KULIAH ILMU PENYAKIT MATA.dr. Ni Luh Murniati SpM
EYELID AND EXTERNAL EYE DS [PTERIGIUM, HORDEOLUM,
KALASION,EYELID RETRACTION].
PTERIGIUM.Adalah: pertumbuhan jaringan fibrovaskuler berbentuk
segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada
daerah interpalpebra. Kaya akan pembuluh darah dan menuju kepuncak
pterigium. Umumnya terletak dinasal dan bilateral. Penjalarannya
merusak epitel kornea dan membran Bowman. Stadium dini sukar
dibedakan dg pinguikula. Pada puncaknya dikornea ada bercak2 kelabu
yg disebut pulau2 Fuch. Insidensnya tinggi di Indonesia yaitu
13,1%. Mengenai usia dewasa muda [diatas 40 tahun].Derajat
pertumbuhannya ditentukan berdasarkan bagian kornea yang tertutup:
Derajat1: terbatas pada limbus saja. Derajat 2: melewati limbus
tapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea. Derajat 3: melebihi
derajat 2 tapi tidak melebihi pinggiran pupil [lebar pupil normal
3-4 mm]. Derajat 4: sudah melewati pupil sehingga mengganggu
penglihatan.Gejala dan tanda: Sering tanpa keluhan sama sekali.
Beberapa keluhan yang sering ada: -Mata sering berair dan
merah.-merasa seperti ada benda asing.-timbul astigmat akibat
kornea tertarik oleh pertumbuhan pterigium tersebut.-pada derajat
3-4 dapat menutupi pupil sehingga visus terganggu.
Evaluasi.-tentukan derajat pertumbuhanpterigium dengan lup dan
senter.-periksa visus.-periksa TIO untuk memastikan tidak ada
glaucoma.Peata laksanaan: -non bedah : diberikan penyuluhan untuk
mengurangi iritasi maupun paparan terhadap sinar Ultra violet.-bila
derajat 1-2 inflamasi diberi tetes mata gabungan antibiotika dan
steroid 3x sehari 5-7 hari Dan ini tidak dibenarkan pada TIO yang
tinggi dan kelainan kornea.
PSEUDO PTERIGIUMPada ulkus kornea / kerusakan permukaan kornea
--- kdg2 pada proses penyembuhan , konjungtiva menutupi luka
tesebut se-olah2 konjungtiva menjalar kekornea yg disebut PSEUDO
PTERIGIUM.Bedanya dg pterigium: Pterigium ada pulau2 Fuch, pseudo
pterigium tidak. Pseudo pterigium ada riwayat kerusakan kornea,
pterigium tidak. Pterigium lebih banyak pembuluh darahnya d p
pseudo pterigium. Pseudo pterigium kdg2 bisa dimasukin sonde
dibawahnya dan pterigium tidak. Pterigium progressive dan pseudo
pterigium tidak.PINGUEKULA Hipertrofi dan penebalan konjungtiva.
Penonjolan berwarna putih ke abu2 an. Merupakan deg hyaline dan
elastin. Tidak ada keluhan kecuali meradang. Pathogenesis belum
jelas, rangsangan luar mempunyai peran spt debu, panas, sinar
matahari dan udara kering. Terapi: bila meradang diberi penekan
peradangan dan dianjurkan mencegah rangsangan luar.
HORDEOLUM. Adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak
mata,biasanya disebabkan oleh stafilokokMengenai kelenjar: Meiboom
[hordeolum internum]. Zeis dan Moll [hordeolum eksternum].Gejala
dan tanda: Keluhan rasa sakit pada kelopak mata bila menunduk rasa
sakit bertambah. Pada pemeriksaan terlihat benjolan setempat warna
kemerahan mengkilat dan nyeri tekan.Ada 2 stadium: Stadium
infiltrat. Stadium supuratif [sudah ada pus].Terapi: Kompres hangat
selama 10-15 menit, 3-4 kali sehari Antibiotika local dan oral.
Kalau tidak ada perbaikan dirujuk untuk dilakukan
tindakan.Penyulit: Selulitis palpebra. Abses palpebra.KALASION.
Adalah peradangan lipogranuloma kronik kelenjar Meibom.Terapi:
Kompres hangat, antibiotika local bila adatanda infeksi
sekunder.
BLEFARITIS. Adalah: infeksi kronis pada pinggir kelopak mata,
yang biasanya terdapat bilateral.Ada 2 macam blefaritis: Blefaritis
skwamosa [sebore]. Blefaritis ulseratif [ infeksi stafilokus
].BLEFARITIS SKWAMOSA. Biasanya ada hubungan dengan ketombe
dikepala,alis mata, dan telinga.Gejala dan tanda: Iritasi, rasa
panas dan gatal. Margo palpebra kemerahan. Terlihat sisik2 melekat
pada bulu mata. Sisik tersebut berminyak. Terlihat sisik2 yang
berminyak dan melekat pada bulu mata.Terapi: Terutama ditujukan
pada ketombe dikepala dengan shampoo anti ketombe 2X seminggu
selama sebulan. Sisik2 dibersihkan tiap hari dengan kapas basah.
Margo palpebra digosok dengan salep mata kortikosteroid waktu mau
tidur.
BLEFARITIS ULSERATIFA.Biasanya terdapat pada anak2 tuna
mental.Gejala: Kelopak mata merah , sisik2 kering.daerah ulserasi
yang kecil2 terdapat sepanjang pinggir palpebra dan tertutup
krusta. Bulu mata rontok, bisa terjadi distorsi pinggir
palpebra.
EYELID RETRACTION. Adalah suatu keadaan atau gejala suatu
penyakit dimana kelopak mata tidak bisa menutup dengan baik
sehingga kornea menjadi kering.Keadaan ini bisa terjadi pada :
Penyakit Grave [thyroid ophthalmopathy], tumor orbita seperti
hemangioma kulit, meningioma, mixed tumor kelenjar air mata
dll.Pada penyakit Grave gejala dan tandanya: Banyak berkeringat,
tremor, kelemahan otot2,berat badan menurun dan penderita tegang,
Pada mata , celah mata melebar, lagoftalmos dan berkurangnya kedip
mata, edema kelopak mata dan konjungtiva, pembendungan vena bola
mata perubahan papil saraf optic dan kelumpuhan otot.
Menurut The American Thyroid Association dibagi atas grade:0 no
sign or symptom1 only sign,which include upper lid retraction,with
or without lid lag or proptosis to 22 mm. no symptom2 soft tissue
involvement.3 Proptosis > 22 mm.4 Extraocular muscle
involvement.5 Corneal involvement.6 Sight loss due to optic nerve
involvement.Terapi:Bila exoftalmos bertambah mata sukar menutup
waktu tidur maka diberikan emullient substance 5% metyl selulose
diteteskan sebelum tidur untuk mencegah kekeringan kornea.
Terima Kasih
KULIAHEYEBALL DS [KORNEA/HIPOPION] UVEITIS/IRIDOSIKLITIS.
KORNEA. Penyakit kornea adalah penyakit mata yang serious karena
dapat menimbulkan gangguan tajam penglihatan bahkan dapat
menimbulkan kebutaan.Peradangan kornea memberikan gejala2 seperti
berikut: Infiltrate: menyebabkan permukaan tidak rata tidak licin
dan tidak bening.Nasib infiltrate: bisa diserap semua sehingga
kembali bening, diserap sebagian meninggalkan sikatrik atau terjadi
proses pernanahan dengan akibat terbentuk ulkus. Diserap semua shg
kembali bening. Diserap sebagian meninggalkan sikatrik. Terjadi
proses pernanahan dengan akibat terbentuk ulkus.Vaskularisasi:
Dalam keadaan normal tidak apa pembuluh darah. Pada peradangan
dapat timbul vaskularisasi. Bila pembuluh darah limbus masuk
kekornea keantara epitel dan membrane Bowman disebut pannus. Bila
masuk kestroma disebut vaskularisasi interstitial.Gejala2
subyektif: Nyeri pada mata, lakrimasi,penglihatan kabur,
blefarospasme akibat fotofobi.Etiologi: Infeksi eksogen,
perkontinuitatum peradangan jaringan mata lain seperti konjungtiva,
sklera dan uvea.Pembagian radang kornea: Keratitis. Ulkus
kornea.
KERATITIS SUPERFISIAL.Yang memberi gambaran keratitis
superficial adalah: Keratitis pungtata superficial. Keratitis
flikten, bulosa,sika, nummular.Keratitis pungtata superficial dapat
disebabkan oleh: Herpes simpleks Herpes zoster oftalmikus.
Vaksinia.
KERATITIS HERPES SIMPLEKS.Virus dapatmenyerang; Bibir. Hidung.
Genetalia. Mata: konjungtiva dan kornea.Lesi pertama pada anak2
biasanya berupa: kerato konjungtivitis folikular akut. Serangan
yang berulang berupa: Keratitis pungtata superficial/KPS. Ulkus
dendritik. Keratitis disiformis.Pada KPS ditemukan: Plak2 kecil
rewarna putih. Tersebar diseluruh permukaan kornea. Cepat mengalami
deskuamasi terbentuk erosi sembuh cepat tanpa sikatrik.Terapi: anti
virus.Ulkus dendritik: ulkus yang terbentuk dendrite. Ulkus yg
terbentuk berbentuk dendrite. Dapat sembuh tapi sering
kambuh.Keratitis disiform: Bila stomanya terlibat.KERATITIS
NUMULAREtiologi: diduga virus.Infiltrate: berupa cakram multiple
.Terapi: kortikosteroid.
ULKUS KORNEA.Didaerah kornea terlihat infiltrat disertai
hilangnya jaringan kornea.Faktor pencetus: Luka kornea
Dakriosistitis. Infeksi konjungtiva. Gangguan nutrisi kornea.
Lagoftalmos. Infeksi selama operasi
Perjalanan penyakit: Meluas kesamping dan kedalam. Pcvi +. Kecil
dan superficial, cepat sembuh dan kornea jernih. Ulkus dalam [kena
membrane Bowman dan stroma] timbul sikatrik. Pada kasus yang berat
timbul HIPOPIONEtiologi: Bakteri:stafilokokus aureus,streptokokus,
pneumokokus, pseudomonas,moraksela [sentral]. Reaksi
hipersensitifitas, ulkus marginal, ring ulcer, Moorens ulcer [
marginal].Ulkus pseudomonas: Mulai terbentuk disentral. Kedil tapi
cepat meluas dan bias perforasi dalam waktu 48 jam. Factor
pencetus: luka kornea.Terapi: Terapi terhadap faktor pencetus.
Terapi lokal terhadap ulkusnya.Komplikasi: Perforasi kornea.
Leukoma adheren. Seklusio / oklusi pupil. Stafiloma korneaSekuele
ulkus kornea: Nebula : kekeruhan sangat tipis, terlihat dengan
senter. Makula : lebih tebal terlihat dengan mata. Leukoma : lebih
tebal lagi seperti gumpalan. Stafiloma : kadang2 sikatrik ini
menonjol.
ARKUS SENILIS. Adalah: suatu keadaan infiltrasi lipoid pada
kornea. Ditemukan biasanya pada usia tua. Berupa pita warna putih
pada pinggir kornea selebar 1 mm. Tidak mengganggu vitalitas
kornea.UVEITIS.Adalah : inflamasi yang terjadi pada uvea.Secara
anatomis dibedakan: Uveitis anterior: iritis bila mengenai iris. :
iridosiklitis bila mengenai iris dan bag anterior badan silier.
Uveitis intermedia bila mengenai bagian post badan silier dan
bagian perifer retina. Uveitis posterior mengenai uvea dibelakang
vitreus. Panuveitis bila mengenai ketiga-tiganya.Secara klinis
dibedakan: Akut terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 6 mg.
Kronik.Berdasar etiologi: Uveitis endogen dari pasien sendiri mis,
cabut gigi ok karies tanpa premedikasi. Uveitis eksogen.Manifestasi
klinis Uveitis anterior : Gejala: nyeri fotofobi,mata merh, visus
menurun, dan lakrimasi. Tanda2nya: Pcvi +, keratik presipitat [KP]
adl timbunan sel diatas endotel kornea.yang besar dan seperti
berminyak disebut mutton fat didapat pada uveitis granulomatosa.
Nodul iris (inflamasi granulomatosa). Nodul Koepe, kecil pada batas
iris dan pupil. Nodul Busacca besar pada permukaan iris jauh dari
pupil. Sel aqueus adal sel2 yang bermigrasi ke cairan aqueus, tanda
inflamasi aktif. Aqueus flare ok bocornya protein plasma ke humor
aqueus. Biasanya dengan eksudasi fibrin. Sinekia posterior
perlekatan antara permukaan anterior lensa dengan permukaan
posterior iris.Penyulit: Sinekia posterior. Katarak. Glaucoma.
Keratopati pita/ band keratopathy
TERIMA KASIHKULIAH REFRAKSI.dr.Ni Luh Murniati SpM
Visus = tajam penglihatan. Normal 6/6. Menghitung jari 1/60
6/60. Lambaian tangan 1/300. Sinar LP / LP+. Gelap NLP / LP-.
Refraksi / pembiasan.Emetropia: sinar sejajar sb mata tanpa
akomodasi dibias pada retina shg visus maksimal.Akomodasi:
kemampuan lensa untuk mencembung akibat kontraksi otot2
silier.Pungtum remotum: titik terjauh yang tanpa akomodasi dibias
diretina.Pungtum proksimum: titik terdekat yang dengan akomodasi
maksimal dibias diretina.HIPERMETROPIA.Adalah: sinar sejajar sumbu
mata tanpa akomodasi dibias dibelakang retina. Dengan berakomodasi
titik2 tersebut dapat digeser keretina. Dengan akomodasi visus bisa
6/6.Penyebab hipermetropia: Sumbu mata terlalu pendek [
hipermetropia axial ] Daya pembiasan terlalu lemah [ hipermetropia
indeks bias ].Gejala: Penglihatan dekat lebih cepat buram. Bila
hipermetropia > 3 D atau pada usia tua pasien mengeluh kabur.
Sakit kepala didaerah frontal dipacu dengan melihat dekat. Eye
strain. Sensitive terhadap cahaya. Spasme akomodasi ok cramp m
siliaris------penglihatan buram intermiten. Over akomodasi dapat
menyebabkan pseudomiopia.Penata laksanaan: Memberikan koreksi
sferis positif terbesar yang memberikan ketajaman penglihatan
terbaik. Bila disertai Esoforia----hipermetrpia dikoreksi penuh
dengan lensa sferis positif. Bila disertai Strabismus
konvergen------ koreksi hipermetropia total. Bila disertai
Exoforia----under koreksi.MIOPIA.Adalah: sinar2 yang berjalan
sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi dibias didepan
retina.Tipe2 miopia: Myopia aksial [ diameter anterior posterior
bola mata lebih panjang ]. Myopia kurvatura, bola mata N ttp
kurvatur kornea dan lensa> dr N. Myopia indeks refraksi---- pd
DM. Perubahan posisi bola mata, pd op mata spt glaucoma lensa
kearah depan.Gejala myopia: Melihat jauh kabur. Sakit kepala.
Kecenderungan terjadinya juling saat melihat jauh. Pasien lebih
jelas melihat dekat.Penata laksanaan: Koreksi sferis negative yang
memberikan ketajaman penglihatan maksimal.
ASTIGMATISMAAdalah: keadaan dimana sinar sejajar tidak dibias
secara seimbang pada seluruh meridian. Pada ast regular ada 2
meridian utama yang saling tegak lurus.
Tipe2 astigmatisma: Ast hipermetropikus simpleks: satu meridian
utamanya emetropik, meridian yang lain nya hipermetopik.C + . Ast
miopikus simpleks: satu meridian utamanya emetropik, meridian
lainnya miopik.C -. Ast hipermetropikus kompositus: kedua meridian
utama hipermetropik dengan derajat yang berbeda. S + C +. Ast
miopikus kompositus: kedua meridian utamanya miopikdengan derajat
yang berbeda. S - C - Ast mikstus: satu meridian utamanya
hipermetropik yang lainnya miopik. S + C atau S - C +. Gejala2
astigmatisma: Penglihatan kabur. Head tilting. Menengok untuk
melihat jelas. Mempersempit palpebra. Penata laksanaan: Koreksi
dengan lensa silinder, bersama dengan sferis kalau ada.
PRESBIOPIA.Jika pungtum proksimum letaknya jauh dari jarak baca
disebut presbiopia.Mulai umur 40 th.Bukan penyakit ttp merupakan
keadaan fisiologis karena lensa mengeras dan daya kontraksi m
silier menurun.Untuk orang Indonesia: 40 th --- add S+ 1.00. 45 th
--- add S+ 1.50. 50 th --- add S+ 2.00. 55 th --- add S+ 2.50. 60
th --- add S+ 3.00. 65 th --- add S+ 3.00. Dst tetap S+ 3.00.
ANISOMETROPIA.Adalah: perbedaan status refraksi kedua mata. Bisa
kecil ----besar. OS emetropia , OD ametropia. Kedua-duanya miopik
atau hipermetropik tapi dengan derajat yang besar. Satu miopik yang
lainnya hipermetropik.Penglihatan binokuler tunggal [ perbedaan
refraksi tetapi ke dua matafokus pada satu titik ].Penglihatan
monokuler [perbedaan sangat besar shg mata dipakai bergantian /
satu tidak dipakai.Gejala: Astenopia / kelelahan.Akibat: Anisoforia
[ perbedaan derajat heteroforia pada berbagai lirikan bola mata ].
Anisokonia [ ukuran bayangan yang jatuh diretina tidak sama besar
].Penanganan: Bila perbedaan tidak besar, koreksi penuh. Bila
perbedaan besar misalnya S- 1.00 dan S- 6.00 yang lebih besar
diturunkan sampai tidak ada keluhan [ beda S- 3.00 ].
AFAKIA.Mata tidak ada lensanya bisa ok operasi atau
kongenital.Dikoreksi dengan lensa S+ 1.00 [ untuk mata emetropi ].
Untuk myopia lebih kecil dan hipermetropia lebih besar.Kekuatan
lensa S+ 20.00 D. jarak km afaki ke retina 2X jarak lensa asli
keretina.Untuk baca add S+ 3.00.Untuk penanganan kelainan refraksi
bisa dengan: Kaca mata. Lensa kontak: lensa kontak keras [hard
lens], lensa kontak lunak [soft lens]. Bedah refraktif:
photorefractive keratectomy/PRK, Laser-assisted In Situ
Keratomileusis/LASIK, dan yang terbaru Z-LASIK dengan sinar laser
berbasis teknologi Femtosecond,
Terima Kasih
KULIAH GLAUKOMAdr. Ni Luh Murniati SpM
GLAUKOMA. Adalah: penyakit mata yang ditandai oleh peningkatan
TIO, ekskavasi dan atrofi papil saraf optik serta penyempitan
lapangan pandang yang khas. Tetapi ada juga individu yang tidak
tahan dengan TIO normal, yang disebut normotensi glaukoma. TIO
normal adalah 18 mm Hg.
Klasifikasi: Glaukoma akut. Glaucoma kronik. Glaukom sekunder.
Glaucoma kongenital. Glaucoma absolute.
Physiologi TIO: tergantung : Produksi humor aqueus. Out
flow.
GLAUKOMA AKUT:Adl: glaucoma yang diakibatkan oleh peningkatan
TIO yang mendadak.Ada yang ; Primer ---penderita punya bakat.
Faktor predisposisinya adalah COA yang dangkal seperti pada
hiperopia dan sudut iridokorneal yang sempit, lensa yang tebal dan
terletak lebih kedepan dp normal dan tambah umur lensa lebih tebal.
Sekunder---ok penyakit lain seperti neovaskuler, uveitis, hifema,
katarak intumesen, subluksasio atau luksasio lensa.
Gejala dan tanda: Sakit kepala mendadak sampai kekepala. Mual
muntah. Mata merah, bengkak, berair. Visus menurun tajam. Kornea
suram/edema. Sel +, flare +. BMD/COA dangkal. Pupil lebar/lonjong
dengan refleks pupil menurun. Katarak Vogt. TIO 45-75 mm Hg.Peata
laksanaan: Turunkan TIO secepatnyadengan:-asetasolamid Hcl 500 mg
lalu 250 mg 4 kali/ hr.-KCl 0,5 gr 3kali/hr.-Timolol 0,5 2X 1tetes
/hr.-Tetes mata antibiotika + kortikosteroid 4-6 kali 1 tetes
/hrTerapi simptomatik-rujuk segera ke SPM.
GLAUKOMA KRONIK.Ada : Glaucoma kronik primer.[ miop. Diabetes
mellitus, oklusi vena retina dll.] Glaucoma kronik sekunder
[uveitis, katarak hipermatur, hifema, trauma tumpul].Gejala dan
tanda: Dapat tanpa gejala s/d terjadi kerusakan----shg disebut
sipencuri penglihatan. Mata pegal, kdg2 pusing. Rasa tidak
nyaman/mata cepat lelah. Ada riwayat penyakit mata, trauma,
pemakaian kortikosteroid yang lama. Stadium lanjut----jalan nabrak2
oleh karena lapangan pandang menyempit/ tunnel vision. Visus masih
baik, pada stadium lanjut visus menurun. Pupil lebar, reflek cahaya
lambat. TIO 28 mm Hg. Funduskopi CD ratio 0,6 atau>. Tes
konfrontasi menyempit.Peata laksanaan: Penurunan TIO
dengan:-Timolol 0,25-0,50 2X 1 tetes/hr.-Pilokarpin 2% 4X 1
tetes/hr.-Asetasolamid 3-4X 125-250 mg/hr.-KCl 2-3X 0,5 gr
/hr.-Bila TIO tetap> 21 mm Hg / penderita tidak patuh berobat
kirim ke spm.
GLAUKOMA SEKUNDER.Adalah: glaucoma yang timbul akibat
manifestasi penyakit lain. Sudah diterangkan didepan.
GLAUKOMA KONGENITAL.= glaukoma kongenital primer / glaukoma
infantil.Oleh karena membrane menutupi trabekular meshwork shg
aliran akuos/ outflow terganggu.Insiden: saat lahir sampai umur 3
tahun.
Gejala: Lakrimasi, fotofobi. Kornea suram, TIO meningkat. Bola
mata teregang terutama kornea membesar disebut bufthalmos.
GLAUKOMA ABSOLUT.Adalah stadium akhir semua jenis glaucoma yaitu
kebutaan total dan biasanya dengan nyeri.
Terima Kasih
KULIAH KELAINAN LENSAdr. Ni Luh Murniati SpM.
KATARAK.Adalah setiap kekeruhan lensa yang dapat terjadi ok
hidrasi lensa, denaturasi protein lensa atau kedua-duanya oleh
karena berbagai keadaan.
Keadaan patologik dari lensa: Katarak :-Developmental:
kongenital dan juvenile.-Degeneratif:
senile.-Komplikata.-Traumatika. - Dislokasi: -Subluksasi [
kongenital dan trauma ] -Luksasi [kongenital dan trauma keanterior
dan posterior ].
KATARAK KONGENITAL.Batasan: terjadi sejak lahir.Patofisiologi:
Gangguan pertumbuhan lensa ok peradangan intra uterine. Virus
Rubella pada ibu hamil umur keamilan 3 bulan.Gejala klinis:
Leukokoria. Ax. Orang tua penglihatan bayi menurun. Reflek fundus
negative.Pemeriksaan: Tajam penglihatan [dengan senter]---arah
cahaya. Pupil dilebarkan-> refleks fundus dan kekeruhan
lensa.DD: Retinoblastoma. Retrolental fibroplasia.Penyulit:
Ambliopia. Nistagmus. Strabismus.Terapi: Pencegahan: vaksinasi
Rubella pada ibu hamil. Pembedahan umur 2 bulan bila tidak ada
kontra indikasi kalau baik segera yang satunya.
KATARAK JUVENIL.Terjadinya katarak pada anak sesudah lahir.=
developmental cataract..= soft cataract.Terapi: operasi.
KATARAK SENIL.Adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada usia
lanjut.Etiologi: Penurunan oksigen uptake hidrasi lensa. Faktor
ultra violet..
Gejala dan tanda: Penurunan visus secara perlahan-lahan. Ukuran
kaca mata semakin sering mengalamj perubahan. Keluhan silau/glare.
Kesulitan untuk membaca.
Evaluasi: Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen dengan koreksi
terbaik/ pinhole. Pem dg senter dan lup melihat segmen anterior
tidak ada kekeruhan kornea, refleks pupil masih baik. TIO diukur dg
tonometer Schiotz. Bila N/< 21 mm Hg dilatasi pupil dg
tropikamid 0,5%.setelah lebar diperiksa kekeruhan lensa dg lup dan
senter/ iris shadow. Pem funduskopi dengan oftalmoskop langsung
untuk melihat segmen post bila kekeruhan belum terlalu keruh.
Derajat katarak ditentukan dengan: Katarak insipient: visus
dengan refraksi terbaik 6/6. Katarak +. Iris shadow +. Katarak
imatur: katarak +, visus < 6/6 1/60. Iris shadow +. Katarak
matur: visus 1/300 LP+. Iris shadow -. Katarak hipermatur:
pencairan kortek, visus bisa membaik, iris shadow pseudo positif.
Nucleus tenggelam kebawah katarak Morgagni. Lensa kekurangan cairan
Shrunken cataract.
Ada juga pembagian lain: Derajat 1: visus >6/12. Lensa
sedikit keruh, warna keputihan. Derajat 2: visus 6/12 6/30. Nucleus
sedikit berwarna kekuningan. Derajat 3: visus 6/30 3/60. Nucleus
berwarna kuning kekeruhan korteks abu2. Derajat 4: visus 3/60 1/60.
Nukleus kuning kecoklatan. Derajat 5: visus 1/60lebih jelek.
Nucleus sangat keras dan berwarna kecoklatan / kehitaman.
DD.: Refleks senile. Katarak komplikata. Kekeruhan vitreus.
Ablation retina.
Penata laksanaan: Pencegahan tidak ada. Pasien dengan visus >
6/12 diberikan kaca mata koreksi terbaik. Bila visus< 6/12
mengganggu kegiatan sehari-hari dirujuk ke SPM. Pembedahan: ICCE,
ECCE, SICS, PHACOEMULSIFIKASI.
Post op: Dengan intra ocular lens / IOL pseudofaki. Tanpa IOL
afaki.
KATARAK KOMPLIKATA.Adalah katarak yg disebabkan penyakit lain :
intra okuler, umum.Intra okuler: Iridosiklitis.katarak subkapsular
posterior ok ggn metabolism lensa bag belakang. Glaucoma, serangan
akut [ katarak Vogt ] reversible. Ggn metabolism lensa subkapsuler
anterior. Miop tinggi dan ablasio retina akibat degenerasi lensa
gambaran kataraknya dari nucleus. Diabetes mellitus kekeruhan khas
spt tebaran kapas didalam masa lensa. Biasanya mengenai kedua mata
walaupun kdg2 tidak bersamaan.
KATARAK TRAUMATIKA.Disebabkan karena; Trauma
tajam/tumpul.Pengobatannya: bila tidak ada penyulit bisa ditunggu
sampai tenang.Penyulitnya: Glaucoma [ lensa mencembung ] Uveitis [
masa lensa keluar ].
DISLOKASI LENSA.1. Subluksasi lensa zonula zinnii putus
sedikit.2. Luksasi lensa putus semua luksasi ke anterior,
posterior.Luksasi anterior glaucoma akut, terapi: terapi
pengeluaran lensa segera.Luksasi posterior seperti afaki uveitis
fakotoksik, glaucoma fakolitik.
Subluksasi Lentis
Luksasi Ke Anterior
Luksasi Lentis PosteriorTerima Kasih
PEMERIKSAAN MATA.
Kelainaan bisa diperiksa: Langsung,tanpa alat,ditempat terang.
Dengan alat/ tidak dikamar terang / gelap.Peralatan yang sebaiknya
disediakan: Visus [Snellen chart] + lensa [trial lens set]. Pinhole
[anomaly refraksi/tidak]. Senter. Loupe/lup. Refraktor palpebra/
desmares. Oftalmoskop [media + fundus okuli]. Tonometer [Schiotz/
aplanasi].Obat-obat diagnostic: Tetes mata midriatik kerja singkat
[tropikamid 0,5 % - 1%]. Tetes mata miotik [pilokarpin 2%]. Tetes
mata fluorescin / kertas fluoresin steril. Tetes mata
pantocain.Urutan pemeriksaan / pencatatan: Visus. Palpebra superior
/ inferior orbita, alis mata. Silia [trichiasis, skuama]. Fisura
palpebra [sempit/lebar]. Sistim lakrimal [ pungtum, sakus, anel
tes]. Gerak bola mata [ nistagmus, diplopia ]. Posisi bola mata
[protusio, strabismus,epikantus]. Bentuk mata
[membesar,mengecil,simetri/tidak]. Tekanan bola mata [palpasi].
Konjungtiva bulbi/tarsal superior dan inferior. Sklera. Kornea
[sensibilitas, plasido], bilik mata depan[hifema, hipopion], iris
pupil, lensa,