Kuliah 1 dan 2: Pengantar Metodologi - Latar Belakang, Definisi dan Tujuan Kemunculan istilah Ekonomi Islam pada tahun 1976 (1 st International Conference on Islamic Economics, Makkah) yang dihadiri cendekiawan muslim seperti Umer Chapra, M. Nejatullah Shidiqqi, Fahim Khan menggagas sebuah konsep baru tentang ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam seperti yang pernah dilakukan pada masa-masa kejayaan Islam. Latar belakang kemunculan ide tersebut karena saat itu sedang terjadi ‘perang dingin’ antara US dan Uni Soviet. US mewakili blok ekonomi kapitalis dan Soviet mewakili blok ekonomi sosialis. Beberapa negara Islam dipaksa untuk memilih salah satu dari 2 blok ekonomi besar tersebut. Akibatnya ada perasaan tidak puas terhadap kedua blok ekonomi tersebut karena dianggap tidak ada yang mewakili nilai-nilai Islam secara penuh. Lalu diusulkan lah pembuatan istilah Ekonomi Islam sebagai solusi dari tidak adanya kecocokan terhadap 2 blok besar ekonomi. Dorongan utama kemunculan ilmu ekonomi Islam, antara lain: 1. Alasan praktis, untuk menyusun kembali kehidupan ekonomi yang sesuai syariah 2. Alasan intelektual, untuk mengembangkan ilmu ekonomi yang sesuai syariah Perkembangannya, sebelum tahun 1990 gambaran besar sebuah sistem ekonomi Islam dan membahas mengenai filosofi dan konsep dasar dari ekonomi Islam. Setelah tahun 1990 bidangnya menyempit kepada keuangan dan perbankan karena tujuan pragmatis lebih dikedepankan. Pengembangan ekonomi Islam bisa dilakukan dengan 2 cara: 1. Re-Invent: Pembangunan dari awal yang digali dari dalil-dalil. 2. Patchwork: Menggunakan teori yang sudah ada dari ekonomi konvensional. Contoh dari pengembangan dengan Re-Invent, mencari institusi pada masa kejayaan Islam yang bisa membuat Islam maju seperti pada saat Dinasti Utsmaniyah (Turki Ustmani) ada lembaga waqaf yang bisa membangun jalan, pertanian, universitas dari waqaf. Kelemahan utama ekonomi Islam karena tidak ada metodologi yang baik sebagai sebuah ilmu. Hal penting dalam diskusi metodologi adalah menguraikan dan menetapkan peraturan- peraturan, prosedur, standar, dan yang paling penting, kriteria saintifik yang dengannya kita dapat membedakan benar dan salah dalam menilai dan mengevaluasi teori-teori ekonomi. Maka ada kebutuhan ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Metodologi menguraikan dan menetapkan peraturan-peraturan, prosedur, standar, dan yang paling penting, kriteria saintifik yang dengannya kita dapat membedakan benar dan salah dalam menilai dan mengevaluasi teori-teori ekonomi. Tujuan membangun teori dalam sebuah disiplin ilmu dan mengevaluasi teori yang dihasilkan. Fokus kesesuaian metode, teknik penalaran, dan membebaskan pikiran dari subjektivitas - Epistemologi dan Metodologi
14
Embed
Kuliah 1 dan 2: Pengantar Metodologi - Latar Belakang ... … · Kemunculan istilah Ekonomi Islam pada tahun 1976 ... proses pendidikan bidang-bidang ilmiah. ... Tingkatan 4 Pilihan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kuliah 1 dan 2: Pengantar Metodologi
- Latar Belakang, Definisi dan Tujuan
Kemunculan istilah Ekonomi Islam pada tahun 1976 (1st International Conference on Islamic
Economics, Makkah) yang dihadiri cendekiawan muslim seperti Umer Chapra, M. Nejatullah
Shidiqqi, Fahim Khan menggagas sebuah konsep baru tentang ekonomi yang didasarkan pada
nilai-nilai Islam seperti yang pernah dilakukan pada masa-masa kejayaan Islam. Latar
belakang kemunculan ide tersebut karena saat itu sedang terjadi ‘perang dingin’ antara US
dan Uni Soviet. US mewakili blok ekonomi kapitalis dan Soviet mewakili blok ekonomi
sosialis. Beberapa negara Islam dipaksa untuk memilih salah satu dari 2 blok ekonomi besar
tersebut. Akibatnya ada perasaan tidak puas terhadap kedua blok ekonomi tersebut karena
dianggap tidak ada yang mewakili nilai-nilai Islam secara penuh. Lalu diusulkan lah
pembuatan istilah Ekonomi Islam sebagai solusi dari tidak adanya kecocokan terhadap 2 blok
besar ekonomi.
Dorongan utama kemunculan ilmu ekonomi Islam, antara lain:
1. Alasan praktis, untuk menyusun kembali kehidupan ekonomi yang sesuai syariah
2. Alasan intelektual, untuk mengembangkan ilmu ekonomi yang sesuai syariah
Perkembangannya, sebelum tahun 1990 gambaran besar sebuah sistem ekonomi Islam dan
membahas mengenai filosofi dan konsep dasar dari ekonomi Islam. Setelah tahun 1990
bidangnya menyempit kepada keuangan dan perbankan karena tujuan pragmatis lebih
dikedepankan.
Pengembangan ekonomi Islam bisa dilakukan dengan 2 cara:
1. Re-Invent: Pembangunan dari awal yang digali dari dalil-dalil.
2. Patchwork: Menggunakan teori yang sudah ada dari ekonomi konvensional.
Contoh dari pengembangan dengan Re-Invent, mencari institusi pada masa kejayaan Islam
yang bisa membuat Islam maju seperti pada saat Dinasti Utsmaniyah (Turki Ustmani) ada
lembaga waqaf yang bisa membangun jalan, pertanian, universitas dari waqaf.
Kelemahan utama ekonomi Islam karena tidak ada metodologi yang baik sebagai sebuah
ilmu. Hal penting dalam diskusi metodologi adalah menguraikan dan menetapkan peraturan-
peraturan, prosedur, standar, dan yang paling penting, kriteria saintifik yang dengannya kita
dapat membedakan benar dan salah dalam menilai dan mengevaluasi teori-teori ekonomi.
Maka ada kebutuhan ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu.
Metodologi menguraikan dan menetapkan peraturan-peraturan, prosedur, standar, dan
yang paling penting, kriteria saintifik yang dengannya kita dapat membedakan benar dan
salah dalam menilai dan mengevaluasi teori-teori ekonomi.
Tujuan membangun teori dalam sebuah disiplin ilmu dan mengevaluasi teori yang
dihasilkan.
Fokus kesesuaian metode, teknik penalaran, dan membebaskan pikiran dari subjektivitas
- Epistemologi dan Metodologi
Filosofi Ilmu Pengetahuan memiliki 3 cabang, antara lain: Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi.
-Ontologi: hakikat apa yang dikaji.
-Epistemologi: bagaimana teori pengembangannya.
-Aksiologi: manfaat apa dari suatu ilmu.
Lalu manfaat dari ketiga cabang filsafat ilmu tersebut,
-Ontologi: pemahaman Islam tentang realitas ekonomi dan fondasi konsep ekonomi Islam
“Perspektif” baru Ilmu Ekonomi
-Epistemologi: metode ekonomi Islam, konsep kunci ekonomi Islam, dan skema konseptual
ekonomi Islam “Pendekatan” baru Ilmu Ekonomi
-Aksiologi: meneliti nilai yang bias dalam ilmu ekonomi mainstream dan menanamkan etika
Islam dalam ilmu ekonomi Pedoman “nilai” baru dalam Ilmu Ekonomi.
Metodologi Ekonomi Islam masuk ke dalam
cabang Epistemologi. Sehingga pembahasan
lebih banyak tentang filsafat ilmu
pengetahuan hanya menekankan kepada
epistemologi.
Epistemologi Teori dari ilmu pengetahuan.
Tujuan mengklarifikasi asal-usul, sifat, varietas, batas-batas dari sebuah ilmu
pengetahuan. Sehingga tujuan akhirnya adalah pencarian kebenaran
Metodologi, memberikan pedoman dan kriteria bagaimana menilai dan membenarkan teori
dari sumber-sumber pengetahuan.
Epistemologi, memberikan gambaran yang lebih besar akan sumber pengetahuan dan
pembenarannya pada ilmu (discipline).
- Ruang Lingkup Metodologi Ekonomi Islam: Objek, Sumber, Rujukan, Metode, dan
Proses
Ruang Lingkup Metodologi
Objek
-Apa yang dibahas? Kenapa perlu
ekonomi? Kenapa ekonomi Islam?
- Apa konsep, prinsip dasarnya?
-Bagaimana perbandingannya dengan
konsep lain yang identik?
Sumber Rujukan
-Dalam hal ini terkait dengan bagaimana
dan darimana manusia dapat memperoleh
objek yang kemudian dijadikan ilmu
pengetahuan
Metode
- Terkait dengan langkah-langkah teknis
apa saja yang dapat dilakukan untuk
membentuk teori; termasuk didalamnya
kerangka pikir yang dibangun.
Verifikasi vs falsifikasi
Induktif vs deduktif
Islamisasi ekonomi vs ushul fiqh
Prosedur
-Apa saja komponen (subject matter,
sumber ilmu metode) yang seharusnya
ada dalam membentuk teori
-Langkah-langkah dan tahapan
sistematis yang perlu dijalankan
-Kriteria validitas dari teori yang telah
dibentuk
Epitemologi
Metodologi Ekonomi Islam
Tujuan pembentukan teori dalam ilmu ekonomi Islam:
1. Untuk menghasilkan teori ekonomi yang bisa menghubungkan kondisi ideal dan
realitas.
2. Untuk menghasilkan teori ekonomi yang mampu menjelaskan realitas dan
hubungannya secara menyeluruh.
3. Untuk menghasilkan teori ekonomi yang dapat merealisasikan tujuan.
Kuliah 3: Islamic Worldview I
- Worldview sebagai Landasan Paradigma Berpikir
Worldview adalah persepsi atau paradigma tentang kehidupan di dunia.
Worldview Nilai-nilai Perilaku
Semua aspek kegiatan manusia dipengaruhi oleh pandangan atau visinya terhadap dunia.
Sedangkan nilai-nilai pada pada diri manusia diturunkan dari pandangannya terhadap dunia
(worldview).
Dengan worldview seseorang akan mampu menjawab pertanyaan tentang hakikat kehidupan
di dunia, yang kemudian menjadi basis/prinsip dalam menjalani kehidupan.
Secara dasar sumber ilmu, Ekonomi Islam sudah berbeda dengan Ekonomi Konvensional.
Ekonomi konvensional hanya bersumber kepada 2 hal: 1) Analisis Teori; dan 2) Observasi.
Namun ekonomi Islam memiliki sumber ilmu lain yang berbeda dengan ekonomi
konvensional yakni wahyu Allah (Al-Qur’an) dan perilaku nabi (Sunnah). Hal ini terjadi
karena ada perbedaan worldview sebagai landasan berpikir. Seperti ada pandangan bahwa
sumber daya digunakan untuk memenuhi hasrat (ekonomi konvensional) atau ada juga
pandangan bahwa sumber daya digunakan untuk suatu kebutuhan (ekonomi Islam).
- Implikasi Worldview terhadap Pembentukan Nilai
Worldview bisa terbentuk dengan 2 cara:
1. Secara Natural, internalisasi worldview ke dalam diri sendiri/masyarakat secara alami
melalui aktivitas-aktivitas yang dipengaruhi dengan budaya, teknologi, dan pengetahuan.
2. Secara Sistematik, worldview dapat dimaknai ke dalam manusia/masyarakat melalui
proses pendidikan bidang-bidang ilmiah.
Karena nilai mempengaruhi perilaku, hal ini membentuk paradigma seseorang dalam
membangun ilmu. Misalnya seseorang yang berasal dari keluarga Atheis akan mencoba
membangun teori evolusionism karena ingin menjawab permasalahan dalam kehidupan
mereka yang dianggap pentng. Worldview membentuk kepentingan para ilmuwan.
- Nilai dan Perilaku (Ekonomi) Manusia
Nilai Perilaku Ekonomi
Mencari keuntungan profit Menabung berdasrkan motif bunga
Peduli masa depan/keluarga Menabung hanya untuk simpanan
Ketaatan agama Menabung untuk ibadah haji
Walaupun ketiga aktivitas diatas sama-sama menabung, namun motif dari masing-masing
individu berbeda. Worldview akan menentukan nilai, dan nilai akan menentukan perilaku.
Ilmu Ekonomi: Bebas Nilai?
Bukti Ilmu Ekonomi tidak bebas nilai
Tingkatan 1 Pilihan peneliti terhadap topik yang akan diteliti.
Tingkatan 2 Pilihan peneliti terhadap variabel dan asumsi yang digunakan.
Tingkatan 3 Pilihan metode penelitian, kualitatif atau kuantitatif.
Tingkatan 4 Pilihan terhadap tujuan dan cara untuk mencapainya.
Tingkatan 5 Pilihan terhadap kebijakan yang digunakan.
Lima tingkatan tersebut menjadi bukti bahwa Ilmu Ekonomi bukanlah Value Free namun
Value Loaded karena di dalamnya banyak dipengaruhi oleh nilai dan preferensi dari
penelitinya. Pada dasarnya tidak ada ilmu yang bebas nilai, namun tren sekarang dalam ilmu
ekonomi sebagai ilmu pengetahuan, ilmu ekonomi harus fokus hanya kepada observasi dan
analisis faktual untuk menemukan ketidakseragaman dalam perilaku manuasia.
Ilmu Ekonomi bisa menjadi sebuah ilmu yang disebut Value Free diawali dari adanya The
Vienna Circle pada 1930an. Pertemuan tersebut bermaksud untuk menghapus proporsi-
proporsi yang tidak dapat dibuktikan menurut prinsip-prinsip ilmiah seperti seni, agama dan
moral. Ilmu harus bisa dibuktikan melalui pengamatan empiris.
Lionel Robbins dalam esainya “The Nature and Significance of Economic Science”
menyatakan bahwa ilmu ekonomi netral, diantara tujuan-tujuannya dan memperjanjikan
pembaruan bagi “posivitisme” secara besar-besaran. Lionel Robbins didukung oleh 2 ekonom
ternama lain, Samuelson dan Milton Friedman.
- Secular Worldview: Definisi dan Konsep
Sekuler adalah aktivitas yang berhubungan dengan “here and now”, aktivitas hanya
mementingkan keduniawi dalam hidup.
Sekulerisme adalah proses pembebasan akal dari kontrol agama dan kontrol metafisik.
Hasilnya adalah penurunan secara perlahan terhadap pemahaman agama dan pengaruhnya
terhadap kehidupan; pemisahan antara kehidupan dan agama.
Sekulerisasi dilakukan dengan 3 cara:
1. Perlakuan terhadap alam alam sebagai objek yang dapat dieksploitas manusia.
2. Bidang politik/negara otoritas tertinggi diberikan kepada manusia
3. Pemaknaan nilai semua norma, nilai, hukum dapat diubah menurut keinginan manusia.
Sekulerisme + Materialisme = Menyatakan bahwa hanya dunia yang nyata sehingga yang
mengacu kepada akhirat menjadi tidak relevan ekonomi harus didasarkan kepada cost
benefit analysis.
Karakteristik Secular Worldview
1. Pandangan barat lebih menitikberatkan pada aspek amterial dari kesejahteraan manusia.
2. Religion is privacy.
3. Not recognize for divine guidance.
4. Penalaran manusia merupakan sumber paling utama.
5. Self interest and market system no room for Govt
6. Authority taken away from religion.
7. Deconsetrating of Value.
Kuliah 4: Islamic Worldview II
- Islamic Worldview: Definisi dan Konsep
Dalam tradisi klasik Islam, istilah worldview belum diketahui. Pada abad 20 pun, ulama
berbeda pendapat dalam menyebut Istilah worldview.
Maulana al-Mawdudi mengistilahkan Islami Nazariat (Islamic Vision)
Sayyid Qutb mengunakan istikah al-Tasawwur al-Islamy (Islamic Vision)
Mohammad Ashif al-Zayn menyebut al-Mabda’ al-I slamy (Islamic Principle)
Prof. Syed Naquib al-Attas menamakan Ru’yatul Islam lil wujud (Islamic Worldview).
Dalam terminologi Islam, padanan kata worldview disebut sebagai “tasawwur”, yang
memiliki dasar “sawwara” QS Ali Imron (3): 6 dan QS Al Araf (7): 11
Sehingga Islamic Worldview didefinisikan, sebuah gambaran yang komprehensif atau absolut
tentang Islam yang tujuannya adalah untuk menjelaskan secara holistik prinsip-prinsip Islam
dasar jujur dan komprehensif sedemikian rupa sehingga menjadi dasar untuk pandangan