ASFIKSIA
Sep 17, 2015
ASFIKSIA
Definisi
Asphyxia can literally be translated from the Greek as meaning 'absence of pulse', but is
usually the term given to deaths due to 'anoxia'
or 'hypoxia'.
Hypoxia : A condition of insufficient oxygen and accumulating carbon dioxide in the blood and
tissues due to interference with respiration
Asphyxia results in cardiopulmonary arrest.
Asfiksia adalah suatu keadaan yang disebabkan adanya gangguan pada proses pertukaran udara pernafasan antara alveloli paru dengan darah pada pembuluh kapiler; dimana dalam hal ini eritrosit tidak dapat kebutuhan oksigen dan karbondioksida tidak dapat dikeluarkan dan darah ke jaringan paru
Asfiksia juga dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana terjadi hambatan dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan pembuluh darah kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh
The normal oxygen in the blood according to the age and health of the subject.
Young and middle aged adults have almost complete saturation of their arterial
blood with oxygen.
90 100 mmHg middle age
60 85 mmHg persons over 60
Severe fatal hypoxia occurs when oxygen tension falls to below 40 mmHg
4 tahap Asfiksia :
Tahap dispneu
Tahap konvulsi
Tahap apneu
Tahap akhir
Tanda klasik asfiksia
Petechial haemorrhagi
Petechial Hemorrhages
Small pin-point collections of blood lying in the skin, sclera or conjunctivae and under
thethoracic serous membranes.
A common misnomer is that they occur from the rupture of capillaries, when they in fact
come from rupture of venules. Capillaries
would be visible to the naked eye.
Most commonly seen of the face and eyes
Significance of Petechiae
Also known as ocular Petechiae
It is important to point out that appearance of
Petechiae must be noted but not always as an
indicator to asphyxia.
Position of the body after death as well as an enumerable amount of other factors can lead to
the appearance of Petechiae.
Typically, Petechiae are used in conjunction with other evidence to indicated asphyxia.
Tanda klasik asfiksia
Kongesti dan edema
Congestion and edema
More non specific than Petechiae but is also the result of obstructed venous return.
Congestion of often associated with tissue swelling, and thus can often times be associated with trauma.
Conditions such as pneumonia will also lead to marked pulmonary edema.
Drug overdoses are also common causes of raised pulmonary edema
Tanda klasik asfiksia
Sianosis
Cyanosis
Cyanosis is derived from the Greek word for Dark Blue.
The color of blood depends on the absolute quantity of oxyhemoglobin and reduced
hemoglobin present in the erythrocytes.
Constriction of the neck traps venous blood with decreased oxygenated hemoglobin, which leads
to the bluish color.
Cyanosis may be overshadowed by hypostasis
Tanda klasik asfiksia
Klasifikasi hipoksia
Hipoksia hipoksik
O2 tdk dapat mencapai darah karena
kurangnya O2 yg masuk paru/pembuluh paru.
Hipoksia anemik
Darah tidak dapat menyerap O2 krn adanyaikatan yg kuat antara CO dg Hb ( keracunan CO ) atau karena anemia berat.
Hipoksia stagnan
Karena kegagalan sirkulasi
Hipoksia histotoksik
Jaringan tidak mampu menyerap oksigen ( keracunan sianida )
Kurangnya tekanan oksigen di udara luar (sufokasi )
Obstruksi pada traktus respiratorius krn sebabmekanik dari luar ( Strangulation, smothering ) ataudalam ( Chocking / gagging ) maupun krn penyakit ( status asmatikus,dll )
Terbatasnya gerakan nafas di dada
Akibat tekanan mekanik (crush asphyxia, mugging), krn kerusakan batang otak / medula spinalis, ataupun krn obat golongan kurare.
Penyakit paru yg menghalangi pertukaran gas antara alveoli dan kapiler ( pneumonia, edema pulmo, ARDS, fibrosis difus dll )
Drowning
Hipoksia hipoksik
Sufokasi
Strangulation : hanging, strangulation by ligature, manual strangulation.
Smothering
Choking / gagging
Drowning
Crush asphyxia
Asfiksia mekanik
Sufokasi
Hanging
Vagal reflex
Kompresi vena jugularis
Kompresi arteri carotis
Obstruksi jalan nafas
Erotic asphyxia
Manual strangulation
Manual strangulation
Manual strangulation
Manual strangulation
Ligature strangulation
Ligature strangulation
Smothering
Choking
Crush asphyxia
TENGGELAM
Definisi :
Hidung dan mulut masuk ke dalam air, sehingga air masuk ke dalam paru-paru.
Mekanisme :
Tidak harus seluruh tubuh masuk ke dlm air
Di kolam, sungai, laut
Di bak mandi, ember berisi air
Jumlah cairan : 2 liter (dewasa) / 40 cc (anak-anak)
Bentuk tenggelam :
1. Tipe I A ( vagal refleks )
Air menyentuh leher shg tjd vagal refleks
Tanda asfiksia ( - )
Paru tidak ada air
Meninggal cepat
2. Tipe I B ( Spasme laring )
Air masuk laring kmd laring menutup
Tanda asfiksia ( + )
Paru tidak ada air
Meninggal tidak cepat
3. Tipe II A ( tenggelam di air tawar )
Air masuk alveoli
Kadar NaCl darah > kadar NaCl air tawar
Tjd inhibisi air ke dlm darah ----- hemodilusi, kmderitrosit pecah ----- Ion K keluar ---- hiperkalemi-----atrium fibrilasi (kadar NaCl jantung kanan > jantung kiri)
4. Tipe II B (tenggelam di air laut)
Air laut masuk alveoli
Kadar NaCl air di alveoli > di darah
Tjd inhibisi air dari darah ke alveoli
Darah menjadi hemokonsentrasi
Tidak ada gangguan elektrolit
Kadar NaCl Jantung kiri > kanan
Kelainan post mortem :
1. Pakaian basah
2. Kulit basah
3. Kelopak kaki / tangan keriput (washer woman hands)
4. Lebam mayat di kepala, leher, tersebar
5. Buih halus
6. Cadaveric spasme
Pemeriksaan dalam
Trakea terdapat buih Paru membesar Lambung terisi air
Teknik otopsi
Trakea dibuka dengan gunting
Perhatikan mukosa trakea
Bronkus dibuka dg gunting sampai kecabang yang paling kecil, cari benda-bendaair.
Bila paru diiris : keluar darah campur buih
Sebab kematian :Asfiksia OK paru terisi air
Tes Konfirmasi
1. Tes asal air
2. Tes kimia darah
3. Tes diatome
Drowning may not produce extensive findings. In fact, in 10 to 15% of cases,
intense laryngospasm may even prevent
water from entering the lungs.
In the case shown here, a child drowned in a fresh water canal, and some of the plant
material in the water was aspirated into a
bronchus.
Sianida
Degradasi Sianida
Gas HCN merupakan racun yang sangat toksik
Titik beku 14 C, titik didih 26,5 C
Dlm sirkulasi : sianida bebas
Sianida bebas :
Dosis rendah : CN + methHb sianomethHb tiosianat ( dg bantuanensim thiosulfate cyanide sulphure
transferase ) ekskresi lewat ginjal
Dosis besar :
sianida bebas selain berikatan dengan methHB juga ada yang akan masuk ke jaringan tubuh
Di dalam jaringan, sianida berikatan dengan sitokrom a/a3 dan membentuk kompleks CN-sitokrom oksidase-Fe3+
Kompleks ini akan menghalangi rantai transport elektron sehingga respirasi metabolik akan terhambat
Hal ini menyebabkan berkurangnya oksigenasi jaringan, mencegah fosforilasi oksidasi ADP menjadi ATP dan meningkatkan PO2 vena.
Keracunan akut sianida yang masuk per oral dapat terjadi dalam selang satu jam setelah menelan dosis 100 200 mg,
Inhalasi yang berakibat fatal adalah setelah menghirup 150 200 ppm HCN.
Seseorang didiagnosis keracunan sianida bila ditemukan kadar sianida dalam darah dan hepar melampaui 1 g/ml, atau pada otot lebih dari 0,63 g/ml.
Gejala dan tanda keracunan sianida diawali dengan gangguan neurologi, termasuk nyeri kepala, mual, muntah, kelemahan otot dan dizziness.
Perangsangan kemoreseptor di arteri karotis menyebabkan pernapasan cepat dan dalam, serta edema pulmonum.
Gangguan kardiovaskuler berupa hipotensi dan takikardi. Pada dosis letal, dapat terjadi konvulsi hipoksik, hipotensi, koma dan berakhir dengan kematian.
Pada pemeriksaan korban, warna lebam mayat berwarna merah cerah, karena darah vena kaya akan O2. Bau amandel akan tercium saat pemeriksaan luar
Pemeriksaan sampel yang paling tepat untukmenentukan kadar sianida adalah pada paru, jantung, otak dan hepar