KUNCI KEBERKAHAN NEGARAAlhamdulillah, segala puji bagi Allah
yang telah menciptakan kita di sebuah negara yang kaya raya.
Indonesia adalah negara kaya karena kekayaan alamnya yang memang
melimpah. Dari segi sumber daya alam, Indonesia memiliki berbagai
macam barang tambang, sebut saja batu bara, minyak, emas, perak,
tembaga. Dari segi kesuburan tanahnya, Indonesia memiliki kekayaan
hutan yang melimpah dengan berbagai macam jenis tumbuhan bahkan
menjadi paru-parunya dunia. Dari segi laut, dua pertiga keseluruhan
luas Indonesia adalah lautan dengan berbagai macam jenis
kekayaannya. Dari sini kita memang layak bersyukur akan segala
kekayaan ini.Namun, kita harus menyadari bahwa kekayaan yang
dimiliki negara ini tidak lah otomatis memberikan kebahagiaan yang
hakiki. Sebab, kebahagiaan hakiki itu akan hadir ketika keberkahan
diberikan oleh Allah kepada kita. Begitu pentingnya keberkahan,
Allah memberi tahu apa kunci yang bisa membuka keberkahan tersebut
yang tertuang dalam sebuah surat Al ARaaf 96
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannyaDalam ayat ini Allah telah
mengingatkan bahwa keberkahan tidaklah turun karena kekayaan yang
kita miliki. Bahkan, setiap negara sesungguhnya memiliki kekayaan
alam sendiri-sendiri yang mampu menyokong kehidupan penduduk di
tiap-tiap negeri asalkan Allah berikan keberkahan. Dan rupanya,
keberkahan itu Allah turunkan dari langit dan dari bumi dengan satu
syarat saja, yakni jika suatu penduduk negeri beriman dan
bertaqwa.Maka, tidaklah cukup ada segelintir orang-orang soleh di
antara kita. Tidaklah cukup ada ustadz, ada kyai, ada mubaligh, ada
khotib di sekitar kita. Tidaklah cukup berdiri masjid-masjid yang
megah dan mewah, sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi
dimana-mana. Tidaklah cukup banyak para pejabat, pegawai dan aparat
bahkan pemimpin kita adalah muslim. Namun, jika di tengah kehidupan
kita diterapkan hukum-hukum syaithon sehingga tidak mencerminkan
kehidupan penduduk suatu negeri yang beriman dan bertaqwa pasti
Allah tidak menurunkan keberkahan dari langit dan dari
bumi.Bagaimana tidak dikatakan menerapkan hukum-hukum Syaithan jika
kemudian banyak hukum-hukum Allah yang kemudian diabaikan. Di
antaranya ada dua hukum Allah yang begitu besar peringatannya
diabaikan di era yang serba modern ini, di era yang sangking
canggihnya ilmu dan teknologi, penduduk merasa tidak butuh Allah
hadir di tengah-tengah kehidupan mereka. Dua hukum tersebut adalah
pertama Allah melarang kita untuk mendekati zina apalagi
melakukannya. Dalam surat Al Isra 32 Allah berfirman
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang burukAllah telah
jelas menegaskan bahwa zina itu adalah perbuatan yang keji dan
jalan yang buruk. Dikatakan keji, oleh Syeikh Asy-Syaadi karena ia
mampu merusak bangunan keluarga dan merusak moral suatu bangsa.
Dikatakan jalan yang buruk, Imam Ath Thabari mengatakan karena ia
menjadi jalan tolnya masuk ke dalam neraka jahanam. Karena kekejian
dan keburukannya, zina termasuk dosa besar. Dan dosa besar ini
tidak bisa dihapus dengan sekedar beristighfar dan bertaubat tidak
mengulanginya. Melainkan harus menjalankan hukuman yang telah Allah
tetapkan, yakni hukuman cambuk 100 kali bagi pezina yang belum
menikah dan rajam sampai mati bagi pezina yang sudah menikah.
Namun, apa yang terjadi di tengah kehidupan kita benar-benar
mengerikan. Data menunjukkan 46% remaja Indonesia berumur 15-19
tahun telah berzina. Pacaran yang menjadi jalan tolnya perzinahan
diiklankan dan dipertontonkan di televisi-televisi kita, sehingga
para remaja sekarang merasa malu jika masih belum punya pacar,
kedua orang tua merasa khawatir anaknya tidak laku kalau belum
merasakan pacaran. Pelacuran, meski lokalisasi yang ada di Surabaya
telah ditutup, terjadi secara terselubung karena tidak ada hukuman
bagi para pelacur ketika tertangkap kecuali hanya dirazia dan
dikasih nasehat tanpa dilanjutkan berupa hukuman setimpal seperti
yang Allah tetapkan. Bahkan, makin maraknya prostitusi terselubung,
dimunculkan kembali wacana oleh gubernur kafir jakarta untuk
membuat tower prostitusi dan para pelacur diberikan sertifikat.
Naudzubillah min Dzalik. Itu hukum Allah yang pertama yang
diabaikan di negeri ini, hukum Allah yang kedua adalah riba
sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 275,
....padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba....Ayat ini dengan jelas menegaskan bahwa riba bukanlah
termasuk transaksi jual beli yang dihalalkan. Riba adalah perbuatan
dosa, bahkan dosanya lebih besar dan berlipat-lipat dari pada dosa
zina. Oleh karenanya, janganlah kita menghina pezina, menghina
pelacur, menghina germo atau mucikari kalau kita sendiri masih
terlibat dengan riba, sebab Rasul bersabda,
Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang laki-laki, sementara
ia tahu, lebih berat (dosanya) daripada berzina dengan 36
pelacur(HR Ahmad dan Ath-Thabrani)1 dirham riba itu setara dengan
Rp 70.000. Maka, jika kita telah terlibat dengan riba meski
sebanyak Rp 70.000 maka kita berdosa seperti kalau kita berzina
dengan 36 pelacur. Naudzubillah min dalik. Padahal, dosa zina itu
sendiri adalah dosa besar. Dan padahal, orang yang terlibat dengan
riba biasanya tidak hanya sebatas Rp 70.000 melainkan jutaan hingga
milyaran. Alangkah besarnya dosa orang-orang yang terlibat dengan
riba, baik pemberi, penerima maupun pencatatnya sebab dosa bagi
mereka dilipat gandakan 36 kali dan dilipatgandakan berapa banyak
dia terlibat riba dibagi 1 dirham. Sangking besarnya dosa besar
ini, Allah menetapkan hukuman wajib diperangi
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. (Al Baqarah
279)Namun kenyataannya, riba di Indonesia sudah sedemikian
menjamurnya. Bank-bank berdiri mentereng menawarkan pinjaman yang
mengandung riba. Rentenir-rentenir berdiri di sepanjang jalan-jalan
besar menawarkan pinjaman yang mengandung riba. Bahkan riba menjadi
asas dari perekonomian dan pertumbuhan pembangunan negara ini
sehingga negara begitu mudah meminta dan mendapatkan pinjaman luar
negeri ribuan trilyun yang didalamnya mengandung riba. Naudzubillah
min Dzalik.Maasyiral mumininKetika hukum hukum Allah diabaikan,
ketika penduduk suatu negeri tidak beriman dan bertaqwa kepada
Allah, tidak hanya keberkahan tidak diturunkan oleh Allah, Allah
justru menyiksa penduduk suatu negeri tersebut. Bahkan atas abainya
kita menegakkan hukum zina dan riba, Allah mengkhususkan adzab
atasnya sebagaimana Rasul perna bersabda
Apabila zina dan riba telah tampak nyata dalam suatu kaum, maka
mereka benar-benar telah menghalalkan adzab Allah terhadap diri
mereka.Ketika adzab itu datang, maka akan menimpa seluruh penduduk
suatu negeri tersebut tanpa melihat di dalamnya ada kyai, ada
ustadz, ada mubaligh, ada orang-orang yang saleh. Dan sungguh adzab
itu telah ditampakkan di tengah kehidupan kita. Adzab atas
perzinahan yang merajalela, Allah adzab dengan semakin tingginya
angka orang yang terjangkiti HIV AIDS. Data menunjukkan 220ribu
lebih penduduk telah terjangkiti virus HIV AIDS, tersebar di
seluruh propinsi dan kota Indonesia. Selain itu, Allah pun
mendatangkan adzab berupa dicabutnya naluri ibu atas wanita hamil
karena zina. Betapa tidak, angka aborsi sampai tahun ini telah
mencapai total 2,1-2,4 juta. Adzab itu pun didatangkan pada
kehancuran bangunan keluarga, yakni tingginya angka perceraian
karena perselingkuhan dan biasanya berujung pada zina telah mencapi
300.000 lebih di tahun 2013 dan meningkat di tahun 2015.Sementara,
adzab atas riba yang dilegalkan di negeri ini, bahkan pemerintah
kita menjadi pelaku dari dosa riba, berupa hutang-hutang negara
yang makin lama makin bertumpuk tanpa ada indikasi kemampuan
membayar. Begitu besarnya hutang negara, bayi yang baru terlahir di
dunia sudah menanggung hutang sebesar 13 juta an. Terlilitnya
hutang yang demikian besar menjadikan Indonesia terperangkap dalam
cengkraman asing. Ketika negara berada dalam cengkraman asing, maka
muncullah kebijakan-kebijakan yang dzalim, menguntungkan asing dan
merugikan rakyat, dimana muaranya pelepasan tanggung jawab
pemerintah atas pengelolaan kekayaan alam dan infrastruktur kita,
dan oleh orang ekonom ini disebut neoliberalisme. Semua kekayaan
alam kita ramai-ramai diserahkan kepada asing pengelolaannya,
sehingga percuma kita punya banyak kekayaan alam kalau kemudian
diboyong habis keluar negara, sementara kita hanya dapat getahnya
saja. Dilepaskan harga BBM ke harga pasar internasional menyebabkan
harga BBM bisa mengalami kenaikan setiap bulannya adalah akibat
pemerintah tidak mau mengelola kekayaan alamnya sendiri. Dan
setelah kekayaan alam, infrastruktur kini ramai diserahkan kepada
asing pengelolaannya. Contoh yang terdekat adalah adanya upaya
penyerahan pengelolaan listrik pada asing sehingga kemudian tarif
listrik setiap bulannya merangkak naik setiap bulannya. Ketika
neoliberalisme dilakukan dan terus dikerjakan maka terjadilah apa
yang disebut neo imperialisme. Sebuah penjajahan gaya baru yang
tidak menggunakan persenjataan perang sebagaimana di zaman Belanda,
melainkan menggunakan persenjataan perekonomian. Kita hidup di
Indonesia, tapi kekayaan alam, infrastruktur bahkan tanah yang kita
pijak adalah milik asing. Maka jadilah kita bangsa yang kembali
terjajah akibat dosa riba yang diabaikan bahkan dilegalkan di
negara yang kita cintai ini.Maka, marilah kita bangkit dan kembali
mengambil peran sebagai khairu ummah seperti yang Allah
sampaikan..
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik (Al Imran 110)Kita adalah umat
yang terbaik, umat yang terdepan, terhormat, terhebat dari semua
umat yang lain, asalkan kita mengambil peran amar maruf nahi
munkar, memerangi zina dan riba hingga ke akar-akarnya. Memerangi
zina bisa dimulai dari diri kita sendiri harus mempelajari dan
mempraktekkan tata pergaulan islami, lalu kemudian mendidik
anak-anak dan istri kita untuk menutup aurat dengan jilbab dan
kerudung sembari menjaga interaksi dengan lelaki dan menjaga
akhlaq. Kita perangi gaya hidup pacaran dalam rangka mencari jodoh
kemudian digantikan cara yang dibenarkan oleh Allah, yang disebut
khitbah. Dalam upaya memerangi riba bisa dimulai dari diri kita
sendiri untuk tidak berhutang sedikit pun apalagi kalau hutang
tersebut mengandung riba. Lebih baik kita punya rumah sederhana,
motor bekas, barang-barang murah asalkan tidak tersangkut riba
ketimbang memiliki rumah mewah, mobil mentereng, tanah kavling
dimana-mana tapi didapat dengan riba. Kita pun mengingatkan
kawan-kawan kita untuk lepas dari riba meski untuk itu harus
menanggung kerugian materi, yakinlah Allah memberi ganti yang lebih
baik.Dari kesemuanya itu, amar maruf nahi munkar perlu ditingkatkan
menjadi dakwah secara berjamaah mengingatkan pemerintah kita untuk
meninggalkan seluruh hukum Syaithan untuk diganti dengan hukum
Allah sehingga tidak ada satu pun undang-undang melainkan
didasarkan pada AlQuran dan Assunah. Bila ini dilakukan, maka
perang melawan riba dan zina pun menjadi sempurna dan terciptalah
kehidupan Islami di tengah-tengah kehidupan kita, tercerminlah
penduduk suatu negeri yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada
Allah. Di saat itulah, Allah akan benar-benar menurunkan keberkahan
dari langit maupun dari bumi. Mari kita sambut keberkahan tersebut
dengan benar-benar mengambil peran dakwah apapun latar belakang dan
pekerjaan kita. Semoga Allah memudahkan kita untuk menyadari,
memahami dan menunaikannya.......