sistem drainase RTRW menjadi salah satu aspek yang
harus diperhitungkan dalam menyusun pola jaringan maupun dalam menghitung
beban drainase Sehingga sistem drainase yang dikembangkan bersifat
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
21
antisipatif tidak hanya berlaku saat ini tetapi sudah memperhitungkan kondisi
yang akan datang
272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan
Pertambahan luas lahan terbangun di Kota Salatiga pada Tahun 2001 hingga 2009
sebesar 3583 hath yaitu pada tahun 2001 seluas 154024 Ha meningkat
menjadi 181363 Ha pada tahun 2009 Perkembangan lahan terbangun Kota
Salatiga pada Tahun 2012 hingga 2020 diprediksikan mengalami peningkatan laju
pertambahan luas jika dibandingkan dengan laju pertambahan luas pada Tahun
2001 hingga 2009 yaitu menjadi 4520 hath Menurut Laporan Rencana Induk
SPAM Kota Salatiga 2012 Luas lahan terbangun pada Tahun 2013 diprediksi
mencapai 196292 Ha dan akan terus meningkat hingga 2329 Ha pada Tahun
2020
Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha)
No Kecamatan Dari sawah Ke pekarangan
Dari Tegal Ke Pekarangan
I Argomulyo - 24521
1 Noborejo - 4307
2 Ledok - 6095
3 Tegalrejo - 7337
4 Kumpulrejo - 1541
5 Randuacir - 4127
6 Cebongan - 1114
II Sidomukti 7145 22241
1 Kecandran 4905 3067
2 Dukuh - 16308
3 Mangunsari 2240 2866
4 Kalicacing - -
III Sidorejo 25825 23805
1 Blotongan 9886 7086
2 Sidorejo Lor 3908 12315
3 Salatiga - 4404
4 Bugel 1099 -
5 Kauman Kidul 6370 -
6 Pulutan 4562 -
IV Tingkir 4696 13894
1 Kutowinangun - 1977
2 Gendongan - -
3 Sidorejo Kidul 3435 7011
4 Kalibening - -
5 Tingkir Lor - 4111
6 Tingkir Tengah 1261 0795
Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
22
28 PermasalahanDrainase Kota Salatiga
Secara umum permasalahan drainase perkotaan dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu permasalahan alamiah dan non alamiah Kelompok alamiah
adalah persoalan yang timbul akibat kondisi alam yang meliputi curah hujan
topografidan geologi Sedangkan non alamiah meliputi aspek yang timbul akibat
kegiatan manusia
Secara umum permasalahan drainase kawasan perkotaan sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 2-4
Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan
Sebagai akibat pertambahan penduduk menuntut adanya kebutuhan lahan untuk
tempat tinggalrumah dan usaha lainKebutuhan lahan tersebut menuntut
perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan meningkatnya bertambahnya
aliran limpasan permukaan dan meningkatnya erosi lahan sehingga terjadilah
sedimentasi yang menurunkan kapasitas saluran Penurunan kapasitas ini
mengakibatkan saluran meluap jika kapasitasnya dilampaui dan menyebabkan
terjadinya genangan
Permasalahan drainase perkotaan
Pertumbuhan penduduk
Kebutuhan tempat tinggalRumah
Perubahan tataguna lahan
Lahan untuk usaha pertanian
perkebunan dll
Manajemen sampah tidak baik
Produksi sampah
Debit banjir meningkat
Kebutuhan air bersih
Pengambilan air tanah berlebihan
Sedimentasi saluran
Saluran meluap banjir
Penurunan kapasitas saluran
Pembuangan sampah ke saluran
Erosi lahan meningkat
Amblesan tanah Genangan lokal
Limpasan permukaan meningkat
Pengisian air tanah menurun
Penurunan air tanah
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
23
Disamping itu pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan produksi sampah dan
limbah yang meningkat Jika tidak dikelola dengan baik misalnya sampah dan
limbah dibuang ke saluran drainasemaka bisa menyumbat saluran dan pada
akhirnya mengakibatkan banjirSatu hal lagi dimana pengisian air tanah yang
terganggu akibat berkurangnya infiltrasi dapat mengancam ketersediaan air
tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih
Permasalahan Drainase Kota Salatiga dapat diidentifikasi sebagai berikut
1 Permasalahan Kapasitas Saluran
Seiring dengan peningkatan debit akibat pengaruh koefisien limpasan yang
cenderung meningkat kapasitas saluran perlu ditinjau apakah masih
mencukupi untuk menampung debit yang lewat Banyak saluran terlihat
menyempit dan mengalami pendangkalan sehingga kapasitasnya menurun Di
beberapa ruas jalan bahkan terlihat saluran terputus tidak menyambung
dengan saluran yang ada Pada segmen-segmen tertentu saluran mengalami
penutupan oleh sampah dan oleh sedimen (tanah) selain kedua masalah
tersebut pada lokasi-lokasi tertentu ada saluran yang hilang akibat ditutup
oleh masyarakat ataupun akibat kerusakan saluran yang dibiarkan
berkepanjangan sehingga pada akhirnya saluran tersebut tertutup
Disamping itu di beberapa kawasan Kota Salatiga banyak saluran yang
tertutup oleh bangunan di atasnya sehingga mempersulit pada saat
pemeliharaan Demikian juga akibat pondasi bangunan juga memperkecil
penampang saluran sehingga menurunkan kapasitas saluran
Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas saluran di Buk Suling
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
24
2 Kurangnya Daerah Resapan Air
Di beberapa wilayah Kota Salatiga terutama di pusat kota sebagai contoh di
Daerah Jalan Jendral Sudirman Pasar Gede Ramayana dan sekitarnya
karena letaknya yang ada ditengah Kota Salatiga maka daerah ini didominasi
oleh perumahan perkantoran dan pertokoan Air hujan yang turun langsung
masuk ke saluran melalui jalan beton jalan aspal atau perkerasan yang lain
tanpa adanya air yang meresap (infiltrasi) Hal ini dikarenakan minimnya
areal resapan air Air hujan akan langsung masuk menuju saluran sehingga
seringkali saluran tidak mampu menampung air dan menimbulkan genangan
air
Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air
3 Perubahan Tata Guna Lahan
Di Kota Salatiga perubahan tata guna lahan terjadi yang sangat cepat seiring
dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi Lahan baru yang
dahulunya daerah pertanianperkebunan dibuka untuk perumahan dan
kebutuhan lainnya dan dibiarkan terbuka tanpa konservasi Hal ini dapat
menjadi sumber bencana banjir dan kekeringan Perubahan tata guna lahan
mempunyai pengaruh terhadap besarnya run-off yang dapat diketahui dari
besarnya nilai koefisien limpasan yang cenderung meningkat (Merry 2010)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
25
Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid
4 Persampahan
Pengelolaan sampah di Wilayah Salatiga tergolong sangat kurang Hal ini
dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah
Masyarakat masih menganggap bahwa sungaisaluran air merupakan tempat
pembuangan sampah Sampahndashsampah yang dibuang sembarangan
berserakan di jalan dan akhirnya disapu air hujan masuk ke sungaisaluran
Dengan demikian air menjadi kotor jorok dan sungaisaluran menjadi penuh
sampah dan pada waktu turun hujan sungaisaluran tersebut akan mampet
dan meluber sehingga mengakibatkan banjir
Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas Saluran Menurun(terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi Kali Pengging)
5 Erosi ndash Sedimentasi
Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan Erosi
pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah hilir
(Sitanala Arsyad 1989) Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia Kota
Salatiga yang berkembang dengan cepat alih fungsi lahan tidak dapat
dihindari Alih fungsi lahan yang tak terkontrol menimbulkan dampak
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
26
berganda terhadap kinerja sistem drainase Alih fungsi lahan dari lahan hijau
menjadi lahan terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan sekaligus
meningkatkan laju erosi Konsekuensinya beban drainase bertambah di sisi
kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi
Pembukaanpengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal
dapat mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak diikuti dengan
usaha konservasi lahan yang tepat Hal ini dapat dibuktikan dari aliran banjir
pada saat hujan air yang datang dari hulu tidak hanya keruh tetapi juga
berupa banjir lumpur Material erosi yang dibawa aliran air dari hulu pada
saat memasuki daerahsaluran landai tidak semuanya mampu hanyut ke
saluran primer atau sungai Sebagian akan diendapkan di sepanjang saluran
sungai dan badan air yang dilewatinya Endapan di saluransungai
menimbulkan penyempitan dan pendangkalan sehingga kapasitas
saluransungai tersebut akan berkurang Jika saluransungai tersebut
meluap maka lumpur juga akan diendapkan di wilayah yang dilewatinya
Gambar 2-9Erosi di sungai Pertigaan Utara JLS dan di Sungai Jetis yang tinggi menyebabkan Kapasitas Sungai menurun
6 Operasi dan Pemeliharaan
Banyak bangunan-bangunan drainase di Wilayah Salatiga yang dibangun
dengan biaya tinggi kondisinya sangat memprihatinkan sebelum umur
teknisnya tercapai Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan
kebutuhan OampP tetapi lebih karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang
cukup Kesulitan memperoleh biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan
OampP tersebut dan bahkan jika biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa
biaya tersebut dipakai untuk OampP jika kegiatan- kegiatan yang sifatnya
mendesak muncul bersamaan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
27
Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
28
3 BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING
31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007
Berdasarkan studi yang pernah dilakukan pada tahun 2007 drainase yang ada di
Kota Salatiga dikelompokkan dalam menjadi 9 (sembilan) sistem drainase yaitu
1 Sistem Kartini
2 Sistem Buk Suling
3 Sistem Nanggulan
4 Sistem Kridanggo
5 Sistem Osamaliki
6 Sistem Kesehatan
7 Sistem Kalinongko
8 Sistem Hasanudin dan
9 Sistem Ledok
Dasar dalam pengelompokan sistem drainase ini adalah arah aliran dominan dari
saluran yang ada dan beberapa saluran alam sungai yang telah ada Hasil dari
pengelompokan itu disajikan dalam Gambar 3-1 di bawah ini
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
29
Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan
studiMaster Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007
311 Sistem Kartini
Sistem Kartini adalah sistem drainase yang terletak menyusur Jalan Jenderal
Sudirman yang dimulai dari Ramayana ke arah Barat Laut (arah jalan ke
Salatiga) Lokasi di sepanjang Sistem Kartini didominasi oleh permukiman dan
perkantoran Lokasi didaerah ini sangat padat dengan perumahan dan hampir 90
semua tanah sudah ditutup dengan paving blok Karena daerah ini mempunyai
kepadatan yang cukup tinggi maka seringkali kondisi saluran tidak terawat
sehingga banyak tumpukan sampah plastik dan sampah buangan bekas aktivitas
masyarakat yang menutupi saluran sehingga saat terjadi banjir pada lokasi
sebelah hulu sumbatan sering mengalami limpasan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
30
Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini
Sumber PT Multidecon 2007
312 Sistem Buk Suling
Sistem Bok Suling adalah sistem drainase yang terletak disekitar pusat
perbelanjaan Ramayana Sistem Bok Suling ini menghampar mulai Pasar Besar ke
arah utara sampai Universitas Satya Wacana Sistem Bok Suling terletak pada
posisi sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman (dari arah Salatiga) Penggunaan
lahan di lokasi Sistem Bok Suling didominasi oleh perkantoran pemukiman dan
pusat-pusat bisnis (pertokoan) oleh karena itu pada daerah ini resapan air juga
sangat minim
Secara umum aliran drainase pada Sistem Bok Suling akan bermuara di alur alam
(sungai) yang membelah jalan Kalitaman Lokasi-lokasi yang sering mengalami
genangan banjir adalah lokasi-lokasi yang terletak disekitar jalan Bok Suling
Genangan yang terjadi seringkali disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
31
akibat tidak sempurnanya pematusan pengeringan jalan raya saat hujan turun
sehingga air hujan tidak dapat masuk menuju saluran-saluran pembuang yang
pada akhirnya menyebabkan banjir
Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling
313 Sistem Nanggulan
Sistem Nanggulan merupakan sistem drainase yang membentang memanjang
mulai ABC menuju arah Timur Laut hampir sepanjang 40 km Penggunaan lahan
pada lokasi bagian hulu didominasi oleh perumahan dan perkantoran Sedangkan
pada bagian hilirnya masih banyak dijumpai persawahan Sistem Nanggulan
dibagi menjadi 22 daerah tangkapan air (DTA) dengan luasan DTA terbesar
adalah 14221 ha dan luasan terkecil sebesar 048 ha Drainase utama merupakan
saluran alam (sungai) yang terletak hampir di sepanjang DAS Sistem Nanggulan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
32
Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
33
314 Sistem Kridanggo
Sistem Kridanggo merupakan sistem Drainase Kota Salatiga yang mempunyai
daerah tangkapan air yang paling rumit hal ini mengingat Sistem Kridanggo yang
terletak pada bagian tengah Kota Salatiga Sistem Kridanggo terbagi menjadi 38
buah daerah tangkapan air (DTA) dengan luas terbesar 1086 ha dan luasan
terkecil 032 ha Karena letaknya yanga ada ditengah Kota Salatiga maka daerah
pada sistem ini didominasi oleh perumahan perkantoran dan pertokoan
sehingga hal ini menyebabkan sangat minim ter-sedianya areal resapan air yang
pada akhirnya akan menyebabkan debit runoff akibat hujan akan langsung masuk
menuju saluran sehingga sering-kali saluran tidak mampu menampung air dan
menimbulkan genangan air
Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
34
315 Sistem Osamaliki
Sistem Osamaliki merupakan sistem drainase yang membentang dari arah Timur ke
Barat yang dimulai dari Tugu Pancasila di depan Pusat Perbelanjaan Ramayana
sampai sebelah barat Jalan Osamaliki
Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki
316 Sistem Kesehatan
Sistem Kesehatan adalah sistem drainase yang terletak di sebelah kanan Jalan
Osamaliki (dari arah Salatiga) Dengan tata guna lahan pada daerah hulu masih
didominasi oleh permukiman penduduk dan perkantoran sedangkan pada lokasi di
bagian hilir didominasi oleh persawahan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
35
Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
36
317 Sistem Kalinongko
Sistem Kalinongko adalah sistem drainase yang mempunyai daerah tangkapan air
(DAS) yang terhampar mulai Pertigaan ABC menuju arah Barat Laut (BL) yang
kemudian masuk menuju sungai yang membentang hampir di sepanjang DAS
pembagian DAS sebesar 1471 ha dan luas minimal sebesar 02 ha
Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko
Pengunaan lahan pada sistem ini didominasi oleh daerah hunian yang padat
sehingga daerah resapan air sangat minim Lokasi-lokasi tertentu yang sering
mengalami banjir genangan air adalah lokasi sekitar Jalan Tentara Pelajar
Penyebab genangan banjir adalah adanya sumbatan sampah dan sedimen di
beberapa segmen dan kapasitas saluran yang tidak mencukupi
318 Sistem Hasanudin
Sistem Hasanudin adalah sistem drainase yang secara alam akan bermuara pada 2
(dua) buah sungai yang membelah Jalan Hasanudin Sungai tersebut adalah Sungai
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
37
Ngawen dan Sungai Sraten Dari hasil survey lapangan dapat diketahui bahwa
lokasi yang rawan genangan air akibat banjir adalah lokasi di Sekitar Pasar Sapi
penyebab genangan banjir ini disinyalir karena tersumbatnya aliran debit hujan
oleh berbagai material sampah yang berupa sampah plastik dan endapan sedimen
(tanah) selain sampah dimungkinkan pula penyebab genangan di lokasi ini adalah
kapasitas saluran yang tidak mampu lagi untuk melewatkan debit runoff
Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin
319 Sistem Ledok
Sistem Ledok merupakan sistem drainase kota yang membentang mulai PT
Damatek ke arah utara sepanjang 2 km Sistem drainase utama adalah saluran
alam (sungai) yang membentang hampir di sepanjang DAS Sistem Ledok Secara
umum permasalahan saluran yang ada di Sistem Ledok juga tidak jauh berbeda
dengan sisitem yang lainnya dimana permasalahan utama adalah adanya
penutupan saluran oleh sampah dan tanah akibat sedimentasi Selain du masalah
tersebut kerusakan saluran juga dipicu dengan ketidak teraturan pengaturan
sistem drainase yang ada
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
38
Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok
Berdasarkan hasil studi tahun 2007 diatas yaitu Pekerjaan Penyusunan
Masterplan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga oleh PT Multidecon Internal setelah
diplotkan ke wilayah Kota Salatiga ternyata baru sebagian kecil dari wilayah
Kota Salatiga yang dikaji yaitu di wilayah perkotaannya sajadimana luas wilayah
yang dikaji baru sekitar 30 dari Wilayah Kota Salatiga sebagaimana
digambarkan dalam Gambar di bawah ini
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
39
Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna
biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau)
Sumber Master Plan Drainase Kota Salatiga 2007
Dari hasil kajian diatas mengingat kajian yang dilakukan baru sebagian kecil dari
yang diharapkan yaitu seluruh Kota Salatiga maka untuk selanjutnya Sistem
Drainase yang disusun Tahun 2007 tidak dipergunakan lagi dalam Penyusunan
Masterplan Tahun 2014
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
40
32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030
Sistem Drainase menurutPeraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 -
2030 meliputi jaringan drainase primer jaringan drainase sekunder dan
jaringan drainase tersier
Jaringan drainase primer meliputi 27 (dua puluh tujuh) saluran dan sungai
sebagai berikut
1 Saluran Kalitaman
2 Saluran Kalioso
3 Sungai Kedungringis
4 Saluran Kutowinangun
5 Sungai Tugu
6 Sungai Jaten
7 Sungai Jurang Buntung
8 Saluran Bugel Timur
9 Saluran Bugel Barat
10 Saluran Sarirejo
11 Saluran Tapen
12 Saluran Kauman
13 Saluran Sucen
14 Saluran Kalisawo
15 Sungai Gandu
16 Sungai Ngemplak
17 Sungai Sawahan
18 Sungai Sraten
19 Sungai Ngawen
20 Sungai Andong
21 Sungai Jetis
22 Saluran Cebongan
23 Sungai Nanggulan
24 Sungai Ngaglik
25 Sungai Jetis
26 Sungai Setro dan
27 Sungai Senjoyo
Jaringan drainase sekunder meliputi 39 (tiga puluh sembilan) meliputi
1 Saluran Andong
2 Saluran Sidenan
3 Saluran Kalicacing
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
41
4 Saluran Karanganyar
5 Saluran Progo
6 Saluran Jalan Jend Sudirman
7 Saluran Tugu Barat
8 Saluran Tugu Timur
9 Saluran Andong
10 Saluran Kedung Kopyah
11 Saluran Kebon Samas
12 Saluran Kalipancur
13 Saluran Bulu
14 Saluran Pabelan
15 Saluran Blotongan
16 Saluran Banyuputih
17 Saluran Banjaran
18 Saluran Jalan Veteran
19 Saluran Kenteng
20 Saluran Cabean
21 Saluran Bendosari
22 Saluran Warak
23 Saluran Klampean
24 Saluran Noborejo
25 Saluran Brajan
26 Saluran Tegalrejo
27 Saluran Nanggulan
28 Saluran Benoyo
29 Saluran Gendongan
30 Saluran Kalisari
31 Saluran Druju
32 Saluran Jamban
33 Saluran Tambak Boyo
34 Saluran Siluwing
35 Saluran Kalilondo
36 Saluran Sidali
37 Saluran Tingkir Tengah
38 Saluran Cengek dan
39 Saluran Isep-isep
Jaringan drainase tersier meliputi saluran drainase di kawasan perumahan
tersebar di wilayah Kota SalatigaRencana sistem drainase Kota Salatiga
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
42
dijelaskan lebih rinci dalam peta Rencana Jaringan Prasarana Drainase
sebagaimana dalam RTRW Dalam Peta tersebut dijelaskan bahwa saluran primer
berupa sungai dan saluran lain yang sudah ditentukan Sedangkan saluran
sekunder umumnya berupa saluran buatan manusia Demikian juga dijelaskan
arah alirannya Namun belum dijelaskan secara terperinci pembagian Daerah
Tangkapan Air (DTA) untuk perencanaan masterplannya
Disamping pembagian saluran diatas juga ditentukan adanya Kawasan Sempadan
Sungaipada 9 (sembilan) sungai dimana ruang di kiri kanan sungai tidak
diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan Sungai-sungai tersebut adalah
1 Sungai Senjoyo di Kelurahan Tingkir Tengah Kelurahan Tingkir Lor
Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun
2 Sungai Setro di Kelurahan Kauman Kidul
3 Sungai Jetis di Kelurahan Randuacir Kelurahan Noborejo Kelurahan
Cebongan Kelurahan Ledok Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan
Kutowinangun
4 Sungai Ngaglik di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Randuacir Kelurahan
Tegalrejo Kelurahan Ledok Kelurahan Gendongan dan Kelurahan
Kutowinangun
5 Sungai Nanggulan di Kelurahan Kutowinangun
6 Sungai Ngawen di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Tegalrejo dan
Kelurahan Mangunsari
7 Sungai Sraten di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Mangunsari Kelurahan
Dukuh dan Kelurahan Kecandran
8 Sungai Sawahan di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Dukuh dan Kelurahan
Kecandran dan
9 Sungai Ngemplak di Kelurahan Dukuhdan Kelurahan Kecandran
33 Hasil Inventory Lapangan
331 Inventori Saluran
Tim Penyusun telah melakukan inventori saluran drainase yang ada di Salatiga
Saluran drainase yang diinventori adalah saluran primer dan sekunder Poin-poin
yang diinventori terdiri dimensi saluran titik pengamatan meliputi awal
tengah dan muaraakhir jenis konstruksi saluran dan kondisinyapermasalahan
dan penyebabnya lama tinggi genangan dan kerugian foto dokumentasi dan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
43
alternatifusulan penanganan Semua lembar hasil inventory akan dibukukan
tersendiri dalam Buku Album Inventory
Berikut ini kami perlihatkan contoh lembar hasil inventori
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
44
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
45
332 Identifikasi Lokasi Genangan
Tim Penyusun juga telah melakukan identifikasi genangan yang terjadi di Kota
Salatiga berdasarkan informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari
masyarakat Lokasi genangan ini juga digunakan untuk pengecekan hasil running
program HEC-RAS apakah sudah sesuai dengan kondisi lokasi atau belum
Secara ringkas lokasi genangan dan permasalahannya serta usulan
penanganannya disajikan dalam Tabel sebagai berikut
Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga Tahun 2014
No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan
1 PerumKotaBaru
(Kel Blotongan Kec Sidorejo
Kota Salatiga)
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Saluran tidak mampu menampung air saat banjir
- Saluran terlalu kecil dan sempit
- Lebar sungai berkurang karena pembangunan rumah dikanan kiri saluran
- Ketinggian air plusmn50 cm ketika terjadi
banjir
2 Saluran Kedung Kopyah
(Kel Pulutan Kec Sidorejo Kota Salatiga)
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Saluran berfungsi ganda sebagai saluran irigasi dan saluran drainase
- Saluran meluap saat terjadi hujan
deras karena dimensi saluran tidak dapat menampung debit yang terjadi
- Saluran membawa lumpur dan sedimentasi
- Sawah dan sebagian rumah warga
tergenang saat banjir setinggi plusmn 50 cm
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
46
No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan
3 Kantor Polisi Salatiga
(Kel Salatiga Kec Sidorejo Kota Salatiga)
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Terjadi genangan di sisi utara kantor polisi
- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi
banjir
- Gorong-gorong dan drainase jalan terlalu kecil dan tersumbat
4 Saluran Andong
(KelMangunsariKec Sidomukti Kota Salatiga)
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Saluran tidak mampu menampung
debit air dari arah lapangan Pancasila
- Sampah dan sedimentasi menyebabkan pendangkalan
- Pintu air yang mengatur keluarnya air
terlalu kecil
- Genangan yang terjadi setinggi plusmn 50 cm
5 Saluran Pengging
(Kel Kutowinangun Kec Tingkir Kota Salatiga)
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan saluran drainase Pengging banyak sampah dan pertemuan ke K Progo tegak lurus sehingga pada saat banjir terjadi backwater dan air dari K Progo masuk ke saluran Pengging sehingga
melimpas menggenangi Kampung Kalioso
- Ketinggian banjir plusmn 50 cm
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
47
6 Pasar Sapi
Permasalahan
- Daerah Cekungan dan rendah
- Dimensi saluran kecil
7 Kantor Kodim Lama
Permasalahan
- Terjadi genangan di jalan depan kantor kodim lama
- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi
banjir
8 Jetis
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Air meluap ke halaman kebun terus
meluap sampai ke Jalan raya Saluran terputus
- Ketinggian air plusmn20 cm ketika terjadi banjir
- Saluran satu sisi
9 SMP 8
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Air meluap ke ke Jalan raya
- Saluran terputus
- Ketinggian air plusmn 50 cm ketika terjadi
banjir
10 Depan SMA 3 Salatiga
Permasalahan
- Saluran di depan SMA 3 dimensinya
kurang
- Terjadinya genangan di Depan SMA 3
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
48
11 Jalan Buk Suling
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuh ke tubuh saluran
12 Jalan Samping RS
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Tidak ada drainase jembatan
13 Puri Wahid II
(Dokumentasi Konsultan)
Permasalahan
- Air tidak terkontrol
- Saluran drianase tidak ada dari yang ada diatas terputus
14 Jl Yos Sudarso UKSW
Permasalahan
- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuk ke tubuh saluran
Sumber Survey Lapangan 2014
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
49
34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan
Perumahan di Kota Baru sering kebanjiran pada saat musim hujan salah satu penyebabnya karena lebar saluran di sebelah hilir lebih sempit dibanding
saluran di sebelah hulu sehingga terjadi Bottle neck
Salah satu contoh saluran fungsi ganda disamping saluran irigasi juga berfungsi
saluran drainase
Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan
saluran drainase Pengging yang masuk ke K Progo pada saat banjir antri
sehingga terjadi back water dan air yang di saluran Pengging melimpas
menggenangi Kampung Kalioso
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
50
Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau distorsi
guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau pedagang kaki lima
(PKL) di atas saluran drainase Foto kiri kondisi bangunan di atas saluran drainase
Buk Suling di Kelurahan Salatiga sedang Foto kanan kondisi bangunan pertokoan di
atas saluran Kali Cacing di Kelurahan Kalicacing
Tumpang tindihnya sistem irigasi air limbah dan saluran drainase yang
menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Salah satu contoh limbah sanitasi dari
penduduk yang langsung dibuang ke badan sungai
35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan
Permasalahan yang ada dari hasil Survei Lapangan yaitu
1 Saluran-saluran drainase di beberapa lokasi khususnya di pusat kota dan
jalan-jalan utama bermasalah sebagai berikut
a Bentuk penampang saluran dari hulu ke hilir mengecil sehingga kapasitas
terjadi bottle neck akibatnya aliran air tidak lancar dan menyebabkan
debit banjir melimpas di daerah hulu dan menggenangi pemukiman
b Saluran tidak menerus atau terputus beberapa di antaranya mati karena
ditimbun jalan akses atau jembatan menuju lokasi tepi jalanjalur
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
51
lambattrotoar area Atau trase melewati tanah milik masyarakat
sehingga saluran terputus
c Sedimen dan sampah di badan saluran adalah penyebab tidak fungsinya
saluran drainase dan pengurangan kapasitas aliran
2 Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau
distorsi guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau
pedagang kaki lima (PKL) di atas saluran drainase atau di sekitar tanggul
3 Tumpang tindihnya sistem drainase dan irigasi sehingga saluran berfungsi
ganda Akibatnya penampung saluran tidak bisa menampung debit yang
terjadi
4 Tumpang tindihnya sistem sanitasi air limbah dan saluran drainase yang
menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Bentuk problem yang ditemui
berdasarkan hasil survei adalah adanya saluran sanitasi penduduk yang
dibuang langsung dalam saluran drainase sehingga outlet drainase jalan
menjadi berkurang bahkan tertutup karena masalah sedimen yang tidak bisa
keluar secara bebas
5 Pada saluran-saluran sekunder dan saluran utama problematika sampai
dengan 2014 adalah sedimentasi dan pola pembuangan sampah yang tidak
terkendali menyebabkan air menjadi keruh dan aliran tidak lancar
6 Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di
daerah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk ke
saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang
mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genangan
7 Kondisi sebaliknya yang terjadi air hujan tidak bisa masuk ke saluran
drainase jalan karena kondisi drainase jalan tertutup sehingga terjadi
genangan pada derah cekungan tersebut
8 Adanya pengaruh back water dari saluran drainase primer dan sungaindashsungai
utama
9 Terjadinya degradasi bangunan-bangunan di saluran drainase (tanggul rusak
saluran rusak dll)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
52
4 BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN
41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase
Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem
Pengelolaan Air Perkotaanrdquo Sistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari
aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen
prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi Gambar
4-1 memperlihatkan keterkaitan antara drainase dengan penyediaan air bersih
pengelolaan air hujan dan pengelolaan air limbah perkotaanDisamping ketiga
komponen tersebut di atas sistem drainase juga terkait erat dengan sistem
persampahan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
53
Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Air Perkotaan Terpadu
42 Kriteria Umum
421 Data Dasar
Dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini digunakan data dasar
sebagai berikut
1 DataPeta Geologi Kota Salatiga
2 Database Jalan Kota Salatiga
3 Data klimatologi yang terdiri dari data hujan angin kelembaban dan
temperatur dari stasion klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika
terdekat
4 Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air debit sungai laju
sedimentasi pengaruh air balik peilbanjir karakteristik daerah aliran
5 Data sistem drainase yang ada yaitu data kuantitatif banjirgenangan
berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di
daerah tersebut
Distribution
Use Collection
T
Wells
Effluent
Combined sewer
outflow
Wastewater
Drainage
Treated water
Raw water
Reservoir
Land
Sludge treatment
T
Drainage Urban service boundary
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
54
6 Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem
drainase dan sistem jaringan jalan yang ada peta tata guna lahan peta
topografi masing-masing berskala antara 1 5000 sampai dengan 1 50000
atau disesuaikan dengan tipologi kota
7 Data kependudukan yang terdiri dari jumlah kepadatan laju pertumbuhan
penyebaran data kepadatan bangunan
8 Data lain yang sekiranya diperlukan
422 Standar Teknis
Standar Teknis yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota
Salatiga ini digunakan data dasar sebagai berikut
1 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan
2 SNI 19-6466-2000 tentang Tatacara Evaluasi Lapangan untuk Sistem
Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
3 SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa beton untuk Saluran Air Limbah
Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong
4 SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
Raya
5 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
6 SNI 03-2415-1991 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir
7 Pt-T-15-2002-C tentang Penerapan Drainase Berwawasan lingkungan di
Kawasan Permukiman
8 Pt T-16-2002-C tentang Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water)
9 Pt T-17-2002-C tentang Penerapan Pengelolaan Air Limbah secara Komunal
pada Kawasan Penghijauan
10 Pt-T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan Untuk
Lingkungan Permukiman
11 Standar-standar teknis lain yang berkaitan dan masih berlaku
423 Studi Terdahulu
1 Penyusunan Masterplan Drainase Bappeda Kota Salatiga Tahun 2007
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
55
424 Kala Ulang
Kala ulang yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran dan
jenis kota yang akan direncanakan
b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan sistem
saluran di mana bangunan pelengkap tersebut berada
c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal 10 tahun
terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase perkotaan)
Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota
Sistem Drainase Utama (Major Drainage)
Type Kota Daerah Pelayanan (Ha)
lt 10 10 ndash 100 100 ndash 500 gt 500
Metro 2 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn 10 ndash 25 thn
Besar 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 20 thn
Sedang 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn
Kecil 2 thn 2 thn 2 thn 2 ndash 5 thn
Sistem Drainase Lokal (Mikro Drainage)
Type Kawasan Daerah Pelayanan (Ha)
10 ndash 100 gt 100
Industri Komersial 2 ndash 5 5
Pemukiman 1 2
Saluran Pada Jaringan Jalan
Type Jalan Kala Ulang
Bebas hambatan 5
Arteri 2
Kolektor 1
Lokal 1
Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm)
Type Kota Jenis Saluran
Primer Sekunder Tertier
Metropolitan 90 60 30
Besar 60 40 20
Sedang 40 30 20
Kecil 30 20 15
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
56
43 Analisis Hidrologi
Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena
hidrologi (hydrologic phenomena) seperti besarnya curah hujan temperatur
penguapan lamanya penyinaran matahari kecepatan angin debit sungai tinggi
muka air sungai kecepatan aliran konsentrasi sedimen sungai akan selalu
berubah terhadap waktu (Soewarno 1995)
Data hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan
mengenai fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang
dikumpulkan (Soewarno 1995)
Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut
1 Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya
2 Menganalisis distribusi curah hujan dengan periode ulang T tahun
3 Menganalisis frekuensi curah hujan
4 Mengukur dispersi
5 Memilih jenis sebaran
6 Menguji kecocokan sebaran
7 Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana
di atas pada periode ulang T tahun untuk menentukan curah hujan desain
431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment basin watershed) merupakan daerah
dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan Daerah
ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti ditetapkan berdasar
aliran air permukaan Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena
permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan
pemakaian
Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi
oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri Memperhatikan
hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain (Sri Harto
Br 1993) Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil
menjadi sub-DAS Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur jalan dan
rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
57
Dari peta topografi ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama
(main stream) yang dimaksudkan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan
satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung
pangkalnya Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri
Harto Br 1993)
Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi
(Suripin 2004)
a Luas dan bentuk DAS
Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya
luas DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total
dari DAS melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas besarnya akan
berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS Ini berkaitan dengan waktu yang
diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu
konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan
Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai Pengaruh
bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan
memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang
bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan
dengan intensitas yang sama
Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan
Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran
permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar
atau melingkar Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang
waktu
curah hujan
Q dan
P
waktu
curah hujan
Q dan
P
hidrograf aliran permukaan
hidrograf aliran permukaan
(a) DAS memanjang (b) DAS melebar
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
58
waktu
curah hujan
Q d
an P
hidrograf aliran
permukaan
waktu
curah hujan
Q dan
P
hidrograf aliran permukaan
(a) Kerapatan paritsaluran tinggi (b) Kerapatan paritsaluran rendah
lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar sehingga terjadinya
konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan
volume aliran permukaan Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran
permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS tetapi
bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya Pada DAS memanjang laju aliran
akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum
memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di
hilir telah habis atau mengecil Sebaliknya pada DAS melebar datangnya aliran
permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak artinya air dari hulu
sudah tiba sebelum aliran dari mengecilhabis
b Topografi
Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan
kerapatan parit danatau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya
mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan DAS dengan
kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan
volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai
dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan Pengaruh kerapatan
parit yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran permukaan adalah
memperpendek waktu konsentrasi sehingga memperbesar laju aliran
permukaan
Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf
aliran permukaan
c Tata guna lahan
Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien
aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
59
besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran
permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik
suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Nilai C = 0 menunjukkan bahwa
semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah sebaliknya untuk
nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran
permukaan
432 Analisa Distribusi Curah Hujan
Hal yang penting dalam pembuatan rancangan bangunan drainase adalah
distribusi curah hujan Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan
jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan
dalam setahun) curah hujan bulanan (jumlah curah hujan sebulan) curah hujan
harian (jumlah curah hujan 24 jam) curah hujan per jam
Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar
hujan baik yang manual maupun yang otomatis Analisis frekuensi ini didasarkan
pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas
besaran hujan yang akan datang Dengan angggapan bahwa sifat statistik
kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian
hujan masa lalu (Suripin 2004)
Perencanaan persungaian biasanya diadakan setelah ditentukannya batas-batas
besaran hidrologi yang terjadi karena penomena alam yang mendadak dan tidak
normal Karena itu perlu dihitung kemungkinan debit atau curah hujan yang
lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai tertentu berdasarkan data-data yang
diperoleh sebelumnya (Sosrodarsono dan Tominaga 1985)
433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah
Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam
perencanaan drainase Ketetapan dalam memilih lokasi dan peralatan baik curah
hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang
diperoleh Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah
hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir
rencana Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir
adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama
Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah
daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
60
a Cara rata-rata aljabar
Tinggi rata-rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata
hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan
didalam areal tersebut Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat
dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut
dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata seluruh pos di seluruh areal (CD Soemarto 1999)
n
dddd n21 =
n
i
i
n
d
1
di mana
= tinggi curah hujan rata-rata
d1 d2 dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1 2 hellipn
n = banyaknya pos penakar
b Cara Poligon Thiessen
Menurut Kiyotaka Mori dkk (1977) metode ini sering digunakan pada analisis
hidrologi karena metode ini lebih teliti dan obyektif dibanding metode lainnya
dan metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan
yang tidak merata Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah
yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien
Thiessen Untuk pemilihan stasiun hujan yang dipilih harus meliputi daerah aliran
sungai yang akan dibangun Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas
daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang
memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung stasiun Setelah
luas pengaruh tiap-tiap stasiun didapat maka koefisien Thiessen dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut (CD Soemarto 1999)
totalA
AiC
n21
nn2211
AAA
RARARAR
d
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
61
di mana
C = Koefisien Thiessen
Ai = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i
A = Luas total dari DAS
R = Curah hujan rata-rata
R1 R2Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)
Gambar 4-4 Metode Thiessen
c Cara Isohyet
Dengan cara ini kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama
(isohyet) seperti terlihat pada Gambar 4-5 kemudian luas bagian diantara
isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai
rata-rata timbang nilai kontur sebagai berikut (CD Soemarto 1999)
n21
n2
dd
22
dd
12
dd
AAA
AAAd
n1n2110
=
n
1i
i
n
1i
i2
dd
A
Ai1i
= A
An
1i
i2
dd i1i
di mana
A = A1+A2+hellip+An (luas total area)
d = tinggi curah hujan rata-rata area
d0 d1 dn = curah hujan pada isohyet 0 1 2hellip n
A5
A1
A2
A6
A4
A3
A7
Sta 2
Sta 1
Sta 3
Sta 4
Sta 5 Sta 6 Sta 7
Batas DAS
Poligon Thiessen
A3
30 mm
A2
10 mm20 mm
A1
50 mm
40 mm
60 mm70 mm
A4 A5A6
Batas DAS
Kontur tinggi hujan
Stasiun hujan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
62
Gambar 4-5Metode Isohyet
434 Pengukuran Dispersi
Dalam analisis frekuensi curah hujan data hidrologi dikumpulkan dihitung
disajikan dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu yaitu metode
statistik Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel
hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya Variasi atau dispersi
adalah besarnya derajat atau besaran varian di sekitar nilai rata-ratanya Cara
mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi (Soewarno 1995)
Adapun cara pengukuran dispersi antara lain
1 Deviasi Standar (S)
2 Koefisien Skewness (Cs)
3 Pengukuran Kurtosis (Ck)
4 Koefisien Variasi (Cv)
a Deviasi Standar (S)
Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar
(standard deviation) dan varian (variance) Varian dihitung sebagai nilai kuadrat
dari deviasi standar Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-
rata maka nilai standar deviasi akan besar akan tetapi apabila penyebaran data
sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil
Rumus
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
63
1)(n
)X(X
S
n
1i
i
Dimana
S = deviasi standar
Xi = nilai variat
X = nilai rata-rata
n = jumlah data
b Koefisien Skewness (Cs)
Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat
ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi Umumnya ukuran
kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient
of skewness)
Rumus
3
n
1i
3i
2)S1)(n(n
)X(Xn
Cs
Dimana
CS = koefisien kemencengan
Xi = nilai variat
X = nilai rata-rata
n = jumlah data
S = standar deviasi
c Pengukuran Kurtosis (Ck)
Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva
distribusi yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal
Rumus
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
64
4
n
1i
4i
S
)X(Xn
1
Ck
Dimana
Ck = koefisien kurtosis
Xi = nilai variat
X = nilai rata-rata
n = jumlah data
S = standar deviasi
d Koefisien Variasi (Cv)
Koefisien variasi (variation coefficient) adalah nilai perbandingan antara deviasi
standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi
Rumus
X
SCv
Keterangan
Cv = koefisien variasi
S = standar deviasi
X = nilai rata-rata
Dari nilai-nilai di atas kemudian dilakukan pemilihan jenis sebaran yaitu dengan
membandingkan koefisien distribusi dari metode yang akan digunakan
435 Perhitungan Curah Hujan Rencana
Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi
dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu Yang diskrit adalah binomial
dan poisson sedangkan yang kontinyu adalah Normal Log Normal Pearson dan
Gumbel (Soewarno 1995)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
65
Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan yaitu
a Distribusi Normal
Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis
frekuensi curah hujan analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan debit
rata-rata tahunan Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi
Gauss
Rumus
SkXX rtt
Dimana
Xt = curah hujan rencana
Xrt = curah hujan rata-rata
k = koefisien untuk distribusi Normal
S = standar deviasi
b Distribusi Log Normal
Distribusi Log Normal merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal yaitu
dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X
Rumus
SkLogXLogX rtt
tLogXt 10X
Dimana
Xt = curah hujan rencana
Xrt = curah hujan rata-rata
k = koefisien untuk distribusi Normal
S = standar deviasi
c Distribusi Gumbel I
Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I (extreme type I
distribution) digunakan untuk analisis data maksimum misalnya untuk analisis
frekuensi banjir
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
66
Rumus
SS
YYXX
n
nrtt
Dimana
Xt = curah hujan rencana
Xrt = curah hujan rata-rata
S = standar deviasi
Sn = standar deviasi ke n
Y = koefisien untuk distribusi Gumbel
Yn = koefisien untuk distribusi Gumbel ke n
d Distribusi Log Person Tipe III
Distribusi log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi
terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)
dengan nilai extrim Bentuk distribusi log-Pearson tipe III merupakan hasil
transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi
nilai logaritmik
Rumus
SkLogXLogX rtt
tLogXt 10X
Dimana
Xt = curah hujan rencana
Xrt = curah hujan rata-rata
k = koefisien untuk distribusi Log Pearson
S = standar deviasi
436 Pengujian Kecocokan Sebaran
Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari
sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
67
menggambarkanmewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian
parameter Pengujian parameter dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Chi-
Kuadrat ataupun dengan Smirnov-Kolmogorov Umumnya pengujian dilaksanakan
dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah
data tersebut merupakan garis lurus atau dengan membandingkan kurva
frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno
1995)
a Uji Chi-Kuadrat
Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data
yang dianalisis Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter x2 oleh
karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat
Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut
1 Apabila peluang lebih dari 5 maka persamaan distribusi teoritis yang
digunakan dapat diterima
2 Apabila peluang lebih kecil dari 1 maka persamaan distribusi teoritis yang
digunakan dapat diterima
3 Apabila peluang berada diantara 1 - 5 maka tidak mungkin mengambil
keputusan perlu penambahan data
b Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non
parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan
fungsi distribusi tertentu
Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding
dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat Dengan membandingkan
kemungkinan (probability) untuk setiap variat dari distribusi empiris dan
teoritisnya akan terdapat perbedaan (Δ ) tertentu
Apabila harga Δ max yang terbaca pada kertas probabilitas lebih kecil dari Δ
kritis maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan
distribusi dapat diterima apabila Δ max lebih besar dari Δ kritis maka distribusi
teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat
diterima
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
68
437 Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana pada setiap profil sungai merupakan data yang paling
penting untuk perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai (Sosrodarsono dan
Tominaga 1985) Dalam perencanaan ini debit banjir dihitung dengan program
EPA SWMM (Storm Water Management Model)
Besarnya debit banjir rencana yang dipakai bervariasi tergantung pada orde
saluran yaitu sebagai berikut
1 Saluran primer (sungai orde 1) debit dengan kala ulang 10-tahunan
2 Saluran sekunder debit dengan kala ulang 5-tahunan
3 Saluran tersier debit dengan kala ulang 2-tahunan
Ada beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir (laju aliran puncak)
Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan
data Secara umum metode yang umum dipakai adalah (Suripin 2004)
a Metode Rasional
Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai
adalah metode Rasional USSCS (1973) Metode ini sangat simple dan mudah
penggunaanya namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran
kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et al1986) Karena model ini
merupakan model kotak hitam maka tidak dapat menerangkan hubungan curah
hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf
Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi
mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS selama paling sedikit
sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS
Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas seragam dan merata
seluruh DAS berdurasi sama dengan waktu konsentrasi (tc) Jika hujan yang
terjadi lamanya kurang dari tc maka debit puncak yang terjadi lebih kecil dari
Qq karena seluruh DAS tidak dapat memberikan konstribusi aliran secara
bersama pada titik kontrol (outlet) Sebaliknya jika hujan yang terjadi lebih lama
dari tc maka debit puncak aliran permukaan akan tetap sama dengan Qp
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
69
Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda
Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan Dalam
perhitungan waktu konsentrasi dan koefisien limpasan perlu memperhitungkan
perkembangan tata guna lahan di masa mendatang
Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah
ditetapkan baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai
tinggi jagaan struktur saluran dll Tabel 4-3 berikut menyajikan standar disain
saluran drainase berdasar ldquoPedoman Drainase Perkotaan dan Standar Disain
Teknisrdquo
Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan
Luas DAS (ha) Periode ulang (tahun) Metode perhitungan debit banjir
lt 10 2 Rasional
10 ndash 100 2 ndash 5 Rasional
101 ndash 500 5 ndash 20 Rasional
gt 500 10 ndash 25 Hidrograf satuan
1 Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang
jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik
kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi Dalam
hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi
maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap
tc waktu
Laju
ali
ran d
an
Inte
nsi
tas
hu
jan
Intensitas hujan I
D = tc
Aliran akibat hujan dengan durasi D lt
tc Aliran akibat hujan dengan durasi D =
tc Aliran akibat hujan dengan durasi D
gt tc
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
70
titik kontrol Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah
rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) yang dapat ditulis sebagai
berikut
38502
cS
Lx8850t
dimana tc adalah waktu konsentrasi dalam jam L panjang saluran utama dari
hulu sampai penguras dalam km dan S kemiringan rata-rata saluran utama
dalam mm
Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua
komponen yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan
lahan sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk
saluran sampai titik keluaran td sehingga
doc ttt
dimana
S
nxLx283x
3
2to menit
dan
V60
Lt sd menit
dimana
n = angka kekasaran Manning
S = kemiringan lahan
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai (m)
V = kecepatan aliran di dalam saluran (mdetik)
2 Koefisien limpasan (aliran permukaan) [C]
Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan
terhadap intensitas hujan Faktor ini merupakan variabel yang paling
menentukan hasil perhitungan debit banjir Pemilihan harga C yang tepat
memerlukan pengalaman hidrologi yang luas Faktor utama yang mempengaruhi
C adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase lahan kedap air kemiringan lahan
tanaman penutup tanah dan intensitas hujan Permukaan kedap air seperti
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
71
perkerasan aspal dan atap bangunan akan menghasilkan aliran hampir 100
setelah permukaan menjadi basah seberapapun kemiringannya
Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah Laju infiltrasi
menurun pada hujan menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air
sebelumnya Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah derajad
kepadatan tanah porositas tanah dan simpanan depresi Harga C untuk berbagai
tipe tanah dan penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 4-4
Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional
Diskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran C
Business
perkotaan 070 - 095
pinggiran 050 - 070
Perumahan
rumah tunggal 030 - 050
multiunit terpisah 040 - 060
multiunit tergabung 060 - 075
perkampungan 025 - 040
apartemen 050 - 070
Industri
ringan 050 - 080
berat 060 - 090
Perkerasan
aspal dan beton 070 - 095
batu bata paving 050 - 070
Atap 075 - 095
Halaman tanah berpasir
datar 2 005 - 010
Rata-rata 2 - 7 010 - 015
curam 7 015 - 020
Halaman tanah berat
datar 2 013 - 017
rata-rata 2 - 7 018 - 022
curam 7 025 - 035
Halaman kereta api 010 - 035
Taman tempat bermain 020 - 035
Taman pekuburan 010 - 025
Hutan
datar 0 - 5 010 - 040
bergelombang 5 - 10 025 - 050
berbukit 10 ndash 30 030 - 060 Sumber McGuen 1989
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
72
Harga C yang ditampilkan dalam Tabel 4-4 belum memberikan rincian masing-
masing faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai C Oleh karena itu
Hassing (1995) menyajikan cara penentuan faktor C yang mengintegrasikan nilai
yang merepresentasikan beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara
hujan dan aliran yaitu topografi permeabilitas tanah penutup lahan dan tata
guna tanah Nilai koefisien C merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang
dapat dihitung berdasarkan Tabel 4-5
Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995)
Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv
Topografi Ct Tanah Cs Vegetasi Cv
Datar (lt1) 003 Pasir dan gravel 004 Hutan 004
Bergelombang (1-10) 008 Lempung berpasir 008 Pertanian 011
Perbukitan (10-20) 016 Lempung dan lanau
016 Padang rumput
021
Pegunungan (gt20) 026 Lapisan batu 026 Tanpa tanaman
028
Tabel 4-4 dan Tabel 4-5 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang
seragam dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas
Jika DAS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran
permukaan yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat
dihitung dengan persamaan
n
1ii
n
1iii
DAS
A
AC
C
dimana
Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i
Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i
n = jumlah jenis penutup lahan
Cara lain penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak
homogen adalah dengan substitusi persamaan
n
i
i
n
i
ii
DAS
A
AC
C
1
1 kedalam
persamaan AIC002780Q p Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut
n
1i
iip AC002780Q
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
73
438 Konsep EPA SWMM
Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Program
EPA SWMM (Environmental Protection Agency - Storm Water Management Model)
Versi 50 EPA SWMM adalah model simulasi limpasan (runoff) ndash curah hujan
periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-
menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau
Komponen limpasan SWMM dioperasikan dengan menjumlahkan luas daerah
tangkapan (subcatchment) yang menerima hujan total dan membangkitkannya
dalam bentuk limpasan (runoff) dan beban polusi Aliran limpasan di SWMM
dapat ditelusuri melalui sistem pipa saluran terbuka kolam tampungan dan
pompa SWMM merupakan kuantitas dan kualitas limpasan yang dibangkitkan
pada masing-masing daerah tangkapan (subcatchment) dan rata-rata aliran
kedalaman aliran dan kualitas air dimasing-masing pipa dan saluran terbuka
waktu simulasi dimasukkan dalam penambahan waktu (Rossman 2005)
SWMM digunakan untuk menghitung berbagai jenis proses hidrologi yang
menghasilkan limpasan di daerah yang ditinjau
Hal itu meliputi
1 Perbedaan waktu curah hujan
2 Penguapan pada permukaan air
3 Kehilangan hujan dari tampungan-cekungan
4 Infiltrasi curah hujan ke dalam permukaan tanah tak jenuh
5 Perkolasi dari air infiltrasi kedalam permukaan air tanah
6 Aliran antara air tanah dengan sistem drainase
7 Penelusuran waduk nonlinear dari aliran permukaan
Variasi ruang hujan dalam semua proses ini diselesaikan dengan membagi study
area kedalam lingkup yang lebih kecil luas daerah tangkapan (subcatchment)
homogen masing-masing mengandung fraksi previous dan impervious sub-area
sendiri-sendiri Aliran permukaan dapat ditelusuri antar sub-area antar daerah
tangkapan (subcatchment) atau antar titik masuk dari sistem drainase
SWMM juga mengandung aturan yang fleksibel untuk kemampuan permodelan
hidrolika yang digunakan untuk menelusuri limpasan dan aliran external melalui
jaringan sistem drainase pipa saluran terbuka kolam tampungan dan bangunan
pengelak Hal ini termasuk kemampuan untuk
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
74
1 Mengendalikan jaringan yang ukurannnya tidak terbatas
2 Menggunakan lebar yang bermacam-macam dari bentuk saluran tertutup
atau terbuka
3 Memodelkan bagian-bagian yang khusus seperti kolam tampungan pembagi
aliran pompa bendung dan saluran pembuang
4 Meminta memasukkan aliran external dan kualitas air dari limpasan
permukaan aliran antara air tanah curah hujan yang dipengaruhi
infiltrasialiran aliran pembuangan kering udara dan pembatasan pengguna
aliran antara
5 Menggunakan salah satu metode penelusuran aliran diantara gelombang
kinematik atau gelombang dinamik penuh
6 Memodelkan bermacam-macam cara aliran seperti backwater surcharging
aliran pembalik dan kolam permukaan
7 Meminta pembatasan aturan pengendali dinamis untuk mensimulasi
pengoperasian pompa pembukaan saluran pembuang dan level puncak
bendung
Dengan program EPA SWMM 50 debit banjir rencana dapat dihitung secara
kumulatif Sehingga didapatkan debit banjir puncak yang maksimum untuk desain
selanjutnya Dengan program EPA SWMM 50 kita bisa merencanakan debit yang
keluar agar tetap konstan
EPA SWMM dapat menghitung debit banjir dengan cara memodelkan suatu sistem
drainase melalui proses-proses
1 Aliran permukaan
2 Infiltrasi
3 Air tanah
4 Pelelehan salju
5 Genangan di permukaan
Dalam perencanan ini hanya menggunakan perhitungan metode aliran permukaan
dan infiltrasi untuk mendapatkan hidrograf maka kita hanya membahas tentang
Aliran permukaan dan Infiltrasi
1 Aliran Permukaan
Konsep aliran permukaan yang digunakan oleh SWMM dapat dilihat pada Gambar
4-7 Permukaan subcatchment didefinisikan sebagai reservoir nonlinear Air
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
75
masuk melalui presipitasi serta subcatchment yang diatasnya Kemudian air akan
mengalir dengan beberapa cara diantaranya melalui infiltrasi evaporasi dan
aliran permukaan Aliran permukaan per unit area (Q) terjadi apabila air tanah
telah mencapai maksimum dan tanah menjadi jenuh Untuk mendapatkan nilai Q
dihitung dengan persamaan Manning
Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM
Sdp)(dn
1WQ 3
5
dimana
Q = debit aliran yang terjadi
W = lebar subcathment
n = koefisien kekasaran Manning
d = kedalaman air
dp = kedalaman air tanah
S = kemiringan subcatchment
Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan
Jenis Permukaan (Surface) n
Aspal halus (Smooth asphalt) 0011
Beton halus (Smooth concrete) 0012
Beton biasa (Ordinary concrete lining) 0013
Kayu bagus (Good wood) 0014
Pasangan batu bata (Brick with cement mortar) 0014
Vitrified clay 0015
Besi cetak (Cast iron) 0015
Corrugated metal pipes 0024
Cement rubble surface 0024
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
76
Jenis Permukaan (Surface) n
Fallow soils (no residue) 0050
Tanah bertanaman (Cultivated soils)
Residue cover lt 20 006
Residue cover gt 20 017
Range (natural) 013
Rumput (Grass)
Short prarie 015
Dense 024
Bermuda grass 041
Hutan (Woods)
Semak ringan (Light underbrush) 040
Semak padat (Dense underbrush) 080
Sumber EPA SWMM 50
Selanjutnya limpasan yang terjadi (Q) akan mengalir melaui conduit atau saluran
yang ada SWMM menggunakan persamaan Manning (Tabel 4-6) untuk
menghitung debit aliran
2
1
3
2
SARn
491Q (sistem Inggris) dan 2
1
3
2
SARn
1Q (sistem SI)
dimana
Q = debit saluran
A = luas penampang saluran
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan dasar saluran
n = bilangan Manning untuk kekasaran saluran
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
77
Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran
Saluran Keterangan n Manning
Tanah
Lurus baru seragamlandai dan bersih 0016 - 0033
Berkelok landai dan berumput 0023 - 0040
Tidak terawat dan kotor 0050 - 0140
Tanah berbatu kasar dan tidak teratur 0035 - 0045
Pasangan Batu kosong 0023 - 0035
Pasangan batu belah 0017 - 0030
Beton Halus sambungan baik dan rata 0014 - 0018
Kurang halus dan sambungan kurang rata 0018 - 0030
Sumber Imam Subarkah 1980
a Infiltrasi
Infiltrasi adalah suatu proses dimana air hujan merembes masuk ke dalam tanah
permukaan pervious subcatchment area SWMM menyediakan tiga pilihan untuk
memodelkan infiltrasi tetapi dalam perencanaan ini yang dipakai adalah
persamaan Horton
b Persamaan Horton
Metode ini berdasarkan hasil pengamatan empiris yang yang dilakukan oleh RE
Horton (1940) yang menunjukan bahwa infiltrasi akan berkurang secara
eksponensial dari nilai maksimum ke nilai minimum sesuai dengan persamaan
Kte)fcfo(fcfp
dimana
fp = Kapasitas infiltrasi
fc = Infiltrasi minimum
fo = Infltrasi maksimum
t = Waktu sejak awal hujan
k = Tetapan untuk tanah atau permukaan tertentu
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
78
Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda
Jenis tanah fo
mmjam
fc
mmjam
K
menit-1
- pertanian
- baku
gundul 280 6-220 16
berakar rumput
900 20-290 08
- gambut 325 2-20 18
- pasir halus
- lempung
gundul 210 2-25 20
berakar rumput
670 10-30 14
Sumber EM Wilson 1990
439 Pemodelan dalam EPA SWMM
SWMM adalah pemodelan dari siklus hidrologi yang ada di bumi Pemodelan ini
berisikan tentang
1 Pemodelan curah hujan Hujan merupakan faktor terpenting dalam
hidrologi Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan
dalam satuan waktu tertentu dan disebut Intensitas Curah Hujan Di dalam
SWMM curah hujan digambarkan dengan simbol Rain Gage untuk mewakili
hujan yang akan disimulasikan
2 Pemodelan permukaan tanah dimana dalam hal ini diwakili oleh simbol
Subcatchment Permukaan tanah menerima curah hujan dari atmosfer
kemudian air sebagian akan meresap kedalam tanah sebagai infiltrasi dan
sebagian akan menjadi limpasan permukaan
3 Pemodelan air tanah yang mana melalui proses infiltrasi menerima air dari
permukaan Dalam SWMM dilambangkan dengan simbol Aquifer
4 Pemodelan jaringan transportasi air Dimana air dialirkan melalui kanal
saluran pipa kemudian juga dapat disimulasikan tentang penggunaan
pompa kolam penampungan dan pengolahan limbah Dalam SWMM bagian ini
di simbolkan sebagai Node dan Link
5 Pemodelan seperti tersebut diatas dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga
menggambarkan suatu sistem drainase Gambar dan rangkaian tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4-8
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
79
Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM
a Rain Gage
Rain Gage adalah pemodelan yang mewakili curah hujan yang akan mensuplai
area studi Data hujan yang digunakan adalah data hujan yang telah diolah
terlebih dahulu sehingga didapatkan format yang diinginkan Beberapa format
curah hujan dapat digunakan dalam simulasi ini
1 Intensitas curah hujan yaitu jumlah hujan rata-rata dalam satuan waktu
tertentu
2 Volume curah hujan yaitu jumlah hujan yang tercatat pada pengukur hujan
dalam waktu tertentu
3 Curah hujan kumulatif yaitu jumlah curah hujan yang terjadi dari hujan
mulai turun hingga hingga berhenti
4 Data masukan untuk curah hujan
5 Tipe data hujan ( intensitas volume kumulatif )
6 Interval pencatatan curah hujan ( 1 jam 15 menit 5 menit dll )
7 Sumber dari data hujan
8 Nama sumber data hujan
b Sub-catchment
Subcatchment atau disebut juga sub daerah pengalian sungai adalah salah satu
unit hidrologi di permukaan tanah yang mempunyai topografi dan element sistem
drainase internal yang mengalirkan limpasan permukaan ke satu titik outlet
Subcatchment dapat di bagi menjadi bagian pervious sub-area dan impervious
sub-area dimana limpasan dapat mengalami infiltrasi jika melewati pervious sub-
area tetapi tidak dapat jika melewati impervious sub-area Limpasan dapat
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
80
mengalir dari satu sub area ke sub-area lainnya atau mengalir ke bersama ke
satu titik outlet
Infiltrasi air hujan pada subcatchment dengan pervious area dapat di
deskripsikan dengan tiga model yang berbeda
1 Model infltrasi Horton
2 Model infiltrasi Green-Ampt
3 Model infiltrasi SCS Curve Number
4 Masukan parameter lain untuk untuk subcatchment adalah
5 Menentukan Rain Gage yang akan digunakan
6 Menentukan outlet subcatchment
7 Menentukan tata guna lahan
8 Menentukan pervious dan impervious subarea
9 menentukan slope atau kemiringan subcatchment
10 Menentukan lebar Subcatchment
11 Menentukan bilangan manning untuk aliran permukaan
12 Menentukan persentase impervious subarea
c Junction Nodes
Junction merupakan titik pertemuan aliran Dalam keadaan sebenarnya junction
dapat menggambarkan pertemuan antara saluran manholes pada sewer sistem
ataupun pada pipa saluran tertutup Aliran yang akan masuk ke dalam sistem
drainase harus melaluijunction Kelebihan air pada junction dapat menyebabkan
meluapnya air pada titik tersebut sehingga dapat digambarkan sebagai banjir
pada titik tersebut
Masukan parameter untuk junction adalah
1 Elevasi dasar
2 Tinggi hingga permukaan tanah
3 Kolam tampungan pada permukaan ketika terjadi banjir (optional)
4 Data debit dari luar (optional)
d Outfall Nodes
Outfalls adalah terminal terakhir dari rangakaian aliran istem drainase
menggambarkan titik akhir berupa muara ataupun keluaran lainnya Pada
Outfalls dapat digambarkan dengan beberapa kondisi antara lain
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
81
1 Kedalaman aliran pada penghubung saluran
2 Kondisi air pasang tertinggi (fixed tide)
3 Tabel pasang surut
4 Parameter masukan lainnya
5 Elevasi dasar
6 Keadaan pasang surut
7 Pintu engsel untuk mencegah backwater melalui Outfalls
e Flow Divider Nodes
Flow Divider Nodes adalah suatu titik yang membagi sebagian aliran ke saluran
yang yang lain Suatu divider hanya dapat membagi aliran menjadi dua
Ada empat jenis Flow dividers berdasarkan cara membagi aliran
Cutoff Divider membagi aliran berdasarkan jumlah yang telah di tentukan
sebelumnya
Overflow Divider membagi aliran berdasarkan kapasitas maksimum saluran
utama jika saluran utama melewati kapsitas maksimum maka
aliran akan langsung terbagi
Tabular Divider membagi aliran berdasarkan tabel fungsi total aliran
Weir Divider membagi aliran dengan menggunakan persamaan weir
(bendung)
f Storage Units
Storage unit merupakan suatu titik dimana dapat menyediakan tampungan air
dengan volume tertentu Dalam hal ini storage unit menggambarkan suatu kolam
tampungan air dengan volume tertentu dimana air dapat ditahan untuk
sementara Volume kolam tampungan diperoleh dari tabel fungsi luas permukaan
kolam dengan kedalaman
Masukan lainnya untuk Storage Unit
1 Elevasi dasar
2 Kedalaman maksimum
3 Tabel fungsi luas permukaan dan kedalaman
4 Penguapan
5 Genangan di permukaan (optional)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
82
g Conduits
Conduits adalah penghubung yang mengalirkan air dari suatu node ke node
lainnya dalam sistem pengaliran dalam hal ini dapat berupa saluran terbuka
ataupun tertutup Penampang melintang saluran dapat ditentukan melalui tabel
yang telah disediakan Selain itu bentuk saluran alam yang tidak beraturan juga
dapat digunakan
Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM
Sumber Roosman 2005
Masukan untuk conduits
1 Nama node masuk dan node keluar
2 Panjang saluran
3 Bilangan kekasaran Manning
4 Geometri penampang melintang
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
83
h Orifices
Orifices digunakan untuk model struktur diversi dan saluran dari sistem drainase
yang secara khusus membuka dinding dari manhole fasilitas tampungan dan
pengendali gate Orifices secara internal diwakili didalam SWMM sebagai mata
rantai yang menghubungkan dua node Orifices bisa memiliki bentuk bulat atau
persegi bisa diletakkan didasar ataupun sepanjang sisi node di hulu dan
mempunyai flap gate penutup untuk mencegah backflow Aliran sepanjang
orifices dihitung berdasarkan pada area pembukaannya koefisien dischargenya
dan perbedaan puncak diseberangnya
Parameter masukan untuk orifices antara lain
1 Nama titik inlet dan outlet
2 Tipe orifeces (dasar atau sisi)
3 Bentuk orifices (bulat atau persegi)
4 Tinggi orifeces saat terbuka penuh
44 Kriteria Analisa Hidrolika
Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat zat cair Analisis
hidrolika dimaksud untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran pada
kondisi sekarang terhadap banjir rencana yang selanjutnya digunakan untuk
mendesain alur sungai dan saluran
441 Aliran
Aliran dalam suatu saluran yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran
permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel
flow)
Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung
kriteria yang digunakan Jika berdasarkan fungsi kedalaman dan atau kecepatan
mengikuti fungsi waktu maka aliran dibedakan menjadi aliran tunak (steady)
dan tidak tunak (unsteady) Sedangkan jika berdasarkan fungsi ruang maka
aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-
uniform)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
84
Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka
a Aliran Permanen dan Tidak Permanen
Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka
alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow) jika kecepatannya
pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut
aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow)
b Aliran Seragam dan Berubah
Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang
saluran yang ditinjau maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)
Namun jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak maka
alirannya disebut aliran aliran tidak seragam atau aliran berubah (non uniform
flow or varied flow)
Berdasarkan laju perubahan terhadap jarak maka aliran dapat diklasifikasikan
menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah
tiba-tiba (rapidly varied flow)
Aliran
( flow )
Aliran Tunak
( steady )
Seragam
( uniform )
Berubah lambat laun
( Gradually )
Aliran tak Tunak
( unsteady )
Berubah
( Varied )
Berubah tiba-tiba
( Rapidly )
Seragam
( uniform )
Berubah
( Varied )
Berubah lambat laun
( Gradually )
Berubah tiba-tiba
( Rapidly )
Fungsi waktu
Fungsi ruang
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
85
c Aliran laminer dan Turbulen
Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak
seperti serat-serat tipis yang paralel maka aliran tersebut disebut laminer
Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan
baik ditinjau terhadap ruang dan waktu maka aliran tersebut disebut aliran
turbulen
Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya
kekentalan (viskositas) dan gaya inersia Jika viskositas yang dominan maka
alirannya laminer sedangkan jika gaya inersia yang dominan maka alirannya
turbulen
d Aliran Subkritis Kritis dan Superkritis
Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan
gelombang gravitasi jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis
maka alirannya disebut subkritis sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar
daripada kecepatan kritis maka alirannya disebut superkritis
442 Perencanaan Saluran
a Alinyemen Saluran
Pada ruas saluran yang belok-belokannya dan sangat tajam maka aliran sungai
akan tidak lancar Selain itu pada ruas sungai yang demikian gerusan pada
belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya
menimbulkan erosi serta perubahan penampang aliran Sebaliknya pada belokan
dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula
Jadi alur sungai menjadi lebih panjang dan dapat mengganggu kelancaran aliran
air Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut maka pada
ruas sungai atau tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru (sudetan)
agar pada ruas tersebut alur sungai mendekati garis lurus dan lebih pendek
(Sosrodarsono dan Tominaga 1985)
b Bentuk Penampang Melintang Saluran
Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran drainase yang umum
dilaksanakan yaitupenampang tunggal trapesium dan penampang tunggal
persegi Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
86
dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah kekasaran dan
kemiringan dasar tertentu Faktor yang terpenting dalam menentukan pilihan
bentuk penampang saluran adalah pertimbangan ekonomi (Suripin 2004)
443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS
Dalam perencanaan kapasitas saluran digunakan program HEC-RAS (Hydrologic
Engineering System-River Analysis System) HEC-RAS adalah sebuah perangkat
lunak yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang
bermacam-macam Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air
dengan pemodelan aliran steady dan unsteady serta penghitungan pengangkutan
sedimen Elemen yang paling penting dalam HEC-RAS adalah tersedianya
geometri saluran baik memanjang maupun melintang
a Profil Muka Air Pada Aliran Steady
Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu saluran dengan aliran steady
berubah lambat laun Sistem ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh
jaringan saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan baik itu aliran
kritis subkritis superkritis ataupun campuran sehingga didapat profil muka air
yang diinginkan
Konsep dasar dari perhitungan adalah menggunakan persamaan energi dan
persamaan momentum Kehilangan energi juga di perhitungkan dalam simulasi
ini dengan menggunakan prinsip gesekan pada saluran belokan serta perubahan
penampang baik akibat adanya jembatan gorong-gorong ataupun bendung pada
saluran atau sungai yang ditinjau
b Profil Muka Air Pada Aliran Unsteady
Pada sistem pemodelan ini HEC-RAS mensimulasikan aliran unsteady pada
jaringan saluran terbuka Konsep dasarnya adalah persamaan aliran unsteady
yang dikembangkan oleh Dr Robert L Barkaursquos UNET model (Barkau 1992 dan
HEC 1999)
Pada awalnya aliran unsteady hanya didisain untuk memodelkan aliran subkritis
tetapi versi tebaru dari HEC-RAS yaitu versi 31 dapat juga untuk memodelkan
aliran superkritis kritis subkritis ataupun campuran serta loncatan hidrolik
Selain itu penghitungan kehilangan energi pada gesekan saluran belokan serta
perubahan penampang juga diperhitungkan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
87
c Konsep Penghitungan Profil muka air dalam HEC-RAS
Dalam HEC-RAS panampang sungai atau saluran ditentukan terlebih dahulu
kemudian luas penampang akan dihitung
Untuk mendukung fungsi saluran sebagai penghantar aliran maka penampang
saluran di bagi atas beberapa bagian Pendekatan yang dilakukan HEC-RAS adalah
membagi area penampang berdasarkan dari nilai n (koefisien kekasaran manning)
sebagai dasar bagi pembagian penampang setiap aliran yang terjadi pada bagian
dihitung dengan menggunakan persamaan Manning
21
fKSQ dan 3
2AR
n
1486K
Dimana
K = nilai pengantar aliran pada unit
n = koefisien kekasaran manning
A = luas bagian penampang
R = jari-jari hidrolik
Perhitungan nilai K dapat dihitung berdasarkan kekasaran manning yang dimiliki
oleh bagian penampang tersebut seperti terlihat pada gambar 4-10
Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS
Setelah penampang ditentukan maka HEC-RAS akan menghitung profil muka air
Konsep dasar penghitungan profil permukaan air berdasarkan persamaan energi
yaitu
eh2g
VαZY
2g
VαZY
2
1111
2
2222
Dimana
Z = fungsi titik diatas garis referensi
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
88
Y = fungsi tekanan di suatu titik
V = kecepatan aliran
α = koefisien kecepatan
he = energi head loss
Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka
Nilai he didapat dengan persamaan
2g
Vα
2g
VαCSLh
2
11
2
22fe
Dimana
L = jarak antara dua penampang
Sf = kemiringan aliran
C = koefisien kehilangan energi (penyempitan pelebaran atau belokan)
Langkah berikutnya dalam perhitungan HEC-RAS adalah dengan mengasumsikan
nilai muka air (water surface) pada penampang awal saluran (dalam hal ini
penampang di hilir) Kemudian dengan menggunakan persamaan energi diatas
maka profil muka air untuk semua penampang di saluran dapat diketahui
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
89
5 BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA
51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem
Berdasarkan kondisi topografi dan pola aliran drainase utama sungai utama
serta memperhatikan luasan sub sistem drainase maka Kota Salatiga dibagi
menjadi 2 (dua) Sistem Drainase yaitu
1 Sistem Drainase Salatiga Barat
Sistem drainase ini meliputi saluran-saluran dan sungai yang bermuara di
Rawa Pening Sistem Drainase Salatiga Barat dibagi menjadi 3 sub sistem
yaitu
a Sub sistem Drainase Ngemplak - Sawahan
b Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten
c Sub sistem Drainase Kedungringis
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
90
2 Sistem Drainase Salatiga Timur
Sistem drainase ini meliputi saluran- saluran dan sungai yang bermuara di
Sungai Tuntang Sistem Drainase Salatiga Timur dibagi menjadi 2 sub sistem
yaitu
a Sub sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo
b Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro
Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga sebagaimana
digambarkan dalam Gambar 51 di bawah ini
Gambar 5-1 Sub Sistem Drainase Kota Salatiga
SubSistem Jetis Setro
Sub Sistem Kebonsamas-Kalisawo
Sub Sistem Kedungringis
Sub Sistem Ngawen Sraten
Sub Sistem Ngemplak-Sawahan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
91
52 Analisis Hidrologi
521 Analisis Data Hujan
Analisis data hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya hujan wilayah
dilakukan dengan menggunakan Metode Thiessen Untuk keperluan itu
digunakan 3 (tiga) stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah Tangkapan
Air (DTA) Kota Salatiga yaitu 1 Sta Salatiga (86) 2 Sta Silumut (85a) dan 3
Sta Cepoko (88a) Posisi masing-masing stasiun dalam DTA Kota Salatiga
diperlihatkan dalam gambar di bawah ini
Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen DTA Kota Salatiga
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
92
522 Hujan Maksimum Wilayah
Berdasarkan luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan diperoleh bobot
pengaruh masing-masing Stasiun terhadap hujan maksimum wilayah Hasilnya
disajikan dalam uraian berikut ini
Berdasarkan Poligon Thiessen
- Luas DTA tercover Sta Salatiga 352098 ha
- Luas DTA tercover Sta Silumut 55064 ha
- Luas DTA tercover Sta Cepoko 151049 ha
Total 558211 ha
Data Hujan Maksimum
Sta Salatiga (86) Sta Silumut (85a) Sta Cepoko (88a)
Ri ( mm ) Ri ( mm ) Ri ( mm )
063 010 027
1 1996 6181 819 3247 10247
2 1997 4731 878 1894 7503
3 1998 6245 986 1326 8557
4 1999 6812 1233 2679 10724
5 2000 5677 888 1245 7809
6 2001 6055 720 1732 8507
7 2002 5046 1953 1407 8406
8 2003 3785 927 2002 6714
9 2004 6497 1016 1461 8974
10 2005 4605 937 1624 7165
11 2006 4415 1036 1569 7021
12 2007 7065 799 2381 10245
13 2008 - - - -
14 2009 - - - -
15 2010 - - - -
16 2011 - - - -
17 2012 3911 681 1881 6472
18 2013 5046 888 1164 7097
Sumber Analisa th 2014
Hujan Harian
Maksimum (mm)No Tahun
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
93
Sehingga Hujan Wilayah Kota Salatiga Hasil rekapitulasi disajikan sebagai berikut
Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga
523 Hujan Rencana
Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan cara analisis
frekuensi untuk jenis distribusi terpilih Jenis distribusi yang digunakan meliputi
distribusi normal distribusi Log Normal distribusi Gumbel dan distribusi Log
Pearson Tipe III Keempat jenis distribusi diatas dipilih berdasarkan pengalaman
bahwa distribusi maksimum biasanya menggunakan keempat distribusi tersebut
Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana
Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tabel-tabel Program Excel yang
disajikan dalam Tabel berikut ini
Hujan Daerah
( mm )
1 1996 10247
2 1997 7503
3 1998 8557
4 1999 10724
5 2000 7809
6 2001 8507
7 2002 8406
8 2003 6714
9 2004 8974
10 2005 7165
11 2006 7021
12 2007 10245
13 2012 6472
14 2013 7097
Sumber Analisa Konsultan 2014
No Tahun
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
94
Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga Distribusi Normal dan Log Normal
HUJAN MAKSIMUM
Nomer NORMAL LOG
X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3
1 10247 40058 801746 201 001 000
2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)
3 8557 967 3008 193 000 000
4 10724 61418 1522112 203 001 000
5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)
6 8507 683 1785 193 000 000
7 8406 257 413 192 000 000
8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)
9 8974 5303 38614 195 000 000
10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)
11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)
12 10245 39956 798666 201 001 000
13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)
14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)
115442 250878 1737826 2675 007 00015255
n 1400 n 14
Jumlah 115442 Jumlah Log 2675
Xrt 8246 Log Xrt 191
Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007
Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153
Sx 1389 S Log X 006
Cv = Sx Xrt 017 Cv Log X 003
a 155959 a Log X 0000137
Cs = a Sx^3 058 Cs Log X 051408
Persamaan Normal Persamaan Log-Normal Dua Parameter
X = Xrt + k S Log X = Log Xrt + k S Log X
k Nilai Variabel Reduksi Gauss k Nilai Variabel Reduksi Gauss
LOG-NORMAL DUA PARAMETER
T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)
2 (000) 191 8141
5 084 196 9222
10 128 199 9844
25 175 202 10552
50 205 204 11037
100 233 206 11492
125 241 207 11633
1000 309 211 12869
NORMAL
T (tahun) k XT (mm)
2 (000) 8246
5 084 9415
10 128 10026
25 175 10678
50 205 11100
100 233 11478
125 241 11593
1000 309 12539
Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
95
Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga
Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III
Nomer GUMBEL - I
X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3
1 10247 40058 801746 201 001 000
2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)
3 8557 967 3008 193 000 000
4 10724 61418 1522112 203 001 000
5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)
6 8507 683 1785 193 000 000
7 8406 257 413 192 000 000
8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)
9 8974 5303 38614 195 000 000
10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)
11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)
12 10245 39956 798666 201 001 000
13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)
14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)
115442 250878 1737826 2675 007 000
n 1400 n 1400
Jumlah 115442 Jumlah Log 2675
Xrt 8246 Log Xrt 191
Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007
Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153
Sx 1389 S Log X 007
Yn 05424 Cs 038
Sn 11363
Persamaan Gumbel I Persamaan Log-Pearson III
X = Xrt + SxSn (Y - Yn) Log X = Log Xrt + k S Log X
LOG-PEARSON III
T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)
2 (001) 191 8125
5 084 197 9344
10 129 200 10065
20 167 203 10708
50 209 206 11488
100 238 208 12044
GUMBEL I
T (tahun) k XT (mm)
2 037 8031
5 150 9417
10 225 10334
25 322 11518
50 391 12365
100 461 13213
Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014
HUJAN MAKSIMUM
LOG PEARSON - III
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
96
Pemilihan Jenis Sebaran
Penentuan jenis sebaran akan digunakan untuk analisis frekuensi dilakukan
dengan beberapa asumsi sebagai berikut
Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran
No Jenis Sebaran Syarat
1 Normal Cs asymp 0 Ck asymp 3
2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv =086 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3= 435
3 Gumbel Ck mendekati 54 Cs mendekati 114
4 Log Pearson Type III Selain dari nilai diatas
Sumber Bambang Triatmojo Hidrologi Terapan2008
Dari parameter statistik terhitung dibandingkan dengan parameter statistik
persyaratan seperti Tabel tersebut diatas maka selanjutnya dipilih yang paling
mendekati
Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran
Sumber Hasil Perhitungan
Selain dengan parameter statistik dilakukan juga plot distribusi hujan dengan ke
empat distribusi diatas antara P(model) dengan P(empirik) dengan menggunakan
Program Statistik EasyFit Professional 55 yang hasilnya disajikan dalam
Gambar berikut ini
1 Gumbel Ck mendekati 54 Ck = 121 Tidak Memenuhi
Cs mendekati 114 Cs = 058 Tidak Memenuhi
2 Log Normal Cs = Cv^3+3 Cv = 051 Cs = 051 Memenuhi
Ck = Cv^8+6Cv^6+15Cv^4+16Cv^2+3= 347 Ck = 159 Tidak Memenuhi
3 Normal Cs asymp 0 Cs = 058 Mendekati
Ck asymp 3 Ck = 121 Mendekati
4 Log Pearson III Selain diatas Cv = 017 Memenuhi
Cs = 038 Memenuhi
KriteriaNo Distribusi Persyaratan Hasil
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
97
Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris)
Distribusi Log Pearson III
524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dari distribusi terpilih selanjutnya
dilakukan uji kecocokan data (testing at goodness of fit) dengan menggunakan
cara Uji Chi Kuadrat (Chi Square) dan Uji Smirnov-Kolmogrov
Distribusidianggap yang cocok menurut Uji Chi Kuadrat adalah apabila harga
X2kurang dari harga X2 kritis sementara menurut Uji Smirnov Kolmogorov yaitu
apabila harga penyimpangan maksimum (D maks) kurang dari harga
penyimpangan kritik (D kritik)
Uji Keselarasan Chi Square
Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah pengamatan yang
diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah data
pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan
nilai chi square (f2) dengan nilai chi square kritis (f2cr)
Rumus
f2 =
i
2
ii
E
)OE(
dimana
f2 = Harga chi square
P-P Plot
Log-Pearson 3
P (Empirical)
1090807060504030201
P (
Model)
096
088
08
072
064
056
048
04
032
024
016
008
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
98
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1
Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1
Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square
kritis (didapat dari Tabel dibawah paling kecil Untuk suatu nilai nyata tertentu
(level of significant) yang sering diambil adalah 5 Derajat kebebasan ini secara
umum dihitung dengan rumus sebagai berikut
Dk = n ndash 2 - 1
Dimana
Dk = Derajat kebebasan
n = Banyaknya rata-rata
Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square
dk α derajat kepercayaan
0995 099 0975 095 005 0025 001 0005
1 00000393 0000157 0000982 000393 3841 5024 6635 7879
2 00100 00201 00506 0103 5991 7378 9210 10597
3 00717 0115 0216 0352 7815 9348 11345 12838
4 0207 0297 0484 0711 9488 11143 13277 14860
5 0412 0554 0831 1145 11070 12832 15086 16750
6 0676 0872 1237 1635 12592 14449 16812 18548
7 0989 1239 1690 2167 14067 16013 18475 20278
8 1344 1646 2180 2733 15507 17535 20090 21955
9 1735 2088 2700 3325 16919 19023 21666 23589
10 2156 2558 3247 3940 18307 20483 23209 25188
11 2603 3053 3816 4575 19675 21920 24725 26757
12 3074 3571 4404 5226 21026 23337 26217 28300
13 3565 4107 5009 5892 22362 24736 27688 29819
14 4075 4660 5629 6571 23685 26119 29141 31319
15 4601 5229 6262 7261 24996 27488 30578 32801
16 5142 5812 6908 7962 26296 28845 32000 34267
17 5697 6408 7564 8672 27587 30191 33409 35718
18 6265 7015 8231 9390 28869 31526 34805 37156
19 6844 7633 8907 10117 30144 32852 36191 38582
20 7434 8260 9591 10851 3141 34170 37566 39997
Sumber Soewarno 1995
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
99
Persamaan ekstrapolasi
1 Log-Pearson III
2 Gumbel I
3 Log-Normal dua Parameter
4 Normal
LOG-PEARSON III
Interval Hujan Jumlah
Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2
P lt= 20 gt 9348 3 28 020 004 001
P lt= 40 9348 - 8483 3 28 020 004 001
P lt= 60 8483 - 7813 1 28 (180) 324 116
P lt= 80 7813 - 7091 4 28 120 144 051
P gt 80 lt 7091 3 28 020 004 001
Jumlah 14 14 171
Derajad kebebasan = 2
Derajad kepercayaan = 5
Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)
Hipotesa = Hipotesa diterima
Analisis Konsultan th 2011
GUMBEL I
Interval Hujan Jumlah
Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2
P lt= 20 gt 9416 5 28 220 484 173
P lt= 40 9416 - 8206 3 28 020 004 001
P lt= 60 8206 - 7607 4 28 120 144 051
P lt= 80 7607 - 7027 1 28 (180) 324 116
P gt 80 lt 7027 1 28 (180) 324 116
Jumlah 14 14 457
Derajad kebebasan = 2
Derajad kepercayaan = 5
Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)
Hipotesa = Hipotesa diterima
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
100
Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorof
Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan
membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris dan
teoritis didapat perbedaan (∆)tertentu Perbedaan maksimum yang dihitung
(∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr) untuk suatu derajat nyata
dan banyaknya variat tertentu maka sebaran sesuai jika (∆maks) lt (∆cr)
Rumus
=
Cr
xi
x
maxP
P
P
LOG-NORMAL
Interval Hujan Jumlah
Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2
P lt= 20 gt 9220 5 28 220 484 173
P lt= 40 9220 - 8449 2 28 (080) 064 023
P lt= 60 8449 - 7845 2 28 (080) 064 023
P lt= 80 7845 - 7189 4 28 120 144 051
P gt 80 lt 7189 1 28 (180) 324 116
Jumlah 14 14 386
Derajad kebebasan = 2
Derajad kepercayaan = 5
Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)
Hipotesa = Hipotesa diterima
DISTRIBUSI NORMAL
Interval Hujan Jumlah
Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2
P lt= 20 gt 9413 5 28 220 484 173
P lt= 40 9413 - 8593 2 28 (080) 064 023
P lt= 60 8593 - 7899 2 28 (080) 064 023
P lt= 80 7899 - 7079 4 28 120 144 051
P gt 80 lt 7079 1 28 (180) 324 116
Jumlah 14 14 386
Derajad kebebasan = 2
Derajad kepercayaan = 5
Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)
Hipotesa = Hipotesa diterima
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
101
Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov
n
020 010 005 001
5 045 051 056 067
10 032 037 041 049
15 027 030 034 040
20 023 026 029 036
25 021 024 027 032
30 019 022 024 029
35 018 020 023 027
40 017 019 021 025
45 016 018 020 024
50 015 017 019 023
ngt50 107n 122n 136n 163n
Sumber Soewarno 1995
Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga
Demikian juga untuk uji keselarasan dengan Kolmogorov Smirnov dan Chi-
squared dilakukan uji dengan Program Statistik EasyFit Professional 55 yang
hasilnya disajikan dalam perhitungan berikut
X m P(x)=m(n+1) P(xlt) F(t)=(X-Xr)Sx P(x) P(xlt) D
6472 1 0067 0933 -1277 0090 0910 -0024
6714 2 0133 0867 -1103 0130 0870 0004
7021 3 0200 0800 -0882 0189 0811 0011
7097 4 0267 0733 -0827 0205 0795 0061
7165 5 0333 0667 -0778 0220 0780 0113
7503 6 0400 0600 -0535 0301 0699 0099
7809 7 0467 0533 -0314 0381 0619 0086
8406 8 0533 0467 0115 0545 0455 -0011
8507 9 0600 0400 0188 0572 0428 0028
8557 10 0667 0333 0224 0586 0414 0081
8974 11 0733 0267 0524 0696 0304 0038
10245 12 0800 0200 1439 0940 0060 -0140
10247 13 0867 0133 1441 0940 0060 -0074
10724 14 0933 0067 1784 0982 0018 -0049
D max 0113
Kesimpulan
D max lt Do Distribusi Diterima
Sumber Analisis Konsultan th 2014
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
102
Fitting Results
Distribution Parameters
1 Gumbel Max =11142 =81782
2 Log-Pearson 3 =51214 =002226 =33278
3 Lognormal =015351 =44679
4 Normal =1429 =88214
Goodness of Fit - Summary
Distribution
Kolmogorov Smirnov
Anderson Darling
Chi-Squared
Statistic Rank Statistic Rank Statistic Rank
1 Gumbel Max 013775 2 028938 2 058783 3
2 Log-Pearson 3 013039 1 026111 1 039888 2
3 Lognormal 014421 4 032689 3 034883 1
4 Normal 014182 3 036178 4 098601 4
525 Curah Hujan Terpakai
Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan (satuan mm)
Dari parameter statistik diatas dan gambar-gambar diatas dan mengacu pada
kriteria untuk tiap- tiap jenis distribusi maka dapat dilihat bahwa sebaran yang
mendekati adalah sebaran Log-Pearson III karena hasil plot P(model) dengan
P(empiris) sebaran Log Pearson III paling mendekati garis lurus dan secara
Satuan mm
KALA ULANG GUMBEL LOG-PEARSON III LOG-NORMAL-2 NORMAL
2 th 8031 8125 8141 8246
5 th 9417 9344 9222 9415
10 th 10334 10065 9844 10026
25 th 11518 10708 10552 10678
50 th 12365 11488 11037 11100
100 th 13213 12044 11492 11478
UJI CHI KUA 171 457 386 386
Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima
SMIR - KOL Ok Ok Ok Ok
Dipakai
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
103
statistik telah memenuhi syarat distribusi Log Pearson III Dari hasil diatas untuk
curah hujan rancangan menggunakan Distribusi Log Pearson III sebagaimana
disajikan dalam Grafik di bawah ini
Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga
53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50
Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut
1 Menggambarkan DTA dan sub DTA yang ditinjau untuk perhitungan debit
banjir Dibawah ini akan dijelaskan pembuatan model EPA SWMM untuk sub
sistem Ngemplak-Sawahan Sub sistem Ngemplak-Sawahan memiliki luas
sebesar 4714 km2 yang kemudian dibagi menjadi 40 subcatchment seperti
pada Gambar dibawah ini
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
104
Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub Sistem Ngemplak-Sawahan
Dari gambar di atas jika dibuat dalam skema saluran dinyatakan dalam gambar
di bawah ini
Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak-Sawahan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
105
Selanjutnya data tentang subdas saluran dimasukkan dalam program Data yang
digunakan dalam analisa debit banjir disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini
Data Depression Storage adalah bagian dari permukaan pervious dan
impervious yang terdapat genangan air sehingga berpotensi menjadi
limpasan
Tabel 5-10 Depression Storage Values
Impervious surfaces 005-010 inches
Lawns 010-020 inches
Pasture 020 inches
Forest litter 030 inches
(sumber EPA SWMM 50)
Data kekasaran Manning untuk aliran permukaan adalah data permukaan
pervious dan impervious pada subdas yang akan mempengaruhi limpasan
Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow
Surface n
Smooth Asphalt 0011
Smooth Concrete 0012
Ordinary Concrete Lining 0013
Good Wood 0014
Brick With Cement Mortar 0014
Vitrified Clay 0015
Cast Iron 0015
Corrugated Metal Pipes 0024
Cement Rubble Surface 0024
Fallow Soils (No Residue) 005
Cultivated Soils
Residue Cover lt 20 006
Residue Cover gt 20 017
Range (Natural) 013
Grass
Short Prarie 015
Dense 024
Bermuda Grass 041
Woods
Light Underbrush 040
Dense Underbrush 080
(sumber EPA SWMM 50)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
106
Data infiltasi Horton adalah data yang akan digunakan SWMM untuk
menghitung besarnya infiltrasi yang akan mempengaruhi limpasan Dalam
laporan ini digunakan model infiltrasi Horton
2 Menggambarkan skema jaringan drainase yang ada pada area yang akan kita
tinjau curah hujan yang datang disimulasikan ditangkap oleh subdas
sebagian akan menjadi aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan
menjadi aliran permukaan (surface runoff) Kemudian limpasan yang terjadi
pada subdas akan dialirkan melalui jaringan yang ada Jaringan drainase
dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup
Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan
3 Memasukkan semua data saluran
Selanjutnya data semua saluran pada jaringan dimasukkan diantaranya bentuk
penampang saluran panjang saluran serta nilai kekasaran Manning pada saluran
seperti pada Tabel (512)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
107
Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka
Tipe Saluran Manning (n)
Saluran dilapis atau dipoles
- Aspal 0013-0017
- Batu bata 0012-0018
- Beton 0011-0020
- Pasangan batu kali 0020-0035
- Lapisan dari tanaman 0030-0400
Digali atau dikeruk
- Saluran tanah lurus dan seragam 0020-0030
- Saluran tanah banyak tumbuhan dan
relatif seragam 0025-0040
- Dasar berbatu 0030-0045
- Saluran tidak terawat banyak
tumbuhan 0050-0140
Saluran alam (lebar atas pada saat banjir dan saluran terisi penuh lt 100 ft)
- Bersih tanpa tekanan 0030-0070
- Banyak tumbuhan pengganggu dan
rekahan yang dalam 0040-0100
(Sumber EPA SWMM 50)
Gambar 5-8 Input Data Juction
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
108
Gambar 5-9 Input data subcatchment
Gambar 5-10 Input data conduit
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
109
4 Memasukkan data curah hujan
Data intensitas curah hujan yang digunakan pada EPA SWMM 50 adalah periode
ulang 5 tahun
Gambar 5-11 Input data curah hujan
5 Menjalankan program
Semua data dimasukkan kemudian program dijalankan dan akan didapat debit
banjir dari DTA dan sub DTA yang ditinjau kondisi node atau titik tangkap debit
dan debit puncak
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
110
531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan
Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngemplak ndash
Sawahan disajikan dalam gambar di bawah
Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50
pada Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan
532 Sub Sistem Ngawen-Sraten
Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngawen- Sraten disajikan
dalam gambar di bawah
Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50
pada Sub Sistem Ngawen-Sraten
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
111
533 Sub Sistem Kedungringis
Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kedungringis disajikan
dalam gambar di bawah
Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50
pada Sub Sistem Kedungringis
534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo
Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo
disajikan dalam gambar di bawah
Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50
pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
112
535 Sub Sistem Jetis ndash Setro
Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Jetis ndash Setro disajikan dalam
gambar di bawah
Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50
pada Sub Sistem Jetis ndash Setro
536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL
Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dichek dengan Rumus Rasional untuk
memastikan besarnya debit pada titik kontrol sesuai dengan perkiraan secara
Rational
Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau
saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas
Rumus Metode Rasional
Q = 0278 x C x I x A
dimana
Q = Debit (m3det)
0278 = Konstanta digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2 dan
intensitas curah hujan dalam mmjam
C = Koefisien aliran air wilayah
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
113
Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA SWMM
Dari Tabel diatas Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dan dengan Rumus
Rasional dengan tingkat akurasi 8237 Sehingga perhitungan dengan EPA SWMM
50 bisa digunakan
Debit Hasil Perhitungan Masing-Masing Sub Sistem Disajikan Dalam Buku
Penunjang
54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS
Dasar Perencanaan hidrolik dilakukan dengan menggunakan anggapan bahwa
aliran yang terjadi adalah seragam bila tidak dipengaruhi oleh air balik artinya
pada bagian sungaisaluran yang lurus kedalaman luas penampang juga halnya
dengan permukaan air dasar saluran dianggap saling sejajar
Kecepatan yang terjadi dihitung dengan rumus Manning
V = 1 n x R 23 x I 05
dimana
V = Kecepatan rata-rata aliran seragam (mdt)
R = Jari ndash jari hidrolis (m)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
114
I = Kemiringan dasar sungai
n = Koefisien kekasaran Manning
Sedangkan apabila aliran dipengaruhi oleh air balik maka perhitungan hidrolik
dengan persamaan aliran tidak seragam (non uniform flow) dengan persamaan
sebagai berikut
H1 + V12 2g = H2 + V2
2 2g + Hf
dimana
H1 = tinggi muka air di titik 1
H2 = tinggi muka air di titik 2
V1 = kecepatan aliran di titik 1
V2 = kecepatan aliran di titik 2
Hf = kehilangan tekananenergi
Untuk perhitungan hidrolik dalam pekerjaan desain akan menggunakan software
dari HEC-RAS edisi tahun 2004Progam HEC-RAS merupakan paket program dari
ASCE (American Society of Civil Engineers) Paket program ini memakai cara
langkah standar sebagai dasar perhitungannya Secara umum HEC-RAS dapat
dipakai untuk menghitung aliran steady berubah perlahan dengan penampang
saluran prismatik atau non-prismatik baik untuk aliran sub-kritis maupun super-
kritis dan aliran non-steady
Paket program ini untuk menghitung profil muka air di sepanjang ruas sungai
Data masukan untuk program ini adalah data cross-section di sepanjang sungai
profil memanjang sungai parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan tebing
sungai) parameter bangunan sungai debit aliran (debit rencana) dan tinggi
muka air di muara
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
115
HEC ndash RAS merupakan pengembangan program HEC ndash 2 Perbedaan yang
menonjol adalah bahwa program HEC ndash RAS dilakukan dengan menggunakan
fasilitas windows Sehingga hasilnya mudah dihubungkan dengan program-
program lainnya
Untuk menganalisa kapasaitas penampang sungai dipakai software HEC-RAS
Release 40 Untuk bisa pengoperasikan program HEC-RAS Urut-urutan
pengoperasiannya adalah sebagai berikut
1) Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang ada disungai atau saluran yang
akan dianalisa Identifikasi ini berupa potongan melintang pada bangunan
yang ada dan jarak antar bangunan
2) Mengidentifikasi potongan melintang dan memanjang pada lokasi pekerjaan
Untuk memudahkan entry data maka data elevasi potongan malintang baik
elevasi maupun jarak diwujudkan dalam bentuk tabel Excel
3) Setelah semua data masuk maka program HEC-RAS dapat di ldquorunrdquo dengan
memasukkan Qdesain yang kita inginkan dari ldquorunningrdquo tersebut dapat
diketahui berapa debit yang dapat ditampung dengan adanya penampang
eksisting
Perhitungan distribusi debit masing-masing sungai dihitung berdasarkan hasil
perhitungan debit banjir yang telah dibahas dalam sub bab 53 Adapun debit
masing-masing sungai dan saluran yang ada pada Sistem Drainase Kota Salatiga
adalah sebagai berikut
Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
1 Sungai Ngemplak Ruas 1 901
2 Sungai Ngemplak Ruas 2 1057
3 Sungai Ngemplak Ruas 3 1886
4 Sungai Ngemplak Ruas 4 2161
5 Sungai Ngemplak Ruas 5 2413
6 Sungai Ngemplak Ruas 6 3225
7 Saluran s2 115
8 Saluran s1 226
9 Saluran j1 073
10 Anak sungai Sawahan (as2) 278
11 Saluran s3 225
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
116
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
12 Sungai Sawahan Ruas 1 280
13 Sungai Sawahan Ruas 2 568
Sumber Tim Penyusun 2014
Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten
No Nama sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
1 Sungai Sraten Ruas 1 147
2 Sungai SratenRuas 2 553
3 Sungai Sraten Ruas 3 1364
4 Sungai Sraten Ruas 4 1380
5 Sungai Sraten Ruas 5 2106
6 Sungai Sraten Ruas 6 3821
7 Sungai SratenRuas 7 4222
8 Sungai Sraten Ruas 8 4637
9 Sungai Sraten Ruas 9 4681
10 Sungai Sraten Ruas 10 5389
11 Sungai Sraten Ruas 11 5700
12 Anak Sungai Sraten Ruas 1 496
13 Anak Sungai Sraten Ruas 2 1044
14 Sungai Ngawen Ruas 1 627
15 Sungai Ngawen Ruas 2 1422
16 Sungai Ngawen Ruas 3 1607
17 Saluran Andong Ruas 1 137
18 Saluran Andong Ruas 2 150
19 Saluran Andong Ruas 3 320
20 Jalan j7 087
21 Jalan j5 029
22 Jalan j6 026
23 Jalan j6-1 018
24 Jalan j10 019
25 Jalan j4 011
26 Jalan j8 039
27 Jalan j9 047
28 Jalan j9-1 107
29 Jalan j9-2 046
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
117
No Nama sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
30 Jalan j2 273
31 Jalan j3 015
32 Jalan j1 015
33 Jalan j11 067
34 Saluran s1 149
35 Saluran s2 123
36 Saluran s3 112
Sumber Tim Penyusun 2014
Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Kedungringis
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
1 Sugai Kedungringis Ruas 1 (Saluran Kutowinangun) 117
2 Sungai Kedungringis Ruas 2 206
3 Sungai Kedungringis Ruas 3 252
4 Sungai Kedungringis Ruas 4 372
5 Sungai Kedungringis Ruas 5 1321
6 Sungai Kedungringis Ruas 6 1494
7 Sungai Kedungringis Ruas 7 1546
8 Sungai Kedungringis Ruas 8 1779
9 Sungai Kedungringis Ruas 9 1791
10 Sungai Kedungringis Ruas 10 2835
11 Sungai Kedungringis Ruas 11 3830
12 Sungai Andong Ruas 1 136
13 Sungai Andong Ruas 2 473
14 Sungai Andong Ruas 3 584
15 Sungai Benoyo Ruas 1 090
16 Sungai Benoyo Ruas 2 674
17 Saluran Kedungkopyah Ruas 1 181
18 Saluran Kedungkopyah Ruas 2 474
19 Saluran Kedungkopyah Ruas 3 1062
20 Saluran Kedungkopyah Ruas 4 1084
21 Sungai Tugu Ruas 1 567
22 Sungai Tugu Ruas 2 849
23 Sungai Tugu Ruas 3 953
24 Saluran ke Kota Baru 620
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
118
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
25 Saluran JLS (saluran s1) 014
26 Saluran JLS (saluran s2) 037
27 Saluran JLS (saluran s3) 077
28 Saluran JLS (saluran s4) 053
29 Saluran JLS (saluran s5) 035
30 Jalan 13 045
31 Jalan 11 161
32 Jalan 7 027
33 Jalan 3 027
34 Jalan 7-1 146
35 Jalan 10 104
36 Jalan 7-2 088
37 Jalan 2 032
38 Jalan 2-2 119
39 Jalan 12 056
40 Jalan 1 018
41 Jalan 4 037
42 Jalan 1-1 022
43 Jalan 5 029
44 Jalan 1-2 051
45 Jalan 6 043
46 Jalan 15 052
47 Jalan 16 031
48 Jalan 6-1 032
49 Jalan 2-1 073
50 Jalan 8 042
51 Jalan 9 070
52 Jalan 14 041
53 Jalan 11-s 065
Sumber Tim Penyusun 2014
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
119
Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran
Untuk Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
1 Sungai KebonsamasRuas 1 150
2 Sungai Kebonsamas Ruas 2 229
3 Sungai KebonsamasRuas 3 330
4 Sungai Kebonsamas Ruas 4 416
5 Sungai Kebonsamas Ruas 5 423
6 Sungai Kebonsamas Ruas 6 889
7 Sungai Kebonsamas Ruas 7 1542
8 Anak Sungai Kebonsamas (as-4) 072
9 Anak Sungai Kebonsamas 1 306
10 Anak Sungai Kebonsamas 2 754
11 Anak Sungai Kebonsamas 3 834
12 Anak Sungai Kebonsamas 4 907
13 Anak Sungai Kebonsamas 1rsquo 320
14 Anak Sungai Kebonsamas 1ldquo 025
15 Anak Sungai Kebonsamas 2rdquo 214
16 Jalan j5 044
17 Jalan j1 054
18 Jalan j2 021
19 Jalan j4 039
20 Jalan J4-1 034
21 Jalan j3 073
22 Jalan j6 022
23 Jalan j7 080
Sumber Tim Penyusun 2014
Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran
Untuk Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
1 Sungai JetisRuas 1 560
2 Sungai Jetis Ruas 2 986
3 Sungai Jetis Ruas 3 1100
4 Sungai Jetis Ruas 4 3186
5 Sungai Jetis Ruas 5 5527
6 Sungai Jetis Ruas 6 5735
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
120
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
7 Sungai Jetis Ruas 7 ( Sungai Naggulan 1) 7029
8 Sungai Jetis Ruas 8 ( Sungai Naggulan 2) 7963
9 Sungai Jetis Ruas 9 (Sungai Setro 1) 8943
10 Sungai Jetis Ruas 10 (Sungai Setro 2) 11636
11 Jalan j9 048
12 Jalan 6-1 088
13 Jalan 5 041
14 Jalan 10 061
15 Jalan 1 032
16 Jalan 8 075
17 Jalan 1-1 877
18 Jalan 11 040
19 Jalan 1-2 1291
20 Jalan 12 148
21 Jalan 2 165
22 Jalan 3 034
23 Jalan 2-1 441
24 Jalan 14 121
25 Jalan 15 017
26 Jalan 16 243
27 Jalan 17 187
28 Jalan 18 138
29 Jalan 19 1307
30 Saluran s1 104
31 Saluran Isep-isep 1 156
32 Saluran Isep-isep 2 165
33 Saluran Klampean 1 172
34 Saluran Klampean 2 861
35 Saluran Klampean 3 1120
36 Saluran Noborejo 1 1176
37 Saluran Noborejo 2 1208
38 Saluran Cengek 1 271
39 Saluran Cengek 2 586
40 Saluran Cengek 3 1172
41 Saluran Cengek 4 2341
42 Saluran Cengek A 325
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
121
No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang
(Q5th)m3dt
43 Saluran Cengek B 384
44 Saluran Ngaglik 1 477
45 Saluran Ngaglik 2 1098
46 Saluran Ngaglik 3 1250
47 Saluran Jamban 1 066
48 Saluran Jamban 2 262
Sumber Tim Penyusun 2014
541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting
Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis
hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi eksisting hasilnya sebagai
berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri
sebagai bagian dari Laporan Akhir)
5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan
Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting)
Sumber Tim Penyusun 2014
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
122
a Saluran JLS Ruas - 1
Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS)
sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)
Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)
Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)
0 100 200 300 400 500 600650
655
660
665
670
675
680
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
saluran s1
00 02 04 06 08 10 126756
6758
6760
6762
6764
6766
6768
6770
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P22 (h=085b=08)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
00 02 04 06 08 10 126588
6590
6592
6594
6596
6598
6600
6602
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P23
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
123
b Saluran JLS ruas 3
Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS)
sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)
0 500 1000 1500 2000530
540
550
560
570
580
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
saluran s3
00 02 04 06 08 105732
5734
5736
5738
5740
5742
5744
5746
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P27 (085)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 10 12 145708
5710
5712
5714
5716
5718
5720
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P29
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
124
Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)
Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)
Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem
Drainase Ngemplak-Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS kondisi eksisting
5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten
Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)
Sumber Tim Penyusun 2014
00 02 04 06 08 10 12 14 165494
5496
5498
5500
5502
5504
5506
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P33
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
125
a Saluran JLS Ruas - 3
Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)
0 200 400 600 800 1000 1200 1400495
500
505
510
515
520
525
530
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
saluran s3
00 02 04 06 08 10 12 145268
5270
5272
5274
5276
5278
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P35 (h=09b=08)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
00 02 04 06 08 10 125234
5236
5238
5240
5242
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P37
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
126
Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)
b Saluran di Jalan Yudistiro
Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)
00 02 04 06 08 10 12 145094
5096
5098
5100
5102
5104
5106
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P41
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
0 200 400 600 800 1000 1200535
540
545
550
555
560
565
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan j8
00 01 02 03 04 055568
5570
5572
5574
5576
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F1
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
127
Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)
Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)
00 01 02 03 04 055442
5443
5444
5445
5446
5447
5448
5449
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F3
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 055418
5420
5422
5424
5426
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F4
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 055394
5395
5396
5397
5398
5399
5400
5401
ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F5A
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
128
Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem
Drainase Ngawen - Sratendapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi
eksisting
5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis
Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)
Sumber Tim Penyusun 2014
a Saluran Drainase Sekunder Kota Baru
Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)
0 100 200 300 400 500 600510
515
520
525
530
535
540
545
550
555
kedungringis Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
saluran kota baru
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
129
Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)
00 05 10 15 20 255492
5494
5496
5498
5500
5502
5504
5506
kedungringis Plan Plan 01 10232014 5
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 10526
527
528
529
530
531
kedungringis Plan Plan 01 10232014 2
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 10517
518
519
520
521
522
kedungringis Plan Plan 01 10232014 1
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
130
b Saluran Kedung Kopyah
Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah
sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)
0 100 200 300 400 500 600515
520
525
530
535
kedungringis Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
kedung as4-1
00 02 04 06 08 10 12 145330
5335
5340
5345
5350
5355
kedungringis Plan Plan 01 10232014 m26
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 05 10 15 20 255230
5235
5240
5245
5250
5255
kedungringis Plan Plan 01 10232014 m22
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
131
Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah
sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)
c Saluran Sekunder J2-2 (Jl Osamaliki)
Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru
sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)
00 02 04 06 08 10 12 14 16 185164
5166
5168
5170
5172
5174
5176
5178
5180
kedungringis Plan Plan 01 10232014 m19
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 10 12 14 16 185154
5156
5158
5160
5162
5164
5166
5168
5170
kedungringis Plan Plan 01 10232014 m18
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558
560
562
564
566
568
kedungringis Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan 2-2
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
132
Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki)
sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)
Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem
Drainase Kedungringis dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi eksisting
00 01 02 03 04 055655
5660
5665
5670
5675
5680
kedungringis Plan Plan 01 10232014 P78 (h=04 b=04)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 055590
5592
5594
5596
5598
5600
5602
5604
kedungringis Plan Plan 01 10232014 P79
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
133
5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo
Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)
Sumber Tim Penyusun 2014
a Saluran Sekunder Jalan Pattimura
Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura)
sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)
0 200 400 600 800 1000530
535
540
545
550
555
560
565
570
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan j5
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
134
Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura)
sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)
00 01 02 03 04 055676
5678
5680
5682
5684
5686
5688
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K3 (0403)
Station (m)
Ele
va
tion (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 045524
5526
5528
5530
5532
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K5
Station (m)
Ele
va
tion (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 055324
5326
5328
5330
5332
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K8
Station (m)
Ele
va
tion (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
135
b Saluran Sekunder Jalan Ki Penjawi
Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi)
sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)
Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi)
sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)
0 20 40 60 80 100 1205310
5315
5320
5325
5330
5335
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan j4-1
00 01 02 03 04 055320
5322
5324
5326
5328
5330
5332
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I11
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 055310
5311
5312
5313
5314
5315
5316
5317
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I10
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
136
Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem
Drainase Kebonsamas - Kalisawo dapat dilihat pada program HEC-RASpada
kondisi eksisting
5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro
Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) Sumber Tim Penyusun 2014
a Saluran Sekunder Jalan Tingkir
Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)
sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)
0 200 400 600 800 1000 1200650
655
660
665
670
675
680
685
jetis-setro Plan Plan 01 10222014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan 9
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
137
Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)
sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)
00 02 04 06 08 106804
6806
6808
6810
6812
6814
jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X12
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 106800
6802
6804
6806
6808
jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X11
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 10 126544
6546
6548
6550
6552
jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X5
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
138
b Saluran Sekunder Jalan Tritis Asri
Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri)
Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting)
0 200 400 600 800 1000605
610
615
620
625
630
635
jetis-setro Plan Plan 01 10222014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan 14
00 01 02 03 04 05 06 076118
6120
6122
6124
6126
jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V6
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 086114
6116
6118
6120
6122
jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V5
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
139
Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri)
sub sistem Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)
Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem
Drainase Jetis ndash Setro dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi eksisting
00 01 02 03 04 05 06 076108
6110
6112
6114
6116
jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V3
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 05 066104
6106
6108
6110
6112
jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V2
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
140
542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana)
Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis
hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi desain (rencana) hasilnya sebagai
berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri
sebagai bagian dari Laporan Akhir)
5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan
1 Saluran sekunder JLS s1
Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)
0 100 200 300 400 500 600650
655
660
665
670
675
680
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
saluran s1
00 02 04 06 08 10 126754
6756
6758
6760
6762
6764
6766
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P22 (h=085b=08)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
141
Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1
sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)
2 Saluran Sekunder JLS s3
Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3
Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana)
00 02 04 06 08 10 126586
6588
6590
6592
6594
6596
6598
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P23
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
00 02 04 06 08 10 126500
6502
6504
6506
6508
6510
6512
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P24
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
0 500 1000 1500 2000530
540
550
560
570
580
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
saluran s3
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
142
Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)
Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase
Ngemplak - Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana
00 02 04 06 08 105730
5732
5734
5736
5738
5740
5742
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P27 (085)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 10 12 145704
5706
5708
5710
5712
5714
5716
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P29
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03 03
00 02 04 06 08 10 12 14 165490
5492
5494
5496
5498
5500
5502
5504
5506
ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P33
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03 03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
143
5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten
a Saluran Sekunder JLS s3
Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)
0 200 400 600 800 1000 1200 1400495
500
505
510
515
520
525
530
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
saluran s3
00 02 04 06 08 10 12 145266
5268
5270
5272
5274
5276
5278
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P35 (h=09b=08)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03 03
00 02 04 06 08 10 125230
5232
5234
5236
5238
5240
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P37
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
144
Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3
sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)
b Jalan Judistira
Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)
sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)
00 02 04 06 08 10 12 145128
5130
5132
5134
5136
5138
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P39
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03 03 03
00 02 04 06 08 10 12 145092
5094
5096
5098
5100
5102
5104
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P41
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03 03 03
0 200 400 600 800 1000 1200535
540
545
550
555
560
565
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Elev
ation
(m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan j8
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
145
00 02 04 06 08 105564
5566
5568
5570
5572
5574
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F1
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 105440
5442
5444
5446
5448
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F3
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 105414
5416
5418
5420
5422
5424
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F4
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
146
Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)
sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)
Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase
Ngawen - Sraten dapat di lihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana
5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis
a Saluran Kota Baru
Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)
00 02 04 06 08 105390
5392
5394
5396
5398
5400
ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F5A
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
0 100 200 300 400 500 600510
515
520
525
530
535
540
545
550
555
kedungringis Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
saluran kota baru
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
147
00 05 10 15 20 255492
5494
5496
5498
5500
5502
5504
5506
kedungringis Plan Plan 01 11172014 5
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 05 10 15 20 255295
5300
5305
5310
5315
5320
kedungringis Plan Plan 01 11172014 3
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 05 10 15 205265
5270
5275
5280
5285
5290
kedungringis Plan Plan 01 11172014 2
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
148
Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru
sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)
b Saluran Kedung Kopyah
Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah
Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)
00 05 10 15 205175
5180
5185
5190
5195
5200
kedungringis Plan Plan 01 11172014 1
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
0 100 200 300 400 500 600515
520
525
530
535
kedungringis Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
kedung as4-1
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
149
00 05 10 15 20 255330
5335
5340
5345
5350
5355
kedungringis Plan Plan 01 11172014 m26
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 05 10 15 20 255230
5235
5240
5245
5250
5255
kedungringis Plan Plan 01 11172014 m22
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 05 10 15 20 255164
5166
5168
5170
5172
5174
5176
5178
kedungringis Plan Plan 01 11172014 m19
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
150
Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah
Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)
c Saluran Jalan Osamaliki
Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki
Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)
00 05 10 15 20 255154
5156
5158
5160
5162
5164
5166
kedungringis Plan Plan 01 11172014 m18
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558
560
562
564
566
568
kedungringis Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
jalan 2-2
00 02 04 06 08 105654
5656
5658
5660
5662
5664
kedungringis Plan Plan 01 11172014 P78 (h=04 b=04)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
151
Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki
Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)
Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase
Kedungringis dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana
5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo
a Saluran Jalan Pattimura
Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)
sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)
00 02 04 06 08 105588
5590
5592
5594
5596
kedungringis Plan Plan 01 11172014 P79
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
0 200 400 600 800 1000530
535
540
545
550
555
560
565
570
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
jalan j5
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
152
00 01 02 03 04 05 06 075672
5674
5676
5678
5680
5682
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K3 (0403)
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 05 06 075522
5523
5524
5525
5526
5527
5528
5529
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K5
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 01 02 03 04 05 06 075498
5499
5500
5501
5502
5503
5504
5505
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K6
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
153
Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)
sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)
b Saluran Jalan Ki Penjawi
Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)
Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)
00 01 02 03 04 05 06 075322
5324
5326
5328
5330
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K8
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
0 100 200 300 400 500 600 700530
540
550
560
570
580
590
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan j4
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
154
Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)
Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)
Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase
Kebonsamas ndash Kalisawo dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana
00 02 04 06 08 105668
5670
5672
5674
5676
5678
5680
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I11
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 105536
5538
5540
5542
5544
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I10
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
Crit PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 105387
5388
5389
5390
5391
5392
5393
5394
kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I9
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
155
5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro
a Saluran Jalan Tingkir
Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)
0 200 400 600 800 1000 1200650
655
660
665
670
675
680
685
jetis-setro Plan Plan 01 11172014
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan 9
00 02 04 06 08 106798
6800
6802
6804
6806
6808
6810
6812
6814
jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X12
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 106794
6796
6798
6800
6802
6804
6806
6808
jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X11
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
156
Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)
sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)
b Saluran Jalan Tritis Asri
Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)
Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)
00 02 04 06 08 10 126540
6542
6544
6546
6548
6550
6552
6554
jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X5
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
0 200 400 600 800 1000605
610
615
620
625
630
635
jetis-setro Plan Plan 01 11222014
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
jalan 14
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
157
00 02 04 06 08 106118
6120
6122
6124
6126
6128
6130
jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V7
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 106112
6114
6116
6118
6120
6122
6124
6126
jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V6
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
00 02 04 06 08 106104
6106
6108
6110
6112
6114
6116
jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V3
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
158
Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)
Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)
Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase
Jetis ndash Setro dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana
543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting
Kapasitas saluran eksisting bisa diketahui dengan menghitung luas penampang
basah saluran Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan luas penampang
basah dari perhitungan HEC-RAS Tujuan dari perhitungan di atas adalah untuk
mengetahui apakah saluran tersebut melimpas atau tidak
Apabila luas penampang basah saluran eksisting lt luas penampang basah hasil
perhitungan HEC-RAS saluran tersebut melimpas Dan sebaliknya apabila luas
penampang basah saluran eksisting gt luas penampang basah hasil perhitungan
HEC-RAS saluran aman tidak melimpas
Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak-Sawahan
No Notasi SungaiSaluran
Jalan
Debit
Rencana (m3dt)
Tingkatan Hasil Analisis
1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan 226 Drainase sekunder Meluap
2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan 115 Drainase sekunder Tidak meluap
3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan 225 Drainase sekunder Meluap
4 Jalan - J1 Jalan Arimbi 072 Drainase tersier Tidak meluap
5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan 280 Drainase primer Tidak meluap
6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak
278 Drainase sekunder Tidak meluap
7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan 568 Drainase primer Tidak meluap
00 02 04 06 08 106100
6102
6104
6106
6108
6110
6112
jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V2
Station (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Ground
Bank Sta
03
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
159
No Notasi SungaiSaluran
Jalan
Debit Rencana
(m3dt)
Tingkatan Hasil Analisis
8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak 901 Drainase primer Tidak meluap
9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak 1057 Drainase primer Tidak meluap
10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak 1886 Drainase primer Tidak meluap
11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak 2161 Drainase primer Tidak meluap
12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak 2413 Drainase primer Tidak meluap
13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak 3225 Drainase primer Tidak meluap
Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten
No Notasi SungaiSaluranJalan Debit
Rencana
(m3dtk)
Tingkatan Hasil Analisis
1 Utama S Sraten 1 147 Drainase primer Tidak meluap
2 Utama 3 S Sraten 2 553 Drainase primer Tidak meluap
3 Utama 9 S Sraten 3 1364 Drainase primer Tidak meluap
4 Utama 6 S Sraten 4 1380 Drainase primer Tidak meluap
5 Utama 5 S Sraten 5 2106 Drainase primer Tidak meluap
6 Utama 1 S Sraten 6 3821 Drainase primer Tidak meluap
7 Utama 2 S Sraten 7 4222 Drainase primer Tidak meluap
8 Utama 8 S Sraten 8 4637 Drainase primer Tidak meluap
9 Utama 7 S Sraten 9 4681 Drainase primer Tidak meluap
10 Utama 10 S Sraten 10 5389 Drainase primer Tidak meluap
11 Utama 4 S Sraten 11 5700 Drainase primer Tidak meluap
12 N1 S Ngawen 1 627 Drainase primer Tidak meluap
13 N2 S Ngawen 2 1422 Drainase primer Tidak meluap
14 N3 SNgawen 3 1607 Drainase primer Tidak meluap
15 J7 Jalan Prumasan 087 Drainase tersier Meluap
16 J5 Jalan Sidomulyo 029 Drainase tersier Meluap
17 J6 Jalan Hasanudin 026 Drainase sekunder Tidak meluap
18 J6-1 Jalan Arjuno 018 Drainase sekunder Tidak meluap
19 Jalan J10 Jalan Merak 019 Drainase tersier Saluran penuh
20 J4 Jalan Kenteng 011 Drainase tersier Tidak meluap
21 Jalan J8 Jalan Yudistira 039 Drainase sekunder Meluap
22 J9-1 Jalan Osamaliki 107 Drainase sekunder Tidak meluap
23 J9-2 Jalan Osamaliki 046 Drainase sekunder Tidak meluap
24 J2 Jalan Osamaliki 273 Drainase sekunder Meluap
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
160
No Notasi SungaiSaluranJalan Debit
Rencana (m3dtk)
Tingkatan Hasil Analisis
25 Jalan J3 Jalan Setiyaki 015 Drainase tersier Tidak meluap
26 Jalan J1 Jalan Parikesit 015 Drainase sekunder Tidak meluap
27 S1 Jalan Lingkar Salatiga 149 Drainase sekunder Meluap
28 S2 Jalan Lingkar Salatiga 123 Drainase sekunder Saluran penuh
29 S3 Jalan Lingkar Salatiga 112 Drainase sekunder Meluap
30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 1044 Drainase primer Tidak meluap
31 As2 Sal Andong 1 137 Irigasi sekunder Tidak meluap
32 As2-1 Sal Andong 2 150 Drainase sekunder Tidak meluap
33 As2-2 Sal Andong 3 320 Drainase sekunder Tidak meluap
34 As3 Anak Sungai Sraten 1 496 Drainase sekunder Tidak meluap
35 J9 Jalan Veteran 047 Drainase sekunder Tidak meluap
36 J11 Jalan Arjuno 067 Drainase tersier Meluap
Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis
No Notasi SungaiSaluran
Jalan
Debit Rencana (m3dtk)
Tingkatan Hasil Analisis
1 Utama0 S Kedungringis 1 117 Drainase primer Tidak meluap
2 Utama S Kedungringis 2 204 Drainase primer Tidak meluap
3 Utama1-1 S Kedungringis 3 252 Drainase primer Tidak meluap
4 Utama1 S Kedungringis 4 372 Drainase primer Tidak meluap
5 Utama1-2 S Kedungringis 5 1321 Drainase primer Tidak meluap
6 Utama2 S Kedungringis 6 1494 Drainase primer Tidak meluap
7 Utama 3 S Kedungringis 7 1546 Drainase primer Tidak meluap
8 Utama 13 S Kedungringis 8 1779 Drainase primer Tidak meluap
9 Utama 10 S Kedungringis 9 1791 Drainase primer Tidak meluap
10 Utama11 S Kedungringis 10 2835 Drainase primer Tidak meluap
11 Utama 12 S Kedungringis 11 3830 Drainase primer Tidak meluap
12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 181 Drainase skunder Tidak meluap
13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 474 Drainase sekunder Meluap (penyempitan)
14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 1062 Drainase sekunder Tidak meluap
15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 1084 Drainase sekunder Tidak meluap
16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru 623 Drainase sekunder Meluap
17 Jalan 13 Jalan Yudistira 045 Drainase sekunder Meluap
18 Jalan 11 Jalan Semarang - Salatiga
161 Drainase sekunder Meluap
19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto 027 Drainase tersier Tidak meluap
20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin 027 Drainase tersier Saluran penuh
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
161
No Notasi SungaiSaluran
Jalan
Debit
Rencana (m3dtk)
Tingkatan Hasil Analisis
21 Jalan 7-1 Jalan Kartini 146 Drainase sekunder Tidak meluap
22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso 104 Drainase sekunder Tidak meluap
23 Jalan 7-2 Jalan Kartini 088 Drainase sekunder Meluap
24 Jalan 2 Jalan Osamaliki 032 Drainase sekunder Meluap
25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki 119 Drainase sekunder Meluap
26 Jalan 12 Jalan Brigjen
Sudiarto 056 Drainase tersier Tidak meluap
27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto 018 Drainase tersier Saluran penuh
28 Jalan 4 Jalan Sukowati 037 Drainase tersier Tidak meluap
29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun)
022 Drainase tersier Meluap
30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto
029 Drainase tersier Meluap
31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar 051 Drainase tersier Tidak meluap
32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan
043 Drainase sekunder Tidak meluap
33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman 052 Drainase sekunder Saluran penuh
34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman 031 Drainase sekunder Hulu
35 Jalan 6-1 Jalan Kartini 032 Drainase sekunder Meluap
36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki 073 Drainase sekunder Tidak meluap
37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol 042 Drainase sekunder Meluap
38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor
070 Drainase sekunder Meluap
39 Jalan 14 Jalan Diponegoro 041 Drainase sekunder Meluap
40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga
065 Drainase sekunder Tidak meluap
41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 136 Irigasisekunder Tidak meluap
42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 473 Irigasisekunder Tidak meluap
43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 584 Irigasisekunder Meluap
44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 090 Drainase sekunder Tidak meluap
45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 674 Drainase sekunder Meluap
46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 567 Drainase sekunder Tidak meluap
47 As2-2 Sungai Tugu 2 849 Drainase sekunder Tidak meluap
48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 953 Drainase sekunder Tidak meluap
49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga 053 Drainase sekunder Meluap
50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga 014 Drainase sekunder Meluap
51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga 037 Drainase sekunder Meluap
52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga 077 Drainase sekunder Meluap
53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga 035 Drainase sekunder Meluap
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
162
Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo
No Notasi SungaiSaluranJalan Debit
Rencana (m3dtk)
Tingkatan Hasil Analisis
1 As-4 Anak Sungai Kebonsamas
072 Drainase primer Tidak meluap
2 Utama Sal Kebonsamas 1 150 Drainase primer Tidak meluap
3 Utama 3 Sal Kebonsamas 2 229 Drainase primer Tidak meluap
4 Utama 5 Sal Kebonsamas 3 330 Drainase primer Tidak meluap
5 Utama 4 Sal Kebonsamas 4 416 Drainase primer Tidak meluap
6 Utama 6 Sal Kebonsamas 5 434 Drainase primer Tidak meluap
7 Utama 2 Sal Kebonsamas 6 889 Drainase primer Tidak meluap
8 Utama 1 Sal Kebonsamas 7 1542 Drainase primer Tidak meluap
9 As1 Anak Sal Kebonsamas 1
320 Drainase primer Tidak meluap
10 As3 Anak Sal Kebonsamas 1
306 Drainase primer Tidak meluap
11 As1-1 Anak Sal Kebonsamas 2
754 Drainase primer Tidak meluap
12 As1-3 Anak Sal Kebonsamas 3
834 Drainase primer Tidak meluap
13 As1-2 Anak Sal Kebonsamas 4
907 Drainase primer Tidak meluap
14 As2 Anak Sal Kebonsamas 1
025 Drainase primer Tidak meluap
15 As2-1 Anak Sal Kebonsamas 2
214 Drainase primer Tidak meluap
16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo
044 Drainase sekunder Meluap
17 J1 Jalan Pattimura 054 Drainase sekunder Meluap
18 J2 Jalan Domas 021 Drainase tersier Tidak meluap
19 J4 Jalan Ki Penjawi 039 Drainase tersier Meluap
20 J4-1 Jalan Ki Penjawi 034 Drainase sekunder Meluap
21 J3 Jalan Pattimura 073 Drainase sekunder Saluran penuh
22 J6 Jalan Kaliwesi 022 Drainase tersier Tidak meluap
23 J7 Jalan Batutulis 080 Drainase sekunder Meluap
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
163
Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro
No Notasi SungaiSaluranJalan
Debit
Rencana ((m3det)
Tingkatan Hasil Analisis
1 Utama Sungai Jetis 1 560 Drainase sekunder Tidak meluap
2 Utama10 Sungai Jetis 2 986 Drainase sekunder Tidak meluap
3 Utama5 Sungai Jetis 3 1100 Drainase sekunder Tidak meluap
4 Utama4 Sungai Jetis 4 3186 Drainase sekunder Tidak meluap
5 Utama6 Sungai Jetis 5 5527 Drainase sekunder Tidak meluap
6 Utama7 Sungai Jetis 6 5735 Drainase sekunder Tidak meluap
7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 7029 Drainase primer Tidak meluap
8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 7963 Drainase primer Tidak meluap
9 Utama2 Sungai Setro 1 8943 Drainase sekunder Tidak meluap
10 Utama9 Sungai Setro 2 11636 Drainase primer Tidak meluap
11 Jalan 9 Jalan Tingkir 048 Drainase sekunder Saluran penuh
12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga 088 Drainase sekunder Meluap
13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga
041 Drainase sekunder Tidak meluap
14 Jalan 10 Jalan Tingkir 061 Drainase sekunder Tidak meluap
15 Jalan 1 Jalan Raya Solo - Salatiga
032 Drainase sekunder Tidak meluap
16 Jalan 8 Jalan Ringinsari 075 Drainase sekunder Meluap
17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga
877 Drainase sekunder Tidak meluap
18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir 040 Drainase tersier Tidak meluap
19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga
1291 Drainase sekunder Saluran penuh
20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo 148 Drainase sekunder Meluap
21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman
165 Drainase sekunder Saluran penuh
22 Jalan 3 Jalan Argoboga 034 Drainase sekunder Tidak meluap
23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend Sudirman
441 Drainase sekunder Tidak meluap
24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga 104 Drainase sekunder Meluap
25 As7 Saluran Isep-Isep 1 156 Irigasi sekunder Tidak meluap
26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 165 Irigasi sekunder Tidak meluap
27 As6 Saluran Klampean 1 172 Drainase sekunder Tidak meluap
28 As6-1 Saluran Klampean 2 861 Drainase sekunder Tidak meluap
29 As6-2 Saluran Klampean 3 1120 Drainase sekunder Tidak meluap
30 As3 Saluran Noborejo 1 1176 Irigasi sekunder Tidak meluap
31 As3-3 Saluran Noborejo 2 1208 Irigasi sekunder Tidak meluap
32 As3-4 Saluran Cengek 1 271 Irigasi sekunder Tidak meluap
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
164
No Notasi SungaiSaluranJalan Debit
Rencana ((m3det)
Tingkatan Hasil Analisis
33 As4 Anak Saluran Cengek A
325 Irigasi sekunder Tidak meluap
34 As3-1 Saluran Cengek 2 586 Irigasi sekunder Tidak meluap
35 As5 Anak Saluran Cengek B
384 Irigasi sekunder Tidak meluap
36 As3-2 Saluran Cengek 3 1172 Irigasi sekunder Tidak meluap
37 As3-5 Saluran Cengek 4 2341 Drainase primer Tidak meluap
38 As1 Sungai Ngaglik 1 477 Drainase primer Tidak meluap
39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 1098 Drainase primer Tidak meluap
40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 1250 Drainase primer Tidak meluap
41 As2 Saluran Jamban 1 066 Drainase primer Tidak meluap
42 As2-1 Saluran Jamban 2 262 Drainase primer Tidak meluap
43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri 121 Drainase sekunder Saluran penuh
44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri 017 Drainase sekunder Saluran penuh
45 Jalan 16 Jalan Nanggulan 243 Drainase sekunder Meluap
46 Jalan 18 Jalan Nanggulan 138 Drainase sekunder Meluap
47 Jalan 17 Jalan Argorumakso 187 Drainase sekunder Saluran penuh
48 Jalan 19 Jalan Benoyo 307 Drainase sekunder Tidak meluap
544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana
Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder
100 100
2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder
085 085
3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder
100 100
4 Jalan - J1 Jalan Arimbi Drainase Tersier 080 070
5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320
6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak Drainase Sekunder
400 300
7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320
8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800
9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
165
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800
11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800
12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800
13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800
Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
1 Utama S Sraten 1 Drainase Primer 765 350
2 Utama 3 S Sraten 2 Drainase Primer 850 450
3 Utama 9 S Sraten 3 Drainase Primer 750 450
4 Utama 6 S Sraten 4 Drainase Primer 900 350
5 Utama 5 S Sraten 5 Drainase Primer 770 350
6 Utama 1 S Sraten 6 Drainase Primer 910 350
7 Utama 2 S Sraten 7 Drainase Primer 880 750
8 Utama 8 S Sraten 8 Drainase Primer 880 670
9 Utama 7 S Sraten 9 Drainase Primer 880 600
10 Utama 10 S Sraten 10 Drainase Primer 880 600
11 Utama 4 S Sraten 11 Drainase Primer 880 600
12 N1 S Ngawen 1 Drainase Primer 260 260
13 N2 S Ngawen 2 Drainase Primer 940 280
14 N3 SNgawen 3 Drainase Primer 910 750
15 J7 Jalan Prumasan Drainase Tersier 060 100
16 J5 Jalan Sidomulyo Drainase Tersier 069 100
17 J6 Jalan Hasanudin Drainase Sekunder 060 100
18 J6-1 Jalan Arjuno Drainase Sekunder 060 080
19 Jalan J10 Jalan Merak Drainase Tersier 060 080
20 J4 Jalan Kenteng Drainase Tersier 050 100
21 Jalan J8 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 080 040
22 J9-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110
23 J9-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110
24 J2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 100 180
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
166
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
25 Jalan J3 Jalan Setiyaki Drainase Tersier 055 050
26 Jalan J1 Jalan Parikesit Drainase Sekunder 080 060
27 S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100
28 S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 090 105
29 S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100
30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 Drainase Primer 920 400
31 As2 Sal Andong 1 Irigasi Sekunder 080 090
32 As2-1 Sal Andong 2 Irigasi Sekunder 360 300
33 As2-2 Sal Andong 3 Irigasi Sekunder 350 300
34 As3 Anak Sungai Sraten 1 Drainase Sekunder 460 350
35 J9 Jalan Veteran Drainase Sekunder 090 110
36 J11 Jalan Arjuno Drainase Tersier 080 075
Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
1 Utama0 S Kedungringis 1 Drainase Primer 250 300
2 Utama S Kedungringis 2 Drainase Primer 250 300
3 Utama1-1 S Kedungringis 3 Drainase Primer 480 320
4 Utama1 S Kedungringis 4 Drainase Primer 480 320
5 Utama1-2 S Kedungringis 5 Drainase Primer 500 350
6 Utama2 S Kedungringis 6 Drainase Primer 500 350
7 Utama 3 S Kedungringis 7 Drainase Primer 600 400
8 Utama 13 S Kedungringis 8 Drainase Primer 600 400
9 Utama 10 S Kedungringis 9 Drainase Primer 600 400
10 Utama11 S Kedungringis 10 Drainase Primer 600 400
11 Utama 12 S Kedungringis 11 Drainase Primer 600 400
12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 Drainase Skunder 200 250
13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 Drainase Sekunder 200 250
14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 Drainase Sekunder 250 250
15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 Drainase Sekunder 250 250
16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru Drainase Sekunder 175 200
17 Jalan 13 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 070 080
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
167
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
18 Jalan 11 Jalan Semarang -
Salatiga Drainase Sekunder 100 100
19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100
20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin Drainase Tersier 060 060
21 Jalan 7-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 250 200
22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso Drainase Sekunder 070 090
23 Jalan 7-2 Jalan Kartini Drainase Sekunder 100 100
24 Jalan 2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 070 080
25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080
26 Jalan 12 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 190 170
27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100
28 Jalan 4 Jalan Sukowati Drainase Tersier 050 100
29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun) Drainase Tersier 070 080
30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 070 080
31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar Drainase Tersier 050 100
32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan Drainase Sekunder 060 080
33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080
34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080
35 Jalan 6-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 060 080
36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080
37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol Drainase Sekunder 060 080
38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor Drainase Sekunder 100 100
39 Jalan 14 Jalan Diponegoro Drainase Sekunder 080 100
40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga Drainase Sekunder 095 110
41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 IrigasiSekunder 080 090
42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 IrigasiSekunder 360 300
43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 IrigasiSekunder 350 300
44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 Drainase Sekunder 250 200
45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 Drainase Sekunder 250 200
46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 Drainase Sekunder 350 250
47 As2-2 Sungai Tugu 2 Drainase Sekunder 350 250
48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 Drainase Sekunder 350 250
49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100
50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080
51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080
52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100
53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
168
Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
1 As-4 Anak Sungai
Kebonsamas Drainase Primer 130 180
2 Utama Saluran Kebonsamas 1 Drainase Primer 350 180
3 Utama 3 Saluran Kebonsamas 2 Drainase Primer 350 180
4 Utama 5 Saluran Kebonsamas 3 Drainase Primer 490 150
5 Utama 4 Saluran Kebonsamas 4 Drainase Primer 520 130
6 Utama 6 Saluran Kebonsamas 5 Drainase Primer 360 180
7 Utama 2 Saluran Kebonsamas 6 Drainase Primer 360 180
8 Utama 1 Saluran Kebonsamas 7 Drainase Primer 360 180
9 As1 Anak Saluran
Kebonsamas 1 Drainase Primer 230 270
10 As3 Anak Saluran
Kebonsamas 1 Drainase Primer 080 180
11 As1-1 Anak Saluran
Kebonsamas 2 Drainase Primer 080 180
12 As1-3 Anak Saluran
Kebonsamas 3 Drainase Primer 260 270
13 As1-2 Anak Saluran
Kebonsamas 4 Drainase Primer 390 220
14 As2 Anak Saluran
Kebonsamas 1 Drainase Primer 100 100
15 As2-1 Anak Saluran
Kebonsamas 2 Drainase Primer 390 180
16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo
Drainase Sekunder
070 060
17 J1 Jalan Pattimura Drainase
Sekunder 080 090
18 J2 Jalan Domas Drainase Tersier 055 060
19 J4 Jalan Ki Penjawi Drainase Tersier 080 070
20 J4-1 Jalan Ki Penjawi Drainase
Sekunder 060 080
21 J3 Jalan Pattimura Drainase
Sekunder 130 070
22 J6 Jalan Kaliwesi Drainase Tersier 055 060
23 J7 Jalan Batutulis Drainase Sekunder
080 080
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
169
Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
1 Utama Sungai Jetis 1 Drainase Sekunder 550 600
2 Utama10 Sungai Jetis 2 Drainase Sekunder 550 600
3 Utama5 Sungai Jetis 3 Drainase Sekunder 1500 650
4 Utama4 Sungai Jetis 4 Drainase Sekunder 1500 650
5 Utama6 Sungai Jetis 5 Drainase Sekunder 1800 700
6 Utama7 Sungai Jetis 6 Drainase Sekunder 1800 700
7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 Drainase Primer 900 550
8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 Drainase Primer 900 550
9 Utama2 Sungai Setro 1 Drainase Sekunder 1400 600
10 Utama9 Sungai Setro 2 Drainase Primer 2600 600
11 Jalan 9 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 150
12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 150
13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga
Drainase Sekunder 080 150
14 Jalan 10 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 170
15 Jalan 1 Jalan Raya Solo -
Salatiga Drainase Sekunder 080 160
16 Jalan 8 Jalan Ringinsari Drainase Sekunder 070 090
17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga
Drainase Sekunder 170 190
18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir Drainase Tersier 060 070
19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga
Drainase Sekunder 220 200
20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo Drainase Sekunder 100 150
21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman
Drainase Sekunder 170 120
22 Jalan 3 Jalan Argoboga Drainase Sekunder 080 100
23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend
Sudirman Drainase Sekunder 170 120
24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 120
25 As7 Saluran Isep-Isep 1 Irigasi Sekunder 240 100
26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 Irigasi Sekunder 240 100
27 As6 Saluran Klampean 1 Drainase Sekunder 230 240
28 As6-1 Saluran Klampean 2 Drainase Sekunder 230 240
29 As6-2 Saluran Klampean 3 Drainase Sekunder 230 240
30 As3 Saluran Noborejo 1 Irigasi Sekunder 900 450
31 As3-3 Saluran Noborejo 2 Irigasi Sekunder 900 450
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
170
No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan
Dimensi Rencana (m)
B H
32 As3-4 Saluran Cengek 1 Irigasi Sekunder 900 450
33 As4 Anak Saluran Cengek A Irigasi Sekunder 1000 500
34 As3-1 Saluran Cengek 2 Irigasi Sekunder 900 450
35 As5 Anak Saluran Cengek B Irigasi Sekunder 1000 500
36 As3-2 Saluran Cengek 3 Irigasi Sekunder 1800 600
37 As3-5 Saluran Cengek 4 Drainase Primer 1800 600
38 As1 Sungai Ngaglik 1 Drainase Primer 1050 500
39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 Drainase Primer 1050 500
40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 Drainase Primer 1050 500
41 As2 Saluran Jamban 1 Drainase Primer 100 100
42 As2-1 Saluran Jamban 2 Drainase Primer 100 100
43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 100
44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 010
45 Jalan 16 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 150
46 Jalan 18 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 120
47 Jalan 17 Jalan Argorumakso Drainase Sekunder 080 120
48 Jalan 19 Jalan Benoyo Drainase Sekunder 080 080
55 Penyusunan Peta Genangan
Berdasarkan hasil identifikasi genangan yang terjadi di Kota Salatiga berdasarkan
informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari masyarakat maka
disusunlah Peta Genangan Potensi Banjir di Kota Salatiga yang disajikan dalam
Gambar berikut
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
171
Gambar 5-66 Peta Genangan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
172
6 BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA
61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga
611 Umum
Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem
Pengelolaan Air PerkotaanrdquoSistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari
aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen
prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
173
Sebagaimana diuraikan diatas topografi Kota Salatiga secara umum merupakan
dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 450 ndash 825 m DPL Berdasarkan kondisi
topografi tersebut maka sistem drainase Kota Salatiga dapat dilakukan dengan
mengandalkan sistem gravitasi murni
Kondisi topografi Kota Salatiga dari arah selatan menuju ke arah utara terbagi
menjadi 2 bagian yang menunjukkan topografi yang semakin menurun Bagian
barat Kota Salatiga menurun ke arah barat laut sedangkan bagian timur Kota
Salatiga menurun Ke arah utara timur laut Pola topografi ini mempengaruhi
aliran sungai-sungai yang melewati Kota Salatiga seolah menyebar menuju arah
barat laut dan timur laut Kondisi ini mempengaruhi pembagian Sistem Drainase
Secara umum aliran yang terjadi merupakan aliran gravitasi sehingga konsep
Masterplan pengelolaan drainase disajikan dalam Gambar 6-1 di bawah ini
Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga
Berdasarkan konsep diatas maka
1 Daerah hulu
Di daerah hulu dilakukan dengan
Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan
air hujan sumur resapan biopori dll
Hujan setempat Hujan di hulu
bull Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan air hujan sumur resapan biopori dll
bull Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir (gravitasi)
bull Bagi beban drainase sesuai dengan Sungai utama
bull Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode ulang 5 tahun
bull Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan Konsep Delta Q Zero
bull Fasilitas pemanenan air hujan dan Ekodrainase
Saluran penagnkap air
dari hulu
Hujan Daerah Hilir
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
174
Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir
(gravitasi)
Bagi beban drainase sesuai dengan sungai utama
2 Daerah Perkotaan
Di daerah tengah perkotaan
Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan
Konsep Delta Q Zero Policy
Fasilitas pemanenan air hujan
3 Daerah Hilir
Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode
ulang 5 tahun
Sistem Drainase juga dikembangkan berdasarkan konsep drainase berwawasan
lingkungan ecodrainage dan berbasis masyarakat Masing-masing sistem
drainase dibagi menjadi daerah hulu dan hilir Sistem drainase yang
dikembangkan di daerah hulu dan hilir berbeda
612 Drainase Berwawasan Lingkungan
Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air dimana pembangunannya terintegrasi
dengan Rencana Tata Ruang Kota Salatiga pelaksanaan pembangunan sarana
utilitas kota serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik sosial dan
budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Oleh karena itu
permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu diperhatikan dengan
melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya
secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam lingkungan sosial
dan lingkungan buatan
Masterplan Drainase Kota Salatiga ini bertujuan untuk mengkaji sistem
perencanaan makro drainase dalam kerangka Rencana Tata Ruang Kota Salatiga
menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta
kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan
masyarakat di sekitarnya dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase
berwawasan lingkungan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
175
613 Ekodrainase Resapan
Dalam konsep drainase konvensional seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu
wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke
badan air Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan akan memunculkan
berbagai masalah baik di daerah hulu tengah maupun hilir Dampak dari
drainase konvensional adalah cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan
di musim kemarau akan terjadi
Untuk itu digunakan konsep Ekodrainase Drainase ramah lingkungan atau
ekodrainase menjadi konsep utama dan merupakan implementasi pemahaman
baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase Drainase ramah lingkungan
didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-
besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai
dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya
Air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak
mengalir secepatnya ke sungai Namun diusahakan meresap ke dalam tanah
guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau
Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim
hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia
Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia
antara lain adalah
1 Metode kolam konservasi bioretensi
Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air baik
di perkotaan permukiman pertanian atau perkebunan Kolam konservasi
ini dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu diresapkan dan
sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan
Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah dengan
topografi rendah daerah-daerah bekas galian pasir atau galian material
lainnya atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau bagian
tertentu
Secara ideal kualitas dan besarnya limpasan air hujan yang keluar dari suatu
kawasan harus dipertahankan sama seperti kondisi lahan sebelum terbangun
Pengelolaan limpasan air hujan dengan menggunakan sistem ldquolow Impact
Developmentrdquo (LID) adalah konsep baru yang dikembangkan untuk sistim
drainasi berskala kecil (mikro) sangat sesuai diaplikasikan di daerah
Penerapan LID di beberapa daerah akan memberikan efek yang cukup baik
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
176
yaitu sangat mengurangi air limpasan Berbagai pustaka menyebutkan
teknik LID sangat cocok untuk mengelola limpasan air hujan dan menurunkan
tingkat polusi yang dikandungnya (Blue Land Water and Infrastructure
2000) USEPA 2000) Biaya yang diperlukan guna pembangunan
pengoperasian dan pemeliharan sistim drainasi dengan teknik LID cukup
murah dibandingkan biaya yang diperlukan pada sistim drainasi
konvensional Bioretensi dan saluran rumput dengan kemiringan yang
landai adalah dua teknik LID yang cocok diaplikasikan disini Gambar 52
adalah contoh bio-retensi yang fungsinya sebagai kolam detensi serta
penyaring polusi dari lapangan parkir
Gambar 6-2 Kolam Konservasi
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
177
Gambar 6-3 Contoh bio-retensi dilapangan parkir
2 Metode sumur resapan
Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara membuat
sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan
atau kawasan tertentu Sumur resapan ini juga dapat dikembangkan pada
areal olahraga dan wisata Konstruksi dan kedalaman sumur resapan
disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat
Teknologi sumur resapan di lahan usaha tani rawan kekeringan belum begitu
banyak dikembangkan Hal ini karena selama ini sumur resapan lebih banyak
dikembangkan di daerah tangkapan air berbukit yang merupakan salah satu
bagian kegiatan dari program penghijauan
Selain itu selama ini sumur resapan juga banyak dikembangkan di
perumahanpemukiman Dengan sumur resapan maka aliran permukaan atau
air hujan disiasati agar masuk kedalam sumur Air tertampung akan
diresapkan pelan-pelan sebanyak mungkin kelapisan aquifer awal selama
musim penghujan dan akan menjadi tabungan air dibawah tanah yang cukup
potensial untuk dimanfaatkan kembali pada musim kemarau
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
178
Gambar 6-4 Sumur Resapan
Sumur resapan juga bisa dibangun pada dasar saluran drainase yang
mempunyai dimensi lebar ge 080 m Sumur resapan dibangun pada jarak tiap
250 m Dengan adanya sumur resapan ini diharapkan air lebih banyak
menyerap ke dalam tanah sehingga dapat tersimpan dan berfungsi sebagai
cadangan air tanah
3 Sedrainpond
Indikator kinerja dari bangunan air seperti waduk bendung
bendungansalurandrainase maupun irigasi yaitu jumlah sedimen pada
bangunan air Semakin cepat terjadisedimentasi maka semakin pendek umur
pelayanan dari bangunan air itu kapasitas danvolume rencana sudah tidak
dapat terlayani dengan baik dan biaya operasianl dan pemeliharaan dari
akibat sedimen ini cukup besar Sedimentasi ini semakin dipicu
akibatterjadinya pemanasan global sehingga akan mempengaruhi iklim
dimana musim hujanmenjadi pendek sehingga intensitasnya cenderung
tinggi Butiran air hujan denganintensitas hujan tinggi akan mengenai tanah
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
179
yang mengakibatkan limpasan air hujanbanyak mengandung butiran
tanahsedimen tersuspensi bahkan sampai terjadi banjirdan musim kemarau
menjadi panjang sampai tidak ada aliran air Sudah saatnya semuapihak
perlu memikirkan bahaya dan ancaman ini
Salah satu bangunan konservasi yang relati baru adalahSeDrainPond
(Sedimentation-Drainage-Ponding) dimana model ini mengendalikan
angkutan sedimen dengan menangkap sedimen (sediment
trapping)mengurangi debit limpasan yang sekaligus me-recharge air tanah
dan tangkapansedimen digunakan untuk pupuk dan dikembalikan lagi dalam
area sawahladang Modelini mampu mengurangi debit limpasan 50 dan
tergantung dari dimensi dan jumlah SeDrainPond mampu mengurangi
sedimen tersuspensi dan mengembalikan kesuburanlahan Dengan
pembuatan dan pemeliharaan oleh petani maka dapat mengurangi
biayaoperasional dan pemeliharaan bangunan air oleh pemerintah Bangunan
yang sepintas seperti sumur resapan ini fungsi utamanya adalah menangkap
air hujan yang turun di daerah hulu sebanyak-banyaknya untuk disimpan
didalam tanah sehingga kondisi tanah di hulu tidak sampai kering pada saat
musim kemarau
Cara membuatnya adalah kita membuat alur kecil sejajar dengan kontur
yang berfungsi sebagai saluran penangkap air Pada alur saluran setiap jarak
plusmn 15 m kita bulat lubang seperti jugangan dengan diameter 1 m dan
kedalaman 1-2 m Untuk mengatasi supaya lubang tidak longsor maka
diperkuat dengan dinding ayaman bambu
Gambar 6-5Contoh Bangunan SeDrainPond
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
180
4 Embung
Ketersediaan air di lahan kering dapat diperbaiki dengan embung-embung
yang dapat menampung dan menyimpan air Embung adalah bangunan
semacam kolam sebagai penampung air permukaan Penampungan air skala
kecil ini akan lebih berhasil jika dikelola sebagai satu sistem dengan tiga
komponen yaitu daerah tangkapan air yang menghasilkan aliran
permukaan embung yang menampung air dan daerah pengguna di mana air
yang terkumpul dimanfaatkan
Tujuan pembuatan embung adalah
1 Menampung dan mengalirkan air pada kolam penampung
2 Cadangan persediaan air untuk berbagai kebutuhan pada musim
kemarau
3 Menekan laju erosi dan sedimentasi
Sedangkan manfaatnya adalah persediaan air pada musim kemarau yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan (pertanian peternakan air baku
dll)
Sasaran pembuatan embung adalah lahan-lahan kering dan tadah hujan pada
hulu DAS yang
1 Bertipe iklim C (5-6 bulan basah) tipe iklim D (3-4 bulan basah) tipe
iklim E (lt 3 bulan basah) serta daerah kering lainnya yang memerlukan
embung
2 Air tanah sangat dalam atau tidak ada sama sekali
3 Tekstur tanah liat (tidak permeable) liat berlempung dan lempung liat
berdebu
Pemkot Salatiga pernah melaksanakan kajian studi pembangunan embung
dengan lokasi di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo yaitu embung
Nronggo
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
181
Embung Yang Sudah Berfungsi dengan penambahan Geomembran
Embung Lapangan tanpa penambahan Geomembran
Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan
5 Bangunan Pengendali Alur
Bangunan pengendali alur adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat
pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu kayu atau
bambu
Bangunan pengendali alur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
a Untuk lebar alur lt 2 m dinamakan gully plug
b Untuk alur 2ndash5 m dinamakan dam parit
Sasaran dari pembuatan bangunan pengendali alur adalah
a Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30 kemiringan alur maksium
5
b Daerah tangkapan air maksimum 10 ha
c Lebar dan kedalaman alurparitjurang maksimum 3x3 m
d Panjang alurparitjurang sampai sekitar 250 m
Bangunan ini sangat bagus dikerjakan didaerah hulu dengan kemiringan
tanah yang relatif terjal Bangunan ini berfungsi memperkecil kemiringan
alur dan menahan air supaya tidak langsung ke hilir
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
182
Gambar 6-7 Contoh Gully Plug
a b c
Gambar 6-8 Contoh Dam Parit
Bangunan Dam Parit dapat difungsikan sebagai bendung-bendung kecil
sehingga dapat difungsikan untuk mengairi areal persawahan
6 Metode River Side Polder
Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan
mengelolamenahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai
Pembuatan polder pinggir sungai ini dilakukan dengan memperlebar
bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
183
Gambar 6-9River Side Polder
Bangunan ini diusulkan sebelum masuk ke Sungai Senjoyo dengan harapan
air drainase yang masuk ke Sungai Senjoyo memenuhi standard air baku
7 Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (groundwater
protection area)
Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan
kawasan lindung untuk air tanah di mana di kawasan tersebut tidak boleh
dibangun bangunan apa pun Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan
air hujan ke dalam tanah Di berbagai kawasan perlu sesegara mungkin dicari
tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk
recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari
komponen drainase kawasan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
184
Gambar 6-10 Groundwater Protection Area
614 Drainase Berbasis Masyarakat
Drainase berbasis masyarakat (DBM) adalah penempatan dan pelibatan
masyarakat sebagai pelaku pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam
penanganan drainase mulai dari identifikasi perencanaan pelaksanaan
pengelolaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan termasuk operasi dan
pemeliharaan sistem paska konstruksi
Pelibatan masyarakat dalam penanganan drainase disini diarahkan untuk
melayani penanganan sistem drainase lokal yaitu sistem saluran awal yang
melayani kawasan tertentu seperti kompleks perumahan areal pasar
perkantoran areal industri dan komersial yang melingkupi wilayan luasan
maksimal 10 Ha
Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan DBM adalah pelibatan aktif
masyarakat (partisipative) pembiayaan bersama antara pemerintah dan
masyarakat (sharing) adanya keberlanjutan dalam operasional dan pemeliharaan
(sustainability) rasa memiliki oleh masyarakat (sense of belonging) dan
memungkinkan sistem drainase yang dibangun dikelola oleh masyarakat sendiri
(kemandirian)
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
185
62 Analisis Tata Guna Lahan
621 Umum
Pada dasarnya rencana jaringan drainase berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Salatiga meliputi sistem pematusan atau jaringan pembuangan air
hujan dan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang
harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata
ruang kota karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor
teknis
Berdasarkan kondisi fisik alamnya Kota Salatiga akan direncanakan sebagai
daerah atau Kota yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup
dengan mencadangkan daerah terbuka dan hijau bagi kepentingan kegiatan kota
oleh karena itu dalam mengatasi pembuangan air hujan dan air limbah di Kota
Salatiga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut
Sistem jaringan pematusan dikampung-kampung padat dan didaerah
pembangunan perumahan baru diarahkan untuk diberikan jaringan drainase
sekunder yang terpadu dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan
Sistem pembangunan jalan harus dilengkapi saluran buangan dengan dimensi
yang cukup sesuai dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan
Perlunya pemeliharaan secara intensif terhadap saluran-saluran yang ada
Dalam sistem jaringan pematusan diperlukan saluran utama kota yang dapat
memanfaatkan saluran-saluran alamiah (sungai) dan saluran irigasi yang
melalui Kota Salatiga
Selanjutnya untuk mengatasi berkembangnya daerah permukiman perkantoran
pertokoan aspal pavement dan lain-lain maka perlu adanya beberapa upaya
yang diantaranya sebagai berikut
Penghijauan kota
Material yang digunakan untuk menutup permukaan tanah dipilih material
yang berpori sehingga dapat meresapkan air hujan
Pembuatan sumur-sumur resapan air hujan guna mengurangi run off air
hujan
Memfungsikan saluran tersier di sisi kanan kiri pada setiap ruas jalan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
186
Sedangkan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi agar
sistem drainase dapat berjalan sempurna adalah
Peningkatan konstruksi saluran dari yang berkonstruksi tanah ke pasangan
batu
Pembuatan saluran baru untuk menampung aliran air di sekitar jalan (bila
jalan turun) sehingga aliran air tersebut mengalir secara lancar dan teratur
Peningkatan pemeliharaan saluran
622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase
Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan
ukuran fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang
diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya Pengaturan
pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan keterkaitan
dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antarsektor pembangunan
kota
1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang disiapkan untuk memperbaiki dan
menjaga iklim mikro meresapkan air menciptakan keseimbangan dan keserasian
lingkungan fisik kawasan dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati
Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi
1 Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya
2 Kawasan perlindungan setempat
3 Ruang Terbuka Hijau kota (RTH) Kota
4 Kawasan cagar budaya
5 Kawasan rawan bencana alam
6 Kawasan lindung geologi dan
7 Kawasan lindung lainnya
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
187
1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
A Kawasan Lindung Yang Dikelola Oleh Masyarakat
Kebijakan pemanfaatan ruang ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatannya
yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan Kebijakan
tersebut meliputi
Penetapan kawasan lindung berdasarkan Kepres No 32 Tahun 1990 melalui
pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan
pengendalian
Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada (penggunaan lahan yang
telah berlangsung lama)
Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami
kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)
Pencegahan dilakukannya kegiatan budi daya kecuali kegiatan yang tidak
mengganggu fungsi lindung
Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan di lokasi hutan lindung
antara lain penelitian eksploitasi mineral dan air tanah pencegahan
bencana alam
Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan
satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota kawasan lindung yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di
wilayah kota dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan
pemerintah daerah kota
Lokasi
Kawasan Lindung di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Sidorejo meliputi
sebagian Kelurahan Bugel dan sebagian KelurahanBlotongan dan Kecamatan
Tingkir meliputi sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul dan sebagian Kelurahan
Kutowinangun seluas 4492 ha dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan
Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh
B Kawasan Resapan Air
Kawasan Resapan Air yang fungsinya untuk menyimpan dan menyerap air untuk
kemudian diteruskan di kawasan di bawahnya (kawasan budi daya)
Tujuan PerlindunganPerlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk
memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
188
untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir
baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan
Kriteria Kawasan Resapan Air
1 Lahan dengan kemiringan 15 - 40
2 Struktur tanah mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu
meresapkan air hujan secara besar-besaran
Peraturan Kawasan Resapan Air
1 Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik
2 Di areal kebuntegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan
perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan
erosi
3 Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman
tahunan perkebunan buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk
bangunanperkakas rumah tangga
4 Di areal permukiman diusahakan dengan cara
a Pemeliharaan teras sebaik mungkin
b Penanaman pohon buah-buahan perkebunan maupun kayu-kayuan di
pekarangannya
c Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan
Lokasi Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Argomulyo terletak
di Kelurahan Randuacir dan sebagian Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Sidorejo
meliputi Kelurahan Bugel Kelurahan Blotongan dan Kecamatan Tingkir terletak
di Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun
Rencana pengembangan kawasan yang memberi perlindungan kawasan
bawahannya meliputi
1 melakukan penghijauan
2 mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air untuk fungsi hutan
3 mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan yang memberi perlindungan
kawasan bawahannya
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
189
2 Kawasan Perlindungan Setempat
A Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk
sungai buatankanalsaluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai
Tujuan Perlindungan Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak kualitas air sungai kondisi fisik sungai serta
mengamankan aliran sungai
Kriteria Kawasan Sempadan Sungai
1 Sungai bertanggul
a) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki
tanggul
b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan
sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
2 Sungai tidak bertanggul
a) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditetapkan sebagai berikut
Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi
sungai pada waktu ditetapkan
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20
m garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari
tepi sungai pada waktu ditetapkan
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada
waktu ditetapkan
b) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditetapkan sebagai berikut
Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai
seluas 500 km2 atau lebih penetapan garis sempadannya sekurang-
kurangnya 100 m
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
190
Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari
500 km2 penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari
tepi sungai pada waktu ditetapkan
623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Untuk mewujudkan pembangunan yang tertib berdasarkan rencana tata ruang
yang telah disusun maka diperlukan pengendalian penataan ruang Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35 diuraikan
bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan
zonasi perizinan pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi
Dan pada Pasal 36 ayat 3c peraturan zonasi ditetapkan dengan peraturan daerah
untuk peraturan zonasi
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Salatiga pada dasarnya berisikan
(1) Arahan peraturan zonasi (2) Arahan perizinan (3) Arahan pemberian insentif
disinsentif dan (4) Arahan sanksi Berikut ini dikemukakan arahan tersebut yang
disesuaikan dengan pembagian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Arahan Zonasi merupakan arahan yang terkait dengan kepentingan perijinan yang
menjadi wewenang kota dengan pola ruang wilayah kota Arahan peraturan
zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang serta
berdasarkan rencana kawasan strategis untuk setiap zona pemanfaatan ruang
Yang termasuk arahan peraturan zonasi terdiri dari kawasan lindung dan kawasan
budi daya Arahan ini mengkaitkan antara pola pemanfaatan ruang yang ada di
Kota Salatiga dengan kegiatan yang mungkin diajukan oleh berbagai pihak untuk
dimintakan perijinannya
1 Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan
- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan
menurunkan kualitas sungai
- Diizinkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak
mengganggu kualitas sungai
- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
191
- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta
bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi
- Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan
rambu-rambu pekerjaan pengamanan
- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan
pipa air minum
2 Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan
memperhatikan
- Dilarang seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran
terhadap mata air
- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan
menurunkan kualitas mata air
- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau
- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta
bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi
- Penetapan lebar sempadan mata air sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan
rambu-rambu pekerjaan pengamanan
- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan
pipa air minum
63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga
631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan
Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan adalah bagian dari Sistem drainase
Salatiga Barat dengan Sungai Ngemplak dan Sungai Sawahan sebagai sungai
utama badan air Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng
sebagian Sungai Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai
Sraten Secara Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngemplak - Sawahan
termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidomukti dan sebagian kecil masuk
Kecamatan Argomulyo Bentuk DTA sub sistem Ngemplak - Sawahan adalah
memanjang dari hulu ke hilir dengan luas DTA plusmn 4714 ha Tata guna lahan di
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
192
Sub DAS Ngemplak ndash Sawahan adalah didominasi bukit dan perbukitan dengan
kemiringan yang cukup terjal
Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan
6311 Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada sub sistem ini adalah tutupan lahan yang berupa
hutan tanaman keras yang sudah mulai berkurang menjadi persawahan dan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
193
ladang terbuka sehingga jika terjadi hujan akan terjadi erosi dan sedimentasi
tinggi lumpur yang tinggi serta banyaknya sampah di sungai
6312 Penanganan
Penanganan masalah Sub Sistem Ngemplak-Sawahan dilakukan dengan
1 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase
dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan
2 Penataan kawasan hulu dengan pembangunan embung lapangan gully plug
dam parit pembangunan sedrainpond penerapan pembuatan sumur resapan
pada kawasan permukiman baik pada kawasan yang sudah terbangun
maupun pada kawasan yang akan dibangun
3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus
seperti di JLS
4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan
liar
632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten
Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten juga adalah Subsistem drainase yang
merupakan bagian dari Sistem Salatiga Barat Sungai utama di Sub Sistem ini
adalah Sungai Ngawen yang bertemu dengan Sungai Sraten menuju ke arah barat
daya menuju Rawa Pening Sungai Sraten dan Sungai Ngawen berfungsi sebagai
sungai utama badan air Di dalam sub Sistem ini banyak mengalir drainase
sekunder antara lain Kali Warak Drainase sekunder Kel Dukuh dan masih
banyak lagi Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng Sungai
Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai Sraten Secara
Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngawen Berada di masuk ke Kecamatan
Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo Luas Sub Sistem Ngawen adalah 127980
ha dan mempunyai bentuk seperti kipas
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
194
Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten
6321 Permasalahan
Di dalam sistem ini beberapa saluran drainase banyak yang sluran drainasenya
belum ada ada juga yang saluran drainasenya terputus dimensinya terlalu kecil
dan saluran yang pengendapan lumpurnya tinggi serta banyaknya sampah di
sungai
Sebagai contoh endapan yang tinggi terjadi di Jalan Lingkar Selatan Salatiga
Jl Argorumekso di Tegalrejo Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari
Kecamatan Sidomukti Sedangkan drainase yang terputus ada di sebagian Jalan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
195
Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo Jalan Amarta di Sidomulyo dan
Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di Kumpulrejo Kec Argomulyo
6322 Penanganan
Penanganan masalah Sub Sistem Sraten-Ngawen dilakukan dengan
1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang
terputus ada di sebagian Jalan Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo
Jalan Amarta di Sidomulyo dan Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di
Kumpulrejo Kec Argomulyo
2 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan
liar di Jalan Lingkar Selatan Salatiga Saluran di sekitar Pasar Sapi Saluran
di Jalan Yudhistira Saluran di Jalan OsamalikiJl Argorumekso di Tegalrejo
Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari Kecamatan Sidomukti
3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus
seperti di daerah sekitar Pasar Sapi
4 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase
dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan
5 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan embung lapangan
gully plug dam parit sumur resapan pada kawasan permukiman
pembangunan sedrainpondbaik pada kawasan yang sudah terbangun
maupun pada kawasan yang akan dibangun
633 Sub Sistem Drainase Kedungringis
Sub Sistem Drainase Kedungringis merupakan Subsistem drainase dari Sistem
Salatiga Barat Terletak diatas Sub Sistem Ngawen dan dibatasi oleh Jl Salatiga -
Semarang di sebelah utara Sistem ini menampung beban drainase dari pusat
kota Di dalam sub sistem ini banyak timbul permasalahan karena banyaknya
spot-spot genangan terutama di Kecamatan Sidorejo Secara Administratif
sebagian besar Sub Sistem Drainase Kedungringis berada di masuk ke Kecamatan
Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kedungringis adalah 6751 ha Panjang
saluran drainase tidak terlalu panjang dengan bentuk DTA melebar
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
196
Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis
6331 Permasalahan
Dalam identifikasi permasalahan ditemukan berbagai permasalahan di Sub Sistem
Drainase Kedungringis antara lain
1 Jl Kartini Kel Salatiga Kec Sidorejo saluran tertutup oleh perkerasan
sehingga pemeliharaannya sulit
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
197
2 Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl
Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran terjadinya sedimentasi
endapan yang tinggi dalam saluran
3 Jl H Ilyas Jl Raya Muncul saluran yang masih terpotong perlu dilakukan
penyambungan agar aliran air mengalir sesuai dengan sub sistem yang telah
disetujui
6332 Penanganan
Penanganan masalah Sub Sistem Kedungringis dilakukan dengan
1 Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis
ke arah hulu sampai Kelurahan Pulutan Saluran Kota Baru Normalisasi
Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan
2 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S
Kedungringis Saluran Belakang RSUD Salatiga Saluran Kutowinangun
Saluran Benoyo Saluran Jalan Semarang-Salatiga Normalisasi Jalan Kartini
3 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang
terputus ada di sebagian Jalan Jl H Ilyas Jl Raya Muncul Kecandran
Sidorejo Lor Sidorejo
4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan
liar di Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl
Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran
5 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase
dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan
6 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur
resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan
biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan
yang akan dibangun
634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo
Sub Sistem Drainase KebonsamasndashKalisawo merupakan bagian dari Sistem
Drainase Salatiga Timur Sub sistem ini terletak di wilayah paling utara Kota
Salatiga di Kecamatan Sidorejo Dibatasi oleh Jl Salatiga - Semarang di sebelah
selatan dan batas Kota Salatiga dengan kabupaten Semarang di sebelah utara
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
198
Sistem ini menampung beban drainase dari pusat kota terutama dari pusat
permukiman dan pertokoan Sistem ini bermuara di Sungai Tuntang Secara
Administratif sebagian besar Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo berada
di Kecamatan Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo adalah
10472 hadan dengan bentuk DTA melebar
Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
199
6341 Permasalahan
Di wilayah sub sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo permasalahan yang
muncul adalah banyaknya saluran drainase yang berfungsi ganda yaitu sebagai
saluran drainase dan saluran irigasi terutama di Kelurahan Bugel dan Kel
Salatiga Disamping itu saluran sekunder di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga
dimensinya kecil sehingga perlu dilebarkan
6342 Penanganan
Penanganan masalah Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo dilakukan dengan
1 Melakukan normalisasi pada Sungai Kalitaman Sungai Progo Saluran
Pattimurta Saluran di Belakang UKSW
2 Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan
membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep
3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan
liar di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga
4 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan
5 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur
resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan
biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan
yang akan dibangun
6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase
dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan
635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro
Sub Sistem yang paling luas dalam Sistem Drainase di Kota Salatiga adalah Sub
Sistem Drainase Jetis - Setro Sub Sistem ini merupakan bagian dari Sistem
Drainase Salatiga Timur Luas DTA Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro adalah
21137 ha Dengan bentuk seperti kipas beberapa sungai besar seperti Sungai
Ngaglik Sungai Jetis Sungai Senjoyo berada dalam Sub sistem ini Aliran sungai
dalam sub sistem ini memanjang dari batas wilayah Kota Salatiga sebelah selatan
menuju ke arah utara dengan beberapa titik pertemuan dan berakhir di Sungai
Setro sebelum masuk ke Sungai Tuntang
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
200
Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro
6351 Permasalahan
Berdasarkan peta genangan Salatiga 2014 Sub sistem Jetis ndash Setro memiliki
daerah genangan yang paling banyak Daerah genangan itu meliputi daerah Jetis
Damatex SMP 8 Ledok dst
Seperti pada sub sistem yang lain umumnya kondisi saluran kurang terawat yang
diindikasikan banyaknya endapan atau sedimen di dalam saluran seperti terjadi
di
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
201
1 Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo
2 Jl Muh Yamin Ledok Salatiga
3 Jl Pasar ndashMuwardi Kutowinangun Tingkir
4 Jl Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir
5 Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor Argomulyo
Saluran drainase yang terputus atau belum ada saluran drainasenya antara lain di
1 Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir
2 Jl Tingkir ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo
3 Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah Argomulyo
4 Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir
Juga adanya genangan di Depan Damatex pada Jl Semarang-Solo juga perlu
perhatian khusus
6352 Penanganan
Penanganan masalah Sub Sistem Jetis - Setro dilakukan dengan
1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang
terputus ada di sebagian Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir Jl Tingkir
ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah
Argomulyo Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir
2 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu
Acir
3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan
liar Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo Jl Muh Yamin Ledok Salatiga Jl
Nanggulan Jl Tritis Asri Jl PasarndashMuwardi Kutowinangun Tingkir Jl
Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor
Argomulyo
4 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)
5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang
lewat perkampungan
6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase
dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
202
7 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada
kawasan permukiman baik yang sudah terbangun maupun yang akan
datang
8 Pembuatan shortcut di Depan Damatex untuk membagi debit yang terlalu
besar
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
203
7 BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA
71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga
Indikasi program merupakan rumusan program yang terintegrasi dengan tujuan
dan sasaran pengelolaan Rumusan program tersebut diturunkan menjadi
kegiatan dan diperjelas dengan lokasi volume dan jangka waktu pelaksanaan
kegiatan Indikasi program yang dirumuskan dirunut pada masing-masing tujuan
pengelolaan
Periode pelaksanaan strategi pengelolaan Master Plan Drainase Kota Salatiga
iniadalah 25 tahun dijabarkan dalam tahapan sebagai berikut
1 Strategi menengah I Dilaksanakan pada periode tahun 2015-2020
2 Strategi menengahII Dilaksanakan pada periode tahun 2021-2025
3 Strategi menengah III Dilaksanakan pada periode tahun 2026-2030
4 Strategi menengah IV Dilaksanakan pada periode tahun 2031-2035
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
204
5 Strategi menengah V Dilaksanakan pada periode tahun 2036-2040
Dalam menentukan periode strategi tersebut turut mempertimbangkan
kepentingan untuk segera dilaksanakannya program-program tersebut sesuai
dengan penanganan drainase Kota Salatiga
Adapun indikasi program Master Plan Drainase Kota Salatiga dirumuskan sebagai
berikut
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
205
Tabel 7-1 Indikasi Program
Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu
Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Terwujud-
program
penanganan
Drainase Kota
Salatiga
Menggalakkan
kegiatan
penyuluhan secara
aktif dan
berkesinambungan
kepada masyarakat
mengenai
pengelolaan dan
pemanfaatan
sumberdaya air dan
lahan
Pemberlakuan
perijinan dan
pengawasan
Pelatihan dan Sosialisasi Seluruh wilayah
perencanaan Ls radic radic radic radic radic
Penetapan peraturan-
peraturan tentang
pengelelolaan Drainase
Seluruh wilayah
perencanaan Ls radic
Pembentukan Forum
Masyarakat Pecinta Lingkungan
Seluruh wilayah
perencanaan Ls radic
Penggalakan kegiatan
penyuluhan secara
aktif dan
berkesinambungan
kepada masyarakat
mengenai usaha
pelestarian dan
kebersihan
lingkungan
Kegiatan pemberdayaan dan
pendampingan masyarakat
Seluruh wilayah
perencanaan Ls radic radic radic radic radic
Optimalisasi badan penyuluh
lapangan
Seluruh wilayah
perencanaan Ls radic radic radic radic radic
Konservasi Non
Teknis
Penanaman hutan rakyat
Sub Sistem Drainase
Ngemplak - Sawahan 30 ha radic radic radic radic radic
Sub Sistem Drainase
Ngawen - Sraten 24 ha radic radic radic radic radic
Penghijauan lingkungan Seluruh wilayah
perencanaan
500 tanaman
per kelurahan radic radic radic radic radic
Penanaman Hutan Kota (RTH)
Sub Sistem Drainase
Kedungringis 20 lokasi radic radic radic radic radic
Sub Sistem Drainase
Jetis - Setro 16 lokasi radic radic radic radic radic
Memberikan
batasan eksploitasi
air dan lahan
Pemasangan rambu-
rambu kelestarian air
dan lahan
Pemasangan rambu-batas
sempadan rambu pelarangan
buang sampah di sungai
saluran
Seluruh wilayah
perencanaan 2000 rambu radic radic
Meminimalisasi
terjadinya konflik
pemanfaatan
sempadan dalam
pengusahaan
Sosialisasi peraturan daerah
terkait daerah sempadan
Seluruh wilayah
perencanaan Ls radic radic
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
206
Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu
Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
aktivitas budidaya
Mengembangkan
sistem informasi
sumberdaya air dan
lahan DAS
Pengembangan
sistem informasi
sumberdaya air dan
lahan DAS
Kegiatan penyusunan sistem
informasi drainase perkotaan
Seluruh wilayah
perencanaan 1 paket radic radic radic
Mengembangkan
model
penanggulangan
bencana banjir
Pengembangan model
penanggulangan
bencana banjir
Normalisasi saluran JLS
Sub Sistem
Ngemplak - Sawahan
5 km radic radic
Membangun gully plug dan
dam parit pada alur kecil yang
ada pada lereng-lereng bukit
20 dam parit
dan 40 gully
plug
radic radic
Membangun embung lapangan 1 lokasi radic
Pembangunan Sedrainpond
pada saluran drainase yang
lebarnya gt 80 cm
40 titik radic radic
Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic
Pembangunan saluran tersier 75 km radic radic radic radic
Normalisasi saluran JLS
Sub Sistem
Ngawen - Sraten
6 km radic radic
Normalisasi saluran sekitar
Pasar Sapi 2 km radic
Membangun embung lapangan 2 lokasi radic radic
Membangun gully plug dan
dam parit pada alur kecil yang
ada pada lereng-lereng bukit
25 dam parit
dan 50 gully
plug
radic radic
Normalisasi saluran jalan
Yudistira 150 km
radic
Normalisasi saluran jalan
Osamaliki 150 km radic
Kolam resapan bioretensi 15 lokasi radic radic
Pembangunan Sedrainpond
pada saluran drainase yang
lebarnya gt 80 cm
100 titik radic radic radic
Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic
Pembangunan saluran tersier 10 km radic radic radic
Normalisasi saluran Sub Sistem 35 km radic
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
207
Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu
Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kedungkopyah mulai
pertemuan dg Sungai
Kedungringis ke arah hulu
sampai Kelurahan Pulutan
Kedungringis
Normalisasi saluran ke arah
Kota Baru 15 km radic
Normalisasi Saluran
Kedungringis mulai RSUD
Salatiga sampe daerah
Kelurahan Pulutan
2 km radic
Normalisasi Saluran Andong
dari Gereja Bethel sampai
pertemuan
S Kedungringis
25 km radic
Normalisasi Saluran di belakang
RSUD Salatiga 08 km radic
Normalisasi Saluran
Kutowinangun 25 km radic
Normalisasi Saluran Benoyo 18 km radic
Normalisasi Saluran Jalan
Semarang - Salatiga 20 km radic
Normalisasi Saluran Jalan
Osamaliki 10 km
radic
Normalisasi Saluran Jalan
Kartini 15 km
radic
Normalisasi saluran-saluran
sekunder dan tersier yang
berada di kanan-kiri jalan
275 km radic radic radic radic radic
Kolam resapan bioretensi 20 lokasi radic radic
Pembangunan Sedrainpond
pada saluran drainase yang
lebarnya gt 80 cm
100 titik radic radic radic
Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic
Pembangunan Biopori 2000 titik radic radic radic radic radic
Pembangunan saluran tersier 9 km radic radic
Membangun saluran yang
belum ada di sekunder Jl Argo Sub Sistem 18 km radic
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
208
Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu
Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Borga ndash Jl Randu Acir Jetis ndash Setro
Normalisasi saluran Jalan
Tingkir 20 km
radic
Normalisasi saluran Jalan
Nanggulan 20 km radic
Normalisasi saluran Jalan Tritis
Asri 20 km
radic
Membangun dinding penahan
tanah di sungai Jetis dan
sungai Ngaglik yang lewat
perkampungan
15 km radic radic radic
Merehab leaning Sungai
Klampean (sejajar dengan
jalan raya Salatiga ndash Solo)
15 km radic radic
Normalisasi saluran-saluran
sekunder dan tersier yang
berada di kanan-kiri jalan
100 km radic radic radic
Membangun gully plug dan
dam parit pada alur kecil yang
ada pada lereng-lereng bukit
30 dam parit
dan 40 gully
plug
radic radic radic radic
River Side Polder 1 lokasi radic
Pembangunan Sedrainpond
pada saluran drainase yang
lebarnya gt 80 cm
100 titik radic radic radic
Membangun sumur resapan 70 titik radic radic radic radic
Pembangunan saluran tersier 12 km radic
Normalisasi Sungai Kalitaman
Sub Sistem
Kebonsamas - Kalisawo
5 km radic
Normalisasi saluran di Jl
Pattimura 2 km radic
Normalisasi saluran di belakang
Kompleks UKSW 2 km radic
Normalisasi Saluran Pengging
sampai pertemuan K Progo
(dengan membangun parapet)
dan dibuatkan pintu klep
075 km radic
Normalisasi K Progo 3 km radic
Membangun dinding penahan 5 km radic radic
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
209
Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu
Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
tanah di sungai yang lewat
perkampungan
Membangun gully plug dan
dam parit pada alur kecil yang
ada pada lereng-lereng bukit
25 dam parit
dan 50 gully
plug
radic radic radic radic
Pembangunan Sedrainpond
pada saluran drainase yang
lebarnya gt 80 cm 80 titik radic radic radic
Membangun sumur resapan 100 titik radic radic radic radic
Pembangunan Biopori 1000 titik radic radic radic radic radic
Pembangunan saluran tersier 15 km radic radic
Evaluasi dan
monitoring kinerja
Saluran Drainase
Pemeliharaan rutin
dan Operasional
Pemeliharaan saluran primer Seluruh wilayah
perencanaan 2 unit radic radic radic radic radic
Pemeliharaan saluran tersier Seluruh wilayah
perencanaan 4 unit radic radic radic radic radic
Pemeliharaan rambu Seluruh wilayah
perencanaan 20 lokasi radic radic radic radic radic
Kegiatan evaluasi dan
monitoring kinerja
Saluran Drainase
Kegiatan evaluasi dan
monitoring kinerja Saluran
Drainase
Seluruh wilayah
perencanaan tiap tahun radic radic radic radic radic
Sumber Tim Penyusun 2014
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
210
72 Operasi dan pemeliharaan
721 Operasi Sistem Drainase
Operasi sistem drainase mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan
dalam arti sempit Dalam arti luas operasi sistem drainase adalah usaha-usaha
untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal Sedangkan dalam arti
sempit operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan
dengan drainase seperti kolam penampung stasiun pompa pintu klep lobang
pengontrol (manhole) box culvert gorong-gorong dll untuk mengeluarkan air
dari kawasanlahan yang dilindungi dan mengalirkan air ke saluran pembuang
(penerima) danatau muara
Ruang lingkup kegiatan operasi sistem drainase meliputi pekerjaan
1 Penyuluhan tentang pemanfaatan sistem drainase
2 Melaksanakan pengoperasian bangunan-bangunan pada sistem drainase
seperti pompa pintu-pintu dll
722 Pemeliharaan Sistem Drainase
Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana drainase selalu
dapat berfungsi dengan baik selama mungkin selama jangka masa pelayanan
yang direncanakan
Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun sehingga mempengaruhi
kinerja sistem Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap
dan menyeluruh
Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainase meliputi
1 Kegiatan pengamanan dan pencegahan
a Inspeksi rutin
b Melarang membuang sampah di salurankolam
c Melarang merusak bangunan drainase
2 Kegiatan perawatan
a Perawatan rutin
b Perawatan berkala
3 Kegiatan perbaikan
a Perbaikan darurat
b Perbaikan permanen
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
211
c Penggantian
Secara ringkasi komponen kegiatan OampP sistem drainase dapat dilihat pada Tabel
berikut
Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase
No Elemen Sistem
Drainase Operasi Pemeliharaan
1 Saluran
drainase
internal
HARIAN
Membersihkan sampah-sampah pada
saluran
TAHUNAN
Pengerukan endapan sedimen dalam
saluran
2 Tanggul
Jalan inspeksi
BULANAN
Potong rumput
TAHUNAN
Kontrol elevasi puncak yang
diperlukan
Perbaikan tanggul jalan isnpeksi yang
rusak
3 Bangunan-
bangunan
drainase
pintu gorong-
gorong dll
HARIAN
Membukatutup pintu air
Mencatat elevasi air di
outlet dan luar kolam
BULANAN
Mencatat elevasi air
maksimum
TAHUNAN
Evaluasi kapasitas berdasar
data bulanan
HARIAN
Membersihkan sampah-sampah pada
gorong-gorong atau bangunan
lainnya
TAHUNAN
Pengecatan dan pelumasan pintu-
pintu air
Pengerukan endapan sedimen dalam
bangunan gorong-gorong dan
bangunan tertutup lainnya
3 Kolam
intersepsi
kolam tando
HARIAN
Mencatat elevasi air kolam
dan luar kolam
BULANAN
Mencatat elevasi air
maksimum
TAHUNAN
Evaluasi kapasitas berdasar
data bulanan
Kualitas air3 bl
TAHUNAN
Pembersihan 6 bl
Chek profil kolam
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
212
No Elemen Sistem
Drainase Operasi Pemeliharaan
4 Rumah pompa
1 Diesel
2 Pompa
3 Genset
HARIAN
Menghidupkan selama hujan
Menjaga tinggi muka air
Mengisi bahan bakar
BULANAN
Membersihkan kotoran
Pelumasan
Ganti oli
HARIAN
Pemanasan mesin
BULANAN
Checkservis
Filter BBM
Oli+filter
Greasing
Battery + pengisian
TAHUNAN
Over haul (10000 jam)
Servis battery (5 th)
Cat (5 th)
HARIAN
Menghidupkan selama hujan
Menjaga tinggi muka air
HARIAN
Pemanasan
BULANAN
Checkservis
Grease pump
Oli transmisi
Pulley belt
Kabel penghubung
Elevasi inlet-outlet
TAHUNAN
Over haul (15000 jam)
Ganti oli transmisi (5 th)
Ganti kabel terminal (5 th)
Kabel kontrol (5 th)
Screw bearing (5 th)
Motor bearing (5 th)
Gear box (5 th)
Service blade screw (5 th)
Pulley belt
Rehabilitasi bangunan
HARIAN
Back up PLN
BULANAN
Pengisian bahan bakar
Pelumasan
Ganti oli
HARIAN
Checkservis
Bahan bakar
Air
Batttery
Oli
BULANAN
Checkservis
Filter bahan bakar
Filter Oli
Batttery + charger
TAHUNAN
Over haul (10000 jam)
Check battery
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
213
Berdasarkan komponen kegiatan OampP tersebut di atas maka komponen biaya
OampP pada sistem drainase antara lain meliputi
1 Biaya Personil
2 Biaya Operasional Kantor
3 Biaya Listrik dan atau BBM
4 Biaya Perawatan Bangunan dan atau Peralatan
5 Biaya Pengerukan Sedimen
6 Biaya Perawatan lainnya
73 Rencana Pembiayaan
731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik
Biaya konstruksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
konstruksi bangunan secara fisik diluar biaya-biaya lainnya Pendekatan biaya
konstruksi berdasarkan estimasi prakiraan biaya fisik yang dikeluarkan
Beberapa asumsi digunakan dalam prakiraan biaya yaitu
1 Biaya Konstruksi berdasarkan biaya konstruksi dasar dengan dasar harga
satuan bahan dan upah Kota Salatiga tahun 2015
2 Biaya pembebasan lahan dan bangunan berdasarkan harga pasaran lahan di
masing-masing wilayah dimana kegiatan pembangunan drainase
dilaksanakan
3 Biaya Konsultansi (Konsultan DED dan Supervisi) diperkirakan 5 dari biaya
dasar konstruksi
4 Biaya Administrasi Proyek diperkirakan sebesar 3 dari biaya dasar
konstruksi
5 Biaya sosialisasi diperkirakan 2 dari biaya dasar konstruksi
6 Kontigensi fisik diperkirakan sebesar 25 dari biaya dasar konstruksi
7 Biaya kenaikan Harga selama periode konstruksi diperkirakan terjadi
kenaikan harga sebesar 5 dari biaya dasar konstruksi
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
214
732 Biaya Pembebasan Lahan
Biaya pembebasan lahan dan bangunan di hitung berdasarkan biaya untuk
pekerjaan - pekerjaan konstruksi antara lain
1 Pelebaran saluran atau sungai
2 Pembuatan embung tanggul kolam resapan River Side Polder jembatan
jalan inspeksi dan lain ndash lain
Harga satuan lahan dinyatakan dalam harga lahan per m2 berdasarkan harga
lahan dalam NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak
Bumi dan Bangunan Kota Salatiga Harga lahan bervariasi antara Rp250000
sampai Rp 2000000 per m2 sedangkan harga bangunan bervariasi antara Rp
600000 sampai Rp1750000 per m2 bangunan
Berdasarkan asumsindashasumsi tersebut maka biaya investasi awal perbaikan sistem
drainase Kota Salatiga untuk masing-masing sistem adalah sbb
733 Biaya Investasi
No Uraian Volume Harga Satuan
(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)
I Sistem Drainase Salatiga Barat
a Sub Sistem Ngemplak - Sawahan 12505000
1 Normalisasi saluran JLS 400 km 1250000 5000000
2 Membangun embung lapangan 100 lok 1750000 1750000
3 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000
4 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000
5 Pembangunan sumur resapan 8000 unit 12500 1000000
6 Pembangunan Sedrainpond 4000 ttk 7500 300000
7 Pembangunan saluran tersier 500 km 750000 3750000
b Sub Sistem Ngawen - Sraten
26537500
1 Normalisasi saluran JLS 600 km 1250000 7500000
2 Normalisasi saluran sekitar Pasar Sapi
200 km 800000 1600000
3 Normalisasi Saluran Jalan Yudistira 150 km 1250000 1875000
4 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 150 km 1250000 1875000
5 Membangun embung lapangan 200 lok 1750000 3500000
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
215
No Uraian Volume Harga Satuan
(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)
6 Membangun gully plug 2500 lok 3500 87500
7 Membangun dam parit 5000 lok 15000 750000
8 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000
9 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000
10 Pembangunan saluran tersier 1000 km 750000 7500000
I Sistem Drainase Salatiga Barat
c Sub Sistem Kedungringis 44525000
1
Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis ke arah hulu sampe Kelurahan Pulutan
325 km 1500000 4875000
2 Normalisasi saluran ke arah Kota Baru
150 km 2250000 3375000
3 Normalisasi Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan
175 km 1500000 2625000
4 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S Kedungringis
225 km 1500000 3375000
5 Normalisasi Saluran di belakang RSUD Salatiga
070 km 1500000 1050000
6 Normalisasi Saluran Kutowinangun
175 km 1000000 1750000
7 Normalisasi Saluran Benoyo 180 km 750000 1350000
8 Normalisasi Saluran Jalan Semarang - Salatiga
200 km 1250000 2500000
9 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 100 km 750000 750000
10 Normalisasi Saluran Jalan Kartini 150 km 1250000 1875000
11 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan
2750 km 400000 11000000
12 Kolam resapan bioretensi 2000 lok 40000 800000
13 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000
14 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000
15 Pembangunan Biopori 20000 ttk 300 600000
16 Pembangunan saluran tersier 900 km 750000 6750000
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
216
No Uraian Volume Harga Satuan
(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)
II Sistem Drainase Salatiga Timur
a Sub Sistem Kebonsamas - Kalisawo
42752500
1 Normalisasi Sungai Kalitaman 500 km 1500000 7500000
2 Normalisasi saluran di Jl Pattimura 200 km 1250000 2500000
3 Normalisasi saluran di belakang Kompleks UKSW
200 km 1250000 2500000
4
Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep
075 km 1250000 937500
5 Normalisasi K Progo 280 km 1250000 3500000
6 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan
500 km 2500000 12500000
7 Pembangunan sumur resapan 5000 lok 12500 625000
8 Pembangunan Sedrainpond 6000 ttk 7500 450000
9 Pembangunan Biopori 80000 ttk 300 240000
10 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000
b Sub Sistem Jetis ndash Setro
73080000
1 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu Acir
180 km 2000000 3600000
2 Normalisasi saluran Jalan Tingkir 200 km 1250000 2500000
3 Normalisasi saluran Jalan
Nanggulan 200 km 1250000 2500000
4 Normalisasi saluran Jalan Tritis Asri 200 km 1250000 2500000
5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang lewat perkampungan
1500 km 2500000 37500000
6 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)
150 km 2500000 3750000
7 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan
1000 km 400000 4000000
8 River Side Polder 100 lok 2250000 2250000
9 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
217
No Uraian Volume Harga Satuan
(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)
10 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000
11 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000
12 Pembangunan Sedrainpond 7000 ttk 7500 525000
13 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
218
Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota Salatiga
No Uraian
Biaya masing-masing sub sistem wilayah drainase ( x Rp1000-) Total
( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan
Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -
Kalisawo Jetis - Setro
1 Biaya Fisik Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000
2
Biaya Konsultasi
(Perencanaan dan
Pengawasan
Rp 87535000 Rp 185762500 Rp 311675000 Rp 299267500 Rp 511560000 Rp 1395800000
3 Biaya Administrasi Rp 37515000 Rp 79612500 Rp 133575000 Rp 128257500 Rp 219240000 Rp 598200000
4 Biaya Sosialisasi amp
Pemberdayaan Rp 62525000 Rp 132687500 Rp 222625000 Rp 213762500 Rp 365400000 Rp 997000000
5 Biaya Kontingensi Rp 31262500 Rp 66343750 Rp 111312500 Rp 106881250 Rp 182700000 Rp 498500000
6 Biaya Pembebasan Tanah Rp 187575000 Rp 530750000 Rp 890500000 Rp 641287500 Rp 1096200000 Rp 3346312500
7 Total (1 sd 6) Rp 1656912500 Rp 3648906250 Rp 6122187500 Rp 5664706250 Rp 9683100000 Rp 26775812500
8 Pajak PPN (10 x 7) Rp 165691250 Rp 364890625 Rp 612218750 Rp 566470625 Rp 968310000 Rp 2677581250
Total (7 + 8) Rp 1822603750 Rp 4013796875 Rp 6734406250 Rp 6231176875 Rp 10651410000 Rp 29453393750
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
219
734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan
Dalam beberapa dekade Operasi dan Pemeliharaan (OampP) untuk proyek sumber
daya air khususnya proyek drainase tidak mendapatkan perhatian yang serius
Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan kebutuhan OampP tetapi lebih
karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang cukup Kesulitan memperoleh
biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan OampP tersebut dan bahkan jika
biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa biaya tersebut dipakai untuk OampP
jika kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendesak muncul bersamaan
Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan untuk
mencari jalan keluar mengenai permasalahan OampP Beberapa proyek mulai
memasukan komponen biaya OampP yang memadahi Rencana persiapan OampP
susunan institusi OampP dan lain ndash lain sudah mulai dipersiapkan Juga mulai
diperkenalkannya partisipasi aktif para penerima manfaat dalam kegiatan OampP
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OampP) merupakan dua kegiatan yang
berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling pengaruh
mempengaruhi satu dan lainnya Dalam terminologi rekayasa pemeliharaan
dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjaga peralatan bangunan dan
fasilitas lain yang terkait pada kondisi yang kondusif untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang diharapkan Pengoperasian sistem drainase
memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai komponen tetapi
operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call)
Prakiraan biaya OampP saluran untuk masing-masing segmen saluran pada masing-
masing sistem drainase dengan asumsi perhitungan bahwa biaya O amp P sebesar
10 dari biaya fisik dasar konstruksi Ringkasan biaya OampP saluran ditampilkan
dalam Tabel berikut
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
220
Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP Setiap Tahun Sistem Drainase Kota Salatiga
No Uraian
Biaya Masing-Masing Sub Sistem Wilayah Drainase ( X Rp1000-) Total
( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan
Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -
Kalisawo Jetis ndash Setro
1 Biaya Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000
2 Biaya O amp M (10 x 1) Rp 125050000 Rp 265375000 Rp 445250000 Rp 427525000 Rp 730800000 Rp 1994000000
3 Pajak PPN (10 x 2) Rp 12505000 Rp 26537500 Rp 44525000 Rp 42752500 Rp 73080000 Rp 199400000
Total (2 + 3) Rp 137555000 Rp 291912500 Rp 489775000 Rp 470277500 Rp 803880000 Rp 2193400000
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
221
8 BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
81 Kesimpulan
Kesimpulan dari Kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini
adalah
1) Sistem Drainase Kota Salatiga dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu Sistem
Drainase Salatiga Barat dan Sistem Drainase Salatiga Timur
a) Sistem Drainase Salatiga Barat adalah sistem dimana sungai dan
saluran-salurannya bermuara di Rawa Pening Sistem ini dibagi
menjadi 3 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Ngemplak ndash
Sawahan Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten dan Sub sistem
Drainase Kedungringis
b) Sistem Drainase Salatiga Timur adalah sistem dimana sungai dan
saluran-salurannya bermuara di Sungai Tuntang Sistem ini dibagi
menjadi 2 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Kebonsamas ndash
Kalisawo dan Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
222
2) Permasalahan terjadinya genangan lokal di Kota Salatiga disebabkan oleh
beberapa faktor seperti
a) Belum tersusunnya pola aliran dan pembagian sub sistem pengelolaan
drainase sehingga menyulitkan penanganan drainase secara
komprehensif dan berkelanjutan oleh pihak Pengelola DrainaseSecara
sistem jaringan drainase yang ada kurang mengikuti tata pola jaringan
drainase yang baik dan rapi
b) Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada kurang memadai yaitu
kapasitas beberapa ruas jaringan drainase berkurang karena
pendangkalan terjadinya kerusakan saluran adanya penyempitan
(bottle neck) dan kurangnya perawatan yang memadai
c) Banyak terdapatnya saluran drainase yang tertutup oleh bahu jalan
perkerasan jalan dan bangunan lain sehingga kurang berfungsi secara
optimal dan menyulitkan pemeliharaannya
d) Di beberapa tempat saluran drainase terputus belum terbangun tidak
tersambung secara menerus sehingga fungsi sebagai drain tidak
tercapai
e) Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di
wilayah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk
ke saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang
mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genanganHal ini
seperti yang terjadi di daerah depan Kantor Polantas dekat Kafe Ole
dekat RS
f) Kondisi side-inlet dari badan jalan ke saluran drainase juga kebanyakan
tidak sesuai dan tidak berfungsi sehingga aliran yang jatuh ke badan
jalan tidak dapat masuk ke saluran dengan cepat
g) Ada saluran yang masih berfungsi ganda yaitu saluran irigasi sekaligus
saluran drainase Karena filosofi saluran irigasi lebar saluran semakin
menyempit maka disamping debit yang besar juga terjadi bottle neck
seperti pada saluran Kedungkopyah Akibat kondisi seperti ini sebagian
wilayah di Kelurahan Pulutan mengalami genangan pada saat musim
hujan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
223
3) Permasalahan teknis drainase diperparah dengan masalah sosial budaya
a) Sangat kurangnya kesadaran partisipasi kepedulian serta
keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga saluran drainase yang ada
dengan membuang sampah dan limbah ke saluran drainase semakin
memperparah kondisi jaringan drainase yang ada
b) Kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan drainase
sehinggamasyarakat belum merasa memiliki prasarana drainase yang
ada dan belum sepenuhnya ikut bertanggungjawab terhadap prasarana
drainase
4) Perlu dilaksanakannya program penanganan drainase mengacu pada Sub
Sistem yang telah dibuat dan disepakati yang tidak mengacu pada batas-
batas administrasi
5) Selanjutnya Penanganan Drainase Kota Salatiga hendaknya mengacu Pada
Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini beserta lampirannya
dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi terakhir di lapangan
82 Saran
1) Sudah saatnya pemerintah Kota Salatiga mulai menerapkan kebijakan Delta-Q
zero policy yaitu setiap pembangunan suatu kawasan harus tidak boleh
menambah beban debit aliran yang keluar dari kawasan tersebut dengan
jalan adanya kewajiban pembuatan kolam-kolam retensi sumur resapan
areal resapan atau ground reservoir untuk menampung air hujan di lokasi
area masing-masing
2) Sesuai dengan hasil Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini
penataan sistem jaringan drainase perlu segera dilakukan dan ditindak
lanjuti dengan survey investigasi dan detail desain guna menangani lokasi-
lokasi yang terjadi permasalahan
3) Kampanye sosialisasi serta educating public sangat perlu dilakukan guna
meningkatkan kepedulian partisipasi dan persepsi masyarakat pada saluran
drainase dan sarana prasarana yang lainnya
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
224
4) Perlunya pelibatan masyarakat dalam kegiatan drainase sehingga masyarakat
akan bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terha
5) Dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut
a) Peningkatan kapasitas resapan baik dengan sumur resapan kolam retensi
penampungan air hujan Areal untuk kolam retensi atau areal
penampungan air hujan ini perlu diperkuat secara hukum
b) Peningkatan kesadaran partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam
pemeliharan saluran dan sistem drainase
c) Jaringan irigasi dan sanitasi harus dipisahkan dari jaringan drainase
supaya memudahkan pengoperasian dan tidak mengganggu saluran
drainase
6) Perlunya secara periodik Masterplan Drainase ini ditinjau agar sesuai dan
selalu up to date dengan perkembangan dan dinamika Kota Salatiga
83 Rekomendasi
Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Masterplan Drainase Kota
Salatiga maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut
1) Dokumen Laporan Masterplan Drainase Kota Salatiga secepatnya ditetapkan
menjadi Peraturan Daerah sehingga mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat kepada seluruh stakeholders
2) Perlu diterbitkan Peraturan Walikota (Perwalkot) yang mendukung
diantaranya tentang Sumur Resapan Pembangunan Embung dan Kolam
Konservasi Bio Retensi bagi Pengembang
3) Pemerintah Kota Salatiga perlu secepatnya menginventarisasi dan
mengamankan daerah sempadan sungai saluran mata air serta badan air
lainnya Untuk sungai-sungai dan badan air yang belum jelas daerah
sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan
4) Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunanembung dan fasilitas
drainase lainnya perlu segera diamankan Hal ini untuk menghindari adanya
penyalahgunaan fungsi atau peruntukan
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
225
5) Perlu segera ditindaklanjuti dengan Perencanaan Rinci (DED) sesuai dengan
skala prioritas sebelum dilakukan kegiatan fisik
6) Perlu dibentuk suatu badan independent yang menangani tata air perkotaan
ldquoSalatiga Peduli Drainase dan Lingkunganrdquo yang anggotanya terdiri dari
berbagai unsur masyarakat (stakeholders) baik perorangan maupun
lembagaorganisasi
LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014
226
1 DAFTAR REFERENSI
Arsyad Sitanala (1989) Konservasi Tanah dan Air Bogor Penerbit IPB Press
Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2013) Salatiga Dalam Angka Tahun 2012 dalam
wwwsalatigakotabpsgoid
Bappeda Kota Salatiga (2014) Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Drainase
Kota Salatiga
Merry Y Dkk (2010) Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan
Drainase Di Kota Bukittinggi Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase
Perkotaan Kota Bukittinggi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi
PT MULTIDECON Internal(2007) Master Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Bappeda
Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 ndash 2030 Pemerintah Kota Salatiga
RISPAM Salatiga (2014) Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum di
Kota Salatiga
Soemarto CD (1999) Hidrologi Teknik Edisi Dua Erlangga Jakarta
Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 Nova
Bandung
Sosrodarsono S dan Tominaga M (1994) Perbaikan dan Pengaturan Sungai Pradnya
Paramita Jakarta
Sri Harto Br (1993) Analisis Hidrologi Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Subarkah Iman(1979) Bangunan Air Idea Dharma Bandung
Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan ANDI Offset Yogyakarta
Takebayashi K (1988) Text Book of Urban Drainage River Engineering Course IV at
Diponegoro University DGWRD-NIKKEN Consultants Inc
- Cover Lap Akhirpdf
- Lap Akhir MP Drainase Salatigapdf
-