Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
1
C1 Ilmu Pengetahuan serta Siklus
Ilmiah/Empirik
Lecture Notes : Metodologi Penelitian
Theme : Ilmu Pengetahuan serta Siklus Ilmiah/Empirik
Oleh : Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, SpFK (K) (Farmakologi FKUI)
a. Definisi Pengetahuan, Ilmu pengetahuan, dan Body of Knowledge
Merupakan arti yang berbeda dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi
diketahui oleh manusia mengenali suatu benda/kejadian/fenomena yang sebelumnya belum
diketahui. Contoh dari pengetahuan antara lain :
- Cara membuat tempe
- Cara mengetahui penyakit
Sementara ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan mengenai suatu hal
yang diperoleh dengan ilmiah dan membentuk sebuah body of knowledge (kumpulan lengkap
mengenai konsep, istilah, dan aktivitas yang dalam suatu bidang limu pengetahuan
sebagaimana yang ditetapkan oleh perkumpulan profesi yang bersangkutan). Contohnya ilmu
kedokteran, ilmu antropologi, dan ilmu alam. Ilmu pengetahuan timbul karena :
- Intellectual curiosity
- Rasa tidak puas terhadap pengetahuan yang dimiliki sekarang
Menurut Voltaire :
“Without the spirit of constructive discontent we should still be eating acorns and sleeping under
the stars.”
b. Metode Ilmiah
Berikut syarat-syarat metode ilmiah :
Identifikasi masalah
Hipotesis (hanya untuk penelitian analitik)
Kerangka konsep
Definisi operasional
Metodologi
Koleksi data
Analisis data dan interpretasi
c. Syarat-Syarat Mendapatkan Pengetahuan Ilmiah
Objektif
Metodis
Sistematis
- Utuh, menyeluruh, terpadu, dan runtut
- Mampu menjelaskan sebab-akibat dari subjeknya
Universal
- Menghasilkan kebenaran yang dapat diterima di mana saja
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
2
C1 Ilmu Pengetahuan serta Siklus
Ilmiah/Empirik
d. Definisi Penelitian
Penelitian merupakan upaya membuktikan hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai
masalah tertentu dengan motede ilmiah. Definisi lain dari penelitan merupakan metode untuk
menemukan kebenaran dengan menggunakan critical thinking. Yang tidak termasuk
penelitian antara lain :
1. Hanya mengumpulkan informasi. Misalnya mengumpulkan informasi mengenai caries
dentis pada anak SD dengan pergi ke perpustakaan atau menggunakan internet
2. Hanya memindahkan data/fakta dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya mengumpulkan
data mengenai anemi pada wanita hamil di pedesaan, tanpa interpretasi data
3. Hanya melakukan data searching atau data matching. Misalnya mengumpulkan informasi
angka kematian balita
Ciri dari segala yang bersifat non-penelitian ini adalah tidak ada unsur critical thinking. Perlu
ada hubungan antara ilmu pengetahuan dan riset :
1. Ilmu pengetahuan tidak bisa berkembang tanpa riset karena ilmu pengetahuan
merupakan akumulasi hasil riset sehingga kemudian membentuk body of knowledge
2. Sebaliknya riset tidak bisa berkembang bila tidak dalam suatu kerangka ilmu pengetahuan
karena riset selalu bertumpu pada pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dan
menemukan hal baru yang juga ada dalam bidang ilmu yang sama
Contoh :
PCR tidak pernah akan ditemukan tanpa pengetahuan mengenai struktur DNA
Pengembangan vaksin tidak pernah bisa terjadi tanpa pengethauan mengenai imunologi
dan etiologi infeksi
Transfusi darah tidak bisa dikembangkan tanpa pengetahuan mengenai golongan darah
e. Pola Pengembangan Ilmu Pengetahuan
1. Berawal dari pengamatan bahwa ada kesenjangan antara teori dan fenomena alam yang
dilihat
2. Lalu ini dikembangkan menjadi masalah penelitian
3. Dirumuskan pertanyaan penelitian
4. Dirumuskan hipotesis
5. Disusun rancangan penelitain
6. Diperoleh kesimpulan
7. Data diolah lalu digeneralisasi ke pernyataan umum (induksi, inferensi)
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
3
C1 Ilmu Pengetahuan serta Siklus
Ilmiah/Empirik
Alurnya :
Teori ----------- Pertanyaan ------------- Fakta
Perumusan Masalah
Kerangka Teori dan Konsep
Hipotesis
Metode Penelitian
Generalisasi----- Hasil Kesimpulan
f. Karateristik Umum Berbagai Disiplin Ilmu :
1. Ilmu Alam
2. Ilmu Sosial
Bersifat normatif
Tujuan untuk mempelajari hal segi budaya yang dianggap unik
Contoh : agama, hukum, sastra
g. Pilihan Cara Menyelesaikan Masalah Penelitian
1. Trial and Error
2. Spekulasi
3. Tradisi
4. Penelitian Ilmiah
h. Siklus Riset Medis
1. Mengenali masalah klinik
Seorang ilmuwan dalam RIK harus punya mata yang tajam untuk melihat adanya
masalah kesehatan di sekelilingnya. Masalah adalah ketidaksesuaian antara apa yang ada
(fakta) dana pa yang seharusnya (teori). Yang sering tejadi kita tidak mampu mengenali
adanya masalah.
2. Meneliti Literatur
Dalam riset perlu sekali mengetahu sampai di mana/marjin ilmu pengetahuan saat
itu mengenai fenomena yang akan diteliti. Tanpa ini mungkin meneliti sesuatu yang sudah
diketahui orang sehingga pekerjaan sia-sia dan tidak akan diterima untuk publikasi. Atau
kita menghamburkan waktu dan biayan untuk mencari metode yang sudah diketahui
orang.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
4
C1 Ilmu Pengetahuan serta Siklus
Ilmiah/Empirik
3. Bertanya
Kita di Indonesia tidak dilatih dari kecil untuk bertanya dan berdebat. Sukses dalam
penelitian tergantu dari apakah kita mampu merumuskan pertanyaan penelitian yang
tepat (research question).
4. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara untuk penelitian yang akan dikerjakan. Hanya
penelitian analitik yang memiliki hipotesis. Bisa mengatakan ada atau tidak ada perbedaan.
Contoh : tidak ada perbedaan kecerdasan anak yang lahir di desa dan kota bila mereka
diberikan pendidikan yang sama.
5. Menggalang Kerjasama Penelitian
Kerja sama akan saling menyuburkan semua pihak yang terlibat dalam peneliatan.
Menurut Claude Bernard “Art is I, Science is we.”
6. Mencari Dana
Dana merupakan penghalang utama berkembangnya penelitain di negara berkembang.
Tetapi kini kondisi membaik di Indonesia. Ide-ide penelitian original mempunyai peluang
besar untuk mendapat dana. Kriteria yang dinilai : Feasible (dapat dilakukan), Interesting,
Novel (muncul di latar belakang bagian question yaitu apa yang baru dalam penelitian ini),
Ethical, Relevant (sesuai dengan ilmu yang telah diajarkan selama berkuliah) kelima ini
disingkat FINER
7. Lakukan Penelitian
Standar etik penelitian pada manusia dan hewan. Kejujuran adlaah unsur yang sangat
penting.
8. Koleksi dan Analisis Data
Bagaimana sikap kita terhadap fenomena yang ditemukan secara tidak sengaja.
Penggunaan uji statistic yang terlalu banyak.
9. Interpretasi Data
Semua data harus diikutsertakan dalam interpretasi, bukan dipilih agar memberi hasil akhir
yang sesuai dengan hipotesis.
10. Menarik Kesimpulan Yang Sahih
Peneliti sering tanpa sadar menarik kesimpulan yang tidak menjadi tujuan penelitian. Ini
akibat dari data fishing. Semua temuan yang tidak berdasarkan data factual seharusnya
dicatat untuk dijadikan bahan untuk penelitian yad, tapi tidak menjadi kesimpulan
penelitian sekarang.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
5
C1 Ilmu Pengetahuan serta Siklus
Ilmiah/Empirik
11. Menjawab Pertanyaan Penelitian
Pada waktu kesimpulan akhir dibuat harus diperhatikan benar apakah itu menjawab tujuan
penelitian.
12. Menyajikan hasil penelitian dalam pertemuan ilmiah
Menyajikan hasil penelitian dalam suatu forum ilmiah penting sekali karena akan
mendapatkan dan kritik
13. Publikasi
Bila hasil oenelitian berharga untuk dipublikasikan masukkan di jurnal ilmiah yang
berbobot dan punya peer reviewers. Mempublikasikan hasil penelitian yang baik adalah
suatu kewajiban moral bagi peneliti.
14. Menerapkan Pengetahuan Terbaru
Ilmu pengetahuan baru yang diperoleh harus diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah
penelitian yang menjadi titik awal penelitian dalam siklus riset medis. Manfaatnya dapat
digunakan untuk memperbaiki pengetahuan mengenai etiologi, patologi, pengobatan,
pencegahan penyakit tertentu.
Menyusun protokol penelitian :
1. Pendahuluan :
Uraiain permasalahan
Uraiain apa yang ditawarkan penelitian ini untuk menyelesaikan masalah tersebut
Apa informasi terkini yang sudah diketahui orang mengenai masalah tersebut
Apa noveliti dari penelitian ini
Uraian tujuan penelitian
Hipotesis (khusus untuk penelitian analitik)
2. Cara kerja
3. Identifikasi variabel
4. Rencana analisis data
5. Definisi operasional
6. Masalah etika
7. Daftar pustaka
8. Lampiran
Jadi pengetahuan ilmiah bersifat objektif, punya metode ilmiah, sistematis, dan bersifat
universal. Pengetahuan ilmiah dan riset berhubungan erat dan saling berkaitan.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
6
C1 Ilmu Pengetahuan serta Siklus
Ilmiah/Empirik
i. Etika Penelitian
Plagiarisme is copying or stealing someone else’s words or idea and claiming or presenting
them as they were your own. Plagiarisme diri (self plagiarism) merupakan tindakan seorang
yang menggunakan berulang-ulang ide atau pikiran yang telah dituangkan dalam bentuk
tertulis/atau tulisannya sendiri, baik sebagian maupun keseluruhannya, tanpa menyebutkan
sumber pertama kalinya yang telah dipublikasikan, sehingga seolah-olah merupakan ide,
pikiran dan/atau tulisan yang baru dan menguntungkan diri sendiri.
Alasan plagiarism tidak dapat ditoleransi :
1. Plagiaris mencuru hasil karya orang lain dan menjadikannya seolah-olah hasil karyanya
sendiri
2. Dalam pendidikan, plagiaris tidak mendapatkan kemahiran yang ingin dikembangkan
dalam strategi pendidikan
3. Plagiarism menyebabkan persaingan tidak adil yang merugikan siswa yang jujur
4. Dosen harus menghabiskan waktu dan tenaga ekstra untuk melacak adanya plagiarism
Berikut jenis-jenis plagiarism :
1. Plagiarisme Ide
Dalam dunia kedokteran, plagiarism ide bisa dianggap benar tetapi juga sebaliknya. Yang
dibenarkan adlaah mengulang ide penelitian yang masih kontroversial atau yang datanya
bervariasi antar etnis atau antar letak geografis. Misalnya :
Pola resistensi kuman terheadap antibiotic
Studi farmakogenomik
Yang tidak dibenarkan adalah mengulang ide penelitian yang sudah mapan
2. Plagiarisme Isi
3. Plagiarisme Kata, Kalimat, dan Paragraf
Plagiarisme jenis ini dapat mengutip rangkaian kata, kalimat, atau paragraf
4. Plagiarisme Total
Berikut lingkup plagiarisme :
1. Menyalin, mengutip. Paraphrase, menyimpulkan hasil karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya
2. Membeli suatu makalah yang belum dipublikasi
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
7
C2 Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lecture Notes : Metodologi Penelitian
Themes : Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Oleh : Dr. dr. Saptawati Bardosono, MS
A. Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif
Ada beda. Dan biasanya dilakukan untuk membuat hipotesis penelitian.
2. Hipotesis Nol (Null-Hypothesis)
Selalu dimulai dengan tidak ada beda. Untuk membuktikan hipotesis penelitian.
3. Hipotesis Statistik
Dalam penelitian, hipotesis akan dituliskan sebelum tujuan, karena tujuan dari suatu penelitian
adalah menguji hipotesis. Hipotesis yang ditulis sebelum tujuan disebut hipotesis penelitian yang
biasanya adalah hipotesis kerja atau alternatif. Dan hipotesis ini memiliki beda dan berkolerasi.
B. Menguji Hipotesis
Suatu hipotesis harus diuji atau dites berdasarkan data empiris. Berdasarkan data penelitian yang
terkumpul, hipotesis harus kita uji kebenarannya
Hipotesis harus dibuktikan dengan uji statistic. Berikut contoh hipotesis :
Prevalensi asma pada anak balita lebih banyak pada mereka dengan orangtua perokok dibanding
prevalensinya pada mereka dengan orangtua non-perokok.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum lebih kepada manfaat penelitian dan tidak bisa diuji statistic
Menurunkan kejadian asma pada bayi dan anak balita terkait dengan polusi asap rokok
2. Tujuan Khusus harus melihat apa yang diukur pada kerangka konsep
Misal : mau melihat berapa prevalensi asma pada anak
a) Diketahuinya karakteristik subjek penelitian, yang meliputi usia, dan jenis kelamin (sosial
demografi)
b) Diketahuinya proporsi orangtua subjek yang merokok
c) Diketahuinya prevalensi asma berdasarkan sebaran karakteristik subjek dan adanya
paparan asap rokok
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
8
C2 Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
D. Manfaat Penelitian
- Bagi subjek YANG HARUS DIPIKIRKAN TERLEBIH DAHULU
- Bagi ilmu pengetahuan
- Bagi peneliti
Penelitian tidak akan melanggar etika penelitian bila memiliki manfaat sebanyak-banyaknya
bagi subjek, ilmu pengetahuan, dan peneliti.
E. Latar Belakang
Latar belakang penelitian berada di BAB 1 :
- Komponen SPQR
Situation : harus ada angka kenapa mau diangkat masalah tersebut
Problem : faktor-faktor apa saja yang akan berkaitan menjadi penyebab-akibat
Question : apa yang sudah diteliti hasilnya tidak memuaskan dan apa yang
harus masih diteliti (sesuatu yang masih ditentangkan)
Respon : apa yang ingin dilakukan pada penelitian ini
- Runut dalam penulisan
F. Kriteria Masalah Penelitian
Berikut kriteria masalah penelitian :
1. Memiliki nilai penelitian
2. Memiliki fisibilitas
Berikut kriteria yang dinilai :
Feasible (dapat dilakukan), Interesting, Novel (muncul di latar belakang bagian question yaitu
apa yang baru dalam penelitian ini), Ethical, Relevant (sesuai dengan ilmu yang telah diajarkan
selama berkuliah) kelima ini disingkat FINER
Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dan pertanyaan ini akan dijawab dengan
hipotesis. Maka dari itu pertanyaannya tidak boleh jauh-jauh dari hipotesis. Dan hipotesis
tidak jauh-jauh dari judul. Contoh :
- Berapa prevalensi asma pada anak balita di Puskesmas X?
- Berapa proporsi orangtua yang merokok?
- Apakah ada hubungan antara anak balita yang menderita asma dengan orangtua yang
merokok?
Pertanyaan penelitian berjumlah sama dengan tujuan khusus. Tetapi hipotesis hanya ada
untuk pertanyaan penelitian yang bisa dibuat hipotesisnya.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
9
C2 Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
G. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)
3. Variabel Antara / Moderator
Jika asma harus ada faktor apalagi sebelum ada penyebab merupakan variabel
moderator. Harus sebelum outcome. Misal : asupan tinggi protein itu akan meningkatkan
hemoglobin darah, kemudian hemoglobin darah akan meningkatkan performa di sekolah
tapi tidak akan mengambil kadar hemoglobin tetapi hanya mengambil asupan protein
dan performa belajar.
4. Variabel Kontrol
Misalnya jenis kelamin dan usia. Misal : anemia lebih banyak terjadi pada remaja putri
daripada putra. Karena remaja putri mengalami haid sehingga banyak darah yang keluar.
Jadi jenis kelamin merupakan variabel yang harus dikontrol.
5. Variabel Perancu
Variabel yang memiliki hubungan dengan variabel bebas dan juga berhubungan dengan
variabel terikat. Misal : Minum kopi akan meningkatkan tekanan darah tapi ternyata ada
faktor lain yaitu rokok. Rokok akan memengaruhi banyaknya minum kopi dan akan
memengaruhi tekanan darah.
Agar tidak mengganggu penelitian :
a) Retriksi menyingkirkan variabel perancu dari setiap subjek penelitian
b) Matching proses menyamakan variabel perancu di antara dua kelompok
c) Randominasi merupakan cara efektif untuk menyingkirkan pengaruh variabel
perancu yaitu melakukan pengacakan di mana kelompok besar (populasi) dibagi
secara acak dan diharapkan menjadi matching.
Adanya variabel moderator, kontrol, dan perancu tergantung teori yang dibaca.
Definisi Operasional, di mana setiap variabel harus dibuat definisi operasional. Definisi
operasional harus memiliki :
Definisi variabel tersebut
Misal : anak asma
Definisi : anak usia di bawah 5 tahun yang didiagnosis dokter menderita asma
Bagaimana cara ukurnya : dari catatan-catatan status puskesmas
Alat ukurnya : buku catatan tersebut
Hasil ukurnya : anaknya asma atau tidak asma
Misal : penyakit darah tinggi
Definisi : memiliki tekanan darah sekian
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
10
C2 Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Cara ukur : mengukur tekanan darah
Alat ukur : sfigmomanometer
Hasil ukurnya : darah tinggi atau normal
H. Alur Penelitian
1. Mengajukan izin etik tapi proposal sudah dibuat terlebih dahulu
2. Mencari populasi subjek
3. Mengambil screening untuk menyeleksi subjek
4. Diambil data
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
11
C3 MaKoMin
Lecture Notes : Metodologi Penelitian
Theme : Makomin (Maksimisasi Kontrol Minimisasi)
Oleh : Wahyu Kurnia (Gizi FKM UI)
A. Pendahuluan
Istilah makomin tidak dikenal oleh setiap fakultas tapi ini merupakan panduan untuk
merancang penelitian agar penelitian itu sahih atau absah. Tujuan penelitian secara umum :
1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menjelaskan penyebab penyakit
3. Memperkirakan jumlah kejadian penyakit dan distribusi status kesehatan dalam populasi
4. Mengendalikan penyebaran penyakit
Siklus Penelitian (The Wheel of Science , Babbie 2014) :
Untuk menentukan kebenaran hipotesis perlu dilakukan observasi. Kemudian siklus yang lebih
detil yaitu An Idealized Conceptualization of the Scientific Method (Kleinbaum dkk, 1982).
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
12
C3 MaKoMin
Kemudian, berikut siklus empirik modifikasi Walter L. Wallace, 1971 :
Maksimisasi dilakukan untuk menentukan faktor risiko, kontrol dilakukan saat membuat
kerangka konsep, dan minimisasi dilakukan saat mendesign bagaimana data itu akan diambil.
B. Maksimisasi dari Variabel Penelitian
Jenis-jenis penelitian antara lain :
1. Eksploratif
2. Deskriptif
Penelitian yang menggambarkan misalnya : berapa persen kejadian penyakit jantung
koroner?
3. Eksplanatif
Penelitian yang bersifat menjelaskan (apa kaitannya) misalnya : apa kaitan kondisi
makanan tinggi kolesterol dengan penyakit jantung koroner?
Dengan menerapkan makomin ini diharapkan penelitian di atas akan menjadi VOREE :
1. Validitas
Valid atau sahih
2. Objektivitas
Berdasarkan data
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
13
C3 MaKoMin
3. Reliabilitas
Diuji dengan alat apapun hasilnya akan sama
4. Efektivitas
Berkaitan dengan sumber daya, yaitu penelitian ingin efektif.
5. Efisiensi
Berkaitan dengan sumber daya sehingga penelitian diharapkan efektif.
Lokalisasi makomin :
1. Maksimisasi diterapkan saat ingin memilih faktor risiko yang akan digunakan dalam
penelitian
2. Kontrol variabel diterapkan saat membangun kerangka konsep
3. Minimisasi dilakukan saat mendesign bagaimana data itu akan diambil
Berikut penjelasan mengenai maksimisasi varians eksperimental :
Maksimisasi artinya kita memastikan bahwa faktor risiko (variabel independen atau variabel
bebas) itu di lokasi penelitian yang dilakukan memiliki nilai yang bervariasi. Contoh :
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan gizi di suatu kelurahan. Secara
teori pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan gizi. Kemudian saat dilakukan penelitian
ternyata di kelurah itu berisikan 85% ibu lulusan SMP dan sisanya 15% SMA dan D3. Maka
penelitian ini tidak mengikuti kaidah maksimisasi karena variabel independennya tidak memiliki
varians dapat dilihat bahwa hampir semua tingkat pendidikan ibu di kelurah itu homogen
karena 85%-nya SMP maka variasinya rendah. Sehingga hipotesisnya tidak bermakna. Jadi
intinya harus meneropong tempat penelitian sebelum dilakukan penelitian tersebut. Walaupun
sesuai teori, bila tidak ada varias atau homogen maka tidak dapat dipakai sebagai faktor
risiko/penyebab.
C. Kontrol dari Variabel Luar
Hal ini dilakukan saat mengembangkan kerangka konsep di mana di bab 1 menceritakan
mengenai latar belakang, kemudian di bab 2 membuat tinjauan pustaka tentang teori-teori
yang mendukung penelitian, kemudian membangun kerangka teori dan kerangka konsep.
Kemudian di bagian inilah diterapkan kaidah kontrol yang merupakan upaya untuk
mengontrol pengaruh faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Contoh : Ada seorang peneliti membandingkan wanita menopause yang menggunakan
terapi hormone estrogen dan yang tidak. Ternyata wanita yang melakukan terapi hormone
estrogen lebih resisten terhadap kanker serviks. Setelah dicermati lebih lanjut ternyata ada
gangguan dari faktor luar kepada wanita menggunakan terapi hormone yaitu wanita
menggunakan terapi hormone memakan banyak sayur buah karena terapi tersebut resisten
atas Ca sementara yang tidak menggunakan terapi memakan sayur buah tetap biasa. Jadi
resisten terhadap kanker serviks bukan karena terapi hormone tapi karena makan banyak
sayur dan buah. Variabel penelitiannya hormone kemudian variabel luarnya sayuran dan
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
14
C3 MaKoMin
buah. Maka ini mengakibatkan kesalahan kesimpulan karena resistensi terhadap kanker serviks
itu karena banyak mengonsumsi sayur dan buah.
Alasan melakukan kontrol antara lain :
1. Membuat estimasi statistik yang valid secara internal (misalnya mengurangi atau
menghilangkan faktor pengganggu)
2. Meningkatkan presisi estimasi dan kekuatan uji
3. Mengantisipasi berbagai kemungkinan mekanisme kausalitas atas penyebab penyakit
(misalnya menjajagi adanya interaksi antar variabel)
Berikut pilihan upaya kontrol :
1. Eliminasi Variabel atau Homogenkan
- Dilakukan sebelum mengambil data
- Khas untuk penelitian yang konsepsional
- Harus lebih spesifik
- Kelemahannya hasil penelitiannya hanya untuk satu golongan saja
- Semakin sulit digeneralisasi pada populasi yang umum
- Contoh :
Penelitian hanya dilakukan pada subjek perempuan untuk mengendalikan variabel
jenis kelamin
2. Randomisasi
- Dilakukan sebelum mengambil data
- Khas untuk penelitian yang bersifat eksperimental
- Secara acak (variabel yang tidak diharapkan akan didistribusikan di antara kelompok
yang diteliti) atau setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol
- Contohnya :
Pemberian susu berisi inulin dan tidak berisi inulin untuk melihat perkembangan
bakteri baik di usus. Yang memicu perkembangan bakteri baik di usus tidak hanya
inulin ada yang yaitu bawang merah. Maka perlu didistribusikan faktor lain di luar
variabel secara merata kepada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
3. Padankan Subjek Variabel
- Dilakukan sebelum mengambil data
- Padankan (matching) karakteristik dari setiap subjek penelitan dengan kontrol
- Dilakukan dalam kasus kontrol
- Contohnya :
Pengaruh pajanan zat benzene kepada leukemia. Mencari dulu penderita leukemia
dan menanyakan apakah pernah terpapar dengan benzene. Kemudian pilih orang
kanker non-leukemia dan tanyakan juga pernah terpapar dengan benzene atau tidak.
Dan kemudian dilakukan matching faktor luar seperti usia, jenis kelamin, ras, dan lain-
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
15
C3 MaKoMin
lain. Sehingga kelompok kontrol dan kelompok perlakukan match satu sama lain.
Semakin banyak karakteristik matching semakin sulit mencarinya.
4. Analisis Statistik
- Dilakukan setelah mengambil data
- Intinya ada tools statistic yang memperlihatkan hubungan yang bersih antar variabel
setelah dikontrol dengan variabel di luar variabel dependen dan independen
- Stratifikasi dalam analisis tanpa matching
- Gunakan model matematik atau uji statistik untuk menentukan variabel mana yang
berpengaruh
D. Minimisasi Kesalahan Pengukuran
Jenis kesalahan pengukuran :
1. Kesalahan Acak
Berkaitan dengan variasi responden, jumlah sampe, dna prosedur pengukuran.
Contoh :
Secara SOP, saat mengukur berat badan maka responden yang diukur harus berdiri
tegak dan berat badan terdistribusi di kaki. Tetapi, karena ada kesalahan berdiri dari
responden maka dapat terjadi kesalahan dan kesalahan cara berdiri itu random
karena tidak semua responden berdiri secara sama
Secara SOP, meletakkan timbangan harus di tempat yang keras, tapi ternyata kondisi
lapangan tidak terdapat lantai keras sehingga nilai berat badan akan melenceng
2. Kesalahan Sistematis
Penyebabnya adalah aspek metodologi dari desain dan analisis seperti karakteristik subjek
(Efek Hawthorne yaitu berbeda perilaku karena merasa diamati), kualitas informasi yang
didapat, alat yang tidak terkalibrasi, dan kemampuan pengukur.
Contoh :
Timbangan yang rusak sehingga akan terjadi pelencengan data secara sistematis di
mana semua berat badan responden akan salah atau tidak sesuai berat bedan
sesungguhnya
Efek Hawthorne : karena responden tahu bahwa sedang diteliti maka dia akan
melakukan kerja yang lebih baik sehingga data akan melenceng
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
16
C3 MaKoMin
Cara Meminimisasi :
Contoh minimisasi kesalahan dari variabel :
1. Validasi dan standarisasi alat ukur
2. Seleksi dan training pengukur
3. Pembuatan SOP yang jelas
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
17
C3 MaKoMin
E. Kesimpulan
Fungsi utama dari makomin :
1. Makomisasi latar belakang
Maksimisasi variabel penelitian yang tercakup di bab 1
2. Kontrol kerangka konsep
Kontrol variabel yang tidak terkait dengan penelitian namun dapat memengaruhi
penelitian. Tercakup dalam Bab 3.
3. Minimisasi metode
Minimisasi kesalahan pada variabel dengan menghindari kesalahan pengukuran yang
tercakup di bab 4.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
18
C4 Instrumen Penelitian
Lecture Notes : Metodologi Penelitian
Theme : Instrumen Penelitian
Oleh : Dewi Gayatri S.Kp, M.Kes
A. Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mendapatkan variabel yang diteliti.
B. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian
Ada dua macam yaitu alat pengukuran objektif dan subjektif. Di mana jika alat ukur objektif
digunakan maka hasil yang didapat oleh setiap orang yang mengukur akan sama. Sementara
alat ukur subjektif dapat dilakukan melalui metode berikut :
1. Observasi
Merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sendiri atau orang lain yang
termasuk di dalam tim penelitian tersebut. Cara perlakuan ada dua :
a) Secara langsung, dapat dilakukan dengan cara tes, kuisioner, rekaman gambar, dan
rekaman suara.
b) Secara tidak langsung
Secara bentuk ada dua macam yaitu observasi instrument dan observasi non istrumen.
Keuntungan menggunakan metode observasi antara lain :
a) Dapat dicatat segera dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang
b) Dapat data walau subjek tidak dapat berkomunikasi
Tapi tetap memiliki kekurangan, antara lain :
a) Waktu yang dibutuhkan
b) Pengamatan terhadap fenomena yang lama tidak dapat langsung dilakukan
c) Ada kegiatan yang tidak mungkin diamati
2. Wawancara
Proses untuk mendapatkan keterangan dari suatu tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan subjek dengan memakai panduan
wawancara. Tapi sekarang, wawancara bisa tanpa tatap muka tapi sebaiknya wawancara
dengan cara tatap muka agar dapat melihat ekspresi responden.
Wawancara dapat dibagi berdasarkan sifat pertanyaannya, antara lain :
a) Wawancara terpimpin (pertanyaan diajukan menurut daftar yang diberikan)
b) Wawancara bebas terpimpin (hanya membawa pedoman garis besar saja)
c) Wawancara bebas (tanya jawab bebas namun pewawancara menggunakan tujuan
sebagai pedoman)
Metode wawancara ini memiliki keuntungan yaitu responden tidak merasa
diwawancarai (seperti ‘ngobrol’). Kelemahan dari wawancara terkadang arah pertanyaan
tidak terkendali (tidak sesuai tujuan). Maka dari itu pewawancara harus berlatih untuk
membuat suasana hati responden santai tapi serius agar responden dapat menjawab
pertanyaan secara jujur.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
19
C4 Instrumen Penelitian
3. Angket
Merupakan cara penelitian yang sangat cepat. Daftar pertanyaan yang diberikan kepada
subjek/responden sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis-jenis angkat :
a) Berdasarkan cara menjawab
- Angket terbuka : menjawab dengan kalimat sendiri
- Angket tertutup : responden diminta memilih jawaban yang sesuai
b) Berdasarkan jawaban yang diberikan
- Kuisioner langsung : responden menjawab tentang dirinya
- Kuisioner tidak langsung : responden menjawab tentang orang lain
c) Berdasarkan bentuk
- Pilihan ganda
- Isian
- Check list
- Rating scale
Keuntungan yang didapat dari metode angket :
a) Tidak perlu hadirnya peneliti
b) Dapat dibagikan serentak
c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan dan menurut waktu senggang
responden
d) Dapat dibuat anonim (tetap membuat kode dengan ada nama responden) sehingga
responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab
e) Dapat dibuat terstandar (jika ingin mengukur quality of life seseorang serangkaian
pertanyaannya ada standarnya)
Kode dengan nama responden agar dapat menghubungi responden jika hasil kuisioner
yang diberikan kurang jelas. Jika responden merasa terancam jadi melakukan hal yang
tidak jujur, maka bisa memberikan keterangan bahwa jawabannya dijamin kerahasiaannya
sehingga tidak mengganggu karir dan lain-lain yang berhubungan dengan responden.
Kerugian yang didapat dari metode angket :
a) Respondend sering tidak teliti dalam menjawab
b) Seringkali sulit dicari validitasnya
c) Terkadang responden tetap tidak jujur
d) Sering tidak kembali (lewat pos)
e) Waktu pengembalian tidak bersama-sama
4. Test
Biasanya dilakukan untuk mengukur kemampuan yaitu serangkaian pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
20
C4 Instrumen Penelitian
C. Validitas dan Reliabilitas
Jika ingin mengukur sesuatu kita harus menggunakan alat yang konsisten. Jadi harus kita
lihat validitas dan reliabilitasnya.
1. Validitas
Validitas mengacu pada pengukuran yang benar melalui instrument yang benar juga.
Sehingga sejauh mana instrument mengukur apa yang seharusnya diukur. Misal ingin
mengukur berat badan harus digunakan timbangan berat badan sesuai dengan kategori
dewasa atau bayi. Validitas ini akan mempersoalkan akurasi peneliti dalam mengamati,
mengukur, mewawancarai, menginterpretasikan, mencatat, dan mengolah informasi yang
diperoleh dari subjek.
Validitas dapat dipengaruhi oleh bias pengukuran, antara lain :
a) Bias pengamat
Peneliti cenderung mengukur tekanan darah lebih teliti pada kelompok intervensi
sementara pada kelompok kontrol kurang teliti. Untuk melakukan tes agar pengamat
tetap teliti harus dilakukan blinding (tes tanpa mengetahui mana intervensi mana
kontrol). Selain itu menyamakan metode dalam pelatihan dengan menggunakan SOP
agar hasilnya sama.
b) Bias subjek
Biasanya jika responden tahu bila dia jadi subjek penelitian maka dia akan menjadi
baik. Misalnya ditanya berkaitan masa lampau maka akan kesulitan.
c) Bias instrumen
Biasanya karena ketidak akuratan alat ukur sehingga terjadi bias instrumen.
Untuk meningkatkan validitas dapat dilakukan :
a) Pemeriksaan tanpa setahu subjek
b) Melakukan pemeriksaan tanpa identitas subjek
c) Kalibrasi alat
Validasi pengukuran (variabel kualitatif) yang harus dijamin :
a) Validasi muka
Kemampuan model pertanyaan untuk merefleksikan variabel agar dapat ditafsirkan
responden dengan benar. Lebih mementingkan bentuk pertanyaan pada kuisioner.
b) Validitas isi
Kesahihan yang mempersoalkan kemampuan instrument meliputi semua substansi
variabel yang hendak diukur.
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
21
C4 Instrumen Penelitian
c) Validitas kriteria
Mempermasalahkan akurasi instrumen baru daripada instrumen yang ideal.
d) Validitas konstruk
Kesahihan yang mempersoalkan relevansi pengukuran instrument terhadap konteks
teori yang berlaku.
2. Reliabilitas
Merupakan kekonsistensian dari satu pengukuran ke pengukuran lain. Dapat dilakukan
beberapa metode berikut :
a) Metode Test-retest
Kuisioner yang diberkan, selang beberapa waktu diberikan kembali (retest) dengan
pertanyaan yang sama. Kemudian diukur korelasi antara tes pertama dan kedua. Jarak
antara tes pertama dan kedua biasanya dua minggu. Nilai koefisien korelasi dari kedua
jawaban koefisien reliabilitas.
b) Metode Konsistensi Internal
Metode yang paling banyak dipilih. Mengkorelasikan masing-masing butir dengan
skor total.
c) Uji kappa (untuk variabel skalan nominal)
Biasanya ya atau tidak. Yaitu mengukur kesesuaian antar variabel berskala nominal
dikotom (ya atau tidak).
Yang harus diwaspadai adalah random error. Variabilitas dapat bersumber dari :
a) Variabilitas pengamat
- Kata-kata saat wawancara
- Keterampilan mengoperasikan alat ukur
b) Variabilitas subjek
Variasi biologis misalnya tekanan darah masih pagi lebih tinggi dibanding malam hari.
c) Variabilitas instrumen
Instrumen yang digunakan harus mengikuti cara-cara tertentu misalnya kondisi
lingkungan yaitu suhu kamar, kebisingan kamar, dan lain-lain.
Cara meningkatkan reliabiltas :
a) Membakukan situasi di mana instrumen akan digunakan
b) Menghilangkan variasi pengukuran intra pengamat
c) Menghilangkan variasi pengukuran antar pengamat
Catatan Kuliah SGBM
Authored by : taufiqbal
22
C4 Instrumen Penelitian
Cara meningkatkan validitas alat ukur :
a) Standarisasi alat ukur
b) Pelatihan
c) Automatisasi
d) Pengulangan pengukuran (dikatikan dengan sumber dana, waktu, dan tenaga)
D. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen
1. Identifikasi variabel
Misal : Penelitian tentang Pengetahuan tentang HIV/AIDS pada perawat di ruang rawat
inap. Maka dapat didapatkan :
Variabel : tingkat pengetahuan HIV/AIDS
Sub Variabel :
a) Definisi
b) Tanda dan gejala
c) Cara penularan
2. Jabarkan variabel menjadi sub variabel
3. Cari indicator dari setiap sub variabel
4. Rumuskan menjadi butir-butir instrument
5. Lengkapi dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar