DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN PIODERMA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Piodermi adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
Streptokokus dan Staphyllococcus atau oleh kedua-duanya
2. Etiologi
2.1. Penyebab utama adalah stapylococus aureus dan streptococcus
B-hemolitikus
2.2. Dalam keadaan tertentu, dapat disebabkan oleh Staphylococus
epidermitis, yang merupakan penghuni normal kulit
2.3. Faktor predisposisi
2.3.1. Hygiene kurang
2.3.2. Daya tahan menurun, misalnya diabetes mellitus, penyakit
kronis, keganasan.
2.3.3. Telah ada penyakit lain, misalnya dermatitis dengan
infeksi sekunder.
TujuanAgar penderita piobermi mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. salak
Prosedur1. Pengobatan umum
1.1 Sistemik
1.1.1. Ampisilin 4 x 500 mg 1 jam sebelum makan
1.1.2. Amoksisilin 4 x 500 mg sesudah makan
1.1.3. Golongan penisilin resisten-penisilinase :
1.1.3.1 oksasilin, kloksasilin Dikloksasilin, flukoksasilin
dengan dosis 3 x 250 mg
1.2. Linkomisin dan klindamisin
1.2.1. Linkomisin dengan dosis 3 x 500 mg
1.2.2. Klindamisin dengan dosis 4 x 150 mg, dapat ditingkatkan
menjadi 4 x 300-450 mg pada infeksi berat
1.3. Topikal
1.2.1. Dapat diberikan preparat topical yang mengandung
basitrasin, neomisin, gentamisin, mupirosin dan asam fusidat. Jika
perlu dengan kompres terbuka dengan larutan permanganas kalikus 1 :
5000, rivanol, dan povidon yodium yang diencerkan 10 kali
2. Pemeriksaan penunjang
2.1. Pada kebanyakan kasus tidak diperlukan. Bila sukar sembuh
dapat dilakukan kultur dan test resistensi.
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN IMPETIGO
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
PengertianImpetigo adalah pioderma superfisialis, hanya terbatas
pada epidermis terdiri atas :
1. Impetigo krustosa
2. Impetigo bulosa
3. Impetigo neonatorum
TujuanAgar penderita impetigo mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
Prosedur1. Impetigo krustosa
1.1. Kriteria Diagnosis
1.1.1. Tanpa gejala sistemik
1.1.2. Lesi berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah
1.1.3. Meninggalkan crusta tebal kekuningan seperti madu
1.1.4. Tempat predileksinya disekitar mulut dan lubang hidung
hanya terdapat pada anak-anak
1.2. Impetigo bulosa
1.3. Pengobatan
1.3.1. Antibiotik topikal
1.3.2. Antibiotik sistemik jika banyak
2. Impetigo bulosa
2.1 Kriteria diagnosis
2.1.1. Tanpa gejala sistemik
2.1.2. tempat predileksi diketiak, dada, punggung
2.1.3. sering disertai miliaria
2.1.4. terdapat pada anak dan dewasa
2.1.5. kelainan kulit berupa eritema, bula & bula
hipopion
2.1.6. jika sudah pecah, tampak koleret dengan dasar
eritematosa
2.2. Diagnosis banding : bila bula sudah pecah dan tinggal
koleret dan krusta, sering tampak seperti dermatofitosis
2.3. Pengobatan
2.3.1. Antibiotik topikal
2.3.2. antibiotik sistemik bila diperlukan
2.3.3. cari factor predisposisi
3. Impetigo neonatorum : merupakan varian impetigo bulosa
yang
terdapat pada neonatus dengan lokasi lesi menyeluruh dan dapat
disertai dengan demam
3.1. Diagnosis banding : sifilis cingenital
Unit terkait1 Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN FOLIKULITIS
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
PengertianFolikulitis adalah radang folikel rambut yang biasanya
disebabkan oleh Staphylococcus aureus
Dibagi atas : - folikulitis superfisialis
- folikulitis profunda
TujuanAgar penderita Folikulitis mendapat pelayanan yang
optimal.
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis folikulitis superfisialis
1.1. tempat predileksi di tungkai bawah
1.2. berbentuk papul atau pustul, yang eritematosa
dan ditangahnya terdapat rambut
1.3. Umumnya multiple
2. Gejala klinis folikulitis profunda
2.1. sama dengan diatas
2.2. teraba infiltrat di subkutan. Contohnya sikosis
barbe yang berlokasi dibibir atas dan dagu bilateral
2.3. Pengobatan folikulitis
2.4. antibiotik topical
2.5. antibiotik sistemik jika perlu
2.6. cari factor predisposisi
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN FURUNKEL DAN
KARBUNKEL
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : Furunkel adalah radang folikel rambut
dan jaringan sekitarnya. Jika lebih dari satu, disebut furunkulosis
Karbunkel adalah kumpulan furunkel
2. Etiologi : biasanya Staphylococus aureus
TujuanAgar penderita Furunkel mendapat pelayanan yang
optimal.
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Anamnesis
1.1. keluhan nyeri
2. Gejala klinis
1.1. lesi kulit berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut
ditengahnya terdapat pustul
1.2. Jika melunak menjadi abses, berisi pus dan jaringan
nekrotik dan memecah membentuk fistel
1.3. Tempat predileksinya adalah daerah yang
banyak friksi, axi, axila dan bokong
1.3.1. Pengobatan
1.4. Jika sedikit, cukup antibiotik lokal
1.5. Jika banyak ditambahkan dengan antibiotik sistemis
1.6. Jika berulang, cari factor predisposisinya, misalnya
diabetes belitus.
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN EKTIMA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definiai : ektima adalah ulkus superfisial dengan
krusta
diatasnya yang disebabkan oleh infeksi streptococcus.
2. Etiologi : Streptococus B hemolitikus
TujuanAgar penderita Ektima mendapat pelayanan yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis :
1.1. krusta tebal berwarna kuning, jika diangkat ternyata lekat
dan terdapat ulkus dangkal
1.2. Umumnya pada tungkai bawah, yaitu pada tempat yang banyak
kena trauma
2. Diagnosis banding : impetigo krustosa
3. Pengobatan : jika sedikit krusta diangkat dan diolesi
antibiotik topical. Jika banyak ditambah antibiotik sistemik.
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN PIONIKIA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : Piokikia adalah radang sekitar kuku oleh
piokokus
2. Etiologi : Staphylococus aureus dan atau Streptococus B
hemolitikus
TujuanAgar penderita pionikia mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Anamnesis
Didahulukan
2. Gejala klinis
2.1. mula-mula infeksi pada lipat kuku tanpa tanda radang,
yang kemudian menjalar ke matrix dan lempeng kuku
2.2. dapat berupa abses sub ungula
a. Pengobatan
2.3. Kompres dengan larutan P.K. 1:5000 atau betadine yang
diencerkan 10 kali
2.4. Berikan antibiotik sistemik
2.5. Jika terjadi abses subungual, kuku diekstraksi
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN ERISIPELAS
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : erysipelas adalah infeksi akut yang
umumnya disebabkan oleh Streptococus, gejala utamanya eritema merah
cerah dan berbatas tegas serta diikuti oleh gejala konstitusi
2. Etiologi : Streptococus B hemolitikus
TujuanAgar penderita erisipelas mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis :
1.1. Demam malaise
1.2. Didahului oleh trauma
1.3. Predileksi ditungkai bawah
1.4. Kelainan kulit berupa eritema merah cerah, berbatas
tegas tepi meninggi, dengan tanda radang akut, dapat
disertai vesikel, bula dan edema.
2. Laboratorium : leukositosis
3. Diagnosis banding : selulitis
4. Pengobatan
4.1. Istirahat baring, tungkai bawah dan kaki yang terkena
ditinggikan.
4.2. Berikan antibiotik sistemik
4.3. topical diberikan kompres terbuka, dengan larutan PK 1 :
5000
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN SELULITIS
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1 Definisi : Infeksi akut jaringan, terjadi infiltrat
subkutan, disertai tanda radang akut
2. Etiologi : Streptococus B hemolitikus
TujuanSebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi
Selulitis
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis
Sama dengan erysipelas. Ditambah dengan infiltrat difus di
daerah subkutan disertai tanda radang akut
2. Pemeriksaan penunjang : lekositosis
3. Pengobatan : sama dengan erysipelas
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN PHLEGMON
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : Phlegmon adalah selulitis yang mengalami
supurasi
2. Etiologi : Streptococus B hemolitikus
3. Anamnesis
3.1. Demam, malaise
3.2. Didahului oleh trauma
3.3. Predileksi di tungkai bawah
TujuanAgar penderita pilegmon mendapat pelayanan yang
optimal.
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis
1.1. Kulit eritema merah cerah
1.2. Berbatas tegas
1.3. Tepi meninggi dengan tanda radang akut
1.4. Dapat disertai vesikel, bula dan edema
2. Pemeriksaan penunjang : lekositosis
3. Pengobatan : sama dengan selulitis
jika diperlukan, rujuk kebagian bedah untuk insisi
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN ULKUS PIOGENIK
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
PengertianDefinisi : ulkus piogenik adalah ulkus dengan gambaran
klinis tidak khas disertai dengan pus diatasnya, yang bukan
disebabkan oleh kuman gram negatif.
TujuanAgar penderita Ektima mendapat pelayanan yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Pemeriksaan penunjang : kultur untuk diagnosis
banding
2. Terapi : Jika ulkus kotor, kompres dengan larutan P.K. 1 :
5000, dan berikan antibiotik sistemik.
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN ABSES MULTIPEL KELENJAR
KERINGAT
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Abses multiple kelenjar keringat adalah infeksi
yang biasanya disebabkan oleh Staphylococus aureus pada kelenjar
keringat berupa abses multiple, yang tidak nyeri, berbentuk seperti
kubah.
2. Etiologi : Biasanya Staphylococous aureus
TujuanAgar penderita Multipel kelenjar keringat mendapat
pelayanan yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis : nodus erotematosus, multiple, tidak
nyeri, berbentuk kubah dan lama memecah. Lokasinya ditempat yang
banyak keringat.
2. Diagnosis banding : furunkulosis
3. Pengobatan : antibiotik sistemik dan topikal
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN HIDRA ADENITIS
SUPURATIVA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : hidra adenitis supurativa adalah infeksi
kelenjar apokrin
2. Etiologi : Stafilococus aureus
TujuanAgar penderita Hidra Adeenitis supurative mendapat
pelayanan yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Anamnesis
1.1. Riwayat trauma, misalnya mencukur rambut ketiak
2. Gejala klinis
2.1. Demam, malaise
2.2. Ruam berbentuk nodus dengan tanda radang akut, kemudian
melunak dan memecah membentuk abses.
a. Pemeriksaan penunjang : lekositosis
b. Diagnosis banding : skrofuloderma. Bedanya tidak disertai
gejala kontitusi dan tanda radang akut
c. Terapi
2.3. Kompres dengan larutan PK 1:5000
2.4. Berikan antibiotik sistemik
2.5. Jika terjadi abses, lakukan insisi
2.6. Bila kronik residif, lakukan eksisi kelenjar apokrin
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN STAPHYLOCOCCAL SCALDED
SKIN SYNDROME (SSSS)
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1 Definisi : SSSS adalah infeksi kulit oleh
stapylococus aureus tipe tertentu dengan ciri yang khas terjadinya
epidermilisis
2 Etiologi : Staphylococus aureus
3 Patogenesis : sumber infeksi terdapat pada infeksi mata,
hidung, tenggorokan dan telinga. Eksotoksin (epidermolin,
eksfoliatin) yang dihasilkan bersifat epidermolitik dan beredar
keseluruh tubuh sampai ke epidermis dan menyebabkan epidermilisis.
Pada kulit tidak dijumpai kuman penyebab.
TujuanAgar penderita stapylococus scalded skin syndrom (ssss)
mendapat pelayanan yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis :
1.1. Umumnya demam tinggi disertai infeksi saluran nafas
atas
1.2. Pertama timbul eritema mendadak pada muka leher,
ketiak,
dan lipat paha, kemudian menyeluruh dalam waktu 24 jam. Dalam
watktu 24-48 jam timbul bula-bula besar berdinding kendur. Tanda
Nikolsky positif. Dalam 2-3 hari terjadi pengeriputan spontan
disertai pengelupasan. Mukasa jarang terkena.
1.3. Penyembuhan terjadi dalam 10-14 hari tanpa disertai
sikatriks.
2. Komplikasi : selulitis, pneumonia dan septikemia
3. Diagnosis banding :
3.1. NET (nekrolisis epidermal toksik)
SSSS umumnya mengenai anak-anak dibawah 5 tahun dan Mukosa
jarang terkena
4. Pengobatan
4.1. tidak perlu diberikan kortikosteroid
4.2. Diberikan antibiotik sistemik, pilihan utama dalam
penisilin yang tahan penisilinase. Dapat juga klindamisin dan
sefalo sporin generasi I.
4.3. Topikal diberi sofratul atau krim antibiotik
4.4. Awasi keseimbangan cairan dan elektrolit
5. Prognosis
Kematian terjadi 1-10 % kasus, umumnya karena penyulit gangguan
keseimbangan cairan/elektrolit dan sepsis
Unit Terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS KONTAK
IRITAN
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/2
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : dermatitis adalah peradangan kulit
(epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh luar atau
dalam, menimbulkan ruam polimorfik, (eritema, edema, papul,
vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal. Kelainan ini cenderung
kronik dan residif. Kelainan ini disebut juga eksem
2. Epidemilogi : dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan, ras dan jenis kelamin.
3. Etiologi : kontak dengan bahan yang bersifat iritan,
contohnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali dan
serbuk kayu.
4. Faktor predisposisi
4.1. Faktor individu, ketebalan kulit yang mempengaruh
permeabilitas.
4.2. Usia, anak dibawah 8 tahun lebih mudah teriritasi
4.3. Ras, kulit hitam lebih tahan dibandingkan kulit putih
4.4. Jenis kelamin, insidens pada wanita lebih tinggi
4.5. ada tidaknya penyakit kulit lain sebelumnya
5. Patogenesis : kelainan timbul akibat kerusakan fisik
maupun
kimiawi. Bahan iritasi merusak lapisan tanduk, mendenaturasi
keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah
daya
ikat air kulit.
TujuanAgar penderita dermatitis kontak iritan mendapat pelayanan
yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis
1.1. Dermatitis kontak iritan akut : penyebabnya bahan iritan
kuat
umumnya karena kecelakaan. Kulit terasa panas, pedih, eritema,
vesikel atau bula. Luas kelainan umumnya seluas daerah yang
terkena, berbatas tegas
1.2. Dermatitis kontak iritan kronis : disebabkan oleh kontak
dengan iritan lemah yang berulang-ulang, misalnya detergen, sabun,
pelarut, tanah, air. Dapat timbul setelah berhari-hari, minggu atau
bulan. Kelainan berupa kulit kering, eriteme, skuama,
hiperkeratosis dan like
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS KONTAK
IRITAN
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/2
Prosedur3. Pengobatan
3.1 Eliminasi bahan yang dicurigai
3.2. Jika terjadi infeksi sekunder, berikan antibiotik
3.3. Antihistamin, jika akut dan berat digabung dengan kortiko
steroid
3.4. Terapi topical, jika akut dan basah (madidans), diberi
kompres terbuka, solutio PK 1:10000. jika terdapat di daerah wajah,
diberikan kompres NaCl 0,9 % fisiologis. Jika sudah lebih kering
dilanjutkan dengan krim, dapat kombinasi steroid dengan antibiotik,
atau steroid saja
3.5. Bila kelainan kering, diberikan topical steroid salep
3.6. Makin berat atau makin akut penyakitnya, makin rendah
persentase obat spesifik.
Unit terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS KONTAK
ALERGIK
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Epidemiologi : hanya mengenai orang yang sangat
peka
2. Etiologi : penyebabnya adalah allergen, yaitu bahan kimia
berberat molekul 500-1000 dalton (bahan kimia sederhana). Kelainan
timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi allergen, derajat
pajanan dan luasnya penetrasi dikulit.
3. Patogenesis : merupakan cell mediated immune respons, atau
realsi tipe IV. Reaksi dikulit timbulnya lambat, umumnya dalam
waktu 24 jam, setelah pajanan dengan allergen. Kelainan tidak
timbul pada pajanan pertama. Diperlukan fase sensitisasi yang
rata-rata berlangsung 2-3 minggu. Disusul dengan fase elisitasi,
yaitu saat terjadi pajanan ulang sampai timbulnya kelainan yang
berlangsung 24-48 jam.
TujuanAgar penderita demantitis kontal alergik mendapat
pelayanan yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis :
1.1. Gatal
1.2. Pada kelainan akut tampak eritema berbatas tegas,
diikuti
edema, populovesilet, vesikel atau bula. Jika vesikel atau bula
pecah, tampak erosi dan aksudasi. Pada kelainan kronis, tampak
kulit kering, berskuma, papul, likenifikasi, fisur, batasnya tidak
jelas.
2. Diagnosis : anamnesis, klinis dan lokalisasi yang khas
3. Diagnosis banding : dermatitis kontak iritan
4. Penunjang diagnosis : uji temple, yang dilaksanakan setelah
penyakitnya tenang, kira-kira setelah 3 minggu. Tempatnya uji
temple di punggung, atau bagian luar lengan atas.
5. Pengobatan
5.1. Jika basah (madidans) : kompres dengan larutan garam
faal
5.2. Jika berat dapat diberikan kortikosteroid sistemik
jangka
Pendek, misalnya prednison/ metilprednisolon 30 mg/hari
Jika telah mereda, cukup dengan kortokosteroid topical.
Unit Terkait1. Rekam Medis
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS ATOPIK
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/3
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan
kulit kronis, dan residif disertai gatal, yang berhubungan dengan
keadaan atopi
2. Etiologi : belum diketahui dengan pasti, gambaran klinis
timbul karena kerjasama berbagai faktor konstitusional, dan faktor
pencetus. Sekitar 70 % penderita terdapat stigmata atopi dalam
keluarganya (asma bronkiale, rinitis alergik, konyungtivitis
alergik, dermatitis atopik). Keadaan atopik diturunkan.
TujuanAgar penderita dermatitis atopik mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
Prosedur1. Gejala klinis
1.1. Bentuk infantile :
1.1.1. Pada usia 2 bulan 2 tahun
1.1.2. Awitan paling sering usia 2-6 bulan
1.1.3. lesi dimulai dipipi, dahi dan scalp, tetapi dapat
mengenai badan, leher, lengan dan tangkai
1.1.4. lesi berupa aritema dan papulovesikuler yang sangat
gatal. Karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, dan eksidasi atau
krusta. Tidak jarang disertai infeksi sekunder. Rasa gatal membuat
anak terganggu, sulit tidur, dan gelisah. Lesi biasanya kronik
residif.
1.2. Bentuk anak :
1.2.1. Pada usia 3 11 tahun
1.2.2. dapat merupakan kelanjutan bentuk infantile, atau timbul
sendiri
1.2.3. lesi kering, likenifikasi, batas tidak tegas, ekskoriasi
memanjang karena garukan dan krusta.
1.2.4. tempat predileksi dilipat siku, leher, pergelangan tangan
dan kaki, jarang mengenai muka. Bibir dan perioral dapat terkena,
kadang-kadang paha belakang dan bokong. Sering terdapat lipatan
Dennie Morgan, yaitu lipatan kulit dibawah lipatan kelopak mata
bawah.
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS ATOPIKA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/3
1.3. Bentuk Remaja dan dewasa
1.3.1. Pada usia 12-30 tahun
1.3.2. tempat predileksi dimuka (dahi, kelopak mata, perioral)
leher, dada bagian atas, lipat siku, lipat lutut, punggung tangan,
umumnya simetris.
1.3.3. gejala utama adalah pruritus.
2. Kelainan yang sering menyertai DA :xerosin kutis,
iktiosis,
hiperlinieris palmaris et plantaris, pomfoliks, pitiriasis alba
keratosis pilaris, lipatan Dennie Morgan, penipisan alis bag. Luar
(tanda Hertoghe), kheilitis, katarak subkapsularis anterior, lidah
geografik, liken spinularis dan keratokonus. Disamping itu
penderita atopik cenderung mudah mengalami kontak urtikari, reaksi
anafilaktik terhadap obat, gigitan atau sengatan serangga.
3. Diagnosis
3.1. Kriteria diagnosis menurut HANIFIN dan LOBITZ
3.1.1. Pruritus
3.1.2. Morfologi dan distribusi yang khas, likenifikasi
Fleksural pada dewasa, gambaran dermatitis di pipi dan ekstensor
pada bayi.
3.2. Ditambah 2 atau lebih tanda lain
3.2.1. adanya penyakit atopik
3.2.2. test kulit tipe cepat reaktif
3.2.3. dermografisme putih atau timbul kepucatan pada test
dengan zat kolinergik
3.2.4. katarak subkapsular anterior
3.3. atau ditambah 4 atau lebih gejala ini :
3.3.1. xerosis/ iktiosis/ hiperliniaris palmaris
3.3.2. Pitirisis alba
3.3.3. keratosis pilaris
3.3.4. kepucatan fasial/ warna gelap infra orbital
3.3.5. tanda Dennie morgan
3.3.6. peningkatan kadar IgE
3.3.7. keratokonus
3.3.8. kecenderungan mendapatkan dermatitis nonspesifik,
ditangan
3.3.9. kecenderungan infeksi kulit berulang.
4. Diagnosis banding
4.1. Pada bentuk infantile, menyerupai dermatitis seboroik
terutama bila lesi terdapat diwajah. Dermatitis seboroik
mempunyai tempat predileksi didaerah seboroik, yakni dikulit yang
berambut, muka terutama alis mata dan lipat nasolabial, ketiak,
dada diatas sternum, interskapular, genitalia eksterna, dan
perianal. Terdapat skuama kekuningan dan berminyak, tidak terdapat
stigmata atopi, eosinofilia, peningkatan igE test asetilkolin dan
dermografisme putih negatif.
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS APOTIKA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
3/3
4.2. Pada bentuk anak dan dewasa, menyerupai neurodermatitis,
sirkumskripta (lichen simpleks kronik).
5. Penatalaksanaan
5.1. Kulit penderita atopi umumnya kering, dan sangat peka
terhadap berbagai rangsang. Umumnya kronik dan cenderung kambuh.
Faktor pencetus misalnya infeksi kulit, iritasi berkeringat banyak,
atau kedinginan, stress, faktor endokrin (kehamilan, penyakit
tiroid, haid) sedapat mungkin dihindari atau dikurangi.
5.2. Kulit sehat boleh disabun dengan sabun khusus (yang lunak,
tidak mengandung bahan pewangi dan pewarna, berpelembab tinggi, pH
asam dan non alkali). Kulit diolesi dengan emolien
5.3. Pakaian jangan terbuat dari bahan nilon, atau wol. Yang
terbaik adalah yang dari katun, selain karena tidak merangsang juga
karena mudah menghisap keringat.
5.4. hindarkan perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak
sebaiknya mandi dengan air yang suhunya sama dengan suhu tubuh.
Terlalu panas atau terlalu dingin akan menambah rasa gatal.
5.5. usahakan tidak kontak dengan debu rumah dan bulu
binatang
5.6. makanan akan mempengaruhi terjadinya kekambuhan atau
menambah rasa gatal. Diantaranya coklat, kacang tanah, bahan
pewarna makanan buatan. Beberapa orang tidak tahan terhadap telur,
susu sapi dan terigu.
5.7. Kuku dipotong pendek supaya tidak melukai kulit dengan
garukan.
6. Pengobatan
Obat yang bersifat kuratif belum diketahui. Pengobatan
tergantung pada kelainan kulit, yang ditemukan. Yang penting adalah
mencegah menggaruk.
6.1 Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengurangi rasa gatal,
dengan antihistamin, (CTM, hydroxyzine, cetirizine, loratadin,
Fexofenadine) dengan dosis sesuai. Jika ada infeksi segera berikan
antibiotik. Kortiko steroid sistemik tidak dianjurkan.
6.2 Pengobatan topikal disesuaikan dengan kondisi kulit. Pada
bentuk yang eksudatif diberikan kompres P.K 1:10000. setelah kering
dapat diberikan kortikosteroid topical bentuk Krim. Jika kelainan
kering, tidak perlu dikompres, langsung diberi kortikosteroid
topical bentuk ointment, yang mempunyai penetrasi lebih baik. Untuk
bentuk infantile, dipilih kortikosteroid lemah sedang untu anak dan
dewasa, dari golongan sedang, atau kuat. Untuk meningkatkan
penetrasi, dapat dicampur asam salisilat 3-5 %. Obat lain adalah
urea 10 %, untuk membuat kulit lemas dan hidrofilik. Antibakterial
juga dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal.
Unit terkait1. Rekamj Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS SEBOROIK
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/2
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi : Dermatitis seboroik adalah kelainan
kulit yang didasari oleh faktor kontitusi dan bertempat predileksi
ditempat-tempat seboroik.
2. Etiologi : belum diketahui. Ada kaitanya dengan status
seboroik dan infeksi pityrosporum ovale.
3. Patogenesis : berhubungan dengan keaktifan dan kematangan
Glandula sebasea, tetapi tidak ada hubungan langsung secara
kuantitatif antara keaktifannya dengan derajat kemudahan seseorang
terkena dermatitis seboroik. Pada orang yang mempunyai predisposisi
timbulnya dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor
kelelahan, stress, emosional atau infeksi. Dermatitis seboroik
lebih sering mengenai pria, insidens tertinggi pada usia 18-40
tahun.
4. Gejala klinis : lesi kulit berupa eritema, dan skuama
berminyak, berwarna kekuningan dan berbatas tegas.
4.1. Pitiriasis sika (ketombe), adalah dermatitis seboroik
bentuk
ringan. Lesi berupa skuama halus dimulai sebagai bercak kecil,
lalu menyebar keseluruh kulit kepala dengan skuama halus dan
kasar.
4.2. Pitiriasis steatoides (oleosa) bentuk ketombe dengan skuama
berminyak, disertai eritema dan krusta tebal. Rambut pada tempat
yang terkena cenderung rontok.
4.3. Pada bentuk berat, bercak eritema berskuama dan berminyak
disertai eksudasi dan krusta tebal. Meluas kedahi, glabela, telinga
post auricular, dan leher. Pada dahi khas batasnya cembung.
4.4. Dapat juga mengenai liang telinga luar, lipatan nasolabial,
daerah sternal, areola mammae, interskapular, umbilicus, lipatan
dan daerah anogenital.
5. Diagnosis banding :
5.1. Psoriasis
5.2. Kandidosis, jika lesi pada daerah lipatan
5.3. Otomikosis, jika pada liang telinga
TujuanAgar penderita dermatitis seberoik mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN DERMATITIS SEBOROIK
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/2
Prosedur1. Pengobatan : obat yang sebaiknya dalam bentuk
krim
1.1. Campuran LCD 2-5 % atau krim pragmatar
1.2. Resorsin 1-3- %
1.3. Sulfur praecipitatum 4 % dapat dicampur dengan asam
salisilat 3 %
1.4. Kortikosteroid berkekuatan sedang hingga kuat untuk ketombe
dapat diobati dengan sampo ketokonazol 2 % 2-3 kali seminggu,
selama 15 menit.
2. Prognosis : Pada sebagian kasus yang mempunyai faktor
kontitusi agak sulit disembuhkan.
Unit terkait1 Rekamj Medik
2 Komite Medik
3 SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN HERPES ZOSTER
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/2
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi :
Herpez zster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Varicella zozter yang menyerang kulit mukosa merupakan aktivasi
dari infeksi primer.
2. Patogenesis :
Virus berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan
ganglion kranialis. Kelainan kulit yang timbul pada dermatom
(lokasi yang setingkat daerah persarafan ganglion).
3. Gejala klinis :
3.1. Masa tunas 7 12 hari
3.2. Daerah yang paling sering terkena adalah torakal
3.3. Lebih sering pada usia dewasa
3.4. Terdapat gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise)
dan lokal (nyeri otot, pegal, gatal). Setelah itu timbul bercak
eritema dikulit yang dalam waktu singkat berubah menjadi
vesikel-vesikel berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa,
dan edema. Vesikel berisi cairan jernih, kemudian berubah keruh,
dapat pula menjadi pustul dan krusta. Lesi bersifat unilateral, dan
dermatomal, sesuai tempat persarafan.
3.5. Hiperestesi daerah yang terkena
3.6. Nyeri pada daerah yang terkena. Nyeri ini dapat bertahan
walaupun lesi sudah hilang, menimbulkan neuralgia pasca herpetic.
Kecenderungan ini sering pada penderita yang berusia > 40
tahun.
3.7. Indikator masa aktif herpes zoster dilihat dari vesikel
baru yang timbul, berlangsung kira-kira 1 minggu, sedang masa
resolusinya 1-2 minggu.
3.8. Jika menyerang nervus trigeminus cabang 1 pada wajah,
menimbulkan kelainan herpes zoster oftalmikus. Jika juga mengenai
cabang kedua dan ketiga, disertai kelainan kulit.
3.9. Jika menyerang N.Fasialis, dan N.optikus, menimbulkan
kelainan Sindrom Ramsay-Hunt, yaitu terdapat kelumpuhan wajah
(Bells Palsy), kelainan kulit pada dermatome yang sesuai, tinitus,
vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea.
4. Komplikasi :
Neuragia pasca herpetic, terutama pada penderita berusia > 40
tahun.
Makin tua makin sering frekuensinya.
5. Diagnosis banding :
5.1. Herpes simpleks
5.2. Jika nyeri setinggi lokasi jantung sering salah diagnosis
dengan angina pektoris, jika nyeri sendi sering dikira rematik.
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN HERPES ZOSTER
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/2
TujuanAgar penderita herpes zoster mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
Prosedur1. Pengobatan
1.1. hari
dengan interval 4 jam (jam 6.00, jam 10.00, 14.00, 18.00 dan
22.00)
1.2. Analgetik - antipiretik
1.3. Antibiotik sistemik untuk mencegahinfeksi sekunder
1.4. Roboransia, bioneuron
1.5. Jika veikel masih utuh diberi talk salisil, jika erosive
dan
basah, diberikan kompres terbuka. Setelah kering diolesi
krim
antibiotik
1.6. Pada sindrom Ramsay Hunt, diberikan prednison 3 x 20 mg
Untuk mencegah kecacatan saraf, setelah satu minggu dosis
turunkan bertahap.
Unit Terkait1. Rekam Medis
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN VARISELA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/2
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi :
Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus varisela zoster
yang menyerang kulit dan mukosa. Klinis terdapat gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorfi, terutama berlokasi dibagian sentral
tubuh.
2. Epidemiologi :
2.1. Kosmopolit
2.2. Tranmisi secara aerogen
2.3. Masa penularan lebih dari 7 hari dihitung dari timbulnya
gejala kulit.
3. Etiologi :
Virus varisela zoster. Infeksi primer akan menimbulkan
varisela,
sedang reaktivasi virus ini menyebabkan herpes zoster.
4. Gejala klinis :
4.1. Masa inkubasi 14 21 hari
4.2. Dimulai dengan gejala prodromal, yakni demam tidak terlalu
tinggi, malese dan nyeri kepala. Disusul dengan erupsi kulit,
berupa papual eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi
vesikel.
4.3. Lesi polimorfi karena erupsi vesikel tidak bersamaan, lesi
lama berubah menjadi pustul dan krustal, lesi berikutnya
timbul.
4.4. Distribusi lesi terutama dibadan, menyebar sentrifugal, ke
wajah dan ekstermitas dapat pula menyerang mukosa mata, mulut dan
saluran napas bagian atas.
4.5. Jika infeksi sekunder ditemukan pembesaran kelenjar getah
bening
4.6. Gatal.
TujuanAgar penderita varisela mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN VARISELA
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/2
Prosedur1. Pengobatan :
1.1. Umumnya simtomatik, analgetik dan antipireti
1.2. Jika perlu antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
1.3. Dapat pula diberikan antivirus seperti pada herpes zoster,
paling efektif bila diberikan dalam 24 jam pertama.
1.4. Topikal diberikan talk salisis
1.5. VZIG (varizella zoster imunoglobulin). Dapat mencegah atau
meringankan varisela, diberikan IM, dalam 4 hari dalam 4 hari
setelah terpapar.
2. Vaksinasi :
Vaksinasi varisela berasal dari galur yang dilemahkan. Diberikan
pada anak-anak berusia 12 bulan atau lebih. Lama proteksi belum
diketahui pasti, harus diulang tiap 4-6 tahun. Dosis pemberian
sampai dengan usia 12 tahun 0,5 ml i.m. untuk usia lebih dari 12
tahun 0,5 ml i.m diulang dengan dosis yang sama setelah 4-8
minggu.
Unit terkait1. Rekamj Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN PEDIKULOSIS KAPITIS
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/2
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Epidemiologi :
1.1. menyerang anak-anak, cepat meluas dalam lingkungan hidup
yang padat.
1.2. Faktor penunjang : kondisi hygiene yang tidak baik
1.3. Cara penularan melalui perantara, sisir, bantal, kasur dan
topi
2. Patogenesis :
2.1. Kelainan kulit disebabkan garukan
2.2. Kutu mengeluarkan eksreta dan liur yang ikut masuk kekulit
pada waktu menghisap darah
3. Gejala klinis :
3.1. Gejala klinis dominan : gatal terutama didaerah oksiput dan
temporal
3.2. Karena garukan : erosi, ekskoriasi, pus dan krusta
3.3. Jika infeksi sekunder berat : rambut bergumpal karena
banyak pus, dan krusta (plikapelonika) dan pembesaran kelenjar
getah bening regional (oksiput dan retroaurikuler), serta berbau
busuk.
4. Penunjang diagnosis :
4.1. Temukan kutu atau telur
4.2. Telur berwarna abu-abu berkilat
5. Diagnosis banding
5.1. Tinea kapitis
5.2. Pioderma (impetigo krustosa)
5.3. Dermatitis seboroik
TujuanAgar penderita pedikulotis kapitis mendapat pelayanan yang
optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat terapi di RS. Salak
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN PEDIKULOSIS KAPITIS
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/2
Prosedur1. Pengobatan
Prinsip pengobatan adalah membunuh semua kutu dan membasmi
telur, serta mengobati infeksi sekunder.
1.1. Menggunakan gamabenzen heksaklorida (gameksan) 1%
Dioleskan pada rambut dan dibiarkan 12 jam, kemudian dicuci dan
disisir dengan serit. Jika masih ada telur, diulangi seminggu
lagi.
1.2. Pada keadaan infeksi sekunder yang berat, rambut dicukur.
Diberikan antibiotik sistemik dan topikal.
1.3. Perhatikan higienis
Unit terkait1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN SKABIES
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/2
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Definisi :
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcopies scabei var. hominis dan
produknya.
2. Faktor predisposisi :
2.1. Sosial ekonomi rendah
2.2. Higiene buruk
2.3. Hubungan seksual yang bersifat promiskuitas
3. Cara penularan :
3.1. Kontak langsung (kontak kulit), berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.
3.2. Kontak tak langsung, melalui pakaian, handuk, tempat tidur
Penularan oleh Sarcoptes scabei betina yang sudah dibuahi atau
larva.
4. Patogenesis
Kelainan kulit disebabkan oleh tungau dan garukan, gatal
disebabkan oleh eksreta dan sekreta tungau yang memerlukan waktu 1
bulan setelah sensitisasi.
5. Gejala klinis :
5.1. Pruritus nokturnal
5.1.1. Menyerang manusia secara berkelompok, contohnya seluruh
keluarga, satu pesantren, satu asrama.
5.1.2. Ditemukan terowongan (kunikulus), berbentuk garis lurus
atau berkelok kira-kira 1 cm dan diujungnya ditemukan papul, atau
vesikel. Jika predileksi adalah kulit yang stratumkorneumnya tipis,
sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
luar, lipat ketiak depan, areola mamae pada wanita, umbilicus,
bokong, genitalia eksterna pada pria, dan perut bagian bawah, pada
bayi dapat menyerang telapak tangan dan kaki.
5.1.3. Yang paling diagnostik adalah menemukan tungaunya.
6. Diagnosis banding :
6.1. Prurigo
6.2. Pedikulosis korporis
6.3. dermatitis
TujuanAgar penderita skabies mendapat pelayanan yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN SKABIES
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/2
Prosedur1. Pengobatan
Syarat obat pilihan untuk scabies :
1.1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
1.2. Tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
1.3. Tidak berbau dan kotor sehingga merusak dan mewarnai
pakaian
1.4. Mudah diperoleh dan harganya murah
Massal, seluruh anggota keluarga harus diobati termasuk orang
yang tidak menunjukkan gejala karena hiposensitif.
2. Jenis obat topikal
2.1. Sulphur praesipitatum 4-20 % dalam bentuk salap atau
krim.
Tidak efektif terhadapt telur, sehingga harus dipakai lebih dari
3 hari. Dapat digunakan pada bayi kurang dari 2 tahun.
2.3. Emulsi benzil benzoat 20-25 %. Efektif terhadap semua
stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari
2.4. Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1 % dalam krim atau
latio adalah obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium,
mudah pemakaiannya dan tidak iritatif. Tidak dianjurkan pada
anak-anak < 6 tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap
SSP. Penggunaan cukup sekali dan diulangi 1 minggu kemudian.
2.5. Krotamiton 10 % dalam krim atau latio, mempunyai efek anti
scabies dan anti gatal.
2.6. Permetrin 5 % (scabimite) dalam bentuk krim, kurang toksik.
Aplikasinya hanya 1 kali dan dibiarkan selama 10 jam. Dapat
diulangi setelah satu minggu. Tidak dianjurkan untuk bayi berumur
kurang dari 2 bulan.
Unit terkait1. Rekamj Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN STEVE JHONSON
SYNDROME
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/2
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1 Definisi :
SSJ adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di
orifisium, mata dan genitalia, dengan keadaan umum bervariasi
ringan sampai berat
2. Etiologi :
Belum diketahui dengan pasti salah satunya yang tersering adalah
karena alergi obat :
2.1. Penisilin dan bentuk semisintetiknya
2.2. Streptomisin, sulfonamida, tetrasiklin
2.3. Analgetik, antipiretik turunan salisilat pirazolon,
metamizol, metampiron, parasetamol.
2.4. Antikejang tegretol, diamati sering menimbulkan SSJ
3. Gejala klinis :
3.1. Akut, terdapat prodromal
3.2. Keadaan umum lebih baik, dibandingkan NET
3.3. Vesikel/ bula < 10%
3.4. Tidak ada epidermolisis, Nikolsky sign (-)
3.5. Keadaan bibir dan selaput (orofaring dan genitalia) : mulut
erosi, ekskoriasi, perdarahan, krusta hitam.
3.6. Dapat disertai kelainan mata
3.7. Dapat disertai kelainan mata
3.8. Kelainan alat dalam : perdarahan saluran cerna,
bronchopneumoni, glomerulonefritis, nekrosis tubular, karena
gangguan keseimbangan cairan.
TujuanAgar penderita steve jonson syndrom mendapat pelayanan
yang optimal
KebijakanPelayanan Medik di RS. Salak berpedoman pada :
STD, Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.
STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Salak.
STD, obat di RS. Salak
Prosedur1. Penatalaksanaan :
1.1. Harus rawat inap, dirawat diruang isolasi steril, untuk
menghindari infeksi nosokomial
1.2. Terapi cairan cepat dan akurat, Dekstrose 5 % NaCl 0,9
%.
1.3. Jika perlu ditambah aminofel/ Tutofusin untuk menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit.
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN SKABIES
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
2/2
1.4. Laboratorium : DUFL, gula darah, ureum, kreatinin, foto
toraks, elektrolit.
1.5. Pemberian kortikosteroid segera bersama terapi cairan,
Deksametason 4-6 x 5 mg sehari, sesuai kondisi pasien. Jika ada
perbaikan dosis diturunkan secara tapering off
1.6. Antibiotik dengan efek bakterisidal spektrum luas yang
jarang menimbulkan reaksi obat. Jika fungsi ginjal baik dapat
diberikan injeksi gentamisin 2 x 80 mg sehari
1.7. Pada penggunaan kortikosteroid dosis tinggi lebih dari 1
minggu, diberikan synachten depot 1 mg im setiap minggu, untuk
mencegah supresi adrenal
1.8. Kadar elektrolit diperiksa 1 kali seminggu. Jika terjadi
penurunan kalsium diberikan KCl 3 x 500 mg sehari
1.9. Diberikan injeksi simetidin 3 x 1 ampul dan antasid untuk
mencegah tukak lambung karena kortikosteroid
1.10. Topikal : krim silver sulfadiazine, untuk mulut digunakan
kenalog in orabase
1.11. Jika tidak tampak ada perbaikan, dapat diberikan tranfusi
darah 300 500 cc whole blood 2 hari berturut-turut.
1.12. Jika ada purpura luas diberikan hemostatik, adonan Ac 17 2
x 10 cc intravena
Unit terkait1. Rekamj Medik
2. Komite Medik
3. SMF Non Bedah
DENKESYAH
RS SALAK (RSS)
BOGOR
Jl. Jend. Sudirman No. 8 Telp. 344609
Fak. ( 0251 ) 345444
E-Mail : rs.Salak @plaza.comPENANGANAN ADMINISTRASI KOMITE
MEDIK/ SMF
No. Dokumen
02/01/ No. Revisi
01Halaman
1/1
Prosedur TetapTanggal Terbit
19-09-2001
Ditetapkan
KEPALA RUMAH SAKIT SALAK BOGOR
Dr. DANIEL TJEN Sp. S
MAYOR CKM NRP. 31886
Pengertian1. Tenaga administrasi Komite Medik tenaga purna waktu
yang
ditempatkan di Komite Medik / SMF
2. Tenaga administrasi yang dipekerjakan di Komite Medik/
SMF
adalah yang sepenuhnya membantu tugas-tugas administrasi
untuk
kelancaran operasional Komite Medik/ SMF
3. Tenaga administrasi Komite Medik/ SMF berfungsi sebagai
tenaga
penghubung antara Komite Medik/ SMF dengan unit-unit
fungsional
4. Tenaga administrasi Komite Medik / SMF berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada ketua Komite Medik/ SMF.
TujuanMembantu kelancaran tugas Komite Medik/ SMF RS. Salak
KebijakanKepala Rumah sakit bertanggung jawab terhadap
penyediaan tenaga administrasi untuk kelancaran tugas Komite Medik/
SMF.
Prosedur
Unit Terkait1. Ka Rumkit RS. Salak
2. Komite Medik
DAFTAR ISI PROTAP YANMED BIDANG KULIT KELAMIN
30. PENANGANAN PIODERMI
31. PENANGANAN IMPETIGO
32. PENANGANAN FOLIKULITIS
33. PENANGANAN FURUNKEL DAN KARBUNKEL
34. PENANGANAN EKTIMA
35. PENANGANAN PIONIKIA
36. PENANGANAN ERISIPELAS
37. PENANGANAN SELULITIS
38. PENANGANAN PHLEGMON
39. PENANGANAN ULKUS PIOGENIK
40. PENANGANAN ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT
41. PENANGANAN HIDRA ADENITIS SUPURATIVA
42. PENANGANAN STAPHILOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME (SSSS)
43. PENANGANAN DERMATITIS KONTAK IRITAN
44. PENANGANAN ,, ALERGIK
45. PENANGANAN DERMATITIS ATOPIK
46. PENANGANAN DERMATITIS SEBOROIK
47. PENANGANAN HERPES ZOSTER
48. PENANGANAN VARISELA
49. PENANGANAN PEDIKULOSIS KAPITIS
50. PENANGANAN SCABIES
51. PENANGANAN STEVEN JHONSON SYNDROME
DAFTAR ISI PROTAP YANMED BIDANG ANAK
1. DEMAM DENGUE & DEMAM BERDARAH DENGUE
2. DIARE AKUT
3. TIFUS ABDOMINALIS
4. KEJANG DEMAM
5. BRONKOPNEMONIA
6. TUBERKULOSIS PARU
7. INFEKSI SALURAN KEMIH
8. ENSEFALITIS
DAFTAR ISI PROTAB YANMED BIDANG GIGI MULUT
69. PERSISTENSI GIGI
70. PERIODONTITIS karena GANGREN PULPA
71. GIGI IMPAKSI MOLAR 3
72. PERIKORONITIS
73. ABSES SUB GINGGIVAL
74. ABSES SUB MUKOSA
75. GINGGIVITIS
76. PERIODONTITIS
77. PULPITIS AKUT
DAFTAR ISI PROTAP YANMED BIDANG MATA
61. HORDEOLUM
62. KHALAZION
63. CONJUNCTIVITIS GO
64. PTERIGIUM
65. CONJUNCTIVITIS
66. SELULITIS ORBITA AKUT
67. GLAUKOMA AKUT
DAFTAR ISI PROTAP YANMED BIDANG SARAF
20. SEFALGIA
21. NEUROPATI
22. STROKE
23. CEDERA KRANIO SEREBRAL
24. EPILEPSI
25. VERTIGO
26. HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
27. KESADARAN MENURUN