Top Banner
Kerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim Ekonomi Perubahan Iklim - 4
43

Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Dec 09, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Kerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim

Ekonomi Perubahan Iklim - 4

Page 2: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Sejarah

1898

ilmuwan SwediaSvante Ahrrenius

1950

Saturday Evening Post

1960

Perdebatan ilmiah muncul (Senjata

Nuklir)

1970 1975

Mulai Perdebatan ilmiah dan pers (Cold

Down)

Di penghujung 1970 an Konsentrasi CO2

Terus bertambah (Penelitian NASA)

1980

Muali mlakukan perhitungan suhu bumi

1985Lubang Ozon

ditemukan di Antartika

Para ahli masih berkonsentrasi untuk melakukan tinjauan pemanasan

global

1986

Desakan negara berkembang terhadap negara maju (Deklarasi PBB mengenai Hak atas Pembangunan)

Suhu tidak perna

h turun kecua

li Tahu

n 1991 (erup

si Gunu

ng Pinatubo)

1979UNEP, WMO

Membentuk World Climate Program

Page 3: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt
Page 4: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Sejarah

1992Earth

Summit

Agenda 21 : UNFCC, UNCBD, Forestry Principel

1997Protocol Kyoto

Komitmen Negara Industri untuk turunkan emisi 5% dibawah tahun

1990

UNFCC (UN Famework Convention on Climate ChangeUNEP, WMO

Membentuk IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change )

1988Konferensi

Toronto

Konferensi 1 “Changing Atmosphere”

1990Konferensi

Geneva

Konferensi 2 “Kebijakan Politik Perubahan Iklim”

Page 5: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Konverensi Toronto

Resolusi PBB •Pertama, mengakui bahwa perubahan iklim merupakan masalah bersama umat manusia terutama karena iklim merupakan kondisi yang esensial yang mempertahankan kehidupan di muka bumi. •Kedua, menentukan bahwa tindakan yang perlu dan dalam jangka waktu yang tepat seharusnya diambil dalam kerangka kerja global untuk menghadapi perubahan iklim.

Page 6: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Laporan IPCC 1990

• GRK (Gas Rumah Kaca) manusia nampaknya mengakibatkan cepatnya perubahan iklim.

• Model iklim memprediksikan bahwa temperatur global akan naik hingga kira-kira 1 - 3.5 C pada tahun 2100.

• Perubahan iklim akan memiliki efek pada lingkungan global. Secara umum, makin cepat perubahan iklim, makin besar resiko kerusakan. Jika tren yang sedang berjalan terus berlanjut, permukaan laut diprediksikan akan naik antara 15-95 cm pada 2100 yang mengakibatkan banjir dan kerusakan lainnya.

• Manusia akan menghadapi tekanan dan resiko baru. Ketahanan pangan global nampaknya terancam sementara beberapa wilayah akan mengalami kekurangan makanan dan kelaparan.

• Manusia dan ekosistem harus beradaptasi dengan regim iklim yang akan datang.• Menstabilkan konsentrasi GRK di atmosfer membutuhkan usaha luar biasa.

Page 7: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Laporan IPCC 1990

Dalam perkembangan terakhir, IPCC telah menemukan peningkatan konsentrasi GRK yang sangat signifikan di Mauna Loa Hawai. Saat ini kenaikan konsentrasi CO2 sangat pesat dan meninggalkan angka tahun 1990 ketika laporan IPCC pertama kali diterbitkan. Mauna Loa sudah menunjukan angka mendekati 390 ppm (lihat tabel 1). Perkembangan tersebut menunjukan masalah perubahan iklim makin serius

Page 8: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Konferensi GenevaDeklarasi :•Pertama, tidak menyepakati target spesifik pengurangan emisi. •Kedua, menyokong beberapa prinsip penting yang dalam perkembangan selanjutnya diadopsi dalam Konvensi Perubahan Iklim.•Ketiga, telah terjadi ancaman serius atau kerugian yang tidak bisa dielak sehingga kurangnya kepastian ilmiah tidak menjadi alasan untuk menunda tindakan yang efektif biaya untuk mencegah pengurangan mutu lingkungan.14

Prinsip:•Common concern of humankind (masalah bersama umat manusia).•Common but differentiated responsibilities (tanggung jawab yang sama namun secara khusus harus dibedakan sesuai kemampuan13) dengan menimbang level pembangunan yang berbeda.•Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan) dan •The precautionary principle (kehati-hatian dini)

Page 9: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Konferensi Rio De Jeneiro - Brazil

• The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC),

• The Convention on Biological Diversity (CBD), • The United Nations Convention to Combat Desertification

(UNCCD).

Page 10: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

The United Nations Framework Convention on Climate Change

(UNFCCC)

Page 11: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)

Tujuan•Tujuan paling utama konvensi adalah menstabilkan konsentrasi GRK pada level yang mencegah bahaya campur tangan manusia terhadap sistem iklim. •Konvensi UNFCCC menetapkan suatu kerangka menyeluruh bagi negara-negara anggotanya untuk mengatasi perubahan iklim.•Setiap negara anggota dapat membuat kebijakan dan strategi nasional untuk dapat mengatasi emisi GRK di negaranya sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap dampak dari perubahan iklim.•Negara-negara anggota UNFCCC bekerjasama untuk beradaptasi terhadap dampak dari perubahan iklim dengan cara menyediakan dukungan keuangan bagi perbaikan lingkungan yang rusak dan transfer teknologi dari negara industri maju ke negara berkembang.

Page 12: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)

Prinsip:•Common but differentiated responsibilities and respective capabilities •The specific needs and special circumstances of developing country •The principle of the precautionary measures•Prinsip sustainable development•Cooperate to promote a supportive and open international economic system

Page 13: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Common but differentiated responsibilities and respective capabilities •Pertama, tanggung jawab yang sama dari semua negara atas lingkungan baik pada level nasional maupun global. •Kedua, perlu mempertimbangkan situasi yang berbeda yang berkaitan dengan kontribusi historis setiap negara terhadap perkembangan masalah lingkungan tertentu dan memperhatikan kemampuan masing-masing negara untuk mencegah, mengurangi atau mengontrol ancaman yang terjadi

Page 14: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

The specific needs and special circumstances of developing country•Prinsip ini merupakan tekanan lebih lanjut dari prinsip common but differentiated responsibility.•Aspek keadilan dalam prinsip ini adalah bahwa upaya mengatasi perubahan iklim tidak boleh menambah beban luar biasa bagi negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim atau negara-negara berkembang yang masih bersusah payah untuk menggapai pertumbuhan ekonomi. •Berbasis prinsip ini, negara maju wajib membantu negara berkembang, terutama yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dalam menyediakan pendanaan adaptasi terhadap dampak-dampak tersebut

Page 15: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

The principle of the precautionary measures

Page 16: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Prinsip sustainable development•Tercukupinya kebutuhan dasar•Pemanfaatan sumber daya yang hemat dan efisien karena ada batas sumber daya lingkungan menyerap pengaruh-pengaruh kegiatan manusia•Teknologi ramah lingkungan•Demokratisasi dalam pengambilan keputusan atas sumber daya•Pembatasan jumlah penduduk

Page 17: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Cooperate to promote a supportive and open international economic system•Prinsip ini berkaitan dengan hak untuk tetap membangun, terutama bagi negara berkembang.•Halangan yang diskriminatif termasuk melalui pembatasan perdagangan tidak bisa dilakukan semena-mena meskipun dirancang sebagai langkah untuk mengatasi perubahan iklim. •Prinsip ini muncul sebagai artikulasi dari hak atas pembangunan (rights to development) yang disuarakan negara berkembang.

Page 18: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Daftar Agenda Utama di tingkat International (dibawah UNFCCC)

• Mitigasi perubahan iklim;• Adaptasi perubahan iklim;• Pengembangan Kapasitas;• Transfer technology;• Mekanisme Pendanaan/ Financial Mechanism;• Post Kyoto

Page 19: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Pertemuan-pertemuan Internasional dan Kelembagaan dibawah UNFCCC:

• COP = Conference of the Parties;• COP/MOP : Conference of the Parties/ Meeting of the Parties;• SBSTA = Subsidiary Body for Scientific, Technical, and Advice;• SBI = Subsidiary Body for Implementation;• In-sessional workshop;• Inter-sessional workshop;• Tambahan: side-events

Page 20: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

• 2007 COP- 13 and COP/MOP 3 pada bulan Desember tahun 2007 dilakukan di Bali Indonesia.

• Ada beberapa hasil rekomendasi yang dihasilkan pada pertemuan ini dimana semuan peserta yang mengikuti kegiatan ini menungkannya ke dalam dokumen yang disebut Bali Action Plan dan Bali Road Map. Salah satu rekomendasinya adalah pembahasan dan persiapan penerapan skema Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD).

• 2008 COP- 14 (Poznan) pada bulan Desember tahun 2008 yang dilakukan di Poznan Polandia.

• Adapun hasil yang didapat pada pertemuan ini adalah tentang dana adaptasi dan transfer teknologi, hasil Konferensi Perubahan Iklim di Poznan ini menyebutkan bahwa Jepang mengumumkan pengurangan emisi jangka panjang 50% pada 2050. Sedangkan Amerika Serikat akan menjadi pemimpin dalam pencegahan perubahan iklim. Langkah-langkah akan diambil untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 80% pada 2050.

• 2009 COP- 15 and CMP 5, KTT ini diselenggarakan di Copenhagen, Denmark, 7-18 Desember 2009. Pertemuan akbar ini melibatkan 15.000 orang dari 192 negara dan dihadiri oleh 105 kepala Negara.

Page 21: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

The Climate Change Convention

Page 22: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

COP

• Conference of the Parties adalah lembaga tertinggi konvensi

• Tugas utamanya, mempromosikan dan me-review implementasi konvensi

• Sejak berdiri, konvensi telah menyelenggarakan COP sebanyak 16 kali

Page 23: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Sekretariat Konvensi

Sekretariat Konvensi berkedudukan di Bonn, Jerman. Tugas utamanya tercantum dalam pasal 8 konvensi, yakni : •Mengatur penyelenggaraan dan memberikan layanan dalam COP, pertemuan-pertemuan badan pembantu dan biro; •Mengkompilasi dan meneruskan laporan yang diterimanya •Memberikan fasilitas kepada para pihak, khususnya permintaan dari negara berkembang dalam hal kompilasi dan komunikasi informasi sesuai dengan yang diamanatkan konvensi. Selain tiga tugas di atas Sekretariat juga membantu koordinasi teknis antara sekretariat dengan badan-badan yang relevan, menyiapkan dokumen pertemuan dan berbagai dukungan teknis lainnya.

Page 24: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Subsidiary Bodies & Sekretariat• Dua lembaga pendamping yang membantu COP• The Subsidiary Body for Scientific & Technological Advice

menyediakan informasi dan saran-saran dibidang sains dan teknologi

• The Subsdiary Body for Implementation membantu COP dalam menilai dan me-review implementasi dari COP

• Sekretariat tetap sudah ditentukan sejak COP pertama yaitu di Bonn, Jerman

Page 25: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Protokol Kyoto

Page 26: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Protokol Kyoto• Pada COP 1 bulan Maret 1995, negara peserta

sepakat komitmen dalam Konvensi belum cukup kuat.

• Setelah berproses selama 2 tahun, pada COP 3 bulan Desember 1997, negara peserta menyepakati Protokol sebagai bagian dari Konvensi

Page 27: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Elemen Protokol Kyoto

• Komitmen pengurangan emisi GRK yang baru untuk negara-negara industri

• Mekanisme Kerjasama Implementasi• Sumber dana baru untuk negara-negara

berkembang• Komitmen baru bagi negara-negara

berkembang

Page 28: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Komitmen Protokol Kyoto• Target pengurangan emisi bagi kelompok Annex 1

minimal 5 persen dibawah level 1990 yang harus dicapai dalam rentang waktu 2008 –2012

• Target hasil negosiasi untuk setiap negara kelompok Annex 1 tercantum dalam Lampiran B Protokol

• Dengan meningkatnya pemakaian energi, target reduksi emisi berdasarkan keadaan 1990 menjadi lebih besar dibanding kondisi aktual, -5 persen pada 1990 vs –29 persen pada 2010

Page 29: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt
Page 30: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Komitmen Protokol Kyoto (lanjutan)

• Enam GRK dibawah kendali Protokol Kyoto:– karbon dioksida (CO2)– metana (CH4)– nitro oksida (N2O)– sulfur heksaflorida (SF6)– Perfluorokarbon (PFC)– Hydro fluorokarbon (HFC)

Page 31: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Emission reduction target by different countries

- 6%

Page 32: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt
Page 33: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Mekanisme Fleksibilitas Kyoto

• Joint Implementation (JI)• Clean Development Mechanism (CDM)• International Emissions Trading (IET)

Page 34: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Joint Implementation (JI)• JI adalah instrumentasi (prasarana) berbasis proyek yang

bertujuan untuk mengurangi emisi GRK• Investor proyek JI memberikan modal, dana, akses pada

teknologi dan teknis, dan lain sebagainya.• JI memungkinkan proyek yang dapat mengurangi emisi-emisi

yang ada di negara tuan rumah.• Reduksi emisi dapat diukur, sedangkan kredit dapat ditransfer

kepada investor.• Periode waktu untuk reduksi emisi: 2008-2012

Page 35: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

JI Di Bawah Protokol Kyoto

• Berbasis proyek

• Hanya dalam negara-negara Annex I

• Untuk Emission Reduction Units (ERUs) hanya dilaksanakan pada tahun 2008 hingga 2012

Page 36: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Clean Development Mechanism (CDM)

• Disepakati dalam Protokol Kyoto tahun 2007

• Baik negara-negara Annex I maupun non-Annex I dapat berpartisipasi

• Sukarela, berbasis proyek

• Certified Emissions Reduction (CERs) disimpan sesudah tahun 2000

Page 37: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

International Emissions Trading (IET)

• Negara-negara yang menetapkan neraca emisi, didasarkan pada emisi-emisi 1990

• Dapat menjual reduksi kelebihannya, atau membeli kelebihan neraca reduksi dari negara lain

Page 38: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Kelembagaan Kyoto

• Kelembagaan yang meratifikasi protokol kyoto : Conference of Meeting Parties (CMP)

Page 39: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Komite Mekanisme Kyoto

Dalam rangka melaksanakan tiga mekanisme Kyoto yang mengikuti standar yang telah ditetapkan maka dibentuk beberapa lembaga yang mendukung pelaksanaan mekanisme-mekanisme tersebut (JI, CDM dan IET)

Page 40: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Tantangan Perundingan• Perubahan iklim dan kebijakan untuk mengurangi dampaknya memiliki

implikasi ekonomi dan lingkungan yang sangat besar.• Data menunjukan bahwa negara maju bertanggung jawab terhadap 2/3 dari

emisi masa lalu.• Negara maju memiliki segala perlengkapan terbaik untuk menangkal dampak

merusak dari perubahan iklim.• Negara berkembang masih sangat membutuhkan pembangunan eknomi dan

lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Page 41: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Group Negara• Uni Eropa• The JUSSCANZ• CEITs (Countries with Economic in Transition)• The Group 77 dan China• The Association of Small Island States atau AOSIS• Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau The Organization of Petroleum

Exporting Countries (OPEC)• Kalangan Bisnis• Aktifis Lingkungan• NGO Lingkungan• Pemerintah Lokal

Page 42: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt
Page 43: Kul Kebijakan Iklim_4.ppt

Terima Kasih