Top Banner
DASAR DASAR ANESTESIA (IIb - III) Dr.Diana Lalenoh,M.Kes,SpAn
46

Kuliah Dasar Anestes

Jan 18, 2016

Download

Documents

Arief Satriyo

Anestesi adalah suatu cara d yangalam proses operasi salah satunya yang sering digunakan adalah sub arachnoid blok
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kuliah Dasar Anestes

DASAR DASAR

ANESTESIA

(IIb - III)

Dr.Diana Lalenoh,M.Kes,SpAn

Page 2: Kuliah Dasar Anestes

Stadium – stadium anestesia

Stadium – stadium ini hanya jelas terlihat pada “Volatile Anaesthetic Agents”, terutama ether.

• Stadium I : Stadium analgesia (disorientasi) : mulai induksi sampai hilangnya kesadaran (refleks bulu mata - )

Page 3: Kuliah Dasar Anestes

• Stadium II : Stadium Excitement : Mulai hilangnya kesadaran sampai mulainya pernapasan jadi teratur. Pada stadium ini penderita bisa berontak, tahan napas, muntah, batuk, dll.

• Stadium III : Stadium Surgical Anaesthesia : Mulainya pernapasan teratur sampai paralise pernapasan. Stadium III ini terbagi lagi dalam 4 Plane :

Page 4: Kuliah Dasar Anestes

Plane 1: Dari mulainya pernapasan teratur sampai pergerakan bola mata terhenti.

Plane 2: Dari pergerakan bola mata terhenti sampai mulainya paralise pernapasan interkostal.

Plane 3: Dari mulainya paralise sampai komplit paralise pernapasan interkostal.

Plane 4: Dari komplit paralise pernapasan interkostal sampai paralise diafragma.

Page 5: Kuliah Dasar Anestes

• Stadium IV : Stadium overdosis : Dari mulainya paralise diafragma sampai apnu, dan penderita meninggal.

Page 6: Kuliah Dasar Anestes

Refleks – refleks yang penting untuk menentukan stadium anestesia

• Refleks bulu mata (Eyelash Reflex) :• Sentuhan secara pelan – pelan pada bulu • mata, akan menyebabkan kontraksi kelopak• mata Refleks ini hilang pada waktu masuk • Stadium II• Refleks kelopak mata (Eyelid Reflex) :• Jika kelopak mata bagian atas diangkat• pelan – pelan, akan menyebabkan kontraksi• kelopak mata Refleks ini hilang pada

waktu masuk stadium III

Page 7: Kuliah Dasar Anestes

Refleks Conjunctiva (Conjunctival Reflex) : Sentuhan secara pelan – pelan pada conjunctiva palpebra, akan menyebabkan refleks mengejapkan mata Refleks ini hilang pada akhir stadium III plane 1Refleks Cornea (Corneal Reflex) : Sentuhan secara hati – hati pada cornea, akan menyebabkan kontraksi kelopak mata Refleks ini hilang pada pertengahan plane 2 stadium III

Page 8: Kuliah Dasar Anestes

Refleks Cahaya (Light Reflex) :Dengan memberikan cahaya yang kuat pada mata,akan menyebabkan pupil mengalami konstriksi (miosis) Refleks ini hilang pada pertengahan plane 3 stadium III

Refleks Lakrimasi :Terjadi lakrimasi lebih dari normal pada plane 1 dan plane 2 , stadium III

Refleks Menelan :Terlihat sebelum plane 1, yaitu awal stadium III

Page 9: Kuliah Dasar Anestes

Refleks Muntah :Terlihat pada akhir stadium II (pada waktu recove-ry, refleks ini terlihat saat peralihan dari stadium III ke stadium II)

Refleks Carina :Rangsangan pada carina oleh endotracheal - tube, bronchoscope, atau suction catheter, akan menye-babkan batuk – batuk pada semua stadium sebe-lum stadium IV

Page 10: Kuliah Dasar Anestes
Page 11: Kuliah Dasar Anestes
Page 12: Kuliah Dasar Anestes

Refleks Sphincter Ani :Bila sphincter ani diregang dengan cepat, akan terjadi laringospasme atau hiperpnu pada semua stadium sebelum stadium IV

Refleks Traksi :Tarikan pada peritoneum, mesenterium, hepar, dll akan mengakibatkan hiperpnu, kontraksi otot – otot dinding anterior abdomen, dan laringospasme Refleks ini hilang pada plane 4 stadium III

Page 13: Kuliah Dasar Anestes

Refleks Kulit (Skin Reflex) :Rangsangan pada kulit akan mengakibatkan pende-rita bernapas dalam atau menggerakkan kaki Refleks ini hilang pada plane 2 stadium III

Refleks Farings Posterior :Rangsangan pada mukosa kerongkongan dengan lendir, darah, muntahan, dll, akan mengakibatkan batuk – batuk Refleks ini hilang pada akhir plane 1 stadium III

Page 14: Kuliah Dasar Anestes

Refleks Larings :Rangsangan pada larings dan epiglotis akan meng-akibatkan batuk - batuk dan adduksi pita suara (spasme) Refleks ini hilang pada awal stadium III plane 2

Tracheal Tug :Terjadi pergerakan yang tajam dari larings dan trakea kearah bawah Refleks ini terlihat pada stadium III plane 3 atau plane 4

Page 15: Kuliah Dasar Anestes

• APPARATUS DAN SIRKUIT ANESTESIA

Circle System• Allows rebreathing of anesthetic gases

– lower FGF rates– Less pollution

• Requires CO2 absorption

• Conserves heat and humidity

Page 16: Kuliah Dasar Anestes

Four Basic Circuits• Open• Semi-open• Semi-closed• Closed

Page 17: Kuliah Dasar Anestes

APPARATUS DAN SIRKUIT ANESTESIA

۩ Open - drop methode : Metode ini simple / mudah , tetapi boros dan polusi

kamar bedah Metode ini tidak dipakai lagi

Page 18: Kuliah Dasar Anestes

OPEN SYSTEM MACHINE

Page 19: Kuliah Dasar Anestes

Semi – Open Methode : Metode ini simple / mudah, dead – space kurang, tetapi

boros dan polusi kamar bedah Oleh karena penumpukan CO2 sewaktu – waktu sungkup

dibuka / diangkat, atau berikan O2 melalui kateter dibawah sungkup

Metode ini juga tidak dipakai lagi

Page 20: Kuliah Dasar Anestes

Tehnik Insufflasi : Gas anestesia dimasukkan kedalam naso atau oro farings

dengan kateter kecil disamping pharyngeal – airway Biasanya dipakai pada anak – anak misalnya untuk

operasi tonsilektomi dimana tidak dikehendaki untuk melakukan intubasi pipa endotrakeal

Page 21: Kuliah Dasar Anestes

Semi - Closed Methode :۩Metode ini memungkinkan adanya sedikit rebrea-

thing

Apparatus untuk closed – methode dapat dipakai untuk semi – closed methode, dengan jalan mem-biarkan sebagian gas yang berlebihan keluar mela-lui valve yang dibuka

Mapleson mengajukan 5 tipe sirkuit yang dapat dipakai untuk anestesia semi – closed (tipe A s/d tipe E)

Page 22: Kuliah Dasar Anestes

– gbr

Page 23: Kuliah Dasar Anestes

Tipe E dikenal sebagai : AYRE’S T - PIECE Tipe E ini sering dipakai untuk anak – anak, oleh karena

resistensi dan dead – space minimal Untuk mencegah pengenceran gas yang dihirup dan

penumpukan CO2 , dianjurkan aliran / flow gas 2 kali minute – volume penderita dan volume reservoir – tube 1/3 kali tidal volume penderita

Page 24: Kuliah Dasar Anestes

Modifikasi tipe E yaitu dengan menambah corrugated – tube , reservoir – bag, dan valve (memungkinkan untuk assisted / control respiration), dikenal sebagai JACKSON – REES

Prinsipnya sebenarnya tipe E ini termasuk open – methode.

Jackson - Rees

Page 25: Kuliah Dasar Anestes

۩ Sistim Non - Rebreathing :Udara ekspirasi tidak akan bercampur dengan udara inspirasi sebagai contoh :Ruben Valve (Ambu Hesse Valve)

gbr

Page 26: Kuliah Dasar Anestes

Keuntungan sistim Non - Rebreathing:1. Metode ini non-rebreathing Udara ekspirasi tidak di

inspirasi lagi2. Bila inflasi reservoir- bag tetap, tidal - volume dapat

ditentukan tepat, maka aliran (flow) gas sama de-ngan minute - volume penderita

3. Bisa dirubah dari respirasi spontan ke respirasi kontrol tanpa pengaturan valve

4. Bisa digunakan pada keadaan2 dimana pemakaian CO 2 absorption merupakan kontra indikasi, misalnya pada anestesia dengan obat Trilene

Page 27: Kuliah Dasar Anestes

• C2HCl3 + NaOH C2 Cl2 + NaCl + H2 O• Trilene Soda-lime (co2 abs) Dichloracetylene (toksis utk n.cranialis)

Kerugian sistim Non - Rebreathing :1.Valve bising dan suka menempel / melekat2.Valve tidak dapat di sterilkan dengan pemanasan3.Tangan Anaesthetist harus dilatih (untuk perasaan yang

lain) pada saat kontrol respirasi 4.Pada saat respirasi spontan, flow gas harus diru-bah

rubah oleh karena minute - volume penderita berubah - ubah

5.Boros

Page 28: Kuliah Dasar Anestes

۩ Closed - Methode : Ini adalah metode rebreathing dengan CO2 absorp. Sistim closed tidak dipakai lagi; yang sering dipa-kai

sistim semi - closed, yaitu dengan membuka sedikit valve nya; Hal ini disebabkan oleh karena :

1. Konsentrasi obat anestesia volatile seperti halotan, isoflurane, dll bisa sangat meningkat dalam sirkuit dan bisa berbahaya untuk penderita

2. Perbandingan N2O dan O2 yang diberikan bisa mengalami perubahan yang berarti dan mungkin bisa membahayakan

Page 29: Kuliah Dasar Anestes

Closed-Circuit Anesthesia (Anesthesia, Closed Circuit)

• Description: Inhalation anesthesia where the gases exhaled by the patient are rebreathed as some carbon dioxide is simultaneously removed and anesthetic gas and oxygen are added so that no anesthetic escapes into the room.

Page 30: Kuliah Dasar Anestes

• Closed-circuit anesthesia is used especially with explosive anesthetics to prevent fires where electrical sparking from instruments is possible.

Page 31: Kuliah Dasar Anestes

• Also Known As: • Anesthesia, Closed Circuit; Anesthesia,

Closed-Circuit; Anesthesias, Closed-Circuit; Anesthesias, Rebreathing; Closed Circuit Anesthesia; Closed-Circuit Anesthesias; Rebreathing Anes... Show More

Page 32: Kuliah Dasar Anestes

3. Bila fungsi soda - lime kurang baik, maka CO 2 dalam sirkuit akan sangat meningkat

Salah satu apparatus yang tergolong dalam sistim ini, dan sering dipakai adalah Sistim circle , sbb :

gbr

Page 33: Kuliah Dasar Anestes

Keuntungan Sistim Closed :* Bisa untuk respirasi kontrol* Ekonomis* Suhu dan cairan tubuh dipertahankan* Polusi udara kamar bedah kurang* Bahaya ledakan / kebakaran kurang

Kerugian Sistim Closed :* Tube / masker yang terlalu ketat dapat menyebab- kan trauma pada penderita

Page 34: Kuliah Dasar Anestes

* Debu alkali (soda - lime) bisa masuk kedalam jalan napas penderita * Panas yang dihasilkan reaksi kimiawi soda - lime bisa menyebabkan keringatan pada penderita* Tahanan respirasi dan dead - space meningkat* Bila daya absorpsi soda - lime kurang baik, akan terjadi peningkatan kadar CO2 dalam sirkuit

Page 35: Kuliah Dasar Anestes

CO2 ABSORPTION : 1. SODA - LIME

Terdiri dari : 90 % Ca(OH)2

5 % NaOH Silicates (Untuk mencegah peruba- han menjadi tepung)

2. BARA - LIME Terdiri dari : 80 % Ca(OH)2

20 % Ba(OH)2

Page 36: Kuliah Dasar Anestes

Apparatus Anestesia lain yang sering dipakai

Berikut ini adalah gambar contoh alat-alat anestesia :1. Endotracheal tube (= pipa endotrakeal) : Ada dua tipe : # Oro-trakeal # Naso-trakeal

2. Oropharyngeal tube (= gudel) :

Page 37: Kuliah Dasar Anestes
Page 38: Kuliah Dasar Anestes

3. Laryngoscope :

4. Ambu - bag (= Air - Viva) :

Page 39: Kuliah Dasar Anestes
Page 40: Kuliah Dasar Anestes
Page 41: Kuliah Dasar Anestes
Page 42: Kuliah Dasar Anestes
Page 43: Kuliah Dasar Anestes
Page 44: Kuliah Dasar Anestes
Page 45: Kuliah Dasar Anestes
Page 46: Kuliah Dasar Anestes