Top Banner
KUANTIFIKASI OSILASI KUASI DUA TAHUNAN STRATOSFER (QBO) MENGGUNAKAN DATA ECMWF- INTERIM REANALYSIS *Givo Alsepan 1 , Sandro Wellyanto Lubis 1,2 , Sonni Setiawan 1 1 Department of Geophysics and Meteorology, Bogor Agricultural University (IPB), Indonesia 2 Physics of the Atmosphere, GEOMAR Helmholtz Centre for Ocean Research Kiel, Germany *[email protected] Abstract A 30-year ERA-Interim data from the European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) was used to quantitatively analyze the characteristics of the quasi- biennial oscillation (QBO). Our analysis showed that the zonally symmetric easterly and westerly phase of QBO regimes alternate with period of ~27.7 months. Based on Equivalent QBO Amplitude (EQA) method, we found that the maximum amplitudes in zonal mean zonal wind (u), temperature (T), vertical shear (du/dz) and quadratic vertical shear (d 2 u/dz 2 ) are ~28.3 m/s , ~3.4 K, ~4.8 m/s/km, and ~1.0 m/s/km 2 respectively. The amplitudes decay exponentially with a Gaussian distribution in latitude. The twofold- structure of QBO descends downward at rate of ~1 km/month. We also showed that QBO- du/dz and QBO-T satisfy the thermal wind balance relation due to very small contribution of the mean meridional and vertical motion. Moreover, we found that the concentration of the total column ozone (TCO) in the tropics is significantly influenced by QBO. During the westerly phase of QBO, the TOC is relatively increased in the lower-stratosphere, but decreased during the opposite phase. Keywords : QBO, Amplitudes, Thermal wind balance, Total Column Ozone (TCO). Abstrak Data ERA-Interim dengan periode 30 tahun (Januari 1981 Desember 2010) keluaran ECMWF (European Center for Medium-Range Weather Forecasts) digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif karakteristik QBO (quasi-biennial oscillation). Hasil analisis menunjukkan bahwa fasa timuran dan baratan QBO merambat bergantian dengan periode ~27.7 bulan per siklus. Berdasarkan metode EQA (Equivalent QBO Amplitude), ditemukan bahwa amplitudo maksimum dari kecepatan rata-rata angin zonal terhadap bujur (u), rata-rata zonal dari suhu (T), pergeseran vertikal angin zonal (du/dz), dan laju perubahan vertikal pergeseran vertikal angin zonal (d 2 u/dz 2 ) secara berturut-turut adalah ~28.3 m/s, ~3.4 K, ~4.8 m/s/km, dan ~1.0 m/s/km 2 . Amplitudo tersebut berkurang secara eksponensial mengikuti distribusi Gaussian terhadap lintang. Struktur twofold dari QBO merambat ke bawah dengan laju ~1 km/bulan. Diperoleh hubungan QBO-du/dz dengan QBO-T memenuhi persamaan angin termal, karena sangat kecilnya kontribusi dari rata-rata pergerakan angin vertikal dan meridional. Selain itu, konsentrasi dari total column ozone (TCO) di daerah tropis secara signifikan dipengaruhi oleh QBO. Dimana selama fasa
13

Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

Apr 10, 2023

Download

Documents

sofyan sjaf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

KUANTIFIKASI OSILASI KUASI DUA TAHUNAN

STRATOSFER (QBO) MENGGUNAKAN DATA ECMWF-

INTERIM REANALYSIS

*Givo Alsepan1, Sandro Wellyanto Lubis1,2, Sonni Setiawan1

1Department of Geophysics and Meteorology, Bogor Agricultural University (IPB), Indonesia 2Physics of the Atmosphere, GEOMAR Helmholtz Centre for Ocean Research Kiel, Germany

*[email protected]

Abstract

A 30-year ERA-Interim data from the European Center for Medium-Range Weather

Forecasts (ECMWF) was used to quantitatively analyze the characteristics of the quasi-

biennial oscillation (QBO). Our analysis showed that the zonally symmetric easterly and

westerly phase of QBO regimes alternate with period of ~27.7 months. Based on

Equivalent QBO Amplitude (EQA) method, we found that the maximum amplitudes in

zonal mean zonal wind (u), temperature (T), vertical shear (du/dz) and quadratic vertical

shear (d2u/dz2) are ~28.3 m/s , ~3.4 K, ~4.8 m/s/km, and ~1.0 m/s/km2 respectively. The

amplitudes decay exponentially with a Gaussian distribution in latitude. The twofold-

structure of QBO descends downward at rate of ~1 km/month. We also showed that QBO-

du/dz and QBO-T satisfy the thermal wind balance relation due to very small contribution

of the mean meridional and vertical motion. Moreover, we found that the concentration of

the total column ozone (TCO) in the tropics is significantly influenced by QBO. During the

westerly phase of QBO, the TOC is relatively increased in the lower-stratosphere, but

decreased during the opposite phase.

Keywords : QBO, Amplitudes, Thermal wind balance, Total Column Ozone (TCO).

Abstrak

Data ERA-Interim dengan periode 30 tahun (Januari 1981 – Desember 2010)

keluaran ECMWF (European Center for Medium-Range Weather Forecasts) digunakan

untuk menganalisis secara kuantitatif karakteristik QBO (quasi-biennial oscillation). Hasil

analisis menunjukkan bahwa fasa timuran dan baratan QBO merambat bergantian dengan

periode ~27.7 bulan per siklus. Berdasarkan metode EQA (Equivalent QBO Amplitude),

ditemukan bahwa amplitudo maksimum dari kecepatan rata-rata angin zonal terhadap bujur

(u), rata-rata zonal dari suhu (T), pergeseran vertikal angin zonal (du/dz), dan laju

perubahan vertikal pergeseran vertikal angin zonal (d2u/dz2) secara berturut-turut adalah

~28.3 m/s, ~3.4 K, ~4.8 m/s/km, dan ~1.0 m/s/km2. Amplitudo tersebut berkurang secara

eksponensial mengikuti distribusi Gaussian terhadap lintang. Struktur twofold dari QBO

merambat ke bawah dengan laju ~1 km/bulan. Diperoleh hubungan QBO-du/dz dengan

QBO-T memenuhi persamaan angin termal, karena sangat kecilnya kontribusi dari rata-rata

pergerakan angin vertikal dan meridional. Selain itu, konsentrasi dari total column ozone

(TCO) di daerah tropis secara signifikan dipengaruhi oleh QBO. Dimana selama fasa

Page 2: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

baratan QBO, konsentrasi TCO secara relatif meningkat di wilayah stratosfer-bawah,

namun menurun selama fasa timuran.

Kata Kunci : QBO, Amplitudo, Persamaan Angin Termal, total column ozone (TCO)

1. PENDAHULUAN

QBO (quasi-biennial oscillation) merupakan osilasi angin baratan dan timuran yang

merambat ke bawah di wilayah stratosfer-bawah ekuatorial (~16 – 50 km) dengan periode

rata-rata 28 bulan (Baldwin et al 2001), dimana fasa timuran QBO memiliki amplitudo

maksimum yang lebih kuat dibandingkan fasa baratan dan amplitudo QBO tersebut bersifat

simetri terhadap ekuator yang mengikuti distribusi Gaussian (Baldwin et al 2001, Pascoe et

al 2005). Mekanisme formasi QBO dikemukakan oleh Holton dan Lindzen (1972), dimana

QBO merupakan hasil interaksi antara aliran dasar (mean flow) dengan modus gelombang

ekuatorial planeter. Baldwin et al (2001) menunjukkan bahwa untuk menganalisis QBO

dapat menggunakan data suhu dan ozon di wilayah stratosfer.

Selain membahas fenomena osilasi angin zonal, QBO juga memiliki pengaruh

terhadap proses kimia dan fisik di stratosfer-bawah. Holton (2004) telah membuktikan

bahwa QBO dapat memenuhi persamaan angin termal jika pergeseran vertikal angin zonal

(wind shear) berasosiasi dengan suhu di stratosfer. Sementara itu Baldwin et al (2001)

menunjukkan bahwa untuk menganalisis QBO dapat menggunakan data suhu dan ozon.

Pada penelitian ini menggunakan data ERA-Interim keluaran ECMWF (Europe

Center for Medium Range Weather Forecasting). ERA-interim adalah data reanalysis

atmosfer secara global terakhir yang dikeluarkan oleh ECMWF setelah data ERA-40. Data

ini tersedia mulai dari 1 Januari 1979 sampai dengan waktu sekarang dan memiliki level

tekanan 1000 – 1 hPa (Dee et al 2011).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkuantifikasi karakteristik QBO

meliputi periode, amplitudo osilasi, laju perambatan, variasi Gaussian dari amplitudo,

pembuktian relasi angin termal dalam QBO, dan relasi antara QBO dengan total column

ozone menggunakan data angin zonal, suhu, dan total column ozone yang diperoleh dari

data ECMWF-Interim Reanalysis.

Page 3: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

2. DATA DAN METODE

Dalam penelitian ini digunakan data ERA-Interim keluaran ECMWF (Europe

Center for Medium Range Weather Forecasting) selama periode waktu 30 tahun (Januari

1981 – Desember 2010) dengan resolusi spasial 220 km x 220 km. Data yang digunakan

merupakan data bulanan yang dimulai dari permukaan hingga ketinggian 1 hPa (~49 km)

dengan parameter angin zonal (u), suhu (T), dan total column ozone (TCO). Data suhu dan

angin zonal digunakan untuk menganalisis relasi angin termal dalam QBO, dan data total

column ozone dari ERA-Interim digunakan untuk menganalisis relasi antara QBO dengan

fluktuasi ozon di stratosfer-bawah.

Untuk menentukan nilai amplitudo QBO digunakan metode EQA (equivalent QBO

amplitude) yang diperkenalkan oleh Randel et al (2002), dengan cara menentukan nilai

standar deviasi dari data angin zonal yang telah dihilangkan faktor musimannya. Selain itu,

metode analisis spektral (spectral analysis) digunakan untuk menentukan periode QBO dan

korelasi silang (cross-correlation) digunakan untuk menentukan laju perambatan QBO.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik QBO

Gambar 1 menunjukkan time-heigh section rata-rata zonal dari komponen angin

zonal bulanan berbasis data ERA-Interim pada tahun 1981 – 2010 yang sesuai dengan time-

heigh section data radiosonde (Naujokat 1986) dan data rocketsonde (Gray et al 2001b).

Selain itu pun tampak osilasi zona angin baratan dan timuran secara dominan terjadi di

lapisan stratosfer-bawah antara ~100 – 5 hPa, sedangkan di atas 5 hPa didominasi oleh

SAO (semiannual oscillation) yang bersesuaian dengan hasil Pasoce et al (2005). Secara

umum zona angin timuran lebih kuat dibandingkan dengan zona angin baratan.

Gambar 2a dan 2b memperlihatkan bahwa nilai amplitudo maksimum QBO

terdapat pada ketinggian ~20 hPa (~27 km) di ekuator dengan nilai sebesar ~28.3 m/s

dimana QBO mendominasi variabilitas angin zonal. Selain itu pun tampak juga bahwa

amplitudo maksimum suhu dalam QBO terjadi pada ketinggian ~30 hPa (~25 km) dengan

nilai sebesar ~3.4 K (Gambar 2c dan 2d). Nilai amplitudo terhadap angin zonal dan suhu

tersebut menguat di daerah ekuator dan berkurang secara eksponensial mengikuti distribusi

Gaussian terhadap lintang (Gambar 3a dan 3b).

Page 4: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

Gambar 1 : Rata-rata zonal dari angin zonal bulanan data ERA-Interim (1981 – 2010)

dalam fungsi waktu dan tekanan. Warna biru menunjukkan angin zonal

timuran dan warna merah menunjukkan angin zonal baratan.

Hal ini berarti bahwa fenomena QBO hanya terjadi di kawasan ekuator. Menurut Holton

(2004), QBO hanya akan terbentuk secara kuat di daerah sekitar 120 LU – 120 LS.

Turunan terhadap angin zonal juga dapat digunakan untuk menganalisis struktur

QBO. Pergeseran vertikal angin zonal (wind shear) merupakan turunan pertama dari angin

zonal (du/dz). Hasil turunan ini menggambarkan struktur QBO di wilayah stratosfer-bawah

dengan amplitudo maksimum sebesar ~4.8 m/s/km yang terdapat pada ketinggian ~30 hPa

(~25 km) (Gambar 4a). Kemudian laju perubahan vertikal pergeseran vertikal angin zonal

merupakan turunan kedua dari angin zonal (d2u/dz2). Pada turunan kedua ini menghasilkan

nilai ampitudo QBO sebesar ~1.0 m/s/km2 pada ketinggian ~50 hPa (~21 km) (Gambar 4b).

Nilai amplitudo terhadap turunan-turunan angin zonal ini juga menguat di daerah ekuator

dan berkurang secara eksponensial mengikuti distribusi Gaussian terhadap lintang (Gambar

5a dan 5b).

Page 5: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

a) b)

c) d)

Gambar 2 : Amplitudo QBO menggunakan metoda EQA. a) Amplitudo U-QBO, b) Profil

vertikal amplitudo U-QBO, c) Amplitudo T-QBO, d) Profil vertikal amplitudo

T-QBO.

a) b)

Gambar 3 : Profil meridional QBO mengikuti distribusi Gaussian. a) Amplitudo U-QBO,

b) Amplitudo T-QBO

Page 6: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

a) b)

c) d)

Gambar 4 : Amplitudo QBO menggunakan metode EQA terhadap turunan pertama

(dU/dz) dan turunan kedua (d2U/dz2) angin zonal. a) Amplitudo dU/dz-

QBO, b) Profil vertikal amplitudo dU/dz-QBO, c) Amplitudo d2U/dz2-

QBO, d) Profil vertikal amplitudo d2U/dz2-QBO.

a) b)

Gambar 5 : Profil meridional QBO mengikuti distribusi Gaussian. a) Amplitudo dU/dz-

QBO, b) Amplitudo d2U/dz2-QBO.

Page 7: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

a)

b)

Gambar 6 : Analisis spektral (spectral analysis). a) Nilai Periodesitas QBO terhadap

anomali angin zonal, b) Nilai Periodesitas QBO terhadap anomali suhu.

Berdasarkan analisis spektral (spectral analysis) tampak bahwa osilasi angin zonal

menunjukkan periode sekitar 27.7 bulan (Gambar 6a) di ketinggian 30 hPa, yang secara

garis besar periodenya lebih pendek dari 28.4 bulan hasil perhitungan Baldwin et al (2001;

observasi) dan 28.2 bulan hasil perhitungan Pascoe et al (2005; ERA-40). Osilasi dengan

periode yang serupa terjadi juga pada data suhu (Gambar 6b).

Kemudian dengan menggunakan metode korelasi silang antara angin zonal pada

ketinggian 10 hPa dengan 30 hPa (Gambar 7a) dan ketinggian 10 hPa dengan 50 hPa

(Gambar 7b) didapatkan bahwa QBO merambat ke bawah dengan laju ~1.06 km/bulan.

Nilai laju perambatan ini sama dengan nilai yang didapatkan oleh Holton (2004) sebesar ~1

km/bulan.

Page 8: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

a) b)

Gambar 7 : Korelasi silang (cross-correlation) terhadap anomali angin zonal. a) Korelasi

silang antara anomali angin zonal 10 hPa dengan 30 hPa, b) Korelasi silang

antara anomali angin zonal 10 hPa dengan 50 hPa.

3.2 Hubungan antara Suhu dan Pergeseran Vertikal Angin Zonal (wind shear)

Hubungan QBO-du/dz (anomali pergeseran vertikal angin zonal) dengan QBO-T

(anomali suhu) memenuhi persamaan angin termal, karena sangat kecilnya kontribusi dari

rata-rata pergerakan angin vertikal dan meridional (Holton 2004). Anomali pergeseran

vertikal angin zonal baratan berasosiasi dengan anomali suhu hangat di daerah ekuator dan

anomali pergeseran vertikal angin zonal timuran dengan anomali suhu dingin (Pascoe et al

2005). Gambar 8 memperlihatkan rata-rata zonal dari anomali suhu pada ketinggian 30 hPa

dan rata-rata zonal dari anomali pergeseran vertikal angin zonal pada ketinggian 50-30 hPa.

Anomali suhu dalam QBO konsisten pada suhu ±4 K di ketinggian 30 hPa (Baldwin et al

2001).

QBO bersifat simetri terhadap ekuator dan kontribusi pergerakan angin vertikal dan

meridional sangat kecil terhadap osilasinya, sehingga hubungan antara pergeseran vertikal

angin zonal (wind shear) dan suhu dalam QBO memenuhi persamaan angin termal. Secara

matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Page 9: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

βy∂u̅

∂z = -

R

H

∂T̅

∂y

Di wilayah ekuator, nilai ∂T̅

∂y= 0 karena y = 0. Maka dengan menggunakan aturan

L’Hopital, persamaan angin termal di wilayah ekuator ditulis sebagai berikut:

∂u̅

∂z = -

R

∂2T̅

∂y2

(Andrews et al. 1987), dimana u adalah angin zonal, T adalah suhu, z adalah log-pressure

height, y adalah lintang, R adalah konstanta gas dari udara kering, H ≈ 7 km, dan β adalah

variasi parameter Coriolis dengan lintang.

Persamaan tersebut menjelaskan maksud dari gambar 8. Turunan kedua dari suhu

memiliki tanda yang berlawan dengan nilai suhu di ekuator. Sehingga pada saat fasa

baratan QBO, zona pergeseran vertikal angin zonal sefasa dengan anomali suhu positif

(warm). Sedangkan saat fasa timuran, zona pergeseran vertikal angin zonal sefasa dengan

anomali suhu negatif (cold).

Sebuah pengecualian terjadi pada tahun 1991, dimana terjadi peningkatan suhu

secara tiba-tiba (Gambar 8 dan 10). Peristiwa ini disebabkan oleh letusan gunung Pinatubo

pada tanggal 14 – 15 Juni 1991. Erupsi dari gunung Pinatubo menciptakan suatu kumpulan

awan bermuatan aerosol di stratosfer yang mengitari bumi selama 2 minggu dan menyebar

di daerah tropis sekitar 300 LU dan 200 LS (McCormick dan Veiga 1992). Aerosol sulfat

dari letusan gunung Pinatubo memanaskan stratosfer dengan cara menyerap radiasi infra

merah dari bumi (Robock 2000). Dengan penyerapan radiasi tersebut menyebabkan suhu di

stratosfer menjadi meningkat secara signifikan.

Page 10: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

Gambar 8 : Hubungan anomali suhu (T) pada ketinggian 30 hPa dengan anomali wind

shear (du/dz) pada ketinggian 50-30 hPa.

3.3 Asosiasi QBO dengan Total Column Ozone (TCO) di Stratosfer

Konsentrasi ozon di stratosfer merupakan hasil kombinasi dari proses transpor dan

proses fotokimia pada ketinggian ~30 – 20 hPa (Brasseur et al 1999). Gambar 9

memperlihatkan bahwa adanya perbedaan konsentrasi ozon pada saat fasa baratan dan

timuran QBO, dimana konsentrasi ozon meningkat saat osilasi angin zonal baratan dan

menurun saat osilasi angin zonal timuran QBO. Hal ini merupakan proses transpor oleh

osilasi angin zonal QBO terhadap fluktuasi ozon.

Penipisan ozon tidak hanya berkaitan dengan penipisan jumlah zat kimia penyusun

ozon, tetapi juga dengan suhu. Anomali negatif suhu dalam QBO pada Gambar 10

memperlihatkan bahwa suhu rendah selama fasa timuran QBO berasosiasi dengan

penurunan laju produksi ozon yang mengakibatkan penipisan ozon. Dengan kata lain,

anomali negatif TCO secara garis besar erat hubungannya dengan anomali negatif suhu

dalam QBO, karena ozon menyerap radiasi matahari dan radiasi infra merah. Keadaan

stratosfer yang memiliki konsentrasi ozon rendah akan menyebabkan sedikitnya radiasi

yang diserap oleh ozon sehingga suhu menjadi rendah. Begitu pun pada fasa baratan QBO,

dimana anomali suhu akan meningkat selama bertambahnya TCO.

Page 11: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

Gambar 9 : Hubungan anomali TCO (total column ozone) dengan anomali osilasi angin

zonal (U) pada ketinggian 30 hPa.

Gambar 10 : Hubungan anomali TCO (total column ozone) dengan anomali suhu dalam

QBO pada ketinggian 30 hPa.

Page 12: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

4. KESIMPULAN

QBO merambat ke arah barat dan timur dengan periode ~27.7 bulan per siklus dan

merambat ke bawah dengan laju ~1 km/bulan. Berdasarkan metode EQA (Equivalent QBO

Amplitude), amplitudo maksimum QBO dalam kecepatan rata-rata angin zonal terhadap

bujur (u), rata-rata zonal dari suhu (T), pergeseran vertikal angin zonal (du/dz), dan laju

perubahan vertikal pergeseran vertikal angin zonal (d2u/dz2) secara berturut-turut adalah

~28.3 m/s, ~3.4 K, ~4.8 m/s/km, dan ~1.0 m/s/km2 yang secara umum terjadi di ketinggian

30 – 20 hPa wilayah ekuator. Amplitudo tersebut mengkuat di daerah ekuator dan

berkurang secara eksponensial mengikuti distribusi Gaussian terhadap lintang.

QBO tidak hanya membahas fenomena osilasi angin zonal, tetapi dapat

mempengaruhi proses fisik dan kimia di stratosfer. Hubungan pergerseran vertikal angin

zonal (wind shear) dan suhu memenuhi persamaan angin termal, karena sangat kecilnya

kontribusi dari rata-rata pergerakan angin vertikal dan meridional. Selain itu konsentrasi

total column ozone (TCO) secara signifikan dipengaruhi oleh QBO, dimana selama fasa

baratan QBO, konsentrasi TCO secara relatif meningkat di wilayah stratosfer-bawah,

namun menurun selama fasa timuran.

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, G. A., J. R. Holton., C. B. Leovy, Middle Atmosphere Dynamics, Academic

Press : Orlando FL, 1987.

Baldwin, M. P., et al., The Quasi-biennial Oscillation, Rev. Geophys., 39, 179 – 229, 2001.

Brasseur, G. P., J. J. Orlando, and G. S. Tyndall, Atmospheric Chemistry and Global

Change, New York, NY, USA: Oxford University Press, 1999.

Dee, D. P., et al., The ERA-Interim Reanalysis: Configuration and Performance of the Data

Assimilation System, Q. J. R. Meteorol. Soc., 137, 553 – 597, 2011.

Gray, L. J., et al., A Data Study of the Influence of the Equatorial Upper Stratosphere on

Northern-Hemisphere Stratospheric Sudden Warnings, Q. J. R. Meteorol. Soc., 127,

1985 – 2003, 2001b.

Holton, J. R., and R. S. Lindzen., An Updated Theory for the Quasi-biennial Oscillation of

the Tropical Stratosphere, J. Atmos. Sci., 29, 1076 – 1080, 1972.

Page 13: Kuantifikasi Quasi-Biennial Oscillation (QBO) Menggunakan Data ERA-Interim Reanalysis

Holton, J. R., An Introduction to Dynamics Meteorology, Ed ke-4, Burlington: Elsevier,

2004.

McCormick, M. P., and R. E. Veiga, SAGE II Measurements of Early Pinatubo Aerosols,

Geophys. Res. Lett., 19, 155 – 158, 1992.

Naujokat, B., An Update of the Observed Quasi-biennial Oscillation of the Stratospheric

Winds Over the Tropics, J. Atmos. Sci., 43, 1873 – 1877, 1986.

Pascoe, C. L., et al., The Quassi-biennial Oscillation: Analysis Using ERA-40 data, J.

Geophys. Res., 110, D08105, doi:10.1029/2004JD004941, 2005.

Randel, W. J., et al., The SPARC Intercomparison of Middle Atmosphere Climatologies,

WCRP – 116, WMO/TD – 1142, World Clim. Res. Programme, Geneva, Switzerland,

2002.

Robock, A., Volcanic Eruptions and Climate, Rev. Geophys., 38, 191 – 219, 2000.