KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU DALAM RANGKA PENINGKATAN DIPLOMASI KE AFRIKA SELATAN OLEH : ANGGOTA DPR RI A-211 I GUSTI AGUNG RAI WIRAJAYA SE,MM
KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU DALAM RANGKA PENINGKATAN DIPLOMASI KE
AFRIKA SELATAN
OLEH :
ANGGOTA DPR RI A-211 I GUSTI AGUNG RAI WIRAJAYA SE,MM
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU DALAM RANGKA PENINGKATAN PERAN DIPLOMASI PARLEMEN KE AFRIKA SELATAN
I. LATAR BELAKANG MELAKUKAN KUNJUNGAN
Pasal 116 ayat (1) UU No.17/2014 tentang MPR,DPR,DPD,DPRD (MD3)
menetapkan bahwa tugas BKSAP DPR-RI (Badan Kerja Sama Antar-Parlemen) antara
lain: membina,mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja
sama antara DPR dengan Parlemen negara lain, baik secara bilateral maupun
multilateral. BKSAP juga mengoordinasikan kunjungan kerja alat kelengkapan DPR ke
luar negeri.
Sebagai bagian dari Program Kerja DPR-RI dan BKSAP, Bagian Administrasi
Kegiatan Luar Negeri Anggota, telah menerbitkan Pedoman Singkat Teknis Pengurusan
Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu Anggota DPR-RI. Untuk itu, setiap anggota DPR
diminta untuk memasukkan usulan kunjungan kerja individu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
II. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN
Maksud dan tujuan dari dilaksanakannya Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu
ke Afrika Selatan ini adalah:
a. Meningkatkan kerja sama yang lebih formal antara DPR dengan Parlemen dan
Pemerintah Afrika Selatan
b. Untuk bertukar pandangan terkait tugas-tugas keparlemenan dan pemerintahan
baik secara substansi ataupun teknis/kesekretariatan/supporting system.
c. Untuk bertukar pandangan lebih mendalam guna memperkuat kerja sama di
berbagai bidang terutama yang telah terjalin selama ini: Pariwisata, Ekonomi,
Perdagangan, Industri, Sosial dan Pendidikan.
III. NEGARA YANG DITUJU SERTA STAKEHOLDERS YANG AKAN DIKUNJUNGI
Afrika Selatan (Afrika Selatan) merupakan negara yang menyatakan diri
sebagai Rainbow Nation mengingat latar belakang dan komposisi masyarakat Afrika
Selatan yang beranekaragam. Istilah Rainbow Nation dicetuskan oleh mantan presiden
kulit hitam pertama Afrika Selatan yaitu mendiang Nelson Mandela yang
mengutamakan rekonsiliasi dan persatuan bangsa pasca rezim apartheid. Masyarakat
Afrika Selatan memberikan penghormatan yang tinggi kepada mendiang Nelson
Mandela dengan menyebutnya sebagai Father of the Nation dan juga meneladani
falsafah Nelson Mandela yaitu Ubuntu yang merupakan konsep semangat persatuan dan
keselarasan dalam hidup bersosialisasi serta dalam menjaga nilai-nilai demokrasi.
Perekonomian Afrika Selatan adalah yang terbesar kedua di Afrika setelah
Nigeria, dimana Pendapatan Domestik Brutonya (PPP) mencakup 24% dari total
keseluruhan benua Afrika. Afrika Selatan juga mendapat predikat upper-middle income
country dari Bank Dunia (dimana hanya 4 negara di benua Afrika yang mendapat
predikat tersebut, yaitu Afrika Selatan, Botswana, Gabon, dan Mauritius). Selepas tahun
1996 (setelah dilepaskannya sanksi internasional), perekonomian Afrika Selatan
mengalami peningkatan drastis, dimana PDB-nya membesar berkali–kali lipat menjadi
326 Milyar Dollar AS lebih di tahun 2016, dan cadangan devisa meningkat dari yang
hanya 3 Milyar Dollar pada tahun 1996 menjadi lebih dari 45 Milyar Dollar AS pada
tahun 2016 ini. Saat ini demografi Afrika Selatan didominasi oleh penduduk
berpendapatan kelas menengah yang menganut sistem demokrasi semenjak
berakhirnya rezim apartheid.
Hubungan diplomatik Indonesia – Afrika Selatan. Pada 12 Agustus 1994,
sebelumnya telah disetujui pembukaan Kantor Kepentingan RI di Pretoria (LORI –
Liaison Office of the Republic of Indonesia) pada tanggal 10 Februari 1994.
IV.WAKTU KUNJUNGAN
Kunjungan kerja luar negeri individu ke Afrika Selatan akan dilaksanakan pada
tanggal 27 Agustus 2018 – 2 September 2018.
V. AGENDA KEGIATAN SELAMA KUNJUNGAN
a. Pertemuan dengan Duta Besar Indonesia Untuk Afrika Selatan di KBRI
Pretoria
b. Kunjungan Ke Bank Sentral Afrika Selatan
c. Kunjungan ke Kementrian Perdagangan dan Perindustrian Afrika Selatan
d. Pertemuan dengan Komisariat Jenderal Indonesia untuk Afrika Selatan di
Cape Town
e. Menghadiri kegiatan Indonesian Day yang diselenggarakan oleh Komisariat
Jenderal Republik Indonesia untuk Cape Town Afrika Selatan
VI. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN SELAMA DI AFRIKA SELATAN
A. Pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan di Pretoria
Dijamu langsung oleh Duta Besar Indonesia Afrika Selatan yaitu bapak Salman Al Farisi.
KBRI Pretoria Afrika Selatan juga merangkap Kerajaan Lesotho, Kerajaan Eswatini, dan
Republik Bostwana.
Pertemuan yang dilaksanakan di Wisma Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan
membahas banyak hal yang menyangkut tentang diplomasi antara Afrika Selatan dan
Indonesia serta membahas asset – asset yang telah dimiliki oleh KBRI di Pretoria. Adapun
pembahasannya yang dibahas adalah mengenai :
1. Bahwa Indonesia memiliki kerjasama yang baik dengan Afrika Selatan terutama
dalam hal ekspor impor bahan mentah seperti karet,sawit, farmasi dan non migas
lainnya. Bea masuk impor untuk produk Indonesia di Afrika Selatan berkisar sekitar
20 – 40% dan hal ini masih belum memperoleh harga yang wajar sehingga dalam
persaingan daya jual di dalam negeri. Hingga saat ini hal tersebut masih untuk
diperjuangkan oleh seluruh anggota South Africa Custom Union Preferential Trade
Agreement (SACU – PTA)
2. Hingga saat ini KBRI Pretoria telah memiliki 4 (empat) asset di Pretoria – Afrika
Selatan dan masih berupaya untuk mengembangan asset yang ada. Hingga saat ini
wisma yang merupakan tempat tinggal Dubes dan penginapan bagi warna Negara
Indonesia yang berkunjung ke Pretoria merupakan milik KBRI selain itu kantor dan
dua bangunan lainnya juga sudah menjadi milik KBRI.
3. Kunjungan dari Fraksi PDI Perjuangan merupakan suatu kebahagian bagi KBRI
Pretoria Afrika Selatan, karena selain untuk mengetahui bagaimana keadaan KBRI
di Pretoria tetapi juga sebagai ajang silahtirahmi dan diskusi untuk sharing berbagai
permasalahan yang ada. Hingga kini di Pretoria keadaan iklim keamanan di Pretoria
masih belum sepenuhnya aman. Kejahatan terhadap perempuan juga masih tinggi,
sehingga pemerkosaan, pernikahan dini dan penyebaran virus HIV/AIDS sangat
tinggi. Sehingga jam 7 malam jarang ada perempuan yang berani keluar malam.
Bahkan perampokan dan pencopetan juga sering terjadi di daerah ini.
4. Iklim politik disini yang menginginkan ras kulit hitam untuk memegang tanduk
pemerintahan masih tinggi, selain itu tingkat pengganguran yang tinggi bagi warga
setempat juga masih tinggi. Sehingga, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi
pemerintah disini bagaiman untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga
setempat sehingga kejahatan juga berkurang dan kehidupan masyarakat disini
menjadi lebih baik.
Beberapa pembahasan diatas menjadi poin penting dalam meningkatkan hubungan
kerjasama antara Indonesia dan Afrika Selatan. Pada bagian mana – mana saja yang bisa
Indonesia ambil untuk meningkatkan hubungan dalam bidang ekonomi dan perdagangan.
B. Kementrian Perdagangan dan Industri Afrika Selatan
Pejabat dari Kementrian Perdagangan dan Industri Afrika Selatan yang hadir :
1. Chief Director: Bilateral Trade Realtions – International Trade and Economic
Development Division ( Mr, Victor Mashabela )
2. Deputy Director : Asia Bilateral Realtions, International Trade and Economic
Development Divisions ( Ms. Mankaleme Letswalo)
3. Assistant Director: Asia Bilateral Relations – International Trade and Economic
Development Divisions (Mr. Jacob Modingona)
4. Deputy Director : Special Economic Zones and Economic Transformation (Ms. Renay
Krishna)
Iklim ekspor dan impor antara Indonesia dan Afrika Selatan telah berjalan cukup baik dan
masih berkembang hingga sekarang. Adapun beberapa pembahasan yang dibicarakan,
diantaranya:
1. Afrika Selatan hingga saat ini masih mengidentifikasi potensi dan peluang
kerjasama bidang ekonomi antara Indonesia dan Afrika Selatan terutama dalam
sector non migas
2. Kementrian Perdagangan dan Industri Afrikas Selatan pernah bekerja sama dangan
Otoritas Batam mengenai perdagangan ekspor dan impor namun kerjasama
tersebut tidak berjalan dengan baik dan bahkan berhenti sampai sekarang.
3. Saat ini bea masuk impor untuk Indonesia masih rendah dan masih berupaya untuk
meningkatkan nilai tersebut (agar lebih dari 20-40%) . Namun hal tersebut harus
melalui perundingan atau kesepakatan dengan South African Custom Union
Preferential Trade Agreement (SACU-PTA). Dalam perundingan tersebut, apa yang
dibicarakan harus mendapat persetujuan dari lima Negara anggotanya, yaitu
Bostwana, Lesotho, Namibia, Swaziland dan Afrika Selatan.
4. Sektor perdagangan dan industri yang bisa ditingkatkan adalah medium enterprise
yang dapat dipelajari banyak dari Indonesia. Promosi dari orang ke orang sangatlah
baik untuk ditingkatkan untuk meningkatkan nilai dagang di mata masyarkat. Saat
ini sector perhiasan dan permata dapat dilihat sebagai sector perdagangan yang
menjanjikan. Untuk saat ini Afrika Selatan telah bekerja sama dengan Republik
Rakyat Cina dalam ekspor dan impor semoga kedepan kerjasama dengan Indonesia
dapat ditingkatkan.
5. Kedepan antara Indonesia dan Afrika Selatan bisa digali lebih mendalam mengenai
sector – sector apa saja yang bisa dijadikan zona ekonomi special diantara dua
Negara untuk pengembangan hub ekspor impor yang lebih baik. Hingga saat ini
produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan antara lain kelapa sawit, karet otomotif
produk, bahan kimia, sepatu dan kakao. Sementara produk impor Indonesia adalah
bubuk kayu, aluminium, buah – buahan dan tembaga.
Beberapa pembahasan diatas menjadi poin penting bagi hubungan kerjasama kedepan
antara Indonesia dan Afrika Selatan. Beberapa aspek sumber daya alam yang masih bisa
digali membuktikan bahwa memang banyak hal – hal yang dapat digali antara Indonesia
dan Afrika Selatan.
C. Kunjungan ke Bank Sentral Afrika Selatan (South African Reserve Bank)
Pejabat dari Bank Sentral Afrika Selatan yang hadir :
1. Dr. Logan Rangasamy (Head of The International Economic Relations and Policy
Department)
2. Mr. Jason Milton (International Economic Relations and Policy Department)
3. Ms. Samantha Springfield (International Economic Relations and Policy
Department)
4. Mr. Zafar Parker (Financial Markets Department)
5. Mr. Bafundi Moronoti (Financial Markets Department)
6. Mr. Jean (Francios Mercier)
Kunjungan ke Bank Sentral Afrika Selatan memiliki beberapa pembahasan diantaranya:
1. Afrika Selatan dan Indonesia hampir sama terkait dengan marketing flow sehingga
inflasi tinggi. Pada tahun 2017, inflasi di Afrika Selatan plus (+) sehingga menjadi
maneuver Afrika Selatan untuk intrflasi. Awal tahun 2018, kondisi resiko
meningkat, ada kenaikan sebesar 15 – 20%. Sektor minyak juga naik sehingga
meningkatkan inflasi. Afrika Selatan juga memonitor Amerika Serikat, di tahun 2008
dan 2009 terjadi inflasi di Amerika Serikat. Sehingga, Afrika Selatan menarik diri
dari Amerika Serikat.
2. Terkait normalisasi rate seperti Indonesia, Turki dan Negara lainnya, Bank Sentral
akan melakukan intervensi teteapi belum dilaksanakan kecuali dalam keadaan
genting. Permasalahan pengaruh interest rate Amerika Serikat terhadap margin
market harus melihat kepada dampak – dampak yang ditimbulkan oleh Negara-
negara lainnya seperti Turki dan Indonesia. Afrika Selatan menekankan margin
market, masih ada pendekatan over/close market. Sebagian besar tertolong oleh
half residence.
3. Untuk membuat inflasi stabil, bank sentral membuat ekspetasi ekonomi dan melihat
dampaknya agar stabil dan tidak mempengaruhi pembangunan. Selain itu harus
melihat nilai proyeksi dari mata uang dan membuat proyeksi agar nilai mata uang
tetap stabil.
4. Kebijakan dan fundamental terhadap monitor inflasi perlu dilakukan agar bisa
diterima serta untuk proteksi bagi rakyat miskin menjadi focus utama. Bank Sentral
menjaga stabilitas finasial dan inflasi 3-6%. Bank Sentral percaya apabila secara
fundamental bagus maka akan mebantu perkembangan industry dan membangun
budaya kompetitif bagi mereka. Untuk jangka waktu menengah agar bisa menjaga
fundamental keuangan Negara. Selain itu dapat menciptkan lapangan kerja dan
menjaga sumber daya di kementrian lainnya.
5. Bank Sentral berupaya untuk menjaga stabilitas dan menjaga mata uang agar tidak
jatuh dan menjaga ekonomi mikro agar tidak terpuruk. Bank sentral dahulu juga
mengatur perbankan sekarang ditambah asuransi. Ada departemen terpisah untuk
mengawasi perbankan dan mengurusi finansial lainnya.
6. Afrika Selatan selain terlibat dalam Negara G20 juga terlibat secara terintegrasi
pembentukan Bank Sentral untuk membangun asosiasi perbankan Afrika. Di Negara
Afrika ada satu wilayah yang memang khusus untuk mempromosikan ekonomi
makro di seluruh benua Afrika.
Beberapa pembahasan tersebut merupakan diskusi dan sharing terhadap perkembangan
perekonomian dalam sector ekonomi makro di Negara Afrika Selatan. Hal – hal apa yang
dapat diambil dari system Bank Sentral Afrika Selatan untuk dapat dikembangan atau
diimplementasikan di Indonesia.
D. Kunjungan Ke Komisariat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town Afrika
Selatan
Dijamu langsung oleh Bapak KJRI yaitu Bapak Krishna Adi Poetranto.
Dalam kunjungan ke KJRI Cape Town terdapat beberapa pembahasan, diantaranya :
1. Bahwa tidak ada Tenaga Kerja Indonesia (TKI ) di Afrika Selatan. Terdapat
peraturan yang ketat di Afrika Selatan, bahwa tenaga kerja asing diperbolehkan
apabila memang terdapat keahlian yang tidak dimiliki oleh warga Negara Afrika
Selatan sendiri. Seperti misalnya, Tenaga Bahasa Indonesia, peneliti berbahasa
Indoensia dll.
2. Terdapat hampir 2000 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di wilayah Cape
Town dengan berbagai pekerjaan dan alas an sehingga menyebabkan mereka
tinggal di Cape Town. Hubungan antara WNI di Cape Town sangat erat dan
kekeluargaan sekali bahkan sesekali kami melaksanakan acara keakraban dengan
WNI yang ada disini.
3. Ada beberapa permasalahan, seperti permasalah Anak Buah Kapal (ABK) yang
banyak tingal di pesisir Cape Town. Permasalahan yang dihadapi diantaranya
bahwa banyak ABK disini memiliki permaslahan yaitu tingkat pendidikan rendah,
tidak mengerti hukum sehingga sering dibohongi oleh warga Negara Asing (WNA)
yang akan mengontrak mereka untuk menjadi ABK. ABK disini yang dimaksud
adalah sebagai nelayan. Nilai kontrak yang sangat kecil yaitu 300 $ (tiga ratus
dollar) untuk satu kontrak. Bahkan ada ABK yang dibohongi oleh pengontrak
mereka sehingga tidak dibayarkan honornya sehingga ABK ini tidak mendapatkan
apa-apa.
Berbagai permasalahan yang diperbincangkan yang dialami WNI di CapeTown menjadi
topic utama sehingga kedepan semoga ada pemecahan yang lebih kongkrit untuk
permasalahan tersebut. Terutama permalahan ABK yang merupakan kerja kontrak agar
dilindungi hak-hak serta kewajibannya.
E. Mengikuti Kegiatan Indonesian Day di Cape Town
Kegiatan yang dilaksanakan oleh KJRI CapeTown merupakan kegiatan tahunan yang
dilaksakan oleh KJRI dan ini merupakan kegiatan kedua yang telah dilaksanakan. Dalam
kegiatan ini terdapat beberapa kegiatan diantaranya:
1. Bazar makanan khas Indonesia seperti masakan Bali, Jawa, penjualan produk –
produk Indonesia (seperti Indomie, tempe, tahu,dll)
2. Penjualan produk – produk Indonesia seperti perhiasan, kain batik , lukisan, dll
3. Pertunjukan seni dan budaya seperti tarian , nyanyian dan pementasan alat music
khas Indonesia.
4. Serta kegiatan ramah – tamah lainnya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat dinantikan baik oleh WNI yang tinggal di
CapeTown maupun masyarakat di CapeTown itu sendiri. Antuasisme yang ditunjukan oleh
masyarakt sekitar pun sangat tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya animo
masyarakat untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini dibuka oleh Bapak KJRI
sendiri dan selesai tepat di sore hari. Semoga kedepan semakin banyak kegiatan – kegiatan
bernuansa Indonesia yang dapat menarik masyarakat local CapeTown.
VII. Kesimpulan
Adapun hal – hal yang dapat kita simpulkan dalam kunjungan kerja individu ke Afrika
Selatan adalah :
1. Bahwa masih banyak potensi – potensi yang dapat ditingkatkan antara hubungan
diplomasi Indonesia dan Afrika Selatan. Baik dalam sector perdagangan dan ekspor
impor. Keamanan dalam iklim investasi menjadi kunci penting dalam peningkatan
hubungan kerjasama ini.
2. Permasalahan yang dihadapi oleh WNI yang berada di Afrika Selatan seperti Anak
Buah Kapal (ABK) perlu dicermati secara mendalam agar tidak terjadi lagi hal – hal
yang dapat merugikan WNI yang bekerja di luar negeri.
3. Pembangunan Fundamental dalam segi keamanan keuangan ekonomi makro yang
dilakukan oleh Afrika Selatan merupakan salah satu contoh dalam membuat
pertahanan keaman ekonomi Negara dalam menghadapi inflasi dan melindungi
masyarakat miskin di Negara itu.
4. Kegiatan – kegiatan yang bernuansa Indonesia perlu dilaksanakn untuk
memperkuat hubungan kerjasama antar dua Negara dan sebagai ajang promosi seni
budaya serta pariwisata yang ada di Indonesia.
VIII. Penutup
Demikianlah laporan pertanggungjawaban yang Saya laksanakan selama kunjungan kerja
Luar Negeri Individu dalam rangka peningkatkan diplomasi antara Afrika Selatan dan
Indonesia. Semoga kerjasama antar dua Negara ini kedepan menjadi lebih baik dan banyak
sector – sector yang dapat disasar demi peningkatkan ekonomi kedua belah pihak.
Atas perhatian dan bantuan dari semua pihak Saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 4 September 2018 Hormat Saya,
I Gusti Agung Rai Wirajaya, SE,MM A-211
FOTO – FOTO KEGIATAN SELAMA KUNJUNGAN KERJA LUAR NEGERI INDIVIDU PENINGKATAN DIPLOMASI KE AFRIKA SELATAN
I.PERTEMUAN DI WISMA KBRI PRETORIA AFRIKA SELATAN