Top Banner
i KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi Jurusan Psikologi oleh Tita Febri Prastiwi 1550407004 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
402

KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

Jan 22, 2023

Download

Documents

Anik Rosita
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

i

 

 

KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

 

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi

Jurusan Psikologi

oleh

Tita Febri Prastiwi

1550407004

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi dengan judul Kualitas

Hidup Penderita Kanker ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya

tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini di kutip atau di rujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 1 Maret 2012

Tita Febri Prastiwi NIM.1550407004

Page 3: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Kualitas Hidup Penderita Kanker” ini telah

dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang pada tanggal 1 Maret 2012.

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Drs.Hardjono, M.Pd Dr.Edy Purwanto, M.Si NIP. 19510801 197903 1 007 NIP. 19630121 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi., M.Si NIP. 1957012 5198503 1 001

Penguji / Pembimbing I Penguji / Pembimbing II

Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si Drs. Sugiyarta SL., M.Si. NIP. 19720204 200003 2 001 NIP. 19600816 198503 1 003

Page 4: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Terbang dalam keajaiban, raih garis akhir dengan kuat.. ini waktu percepatan.

Do with Passion... Finish Strong !!!

Biarlah Engkau menjadi jaminanku bagi-Mu sendiri ! Ayub 17:3

Peruntukan :

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Bapak dan mama

Penderita kanker dan sahabat-sahabat penulis

Orang-orang luar biasa dalam hidup penulis

Page 5: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

v

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus,

Allahku yang hidup, yang telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Kualitas Hidup pada Pendetita

Kanker”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar

Sarjana Psikologi di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Drs. Hardjono, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr.Edi Purwanto, M.Si, Ketua Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi., M.Si., sebagai dosen penguji utama yang telah

menguji siding skripsi penulis dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si., sebagai pembimbing I yang telah membimbing

dan memberi petunjuk sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Sugiyarta SL, M. Si, sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan

memberi petunjuk sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Segenap dosen Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang atas semua ilmu

dan pengalaman yang diberikan kepada saya. Pak Yanu yang senantiasa membantu

kelancaran penyusunan skripsi ini dan menjadi teman saat bimbingan.

Page 6: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

vi

7. dr.Benny Issakh, Sp.BT , dr.Andrea SC, Sp.RM, dr.YM, Sp.PD yang telah

memberi informasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. A.D. Andriyanti, S.Psi., Psi yang membantu dalam intepretasi tes grafis.

9. Bapak, Dwi Prasetyo dan Mama, Sumiarsih yang telah memberikan segalanya

untukku, terima kasih.

10. Orang-orang luar biasa penderita kanker, semoga lekas sembuh dan terima kasih

untuk arti hidup yang diajarkan untuk penulis, semoga hidup menjadi berkat untuk

orang lain. Kuat sampai akhir.

11. Teman-teman Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang Angkatan 2007 dan

keluarga “Pisang” Eva, Risa, Resty, Sinta, Yeni, Sofa, Dinta, Yudi, Fuad, Meyvi,

Roni, Tika, Wendi, Iqbal, Elsa dan semuanya yang selalu memberi semangat,

dukungan, bantuan dan keceriaan. Love you Guys..God Bless Us....

12. Teman-teman dan saudara Fosa, Benny, Om Daud, Dwi, Teddy, Shofia, Ibu.

Sumardi, trima kasih.

13. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa

dan dukungan yang berguna untuk skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih memberikan berkat dan anugerahNya

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan secara material dan spiritual.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 1 Maret 2012

Penulis

Page 7: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

vii

ABSTRAK Prastiwi, Tita Febri. 2012. Kualitas Hidup Penderita Kanker. Tahun Ajaran 2011-2012. Skripsi, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri Semarang. Pembimbing I Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si dan Pembimbing II Drs. Sugiyarta SL., M.Si. Kata kunci : kualitas hidup, kanker Penelitian ini dilatarbelakangi subyek setelah menderita kanker mengalami perubahan fisik dan psikis karena harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dalam hidupnya. Kanker adalah penyakit pada sel jaringan tubuh yang menjadi ganas. Pengobatan yang berlangsung lama memiliki efek kesakitan tinggi, membawa dalam kondisi lemah bahkan depresi. Penderitaan tersebut mendorong penderita untuk menentukan sikap yang menggambarkan kualitas hidup. Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai keadaan dirinya pada aspek-aspek kehidupan untuk mencapai kepuasan hidup. Keterbatasan yang dialami justru disikapi positif oleh subyek, antara lain: tidak mengeluh, tidak mengasihani diri sendiri, penampilan fisik yang sehat dan keefektifan kinerja dalam hidupnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup penderita kanker.

Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian studi kasus dan kualitas hidup penderita kanker sebagai unit analisis. Responden berjumlah tiga orang, delapan orang informan pendukung dan empat orang ahli. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan pengintepretasian tes grafis yang meliputi House Tree Person, Tree Test, dan Draw A Person Test oleh psikolog. Keabsahan data diuji dengan ketekunan pengamatan di lapangan dan triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit kanker memberikan perubahan signifikan secara fisik maupun psikis individu, antara lain: kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan dan kematian. Kualitas hidup penderita kanker dipengaruhi pemahaman individu terhadap penyakitnya sehingga seseorang tahu cara menjaga kesehatan, serta faktor ekonomi dimana hal ini menjadi kekhawatiran khusus terhadap biaya pengobatan. Aspek dominan pembentukan kualitas hidup penderita kanker adalah aspek psikologis, meliputi spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan. Faktanya, aspek psikologis sangat menentukan kualitas hidup, penderita mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat tanpa obat, hal ini disebabkan karena sugesti dalam diri individu tersebut untuk tetap sehat. Kecerdasan spiritualitas menuntun penderita memiliki penerimaan diri terhadap penyakitnya. Penderita mengalami peningkatan spiritual dibanding sebelum menderita kanker. Penderita merasa lebih dekat dengan Tuhan dan tidak menyalahkan Tuhan, melainkan menganggap sebagai sebuah anugerah Tuhan. Rasa cinta dan nyaman dari dukungan sosial memberi motivasi untuk sembuh dan kuat menjalani hidup. Akhirnya memberikan kesejahteraan yang menentukan kualitas hidup penderita. Saran bagi pemerintah adalah memberikan perhatian dan bantuan khususnya bagi penderita kanker kurang mampu. Bagi keluarga, agar memberi dukungan sehingga dapat menjadi partner yang baik untuk mencapai kesembuhan dan pemulihan secara fisik maupun psikis penderita kanker.

Page 8: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ...................................................................................... 18

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 19

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 19

1.5. Manfaat teoritis ............................................................................................. 19

1.6. Manfaat praktis ............................................................................................. 19

1.4.2.1 Bagi Penderita Kanker ........................................................................... 19

1.4.2.2 Bagi Masyarakat ................................................................................... 19

BAB 2 PERSPEKTIF TEORITIK DAN KAJIAN PUSTAKA ........................ 20

Page 9: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

ix

2.1 Perspektif Teori............................................................................................. 20

2.1.1 Kualitas Hidup ............................................................................................ 20

2.1.1.1 Pengertian Kualitas Hidup ...................................................................... 20

2.1.1.2 Aspek-aspek Kualitas Hidup .................................................................. 22

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup ................................. 24

2.1.2 Kanker ........................................................................................................ 25

2.1.2.1 Definisi Kanker ...................................................................................... 25

2.1.2.2 Klasifikasi Kanker .................................................................................. 26

2.1.2.3 Kategori Kanker ..................................................................................... 28

2.1.2.4 Klasifikasi Stadium Kanker .................................................................... 28

2.1.2.5 Penyebab Kanker ................................................................................... 31

2.1.2.6 Teori Penyebab Kanker .......................................................................... 32

2.1.2.7 Gejala-gejala Kanker .............................................................................. 34

2.1.2.8 Pengobatan Kanker ................................................................................ 36

2.1.3 Kualitas Hidup Penderita Kanker ................................................................ 37

2.1.4 Kajian Pustaka ............................................................................................ 40

2.1.5 Dinamika Kualitas Hidup Penderita Kanker ................................................ 44

BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 47

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................. 47

3.2. Desain Penelitian .......................................................................................... 48

3.3. Unit Analisis ................................................................................................. 51

3.4. Sumber Data ................................................................................................. 53

3.4.1 Narasumber Utama Penelitian ..................................................................... 53

Page 10: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

x

3.4.2 Narasumber Sekunder Penelitian................................................................. 55

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data ............................................... 56

3.5.1 Pengumpulan Data ...................................................................................... 56

3.5.2 Analisis Data .............................................................................................. 61

3.6 Keabsahan Data ............................................................................................ 62

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...................................... 65

4.1 Setting Penelitian .......................................................................................... 65

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ........................................................................ 65

4.1.2 Karakteristik Lokasi Penelitian ................................................................... 65

4.1.2.1 Rumah dan Kos Subyek Pertama (Subyek JT) ........................................ 65

4.1.2.2 Rumah dan Tempat Kerja Subyek Kedua (Subyek RM) ......................... 67

4.1.2.3 Rumah Subyek Ketiga (Subyek BG) ...................................................... 68

4.2 Proses Penelitian ........................................................................................... 69

4.2.1 Melakukan Studi Pustaka ............................................................................ 70

4.2.2 Melakukan Observasi Awal ke Lokasi Penelitian ........................................ 70

4.2.3 Menyusun Pedoman Wawancara................................................................. 70

4.2.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 71

4.3 Koding .......................................................................................................... 71

4.4 Temuan Penelitian ........................................................................................ 72

4.4.1 Hasil Temuan pada Subyek Penelitian Pertama (Subyek JT) ....................... 72

4.4.1.1 Profil, Status kesehatan dan Latar Belakang JT....................................... 72

4.4.1.2 Hasil Wawancara pada Subyek Penelitian Pertama (Subyek JT) ............ 81

4.4.1.3 Kualitas Hidup Subyek JT pada Pandangan Informan Pertama ............... 103

Page 11: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

xi

4.4.1.4 Kualitas Hidup Subyek JT pada Pandangan Informan Kedua .................. 113

4.4.1.5 Kualitas Hidup Subyek JT pada Pandangan Informan Ketiga ................. 116

4.4.1.6 Kualitas Hidup Subyek JT pada Pandangan Informan Ahli ..................... 119

4.4.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup pada Subyek JT .................. 121

4.4.2 Hasil Temuan pada Subyek Penelitian Kedua (Subyek RM) ....................... 122

4.4.2.1 Profil, Status kesehatan dan Latar Belakang RM .................................... 122

4.4.2.2 Hasil Wawancara pada Subyek Penelitian Kedua (Subyek RM) ............. 129

4.4.2.3 Kualitas Hidup Subyek RM pada Pandangan Informan Pertama ............. 149

4.4.2.4 Kualitas Hidup Subyek RM pada Pandangan Informan Kedua ............... 152

4.4.2.5 Kualitas Hidup Subyek RM pada Pandangan Informan Ahli ................... 156

4.4.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Subyek RM ........................ 158

4.4.3 Hasil Temuan pada Subyek Penelitian Ketiga (Subyek BG) ........................ 160

4.4.3.1 Profil, Status kesehatan dan Latar Belakang BG ..................................... 160

4.4.3.2 Hasil Wawancara Subyek Penelitian Ketiga (Subyek BG) ...................... 165

4.4.3.3 Kualitas Hidup Subyek BG pada Pandangan Informan Pertama.............. 180

4.4.3.4 Kualitas Hidup Subyek BG pada Pandangan Informan Kedua ................ 183

4.4.3.5 Kualitas Hidup Subyek BG pada Pandangan Informan Ahli ................... 185

4.4.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Subyek BG......................... 187

4.4.4 Hasil Observasi Subyek Penelitian .............................................................. 189

4.4.4.1 Hasil Observasi Subyek Penelitian Pertama (Subyek JT) ........................ 189

4.4.4.2 Hasil Observasi Subyek Penelitian Kedua (Subyek RM) ........................ 192

4.4.4.3 Hasil Observasi Subyek Penelitian Ketiga (Subyek BG) ......................... 187

4.4.5 Hasil Intepretasi Tes Grafis Subyek Penelitian ............................................ 196

Page 12: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

xii

4.4.5.1 Hasil Intepretasi Tes Grafis Subyek Penelitian Pertama (Subyek JT)...... 197

4.4.5.2 Hasil Intepretasi Tes Grafis Subyek Penelitian Kedua (Subyek RM)....... 198

4.4.5.3 Hasil Intepretasi Tes Grafis Subyek Penelitian Ketiga (Subyek BG)....... 199

4.5 Pembahasan .................................................................................................. 200

4.5.1 Aspek-aspek Kualitas Hidup pada Subyek JT ............................................. 200

4.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Subyek JT ............................... 225

4.5.3 Dinamika Psikologis Subyek JT .................................................................. 228

4.5.4 Aspek-aspek Kualitas Hidup pada Subyek RM ........................................... 232

4.5.5 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Subyek RM ............................ 255

4.5.6 Dinamika Psikologis Subyek RM................................................................ 258

4.5.7 Aspek-aspek Kualitas Hidup Subyek BG .................................................... 261

4.5.8 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Subyek BG ............................. 281

4.5.9 Dinamika Psikologis Subyek BG ............................................................... 270

4.5.10 Dinamika Kualitas Hidup Penderita Kanker Secara Umum..................... 289

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 294

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 294

5.2 Saran ............................................................................................................. 297

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 282

LAMPIRAN ....................................................................................................... 286

Page 13: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Neoplasma Jinak dan Ganas ................................................ 27

Tabel 2.2 Klasifikasi Stadium Kanker .................................................................. 30

Tabel 3.1 Unit Analisis Kualitas Hidup pada Penderita Kanker ............................ 51

Page 14: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dinamika Kualitas Hidup pada Penderita Kanker .............................. 43

Gambar 4.1.Dinamika Kualitas Hidup pada Subyek JT ........................................ 227

Gambar 4.2 Dinamika Kualitas Hidup pada Subyek RM ...................................... 257

Gambar 4.3 Dinamika Kualitas Hidup pada Subyek BG....................................... 283

Gambar 4.4 Dinamika Kualitas Hidup pada Penderita Kanker .............................. 288

Page 15: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara .................................................................. 303

LAMPIRAN 2 Catatan Lapangan Hasil Observasi .............................................. 318

LAMPIRAN 3 Verbatim Interview ..................................................................... 324

LAMPIRAN 4 Hasil Intepretasi Tes Grafis ......................................................... 421

Page 16: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar tahun 1945 adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang

berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan,

kesehatan, lapangan kerja dan ketentraman (www.organisasi.org, diunduh 15

September 2011). Kebutuhan primer tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung oleh

pemenuhan kebutuhan sekundernya, misalnya adalah kesehatan. Tanggung jawab

terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada ditangan seluruh pihak, baik

masyarakat Indonesia, pemerintah maupun swasta karena tujuan pembangunan

kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Indonesia.

Kesehatan menjadi hal yang sangat penting mengingat inilah modal awal setiap

orang melakukan kegiatan dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis (www.id.wikipedia.org, diunduh 15 September

2011). Banyak usaha yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatannya secara

maksimal, antara lain dengan melakukan olah raga, menjaga pola makan dan bahkan

mengonsumsi vitamin atau jamu-jamuan. Usaha ini dilakukan demi menjaga stamina

tubuhnya agar tetap prima.

Page 17: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

2

World Health Organization (1997:1) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu

keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang lengkap, bukan hanya ketiadaan

penyakit atau kelemahan. Hal ini di dukung oleh Ferris (2010:87) yang menyatakan

bahwa kesehatan adalah keadaan mental dan fisik yang sejahtera, bukan hanya tidak

memiliki penyakit dan cacat. Sehat berarti dalam keadaan positif dari fisik, mental dan

kesejahteraan sosial, bukan sekedar tidak adanya cedera atau penyakit yang bervariasi

dari waktu ke waktu (Sarafino, 2008:2). Preedy and Watson (2010:2953) menyatakan

bahwa kesehatan merupakan kesejahteraan disegala dimensi, yaitu fisik, mental dan

sosial.

Dewasa ini muncul berbagai macam penyakit, penyebabnyapun beragam, ada

yang disebabkan oleh virus, bakteri, makanan, lingkungan ataupun faktor keturunan

dalam anggota keluarga. Penyakit dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penyakit

menular, penyakit tidak menular dan penyakit kronis (www.id.wikipedia.org , diunduh

15 September 2011). Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen

biologis (seperti virus, bakteri atau parasit) bukan disebabkan oleh faktor fisik atau

kimia. Penyakit yang tergolong penyakit menular misalnya : antraks, cacingan, cacar

air, campak, demam berdarah, diare, hepatitis, influenza, malaria, penyakit kulit, HIV,

flu burung dan sebagainya. Penyakit tidak menular adalah penyakit yang disebabkan

oleh masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Penyakit

tersebut misalnya batuk, sariawan, sakit perut dan lain-lain. Penyakit kronis adalah

penyakit yang berlangsung sangat lama. Beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan

kematian pada penderitanya, antara lain : AIDS, serangan jantung dan kanker.

Page 18: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

3

Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh

pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel

asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Ensiklopedi, 1990:121).

Kiple (2003:63), Cancer is a process whereby uncontrolled cell multiplication

produces a tumor that can invade adjacent tissues and metastasize, artinya suatu

proses pelipatgandaan sel yang tidak terkendali dan menghasilkan tumor yang

menyerang jaringan-jaringan yang ada didekatnya dan bermetastatis. 12% seluruh

kematian disebabkan oleh kanker yang merupakan pembunuh nomor dua setelah

penyakit kardiovaskular (http://www.depkes.go.id, diunduh 15 September 2011 ) dan

penyebab kematian kedua di negara maju (Preedy and Watson, 2010:2948)

WHO dan Bank Dunia memperkirakan setiap tahun, 12 juta orang di seluruh

dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak

dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal

karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di

negara miskin dan berkembang.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2009:42) menyatakan di Indonesia

terdapat lima jenis kanker yang banyak diderita penduduk yakni kanker rahim, kanker

payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker kulit dan kanker rektum. Kasus

penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar

24.204 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 27.125 kasus,

terdiri dari kanker serviks 9.113 kasus (37,65%), kanker payudara 12.281 kasus

(50,74%), kanker hati 2.026 (8,37%) dan kanker paru-paru 784 (3,42%).

Page 19: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

4

Keberadaan penyakit yang mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang

adalah salah satu aspek yang menentukan kualitas hidup seseorang. Widiyanto

(2007:1-7) menyatakan kualitas hidup penduduk Indonesia tergolong rendah,

Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara, peringkat ini masih di bawah

peringkat Negara Singapura (urutan 25), Brunei Darusalam (urutan 34), Malaysia

(urutan 61), Thailand (urutan 74) dan Filipina (urutan 84). Salah satu aspek yang

menjadi penyebabnya adalah tingkat kesehatan. Pola penyakit yang diderita

masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti ISPA (Infeksi

Saluran Pernafasan Akut), malaria, diare dan penyakit kulit. Pada waktu yang

bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan

pembuluh darah, diabetes melitus dan kanker.

Kanker dapat disembuhkan bila ada pengetahuan sejak dini terhadap penyakit

tersebut. Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat

terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai

kanker usus besar, sedangkan kanker yang bermula pada otak dikenal sebagai kanker

otak. Kanker adalah penyakit yang 90-95% disebabkan faktor lingkungan dan 5-10%

karena faktor genetik (www.id.wikipedia.org. , diunduh 15 September 2011).

Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, M.PH, Dr.PH,

menjelaskan, proporsi angka kematian akibat Penyakit tidak menular dari 41,7% pada

tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab

kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%) disusul

hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru kronis. (www.depkes.go.id, diunduh 15

September 2011).

Page 20: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

5

Kanker membuat penderita mengalami penurunan dalam kondisi fisik maupun

psikologis. Saba (1998:1) memaparkan salah satu komplikasi umum dalam kondisi

fisik dari keganasan kanker adalah anemia. Terkait kanker, anemia dapat terjadi karena

efek langsung dari sel kanker atau mungkin justru berkembang sebagai akibat dari

pengobatan kanker itu sendiri. Cella et.al. (2003:511) mengungkapkan : Anemia is a

multi-symptom syndrome involving both physical and emotional problems that can be

evaluated for their impact on quality of life. Pengobatan anemia dapat meningkatkan

kualitas hidup pada penderita kanker (Cella, 1998:1).

Preedy and Watson (2010:1754) mendefinisikan kualitas hidup sebagai

kepuasan dalam berbagai aspek kehidupan. World Health Organization (WHO,

1997:1), menyatakan Quality of life as individual’s perception of their position in life

in the context of the culture and value system in which they live and in relation to their

goals, espextation, standart and concerns. Artinya, kualitas hidup merupakan persepsi

dari individu dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka

hidup dan dalam kaitannya dengan nilai-nilai, standart dan kekhawatiran dalam hidup.

Yeh et. Al (Preedy and Watson, 2010:2472) menyatakan bahwa kualitas hidup

sebagai dampak dari penyakit dan aspek kepuasan yang diukur dengan skala : fungsi

fisik (didefinisikan sebagai status fungsional dalam kehidupan sehari-hari), disfungsi

psikologis (tingkat distress emosional), fungsi sosial (hubungan antar pribadi yang

berfungsi dalam kelompok), pengobatan (didefinisikan sebagai kecemasan atau

kekhawatiran tentang penyakit dan program perawatan), fungsi kognitif (kinerja

kognitif dalam pemecahan masalah).

Page 21: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

6

Saxton and Daley (2010:4) National Cancer Institute (NCI) menggambarkan

“Cancer Survivor” meliputi : kondisi fisik, psikososial, sejak proses diagnosis hingga

akhir hidupnya berfokus pada kesehatan, kehidupan penderita kanker dan pada saat

sedang menjalani pengobatan. Pengukuran mengenai kualitas hidup bagi pasien

kanker sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana pengobatan yang dilakukan

mempengaruhi kehidupan pasien.

Aspek-aspek dalam kualitas hidup termasuk komponen fisik, emosional dan

fungsional. Status fungsional mengacu pada kemampuan melakukan aktifitas yang

berhubungan dengan kebutuhan dan ambisi atau peran sosial yang diinginkan oleh

pasien, pada tahap yang paling dasar mengacu pada kemampuan melakukan aktifitas

sehari-hari. Hal ini juga terkait dengan cara seseorang menerima keadaan fisiknya.

Akechi et. al. (1998:238) mendeskripsikan penyesuaian mental penderita

kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya. Salah satu hal yang paling adaptif dari

penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’ sedangkan salah satu yang maladaptif

adalah ‘ketidakberdayaan / putus asa’. Jumlah anggota dalam rumah tangga, status

kinerja, dukungan dari dokter dan kepuasan pada dukungan tersebut merupakan

semangat juang pada pasien kanker, sedangkan usia, pendidikan, status keluarga,

kinerja dalam pekerjaan dan kepuasan pada dukungan di prediksi sebagai

ketidakberdayaan atau putus asa. Fisch et al (2003:2754) menambahkan bahwa

kesejahteraan spiritual juga berpengaruh terhadap kualitas hidup seorang penderita

kanker.

Larasati (2009:1) menyatakan subyek dengan kualitas hidup positif terlihat dari

gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya, dalam aspek psikologis

Page 22: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

7

subyek berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial subyek

baik dengan banyaknya teman yang dimilikinya, lingkungan mendukung dan memberi

rasa aman kepada subyek. Subyek dapat mengenali diri sendiri, subyek mampu

beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, subyek mempunyai perasaan kasih

kepada orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan

penderitaan orang lain.

Keluarga adalah lingkungan terdekat yang dimiliki setiap individu. Penelitian

yang dilakukan oleh Barakat et. al.(2010:1) mendeskripsikan bahwa fungsi keluarga,

termasuk didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita

kanker menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakit pada pasien yang sedang

menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih

penting daripada mengandalkan diagnosis atau pengobatan.

Rangkaian upaya pengobatan, perubahan fisik dan ketidakstabilan psikologis

seorang penderita penyakit kanker sangat mungkin menimbulkan depresi pada

penderita. Penderita kanker yang menjalani pengobatan akan mengalami kerontokan

rambut akibat kemoterapi, keluhan rantrointestinal (muntah, diare), kelelahan fisik,

infertile, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perubahan kondisi

fisik ini memungkinkan penderita menanggapi perubahan fisik dirinya secara negatif

selanjutnya ia akan merasa tidak puas dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas

hidupnya. Perubahan juga dialami penderita dalam sisi psikologisnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Gotay and Muraoka (1998:660) terhadap

perempuan penderita kanker, 50% perempuan sering berpikir mengenai kemungkinan

kambuhnya penyakit, dan 73% melaporkan bahwa mereka lebih mudah mengalami

Page 23: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

8

depresi setelah di diagnosis kanker. Depresi mendapatkan perhatian khusus dalam

beberapa penelitian yang terkait dengan kualitas hidup.

Ferris (2010:29-31) mendefinisikan kualitas hidup (Quality of Life) sebagai :

The QOL may be enhanced by removing the reasons for depression, suicide, and othernegative responses, and by experiencing pleasure and an exciting life, through love, affection, and emotional well-being, QOL would improve when intervention reduced the basis for loneliness. Artinya kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan membuang alasan untuk

depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami kebahagiaan, dan

kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan kesejahteraan emosional,

kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi dasar untuk kesepian. Hasil

tersebut di dukung dengan hasil penelitian oleh Wijaya (2009:1) dimana kualitas hidup

pasien dengan depresi mengalami penurunan di banding dengan pasien tanpa gejala

depresi.

Penelitian yang dilakukan terhadap penderita penyakit tidak menular diketahui

terdapat hubungan antara stadium penyakit, kejadian depresi dan aktivitas sosial

dengan kualitas hidup pasien (Silitonga,2007). Stadium penyakit menjadi hal yang

sangat penting dalam mengetahui sejauh mana sel kanker telah menyebar dalam tubuh

seorang pasien.

Berdasarkan informasi dari tenaga medis, pada umumnya sebagian besar

penderita penyakit kanker baru akan menyadari kalau dirinya sakit bila sudah

mencapai stadium lanjut dan jarang penderita kanker stadium awal yang

memeriksakan keadaannya, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan minimnya

informasi yang diperoleh penderita tentang penyakit kanker dan bahaya yang

Page 24: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

9

disebabkan oleh penyakit tersebut. Stadium pada penyakit kanker ini juga membantu

dalam penanganan pengobatan yang akan dikenakan kepada pasien.

Seseorang penderita kanker akan mengalami perubahan-perubahan cara hidup.

Ketidakpastian mengenai sisa usia dan resiko kematian yang ada membuat seseorang

merasa bahwa hidupnya terbatas. Sikap depresi sangat wajar dimiliki oleh penderita

kanker, namun ada pula yang tetap terlihat segar dan sehat karena mereka berusaha

menutupi penyakitnya dari orang-orang yang ada disekitarnya dan bersikap seperti

orang sehat lainnya, sambil mengusahakan program pengobatan untuk mencapai

kesembuhan, tetap melakukan kegiatan atau pekerjaan yang selama ini ditekuninya

dan masih memiliki hubungan positif dengan orang-orang disekitarnya. Orang-orang

seperti inilah yang biasanya memiliki kualitas hidup yang positif.

Kriteria kualitas hidup yang positif ditentukan bahwa seseorang memiliki

pandangan psikologis yang positif, memiliki kesejahteraan emosional, memiliki

kesehatan fisik dan mental yang baik, memiliki kemampuan fisik untuk melakukan

hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki hubungan yang baik dengan teman dan

keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan

yang aman dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri (Bowling,

2005:9).

Berdasarkan hasil observasi kasus yang ditemui peneliti terjadi pada seorang

gadis bernama JT, JT bungsu dari dua bersaudara, kakaknya laki-laki sudah berumah

tangga dan tinggal terpisah dengan JT dan orang tuanya. JT adalah salah satu penderita

kanker otak stadium dua. Kanker otak adalah sekumpulan massa sel-sel otak yang

tumbuh abnormal di luar kendali (www.cancerhelps.com, diunduh 17 September

Page 25: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

10

2011). JT mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit kanker otak pada usia 18

tahun. Hal ini diketahui saat orang terdekat JT menyampaikan keluhan sakit kepala

yang dialami JT kepada paman JT yang seorang dokter.

Saat pertama mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit kanker, JT sangat

sedih, sempat berubah menjadi anak yang pendiam untuk beberapa waktu tapi hal itu

tidak berlangsung lama karena tidak ingin orang tuanya curiga dan mengetahui akan

penyakitnya. JT sempat menyembunyikan penyakitnya dari kedua orang tua JT

dengan alasan kesehatan ibu JT dan sikap ayah JT yang keras dan suka memukul JT.

JT menjalani program pengobatan dengan pamannya, seluruh biaya ditanggung oleh

pamannya. Saat ini orang tua JT telah mengetahui keadaan JT yang sebenarnya sejak

tujuh bulan yang lalu. Setelah pengobatan berjalan selama dua tahun, penyakit JT

tidak kunjung sembuh tetapi malah semakin memburuk, kanker JT sudah menyebar

jauh dan mengalami metastasis, sel kanker dalam tubuhnya sekarang juga menyerang

sistem motoriknya, JT mengalami penglihatan yang rabun. Hal itu berbanding terbalik

dengan sikap yang JT tunjukkan di depan orang lain.

Gambaran fisik yang terlihat dari JT adalah kondisi tubuh yang sehat, JT selalu

menjaga kesehatan dengan makan sayuran, mengkonsumsi vitamin dan menjaga

kestabilan gula darah dalam tubuhnya dengan cara melakukan program diet khusus.

Kondisi keterbatasan dan penyakitnya tersebut, JT sering merasakan pusing, tidak

enak badan, JT sering tiba-tiba pingsan, mimisan, kejang, badan kaku, mati rasa, dan

perutnya tampak lebih besar karena ginjal kanan JT sudah mengalami kerusakan. JT

tidak lagi menjalani pengobatan apapun sejak tujuh bulan yang lalu. Aspek psikologis

sangat mempengaruhi kesehatan JT, secara pribadi JT memberikan sugesti kepada

Page 26: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

11

dirinya untuk tetap sehat tanpa obat. JT merasa mendapatkan kekuatan dan merasa

lebih sehat tanpa menggunakan obat-obatan seperti saran dokter yang menangani JT.

JT selalu berusaha bersikap tenang dan meredam emosi agar tidak mudah

marah. JT menunjukkan kekuatan ditengah kelemahan fisik yang dimilikinya, JT

jarang sekali mengeluh, tidak mengasihani dirinya sendiri maupun meminta belas

kasihan kepada orang lain disekitarnya. Hubungan sosial JT terlihat baik dengan

banyaknya teman yang dimiliki JT. Penulis sering bertukar pikiran dengan JT, JT

adalah seorang sahabat yang mampu menjadi pendengar yang baik, JT bersikap empati

dengan memberikan saran-saran yang memberi dukungan dan mempunyai perasaan

kasih sayang, semua orang terlihat sangat nyaman bersama JT, mereka terlihat sangat

menyayangi JT walaupun mereka tidak tahu keadaan JT yang adalah seorang

penderita kanker.

Peristiwa ini pernah terjadi saat penulis mengadakan acara makan bersama

dengan JT merayakan ulang tahun JT, JT terlihat pucat sekali namun JT selalu

menutupinya dengan tawa diwajahnya, JT selalu bersemangat, selalu tersenyum, dan

selalu menghibur orang lain yang ada disekitarnya, JT tidak mau jika orang lain

menunjukkan sikap yang mengasihani JT, JT ingin diperlakukan seperti orang

kebanyakan. Saat penulis menanyakan apakah JT merasa kurang sehat, JT

mengatakan, “enggak kok, aku gak papa, sakit atau sehat itu pilihan, dan aku memilih

untuk merasa sehat”. Sepulang dari acara tersebut JT pingsan dan kejang di jalan. Saat

penulis menawarkan akan mengantarkannya dengan mobil, JT tidak mau dengan

alasan tidak mau merepotkan banyak orang dan JT hanya menyatakan bahwa kejadian

tersebut sudah biasa terjadi pada dirinya.

Page 27: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

12

Kualitas hidup JT dapat dilihat dari kesadaran JT terhadap keadaan dirinya

sendiri, JT tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan mampu

mengatasi jika keadaaan fisiknya sedang menurun. JT masih tetap bertahan dan

menunjukkan rasa bahagia walaupun hanya sedikit orang yang tahu tentang

keadaannya. JT tetap menjalankan aktivitasnya sehari-hari seperti kegiatan kuliah

walaupun hal ini sudah dilarang oleh dokter, bahkan JT adalah seorang aktivis

mahasiswa di kampus JT sebagai ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLEM) dan

ketua Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) di salah satu Universitas Swasta di kota

Semarang.

Di sisi lain, JT menuturkan bahwa setiap malam sering tidak bisa tidur karena

kesakitan dan memikirkan masa depannya, JT berkata, “aku kepengen suatu saat nanti

menikah sama Mas.B.. aku pengen punya anak, aku pengen ngerasain tua, tapi bisa

gak ya?hehehe”. Hal ini merupakan salah satu ungkapan kecemasan atau kekhawatiran

terhadap penyakit dan program pengobatan yang sedang dijalaninya. Pada awal JT

mendapatkan vonis bahwa dirinya mengidap kanker, menurut informasi dari orang

terdekatnya, JT sempat stress dan seketika menjadi pendiam, namun seiring

berjalannya waktu, JT bisa menerima dan berserah kepada Tuhan, JT menyatakan

bahwa “beberapa hari lalu aku ngimpi mengenai akhir zaman, aku siap jika suatu saat

nanti Tuhan datang, sama siapnya saat aku berkali-kali menghadapi kematian karena

kanker otak ku ini”. Penerimaan diri JT terhadap penyakitnya sangat baik, hal ini

dipengaruhi oleh faktor spiritualitas JT. JT memiliki penyerahan diri yang baik kepada

Tuhan, JT tidak menyalahkan Tuhan melainkan menganggap penyakit kanker sebagai

suatu anugerah yang diterimanya dari Tuhan.

Page 28: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

13

Subyek penelitian yang kedua adalah RM, 42 tahun, adalah seorang wanita

yang ditetapkan sebagai penderita kanker payudara stadium satu pada Desember 2010.

Kanker payudara atau yang lebih disebut dengan Carcinoma Mammae adalah jenis

kanker yang umum diderita oleh wanita, pria dapat mengalaminya namun

persentasenya sangat kecil jika dibandingkan dengan wanita

(http://id.wikipedia.org/wiki/kanker_payudara, diunduh pada 23 Oktober 2011). RM

tetap bekerja walaupun keadaannya sakit. RM menunjukkan bahwa penyakit tidak

menghentikan langkahnya untuk tetap beraktivitas.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2009:42), kanker payudara ini paling

banyak diderita dibanding kanker-kanker yang lain dalam kurun waktu lima tahun

terakhir yaitu sebanyak 12.281 orang pada tahun 2009 dan ini juga menempati

peringkat pertama di Kota Semarang yaitu sebanyak 4.977 orang. Gangguan pada

payudara tidak hanya sekedar memberikan gangguan kesakitan sebagaimana kesakitan

pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai efek estetika dan psikologis khusus pada

wanita (Buston, 2007:154).

Tingkat kematian yang masih tinggi pada kanker payudara disebabkan karena

keterlambatan diagnosis terhadap penyakit itu sendiri, hal ini yang menyebabkan

keterlambatan pada penanganan penyakit kanker payudara ini pula. Di Indonesia,

kanker payudara menempati urutan kedua (Buston, 2007:156). RM mengetahui sakit

payudaranya ketika sedang dengan sengaja melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) dirumah. RM adalah seorang ibu rumah tangga dan mempunyai dua orang

anak, laki-laki dan perempuan. RM bekerja sebagai asisten dokter di salah satu rumah

sakit swasta di kota Semarang dan suaminya bekerja sebagai pegawai swasta.

Page 29: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

14

Berdasarkan wawancara dengan RM, RM tinggal bersama keluarga besar dari

suami RM di rumah milik mertua RM yang sudah meninggal. Rumah tersebut terdapat

tiga keluarga, yaitu adik-adik suami RM yang masing-masing sudah berkeluarga. RM

memiliki rasa kepedulian dan empati yang tinggi terhadap keluarga dan saudara-

saudaranya, sebelum ditetapkan memiliki penyakit kanker, RM sering membantu

keuangan anggota keluarganya yang lain, namun setelah mengetahui dirinya mengidap

penyakit kanker payudara, RM harus menata kembali keuangannya karena kebutuhan

untuk menjalani program pengobatannya yang semakin meningkat, kini RM punya

keinginan untuk pindah rumah karena anggota-anggota keluarga yang lain selama ini

cenderung menggantungkan kehidupan sehari-harinya kepada RM walaupun mereka

masing-masing sudah bekerja.

RM menjaga kesehatannya dengan rutin melakukan olah raga ringan dirumah

untuk mempertahankan staminanya, sudah satu bulan ini RM tampil percaya diri

dengan menggunakan rambut aslinya atau tanpa rambut palsu yang baru sepanjang

lima sentimeter. Penampilan baru ini membuat RM terlihat semakin segar saat bekerja,

namun RM masih perlu menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker pada

payudaranya. RM mengatakan “walaupun karyawan rumah sakit, saya masih tetep

bayar biaya kemoterapi setengahnya yang biasanya dipotong otomatis saat terima gaji

bulanan, tapi saya masih bersyukur walaupun bukan orang kaya, tapi saya masih bisa

menolong saudara-saudara saya”.

Kualitas hidup yang positif pada RM selain dilihat dari keinginan kuat dalam

mengusahakan kesembuhan terhadap penyakitnya, RM berusaha tetap bersyukur

untuk semua hal yang terjadi dalam hidupnya dan menunjukkan kekuatan dibalik

Page 30: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

15

keterbatasan yang RM miliki dengan menunjukkan kinerja dalam pekerjaan. RM

memiliki penerimaan diri yang baik, hal ini dipengaruhi oleh faktor spiritualitas RM,

RM menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan Tuhan pasti merupakan suatu

kebaikan, begitu pula dengan penyakit kanker yang dideritanya. Penerimaan diri ini

membuat RM tidak menutupi penyakitnya kepada orang lain, RM berusaha

membuktikan bahwa dirinya kuat, hal ini juga didukung dengan rasa empati RM untuk

memberikan motivasi dan semangat bagi para penderita kanker lain yang ditemuinya

di tempat RM bekerja. RM memiliki hubungan sosial yang positif dengan orang-orang

di lingkungan sekitar rumah, gereja maupun lingkungan pekerjaannya. RM memiliki

relasi yang luas dan dikenal sebagai seorang yang punya solidaritas tinggi, ramah dan

penuh perhatian kepada orang lain. RM suka menolong tetangga sekitar rumahnya

terutama saat berkaitan dengan hal-hal kesehatan.

Hal yang hampir serupa ditunjukkan oleh subyek ketiga “BG” yang diketahui

bahwa BG mengidap kanker darah atau Leukemia setelah ditemukan adanya kelainan

jumlah leukosit atau sel darah putih pada sel darah BG. Kanker darah yang diderita

BG sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Penyakit tersebut disebabkan oleh

lingkungan dan pola makan BG yang tidak sehat. BG adalah perokok pasif dan sering

mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet.

BG menjalani hari-harinya dengan apa adanya, tak pernah ditunjukkannya

kesedihan ataupun keluhan walaupun kondisinya sedemikian rupa. Saat penulis

menjenguknya di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang, BG menunjukkan sikap biasa

saja, saat penulis menanyakan keadaannya, dengan tenang dia mengatakan

“alhamdulilah baik..”. BG memaksimalkan semua upaya medis untuk mengusahakan

Page 31: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

16

kesembuhan bagi dirinya, BG tidak menjalani proses kemoterapi karena kankernya

masih tergolong stadium awal. BG cukup mengonsumsi obat-obatan khusus penderita

leukemia. BG sempat menjalani pengobatan alternatif melalui jamu dan bahan alami

lainnya yang di percaya dapat menyembuhkan kanker.

Kualitas hidup BG yang positif dapat dilihat dari kemauannya untuk bangkit

dan tetap terus produktif dalam hidupnya. BG adalah seorang pekerja keras. Suatu hal

yang sangat membanggakan bagi dirinya dan orang-orang disekitar BG adalah kondisi

yang terbatas tidak pernah menghentikannya untuk tetap bekerja. Kelemahan tidak

membuat BG putus asa, meratapi masalah, dan mengaggap dirinya sendiri lemah. BG

membuktikan bahwa dirinya mampu dan memiliki kekuatan untuk menunjukkan

kinerjanya. Penyakit BG sempat mempengaruhi aktivitas BG saat masih bekerja di

luar kota, karena penyakitnya membuat tubuh BG tidak sekuat dahulu, BG

memutuskan untuk berhenti bekerja dan melanjutkan usahanya di rumah. BG memiliki

usaha di bidang rental dan fotokopi yang sudah dirintis sejak tahun 2000. Bekerja di

usaha yang dirintisnya sendiri membuat BG lebih nyaman karena tempat usahanya

berdampingan dengan rumah BG.

Ketiga subyek menunjukkan adanya kualitas hidup yang positif dalam

menjalani hidup mereka masing-masing. Keterbatasan fisik, ketakutan akan kematian,

kecemasan akan masa depan tidak membuat subyek lemah dan lantas mengalami

keterpurukan dalam waktu yang lama. Kekuatan ditunjukkan oleh ketiga subyek

melalui sikap yang selalu bersyukur, tidak mengeluh, tidak putus asa dan tidak

mengharapkan belas kasihan orang lain. Psikologis subyek sangat mempengaruhi

kualitas hidup ketiga subyek. Hubungan dengan Tuhan menjadi sumber kekuatan bagi

Page 32: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

17

subyek untuk memiliki penerimaan diri yang baik terhadap penyakit kanker yang

dideritanya. Penyakit tidak membuat mereka menyalahkan Tuhan, tetapi sebaliknya,

subyek menganggap penyakitnya adalah sebuah anugerah dari Yang Maha Pencipta.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang kualitas hidup pada penderita kanker. Stadium satu dan dua dipilih sebanyak

tiga orang dengan alasan penderita memiliki problem psikologis yang berbeda pada

tingkat stadium tertentu. Narasumber yang akan digunakan dalam pengumpulan data

adalah informan utama yaitu subyek penderita kanker stadium satu dan dua, informan

pendukung yaitu orang terdekat subyek dan informan ahli yaitu dokter yang

menangani subyek penderita kanker dan psikolog yang melakukan intepretasi tes

grafis terhadap ketiga subyek.

Belum banyak dilakukan penelitian mengenai kualitas hidup pada penderita

kanker di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas

hidup dan faktor apa yang mempengaruhi subyek memiliki kualitas hidup yang positif.

Pada akhirnya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

pada penderita kanker khususnya di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana kualitas hidup penderita kanker?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui kualitas

hidup pada penderita kanker.

Page 33: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

18

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Memberi kontribusi pengetahuan serta pemahaman dalam disiplin ilmu psikologi

terutama mengenai kualitas hidup penderita kanker.

2. Memberikan sumbangan ilmiah sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan khususnya psikologi klinis, psikologi perkembangan dan psikologi

sosial dengan menerapkan hasil penelitian sebagai tambahan informasi mengenai

kualitas hidup penderita kanker.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi penderita kanker

1. Dapat diajukan sebagai masukan pengetahuan dan memberikan informasi bagi

penderita kanker

2. Penelitian ini hendaknya bisa memberikan pemahaman kualitas hidup yang positif

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita kanker.

1.4.2.2 Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan memberikan informasi

penting tentang penyakit kanker.

Page 34: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

19

BAB 2

PERSPEKTIF TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang kualitas hidup pada penderita kanker stadium

awal, oleh karena itu dalam Perspektif Teori dan Kajian Pustaka ini adalah teori

mengenai kualitas hidup dan teori penderita kanker, kajian pustaka kualitas hidup dan

dinamika psikologis kualitas hidup pada penderita kanker.

2.1. Perspektif Teori

2.1.1 Kualitas Hidup

2.1.1.1 Pengertian Kualitas Hidup

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian kualitas hidup menurut

World Health Organization (WHO) dan dikemukakan oleh beberapa tokoh,

diantaranya Preedy and Watson, Ferris, Andersson, Buchanan, dan Bowling. Berikut

penjelasannya.

Bowling (2005:7) kualitas umumnya didefinisikan sebagai nilai dari

‘kebaikan’. Kualitas hidup kemudian dijelaskan sebagai kebaikan dari kehidupan,

dalam kaitannya dengan kesehatan, kualitas hidup adalah kebaikan dari aspek-aspek

kehidupan yang dipengaruhi oleh kesehatan. Kualitas hidup didefinisikan dalam

makro yaitu masyarakat dan obyektif dan mikro yaitu individu dan subyektif.

Pengertian ini mencakup pendapatan, perumahan, pendidikan, hidup lainnya,

lingkungan sekitar, persepsi individu, pengalaman individu dan nilai.

Kualitas hidup menjadi ukuran standart kesehatan terutama untuk beberapa

orang dengan penyakit kronis, fungsional, psikologis dan penyakit yang tidak bisa

Page 35: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

20

disembuhkan (Preedy and Watson, 2010:382). The World Health Organization

(1997:1) mendefinisikan secara umum Quality of Life as individual’s perception of

their position in life in the context of the culture and value systems in which they live

and in relation to their goals, expectations, standards and concerns. Artinya, kualitas

hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks

budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,

standart dan kekhawatiran hidup.

Preedy and Watson (2010:1754) Kualitas hidup didefinisikan kepuasan dalam

berbagai aspek kehidupan. Preedy and Watson mendefinisikan kualitas hidup sebagai

multi dimensi yang menggabungkan konsep fisik, kognitif dan fungsi emosional dan

sosial. Aristoteles dalam Ferris (2010:17) menyatakan bahwa kualitas hidup adalah

produk bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri.

Ferris (2010:16) Kualitas hidup adalah produk interaksi antara kepribadian individu

yang terjadi terus menerus dalam episode peristiwa kehidupan. Peristiwa yang terjadi

dalam kehidupan memiliki dimensi-dimensi tertentu, yaitu: kebebasan, pengetahuan,

ekonomi, kesehatan, keamanan, hubungan sosial, spiritualitas, lingkungan dan

rekreasi.

Andersson et all (Preedy and Watson,2010:1868) mengungkapkan kualitas

hidup adalah multi dimensi yang menggabungkan konsep fisik, kognitif, fungsi

emosional dan sosial. Buchanan (Preedy and Watson, 2010:2925) kualitas hidup

didefinisikan secara fungsional sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja

mereka secara fisik, pekerjaan, psikologis, keuangan dan daerah somatik.

Page 36: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

21

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup

adalah persepsi individu mengenai keadaan dirinya pada aspek fisik, psikologis, sosial

dan lingkungan untuk mencapai kepuasan dalam hidupnya.

2.1.1.2 Aspek-aspek Kualitas Hidup

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai aspek-aspek kualitas hidup. Aspek

dilihat dari keseluruhan kualitas hidup dan kesehatan secara umum (WHO,1997:1) :

a. Kesehatan fisik, yaitu : tenaga dan kelelahan, kesedihan dan ketidaknyamanan,

tidur dan istirahat.

b. Psikologis, yaitu : penampilan dan gambaran jasmani, perasaan positif, perasaan

negative, harga diri, berpikir, belajar, mengingat, konsentrasi.

c. Kebebasan : mobilitas, aktivitas sehari-hari, pengobatan, kemampuan bekerja.

d. Kepercayaan / Spirituality / Religion

e. Hubungan sosial, yaitu : hubungan pribadi , dukungan sosial, dan aktivitas

seksual.

f. Lingkungan, yaitu : kebebasan, keselamatan fisik dan keamanan, lingkungan

rumah, sumber keuangan, kesehatan dan kepedulian sosial, peluang untuk

memperoleh keterampilan dan informasi baru, keikutsertaan dan peluang

berekreasi, aktivitas di lingkungan, dan transportasi.

Aspek kualitas hidup pada penderita kanker menurut Caplan (Preedy and

Watson, 2010:2049) meliputi :

1. Aspek fisik : gejala fisik, respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan,

citra tubuh dan mobilitas.

Page 37: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

22

2. Fungsi psikologis dan sosial : hubungan interpersonal, kebahagiaan, spiritualitas,

masalah keuangan.

3. Persepsi individu terhadap kualitas hidup : budaya, filsafat, konteks politik.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan oleh WHO dan Caplan mengenai

aspek-aspek kualitas hidup dapat disimpulkan aspek-aspek pada penderita kanker

antara lain:

1. Apek fisik: gejala fisik, respon tubuh terhadap pengobatan, penerimaan diri, citra

tubuh.

2. Aspek psikologis: persepsi individu terhadap kualitas hidup, perasaan positif,

perasaan negatif, harga diri, kebahagiaan, spiritualitas, kesejahteraan sosial.

3. Aspek sosial: hubungan interpersonal, dukungan sosial, hubungan seksual,

aktivitas sosial.

4. Lingkungan: kebebasan, keselamatan fisik dan keamanan.

2.1.1.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Sub bab ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

hidup menurut Preedy and Watson(2010:2770) antara lain :

1. Jenis kelamin

Setiap jenis kelamin memiliki peran sosial yang berbeda. Hal ini

memungkinkan untuk mempengaruhi aspek kehidupannya yang selanjutnya juga

mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Page 38: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

23

2. Pendidikan.

Perbedaan tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman

seseorang tentang keadaan yang sedang di alami, pengetahuan terhadap penyakit

kanker yang sedang di derita dan pemahaman terhadap cara pengobatan penyakit

kanker. Pengobatan atau treatment ini mempengaruhi kualitas hidup pasien (Sarafino,

1990:459).

3. Perbedaan budaya

Budaya merupakan salah satu indikator dari aspek persepsi individu yang

mempengaruhi kualitas hidup (Preedy and Watson, 2010:2049).

4. Usia penyakit

Usia penyakit adalah lamanya seseorang mengalami penderitaan akibat suatu

penyakit. Status pengukuran kesehatan menyediakan metode standart penilaian

pengaruh penyakit pada kehidupan sehari-hari, aktivitas dan kesejahteraan pada

penderita kanker. Seseorang yang telah lama menderita suatu penyakit pasti akan

berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis dan sosialnya dalam kehidupannya sehari-

hari.

2.1.2 Kanker

Kanker merupakan salah satu penyakit paling berbahaya di dunia. Penyebab

kanker sangat beragam, dapat melalui faktor internal individu maupun eksternal

individu. Individu dengan suatu penyakit akan mempengaruhi aspek-aspek dalam

hidupnya yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kualitas hidup individu

tersebut. Karoly (1985:117) menyatakan penyakit mempengaruhi kualitas hidup

Page 39: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

24

seseorang, kanker mendapat perhatian khusus dalam pengukuran kualitas hidup karena

kematian dini akan terjadi suatu saat nanti.

2.1.2.1. Definisi Kanker

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian kanker menurut World

Health Organization (WHO), Ensiklopedia dan dikemukakan oleh beberapa tokoh,

diantarany Preedy and Watson, Karoly, Corwin, Tambayong, Kiple. Berikut

penjelasannya.

Kanker dalam bahasa ilmiahnya disebut Carsinoma Sarkoma adalah istilah

yang mengacu kepada tonjolan-tonjolan seperti kepiting yang dibentuk oleh tumor

yang sedang tumbuh ke dalam jaringan disekitarnya, tumor menyebar secara lokal

sewaktu tonjolan ini mencederai dan mematikan sel-sel disekitarnya (Corwin,

1997:94). Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh

pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel

asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Ensiklopedi,1990:121).

Corwin (1997:86) menyatakan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan tanpa batas

serta tidak bertujuan disebut kanker atau neoplasia. Tambayong (1999:65) Neoplasia

didefinisikan sebagai perkembangan massa jaringan abnormal yang tidak responsif

terhadap mekanisme pertumbuhan normal, sedangkan neoplasma adalah pertumbuhan

baru, reproduksi sel abnormal.

Kiple (2003:63), Cancer is a process whereby uncontrolled cell mulpiplication

produces a tumor that can invade adjacent tissues and metastasize, yang artinya suatu

proses pelipatgandaan sel yang tidak terkendali dan menghasilkan tumor yang

menyerang jaringan-jaringan yang ada didekatnya dan bermetastatis.

Page 40: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

25

Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat

terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai

kanker usus besar, sedangkan kanker yang bermula pada otak dikenal sebagai kanker

otak. Tambayong (1999:65) kanker merupakan neoplasma maligna, yaitu sel-sel

neoplastik yang tumbuh dengan menginvasi jaringan sekitar dan mempunyai

kemampuan untuk bermetastasis pada jaringan reseptif.

2.1.2.2. Klasifikasi Kanker

Sub bab ini akan dibahas mengenai klasifikasi kanker yang dikemukakan oleh

Tambayong (1999:65-68). Tambayong menyatakan bahwa kanker biasanya

diklasifikasikan menurut asal selnya dan apakah sel itu benigna (dikarakteristikkan

oleh pembelahan sel abnormal tetapi tidak bermetastasis atau menginvasi jaringan

sekitar) atau maligna (pembelahan sel abnormal dengan kemampuan untuk

menyerang, metastasis, dan terjadi berulang).

Kanker benigna terdiri dari sel-sel yang serupa dengan struktur pada sel

asalnya. Sel-sel kanker benigma lebih kohesif daripada kanker maligna. Pertumbuhan

terjadi dari bagian tengah masa benigna, biasanya mengakibatkan batas tegas. Kanker

benigna di dalam ruang tertutup seperti tengkorak dapat menimbulkan gangguan serius

yang dapat menimbulkan kematian.

Kanker maligna mempunyai struktur selular tipikal dengan pembelahan dan

kromosom nuklear abnormal. Sel maligna kehilangan diferensiasinya atau menyerupai

sel aslinya. Sel tumor tidak kohesif dan akibatnya pertumbuhan tidak teratur, tidak ada

kapsul yang terbentuk danperbedaan separasi dari jaringan sekitar sulit terlihat. Sel

maligna menginvasi sel-sel didekatnya daripada mendorongnya. Tumor ini

Page 41: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

26

mempunyai laju pertumbuhan dan mengembangkan pembuluh darah lebih banyak

daripada jaringan normal atau neoplasma benigna. Tanda dari neoplasma maligna

adalah kemampuannya untuk bermetastasis atau menyebar ke sisi yang jauh.

Perbedaan neoplasma jinak dan ganas menurut Tambayong (1999:67) adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Perbedaan Neoplasma Jinak dan Ganas

Jinak Ganas Serupa sel asal Tidak sama dengan sel asal Tepian Licin (bersimpai) Tepian tidak rata Menekan Menyusup Tumbuh perlahan Tumbuh cepat

Lanjutan Tabel 2.1 Perbedaan Neoplasma Jinak dan Ganas

Sedikit vaskuler Vaskuler / sangat vaskuler Jarang timbul ulang Sering residif setelah dibuang Jarang nekrosis dan ulserasi Umumnya nekrosis dan ulserasi

Jarang efek sistemik kecuali neoplasma endokrin

Umumnya efek sistemik

2.1.2.3. Kategori Kanker

Sub bab ini akan dibahas mengenai kategori kanker yang dikemukakan oleh

Corwin. Kanker diidentifikasi berdasarkan jaringan asal tempat mereka tumbuh. Akhiran

“oma” biasanya ditambahkan ke istilah jaringan untuk mengidentifikasi suatu kanker.

Corwin (1997:97) terdapat beberapa kategori umum kanker, antara lain :

1. Karsinoma

Karsinoma adalah kanker jaringan epitel, termasuk sel-sel kulit, testis,

ovarium, kelenjar penghasil mucus (lendir), sel penghasil melanin, payudara, serviks,

kolon (usus), rectum (anus), lambung, pankreas, dan esophagus (saluran pencernaan).

Page 42: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

27

2. Limfoma

Kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, berbagai

kelenjar limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik

antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma

malignum.

3. Sarkoma

Sarkoma adalah kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot

dan tulang.

4. Glioma

Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) yang terdapat disusunan saraf

pusat.

5. Karsinoma In Situ

Ini adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang

masih terbatas didaerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif.

2.1.2.4. Klasifikasi Stadium Kanker

Kanker dapat pula digolongkan berdasarkan stadium perkembangannya.

Stadium adalah usaha menjelaskan seberapa jauh penyakit ini telah berkembang pada

saat itu. Corwin (1997:94) menyatakan stadium adalah keputusan klinis yang

berkaitan dengan ukuran tumor, derajat invasi lokal yang telah terjadi dan derajat

penyebarannya ke tempat-tempat jauh pada seseorang. Manfaat pentahapan itu adalah

menunjukkan pengobatan, menilai “survival rate”, menentukan cara pengobatan dan

memudahkan pertukaran informasi antar pusat pengobatan.

Page 43: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

28

Sub bab ini akan dibahas klasifikasi stadium kanker yang akan dikemukakan

oleh Tambayong (1999:68). Klasifikasi stadium kanker menurut Tambayong adalah:

Tabel 2.2 Klasifikasi Stadium Kanker

Klasifikasi TNM

Tahap 1 T1N0m0 Massa terbatas pada organ Lesi operabel, restectable Kemungkinan hidup 70-90%

Tahap 2 T2N1M0 Massa telah menyebar ke jaringan sekitar dan limfonodus regional Lesi operabel, resectable Kemungkinan hidup 45-55%

Tahap 3 T3N2M0 Massa luar, melekat pada dasarnya penyebaran ke limfodus dan tulang Lesi operabel, tidak restectable Kemungkinan hidup 15-25%

Tahap 4 T4N3M+ Tanda metastasis jauh Lesi inoperable Kemungkinan hidup 0-5%

Klasifikasi TNM : T (tumor atau lesi primer dan luasnya), N (limfodus

regional dan keadaannya), M (metastasis jauh). Istilah lain yang ditemui pada

klasifikasi stadium neoplasma : TIS 9tumor in situ, tumor setempat), penyebaran

keganasan ke limfodus regional disebut (N1: sedikit, N2: banyak), tidak ada metastasis

jauh (m0), ada metastasis jauh (M1 atau M2 atau M+).

2.1.2.5. Penyebab Kanker

Sub bab ini akan dibahas mengenai penyebab kanker. Penyebab kanker

menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990:122) banyak faktor yang menjadi

penyebab timbulnya kanker, faktor penyebab itu meliputi :

Page 44: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

29

1. Rangsang Fisik

Rangsang fisik yang sering dihubungkan dengan kanker ialah rangsang yang

berasal dari sinar matahari dan radiasi.

2. Kimia (diet)

Rangsang kimia antara lain berupa zat pewarna, debu kayu, asbes, dan asap

rokok.

3. Biologi (virus)

Virus akhir-akhir ini juga sering memicu timbulnya kanker, misal virus

Hepatitis B pada sel hati.

4. Lingkungan

Pada ahli menyatakan 80% kanker disebabkan oleh faktor lingkungan.

2.1.2.6. Teori Penyebab Kanker

Sub bab ini akan dibahas mengenai teori penyebab kanker ganas yang akan

dikemukakan oleh Tambayong (1999:69-71).

Tambayong menjelaskan terdapat lima teori penyebab kanker ganas, yaitu:

1. Teori mutasi somatik

Kelainan dalam gen timbul akibat perubahan mutasi yang mungkin diinduksi

oleh zat karsinogenik dan adanya faktor herediter. Orang dengan kelainan kromosom

tertentu mudah terkena neoplasma tertentu.

2. Teori diferensiasi aberans atau epigenetic

Kelainan timbul akibat adanya gangguan pengaturan dari gen normal. Insidens

neoplasma maligna meningkat selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Kista

Page 45: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

30

dermoid adalah salah satu neoplasma yang timbul akibat adanya gangguan

pertumbuhan dan perkembangan embrional.

3. Teori virus

Virus disebut sebagai kemungkinan penyebab neoplasma ganas pada manusia.

Mereka disebut virus onkogenik. Dua virus onkogenik adalah virus DNA dan virus

RNA. Salah satu contoh virus penyebab keganasan adalah virus RNA tipe-B yang

menyebabkan kanker payudara.

4. Teori Seleksi Sel

Menurut teori ini, neoplasma berkembang tahap demi tahap melalui proses

mutasi. Proses ini dapat berhenti dan reversible (bila stimulusnya tidak ada lagi).

Imunodefisiensi meningkatkan resiko pertumbuhan neoplastik.

5. Karsinogen

Karsinogen adalah substansi yang dapat menginduksi pertumbuhan neoplastik.

Ada dua golongan karsinogen , yaitu: kimia dan fisis. Karsinogen kimiawi meliputi

hidrokarbon aromatik polisiklik, amine aromatic, agens penglekat, nitrosamine,

senyawa nitroso lain. Hidrokarbon aromatic polisiklik termasuk karsinogen yang

paling kuat. Hidrokarbon ini terdapat pada asap rokok dan asap mobil yang dapat

menyebabkan kanker bibir, lidah, rongga mulut, kepala, leher, larings, paru, kandung

kemih. Amine aromatic terdapat pada makanan tertentu, naftalen (kamper) dan

insektisida tertentu. Karsinogen fisis meliputi radisasi yang dapat menyebabkan

kanker payudara, tiroid dan leukemia, sedangkan sinar ultra violet menyebabkan

kanker kulit.

Page 46: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

31

Faktor lain dalam karsinogenesis, antara lain :

1. Kebiasaan hidup dan budaya

Kanker lambung lebih banyak terjadi di Jepang daripada di Amerika Serikat,

sedangkan kanker usus, payudara, prostat terjadi lebih sedikit di Jepang daripada di

Amerika Serikat, namun setelah orang Jepang tinggal di Amerika, perbedaan ini

hilang.

2. Diet

Kebiasaan diet rendah serat dapat menyebabkan kanker kolon (kanker usus)

dan mengonsumsi makanan yang diawetkan dapat mencetuskan kanker lambung.

3. Kehidupan seks

Kanker serviks lebih sering terjadi pada wanita yang sudah mengadakan

hubungan seks sejak muda, apalagi jika berganti-ganti pasangan. Kanker payudara

lebih sering terjadi pada wanita yang tidak memiliki anak, yang lebih muda

mendapatkan menstruasi pertama atau menopous terlambat.

4. Kebiasaan

Kebiasaan minum alkohol dapat mencetuskan kanker esophagus. Kebiasaan

merokok dapat menimbulkan kanker paru

5. Hormon

Bila kadar hormon tertentu meningkat selama waktu lamadapat mencetuskan

kanker payudara, endometrium, vagina, prostat atau tiroid.

2.1.2.7. Gejala-gejala Kanker

Sub bab ini akan dibahas mengenai gejala kanker secara umum. Gejala kanker

yang timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh yang terserang, Sibuea et al

Page 47: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

32

(2005:222) memaparkan beberapa gejala yang muncul pada penyakit kanker antara

lain :

a. Kelelahan

Hal ini terjadi karena jumlah jaringan tumor ganas didalam tubuh sangat besar.

b. Penurunan berat badan yang cepat (kakeksia)

Pada beberapa jenis kanker, penurunan berat badan dapat dijelaskan. Misalnya

pada saluran cerna, turunnya berat badan dengan cepat dapat dimengerti, karena terjadi

gangguan dalam pemasukan makanan. Turunnya berat badan disertai balans nitrogen

negatif pada kebanyakan penderita kanker payudara (dan kanker jenis lain) akibat

hilangnya otot interkostal (tulang) yang mengalami atrofi (mengecil).

c. Demam

Kadang-kadang demam bisa menjadi gejala yang penting. Umumnya demam

ini bukan disebabkan oleh bakteri dan pemberian anti biotika tidak akan bermanfaat.

Demam timbul sebagai akibat dari sebagian massa tumor tidak mendapat darah yang

cukup, sehingga muncul nekrosis (jaringan yang mati) yang melepaskan hormon

prostaglandin perangsang demam kedalam aliran darah.

Penyebaran sel kanker dapat terjadi dengan berbagai cara, penyebaran sel

kanker yang jauh dari tempat asalnya disebut dengan proses metastasis. Metastasis sel

kanker dapat melalui jaringan kulit, sel ini dapat menembus saluran limfe dan

bersarang di dalam kelenjar getah bening ketiak, dapat juga menembus vena kecil

sehingga masuk dalam aliran darah yang akan membawanya ke tempat yang jauh.

Metastatis akan timbul dan menyebabkan dua macam gejala (Sibuea et al,

2005:221), yaitu:

Page 48: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

33

1. Destruksi jaringan yang menyebabkan nyeri hebat dan terus menerus, dan pada

tulang sering terjadi patah atau sering disebut fraktur.

2. Anemia, jaringan asal diganti oleh jaringan kanker sehingga terjadi lambat laun

penurunan yang hebat dari hemoglobin.

2.1.2.8. Pengobatan Kanker

Sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengobatan kanker. Pengobatan kanker

ditentukan oleh jenisnya, letak pada tubuh, tingkat penyebaran, dan kondisi penderita.

Metode yang digunakan untuk program pengobatan kanker, meliputi

(Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990:122) :

a. Tindakan operasi

b. Penyinaran radio aktif

c. Obat anti kanker

Corwin (1997:104-105) terdapat empat metode pengobatan kanker, antara lain:

1. Pembedahan

Metode ini sejak tahun 200 SM digunakan untuk pengobatan kanker. Tumor

yang telah bermetastasis dapat diterapi dengan pembedahan untuk menghilangkan rasa

nyeri pasien akibat tumor yang menekan saraf disekitarnya.

2. Terapi radiasi

Terapi ini menggunakan radiasi pengion untuk menghancurkan sel tumor dan

biasanya digunakan sebagai tindakan tambahan pada pembedahan untuk memperkecil

ukuran tumor. Hal ini dilakukan untuk mengurangi efek radiasi yang juga mematikan

sel normal yang berada disekitar jaringan kanker.

Page 49: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

34

3. Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obat kemoterapetip dari berbagai kelas untuk

menghancurkan sel-sel kanker. Kemoterapi sering digunakan sebagai pelengkap

metode pembedahan. Terapi ini menyebabkan penekanan sum-sum tulang yang

sebaliknya menyebabkan kelelahan, anemia, kecenderungan pendarahan dan

peningkatan resiko infeksi.

4. Imunoterapi

Bentuk terapi kanker yang baru diciptakan dan memanfaatkan dua sifat system

imun, yaitu spesifisitas dan daya ingat. Imunoterapi dapat digunakan untuk

mengidentifikasi tumor dan memungkinkan pendeteksian semua tempat metastasis

yang tersembunyi.

2.1.3 Kualitas Hidup Penderita Kanker

Memiliki status penderita kanker adalah hal yang tidak pernah diinginkan oleh

setiap orang. Kanker merupakan penyakit yang dapat membawa seseorang pada

kematian dini. Penderitanya harus menghadapi penyakit yang memberi dampak tidak

hanya pada kesehatan fisik penderita tetapi juga pada keadaan jiwanya. Mereka yang

terkena kanker harus menghadapi kenyataan yang tidak pernah mereka inginkan di

tengah harapan hidup yang kecil.

Menderita penyakit kanker merupakan suatu keadaaan dimana seseorang harus

berjuang melawan penyakitnya dan bertahan atas keterbatasan yang dimilikinya.

Penderitaan ini dapat menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi pada penderita

kanker. Hal ini adalah respon negatif dari diri seseorang dalam menghadapi kenyataan

yang dialaminya, tetapi saat seseorang dapat memahami dan menerima kondisi yang

Page 50: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

35

dialaminya, walaupun dalam situasi terburuk sekalipun seseorang tetap mampu

menyikapi dengan baik dan dapat mengaktualisasikan dirinya.

Setiap manusia memiliki taraf kualitas hidup yang berbeda satu dengan yang

lain. Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai keadaan dirinya

pada aspek fisik, psikologis, sosial dan lingkungan untuk mencapai kepuasan dalam

hidupnya. Pemahaman akan kualitas hidup yang positif dan kualitas hidup yang

negatif akan membedakan setiap individu dalam pencapaian aktualisasi dirinya. Sikap

yang muncul pun berbeda tergantung kualitas hidup yang dimilikinya dan dapat

memberi pengaruh positif dan negatif atas penyakit dan kehidupannya.

Pemahaman akan kualitas hidup ini dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Proses

kehidupan membawa seseorang dalam keadaan yang senantiasa berubah. Tidak selalu

seseorang dalam menjalani hidup berada dalam posisi yang positif, ada kalanya pula

seseorang berada dalam keadaan yang tidak diingininya, dalam posisi yang negatif ini

dapat diketahui respon atau sikap seseorang dalam menyikapi dan menjalani hidupnya.

Sebagian orang menjadikan penderitaan sebagai alasan untuk mengasihani diri

sendiri, depresi, terpuruk dan menganggap dirinya tak berarti, namun ada juga yang

menganggap bahwa penderitaan adalah proses belajar yang harus dijalani dan

tantangan untuk berjuang lebih lagi dalam usaha mencapai aktualisasi diri. Orang-

orang semikian dianggap memiliki kualitas hidup yang positif sehingga dapat melihat

sisi lain dari suatu penderitaan yang sedang dialaminya.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang positif,

memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik,

Page 51: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

36

memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki

hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang baik,

memiliki cukup uang dan mandiri.

Larasati (2009:1) dalam penelitian mengenai Kualitas Hidup pada Wanita yang

Sudah Memasuki Masa Menopause menyatakan subyek yang kualitas hidupnya positif

terlihat dari gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya, dalam aspek

psikologis subyek berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial

subyek baik dengan banyaknya teman yang dimilikinya.

Faktor lingkungan juga turut mendukung dalam memberi rasa aman dan

nyaman kepada subyek. Subyek dapat mengenali diri sendiri, subyek mampu

beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, subyek mempunyai perasaan kasih

kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap empati dan merasakan

penderitaan orang lain.

Penderita kanker yang memiliki kualitas hidup positif akan menerima dan

beradaptasi dengan keadaannya serta berusaha untuk bertahan dan terus berjuang

dalam mengusahakan kehidupan yang lebih baik. Mereka mungkin pernah merasa

terpuruk dalam kondisi penyakit yang dideritanya, tetapi pemahaman kualitas hidup

yang positif akan memacu mereka untuk tetap bisa mengaktualisasi dirinya. Sabar

dalam menjalani proses pengobatan sampai sembuh dan mungkin bagi mereka untuk

dapat sukses dalam hidupnya seperti orang-orang sehat lainnya atau bahkan lebih.

Page 52: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

37

2.1.4 Kajian Pustaka

Terdapat berbagai penelitian yang berkaitan dengan kualitas hidup. Widiyanto

(2007:1-7) menyatakan kualitas hidup penduduk Indonesia tergolong rendah,

Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara, peringkat ini masih di bawah

peringkat Negara Singapura (urutan 25), Brunei Darusalam (urutan 34), Malaysia

(urutan 61), Thailand (urutan 74) dan Filipina (urutan 84).Salah satu aspek yang

menjadi penyebabnya adalah tingkat kesehatan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cella et. al. (2003:43) terhadap

penderita kanker dimana dalam kasus ini, seorang penderita kanker biasanya

mengalami anemia. Anemia adalah suatu sindrom gejala fisik dan emosional yang

dapat dievaluasi dampaknya terhadap kualitas hidup. Dilanjutkan bahwa pengobatan

anemia dapat meningkatkan kualitas hidup pada penderita kanker (Cella, et.al.

,2003:511). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan sangat mempengaruhi

kualitas hidup seseorang.

Barakat et. al. (2010:1) dalam penelitiannya yang berjudul Quality of Life of

Adolescent with Cancer mendeskripsikan bahwa fungsi keluarga, termasuk

didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita kanker, hal

ini menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakitnya pada pasien yang sedang

menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih

penting daripada mengandalkan diagnosis atau pengobatan.

Penelitian Akechi et. al. (1998:238) yang berjudul Predictors of Patiens’

Mental Adjustment to Cancer: Patient Characteristics and Social Support menyatakan

bahwa penyesuaian mental penderita kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya.

Page 53: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

38

Salah satu hal yang paling adaptif dari penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’

sedangkan salah satu yang maladaptif adalah ‘ketidakberdayaan atau putus asa’.

Jumlah anggota dalam rumah tangga, status kinerja, dukungan dari dokter dan

kepuasan pada dukungan tersebut merupakan semangat juang pada pasien kanker,

sedangkan usia, pendidikan, status keluarga, kinerja dalam pekerjaan dan kepuasan

pada dukungan di prediksi sebagai ketidakberdayaan atau putus asa.

Penelitian yang berjudul Assessment of Quality of Life in Outpatients With

Advanced Cancer : The Accuracy of Clinician Estimations and the Relevance of

Spiritual Well-Being-A Hoosier Oncology group Study yang dilakukan oleh Fisch et al

(2003:2754) menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga berpengaruh terhadap

kualitas hidup seseorang.

Larasati (2009:1) dalam penelitian mengenai Kualitas Hidup pada Wanita yang

Sudah Memasuki Masa Menopause menyatakan subyek yang kualitas hidupnya positif

terlihat dari gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya, dalam aspek

psikologis subyek berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial

subyek baik dengan banyaknya teman yang dimilikinya, lingkungan mendukung dan

memberi rasa aman kepada subyek. Subyek dapat mengenali diri sendiri, subyek

mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, subyek mempunyai perasaan

kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap empati dan merasakan

penderitaan orang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Gotay and Muraoka (1998:660) terhadap

penderita kanker, 50% perempuan sering berpikir mengenai kemungkinan kambuhnya

penyakit, dan 73% melaporkan bahwa mereka lebih mudah mengalami depresi setelah

Page 54: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

39

di diagnosis kanker. Depresi mendapatkan perhatian khusus dalam beberapa penelitian

yang terkait dengan kualitas hidup. Hasil tersebut di dukung dengan hasil penelitian

yang berjudul Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani

Hemodialisis dan Mengalami Depresi yang dilakukan oleh Wijaya (2009:1), kualitas

hidup pasien dengan depresi mengalami penurunan dibanding dengan pasien tanpa

gejala depresi.

Penelitian yang dilakukan oleh Bowling (2005:9) mendeskripsikan kualitas

hidup yang positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang

positif, memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang

baik, memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan,

memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas

yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri.

 

Page 55: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

40

 

 

Gambar 2.1 Dinamika Kualitas Hidup Penderita Kanker

Penderita Kanker

Kondisi pasca menderita kanker:

• Penderitaan akibat penyakit kanker • Cemas karena penyakit tak kunjung

sembuh • Ketakutan akan kematian • Kekhawatiran akan masa depan

Aspek Kualitas Hidup penderita Kanker

Aspek Fisik

Aspek Psikologis

Aspek Sosial

Aspek Lingkungan

Kualitas Hidup Negatif

• Tidak menjaga kesehatan. • Kesehatan fisik dan mental yang buruk • Aktivitas harus di bantu orang lain • Memiliki pandangan psikologis yang negatif • Hubungan sosial subyek buruk • Tinggal di lingkungan yang tidakaman • Tidak berpartisipasi dalam kegiatan social • Tidak memiliki kesejahteraan emosional • Penerimaan diri negatif • Tidak mampu beradaptasi dengan kondisi yang

dialami saat ini • Tidak bersikap empati kepada orang lain.

• Tidak memiliki cukup uang dan mandiri.

Kualitas Hidup Positif

• Selalu menjaga kesehatannya • Kesehatan fisik dan mental yang baik • Mampu beraktivitas tanpa bantuan orang lain • Memiliki pandangan psikologis yang positif • hubungan sosial subyek baik • Tinggal di lingkungan memberi rasa aman • Berpartisipasi dalam kegiatan social • Memiliki kesejahteraan emosional • Memiliki penerimaan diri yang baik • Mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami

saat ini • Memiliki sikap empati kepada orang lain. • Memiliki cukup uang dan mandiri.

Page 56: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

41

2.1.5 Dinamika Kualitas Hidup Penderita Kanker

Terdapat dinamika psikologis yang dapat digunakan untuk mempermudah

pelaksanaan hingga penganalisisan penelitian. Dinamika psikologis berkaitan dengan

bagaimana alur psikologis dan segala peristiwa psikologis yang dapat menentukan

kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup menjadi ukuran standart kesehatan terutama

untuk beberapa orang dengan penyakit kronis, fungsional, psikologis dan penyakit

yang tidak bisa disembuhkan (Preedy and Watson, 2010:382).

Bagan dinamika kualitas hidup pada penderita kanker menunjukkan kondisi

individu yang menderita kanker dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikapnya dan

kemudian menentukan kualitas hidupnya. Kanker adalah penyakit yang dapat

membawa seseorang pada kematian dini. Penderitanya harus menghadapi penyakit

yang memberi dampak tidak hanya pada kesehatan fisik penderita tetapi juga pada

keadaan jiwanya. Mereka yang terkena kanker harus menghadapi kenyataan yang

tidak pernah mereka inginkan di tengah harapan hidup yang kecil.

Menderita penyakit kanker merupakan suatu keadaaan dimana seseorang harus

berjuang melawan penyakitnya dan bertahan atas keterbatasan yang dimilikinya.

Penderitaan ini dapat menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi pada penderita

kanker. Kanker adalah salah satu penyakit kronis, artinya penyakit yang berlangsung

lama. Pengobatan kanker tidak bisa dilakukan hanya sekali dan langsung sembuh, hal

ini harus dijalani secara bertahap dan seorang penderita kanker harus melewati proses

pengobatan yang berdampak sangat tidak nyaman bagi penderita.

Proses pengobatan kanker menimbulkan efek samping kerontokan

rambut,rantrointestinal (muntah, diare), kelelahan fisik, infertile, dan keterbatasan

Page 57: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

42

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semua hal ini dapat membuat seorang

penderita kanker merasa putus asa. Keputusasaan hanya akan memperburuk

keadaannya. Dukungan dari orang terdekat dari subyek sangat penting dan

berpengaruh dalam kesembuhan seorang penderita kanker.

Kondisi pasca menderita kanker juga turut menambah penderitaan

penderitanya. Rasa sakit yang dirasakan akibat penyakit kanker merupakan hal yang

harus dijalaninya setiap hari. Selain itu harapan hidup yang kecil membuat seorang

penderita kanker mengalami kecemasan akan masa depan dan ketakutan menghadapi

kematian yang seolah sudah didepan mata.

Keadaan semacam itu akan mempengaruhi kualitas hidup pada penderita

kanker. Dalam penelitian ini ada empat aspek kualitas hidup pada penderita kanker

yang dipaparkan oleh Caplan (Preedy and Watson, 2010:2049), yaitu aspek fisik,

aspek psikologis, aspek sosial, dan persepsi individu terhadap kualitas hidupnya.

Saat penderita memiliki kualitas hidup yang positif dalam hidupnya maka

sikap yang akan ditunjukkan oleh penderita kanker adalah sikap-sikap positif. Mereka

akan menerima dan beradaptasi dengan keadaannya serta berusaha untuk bertahan dan

terus berjuang dalam mengusahakan kehidupan yang lebih baik. Mereka mungkin

pernah merasa terpuruk dalam kondisi penyakit yang dideritanya, tetapi pemahaman

kualitas hidup yang positif akan memacu mereka untuk tetap bisa mengaktualisasi

dirinya. Memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain dan sabar dalam

menjalani proses pengobatan sampai sembuh dan merupakan sesuatu hal yang

mungkin bagi mereka untuk dapat sukses dalam hidupnya seperti orang-orang sehat

lainnya atau bahkan lebih dari mereka.

Page 58: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

43

Penderita kanker yang memiliki kualitas hidup negatif akan lebih cepat merasa

putus asa dan depresi dengan keadaan penyakit yang dialaminya, hal ini diperburuk

dengan kondisi lingkungan yang tidak memberikan dukungan baginya. Mereka akan

terpuruk dalam keadaan yang jauh dari harapan dan keinginannya. Kemungkinan dari

rasa keputusasaan ini, mereka kemudian menghentikan upaya pengobatan yang selama

ini dijalani dan memilih menyerah dalam kondisi tersebut. Hal yang didapati

kemudian adalah kondisi penyakit yang semakin memburuk dan dekat dengan

kematian. Mereka juga akan menarik diri dari lingkungan sosial dan memiliki sikap

yang buruk terhadap sesamanya.

Page 59: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

44

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian

karena dapat mempengaruhi keefektifan dan keefisienan suatu penelitian. Metode

penelitian yang digunakan harus sesuai dengan obyek penelitian dan tujuan yang

hendak dicapai. Prosedur pelaksanaan suatu penelitian harus didasari dengan metode

penelitian ilmiah agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sebenarnya.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data secara objektif dan prosedur

yang jelas berdasarkan bukti-bukti empiris. Agar penelitian mendapatkan hasil yang

optimal, metode yang digunakan harus tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Moleong (2007:6) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Lebih jauh lagi,

Moleong (2007:31) memaparkan tujuan penelitian kualitatif adalah memahami

fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman

mendalam.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang didasari dari fenomena

keadaan penderita kanker serta pemahaman kualitas hidup dalam kehidupannya.

Page 60: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

45

Peneliti ingin melihat pengalaman subjektif seorang penderita kanker, bagaimana

mereka menjalani kehidupannya ditengah penderitaan fisik yang mereka alami dan

bagaimana proses sampai mereka memiliki kualitas hidup yang positif. Dengan

menggunakan metode kualitatif kita dapat melihat dengan jelas tanpa kehilangan inti

konsep kualitas hidup yang positif.

Berkaitan dengan hal itu, berdasarkan sifat masalah yang ingin diteliti maka

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

karena peneliti ingin mengungkapkan hal-hal yang bersifat mendalam mengenai

bagaimana kualitas hidup pada penderita kanker dan faktor apa yang mempengaruhi

kualitas hidupnya.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu

pendekatan untuk mempelajari, menerangkan atau menginterpretasi suatu kasus dalam

konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Inti dari studi kasus

yaitu kecenderungan utama diantara semua raga, studi ini atau seperangkat keputusan-

keputusan (Salim, 2001:93).

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang

fenomena dalam suatu latar belakang atau sebagaimana adanya (Moleong, 2007:35).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik penelitian

studi kasus (case study). Pengertian studi kasus adalah suatu bentuk penelitian

(inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan

Page 61: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

46

(particularity), dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif

dengan sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan masyarakat luas

(Basuki, 2006:91).

Stake (Basuki, 2006:92), menambahkan bahwa penekanan studi kasus adalah

memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk

mendapatkan generalisasi, kasusnya dapat bersifat kompleks maupun sederhana dan

waktu untuk mempelajari dapat pendek atau panjang, tergantung waktu untuk

berkonsentrasi. Basuki (2006:92-93) juga menjelaskan tiga macam tipe studi kasus,

yaitu: a) studi kasus intrinsik (intrinsic case study), b) studi kasus instrumental

(instrumental case study), c) studi kasus kolektif (collective case study).

Studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah penelitian studi kasus yang

dilakukan dengan maksud untuk yang pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang

suatu kasus yang khusus. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menempatkan kasus

tersebut mewakili dari kasus lain, tetapi lebih keada kekhususan dan keunikannya.

Intrinsic case study ini bermaksud untuk meneliti/ menggali hal-hal yang mendasar

yang berada di balik kasus tersebut.

Studi kasus instrumental adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan

meneliti kasus untuk memberikan pemahaman mendalam atau menjelaskan kembali

suatu proses generalisasi, dengan kata lain kasus diposisikan sebagai sarana

(instrument) untuk menunjukkan penjelasan yang mendalam dan pemahaman tentang

sesuatu yang lain dari yang biasa dijelaskan. Dalam penelitian instrument peneliti

bermaksud untuk menunjukkan adanya sesuatu yang khas yang dapat dipelajari dari

Page 62: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

47

suatu kasus tersebut, yang berbeda dari penjelasan yang diperoleh dari objek-objek

lainnya.

Studi kasus kolektif adalah penelitian studi kasus yang menggunakan jumlah

kasus yang banyak. Penelitian studi kasus ini merupakan pengembangan dari

penelitian studi kasus instrumental dengan kasus yang banyak. Asumsi dari

penggunaan kasus yang banyak adalah bahwa kasus-kasus yang digunakan di dalam

penelitian studi kasus kolektif mungkin secara individual tidak dapat menggambarkan

karakteristik umumnya. Kasus-kasus dalam penelitian studi kasus kolektif di pilih

karena dipandang bahwa dengan memahami mereka secara kolektif, dapat

meningkatkan pemahaman terhadap sesuatu, dan bahkan dapat memperbaiki suatu

teori dengan menunjukkan fakta dan bukti yang lebih banyak. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan tipe studi kasus intrinsik.

Peneliti ingin menghasilkan data yang tidak berupa angka, akan tetapi data

nyata yang berupa kata-kata dan perilaku yang telah diamati oleh peneliti.

Pertimbangan mengenai beraneka ragamnya pengalaman subjek dalam penelitian ini,

maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik studi kasus

untuk mengetahui kualitas hidup penderita kanker, sehingga akan lebih mendalam jika

disajikan dalam hasil penelitian yang berupa kata-kata apa adanya sesuai yang

diungkapkan dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang dilakukan oleh

responden penelitian.

Page 63: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

48

3.3 Unit Analisis

Unit analisis dari penelitian ini meliputi bentuk kualitas hidup pada penderita

kanker sebagai subyek penelitian yang dapat di gali dari beberapa informan

pendukung dan informan ahli.

Tabel 3.1 Unit Analisis Kualitas Hidup pada Penderita Kanker

Unit Analisis Sub Unit Analisis Sumber informasi Informan

utama (Penderita Kanker)

Informan pendukung

(keluarga/teman subjek)

Informan ahli (ahli

medis dan psikolog)

Gambaran umum subjek

Latar belakang subjek a. Identitas diri b. Riwayat Kanker c. Ekonomi d. Pendidikan e. Lingkungan/sosial

√ √ √

Kualitas hidup Pengetahuan mengenaiKualitas Hidup

√ √ √

Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

Faktor yang mempengaruhi a. Jenis kelamin b. Pendidikan c. Perbedaan budaya d. Usia penyakit

√ √ √

Lanjutan Tabel 3.1 Unit Analisis Kualitas Hidup pada Penderita Kanker

Aspek-aspek kualitas hidup

Aspek fisik a. Gejala fisik b. respon terhadap

toksisitas pengobatan dan perawatan

c. Penerimaan diri d. citra tubuh

√ √ √

Aspek psikologis √ √ √

Page 64: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

49

a. Perasaan Positif b. Perasaan Negatif c. Harga Diri d. Kebahagiaan e. Spiritualitas f. Kesejahteraan g. Persepsi individu

terhadap kualitas hidup

Aspek Sosial a. Hubungan

interpersonal b. Dukungan sosial c. Hubungan seksual d. Aktivitas sosial

√ √ √

Lingkungan a. Kebebasan b. Keselamatan fisik

dan keamanan

√ √ √

3.4 Sumber Data

3.4.1. Narasumber Utama Penelitian

Sarantakos, bahwa prosedur pengambilan subyek penelitian kualitatif

umumnya menampilkan karakteristik (Poerwandari, 2001:57-58) sebagai berikut :

1. Diarahkan kasus-kasus tipikal sesuai dengan kekhususan masalah penelitian.

2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah, baik dalam hal

jumlah maupun karakteristik subyek sesuai pemahaman konsep.

3. Tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah / peristiwa acak),

melainkan pada kecocokan konteks.

Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini adalah penderita kanker yang

berjumlah tiga orang dengan karakteristik subyek penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Penderita kanker yang memiliki kriteria kualitas hidup yang positif.

2. Penderita kanker dengan status penyakit stadium satu dan dua.

Page 65: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

50

3. Penderita yang di diagnosis minimal satu tahun menderita penyakit kanker

4. Penderita kanker yang bersedia dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Kesediaan individu sebagai subjek penelitian sangat diperlukan untuk

memperlancar proses penelitian. Individu juga dapat berkomunikasi dengan baik,

agar maksud yang disampaikan peneliti terhadap subjek dapat dimengerti maupun

sebaliknya.

Peneliti menemukan narasumber utama penelitian, melalui observasi dan

wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti memilih narasumber

utama yaitu penderita kanker yang mempunyai kualitas hidup yang positif.

Berdasarkan hal tersebut, maka subyek penelitian ini adalah :

1. JT (20 tahun), telah menderita kanker otak selama lebih dari dua tahun. Subyek

merupakan seorang anak bungsu dari dua bersaudara. JT dan keluarganya

bertempat tinggal di daerah Karangawen, Demak. Selama kuliah, JT kos di daerah

Tlogosari, Semarang. JT mengetahui bahwa dirinya mengidap kanker otak sejak

usia 18 tahun. Sekarang status penyakit JT kanker otak stadium dua. Subyek

menyembunyikan status penyakitnya dari keluarga (ayah dan ibunya), walaupun

demikian subyek masih terlihat sehat dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan

baik. Subyek adalah seorang mahasiswa semester tujuh di salah satu universitas

swasta di Kota Semarang, ditengah kondisi penyakitnya subyek masih mampu

berprestasi dan mengikuti kegiatan organisasi kampus, diantaranya subyek terlibat

sebagai Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLEM) dan ketua Kelompok Studi

Pasar Modal (KSPM).

Page 66: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

51

2. RM (42 tahun) adalah seorang wanita yang ditetapkan sebagai penderita kanker

payudara stadium satu pada Desember 2010. RM seorang ibu rumah tangga dan

mempunyai dua orang anak, laki-laki dan perempuan. RM bekerja sebagai asisten

dokter di salah satu rumah sakit swasta di kota Semarang dan suaminya tidak

memiliki pekerjaan tetap. RM memiliki kualitas hidup yang positif dengan

menjaga kesehatan dan melakukan pengobatan medis. RM mempunyai hubungan

sosial yang positif dan kepedulian yang tinggi terhadap orang lain.

3. BG (29 tahun) diketahui mengidap kanker darah atau leukemia setelah ditemukan

adanya kelainan jumlah leukosit atau sel darah putih pada sel darah BG. Kanker

darah yang diderita BG sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Penyakit tersebut

disebabkan oleh lingkungan dan pola makan BG yang tidak sehat. BG adalah

perokok pasif dan sering mengonsumsi makanan yang mengandung bahan

pengawet. Kualitas hidup BG yang positif dapat dilihat dari kemauannya untuk

bangkit dan tetap terus produktif dalam hidupnya. BG adalah seorang pekerja

keras. Suatu hal yang sangat membanggakan bagi dirinya dan orang-orang

disekitar BG adalah kondisi yang terbatas tidak pernah menghentikannya untuk

tetap bekerja.

3.4.2. Narasumber Sekunder Penelitian

Narasumber sekunder penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki

hubungan dekat dengan narasumber, serta mengetahui secara jelas keseharian aktivitas

narasumber utama dan narasumber yang ahli dalam menangani kesehatan fisiknya.

Penelitian ini, narasumber sekunder akan membantu dalam pemeriksaan kembali atas

kebenaran informasi yang diberikan oleh narasumber utama.

Page 67: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

52

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

3.5.1 Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen kunci interaksi.

Kedudukan peneliti dalam penelitian merupakan perencana, pelaksana pengumpulan

data, analis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya

(Moleong, 2007:54).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber,

dan berbagai cara. Dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting

alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah

dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain.

Menurut sumber datanya, maka pengumpulan data dapat merupakan sumber primer,

dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah subyek penderita

kanker, sedangkan sumber data sekunder adalah informan lain yang mendukung

(keluarga, teman dan tenaga ahli).

Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara,

dokumentasi dan tes grafis. Perlengkapan yang disediakan sebagai alat pendukung

dalam penelitian ini adalah alat tulis, kertas, dan tape recorder.

Page 68: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

53

1. Wawancara (interview)

Teknik pengambilan data dalam penelitian mengenai kualitas hidup pada

penderita kanker ini menggunakan wawancara sebagai metode pengambilan data

utama. Rahayu dan Ardiani (2004:63), wawancara adalah percakapan langsung dan

tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh

kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai

(interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari diadakannya

wawancara ialah untuk menggali struktur kognitif dan makna dari perilaku subjek

yang diteliti.

Struktur wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah model wawancara bebas

terpimpin (semi-structured interviews), yaitu wawancara yang dilakukan sesuai

dengan interview guide atau pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti.

Akan tetapi, bentuk–bentuk pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada informan

tidak harus mengikat dan permanen. Pertanyaan–pertanyaan bebas dapat diajukan oleh

pewawancara sesuai dengan selera situasi yang ada. Artinya, variasi-variasi pertanyaan

sangat memungkinkan dilakukan oleh peneliti jika ingin memperdalam informasi yang

diperoleh (melakukan probing), dengan catatan wawancara tetap terkendali dan tidak

keluar dari tujuan pokok yang ingin digali oleh peneliti.

Disinilah fungsi interview guide menjadi penting dalam pelaksanaan

wawancara bebas terpimpin. Dimana garis–garis besar pertanyaan yang telah

ditetapkan menjadi pengontrol relevan tidak isi interview. Kebebasan dalam

mengajukan pertanyaan di luar interview guide akan memberikan kesempatan untuk

mengontrol kekakuan dan kebekuan proses wawancara, sehingga dalam wawancara

Page 69: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

54

bebas terpimpin akan mewujudkan wawancara yang terkontrol dengan suasana yang

lebih rileks dan lebih nyaman untuk interviewee ataupun interviewer.

Metode pengambilan data melalui teknik wawancara memerlukan persiapan

dan keahlian dari pewawancara. Selain memerlukan kemahiran dan keluwesan dalam

berkomunikasi, wawancara akan memberikan hasil yang maksimal jika dilakukan

dengan persiapan-persiapan yang dapat memperlancar proses wawancara. Rahayu dan

Ardiani (2004:87-103) ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh peneliti

sebelum melaksanakan wawancara diantaranya ialah:

1. Menjalin hubungan baik (rapport) dengan orang yang akan diwawancarai

2. Melatih kemahiran dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan kecakapan

memancing jawaban yang adequate

3. Menentukan subjek (interviewee)

4. Mengatur waktu dan tempat wawancara dengan interviewee

5. Membuat interview guideatau pedoman wawancara

6. Try out preliminer terhadap pedoman wawancara yang telah disusun

7. Checking terhadap kemampuan dan ketelitian jawaban

2. Observasi

Selain melakukan wawancara, pengambilan data penelitian ini juga dilakukan

melalui observasi. Observasi ini digunakan untuk melengkapi instrumen utama

pengambilan data, karena menurut penjelasan Rahayu dan Ardiani (2004:1), observasi

adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah,

sehingga akan diperoleh suatu pemahaman atau sebagai alat re-checking atau

pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Page 70: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

55

Pada dasarnya, observasi yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk

mendeskripsikan mengenai setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut, serta untuk

mengetahui makna kejadian yang akan dilihat dari perspektif individu-individu yang

terlibat dalam kejadian yang sedang diamati. Deskripsi mengenai kejadian-kejadian ini

harus kuat, faktual sekaligus teliti tanpa tercemari oleh berbagai hal yang tidak relevan

dengan penelitian yang dilakukan.

Patton (Rahayu dan Ardiani, 2004:4) menyatakan beberapa hal yang

menjadikan observasi penting untuk dilakukan oleh peneliti :

1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai konteks dalam hal

yang diteliti atau terjadi.

2. Observasi akan memungkinkan peneliti bersikap terbuka, berorientasi pada

penemuan daripada pembuktian, dan dapat mempertahankan pilihan untuk

mendekati masalah secara induktif. Dengan berada dalam situasi lapangan yang

nyata ini, kecenderungan peneliti untuk dipengaruhi berbagai konseptualisasi

(yang ada sebelumnya) tentang fenomena yang diamati akan berkurang.

3. Observasi akan memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang (oleh informan

penelitian sendiri) kurang atau bahkan tidak disadari.

4. Observasi akan memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang

tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara karena

berbagai sebab yang melarbelakangi.

Page 71: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

56

5. Berbeda dengan wawancara, observasi akan memungkinkan peneliti bergerak

lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak-

pihak lain yang terkait.

Penelitian ini penulis yang sekaligus peneliti memilih wawancara dan

observasi sebagai instrumen yang digunakan untuk mengambil data di lapangan.

Harapannya, dengan mengkombinasikan dua instrumen penelitian ini, peneliti akan

mendapatkan data yang luas serta mendalam dari informan mengenai kualitas hidup

pada penderita kanker.

Hal-hal yang diobservasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Hubungan sosial subjek.

2. Kondisi fisik dan penampilan subjek.

3. Lingkungan sosial subjek.

3. Tes grafis

Eriany (1998:1) Tes menggambar atau tes grafis adalah salah satu teknik

proyeksi guna mengklasifikasi dan memahami kepribadian seseorang dalam bentuk

gambar. Alat tes ini bermanfaat untuk memahami dan menilai karakteristik

kepribadian individu. Tes grafis popular di kalangan klinisi karena kemampuannya

yang unik untuk menilai ekspresi non-verbal akan perasaan-perasaan dan sikap-sikap

individu. Evaluasi terhadap gaya yang diperlihatkan dalam gambar ditujukan untuk

menentukan kekuatan dan kemampuan seseorang serta menilai bagaimana seseorang

itu berinteraksi (secara psikologis) dengan aspek-aspek khusus dalam kehidupannya

Page 72: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

57

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendukung dan menunjang teknik wawancara

dan observasi dalam mengumpulkan data. Peneliti merekam hasil wawancara dengan

subjek dan melakukan pencatatan terhadap setiap temuan di lapangan selama proses

penelitian. Pencatatan tidak dilakukan langsung pada saat di lapangan karena dapat

mempengaruhi perilaku alamiah subjek sehingga pencacatan dilakukan sesegera

mungkin setelah peneliti meninggalkan lapangan.

3.5.2 Analisis Data

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007:248) analisis data kualitatif adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Proses analisis data

kualitatif berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses tersebut dimulai

dari tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil studi. Namun demikian,

proses analisis tidak menjadi kaku oleh batasan kronologis tersebut. Komponen

analisis data yang mencakup reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan secara

interaktif saling berhubungan selama dan sesudah proses pengumpulan data.

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam teknik analisis data ialah dengan

membaca hasil catatan lapangan, mendengarkan rekaman wawancara, membaca

transkrip wawancara untuk memahami tentang kasus yang tengah dikaji. Pada tahap

ini, dilakukan penambahan beberapa catatan yang mungkin diperlukan. Catatan

tersebut dapat berupa kesimpulan sementara atau insight yang muncul begitu saja.

Page 73: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

58

Tahap selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan sisi lembar lain

dari catatan lapangan, atau transkripsi untuk menuliskan tema, kata kunci, atau kata-

kata teknik yang muncul. Setelah itu, dapat dilanjutkan dengan aktivitas analisis, yaitu

membuat daftar seluruh tema yang muncul dan mulai memikirkan seluruh hubungan

yang mungkin ada di antara tema-tema yang muncul. Tahap yang terakhir yaitu,

berdasarkan catatan yang telah dimiliki, dilakukan pembuatan master pola yang

ditemukan dan siap untuk dikemukakan sebagai hasil akhir studi.

3.6 Keabsahan Data

Uji kesahihan dan keandalan pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

berbagai cara, seperti ketekunan pengamatan, metode triangulasi, pemeriksaan teman

sejawat melalui diskusi, analisis kasus negatif, kecukupan referensial, pengecekan

anggota, acuan rinci, dan auditing (Moleong, 2007:327). Menurut pendapat Moleong,

uji keabsahan data yang umumnya dipakai antara lain :

1. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi

Metode ini digunakan dengan cara mengekspose hasil sementara maupun hasil

akhir penelitian yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan beberapa teman

atau informan, subyek penelitian, dan dosen pembimbing yang membantu peneliti.

Diskusi dilakukan untuk mendapatkan kebenaran hasil dari penelitian. Dengan

demikian, validitas dari penelitian ini dapat diandalkan.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat rentan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari,

Page 74: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

59

kemudian pemusatan pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, ketekunan

pengamatan akan menghasilkan kedalaman pemahaman terhadap permasalahan.

3. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu (Moleong, 2007: 330). Denzin (Moleong, 2007: 330) membedakan

untuk macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber metode, penyidikan dan teori. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber,

berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualifikasi (Patton,

Moleong 2007: 330), yang dicapai dengan jalan membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan data hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (data kronologis subyek).

Moleong (2007:330-331), uji keabsahan data melalui triangulasi terdiri dari :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan

apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang seperti orang biasa, orang berada, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

Page 75: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

60

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Seting Penelitian

4.1. 1 Orientasi kancah penelitian

Sebelum memulai penelitian, penulis perlu menetapkan terlebih dahulu kancah

penelitian untuk mempermudah proses pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan di lapangan sebanyak mungkin dan sesuai dengan kebutuhan untuk

mencapai tujuan penelitian. Seperti yang sudah diungkapkan, tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup penderita kanker.

4.1.2 Karakteristik lokasi penelitian

4.1.2.1 Rumah dan kos subyek pertama (Subyek JT)

Rumah JT pertama terletak di daerah Karangawen, Kabupaten Demak. JT

tinggal bersama ayah dan ibunya. JT merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Kakak laki-lakinya sudah menikah dan tinggal terpisah dengan orang tua JT, namun

walaupun demikian hubungan JT dengan kakaknya cukup dekat. Rumah JT terletak di

pinggir jalan utama yang menghubungkan antara daerah Demak dan Purwodadi,

rumahnya sangat sederhana dan tidak terlalu besar. Ada sebuah lorong untuk menuju

rumah JT, saat masuk pertama kali, ruang yang pertama kali ditemui adalah dapur.

Pintu utama rumah JT justru berada di belakang. Dapur JT tergolong sangat sederhana,

lantainya masih tanah. Ruang selanjutnya adalah ruang tamu dan kamar mandi. Ruang

Page 76: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

61

inilah keluarga JT sering menerima tamu. Ruang tamu JT terkesan seadanya, hanya

ada sofa dan meja yang sudah terlihat jelek.

Rumah JT terdiri dari tiga kamar, yaitu kamar utama, selanjutnya kamar JT dan

yang terakhir adalah kamar kakak laki-laki JT. Suasana kamar JT juga sederhana

namun bersih. Banyak terdapat barang kesukaan JT, antara lain boneka dan buku. JT

memang suka membaca. JT suka membaca buku-buku motivasi dan biografi orang-

orang sukses, menurut JT mereka menjadi semangat bagi JT untuk mencapai

kesuksesan dalam segala hal.

Rumah JT menampakkan bahwa keluarga JT tergolong dalam keluarga yang

sangat sederhana, namun JT mengaku jika keluarganya tergolong ekonomi mampu.

Ayah JT memiliki pekerjaan sebagai wirausaha dalam bidang jual-beli kendaraan

berat, sedangkan ibu JT bekerja sebagai pegawai kantor pemerintahan. Hal ini bisa di

lihat dari gaya hidup JT. JT tergolong remaja yang sangat royal. JT sering mentraktir

teman-temannya makan bersama, terutama jika suasana hati JT sedang sangat baik

atau JT sedang merayakan sesuatu.

Satu tahun terakhir, JT tinggal di kos demi alasan menjaga kesehatan agar tidak

terlalu lelah. Kos JT terletak 500 meter dari kampus JT. JT kos di daerah Tlogosari,

Semarang. Kos JT menyediakan fasilitas yang sangat baik. JT tidur dalam satu kamar

sendirian. Di kamar JT terdapat dua termpat tidur yang nyaman, tempat tidur atas

berisi banyak boneka milik JT, dan di bawah JT memakainya untuk tidur. Terdapat

satu lemari dan satu meja berisi alat-alat make-up dan aksesoris kesukaan JT. Kamar

kos JT tergolong rapi dan nyaman untuk beristirahat.

Page 77: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

62

4.1.2.2 Rumah dan tempat kerja subyek kedua (Subyek RM)

RM tinggal di sebuah rumah sederhana dan cukup besar di daerah Jl.Citarum,

Semarang. Daerah rumah RM adalah daerah rawan banjir karena letaknya yang

berdekatan dengan sungai citarum. Keadaan rumah RM lebih rendah dari pada jalan

depan rumah, jadi kemungkinan jika terjadi banjir, air akan masuk ke dalam rumah

RM. Atap rumah RM juga sangat rendah, perlu menundukkan kepada jika akan

memasuki rumah RM. Rumah RM adalah peninggalan dari mertua RM. RM tinggal

bersama kedua adik ipar RM dan keluarga mereka masing-masing. Rumah tersebut

terdiri dari tiga rumah berurutan. Rumah pertama tidak ditinggali RM dan keluarga

karena dikontrakkan kepada orang lain. Rumah kedua ditinggali RM dan keluarga

intinya, sedangkan rumah ketiga ditinggali kedua adik ipar RM dan keluarganya.

Antara rumah kedua dan rumah ketiga menyatu, sehingga RM dan keluarga besarnya

bisa berinteraksi dengan bebas.

Kondisi dalam rumah RM juga sangat sederhana. Ruang pertama yang ditemui

adalah ruang tamu yang berada disebelah kanan ruang keluarga. Dalam ruang tamu

terdapat beberapa kursi kayu dan meja juga terlihat beberapa barang perabot rumah

tangga yang sudah tidak berfungsi, barang-barang tersebut hanya tertumpuk di salah

satu sudut rumah. Wawancara dilakukan di ruang tamu belakang rumah kedua,

menurut penuturan RM, ruang tamu ini memang jarang digunakan sehingga jarang

dibersihkan. Ruang keluarga RM terdiri dari sebuah televisi, karpet dan banyak bantal

di atasnya. Ruang tersebut RM sering menghabiskan waktu bersama suami dan anak-

anaknya untuk sekedar mengobrol atau nonton televisi bersama. Keluarga RM

tergolong keluarga dengan ekonomi bawah. Hal ini terlihat dari gaya hidup RM yang

Page 78: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

63

sangat sederhana. Penghasilan RM sebagai asisten dokter dirasa sangat terbatas untuk

membiayai keperluan keluarga, sekolah anak-anak RM dan biaya pengobatan

kemoterapi RM karena suami RM belum mempunyai penghasilan yang tetap.

RM sering mengungkapkan rasa kuatirnya mengenai keadaan ekonomi

keluarga RM. RM sering merasa takut dan sedih jika RM tidak bisa memenuhi

keinginan anak-anaknya karena tidak memiliki cukup uang. RM juga terbeban dengan

kedua keluarga adik iparnya yang menggantungkan ekonomi keluarga mereka kepada

RM padahal mereka sama-sama sudah memiliki penghasilan. RM menjadi tulang

punggung keluarga selama suami RM belum memiliki penghasilan tetap.

4.1.2.3 Rumah subyek ketiga (Subyek BG)

BG tinggal di sebuah ruko cukup besar di daerah Tlogosari, Semarang. Rumah

BG yang besar dibagi untuk bisnis wirausaha BG di bidang rental, warnet dan

fotocopy. Usaha BG sudah berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 2000. Keadaan

ruko subyek tergolong sangat baik, semua ruang tertata dengan rapi dan fasilitas yang

disediakan sangat baik. Bagian depan rumah BG dipakai untuk rental dan fotokopi,

sedangkan warnet terletak di dalam, dekat dengan kamar BG.

Kamar BG cukup besar, ruang tersebut dipakai BG sebagai ruang istirahat

sekaligus tempat kerjanya. Terdapat banyak sekali perabotan, seperti, tempat tidur,

meja, lemari, dan satu meja besar dan beberapa kursi. Meja besar itu dipakai BG untuk

tempat kerja dan tempat BG menerima tamu. BG melakukan semua aktivitas usahanya

di ruang tersebut, sebagai pemilik usaha rental yang sudah cukup lama, BG telah

memiliki sepuluh orang karyawan yang terbagi di dua tempat sehingga BG tidak perlu

terjun langsung untuk mengurus usahanya.

Page 79: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

64

BN tinggal bersama kedua orang tua dan satu adik perempuannya. BG sangat

dekat dengan adiknya. Keluarga BG tergolong keluarga kaya. Orang tua BG

berprofesi sebagai pengusaha di bidang jasa transportasi. Jiwa entrepreneur yang

dimiliki BG dirasa adalah keturunan dari kedua orang tuanya. BG sangat bersemangat

ketika bercerita tentang usaha yang dirintisnya sejak usia sangat muda. Saat ini,

diusianya ke 29 tahun, BG termasuk sukses dibidangnya. BG membuka lapangan kerja

baru untuk beberapa orang di tengah sulitnya mencari pekerjaan. BG memiliki

kepedulian yang tinggi pada orang lain. Hampir separuh dari karyawannya adalah

teman-teman BG sendiri. Keadaan BG sebagai penderita kanker darah tidak

menghalangi BG untuk tetap produktif dalam hidupnya.

4.2. Proses Penelitian

Sebelum melakukan penelitian mengenai “kualitas hidup pada penderita

kanker”, peneliti melakukan beberapa hal sebagai studi pendahuluan. Maksud dan

tujuan dalam melakukan studi pendahuluan ini adalah agar peneliti lebih peka dan

paham akan situasi di lapangan nantinya, sehingga dapat mengatasi setiap hambatan

yang mungkin terjadi. Beberapa tahapan dalam pra penelitian ini antara lain :

4.2.1. Melakukan studi pustaka

Peneliti telah melakukan beberapa poin pada tahap ini, antara lain adalah

menyusun Bab 1, 2, dan 3. Dalam hal ini peneliti juga melakukan kajian terhadap

sumber-sumber bacaan lain untuk menambah pengetahuan tentang kualitas hidup dan

penyakit kanker.

Page 80: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

65

4.2.2. Melakukan observasi awal subyek penelitian

Tahap ini peneliti melakukan tinjauan langsung ke lokasi terhadap subyek

penelitian agar peneliti mengetahui dan paham betul akan keadaan dan situasi yang

akan dihadapi di lapangan nantinya. Peneliti melakukan observasi menyeluruh pada

keadaan yang dianggap mendukung dalam menggali data untuk mencapai tujuan

penelitian ini.

4.2.3. Menyusun pedoman wawancara (Subyek penelitian, Informan Pendukung

dan Informan Ahli)

Tahap ini peneliti telah mempersiapkan pedoman wawancara yang diperlukan

saat melakukan wawancara nantinya. Pedoman wawancara yang dipersiapkan peneliti

bertujuan sebagai “guide” agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti nantinya

tetap pada konteks dan tidak melenceng dari tema penelitian. Wawancara yang

diberikan tidak hanya mengungkapkan kualitas hidup penderita kanker tetapi juga

mengungkapkan latar belakang kehidupan dan perjalanan penyakit kankernya.

Pedoman wawancara untuk informan juga disediakan oleh peneliti.

4.2.4. Pelaksanaan penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan

metode wawancara. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap subyek

penelitian, agar diperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan guna menunjang

skripsi ini. Peneliti menjalin hubungan yang baik terhadap subyek penelitian sebelum

mengadakan wawancara. Hal ini dilakukan pada tahap awal pra-penelitian saat peneliti

melakukan observasi di lapangan. Peneliti juga telah menanyakan latar belakang

Page 81: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

66

subyek penelitian. Wawancara dilakukan di tempat tinggal atau tempat kerja subjek.

Proses wawancara dan observasi dilakukan sejak November 2011.

4.3. Koding

Koding yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

JT/S1 : Subyek penelitian pertama

TF/IP1-S1 : Informan satu subyek penelitian pertama

NB/IP2-S1 : Informan dua subyek penelitian pertama

IS/IP3-S1 : Informan tiga subyek penelitian pertama

YM/IH-S1 : Informan ahli subyek penelitian pertama

RM/S2 : Subyek penelitian kedua

SM/IP-S2 : Informan satu subyek penelitian kedua

DD/IP2-S2 : Informan dua subyek penelitian kedua

BI/IH-S2 : Informan ahli subyek penelitian kedua

BG/S3 : Subyek penelitian ketiga

DW/IP1-S3 : Informan satu subyek penelitian ketiga

TD/IP2-S3 : Informan dua subyek penelitian ketiga

A/IP3-S3 : Informan tiga subyek penelitian ketiga

An/IH-S3 : Informan ahli subyek penelitian ketiga

Andriyanti : Informan ahli / psikolog

Page 82: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

67

4.4. Temuan Penelitian

4.4.1 Hasil Temuan pada Subyek Penelitian Pertama (Subyek JT)

4.4.1.1 Profil, Status kesehatan dan Latar Belakang “JT”

Subyek penelitian pertama adalah JT. JT merupakan penderita kanker otak

stadium dua. JT lahir di Demak pada 30 Juli 1990. Saat ini JT sedang menempuh

pendidikan jenjang Perguruan Tinggi di salah satu universitas swasta di Kota

Semarang. JT bertempat tinggal di Karangawen sebelum sekitar satu tahun ini JT

menempati kos dengan alasan agar lebih dekat dengan kampus.

Di lihat secara fisik, JT memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi dan

agak sedikit gemuk. Tinggi badan JT kurang lebih 156 cm dengan rambut pendek

yang sengaja di beri warna coklat tua. Secara umum, JT terlihat sangat sehat walaupun

mata JT terlihat sayu. JT menunjukkan sikap yang hangat pada setiap pertemuan, hal

ini dapat di lihat dari wajahnya yang selalu tersenyum dan ceria. Penampilan JT dalam

kesehariannya tampak rapi, menarik lengkap dengan aksesoris kesukaannya

kebanyakan baju yang dikenakannya berwarna hitam, JT menuturkan jika memang

menyukai warna hitam karena menurutnya warna tersebut netral. JT sangat menyukai

pernak-pernik burung hantu, menurutnya pernak-pernik tersebut lucu. Di kamar JT,

terlihat ada banyak boneka dan perlengkapan make-up milik JT, JT suka sekali

menggunakan make-up dalam kegiatan sehari-harinya, selain karena alasan hobby, JT

mengaku menggunakan make-up untuk menyamarkan wajahnya yang terkadang

terlihat pucat.

Page 83: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

68

1. Keadaan Keluarga

JT merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Subyek berusia 20 tahun dan

memiliki seorang kakak laki-laki. Kakak JT sudah menikah, memiliki satu anak dan

tinggal terpisah dengan keluarga JT. Kakak J adalah kakak yang sangat protective dan

perhatian. Ibu JT bekerja kantor pemerintah daerah Kabupaten Demak. JT cukup dekat

dengan ibunya. Saat di rumah JT menghabiskan waktu bersama dengan ibunya

terutama dalam kegiatan memasak, namun kegiatan ini sudah agak jarang dilakukan

semenjak JT memutuskan untuk tinggal di kos setahun terakhir ini karena JT

menyadari keadaan fisiknya yang cepat lelah. JT pulang ke rumahnya di daerah

Karangawen, Demak saat akhir pekan. JT mengaku lebih banyak di kos daripada di

rumah, jika di rumah, JT lebih sering berada di dalam kamar.

Ayah JT memiliki pekerjaan sebagai wirausaha yang bergerak di bidang jual

beli truk. JT menuturkan bahwa ayahnya adalah sosok ayah yang keras, kasar dan

otoriter. JT tidak dekat dengan ayahnya. JT bercerita bahwa ayahnya sering

memukulnya dan berkata kasar terhadap JT. Hal ini berlangsung sejak masa kecil JT

dan menjadikan trauma tersendiri pada diri JT. Data yang diperoleh melalui tes HTP

diketahui bahwa ayah JT menunjukkan sikap otoritas atau menguasai, galak, kurang

memberi kesempatan.

Hubungan JT dengan keluarga intinya tidak terlalu intim, hal ini ditunjukkan

dengan keterbukaan JT yang kurang terhadap keluarganya mengenai penyakit kanker

yang di derita JT sejak kurang lebih dua tahun yang lalu. JT merasa bahwa orang tua

dan kakaknya tidak peduli dan tidak mau tau terhadap keadaan JT. Tes grafis yang

dilakukan terhadap JT diketahui bahwa ada kelemahan dari peran ayah dan ibu sebagai

Page 84: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

69

pelindung dan tampak adanya kebutuhan JT terhadap perhatian dan keinginan untuk

dicintai. Orang yang pertama mencurigai bahwa JT mempunyai masalah kesehatan

justru pacar JT dan paman JT yang berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam

di suatu Rumah Sakit di Kota Semarang.

JT mempunyai perhatian yang lebih besar pada keadaan di luar keluarganya. JT

memiliki hubungan sangat dekat dengan keluarga pamannya, tidak hanya dengan

pamannya, JT juga memiliki hubungan dekat dengan tantenya yang juga menderita

penyakit kanker payudara stadium tiga saat itu. JT sangat merasa kehilangan sosok

tante yang sangat menginspirasinya untuk menghadapi penyakit kanker dengan tetap

kuat dan sabar saat tantenya meninggal dunia satu tahun lalu akibat penyakitnya.

Tante JT adalah salah satu orang yang paling berperan dalam hidup JT semenjak JT

mengetahui bahwa dirinya adalah seorang penderita kanker.

Keluarga inti JT akhirnya mengetahui bahwa JT menderita kanker kurang lebih

tujuh bulan lalu saat subyek tiba-tiba pingsan dan kemudian harus di rawat di Rumah

Sakit. Orang tua JT sangat terpukul dengan kenyataan tersebut dan semenjak saat itu

orang tua JT menjadi lebih perhatian terhadap JT. JT bersyukur atas perubahan yang

terjadi dalam keluarganya semenjak orang tuanya mengetahui bahwa JT menderita

kanker stadium dua. Orang tua JT lebih sering meluangkan waktu bersama JT dan

kakak JT sering mengantarkan makanan ke kos JT. JT merasa sangat bahagia dengan

perhatian yang ditunjukkan keluarganya, namun JT meminta agar mereka tetap

memperlakukan JT secara wajar seperti saat sebelum mengetahui bahwa JT memiliki

penyakit kanker. JT tidak ingin diperlakukan seperti orang sakit, JT ingin agar orang

tuanya tetap memperlakukannya seperti orang sehat.

Page 85: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

70

Pengetahuan tentang penyakit kanker pada keluarga JT sangat memadai.

Paman JT yang seorang dokter sangat berperan dalam perawatan kesehatan JT di

tambah penyakit kanker tidak asing dalam keluarga JT, tante JT menderita kanker

payudara, paman JT yang lain menderita kanker usus dan sudah meninggal beberpa

tahun lalu, saudara JT yang lain juga ada yang menderita tumor otak. Keluarga sangat

menyadari bahwa JT memerlukan dukungan oleh sebab itu mereka tetap menunjukkan

kasihnya kepada JT dan mendampingi JT dalam menjalani hidup.

Saat ini, JT mendapat dukungan yang besar dari seluruh keluarganya untuk

sembuh. JT merasa lebih dicintai dan berharga saat orang tuanya tahu bahwa dia sakit.

JT merasa lebih nyaman di rumah karena tidak perlu lagi berpura-pura bahwa

keadaannya baik-baik saja. Hubungan JT dengan keluarga juga semakin baik.

Perhatian keluarga berupa dukungan dan semangat kepada JT memberikan dampak

positif bagi keadaan psikologis JT. JT lebih merasa tenang, nyaman dan aman berada

di rumah. Perasaan positif ini sebagai terpenuhinya salah satu aspek kualitas hidup

pada diri JT.

2. Keadaan Ekonomi

Keluarga JT adalah keluarga dengan perekonomian mampu. Ibu JT bekerja

sebagai pegawai pemerintahan di Kabupaten Demak dan ayah JT yang memiliki

pekerjaan dibidang jual beli truk. Kakak JT sudah memiliki pekerjaan mapan untuk

menghidupi keluarganya sendiri. Keadaan ekonomi keluarga JT tentu saja mampu

membiayai kebutuhan keluarga dan pengobatan medis JT walaupun sewaktu orang

tuanya belum mengetahui bahwa JT menderita kanker, pengobatan JT sepenuhnya

ditanggung oleh paman JT. Keadaan ekonomi yang cukup membuat JT tidak terlalu

Page 86: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

71

kuatir dengan biaya pengobatan. JT tidak memiliki tanggung jawab pribadi untuk

membiayai pengobatan yang pernah dijalaninya. Faktor ekonomi bagi JT tidak terlalu

mempengaruhi kualitas hidup JT.

3. Pergaulan

JT memiliki hubungan yang cukup baik dengan teman-temannya. Sepulang

kuliah, JT sering menghabiskan waktu bersama teman-teman dan pacarnya. Pacarnya

adalah orang terdekat subyek. JT menuturkan bahwa pacarnya adalah kakak, sahabat,

teman, adik dan calon suami terbaik yang JT miliki. Teman dari pacarnya menjadi

temannya pula. Peneliti sempat menemani JT menonton pertandingan futsal teman-

teman dan pacar JT, setelah itu peneliti dan JT makan malam bersama di warung

pinggir jalan dan JT terlihat sangat dekat dengan teman-temannya walaupun mereka

tidak mengetahui bahwa JT menderita kanker.

JT sengaja tidak memberitahukan kepada semua orang bahwa JT adalah

seorang penderita kanker. JT tidak ingin teman-teman atau orang lain menganggap JT

orang yang perlu dikasihani, JT ingin semua berjalan seperti biasanya, sama seperti

saat JT belum mengetahui bahwa dirinya sakit. JT terlihat sangat bahagia dengan

keberadaan teman-teman dan sahabat-sahabatnya. JT pernah mendapat perlakuan yang

tidak menyenangkan dari teman-teman yang disebutnya “Sahabat Palsu”, sahabat-

sahabat JT ini berubah sikap saat mereka tahu bahwa JT adalah seorang penderita

kanker. Sahabat JT yang dahulu sering mengajak JT bergaul, setelah mereka

mengetahui JT sakit, mereka meninggalkan JT begitu saja, mereka tidak pernah

mengajak JT jika ada acara-acara atau sekedar berkumpul bersama. JT sempat kecewa

namun seiring berjalannya waktu JT memaklumi sikap yang ditunjukkan sahabat-

Page 87: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

72

sahabatnya sebagai sikap yang wajar. JT berpikir bahwa mungkin sahabat-sahabatnya

bingung harus bersikap seperti apa dan memperlakukan JT bagaimana. Semenjak saat

itu JT memperlakukan semua orang sama, tidak ada yang dianggapnya sangat dekat.

JT dapat merespon keadaan negatif yang dialaminya dengan bijaksana. JT

memilih untuk memaafkan orang-orang yang pernah menyakitinya. JT lebih fokus

kepada orang-orang yang mengasihinya, walaupun sedikit yang mengetahui JT sakit,

namun JT cukup puas dengan perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekatnya.

Tidak semua teman-teman JT berlaku buruk kepada JT. Banyak juga teman-teman JT

yang walaupun tidak mengatahui keadaan JT yang sesungguhnya, namun mereka tetap

menunjukkan perhatian dan dukungannya kepada JT. Dukungan sosial adalah salah

satu aspek kualitas hidup yang ada pada JT.

4. Pendidikan & Pengetahuan Tentang Penyakit Kanker

JT sedang menempuh pendidikan pada tingkat perguruan tinggi di salah satu

Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang. JT mengambil jurusan akuntansi dan

sekarang JT berstatus mahasiswa semester tujuh. JT merupakan salah satu mahasiswa

berprestasi, hal ini terbukti bahwa pada tahun 2012 JT akan mewakili universitasnya

dalam acara Studi Banding Pengembangan Ekonomi Pemerintah Daerah Provinsi

Nusa Tenggara Barat bersama rektor dan beberapa dosen. JT juga termasuk

mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan kampus, beberapa waktu lalu JT ikut

dalam organisasi kampus dan JT menjabat sebagai ketua BLEM (Badan Legislatif

Mahasiswa) namun keadaan fisiknya yang cepat lelah membuat JT jarang dan sempat

vakum sebelum diadakan re-organisasi untuk organisasi tersebut.

Page 88: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

73

Pengetahuan JT tentang penyakitnya diawali dengan rasa ingin tahu JT

terhadap gelaja-gejala yang JT alami. JT bercerita bahwa pada awalnya, JT sengaja

tidak diberitahu bahwa JT mengidap penyakit kanker otak. JT mengetahui dari hasil

pencarian keterkaitan antara gejala-gejala penyakit yang dialami JT di internet dan

hasil percakapan pacarnya dengan pamannya. JT memiliki cukup banyak pengetahuan

mengenai penyakit yang dideritanya, namun setelah JT mengetahui penyakitnya, JT

enggan mencari tahu lebih dalam lagi perkembangan penyakitnya. JT tidak ingin

bahwa informasi tersebut mematahkan semangatnya dan membuat hidupnya semakin

dibayangi ketakutan. JT hanya ingin tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak

boleh JT lakukan untuk menjaga kondisinya. Pengetahuan JT akan penyakitnya

mempengaruhi kualitas hidup JT, hal ini karena dengan pemahamannya akan penyakit

kanker, JT akan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk kesehatannya sendiri.

5. Keadaan Psikologis

Menderita kanker merupakan suatu hal besar yang akan sulit diterima oleh

siapa saja karena selain akan merasakan kesakitan fisik JT juga akan menghadapi

kecemasan karena ada vonis dalam jangka waktu tertentu bagi para penderita kanker

akan menjadikan ketakutan tersendiri karena kematian dini sangat mungkin terjadi dan

hal ini menjadikan harapan hidup JT penderita kanker menjadi rendah. Tes grafis

menunjukkan bahwa dalam diri JT ada kecemasan, ketakutan dan rasa tidak aman.

JT mengalami merasa terpuruk disebabkan oleh rasa sakit yang subyek derita

setiap malam akibat penyakitnya. Setiap malam subyek pusing, sakit kepala, tidak bisa

tidur, kejang kaku dan sulit bernafas, hal ini seringkali membuat JT putus asa. Kondisi

psikologis JT diperburuk saat harus menerima bahwa sahabat-sahabat JT menjauhinya,

Page 89: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

74

mereka tidak lagi melibatkan JT dalam kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan

bersama. Hal ini membuat JT sangat kecewa dan sedih untuk beberapa saat namun

pada akhirnya JT berusaha untuk menerima kenyataan tersebut sebagai hal yang wajar.

Data yang diperoleh dari hasil intepretasi tes grafis bahwa JT mampu bersikap wajar

dalam menghadapi sesuatu, dan mampu menerima kenyataan dengan apa adanya.

Keadaaan psikologis JT pada saat pertama mengetahui bahwa dirinya

menderita kanker, JT merasa sangat tidak normal karena hampir seluruh kebiasaan dan

keseharian JT menjadi berubah total. JT juga sempat merasa malu dan tidak percaya

diri dengan keadaannya. Kematian adalah hal yang sering membayangi JT dalam

menjalani hari-harinya. Hal ini disebabkan karena JT memiliki riwayat keluarga yang

juga menderita kanker, JT mengetahui persis hal apa yang akan terjadi pada penderita

kanker. JT sempat mengalami ketakutan jika nanti saat JT di panggil Tuhan, JT belum

bisa memberikan yang terbaik untuk orang tuanya. JT merasa harus melakukan yang

terbaik untuk keluarga, terutama orang tuanya, orang di sekitarnya dan dirinya sendiri.

JT memilih menikmati hidup dan memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang

dapat membahagiakan orang tua dan orang disekitarnya karena mereka adalah orang-

orang yang sangat berarti bagi JT. JT memiliki perasaan positif yang merupakan salah

satu aspek dari kualitas hidup.

6. Perjalanan Penyakit

JT mengetahui bahwa dirinya menderita kanker sejak dua tahun yang lalu

namun gejala penyakit tersebut sebenarnya sudah lama JT rasakan. Sejak SMA JT

sudah sering merasakan pusing luar biasa, sering sakit kepala, pingsan, mimisan dan

kejang tiba-tiba, namun gejala ini diabaikan begitu saja oleh JT. Pacar JT adalah orang

Page 90: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

75

yang pertama kali menyadari ada masalah pada kesehatan JT, sampai pada suatu saat

pacar JT menyampaikan kecurigaannya kepada paman JT yang adalah seorang dokter

ahli bedah. Kecurigaan tersebut terbukti setelah paman JT mengadakan beberapa tes

terhadap JT.

Penyakit kanker yang dialami JT disebabkan oleh kecelakaan yang dialaminya

saat SMP bersama kakak JT, JT menuturkan bahwa kecelakaan itu cukup parah

sehingga mengakibatkan adanya gumpalan darah di otak JT antara otak besar dan otak

kecil JT. JT sempat beberapa kali menjalani proses pengobatan dengan metode

kemoterapi untuk menyembuhkan penyakitnya, namun hal ini tidak berlangsung lama.

JT memilih jalan menghentikan semua proses pengobatan medis untuk penyembuhan

penyakit yang dideritanya semenjak tujuh bulan yang lalu dengan alasan bahwa JT

ingin menjalani hidupnya seperti orang yang sehat lainnya dan JT merasa sehat tanpa

obat. Hal ini menuai protes dari seluruh anggota keluarga dan orang terdekatnya

namun JT yakin bahwa tanpa obat dirinya akan lebih baik. JT hanya mengandalkan

program diet dan menjaga kesehatan dengan cara menjaga pola makannya sehari-hari.

JT menuturkan badannya lebih segar tanpa obat.

4.4.1.2 Hasil wawancara pada subyek penelitian pertama (Subyek JT)

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Subyek JT

Status : Belum menikah

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Mahasiswa

Agama : Kristen

Page 91: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

76

Umur : 20 tahun

Kode informan : JT/S1

Alamat : Tlogosari, Semarang

Pekerjaan : Belum bekerja

Status penyakit : Kanker Otak Stadium dua

1. Aspek Fisik

a. Gejala fisik

JT dinyatakan menderita kanker otak stadium dua akhir pada sekitar dua

tahun yang lalu. Banyak gejala yang dirasakan JT terhadap penyakitnya, JT

mengalami penglihatan yang rabun, jalan sempoyongan, keringat dingin dan sering

pingsan tiba-tiba. Saat ini JT merasa keadaan kesehatannya sudah jauh lebih baik

dibandingkan saat pertama kali menjalani program pengobatan. Pengobatan JT sempat

menyebabkan penurunan berat badan yang cukup drastis sehingga membuat tubuhnya

sangat kurus, rambut rontok dan tidak bisa tumbuh panjang dan tidak bisa berjalan

tegak seperti orang sehat, namun saat ini JT mengungkapkan bahwa sudah tidak

merasakan hal semacam itu lagi. JT memilih untuk menghentikan pengobatan medis

dan beralih dengan menjaga kesehatannya secara alami, hal ini diyakini JT bisa

menghambat keganasan sel kanker yang ada dalam tubuhnya.

...Aku udah masuk ke stadium dua akhir, bahkan kemarin udah ditunjukkin hampir masuk stadium tiga awal.. cuman ya itu, campur tangan Tuhan, trus aku bisa turun ke stadium dua, lalu penyebarannya sih udah banyak sih ya, udah nyampe ke organ-organ tubuh lainnya, motorik misalnya, mata, penglihatan, yang kelihatan secara kasat mata yang kelihatan ya itu. matanya rabun, sampai sekarang pun penglihatannnya rabun, terus jalannya sempoyongan, keringat dingin, ya itu.. sering pingsan tiba-tiba (JT/S1,W13) ... Aku sempat jadi kurus banget, rambutku rontok gak bisa panjang, gak bisa tumbuh, terus jalannya sempoyongan yang jelas sih

Page 92: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

77

aku gak bisa jalan tegak kayak orang-orang biasa, sekarang udah engga (JT/S1,W20)

JT mengungkapkan bahwa dirinya sehat dan masih mampu melakukan semua

aktivitasnya sendiri. JT merasa lebih beruntung dari penderita-penderita kanker yang

lain karena JT masih bisa berjalan, JT masih bisa makan sendiri, JT tidak bergantung

pada kursi roda untuk beraktivitas. Hal seperti ini membuat JT merasa tidak perlu

mengecilkan diri dengan keadaannya.

... aku wae jek merasa sehat kan, meskipun sakitku kayak piye aku masih bisa jalan, aku masih bisa maem sendiri, aku gak di kursi roda, aku gak botak, aku masih bisa disuntik penggemuk badan, kenapa aku harus mengecilkan diri dengan cara seperti ini.... sakit itu rasanya sugesti, kalo kita lagi sesakit apapun tapi kalo kita ngerasa baik-baik aja , kita akan berpuluh-puluh, berjuta-juta akan merasa sehat dibanding dengan orang yang sehat sekalipun, rasa sakit itu pasti akan kerasa tapi kita akan gak ada waktu buat ngerasain rasa sakit itu.. semuanya itu pilihan... (JT/S1,W28)

Tidak menjalani pengobatan tidak berarti JT tidak mengusahakan kesehatan,

JT tetap menjaga kesehatannya dengan berolah raga dan melakukan diet. JT menuruti

semua anjuran dokter untuk menghindari makanan yang merupakan zat karsinogen

untuk penyakit kanker dan mengonsumsi lebih banyak sayur dan makanan sehat. Hal

ini disebabkan karena gula darah JT yang tergolong tinggi.

...aku lakuin yang bisa tak lakuin aja, diet, emang aku gula nya tinggi, jadi harus diet, kebutuhan tubuhku emang harus diet, menghindari banyak makanan.. (JT/S1,W40).

b. Respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan

JT sudah tidak lagi menjalani pengobatan kemoterapi dan sama sekali tidak

mengonsumsi obat-obatan. JT menuturkan bahwa kondisi fisiknya lebih baik tanpa

obat, JT merasa lebih sehat dan prima tanpa obat-obatan, JT menjaga kesehatan secara

alami dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjauhi makanan yang merupakan

Page 93: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

78

pantangan bagi kesehatannya, hal inilah yang membuat JT memutuskan untuk tidak

lagi menjalani pengobatan sejak tujuh bulan yang lalu. JT percaya bahwa dirinya akan

tetap walaupun tidak mengonsumsi obat-obatan.

... aku malah lebih baik tanpa obat ik daripada aku nganggo obat.. aku juga ngerasa lebih fit tanpa obat, saat aku memutuskan tanpa obat (JT/S1,W200) ... aku tersugesti untuk sehat tanpa obat...(JT/S1,W201)

Keputusan JT untuk menghentikan program pengobatan sempat menuai

pertentangan dari orang tua, orang terdekat terutama oleh paman JT yang juga dokter

pribadi JT. Mereka menganggap JT cepat menyerah terhadap keadaan dan tidak mau

melawan penyakitnya, tetapi JT menuturkan JT menghentikan pengobatan bukan

karena menyerah dengan penyakitnya, alasan JT yang sebenarnya adalah JT lebih

merasa sehat tanpa obat.

... jadi wuuuaahh do mencak-mencak kabeh kae.. bapak, ibu, omku, mas benny, piyeeee ngko... piyeee kok rak berobat..alalallalalalalala blehhh bleehhh bleeehhhh rasane pengen tak lepeh ngono kae nek mereka ngomyang ngono kae, aku ki emoh, “lha nopo to kowe menyerah?” enggak, aku tu cuman merasa sehat, jadi gak perlu obat, tapi akhirnya mereka malah menyadari dengan konsekuensiku sing tanpa obat ya aku harus tetep fit, dan kenyataannya juga aku bertahan sampe sekarang.. (JT/S1,W201)... Berhenti minum obat itu sejak empat bulanan.. tanpa konsumsi obat sama sekali, ehhh pas aku pergi mbek kamu terakhir itu, itu aku mulai udah gak minum obat dan puji Tuhan sih , aku sekarang udah jarang hampir gak pernah malah pingsan kayak kemarin, paling mehh.. meh pingsan.. (JT/S1,W202)

c. Citra tubuh

JT mengaku percaya diri dan menganggap dirinya menarik tetapi ingin lebih

menarik lagi, selain karena JT memang harus menjalani saran dokter berdiet untuk

menstabilkan gula darahnya, JT berdiet juga untuk menjaga penampilannya.

PASTI selalu percaya diri.. (JT/S1,W43)... Hahahaa.. Ya aku menarik sih, tapi lebih tepatnya pengen lebih menarik lagi, aku gak mau menyebut diriku jelek, pokoknya aku harus menarik (JT/S1,W39) aku lakuin yang bisa

Page 94: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

79

tak lakuin aja, diet, Kedua, emang aku gula nya tinggi, jadi harus diet, kebutuhan tubuhku emang harus diet, menghindari banyak makanan (JT/S1,W40).

JT selalu berdandan jika beraktivitas di luar, terdapat banyak peralatan make-

up di meja kos, selain memang karena gemar berdandan, JT berdandan untuk

menutupi kekurangan wajahnya yang sering pucat agar tidak terlihat seperti orang

yang sedang sakit. JT merasa penampilannya sudah mewakili kepribadiannya karena

JT ingin menjadi diri sendiri. JT puas dengan citra dirinya.

... Kalo make up dari dulu sih ya, cm kalo model baju sih engga, kalo makeup itu buat nutupi kekurangan aku yang pucet, kan aku pucet banget tuh kalo gak pake make up.. keliatan banget nek aku sakit, tapi sebelum aku sakit juga aku makeup Cuma gak segila ini, kalo rambut mewakili suasana hati aja. (J/S1,W41) Wah kepribadianku ki akeh sih, aku tu ewek banget tapi gak tau kenapa pembawaan diriku tu gak bisa cewek, tapi sudah mewakili kepribadianku sih.. (JT/S1,W42

Puas,.. sangat puas..karena yang pasti aku bisa jadi diriku sendiri.. aku selalu pengen jadi diriku sendiri, aku pengen ngelakuin apa-apa ya harus dari kemauan diriku sendiri, walopun dulu pernah diet berkali-kali gagal tetep puas (JT/S1,W47)

d. Penerimaan Diri

JT mengaku sudah dapat menerima penyakit yang dideritanya. JT

mengatakan bahwa di awal JT mengetahui bahwa penyakitnya adalah kanker otak, JT

sedih dan kecewa karena orang-orang terdekatnya sempat menyembunyikannya dari

JT. JT juga mengalami ketakutan akan menghadapi kematian. JT sangat terpukul dan

menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi dalam hidupnya, JT sempat menutup diri

dan tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa. Hal ini juga dikuatkan dengan hasil tes

grafis bahwa ada kondisi depresif dan ketidakseimbangan emosional pada JT.

Yaa berita buruk pas itu sing mbikin aku bener-bener down banget, kok ndadak diumpet-umpetke kenopo gitu loh mbak, kan kecewa to, mereka udah tau lama kan, aku bingung, pas itu tu rasanya... perkiraanku kan penyakit

Page 95: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

80

kanker otak kan mengerikan..trus aku bener-bener down pas itu, rasanya aku gak pengen ketemu sama siapa-siapa.. aku marah sama Tuhan, aku sing.. yahhh.. serasa rasanya kayak gak punya kesempatan buat hidup lagi.. kayaknya tu udah Stop.. kehidupanku udah stop sampai disini, aku kanker otak dan hidupku sebentar lagi aku mati.. kayak gitu kan pikiranku, (JT/S1,W16)

JT mengaku saat peneliti melakukan wawancara JT sudah dapat menerima

diri sepenuhnya dengan penyakit yang dideritanya, seperti yang didapatkan dari hasil

intepretasi tes grafis bahwa JT seseorang mampu menerima suatu hal secara wajar. JT

mengatakan bahwa penyakitnya bukan suatu musibah yang harus disesali melainkan

suatu anugerah Tuhan karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk

mendapatkan anugerah tersebut. JT merasa kanker adalah proses belajar dari Tuhan

dalam hidupnya untuk bisa turut merasakan berbagi dengan orang lain sesama

penderita kanker atau penyakit lain. JT merasa percaya diri dengan penyakitnya, JT

menganggap hal itu sebagai kelebihan yang dimilikinya.

Ohh.. selalu bisa menerima, kalo menurutku sih penyakit kanker itu bukan musibah sih menurutku, tapi anugerah Tuhan, gak semua orang kan bisa ngerasain sakit kanker, berarti Tuhan milih aku buat.. nyoh kowe tak kei rasane loro iki.. jadi aku juga bisa ngerasain sodara-sodaraku sing sakit kayak gitu jadi aku masih bisa berbagi untuk mereka sih.. (JT/S1,W29). Aku nyaman (JT/S1,W89). aku PD sakit kanker..itu kelebihan juga (JT/S1,W44)

2. Aspek psikologis

a. Perasaan Positif

JT sudah dapat menerima penyakit yang dideritanya. JT selalu menganggap

bahwa dirinya baik-baik saja dan sehat. Waktu yang menurut tenaga medis tinggal

sebentar, tidak membuat JT menyerah. JT selalu berpikir positif dengan keadaannya

dan memiliki semangat dalam hidupnya. JT selalu ingin menjadi seseorang yang

Page 96: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

81

bermanfaat bagi orang lain disekitarnya dan tidak lagi memikirkan kematian yang

suatu saat akan menghampirinya.

Kondisiku tu.. kalo dikatakan baik,... kalo dikatakan buruk sih buruk, kalo dalam medis ya.. buruk, cuman dalam hatiku sendiri sih aku selalu baik-baik saja (JT/S1,W12) Banyak yang ngomong juga kan, vonisnya itu cuman udah sampe tiga tahun itu udah maksimal, trus kenapa, so what gitu loh kalo aku hidup tiga tahun? Waktu tiga tahun itu masih panjang.. (JT/S1,W21)... Gak ada waktu sih buat mikirin aku mati ini mati ini.. yang aku pikirin justru sesuatu apa yang bisa aku kerjain untuk jadi berkat buat orang lain dan diri aku sendiri. Rak ketang aku Cuma bisa lemparin senyum tok.. (JT/S1,W51)

...aku belajar dari, ketika aku belum tau aku sakit aja aku masih bisa semangat kan, kenapa pas setelah aku tau aku sakit kenapa semangatku jadi ilang... (JT/S1,W26) Semangatku berlipat kali ganda sebelum aku tau aku sakit malah.. lebih semangat ini daripada sebelum aku tau kalo aku sakit, (JT/S1,W30)

JT selalu menganggap bahwa dirinya baik-baik saja dan sehat. JT tidak ingin

merepotkan orang lain karena penyakit yang di deritanya. JT tidak suka dikasihani

orang lain, JT tidak mau orang lain khawatir dengan keadaan JT. JT ingin

diperlakukan dan diperhatikan sewajarnya.

... nah makanya aku selalu berpikir piye sih ben aku rak ngrepotke wong liyo, sebisa mungkin selama hidupku itu jangan sampe lah aku itu ngerepoti orang lain, dengan keadaanku sing sakit makane aku selalu benci dikasihani, aku selalu benci orang terlalu khawatir sama aku, aku pengen dianggep bahwa aku gak sakit apa-apa, aku gak mau dapet perhatian lebih. (JT/S1,W38)

JT merasa dirinya sangat berharga dan berarti buat orang lain. JT tetap

mengasihi orang-orang yang menyakitinya dan tetap menyebut mereka sahabat. JT

memandang kegagalan sebagai hal yang positif. Menurut JT, kegagalan adalah jalan

menuju kesuksesan. JT menganggap penyakitnya sebagai anugerah dari Tuhan yang

akan membentuknya menjadi pribadi yang kuat.

Oohhh sekarang artiku banyak sekali, kemana-mana selalu punya arti, (JT/S1,W50)Sahabat-sahabat itu itu dulu aku bilang mereka sahabat-sahabat

Page 97: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

82

palsu, tapi sekarang aku bilang mereka tetep sahabat aku (JT/S1,W75)... aku tetap mengasihi mereka (JT/S1,W76) ...gagal itu kan sahabat kita buat sukses, kalo kita gak gagal kita gak sukses, berterimakasihlah dengan kegagalan. (JT/S1,W77).. yang pasti aku buat dijadikan alat Tuhan sing luar biasa, sesuatu yang tahan segalanya, Tuhan pengen aku bisa jadi seseorang sing bisa bangun lagi saat aku jatuh, (JT/S1,W110) Gak ada alasan satupun yang membuat aku merasa lemah, jadi buat apa , nek aku bisa yo pasti aku bisa. (JT/S1,W122)

... penyakit kanker itu bukan musibah sih menurutku, tapi anugerah Tuhan, gak semua orang kan bisa ngerasain sakit (JT/S1,W29)

b. Perasaan Negatif

JT pernah terpuruk dengan penyakit yang dideritanya. JT mengatakan bahwa

butuh waktu satu tahun untuk beradaptasi dan menata hatinya. Selama waktu satu

tahun tersebut JT merasa down, JT mengalami krisis percaya diri, keadaan emosi JT

menjadi labil, JT sering menangis dan marah. JT juga sering merasa ketakutan dan

malu karena tidak seperti orang lain. Tes grafis yang dilakukan terhadap JT

menangkap kecenderungan tersebut, yaitu adanya ketidakseimbangan emosi yang

dialami JT, kurang puas terhadap kondisi fisik, kegoncangan pribadi dan kondisi

psikologis yang labil.

... Pertamanya.. aku masih down yang melo-melo setiap hari, nangis-nangisin yang gak perlu. (JT/S1,W26)... setahun aku dengan perasaan-perasaan seperti itu, hmm.. mungkin setahun kurang lah aku ngerasain rasa-rasa krisis percaya diri, emosional tinggi, marah.... (JT/S1,W27) rasanya sih jelas merasa sangat tidak normal, tidak seperti manusia normal lainnya.. jadi aku rasanya tu malu banget, ngerasaku gak seperti mereka gitu loh, ngalami krisis percaya diri itu pasti, berubah semuanya. ( (JT/S1,W19) jelaslah aku merasa yaampun aku yang masih semuda ini kok diberi seperti ini sama Tuhan? (JT/S1,W49)

JT sempat merasa frustasi dengan rasa sakit yang dialaminya setiap malam,

JT pernah melakukan percobaan bunuh diri sebagai usaha melepaskan diri dari rasa

sakit tiap malam tetapi tidak berhasil. Kecenderungan emosional yang labil juga

Page 98: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

83

diketahui dari hasil tes grafis JT. JT cenderung dikuasai emosi dan kurang bisa

mengontrol diri sehingga tercetus perilaku bunuh diri. Saat ini JT mengaku sudah

tidak ada yang ditakutinya. JT sudah berhasil membuang keinginannya untuk

melakukan hal negatif yang bisa merugikan dirinya dan orang lain.

Dalam waktu adaptasi itu, aku frustasi sih ngerasaain sakit, bayangin aja sakit tiap malem itu kan bikin.. uuhhh nopo to rak mati wae sisan, ndang cepet daripada kesiksa koyok ngene.. sudah mencoba, tapi gak berhasil, (J/S1,W68)... Pasti pernah lah, tapi dulu, sekarang aku gak pernah takut apa”.. ( JT/S1,W53)

jadi pas malem aku tu BT aku bunuh diri, jadi foto, pas aku lagi nyeset-nyeset tanganku pake silet itu aku lihat fotone mas benny, yaampun aku nduwe pacar guantenge koyok ngene, trus aku cepet-cepet ngambil itu, ait anget sama kain , aku bersihin terus aku iket, tru paginya aku ketemu dia makin semangat lagi, yaampun Gusti aku nduwe pacar koyok ngene kurang opo meneh jal.. mosok aku meh mati.. dy motivasi terbesarku.. (JT/S1,W69)

c. Harga Diri

JT mengartikan konsep harga diri sebagai sikap seseorang yang tetap bisa

menjaga martabatnya. Seseorang yang punya harga diri adalah orang yang tidak

menunjukkan kelemahan atau kekurangan dirinya di hadapan orang lain.

Kecenderungan JT menutup diri dan murung diketahui pula dari hasil intepretasi tes

grafis. Hal ini yang membuat JT benar-benar menyembunyikan perasaannya yang

sesungguhnya, JT tidak secara terang-terangan menunjukkan apa yang tengah JT

rasakan.

Harga diri,, menurutku bagaimana kita gak menjatuhkan martabat kita, jangan sampe orang lain tau kelemahan kita.. (JT/S1,W88)

JT merasa dirinya berarti bagi orang lain disekitarnya, yang terpenting bagi

JT adalah bahwa dirinya sangat berharga di mata Tuhan, JT tidak terlalu memikirkan

apakah dirinya berharga di mata orang lain, tetapi JT selalu berusaha untuk berbuat

baik kepada orang lain.

Page 99: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

84

Aku Sangat berharga.. Ya aku merasa berharga dimata Tuhan, di mata orang lain aku ga terlalu memikirkan ya, meh berharga opo rak kui urusane wong liyo.., yang penting aku berharga dimata Tuhan. (JT/S1,W87) Oohhh sekarang artiku banyak sekali, kemana-mana selalu punya arti, (JT/S1,W50)

d. Kebahagiaan

Kebahagiaan menurut JT adalah pilihan, seseorang bisa memilih merasa

bahagia atau seseorang memilih merasa sedih dan JT memilih untuk selalu merasa

bahagia. JT mengungkapkan kebahagiaan adalah sikap selalu mensyukuri semua yang

diberikan Tuhan, dengan bersyukur seseorang bisa menjalani hidupnya dengan

nyaman dan merasakan kebahagiaan itu sendiri.

Bahagia kan pilihan.. jadi harus bahagia. Selalu bahagia (JT/S1,W192).... kebahagiaan itu.. bahagia itu selalu bersyukur... kalo semuanya berdasar selalu bersyukur tu kita pasti bahagia, kita ngerasa enteng kita ngejalaninnya enak,kita ngejalaninnya nggak ngrusa grusu.. (JT/S1,W193)...

Diketahui bahwa JT bahagia dengan semua yang dimilikinya sekarang. JT

bahagia dengan keluarga terutama orang tuanya, JT bahagia memiliki sahabat-sahabat

yang sudah dianggapnya sebagai saudara dan JT sangat bahagia memiliki kekasih

seperti mas.Benny.

Banyak lah ya, punya keluarga , sodara sedemikian rupa.. punya pacar sing unik, kuno antik, aku tu selalu ngerasa bahagia sama pacarku(JT/S1,W194)

e. Spiritualitas

Berdasarkan hasil temuan, JT menganggap bahwa dirinya dekat dengan

Tuhan dan Tuhan juga dekat dengan JT. Kedekatan JT dengan Tuhan sangat

mempengaruhi semua aspek kehidupannya. JT menganggap Tuhan adalah sahabat

terbaik dan JT sangat mengasihi Tuhannya, JT merasa selalu damai dan senang dekat

Tuhan. Keimanan JT kepada Tuhan menjadi kekuatan untuk menghadapi penyakitnya.

Page 100: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

85

...sak ngertiku sahabatku Cuma Tuhan .. Dia sing selalu ada buat aku.. (JT/S1,W159).. aku deket sama Tuhan, Tuhan deket sama aku (JT/S1,W195)Berpengaruh segalanya lah pasti... (JT/S1,W196)... aku selalu cinta mbek Tuhan, selalu seneng ajaaa deket Dia.. ( (JT/S1,W127) ternyata kuncinya penyakit itu , obatnya Cuma satu, kuncinya cuman iman dan percaya sama Tuhan. (J/S1,W20)... aku selalu dikuatkan Tuhan oq, gak tau kenapa aku selalu punya power saat dalam keadaan lemah sekalipun aku selalu punya power aja, (JT/S1,W122)

JT mengaku ada perjalanan spiritual yang sangat dalam sebelum dan sesudah

JT menjadi penderita kanker. Perubahan kedewasaan dan pikiran sangat JT rasakan

terjadi dalam pribadinya. JT juga menuturkan bahwa yang JT alami adalah proses

untuk membuatnya menjadi pribadi yang luar biasa, menurut JT, Tuhan ingin

membentuk dirinya menjadi seseorang yang kuat, dengan mendekatkan diri pada

Tuhan JT merasa telah memberi yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Iya.. tapi lebih tepatnya sih proses ya, proses (JT/S1,W109) Pikiran dan kedewasaanku, jadi kalo dulu aku mikir.. halah Tuhan ki opo... apus-apusan, itu sebelum aku sakit, pas aku sakit, halah Tuhan ki ono tapi percuma cuman iso gawe aku loro tok, ya itu waktu adaptasi.. sekarang aku ngerasa.. ahh aku dikasih Tuhan ini, gak semua dikasih Tuhan kayak gini, itu kan aku udah berbeda jauh dari pemikiranku itu transisi, selama sebelum dan sesudah sakit jadi perubahannya ya luar biasa tentang cara pikirku dan menyikapi segala sesuatu. Aku juga sekarang jadi setia, sudut pandangku buat orang lain aku gak lagi egois mikirin diri sendiri aku lihat posisi orang lain (JT/S1,W79)

ketika Tuhan ngasih aku keadaan yang kayak gini, suatu saat aku menghadapi kesusahan aku akan mengatakan, aku bisa melewatinya buktinya sampe sekarang aku masih bisa bertahan loh.. Pasti aku bisa ngatasin.(JT/S1,W126)Yang pasti aku buat dijadikan alat Tuhan sing luar biasa, sesuatu yang tahan segalanya, bangun lagi saat aku jatuh, (JT/S1,W110)... dengan aku deket dengan Tuhan itu menurutku udah memberi yang terbaik buat diriku sendiri. (JT/S1,W110)

f. Kesejahteraan

JT selalu berusaha mencapai kehidupan yang lebih baik. Keluarga JT

tergolong dalam keluarga dengan ekonomi menengah ke atas. JT selalu merasa

Page 101: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

86

bersyukur dengan yang subyek miliki. JT merasa sehat dan nyaman dengan

keadaannya. JT masih mampu melakukan aktivitasnya sehari-hari sendiri tanpa

bantuan orang lain. JT mengendarai motor sendiri untuk berangkat ke kampus. Hal-hal

ini menunjukkan bahwa JT puas dengan dirinya.

Ya selalu to,.. (JT/S1,W102)...Menurutku kualitas hidup itu saat kita bisa bersyukur setiap hari.. itu kualitas.. (JT/S1,W33)... semuanya nyaman (JT/S1,W115)

Oh iyaaaa.. Pasti! Aku selalu bangga dengan diriku sendiri (JT/S1,W35)Puas,.. sangat puas..karena yang pasti aku bisa jadi diriku sendiri.. aku selalu pengen jadi diriku sendiri, aku pengen ngelakuin apa-apa ya harus dari kemauan diriku sendiri (JT/S1,W47)

g. Persepsi Individu terhadap Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah ucapan syukur kepada Tuhan setiap hari. Faktor yang

mempengaruhi kualitas hidup seseorang adalah hubungannya dengan Tuhan. JT

mengungkapkan bahwa seseorang yang bisa menerima dan selalu merasa cukup atau

bahkan berlebih dengan apa yang dimilikinya dan bersemangat adalah kriteria yang

menunjukkan bahwa seseorang memiliki kualitas dalam hidupnya. JT bangga menilai

dirinya sebagai seseorang yang memiliki kualitas hidup.

...Menurutku kualitas hidup itu saat kita bisa bersyukur setiap hari.. itu kualitas (JT/S1,W33) .... Orang yang selalu bisa berterima kasih, orang yang selalu bisa merasa cukup, orang yang selalu merasa berlebih, dan orang yang selalu bisa merasa punya semangat. (JT/S1,W34)... Oh iyaaaa.. Pasti! Aku selalu bangga dengan diriku sendiri (JT/S1,W35).

JT beranggapan bahwa jika dalam keadaan sakit dan keterbatasan apapun

seseorang masih bisa bersyukur itu adalah hakikat dari kualitas hidup seseorang. JT

tidak merasa rendah diri atau minder dengan keadaannya, tetapi justru merasa bangga

dengan dirinya begitupun dengan penyakitnya. JT mengganggap bahwa kanker bukan

musibah melainkan anugerah Tuhan. JT merasa menjadi orang yang paling beruntung

Page 102: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

87

di dunia. JT merasa puas dengan keadaan dan semua yang dimilikinya, keluarga

adalah hal terindah bagi JT. JT sangat mengasihi keluarganya bahkan melebihi JT

mengasihi dirinya sendiri dan sebaliknya, JT pun merasa sangat dikasihi oleh

keluarganya.

...kalo menurutku sih penyakit kanker itu bukan musibah sih menurutku, tapi anugerah Tuhan, gak semua orang kan bisa ngerasain sakit kanker (JT/S1,W29). Sekarang aku ngerasa jadi orang yang paling beruntung di dunia kok, aku ngerasa diriku orang paling hebat, aku ngerasa diriku orang paling luar biasa, (JT/S1,W36). Selalu bersyukur, harus terus bersyukur.. (JT/S1,W56) aku PD sakit kanker..itu kelebihan juga (JT/S1,W44)

Aku puas dengan yang ku miliki sekarang, cukup dan berlebih, aku belom puas tentang, orang lain puas gak sih dengan keberadaanku.. kalo pribadiku aku puas. Sangat puas.. (JT/S1,W83) Bapak sama Ibu yang luar biasa sama sekarang ada kurcaci kecil, keponakan ku sing lucu banget (JT/S1,W134). Aku sayang sekali, lebih dari diriku sendiri bahkan (JT/S1,W135) dan aku merasa disayang. (JT/S1,W136)

JT mempunyai harapan dan tujuan dalam hidupnya yaitu bisa di kenal dan

bermanfaat bagi orang lain di luar predikatnya sebagai penderita kanker otak. JT

menganggap hidupnya seperti pelangi yang penuh warna dan kadang seperti langit

yang terang dan mendung. Kekhawatiran JT adalah jika dirinya tidak bisa memberikan

yang terbaik untuk orang tuanya.

Yah aku bisa dikenal orang banyak sebagai aku diluar konteks kanker otak, jadi meskipun aku penyandang kanker otak tapi mereka bisa ngenal aku sama seperti orang lain bahkan aku bisa punya nilai yang lebih dari orang lain yang sehat (JT/S1,W111)

Seperti pelangi pokoknya, seperti pelangi tapi kadang yo mendung, ya seperti langitlah, yo seperti itu kadang ada mendung kadang pelangi, kadang ada bintang”, kadang ada bulan , kadang petengan tok (JT/S1,W198) Aku gak bisa kasih yang terbaik buat bapak-ibu..(JT/S1,W199)

Page 103: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

88

3. Aspek Sosial

e. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal JT dengan keluarga tidak terlalu baik. JT mengaku di

dalam keluarga dekat dengan ibunya namun tidak dengan ayahnya. Ayah JT sering

bersikap kasar dan keras terhadap JT. JT merasa orang tuanya tidak peduli dengan

keadaannya. Hal ini juga diketahui dari hasil intepretasi tes grafis, bahwa ada

kelemahan dari peran ibu dan sikap ayah sebagai pelindung.

Aku tu sebenernya nggak nyembunyiin sih, cuma mereka aja sing gak kepengen tau.. (JT/S1,W143)

Hubungan JT dengan sahabat dan teman-temannya cukup baik. JT memiliki

sangat banyak teman. Arti sahabat menurut JT adalah seseorang yang ada dalam suka

maupun duka. Saat wawancara pertama, JT mengajak peneliti untuk menonton futsal

di lapangan futsal dekat dengan kos JT. JT terlihat dapat berinteraksi dengan baik dan

akrab dengan sahabatnya yang juga merupakan teman mas.Benny. JT bersenda gurau

dan tertawa lepas dengan teman-temannya dan JT mengaku merasa sangat nyaman

bersama teman-temannya yang kebanyakan laki-laki, bagi JT teman-teman lelakinya

sangat perhatian dan menjaga JT dengan tulus. JT menuturkan bahwa dirinya sering

membantu jika ada yang membutuhkan bantuan.

Mas, dia orang yang paling mengerti aku,. (JT/S1,W92) Sahabat itu ya seseorang sing ada suka duka, suka duka dan tidak

meninggalkan saat aku sedih dan tidak datang saat aku seneng tok.. itu sahabat.. (JT/S1,W160) Ya kayak tadi, mungkin kalo ada acara tertentu.. tapi mereka sih selalu punya waktu kalo aku pengen gitu loh.. ya sayang banget lah (JT/S1,W162)... Ohhh iya tu sering, iya selalu bantu, sering bertukar makanan yang pasti.. anak kos (JT/S1,W168)

JT sempat merasa ditinggalkan oleh sahabat-sahabatnya yang JT sebut sebagai

“sahabat palsu”. JT menganggap bahwa “sahabat palsu”nya ini meninggalkan setelah

Page 104: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

89

tahu bahwa JT sakit, namun saat wawancara dilakukan, JT mengaku memaklumi apa

yang dilakukan sahabat-sahabatnya sebagai tindakan yang wajar. Peristiwa tersebut

membuat JT menutup diri untuk berteman terlalu dekat dengan orang lain karena takut

dikecewakan kembali.

Iya, jadi kalo mau pergi kemana-mana dulu yang sering ngajak aku sekarang enggak (JT/S1,W119)... ya orang sehat sama orang sakit kan punya keterbatasan kan, kalo orang sakit kan dikit-dikit capek...semaput...kejang-kejang kan , jadi kan jadi males kan ngajak aku, sempet ngerasa aku terasingkan dari temen-temen aku, dadi males ngajak dolan aku, itu yang bikin aku depresi kan, aku sakit kayak gini kok malah jadi gak punya temen (JT/S1,W37)

Ya gak bisa disalahin ya.. Mungkin mereka bingung kali ya harus bagaimana menangani, mungkin baru pertama kali kan nemuin orang kayak aku. Sekarang sih aku gak mau bertemen terlalu deket, takut ngerasain kecewa lagi (JT/S1,W118)

f. Dukungan sosial

Diketahui bahwa keadaan JT sebagai penderita kanker sengaja tidak

dipublikasikan kepada semua orang yang mengenal JT. Alasan JT menyembunyikan

keadaan yang sebenarnya adalah JT tidak ingin dikasihani orang lain hanya karena JT

sedang sakit. Orang yang mengetahui bahwa JT sakit hanya paman JT, kekasih JT,

orang tua dan kakak dan beberapa saja dari sahabat-sahabat dekat JT.

Orang tua JT baru mengetahui jika JT menderita kanker otak stadium dua

kurang lebih tujuh bulan yang lalu. JT mengungkapkan sebenarnya bukan JT sengaja

menyembunyikan penyakit yang dialaminya terhadap orang tuanya, namun JT merasa

bahwa orang tuanya tidak peduli dengannya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.

Hal ini sesuai dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa hubungan dengan orang

terdekat kurang seimbang. Peran ayah dan ibu sebagai pelindung Nampak sama

namun JT cenderung kurang tertarik atau kurang ambil bagian dalam membangun

Page 105: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

90

relasi dalam keluarga. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perasaan kurang hangat atau

kurang peduli pada keluarga.

Aku tu sebenernya nggak nyembunyiin sih, cuma mereka aja sing gak kepengen tau.. (JT/S1,W143)

Sikap ayah JT yang kasar semakin menjadi saat tahu bahwa JT menderita

kanker. Ayah JT menjadi semakin kasar dan memukul JT di tengah keadaan JT yang

sedang merasakan kesakitan, tetapi JT memaklumi sikap ayahnya sebagai wujud

kekhawatirannya. Ibu dan kakak JT merasa sangat terpukul dengan vonis penyakit JT

dan setelah tahu, mereka menjadi lebih memperhatikan JT.

Dulu kan bapak selalu kasar sama aku.. bapakku tu tau, dulu awal-awal tau pun bapak masih kayak gitu selalu kasar sama aku.. nek loro yo ojo di rasakke, nek loro yo ojo di rasakke.. setiap aku sakit malah aku dipukulin,( (JT/S1,W143)Ya dia marah dengan emosinya yang seperti itu yang meledak-ledak itu.. tapi aku ee.. menyimpulkannya bapak terlalu khawatir dengan aku yang sakit seperti ini.. tapi bapakku gatau harus berbuat apa bingung dengan emosi seperti itu, tidak bisa di salahkan.. (JT/S1,W146) Ibukku ya Cuma bisa nggrentem, nangis berdoa ibukku tu wanita luar biasa pokokknya.. (JT/S1,W147) Mas Guntur protective banget perhatian, kalo mas Guntur sih dari kecil selalu perhatian sama aku, selalu ngalah.. dan selalu ngasih apa yang dia punya buat aku... (JT/S1,W148)

JT mengungkapkan bahwa keluarga sebenarnya mendukungnya namun mereka

bingung harus memperlakukan JT bagaimana, namun JT tetap yakin bahwa

keluarganya selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk JT. JT memohon

kepada orang tuanya agar tidak diperlakukan istimewa atau diperlakukan seperti orang

sakit.

Gak.. Biasa aja.. maksudnya kalo bapak masih dengan sikapnya seperti itu.. Kalo Mas Guntur ya.. mereka tu apa yaa.. mereka tu malu gitu loh...maksude tu kayak orang yang pengen perhatian tapi gak mau nunjukkin itu. Isin ngono ki loh.. (JT/S1,W149) Yaa ngerasa.. dengan cara mereka yang unik-unik itu (JT/S1,W151) Setiap hari... walopun gak ketemu langsung, sms telpon, dan merasa pasti setiap hari mereka doain yang terbaik buat aku (JT/S1,W149)

Page 106: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

91

... ya luar biasanya mereka tetap mendidik aku seperti orang sehat gitu lho.. gak ada perhatian khusus, lha itu yang aku mau (JT/S1,W90)

JT menuturkan bahwa motivasi terbesar yang dimilikinya adalah kekasihnya.

Hal ini tidak bisa dipungkiri karena orang terdekat dan yang pertama kali mencurigai

JT mengalami gangguan kesehatan adalah kekasihnya bukan orang tua JT. Diketahui

bahwa JT sengaja tidak memberitahukan keadaannya yang sebenarnya kepada semua

orang. Hanya ada beberapa sahabat JT yang mengetahui bahwa JT menderita kanker.

Sikap yang ditunjukkan oleh sahabat-sahabatnya pun beragam, ada yang

memperhatikan ada pula yang justru menjauh dari JT, ada pula yang awalnya memberi

dukungan tetapi lama kelamaan mereka undur dari JT.

Aku tu malah gak tau, justru yang tau awalnya tu malah mas benny (JT/S1,W15)... mas benny, dy motivasi terbesarku.. (JT/S1,W69)... Hanya beberapa orang, bahkan gerombolan temen-temen tadi gak ada yang tau.. (JT/S1,W90)

Ohhh tidak ada (JT/S1,W169) Iya.. hanya private.. (JT/S1,W171) Mas benny itu obat paling mujarab, salah satu obat mujarab...( (JT/S1,W200)

... Mereka tau, lha itu langsung beda sama aku.. (JT/S1,W94) Dulu sih awal-awal iya, tapi sekarang enggak.(JT/S1,W96) Justru orang-orang yang perhatian itu orang-orang tadi yang kita pergi tadi, itu perhatian banget sama aku (JT/S1,W97)Tapi kalo itu, itulah sahabatku, sahabat-sahabatku yang palsu itu malah justru gak pernah nanyaain kabarku gimana (JT/S1,W167)

JT mendapatkan dukungan dari beberapa teman dan saudara yang tau bahwa

JT sakit, namun JT justru merasa lebih diperhatikan oleh teman-teman yang tidak

mengetahui bahwa JT sakit. JT menganggap keberadaan keluarga, kekasih dan

sahabatnya sebagai penyemangat yang bisa membuat JT bertahan dan melawan

penyakitnya.

Ya kasih dukungan, semuanya nyaman (JT/S1,W115)aku punya bapak ibu, mas beny, sodara temen, nah dengan mereka itu semua yang membuat aku bisa bertahan. (JT/S1,W121) orang lain kan buat penyemangat kalo tanpa orang lain ya gak mungkin bisa (JT/S1,W131)

Page 107: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

92

g. Hubungan subyek dengan lawan jenis

Keadaan JT sebagai penderita kanker otak memang mempengaruhi hubungan

JT dengan lawan jenis. Perubahan yang terjadi adalah JT tidak lagi bisa menemani

kekasihnya, mas.Benny, kemanapun dia pergi. Kekasihnya menyadari bahwa kondisi

JT tidak lagi seperti dahulu, namun JT menyatakan bahwa kekasihnya sangat mengerti

dengan keadaan JT.

Sangat.. sangat.. dia sangat pengertian.. gak ada yang lebih pengertian dari dia. (JT/S1,W179)

JT mengungkapkan melalui keadaannya hubungan mereka menjadi semakin

kuat dan mereka berencana akan melangsungkan pernikahan, menjadi seorang ibu

memang impian JT sejak dahulu, JT memutuskan untuk segera menikah dengan alasan

selagi ada waktu dari sisa usianya.

Semakin cinta sama dia, semakin hari semakin cinta, setiap detik semakin cinta, gak tau setiap ketemu dia itu ada rasa perbaharuan kasih baru untuk dialah, selalu ada yang baru buat dia.. siapa yang mau kehilangan cowok seperfect dia, Cuma wanita beruntung yang dapet cowok dahsyat itu.. ( (JT/S1,W179) Ya sebentar lagi, semoga waktunya cukup! (JT/S1,W7) Semoga Tuhan mengijinkan.. (JT/S1,W8)

h. Aktivitas sosial

JT tidak mengalami halangan dalam beraktivitas di lingkungan sosialnya. JT

terlibat dalam sejumlah kegiatan sosial yang sesuai dengan minat dan bidang studinya.

Pada dasarnya JT senang sekali bertemu dan terlibat dengan banyak orang. Hal yang

membuatnya gemar bersosialisasi adalah suasana kebersamaan yang ada bersama

teman-teman yang lain.

Rame ne, aku seneng ngomong, pada dasarnya aku seneng ngomong aku seneng rame, aku seneng bercanda (JT/S1,W180) aku jadi panitia natal di PRMK (JT/S1,W181)

Page 108: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

93

JT sempat terlibat dalam organisasi kampus dan menjabat selama beberapa

waktu sebagai ketua BLEM (Badan Legislatis Mahasiswa) di kampusnya sebelum

akhirnya diadakan re-organisasi karena JT merasa sadar diri dengan kondisi

kesehatannya yang tak bisa seaktif dahulu.

Aku sudah tidak, kan sudah REOR.. Aku malah gak ikut REOR itu.. kebetulan pas sakit itu, sudah aku putuskan untuk keluar, aku udah gak ikut. itu aja sebenernya aku udah vakum berbulan-bulan. Ya itu karna aku kecapekan, gak mau memaksakan diri, tau kapasitas diriku sendiri,, (JT/S1,W182)

JT mengaku sangat tertarik dengan segala bentuk acara bakti sosial. JT bahagia

bila bisa berbagi dengan orang lain walaupun hanya senyuman yang bisa JT berikan.

Tujuan utamanya melakukan aktivitas sosial adalah agar JT bisa di kenal orang banyak

sebagai dirinya di luar konteks penderita kanker otak. JT ingin orang lain melihatnya

sebagai dirinya yang sehat. JT sangat senang bertemu dengan orang-orang yang

kurang beruntung dimana disana JT bisa berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Yah aku bisa dikenal orang banyak sebagai aku diluar konteks kanker otak, jadi meskipun aku penyandang kanker otak tapi mereka bisa ngenal aku sama seperti orang lain bahkan aku bisa punya nilai yang lebih dari orang lain yang sehat (JT/S1,W111)

... Seneng, tapi aku justru lebih seneng ketemu sama orang-orang sing kurang beruntung gitu... soalnya disitu aku bisa bawa berkat sama orang-orang disitu, dimana mungkin disitu aku bisa jadi lilin, disitu aku bisa berbagi sama mereka aku lebih seneng berinteraksi sama orang-orang seperti itu.. (JT/S1,W172)

4. Aspek Lingkungan

a. Kebebasan

Kebebasan dalam hal menentukan prinsip-prinsip dalam hidup serta keputusan

yang harus diambil dari setiap hal yang dialami dalam hidup telah diungkapkan JT

dengan mengungkapkan bahwa dirinya memiliki prinsip untuk menjadi seorang yang

Page 109: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

94

sehat. Keputusan JT untuk menghentikan program pengobatan adalah wujud

kebebasan yang dimilikinya untuk menentukan hidupnya walaupun harus menentang

banyak pihak, jika JT sudah memiliki psinsip tertentu, tidak akan ada yang bisa

mempengaruhinya. Kebebasan yang diperoleh JT diseimbangkan dengan sikap

tanggung jawabnya untuk selalu menjaga kesehatannya.

... jadi wuuuaahh do mencak-mencak kabeh kae.. bapak, ibu, omku, mas benny, piyeeee ngko... piyeee kok rak berobat..alalallalalalalala blehhh bleehhh bleeehhhh rasane pengen tak lepeh ngono kae nek mereka ngomyang ngono kae, aku ki emoh, “lha nopo to kowe menyerah?” enggak, aku tu cuman merasa sehat, jadi gak perlu obat, tapi akhirnya mereka malah menyadari dengan konsekuensiku sing tanpa obat ya aku harus tetep fit, dan kenyataannya juga aku bertahan sampe sekarang.. (JT/S1,W201) JT mendefinisikan kebebasan sebagai ungkapan ekspresi JT untuk menjadi

dirinya sendiri. JT merasa bebas dalam melakukan apa yang diinginkannya dan JT

nyaman menjadi dirinya sendiri. JT beranggapan dirinya mampu melakukan semua

kewajiban dan tanggung jawabnya dalam aktivitasnya sehari-hari.

.. aku selalu pengen jadi diriku sendiri, aku pengen ngelakuin apa-apa ya harus dari kemauan diriku sendiri (JT/S1,W47)

...Aku bilang aku yakin, aku pasti mampu... (JT/S1,W86)walaupun aku sakit aku masih tetap bisa melakukan banyak hal dan melewati banyak hal. (JT/S1,W91)

b. Keselamatan fisik dan keamanan

JT mengungkapkan bahwa lingkungannya adalah tempat paling nyaman. JT

menyebut rumah adalah tempat terindah di dunia, sedangkan tempatnya menuntut

ilmu adalah sumber kebahagiaan untuk dirinya karena disana JT bisa berbagi

kegembiraan dengan teman-temannya dan kos adalah rumah kedua baginya semenjak

satu tahun yang lalu. JT sangat menikmati saat bersama dengan orang-orang yang

dikasihinya.

Page 110: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

95

Rumah itu surgaku di dunia, kalo kampus tempat dimana ku bisa berbagi tawa dengan temen-temen, kalo kos itu rumah kedua (JT/S1,W116)Nyaman.. karena itu tempat paling nyaman..( (JT/S1,W133)

4.4.1.3 Kualitas Hidup Subyek JT pada Pandangan Informan Pertama

IDENTITAS INFORMAN PENDUKUNG

Nama : Trifosa Puspitasari

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Umur : 19 tahun

Kode Informan : TF/IP1-S1

Alamat : Ds. Sidogemah RT 07/RW 02 Sayung

Pekerjaan : Mahasiswa (Teman Subyek JT)

Diketahui dari informan pendukung, JT dan informan sudah saling mengenal

sejak kurang lebih dua tahun yang lalu. Pada awal pertemuan informan sudah

mengetahui bahwa JT sakit kanker otak stadium dua. Informan mengenal JT dari

peneliti dan akhirnya mereka berteman sangat akrab. Informasi dari informan, hanya

beberapa orang saja yang tahu keadaan JT yang sebenarnya.

Sing jelas pertama aku kenal J kui bareng kowe, aduh nek rak salah pas meh Natal ngono, kui ketoke pas liburan aku SMA.. Yo mungkin dua tahunan.. dan itu dia sudah sakit.. ya awal-awal dia tau kalo dia sakit.. (TF/IP1-S1,W1)... hanya beberapa orang saja sing tahu bahwa dia sakit seperti itu.. (TF/IP1-S1,W2)

Pertemuan dengan informan, JT beberapa kali didapati tiba-tiba pingsan.

Keadaan tersebut berlangsung beberapa saat setelah JT dan informan pulang dari acara

perayaan ulang tahun JT beberapa waktu lalu di sebuah rumah makan. JT tiba-tiba

Page 111: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

96

pingsan di jalan, kejang-kejang, badan JT kaku dan saat terbangun penglihatan JT

kabur.

Pernah.. dan itu sangat menyedihkan dan membingungkan.. ceritanya waktu itu dia pingsan di jalan. Sempat pingsan beberapa saat, kejang-kejang, badannya kaku, terus kebangun dan karena penglihatannya kabur, dia ambil helm aja gak kelihatan dan itu menakutkan buatku. (TF/IP1-S1,W28)

Informan mengetahui bahwa JT telah menghentikan upaya pengobatan yang

sempat dijalaninya, menurut informan hal itu dilakukan JT bukan karena efek

pengobatan yang pernah JT jalani, tetapi karena psikologis JT yang merasa lebih baik

tanpa melakukan pengobatan. Keputusan JT untuk berhenti berobat di rasa informan

adalah sebuah keputusan terbaik menurut JT untuk lebih menikmati hidupnya. JT

hanya mengandalkan keimanannya kepada Tuhan untuk kesembuhannya.

Menurutku, seperti yang dia katakan sudah gak takut mati jadi memang secara psikologis dia, bukan karena efek pengobatan. (TF/IP1-S1,W29)

... dia merasa kalo dengan keadaan seperti itu berobat tu ntar jadinya malah ketergantungan, intine nek berobat itu ntar kan harus di teruskan jadi sampe akhir itu di teruskan, sampe kurus, rambute rontok itu kan konsekuensinya, memutuskan untuk tidak berobat menjadi keputusan terbaik menurut dia untuk menikmati hidupnya. Tapi kalo sisi dia tidak menjaga, hmm.. orang medis bilang, kalo sakit gak berobat itu namanya dia ngeyel.. keras kepala.. mungkin keras kepalane kui yang mungkin membuat dia bertahan ya.. mungkin kalo dia gak keras kepala dan gak punya kepercayaan untuk sembuh atau untuk menjalani hidup tanpa pengobatan, mungkin dia malah gak bakal sembuh malahan.. (TF/IP1-S1,W5) tapi dia makan dengan iman oq.. di nikmati oq.. yo wis to.. (TF/IP1-S1,W6)dia sangat mengandalkan Tuhan sekali, kelihatanlah dengan sikapnya yang seperti itu, siapa lagi yang bisa kasih dia harapan kalo bukan Tuhan.. (TF/IP1-S1,W30).

JT menerima keadaan dirinya dan sepenuhnya mengerti bahwa dirinya sedang

sakit, namun hal ini tidak membuat kecil hati pada diri JT. JT sanggup mengendalikan

keadaannya. JT pandai menyembunyikan keadaan sakitnya dengan menunjukkan

sikap yang seolah tidak terjadi apa-apa. Menurut informan, dalam keseharian JT, JT

justru tidak nampak jika dirinya sedang sakit.

Page 112: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

97

Mungkin sedih ada, tapi kalo di lihat dari keseharian dia melawan itu, dia berbesar hati kok menerima keadaannya yang seperti itu.. (TF/IP1-S1,W43). Kalo dia lagi sehat dia akan kelihatan seger.. tapi kalo lagi sakit atau kumat, dia akan kelihatan pucet banget tapi kalo dari keseharian dia, malah koyok wong sehat sih.. rak ketok loro.. (TF/IP1-S1,W20)

JT adalah orang yang percaya diri. Kepercayaan diri JT dapat diketahui dari

sikap JT yang selalu membuka pembicaraan dan keikutsertaan JT dalam kegiatan-

kegiatan kampus. JT terlibat dalam organisasi kampus, BLEM (Badan Legislatif

Mahasiswa).

dari cara bicara dia. Kalo aku lihat dari pertama kali ketemu, kalo orang tidak percaya diri itu gak mungkin dia akan mengawali percakapan. Yang kedua, dia itu ikut organisasi BLEM di kampus, kalo orang gak percaya diri kayaknya gak akan ikutan organisasi-organisasi semacam itu. (TF/IP1-S1,W19).

JT adalah orang yang pemberani, JT berani menanggung segala sesuatu sendiri

karena tidak ingin merepotkan orang-orang yang ada disekitarnya. Informan

menuturkan bahwa JT selalu memiliki pikiran positif. Pikiran positif JT ditunjukkan

dengan sikapnya yang selalu ceria dan selalu mensyukuri semua yang ada dalam

hidupnya. Informan mengungkapkan bahwa JT cukup bijaksana dalam menghadapi

penyakitnya sehingga apapun yang JT rasakan JT akan tetap mengucap syukur.

Menurutku itu JT orangnya pemberani, dia itu berani mengambil resiko dan konsekuensi dengan apa yang dia buat, maksudnya dalam artian.. dia tidak memberitahukan kepada orang-orang disekitarnya, lha berarti kan dia memutuskan untuk menghadapi semuanya itu sendiri, ya karena tidak mau menyusahkan orang lain gitu lho.. Jadi dia berusaha kan apapun yang terjadi harus dia hadapi sendiri. (TF/IP1-S1,W4)...

... Ya iyalah, kalo dia gak punya pikiran positif itu dia gak bisa senyum yo..(TF/IP1,W4)... dia selalu bersyukur.. dia menunjukkan dengan sikapnya yang periang.. ceria..(TF/IP1-S1,W36) dia selalu mengolah apa yang dia rasakan sehingga yang keluar itu ya ucapan syukur.. (TF/IP1-S1,W42)

JT memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani hidupnya dan secara

emosional, JT dapat mengendalikan emosinya. JT tidak menuntut orang lain untuk

Page 113: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

98

memperhatikan dan memperdulikannya. JT justru tidak menginginkan bahwa orang

lain terbebani dengan keberadaannya. JT tidak mengeluh dengan keadaannya, JT

berusaha menyimpan sendiri rasa sakitnya. Hal ini berarti bahwa JT mampu

mengendalikan emosi.

Iya.. dia orang yang bersemangat, dia itu ceria.. (TF/IP1-S1,W40) Kalo

emosi.. J itu bisa mengendalikan, dia tu bisa mengendalikan emosinya.. biasane orang yang lagi sakit itu, berharap di perhatikan, opo yo.. pokokke berharap orang lain mengerti dia, tapi dengan dia gak kasih tahu semua orang, artinya dia itu yang pertama bisa mengendalikan emosi dan dia itu bisa menutupi keluhannya, dia bisa menutupi kesakitannya, aku sering banget lho ndelok deen pucet, tapi dalam keadaanya yang pucet itu dia bisa tetap bersikap biasa dan semangat banget. (TF/IP1-S1,W7)

Sebagai manusia, JT juga pernah merasakan ketakutan dan kekhawatiran

dalam hidupnya khususnya setelah dinyatakan menderita penyakit kanker otak. JT

sempat melakukan bunuh diri untuk keluar dari penderitaan yang JT rasakan, namun

upayanya gagal. JT pernah mengungkapkan ketakutannya tetapi tidak pernah

menceritakan hal itu terlalu jauh kepada informan. JT lebih menunjukkan rasa

gembiranya jika sedang bersama dengan orang lain.

Pernah.. (TF/IP1-S1,W9) Pernah tapi dia kalo cerita itu Cuma separo-separo.. Memang kadang orang-orang seperti itu kan gak mau berbagi kan, menyimpan yang dia rasakan sendiri.. (TF/IP1-S1,W11) kayak JT yang juga pernah ngelakuin bunuh diri. (TF/IP1-S1,W3) dia selalu bersyukur.. dia menunjukkan dengan sikapnya yang periang.. ceria.. (TF/IP1-S1,W36)

JT adalah seseorang yang menganggap bahwa dirinya berharga bagi orang lain.

Sikap bersyukur JT membuktikan bahwa JT memiliki penghargaan yang cukup tinggi

untuk dirinya sendiri dan orang lain. Penghargaan terhadap dirinya membuat JT

merasa berharga pula untuk orang lain. JT selalu bisa bersikap bijak dengan cara

bersyukur atas setiap hal yang terjadi pada dirinya.

Page 114: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

99

Ketika dia mensyukuri, dia merasa berharga buat orang lain, dia merasa di butuhkan orang lain, dan orang lain membutuuhkan dia. Minimal kalo dia merasa di butuhkan kan dia akan melakukan yang terbaik buat dirinya, orang lain, untuk kesembuhannya. Pasti orang di sekitarnya seneng.. tapi kalo lagi down, dia merasa dia bukan apa-apa.. tapi dia selalu mengolah apa yang dia rasakan sehingga yang keluar itu ya ucapan syukur (TF/IP1-S1,W42)

Informan menilai bahwa dalam perjuangannya melawan sel kanker, JT berhasil

melawan penyakit tersebut JT menghadapi semua cobaan ini dan JT sudah merasa

bahagia. JT lebih memilih untuk bahagia walaupun dalam keterbatasan keadaan

fisiknya. Kebahagiaan JT juga ditunjukkan dengan kepuasan hidup yang JT tunjukkan

melalui rasa syukurnya.

Menurutku, kalo untuk menghadapi itu dia berani, menurutku dia bahagia (TF/IP1-S1,W12) Dalam hal berhasil melawan penyakitnya.. Ya dia kan tau kalo dia sakit tapi dia bisa mengubah cara pandangnya bahwa sakit itu bukan sesuatu yang menakutkan dan dia melawan itu.. piye ya.. bahagia itu pilihan, orang itu sendiri yang memilih gitu lho dan dia memilih untuk bahagia. (TF/IP1-S1,W13)

Puas (F/IP1-S1,W17) Karena, ya.. dengan keadaanya yang sakit dia tidak ingin diperlakukan istimewa, ya berarti dia bener-bener mensyukuri ngono lho.. walaupun dia sakit tapi dia tidak mau diperlakukan seperti orang sakit, padahal biasanya orang sakit kan harapannya pengen diperhatikan dan dia bener-bener melawan keinginan itu.. (TF/IP1-S1,W18) JT memiliki spiritualitas yang tinggi terhadap Tuhan. Ada perubahan yang

terjadi pada diri JT sebelum dan sesudah menjadi penderita kanker. Informan

menganggap JT hanya mengandalkan Tuhan untuk memberikan kesembuhannya, hal

ini ditunjukkan dengan sikap JT yang menghentikan pengobatan dan memilih untuk

menikmati hidupnya. JT tidak lagi takut mati.

Iya lah. Tapi sepertinya dulu sebelum J sakit dia itu orang yang keras kepala. Kowe pernah ngerti J ngumpat rak? Ngonek-ngonek’ke dengan kata kasar, itu kan kebiasaan kan? Ya artinya secara gak langsung dia terbiasa menggunakan kata-kata itu dulu.. (TF/IP1-S1,W15) Kalo sekarang sudah sangat berkurang sekali, dalam hal mengontrol emosi.. pemikirannya juga otomatis berubah.. (TF/IP1-S1,W16).

Page 115: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

100

dia sangat mengandalkan Tuhan sekali, kelihatanlah dengan sikapnya yang seperti itu, siapa lagi yang bisa kasih dia harapan kalo bukan Tuhan.. T(F/IP1-S1,W30). berusaha membuatnya untuk menikmati hidupnya dan berusaha membuat dia tersenyum dan tidak mengingat sakitnya (TF/IP1-S1,W27)

Dan itu artinya emang dia merasa.. hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.. (TF/IP1-S1,W10)

Keluarga JT tergolong dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah,

namun gaya hidup JT menunjukkan bahwa dirinya berasal dari keluarga menengah ke

atas. JT memiliki harapan dan tujuan dalam hidupnya. JT merasa sejahtera dengan

kehidupannya. JT sangat merindukan saat dimana dirinya bisa menjadi seorang ibu

sebelum dia menghadapi kematian. JT juga ingin melakukan banyak hal bagi orang

lain sehingga dirinya akan memberi dampak positif untuk orang lain.

Kalo aku lihat rumahnya, aku piker dia menengah kebawah. Tapi kalo aku lihat gaya hidupnya, dia menengah keatas. (TF/IP1-S1,W14)... Yang aku tahu, dia pengen menikah sebelum mati itu, dia pengen menjadi ibu.. Kalo Tujuan hidup dia.. mau melakukan banyak hal dan menjadi berkat buat banyak orang. (TF/IP1-S1,W41)

Informan berpendapat bahwa kualitas hidup adalah pencapaian seseorang

terhadap suatu hal. Hal tersebut adalah sesuatu yang ingin diwujudkan subyek dalam

hidupnya. Kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup adalah seseorang yang

mampu melawan masalahnya, mampu menghadapi masalahnya dan melakukan yang

terbaik untuk hidupnya. JT adalah seseorang yang memiliki kualitas hidup yang

positif, karena JT mempunyai komitmen dan keberanian untuk mengambil keputusan

tentang kesehatannya dan menghadapi masalahnya sendiri. Hal yang mempengaruhi

kualitas hidup JT adalah keimanannya kepada Tuhan.

Dia mampu melawan masalahnya, mampu menghadapi masalah-masalah apapun itu. Kalo dia sakit ya dia mampu melawan itu, dia bisa melakukan hal yang terbaik buat hidupnya, (TF/IP1-S1,W33) Dia mampu

Page 116: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

101

melawan masalahnya, mampu menghadapi masalah-masalah apapun itu. Kalo dia sakit ya dia mampu melawan itu, dia bisa melakukan hal yang terbaik buat hidupnya,(TF/IP1-S1,W34) Ya.. alesannya.. dia mempunyai komitmen yang sangat berani untuk menghentikan obat, untuk menyembunyikan semuanya, dan dia melakukan itu dengan berhasil. Yang mempengaruhi, keimanannya sama Tuhan (TF/IP1-S1,W35)

Dalam aspek sosial, diketahui JT memiliki hubungan interpersonal yang sangat

baik. JT memiliki banyak sekali teman. Penyakit yang di derita JT cukup

mempengaruhi hubungan sosial JT dengan orang lain. Misalnya saat JT sedang merasa

tidak sehat, JT akan terlihat lemah selanjutnya JT akan sering pingsan. Hal ini

mungkin terjadi setiap saat dan di saat-saat yang tidak terduga karena kondisi JT yang

tidak stabil. JT sengaja menyembunyikan kondisi fisiknya kepada semua orang dan

hanya beberapa orang saja yang tahu keadaan JT yang sesungguhnya. JT beralasan

karena tidak ingin merepotkan orang lain.

Buanyak banget.. (TF/IP1-S1,W22) Iya.. Pastinya kalo lagi sakitnya kumat, itu pasti dia lemah kan , sering pingsan, tapi lebih ke keterbatasan fisik sih, jadi bagaimanapun diumpetke akan tetep kelihatan, (TF/IP1-S1,W31) hanya beberapa orang saja sing tahu bahwa dia sakit seperti itu.. (TF/IP1-S1,W2) dia tidak memberitahukan kepada orang-orang disekitarnya, lha berarti kan dia memutuskan untuk menghadapi semuanya itu sendiri, ya karena tidak mau menyusahkan orang lain gitu lho.. (TF/IP1-S1,W4) Hmm.. kalo ke orang lain sepertinya tidak, pertama karena sedikit yang tahu, otomatis, dia tidak pernah membahas hal itu (TF/IP1-S1,W32)

JT memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Hal ini

diwujudkan JT dengan cara memberi perhatian kepada informan saat informan sedang

sakit. Di tengah kondisi JT yang memprihatinkan, JT tidak menjadi egois, tetapi JT

tetap memperhatikan orang lain yang ada disekitarnya.

Pernah banget.. waktu itu kamu pas masih sering sms doa malem jam 10, waktu itu kamu bilang doa bareng buat fosa dan JT yang lagi sakit tapi terus JT bales aku gak sakit kok.. nah itu kemudian JT sms aku, Tanya, kamu sakit apa ndol? Kamu kenapa? Padahal dia ada dalam posisi sakit yang lebih memprihatinkah daripada aku.. (TF/IP1-S1,W23)

Page 117: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

102

Sedikit orang yang mengetahui kondisi JT yang sebenarnya tidak membuat JT

kehilangan dukungan dari orang lain. JT mendapat dukungan dari orang tuanya,

teman-temannya, pacarnya. Informan menuturkan bahwa walaupun orang tua JT

bersikap biasa saja, pasti mereka tetap memberi dukungan kepada JT. Informan sendiri

sangat mendukung JT untuk menjalani hidupnya dan mencapai kesembuhan dengan

sering memberikan dukungan kepada JT melalui pesan singkat yang dikirimnya setiap

hari. Informan menuturkan saat bertemu JT, dirinya justru tidak membahas tentang

keadaan penyakitnya, tetapi justru membuat JT menikmati hidupnya dengan bercanda

dan bergembira bersama.

Mendukung.. walaupun orang tuanya bersikap biasa aja.. pasti tetap mendukung (TF/IP1-S1,W25)

Mendukung lah.. (TF/IP1,W26) Kalo selama ini sih karena agak jarang ketemu, sms ya, ya kasih kata-kata motivasi sih seringnya, tapi kalo pas ketemu malah gak pernah mbahas sakitnya.. jadi berusaha membuatnya untuk menikmati hidupnya dan berusaha membuat dia tersenyum dan tidak mengingat sakitnya (TF/IP1-S1,W27)

Penyakit yang di derita JT tidak mempengaruhi hubungan JT dengan lawan

jenis. Diketahui bahwa JT memiliki seorang pacar bernama Benny. Penyakit JT

memberikan dampak positif terhadap hubungan berpacaran mereka. Penyakit tersebut

di pakai sebagai sarana ujian kesetiaan dan ketulusan untuk mereka. Ada perubahan

dalam hubungan mereka sebelum dan sesudah JT menderita kanker. Pacar JT semakin

menunjukkan perhatiannya terhadap JT dengan cara menjaga JT.

Benny.. mungkin ya.. mereka memang di proses melalui kejadian J sakit itu, piye ya.. jadi bener-bener di proses terutama tentang kesetiaannya.. (TF/IP1-S1,W2)

Mempengaruhi.. Positif kalo menurutku.. dalam hal kesetiaan dan ketulusan. Soale ya menurutku, pas mereka pertama pacaran J belum sakit dan mereka biasa aja.. ya Benny menjaga sih menjaga, tapi yo kurang konkrit ngono lho.. Tapi nek setelah J sakit, Benny tu jadi bener-bener menjaga dan bener-bener membuktikan kepeduliannya. (TF/IP1-S1,W3)

Page 118: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

103

JT adalah individu yang suka bersosialisasi. JT ikut terlibat dalam suatu

organisasi kampus yaitu BLEM (Badan Legislatif Mahasiswa). Menurut informan, JT

sangat senang dengan kegiatan yang berkaitan dengan aksi sosial yang diadakan

bersama antara JT dan informan. JT menunjukkan rasa empatinya kepada informan

dengan menunjukkan perhatiannya saat informan sedang sakit.

Ya.. (TF/IP1-S1,W21) dia itu ikut organisasi BLEM di kampus (TF/IP1-S1,W19) Ya sama sih, aksi sosial, dulu kita sempet adain acara bakti sosial itu to.. (TF/IP1-S1,W24)

Pernah banget.. waktu itu kamu pas masih sering sms doa malem jam 10, waktu itu kamu bilang doa bareng buat fosa dan JT yang lagi sakit tapi terus J bales aku gak sakit kok.. nah itu kemudian JT sms aku, Tanya, kamu sakit apa ndol? Kamu kenapa? Padahal dia ada dalam posisi sakit yang lebih memprihatinkah daripada aku (TF/IP1-S1,W23)

JT memiliki kebebasan dalam melakukan segala sesuatu yang diinginkan. JT di

percaya oleh orang tuanya untuk beraktivitas ataupun menjalin pertemanan dengan

siapapun. Keputusannya menghentikan pengobatan juga salah satu wujud kebebasan

JT untuk hidupnya.

Ya bebas melakukan sesuatu.. Ya.. karena sepertinya gak ada yang membatasi dia melakukan apa aja.. dia pacaran, dia keluar, orang tuanya itu percaya.. (TF/IP1-S1,W38) Iya.. itu salah satunya.. (TF/IP1-S1,W39)

4.4.1.4 Kualitas Hidup Subyek JT pada pandangan Informan Kedua

IDENTITAS INFORMAN PENDUKUNG

Nama : N.Benny (Pacar subyek JT)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : S1

Agama : Kristen

Umur : 26 tahun

Page 119: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

104

Kode Informan : NB/IP2-S1

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tlogosari, Semarang

Pengetahuan bahwa JT sakit kanker otak adalah dari paman JT. Informan

kedua menyatakan bahwa JT bukan sengaja menyembunyikan, tetapi hanya

menantikan waktu yang tepat untuk menyampaikan hal tersebut kepada keluarga. JT

sempat mengalami krisis percaya diri, JT menjadi pribadi yang tertutup, suka

menyendiri, namun seiring berjalannya waktu, dukungan dan penerimaan diri JT

terhadap kondisinya, JT mampu mengatasi hal tersebut. JT selalu berusaha untuk

menunjukkan sikap yang baik-baik saja tanpa masalah. JT selalu tersenyum dan

berpura-pura tidak merasa sakit. Hal tersebut yang membuat JT merasa kuat, dan JT

bahkan mampu bersyukur dengan keadaannya sekarang.

waktu itu aku tiba2 di sms sama omnya..mulanya omnya juga ga mau cerita tapi setelah tak paksa2 akhirnya dia mau cerita..perasaan pasti bingung banget, sedih, (NB/IP2-S1, W1) Sebenarnya bukan disembunyikan, Cuma mencari waktu yang tepat aja untuk ngasih tahu. (NB/IP2-S1, W2).itu sebabnya dia ga mau orang2 tahu dia sakit. Dia paling anti dikasihani. Dia menganggap dirinya itu ga sakit,itu lah yang bikin dia kuat. (NB/IP2-S1, W7)

Dia orang yang sangat pede..walaupun sempat beberapa kali mengalami krisis PD. sempat pengen menjauh dari orang2, pgn menyendiri, mengabiskan hidupnya sendiri. Tapi karena dukungan yang ga pernah abis dari tante dan omnya, dia mampu mengatasi semua itu (NB/IP2-S1, W3) Dulu se berpengaruh, dia langsung introvert(NB/IP2-S1, W6) Dia ga pernah mengeluh sedikitpun. Bahkan dia selalu tersenyum dan berpura-pura tidak ngrasain sakit. (NB/IP2-S1, W5) dukungan dari om dan tantenya itu, dia mampu bangkit dan menerima kenyataan bawa dia memang seorang penderita kanker otak bahkan dia mampu bersyukur atas penyakitnya itu. (NB/IP2-S1, W6)

Kondisi JT yang sakit, tidak menghalanginya untuk beraktivitas seperti

biasanya. Kondisi yang tidak stabil tidak mempengaruhi semangatnya untuk

Page 120: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

105

melakukan kegiatan. JT mampu melakukan kegiatan sendiri. JT tidak suka jika ada

orang yang mengasihaninya. JT akan marah jika ada yang membantunya.

Dia tetap melakukan aktivitasnya secara normal, wlpn kondisi tubuhnya sudah jauh dari normal. Sering pingsan, rambut rontok, muka pucat, jalan sempoyongan ga menghambat dia untuk selalu melakukan aktivitas seperti teman-temannya. Semua dilakukan sendiri, dia malah marah kalau ada orang yang coba untuk membantunya. (NB/IP2-S1, W4)

Sebagai manusia biasa pasti JT pernah merasa putus asa dalam menjalani

hidup. JT sempat berusaha untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena

merasa tidak lagi memiliki masa depan. Hal ini berlangsung beberapa kali sampai

suatu saat JT bertemu dengan seseorang yang menyadarkan JT bahwa dirinya

berharga. Saat ini JT merasa berharga bagi orang lain. JT senang jika dapat berbagi

dengan orang lain.

Berulang-ulang kali dia mencoba bunuh diri,,dia ngrasa capek sakit

terus..ngrasa nyusahin orang-orang..ngrasa ga punya masa depan.. (NB/IP2-S1, W7) Dia merasa berarti bagi orang lain saat ada anak kecil yang menyadarkan dia. Dia merasa dibutuhkan orang lain dan sejak dia tau dirinya sakit, dia merasa hidupnya itu untuk melayani orang lain tidak untuk sekedar senang-senang untuk dirinya sendiri. (NB/IP2-S1, W9) Yang aku tau, dia merasa senang kalau bisa berbagi dengan orang lain (NB/IP2-S1, W10)

JT tidak nyaman tinggal di rumah, menurut informan sikap orang tua JT

cenderung membiarkan JT bahkan ayah JT sering berlaku kasar walaupun tahu bahwa

JT sedang sakit. JT mendapat dukungan dari orang disekitarnya. Orang tua, pacar dan

beberapa teman yang tahu keadaan JT memberi perhatian dan dukungan. Kondisi yang

sedang di derita JT cukup mempengaruhi hubungan pacaran mereka di awal. JT

merasa pesimis dengan hubungannya karena JT merasa tidak punya masa depan.

Rumah menjadi tempat yang ga nyaman buat dia,, (NB/IP2-S1, W15) Keluarga dulu biasa ja. Karena memang mereka tidak pernah tahu anaknya sakit. Tapi setalah empat bulan yang lalu di beri tahu, ya mereka mendukung

Page 121: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

106

dan kasih perhatian. aku ga berbuat apa-apa,ya mungkin kalau ada waktu mencoba selalu ada buat dia..dan berdoa pastinya,,Cuma itu,,tapi aku ga pernah nemenin dia terapi karena memang tidak boleh ma dia. (NB/IP2-S1, W6) Pernah,,dia pernah minta putus karna merasa ga pantas buat aku,,merasa cewe ga punya masa depan yang hidupnya tinggal nunggu waktu..suka ngrepotin,,penyakitan,, (NB/IP2-S1, W13)

Informan menyatakan bahwa benar JT telah berhenti melakukan pengobatan,

namun informan tetap menghargai keputusan JT. JT hanya mengandalkan Tuhan.

Informan memiliki pendapat bahwa kualitas hidup adalah penghargaan terhadap diri

sendiri dan berusaha memaksimalkan potensi yang ada dalam diri untuk menjadi

pribadi yang lebih baik dan mengandalkan Tuhan didalamnya. JT termasuk seseorang

yang memiliki kualitas hidup.

Sangat dekat,,bahkan dia yang nyuruh aku datang ke gereja terus,,ngajak doa bareng tiap malam,,bakan dia yang bantu aku untuk lebih dekat dengan Tuhan dan orang lain. (N/IP2-S1, W11) Kualitas hidup itu sejauh mana kita mampu menghargai diri kita dan berupaya memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita untuk bisa menjadi lebih baik lagi dengan Tuhan sebagai pegangan hidup kita. (N/IP2-S1, W16) Iya dia termasuk orang yang berkualitas dalam hidupnya sekarang (N/IP2-S1, W17))

4.4.1.5 Kualitas Hidup Subyek JT pada pandangan Informan Ketiga

IDENTITAS INFORMAN PENDUKUNG

Nama : Ibu. Sri (Ibu Subyek JT)

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sarjana

Agama : Kristen

Umur : 48 tahun

Kode Informan : IS/IP3-S1

Pekerjaan : Pegawai Negeri

Alamat : Karangawen, Demak

Page 122: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

107

Informan ketiga adalah ibu JT mengetahui bahwa JT sakit kanker otak stadium

dua sekitar tujuh bulan yang lalu. JT sendiri yang menyampaikan keadaannya kepada

ibunya. Ibu JT tahu setelah sekian lama JT menderita sakit. JT memang sengaja

menyembunyikan keadaan sakitnya untuk sementara. Informan menjelaskan bahwa

penyakit JT sudah pada stadium dua, kemungkinan penyebabnya adalah faktor

keturunan.

Ya.. kapan ya.. enam atau tujuh bulan lalu lah.. saya lupa persisnya

kapan.. Cuma saya taunya setelah udah lama dia sakit.. sebelumnya saya nggak tau.. wong ndak pernah cerita atau ngeluh gimana-gimana.. di rumah juga biasa-biasa.. soalnya kalo dirumah sukanya yowis di kamar gitu..( IS/IP3-S1, W1) Om nya sih cuma bilang, stadium dua.. mungkin ya karena keturunan tadi itu mbak.. ( IS/IP3-S1, W11) Ada.. dulu pak dhe nya J tumor otak tapi, juga ada tantenya kanker juga.. tapi sudah meninggal semua.. ( IS/IP3-S1, W5)

Informan ketiga sedih mengapa JT menyembunyikan penyakit yang

dideritanya, namun sekarang ibu JT sudah menerima. Informan menyatakan bahwa JT

sudah dapat menerima keadaannya, JT lebih berserah kepada Tuhan tentang

penyakitnya. JT pernah menyatakan kepada ibunya agar tidak terlalu kuatir terhadap

JT. Ibu JT sempat tidak menyetujui keputusan JT untuk menghentikan pengobatan,

namun semua akhirnya dikembalikan kepada keputusan JT.

Gak tau ya mbak..saya juga sedih.. kenapa kok sampe gak cerita.. ya gimanapun perasaan ibu.. kondisi anak kan ya pengen tau.. tapi ya sudah lah.. yang penting kan sekarang bukan yang kemarin. .. (IS/IP3-S1, W12) .. malah JT itu yang menguatkan saya.. bilang “wis aku gak papa buu.. ibu ojo sedih, ki lho aku sehat, jek iso ngopo-ngopo..” gitu.. trus ngomong biar semuanya berjalan kayak biasanya.. (IS/IP3-S1, W2) Sudah.. dia berserah kepada Tuhan aja.. itu sekarang kan JT gak mau berobat.. katanya sih lebih sehat kalo gak berobat.. tapi ya gimana ya.. udah tau sakitt.. tapi kok gak mau berobat kan ya haruse nggak gitu to mbak.. wong ya omnya dokter.. kan bisa di tangani semaksimal mungkin, tapi kok yo tetep nggak mau. Yaudah mau gimana lagi, wong JT itu orang ya ya keras.. nggak bisa dikerasin juga, gak bisa dipaksa-

Page 123: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

108

paksa... katanya obatnya Tuhan.. yaudah lah.. berserah saja sama Tuhan. (IS/IP3-S1, W10) JT sempat menjadi sangat kurus dan pucat, tetapi informan tidak menyangka

jika JT menderita kanker. Di rumah JT cukup dekat dengan ibunya. JT tidak terlalu

dekat dengan ayahnya karena ayahnya memiliki sifat yang keras terhadap JT. Ayah JT

memang memiliki sifat keras dan sedikit ringan tangan. Keluarga, khususnya ibu JT

memberi dukungan sewajarnya kepada JT karena JT sendiri tidak ingin diperlakukan

istimewa.

Kalo fisik gak ada ya.. dari dulu ya badannya gemuk gitu.. Cuma mungkin agak pucet.. kalo tingkah laku kok masih seperti biasanya.. eh.. dulu itu dia pernah jadi kurusss banget.. tapi ya saya gak kepikiran kalo sampe kanker.. ( IS/IP3-S1, W7) Iya.. deketnya sama saya.. kalo sama bapaknya gak terlalu... yaa biasa aja... bapaknya agak keras sih orangnya.. .. ( IS/IP3-S1, W3) Dasarnya bapak memang keras mbak.. jadi yam au gimana lagi.. tapi bapak peduli dan sedih juga kok dengan kondisi J.. sekarang sudah agak nggak kasar lagi.. kalo dulu memang iya.. sedikit kasar.. yaa.. masalah keluarga lah mbak.. ( IS/IP3-S1, W13)Yaa.. dia itu gak mau kalo terlalu diperhatikan.. jadi ya paling ngingetin makan.. jangan capek-capek.. paling itu.. ya saya mendoakan selalu.. .. ( IS/IP3-S1, W6) Pada dasarnya tidak ada perubahan yang sangat pada JT setelah sakit. JT masih

tetap beraktifitas seperti biasanya, JT masih kuliah dan masih mampu mengendarai

motor. Informan menyatakan bahwa JT memiliki semangat yang tinggi, JT adalah

sosok yang kuat dan jarang mengeluh. Informan memiliki pendapat mengenai kualitas

hidup. Menurut informan, kualitas hidup adalah saat seseorang masih tetap semangat

walaupun berada pada keadaan yang sulit. Orang yang berkualitas walaupun sakit,

tetapi tidak pernah berhenti berusaha, tidak pernah putus asa, pokoknya selalu

berusaha, terus berusaha. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang adalah

hubungannya dengan Tuhan. JT termasuk orang yang memiliki kualitas hidup positif.

Page 124: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

109

Kalo minder sih enggak ya kayaknya.. dia masih seperti biasanya gitu.. ( IS/IP3-S1, W4) Iya.. mau nya gitu oq mbak.. padahal kata om nya udah gak boleh kuliah.. kemana-mana ya naik motor kalo gak ya sama Mas.Nico ( IS/IP3-S1, W8) Kalo semangat iya.. jarang ngeluh.. orangnya kuat kok.. ( IS/IP3-S1, W9)

Ya menurut saya, orang yang berkualitas itu ya yang walaupun dia sakit, tapi tidak pernah berhenti berusaha, tidak pernah putus asa, pokoknya selalu berusaha, terus berusaha, artinya dalam keadaan sakit bukan yang terus gak mau apa-apa, nglentruk, walaupun sakit tapi tetap semangat.. itu yang berkualitas kali ya hahahaa.. ( IS/IP3-S1, W14) Kalo saya sih, bersyukurnya dalam segi ekonomi masih ada pemasukan, terus pokoknya jangan putus asa lah.. pasti ada jalan dari Tuhan. Kalo emang Tuhan menghendaki sembuh kan pasti sembuh, kalo menghendaki lain kan ya sudah jalannya seperti itu, gak bisa dihindari, yang penting.. berserah ajaa.. ( IS/IP3-S1, W15) Iya.. karena J punya semangat hidup yang tinggi ( IS/IP3-S1, W1)

4.4.1.6 Kualitas Hidup Subyek JT dalam Pandangan Informan Ahli

IDENTITAS INFORMAN AHLI

Nama : dr.YM

Status : dokter subyek JT

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 36 tahun

Kode Informan : YM/IH-S1

Alamat : Semarang

Pekerjaan : Dokter

Kanker otak adalah tumor yang terletak di bagian otak. Penyebab penyakit ini

bermacam-macam, bisa disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, benturan atau

trauma, pola hidup yang salah, makanan atau bisa juga karena radiasi. Dipaparkan

oleh informan ahli bahwa penyebab kanker otak JT adalah karena adanya benturan

yang dialami JT pasca kecelakaan. Benturan tersebut membentuk gumpalan disekitar

otak besar JT.

Page 125: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

110

kanker otak itu tumor yang ada di otak. . (YM/IH-S1,W1) Penyebabnya Genetik bisa.. jadi kalo ada keturunan yang menderita kanker otak maka hati-hati untuk tetap menjaga kesehatannya. Bisa juga karena, trauma atau benturan, benturan di kepala atau cidera kepala ringan tetap waspada, perubahan jaringan yang terbentur bisa juga menjadi penyebab tumbuhnya jaringan abnormal di otak.. bisa juga karena pola hidup, makanan atau radiasi.. kalo J itu awalnya karena benturan waktu kecelakaan dulu sama kakaknya. Ada benturan di kepala, terus membentuk suatu gumpalan di dekat otak besarnya. (YM/IH-S1,W2) Gejala umum yang disebabkan penyakit ini adalah pasien akan mengalami

sakit kepala yang amat sangat, pusing, mual, penglihatan yang kabur dan gangguan

kesehatan. Pada awalnya, JT dicurigai menderita kanker karena JT sering mengalami

sakit kepala, sering pingsan dan mengalami kekaburan penglihatannya. Saat diketahui

menderita kanker otak, JT tergolong pada tahap stadium dua.

Gejala umumnya, sakit kepala yang amat sangat, pusing, mual, penglihatan kabur, gangguan keseimbangan tubuh, kejang, masiihh banyaakkk lagi.. Subyek J awalnya dicurigai karena sering sakit kepala dan sering pingsan di kampusnya kata Benny, waktu itu sudah stadium 2 (YM/IH-S1,W3)

Informan ahli memiliki suatu pendapat tentang kualitas hidup. Kualitas hidup

adalah kemampuan seseorang untuk berprestasi dan berusaha mencapai suatu

kehidupan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. JT tergolong memiliki kualitas

hidup yang positif karena dengan keadaannya sebagai penderita kanker, JT masih tetap

bisa beraktivitas, khususnya kuliah. Hal ini berarti bahwa JT berusaha meningkatkan

kemampuan dirinya.

Kualitas hidup itu saat seseorang bisa menunjukkan kemampuan atau kinerjanya.. dan bagaimana dia berusaha mencapai kehidupan yang terus semakin baik. (YM/IH-S1,W4) J itu ya bisa dikatakan berkualitas, karena dengan keadaannya yang seperti itu, dia masih berusaha untuk tetap kuliah. Itu kan artinya dia pengen berusaha meningkatkan kemampuan dirinya.( YM/IH-S1,W5)

Page 126: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

111

4.4.1.7 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada subyek JT

Kualitas hidup JT sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis.Indikatornya yaitu

spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan. Psikologis sangat berpengaruh kepada

kondisi kesehatan JT secara fisik. Keputusan JT untuk menghentikan pengobatan

sempat menuai banyak protes dari keluarga dan orang-orang disekitar JT. JT memilih

untuk mensugesti pikirannya sendiri untuk tetap sehat walaupun tanpa obat.

... aku malah lebih baik tanpa obat ik daripada aku nganggo obat.. aku juga ngerasa lebih fit tanpa obat, saat aku memutuskan tanpa obat (JT/S1,W200) ... aku tersugesti untuk sehat tanpa obat...(JT/S1,W201)

Dukungan dari orang-orang disekitar kehidupan JT memberi banyak arti bagi

JT dan membuat JT merasa berharga bagi orang lain. Rasa cinta, aman dan

kenyamanan yang diperoleh JT dari orang-orang disekitar JT memberikan peran yang

besar untuk JT tetap bisa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Penerimaan diri

yang baik dari JT membuat JT merasakan kesejahteraan dalam hidupnya walaupun

keadaanya terbatas. Ada perjalanan spiritual yang dialami JT selama hidupnya, JT

merasakan perubahan karakter dalam dirinya yang semakin mengandalkan Tuhan

dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya. JT tidak lagi menyalahkan pihak lain

atas keadaannya, melainkan menganggap penyakit kanker yang dideritanya sebagai

suatu anugerah dari Tuhan dan JT bangga sebagai penderita kanker.

Setiap hari... walopun gak ketemu langsung, sms telpon, dan merasa pasti setiap hari mereka doain yang terbaik buat aku (JT/S1,W149)...

Ohh.. selalu bisa menerima, kalo menurutku sih penyakit kanker itu bukan musibah sih menurutku, tapi anugerah Tuhan, gak semua orang kan bisa ngerasain sakit kanker, berarti Tuhan milih aku buat.. nyoh kowe tak kei rasane loro iki.. jadi aku juga bisa ngerasain sodara-sodaraku sing sakit kayak gitu jadi aku masih bisa berbagi untuk mereka sih.. (JT/S1,W29). Aku nyaman (JT/S1,W89). aku PD sakit kanker..itu kelebihan juga (JT/S1,W44)

Page 127: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

112

4.4.2 Hasil Temuan pada Subyek Penelitian Kedua (Subyek RM)

4.4.2.1 Profil, Status kesehatan dan Latar Belakang “RM”

1. Keadaan Keluarga

RM adalah wanita berusia 42 tahun dan subyek merupakan ibu dari dua orang

anak. Anak laki-lakinya bernama Deni berusia 17 tahun dan anak perempuannya

bernama Dian yang masih duduk di bangku SD. RM tinggal di rumah mertuanya yang

telah meninggal beberapa bulan lalu di Jalan.Citarum no.28.

RM tinggal bersama keluarga besarnya yaitu selain dengan suami dan kedua

anaknya, RM juga tinggal bersama dua keluarga adik dari suaminya dan seorang

keponakan RM yang ditinggal begitu saja oleh orang tuanya yang tidak lain adalah

kakak suaminya karena ibunya meninggal dan ayahnya menikah kembali. Rumah

tersebut terbagi menjadi tiga bagian. Rumah depan di kontrakkan kepada orang lain,

rumah tengah ditinggali subyek dan keluarganya dan rumah belakang ditinggali oleh

adik-adik ipar RM. Keponakan RM bernama Nana. Nana sebaya dengan anak RM

yang masih duduk di bangku SD. RM menuturkan bahwa Dian dan Nana sudah seperti

anak kembar karena mereka sekolah di tempat yang sama dan satu kelas.

RM sangat bersyukur dengan keluarganya. RM bersyukur memiliki suami yang

baik dan menyayanginya serta anak-anak yang selalu memberi dukungan kepada RM

untuk menjalani hidup dan melawan penyakit kanker yang dideritanya. Suami RM

selalu mendukung setiap pilihan RM dalam memilih metode pengobatan yang akan

dijalaninya. RM juga senang karena suami dan anak-anaknya selalu menemaninya saat

sedang menjalani pengobatan. Perhatian suami RM yang sangat besar ditunjukkan saat

Page 128: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

113

pertama RM menjalani kemoterapi, suami RM sengaja meninggalkan pekerjaannya

untuk menemaninya dan merawat RM sepanjang hari.

Kedua anak RM juga turut membantu meringankan tugas rumah tangga. Deni,

anak tertua RM mendapat bagian untuk mencuci baju RM dan keluarganya, sedangkan

Dian bertugas menyapu lantai sejak mengetahui RM sakit dan harus menjaga

kesehatannya. Dian tidak sungkan membersihkan bekas muntah RM saat setelah

menjalani kemoterapi. Hal ini sangat membanggakan bagi RM. RM memiliki

hubungan yang sangat baik dengan suami dan anak-anaknya, namun tidak demikian

halnya dengan hubungan RM dengan adik iparnya. RM sering merasa jengkel dengan

adik iparnya karena tidak mau membantu pekerjaan rumah, egois dan

menggantungkan kebutuhan sehari-harinya kepada RM. RM merasa tidak nyaman

dengan sikap adik iparnya tersebut sehingga RM punya keinginan untuk pindah

rumah.

Hampir seluruh keluarga besar RM tidak memberikan dukungan kepada RM

untuk menjalani pengobatan medis dengan alasan menghabiskan banyak biaya. Profesi

RM sebagai seorang perawat membuatnya lebih mantap untuk mengikuti jalan

pengobatan medis dan tidak mengindahkan saran dari keluarga besarnya walaupun

RM mengaku pernah mencoba pengobatan alternatif yang direkomendasikan kakak

RM tetapi hanya berlangsung beberapa saat. Rtidak terlalu memikirkan keluarga

besarnya yang tidak mendukung, bagi RM yang terpenting adalah dukungan dari

suami, anak-anak dan teman-teman RM. Dukungan dari keluarga dan orang yang

terdekat sangat penting dalam upaya penyembuhan RM. Rasa nyaman, tenang dan

Page 129: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

114

kasih sayang akan mendatangkan kebahagiaan yang merupakan salah satu aspek

kualitas hidup.

2. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi RM dan keluarga dapat dikatakan kurang mampu. Suami

RM yang memiliki pekerjaan sebagai petugas survei bagi calon peminjam di

perusahaan asuransi membuat penghasilannya tidak menentu, kadang mendapatkan

penghasilan kadang pula tidak. Selama RM sakit, suami RM sering tidak bekerja

untuk merawat RM sehingga penghasilan keluargapun hanya mengandalkan gaji RM

sebagai asisten dokter yang menurut RM tidak terlalu besar.

Rangkaian pengobatan kanker membutuhkan biaya yang sangat besar dan hal

ini sangat mempengaruhi ekonomi keluarga. RM menuturkan bahwa semenjak sakit,

keuangan keluarga menjadi kacau balau. Penghasilan RM sendiri tidak lagi dapat

mencukupi kebutuhan keluarga di tambah ketergantungan dua keluarga lain yang

tinggal bersama RM. RM sedih ketika tidak bisa membayar uang sekolah kedua

anaknya sehingga harus menunggak beberapa bulan dan saat anak laki-laki RM

meminta sepeda motor untuk sekolahnya.

RM sempat meminjam uang di bank untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan

pengobatan penyakitnya, sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari RM juga sering

meminjam dari kakak RM, itupun RM harus mengembalikan pinjamannya pada waktu

yang telah ditentukan. RM sempat merasa putus asa saat memikirkan ekonomi

keluarganya tetapi suami RM selalu mengingatkan bahwa untuk menyerahkan

semuanya kepada Tuhan dan senantiasa menantikan pertolongan Tuhan untuk

memberkati dan mencukupi setiap kebutuhan keluarganya. Kualitas hidup RM sangat

Page 130: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

115

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan. RM seringkali

menceritakan kekuatirannya jika tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga terutama

sekolah anak-anaknya. RM belum merasakan kesejahteraan seutuhnya karena

keterbatasan ekonomi ini.

3. Pergaulan

RM senang bersosialisasi dengan orang lain. RM memiliki banyak sekali

teman dan hubungan dengan teman-temannya tersebut tergolong baik dan cukup

akrab. RM mempunyai seorang sahabat di tempat bekerja, sahabat RM ini yang

senantiasa memberikan dukungan dan semangat untuk RM menjalani pengobatan

yang telah diinstruksikan oleh dokter. Seluruh teman-teman RM tahu bahwa RM

menderita kanker dan mereka sangat mendukung dengan pengobatan yang sedang RM

jalani. RM sangat nyaman dan menikmati waktunya saat bekerja dan mengobrol

dengan teman-teman kerjanya.

Penyakit yang di derita RM mempengaruhi banyak kegiatannya di lingkungan

tempat tinggal RM. RM yang dulunya sering ikut dalam kegiatan PKK bersama ibu-

ibu di sekitar rumahnya, setelah sakit, RM menjadi tidak aktif lagi dalam kegiatan

tersebut karena RM sudah merasa lelah saat tiba dirumah selepas RM bekerja. Hal

demikian juga terjadi dalam aktivitas bergereja RM. RM yang dulu sangat aktif

menjadi panitia acara atau terlibat dalam pelayanan di gereja sebagai tim paduan suara,

sekarang RM banyak absen dalam kegiatan-kegiatan semacamnya.

Lingkungan pergaulan RM memberikan dampak besar bagi kualitas hidup RM.

Dukungan dan motivasi dari keluarga dan teman-teman RMdapat menjadikan

semangat bagi RM untuk berjuang melanjutkan hidup khususnya dalam usahanya

Page 131: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

116

melawan penyakit yang dideritanya. Rasa cinta dan keberartian RM dari lingkungan

sosial RM mendatangkan perasaan nyaman dan kebahagiaan bagi RM yang akan

menjadi salah satu aspek kualitas hidup RM.

4. Pendidikan dan Pengetahuan tentang Penyakit Kanker

Pendidikan terakhir RM adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kemudian

RM melanjutkan untuk sekolah asisten dokter. Pekerjaan RM sebagai asisten dokter

sudah dijalani selama 20 tahun. Saat ini RM bekerja di salah satu rumah sakit swasta

di Kota Semarang. Profesi RM pasti memberikan informasi yang banyak mengenai

penyakitnya di tambah dengan RM pernah menjadi asisten dokter penyakit dalam dan

RM juga memiliki riwayat keluarga yang juga menderita kanker.

Pendidikan dan pengetahuan RM mengenai penyakit yang dideritanya

membuat RM paham akan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi penyakitnya.

RM menjalani pengobatan sesuai dengan instruksi dokter yang merawatnya, meskipun

demikian pendidikan RM yang hanya sebatas SMA membuat RM tidak memiliki

penghasilan yang cukup bagi keluarganya di samping pekerjaan suami RM yang tidak

menetap. Hal ini yang kemudian mempengaruhi kualitas hidup RM, RM belum

merasakan kesejahteraan seutuhnya. Keadaan ekonomi yang sering kurang dapa

mencukupi kebutuhan, sering membuat rasa kuatir dan cemas RM muncul.

5. Keadaan Psikologis

Mengetahui bahwa dirinya menderita kanker payudara stadium satu sangat

membuat RM terpukul. RM dinyatakan kanker pada tahun 2010 dan telah menjalani

beberapa rangkaian pengobatan kanker selama beberapa bulan. RM tidak pernah

menyembunyikan penyakitnya dari siapapun, semua orang terdekat RM tahu bahwa

Page 132: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

117

RM menderita kanker. Kenyataan bahwa RM menderita kanker sangat mempengaruhi

kondisi psikologis RM, RM mengalami ketakutan akan masa depan, RM takut akan

datangnya kematian yang tidak terduga, nasib anak-anaknya jika RM meninggal kelak,

terutama biaya besar yang dibutuhkan untuk pengobatan. RM merasa cemas dengan

semua kebutuhan keluaganya di tengah keterbatasan ekonomi yang keluarganya alami.

Di awal pengobatan, keadaan RM setelah menjalani kemoterapi biasanya

sangat lemah, RM kehilangan seluruh rambutnya, RM botak dan harus menggunakan

rambut palsu untuk menutupi kekurangannya. Keadaan ini membuat RM malu dan

merasa kurang percaya diri jika di keluar rumah. RM menjadi jarang keluar rumah

semenjak menderita kanker. Semua kebiasaan RM jadi berubah, hal ini membuat RM

sangat sedih. Kebiasaan makan RM juga berubah, RM tidak lagi bisa makan nasi,

karena saat melihat nasi RM akan muntah. Lidah RM mati rasa untuk merasakan, ini

membuatnya merasa berbeda dari orang lain. RM sempat akan menyerah pada proses

kemoterapi yang kelima, RM merasa tidak tahan dengan rasa sakitnya, namun

dukungan keluarga senantiasa membuatnya semakin kuat dan bersemangat untuk

menjalani pengobatan selanjutnya. Peran dan dukungan dari keluarga khususnya

suami dan kedua anak RM, membuat RM merasa berharga. Kualitas hidup RM

tampak dari usaha RM membuang semua perasaan negatif dan mengubahnya sebagai

kekuatan untuk berjuang melawan penyakitnya.

6. Perjalanan Penyakit

RM menderita kanker sejak tahun awal Desember 2010. Gejala awal diketahui

ada penyakit tersebut adalah saat RM sedang mandi, RM mengaku terdapat dua

benjolan di dada sebelah kanannya, untuk beberapa waktu RM sempat

Page 133: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

118

menganggapnya benjolan biasa karena tidak terasa sakit. Saat berkonsultasi dengan

dokter umum, dokter umum pun berkata itu wajar terjadi jika wanita akan menghadapi

saat menstruasi setelah itu akan hilang. RM tidak puas dengan jawaban yang

disampaikan dokter tersebut kemudian RM meminta surat konsultasi kepada dokter

ahli bedah. Setelah di lakukan pemeriksaan, ternyata kecurigaan itu terbukti, RM

dinyatakan kanker stadium satu.

RM sempat merasa dilema pengobatan apakah yang harus dipilihnya, keluarga

besar RM menyarankan untuk berobat alternatif dengan alasan biaya relatif

terjangkau, dilain pihak RM juga mendapat saran dari teman-teman dan dokter di

tempat pekerjaannya untuk menjalani kemoterapi. RM sempat satu minggu menjalani

pengobatan alternatif untuk menyembuhkan penyakitnya sesuai saran dari keluarga

besar RM. RM menghentikan pengobatan alternatif tersebut karena merasa tidak

mantap. Profesinya sebagai seorang perawat membuatnya lebih memilih jalur

pengobatan medis.

Pengobatan medis mengharuskannya menjalani beberapa rangkaian program

kemoterapi. Kemoterapi membuat seluruh rambut RM rontok dan tubuh RM menjadi

lemah dan tidak bisa beraktifitas untuk beberapa hari. RM sempat akan menyerah pada

proses kemoterapi yang kelima, RM merasa tidak tahan namun RM bisa melewati

proses ini karena dukungan dari keluarganya. Keadaan RM saat ini cenderung

membaik, pemeriksaan terakhir menyebutkan bahwa RM memiliki anti bodi yang

tinggi untuk melawan keganasan sel kanker tersebut.

Page 134: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

119

4.4.2.2 Hasil Wawancara pada Subyek Penelitian Kedua (Subyek RM)

IDENTITAS INFORMAN UTAMA

Nama : Subyek RM

Status : Sudah menikah

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Umur : 42 tahun

Kode Informan : RM-S2

Alamat : Jl.Citarum no.28

Pekerjaan : Asisten dokter

Status Penyakit : Kanker Payudara Stadium Satu

1. Aspek Fisik

a. Gejala fisik

RM dinyatakan menderita kanker payudara stadium satu pada satu tahun yang

lalu. Tidak banyak gejala yang dirasakan RM terhadap penyakitnya, RM hanya

menemukan adanya dua benjolan sebesar telur puyuh di sekitar dada kanan atas RM.

RM tidak merasakan rasa sakit di benjolan tersebut. Awalnya RM tidak menghiraukan

benjolan yang ada di payudaranya, namun kelamaan, ada kekhawatiran pada diri RM,

oleh sebab itu beberapa waktu kemudian RM memutuskan untuk berkonsultasi dengan

dokter bedah.

... Awal Desember 2010 waktu aku mandi ada benjolan sak telur puyuh itu dua.. di periksa sama pak benny stadium satu.. di dada tu rasanya mati rasa(RM/S2,W3) tapi aku gak yakin ini biasa aja oq dok.. karena gak berasa sakit... Trus aku bilang dr.Lidia.. yawis dokter sing penting aku minta surat

Page 135: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

120

konsultasi ke Pak Benny, kalo gak apa-apa ya sudah. Trus ketemu pak benny, pak benny bilang “lho mbak kok ini mencurigakan ini terlalu dalem”.. trus dokter bilang priksa ini.. ini.. (RM/S2,W1).

RM sempat menjalani pengobatan alternatif sesuai saran dari keluarga

besarnya, namun karena RM merasa tidak mantap dengan pengobatan alternatif maka

RM hanya menggunakannnya selama beberapa hari sebelum obat herbal tersebut habis

dan kemudian beralih pada pengobatan medis. RM rutin menjalani program

pengobatan dari dokter yang menanganinya. Pemeriksaan awal RM mengharuskan

RM untuk melakukan biopsy, yaitu pengambilan sel yang ada dalam tubuh RM yang

dicurigai adanya sel kanker agar diketahui apakah sel tersebut jinak atau ganas.

Ternyata hasil pemeriksaan RM menunjukkan bahwa sel tersebut ganas, maka pada

pemeriksaan awal ini, RM dianjurkan untuk dilakukan pembedahan pada jaringan

kanker yang ada di payudara dan di sekitar ketiak RM, kemudian RM menjalani

kemoterapi rutin dalam jangka waktu setiap tiga minggu sekali..

... terus keluargaku gak dukung, aku di suruh coba paket herbal.. saya sempat mencoba tiga hari.. terus aku ditanyain pak benny.. dalam batinku itu kan herbal belum tentu baik, kalo diminum baik ya ada.. tapi kalo enggak kan juga ada.. terus obat herbalnya tak tinggal aku njalani pengobatan sama pak benny.. aku kontrol tiap bulan sama pak benny.. (RM/S2,W5)... hasilnya pemeriksaan pertama itu langsung disuruh operasi, ya aku manut aja..aku tu ya ndak tau.. tau-tau benda itu ada di tubuhku.. awalnya kan Cuma di biopsi tok, hari berikutnya aku di operasi lagi, dibersihin semuane...di tetek dan di ketiak.. terus dokter menghendaki saya kemo, dalam bayangan saya itu kemo.. tiga minggu sekali dua juta (RM/S2,W1).

Usaha yang di lakukan RM mencapai hasil yang memuaskan, meskipun RM

harus tetap menjalani pengobatan hingga lima tahun kedepan tapi dari hasil

pemeriksaan setelah menjalani kemoterapi yang ke enam diketahui bahwa tubuh RM

memiliki anti bodi untuk melawan sel kanker yang ada ditubuhnya. Saat ini RM sudah

merasa sehat. RM tetap menjaga kesehatannya dengan banyak minum jus buah.

Page 136: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

121

Tapi hasil tes yang dilakukan itu hasilnya positif semua, artinya tubuh ku itu bisa lawan sel kanker itu jadi aku punya anti bodi gitu lho mbak..(RM/S2,W1).... dan tante sekarang sudah merasa sehat.. (RM/S2,W20) yang penting itu kita minum jus setiap hari.. (RM/S2,W22).

b. Respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan

RM telah menjalani kemoterapi sebanyak enam kali dan masih mengkonsumsi

obat-obatan dalam jangka waktu maksimal lima tahun ke depan. Kemoterapi membuat

rambut RM rontok dan RM harus memakai rambut palsu untuk beberapa waktu.

Kemoterapi juga membawa efek lain bagi RM, yaitu lemas, muntah, kelelahan,

kesemutan, dan mati rasa di beberapa bagian tubuh.

terus dokter menghendaki saya kemo, dalam bayangan saya itu kemo.. buat kemo itu kan aku harus persiapkan mental.. Setelah kemo rambutku gembel.. rontok semua.. saya botak (RM/S2,W1)... kemoterapi itu kan aku jadi capek, yaaa mempengaruhi juga sih,, misal aku duduk lama gini aku gak bisa.. (RM/S2,W12).... aku muntah (RM/S2,W15). ... Sekarang itu kesemutan di ujung-ujung jariku ini lho mbak.. terus kalo aku duduk gak bisa langsung berdiri.. lutut ku ini sakit banget... tapi ya sudah di nikmati saja..beberapa bagian tubuh ku ini mati rasa.. ujung jari... ketiak kanan ku.. (RM/S2,W4)

... Kalo kemo kan tiga minggu sekali.. ini tinggal pengobatan lainnya.. kata pak benny sih pengobatanku selama lima tahun (RM/S2,W5)

RM sempat mengalami masa krisis dan lemah dalam proses pengobatan, pada

kemoterapi yang kelima, RM merasa putus asa, namun hal ini bisa segera teratasi

karena RM kembali mendapatkan dukungan dari suami dan anak-anaknya. Hasil

pemeriksaan juga memberikan hasil yang positif, diketahui bahwa tubuh RM memiliki

anti bodi yang dapat melawan keganasan sel kanker dalam tubuhnya.

Kebetulan mungkin keadaanku lagi capek atau gimana, kemo yang kelima itu aku mau menyerah.. tapi kembali lagi.. suami dan anak-anak ku yang menguatkanku, ... hasil tes yang dilakukan itu hasilnya positif semua, artinya tubuh ku itu bisa lawan sel kanker itu jadi aku punya anti bodi gitu lho mbak.. (RM/S2,W1)

Page 137: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

122

c. Citra tubuh

RM mengaku malu dengan keadaan fisiknya tanpa rambut. RM merasa

berbeda dengan orang lain. Hal ini membuat RM jadi jarang keluar rumah, saat

ditanya RM nampaknya merasa tidak percaya diri dengan penampilannya, namun RM

berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan menggunakan kerudung yang

bermodel seperti topi saat belanja di depan rumah. Seiring berjalannya waktu RM

sudah mulai menerima dan terbiasa dengan penampilannya.

Ya mungkin aku di rasani orang sekitar rumah tapi kan aku nggak pernah keluar.. ya aku sebenernya aku malu, aku gak PD mbak,, pertama kali aku masuk kerja aku nangiss.. (RM/S2,W1)... rasa malu itu kan juga ada.. misalnya mau kumpul sama ibu-ibu PKK gitu kan aku jadi malu padahal mereka juga nggak papa.. (RM/S2,W12)Tapi kembali lagi mbak.. apa Tuhan punya rencana lain buat keluarga ku? Kalo Tuhan punya rencana aku terima keadaan ini... kalo belanja di depan kan pake kudung.. dulunya sih belum bisa menerima, saya merasa, malu sih iya, tapi sekarang yaudah bisa.. (RM/S2,W8)

Berdasarkan hasil observasi peneliti, RM terlihat percaya diri dengan

rambutnya yang sudah mulai tumbuh beberapa bulan ini. Saat ini RM bekerja tanpa

menggunakan rambut palsu, rambut RM yang berjenis ikal dan berwarna hitam terlihat

tebal walaupun masih pendek.

d. Penerimaan Diri

RM mengaku sudah dapat menerima penyakit yang di deritanya. RM

mengatakan bahwa di awal RM mengetahui bahwa penyakitnya adalah kanker

payudara RM merasa takut dan khawatir karena merasa kematian akan segera datang.

RM belum merasa tidak siap saat menerima vonis dirinya menderita kanker, di sisi

lain anaknya masih kecil dan membutuhkannya, namun RM mengembalikan

Page 138: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

123

semuanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan berserah untuk setiap rencana Tuhan

untuk keluarganya.

RM tidak menyembunyikan penyakitnya terhadap siapapun, RM menuturkan

semua orang tau, tetangga-tetangga juga mengetahui walaupun RM tidak dengan

sengaja memberitahukan keadaannya yang sebenarnya kepada semua orang. Menurut

RM, mungkin orang lain tahu dari penampilannya saat rambutnya mulai rontok.

Tapi di vonis kanker ganas itu, hidupnya tinggal berapa lama lagi sih? Saya pun juga merasa begitu.. pikirku gini, anak-anak itu masih perlu aku.. dalam arti.. kenapa kok aku yang ngalami.. bukan orang lain..aku anggep hidup mati kan di tangan Tuhan kalo emang Tuhan kehendaki kita pulang ga usah sakit kan ya langsung pulang.. (RM/S2,W1)... Semua orang tau.. tetangga-tetangga juga tau, kalo enggak karena rambutku botak mereka paling gak tau.. kebetulan kan tetangga depan rumah kan juga pasiennya pak benny.. jadi kan lingkungan tau gejalanya sama, walaupun saya gak kasih tau.. kalo belanja di depan kan pake kudung.. dulunya sih belum bisa menerima, saya merasa, malu sih iya, tapi sekarang yaudah bisa.. (RM/S2,W8)...

Tapi kembali lagi mbak.. apa Tuhan punya rencana lain buat keluarga ku? Kalo Tuhan punya rencana aku terima keadaan ini aku amini.Cuma waktunya kapan aku ndak tau (RM/S2,W1)

RM tidak asing dengan penyakit kanker karena ada riwayat keluarga yang juga

menderita kanker. Ayah RM tercatat sebagai penderita kanker usus dan baru beberapa

bulan yang lalu meninggal dunia, sedangkan adik ipar RM menderita kanker stadium

akhir yang juga sudah meninggal. menganggap mungkin faktor genetik yang

menyebabkan dirinya memiliki penyakit kanker.

Kalo keluarga ada.. kebetulan bapak kan Ca Kolon.. kanker usus.. Cuma gak tau waktu itu aku sendiri masih karyawan baru kan, tahun ’95.. dulu kan gak serumah, jadi dibawa kesini di operasi dua kali terus ya Tuhan punya kehendak lain, lha apa mungkin dari genetik atau pola makan aku juga ndak tau.. (RM/S2,W2)... saudarane suami ku itu kan istrinya juga Ca Mamae, dia meninggal ... (RM/S2,W1)

Page 139: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

124

2. Aspek psikologis

a. Perasaan Positif

RM mengaku sudah dapat menerima penyakit yang dideritanya. RM

menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan yang di anggap RM sebagai penentu hidup

dan mati seseorang. RM mengaku semenjak di vonis menderita kanker, RM lebih

banyak berserah kepada kehendak dan rencana Tuhan, walaupun sebagai manusia RM

menyadari bahwa dirinya sering mengeluh namun RM selalu berusaha mencukupkan

diri dengan apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya dan keluarganya.

dulunya sih belum bisa menerima, saya merasa, malu sih iya, tapi sekarang yaudah bisa.. (RM/S2,W8)...aku anggep hidup mati kan di tangan Tuhan kalo emang Tuhan kehendaki kita pulang ga usah sakit kan ya langsung pulang.. (RM/S2,W1)... tak syukuri.. semua nya kan dari Tuhan.. aku pernah iri sama temenku.. enak ya kapan sih aku merasakan seperti itu.. tapi aku sih sekedar pengen cukup.. aku pinjem saudara ku aja harus dikembalikan, sepeda motor itu hampir ditarik karena aku gak bisa mbayar, aku mikir terus nanti kerja suamiku piye.. tapi aku ya berserah aja lah.. .. (RM/S2,W7)

RM selalu ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi keluarga dan orang

laindisekitarnya. Keterbatasan kondisi fisik dan ekonomi RM masih tergerak hati

untuk berbagi dengan orang lain. RM merasa bersyukur bahwa dalam keadaan

ekonomi yang terbatas, RM masih tetap bisa berbagi dengan keluarga yang tinggal

dekat dengan RM. Tidak di pungkiri bahwa beberapa kali sempat merasa jengkel

dengan sikap keluarganya yang cenderung menggantungkan hidup pada keluarganya

tapi di lain sisi RM merasa senang karena bisa membantu mereka.

Tapi saya senengnya walaupun keadaan saya seperti ini, ekonomi saya seperti ini saya masih bisa berbagi.. adeknya suami saya itu gak pernah mau berbagi, dia itu pelitnya luar biasa.. jadi makan ikut saya, dalam hati itu kadang jengkel.. tapi saya mikir lagi.. mungkin aku di berkati biar aku bisa memberkati orang lain.... kadang aku jengkel tapi terus aku merenung, Tuhan ampuni aku kok aku jengkel sih.. ampuni aku Tuhan kok hatiku bersungut-

Page 140: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

125

sungut.. aku jengkel tapi aku diem..yaa walaupun saya jengkel sama ipar saya tapi saya bersyukurlah Tuhan saya masih di beri kesehatan.. (RM/S2,W1)

Pekerjaan RM sebagai perawat sering mempertemukannya dengan pasien-

pasien yang juga memiliki penyakit seperti RM. RM sempat bertemu dengan beberapa

pasien kanker yang sedang menjalani proses kemoterapi, salah satunya adalah

dr.Rianto. RM mencoba memberi semangat untuk menghadapi proses kemoterapi dan

masa sulit setelah kemoterapi dan saran untuk pasien kanker yang lain untuk tetap bisa

terlihat bugar seperti dirinya.

Aku sakit itu aku malah pengennya berbagi rasa sama orang lain yang sesama menderita kanker, selama ini sih udah ada empat orang ya termasuk Pak Rianto juga itu.. karena saya dapet dukungan dari keluarga, temen-temen dan sahabat-sahabat saya.. yang terpenting itu semangat, kalo saya punya semangat buat hidup kita itu jadi punya motivasi buat hidup.. kalo kita udah nglokro.. ah koyok ngene ahh koyok ngene.. dalam hal itu aku tu pengen masuk kedalam mereka, jangan seperti itu, jangan nglokro.. kemarin kan sempat jadi asisten dr.Eko.. kebetulan ada pasien Ca juga.. kemo pertama dia udah rontok.. kulitnya pucet.. pucetnya itu kayak mayat gitu.. putiiihhhh bangett.. terus dokter itu bilang ke pasien itu.. ini lho kayak susternya , susternya sedang sakit juga tapi masih tetep semangat.. pasiennya kaget.. terus Tanya sama saya.. apa iya suster? Ah bohong kok keliatannya sehat gak kayak orang sakit... Terus tak jawab: iyaa bu.. ya mungkin ibu gak percaya kalo saya sakit.. tapi saya pengen bilang sama ibu mati hidup itu di tangan Tuhan, wong yang habis ini pulang mati aja ada apalagi kita yang sudah tau jelas-jelas sedang sakit.. hidup itu harus semangat kalo emang Tuhan sudah tentukan jalanNya buat sakit dulu ya gapapa.. turuti saran dokter saja.. Terus suster udah kemo ke berapa? Saya udah enam kali kemo.. pasiennya gak percaya.. oiya?? Iya.. saya udah 6 kali.. kuncinya emang setelah kemo itu tidak enak, tapi yang penting itu kita minum jus setiap hari.. kalo Hb rendah minum aja rebusan buah Bitt.. saya juga bilang gitu ke dr.Rianto.. minum yang banyak (RM/S2,W22)

b. Perasaan Negatif

RM mengaku pernah terpuruk dengan penyakit yang di deritanya. RM merasa

waktunya untuk hidup tinggal sebentar lagi sedangkan anak-anak RM masih

membutuhkan perhatian dari RM. RM juga merasa kuatir dengan keadaan ekonomi

Page 141: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

126

keluarga karena RM menjadi tulang punggung keluarga yang membiayai seluruh

kebutuhan dan pengobatannya sendiri karena suaminya tidak memiliki penghasilan

tetap.

Tapi di vonis kanker ganas itu, hidupnya tinggal berapa lama lagi sih? Saya pun juga merasa begitu.. pikirku gini, anak-anak itu masih perlu aku.. Lha itu bayanganku kan seperti itu, iya kalo suamiku gak nikah lagi.. kalo nikah lagi apa dia pinter mbek anakku, uwwhh wiss bayanganku wis kayak gitu, perempuan kan kayak gitu (RM/S2,W1)Rasa kuatir ku ada, dengan gaji segini, makanku gimana... karena suamiku kan gak mesti dapet penghasilan.. (RM/S2,W7)

RM kadang masih merasa sedih dengan keadaannya, RM sering bertanya

dalam hati mengapa RM yang mengalami penderitaan itu bukan orang lain. RM

pernah merasa putus asa di tengah proses pengobatan yang sedang dijalaninya. Pada

proses kemoterapi yang kelima, RM merasa menyerah dengan kondisinya yang tak

kunjung sembuh, namun berkat dukungan dan perhatian dari suami dan anak-anaknya,

RM kembali bersemangat menjalani pengobatannya.

kenapa kok aku yang ngalami.. bukan orang lain.. kemo yang kelima itu aku mau menyerah.. tapi kembali lagi.. suami dan anak-anak ku yang menguatkanku, (RM/S2,W1)

c. Harga Diri

RM menganggap bahwa harga diri adalah suatu perasaan bahwa dirinya

berharga atau masih dibutuhkan untuk orang lain. RM merasakan bahwa anak-

anaknya dan orang lain masih membutuhkan dirinya, maka RM memiliki keinginan

untuk sembuh yang besar demi semua orang yang menyayanginya.

ternyata mereka masih membutuhkan saya.. itulah yang menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan semangat buat saya.. (RM/S2,W14)

Page 142: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

127

d. Kebahagiaan

Konsep kebahagiaan dalam hidup, RM menganggap bahwa bahagia adalah

ketika ada kesatuan dalam keluarga. Keharmonisan dan kedekatan dengan suami dan

anak-anak membuatnya motivasi dan semangat untuk RM. RM menuturkan bahwa

RM dan keluarganya sering menghabiskan waktu bersama baik untuk nonton televisi

atau sekedar mengobrol dan bersenda gurau.

Kalo aku kebahagiaan itu dari keluarga.. dalam arti hubungan keluarga, kebahagiaan itu pada saat semua keluarga itu menyatu.. sering aku, suami dan anak-anak ku itu ngumpul, nggoda-nggodani sing kecil,, di uyel-uyel.. itulah yang jadi acuan aku untuk hidup. Anak-anak ku itu masih membutuhkan aku.. jadi kalo pas ngumpul ada satu yang gak ada itu pasti pada nyari.. itulah yang menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan semangat buat saya.. (RM/S2,W14)

RM menuturkan bahwa sangat bahagia dengan keadaan keluarganya sejak

dahulu hingga sekarang. Keadaan sakitnya semakin membuat RM yakin bahwa suami

dan anak-anaknya sangat peduli dan mendoakan kesembuhan RM. Dukungan dari

keluarga menjadi kebahagiaan tersendiri untuk RM.

Kalo itu udah saya dapatkan dari dulu to mbak.. lebih yakinnya lagi.. itu semenjak aku sakit.. aku bilang tolong mama di doa’ke.. walaupun saya gak tau kapan mereka doain saya tapi saya tau bahwa mereka pasti mendoakan saya, Kebahagiaan buat saya kalo keluarga dukung pas saya sakit begini.. perhatian.. semenjak saya sakit itu yang nyuci malah anak laki-laki ku.. walaupun kalo yang cowok itu kadang-kadang cuek (RM/S2,W15)

e. Spiritualitas

RM mengaku lebih mendekatkan diri kepada Tuhan setelah di vonis kanker.

Pada awalnya RM sempat merasa terpuruk, namun semua hal yang terjadi dalam

hidup RM serahkan ke tangan Tuhan. RM meyakini bahwa ada renccana yang

disediakan Tuhan untuk keluarganya pada saat-Nya nanti.

Page 143: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

128

kenapa kok aku yang ngalami.. bukan orag lain.. Tapi kembali lagi mbak.. apa Tuhan punya rencana lain buat keluarga ku? Kalo Tuhan punya rencana aku terima keadaan ini aku amini.Cuma waktunya kapan aku ndak tau (RM/S2,W1)

RM merasa pertolongan Tuhan untuk dirinya dan keluarganya tidak pernah

berhenti dari hari-ke hari. Saat RM tidak bekerja karena efek pengobatan yang

dijalaninya, RM mengaku tidak ada penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya namun Tuhan senantiasa memberi pertolongan kepada RM dan

keluarganya dengan cara yang tidak bisa di mengerti RM.

RM mengatakan bahwa sekarang lebih dalam lagi menghayati kehidupan

religinya. RM mengaku sering merasa terharu bahkan menangis saat melakukan

kegiatan peribadahan. RM merasa Tuhan telah memberikan kesembuhan yang

sempurna untuk dirinya. RM menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Menurut

RM, mati dan hidup ada di tangan Tuhan. RM memahami bahwa keadaannya yang

sakit memang Tuhan menghendaki terjadi dalam hidup RM. RM meyakini ada

rencana yang ingin Tuhan dalam hidup RM dan dengan iman kepercayaan RM kepada

Tuhan akan menjadikan RM sebagai pribadi yang dewasa dan akan mengembalikan

keadaannya sehat seperti semula.

walaupun aku gak kerja, kebutuhanku dan keluargaku tu kok ya cukup.. kalo bukan Tuhan yang cukupkan ya siapa lagi (RM/S2,W1)

... terus sekarang tiap ikut perjamuan kudus rasa hatiku itu lain gitu lho..hatiku itu juga sakit gitu lho.. kenapa sih aku sakit seperti ini.. terus kalo aku inget Tuhan Yesus di salib kan aku jadi inget, sakit ku kan sudah di tebus sama Tuhan Yesus dengan bilur-bilurnya aku sudah sembuh.. tapi sekarang aku merasa kayak sakit ku itu bener-bener sudah sembuh di ambil sama Tuhan. Sesudah aku menjalani kemo, setiap aku perjamuan kudus, aku pasti nangis mbak, padahal dulu aku gak seperti itu.. aku jadi pengen’e gini mbak, kalo aku dikasih sakit jangan kita lihat ke belakang.. mati hidup itu di tangan Tuhan, kalo Tuhan mau ambil sekarang bisa.. kita kan punya iman, Tuhan menghendaki sakit dulu ya sudah sakit ulu.. itu kan menjadikan kita dewasa.. kan selama ini kan aku tidak tau kayak gitu, gitu lho.. dulu tu neng grejo yo wis

Page 144: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

129

neng grejo.. selama ini saya jadi tau Tuhan menghendaki saya seperti ini tapi Tuhan akan mengembalikan keadaaan tapi ntah kapan saya nggak tau.. (RM/S2,W1)

f. Kesejahteraan

Diketahui bahwa bagi RM selalu berusaha mencapai kehidupan yang lebih

baik. RM merasa nyaman di lingkungannya namun keadaan keluarga RM yang

tergolong dalam keluarga dengan ekonomi bawah membuat RM belum merasakan

kesejahteraan seutuhnya. Kekhawatiran RM terhadap biaya sekolah anak-anak, biaya

pengobatan kemoterapi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari masih di rasa berat oleh

RM.

Selama aku kemo suamiku nggak kerja, Cuma mengandalkan gajiku.. padahal gaji ku itu berapa.. setelah potongan-potongan paling 700 ribu, buat mbayar SPP aja itu lho mbak sering nunggak.. sempet setahun itu nunggak mbak.. waktu itu aku mikir ke bank, akhirnya Cuma dapet lima juta mbak.. buat mbayar uang gedung anak ku yang besar masuk SMP.. itu yang SPP anak ku yang ke dua belum bisa kebayar lho mbak.. Tapi saya bersyukurnya guru-guu itu tau kalo anak-saya belum bisa bayar SPP itu guru-guru tau.. (RM/S2,W1)

g. Persepsi Individu terhadap Kualitas Hidup

RM menyoroti kualitas hidup dalam dua sudut pandang. Sudut pandang

pertama, menurut RM kualitas hidup adalah perannya sebagai makhluk sosial, yaitu

kemampuan seseorang untuk tetap memberi motivasi bagi orang lain agar bersemangat

dalam menjalani hidup di tengah keadaan dan keterbatasan yang di milikinya.

berkualitas itu mungkin dalam keadaan seperti ini aku masih bisa memotivasi orang lain yang sama kayak aku biar mereka tetep semangat.. (RM/S2,W16)

Sudut pandang yang kedua, RM menuturkan kualitas hidup dari sisi pekerjaan.

RM mndeskripsikan seseorang yang berkualitas dalam hidupnya adalah seseorang

Page 145: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

130

yang tidak puas dengan satu pekerjaan saja. Beberapa kali RM sempat tidak puas

dengan suaminya yang sering berganti pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan tetap,

namun RM kemudian menyadari bahwa kemampuan dan talenta masing-masing

pribadi tidak sama.

Kalo aku melihat itu.. royal kerja, katakanlah pekerja keras, kadang aku punya rasa kecemburuan, dalam arti.. temenku, suaminya itu sudah punya pekerjaan tapi dia gak puas dengan satu pekerjaan, dia cari pekerjaan sambilan lain lagi.. batinku kenapa sih kok suamiku gak bisa kayak gitu sih?tapi tak kembalikan lagi.. ohh mungkin talenta dan kemampuan seseorang itu kan beda.. kalo menurut aku sendiri kita kan gak boleh pasrah dengan keadaan yang seperti ini.. punya keiginan, punya mimpi tapi untuk melangkahnya kesana tu lho yang aku sendiri enggak ngerti.. aku nggak tau apakah hidupku itu berkualitas tapi dari keluarga ku sendiri selama aku sakit kan aku gak pernah minta uang buat pengobatan, aku sendiri juga tidak mau cerita, ya mungkin menurut saya, orang yang berkualitas ituu dia tidak puas dengan satu pekerjaan.. (RM/S2,W17)

RM menuturkan bahwa kondisi ekonomi keluarganya sangat mempengaruhi

kualitas hidupnya. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan suami RM yang tidak

memberikan penghasilan yang tetap. Sumber dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari, biaya pengobatan dan biaya sekolah anak-anak seluruhnya menjadi tanggungan

RM. RM merasa khawatir apakah gaji yang di terimanya akan cukup untuk kebutuhan

keluarganya.

Untuk sekarang iya.. karena kan sumber untuk dana kan cuma aku tok mbak.. setelah suami kena PHK dan tante sakit ekonominya jadi morat marit mbak.. (RM/S2,W21) ... Rasa kuatir ku ada, dengan gaji segini, makanku gimana... karena suamiku kan gak mesti dapet penghasilan.. (RM/S2,W7)

3. Aspek Sosial

a. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal RM dengan keluarga sangat baik. RM mengaku di

dalam keluarga sangat dekat dengan suami dan anak-anaknya. RM merasa bahwa

Page 146: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

131

suami adalah orang yang paling mengertinya, di segala situasi dan keterbatasan

kondisinya suami RM selalu mengertinya.

Kalo aku kebahagiaan itu dari keluarga.. dalam arti hubungan keluarga, kebahagiaan itu pada saat semua keluarga itu menyatu.. sering aku, suami dan anak-anak ku itu ngumpul, nggoda-nggodani si kecil,, di uyel-uyel.. itulah yang jadi acuan aku untuk hidup. Anak-anak ku itu masih membutuhkan aku.. jadi kalo pas ngumpul ada satu yang gak ada itu pasti pada nyari.. itulah yang menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan semangat buat saya.. ternyata mereka masih membutuhkan saya.. (RM/S2,W14)

Hubungan RM dengan sahabat dan teman-temannya cukup baik. RM memiliki

banyak teman. Hasil observasi menunjukkan bahwa RM adalah orang yang ramah dan

suka tersenyum, setiap melayani pasien selalu memberikan perhatian dan dukungan

pada pasien tersebut. RM menceritakan punya beberapa sahabat di lingkungan

pekerjaan yang berprofesi sama.

Hubungan RM dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya juga tergolong

baik. RM mengaku bahwa tetangga-tetangga RM tahu bahwa RM adalah penderita

kanker. RM tetap mendapatkan perhatian dan diperlakukan dengan baik oleh orang-

orang sekitar tempat tinggalnya. Walaupun RM mengaku jarang keluar rumah karena

kadang sepulang bekerja sudah sangat capek tetapi RM mengaku tetap berhubungan

baik dengan lingkungan sekitarnya dan tetangga-tetangga RM pun beberapa kali

menunjukkan perhatian dengan mengunjungi RM di rumah.

terus aku kan punya sahabat kebetulan di ruang anggrek ya kami deket sering cerita-cerita, dia dukung aku juga.. (RM/S2,W1)

Enggak sih, ya tetangga depan rumah kalo ketemu,, udah sembuh ya? Yaa... sehat yaa... tante jarang keluar sih.. tapi mereka memberi dorongan semangat lah.. kadang mereka datang, jenguk ke rumah sakit.. kalo mencibir itu enggak.. bapak-bapak mendukung.. (RM/S2,W9)

Page 147: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

132

b. Dukungan sosial

RM tidak menyembunyikan kondisi penyakitnya kepada orang lain. Semua

keluarga, teman kerja RM, teman gereja dan tetangga RM mengetahui bahwa RM

adalah penderita kanker payudara. Pada umumnya semua orang bersikap positif

terhadap RM. RM mendapat dukungan dari semua pihak yang mengetahui

keadaannya.

Keluarga inti memberi dukungan sangat besar terhadap RM dalam menghadapi

penyakitnya. Suami RM dengan setia merawat dan menemani RM menjalani

pengobatan. Anak tertua RM memberi dukungan dengan cara membantu pekerjaan

rumah yaitu mencuci pakaian. Anak bungsu RM sangat perhatian dan memberi

semangat dengan memijat RM saat sedang lelah, dan merawat RM melewati masa

setelah kemoterapi. Anak terkecil RM tidak sungkan membersihkan muntahan dari

mamanya karena efek kemoterapi. RM sangat berbahagia karena suami dan anak-

anaknya sangat mendukung RM dan tidak pernah lupa mendoakan RM.

Keadaan kontras ditunjukkan dari keluarga besar RM, keluarga besar RM tidak

memberikan dukungan terhadap RM karena RM tidak menjalani saran pengobatan

yang dianjurkan oleh keluarga besar RM. Menurut RM, keluarganya bersikap acuh

terhadap keadaannya kecuali ibu kandung RM.

tapi semenjak tante sakit gak kerja.. ya itu januari sampe juni itu gak kerja, aku sendiri kalo habis kemo gak bisa apa-apa.. dia yang mendampingi aku dia yang support aku.. (RM/S2,W6)... aku bersyukurnya ya anak-anak mau menerima keadaan (RM/S2,W7)

.. lebih yakinnya lagi.. itu semenjak aku sakit.. aku bilang tolong mama di doa’ke.. walaupun saya gak tau kapan mereka doain saya tapi saya tau bahwa mereka pasti mendoakan saya, saya sedang dipijetin kalo pas lagi capek, jadi mereka kan perhatian to mbak sama saya.. pas saya kemo itu pernah ada kejadian suami harus pergi ke Salatiga buat rapat gereja.. akhirnya anak ku sing kecil di pamit’ke dari sekolah. Si kecil itu nungguin aku

Page 148: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

133

kemo lho mbak, aku muntah itu dia yang buang muntahanku.. tanganku di pijeti sambil bilang.. “Ma, semangat ya ma...” itu hatiku yaampun rasanya.. anak ku perhatian banget sama aku.. itu kan kebahagiaan tersendiri buat aku.. (RM/S2,W15)

Kebetulan mungkin keadaanku lagi capek atau gimana, kemo yang kelima itu aku mau menyerah.. tapi kembali lagi.. suami dan anak-anak ku yang menguatkanku, anak-anakku itu bilang.. mah Semangat! tinggal satu langkah lagi masa mamah meh menyerah? Anak ku yang kecil itu pinter.. nyemangati aku.. ngerawat aku..Kebetulan keluarga besarku nggak mendukung apa kemo mereka nyalahin aku karena gak alternatif aja.. kan lebih ringan.. tapi ibu ku dating kesini, ngerawat.. kalo abis kemo itu kan aku muntah.. tapi aku seneng punya suami sing sayang sama aku,, selama aku sakit itu suamiku nggak kerja lho mbak, ngerawat aku (RM/S2,W1)

RM juga mendapatkan dukungan dari teman kerja, dokter, tetangga sekitar

rumah bahkan guru-guru anaknya. RM menuturkan para tetangga beberapa kali

sempat mengunjunginya di rumah dan jika bertemu pasti menanyakan kabar RM.

Guru-guru anak RM yang mayoritas mengenal RM juga menunjukkan perhatiannya

terhadap RM. RM juga bersyukur dengan motivasi yang selalu diberikan oleh dokter

yang merawatnya.

terus aku kan punya sahabat kebetulan di ruang anggrek ya kami deket sering cerita-cerita, dia dukung aku juga.. Guru anak-anak kan mayoritas kenal.. anak-anak dapet support dari gurunya.. mesti nanyake saya , gimana mama sudah sembuh? Sudah bu tinggal pengobatan aja.. bilang sama mama nggak boleh capek-capek.. sampe sekarangpun masih ada yang peduli dengan aku.. (RM/S2,W7)

ya tetangga depan rumah kalo ketemu,, udah sembuh ya? Yaa... sehat yaa... tante jarang keluar sih.. tapi mereka memberi dorongan semangat lah.. kadang mereka datang, jenguk ke rumah sakit.. kalo mencibir itu enggak.. bapak-bapak mendukung.. (RM/S2,W9)... Ya.. setelah saya kemo kan saya jadi gak seaktif dulu mbak.. RT engga.. RW juga engga... mayoritas semua mendukung saya, selama saya gak aktif kok saya juga perhatiin kegiatan RT juga jadi nggak aktif, selama aku kemo 6 bulan ini ya nggak ada kegiatan itu.. .. (R/S2,W10) dokter bilang ya semoga gak sampe lima tahun ya mbak reta.. dengan dorongan kayak gitu aja udah bikin aku semangat.. aku bersyukur dengan semangat dari dokter.. (RM/S2,W5)

Page 149: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

134

c. Hubungan seksual

Penyakit yang di derita RM tidak ada pengaruh penyakit kanker payudara

terhadap kehidupan seksual RM. RM menerangkan bahwa hal ini karena sumber atau

letak penyakit RM bukan di organ intim utama seorang wanita.

Enggak.. kan yang sakit bukan organ intim seksualnya nok.. (RM/S2,W23)

d. Aktivitas sosial

RM mengalami halangan dalam beraktivitas di lingkungan sosialnya. RM

mengaku tidak bisa aktif seperti sebelum sakit karena keadaan fisik RM yang tidak

memungkinkan untuk terlalu lelah, RM masih datang dalam aktivitas sosial namun

hanya sesekali. RM merasa sakit jika terlalu lama duduk. Di samping itu RM juga

terkadang masih merasa malu dengan keadaan dirinya.

Pada dasarnya, RM mengaku senang terlibat dalam aktivitas sosial karena

dalam organisasi RM dapat mendapatkan informasi baru dan pengalaman, namun

keadaan fisiknya yang membuat RM tidak bisa maksimal. RM menuturkan

ketidakhadirannya dalam kegiatan RT atau RW mempengaruhi para tetangganya

karena dahulu RM berperan sebagai bendahara RT.

yaaa mempengaruhi juga sih,, misal aku duduk lama gini aku gak bisa, ada pengaruhnya juga.. di sisi lain rasa kemanusiaanku.. rasa malu itu kan juga ada.. misalnya mau kumpul sama ibu-ibu PKK gitu kan aku jadi malu padahal mereka juga nggak papa.. terus yang ke dua, nanti jatahnya PKK aku masuk kerja atau habis kemo jadi gak bisa dateng.. aku sebenernya sih kepengen, aku suka tapi kan gak bisa ikut terus, pada dasarnya aku suka organisasi begitu karena kan kita bisa nambah pengalaman, yang awalnya gak tau jadi tau.. ( (RM/S2,W12)

Ya.. setelah saya kemo kan saya jadi gak seaktif dulu mbak.. RT engga.. RW juga engga... mayoritas semua mendukung saya, selama saya gak aktif kok saya juga perhatiin kegiatan RT juga jadi nggak aktif, selama aku kemo 6 bulan ini ya nggak ada kegiatan itu.. (RM/S2,W10)

Page 150: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

135

4. Lingkungan

a. Kebebasan

Kebebasan dalam hal menentukan prinsip-prinsip dalam hidup serta keputusan

yang harus diambil dari setiap hal yang dialami dalam hidup telah diungkapkan RM

dengan mengungkapkan bahwa dirinya memiliki prinsip dan kebebasan untuk memilih

metode pengobatan apa yang akan dijalaninya walaupun hal ini akan menentang

seluruh keluarga besarnya. Keputusan RM untuk memilih program pengobatan medis

adalah wujud kebebasan yang dimilikinya untuk menentukan hidupnya. RM mendapat

dukungan sepenuhnya dari keluarga inti dan teman-teman sekerjanya. Kebebasan yang

diperoleh subyek diseimbangkan dengan sikap tanggung jawabnya untuk selalu

menjaga kesehatannya.

... terus keluargaku gak dukung, aku di suruh coba paket herbal.. saya sempat mencoba tiga hari.. terus aku kan punya sahabat kebetulan di ruang anggrek ya kami deket sering cerita-cerita, dia dukung aku juga.. katanya aku ditanyain pak benny.. “mbak Reta udah masuk operasi belum?” gitu.. terus obat herbalnya tak tinggal aku njalani pengobatan sama pak benny (RM/S2,W1)

b. Keselamatan fisik dan keamanan

RM mengungkapkan bahwa lingkungannya adalah tempat yang nyaman. RM

menyebut rumah adalah sumber kebahagiaan untuk dirinya karena disana RM bisa

berbagi kegembiraan dengan suami dan anak-anaknya. RM sangat menikmati saat

bersama dengan orang-orang yang dikasihinya.

Sejak tahun 1991.. aman sih.. ini rumah orang tua suami dulunya.. nyaman.. (RM/S2,W11)...

kebahagiaan itu pada saat semua keluarga itu menyatu.. sering aku, suami dan anak-anak ku itu ngumpul, nggoda-nggodani sing kecil,, di uyel-uyel.. itulah yang jadi acuan aku untuk hidup. Anak-anak ku itu masih membutuhkan aku.. jadi kalo pas ngumpul ada satu yang gak ada itu pasti

Page 151: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

136

pada nyari.. itulah yang menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan semangat buat saya.. (RM/S2,W14)

4.4.2.3 Kualitas Hidup Subyek RM pada pandangan Informan Pertama

IDENTITAS INFORMAN PENDUKUNG

Nama : Sumiarsih (Teman Kerja RM)

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : D3

Agama : Kristen

Umur : 47 tahun

Kode Informan : SM/IP1-S2

Pekerjaan : Bidan

Alamat : Sayung, Semarang

Informan telah mengenal RM kurang lebih sepuluh tahun yang lalu. Informan

menyatakan bahwa RM awalnya mengetahui bahwa ada benjolan di payudaranya,

setelah proses konsultasi dengan dokter diketahui bahwa benjolan tersebut adalah

kanker. RM dinyatakan menderita kanker dan harus menjalani serangkaian proses

pengobatan. RM harus menjalani kemoterapi sebanyak enam kali dan pengobata

lanjutan lainnya. Informan menyebutkan efek yang ditimbulkan oleh pengobatan

kanker yang juga dialami oleh RM.

Wahhh wis suwi.. sepuluh tahunan yak’e.. wong isik tante daripada mama kok. Tante mungkin wis 20 tahunan ng Panti Wilasa.. mama kan gek ntes.. (SM/IP1-S2, W1)Yo dari cerita-cerita temen-temen, cerita tante dewe kok ada benjolan neng payudara.. terus konsultasi dokter benny, biopsy bar kui langsung kon operasi.. ternyata kanker terus pengobatan dilanjutkan. Kemoterapi buat mematikan sel-sel nya.. takutnya daripada terjadi penyebaran kan mending di antisipasi lebih dini. Kanker Nek awal kudu di kemo, tapi nek wis lanjut harus di radiasi. Kemoterapi kui dimasukkan obat kemo diinfus,

Page 152: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

137

reaksine obat kemo biasane terasa panas, efek mual dan muntah yang luar biasa.. kemo itukan dimatikan sel-sel kankernya, biasanya juga mematikan sel-sel yang dilewati atau yang ada disekitarnya, jadi daya tahan tubuhnya rendah. Kalo ada yang masuk lagi sakit atau flu aja, pasien kankernya bisa ketularan, soale kekebalan tubuhnya sedang lemah. (SM/IP1-S2, W2) Menurut informan, RM memiliki banyak teman di tempat kerja, semuanya

mengenal RM dengan baik. RM dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. RM juga

memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai kesembuhan. Semua teman RM tahu

keadaan RM yang menderita kanker. Teman-teman RM memberikan perhatia dan

dukungan untuk RM tetap kuat dan agar mau menjalani pengobatan. Informan

menjelaskan bahwa efek pengobatan kemoterapi membuat RM sangat membutuhkan

dukungan dari orang-orang disekitarnya.

Yo nek sak rumah sakit koncone kabeh, sak grejo koncone kabeh.. ngono to yo.. kalo udah lama kebanyakan kenal, gak kenal itu misalnya dia pegawai baru.. yo paling ngerti wonge tapi rak ngerti jenenge, tapi nek sak rumah sakit yo kenal. Orange ki yo baik, ramah, kuat, semangatnya tinggi buat sembuh. . (SM/IP1-S2, W3) Dukungane yo mensuport.. support supaya mau menjalani pengobatan, kemoterapi itu kan berat.. misal kalo sampe gak mau kemo, lha nanti anak-anak piye.. anak-anak kehilangan ibu, suami kehilangan istri, fungsi dalam keluarga kan timpang tapi nek menjalani pengobatan kan misal keberhasilan tinggi, berarti kan harapan hidupnya juga tinggiKebanyakan orang itu menganggap kanker gak ada obatnya, padahal kan pengobatan sudah maju, jadi metode sudah banyak dikembangkan. Nek mbiyen pengobatan kanker pasien harus pake penutup kepala sampai ke kaki semuanya tertutup, sekarang kan enggak, ya karena metode kedokteran sudah maju. Itu karena kanker kan pembunuh nomer sekian di Indonesia atau Dunia, jadi semakin dikembangkan. Padahal banyak pasien kanker yang bisa sembuh, contoh orang terkenalnya tu Shahnaz Haque itu kan kanker rahim dulu, menjalani kemoterapi juga.. akhirnya juga sembuh, jadi.. salah nek bilang kanker gabisa sembuh.. bisa..Makanya itu kenapa penderita kanker sangat butuh dukungan dari keluarga. Soalnya efek pengobatannya sangat menyakitkan. (SM/IP1-S2, W4)

RM harus menjalani kemoterapi sebanyak enam kali dan pengobatan lanjutan

yang diatur oleh dokter. RM mendapatkan keringanan dari obat kemoterapi yang

digunakannya. Rumah sakit tempatnya bekerja memberikan keringanan biaya separuh

Page 153: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

138

karena harga obat kemoterapi yang mahal. Informan menjelaskan bahwa pekerjaan

suami RM tidak tetap. Hal ini mungkin membuat ekonomi keluarga RM sedikit sulit.

Biasane enam kali terus minum obat buat meningkatkan daya tahan tubuh to dek.. (SM/IP1-S2, W8)Ditanggung RS sebagian karena kemoterapi kan obatnya mahal. Orang tuane juga jarene kanker juga kan.. yang ditinggali itu rumahnya orang tuanya. Tante kui pernah cerita udah bikin rumah di daerah dokter cipto, tapi belum ditempati, jadi masih di rumah yang lama itu. (SM/IP1-S2, W5) Duh kerja apa ya.. Karyawan swasta lepas kayaknya.. jadi yo penghasilannya gak tetap. (SM/IP1-S2, W6)

Informan mendefinisikan kualitas hidup sebagai hidup yang berfungsi dengan

baik. Menurut informan seseorang yang memiliki kualitas hidup memiliki kriteria

diantaranya mampu bersosialisasi, memiliki fisik dan mental yang baik dan mampu

mengerjakan pekerjaan dengan baik. Contoh yang diungkapkan informan adalah jika

profesi seseorang adalah perawat, perawat tersebut masih mampu untuk bekerja.

Informan menganggap RM adalah seseorang yang memiliki kualitas hidup yang

positif. Hal ini dikarenakan, dengan kondisi RM sebagai penderita kanker, RM mampu

bekerja dan masih memiliki mobilitas yang tinggi.

Kualitas hidup kui yo.. hidup yang bisa berfungsi secara baik.. (SM/IP1-S2, W9) Bisa bersosialisasi baik, fisiknya baik, mentalnya baik, bisa mengerjakan pekerjaan baik, gak terganggu, kalo perawat yo bisa dinas.. (SM/IP1-S2, W10) Ya... kalo untuk penderita kanker, masih bisa seperti itu.. termasuknya baik...wong masih bisa kerja.. bisa kemana-mana.. yo termasuk baik (SM/IP1-S2, W11)

4.4.2.4 Kualitas Hidup Subyek RM pada pandangan Informan Kedua

IDENTITAS INFORMAN PENDUKUNG

Nama : Bp. Daud (Suami RM)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Page 154: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

139

Agama : Kristen

Umur : 40 tahun

Kode Informan : DD/IP2-S2

Pekerjaan : Wirausaha

Alamat : Jl.Citarum, Semarang

Informan menyatakan bahwa RM sudah menderita kanker selama kurang lebih

satu tahun yang lalu. Ada dua benjolan di payudara RM sebelah kanan. RM sempat

merasa khawatir dengan keadaannya, ada ketakutan yang dihadapi RM saat

mengetahui bahwa ada sel kanker dalam tubuhnya. Setelah RM berkonsultasi kepada

dokter, RM langsung menjalani operasi dan saat ini sudah enam kali menjalani

kemoterapi.

Sekitaran setahun lalu kayaknya ya.. duh lupa-lupa inget saya.. yaa.. tahun 2011 tengah atau akhir gitu kayaknya..Saat itu ya tante cerita kok ada dua benjolan dipayudaranya yang kanan, dua katanya.. lha terus ya udah konsultasi dokter, biopsy, terus dioperasi sekalian..(DD/IP2-S2,W1) Ya namanya orang dapet vonis kanker ya kaget ya.. sempat takut, khawatir juga, apa nanti terus payudaranya diangkat semua.. atau gimana.. (DD/IP2-S2,W2) Saat itu ya rasanya kaget semua, gak menyangka kok ada penyakit itu. Tapi ya sudah, yang penting segera ditangani saja dulu. (DD/IP2-S2,W1) tapi kata dokter kan masih stadium awal.. jadi tidak perlu diangkat, dibersihkan aja, terus kemo.. ini sudah jalan berapa kali ya.. kayaknya enam kali kemo.. Puji Tuhan (DD/IP2-S2,W2)

Dokter menyatakan bahwa kanker subyek pada stadium satu. Suami RM selalu

berusaha menemani RM saat sedang menjalani pengobatan. Ada kekhawatiran yang

dirasakan subyek terutama tentang datangnya kematian. RM merasa bahwa anak-

anaknya masih sangat membutuhkan perhatian darinya. Informan menyatakan bahwa

saat menjalani kemo kelima RM mengalami kondisi yang menurun, RM sempat

hampir putus asa, tapi dukungan dari anak-anak RM membuatnya kembali bangkit dan

Page 155: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

140

bersemangat menjalani hidup.

Iya.. Biasanya sama saya.. ya saya usahakan buat selalu temenin dia.. kasian kalo sendirian, anak-anak kan sekolah, ya saya ngalahi beberapa waktu berhenti kerja, ya buat ngurusin tante dirumah.. (DD/IP2-S2,W5) Ya ngerasa khawatir dan takut itu pasti ya.. apalagi anak-anak masih kecil.. gimana nanti kalo ada apa-apa.. kalo nanti saya nikah lagi, terus anak-anak gak ada yang ngurusin.. (DD/IP2-S2,W4) Oh iya... waktu kemo kelima kondisinya kan drop.. rambutnya sudah botak itu.. tapi ya saya sama anak-anak berusaha kasih semangat akhirnya bangkit lagi terus mau lagi kemo yang keenam. Ya kalo abis kemo gitu kasian ya, badannya lemah sekali, muntah-muntah.. gak bisa kerja,hanya tiduran. Puji Tuhan sekarang sudah keliatan sehat. (DD/IP2-S2,W3) RM tidak menyembunyikan kondisinya dari orang-orang lain. RM sudah dapat

menerima kenyataan bahwa dirinya adalah penderita kanker. Informan

mengungkapkan bahwa kemungkinan penyakit RM berasal dari faktor genetik, orang

tua RM meninggal karena kanker usus. Suami dan anak-anak RM mendukung RM

sepenuhnya, tetapi keluarga besar RM tidak demikian, keluarga besar RM cenderung

acuh dengan keadaan RM. Suami dan anak-anak RM selain memberi semangat, juga

saling membantu tugas pekerjaan rumah untuk meringankan beban RM. Lingkungan

sekitar RM mendukung dan memberi perhatian kepada RM untuk tetap kuat

menghadapi penyakitnya.

Ya tahu, gak di tutup-tutupin kok, (DD/IP2-S2,W13) Kalo menerima ya sudah.. di syukuri saja semuanya (DD/IP2-S2,W8) Iya.. kebetulan bapak mertua itu kanker usus..baru meninggal beberapa bulan lalu, tap itu bapak ketauannya udah telat, jadi ya penanganannya agak terlambat. (DD/IP2-S2,W9) Kalo keluarga besar enggak terlalu mendukung.. karena dulu sempat berhenti dari pengobatan yang disarankan keluarga, jadi mereka agak-agak cuek sama kondisi tante sekarang.. paling ibuk yang pernah kesini, nengok dan bantu ngerawat tante.. kalo saya dan anak-anak berusaha sebaik mungkin untuk merawat tante. Ya anak-anak saya secara nggak langsung jadi mandiri semua, kadang makan masak sendiri, yang besar walaupun laki-laki tapi mau nyuci baju.. yang cewek bersih-bersih.. ya mereka ikut semangatin tante sih. (DD/IP2-S2,W7)

Ya tahu, gak di tutup-tutupin kok, kan ya kemarin tante sempat rontok semua rambutnya, jadi secara gak langsung pasti juga tahu.. (DD/IP2-

Page 156: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

141

S2,W13) Ya mendukung, dateng ke rumah, kasih semangat.. biar tante kuat menghadapinya.. (DD/IP2-S2,W14)

RM menjadi pribadi yang lebih sensitif dari biasanya. RM peraya diri dengan

rambutnya yang sudah tumbuh kembali setelah sempat memakai rambut palsu karena

kemoterapi membuat seluruh rambutnya rontok. RM menjadi lebih mendekatkan diri

kepada Tuhan dengan rajin beribadah dan mengikuti kegiatan rohani. Keadaan

fisiknya yang mudah lelah memang sedikit mempengaruhi aktivitas rohani RM di luar

rumah. Menurut informan, penyakit RM juga mempengaruhi aktivitas seksualnya

dengan pasangan. Hal ini dikarenakan pasangan merasa tidak tega kepada RM yang

sakit.

Lebih sensitif.. (DD/IP2-S2,W12) Sempat ngomong.. “Pah.. aku isin gak punya rambut gini, nek di delok kok aneh..ter’ke neng salon yok? Aku tak bikin rambut palsu”.. ya akhirnya saya anter ke salon, terus bikin rambut palsu.. sempet beberapa bulan pakai rambut palsu.. terus sekarang sudah tumbuh rambut aslinya, udah makin PD aja.. (DD/IP2-S2,W15) Ya semenjak sakit, tentunya tante lebih berserah kepada Tuhan.. ke gereja, tapi karena keadaan yang gampang capek jadi jarang ikut pelayanan lagi.. paduan suara masih ikut tapi kalo ya pas saya dirumah jadi biar bisa bareng.. (DD/IP2-S2,W20)

kayak gitu itu pasti kan, orang melakukan kayak gitu kan sama-sama senang.. kalo kayak gini kan bukan cuma yang kanker aja yang merasakan, tapi om juga merasakan perubahan, om yang liat sakitnya kan merasa kasian, apalagi ya itu penting tapi lebih penting kesembuhan tante lah.. hahaha (DD/IP2-S2,W16)

Informan mengungkapkan bahwa RM berarti segalanya untuknya dan anak-

anak mereka, oleh sebab itu keluarga mengusahakan kesembuhan RM semaksimal

mungkin. RM dan keluarga sudah tinggal sejak lama di rumah yang sekarang mereka

tinggali. Keluarga adalah sumber kebahagiaan bagi RM. Informan mengungkapkan

kualitas hidup adalah terpenuhinya semua kebutuhan dan adanya keseimbangan dalam

segala aspek kehidupan. Menurut informan, RM termasuk kriteria seseorang yang

memiliki kualitas hidup positif.

Page 157: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

142

Wah ya segalanya buat saya ya.. buat saya, buat anak-anak.. pasti sangat berarti.. saya sama anak-anak sayang sama tante, kadang nggak tega kalo tante pas sakit gitu.. kami berusaha semaksimal mungkin lah untuk berobat (DD/IP2-S2,W18) Sudah sejak kecil, kan ini peninggalan dari orang tua. (DD/IP2-S2,W17) Ya.. bersama keluarga dan melihat anak-anak tumbuh besar itu membahagiakan buat kami.. (DD/IP2-S2,W19)

Ya saat semua kebutuhan hidup tercukupi dan seimbang, baik sandang, pangan, papan, papan, kasih sayang keluarga, sosial, kehidupan rohani juga Jadi kalo kaya tapi banyak musuhnya banyak, korupsi.. ya gak berkualitas. (DD/IP2-S2,W21) Ya... walaupun kami bukan orang kaya, tapi ya cukup.. Tuhan selalu mencukupkan.. Puji Tuhan. (DD/IP2-S2,W22)

4.4.2.5 Kualitas Hidup Subyek RM dalam Pandangan Informan Ahli

IDENTITAS INFORMAN AHLI

Nama : dr.Benny Issakh, Sp.BT

Status : dokter subyek RM

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 51 tahun

Kode Informan : BI/IH-S2

Alamat : Semarang

Pekerjaan : Dokter

Informan menjelaskan tentang RM penelitian dan cara RM menyikapi penyakit

yang di derita dan menjalani program pengobatan yang sudah ditetapkan. RM, di mata

informan, memiliki semangat yang kuat untuk sembuh. Informan menyatakan bahwa

RM menjalani program kemoterapi dengan tertib dan baik. Sampai saat ini RM sudah

menjalani kemoterapi yang keenam. Informan mengatakan mungkin pengobatan akan

berlanjut hingga lima tahun ke depan. RM memiliki anti bodi yang mampu melawan

keganasan kanker di tubuhnya.

dia sangat semangat dan kuat menjalani rangkaian kemoterapi... ini sudah berlangsung lima atau enam kali gitu.. (BI/IH-S2,W4) Kalo keadaannya

Page 158: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

143

sekarang sudah sangat baik, kemoterapi tinggal beberapa kali lagi, sehat.. tinggal melanjutkan pengobatan, tapi memang kemungkinan dalam jangka waktu lima tahun ke depan masih akan menjalani pengobatan, ya mudah-mudahan engga sampe lima tahun.) Tubuhnya punya imunitas yang baik yang bisa lawan keganasan sel kanker yang ada di tubuh R jadi ini ya sangat baik ya.. gak semua penderita punya imun seperti dia. (BI/IH-S2,W7

Informan ahli mendefinisikan kualitas hidup adalah kondisi seseorang yang

mandiri. Kemandirian berarti tidak bergantung pada orang lain untuk melakukan

aktivitasnya sehari-hari. Informan memberikan penjelasan bahwa kemandirian ini

meliputi kesanggupan seseorang melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya ke kamar

mandi. Menurut informan, RM adalah seorang yang memiliki kualitas hidup yang

positif dalam hidupnya. Di tengah kondisi fisiknya yang sakit, RM masih mampu

bekerja sebagai asisten perawat dan tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk

beraktivitas.

Hmm.. kualitas hidup, kalo dalam bidang kesehatan.. yaa.. orang yang hidupnya berkualitas itu orang yang dalam melakukan aktivitas tidak bergantung dengan bantuan orang lain..Artinya.. kalo ke kamar mandi aja dia harus di anter dan di tolong orang lain itu enggak berkualitas(BI/IH-S2,W3)

Ohhh iya.. pasti.. dia masih bisa bekerja, dia tidak perlu bantuan orang lain.. Subyek R masih kerja jadi asisten doker.. (BI/IH-S2,W4)

4.4.2.6 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup subyek RM

Kualitas hidup RM dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain spiritualitas,

dukungan sosial dan kesejahteraan. Penerimaan diri RM terhadap penyakitnya erat

kaitannya dengan hal hubungannya dengan Tuhan. Ada perjalanan spiritual yang

dilalui RM, yang membuat RM merasakan perubahan dalam dirinya. RM menjadi

lebih memaknai hal peribadahan yang dilakukannya. RM berserah mengenai penyakit

dan masa depannya kepada Tuhan. Hal ini membuat RM dapat bersyukur untuk setiap

hal terbaik yang Tuhan berikan kepada RM. Dukungan sosial terutama yang berasal

Page 159: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

144

dari suami dan anak-anaknya memberi kebahagiaan tersendiri bagi RM, RM merasa

bahwa dirinya berharga untuk orang lain.

... terus sekarang tiap ikut perjamuan kudus rasa hatiku itu lain gitu lho..hatiku itu juga sakit gitu lho.. kenapa sih aku sakit seperti ini.. terus kalo aku inget Tuhan Yesus di salib kan aku jadi inget, sakit ku kan sudah di tebus sama Tuhan Yesus dengan bilur-bilurnya aku sudah sembuh.. tapi sekarang aku merasa kayak sakit ku itu bener-bener sudah sembuh di ambil sama Tuhan. Sesudah aku menjalani kemo, setiap aku perjamuan kudus, aku pasti nangis mbak, padahal dulu aku gak seperti itu.. aku jadi pengen’e gini mbak, kalo aku dikasih sakit jangan kita lihat ke belakang.. mati hidup itu di tangan Tuhan, kalo Tuhan mau ambil sekarang bisa.. kita kan punya iman, Tuhan menghendaki sakit dulu ya sudah sakit ulu.. itu kan menjadikan kita dewasa.. kan selama ini kan aku tidak tau kayak gitu, gitu lho.. dulu tu neng grejo yo wis neng grejo.. selama ini saya jadi tau Tuhan menghendaki saya seperti ini tapi Tuhan akan mengembalikan keadaaan tapi ntah kapan saya nggak tau.. (RM/S2,W1)

.. lebih yakinnya lagi.. itu semenjak aku sakit.. aku bilang tolong mama di doa’ke.. walaupun saya gak tau kapan mereka doain saya tapi saya tau bahwa mereka pasti mendoakan saya, saya sedang dipijetin kalo pas lagi capek, jadi mereka kan perhatian to mbak sama saya.. pas saya kemo itu pernah ada kejadian suami harus pergi ke Salatiga buat rapat gereja.. akhirnya anak ku sing kecil di pamit’ke dari sekolah. Si kecil itu nungguin aku kemo lho mbak, aku muntah itu dia yang buang muntahanku.. tanganku di pijeti sambil bilang.. “Ma, semangat ya ma...” itu hatiku yaampun rasanya.. anak ku perhatian banget sama aku.. itu kan kebahagiaan tersendiri buat aku.. (RM/S2,W15) Pengetahuan dan pemahaman subyek terhadap penyakit yang dideritanya.

Pekerjaan RM mendorongnya untuk memiliki pengetahuan yang cukup terhadap

penyakitnya dan memilik pengobatan medis untuk kesembuhan penyakitnya. Konsep

kesejahteraan pada RM lebih dalam lagi diketahui hubungannya dengan faktor

ekonomi. RM secara lugas menuturkan bahwa hal yang secara umum mempengaruhi

kualitas hidupnya adalah faktor ekonomi. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama

lain.

Iya.. ya itu posisi suamiku kan nggak kerja, sedangkan aku sendiri kan masih punya utang.. dengan gajiku 700rb itupun kalo posisi nglembur.. selama sakit kan tante gak pernah nglembur.. itu sudah buat makan, sekolah, pinjem

Page 160: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

145

keluarga kan aku juga harus kembalikan. Aku sih bersyukurnya di rumah sakit kan dapet beras, tante sih prinsipnya yang penting anak-anak bisa makan.. aku bersyukurnya ya anak-anak mau menerima keadaannya. Guru anak-anak kan mayoritas kenal.. anak-anak dapet suport dari gurunya.. mesti nanyake saya , gimana mama sudah sembuh? Sudah bu tinggal pengobatan aja.. bilang sama mama nggak boleh capek-capek.. sampe sekarangpun masih ada yang peduli dengan aku.. sampe sekarang dengan gajiku yang di potong itu.. sekitar 500ribu, aku syukuri aku bisa makan.. kalo aku punya uang 10 ribu aja aku awet-awet aku belikan sayur buat anak-anak.

Sampai kemarin itu hatiku loro tenan mbak, anak ku yang pertama itu bilang mah mbok aku dibelikan motor.. rasanya aku sakit.. aku kerja sekian tahun ok aku gak bisa mbeli’ke.. pernah mbak besok tu anak-anak sekolah tapi aku sama sekali nggak punya uang, tapi adaaa aja berkat Tuhan.. Tuhan beri berkat lewat temen ku, 50 ribu. Rasa kuatir ku ada, dengan gaji segini, makanku gimana... karena suamiku kan gak mesti dapet penghasilan..

Kadang aku berpikir gini, temenku enak ya punya suami yang setiap bulan dapet penghasilan sedangkan aku aja, ya kadang dapet kadang enggak, tak syukuri.. semua nya kan dari Tuhan.. aku pernah iri sama temenku.. enak ya kapan sih aku merasakan seperti itu.. tapi aku sih sekedar pengen cukup.. aku pinjem saudara ku aja harus dikembalikan, sepeda motor itu hampir ditarik karena aku gak bisa mbayar, aku mikir terus nanti kerja suamiku piye.. tapi aku ya berserah aja lah. (RM/S2,W7)

4.4.3 Hasil temuan pada subyek penelitian ketiga (Subyek BG)

4.4.3.1 Profil, status kesehatan dan latar belakang “BG”

1. Keadaan Keluarga

BG adalah seorang pemuda berusia 29 tahun. BG adalah anak pertama dari dua

bersaudara, BG sangat dekat dengan keluarganya. Hubungan BG dengan keluarga

sangat baik walaupun jarang meluangkan waktu bersama orang tuanya di rumah

karena kesibukan. BG lebih banyak berinteraksi dengan adik perempuannya saat di

rumah. BG memiliki banyak teman yang sudah dianggapnya sebagai keluarga.

BG tinggal di lingkungan masyarakat mampu. Rumah BG tergolong baik dan

besar, rumah tersebut menyatu dengan tempat usaha BG. Kamar BG diatur sedemikian

rupa sehingga bisa digunakan untuk tempat kerja BG. Semua anggota keluarga dan

teman-teman BG tahu bahwa BG adalah seorang penderita kanker namun mereka

Page 161: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

146

tidak pernah mengucilkan BG, tetapi justru mereka sangat perhatian kepada BG.

Teman-teman BG datang mengunjungi BG saat sakit di rumah maupun di rumah

sakit. BG mengaku nyaman tinggal di lingkungan tempat tinggalnya.

Hubungan interpersonal yang baik dengan keluarga membuat BG mendapat

dukungan sepenuhnya baik dalam hal materi maupun mental. Dukungan dari keluarga

adalah salah satu hal penting bagi penderita kanker, hal tersebut akan membuat BG

merasa tidak sendirian dalam menjalani kehidupan ini. Ada banyak orang yang selalu

mengasihi dan memberikan semangat bagi BG khususnya untuk melawan

penyakitnya. Semangat juang yang tinggi dan disertai dukungan dari keluarga akan

membawa BG kepada kualitas hidup yang positif.

2. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi BG dan keluarga dapat digolongkan sangat mampu. Orang

tua BG masing-masing memiliki pekerjaan yang sangat baik. Jiwa wirausaha yang

dimiliki orang tuanya juga dimiliki oleh BG. Sebagai pemuda BG tergolong sukses

merintis usahanya. Sejak tahun 2004 subyek mendirikan usaha rental dan warnet di

rumah BG yang terletak di daerah pertokoan.

BG termasuk pemuda yang mandiri karena saat ini BG sudah mampu

membiayai kehidupannya sendiri. Penyakit BG awalnya cukup mempengaruhi

ekonomi BG walaupun BG berasal dari keluarga sangat mampu. Hal ini dikarenakan,

BG harus membeli obat dengan harga yang sangat mahal. Satu obat seharga Rp

250.000,00 sedangkan BG harus mengonsumsi obat tersebut sebanyak empat butir

setiap hari. BG mengaku berat pada awalnya, namun orang tua BG juga memberikan

bantuan dana untuk pengobatan BG. Saat ini pemerintah memberikan bantuan kepada

Page 162: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

147

pasien leukemia untuk mendapatkan obat dengan harga yang cukup terjangkau, BG

mendapatkan subsidi sebagian untuk pengobatan. Kekhawatiran yang lain muncul,

karena keberadaan obat tersebut juga sulit didapatkan. Faktor ekonomi dan sulitnya

mendapatkan obat-obatan yang diperlukan cukup mempengaruhi kesehatan BG. BG

akan merasa lemah atau bersalah jika lupa mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Kesehatan adalah salah satu aspek kualitas hidup seseorang.

3. Pergaulan

BG senang bersosialisasi dengan banyak orang. BG memiliki hubungan baik

dengan teman kerja dan teman-temannya, kebanyakan teman BG adalah teman semasa

SMA dimana mereka tergabung dalam organisasi paskibraka sekolah dan BG berperan

sebagai senior dalam organisasi tersebut. Hubungan BG dengan mereka tergolong

dekat karena BG juga sering membantu teman-temannya yang membutuhkan bantuan

atau pekerjaan. Karyawan tempat usaha BG adalah teman-teman BG sendiri. BG tidak

menyembunyikan kondisi penyakitnya kepada siapapun.

Semua orang yang mengenal BG tahu bahwa BG menderita kanker, namun

mereka tidak lantas mengucilkan atau menjauhi BG, tetapi justru mereka

menunjukkan perhatian dan dukungannya kepada BG dan keluarga. Perhatian dan

dukungan dari teman ditunjukkan dengan cara mengunjungi BG di rumah atau di

rumah sakit dan mengadakan doa bersama untuk BG.

BG memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang lain. BG sering

membantu teman-temannya yang datang ke rumah BG untuk bertukar pikiran

mengenai usaha yang sedang mereka rintis. BG memang bersemangat untuk mencoba

berwirausaha di bidang yang lain. BG selalu berusaha untuk membantu teman-

Page 163: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

148

temannya. Salah satu kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup adalah bahwa

seseorang tersebut memiliki perasaan empati terhadap orang lain. Empati tersebut

ditunjukkan BG kepada teman-temannya dengan cara membantu temannya untuk

mendapatkan pekerjaan.

4. Pendidikan dan pengetahuan tentang penyakit kanker

Pendidikan terakhir BG adalah Sarjana. Penyakit BG cukup mempengaruhi

aktivitas pekerjaannya, oleh karena itu, BG memutuskan untuk keluar dari pekerjaan

dan memilih untuk menjalankan usahanya sendiri di rumah. BG memiliki usaha rental,

warnet dan fotokopi di rumah. Setelah sakit, BG lebih nyaman untuk beraktivitas di

rumah yang berdampingan dengan tempat usahanya.

Pekerjaan BG yang lebih banyak dihabiskan di dunia maya dan internet

memudahkan BG untuk mendapatkan cukup banyak informasi mengenai penyakitnya.

BG tahu bahwa dirinya menderita kanker dan BG mencoba mempelajari apa yang

menyebabkan dan bagaimana cara menanganinya. BG melengkapi pengetahuannya

dengan berkonsultasi kepada dokter. Informasi yang didapatkan BG dari berbagai

sumber dipakai untuk memahami hal apa yang seharusnya dilakukan dan dihindari,

ini akan mendatangkan kebaikan terutama pada kesehatan BG. Keadaan tubuh yang

sehat pada akhirnya akan menciptakan kualitas hidup BG.

5. Keadaan psikologis

Mengetahui bahwa dirinya menderita kanker darah sempat membuat BG

terpukul. BG dinyatakan kanker pada akhir tahun 2011 dan telah menjalani beberapa

rangkaian pengobatan kanker selama beberapa bulan. BG tidak pernah

Page 164: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

149

menyembunyikan penyakitnya dari siapapun, semua orang terdekat BG tahu bahwa

BG menderita kanker.

Kenyataan bahwa BG menderita kanker cukup mempengaruhi kondisi

psikologis BG. Pada awalnya BG mengalami kegelisahan dengan keadaan tubuhnya

yang sering tidak prima, namun BG menerima kondisinya dengan ikhlas, BG

menyerahkan semuanya kepada Tuhan karena BG menganggap bahwa hanya Tuhan

yang bisa menolongnya dan BG meyakini bahwa semua penyakit pasti ada obatnya.

BG berusaha untuk tetap bersemangat dan tidak mengeluh dengan keadaan.

BG tabah dan menjalani hidupnya dengan apa adanya. BG bersyukur atas apapun yang

terjadi padanya dan sabar dalam menjalani setiap proses pengobatan. BG tetap merasa

dirinya berharga di mata orang lain walaupun dalam keadaan sakit. Hubungan

spiritualitas BG kepada Tuhan membawanya dalam tahap penerimaan diri yang sangat

baik. Seseorang yang memiliki kualitas hidup positif adalah seseorang yang

memahami dan memiliki penerimaan diri yang baik.

6. Perjalanan penyakit

BG menderita kanker sejak November 2010. Gejala awal diketahui adanya

penyakit tersebut adalah berat badan BG turun drastis, lemas dan demam. Awalnya

BG tidak menghiraukan gejala tersebut. BG hanya mengira bahwa BG terlalu lelah.

Kemungkinan penyakit BG sudah berlangsung sejak lama tetapi tidak terlalu dirasakan

oleh BG.

Awal diagnosis kanker pada BG diketahui saat BG menjalani tes pemeriksaan

kesehatan sesaat sebelum BG berangkat beribadah ke tanah suci. BG menjalani tes

Page 165: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

150

seluruh kesehatan, saat tiba melakukan tes darah, alat yang tersedia tidak dapat

membaca jumlah sel darah putih yang ada pada darah BG. Sel darah putih BG

melewati batas normalnya yaitu 758.000. Hasil ini kemudian di rujuk ke rumah sakit

untuk laboratorium selanjutnya. BG mencoba mencari sendiri seluruh informasi dari

internet, BG mencoba menghubungkan semua gejala yang dialami dengan hasil

pemeriksaan kesehatannya, seluruh informasi di internet menunjukkan ke arah

penyakit leukemia. BG berusaha mencari pendapat dari dokter dan beberapa waktu

kemudian BG dinyatakan menderita leukemia.

BG telah menderita kanker selama satu tahun lebih. BG memiliki penerimaan

diri yang baik. BG melakukan beberapa cara metode pengobatan tradisional namun

belum berhasil. Saat ini BG menjalani pengobatan dengan obat khusus leukemia

sebanyak empat tablet sehari yang harus diminum rutin tiap harinya. Keadaan BG saat

ini cenderung baik, saat dilakukan wawancara, jumlah leukosit BG sudah dalam angka

normal.

4.4.3.2 Hasil wawancara subyek penelitian ketiga (Subyek BG)

IDENTITAS INFORMAN UTAMA

Nama : Subyek BG

Status : Belum menikah

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Sarjana

Agama : Islam

Umur : 29 tahun

Kode Informan : BG/S3

Page 166: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

151

Alamat : Jl. Tlogosari no.36

Pekerjaan : Wirausaha

Status Penyakit : Kanker Darah Stadium satu

1. Aspek Fisik

a. Gejala fisik

BG dinyatakan menderita kanker darah stadium satu pada November 2010 lalu.

Beberapa gejala yang dialami BG antara lain adalah turunnya berat badan secara

drastis, panas tinggi, lemas, cepat lelah dan cepat ngantuk. BG mengaku awalnya tidak

mau untuk memeriksakan keadaannya ke dokter, BG kuatir jika mengetahui penyakit

yang sebenarnya BG akan memikirkan penyakitnya terlalu berat dan menjadi beban

untuk orang lain. Diketahui bahwa jumlah leukosit atau sel darah putih yang ada pada

darah BG jauh dari angka normal. BG mendapatkan keyakinan bahwa dirinya

menderita kanker darah setelah mencari informasi melalui internet.

Kalo saya merasa mulai drop itu sejak November, berat badan turun drastis, lemes, saya piker kan karena capek ya.. mungkin itu sudah berlangsung lama tapi enggak kerasa jadi ya biasa saja. Terus sampai suatu saat di paksa Dwi buat ke dokter, awalnya saya gak mau, takutnya nanti kalo ternyata sakit macem-macem malah kepikiran kan.. terus ditunggu aja nanti juga sembuh sendiri, terus dicoba pake obat tradisional ternyata juga gak mempan. Terus sambil saya menyiapkan mental saya menyiapkan asuransi dulu, Cuma terus kan nunggu sampai 30 hari, lha setelah 30 hari itu baru saya beranikan diri ke dokter. Kemarin kan sempat ada pemeriksaan di puskesmas, karena alatnya masih sederhana, hanya mencapai normalnya 170.000 leukositnya, nah alat nya gak mampu lagi mendeteksi leukosit saya, disitu tulisannya Cuma 170.000+ gitu.. maksudnya lebih dari angka itu, maka direkomendasikan periksa ke lab yang lebih besar.. ternyata hasilnya 450.050 leukosit saya. Ke dokter yang di Jl.Kelinci di USG hasilnya limpanya bengkak, ah paling diobatin sembuh.. terus dari semua informasi itu saya coba cari diinternet, lhoh kok semua artikel di internet menjurusnya ke leukemia.(BG/S3,W1)

Page 167: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

152

BG menuturkan beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab BG menderita

kanker darah. BG menganalisis kemungkinan faktor lingkungan dan pola makan yang

tidak sehat sebagai faktor utama penyebab penyakitnya. BG dekat dengan lingkungan

perokok aktif dan BG sempat mengonsumsi satu jenis makanan berpengawet terlalu

sering.

Penyebab penyakit ini kan ada empat. Pertama, keturunan, kalo keturunan kayaknya gak ada, kedua radiasi, tapi masak ya komputer dan radiasi sengefek itu..orang lain kok enggak, terus nuklir, apa iya pengaruh gempa Jepang, karena waktunya berdekatan.. trus yang terakhir pola makan. Waktu itu di Temanggung. Saking mau ngirit, saya itu bisa hidup Cuma dengan 300.000 sudah dari bensin, kos, dan makan, sampe suatu saat saya menyadari saya itu terlalu sering makan mie instant, kata orang kan pengawetnya gak bagus juga, terus waktu di Temanggung kan udara dingin, masuk ke ruangan tertutup, disitu ngrokok semua, nah tanpa sadar, efeknya ditubuh saya. Jarang makan sayur dan jangan kebanyakan vetsin. (BG/S3,W3)

BG mengungkapkan bahwa dirinya masih mampu menjalani aktivitasnya

sendiri. BG masih bisa melakukan kegiatan diluar sendiri walaupun setelah sakit

fisiknya lebih cepat merasa lelah. Hal seperti ini membuat BG merasa tidak perlu

mengecilkan diri dengan keadaannya. BG menjalani pengobatan tanpa kemoterapi,

namun BG mengkonsumsi obat-obatan. BG mengusahakan untuk rutin minum obat

dan menjaga kesehatan dengan baik.

Kalo metode jaman dulu itu pake kemoterapi, tapi sekarang ada obat khusus tapi ya gak banyak berkembang ya informasinya., jadi ya susah.. jadi kalo punya jamkesmas bisa dapet gratis, tapi bisa juga beli di apotik tapi harganya mahal. Perbutir 250.000 padahal sehari 1.000.000. ada bantuan juga sekitar 500.000 per bulan, kabar terbaru februari jadi 24.000.000 pertahun. Padahal kalo jamkesmas sulit. (BG/S3,W1)

paling sekarang gejala yang paling kentara itu cepet ngantuk ya, tapi orang cepet ngantuk kan dikiranya ya capek.. butuh tidur.. gitu..Saya pergi keluar, naik motor atau mobil, begitu sampe rumah rasanya harus tidur.. karena Hb ku Cuma 6 atau 7 gitu kok.. (BG/S3,W2) Jadi berusaha buat rutin minum obat.(BG/S3,W7)

Page 168: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

153

b. Respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan

BG masih menjalankan program pengobatan dengan mengkonsumsi empat

butir obat setiap hari. BG tidak mengeluh jenuh atau putus asa dengan kewajibannya

minum obat. Hal yang menjadi kekhawatiran BG setelah menjalani pengobatan ini

adalah efek samping negatif yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Efek pertama yang

ditimbulkan akibat konsumsi obat secara terus menerus dalam jangka waktu panjang

adalah akan memperberat fungsi ginjal dan yang kedua obat tersebut akan

menimbulkan resistensi atau kecanduan. Saat seseorang sudah resisten terhadap suatu

obat, kebutuhan tubuh orang tersebut akan selalu meningkat dosisnya.

Nggak pernah sih kalo putus asa.. (BG/S3,W8) Kalo jenuh sih enggak ya, Cuma kalo lagi kecapekan tau-tau lupa minum obat itu kan yang kadang bikin takut sendiri..(BG/S3,W7) Ya ini kalo sampe suatu saat harus tergantung pada obat, ketergantungan obat itu kan efeknya kalo gak ke ginjal ya resistant. Dosisnya akan terus meningkat.. setelah leukosit saya turun, malah lebih susah saat mau menaikkan. Kalo efeknya obat sih enak, badan jadi seger dan kulit jadi ketok lebih cerah.. (BG/S3,W6).

c. Citra tubuh

BG mengaku percaya diri dengan dirinya. Penyakit yang diderita BG tidak

membuat BG kecewa atau menarik diri dari lingkungan sosialnya. BG tidak menerima

penolakan dari orang sekitar karena penyakit subyek tidak termasuk penyakit menular.

BG mengungkapkan bahwa dirinya puas dengan hidupnya.

Enggak sih.. karena kan penyakitnya enggak menular.. (BG/S3,W10) Puas.. (BG/S3,W31)

d. Penerimaan Diri

BG mengaku sudah dapat menerima keadaan dirinya sekarang sebagai

penderita kanker darah walaupun tidak dipungkiri oleh BG bahwa awal BG

Page 169: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

154

mendapatkan kenyataan bahwa BG sakit kanker sempat syok. BG butuh waktu

beberapa saat untuk menata hati dan pikirannya untuk merancangkan apa yang harus

diperbuatnya. BG memutuskan untuk ikut asuransi jiwa agar nantinya jika terjadi hal

yang tidak sesuai keinginan, BG tidak ingin merepotkan orang lain.

Dulu sih sempet syok ya waktu awal-awal.. butuh waktu juga, sekitar sebulan gitu mikir harus gimana-gimana.. Akhirnya memutuskan untuk ngurus asuransi, buat masa depan juga kan.. kalo sekarang sih udah sih karena sakitnya kan belum terlalu parah.. (BG/S3,W9)

2. Aspek psikologis

a. Perasaan Positif

BG mengaku telah dapat menerima dan beradaptasi dengan penyakitnya. BG

tau kapan dirinya harus istirahat dan bagaimana cara menjaga kesehatannya. BG

menghindari hal-hal yang membuatnya berpikir terlalu berat yang pada akhirnya akan

menurunkan kondisi kesehatannya. BG meyakini bahwa obat paling manjur terletak

pada kekuatan dalam diri BG sendiri.

kalo sekarang sih udah sih karena sakitnya kan belum terlalu parah..(BG/S3,W9) berusaha buat rutin minum obat. (BG/S3,W7) kalo mental.. saya berusaha sih biar diri saya itu tetep bersyukur, tenang gak kepikiran terlalu dalam.. makanya terus saya keluar dari kerjaan. (BG/S3,W4) keinginan untuk sembuh dan kekhawatiran itu berjalan seiringan ya, tapi kalo saya mikirr, ah enggak.. gak papa.. ya sudah.. jadi saya menghindari hal-hal yang membuat saya berpikir terlalu berat. (BG/S3,W5)

Saya punya filosofi sendiri, penyakit itu datangnya bukan Cuma karena pola makan, kalo kita pola makannya salah kan ya sakit, tapi obat yang paling istimewa kan memang benar-benar dalam diri (BG/S3,W3)

BG beranggapan bahwa apapun yang dilakukannya akan kembali kepadanya.

Sama halnya dengan kebaikan, jika saat ini kondisi BG sedang tidak baik namun BG

tetap melakukan kebaikan untuk orang lain, BG meyakini bahwa akan ada kebaikan

yang diterimanya pula nanti. BG berusaha untuk selalu bersyukur dan ikhlas menjalani

Page 170: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

155

hidupnya. BG memiliki keinginan bahwa hidupnya akan terus bisa memberikan yang

terbaik untuk Tuhan dan orang lain disekitarnya.

Yang pasti hidup itu apa yang kita tanam itu yang kita petik, jadi apapun akan kembali ke kita. Kalo tentang sakitnya mas ini, beberapa orang bilang bahwa sakitnya mas ini karena mas kaya. Ada juga yang bilang karena kutukan hmmm.. kesalahan masa lalu yang pernah mas buat. Yang ketiga mungkin untuk nebus kesalahan di masa lampau, jadi kalo dulu saya salah, terus saya sakit , itu bisa nebus kesalahan dimasa lalu. Saya gak tau karena apa tapi yang jelas saya menjalaninya berusaha buat selalu bersyukur, ikhlas.. setelah kesukaran itu pasti ada berkah.. mungkin saya akan dibawa sampai kesana. Orang itu kan akan lebih bersyukur kalo udah pernah ngerasa sakit. (BG/S3,W18)

Ya masih pengen bermanfaat buat orang lain, masih pengen nyenengin orang lain.. masih pengen memberikan yang terbaik buat Tuhan. (BG/S3,W34)

b. Perasaan Negatif

BG mengaku pernah terpuruk dengan keadaan yang tengah dialaminya. Butuh

waktu sekitar satu bulan untuk membuat hati BG siap dan kembali menata hari depan.

BG sering diliputi rasa takut jika suatu kali lupa minum obat karena kelelehan dan

lupa. Efek samping obat yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu lama juga

membawa kecemasan pada diri BG. BG khawatir jika obat-obatan tersebut akan

mengganggu fungsi ginjal dan meresisten dalam tubuhnya.

Dulu sih sempet syok ya waktu awal-awal.. butuh waktu juga, sekitar sebulan gitu mikir harus gimana-gimana.. (BG/S3,W9).. kalo lagi kecapekan tau-tau lupa minum obat itu kan yang kadang bikin takut sendiri (BG/S3,W7)

Kekhawatiran Ya ini kalo sampe suatu saat harus tergantung pada obat, ketergantungan obat itu kan efeknya kalo gak ke ginjal ya resistant. Dosisnya akan terus meningkat.. setelah leukosit saya turun, malah lebih susah saat mau menaikkan. Kalo efeknya obat sih enak, badan jadi seger dan kulit jadi ketok lebih cerah.. (BG/S3,W34)

Kondisi BG kadang membuat BG merasa tidak punya harapan. Faktor

kelelahan adalah salah satu penyebabnya. Beberapa waktu lalu BG sempat merasa

tidak punya harapan saat dirinya merasa sulit mendapatkan obat dan sulitnya birokrasi

Page 171: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

156

untuk mengurus jamkesmas. BG merasa down saat sedang sendirian, maka BG sering

menghindari suasana sendiri.

kalo lagi capek kadang-kadang iya, kayak kemarin ngurus jamkesmas kok susahh dan ribet banget, sempat juga jadi putus asa.. Saya itu tipe orang yang harus sama orang banyak, nek sendirian itu mikirnya macem-macem.. hehehe.. tapi sekarang semua sudah berjalan normal sih, kalo lagi ngedrop gitu biasanya diingetin sama orang-orang disekitar kalo mesti kuat dan sabar.. (BG/S3,W35)

c. Harga Diri

BG mengartikan bahwa harga diri adalah wujud penghargaan terhadap diri

sendiri terhadap apa yang telah dilakukan. BG menambahkan bahwa penghargaan

tersebut bersifat positif, jadi penghargaan kepada orang lain juga akan mendatangkan

penghargaan untuk diri sendiri.

harga diri itu.. perhargaan terhadap diri sendiri dari apa yang telah kita

lakuin.. apa yang kita tanam itu yang kita petik nantinya. Gampangnya kalo kita ngasih 1000 orang akan menghargai kita, 100 orang juga akan menghargai kita. Intinya penghargaan yang kita terima akan lebih besar lah.. Selalu nyapa orang walaupun tidak kenal.. nanti kita juga akan dapet senyum jadi ya intinya kebaikan akan kembali dengan kebaikan.. (BG/S3,W20)

BG menuturkan bahwa ada kalanya BG merasa berharga buat orang lain, ada

kalanya juga tidak. Keterbatasan fisik BG yang tidak lagi sekuat dulu menyebabkan

rasa tidak berharga dalam dirinya. BG mengurangi aktivitas fisik yang cenderung berat

dan pada saat inilah BG merasa kinerjanya tidak maksimal. BG menutupi

keterbatasannya dengan kemampuannya dalam memimpin beberapa orang yang

bekerja padanya. Di saat inilah BG merasa masih dibutuhkan dan berharga bagi orang

lain.

Page 172: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

157

Kadang merasa berharga, kadang tidak... kan sesuai dengan peristiwa apa yang sedang terjadi.. jadi karena sakit saya ini saya merasa gak bisa melakukan aktivitas yang sifatnya fisik. Artinya saat ada kegiatan fisik, bantuan saya jadi gak maksimal, jadi ngerasa gak berharganya disitu.. tapi kalo hal yang tentang pemikiran, ide, saya masih merasa dibutuhkan.. (BG/S3,W19)

d. Kebahagiaan

BG menganggap bahwa bahagia adalah rasa syukur dan keikhlasan seseorang.

BG menganggap bahwa bahagia adalah ketika seseorang mampu menerima keadaan

dan senantiasa bersyukur. Kondisi sakit tetap membuat BG merasa bahagia, BG

berserah kepada Tuhan atas segala penyakitnya.

Ya semua yang ada di diri kita harus di kaitkan dengan bersyukur dan ikhlas, jadi misal kalo kemarin kecopetan ya mikirnya ya sudah,, besok ada rejeki lagi. Jadi apapun yang ada di dunia ini walaupun sakit begini apapun keadaannya semuanya di pasrahin aja.. kebahagiaan orang yang sakit kan beda sama kebahagiaan orang yang nggak pernah sakit, jadi saya selalu berusaha tabah mensyukuri apapun yang terjadi aja. (BG/S3,W22) Sudah merasa bahagia..(BG/S3,W21)

e. Spiritualitas

BG menganggap bahwa semua hal yang dialami dan dirasakannya harus

dikembalikan kepada Tuhan. BG lebih memilih menyerahkan semuanya kepada

Tuhan, dengan begitu akan membuat BG merasa lebih tenang dan nyaman. Beberapa

waktu yang lalu, BG telah menunaikan ibadah haji. Hal ini membuat BG merasa

semakin dekat dengan Tuhan.

Ya iya.. harus, semua sudah di gariskan kok.. kalo ini sudah jadi prinsip saya ya.. kalo saya mikir berat malah jadi kepikiran, kuatir dan takut akhirnya kejadian yang saya takutkan, tapi kalo saya losss, pasrah sama Tuhan, semuanya jadi santai dan nyaman aja..Malah Tuhan kasih mujizat.. (BG/S3,W23)

Saya gak tau karena apa tapi yang jelas saya menjalaninya berusaha buat selalu bersyukur, ikhlas.. setelah kesukaran itu pasti ada berkah.. mungkin saya akan dibawa sampai kesana. Orang itu kan akan lebih bersyukur

Page 173: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

158

kalo udah pernah ngerasa sakit. Apalagi kemarin kan alhamdulilah habis haji, jadi, yaa.. setelah tau sakit pasti merasa semakin dekat dengan Tuhan.(BG/S3,W18)

Kehidupan keimanan BG membuat BG memiliki harapan dalam hidupnya

bahwa subyek ingin menjadi seseorang yang lebih baik lagi, BG berharap bahwa

penyakitnya tidak membuatnya undur dari Tuhan, namun semakin taat beribadah dan

lebih bersyukur atas semua kejadian yang menimpanya. BG ingin menata hati dan

mental dengan cara mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Menjadi orang yang lebih baik, taat beribadah.. bisa lebih bersyukur.. (B/S3,W28)Membenahi psikis, mental dan kejiwaan untuk menjalani hari-hari depan.. dan untuk mengerti rahasia alam dan Tuhan (BG/S3,W33)

f. Kesejahteraan

BG selalu berusaha mencapai kehidupan yang lebih baik. Keluarga BG

tergolong dalam keluarga dengan ekonomi atas. BG selalu merasa bersyukur dengan

pemberian Tuhan. BG merasa nyaman dengan keadaannya.

Kualitas hidup kalo menurut saya pribadi itu bagaimana kita mensyukuri apapun pemberian Tuhan.. orang sehat pun banyak yang tidak bisa bersyukur. Kalo spiritualitasnya, ya taat beribadah dan ada suatu kedewasaan dalam dirinya (BG/S3,W29)

BG masih mampu melakukan aktivitasnya sehari-hari sendiri tanpa bantuan

orang lain. BG mengendarai motor atau mobil sendiri un tuk melakukan kegiatan di

luar rumah. Meskipun berasal dari keluarga mampu, BG tidak puas dengan apa yang

disediakan orang tuanya. BG memiliki standart kualitas hidup bahwa seseorang yang

berkualitas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. BG mencukupi kebutuhannya

dengan usahanya sendiri, sudah sejak tahun 2000 BG membuka usaha rental dan

warnet. BG belum puas dengan kesuksesan yang dicapai diusianya yang masih muda

Page 174: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

159

ini. BG ingin membuka usaha-usaha di bidang yang lain. BG memiliki harapan besar

untuk bisa bermanfaat bagi orang disekitarnya.

Kalo aspek yang lain, ya standart kualitas itu.. ya.. minimal bisa melakukan aktivitasnya sendiri dan mencukupi kebutuhan pokoknya (B/S3,W29) Dulu sih ada tiga, sekarang dua,, karena keterbatasan fisik saya gak bisa ngontrol kesana kemari.. (BG/S3,W25)

Kalo orang lain melihat kan yo ada yang bilang sudah sukses ada yang bilang belum.. orang kan nggak tau didalemnya utang’e akeh, hahaha... kayak gitu kan sawang sinawang... saya masih mau usaha yang lain, di bidang yang berbeda.. (BG/S3,W26)

Ya masih pengen bermanfaat buat orang lain, masih pengen nyenengin orang lain.. masih pengen memberikan yang terbaik buat Tuhan. (BG/S3,W34)

g. Persepsi Individu terhadap Kualitas Hidup

Kualitas hidup menurut BG adalah sikap bersyukur kepada Tuhan atas apapun

yang diberikan-Nya. BG menghubungkan persepsinya terhadap kualitas hidup dengan

sisi spiritualitas, taat beribadah dan kedewasaan adalah indikator yang mempengaruhi

kualitas hidup seseorang.

Menurut BG seseorang yang mampu menunjukkan kinerjanya secara maksimal

bisa dikatakan orang tersebut memiliki kualitas hidup yang positif. BG tidak secara

terbuka menyatakan bahwa dirinya masuk dalam salah satu kriteria seseorang yang

memiliki kualitas hidup, tetapi BG mengaku puas dengan hidupnya.

... kualitas hidup itu dipengaruhi oleh beberapa aspek... misal gini, ada satu temen, yang setelah sakit itu dia juga tetep bekerja.. yaa.. bisa disebut dy berkualitas. Kualitas hidup kalo menurut saya pribadi itu bagaimana kita mensyukuri apapun pemberian Tuhan.. orang sehat pun banyak yang tidak bisa bersyukur. Kalo spiritualitasnya, ya taat beribadah dan ada suatu kedewasaan dalam dirinya. Kalo aspek yang lain, ya standart kualitas itu.. ya.. minimal bisa melakukan aktivitasnya sendiri dan mencukupi kebutuhan pokoknya..(BG/S3,W29)

Di syukuri saja.. hehehe... sudah tapi belum puas jadi pengen mengusahakan yang lebih lagi.. yang penting bersyukur aja... (BG/S3,W30).. Puas... ( (BG/S3,W31)

Page 175: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

160

3. Aspek Sosial

a. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal BG dengan keluarga cenderung baik. BG mengaku

dekat dengan keluarga, terutama adiknya. Hal ini dikarenakan kesibukan orang tua

sehingga BG jarang bertemu dengan orang tuanya. BG tidak pernah menyembunyikan

penyakitnya kepada orang lain. BG menuturkan bahwa lebih jika lebih banyak orang

yang tahu maka akan banyak pula yang turut mendoakan.

Iya tau semuanya.. (BG/S3,W13)... kalo banyak yang tau kan juga banyak yang mendoakan. (BG/S3,W14)

Hubungan BG dengan sahabat dan teman-temannya cukup baik. BG memiliki

sangat banyak teman. Beberapa teman BG adalah para karyawannya. BG mengaku

jarang keluar rumah, bukan karena BG tidak suka bergaul, tetapi teman BG lebih

sering datang ke rumah BG dari pada BG yang mendatangi mereka.

Jarang keluar sih, karena lebih banyak orang yang kesini dari pada kepentingan saya keluar gitu.. paling keluar kalo ada perlu sangat penting, tapi lebih banyak saya didatengin dari pada saya datang kesana. (BG/S3,W15)

BG adalah pribadi yang memiliki kepedulian pada orang lain, BG membantu

teman-temannya yang belum memiliki pekerjaan untuk bekerja di usahanya. BG ingin

dirinya bisa bermanfaat dan menyenangkan orang lain yang ada disekitarnya.

Ya masih pengen bermanfaat buat orang lain, masih pengen nyenengin orang lain.. (BG/S3,W34)

b. Dukungan sosial

Keadaan BG sebagai penderita kanker diketahui oleh semua orang yang

mengenalnya. Semua orang yang mengenal BG memberi dukungan. Keluarga BG

Page 176: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

161

sudah dapat menerima keadaan BG apa adanya, dukungan paling besar dari keluarga

adalah dukungan mental dan dana untuk pengobatan BG.

Iya tau semuanya..(BG/S3,W13) Ya kalo orang tua , keluarga pastinya

mendukung.. yaa jadi lebih banyak mengeluarkan uang juga untuk saya, tapi sekarang saya nambahin asuransi, kalo dulu 3 sekarang jadi enam, ya biar nantinya saya nggak ngrepoti orang tua.(BG/S3,W17)

Teman-teman BG juga memberikan dukungan kepada BG. BG mendapatkan

perhatian yang luar biasa dari orang-orang disekitarnya. Teman BG mengerti bahwa

kemampuan BG tidak seperti dahulu lagi, mereka senantiasa membantu BG. Teman

BG juga menunjukkan perhatian dengan mengadakan doa bersama beberapa waktu

lalu. BG merasa bahagia dengan perhatian dan dukungan yang ditunjukkan oleh

teman-teman BG.

Ya mendukung, ya sekarang lebih membantu mengerjakan hal berat aja..dulu sempet diadain doa bersama, yang adain mereka buat saya, saya sih gak nyembunyiin karena kan kalo banyak yang tau kan juga banyak yang mendoakan.(BG/S3,W14)

c. Hubungan dengan lawan jenis

Keadaan BG sebagai penderita kanker darah cukup mempengaruhi hubungan

BG dengan lawan jenis. BG menceritakan bahwa pengaruh terbesar bukan pada

hubungan dengan kekasihnya tetapi dengan orang tua kekasihnya. Orang tua

kekasihnya sempat kuatir dan meragukan kelanjutan hubungan anaknya BG. Saat ini

subyek mengaku bahwa orang tua kekasihnya lambat laun dapat menerima keadaan

BG apa adanya, sedangkan adanya kemungkinan tentang akan menurunnya penyakit

BG pada keturunannya kelak, BG tidak mau membahas hal tersebut terlalu dalam. BG

menuturkan bahwa ingin segera melangsungkan pernikahan.

Page 177: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

162

ya paling kan penularannya kalo nanti ada keturunan nanti kemungkinan ada, bisa tertular.. (BG/S3,W10) Ya yang nanti kan biar nanti, kalo sekarang saya jalani apa yang ada sekarang aja.. (BG/S3,W11) Ya kalo sama dia enggak, tapi kalo orang tuanya iya.. sempet ya syok juga, Tanya ke pacarku gimana keadaannya gitu.. tapi sekarang udah biasa, udah bisa menerima.. (BG/S3,W12) Tujuan hidupnya yaa ingin segera menikah.. (BG/S3,W27)

d. Aktivitas sosial

BG tidak mengalami halangan dalam beraktivitas di lingkungan sosialnya. BG

masih mampu melakukan kegiatannya walaupun fisiknya tidak sekuat dahulu. BG

mengaku jarang keluar rumah, sebagian besar aktivitas BG dihabiskan di kamar yang

juga merupakan tempat kerjanya. BG mengatakan bahwa kebanyakan teman datang

menemuinya dibandingkan dengan BG yang menemui temannya di luar rumah.

Kinerja BG dibuktikan dengan perannya sebagai pengelola usaha di bidang

percetakan. BG juga senang mengikuti kegiatan kerohanian.

Jarang keluar sih, karena lebih banyak orang yang kesini dari pada kepentingan saya keluar gitu.. paling keluar kalo ada perlu sangat penting, tapi lebih banyak saya didatengin dari pada saya datang kesana. (BG/S3,W15)

Dulu sih ada tiga, sekarang dua,, karena keterbatasan fisik saya gak bisa ngontrol kesana kemari.. yang di UNNES itu malah dadi pikiran tok.. jadi ditutup aja.. hehe(BG/S3,W25).. doa bersama, yang adain mereka buat saya, saya sih gak nyembunyiin karena kan kalo banyak yang tau kan juga banyak yang mendoakan. (BG/S3,W14)

4. Lingkungan

a. Kebebasan

Kebebasan dalam hal menentukan prinsip-prinsip dalam hidup serta keputusan

yang harus diambil dari setiap hal yang dialami diwujudkan dari kegigihan dan obsesi

BG untuk menjadi wirausaha. BG berani membuat keputusan-keputusan besar yang

bernilai tinggi pula. Hal ini merupakan suatu wujud kebebasan yang dimiliki oleh BG.

Kebebasan yang diperoleh BG diseimbangkan dengan sikap tanggung jawabnya untuk

Page 178: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

163

selalu menjaga kesehatannya. BG merasa bebas dalam melakukan apa yang

diinginkannya dan BG nyaman menjadi dirinya sendiri. BG beranggapan dirinya

mampu melakukan semua kewajiban dan tanggung jawabnya dalam aktivitasnya

sehari-hari.

saya masih mau usaha yang lain, di bidang yang berbeda.. pernah coba bisnis property tapi belum berhasil...hehehe jatuhnya itu bisnis gak mulai yang kecil dulu tapi langsung yang besar.. sampai suatu saat gak bisa bayar cicilan jadi ya malah rugi.. jadi duit itu muterrrrr aja.. (BG/S3,W26)

b. Keselamatan fisik dan keamanan

BG mengungkapkan bahwa lingkungannya adalah tempat paling nyaman. BG

sangat menikmati saat bersama dengan orang-orang yang dikasihinya. BG tinggal

bersama kedua orang tua dan adik perempuannya. Dengan kondisi BG yang terbatas

dalam bentuk tenaga, BG membuat kamar tidurnya juga berfungsi sebagai tempat

kerjanya. Melalui hasil observasi, BG terlihat mengatur ruang kamarnya senyaman

mungkin agar semua aktivitasnya bisa dilakukan dalam satu ruangan.

4.4.3.3 Kualitas Hidup Subyek BG pada Pandangan Informan Pertama

IDENTITAS INFORMAN PENDUKUNG

Nama : Dwi (adik kandung subyek) dan Arum(Pacar Subyek)

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sarjana

Agama : Islam

Umur : 22 tahun dan 20 tahun

Kode Informan : DW/IP1-S3 dan AR/IP3-S3

Alamat : Tlogosari dan Manyaran Semarang

Pekerjaan : Wirausaha dan Mahasiswa

Page 179: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

164

Menurut informasi informan pendukung yaitu adik kandung BG, keadaan BG

saat ini sudah bisa dikatakan baik. Leukosit BG cenderung stabil karena BG rutin

minum obat. BG menderita Leukimia atau kanker darah sejak satu tahun yang lalu.

Stadium penyakitnya masih dini. Gejala awal yang ditunjukkan BG adalah badan

lemas, sering mengantuk, turunnya berat badan secara drastis dan perut yang

membesar. Pembesaran perut disebabkan karena limpa subyek membengkak. BG

mencari informasi tentang penyakitnya melalui dokter dan media internet. Menurut

dokter, penyakit BG disebabkan karena lingkungan yang penuh asap rokok dan

kebiasaan BG mengonsumsi makanan berpengawet.

Tahun lalu kayanya.. akhir tahun yang lalu.. (DW/IP1-S3,W3) Yo nek saiki wis lumayan apik, leukosite kan wis stabil cuman kadang capek (DW/IP1-S3,W1) Kalo pertamanya sih kok dia keliatanne lemess,, sering ngantuk, kalo ngantuk kan karena Hb nya turun.. berat badan turun 17 kilo, tapi kan nggak ngeh.. lhaa perutnya membesar, limpa nya membesar, tak pikir karena mas.B kui flu gak sembuh-sembuh.. tak piker paru-paru, diperiksa kemana-mana gak ketahuan, trus USG dikiranya tumor.. lha pas meh naik Haji, alat tes nya tu gak bisa membaca leukositnya melampaui jumlah normalnya, terus d cari hubungan semuanya di internet, kok ngarah ke leukemia, Lha.. terus ke dokter darah, tnyata bener Leukemia (DW/IP1-S3,W2) Engga. Kalo keluarga engga ada, kata dokter mungkin karena lingkungan. Lingkungan tempat kerja yang perokok, mas.BG gak ngrokok, tapi kalo di tempat kerja semua ngrokok walaupun didalem ruangan, juga karena dulu hampir setiap hari makan mie.. vetsinnya itu.. kata dokter sih itu.. (DW/IP1-S3,W7) Setauku sih enggak pernah ya... selalu berusaha minum, yaelah,.. obatnya kan juga mahal, carinya susah,, katakanlah.. sehari satu juta, mosok yo gak diminum.. (DW/IP1-S3,W26)

BG sempat merasa terpukul dengan kenyataan bahwa dirinya menderita

penyakit kanker. Perlu beberapa waktu untuk BG bisa menerima kenyataan yang

terjadi, namun saat ini menurut informan BG sudah bisa menerima dan nyaman

menjalani kesehariannya. BG tidak lagi takut menghadapi penyakitnya. BG terlihat

bahagia dan nyaman dengan dirinya.

Page 180: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

165

Ya ngedrop, pasti lah ya.. jadi pas naik Haji itu sempat ngedrop disana, karena pas itu gak ada obat, (DW/IP1-S3,W4) Ya iya.. pertama kalinya ya gitu.. kenapaa.. kok bisa sakit gini.. tapi lama-lama ya enjoy aja dia.. dulunya takut-takut tapi sekarang enggak... (DW/IP1-S3,W5) Tau sih.. tau sih.. penyakit gitu kalo di umpetke kan jadi pikiran, kan malah gak bagus.. jadi mending kalo banyak yang tau kan bisa berbagi rasa.. (DW/IP2,W9) Support,, awal-awal dulu iya sering kesini, kalo sekarang kan sudah aktivitas seperti biasa.. gak capek-capek.. jadi yowis berjalan normal semua... (DW/IP1-S3,W10) kalo dilihat sih enjoy aja sih.. hahhaha (DW/IP1-S3,W12)

Penyakit BG cukup mempengaruhi aktivitas sehari-hari, keadaannya yang

mudah lelah membuatnya untuk mengurangi aktivitas. BG memutuskan untuk berhenti

bekerja dan memilih untuk mengurus usaha yang telah dirintisnya sendiri di rumah.

BG masih mampu melakukan kegiatannya di luar dengan mandiri, namun setelah itu

BG harus istirahat jika tidak kondisinya akan lemah.

Iyaa,, dulunya kan kerja sekarang udah engga, yawis ngurusi kerjaan sing di rumah wae.. (DW/IP1-S3,W6) Iya.. tapi berkurang.. gak terganggu, tapi memang mengurangi biar nggak terforsir.. (DW/IP1-S3,W8) Bisa.. jarak jauh pun bisaaa... kalo ada kerjaan masih dilakoni sendiri.. tap ya itu setelah pergi gitu.. harus langsung tidur.. istirahat.. biasane badanne panas (DW/IP1-S3,W11).

Hubungan BG dengan keluarga dan orang lain tergolong baik. BG punya

banyak teman. Semua orang tahu bahwa BG adalah penderita kanker. Keluarga dan

teman-teman BG memberi kan dukungan dan perhatian kepada BG untuk segera

sembuh. Sikap orang tua BG awalnya kaget dan sedih namun sekarang semuanya

sudah berjalan normal kembali. Teman-teman BG juga memberikan dukungan dengan

mengadakan doa bersama untuk kesembuhan BG. Penyakit BG tidak mempengaruhi

hubungannya dengan kekasihnya yang sudah terjalin selama lima tahun. BG

merencanakan untuk segera menikah.

Ya pertama-pertama kami yo kaget, sedih.. yaa gitu lah.. tapi tetep dukung mas, ben dia juga tetep semangat (DW/IP1-S3,W22) Iyaa baik oq.. sempet adain doa bareng juga (DW/IP1-S3,W23) Sudah lima tahun, hehe

Page 181: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

166

(AR/IP3-S3,W14) Enggak sih, biasa ajaa..( AR/IP3-S3,W15) ya sempat ada sedikit masalah, tapi sekarang sudah baik semua kok.. hehehe.. (AR/IP3-S3,W16) Hahaha.. iya belum tau kapan ( AR/IP3-S3,W17)

Beberapa kali BG sempat mengungkapkan kekhawatirannya tentang hidup

kepada adiknya, namun BG kembali kuat, berusaha bersyukur dan senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. BG rajin beribadah dan baru

beberapa bulan yang lalu, BG menunaikan ibadah haji. BG tinggal di rumah bersama

orang tua dan adiknya, rumah BG menyatu dengan tempat usaha BG. BG memiliki

jiwa wirausaha yang tinggi.

Ya.. taat banget.. dia berusaha buat mendekatkan diri pada Allah, dengan menunaikan ibadah haji jugaa.. (DW/IP1-S3,W18)Ya pernah, yo kadang jadi diem, kadang cerita, nanti nek gini.. gini.. gini piyee.. yo tapi mungkin ini cobaan buat dia buat semakin taat...( DW/IP1-S3,W19) Hemm.. dia sih menikmati aja sekarang, pernah cerita, yoo lebih bersyukur dan mendekatkan diri ke Allah aja.. (DW/IP1-S3,W24) Ya aku, mas, bapak ibu.. tapi ini kebetulan lagi keluar.. (DW/IP2-S3,W21) He’e oq.. pengene kabeh bidang dijajal.. hahaa (DW/IP1-S3,W20)

4.4.3.4 Kualitas Hidup Subyek BG pada Pandangan Informan Kedua

IDENTITAS INFORMAN PENDUKUNG

Nama : Teddy (Teman subyek BG)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Sarjana

Agama : Islam

Umur : 30 tahun

Kode Informan : TD/IP2-S3

Alamat : Rinjani, Semarang

Pekerjaan : Wirausaha

Page 182: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

167

Informan mengetahui bahwa BG menderita leukemia saat BG di rawat di

rumah sakit. BG awalnya merasa kelelahan namun nekat tetap bekerja di luar kota.

Menurut informan penyakit BG disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat. BG

adalah seorang pekerja keras yang menghabiskan waktunya di depan komputer, hal ini

menjadikan BG hanya duduk dan lupa waktu.

Tau, sel darah putihnya memakan sel darah merah.. hal tersebut disebabkan sikap workaholic beliau, karena tuntutan pekerjaan, beliau bisa jarang makan, jarang berdiri, jarang minum bahkan bisa jadi jarang tidur. Kalo ada pekerjaan, beliau selalu memikirkan sebaik-baiknya sampe kerjaan itu selesai. Mungkin Cuma satu atau dua jam tidurnya dalam sehari. Yang dipikirannya cuma pekerjaan. Dia itu pekerja keras. (TD/IP2-S3,W1) Taunya ya saat dia masuk RS , ceritanya kecapekan kemudian memaksakan diri malem-malem ke Temanggung naik motor hujan deres, disana udah gliyengan, terus dibawa ke Semarang trus aku dapet berita ya itu kena leukemia (TD/IP2-S3,W2) Badannya sih makin kurus. (TD/IP2-S3,W3)

BG memiliki banyak teman. Teman BG kebanyakan adalah teman BG saat di

bangku SMA yang tergabung dalam organisasi paskibraka sekolah. Informan

menuturkan bahwa BG gemar menolong teman yang sedang mengalami kesusahan,

terutama dalam hal ekonomi. Teman BG memberikan dukungan dengan memberikan

perhatian dan mengunjungi BG saat sedang sakit di rumah atau di rumah sakit.

Informan sendiri memberi semangat kepada BG dan mengingatkan BG untuk istirahat.

Di rumah BG paling dekat dengan adik perempuannya, hal ini disebabkan karena

orang tua BG yang sibuk. Informan menuturkan pacar BG juga memiliki peran besar

dalam hidup BG.

Banyak sih tapi lebih ke temen-temen PASMA PRISMA.. Sikapnya baik sih, selalu nolong..sebisa mungkin dia gak mengecewakan temennya..dalam hal ekonomi tentunya, dia sering bantu temen-temennya(TD/IP2-S3,W4) Kunjungan aja udah cukup ya buat dia.. (TD/IP2-S3,W6) Ibuknya dulu PNS, bapaknya dosen.. Bapaknya orangnya sangat keras.. Sama adeknya kalo dirumah kan ortunya sibuk.. (TD/IP2-S3,W5) Perannya besar sekali, sebagai pendamping, penyemangat, pengingat dan asisten pribadi, hahahahahhaa

Page 183: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

168

membantu pekerjaan mas B juga sih soalnya. Pacarnya pernah ngeluh karena sikap workaholicnya mas B (TD/IP2-S3,W3)

Semangat sembuh BG sangat besar. Betapapun sedihnya BG menghadapi

kenyataan sakitnya BG tidak pernah putus asa hingga ingin bunuh diri. Informan

memiliki pendapat mengenai kualitas hidup, yaitu kemampuan seseorang untuk

mencukupi semua kebutuhannya sendiri dan berperilaku berkualitas. Informan

menyebutkan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup adalah seseorang yang

berguna bagi orang lain. Menurut informan kedua, BG adalah seseorang dengan

kualitas hidup yang positif.

Enggak lah.. ga sampe kaya gitu. (TD/IP2-S3,W7) Iya.. dia PD.. (TD/IP2-S3,W8) Iya semangat sembuhnya besar. (TD/IP2-S3,W10) Hmm... kualitas hidup itu dimana kita bisa mencukupi semua kebutuhan dan berperilaku berkualitas. Jadi misalnya, kualitas diri, sejauh mana kita berguna buat orang lain , menjaga sikap dan berpenampilan tepat di tempat yang tepat, sehat jasmani, rohani (TD/IP2-S3,W12) Iya.. dia bisa mencukupi semua kebutuhannya dan hidupnya berguna buat orang lain.. (TD/IP2-S3,W13)

4.4.3.5 Kualitas Hidup Subyek BG dalam Pandangan Informan Ahli

IDENTITAS INFORMAN AHLI

Nama : dr.Andrea

Status : dokter subyek BG

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 40 tahun

Kode Informan : An/IH-S3

Alamat : Semarang

Pekerjaan : Dokter

Informan ahli memaparkan bahwa leukemia adalah sebutan untuk penyakit

kanker yang terdapat pada sel darah. Terdapat pertumbuhan abnormal pada jumlah sel

Page 184: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

169

darah putih dalam tubuh seseorang. BG terdiagnosis terkena leukemia dengan jumlah

leukosit lebih dari 700.000 sel. Menurut informan ahli, BG tergolong dalam leukemia

leukemik.

Leukemia itu penyakit klasifikasi kanker pada darah atau sum-sum tulang belakang. Ada pertumbuhan tidak normal dari sel-sel pembentuk darah umunya pada leukosit. Leukemia sendiri artinya darah putih, pada penderita jumlah sel leukosit nya melebihi normal.Kalo pada B itu leukemia leukemik, jumlah leukositnya lebih dari normal(An/IH-S3,W1)

Penyebab penyakit leukemia tidak diketahui secara pasti. Beberapa hal yang

kemungkinan menjadi penyebab adalah adanya radiasi, bahan kimia atau lingkungan.

Faktor keturunan juga bisa menyebabkan adanya penyakit tersebut. Gejala yang

ditunjukkan oleh penderita leukemia antara lain, demam, cepat lelah, ada

pembengkakan di perut , limpa bengkak dan berat badannya turun drastis.

Penyebabnya belum diketahui pasti.. bisa karena radiasi, bahan kimia atau bisa juga lingkungan. (An/IH-S3,W2) Biasanya pasien, demam, mudah capek, ada pembengkakan di perut , limpa nya bengkak, berat badannya turun drastis.. (An/IH-S3,W3) Bisa karena keturunan(An/IH-S3,W4)

Informan ahli berpendapat bahwa kualitas hidup adalah kemampuan seseorang

untuk hidup mandiri. Informan ahli menilai bahwa BG memiliki kualitas hidup yang

positif. BG masih mampu bekerja dengan keadaannya yang sakit. BG merupakan

orang yang penuh semangat, BG menjadi salah seorang koordinator dalam

perkumpulan orang-orang penderita leukemia. Menurut informan ahli, adalah orang

yang mandiri.

Hidup yang berkualitas itu.. ya hidup yang bisa mandiri.. tetap bisa beraktifitas.. gak bergantung dengan orang lain. (An/IH-S3,W5) B itu.. dia punya usaha sendiri di rumah, dia juga sempet cerita masih bekerja di suatu perusahaan, tapi memang pekerjaannya santai jadi bisa di atur.. kalo lagi ada kerjaan aja dia kerjanya B itu juga orang yang penuh semangat, dia mewakili perkumpulan orang-orang penderita leukemia yang sedang berusaha untuk mendapatkan obat.. dia koordinatornya.. ya menurut saya dia berkualitas,

Page 185: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

170

karena.. masih bisa beraktifitas, dia masih bekerja, dan tentunya dia bisa mandiri juga. (An/IH-S3,W6)

4.4.3.6 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup subyek BG

Kualitas hidup BG dipengaruhi oleh penerimaan diri yang sangat baik terhadap

penyakit yang dideritanya. Hal ini erat kaitannya dengan spiritualitas BG. BG

menerima keadaan dirinya secara utuh dengan menganggap bahwa penyakitnya

merupakan takdir Tuhan. BG berusaha mensyukuri setiap karunia yang diberikan

Tuhan dan menjalani hidupnya dengan keikhlasan. Perubahan spiritual sangat

dirasakan BG antara sebelum dan sesudah BG menderita penyakit kanker. BGmerasa

menjadi seseorang yang lebih baik dan lebih rajin beribadah.

Ya iya.. harus, semua sudah di gariskan kok.. kalo ini sudah jadi prinsip saya ya.. kalo saya mikir berat malah jadi kepikiran, kuatir dan takut akhirnya kejadian yang saya takutkan, tapi kalo saya losss, pasrah sama Tuhan, semuanya jadi santai dan nyaman aja..Malah Tuhan kasih mujizat.. (BG/S3,W23)

Saya gak tau karena apa tapi yang jelas saya menjalaninya berusaha buat selalu bersyukur, ikhlas.. setelah kesukaran itu pasti ada berkah.. mungkin saya akan dibawa sampai kesana. Orang itu kan akan lebih bersyukur kalo udah pernah ngerasa sakit. Apalagi kemarin kan alhamdulilah habis haji, jadi, yaa.. setelah tau sakit pasti merasa semakin dekat dengan Tuhan.(BG/S3,W18)

Menjadi orang yang lebih baik, taat beribadah.. bisa lebih bersyukur.. (B/S3,W28)Membenahi psikis, mental dan kejiwaan untuk menjalani hari-hari depan.. dan untuk mengerti rahasia alam dan Tuhan (BG/S3,W33) Dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman BG juga penting bagi

kekuatan psikis BG dalam menjalani masa depannya. BG mendapatkan kekuatan dan

motivasi yang besar melalui doa dan semangat yang disampaikan orang-orang

disekitar BG secara langsung.

Iya tau semuanya..(BG/S3,W13) Ya kalo orang tua , keluarga pastinya mendukung...(BG/S3,W17)

Ya mendukung, ya sekarang lebih membantu mengerjakan hal berat aja..dulu sempet diadain doa bersama, yang adain mereka buat saya, saya sih

Page 186: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

171

gak nyembunyiin karena kan kalo banyak yang tau kan juga banyak yang mendoakan.(BG/S3,W14) Pengetahuan dan pemahaman BG terhadap yang dideritanya memiliki

pengaruh terhadap penyakitnya. BG memiliki pengetahuan cukup banyak mengenai

penyakitnya, selain dari dokter, BG juga mencari informasi lewat media internet. BG

paham mengenai keadaannya dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk

menangani penyakitnya. Pengertian yang benar terhadap penyakit yang diderita,

menjadikan BG tahu bagaimana harus melakukan pengobatan terbaik untuk

kesehatannya.

Indikator kesejahteraan turut mempengaruhi kualitas hidup BG. BG menjadi

orang yang memiliki ambisi untuk berprestasi dalam bidang pekerjaan. BG adalah

seorang wirausaha yang tangguh. Lewat usaha yang dirintis BG sejak tahun 2000 lalu,

BG sudah mampu membiayai kehidupannya sendiri bahkan membuka lapangan kerja

untuk banyak orang. Kebutuhan BG terhadap obat-obatan mengharuskan untuk

memiliki penghasilan tambahan. Sejauh ini BG membiayai pengobatannya sendiri dan

kadang di bantu keluarga.

4.4.4 Hasil Observasi Subyek Penelitian

4.4.4.1 Hasil Observasi Penelitian Subyek Pertama (Subyek JT)

a. Kondisi umum

JT memiliki cirri-ciri fisik dengan kulit sawo matang dan memiki postur tubuh

pendek gemuk. Tinggi badan subyek sekitar 156 cm dengan berat badan 55 kg. JT

memiliki rambut pendek yang diwarnai dengan warna cokelat dan mata yang sayu.

Penampilan subyek secara keseluruhan tergolong menarik dan rapi. Kesan pertama

Page 187: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

172

yang terlihat saat bertemu subyek adalah subyek terlihat sangat memperhatikan

penampilan dengan cara berdandan saat akan melakukan kegiatan di luar rumah. JT

juga gemar memakai aksesoris kesukaannya untuk melengkapi penampilannya agar

semakin terlihat menarik.

JT terlihat sehat dan baik-baik saja walaupun terkadang terlihat wajah pucat di

mata dan bibir JT. JT masih bisa beraktivitas secara mandiri, subyek mengendarai

sepeda motor sendiri untuk menuju ke kampus, karena jarak antara kos dan kampus JT

cukup dekat. JT sangat menjaga kesehatan dirinya. JT kadang melakukan olah raga

setiap sore hari dan menjaga pola makan karena sedang menjalani program diet untuk

menstabilkan gula darahnya.

b. Aktivitas

Aktivitas keseharian JT lebih banyak dilakukan di kampus dan kos JT.

Aktivitas JT di kampus berkisar pada kuliah dan aktivitas organisasi kampus yang JT

ikuti. JT tengah menempuh semester tujuh yang mengharuskannya menyelesaikan

banyak tugas. JT baru saja selesai menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten

Kendal. Kegiatan lain JT setelah selesai kuliah biasanya bergaul dengan teman-teman

atau istirahat di kos.

JT dikenal teman-temannya sebagai seorang gadis yang supel dan ramah. JT

terkenal baik dan suka menolong teman-temannya. Hanya beberapa dari teman JT

yang mengetahui bahwa JT adalah penderita kanker. Menurut teman yang mengetahui

keadaan JT, JT tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya sedang sakit. JT berusaha

untuk tetap terlihat sehat dan segar setiap saat. Penyakit JT kadang mengganggu

aktivitas keseharian JT, JT sering tiba-tiba pingsan dan kejang saat sedang beraktivitas

Page 188: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

173

di kampus. Hal ini tidak jarang mengundang kekhawatiran dari teman-teman JT.

c. Dinamika psikologis

JT termasuk orang yang senang bercerita hal ini terlihat dari proses

wawancara. Saat wawancara berlangsung JT dengan antusias berbagi cerita tentang

perasaan dan keadaan hatinya. Hal ini menunjukkan bahwa JT adalah seseorang yang

memiliki kepercayaan diri tinggi. JT menjelaskan dengan detail dan terus terang tanpa

terlihat takut dalam menghadapi penyakitnya. JT termasuk orang yang introvert

karena JT tidak menceritakan keadaannya kepada semua orang, JT lebih suka

menghadapi sendiri masalah yang sedang dihadapinya.

JT terlihat santai dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam proses

wawancara. JT terlihat nyaman dan percaya diri dengan keadaannya. JT menceritakan

semua isi hatinya sangat ekspresif, JT terlihat bangga dengan dirinya sendiri. JT

terlihat sudah bisa menerima keadaan dirinya dengan apa adanya. JT menjalani

hidupnya dengan bersemangat dan lebih peduli dengan orang lain.

d. Interaksi

Satu tahun terakhir ini, JT tinggal di kos untuk lebih dekat dengan kampusnya.

JT sangat senang bersosialisasi dengan banyak orang. Keseharian JT, selain

dihabiskan di kampus, JT banyak menghabiskan waktu di kos. JT memiliki interaksi

yang sangat baik dengan teman-temannya. Teman JT sering mengunjungi kamar JT

untuk sekedar berbincang atau menemani JT tidur. JT dikenal baik oleh semua teman-

teman JT. JT termasuk orang yang memiliki selera humor yang tinggi dan suka

menolong temannya. Teman-teman JT memiliki kepedulian terhadap keadaan JT,

walaupun mereka tidak terlalu tahu tentang penyakit JT. Kejadian JT yang sering

Page 189: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

174

pingsan di kampus membuat teman-temannya perhatian kepada JT. Interaksi JT dalam

keluarga terlihat kurang akrab. Sesekali JT menghabiskan waktu membantu ibunya

memasak di dapur. JT terlihat cukup dekat dengan ibunya. Ayah JT hanya berada di

rumah saat malam hari sedangkan kakak JT datang setiap akhir pekan.

e. Lingkungan tempat tinggal

Lingkungan JT sangat nyaman, keadaan rumah dan kos JT terlihat aman dan

terjaga kebersihannya. JT terlihat nyaman tinggal di kos. Kos JT terletak dalam

lingkungan masyarakat yang tenang dan dalam lingkungan perumahan yang cukup

elite. Kos JT menyediakan fasilitas yang cukup baik untuk menunjang kegiatan sehari-

hari JT.

4.4.4.2 Hasil Observasi Subyek Penelitian Subyek Kedua (Subyek RM)

a. Kondisi umum subyek penelitian

Subyek RM memiliki ciri-ciri fisik dengan berkulit sawo matang dan bertubuh

tinggi gemuk. RM memiliki tinggi badan sekitar 165 cm. RM memiliki rambut pendek

ikal yang tumbuh setelah beberapa waktu lalu kemoterapi membuat semua rambutnya

rontok. Penampilan RM secara keseluruhan selalu tampil rapi. RM selalu berdandan

saat bekerja. Penampilan bersih dan rapi nampak dalam setiap pertemuan wawancara.

RM terlihat sehat dan mampu beraktivitas dengan baik. RM masih bekerja

sebagai asisten dokter. RM masih aktif bekerja kecuali saat harus menjalani

kemoterapi dan masa pemulihannya. RM sangat menjaga kesehatannya dengan

melakukan olah raga ringan dan menjaga pola makan. RM lebih banyak mengonsumsi

buah dan sayur agar tetap sehat.

Page 190: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

175

b. Aktivitas

Aktivitas RM umumnya di lakukan di rumah sakit tempatnya bekerja dan di

rumah. Aktivitas di rumah sakit berkisar pada tugas yang harus diselesaikan RM. RM

menggunakan tujuh jam dalam sehari untuk bekerja. Pada kesehariannya, RM tetap

menjadi ibu rumah tangga untuk keluarganya. RM suka terlibat dalam kegiatan sosial,

namun pekerjaan RM menyita banyak tenaga dan waktu RM, maka dengan kondisi

RM yang sakit RM jadi jarang untuk terlibat kegiatan sosial dengan masyarakat sekitar

lingkungan rumah RM karena menyadari bahwa dirinya perlu waktu untuk istirahat.

c. Dinamika psikologis

RM termasuk orang yang aktif dalam berbicara, RM menceritakan banyak hal

sebelum pewawancara bertanya. RM bercerita tentang kehidupan dan keluarganya

dengan antusias dan ekspresif. RM tak segan menangis saat menceritakan

kesedihannya. RM menceritakan perasaannya dengan detail dan terbuka. RM terlihat

sudah dapat menerima keadaannya yang sakit dan mulai menata hidupnya kembali dan

berusaha untuk percaya diri dengan kondisi fisiknya. RM terlihat bersemangat dan

peduli dengan orang lain.

d. Interaksi

Pada keseharian RM di kenal ibu yang sangat dekat dengan anak-anaknya. RM

memiliki interaksi yang baik dengan keluarga intinya tetapi tidak dengan saudara-

saudaranya yang tinggal dengan RM. Terlihat ada sedikit jarak antara RM dengan adik

ipar yang tinggal bersama dengan RM. RM menunjukkan ekspresi tidak suka saat

bercerita tentang adik iparnya, namun secara keseluruhan interaksi RM dengan

keluarganya cukup baik.

Page 191: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

176

Keseharian RM dalam lingkungan sosial jarang terlihat. RM hanya keluar

rumah untuk berbelanja di depan rumah. RM kebanyakan menghabiskan waktu untuk

istirahat di rumah. Interaksi yang sangat baik justru diperlihatkan RM di tempat kerja,

RM mengenal hampir semua rekan kerjanya di rumah sakit. RM terlihat ramah dan

sangat murah senyum kepada semua orang yang ditemuinya.

e. Lingkungan tempat tinggal

RM tinggal di rumah warisan mertuanya yang berada di lingkungan menengah

kebawah. Rumah RM tergolong sederhana dan dengan atap yang rendah. Keadaan

sekitar rumah RM cukup baik dan ramai dengan anak-anak kecil. Suasana seadanya

tampak dalam rumah RM. Terdapat beberapa perabot yang sudah tidak berfungsi di

suatu sudut rumah yaitu mesin cuci dan kipas angin, walaupun sederhana, rumah RM

terlihat bersih.

4.4.4.3 Hasil Observasi Subyek Penelitian Subyek Ketiga (Subyek BG)

a. Kondisi umum

BG memiliki ciri fisik yaitu tubuh ideal yang tinggi dengan kulit sawo matang.

Tinggi badan BG sekitar 175 cm dengan berat badan sekitar 70 kg. BG berambut

pendek dan berwarna hitam. Penampilan BG secara keseluruhan terlihat sederhana

namun tetap rapi. Saat dilakukan wawancara, mata BG terlihat sayu dan lemas. BG

menuturkan bahwa BG juga terkena anemia.

b. Aktivitas

BG masih terlihat sehat dan mampu menjalani aktivitasnya sehari-hari dengan

mandiri. Saat akan di lakukan wawancara, BG terlihat sedang mengerjakan sesuatu di

depan komputer. Keseharian BG memang digunakan untuk mengerjakan pekerjaannya

Page 192: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

177

di bidang telekomunikasi. BG selalu berhubungan dengan dunia luar melalui media

internet.

BG dapat melakukan aktivitas seperti biasa walaupun penyakit yang diderita

subyek sedikit mempengaruhi kemampuan dan kekuatan BG dalam melakukan

aktivitas. BG mengurangi aktivitas dalam hal mengangkat barang berat. Pada proses

wawancara berikutnya, BG terlihat mampu untuk mengendarai kendaraan sendiri. BG

masih bisa mengendarai motor atau mobil sendiri. Mobilitas BG tidak terlalu

terganggu karena penyakitnya.

c. Dinamika psikologis

BG termasuk tipe orang yang terbuka akan dirinya kepada orang lain. BG

menjawab pertanyaan dengan jawaban-jawaban yang sederhana dan langsung pada

pokok intinya. BG menceritakan apa yang dirasakannya dengan terus terang. BG

terlihat sudah bisa menerima keadaannya sekarang. BG beberapa kali diam dan

selanjutnya mengucapkan kalimat syukurnya kepada Tuhan. BG terlihat tenang dan

santai dalam pembawaan dirinya. BG menunjukkan ekspresi tenang saat menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh BG.

d. Interaksi

BG memiliki interaksi yang baik dengan keluarganya. BG sangat dekat dengan

adik perempuannya yang berusia delapan tahun dari BG. Orang tua BG tidak ada di

rumah saat dilakukan wawancara, hal ini dikarenakan oleh kesibukan keduanya. BG

terlihat aktif dalam berkomunikasi. BG suka membicarakan hal tentang wirausaha dan

kesuksesan yang telah dicapai.

Page 193: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

178

Hubungan BG dengan lingkungan sekitar juga baik, BG memiliki banyak

teman yang sekaligus merupakan keryawannya. Beberapa kali BG terlihat sedang

mengobrol atau mengajarkan sesuatu kepada karyawannya. BG di kenal sebagai orang

yang suka menolong dan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. BG memiliki keinginan

untuk melebarkan usahanya di bidang yang lain.

e. Lingkungan tempat tinggal

BG tinggal di lingkungan menengah ke atas. Tempat tinggal BG adalah sebuah

rumah yang sekaligus digunakan sebagai tempat usaha. Ruko BG terletak di daerah

yang sangat ramai. Lingkungan tempat tinggal BG berada di sekeliling banyak tempat

usaha yang lain. BG terlihat nyaman berada di rumah bersama keluarga tercintanya.

Rumah dan tempat usaha BG terlihat bersih dan mempunyai fasilitas yang baik. BG

terlihat mengatur ruang kamarnya senyaman mungkin dan memiliki fungsi lain yaitu

sebagai tempat kerjanya.

4.4.5 Hasil intepretasi tes grafis subyek penelitian

IDENTITAS INFORMAN AHLI

Nama : A.D. Andriyanti, S.Psi., M.Si

Jenis kelamin : perempuan

Usia : 42 tahun

Pekerjaan : Psikolog di Biro Psikologi ProEksis

Alamat : Tegal, Jawa Tengah

4.4.5.1 Hasil intepretasi tes grafis subyek penelitian pertama (subyek JT)

Berdasarkan hasil tes grafis yang dilakukan terhadap JT, diketahui bahwa :

Page 194: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

179

1. Aspek emosi : JT dalam kondisi emosional cenderung labil, cenderung murung.

Ada keinginan untuk mendapatkan perhatian lebih atau keinginan untuk dicintai.

JT tidak ragu-ragu dan bersikap apa adanya, meskipun tampak kurang dewasa

namun ada upaya untuk menerima suatu hal secara wajar. Penerimaan terhadap

diri masih kurang mantap.

2. Aspek Sosial : JT kurang dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan

sekitar, namun JT mampu untuk melakukan kontak sosial dengan orang lain. JT

tampak kurang percaya diri dan cenderung merasa tidak aman dan kurang

nyaman, sehingga cenderung tertutup dan tidak banyak bicara. Hubungan dengan

orang terdekat atau orang tua cenderung kurang seimbang. Peran ayah dan ibu

sebagai pelindung tampak sama namun JT cenderung kurang tertarik atau kurang

ambil bagian dalam membangun relasi dalam keluarga. Hal ini dapat dipengaruhi

oleh perasaan kurang hangat atau kurang peduli pada keluarga.

3. Aspek intelektual : Kapasitas intelektual JT cukup memadahi. Motivasi untuk

berprestasi cukup besar dan ada ambisi untuk meraih sesuatu.

4.4.5.2 Hasil intepretasi tes grafis subyek penelitian kedua (subyek RM)

Berdasarkan hasil tes grafis yang dilakukan terhadap RM, diketahui bahwa:

1. Aspek emosi : RM dalam kondisi emosional yang labil, kurang mantap dalam

membuat keputusan. Kepribadian RM kurang dewasa dan cenderung kekanak-

kanakan. Ketidakstabilan RM memunculkan rasa rendah diri dan merasa kurang

memiliki kemampuan dan otoritas diri sehingga cenderung ragu dalam bertindak

atau membuat keputusan, namun ada upaya RM untuk melakukan control diri.

Page 195: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

180

2. Aspek sosial : RM kurang dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan

sekitar, namun RM masih mampu melakukan kontak sosial dengan orang lain.

RM tampak kurang percaya diri dan cenderung ragu-ragu. Terkadang muncul

keinginan untuk menentang suatu otoritas atau suatu aturan yang ada. Hubungan

dengan orang terdekat atau orang tua cukup dekat, namun peran ayah dan ibu

cenderung kabur. RM lebih dekat dengan ayah, sedangkan ibu cenderung tertutup.

RM tampak berlindung, muncul ketergantungan dan ingin dekat dengan keluarga.

3. Aspek intelektual : Kapasitas intelektual RM cukup memadai demikian untuk

berprestasi cukup baik. RM kurang mantap dalam mengambil keputusan namun

berupaya untuk bertindak kreatif.

4.4.5.3 Hasil intepretasi tes grafis subyek penelitian ketiga (subyek BG)

1. Aspek emosi : BG dalam kondisi emosional cukup stabil, namun ada perasaan

tidak aman dan kurang nyaman terhadap suatu hal. Kepribadian BG cukup mantap

sehingga tidak terlalu ragu dalam membuat keputusan.

2. Aspek sosial : RM dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan di

sekitar meskipun cenderung egosentris. BG masih mampu melakukan kontak

sosial dengan orang lain. Ada keinginan untuk menentang suatu otoritas serta

cenderung memiliki otoritas yang besar. BG berupaya untuk melakukan control

diri. Hubungan dengan orang terdekat atau orang tua sangat dekat. Peran ayah dan

ibu sangat dominan sebagai pelindung, meskipun ibu cenderung tertutup. Peran

BG dalam keluarga belum terlalu nampak, BG nampak merasa nyaman /

cenderung berlindung/ tergantung pada keluarga dekat.

Page 196: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

181

3. Aspek intelektual : kapasitas intelektual BG cukup memadai. Ambisi dan motivasi

untuk berprestasi cukup besar dan tinggi.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Aspek-aspek Kualitas Hidup pada Subyek Penelitian Subyek JT

1. Aspek Fisik

a. Gejala fisik

Cella et. al. (2003:43) mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan sangat

mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Bowling (2005:7) kualitas hidup adalah

kebaikan dari aspek-aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh kesehatan. JT

menunjukkan bahwa dirinya memiliki kesehatan fisik yang baik dan mental yang

positif karena JT terlihat sehat dan masih mampu melakukan semua aktivitasnya

sendiri. JT dapat menerima dan beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya

walaupun tanpa melakukan pengobatan medis. JT percaya dengan menanamkan

sugesti dalam pikirannya bahwa dirinya sehat dan baik-baik saja akan membuat JT

merasa mendapatkan kekuatan berlipat kali ganda. JT tidak menjadi kecil hati dengan

kondisi fisiknya. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan kedua dan ketiga

bahwa kondisi JT yang sakit, tidak menghalanginya untuk beraktifitas. JT akan marah

jika ada yang memperlakukan dirinya seperti orang sakit. JT dapat menerima dan

beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya walaupun tanpa melakukan pengobatan

medis.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik serta

Page 197: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

182

memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. JT

menunjukkan bahwa sebagai penderita kanker, JT masih mandiri, artinya JT masih

dapat berjalan, makan sendiri dan tidak bergantung pada kursi roda untuk beraktivitas.

Informan pertama mengungkapkan bahwa dalam keadaan sakit kanker, JT tidak

nampak seperti orang sakit. JT justru terlihat biasa seperti orang sehat lainnya.

Larasati (2009:1) menyatakan seseorang yang kualitas hidupnya positif terlihat

dari gambaran fisiknya yang selalu menjaga kesehatannya. JT mengusahakan

kesehatan dirinya semaksimal mungkin dengan melakukan olah raga dan melakukan

diet. JT menuruti semua anjuran dokter untuk menghindari beberapa makanan yang

akan memicu penyebaran sel kankernya dan mengonsumsi lebih banyak sayur dan

makanan sehat untuk menjaga kesehatan terutama menstabilkan gula darah dalam

tubuh JT. Penyakit kanker tidak membuat JT menjadi pribadi yang lemah.

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa JT berusaha untuk

melawan kelemahan fisiknya dengan mandiri, bagi JT kesehatan bersumber pada diri

seseorang itu sendiri. JT memberikan sugesti pada pikirannya, bahwa keyakinan dan

pikiran positif akan mendatangkan kebaikan bagi tubuh dan jiwa JT. Hal ini yang

membuat JT mendapatkan kekuatan yang lebih besar dibanding yang didapatkan JT

dari obat-obatan. JT berusaha bertanggung jawab atas keputusannya menghentikan

pengobatan dengan melakukan yang terbaik untuk kesehatan. Kualitas hidup JT

nampak dalam upayanya untuk selalu sehat yang berasal dari pikiran dan diwujudkan

dalam sikap menjaga kesehatan.

Page 198: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

183

b. Respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki kesehatan fisik dan mental yang

baik. JT tidak lagi menjalani pengobatan apapun untuk kesehatannya. JT merasa

kondisi fisiknya lebih baik tanpa obat, JT merasa lebih sehat dan prima tanpa obat-

obatan, hal inilah yang membuat JT memutuskan untuk tidak lagi menjalani

pengobatan sejak tujuh bulan yang lalu. JT ingin menjalani dan menikmati hidup

dengan apa adanya. Informan pertama beranggapan bahwa keputusan JT untuk

menghentikan upaya pengobatan adalah keputusan terbaiknya untuk menikmati hidup

dan dengan begitu menjadikan semangat untuk JT mendapatkan kesembuhan dengan

cara lain. Informan kedua menyatakan bahwa benar JT telah berhenti melakukan

pengobatan, namun informan tetap menghargai keputusan JT.

JT tidak mengandalkan obat-obatan untuk kesembuhannya, JT lebih memilih

menjalani hidup apa adanya dan berusaha untuk selalu menikmati setiap keadaan yang

menimpanya, baik itu baik ataupun buruk. Berdasarkan teori tersebut, JT

menunjukkan kualitas hidupnya bahwa walaupun tidak menjalani pengobatan medis,

namun dirinya tetap merasa baik bahkan lebih baik dan merasa sehat di banding saat

dirinya menjalani pengobatan.

c. Citra tubuh

Arkoff (1976:37) citra tubuh adalah persepsi atau pandangan terhadap tubuh

tubuh diri sendiri termasuk apa yang dilihat atau pikirkan ketika kita melihat diri kita

dari luar sebagai sebuah refleksi atau merasakan tubuh kita dari dalam. Evaluasi

Page 199: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

184

tersebut secara menyeluruh seseorang terhadap kondisi fisik yang dimilikinya.

Kepercayaan diri merupakan wujud dari citra tubuh yang positif.

JT memiliki kepercayaan diri yang tinggi dengan dirinya, hal ini dibenarkan

oleh informan pertama dan kedua. Hal ini bisa diketahui dari cara bicaranya dan

keterlibatan JT dalam kegiatan organisasi kampus. JT menganggap dirinya menarik

dan ingin lebih menarik lagi. Selain karena alasan ingin menjaga kesehatan, JT

mengaku melakukan diet juga untuk memperindah penampilannya. JT suka bersolek

dan mengoleksi banyak aksesoris untuk menunjang penampilannya. JT menuturkan

merasa penampilannya sudah mewakili kepribadiannya karena JT ingin menjadi diri

sendiri.

Preedy and Watson (2010:1754) Kualitas hidup didefinisikan kepuasan dalam

berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek fisik. Kepuasan JT terhadap

fisiknya didahului dengan penerimaan diri JT terhadap penyakit yang dideritanya, hal

ini yang pada akhirnya membuat JT nyaman dan menunjukkan dengan rasa percaya

diri melalui sikapnya yang selalu tersenyum ramah kepada semua orang yang

ditemuinya. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup JT

positif karena JT memiliki citra diri yang positif dan puas terhadap fisik yang

dimilikinya.

d. Penerimaan Diri

Akechi et. al. (1998:2381) menyatakan bahwa penyesuaian mental penderita

kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya dan salah satu hal yang paling adaptif

dari penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’. Penderita kanker otak adalah status

Page 200: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

185

yang harus disandang JT dalam usia remaja dan mau tidak mau JT harus menerima

keadaan tersebut. Awal menderita kanker menjadi keadaan yang paling sulit dalam

hidupnya, JT sempat merasa terpukul dan menarik diri dari keadaan disekitarnya. JT

juga mengalami ketakutan akan menghadapi kematian. Menurut informan kedua, JT

sempat merasa tidak memiliki masa depan dalam hidupnya. Semangat juang yang

ditunjukkan JT adalah dengan keinginan untuk keluar dari keterpurukannya dan

berusaha menatap masa depan.

Penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap diri sendiri dan dapat

menerima keadaan dirinya secara tenang, dengan segala kelemahan dan kelebihannya.

Chaplin (1999:450) mengatakan penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya

merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri, serta

pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan sendiri. JT menunjukkan sikap dapat

menerima keadaannya sebagaimana adanya. JT juga menyadari bahwa dirinya

memiliki keterbatasan dalam segi fisik namun JT tetap puas dengan apa yang ada pada

dirinya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua, bahwa JT dapat menerima bahwa

dirinya adalah penderita kanker dan sudah mampu bangkit dari keterpurukan.

Keadaan sulit tersebut kemudian dapat diatasi JT dengan cara penyerahan diri

kepada Tuhan. JT mengatakan bahwa penyakitnya bukan suatu musibah yang harus

disesali melainkan suatu anugerah Tuhan karena tidak semua orang mendapatkan

kesempatan untuk mendapatkan anugerah tersebut. Hal ini didukung dari hasil

intepretasi tes grafis yang dilakukan terhadap JT, bahwa JT cenderung bersikap apa

adanya dan ada upaya suatu hal secara wajar, ini menunjukkan adanya penerimaan diri

yang cukup baik dari JT.

Page 201: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

186

JT merasa kanker adalah proses belajar dari Tuhan dalam hidupnya untuk bisa

turut merasakan berbagi dengan orang lain sesama penderita kanker atau penyakit lain.

JT merasa percaya diri dengan penyakitnya, JT menganggap hal itu sebagai kelebihan

yang dimilikinya. JT menunjukkan kesadaran diri terhadap keadaan yang sedang

dialaminya. JT sadar bahwa dirinya adalah penderita kanker dengan segala

kemungkinan yang akan terjadi. Informan pertama dan ketiga mengungkapkan bahwa

JT menerima dengan besar hati keadaan yang di alaminya dan tetap menjalani

hidupnya dengan penuh semangat. Berdasarkan teori-teori diatas, dapat disimpulkan

bahwa JT memiliki penerimaan diri yang positif.

2. Aspek psikologis

a. Perasaan Positif

Bowling (2005:7) kualitas umumnya didefinisikan sebagai nilai dari

‘kebaikan’. Kualitas hidup kemudian dijelaskan sebagai kebaikan dari kehidupan,

dalam kaitannya dengan kesehatan. JT menunjukkan keadaan fisik yang sehat dan

tidak terlihat seperti orang sakit. JT mengerti bahwa keadaannya terbatas, namun

sebisa mungkin JT tidak ingin menjadi beban dan merepotkan orang lain. Hal ini di

dukung informan pertama.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang positif dan

memiliki kesejahteraan emosional. JT memiliki perasaan positif dengan tidak larut

dalam kesedihan yang terlalu lama. JT menyadari bahwa dirinya harus bangkit dan

menjalani hidupnya. JT selalu berpikir positif dengan keadaannya dan memiliki

Page 202: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

187

semangat dalam hidupnya. Keadaan JT yang sakit, JT selalu berkata bahwa dirinya

sehat dan baik-baik saja. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua, bahkan JT mampu

bersyukur dengan keadaannya sekarang.

JT memandang kegagalan sebagai hal yang positif. Menurut JT, kegagalan

adalah jalan menuju kesuksesan. Perasaan positif JT bersumber pada keimanannya

kepada Tuhan. JT menganggap penyakitnya sebagai anugerah dari Tuhan yang akan

membentuknya menjadi pribadi yang kuat. Hal ini didukung dari hasil intepretasi tes

grafis yang dilakukan terhadap JT, bahwa JT cenderung bersikap apa adanya dan ada

upaya suatu hal secara wajar, ini menunjukkan adanya penerimaan diri yang cukup

baik dari JT.

Larasati (2009:1) menyatakan seseorang yang kualitas hidupnya positif terlihat

dalam aspek psikologis yang berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah. JT

tetap mengasihi orang-orang yang menyakitinya dan tetap menyebut mereka sahabat.

Hal ini didukung oleh pernyataan dari informan pertama, bahwa JT tidak mengeluh

dengan keadaannya, JT berusaha menyimpan sendiri rasa sakitnya, berarti bahwa JT

mampu mengendalikan emosi. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan

bahwa JT memiliki perasaan positif karena JT mampu melihat penderitaan sebagai

anugerah dan ujian daari Tuhan yang pada akhirnya akan mendatangkan kebaikan bagi

JT. Kematangan emosi yang dimiliki JT adalah salah satu kriteria adanya kualitas

hidup pada diri JT.

b. Perasaan Negatif

Ferris (2010:31) kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan membuang alasan

untuk depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami kebahagiaan,

Page 203: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

188

dan kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan kesejahteraan emosional,

kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi dasar untuk kesepian. Hal

senada juga diungkapkan oleh Wijaya (2009:1), bahwa kualitas hidup pasien dengan

depresi mengalami penurunan dibanding dengan pasien tanpa gejala depresi.

JT pernah merasa terpuruk dan sedih dengan penyakit yang di deritanya. Butuh

waktu satu tahun untuk JT dapat beradaptasi dengan kesakitannya. Selama satu tahun

tersebut JT mengalami krisis percaya diri, keadaan emosi yang labil dan sangat

sensitif. Hal ini juga didukung oleh hasil intepretasi tes grafis, bahwa kondisi

emosional JT cenderung labil dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan situasi. JT

juga mengalami ketakutan dan kekhawatiran dalam hidupnya. Di saat JT sedang

merasa frustasi, JT pernah berpikiran untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri

namun gagal. Hal ini didukung dengan pernyataan informan pertama dan kedua yang

mengatakan bahwa JT sempat berusaha mengakhiri hidupnya untuk keluar dari

penderitaan yang JT rasakan tetapi usaha JT tidak berhasil.

Saat ini JT mengaku sudah tidak ada yang ditakutinya. JT sudah berhasil

membuang keinginannya untuk melakukan hal negatif yang bisa merugikan dirinya

sendiri dan orang lain. JT mampu mengatasi perasaan negatif yang dirasakannya

dengan melihat orang-orang yang mengasihi JT dan orang-orang yang JT kasihi, JT

merasa berharga memiliki seseorang yang sangat peduli kepadanya, yaitu kekasih JT.

Sudah sewajarnya jika manusia memiliki perasaan negatif dalam dirinya, namun

sebaiknya bila seseorang menggunakan akal pikirannya secara sehat yang di

anugerahkan oleh Tuhan secara bijaksana, hal inilah yang dilakukan oleh JT.

Page 204: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

189

c. Harga Diri

Santrock (2007:183) harga diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang

tepat atau benar mengenai martabatnya sebagai seorang pribadi termasuk keberhasilan

dan pencapaiannya. Persepsi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya

sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang dicapainya. JT

memiliki penghargaan yang baik atas dirinya. JT menyadari bahwa setiap manusia

berharga.

JT mengartikan harga diri adalah sebuah sikap seseorang yang tetap bisa

menjaga harkat dan martabatnya sebagai manusia. JT menganggap bahwa seseorang

yang mempunyai harga diri adalah orang yang tidak menunjukkan kelemahan atau

kekurangan yang di milikinya di hadapan orang lain. JT menganggap dirinya sangat

berharga dan berarti untuk orang lain. Menurut informan pertama, Sikap bersyukur JT

membuktikan bahwa subyek memiliki penghargaan yang cukup tinggi untuk dirinya

sendiri dan orang lain. JT menyatakan bahwa yang terpenting adalah JT merasa sangat

berharga di mata Tuhan. JT merasa bahwa dirinya sangat disayangi oleh Tuhan dan JT

merasa bahwa kehadirannya memberi banyak arti untuk orang lain. Hal tersebut juga

dibenarkan oleh informan kedua bahwa saat ini JT bahwa JT senang jika dapat berbagi

dengan orang lain. Ada kecenderungan keinginan untuk mendapat perhatian dan

keinginan untuk dicintai pada JT.

Rasa keberartian JT membuat JT memiliki penerimaan diri yang baik akan

dirinya. JT memiliki kesadaran diri penuh terhadap kondisi dan kelemahannya,

kesadaran inilah yang membuat JT nyaman menjalani dan menikmati hidupnya. Hal

ini selaras dengan yang disampaikan oleh Preedy and Watson (2010:1754) kualitas

Page 205: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

190

hidup didefinisikan kepuasan dalam aspek kehidupan, rasa nyaman yang diawali

dengan penerimaan diri JT membuat JT puas dengan hidupnya.

d. Kebahagiaan

Aristoteles (Ferris, 2010:17) menyatakan bahwa kualitas hidup adalah produk

bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri. Hal ini

juga diungkapkan dengan simbol cinta, menemukan seseorang untuk dicintai akan

meningkatkan kualitas hidup seseorang, cinta dapat mengubah identitas seseorang,

mengubah posisi sosial seseorang melalui kelekatan pada orang lain. Ferris (2010:31)

mendefinisikan kualitas hidup dengan membuang respon negatif dengan mengalami

kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui cinta serta kasih sayang.

JT mendefinisikan kebahagiaan sebagai sikap selalu mensyukuri semua yang

diberikan oleh Tuhan, dengan bersyukur setiap orang bisa menjalani hidupnya dengan

nyaman dan merasakan kebahagiaan itu sendiri. JT bahagia dengan semua yang

dimilikinya, JT bahagia dengan keluarganya, JT bahagia memiliki sahabat-sahabat

yang sudah dianggapnya sebagai saudara dan JT sangat bahagia memiliki kekasih

seperti mas.Benny.

JT memilih untuk tetap bahagia di tengah keadaannya yang sakit. JT bahagia

dengan orang-orang yang di cintainya dan orang-orang yang mencintai JT. JT

memiliki kualitas hidup yang positif karena JT telah menemukan cinta dalam

hidupnya. Hal ini seturut dengan yang diungkapkan oleh informan pertama bahwa JT

lebih memilih untuk bahagia walaupun dalam keterbatasan keadaan fisiknya. Informan

Page 206: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

191

kedua juga mengungkapkan bahwa JT bahkan mampu bersyukur dengan keadaannya

sekarang.

e. Spiritualitas

Fisch et al (2003:2754) menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga

berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. JT merasa memiliki kedekatan dengan

Tuhan dan Tuhan adalah segalanya bagi JT. Keimanan JT kepada Tuhan menjadi

kekuatan untuk menghadapi penyakitnya. Ada perubahan dalam diri JT sebelum dan

sesudah menjadi penderita kanker, terutama pada kedewasaan dan pola pikir JT. JT

dapat mengambil sisi positif dari keadaan sakit yang menimpanya.

Zohar dan Marshall (2000:4) kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untk

menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu untuk menilai bahwa

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

JT menganggap penyakitnya adalah cara Tuhan mengasihi JT dan Tuhan

menginginkan JT untuk menjadi pribadi yang kuat sehingga JT pada akhirnya bisa

menerima dan menghadapi penyakitnya. Hal demikian juga diungkapkan oleh

informan pertama dan kedua, informan menganggap JT hanya mengandalkan Tuhan

untuk memberikan kesembuhannya, hal ini ditunjukkan dengan sikap JT yang

menghentikan pengobatan dan memilih untuk menikmati hidupnya. JT tidak lagi takut

mati. Hubungan JT dengan Tuhan membuat JT merasa memiliki kekuatan ekstra untuk

menjalani hidup dengan penyakit yang dideritanya. JT tidak mau menyerah dengan

keadaan yang ada, JT berusaha mengendalikan keadaan bukan malah sebaliknya.

Kualitas hidup JT terlihat dari cara JT berjuang menghadapi penyakit yang

Page 207: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

192

dideritanya.

f. Kesejahteraan

Walter (Rukminto,1994:4) kesejahteraan sosial merupakan sistem yang

terorganisasi dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu

ataupun kelompok agar dapat mencapai standart hidup dan kesehatan yang lebih

memuaskan. Rukminto (1994:11) usaha kesejahteraan sosial adalah usaha yang

terorganisai dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kearah

kehidupan sosial yang lebih baik. Peningkatan kualitaas hidup itu sendiri dapat

dilakukan melalui kehidupan keluarga, kesehatan, kemampuan menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, standart hidup maupun relasi

sosial. JT selalu ingin meningkatkan kesejahteraan hidupnya untuk terus menjadi lebih

baik.

Preedy and Watson (2010:386) menyatakan konsep kesejahteraan menyiratkan

kualitas hidup yang positif dan membangun. JT termasuk dalam keluarga yang

sejahtera secara ekonomi dan selalu mengusahakan kehidupan yang lebih baik. JT

terlihat sehat dan nyaman dengan keadaannya. Andesson et all (Preedy and

Watson,2010:1868) mengungkapkan kualitas hidup yang baik sebagai keadaan fisik

dan kesejahteraan psikososial individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari

dan merasa puas dengan peran sehari-hari. Kualitas hidup JT terlihat dari kemampuan

JT untuk tetap melakukan kegiatan sehari-hari dan tetap kuliah di tengah keterbatasan

fisiknya dan JT puas dengan dirinya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua, bahwa

kondisi JT yang sakit, tidak menghalanginya untuk beraktivitas seperti biasanya.

Page 208: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

193

JT mempunyai harapan dan tujuan dalam hidupnya yaitu bisa di kenal dan

bermanfaat bagi orang lain di luar predikatnya sebagai penderita kanker otak. JT

menganggap hidupnya seperti pelangi yang penuh warna dan kadang seperti langit

yang terang dan mendung. Kekhawatiran JT adalah jika dirinya tidak bisa memberikan

yang terbaik untuk orang tuanya. Informan pertama menyampaikan hal yang hampir

sama, yaitu JT juga ingin melakukan banyak hal bagi orang lain sehingga dirinya akan

memberi dampak positif untuk orang lain.

JT melakukan peran individu dan peran sosialnya dengan efektif. JT masih

mampu melakukan aktivitas sosial yang ada dan menjalankan tanggung-jawabnya

sebagai pribadi untuk mencapai cita-cita yang dimilikinya. JT memiliki kapasitas

intelektual yang cukup memadahi, memiliki motivasi berprestasi cukup besar dan ada

ambisi untuk meraih suatu hal. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa JT

merasakan kesejahteraan yang akhirnya membuat hidupnya memiliki kualitas positif.

g. Persepsi Individu terhadap Kualitas Hidup

The World Health Organization (1997:1) mendefinisikan secara umum kualitas

hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks

budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,

standart dan kekhawatiran hidup. JT memiliki persepsi tentang hidupnya bahwa hidup

yang dijalaninya seperti pelangi yang penuh warna dan seperti langit yang terang dan

kadang mendung. JT memiliki harapan dan tujuan hidup untuk bisa berguna bagi

orang lain terutama bagi orang tuanya. JT juga memiliki kekhawatiran-kekhawatiran

tentang hidupnya terutama disebabkan karena keadaan penyakit yang di deritanya.

Page 209: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

194

Kekhawatiran dan ketakutan JT ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi emosional

JT yang cenderung labil berdasarkan hasil intepretasi tes grafis.

JT memiliki persepsi pribadi mengenai kualitas hidup. Menurut JT, kualitas

hidup adalah ucapan syukur kepada Tuhan setiap hari. Menurut JT kriteria yang

menunjukkan bahwa seseorang memiliki kualitas dalam hidupnya adalah bisa

menerima dan selalu merasa cukup bahkan berlebih dengan apa yang dimilikinya dan

bersemangat. JT masuk dalam kriteria tersebut dan bangga menilai dirinya sebagai

seseorang yang memiliki kualitas hidup.

Menurut informan pertama, kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

adalah seseorang yang mampu melawan masalahnya, mampu menghadapi masalahnya

dan melakukan yang terbaik untuk hidupnya. Informan pertama menuturkan bahwa JT

adalah seseorang yang memiliki kualitas hidup yang positif, karena JT mempunyai

komitmen dan keberanian untuk mengambil keputusan tentang kesehatannya dan

menghadapi masalahnya sendiri, hal yang mempengaruhi kualitas hidup JT adalah

keimanannya kepada Tuhan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari informan

kedua. Informan ahli mendefinisikan bahwa kualitas hidup adalah saat seseorang bisa

menunjukkan kemampuan atau kinerjanya dan bagaimana dia berusaha mencapai

kehidupan yang terus semakin baik. JT bisa dikatakan berkualitas, karena dengan

keadaannya yang seperti itu, dia masih berusaha untuk tetap kuliah. Artinya JT

berusaha meningkatkan kemampuan dirinya.

Page 210: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

195

3. Aspek Sosial

a. Hubungan interpersonal

Mor (Mosteller and Falotico, 1989:4) menyatakan bahwa kualitas hidup

sebagai aspek kehidupan dan fungsi manusia yang mempertimbangkan keperluan

untuk pemenuhan hidup, termasuk didalamnya adalah pencapaian pendidikan,

pendapatan dan standart hidup serta hubungan sosial. Bagi JT keluarga adalah hal

terpenting dan dalam keluarga pula JT merasakan cinta dan kasih sayang. JT sangat

bahagia dan bangga dengan keluarganya walaupun hubungan JT dengan keluarganya

tidak terlalu intim.

Barakat et. al. (2010:1) mendeskripsikan bahwa fungsi keluarga, termasuk

didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita kanker, hal

ini menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakitnya pada pasien yang sedang

menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih

penting daripada mengandalkan diagnosis atau pengobatan. Hubungan sosial JT

dengan keluarga tidak baik. Berdasarkan hasil intepretasi tes grafis, diketahui bahwa

hubungan JT dengan orang terdekat atau orang tua cenderung tidak seimbang. Peran

ayah dan ibu sebagai pelindung nampak sama namun JT cenderung kurang tertarik

atau kurang ambil bagian dalam membangun relasi dalam keluarga. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh perasaan kurang hangat atau kurang peduli pada keluarga.

JT paling dekat dengan ibunya dan JT merasa bahwa ibunya adalah orang yang

paling mengerti diri JT. Hubungan JT dengan ayahnya tidak terlalu dekat karena

ayahnya adalah orang yang sangat keras dan kasar, namun JT cukup dekat dengan

kakak laki-lakinya, walaupun demikian pada awalnya JT tidak memberitahukan

Page 211: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

196

kepada keluarga tentang penyakitnya. JT merasa kurang mendapatkan perhatian dari

keluarganya, JT mengganggap keluarganya tidak peduli pada JT karena terlalu sibuk.

Hal tersebut dibenarkan oleh informan kedua, pada awalnya JT tidak nyaman berada

di rumah bersama keluarga karena orang tua JT tidak mengetahui kondisi JT yang

sebenarnya dan JT harus bersikap seolah-olah JT baik-baik saja. Hal ini didukung

dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa pada JT tampak keinginan untuk

mendapatkan perhatian atau keinginan untuk dicintai. RM cenderung merasa tidak

aman dan kurang nyaman, sehingga bersikap tertutup dan tidak banyak bicara. JT

cenderung lebih suka menyendiri di dalam kamar saat berada di rumah.

Ferris (2010:29-31) kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan membuang

respon negatif dengan mengalami kebahagiaan, dan kehidupan yang menarik melalui

cinta dan kasih sayang. Saat ini menjadi lebih baik karena orang tua JT sudah

mengetahui keadaan JT yang sebenarnya sejak tujuh bulan yang lalu, keluarga JT

lebih memperhatikan JT walaupun sikap ayah JT yang belum bisa sepenuhnya

berubah. JT senang dengan perubahan dan perhatian yang ditunjukkan keluarga

terhadapnya sekarang. JT lebih merasakan cinta dalam keluarga setelah keluarga tahu

tentang keadaanya yang sebenarnya. JT juga mendapatkan perhatian dari keluarga

yang lain.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan teman dan

keluarga. JT mampu melakukan kontak sosial dengan orang lain, JT memiliki banyak

teman dan sering mengadakan kegiatan bersama antara lain, menemani futsal teman

laki-laki, mengadakan kegiatan rohani bersama, liburan bersama dan lain-lain. JT juga

Page 212: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

197

memiliki beberapa sahabat di kampus, mereka sering menginap bersama dan

melakukan semua aktivitas kampus bersama. Menurut informan pertama, JT memiliki

hubungan interpersonal yang sangat baik dan memiliki banyak sekali teman.

Larasati (2009:1) kualitas hidup seseorang yang positif ditunjukkan dengan JT

mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap

empati dan merasakan penderitaan orang lain. JT sering menolong teman-temannya

khususnya dalam hal keuangan karena JT merasa sebagai sama-sama anak kos harus

saling tolong menolong. Informan kedua juga mengungkapkan bahwa JT memiliki

rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. JT senang jika dapat berbagi dengan

orang lain.

Hubungan JT dengan orang-orang disekitarnya cenderung cukup baik,

walaupun JT tidak memiliki hubungan yang sangat intim dengan keluarga intinya,

namun JT tidak kekurangan perhatian dari teman-teman dan saudaranya. Kualitas

hidup JT tampak dari sikap JT yang tetap mengasihi ayahnya yang sering berlaku

kasar terhadap JT. JT juga memiliki kepedulian dan rasa empati terhadap orang lain.

b. Dukungan sosial

Cobb (Taylor,1991:244) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi

dari orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan

merupakan bagian dari kelompok dalam jaringan timbal balik. Gottlieb (Smet,

1993:76) mendefinisikan social support sebagai, informasi verbal atau non-verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang

akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan

Page 213: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

198

hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah

laku penerimanya.

JT sebagai penderita kanker awalnya sengaja menyembunyikan keadaannya

dari orang lain. Alasan JT melakukan hal tersebut adalah JT tidak ingin dikasihani

oleh orang lain. Orang yang mengetahui bahwa JT sakit hanya paman JT, kekasih JT,

orang tua dan kakak dan beberapa saja dari sahabat-sahabat dekat JT. Orang tua J baru

mengetahui jika JT menderita kanker otak stadium dua kurang lebih tujuh bulan yang

lalu. JT tidak dengan sengaja menyembunyikan penyakit yang dialaminya terhadap

orang tuanya, namun JT merasa bahwa orang tuanya tidak peduli dengannya karena

terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Hal ini didukung oleh hasil intepretasi tes grafis

yang menyatakan bahwa adanya peran orang tua yang tidak seimbang, hal ini

dipengaruhi oleh perasaan kurang hangat atau kurang peduli kepada keluarga.

Sikap ayah JT yang kasar semakin menjadi saat tahu bahwa JT menderita

kanker. Ayah JT menjadi semakin kasar dan memukul JT di tengah keadaan JT yang

sedang merasakan kesakitan, tetapi JT memaklumi sikap ayahnya sebagai wujud

kekhawatirannya. Ibu dan kakak JT merasa sangat terpukul dengan vonis penyakit JT

dan setalah tahu, mereka menjadi semakin perhatian pada JT. Meskipun hanya

beberapa orang yang tahu tentang keadaan JT yang sebenarnya, namun JT tetap

mendapat dukungan mereka yang tahu. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa

JT cukup nyaman tinggal di rumah, JT mendapat dukungan dari orang disekitarnya.

Sikap ayah JT yang keras dan kasar adalah wujud ekspresi kekhawatirannya kepada

JT. Hal ini cukup untuk JT mengerti bahwa ayahnya tetap memperhatikannya. Ibu dan

Page 214: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

199

kakak JT selalu memberikan perhatian dan dukungan lewat dorongan semangat, doa

maupun membawakan makanan di kos JT. Hal ini dibenarkan oleh informan ketiga.

Dukungan dari pacar JT juga sangat besar, bahkan menurut JT, pacarnya

menjadi motivasi terbesarnya untuk sembuh. Hal yang sama juga diungkapkan oleh

informan pertama, bahwa JT mendapat dukungan dari orang tuan, teman-teman dan

pacar JT. Informan kedua mengungkapkan dukungannya dengan cara berusaha untuk

selalu ada untuk JT. Informan pertama menuturkan bahwa walaupun orang tua JT

bersikap biasa saja, tetapi mereka tetap memberi dukungan kepada JT. Informan

pertama sendiri sangat mendukung JT untuk menjalani hidupnya dan mencapai

kesembuhan. Wujud dukungan teman JT ditunjukkan dengan sering memberikan

dukungan kepada JT melalui pesan singkat yang dikirimnya setiap hari. Informan

menuturkan saat bertemu JT, dirinya justru tidak membahas tentang keadaan

penyakitnya, tetapi justru membuat JT menikmati hidupnya dengan bercanda dan

bergembira bersama.

JT mendapat dukungan dan perhatian dari orang-orang yang tahu keadaannya,

namun JT lebih merasa diperhatikan oleh orang-orang yang justru sama sekali tidak

tahu bahwa JT sakit. JT menganggap keberadaan keluarga, kekasih dan sahabatnya

sebagai penyemangat yang bisa membuat JT bertahan dan melawan penyakitnya.

Hubungan interpersonal JT dengan orang-orang disekitanya memberi kekuatan kepada

JT secara emosional dan hal ini sangat mempengaruhi kualitas hidupnya.

c. Hubungan dengan lawan jenis

Taylor (1991:244) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi dari

orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan

Page 215: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

200

merupakan bagian dari kelompok yang biasa diajak bicara dan merupakan kewajiban

yang saling ditunjukkan oleh orang tua, pasangan atau kekasih, pasangan lainnya,

teman dan kontak sosial atau kelompok. Pasangan atau kekasih menjadi bagian dari

orang-orang yang memberikan rasa cinta kepada JT.

Penyakit JT sangat mempengaruhi hubungannya dengan lawan jenis namun

lebih karena keterbatasan fisik yang ada pada dirinya. Perubahan yang terjadi adalah

JT tidak lagi bisa menemani kekasihnya, mas.Benny, kemanapun dia pergi karena JT

cepat lelah dan sering tidak sehat namun dalam hal ini mas.Benny sangat mengerti

bahwa keadaan JT tidak bisa seperti dahulu lagi. JT juga pernah sempat merasa

pesimis dengan hubungannya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa JT

merasa pesimis dengan hubungannya karena JT merasa tidak punya masa depan.

Paul and White (Santrock, 2005:371) hubungan berpacaran adalah bagian dari

proses sosialisasi yang berfungsi sebagai kesempatan untuk menjalin hubungan yang

bermakna dengan seorang lawan jenis melalui interaksi dan aktivitas bersama untuk

menjadi sarana pemilahan pasangan nantinya. Penyakit JT membuat rasa cinta mereka

semakin dalam dan kuat, sehingga mereka merencanakan untuk segera menikah.

Menurut informan pertama, penyakit yang di derita JT memberikan dampak positif

terhadap hubungan berpacaran mereka. Penyakit tersebut di pakai sebagai sarana ujian

kesetiaan dan ketulusan untuk mereka. Ada perubahan dalam hubungan mereka

sebelum dan sesudah JT menderita kanker. Pacar JT semakin menunjukkan

perhatiannya terhadap JT dengan cara menjaga JT. Hubungan dengan lawan jenis

mempengaruhi kualitas hidup JT dalam mendapatkan rasa cinta untuk mencapai

kebahagiaan.

Page 216: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

201

d. Aktivitas sosial

Preedy and Watson (2010:2925) kualitas hidup didefinisikan secara fungsional

sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik dan pekerjaan. JT

tidak mengalami gangguan dalam beraktivitas. JT masih terlihat sehat dan segar. JT

masih mampu melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri dan tanpa bantuan orang

lain. JT menunjukkan kinerjanya dengan masih menjalani proses kuliah, sekarang JT

menempuh semester tujuh. Andesson et all (Preedy and Watson,2010:1868)

mengungkapkan kualitas hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan individu yang

mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari. JT

merasa puas dengan keadaannya dan sanggup melakukan kegiatannya sehari-hari

tanpa bantuan orang lain.

Shin dan Johnson (Bowling, 2005:7) menyatakan bahwa kualitas hidup terdiri

dari kepemilikan sumber daya yang diperlukan untuk kepuasan kebutuhan individu,

keinginan-keinginan, partisipasi dalam kegiatan yang memungkinkan pengembangan

pribadi dan aktualisasi diri. JT mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. JT juga

berprestasi di kampus, JT terlibat organisasi dan menjabat selama beberapa waktu

sebagai ketua BLEM (Badan Legislatif Mahasiswa). Kapasitas intelektual JT cukup

memadahi, Tahun 2012 JT akan menghadiri acara seminar bersama dosen dan rektor

universitasnya di Pulau Lombok, hal ini dibenarkan oleh informan pertama. Informan

ahli menuturkan bahwa JT tergolong memiliki kualitas hidup yang positif karena

dengan keadaannya sebagai penderita kanker, JT masih tetap bisa beraktivitas,

khususnya kuliah. Hal ini berarti bahwa JT berusaha meningkatkan kemampuan

dirinya. Menurut hasil intepretasi tes grafis diketahui bahwa JT memiliki motivasi

Page 217: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

202

berprestasi cukup besar dan ada ambisi untuk meraih suatu hal.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki partisipasi dalam kegiatan sosial. JT sangat

senang dengan segala bentuk acara bakti sosial. JT ingin orang lain melihatnya sebagai

dirinya yang sehat. JT sangat senang bertemu dengan orang-orang yang kurang

beruntung dimana disana JT bisa berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Pertemuan dengan orang-orang yang kurang beruntung akan membuat JT lebih

bersyukur dengan apa yang JT miliki.

Menurut informan pertama, JT sangat senang dengan kegiatan yang berkaitan

dengan aksi sosial yang diadakan bersama antara JT dan informan. JT menunjukkan

rasa empatinya kepada informan dengan menunjukkan perhatiannya saat informan

sedang sakit. Kualitas hidup JT dapat dilhat dari rasa peduli dan empati JT terhadap

orang lain. Kepedulian dan rasa empati JT yang tinggi membawa JT terlibat dalam

kegiatan organisasi formal maupun non-formal khususnya di bidang sosial. JT

tergerak untuk membantu sesama manusia, JT menganggap bahwa hidupnya harus

berdampak untuk banyak orang.

4. Lingkungan

a. Kebebasan

JT mendefinisikan kebebasan sebagai ungkapan ekspresi JT untuk menjadi

dirinya sendiri. JT merasa bebas dalam melakukan apa yang diinginkannya dan JT

nyaman menjadi dirinya sendiri. Green and Kreuter (2000:49) menyatakan kualitas

hidup selain mengukur hasil kesehatan juga termasuk kemampuan untuk melakukan

tugas hidup sehari-hari, beradaptasi dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat,

Page 218: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

203

tingkat energi, dan indikator kesejahteraan lain yang tidak terkait dengan kondisi

medis. JT beranggapan dirinya mampu melakukan semua kewajiban dan tanggung

jawabnya dalam aktivitasnya sehari-hari dan JT memiliki mobilitas yang tinggi dalam

kegiatannya sehari-hari. Seperti penuturan informan ketiga, JT masih sering

mengendarai motor sendiri ke kampus atau untuk kegiatan lainnya.

Keputusan JT untuk menghentikan program pengobatan adalah wujud

kebebasan yang dimilikinya untuk menentukan hidupnya. Berdasarkan hasil tes grafis,

JT memiliki keyakinan kuat dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

Kebebasan yang diperoleh JT diseimbangkan dengan sikap tanggung jawabnya untuk

selalu menjaga kesehatannya. Informan pertama mengungkapkan bahwa JT memiliki

kebebasan dalam melakukan segala sesuatu yang diinginkan. JT di percaya oleh orang

tuanya untuk beraktivitas ataupun menjalin pertemanan dengan siapapun.

Keputusannya menghentikan pengobatan juga salah satu wujud kebebasan JT untuk

hidupnya. Kebebasan membawa JT pada kondisi yang nyaman untuk dirinya, JT bebas

menjadi diri sendiri dan lebih bisa menikmati hidupnya dengan normal. Kebebasan

pula yang membawa JT kepada sikap penerimaan diri yang baik. Kenyamanan dan

penerimaan diri membuat JT puas dengan kehidupannya.

b. Keselamatan fisik dan keamanan

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki tinggal dalam lingkungan yang aman

dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri. JT menyebut rumah

adalah tempat terindah di dunia, sedangkan tempatnya menuntut ilmu adalah sumber

kebahagiaan untuk dirinya karena disana subyek bisa berbagi kegembiraan dengan

Page 219: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

204

teman-temannya dan kos adalah rumah kedua bagi JT semenjak satu tahun yang lalu.

Hal ini dibenarkan oleh informan kedua dan ketiga bahwa JT nyaman tinggal

dirumahnya.

JT sangat menikmati saat bersama dengan orang-orang yang dikasihinya. JT

dapat mengenali diri sendiri, JT mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat

ini. JT sadar dengan keadaan fisiknya dan mengerti apa yang harus dia lakukan saat

sedang merasa kesakitan. Lingkungan tempat kos JT aman dan termasuk dalam

kriteria kos yang lebih dari cukup. Semua fasilitas tersedia cukup untuk mendukung

kegiatan sehari-hari JT. Sebagai anak kos pasti JT terbentuk untuk menjadi pribadi

yang mandiri.

4.5.2 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup subyek JT

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki kesehatan fisik dan mental yang

baik.Kualitas hidup JT sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis.Indikatornya yaitu

spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan. Psikologis sangat berpengaruh kepada

kondisi kesehatan JT secara fisik. Keputusan JT untuk menghentikan pengobatan

sempat menuai banyak protes dari keluarga dan orang-orang disekitar JT. JT memilih

untuk mensugesti pikirannya sendiri untuk tetap sehat walaupun tanpa obat.

Dukungan sosial sangat penting bagi semua penderita kanker. Dukungan dari

orang-orang disekitar kehidupan JT memberi banyak arti bagi JT dan membuat JT

merasa berharga bagi orang lain. Rasa cinta, aman dan kenyamanan yang diperoleh JT

dari orang-orang disekitar JT memberikan peran yang besar untuk JT tetap bisa

menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Penerimaan diri yang baik dari JT membuat

Page 220: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

205

JT merasakan kesejahteraan dalam hidupnya walaupun keadaanya terbatas. Fisch et al

(2003:2754) menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga berpengaruh terhadap

kualitas hidup seseorang. Ada perjalanan spiritual yang dialami JT selama hidupnya,

JT merasakan perubahan karakter dalam dirinya yang semakin mengandalkan Tuhan

dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya. JT tidak lagi menyalahkan pihak lain

atas keadaannya, melainkan menganggap penyakit kanker yang dideritanya sebagai

suatu anugerah dari Tuhan dan JT bangga sebagai penderita kanker. Faktanya, JT

memiliki kuatitas hidup yang positif dan sangat dipengaruhi aspek psikologis yang ada

pada dirinya.

Buchanan (Preedy and Watson, 2010:2925) kualitas hidup didefinisikan secara

fungsional sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik,

pekerjaan dan keuangan. JT mampu menunjukkan kinerjanya dalam kegiatan sehari-

hari. JT mampu menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa bahkan mampu

menunjukkan prestasinya di bidang akademik. Faktor yang mempengaruhi kualitas

hidup JT adalah faktor pengetahuan JT terhadap penyakitnya. Faktor tersebut

memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada JT tentang penyakit kanker yang

sedang dideritanya. Pengetahuan JT diperoleh melalui informasi dari dokter dan hasil

pencariannya lewat media internet. JT membaca banyak literatur yang berkaitan

dengan penyakitnya, melalui hal ini JT tahu bagaimana penanganan terhadap

penyakitnya. JT tahu bagaimana harus menjaga kesehatannya, apa yang perlu di

konsumsi dan apa yang harus dihindari untuk mencegah sel kanker yang ada

ditubuhnya semakin bersifat ganas sebagai treatment terhadap penyakitnya.

Page 221: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

206

Gambar 4.1 Dinamika Kualitas Hidup pada Subyek JT

Kondisi Pasca Menderita Kanker• Mengeluh karena fisiknya tidak lagi sekuat sebelumnya. • Mengalami ketakutan akan datangnya kematian, • Kekhawatiran akan masa depan • Merasa sedih dan terpukul dengan kenyataan yang dialami.

Aspek Kualitas Hidup

• Aspek Psikologis:

Spiritualitas

Dukungan sosial

Kesejahteraan

Kualitas Hidup Positif 1. Aspek Fisik 2. Aspek Lingkungan

• Menjaga kesehatan dengan makanan sehat dan olah raga • Memiliki bebas mengembangkan potensinya • Melakukan diet untuk menstabilkan gula darah dan ikut aktif dalam kegiatan organisasi kampus • Percaya diri dan puas dengan dirinya • Menerima dan menyadari bahwa dirinya menderita kanker • Lingkungan rumah atau kos aman dan nyaman

3. Aspek Sosial 4. Aspek Psikologis

• Memiliki banyak teman dan sikap empati kepada orang lain • Berpikiran positif bahwa dirinya sehat tanpa obat

• Pacar subyek sangat mendukung • Mampu bangkit dari keterpurukan

• Orang tua dan orang disekitar memberi dukungan • Merasa berharga bagi orang lain

• Mampu kuliah dan aktif dalam organisasi kampus • Bahagia dengan orang-orang yang dicintainya

 • Rajin beribadah dan lebih berserah kepada Tuhan

 • Merasa sejahtera dalam menjalani hidup

 • Menilai dirinya memiliki kualitas hidup positif

SUBYEK JT

KUALITAS HIDUPFaktor yang mempengaruhi kualitas hidup

penderita kanker:

• Pengetahuan dan Pemahaman terhadap penyakit yang dideritanya

Page 222: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

207

4.5.3 Dinamika psikologis subyek JT

Ferris (2010:16) Kualitas hidup adalah produk interaksi antara kepribadian

individu yang terjadi terus menerus dalam episode peristiwa kehidupan. Setiap

manusia pasti mengalami perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan manusia

bisa dibentuk melalui proses yang dilewati oleh seorang individu dalam kehidupan.

Setiap manusia selalu megusahakan untuk memiliki hidup yang berkualitas. Kualitas

sering diidentikkan dengan sesuatu yang bernilai tinggi. Seseorang yang memiliki

kualitas hidup diartikan bahwa orang tersebut hidup dengan kondisi fisik yang sehat

tanpa penyakit, sukses, merasakan kebahagiaan, punya banyak relasi bahkan memiliki

banyak uang. Hal ini membuat seseorang berusaha untuk melakukan yang terbaik

untuk dirinya.

Kualitas hidup menjadi ukuran standart kesehatan terutama untuk beberapa

orang dengan penyakit kronis, fungsional, psikologis dan penyakit yang tidak bisa

disembuhkan (Preedy and Watson, 2010:382). The World Health Organization

(1997:1) mendefinisikan secara umum kualitas hidup sebagai persepsi individu dari

posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka

hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan, standart dan kekhawatiran hidup. Setiap

orang memiliki persepsi terhadap hidupnya, apakah hidupnya berkualitas atau tidak.

Keadaan yang berkualitas sering di selaraskan dengan kondisi tanpa

kekurangan atau kelemahan, namun bagaimana dengan kualitas hidup yang dimiliki

oleh seorang penderita suatu penyakit kronis. Seseorang dengan kondisi sakit akan

membuat suatu kondisi yang tidak menyenangkan bagi penderita. Kondisi buruk

dalam hidup dapat membawa seseorang dalam keterpurukan. Hal ini terjadi karena

Page 223: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

208

individu tidak mampu bertahan dalam penderitaan yang dialaminya, sehingga akan

berakhir pada rasa putus asa pada penderita.

JT telah cukup lama berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya. JT

mengalami masa-masa sulit dalam menyesuaikan diri dengan kondisi yang berbeda

pada dirinya. JT mengalami perubahan secara fisik yang sangat drastis, ketakutan,

kekhawatiran dan kesedihan yang dalam dengan kenyataan yang dialaminya. JT

sempat berusaha mengakhiri hidupnya namun gagal. JT juga mengalami penolakan

dari teman-teman dekatnya dan JT berhasil melewati itu semua tanpa dukungan

keluarga JT. JT sempat menyembunyikan kondisi penyakitnya dari orang tuanya

karena sikap orang tua JT yang dahulu cenderung acuh pada JT. Ada perubahan sikap

orang tua JT ketika tahu penyakit JT tujuh bulan yang lalu. JT mendapat dukungan

dari keluarganya. JT memiliki banyak teman yang sangat menjaga dan perhatian

kepadanya walaupun mereka tidak mengetahui kondisi JT yang sebenarnya.

Preedy and Watson (2010:1754) kualitas hidup didefinisikan kepuasan dalam

berbagai aspek kehidupan. JT mengungkapkan bahwa dirinya puas dengan hidupnya.

JT puas dengan apa yang dimilikinya, orang tua, keluarga, saudara, teman, kekasih

dan semua yang JT miliki. JT selalu mengucap syukur kepada Tuhan untuk semua hal

yang di berikan oleh Tuhan kepadanya, juga karena Tuhan menganugerahkan suatu

penyakit ada pada tubuhnya. JT percaya diri dan bangga dengan penyakit yang

dideritanya.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas

hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang positif,

memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik,

Page 224: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

209

memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki

hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang baik,

memiliki cukup uang dan mandiri.

JT memiliki penerimaan diri dan citra diri yang baik atas kondisi yang

dialaminya. JT mampu mengendalikan emosi dalam dirinya. JT sanggup melawan

ego dirinya yang biasanya bahwa seseorang sakit akan cenderung mengharapkan

perhatian dari orang lain, JT justru tidak ingin orang lain mengetahui kondisi yang

sebenarnya tentang dia karena JT tidak ingin merepotkan orang lain. JT mampu

bangkit dari keterpurukan dan merasa berharga bagi orang lain. JT bahagia bersama

orang-orang yang dicintainya. JT mengalami perjalanan spiritual yang menjadikannya

semakin mendeka kepada Tuhan. JT mengandalkan keajaiban dan mujizat Tuhan

untuk mencapai kesembuhan. JT memiliki kesejahteraan hidup dan kualitas hidup

yang positif.

JT memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik dan memiliki kemampuan

fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. JT terlihat seperti orang sehat

lainnya. JT tidak pernah mengeluh sakit dan JT masih mampu melakukan aktivitas

seperti biasanya, JT masih mampu kuliah hingga saat ini. Keputusan JT untuk

menghentikan pengobatan sempat menuai banyak protes dari keluarga dan orang-

orang disekitar JT. JT memilih untuk mensugesti pikirannya sendiri untuk tetap sehat

walaupun tanpa obat.

Penyakit yang di derita JT tidak mempengaruhi hubungan sosial JT. JT

memiliki banyak teman, hubungan sosial JT sangat baik, begitu pula dengan lawan

Page 225: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

210

jenis. Orang-orang disekitar JT mendukung dan memberi rasa aman kepadanya. JT

juga memiliki rasa empati kepada orang lain sehingga JT senang terlibat dalam

aktivitas sosial baik formal maupun informal. Dukungan sosial sangat penting bagi

semua penderita kanker. Dukungan dari orang-orang disekitar kehidupan JT memberi

banyak arti bagi JT dan membuat JT merasa berharga bagi orang lain. Rasa cinta,

aman dan kenyamanan yang diperoleh JT dari orang-orang disekitar JT memberikan

peran yang besar untuk JT tetap bisa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. JT

bahagia dan merasa berharga di tengah orang yang mengasihinya.

JT berada dalam kondisi keluarga dengan ekonomi yang baik dan mampu

memenuhi kebutuhan JT seluruhnya. JT tinggal dalam lingkungan yang aman dengan

fasilitas yang baik. JT memiliki kualitas hidup yang positif, hal utama yang

mempengaruhi sikap positif JT adalah hubungan spiritualitas JT dengan Tuhan. Aspek

utama yang dominan dalam kualitas hidup JT adalah aspek spiritualitas dan dukungan

sosial.

Hubungan JT dengan Tuhan memberikan kebaikan bagi JT untuk lebih

bersyukur terhadap semua hal yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupnya. Bukti

kedewasaan iman JT adalah dengan menganggap penyakitnya sebagai anugerah

Tuhan. JT merasa beruntung mengalami penyakit kanker karena tidak semua orang

dianugerahi Tuhan hal ini. Rasa syukur tersebut berbanding lurus dengan penerimaan

diri dan citra diri JT yang baik. Dukungan sosial yang diberikan orang-orang

disekitarnya menjadi amat berharga untuk JT, hal ini membuat JT merasa berharga

dan berarti untuk orang lain. Kualitas hidup yang positif tampak pada pribadi JT yang

menunjukkan perasaan puas terhadap hidupnya.

Page 226: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

211

4.5.4 Aspek-aspek Kualitas Hidup pada Subyek RM

1. Aspek Fisik

a. Gejala fisik

Cella et. al. (2003:43) mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan sangat

mempengaruhi kualitas hidup seseorang. RM dinyatakan menderita kanker payudara

stadium satu pada akhir tahun 2010. Tidak banyak gejala yang dirasakan oleh RM

namun saat diperiksakan, diketahui bahwa terdapat sel kanker yang ada di tubuh RM.

RM mencoba beberapa metode pengobatan

Bowling (2005:7) kualitas umumnya didefinisikan sebagai nilai dari

‘kebaikan’. Kualitas hidup kemudian dijelaskan sebagai kebaikan dari kehidupan,

dalam kaitannya dengan kesehatan. RM menunjukkan bahwa dirinya memiliki

kesehatan fisik yang baik dan mental yang positif karena telah dapat menerima dan

beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya. RM menyadari bahwa dirinya harus

melakukan proses pengobatan agar dapat sembuh dari penyakitnya.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik serta

memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. RM

menyatakan bahwa keadaannya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya bahkan mampu

untuk bekerja. RM sudah merasa sehat sekarang karena menurut hasil pemeriksaan

tubuh RM memiliki zat anti bodi yang sangat baik. Hal ini didukung dengan

pernyataan dari informan ahli bahwa sistem imunitas tubuh RM sangat baik. Larasati

(2009:1) menyatakan RM yang kualitas hidupnya positif terlihat dari gambaran fisik

Page 227: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

212

RM yang selalu menjaga kesehatannya. RM rajin mengkonsumsi makanan sehat

terutama jus buah.

Penerimaan diri RM terhadap penyakitnya membuat RM memiliki kesadaran

penuh atas kondisi tubuhnya. RM tahu bahwa kesedihan tidak akan membawanya

kepada kesembuhan, RM menyadari bahwa dirinya harus menjalani pengobatan yang

ada apapun risiko yang akan dihadapinya. Serangkaian proses pengobatan yang

dijalaninya membuat kesehatan RM menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Perkembangan kesehatan RM meningkat cukup pesat, jika sebelumnya RM hanya bisa

istirahat di rumah, saat ini RM sudah bisa bekerja kembali. Anti bodi yang dimiliki

tubuh RM yang sangat baik memberi keyakinan kepada RM bahwa kesembuhan

bukanlah hal yang mustahil. Kondisi fisik dan mental yang baik melalui penerimaan

diri yang baik pula akan mempengaruhi kualitas hidup RM.

b. Respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki kesehatan fisik dan mental yang

baik. RM bisa menjalani program pengobatan dengan baik dan penuh semangat, RM

benar-benar ingin mengusahakan yang terbaik untuk kesembuhan penyakitnya. Hasil

pemeriksaan juga memberikan hasil yang positif, diketahui bahwa tubuh RM memiliki

anti bodi yang dapat melawan keganasan sel kanker dalam tubuhnya sehingga

menambah keyakinan kepada RM bahwa ada harapan untuk RM untuk bisa sembuh

total dari penyakit tersebut. Hal ini dibenarkan oleh informan ahli.

RM telah menjalani kemoterapi sebanyak enam kali dan masih mengkonsumsi

obat-obatan dalam jangka waktu maksimal lima tahun ke depan. Kemoterapi sempat

Page 228: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

213

membawa efek samping bagi RM, yaitu membuat rambut RM rontok, lemas, muntah,

kelelahan, kesemutan, dan mati rasa di beberapa bagian tubuh. RM sempat mengalami

masa krisis dan lemah dalam proses pengobatan, pada kemoterapi yang ke lima, RM

merasa putus asa dengan penyakitnya, tetapi RM segera dapat melewati proses

tersebut dengan dukungan keluarganya. RM sudah merasa sehat dan bisa bekerja

seperti semula. Larasati (2009:1) menyatakan RM yang kualitas hidupnya positif

terlihat dari gambaran fisik RM yang selalu menjaga kesehatannya. RM juga selalu

menjaga kesehatan tubuhnya dengan mengonsumsi makanan sehat yaitu sayur dan

buah-buahan.

c. Citra tubuh

Arkoff (1976:37) citra tubuh adalah persepsi atau pandangan terhadap tubuh

tubuh diri sendiri termasuk apa yang dilihat atau pikirkan ketika kita melihat diri kita

dari luar sebagai sebuah refleksi atau merasakan tubuh kita dari dalam. Evaluasi

tersebut secara menyeluruh seseorang terhadap kondisi fisik yang dimilikinya. Preedy

and Watson (2010:1754) kualitas hidup didefinisikan kepuasan dalam berbagai aspek

kehidupan, salah satunya adalah aspek fisik. RM sempat rendah diri dan merasa

berbeda dengan orang lain karena keadaan fisiknya yang botak akibat efek dari

pengobatan kemoterapi. Kenyataan ini membuat RM jarang keluar rumah, RM

menutupi kekurangannya dengan menggunakan penutup rambut atau topi. Hal ini juga

diungkapkan melalui hasil tes grafis yang mengungkapkan bahwa kondisi emosional

RM yang cenderung labil memunculkan rasa rendah diri dan kurang percaya diri. Saat

ini, seiring berjalannya waktu RM sudah bisa menerima keadaannya dan terbiasa

Page 229: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

214

dengan penampilannya. Hal tersebut didukung dengan pernyataan informan kedua

bahwa RM sudah lebih percaya diri dengan rambutnya yang mulai tumbuh kembali.

Kepercayaan diri merupakan wujud dari citra tubuh yang positif. RM lebih

percaya diri bekerja tanpa menggunakan rambut palsu, rambut RM berjenis ikal dan

berwarna hitam. RM sudah lebih percaya diri lagi untuk keluar rumah, meskipun tidak

kembali seperti yang dulu, kualitas hidup RM tampak dari perasaan positif RM yang

bersyukur dan puas dengan citra tubuhnya.

d. Penerimaan Diri

Chaplin (1999:450) mengatakan penerimaan diri adalah sikap yang pada

dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri,

serta pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan sendiri. Penerimaan diri merupakan

sikap positif terhadap diri sendiri dan dapat menerima keadaan dirinya secara tenang,

dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Pada awalnya RM kurang dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan yang dialaminya secara drastis, hal ini

juga terungkap dari hasil intepretasi tes grafis terhadap RM. Saat ini, RM

mengembalikan semuanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan berserah untuk setiap

rencana Tuhan untuk keluarganya. Butuh beberapa waktu bagi RM untuk

menyesuaikan diri dan mental dengan keadaannya yang tidak lagi sehat, tetapi RM

berhasil melewati tahap tersebut dan bersemangat menyelesaikan program pengobatan

yang telah di tentukan oleh dokter. RM menyadari bahwa dirinya adalah seorang

penderita kanker yang memiliki keterbatasan dalam segi fisik. Hal ini dibenarkan oleh

informan kedua bahwa RM sudah bisa menerima keadaannya apa adanya. RM

Page 230: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

215

mengetahui bahwa sebagai penderita kanker fisiknya akan cepat lelah dan tidak bisa

melakukan aktivitas seperti sebelumnya.

Akechi et. al. (1998:238) menyatakan bahwa bahwa penyesuaian mental

penderita kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya dan salah satu hal yang paling

adaptif dari penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’. RM menyadari harus

menjalani serangkaian pengobatan untuk kesembuhannya walaupun di awal

mendapatkan vonis kanker, RM merasa takut dan khawatir karena merasa kematian

akan segera datang. RM belum merasa tidak siap saat menerima vonis dirinya

menderita kanker, di sisi lain anaknya masih kecil dan membutuhkan perhatiannya.

Kualitas hidup RM tampak dari penerimaan diri RM yang didasari oleh penyerahan

dirinya kepada Tuhan. RM percaya bahwa yang menentukan hidup atau mati adalah

Tuhan dan hidup adalah milik Tuhan. RM berserah terhadap semua ujian yang Tuhan

berikan terhadapnya. Penerimaan diri RM membuatnya lebih nyaman menjalani hidup

disamping dengan pengobatannya.

2. Aspek psikologis

a. Perasaan Positif

Penerimaan diri RM dengan keadaannya erat hubungannya dengan sisi

spiritualitasnya. Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki

kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang

positif dan memiliki kesejahteraan emosional. RM mengaku semenjak di vonis

menderita kanker, RM lebih banyak berserah kepada kehendak dan rencana Tuhan,

walaupun sebagai manusia RM menyadari bahwa emosionalnya masih cenderung

Page 231: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

216

labil, RM masih sering mengeluh saat kondisi tubuhnya menurun. RM memiliki

pandangan positif bahwa RM berusaha mencukupkan diri dengan apa yang telah

diberikan Tuhan kepadanya dan keluarganya. RM mampu menyikapi penyakitnya

dengan positif. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh informan ahli, yaitu

bahwa RM semakin berserah kepada Tuhan.

Larasati (2009:1) menyatakan RM yang kualitas hidupnya positif terlihat dari

RM mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap

empati dan merasakan penderitaan orang lain. RM selalu ingin menjadi seseorang

yang bermanfaat bagi orang lain. Keterbatasan kondisi fisik dan ekonomi, RM tetap

tergerak hati untuk berbagi dengan orang lain. RM merasa bersyukur bahwa dalam

keadaan ekonomi yang terbatas, RM masih tetap bisa berbagi dengan keluarga yang

tinggal dekat dengan RM. Sikap empati RM yang lain juga ditunjukkan saat bertemu

dengan beberapa pasien kanker yang sedang menjalani proses kemoterapi, salah

satunya adalah dr.Rianto. RM mencoba memberi semangat untuk menghadapi proses

kemoterapi dan masa sulit setelah kemoterapi dan saran untuk pasien kanker yang lain

untuk tetap bisa terlihat bugar seperti dirinya.

Larasati (2009:1) menyatakan RM yang kualitas hidupnya positif terlihat

dalam aspek psikologis RM berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah. RM

termasuk orang yang bisa mengendalikan emosinya. Keberadaan dan ketergantungan

keluarga yang tinggal bersama RM sering mendatangkan konflik dalam keluarga,

namun RM berusaha untuk tetap berbuat baik kepada keluarganya. Kualitas hidup RM

dapat diketahui melalui pandangan psikologis yang positif dan kesejahteraan

emosional yang dimiliki.

Page 232: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

217

b. Perasaan Negatif

Ferris (2010:29-31) kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan membuang

alasan untuk depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami

kebahagiaan, dan kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan

kesejahteraan emosional, kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi

dasar untuk kesepian. RM pernah terpuruk dengan penyakit yang di deritanya. RM

merasa waktunya untuk hidup tinggal sebentar lagi sedangkan anak-anak RM masih

membutuhkan perhatian dari RM. RM juga merasa kuatir dengan keadaan ekonomi

keluarga karena RM menjadi tulang punggung keluarga yang membiayai seluruh

kebutuhan dan pengobatannya sendiri karena suaminya tidak memiliki penghasilan

tetap.

Hasil intepretasi menunjukkan kondisi emosional yang cenderung labil. RM

kadang masih merasa sedih dengan keadaannya dan bertanya dalam hati mengapa RM

yang mengalami penderitaan itu bukan orang lain. RM pernah merasa putus asa di

tengah proses pengobatan yang sedang dijalaninya. Pada proses kemoterapi yang

kelima, RM sempat menyerah dengan kondisinya yang tak kunjung sembuh, namun

berkat dukungan dan perhatian dari suami dan anak-anaknya. Hal ini didukung dengan

pernyataan yang disampaikan informan kedua bahwa dukungan dari anak-anak RM

membuat RM kembali bersemangat menjalani pengobatannya. Suami dan anak-anak

RM sangat perhatian kepada RM, mereka dengan setia merawat dan menjaga RM saat

sedang merasa lemah. Kualitas hidup RM diketahui dari RM yang berhasil menyikapi

perasaan negatif dengan sikap positif yang berasal dari rasa cinta dan kasih sayang

yang didapatkan dari dukungan keluarga.

Page 233: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

218

c. Harga Diri

Santrock (2007:183) harga diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang

tepat atau benar mengenai martabatnya sebagai seorang pribadi termasuk keberhasilan

dan pencapaiannya. Persepsi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya

sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang dicapainya.

Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan

keberartian diri.

RM memiliki penghargaan yang baik atas dirinya. RM menyadari bahwa setiap

manusia berharga. RM bisa menerima keadaannya sebagaimana adanya. RM

mengartikan harga diri adalah sebuah sikap seseorang merasa berharga dan dibutuhkan

oleh orang lain. Penghargaan diri yang baik terhadap diri sendiri akan membuat RM

selalu mengusahakan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Kualitas hidup RM tampak

dalam usaha RM melakukan segala pengobatan yang dianjurkan dokter agar bisa

sembuh.

RM menganggap dirinya sangat berharga dan berarti untuk orang lain. RM

menyatakan bahwa RM merasa berharga dan di butuhkan oleh keluarganya. RM

merasa bahwa dirinya sangat disayangi oleh Tuhan dan RM merasa bahwa

kehadirannya memberi banyak arti untuk orang lain. Informan kedua menyatakan

bahwa RM sangat berarti untuk keluarganya. Kebahagiaan RM berasal dari hubungan

dan rasa cinta keluarganya. Perhatian dari keluarga membuatnya merasa berarti dan

RM menjadikannya sebagai movitasi dan semangat dalam perjuangannya mencapai

kesembuhan.

Page 234: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

219

d. Kebahagiaan

Aristoteles (Ferris, 2010:17) menyatakan bahwa kualitas hidup adalah produk

bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri. Hal ini

juga diungkapkan dengan simbol cinta, menemukan seseorang untuk dicintai akan

meningkatkan kualitas hidup seseorang, cinta dapat mengubah identitas seseorang,

mengubah posisi sosial seseorang melalui kelekatan pada orang lain. Ferris (2010:31)

mendefinisikan kualitas hidup dengan membuang respon negatif dengan mengalami

kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui cinta serta kasih sayang. RM

menganggap bahwa kebahagiaan adalah ketika ada kesatuan dalam keluarga.

Keharmonisan dan kedekatan antara RM dengan suami dan anak-anak membuatnya

termotivasi dan semangat untuk menjalani hidup. RM menuturkan bahwa keluarganya

sering menghabiskan waktu bersama untuk menonton televisi atau hanya sekedar

untuk berbincang.

Hasil tes grafis menyebutkan bahwa hubungan RM dengan orang terdekat dan

keluarga cukup dekat. RM sangat bahagia dengan keadaan keluarganya. Keadaan

sakitnya semakin membuat RM yakin bahwa suami dan anak-anaknya sangat

mencintai dan peduli akan kesembuhan RM. RM sangat bersyukur dengan keadaan

keluarganya. Dukungan dari keluarga, khususnya suami dan anak-anak menjadi

kebahagiaan tersendiri untuk RM. Hal ini didukung dengan pernyataan informan

kedua, bahwa sumber kebahagiaan RM adalah keluarga. RM mendapatkan cinta dan

kasih sayang dari keluarga yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

e. Spiritualitas

Page 235: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

220

Fisch et al (2003:2754) menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga

berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Zohar dan Marshall (2000:4)

kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untk menghadapi dan memecahkan persoalan

makna dan nilai, yaitu untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain. RM lebih mendekatkan diri kepada Tuhan

setelah dinyatakan menderita kanker. Hal yang sama juga disampaikan informan

kedua bahwa RM semakin berserah kepada Tuhan. RM memahami bahwa keadaannya

yang sakit memang Tuhan menghendaki terjadi dalam hidup RM. RM meyakini ada

rencana yang ingin Tuhan dalam hidup RM dan dengan iman kepercayaan RM kepada

Tuhan akan menjadikan RM sebagai pribadi yang dewasa dan akan mengembalikan

keadaannya sehat seperti semula.

RM menuturkan bahwa pertolongan Tuhan untuk keluarganya tidak pernah

berhenti dari hari ke hari. Saat RM tidak bekerja karena efek pengobatan yang

dijalaninya, RM mengaku tidak ada penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya namun Tuhan senantiasa memberi pertolongan kepada RM dan

keluarganya dengan cara yang tidak bisa di mengerti RM. Saat ini RM lebih dalam

lagi menghayati kehidupan religinya. RM sering merasa terharu bahkan menangis saat

melakukan kegiatan peribadahan. RM merasa Tuhan seolah telah memberikan

kesembuhan yang sempurna untuk dirinya. RM menyerahkan hidup sepenuhnya

kepada Tuhan karena menurutnya mati dan hidup ada di tangan Tuhan. Kualitas hidup

RM diwujudkan dalam sikap RM yang dapat menyikapi segala yang dialaminya

dengan lebih bijaksana, RM meyakini bahwa ada suatu tujuan yang sedang Tuhan

kerjakan dalam hidupnya dan itu pasti yang terbaik bagi RM dan keluarganya.

Page 236: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

221

f. Kesejahteraan

Walter (Rukminto,1994:4) kesejahteraan sosial merupakan sistem yang

terorganisasi dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu

ataupun kelompok agar dapat mencapai standart hidup dan kesehatan yang lebih

memuaskan. Rukminto (1994:11) usaha kesejahteraan sosial adalah usaha yang

terorganisai dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kearah

kehidupan sosial yang lebih baik. Peningkatan kualitas hidup itu sendiri dapat

dilakukan melalui kehidupan keluarga, kesehatan, kemampuan menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, standart hidup maupun relasi

sosial.

Preedy and Watson (2010:386) menyatakan konsep kesejahteraan menyiratkan

kualitas hidup yang positif dan membangun. Dalam kaitannya dengan kesehatan,

konsep ini sejalan dengan definisi kesehatan yang dinyatakan oleh WHO (1997:1)

kesehatan adalah keadaan lengkap fisik, mental dan kesejahteraan sosial, bukan hanya

tidak ada penyakit atau kelemahan. Andesson et all (Preedy and Watson,2010:1868)

mengungkapkan kualitas hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan

psikososial individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas

dengan peran sehari-hari. RM selalu berusaha mencapai kehidupan yang lebih baik

setiap harinya. RM masih bisa melakukan kegiatannya sendiri dan masih aktif bekerja

sebagai asisten dokter hingga sekarang. RM juga menikmati perannya sebagai ibu

untuk kedua anaknya.

Kesejahteraan tidak hanya berasal dari hal fisik namun juga hal kesejahteraan

ekonomi. Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas

Page 237: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

222

hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki cukup uang dan mandiri.

RM merasa nyaman di lingkungannya namun keadaan keluarga RM yang tergolong

dalam keluarga dengan ekonomi bawah membuat RM belum merasakan kesejahteraan

seutuhnya. Kekhawatiran RM terhadap biaya sekolah anak-anak, biaya pengobatan

kemoterapi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari masih di rasa berat oleh RM karena

suami RM tidak memiliki penghasilan tetap. Hal ini juga diungkapkan melalui hasil

intepretasi tes grafis bahwa RM merasa kurang memiliki kemampuan. RM merasa

penghasilannya bersama suami belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

sekolah dan pengobatan RM. Informan kedua juga menyampaikan bahwa hal penyakit

RM sangat mempengaruhi ekonomi keluarganya.

Kesejahteraan secara ekonomi sangat mempengaruhi kualitas hidup RM. RM

harus bekerja sangat keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga ditengah kondisinya

yang lemah. RM juga harus menahan rasa sedihnya karena sering tidak bisa

mewujudkan permintaan anak-anaknya, bahkan RM sering meminjam uang kepada

saudara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kecemasan dan ketakutan jika tidak

bisa membayar uang sekolah dan tidak bisa menuruti keinginan anak-anaknya sering

menimbulkan kesedihan pada RM.

g. Persepsi Individu terhadap Kualitas Hidup

The World Health Organization (1997:1) mendefinisikan secara umum kualitas

hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks

budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,

standart dan kekhawatiran hidup. RM menilai bahwa kualitas hidup adalah

Page 238: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

223

kemampuan seseorang untuk tetap memberi motivasi bagi orang lain agar bersemangat

dalam menjalani hidup di tengah keterbatasan yang di milikinya.

RM juga menuturkan kualitas hidup dari sudut pandang pekerjaan. RM

mendeskripsikan seseorang yang berkualitas dalam hidupnya adalah seseorang yang

tidak puas dengan satu pekerjaan saja. Beberapa kali RM sempat tidak puas dengan

penghasilan yang diperolehnya sendiri maupun suaminya yang sering berganti

pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan tetap. Berdasarkan hasil tes grafis diketahui,

RM cenderung rendah diri dan merasa tidak mampu dengan kemampuan yang

dimilikinya, namun RM kemudian menyadari bahwa kemampuan dan talenta masing-

masing pribadi tidak sama.

Kondisi ekonomi keluarga sangat mempengaruhi kualitas hidup RM. Hal ini

disebabkan oleh pekerjaan suami RM yang tidak memberikan penghasilan yang tetap.

Sumber ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya pengobatan dan biaya

sekolah anak-anak seluruhnya menjadi tanggungan RM. RM merasa khawatir apakah

gaji yang di terimanya akan cukup untuk kebutuhan keluarganya. Kapasitas intelektual

RM cukup memadahi, memiliki motivasi duntuk berprestasi cukup baik dan kreatif.

RM berusaha menambah penghasilan dengan cara sering bekerja lembur.

Informan kedua mengungkapkan kualitas hidup adalah terpenuhinya semua

kebutuhan dan adanya keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Informan ahli

menuturkan bahwa kualitas hidup adalah kondisi seseorang yang mandiri.

Kemandirian berarti tidak bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitasnya

sehari-hari. Informan ahli memberikan penjelasan bahwa kemandirian ini meliputi

kesanggupan seseorang melakukan kegiatan sehari-hari Menurut informan kedua dan

Page 239: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

224

ketiga, RM termasuk kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup positif karena

RM masih mampu bekerja dan tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk

beraktivitas, seluruh kebutuhan RM juga terpenuhi dan ada kesembangan dalam segala

aspek kehidupan RM.

Kualitas hidup RM dapat dilihat dari sikap kepeduliannya terhadap sesama.

Larasati (2009:1) menyatakan kualitas hidup positif terlihat dari perasaan kasih kepada

orang lain dan mampu mengambangkan sikap empati dan merasakan penderitaan

orang lain. RM merasa perlu berbagi dan memberikan motivasi kepada orang lain

khususnya sesama penderita kanker agar mereka tetap kuat menghadapi penyakitnya.

RM ingin bahwa hidupnya memberi arti untuk orang lain.

3. Aspek Sosial

a. Hubungan interpersonal

Mor (Mosteller and Falotico, 1989:4) menyatakan bahwa kualitas hidup

sebagai aspek kehidupan dan fungsi manusia yang mempertimbangkan keperluan

untuk pemenuhan hidup, termasuk didalamnya adalah hubungan sosial. Intepretasi tes

grafis menunjukkan bahwa RM mampu melakukan kontak sosial dengan orang lain.

Hubungan RM dengan sahabat dan teman-temannya cukup baik. RM memiliki banyak

teman. Hasil observasi menunjukkan bahwa RM adalah orang yang ramah dan suka

tersenyum, setiap melayani pasien selalu memberikan perhatian dan dukungan pada

pasien tersebut. RM memiliki beberapa sahabat di lingkungan pekerjaan yang

berprofesi sama.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan teman dan

Page 240: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

225

keluarga. Barakat et. al. (2010:1) mendeskripsikan bahwa fungsi keluarga, termasuk

didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita kanker, hal

ini menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakitnya pada pasien yang sedang

menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih

penting daripada mengandalkan diagnosis atau pengobatan.

Hubungan interpersonal RM dengan keluarga sangat baik. RM di dalam

keluarga sangat dekat dengan suami dan anak-anaknya. RM merasa bahwa suami

adalah orang yang paling mengertinya, di segala situasi dan keterbatasan kondisinya

suami RM selalu mengertinya. Ferris (2010:31) kualitas hidup dapat ditingkatkan

dengan membuang respon negatif dengan mengalami kebahagiaan, dan kehidupan

yang menarik melalui cinta dan kasih sayang. RM mendapatkan cinta dari keluarga

yang sangat menyayanginya. Informan kedua mengungkapkan bahwa peran keluarga

sangatlah besar dalam perjalanan RM menjalani pengobatan.

Hubungan RM dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya juga tergolong

baik. Tetangga-tetangga RM tahu bahwa RM adalah penderita kanker. RM tetap

mendapatkan perhatian dan diperlakukan dengan baik oleh orang-orang sekitar tempat

tinggalnya. Tetangga-tetangga RM pun beberapa kali menunjukkan perhatian dengan

mengunjungi RM di rumah. Larasati (2009:1) menyatakan RM yang kualitas hidupnya

positif terlihat dari RM mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu

mengambangkan sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain. RM selalu ingin

menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain. Di tengah keterbatasan kondisi

fisik dan ekonomi RM tergerak hati untuk berbagi dengan orang lain. RM merasa

Page 241: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

226

bersyukur bahwa dalam keadaan ekonomi yang terbatas, RM masih tetap bisa berbagi

dengan keluarga yang tinggal dekat dengan RM.

Hubungan interpersonal yang baik antara RM dengan orang lain khususnya

keluarga menjadi hal yang sangat penting bagi RM dalam mencapai kesembuhan. Hal

ini diperkuat dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa RM nampak berlindung,

muncul ketergantungan dan ingin dekat dengan keluarga. Rasa cinta, rasa aman dan

nyaman yang diperolehnya dari keluarga menjadi sumber kekuatan bagi RM untuk

berjuang melawan penyakitnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas

hidup RM.

b. Dukungan sosial

Cobb (Taylor,1991:244) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi

dari orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan

merupakan bagian dari kelompok dalam jaringan timbal balik. Gottlieb (Smet,

1993:76) mendefinisikan social-support sebagai, informasi verbal atau non-verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang

akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan

hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah

laku penerimanya.Keluarga, teman kerja RM, teman gereja dan tetangga mengetahui

bahwa RM adalah penderita kanker payudara. Pada umumnya semua orang bersikap

positif terhadap RM. RM mendapat dukungan dari semua pihak yang mengetahui

keadaannya.

Keluarga inti memberi dukungan sangat besar terhadap RM dalam menghadapi

penyakitnya. Hal ini diperkuat dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa RM nampak

Page 242: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

227

berlindung, muncul ketergantungan dan ingin dekat dengan keluarga. Suami RM

dengan setia merawat dan menemani RM menjalani pengobatan. Anak tertua RM

memberi dukungan dengan cara membantu pekerjaan rumah yaitu mencuci pakaian.

Anak bungsu RM sangat perhatian dan memberi semangat dengan memijat RM saat

sedang lelah, dan merawat RM melewati masa setelah kemoterapi. Anak terkecil RM

tidak sungkan membersihkan muntahan dari mamanya karena efek kemoterapi. RM

sangat berbahagia karena suami dan anak-anaknya sangat mendukung RM dan tidak

pernah lupa mendoakan RM. Hal ini juga disampaikan oleh informan kedua, bahwa

RM mendapatkan perhatian khususnya dari kedua anaknya. RM juga mendapatkan

dukungan dari teman kerja, dokter, tetangga sekitar rumah bahkan guru-guru anaknya.

RM menuturkan para tetangga beberapa kali sempat mengunjunginya di rumah dan

jika bertemu pasti menanyakan kabar RM. Guru-guru anak RM yang mayoritas

mengenal RM juga menunjukkan perhatiannya terhadap RM. RM juga bersyukur

dengan motivasi yang selalu diberikan oleh dokter yang merawatnya.

RM mendapatkan dukungan dari hampir semua orang yang mengenalnya, hal

ini sangat penting bagi psikologis RM. Dukungan sosial yang diterima RM, membuat

RM merasa dicintai dan berharga bagi orang-orang disekitarnya, sehingga RM akan

berusaha untuk tetap sehat. Dukungan semacam ini akan meningkatkan kualitas hidup

RM.

c. Hubungan seksual

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual,

baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Ada pengaruh penyakit kanker

payudara terhadap kehidupan seksual RM. RM menerangkan bahwa penyakitnya tidak

Page 243: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

228

mempengaruhi aktivitas sosialnya. Menurut RM hal ini karena organ yang sakit tidak

terletak di organ utama seksual. Sebaliknya diungkapkan oleh informan kedua yang

adalah suami RM, informan menyatakan bahwa keadaan sakit RM mempengaruhi

aktivitas seksualnya. Hal ini lebih disebabkan oleh rasa tidak tega suami RM melihat

kenyataan RM yang sakit. Hubungan seksual menjadi suatu hal yang tidak terlalu

penting jika dibandingkan kesembuhan RM, jadi aspek hubungan seksual tidak terlalu

mempengaruhi kualitas hidup RM.

d. Aktivitas sosial

Preedy and Watson (2010:2925) kualitas hidup didefinisikan secara fungsional

sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik dan pekerjaan.

Andersson et al (Preedy and Watson,2010:1868) mengungkapkan kualitas hidup yang

baik sebagai keadaan fisik dan individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari

dan merasa puas dengan peran sehari-hari. RM tidak mengalami gangguan dalam

beraktivitas. RM masih tetap bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri dan

mampu untuk bekerja.

Shin dan Johnson (Bowling, 2005:7) menyatakan bahwa kualitas hidup terdiri

dari kepemilikan sumber daya yang diperlukan untuk kepuasan kebutuhan individu,

keinginan-keinginan, partisipasi dalam kegiatan yang memungkinkan pengembangan

pribadi dan aktualisasi diri. Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang

memiliki kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki partisipasi dalam

kegiatan sosial. RM mampu melakukan kontak sosial dengan orang lain. RM senang

terlibat dalam aktivitas sosial karena dalam organisasi RM dapat mendapatkan

informasi baru dan pengalaman, namun RM tidak bisa aktif lagi dalam kegiatan

Page 244: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

229

masyarakat atau gereja seperti sebelum sakit karena keadaan fisik RM yang tidak

memungkinkan untuk terlalu lelah. RM akan merasa sakit jika terlalu lama duduk. Hal

ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa RM hanya mengikuti kegiatan diluar

rumah saat ada suaminya di rumah.

Penyakit yang di derita RM cukup mempengaruhi aktivitas sosialnya di

masyarakat. RM tidak bisa sesering dahulu untuk terlibat dan menghadiri acara-acara

di luar rumah jika suaminya sedang tidak berada di rumah. RM hanya sesekali

mengikuti aktivitas sosial. Pada dasarnya RM sangat senang jika berada dalam suatu

kegiatan atau organisasi di masyarakat, namun karena sehari-hari RM masih bekerja,

tenaga RM sudah terkuras untuk pekerjaan, sehingga RM jarang keluar rumah karena

harus istirahat. Kemandirian RM dalam beraktivitas menunjukkan bahwa RM

memiliki kualitas hidup yang positif karena RM tidak membutuhkan bantuan atau

bergantung kepada orang lain.

4. Lingkungan

a. Kebebasan

RM memiliki kebebasan dalam melakukan apa yang diinginkannya dan RM

menjadi dirinya sendiri. Green and Kreuter (2000:49) menyatakan kualitas hidup

selain mengukur hasil kesehatan juga termasuk kemampuan untuk melakukan tugas

hidup sehari-hari, beradaptasi dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat,

tingkat energi, dan indikator kesejahteraan lain yang tidak terkait dengan kondisi

medis. RM mampu melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam aktivitasnya

sehari-hari dan RM memiliki mobilitas yang tinggi dalam kegiatannya sehari-hari. RM

masih aktif bekerja di rumah sakit sebagai asisten dokter dan masih terlihat segar

Page 245: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

230

bahkan seperti orang tidak sakit. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa

penyakit RM tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari. RM masih memiliki

kekuatan untuk mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik. RM mengetahui kapan

kesehatannya baik dan kapan saat tubuhnya harus istirahat.

Ferris (2010:78) mengungkapkan bahwa hubungan sosial dan komitmen

pekerjaan untuk perusahaan merupakan elemen dari kepuasan dan kualitas hidup

seseorang di tempat kerja. RM telah bekerja selama kurang lebih 20 tahun di Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum. RM nyaman dan senang bekerja disana. RM memiliki

komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Tidak terpikir oleh RM untuk pindah

tempat kerja ke tempat yang lain karena RM sudah puas dengan pekerjaan dan fasilitas

yang diberikan tempat kerjanya.

Kebebasan dalam hal menentukan prinsip-prinsip dalam hidup serta keputusan

yang harus diambil dari setiap hal yang dialami dalam hidup telah diungkapkan RM

bahwa dirinya memiliki prinsip dan kebebasan untuk memilih metode pengobatan apa

yang akan dijalaninya walaupun hal ini akan menentang seluruh keluarga besarnya.

RM adalah seseorang yang kurang mantap dan sering ragu-ragu dalam mengambil

keputusan. Pada awalnya RM sempat ragu-ragu untuk mengambil keputusan

menjalani pengobatan alternatif seperti yang disarankan saudara-saudaranya atau

pengobatan medis, namun pada akhirnya RM memilih cara medis untuk berobat sesuai

dengan saran dari teman kerja dan dokter-dokter.

Keputusan RM untuk memilih program pengobatan medis adalah wujud

kebebasan yang dimilikinya untuk menentukan hidupnya. RM mendapat dukungan

sepenuhnya dari keluarga inti dan teman-teman sekerjanya. Kebebasan yang diperoleh

Page 246: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

231

RM diseimbangkan dengan sikap tanggung jawabnya untuk selalu menjaga

kesehatannya. Kebebasan dan kemampuan RM dalam melakukan kegiatan sehari-hari

dan loyalitas RM terhadap pekerjaan menunjukkan bahwa RM memiliki kualitas hidup

yang positif.

b. Keselamatan fisik dan keamanan

RM tinggal di rumah yang sederhana di lingkungan ekonomi masyarakat

menengah. Rumah RM terletak di daerah dekat sungai Citarum dan merupakan daerah

rawan banjir. Rumah yang ditinggali RM dengan anggota keluarganya merupakan

rumah warisan dari mertua RM yang telah meninggal tujuh bulan yang lalu karena

sakit kanker usus.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki tinggal dalam lingkungan yang aman

dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri. RM mengaku nyaman

tinggal di rumahnya bersama keluarga. Lingkungan tempat tinggal RM aman dan

nyaman. RM menyebut rumah adalah sumber kebahagiaan untuk dirinya karena

disana RM bisa berbagi kegembiraan dengan suami dan anak-anaknya. Hal ini di

dukung oleh pernyataan informan kedua bahwa keluarga adalah sumber kebahagiaan

RM. RM sangat menikmati saat bersama dengan orang-orang yang dikasihinya. RM

juga memiliki pekerjaan yang cukup untuk dirinya dan keluarganya. Kondisi tempat

tinggal yang baik dan nyaman mendukung kualitas hidup yang positif pada RM.

4.5.5 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup subyek RM

Kualitas hidup RM dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain spiritualitas,

dukungan sosial dan kesejahteraan. Penerimaan diri RM terhadap penyakitnya erat

Page 247: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

232

kaitannya dengan hal hubungannya dengan Tuhan. Fisch et al (2003:2754)

menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga berpengaruh terhadap kualitas

hidup seseorang. Ada perjalanan spiritual yang dilalui RM, yang membuat RM

merasakan perubahan dalam dirinya. RM menjadi lebih memaknai hal peribadahan

yang dilakukannya. RM berserah mengenai penyakit dan masa depannya kepada

Tuhan. Hal ini membuat RM dapat bersyukur untuk setiap hal terbaik yang Tuhan

berikan kepada RM. Dukungan sosial terutama yang berasal dari suami dan anak-

anaknya memberi kebahagiaan tersendiri bagi RM, RM merasa bahwa dirinya

berharga untuk orang lain.

Buchanan (Preedy and Watson, 2010:2925) kualitas hidup didefinisikan secara

fungsional sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik,

pekerjaan dan keuangan. Pekerjaan RM di bidang kesehatan tentu memberikan

informasi yang sangat banyak tentang kanker. Lingkungan medis membuatnya

menerima banyak pertimbangan upaya kesehatan yang terbaik untuk penanganan

penyakit kanker RM. RM mempercayakan kesehatannya kepada dokter daripada

pengobatan tradisional yang belum teruji kebenarannya. Pengetahuan dan pemahaman

RM terhadap penyakitnya membuat RM mengerti apa yang harus dilakukan dan apa

yang harus dihindari untuk meningkatkan kesehatannya.

Faktor lain yang cukup mempengaruhi kualitas hidup RM adalah kesejahteraan

kaitannya dengan ekonomi keluarga RM. Tingkat pendidikan yang ditempuh RM

menjadikan penghasilan RM tidak terlalu besar. Penghasilan RM sering tidak

mencukupi kebutuhan rumah tangga, sekolah anak-anak dan biaya pengobatan. Suami

RM yang tidak memiliki pekerjaan tetap membuat penghasilan RM sebagai sumber

Page 248: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

233

keuangan keluarga. Faktor lain yang juga mempengaruhi kualitas hidup RM adalah

faktor ekonomi. Ekonomi menjadi sangat penting karena hal ini mencakup beberapa

aspek kehidupan, sebagai contoh, RM sedang tidak punya uang dan disaat yang sama

anak laki-laki RM meminta dibelikan motor, keinginan hati RM untuk mencukupi

kebutuhan dan memenuhi keinginan anaknya, namun karena keuangan yang terbatas,

RM tidak bisa membelikan motor bagi anaknya. Perasaan sedih yang dirasakan RM

bisa saja membuatnya tidak bahagia.

Page 249: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

234

4.4.2.7 Kualitas Hidup pada Subyek R

Gambar 4.2. Dinamika Kualitas Hidup pada Subyek RM

4.5.6 Dinamika Psikologis subyek RM

Penderitaan karena penyakit kanker sangat melekat dalam diri RM. Perubahan

dalam kondisi “aman” kepada kondisi “waspada” sempat membuat RM terpuruk. RM

tidak mendapat dukungan dari keluarga besarnya karena RM tidak menuruti saran

keluarganya untuk berobat alternatif. RM diliputi rasa cemas dan takut akan

Kondisi Pasca Menderita Kanker• Mengeluh karena kelemahan fisik dan efek pengobatan • Mengalami ketakutan akan datangnya kematian • Kekhawatiran akan masa depan • Merasa sedih dan terpukul dengan kenyataan yang dialami.

Aspek Kualitas Hidup

• Aspek Psikologis

Spiritualitas

Dukungan Sosial

Kesejahteraan

Kualitas Hidup Positif

1. Aspek Fisik 2. Aspek Lingkungan • Rutin minum obat dan menjaga kesehatan • Bebas membuat keputusan untuk tetap bekerja • Mengonsumsi makanan sehat dan olah raga • Lingkungan tempat tinggal aman dan nyaman • Percaya diri • Menerima dan menyadari bahwa dirinya menderita kanker 4. Aspek Psikologis

3. Aspek Sosial • Bersyukur atas keadaannya yang sudah lebih baik

• Memiliki banyak teman • Optimis dalam menjalani hidup • Hubungan dengan pasangan sangat baik • Merasa berharga bagi keluarganya • Keluarga dan orang disekitar memberi dukungan • Bahagia dengan keluarganya • Masih mampu bekerja • Rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan

• Merasakan kesejahteraan dalam keluarga dalam perannya sebagai ibu • Subyek menganggap hidupnya berkualitas.

SUBYEK RM

KUALITAS HIDUPFaktor yang mempengaruhi kualitas hidup

penderita kanker adalah :

• Faktor pemahaman terhadap penyakit yang dideritanya

• Faktor Ekonomi

Page 250: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

235

kehidupannya bersama keluarga intinya, namun dari peristiwa ini justru terlihat bahwa

memiliki kebebasan pribadi dalam membuat keputusan bagi hidupnya. Ferris

(2010:16) Kualitas hidup adalah produk interaksi antara kepribadian individu yang

terjadi terus menerus dalam episode peristiwa kehidupan. RM mengalami banyak

peristiwa sulit dalam keluarganya terutama dalam hal ekonomi keluarga. RM terpaksa

harus menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya tidak memiliki penghasilan

tetap.

The World Health Organization (1997:1) mendefinisikan secara umum

kualitas hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam

konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan,

harapan, standart dan kekhawatiran hidup. Setiap orang memiliki persepsi terhadap

hidupnya, apakah hidupnya berkualitas atau tidak. Keadaan yang berkualitas sering di

selaraskan dengan kondisi tanpa kekurangan atau kelemahan. Penyakit yang diderita

RM memberi pilihan kepada RM, apakah akan terpuruk dalam kesedihan atau

berjuang melawan penyakitnya sambil mengusahakan kehidupan yang lebih baik, RM

lebih memilih untuk tetap bertahan dan berjuang demi keluarga yang dicintainya.

Telah kurang lebih satu tahun RM menyesuaikan diri dengan penyakit yang

dideritanya. Jangka waktu ini membuat RM memiliki penerimaan diri yang baik atas

kondisinya. Penerimaan diri RM terhadap penyakitnya erat kaitannya dengan hal

hubungannya dengan Tuhan. Fisch et al (2003:2754) menyimpulkan bahwa

kesejahteraan spiritual juga berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Ada

perjalanan spiritual yang dilalui RM, yang membuat RM merasakan perubahan dalam

dirinya. RM menjadi lebih memaknai hal peribadahan yang dilakukannya. RM

Page 251: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

236

berserah mengenai penyakit dan masa depannya kepada Tuhan. Hal ini membuat RM

dapat bersyukur untuk setiap hal terbaik yang Tuhan berikan kepada RM.

RM dapat mengenali diri sendiri dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang

dialami saat ini. Penolakan dari keluarga besarnya tidak membuat RM terpuruk. RM

memiliki citra diri positif dan percaya diri dengan keadaannya. Bowling (2005:9)

mendeskripsikan kualitas hidup yang positif ditentukan bahwa mereka memiliki

pandangan psikologis yang positif dan memiliki kesejahteraan emosional. RM

menunjukkan bahwa dirinya mampu menghadapi hal yang terburuk sekalipun dalam

hidupnya. RM tetap mengasihi orang yang menolaknya dan berusaha untuk tetap

bersikap baik terhadap mereka. Kematangan usia membuat RM bijak dalam

mengendalikan emosi. RM mengembalikan semua yang tengah dialaminya kepada

Tuhan. RM meyakini bahwa semua adalah proses dari Yang Maha Kuasa untuk

membentuk kedewasaan iman RM.

Larasati (2009:1) seseorang yang kualitas hidupnya positif terlihat dari

gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya. RM selalu berusaha

menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan sehat dan menuruti semua

anjuran dokter. RM memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, hal ini dapat

dilihat dari kemampuan RM untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. RM

memiliki kemandirian untuk melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik.

RM memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, RM memiliki

banyak teman yang memberi dukungan dan rasa aman bagi RM. Kesukaan RM

bersosialisasi dengan orang lain terlihat dari partisipasinya dalam kegiatan sosial

disekitar tempat tinggalnya. RM tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas

Page 252: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

237

yang baik. RM mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu

mengambangkan sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain. Hal ini

diwujudkan dengan sikap RM yang mau membantu keluarganya. Dukungan dari

keluarga membuat RM merasa bahagia dan berharga di mata orang lain.

Keadaan ekonomi keluarga RM yang berada pada ekonomi bawah tidak

dipungkiri sangat mempengaruhi kualitas hidup RM. RM belum merasakan

kesejahteraan yang seutuhnya dalam keluarganya karena RM sering mengalami

kecemasan dan kekhawatiran terutama keuangan untuk keperluan anak-anaknya,

namun keadaan tersebut tidak menghentikan rasa empati RM untuk berbagi dengan

orang lain. RM memiliki kualitas hidup positif yang dipengaruhi oleh kehidupan

spiritualitas. Faktor ekonomi keluarga juga cukup mempengaruhi kualitas hidup RM.

Aspek dominan kualitas hidup RM adalah aspek spiritualitas, dukungan sosial dan

kesejahteraan. Spiritualitas RM membawa RM kepada kebaikan dan keyakinan bahwa

dirinya mampu melewati semua permaasalahan hidup. Aspek ini pula yang menyebabkan

RM memiliki kualitas hidup yang positif, RM memiliki penerimaan diri dan citra diri

yang baik. Dukungan sosial dari orang-orang sekitar RM terutama dari keluarga sangat

penting bagi kejiwaan RM menjalani kehidupan. Dukungan dari orang terdekat RM

membuat RM merasa berharga dan memiliki semangat juang untuk melawan penyakitnya.

Ada aspek dalam hidup RM yang belum tercapai secara maksimal, yaitu aspek

kesejahteraan. RM belum sepenuhnya merasakan kesejahteraan karena faktor ekonomi

keluarga yang kadang kurang memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini menjadi kecemasan

atau kekhawatiran tersendiri bagi RM, selanjutnya dapat mempengaruhi kualitas hidup

RM. Secara keseluruhan, RM memiliki kualitas hidup yang positif.

Page 253: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

238

4.5.7 Aspek-aspek Kualitas Hidup pada Subyek BG

1. Aspek Fisik

a. Gejala fisik

Cella et. al. (2003:43) mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan sangat

mempengaruhi kualitas hidup seseorang. BG dinyatakan menderita kanker darah stadium

satu pada akhir tahun 2010. Tidak banyak gejala yang dirasakan oleh BG namun saat

diperiksakan, diketahui bahwa terdapat sel kanker pada darah BG. BG sempat mencoba

pengobatan tradisional namun tidak menunjukkan hasil. Informan ahli membenarkan hal

ini, bahwa BG terdiagnosis menderita leukemia dengan jumlah leukosit lebih dari 700.000

sel. Menurut informan ahli, BG tergolong dalam leukemia leukemik, yaitu adanya jumlah

leukosit dalam jumlah sangat besar. Gejala yang ditunjukkan BG sejalan dengan yang

dipaparkan informan ahli, yaitu perut membesar karena ada pembengkakan, penurunan

berat badan yang sangat signifikan dan demam. Penyebabnya kemungkinan adalah faktor

pola makan dan lingkungan yang tidak sehat.

Bowling (2005:7) kualitas umumnya didefinisikan sebagai nilai dari

‘kebaikan’. Kualitas hidup kemudian dijelaskan sebagai kebaikan dari kehidupan,

dalam kaitannya dengan kesehatan. BG menunjukkan bahwa dirinya memiliki kualitas

hidup yang baik melalui kesehatan fisik dan mental yang positif karena telah dapat

menerima dan beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya. Hal ini di dukung

dengan hasil yang ditunjukkan pada tes grafis. BG menyadari bahwa dirinya harus

melakukan proses pengobatan agar dapat sembuh dari penyakitnya.

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik serta

Page 254: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

239

memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. BG

menyatakan bahwa keadaannya baik dan mampu untuk bekerja. BG mengungkapkan

bahwa dirinya masih mampu menjalani aktivitasnya sendiri. BG masih bisa

melakukan kegiatan diluar sendiri walaupun setelah sakit fisiknya lebih cepat merasa

lelah. Informan pertama juga menyebutkan bahwa BG masih mampu melakukan

kegiatannya di luar dengan mandiri, namun setelah itu BG harus istirahat jika tidak

kondisinya akan lemah.

Hal seperti ini membuat BG merasa tidak perlu mengecilkan diri dengan

keadaannya. Larasati (2009:1) menyatakan BG yang kualitas hidupnya positif terlihat

dari gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya. BG mengusahakan

untuk rutin minum obat dan menjaga kesehatan dengan baik. Informan pertama

menuturkan keadaan BG saat ini sudah bisa dikatakan baik. Leukosit BG cenderung

stabil karena BG rutin minum obat.

Menderita kanker tidak membuat BG terpuruk dalam kondisi yang

menyedihkan, BG menerima dirinya apa adanya dan mengusahakan yang terbaik bagi

kesembuhannya. Kualitas hidup BG sebagai penderita kanker tampak dari kondisi

tubuh yang baik, mampu untuk beraktivitas dan bekerja, serta penyesuaian mental

yang baik.

b. Respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik. BG

benar-benar ingin mengusahakan yang terbaik untuk kesembuhan penyakitnya. BG

masih menjalankan program pengobatan dengan mengkonsumsi empat butir obat

Page 255: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

240

setiap hari. Pengobatan ini secara kasat mata tidak menimbulkan efek samping yang

negatif, obat tersebut membuat BG lebih merasa segar dan kulitnya lebih terlihat

bersih. BG tidak mengeluh jenuh atau putus asa dengan kewajibannya minum obat.

Hal yang menjadi kekhawatiran BG setelah menjalani pengobatan ini adalah efek

samping negatif yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Efek pertama yang ditimbulkan

akibat konsumsi obat secara terus menerus dalam jangka waktu panjang adalah akan

memperberat fungsi ginjal dan yang kedua obat tersebut akan menimbulkan resistensi

atau kecanduan. Saat seseorang sudah resisten terhadap suatu obat, kebutuhan tubuh

orang tersebut akan selalu meningkat dosisnya. Perasaan khawatir BG terungkap

dalam hasil intepretasi bahwa ada perasaan tidak aman dan kurang nyaman terhadap

suatu hal.

Larasati (2009:1) menyatakan seseorang yang kualitas hidupnya positif terlihat

dari gambaran fisik yang selalu menjaga kesehatannya. Menurut informan pertama,

selain rutin minum obat, keadaannya BG yang mudah lelah membuatnya mengurangi

aktivitas, hal ini adalah salah satu usaha BG untuk tetap menjaga kesehatan. Kualitas

hidup BG tampak dari pengetahuan dan pemahaman BG cara untuk menjaga

kesehatannya dengan baik.

c. Citra tubuh

Arkoff (1976:37) citra tubuh adalah persepsi atau pandangan terhadap tubuh

tubuh diri sendiri termasuk apa yang dilihat atau pikirkan ketika kita melihat diri kita

dari luar sebagai sebuah refleksi atau merasakan tubuh kita dari dalam. Evaluasi

tersebut secara menyeluruh seseorang terhadap kondisi fisik yang dimilikinya.

Kepercayaan diri adalah evaluasi positif dari body image yang baik.

Page 256: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

241

BG percaya diri dengan dirinya, seperti yang diungkap dari hasil tes grafis

bahwa BG memiliki rasa percaya diri yang baik karena merasa mempunyai

kemampuan lebih dari orang lain. Penyakit yang di derita BG tidak membuat BG

kecewa atau menarik diri dari lingkungan sosialnya. BG tidak menerima penolakan

dari orang sekitar karena penyakit BG tidak termasuk penyakit menular. Preedy and

Watson (2010:1754) Kualitas hidup didefinisikan kepuasan dalam berbagai aspek

kehidupan, salah satunya adalah aspek fisik. BG puas dengan kondisi fisik dan

kehidupannya. Informan Pertama dan kedua mengungkapkan bahwa keadaan BG tidak

membuatnya menutup diri dengan orang lain, BG terlihat nyaman dengan

kesehariannya. BG adalah orang yang percaya diri.

d. Penerimaan Diri

Akechi et. al. (1998:238) menyatakan bahwa bahwa penyesuaian mental

penderita kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya dan salah satu hal yang paling

adaptif dari penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’. BG menyadari harus minum

obat untuk kesembuhannya. Butuh beberapa waktu bagi BG untuk menyesuaikan diri

dan mental dengan keadaannya yang tidak lagi sehat, tetapi BG berhasil melewati

tahap tersebut. Informan pertama menyatakan bahwa BG sempat merasa terpukul

dengan kenyataan bahwa dirinya menderita penyakit kanker. Perlu beberapa waktu

untuk BG bisa menerima kenyataan yang terjadi, namun saat ini menurut informan BG

sudah bisa menerima dan nyaman menjalani kesehariannya. BG tidak lagi takut

menghadapi penyakitnya. BG bahagia dan nyaman dengan dirinya.

Chaplin (1999:450) mengatakan penerimaan diri adalah sikap yang pada

dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri,

Page 257: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

242

serta pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan sendiri. Penerimaan diri merupakan

sikap positif terhadap diri sendiri dan dapat menerima keadaan dirinya secara tenang,

dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Butuh waktu selama satu bulan BG

menyesuaikan diri dan mentalnya untuk menerima keadaan penyakitnya. Saat ini BG

telah dapat menerima penyakit yang dideritanya. BG menyadari bahwa dirinya adalah

seorang penderita kanker yang memiliki keterbatasan dalam segi fisik. BG mengetahui

bahwa sebagai penderita kanker fisiknya akan cepat lelah dan tidak bisa melakukan

aktivitas seperti sebelumnya. Hal serupa disebutkan dari hasil tes grafis yang

menyebutkan bahwa BG dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan memiliki

kondisi emosional yang cukup stabil.

BG sudah dapat menerima keadaan dirinya sekarang sebagai penderita kanker

darah. Hal ini sama dengan yang diungkap dalam hasil tes grafis yang menyebutkan

bahwa BG mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang dihadapinya. BG

butuh waktu untuk menata hati dan pikirannya untuk merancangkan apa yang harus

diperbuatnya. BG memutuskan untuk ikut asuransi jiwa agar nantinya jika terjadi hal

yang tidak sesuai keinginan, BG tidak ingin merepotkan orang lain, terutama

keluarganya. Penerimaan diri BG yang baik mengartikan bahwa BG memiliki kualitas

hidup yang positif.

2. Aspek psikologis

a. Perasaan Positif

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang positif dan

memiliki kesejahteraan emosional. Hasil tes grafis mengungkapkan bahwa kondisi

Page 258: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

243

emosional BG kondisi cukup stabil dan mampu menyesuaikan diri dengan kondisinya

saat ini. BG telah dapat menerima dan beradaptasi dengan penyakitnya. BG tahu

kapan dirinya harus istirahat dan bagaimana cara menjaga kesehatannya. BG

menghindari hal-hal yang membuatnya berpikir terlalu berat yang pada akhirnya akan

menurunkan kondisi kesehatannya. BG berusaha untuk selalu berpikir positif dan

meyakini bahwa obat paling manjur terletak pada kekuatan dalam diri BG sendiri.

BG memiliki nilai-nilai positif dalam hidupnya. BG meyakini bahwa apapun

yang dilakukannya akan kembali kepadanya. Sama halnya dengan kebaikan, jika saat

ini kondisi BG sedang tidak baik namun BG tetap melakukan kebaikan untuk orang

lain, BG meyakini bahwa akan ada kebaikan yang diterimanya pula nanti. BG

berusaha untuk selalu bersyukur dan ikhlas menjalani hidupnya. BG memiliki

keinginan bahwa hidupnya akan terus bisa memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan

orang lain disekitarnya. Menurut informan pertama, BG berusaha bersyukur dan

senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini mengartikan

bahwa BG memiliki kualitas hidup yang positif.

b. Perasaan Negatif

Ferris (2010:31) kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan membuang alasan

untuk depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami kebahagiaan

dan kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan kesejahteraan emosional,

kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi dasar untuk kesepian. Hal

senada juga diungkapkan oleh Wijaya (2009:1), bahwa kualitas hidup pasien dengan

depresi mengalami penurunan dibanding dengan pasien tanpa gejala depresi. BG

pernah terpuruk dengan keadaan yang tengah dialaminya. Butuh waktu sekitar satu

Page 259: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

244

bulan untuk membuat hati BG siap dan kembali menata hari depan, namun BG tidak

pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Hal ini senada dengan apa yang

disampaikan oleh informan pertama bahwa BG sempat menunjukkan rasa kesedihan

dengan berdiam diri, BG tidak pernah mencoba untuk berbuat negative dengan

mencelakai dirinya sendiri. Hal ini juga Nampak dalam hasil tes grafis, bahwa BG

memiliki control diri yang baik.

BG sering diliputi rasa takut jika suatu kali lupa minum obat karena kelelehan

dan lupa. Efek samping obat yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu lama juga

membawa kecemasan pada diri BG. BG khawatir jika obat-obatan tersebut akan

mengganggu fungsi ginjal dan meresisten dalam tubuhnya. Kekhawatiran BG dapat

diketahui pula dari hasil tes grafis, bahwa ada perasaan tidak aman dan tidak nyaman

terhadap suatu hal yang dialami BG.

Kondisi BG kadang membuat BG merasa tidak punya harapan. Beberapa

waktu lalu BG merasa tidak punya harapan saat dirinya merasa sulit mendapatkan obat

dan sulitnya birokrasi untuk mengurus jamkesmas. BG merasa down saat sedang

sendirian, maka BG sering menghindari suasana sendiri. Artinya BG berusaha untuk

membuang semua respon negatif dan menggantinya dengan kebahagiaan yang

ditimbulkan oleh orang-orang disekitar BG. Dukungan dari orang sekitar yang

membuat BG kembali bersemangat menjalani hidup dan membuang perasaan

negatifnya tersebut.

c. Harga Diri

Santrock (2007:183) harga diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang

tepat atau benar mengenai martabatnya sebagai seorang pribadi termasuk keberhasilan

Page 260: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

245

dan pencapaiannya. Persepsi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya

sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang dicapainya.

Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan

keberartian diri. Individu yang mempunyai harga diri positif akan menerima dan

menghargai dirinya apa adanya, intepretasi tes grafis menyebutkan bahwa BG

memiliki kondisi emosional yang stabil.

BG mengartikan bahwa harga diri adalah wujud penghargaan terhadap diri

sendiri terhadap apa yang telah dilakukan. BG menambahkan bahwa penghargaan

tersebut bersifat positif, jadi penghargaan kepada orang lain juga akan mendatangkan

penghargaan untuk diri sendiri. BG menutupi keterbatasannya dengan kemampuannya

dalam memimpin beberapa orang yang bekerja padanya. Di saat inilah BG merasa

masih dibutuhkan dan berharga bagi orang lain. BG memiliki peran yang penting

dalam membantu teman-temannya memperoleh pekerjaan dengan cara menjadikan

teman-temannya karyawan dalam usaha yang dikelolanya. Hal ini dibenarkan

informan kedua bahwa kualitas hidup BG tampak dari BG yang sering menolong

teman-temannya, artinya BG berarti bagi orang lain dan begitulah cara BG untuk

menghargai dirinya sendiri.

d. Kebahagiaan

Aristoteles (Ferris, 2010:17) menyatakan bahwa kualitas hidup adalah produk

bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri. Hal ini

juga diungkapkan dengan simbol cinta, menemukan seseorang untuk dicintai akan

meningkatkan kualitas hidup seseorang, cinta dapat mengubah identitas seseorang,

mengubah posisi sosial seseorang melalui kelekatan pada orang lain. Ferris (2010:31)

Page 261: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

246

mendefinisikan kualitas hidup dengan membuang respon negatif dengan mengalami

kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui cinta serta kasih sayang. Intepretasi

tes grafis menyatakan bahwa BG memiliki kondisi emosional yang stabil. BG memilih

bahagia ditengah semua keadaan yang tidak menyenangkan. Kebahagiaan BG

ditunjukkan dengan kepuasan hidup yang BG tunjukkan melalui rasa syukurnya.

Informan pertama menuturkan bahwa BG terlihat bahagia, BG terlihat enjoy menjalani

hidupnya.

Kualitas hidup BG tampak dari pilihan BG untuk menentukan hidupnya ingin

bahagia atau tinggal dalam kesedihan. BG memilih untuk tetap bahagia dengan

keadaannya yang apa adanya. BG menganggap bahwa bahagia adalah rasa syukur dan

keikhlasan seseorang. BG menganggap bahwa bahagia adalah ketika seseorang

mampu menerima keadaan dan senantiasa bersyukur. Kondisi sakit tetap membuat BG

merasa bahagia, BG berserah kepada Tuhan atas segala penyakitnya.

e. Spiritualitas

Zohar dan Marshall (2000:4) kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untk

menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu untuk menilai bahwa

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Kehidupan keimanan BG membuat BG memiliki harapan dalam hidupnya bahwa BG

ingin menjadi seseorang yang lebih baik lagi, BG berharap bahwa penyakitnya tidak

membuat BG undur dari Tuhan, namun semakin taat beribadah dan lebih bersyukur

atas semua kejadian yang menimpanya

Fisch et al (2003:2754) menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga

berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup BG terlihat dari nilai hidup

Page 262: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

247

dan cara BG menyikapi permasalahan. BG menganggap bahwa semua hal yang dialami

dan dirasakannya harus dikembalikan kepada Tuhan. BG memilih menyerahkan

semuanya kepada Tuhan, dengan begitu akan membuat BG merasa lebih tenang dan

nyaman. BG telah menunaikan ibadah haji. Hal ini membuat BG merasa semakin dekat

dengan Tuhan. Keimanan BG kepada Tuhan menjadi kekuatan untuk menghadapi

penyakitnya. Terdapat perubahan dalam diri BG sebelum dan sesudah menjadi penderita

kanker, terutama pada kedewasaan iman BG. BG dapat mengambil sisi positif dari

keadaan sakit yang menimpanya. Informan pertama dan kedua membenarkan bahwa BG

rajin beribadah dan baru saja menjalankan ibadah haji bersama ibu dan tantenya.

f. Kesejahteraan

Walter (Rukminto,1994:4) kesejahteraan sosial merupakan sistem yang

terorganisasi dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu

ataupun kelompok agar dapat mencapai standart hidup dan kesehatan yang lebih

memuaskan. Rukminto (1994:11) usaha kesejahteraan sosial adalah usaha yang

terorganisai dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kearah

kehidupan sosial yang lebih baik. Peningkatan kualitaas hidup itu sendiri dapat

dilakukan melalui kehidupan keluarga, kesehatan, kemampuan menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, standart hidup maupun relasi

sosial. BG selalu berusaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari waktu ke

waktu dengan terus bekerja dan berprestasi dalam pekerjaannya. BG memiliki

keinginan kuat untuk membesarkan usahanya yang telah dirintis sejak tahun 2000.

Hal ini didukung dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa BG memiliki ambisi dan

motivasi berprestasi yang tinggi.

Page 263: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

248

Andesson et all (Preedy and Watson,2010:1868) mengungkapkan kualitas

hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan psikososial individu yang

mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari.

Kualitas hidup BG terlihat dari kemampuan BG untuk tetap melakukan kegiatan

sehari-hari, tetap produktif di tengah keterbatasan fisiknya dan BG puas dengan

dirinya. BG selalu berusaha mencapai kehidupan yang lebih baik. Keluarga BG

tergolong dalam keluarga dengan ekonomi atas. BG selalu merasa bersyukur dengan

pemberian Tuhan. BG merasa nyaman dengan keadaannya.

Preedy and Watson (2010:386) menyatakan konsep kesejahteraan menyiratkan

kualitas hidup yang positif dan membangun. BG memiliki semangat yang tinggi untuk

membangun kehidupannya. BG memiliki standart kualitas hidup bahwa seseorang

yang berkualitas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. BG mencukupi

kebutuhannya dengan usahanya sendiri, sudah sejak tahun 2000, BG membuka usaha

rental dan warnet. BG belum puas dengan kesuksesan yang dicapai diusianya yang

masih muda ini. BG ingin membuka usaha-usaha di bidang yang lain. Sesuai dengan

penilaian dari informan pertama, bahwa BG memiliki jiwa wirausaha yang tinggi.

Kepribadian BG yang mantap, kepercayaan diri yang baik karena merasa

mempunyai kemampuan lebih dari orang lain dan kemampuan membuat keputusan

dengan baik mendorong BG untuk menunjukkan kinerjanya di bidang wira usaha secara

maksimal. Hasil tes grafis juga mengungkapkan bahwa BG memiliki ambisi dan motivasi

berprestasi yang tinggi. BG memiliki harapan yang besar yaitu bisa bermanfaat untuk

orang lain. Informan mendukung pernyatan BG bahwa BG memiliki kesejahteraan dalam

hidupnya. Kesejahteraan BG berarti bahwa BG memiliki kualitas hidup.

Page 264: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

249

g. Persepsi Individu terhadap Kualitas Hidup

The World Health Organization (1997:1) mendefinisikan secara umum kualitas

hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks

budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,

standart dan kekhawatiran hidup. Menurut BG, kualitas hidup adalah bersyukur

kepada Tuhan atas apapun yang diberikan-Nya. BG menghubungkan persepsinya

terhadap kualitas hidup dengan sisi spiritualitas, taat beribadah dan kedewasaan adalah

indikator yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

BG seseorang yang mampu menunjukkan kinerjanya secara maksimal bisa

dikatakan orang tersebut memiliki kualitas hidup yang positif. BG tidak secara terbuka

menyatakan bahwa dirinya masuk dalam salah satu kriteria seseorang yang memiliki

kualitas hidup, tetapi BG mengaku puas dengan hidupnya. BG merasa memiliki

kemampuan lebih dari orang lain. Informan ahli menilai bahwa BG memiliki kualitas

hidup yang positif. BG masih mampu bekerja dengan keadaannya yang sakit. BG

merupakan orang yang penuh semangat, BG menjadi salah seorang koordinator dalam

perkumpulan orang-orang penderita leukemia. Menurut informan ahli, BG adalah

orang yang mandiri.

3. Aspek Sosial

a. Hubungan interpersonal

Mor (Mosteller and Falotico, 1989:4) menyatakan bahwa kualitas hidup

sebagai aspek kehidupan dan fungsi manusia yang mempertimbangkan keperluan

untuk pemenuhan hidup, termasuk didalamnya adalah pencapaian pendidikan,

Page 265: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

250

pendapatan dan standart hidup serta hubungan sosial. Bowling (2004:9) menyatakan

kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka

memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga. BG tidak pernah

menyembunyikan penyakitnya kepada orang lain. BG menuturkan bahwa lebih jika

lebih banyak orang yang tahu maka akan banyak pula yang turut mendoakan. BG

memiliki banyak teman. BG sering berinteraksi dengan teman-temannya karena teman

BG juga adalah karyawan BG. BG mengaku jarang keluar rumah, bukan B tidak suka

bergaul, tetapi teman BG lebih sering datang ke rumah BG dari pada BG yang

mendatangi mereka. Hal ini sama dengan yang disampaikan informan pertama dan

kedua, bahwa BG memiliki banyak teman. Semua orang tahu bahwa BG adalah

penderita kanker. Hal ini juga dapat terlihat dari hasil intepretasi tes grafis bahwa BG

mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan sosial serta mampu

melakukan kontak sosial dengan orang lain.

Ferris (2010:29-31) kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan membuang

respon negatif dengan mengalami kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui

cinta dan kasih sayang. BG bahagia dan bangga dengan keluarganya. Hubungan sosial

BG dengan keluarga cukup baik. BG mendapatkan rasa cinta dari keluarga, teman-

teman dan kekasihnya. BG sangat dekat dengan keluarganya. Hubungan BG dengan

ayah dan ibunya sangat dekat, namun tidak sedekat adiknya karena orang tua BG

sibuk bekerja. Hasil tes grafis mengungkap bahwa peran ayah dan ibu sangat dominan

sebagai pelindung meskipun ibu cenderung tertutup. BG merasa nyaman atau

cenderung berlindung dan tergantung pada keluarga dekat. Hubungan BG dengan

kekasihnya sudah berlangsung lama dan mereka berencana untuk segera menikah..

Page 266: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

251

Larasati (2009:1) kualitas hidup seseorang yang positif ditunjukkan dengan

subyek mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan

sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain. BG adalah pribadi yang memiliki

kepedulian pada orang lain, BG membantu teman-temannya yang belum memiliki

pekerjaan untuk bekerja di usahanya. BG ingin dirinya bisa bermanfaat dan

menyenangkan orang lain yang ada disekitarnya.

b. Dukungan sosial

Cobb (Taylor,1991:244) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi

dari orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan

merupakan bagian dari kelompok dalam jaringan timbal balik. Keadaan BG sebagai

penderita kanker diketahui oleh semua orang yang mengenalnya. Semua orang yang

mengenal BG memberi dukungan. Keluarga BG sudah dapat menerima keadaan BG

apa adanya, dukungan paling besar dari keluarga adalah dukungan mental dan dana

untuk pengobatan BG. Informan pertama juga menuturkan hal demikian, bahwa

Keluarga dan teman-teman BG memberikan dukungan dan perhatian kepada BG untuk

segera sembuh. Sikap orang tua BG awalnya kaget dan sedih namun sekarang

semuanya sudah berjalan normal kembali.

Gottlieb (Smet, 1993:76) mendefinisikan social support sebagai, informasi

verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Teman-teman BG juga memberikan

dukungan. BG mendapatkan perhatian yang luar biasa dari orang-orang disekitarnya.

Page 267: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

252

Teman BG mengerti bahwa kemampuan BG tidak seperti dahulu lagi, mereka

senantiasa membantu BG. Informan pertama dan kedua juga menunjukkan perhatian

dengan mengadakan doa bersama beberapa waktu lalu. BG merasa bahagia dengan

perhatian dan dukungan yang ditunjukkan oleh teman-teman BG. Informan pertama

menceritakan bahwa teman-teman BG memberikan dukungan dengan mengadakan

doa bersama untuk kesembuhan BG. Dukungan sosial menjadikan BG memiliki

kualitas hidup positif.

c. Hubungan dengan lawan jenis

Paul & White (Santrock, 2005:371) hubungan berpacaran adalah bagian dari

proses sosialisasi yang berfungsi sebagai kesempatan untuk menjalin hubungan yang

bermakna dengan seorang lawan jenis melalui interaksi dan aktivitas bersama untuk

menjadi sarana pemilahan pasangan nantinya. Keadaan BG sebagai penderita kanker

darah mempengaruhi hubungan BG dengan lawan jenis. BG menceritakan bahwa

pengaruh terbesar bukan pada hubungan dengan kekasihnya tetapi dengan orang tua

kekasihnya. Orang tua kekasihnya sempat kuatir dan meragukan kelanjutan hubungan

anaknya BG.

Saat ini BG mengaku bahwa orang tua kekasihnya lambat laun dapat menerima

keadaan BG apa adanya, sedangkan adanya kemungkinan tentang akan menurunnya

penyakit BG pada keturunannya kelak, BG tidak mau membahas hal tersebut terlalu

dalam. Penyakit BG membuat rasa cinta mereka semakin dalam dan kuat, sehingga

mereka merencanakan untuk segera menikah. Hal ini di benarkan oleh kekasih BG

bahwa penyakit BG tidak terlalu mempengaruhi hubungan mereka yang sudah terjalin

selama lima tahun. Tes grafis mengungkap bahwa hubungan BG dengan lawan jenis

Page 268: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

253

sangat dekat. Hubungan dengan lawan jenis bukan hal yang signifikan pengaruhnya

terhadap kualitas hidup BG.

d. Aktivitas sosial

Preedy and Watson (2010:2925) kualitas hidup didefinisikan secara fungsional

sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik dan pekerjaan.

Andesson et all (Preedy and Watson,2010:1868) mengungkapkan kualitas hidup yang

baik sebagai keadaan fisik dan individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari

dan merasa puas dengan peran sehari-hari. BG tidak mengalami gangguan dalam

beraktivitas. BG merasa puas dengan keadaannya dan sanggup melakukan kegiatannya

sehari-hari tanpa bantuan orang lain.

BG masih mampu melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri dan tanpa

bantuan orang lain. BG menunjukkan kinerjanya walaupun sebagian besar aktivitas

BG dihabiskan di kamar yang juga merupakan tempat kerjanya. Hal ini karena

kebanyakan teman datang menemuinya dibandingkan dengan BG yang menemui

temannya di luar rumah. Informan pertama juga mengungkapkan walaupun penyakit

BG cukup mempengaruhi aktivitas sehari-hari, keadaannya yang mudah lelah

membuatnya untuk mengurangi aktivitas. BG memutuskan untuk berhenti bekerja dan

memilih untuk mengurus usaha yang telah dirintisnya sendiri di rumah.

Shin dan Johnson (Bowling, 2005:7) menyatakan bahwa kualitas hidup terdiri

dari kepemilikan sumber daya yang diperlukan untuk kepuasan kebutuhan individu,

keinginan-keinginan, partisipasi dalam kegiatan yang memungkinkan pengembangan

pribadi dan aktualisasi diri. BG mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. BG

memiliki ambisi dan motivasi berprestasi yang cukup besar dan tinggi, di usia yang

Page 269: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

254

relatif muda, BG menunjukkan jiwa wirausahanya dengan mengelola dua usaha di

bidang fotokopi dan rental. Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang

memiliki kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki partisipasi dalam

kegiatan sosial. BG sering terlibat dalam kegiatan kerohanian bersama rekan-

rekannya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua. Keikutsertaan BG dalam aktivitas

sosial didukung dengan hasil tes grafis bahwa BG masih mampu melakukan kontak

sosial dengan orang lain.

4. Lingkungan

a. Kebebasan

Green and Kreuter (2000:49) menyatakan kualitas hidup selain mengukur hasil

kesehatan juga termasuk kemampuan untuk melakukan tugas hidup sehari-hari,

beradaptasi dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat, tingkat energi, dan

indikator kesejahteraan lain yang tidak terkait dengan kondisi medis.

Kebebasan dalam hal menentukan prinsip-prinsip dalam hidup serta keputusan

yang harus diambil dari setiap hal yang dialami diwujudkan dari kegigihan dan obsesi

BG untuk menjadi wirausaha. BG berani membuat keputusan-keputusan besar yang

bernilai tinggi pula. Hal ini karena kepribadian BG yang mantap dan tidak ragu dalam

membuat keputusan seperti yang diungkap dalam intepretasi tes grafis. Keyakinan

dalam membuat keputusan merupakan suatu wujud kebebasan yang dimiliki oleh BG.

Kebebasan yang diperoleh BG diseimbangkan dengan sikap tanggung jawabnya untuk

selalu menjaga kesehatannya.

Kualitas BG dapat terlihat dari kemampuan BG melakukan semua kewajiban

dan tanggung jawabnya dalam aktivitasnya sehari-hari dan BG memiliki mobilitas yang

Page 270: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

255

tinggi dalam kegiatannya sehari-hari. BG bebas dalam melakukan apa yang

diinginkannya dan BG nyaman menjadi dirinya sendiri. BG beranggapan dirinya

mampu melakukan semua kewajiban dan tanggung jawabnya dalam aktivitasnya sehari-

hari. Hal ini serupa dengan yang didapatkan dari hasil intepretasi bahwa BG memiliki

rasa percaya diri yang baik karena merasa memiliki kemampuan lebih dari orang lain.

BG juga memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensinya dalam berwirausaha.

Informan pertama juga menuturkan bahwa mobilitas BG masih cukup tinggi. BG sering

beraktivitas di luar rumah sendiri dengan mengendarai motor atau mobil.

b. Keselamatan fisik dan keamanan

Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup

positif ditentukan bahwa mereka memiliki tinggal dalam lingkungan yang aman

dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri. BG mengungkapkan

bahwa lingkungannya adalah tempat paling nyaman. BG sangat menikmati saat

bersama dengan orang-orang yang dikasihinya. Hal ini dibenarkan oleh informan

pertama.

BG tinggal bersama kedua orang tua dan adik perempuannya. Dengan kondisi

BG yang terbatas dalam bentuk tenaga, BG membuat kamar tidurnya juga berfungsi

sebagai tempat kerjanya. Hasil observasi, BG terlihat mengatur ruang kamarnya

senyaman mungkin agar semua aktivitasnya bisa dilakukan dalam satu ruangan.

Semua fasilitas tersedia cukup untuk mendukung kegiatan sehari-hari BG. Sebagai

pribadi, BG juga mampu mencukupi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Keselamatan

dan kenyamanan mempengaruhi kualitas hidup BG.

Page 271: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

256

4.5.8 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup subyek BG

Kualitas hidup BG dipengaruhi oleh penerimaan diri yang sangat baik terhadap

penyakit yang dideritanya. Hal ini erat kaitannya dengan spiritualitas BG. BG

menerima keadaan dirinya secara utuh dengan menganggap bahwa penyakitnya

merupakan takdir Tuhan. BG berusaha mensyukuri setiap karunia yang diberikan

Tuhan dan menjalani hidupnya dengan keikhlasan. Perubahan spiritual sangat

dirasakan BG antara sebelum dan sesudah BG menderita penyakit kanker. BG merasa

menjadi seseorang yang lebih baik dan lebih rajin beribadah. Fisch et al (2003:2754)

menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga berpengaruh terhadap kualitas

hidup seseorang.

Dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman BG juga penting bagi

kekuatan psikis BG dalam menjalani masa depannya. BG mendapatkan kekuatan dan

motivasi yang besar melalui doa dan semangat yang disampaikan orang-orang

disekitar BG secara langsung. Pengetahuan dan pemahaman BG terhadap yang

dideritanya juga memiliki pengaruh terhadap penyakitnya. BG memiliki pengetahuan

cukup banyak mengenai penyakitnya, selain dari dokter, BG juga mencari informasi

lewat media internet. BG paham mengenai keadaannya dan mengerti apa yang harus

dilakukan untuk menangani penyakitnya. Pengertian yang benar terhadap penyakit

yang diderita, menjadikan BG tahu bagaimana harus melakukan pengobatan terbaik

untuk kesehatannya.

Andesson et all (Preedy and Watson,2010:1868) mengungkapkan kualitas

hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan psikososial individu yang

mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari.

Page 272: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

257

Indikator kesejahteraan turut mempengaruhi kualitas hidup BG. BG menjadi orang

yang memiliki ambisi untuk berprestasi dalam bidang pekerjaan. BG adalah seorang

wirausaha yang tangguh. Lewat usaha yang dirintis BG sejak tahun 2000 lalu, BG

sudah mampu membiayai kehidupannya sendiri bahkan membuka lapangan kerja

untuk banyak orang. Kebutuhan BG terhadap obat-obatan mengharuskan untuk

memiliki penghasilan tambahan. Sejauh ini BG membiayai pengobatannya sendiri dan

kadang di bantu keluarga.

Page 273: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

258

Gambar 4.3. Dinamika Kualitas Hidup pada Subyek BG

4.5.9 Dinamika Psikologis Subyek BG

Ferris (2010:16) Kualitas hidup adalah produk interaksi antara kepribadian

individu yang terjadi terus menerus dalam episode peristiwa kehidupan. Banyak hal

yang mungkin dilalui seorang manusia dalam perjalanan hidupnya. Semua kejadian,

Kondisi Pasca Menderita Kanker• Mengeluh karena kelemahan fisik. • Mengalami ketakutan akan datangnya kematian, • Kekhawatiran akan masa depan • Merasa sedih dan terpukul dengan kenyataan yang dialami.

Aspek Kualitas Hidup

• Aspek Psikologis

Spiritualitas

Dukungan Sosial

Kesejahteraan Kualitas Hidup Positif

1. Aspek Fisik 2. Aspek Lingkungan

• Rutin minum obat dan menjaga kesehatannya • Bebas mengembangkan potensinya dengan berwirausaha

• Tidak jenuh dalam menjalani proses pengobatan • Lingkungan aman dan nyaman • Percaya diri tinggi • Menerima dan menyadari bahwa dirinya menderita kanker 4. Aspek Psikologis

3. Aspek Sosial • Bersyukur dengan keadaannya

• Memiliki banyak teman dan hubungan interpersonal baik • Tidak menyerah dengan keadaan • Hubungan dengan lawan jenisnya sangat baik • Merasa berharga bagi orang lain. • Orang tua dan orang disekitar memberi dukungan • Bahagia dan puas dengan hidupnya • Masih mampu bekerja dan ikut dalam acara bakti sosial • Rajin beribadah dan lebih

mendekatkan diri kepada Tuhan • Memiliki kesejahteraan dalam hidupnya.

• Menganggap hidupnya berkualitas.

SUBYEK BG

KUALITAS HIDUPFaktor yang mempengaruhi Kualitas Hidup

penderita kanker:

• pemahaman subyek terhadap penyakit yang dideritanya

Page 274: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

259

baik atau buruk akan menuntut respon perilaku seseorang yang pada akhirnya akan

membentuk suatu kepribadian seseorang yang unik. Setiap orang pasti akan berusaha

melakukan yang terbaik untuk dirinya hingga mencapai pada suatu level aktualisasi

diri. Aktualisasi diri inilah yang sering disebut dengan hidup yang berkualitas

seseorang.

Kualitas sering diselaraskan dengan keadaan yang paling tinggi atau sangat

baik. Seseorang yang memiliki kualitas hidup sering diartikan bahwa orang tersebut

hidup dalam kondisi fisik yang sehat tanpa penyakit, sukses, merasakan kebahagiaan,

punya banyak relasi bahkan memiliki banyak uang. Hal ini menjadi pemikiran khusus

terhadap kualitas hidup seseorang dengan penyakit kronis. Kualitas hidup menjadi

ukuran standart kesehatan terutama untuk beberapa orang dengan penyakit kronis,

fungsional, psikologis dan penyakit yang tidak bisa disembuhkan (Preedy and Watson,

2010:382).

World Health Organization (1997:1) mendefinisikan secara umum kualitas

hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks

budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,

standart dan kekhawatiran hidup. Setiap orang memiliki persepsi dan penilaian

masing-masing mengenai kualitas hidup, apakah hidupnya berkualitas atau tidak.

Seseorang dengan suatu penyakit akan membawanya pada suatu situasi yang tidak

menyenangkan. Penderitaan lama yang dirasakan seseorang akan mempengaruhi

psikis seorang penderita.

BG menunjukkan suatu hal yang berbeda. BG telah cukup lama bergumul

dengan penyakit kanker darah yang dideritanya. BG membutuhkan beberapa waktu

Page 275: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

260

untuk menyesuaikan mentalnya dengan keadaan baru yang dialaminya, sampai pada

akhirnya BG percaya diri dan mampu menerima keadaan dirinya. BG tidak pernah

menyembunyikan keadaannya yang sebenarnya dari siapapun. BG berharap dengan

banyaknya orang yang tahu, BG akan mendapatkan doa dari banyak orang tersebut.

Preedy and Watson (2010:1754) Kualitas hidup didefinisikan kepuasan dalam

berbagai aspek kehidupan. BG puas dengan apa yang dimiliki dan pencapaiannya

sekarang, namun demikian BG masih merasa banyak hal yang harus BG lakukan. BG

mengucap syukur kepada Tuhan atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Bowling

(2004:9) mendeskripsikan kualitas hidup yang positif ditentukan bahwa mereka

memiliki pandangan psikologis yang positif dan memiliki kesejahteraan emosional.

BG memiliki penerimaan diri yang baik atas kondisi yang dialaminya. BG dapat

mengenali diri sendiri dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini.

BG mampu mengendalikan emosi dalam dirinya. BG bisa melawan ego dirinya untuk

tidak merepotkan orang lain.

Kualitas hidup BG dipengaruhi oleh penerimaan diri yang sangat baik terhadap

penyakit yang dideritanya. Hal ini erat kaitannya dengan spiritualitas BG. BG

menerima keadaan dirinya secara utuh dengan menganggap bahwa penyakitnya

merupakan takdir Tuhan. BG berusaha mensyukuri setiap karunia yang diberikan

Tuhan dan menjalani hidupnya dengan keikhlasan. Perubahan spiritual sangat

dirasakan BG antara sebelum dan sesudah BG menderita penyakit kanker. BG merasa

menjadi seseorang yang lebih baik dan lebih rajin beribadah. Fisch et al (2003:2754)

menyimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual juga berpengaruh terhadap kualitas

hidup seseorang.

Page 276: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

261

BG memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik dan memiliki kemampuan

fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. BG terlihat seperti orang sehat

lainnya. BG menjaga kesehatannya dengan rajin minum obat dan makan makanan

sehat. BG mampu melakukan aktivitas seperti biasanya dan mampu menunjukkan

kinerja melalui pekerjaannya hingga saat ini. Penyakit yang di derita BG tidak

mempengaruhi hubungan sosial BG. BG memiliki banyak sekali teman, hubungan

sosial BG sangat baik, demikian halnya dengan hubungannya dengan lawan jenis.

Orang-orang disekitar BG mendukung dan memberi rasa aman kepadanya. Mereka

membuat BG merasa bahagia dan berharga bagi orang lain. BG juga memiliki rasa

empati kepada orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan bagi teman-temannya.

BG senang terlibat dalam aktivitas sosial khususnya aktivitas rohani. BG rajin

beribadah dan barusaja menunaikan ibadah haji.

Faktor pengetahuan dan pemahaman terhadap penyakit BG juga

mempengaruhi kualitas hidup BG. BG tahu bagaimana cara merespon dan memiliki

kesadaran untuk menjaga kesehatannya sendiri. BG berada dalam kondisi keluarga

dengan ekonomi atas yang mampu memenuhi kebutuhan BG seluruhnya. Keadaan

keluarga yang tergolong kaya tidak membuat BG bergantung pada orang tuanya.

Andesson et all (Preedy and Watson,2010:1868) mengungkapkan kualitas hidup yang

baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan psikososial individu yang mampu

melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari. Indikator

kesejahteraan turut mempengaruhi kualitas hidup BG.

BG menjadi orang yang memiliki ambisi untuk berprestasi dalam bidang

pekerjaan. BG adalah seorang wirausaha yang tangguh. Lewat usaha yang dirintis BG

Page 277: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

262

sejak tahun 2000 lalu, BG sudah mampu membiayai kehidupannya sendiri bahkan

membuka lapangan kerja untuk banyak orang. Kebutuhan BG terhadap obat-obatan

mengharuskan untuk memiliki penghasilan tambahan. Sejauh ini BG membiayai

pengobatannya sendiri dan kadang di bantu keluarga. BG memiliki kesejahteraan

dalam hidupnya. BG menunjukkan kemandiriannya dengan berwirausaha. BG tinggal

dalam rumah yang berdampingan dengan tempat usahanya, lingkungan rumah BG

aman dan nyaman. Fasilitas yang dibutuhkan tersedia dengan yang baik. BG memiliki

kualitas hidup yang positif, jadi hal yang mempengaruhi kualitas hidup BG adalah

hubungan spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan BG dalam bidang

pekerjaannya.

Page 278: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

263

Gambar 4.4. Dinamika Kualitas Hidup pada Penderita Kanker

4.5.10 Dinamika Kualitas Hidup Penderita Kanker Secara Umum Kanker adalah penyakit yang menurut kebanyakan orang belum ditemukan

obatnya. Penderitanya harus menghadapi penyakit yang memberi dampak tidak hanya

pada kesehatan fisik penderita tetapi juga pada keadaan jiwanya. Penderita kanker

Penderita Kanker

Kondisi Pasca Menderita Kanker • Mengeluh karena kelemahan fisik. • Mengalami ketakutan akan datangnya kematian • Kekhawatiran akan masa depan • Merasa sedih dan terpukul dengan kenyataan yang dialami.

Pemahaman akan Kualitas Hidup

• Kesehatan fisik dan mental yang baik • Mampu beraktivitas tanpa bantuan orang lain • Memiliki pandangan psikologis yang positif • Hubungan sosial baik • Tinggal di lingkungan memberi rasa aman • Berpartisipasi dalam kegiatan sosial • Memiliki kesejahteraan emosional • Memiliki penerimaan diri yang baik • Mampu beradaptasi dengan kondisi yang

dialami saat ini

• Kesehatan fisik dan mental yang buruk • Aktivitas harus di bantu orang lain • Memiliki pandangan psikologis yang negatif • Hubungan sosial buruk • Tinggal di lingkungan yang tidak aman • Tidak berpartisipasi dalam kegiatan social • Tidak memiliki kesejahteraan emosional • Penerimaan diri negatif • Tidak mampu beradaptasi dengan kondisi yang

dialami saat ini

Faktor yang mempengaruhi:

1. Faktor pengetahuan akan penyakit yang dideritanya

2. Faktor ekonomi

Aspek yang mempengaruhi :

1. Spiritualitas

2. Dukungan sosial

3. Kesejahteraan Pemahaman Kualitas Hidup yang Positif

Pemahaman Kualitas Hidup yang negatif

Pemilihan sikap yang positif Pemilihan sikap yang negatif

Pemaknaan terhadap kesakitan yang di alami

Memiliki Kualitas hidup positif

Page 279: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

264

harus menghadapi kenyataan yang tidak pernah mereka inginkan di tengah harapan

hidup yang kecil. Penderitaan ini dapat menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi

pada penderita kanker. Kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, faktor

genetik atau keturunan, radiasi nuklir, pola hidup dan lingkungan. Faktor penyebab

kanker terbanyak adalah faktor keturunan dan pola hidup yang tidak sehat.

Pengobatan kanker tidak bisa dilakukan hanya sekali dan langsung sembuh.

Pengobatan kanker harus dijalani secara bertahap dan proses yang panjang. Efek

samping pengobatan kanker sangat menyakitkan bagi penderita, diantaranya

kerontokan rambut, rantrointestinal (muntah, diare), kelelahan fisik, infertile, dan

keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi pasca menderita kanker

turut menambah penderitaan penderitanya. Rasa sakit yang dirasakan akibat penyakit

kanker merupakan hal yang harus dijalaninya setiap hari. Selain itu harapan hidup

yang kecil membuat seorang penderita kanker mengalami kecemasan akan masa depan

dan ketakutan menghadapi kematian yang seolah sudah didepan mata. Semangat hidup

seolah bertolak belakang dengan keterbatasan yang dialami penderita kanker. Keadaan

semacam itu akan mempengaruhi kualitas hidup pada penderita kanker. Penderita

kanker yang mampu menghadapi dan bangkit dari keterpurukan yang dialami akan

mendorongnya untuk memiliki hidup yang lebih berkualitas, begitu pula sebaliknya,

respon negatif dari seorang penderita kanker membuat kualitas hidupnya negatif.

Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai keadaan dirinya pada aspek

fisik, psikologis, sosial dan lingkungan untuk mencapai kepuasan dalam hidupnya.

Kebaikan dalam segala aspek hidup dan kepuasan seseorang akan membawanya pada

hidup yang berkualitas. Kebaikan tersebut akan mendorong penderita kanker untuk

Page 280: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

265

mencapai kehidupan yang berkualitas. Pengetahuan dan pemahaman penderita kanker

terhadap penyakitnya sangat mempengaruhi kualitas hidupnya, karena tanpa tahu

kondisinya dengan baik, penderita tidak tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang

tidak boleh dilakukan untuk meningkatkan kesehatannya. Kualitas hidup erat

kaitannya dengan kesehatan fisik dan mental seseorang. Fisik dan mental yang baik

akan mengarah pada adanya penerimaan diri, citra tubuh yang baik, perasaan positif,

penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kebahagiaan, spiritualitas yang baik,

kesejahteraan, dan hubungan interpersonal yang positif.

Faktor pendukung yang lain adalah faktor ekonomi. Perihal ekonomi tidak bisa

dipandang sebelah mata dalam pembentukan kualitas hidup seorang penderita kanker,

hal ini dikarenakan keadaan penyakitnya membutuhkan banyak biaya yang secara

langsung mengubah ekonomi keluarga penderita kanker. Pengobatan kanker yang

relatif mahal dan berlangsung lama menimbulkan kecemasan tersendiri bagi penderita

kanker.

Terdapat empat aspek yang menentukan apakah hidup seseorang berkualitas

atau tidak, antara lain aspek psikologis, aspek sosial, aspek, fisik dan aspek

lingkungan. Aspek yang dominan dalam pembentukan kualitas hidup penderita kanker

adalah aspek psikologis, meliputi spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan.

Faktanya, aspek psikologis memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan

kualitas hidup, subyek mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat walaupun tanpa

obat, hal ini disebabkan karena adanya sugesti dalam diri individu tersebut untuk tetap

sehat tanpa obat. Hal ini erat kaitannya dengan kecerdasan spiritualitas seorang

individu. Hubungan manusia dengan Sang Pencipta dirasa merupakan hal yang paling

Page 281: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

266

hakiki dalam aspek kehidupan. Kecerdasan spiritualitas dianggap sebagai kecerdasan

untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna hidup dan nilai yang akan

membawa dalam kehidupan yang bermakna (Zohar dan Marshall, 2000:4).

Kecerdasan spiritualitas menuntun subyek untuk memiliki penerimaan diri yang

sangat baik terhadap penyakitnya. Subyek mengalami peningkatan dalam hal spiritual

dibanding saat sebelum menderita kanker. Subyek lebih dekat dengan Tuhan dan tidak

menyalahkan Tuhan karena keadaanya, melainkan menganggap apa yang terjadi

padanya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan.

Indikator kedua yang mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker adalah

dukungan sosial. Dukungan dari orang terdekat sangat penting dan berpengaruh

terhadap kesembuhan seorang penderita kanker dalam mengurangi tingkat stres dan

depresi (Taylor,1991:244-246). Dukungan sosial dari orang-orang disekitar subyek

memberi motivasi dan semangat yang besar bagi subyek untuk sembuh dan kuat

menjalani hidup. Rasa cinta, rasa aman dan nyaman yang didapatkan oleh subyek pada

akhirnya memberikan kesejahteraan yang juga menentukan kualitas hidup penderita

kanker.

Indikator ketiga adalah kesejahteraan. Setiap orang pasti menginginkan

hidupnya sejahtera. Usaha kesejahteraan sosial adalah usaha yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia kearah kehidupan sosial yang lebih baik.

Peningkatan kualitas hidup itu sendiri dapat dilakukan melalui kehidupan keluarga,

kesehatan, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial (social

adjustment), pemanfaatan waktu luang, standart hidup maupun relasi sosial

(Rukminto,1994:11). Indikator-indikator satu dengan yang lain saling berkaitan dalam

Page 282: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

267

membentuk kualitas hidup seseorang, khususnya pada penderita kanker. Penderita

kanker yang merasakan kesejahteraan, misalnya dalam kesehatan, mereka akan tetap

mampu beraktivitas secara maksimal, memiliki kemandirian dan menunjukkan

prestasinya.

Kondisi pasca menderita kanker akan mempengaruhi kondisi subyek secara

fisik dan mental yang akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Faktor pengetahuan dan

pemahaman subyek terhadap penyakit yang sedang dideritanya sangat penting untuk

menjadi acuan menjaga kesehatannya. Pemahaman kualitas hidup yang positif akan

menentukan sikap subyek selanjutnya, hal ini dipengaruhi oleh penerimaan diri yang

baik, citra tubuh positif, perasaan positif, kebahagiaan, harga diri, hubungan sosial,

lingkungan dan spiritualitas subyek.

Saat penderita kanker memiliki kualitas hidup yang positif dalam hidupnya

maka sikap yang akan ditunjukkan oleh penderita adalah sikap-sikap positif. Mereka

akan menerima dan beradaptasi dengan keadaannya serta berusaha untuk bertahan dan

terus berjuang dalam mengusahakan kehidupan yang lebih baik. Mereka mungkin

pernah merasa terpuruk dalam kondisi penyakit yang dideritanya, tetapi pemahaman

kualitas hidup yang positif akan memacu mereka untuk tetap bisa mengaktualisasi

dirinya, penderita kanker tidak menyerah dengan keterbatasan dirinya.

Kondisi lingkungan yang baik turut mendukung kualitas hidup seorang

penderita kanker. Hubungan sosial yang baik dan dukungan sosial yang diterima

penderita dari orang-orang terdekat akan sangat berdampak positif pada kesehatan

penderita kanker. Sikap dan pandangan positif dari penderita kanker akan

menghilangkan respon-respon negatif yang muncul seiring adanya kelemahan yang

Page 283: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

268

dialaminya sehingga ada kesejahteraan emosional dalam diri penderita kanker.

Terpenuhinya segala aspek kehidupan pada akhirnya akan memberikan kualitas hidup

pada diri individu, khususnya penderita kanker.

Berdasarkan penelitian ini, pemahaman akan aspek-aspek kualitas hidup tidak

hanya melahirkan sikap-sikap positif tetapi juga perubahan pandangan subyek

terhadap hal-hal yang dialaminya. Penderitaan yang dialami seorang penderita kanker

dipahami sebagai proses pendewasan pribadi. Ada perubahan pribadi ke arah yang

positif yang dialami penderita kanker dalam perjuangannya untuk bertahan hidup.

Page 284: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

269

DAFTAR PUSTAKA

Akechi, T., Okamura,H., Yamasaki,S.,Uchitomi,Y. 1998. Predictor of Patientes’ Mental Adjustment to Cancer: Patient Characteristics And Social Support. British Journal of Cancer.16/12:2381-2385.

Arkoff, A. 1976. Psychology And Personal Growth. Boston: Allyn and Bacon. Basuki, H. 2006. Penelitian Kualitatif. Depok : Gunadarma Barakat, L.P., Marmer,P.G., Schwartz,L.A. 2010. Quality of Life of

Adolesescent With Cancer: Family Risks and Resources. Health and Quality Outcomes. 8/1: 1-8

Bowling, A. 2005. Measuring Health : A Review of Quality of Life Measurement

Scales. New York : Bell & Bain Ltd. Brain Tumor. Online at http://www.cancerhelps.com/brain-tumor-treatment.htm [accessed 17/09/11]

Buston, M.N. 2007. Epidemologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cella, D.1998. Factor Influence Quality of Life in Cancer

Patients: Anemia and Fatigue. Annals of Oncology. 25/6:1 ______,D., Dobrez.D., Glaspy,J.. 2003. Control of Cancer-Related Anemia With

Erythropoietic Agents: A Review of Evidance for Improved Quality of Life And Clinical Outcomes. Annals of Oncology. 15/1:511-519.

Chaplin,C.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Corwin, J. 1997. Buku Saku Patofisiologi (Handbook of Pathophysiology). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2010. Profil Kesehatan 2009. Semarang

Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990. 1th ed., VIII. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pp. 122

Eriany, P. 1998. Manual Tes Grafis (Psikodiagnostik IV). Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata Ferris, A.L. 2010. Approaches to Improving the Quality of Life. Online.

Available at http://library.nu/search?q=Quality%20of%20life&page=2[accessed 7/10/11]

Fisch, M.J., Titzer,M.L., Kristeller, J.L. 2003. Assessment of Quality of Life in

Page 285: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

270

Outpatients With Advanced Cancer: The Accuracy of Clinician Estimations and the Relevance of Spiritual Well-Being- A Hoosier Oncology Group Study. Journal of Clinical Oncology. Vol 21. 15/9. 2754-2759

Godam64. (n.d) Tujuan Nasional Bangsa Indonesia Dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945-Kehendak Dalam Mengisi kemerdekaan RI – PMP dan PPKN.Onlineathttp://organisasi.org [accessed 15/09/11]

Gotay, C.C. and Muraoka, M.Y. 1998. Quality of Life in Long-Term Survivors of Adult-onset Cancers. Journal The National Cancer Institute. Vol 90:6/5:656-664.

Green, L.W., and Kreuter, M.W. 1991. Health Promotion Planning :

An Educational and Environmental Approach. United State of America: Mayfield Publishing Company.

Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta orang di Dunia Menderita Kanker. Online at http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1060-jika-tidak-dikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-menderita-kanker-.html.[accessed 15/09/11]

Kanker Payudara. Online at http://id.wikipedia.org/wiki/kanker_payudara. [accessed 21/02/12]

Karoly, P. (ed). 1985. Measurement Strategies In Health Psychology. Canada:

John Wiley & Sons, Inc. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia.Online

at http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1637-penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html. [accessed 15/09/11]

Kesehatan. Online at http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan [accessed 15/09/11]

Kiple, K.F. (ed). 2003. The Cambridge Dictionary of Disease. New York: Cambridge University Press.

Larasati. 2009. Kualitas Hidup Pada Wanita yang Sudah Memasuki Masa

Menopouse. Skripsi Universitas Gunadarma. Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Revised Ed.).Bandung:

PT Remaja Rosdakarya Offset. Mosteller, F., J. and Falotico, J.. 1989. Quality of Life and Technology

Assessment. Online. Available at http://library.nu/search?q=Quality%20of%20life&page=2[accessed 7/10/11]

Page 286: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

271

Poerwandari, K. 2001. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. (Revised Ed.). Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas indonesia.

Preedy ,V.R., and Watson,R.R. 2010. Handbook of Desease Burdens and Quality of Life Measure.Online. Available at www. http://library.nu/search?q=Quality%20of%20life&page=2[accessed 7/10/11]

Rahayu, I.T., dan Ardiani,T.A. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia.

Rukminto, I. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saba, Hussain. I. (n.d) Anemia of Cancer: Direct Effects of the Neoplasm. Online

http://www.moffitt.org/moffittapps/ccj/v5ns/article1.html [accessed 06/11/11] Salim, A. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana. Santrock. 2005. Adolescence-10th ed. New York : McGraw-Hill. _______. 2007. Remaja. Bandung: Erlangga. Sarafino, E.P. 1990. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. United

State of America: John Wiley & Sons, Inc. __________. 2008. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions ( 6th

Ed).United State of America: John Wiley & Sons, Inc. Saxton,J. and Daley,A. 2010. Exercise and Cancer Survivorship: Impact

on Health Outcomes and Quality of Life.Online. Available at http://library.nu/search?q=Quality%20of%20life&page=2 [accessed 7/10/11]

Sibuea, H.W., Panggabean,M.W., Gultom,S.P. 2005. Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta: PT Rineka Cipta. Silitonga. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Penderita

Penyakit Parkinson di Poliklinik Saraf RS DR Kariadi. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Smet, B.1993. Psikologi Kesehatan. Semarang: Universitas Katholik

Soegijapranata.

Page 287: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

272

Tambayong, J. 1999. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Taylor, S.E. 1991. Health Psychology (2nd Edition). USA: Palatino. Widiyanto, S.P. 2007. Strategi Peningkatan Kualitas Hidup Manusia di Indonesia. Online at http://perpustakaan.uns.ac.id/jurnal [accessed 15/09/11] 25/7:1-13.

Wijaya, Adi. 2009. Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis dan Mengalami Depresi. Tesis Universitas Indonesia.

World Health Organization. (1997). WHOQOL: Measuring Quality of Life. Online. Available athttp://www.who.int/mental_health/media/68.pdf [accessed 06/11/11]

Zohar ,D., dan Marshall,I. 2000. SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritusl dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Page 288: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

273

PEDOMAN WAWANCARA

(Informan Utama)

I. IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN

Nama Informan :

Usia :

Status pernikahan :

Alamat :

Pekerjaan :

Kode Informan :

Interviewer / Peneliti :

Tempat Interview :

Waktu Interview :

II. DAFTAR AITEM PERTANYAAN DALAM PENELITIAN

II.1 Latar Belakang

1. Siapakah nama anda?

2. Berapa usia anda? Tempat/tanggal lahir?

3. Apakah anda sudah menikah?

4. (Jika sudah) apakah anda memiliki anak?

5. Berapa anak anda?

6. Apa pekerjaan istri/suami anda?

7. (Jika belum) apakah anda tinggal bersama keluarga?

8. Dimana anda tinggal?

9. Apakah pendidikan anda?

10. Apakah pekerjaan anda?

II.2 Riwayat menderita Kanker

1. Bagaimana keadaan kesehatan anda?

2. Bagaimana awalnya anda terkena kanker?

3. Apakah ada riwayat anggota keluarga yang terkena kanker?

4. Kapan pertama kali anda tahu bahwa anda mengidap kanker?

Page 289: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

274

5. Bagaimana status penyakit anda sekarang?

6. Sudah berapa lama anda menderita kanker?

7. Gejala apa yang sering muncul karena penyakit kanker tersebut?

8. Apakah penyakit kanker tersebut mengganggu kegiatan sehari-hari anda?

II.3 Aspek Fisik

1. Apakah setiap bangun pagi anda merasa mempunyai tenaga untuk menjalani

hari?

2. Apakah anda mampu menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan dengan tuntas?

3. Apakah anda tetap dalam keadaan segar dalam menjalani hari?

4. Apakah anda tetap melakukan kegiatan seperti sebelum anda terkena kanker?

5. Apakah anda merasa sebagai orang yang sedang sakit?

6. Apakah anda merasa tidak nyaman dengan penyakit yang sedang anda alami?

7. Apakah anda merasa gelisah terhadap penyakit tersebut?

8. Hal apa yang membuat anda gelisah?

9. Kegelisahan seperti apa yang anda rasakan?

10. Bagaimana kondisi anda setelah menjalani pengobatan?

11. Bagaimana perasaan anda setelah menjalani pengobatan?

12. Apakah anda merasa lemah setelah menjalani pengobatan?

13. Apakah anda merasa sedih setelah menjalani pengobatan?

14. Apakah anda pernah merasa jenuh dengan pengobatan tersebut?

15. Apakah anda pernah merasa putus asa?

16. Apakah anda merasa puas dengan pengobatan yang sudah anda jalani?

II.4 Citra tubuh dan penampilan (Body image and performance)

1. Bagaimana anda menilai diri anda sendri?

2. Apakah anda percaya diri dengan keadaan anda sekarang?

3. Kepercayaan diri seperti apa yang anda perlihatkan kepada orang lain?

4. Apakah anda puas dengan gambaran diri anda?

Page 290: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

275

II.5 Penerimaan Diri

1. Apa yang anda katakan pada orang lain mengenai diri anda?

2. Apakah anda sudah dapat menerima keadaan anda?

3. Bagaimana

II.6 Pertanyaan tentang kualitas hidup secara utuh

1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan hidup yang berkualitas?

2. Menurut anda, bagaimana kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup?

3. Apa alasan anda mengatakan bahwa hidup anda berkualitas?

4. Apakah anda termasuk seseorang dengan kualitas hidup yang positif?

5. Apa yang terpenting dalam hidup anda? Mengapa?

6. Apakah anda sudah melakukan yang terbaik untuk hidup anda?

7. Apakah anda puas dengan hidup anda saat ini?

8. Apa yang membuat anda bertahan dalam keadaan ini?

9. Apa yang menjadi dorongan utama bagi anda untuk sembuh?

10. Bagaimana cara anda untuk melalui hari-hari anda dengan kuat walaupun

dengan penyakit kanker?

11. Apa yang membuat anda tetap mempunyai harapan untuk sembuh?

12. Pernahkah anda merasa hopeless?

13. Apa yang anda lakukan saat anda merasa tidak lagi punya harapan?

14. Apa yang menjadi keyakinan anda untuk dapat melewati semua ini?

15. Apa saja perbedaan yang anda rasakan sebelum dan sesudah mengetahui

bahwa anda mengidap kanker?

16. Apakah arti hidup menurut anda?

17. Bagaimana anda melihat hidup anda?

18. Hal apa yang menjadi kekhawatiran anda dalam hidup?

19. Apakah anda memiliki harapan untuk masa depan anda? Jelaskan!

20. Apakah yang menjadi tujuan hidup anda dalam hidup ini?

21. Apakah tujuan hidup anda telah tercapai?

Page 291: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

276

II.7 Fungsi kognitif (Cognitive Function)

1. Bagaimana anda menilai diri anda?

2. Apakah anda merasa diri anda tidak berguna? Mengapa demikian?

3. Apakah anda yakin terhadap kemampuan yang anda miliki?

4. Apakah anda pernah berfikir tentang kematian dalam waktu dekat?

5. Apa yang anda pikirkan tentang hal tersebut?

6. Apakah anda pernah berfikir bahwa hidup anda akan merepotkan orang lain?

7. Hal terbesar apa yang menjadi ketakutan anda?

II.8 Perasaan positif(Positive feelings)

1. Apakah anda bersyukur atas apa yang anda alami saat ini?

2. Apakah anda pernah mengeluh terhadap keadaan anda sekarang?

3. Apakah anda merasa tertekan dengan keadaan ini?

4. Bagaimana anda menyikapi rasa tersebut?

5. Apakah anda pernah merasa stres? Depresi? Takut?

6. Hal apa yang menyebabkan itu terjadi?

7. Apa anda pernah merasa putus asa?

8. Apakah anda pernah merasa ingin bunuh diri?

9. Bagaimana anda bisa bangkit dari keadaan tersebut?

10. Bagaimana anda menanggapi kejadian buruk yang menimpa anda?

11. Bagaimana motivasi hidup anda sekarang setelah menderita?

12. Apa yang anda lakukan jika ada orang lain menyakiti atau berbuat tidak baik

pada anda?

13. Apa yang akan anda lakukan jika anda gagal dalam melakukan suatu hal?

14. Apakah ada perubahan tujuan hidup anda sebelum dan sesudah di diagnosis

kanker ?

15. Apakah anda sudah puas dengan hidup anda? Mengapa?

16. Hal apa yang menjadi einginan atau harapan anda?

II.9 Harga diri (Self Esteem)

1. Bagaimana pandangan anda tentang harga diri?

Page 292: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

277

2. Apakah anda merasa aman dengan diri anda?

3. Apakah anda merasa berharga?

4. Apakah anda merasa mampu untuk menjalani proses hidup?

5. Apakah anda merasa lingkungan menerima anda dengan penyakit kanker

tersebut?

6. Apakah anda mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitar ?

7. Apakah anda merasakan cinta dalam lingkungan sekitar ?

8. Apakah anda merasa bisa mengendalikan diri anda sendiri dan orang lain?

9. Apakah anda berusaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik (dalam

berprestasi atau mencapai kesembuhan fisik)?

II.10 Hubungan interpersonal

a. Hubungan dan dukungan sosial keluarga

1. Apakah anda merasa nyaman tinggal bersama keluarga anda?

2. Hal apa yang paing anda syukuri dalam keluarga?

3. Apakah anda mengasihi / menyayangi mereka?

4. Apakah anda sering mengadakan rekreasi dengan keluarga / teman-teman

anda?

5. Apa yang biasa anda lakukan saat bersama keluarga?

6. Kapan biasanya anda menikmati waktu bersama?

7. Apakah anda dekat dengan keluarga (suami, anak, anggota keluarga lain)?

Siapakah anggota keluarga yang paling dekat dengan anda?

8. Apakah anggota keluarga anda (suami, anak, anggota keluarga lain)

mengetahui bahwa anda menderita kanker?

9. Bagaimana reaksi keluarga saat pertama kali tau bahwa anda didiagnosis

kanker?

10. Apakah anggota keluarga (suami, anak, anggota keluarga lain) anda

memberikan support / dukungan kepada anda dalam menjalani hidup?

11. Seberapa sering anggota keluarga (suami, anak, anggota keluarga lain) anda

memberikan dukungan?

12. Dukungan seperti apa yang anggota keluarga (suami, anak, anggota keluarga

lain) anda berikan?

Page 293: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

278

13. Apakah anda saling membantu dengan anggota keluarga (suami, anak,

anggota keluarga lain)? Bantuan dalam hal apa?

14. Apakah keluarga anda menemani dan turut merawat anda saat menjalani

pengobatan?

b. Hubungan dan dukungan sosial orang terdekat selain keluarga

1. Apakah anda memiliki sahabat?

2. Apakah anda sering bertemu dengan sahabat anda?

3. Apakah anda mengasihi / menyayangi sahabat anda?

4. Kepada siapa biasanya anda mencurahkan isi hati anda?

5. Apakah sahabat anda tahu bahwa anda mengidap penyakit kanker?

6. Apakah sahabat anda memberikan support / dukungan kepada anda dalam

menjalani hidup?

7. Seberapa sering sahabat anda memberikan dukungan?

8. Dukungan seperti apa yang sahabat anda berikan?

9. Apakah anda saling membantu dengan sahabat? Bantuan dalam hal apa?

c. Hubungan dan dukungan sosial teman-teman / masyarakat

1. Apakah teman-teman anda (juga tetangga) mengetahui jika anda menderita

kanker?

1. Apakah anda mengasihi / menyayangi keluarga teman-teman anda (juga

tetangga)?

2. Apakah teman-teman (juga tetangga) anda memberikan support / dukungan

kepada anda dalam menjalani hidup?

3. Seberapa sering teman-teman (juga tetangga) anda memberikan dukungan?

4. Dukungan seperti apa yang teman-teman (juga tetangga) anda berikan?

5. Apakah anda saling membantu dengan teman-teman (juga tetangga)? Bantuan

dalam hal apa?

6. Bagaimana masyarakat sekitar anda memperlakukan anda?

7. Bagaimana perasaan anda bila berada pada lingkungan baru?

8. Apakah anda senang bersosialisasi?

10. Apakah penyakit yang sedang anda alami mempengaruhi hubungan anda

dengan orang lain?

Page 294: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

279

11. Apakah anda merasa dijauhi orang-orang karena anda menderita penyakit

kanker? Jika ya, mengapa?

12. Apakah anda merasa ada diskriminasi dengan status penyakit anda?

13. Bagaimana sikap anda jika ada orang lain yang mengadakan diskriminasi

terhadap penderita kanker?

14. Seberapa besar pengaruh orang lain di kehidupan anda?

II.11 Partisipasi dalam kegiatan sosial

1. Apakah anda suka bersosialisasi?

2. Kegiatan sosial apa saja yang anda ikuti?

3. Bidang apa yang menjadi minat anda dalam bersosialisasi?

4. Apakah anda merasa nyaman dan puas bersosialisasi dengan orang lain?

II.12 Lingkungan rumah dan keamanan fisik

1. Apakah anda merasa nyaman berada dalam lingkungan rumah dan

masyarakat?

2. Apakah ada pencemaran atau kebisingan di lingkungan rumah?

3. Apakah lingkungan rumah anda aman?

II.13 Kebahagiaan

1. Menurut anda, apa arti kesuksesan?

2. Apakah anda merasa telah mencapai kesuksesan dalam hidup?

3. Menurut anda, kesuksesan anda sekarang karena orang lain atau diri anda

sendiri?

4. Apakah arti kebahagiaan menurut anda?

5. Apakah anda merasa bahagia / tidak bahagia?

6. Hal apa yang membuat anda bahagia / tidak bahagia?

7. Apakah anda merasa bahagia dengan keadaan anda sekarang?

II.14 Spiritualitas

1. Bagaimana kedekatan anda dengan Tuhan?Apakah menurut anda kedekatan

anda dengan Tuhan dapat mempengaruhi hidup anda?

2. Apakah arti hidup menurut anda?

3. Bagaimana melihat hidup anda?

4. Hal apa yang menjadi kekhawatiran anda dalam hidup?

Page 295: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

280

5. Apakah anda merasa hanya Tuhan yang mampu menolong anda?

6. Apakah anda merasa Tuhan selalu ada untuk menolong anda?

7. Apakah anda merasa dalam keadaan apapun anda tetap dekat dengan Tuhan?

8. Apakah penyakit kanker ini adalah ujian dalam hidup dan keimanan anda?

9. Apakah anda memiliki harapan untuk masa depan anda? Jelaskan!

10. Apakah yang menjadi tujuan hidup anda dalam hidup ini?

11. Apakah tujuan hidup anda telah tercapai?

12. Apakah anda taat menjalani kewajiban ibadah?

II.15 Persepsi individu terhadap kualitas hidup

a. Budaya

1. Apakah lingkungansekitar memberikan dukungan kepada anda?

2. Apakah anda nyaman berada dalam lingkungan sosial dimana anda berada

(rumah, tempat pekerjaan, masyarakat)?

3. Bagaimana pendapat anda tentang lingkungan sekitar anda?

4. Apakah lingkungan dimana anda berada bersikap skeptis terhadap penderita

kanker?

5. Apa bentuk sikap skeptis tersebut?

b. Filsafat hidup

1. Apa yang membuat anda bertahan dalam keadaan ini?

2. Apa yang menjadi dorongan utama bagi anda untuk sembuh?

3. Bagaimana cara anda untuk melalui hari-hari anda dengan kuat walaupun

dengan penyakit kanker?

4. Apa yang membuat anda tetap mempunyai harapan untuk sembuh?

5. Pernahkah anda merasa hopeless?

6. Apa yang anda lakukan saat anda merasa tidak lagi punya harapan?

7. Apa yang menjadi keyakinan anda untuk dapat melewati semua ini?

8. Apa yang terpenting dalam hidup anda? Mengapa?

9. Apakah anda sudah melakukan yang terbaik untuk hidup anda?

10. Apakah anda puas dengan hidup anda saat ini?

Page 296: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

281

c. Konteks politik

1. Menurut anda, apakah pemerintah sudah menyediakan pelayanan kesehatan

yang memadai untuk para pasien kanker?

2. Apakah anda pernah mengalami kesulitan dalam proses pengobatan?

3. Bagaimana seharusnya sikap pemerintah terhadap para pasien kanker?

4. Apakah anda sudah merasa mendapat perhatian dari pemerintah?

5. Hal apa yang anda harapkan dari pemerintah bagi para penderita kanker?

Page 297: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

282

PEDOMAN WAWANCARA

Informan Pendukung

I. IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN

Nama Informan :

Usia :

Status pernikahan :

Alamat :

Pekerjaan :

Kode Informan :

Interviewer / Peneliti :

Tempat Interview :

Waktu Interview :

II. DAFTAR AITEM PERTANYAAN DALAM PENELITIAN

II.1 Latar belakang Informan Ahli

1. Siapakah nama anda?

2. Berapa usia anda? Tempat/tanggal lahir?

3. Status dalam keluarga?

4. Status pernikahan?

5. Dimana anda tinggal?

6. Apakah pekerjaan anda?

7. Apakah pendidikan terakhir anda?

II.2 Riwayat menderita Kanker

9. Bagaimana keadaan kesehatan subjek ?

10. Bagaimana awalnya subjek terkena kanker?

11. Bagaimana perasaan anda mengetahui hal itu?

12. Apakah ada riwayat anggota keluarga subjek yang terkena kanker?

Apakah faktor keturunan dapat menyebabkan penyakit kanker?

13. Kapan pertama kali subjek memeriksakan keadaannya?

14. Bagaimana status penyakit subjek sekarang?

Page 298: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

283

15. Sudah berapa lama subjek menderita kanker?

16. Gejala apa yang sering muncul pada subyek?

II.3 Keadaan ekonomi

1. Bagaimana ekonomi keluarga anda sekarang?

2. Apakah pekerjaan orang tua anda?

3. Apakah pekerjaan anda sekarang?

4. Apa jabatan pekerjaan anda?

5. Sudah berapa lama anda bekerja?

6. Apa tugas dalam pekerjaan anda?

7. Apakah anda nyaman dan mencintai dengan pekerjaan anda?

8. Apa yang membuat anda nyaman dengan pekerjaan anda?

9. Apakah anda pernah berfikir untuk pindah bekerja ke tempat yang lain?

Alasan?

10. Berapa penghasilan anda setiap bulannya?

11. Apakah penghasilan anda cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?

12. Apakah penghasilan anda mencukupi untuk biaya pengobatan?

13. Apakah terdapat perbedaan keadaan ekonomi anda sebelum dan sesudah

menjalani pengobatan kanker? Jika berbeda, bagaimana anda mengelolanya?

14. Apakah anda puas dengan pekerjaan dan penghasilan anda sekarang?

15. Apakah tempat pekerjaan anda mendukung dalam upaya pengobatan anda?

Dukungan dalam bentuk apa?

16. Adakah toleransi dari tempat pekerjaan anda untuk mengajukan ijin setiap akan

menjalani proses pengobatan?

II.4 Pertanyaan tentang kualitas hidup secara utuh

1. Bagaimana semangat subjek untuk menjalani hidup dengan statusnya sebagai

penderita kanker?

2. Menurut anda, bagaimana kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup?

3. Menurut anda hal apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas hidup

seseorang?

4. Apakah subyek termasuk seseorang dengan kualitas hidup yang positif?

5. Menurut anda bagaimana kualitas hidup subjek ?

Page 299: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

284

6. Apakah subjek mempunyai perasaan positif? Apakah hubungan sosial

mempengaruhi kualitas hidupnya?

II.5 Pendidikan dan pengetahuan

1. Menurut dokter apakah pendidikan dan pengetahuan subyek mengenai

penyakitnya akan mempengaruhi kualitas hidup pasien?

II.6 Respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan

1. Proses pengobatan apa saja yang sudah subjek jalani sampai saat ini?

2. Bagaimana status penyakit subjek saat ini?

3. Apakah subjek rutin menjalani pengobatan?

4. Bagaimana keadaan psikologis pasien setelah menjalani pengobatan? Apakah

itu berpengaruh pada kualitas hidupnya?

5. Bagaimana kualitas hidup pasien kanker?

6. Apakah pengobatan penyakit kanker mempengaruhi hubungan sosial subjek

dengan keluarga atau orang terdekatnya?

II.7 Hubungan interpersonal

d. Hubungan dan dukungan sosial keluarga

1. Apakah anggota keluarga anda (suami, anak, anggota keluarga lain)

mengetahui bahwa anda menderita kanker?

2. Apakah keluarga anda menemani dan turut merawat anda saat menjalani

pengobatan?

Page 300: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

285

PEDOMAN WAWANCARA

Informan Ahli

I. IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN

Nama Informan :

Usia :

Status pernikahan :

Alamat :

Pekerjaan :

Kode Informan :

Interviewer / Peneliti :

Tempat Interview :

Waktu Interview :

II. Latar belakang Informan Ahli

II.1 Identitas diri

1. Siapakah nama anda?

2. Berapa usia anda? Tempat/tanggal lahir?

3. Status dalam keluarga?

4. Status pernikahan?

5. Dimana anda tinggal?

6. Apakah pekerjaan anda?

7. Apakah pendidikan terakhir anda?

II.2 Riwayat menderita Kanker

1. Bagaimana keadaan kesehatan subjek ?

2. Bagaimana awalnya subjek terkena kanker?

3. Apakah faktor yang menyebabkan penyakit kanker?

4. Bagaimana status penyakit subjek sekarang?

5. Gejala apa yang sering muncul pada pasien penyakit kanker?

Page 301: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

286

II.3 Pertanyaan tentang kualitas hidup secara utuh

1. Menurut anda apakah definisi dari kualitas hidup?

2. Menurut anda, bagaimana kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup?

3. Menurut anda hal apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang?

4. Menurut anda bagaimana kualitas hidup subjek ?

5. Apakah subyek termasuk seseorang dengan kualitas hidup yang positif?

Page 302: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

287

CATATAN LAPANGAN HASIL OBSERVASI

1. Hasil Observasi Penelitian Subyek Pertama (Subyek JT)

f. Kondisi umum

JT memiliki cirri-ciri fisik dengan kulit sawo matang dan memiki postur tubuh

pendek gemuk. Tinggi badan subyek sekitar 156 cm dengan berat badan 55 kg. JT

memiliki rambut pendek yang diwarnai dengan warna cokelat dan mata yang sayu.

Penampilan subyek secara keseluruhan tergolong menarik dan rapi. Kesan pertama

yang terlihat saat bertemu subyek adalah subyek terlihat sangat memperhatikan

penampilan dengan cara berdandan saat akan melakukan kegiatan di luar rumah. JT

juga gemar memakai aksesoris kesukaannya untuk melengkapi penampilannya agar

semakin terlihat menarik.

JT terlihat sehat dan baik-baik saja walaupun terkadang terlihat wajah pucat di

mata dan bibir JT. JT masih bisa beraktivitas secara mandiri, subyek mengendarai

sepeda motor sendiri untuk menuju ke kampus, karena jarak antara kos dan kampus JT

cukup dekat. JT sangat menjaga kesehatan dirinya. JT kadang melakukan olah raga

setiap sore hari dan menjaga pola makan karena sedang menjalani program diet untuk

menstabilkan gula darahnya.

g. Aktivitas

Aktivitas keseharian JT lebih banyak dilakukan di kampus dan kos JT.

Aktivitas JT di kampus berkisar pada kuliah dan aktivitas organisasi kampus yang JT

ikuti. JT tengah menempuh semester tujuh yang mengharuskannya menyelesaikan

banyak tugas. JT baru saja selesai menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten

Kendal. Kegiatan lain JT setelah selesai kuliah biasanya bergaul dengan teman-teman

atau istirahat di kos.

JT dikenal teman-temannya sebagai seorang gadis yang supel dan ramah. JT

terkenal baik dan suka menolong teman-temannya. Hanya beberapa dari teman JT

yang mengetahui bahwa JT adalah penderita kanker. Menurut teman yang mengetahui

keadaan JT, JT tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya sedang sakit. JT berusaha

untuk tetap terlihat sehat dan segar setiap saat. Penyakit JT kadang mengganggu

aktivitas keseharian JT, JT sering tiba-tiba pingsan dan kejang saat sedang beraktivitas

Page 303: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

288

di kampus. Hal ini tidak jarang mengundang kekhawatiran dari teman-teman JT.

h. Dinamika psikologis

JT termasuk orang yang senang bercerita hal ini terlihat dari proses

wawancara. Saat wawancara berlangsung JT dengan antusias berbagi cerita tentang

perasaan dan keadaan hatinya. Hal ini menunjukkan bahwa JT adalah seseorang yang

memiliki kepercayaan diri tinggi. JT menjelaskan dengan detail dan terus terang tanpa

terlihat takut dalam menghadapi penyakitnya. JT termasuk orang yang introvert

karena JT tidak menceritakan keadaannya kepada semua orang, JT lebih suka

menghadapi sendiri masalah yang sedang dihadapinya.

JT terlihat santai dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam proses

wawancara. JT terlihat nyaman dan percaya diri dengan keadaannya. JT menceritakan

semua isi hatinya sangat ekspresif, JT terlihat bangga dengan dirinya sendiri. JT

terlihat sudah bisa menerima keadaan dirinya dengan apa adanya. JT menjalani

hidupnya dengan bersemangat dan lebih peduli dengan orang lain.

i. Interaksi

Satu tahun terakhir ini, JT tinggal di kos untuk lebih dekat dengan kampusnya.

JT sangat senang bersosialisasi dengan banyak orang. Keseharian JT, selain

dihabiskan di kampus, JT banyak menghabiskan waktu di kos. JT memiliki interaksi

yang sangat baik dengan teman-temannya. Teman JT sering mengunjungi kamar JT

untuk sekedar berbincang atau menemani JT tidur. JT dikenal baik oleh semua teman-

teman JT. JT termasuk orang yang memiliki selera humor yang tinggi dan suka

menolong temannya. Teman-teman JT memiliki kepedulian terhadap keadaan JT,

walaupun mereka tidak terlalu tahu tentang penyakit JT. Kejadian JT yang sering

pingsan di kampus membuat teman-temannya perhatian kepada JT. Interaksi JT dalam

keluarga terlihat kurang akrab. Sesekali JT menghabiskan waktu membantu ibunya

memasak di dapur. JT terlihat cukup dekat dengan ibunya. Ayah JT hanya berada di

rumah saat malam hari sedangkan kakak JT datang setiap akhir pekan.

j. Lingkungan tempat tinggal

Lingkungan JT sangat nyaman, keadaan rumah dan kos JT terlihat aman dan

terjaga kebersihannya. JT terlihat nyaman tinggal di kos. Kos JT terletak dalam

lingkungan masyarakat yang tenang dan dalam lingkungan perumahan yang cukup

Page 304: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

289

elite. Kos JT menyediakan fasilitas yang cukup baik untuk menunjang kegiatan sehari-

hari JT.

2. Hasil Observasi Subyek Penelitian Subyek Kedua (Subyek RM)

f. Kondisi umum subyek penelitian

Subyek RM memiliki ciri-ciri fisik dengan berkulit sawo matang dan bertubuh

tinggi gemuk. RM memiliki tinggi badan sekitar 165 cm. RM memiliki rambut pendek

ikal yang tumbuh setelah beberapa waktu lalu kemoterapi membuat semua rambutnya

rontok. Penampilan RM secara keseluruhan selalu tampil rapi. RM selalu berdandan

saat bekerja. Penampilan bersih dan rapi nampak dalam setiap pertemuan wawancara.

RM terlihat sehat dan mampu beraktivitas dengan baik. RM masih bekerja

sebagai asisten dokter. RM masih aktif bekerja kecuali saat harus menjalani

kemoterapi dan masa pemulihannya. RM sangat menjaga kesehatannya dengan

melakukan olah raga ringan dan menjaga pola makan. RM lebih banyak mengonsumsi

buah dan sayur agar tetap sehat.

g. Aktivitas

Aktivitas RM umumnya di lakukan di rumah sakit tempatnya bekerja dan di

rumah. Aktivitas di rumah sakit berkisar pada tugas yang harus diselesaikan RM. RM

menggunakan tujuh jam dalam sehari untuk bekerja. Pada kesehariannya, RM tetap

menjadi ibu rumah tangga untuk keluarganya. RM suka terlibat dalam kegiatan sosial,

namun pekerjaan RM menyita banyak tenaga dan waktu RM, maka dengan kondisi

RM yang sakit RM jadi jarang untuk terlibat kegiatan sosial dengan masyarakat sekitar

lingkungan rumah RM karena menyadari bahwa dirinya perlu waktu untuk istirahat.

h. Dinamika psikologis

RM termasuk orang yang aktif dalam berbicara, RM menceritakan banyak hal

sebelum pewawancara bertanya. RM bercerita tentang kehidupan dan keluarganya

dengan antusias dan ekspresif. RM tak segan menangis saat menceritakan

kesedihannya. RM menceritakan perasaannya dengan detail dan terbuka. RM terlihat

sudah dapat menerima keadaannya yang sakit dan mulai menata hidupnya kembali dan

berusaha untuk percaya diri dengan kondisi fisiknya. RM terlihat bersemangat dan

peduli dengan orang lain.

Page 305: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

290

i. Interaksi

Pada keseharian RM di kenal ibu yang sangat dekat dengan anak-anaknya. RM

memiliki interaksi yang baik dengan keluarga intinya tetapi tidak dengan saudara-

saudaranya yang tinggal dengan RM. Terlihat ada sedikit jarak antara RM dengan adik

ipar yang tinggal bersama dengan RM. RM menunjukkan ekspresi tidak suka saat

bercerita tentang adik iparnya, namun secara keseluruhan interaksi RM dengan

keluarganya cukup baik.

Keseharian RM dalam lingkungan sosial jarang terlihat. RM hanya keluar

rumah untuk berbelanja di depan rumah. RM kebanyakan menghabiskan waktu untuk

istirahat di rumah. Interaksi yang sangat baik justru diperlihatkan RM di tempat kerja,

RM mengenal hampir semua rekan kerjanya di rumah sakit. RM terlihat ramah dan

sangat murah senyum kepada semua orang yang ditemuinya.

j. Lingkungan tempat tinggal

RM tinggal di rumah warisan mertuanya yang berada di lingkungan menengah

kebawah. Rumah RM tergolong sederhana dan dengan atap yang rendah. Keadaan

sekitar rumah RM cukup baik dan ramai dengan anak-anak kecil. Suasana seadanya

tampak dalam rumah RM. Terdapat beberapa perabot yang sudah tidak berfungsi di

suatu sudut rumah yaitu mesin cuci dan kipas angin, walaupun sederhana, rumah RM

terlihat bersih.

3. Hasil Observasi Subyek Penelitian Subyek Ketiga (Subyek BG)

f. Kondisi umum

BG memiliki ciri fisik yaitu tubuh ideal yang tinggi dengan kulit sawo matang.

Tinggi badan BG sekitar 175 cm dengan berat badan sekitar 70 kg. BG berambut

pendek dan berwarna hitam. Penampilan BG secara keseluruhan terlihat sederhana

namun tetap rapi. Saat dilakukan wawancara, mata BG terlihat sayu dan lemas. BG

menuturkan bahwa BG juga terkena anemia.

g. Aktivitas

BG masih terlihat sehat dan mampu menjalani aktivitasnya sehari-hari dengan

mandiri. Saat akan di lakukan wawancara, BG terlihat sedang mengerjakan sesuatu di

depan komputer. Keseharian BG memang digunakan untuk mengerjakan pekerjaannya

di bidang telekomunikasi. BG selalu berhubungan dengan dunia luar melalui media

Page 306: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

291

internet.

BG dapat melakukan aktivitas seperti biasa walaupun penyakit yang diderita

subyek sedikit mempengaruhi kemampuan dan kekuatan BG dalam melakukan

aktivitas. BG mengurangi aktivitas dalam hal mengangkat barang berat. Pada proses

wawancara berikutnya, BG terlihat mampu untuk mengendarai kendaraan sendiri. BG

masih bisa mengendarai motor atau mobil sendiri. Mobilitas BG tidak terlalu

terganggu karena penyakitnya.

h. Dinamika psikologis

BG termasuk tipe orang yang terbuka akan dirinya kepada orang lain. BG

menjawab pertanyaan dengan jawaban-jawaban yang sederhana dan langsung pada

pokok intinya. BG menceritakan apa yang dirasakannya dengan terus terang. BG

terlihat sudah bisa menerima keadaannya sekarang. BG beberapa kali diam dan

selanjutnya mengucapkan kalimat syukurnya kepada Tuhan. BG terlihat tenang dan

santai dalam pembawaan dirinya. BG menunjukkan ekspresi tenang saat menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh BG.

i. Interaksi

BG memiliki interaksi yang baik dengan keluarganya. BG sangat dekat dengan

adik perempuannya yang berusia delapan tahun dari BG. Orang tua BG tidak ada di

rumah saat dilakukan wawancara, hal ini dikarenakan oleh kesibukan keduanya. BG

terlihat aktif dalam berkomunikasi. BG suka membicarakan hal tentang wirausaha dan

kesuksesan yang telah dicapai.

Hubungan BG dengan lingkungan sekitar juga baik, BG memiliki banyak

teman yang sekaligus merupakan keryawannya. Beberapa kali BG terlihat sedang

mengobrol atau mengajarkan sesuatu kepada karyawannya. BG di kenal sebagai orang

yang suka menolong dan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. BG memiliki keinginan

untuk melebarkan usahanya di bidang yang lain.

j. Lingkungan tempat tinggal

BG tinggal di lingkungan menengah ke atas. Tempat tinggal BG adalah sebuah

rumah yang sekaligus digunakan sebagai tempat usaha. Ruko BG terletak di daerah

yang sangat ramai. Lingkungan tempat tinggal BG berada di sekeliling banyak tempat

Page 307: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

292

usaha yang lain. BG terlihat nyaman berada di rumah bersama keluarga tercintanya.

Rumah dan tempat usaha BG terlihat bersih dan mempunyai fasilitas yang baik. BG

terlihat mengatur ruang kamarnya senyaman mungkin dan memiliki fungsi lain yaitu

sebagai tempat kerjanya.

Page 308: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

293

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN UTAMA

Nama : Subyek JT

Status : Belum menikah

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Mahasiswa

Agama : Kristen

Umur : 20 tahun

Kode informan : JT/S1

Alamat : Tlogosari, Semarang

Pekerjaan : Belum bekejra

Status penyakit : Kanker Otak Stadium Dua

Tempat Interview : Kos Subyek

Waktu Interview : 10 November 2011

Kode Hasil wawancara

JT/S1 W1 P Tanggal lahirmu kapan J?

J Demak, 30 Juli 1990

W2 P Anak ke berapa?

J Anak ke dua dari dua bersaudara, anak terakhir

W3 P Kakakmu cowok ato cewek?

J Kakak ku cowok,

W4 P Udah nikah?

J Udah nikah punya anak satu..

W5 P Sing dideket rumah itu?

J Bukan , rumahnya di Semarang, di Tandang..

W6 P Kamu belom nikah ya Tet? Hahaha...

J Sebentar lagi..

W7 P Weiiitsss.. haha kapan sih?

J Ya sebentar lagi, semoga waktunya cukup!

Page 309: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

294

W8 P Jadi tahun depan?

J Semoga Tuhan mengijinkan..

W9 P Dirumah tu sama sapa wae?

J Kalo dirumah Cuma sama bapak ibu, pembantu tok,

W10 P Ini kamu ngekosnya sejak kapan?

J Ngekos itu sejak setahun lalu, ehh belom ada setahun malah

W11 P Sekarang semester berapa?

J Semester 7, akuntansi..

W12 P Saiki kondisimu piye J?

J Kondisiku tu.. kalo dikatakan baik,... kalo dikatakan buruk sih buruk,

kalo dalam medis ya.. buruk, cuman dalam hatiku sendiri sih aku

selalu baik-baik saja

W13 P Statusnya piye, status kesehatan, maksudnya kanker itu kan ada

stadium, ada metastasis itu bagaimana penyebarannya, udah

sampe mana?

J Aku udah masuk ke stadium dua, bahkan kemarin udah ditunjukkin

hampir masuk stadium tiga.. cuman ya itu, campur tangan Tuhan, trus

aku bisa turun ke stadium dua, lalu penyebarannya sih udah banyak

sih ya, udah nyampe ke organ-organ tubuh lainnya, motorik misalnya,

mata, penglihatan, yang kelihatan secara kasat mata yang kelihatan ya

itu. matanya rabun, sampai sekarang pun penglihatannnya rabun, terus

jalannya sempoyongan, keringat dingin, ya itu.. sering pingsan tiba-

tiba..

W14 P Pas kayak waktu kita jalan-jalan itu ya?

J He’e.. pingsan tiba-tiba

W15 P Itu awalnya kamu tau piye sih? Awal kamu tau kamu sakit..?

Aku tu malah gak tau, justru yang tau awalnya tu malah mas benny,

pertamanya itu, hmm apa namanya kan aku sering ngalami pusing,

mimisan, tiba-tiba pingsan, pusingnya tu bukan kayak pusing biasa,

pusing yang luar biasaaaa banget, trus suatu saat aku tu di ajak sama

om ku di Salatiga, Salatiga tu kayak Rumah Kanker.. tapi kan aku

nggak ngeh, karena disitu kan banyak terapis-terapis ya.. aku piker

Page 310: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

295

kan aku dulu depresi sih, Aku sempet depresi.. karena yaaa persoalan

hidup yang gak selesai-selesai lah.. terus tak pikir aku disitu mau

disembuhin secara psikologis gitu loh, di terapi disitu, terus aku

Tanya sama omku om ini apa kok aku dibawa kesini kan aku tanya

kayak gitu, omku gak mau kasih tau pertamanya waktu itu sama

tanteku, waktu itu tanteku masih hidup, masih ada... terus (meh nangis

aku nek cerita iki lah) setiap berapa ya, dulu dua minggu dua kali kan,

yah seminggu sekali kan.. aku selalu dibawa ketempat itu.. aku kan

terus aneh gitu kan, aku selalu ngerasa kok aku digowo neng kene ki

ngopo.. tapi aku ki gak tau aku sakit apa..om Cuma bilang kamu sakit

hati gitu aja, kenapa aku dibawa kesini? Kamu sakit hati biar cepet

sembuh sakit hatinya.. itu emang pas itu kan aku ngerasa kayak

hampa.. gak tau, ngerasa kayak hampa, gak tau ngerasa kayak ada

sing hilang padahal apa ya, mungkin pas itu aku lagi jauh sama Tuhan

kali.. trus akhirnya sempet bbrp kali aku cek-cek diinternet, tak cari

gejala –gejala apa penyakit yang tak derita. ternyata disitu ada

beberapa,, itu ada tumor otak, kanker otak, leukemia, kok kanker

semua?terus aku inget, kok kemarin tempat sing tak datengin kemarin

kok jua rumah kanker? Rumah Kasih Penyandang Kanker.. opo aku

ki sakit kanker, kayak gitu kan. terus aku Tanya-tanya, aku sempet

ngomong sama mas benny.. kalo misalnya aku beneran sakit kanker

kita putus aja. Enggak enggak, mas benny bilang enggak enggak.. lah

suatu ketika saat aku pegang HP nya mas benny, gak sengaja lihat

kontaknya Ada nomer omku sama tanteku, loh kok ada nomernya

omku sama tanteku, loh kenapa kok sampe tau,kapann gitu loh

ngehubunginya... tak buka ke inboxnya.. ternyata bener.. mas benny

sampe omku smsan,

W16 P Ngomongnya?

J Yaa berita buruk pas itu sing mbikin aku bener-bener down banget,

omku bilang : mas hesty kena kanker otak, kayak gini.. gini..gini...

yang aku , aku denger pertama kali sih, kok diumpetke neng aku

kenapa? Sing ngrasakke aku kok ndadak diumpetke neng aku kenopo?

Kenapa nggak diomongi langsung biar aku juga bisa doa buat diri aku

Page 311: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

296

sendiri ben aku juga punya kesempatan lah buat ngerawat diri aku

sendiri kok ndadak diumpet-umpetke kenopo gitu loh mbak, kan

kecewa to, mereka udah tau lama kan, aku bingung , pas itu tu

rasanya... perkiraanku kan penyakit kanker otak kan mengerikan.. sing

yahhh tau sendiri lah deskripsi tentang penyakit kanker otak seperti

apa, setiap orang pasti gak mau kan, trus aku bener-bener down pas

itu, rasanya aku gak pengen ketemu sama siapa-siapa.. aku marah

sama Tuhan, aku sing.. yahhh.. serasa rasanya kayak gak punya

kesempatan buat hidup lagi.. kayaknya tu udah Stop.. kehidupanku

udah stop sampai disini, aku kanker otak dan hidupku sebentar lagi

aku mati.. kayak gitu kan pikiranku, semua orang kayaknya juga akan

mikir kayak gitu ldeh kayaknya..

W17 P Itu berapa tahun yang lalu?

J Dua tahunnan kayaknya,

W18 P Yang waktu pertama aku kenal kamu itu?

J Itu aku dah tau, udah lumayan berapa bulan gitu ya, itu parah-

parahnya aku sih,, kenal kamu awal itu parah-parahnya aku

W19 P itu rasanya gimana?hhh.. merasa hampa..?

J rasanya sih jelas merasa sangat tidak normal, tidak seperti manusia

normal lainnya.. sekarang bayanginlah mbak.. yang dulunya aku

kemana-mana naik motor sendiri, sampe jogja nggowo motor dewe,

terus kekampus aja sampe gak bisa bawa motor, sing kayak gitulah,

mengalami masa-masa sing sangat-sangat tidak menyenangkan ,sing

setiap kali ke kampus semaput, setiap kali ke kampus semaput,

ditanyain orang-orang, kenapa, kenapa, kenapa, trus aku bingung aku

harus jawab aku kenapa.. trus aku gak mungkin lah aku koar-koar

aku sakit kanker otak, aku sebentar lagi mau mati, kan gak mungkin

to, jadi aku rasanya tu malu banget, ngerasaku gak seperti mereka gitu

loh, ngalami krisis percaya diri itu pasti, berubah semuanya.

W20 P perubahanne opo sing paling ketok?

J Aku jadi kurus banget, rambutku rontok gak bisa panjang, gak bisa

tumbuh, terus jalannya sempoyongan yang jelas sih aku gak bisa jalan

tegak kayak orang-orang biasa, sekarang udah engga, ternyata

Page 312: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

297

kuncinya penyakit itu , obatnya Cuma satu, kuncinya cuman iman dan

percaya sama Tuhan.

W21 P Apapunlah yang diomongin orang, yang penting yang diomongin

Tuhan.

J Banyak yang ngomong juga kan, vonisnya itu cuman udah sampe tiga

tahun itu udah maksimal, trus kenapa, so what gitu loh kalo aku hidup

tiga tahun? Waktu tiga tahun itu masih panjang.. aku masih buat

rancangan-rancangan hidup lainnya, aku masih bisa menikah dalam

waktu tiga tahun itu.. aku masih bisa lulus dalam tiga tahun itu.. aku

masih bisa segalanya, segala banyak kemungkinan banget yang

selama tiga tahun itu, gak usah tiga tahunlah , satu jam aja banyak

banget kemungkinan yang akan terjadi, kalopun aku harus mati

ngapain aku harus nunggu sampe tiga tahun kan?

W22 P Itu awalnya penyebabnya apa kamu tau ndak?

J Penyebabnya sih itu, gumpalan waktu aku kecelakaan waktu SMP,

parah... dijatohin sama masku sih, nabrak orang, kebetulan kan waktu

itu belom usum helm-helm SNI,helmnya yang sekarang gak boleh

dipake itu.. helmnya sampe lepas kebentur..

W23 P Waktu itu belom ketauan ?

J Belom.. itu masih lamaa banget itu aku Mulai ngerasain pusing itu

kan sebenernya udah dari SMA, sering pingsan-pingsan sejak SMA,

muntah darah sejak SMA juga, cuman aku ngerasa, soalnya dulu kn

dari masa lalu aku dari background yang sangat buruk sekali..

W24 P Keluarga?

J Ya keluarga, bapak aku yang keras, aku dulu yang.. yah.. sing aku tu...

sebenernya bapak dan ibu tu orang tua paling luar biasa.. cuman pas

itu, posisi pas itu mungkin aku ngerasanya aku belom dewasa, jadi

belum mikir gimana susahnya nghidupin anak sebandel aku, jadi

masku dulu nakal banget ya, sampe kuliah itu pindah kuliah itu satu

semester pindah tiga kali,tiap semester pindah aku yang ngerasa gak

diperhatiin ibuku, pulang kerja arisan, bapak luar kota terus, paling

pulangnya seminggu dua kali, aku tu ngerasa , aku tu asing dirumah

sendiri. Kayak gitu kan, terus akhirnya aku mulai kenal sama dunia-

Page 313: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

298

dunia malem, aku kenal sama narkoba, aku pernah di rehab kelas 3

SMP , aku di rehab selama tiga bulan menjelang aku ujian untung

aku nggak dikeluarkan ..

W25 P Kok kenal sama narkoba barang ki lo?

J Nah itu, dari lingkungan setiap kali aku keluar malem, minum

minuman kayak gitu, tapi untung kok pas itu, aku bener-bener takut,

yang namanya ngelakuin free sex, semua tak lakuin kecuali freesex,

gak tau ngerasa kalo kayak gitu kan aku ngerugiin diriku sendiri kan

tapi kalo freesex kan aku juga ngerugiin orang lain termasuk suamiku

nanti kan

W26 P Trus perubahan ke psikologis, waktu kamu belum tau saat kamu

belum tau, saat tau, dan sesudah tau dalam masa adaptasimu

waktu sudah tau kalo kamu sakit itu apa?

J Justru itu, ngerasa banget, makanya aku belajar dari, ketika aku belum

tau aku sakit aja aku masih bisa semangat kan, kenapa pas setelah aku

tau aku sakit kenapa semangatku jadi ilang.. wong sama-sama aku

juga sakit kan? Trus pertamanya kan aku gak mikir itu, aku masih

down yang melo-melo setiap hari, nangis-nangisin yang gak perlu.

W27 P Itu berlangsung berapa lama?

J Lama banget sih, hampir setahun.. setahun aku dengan perasaan-

perasaan seperti itu, hmm.. mungkin setahun kurang lah aku ngerasain

rasa-rasa krisis percaya diri, emosional tinggi, marah dan yang

pastinya kok yang tak marah-marahi itu om ben, makanya trus suatu

saat ketika aku dari kecil kan pernah gak kegereja dari SMP itu saat

aku di rehab, sam pe aku SMA kelas 3 itu aku baru mengenal yang

namanya gereja itupun gara-gara aku ditarik lagi sama temenku , itu

waktu itu gak sengaja, jadi waktu itu aku disuruh.. apa namanya..

disuruh nganterin dia ngajar sekolah minggu, mau gak mau kan aku

harus nungguin dia di gereja kan, nah yang menarik itu, aku kenal

sama anak bocah umur sekitar 5 tahunan lah waktu itu, namanya

Nines, dia itu ceria sekali, ceria sekali rambutnya panjang, cantik gitu

kan, waktu itu dia nyamperin aku.. nyapa aku “kakak.. kakak

temennya mbak Ester ya?” nah terus ngobrol.. nah disaat aku yang

Page 314: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

299

gak suka sama sekali sama anak kecil trus setelah beberapa hari aku

ditelfon sama mamahnya Nines “ mbak dating lagi ya katanya Nines

pengen berbincang-bincang sama kamu” trus aku dating lagi minggu

depannya, loh kok dia pake kursi roda, aku bingung kan kok dia pake

kursi roda, anak seenerjik itu, ohh iso loro barang toh, pikirku.. wong

anak sing senenge mloya mlayu, mbeling ngono kan, habis itu dia

ngajak aku ke suatu tempat, kebetulan kan dengan wajahku yang BT

gitu kan, “kakak sini tak kasih tau”.. kemudian dia mbuka rambutnya..

Hah,??? Botak.. loh kok botak?? Trus aku Tanya “loh kok botak??”

dia jawab.. “iyaa,, inii.. aku sakit oq, kata mama rambutnya

tumbuhnya dikit-dikit.. jadi biar aku kelihatan cantik, aku pake

irambut palsu aja, gerah sih kak, tapi asik kok, tapi aku gak bakalan

nyerah untuk nunggu sampe rambutku akan panjang kayak rambut

palsu ini”.. aku yo mikir, yaampun anak umur segitu bisa kayak gitu,

kenapa aku dengan masalah keluarga yang sepele gitu aja terpurk

kayak gitu, ternyata di gereja itu mengasyikkan, nah berawal dari situ

aku mulai mikir, masih pantes gak ya aku ke gereja? Aku masih

diberkati tuhan gak ya dengan kondisiku yang dulu, selama rehab itu

kan aku gak pernah ke gereja sama sekali, aku malu, aku malu

berhadapan dengan orang lain , kok koyoke abiz nyandu gitu diterima

di masyarakat gitu kan sulit to, sampe aku gak bisa diterima di

sekolah negeri.

W28 P Terus kan prosesmu sudah tau itu berarti? Trus gimana

ceritanya sampe kamu menyadari bahwa kamu tu penderita

kanker dan gak waktunya terpuruk terus, nah itu gimana

ceritanya?

J Itu semuanya inspirasiku dari tanteku juga sih, jadi tanteku kan juga

penderita kanker payudara kan duluan tanteku sih, makanya aku tu

tiap hari kan di kamar gak pernah mau maem, yaa seperti itulah,, ya

yang namanya orang tau kalo dia sakit kan seperti itu, suatu saat aku

diajak tante jalan-jalan, setiap aku kemo sama tante, tante selalu

bilang gini sama aku: orang-orang yang seperti itu “yang sama kayak

kita” yang mungkin keadaannya lebih parah dari kita yang mungkin

Page 315: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

300

kakinya udah sampe mengecil-mengecil, yang rambutnya udah botak

gitu aja masih punya waktu untuk tersenyum dan justru dia gak punya

waktu buat nangis, aku dikenalin sama ibu yang namanya Rusminah,

umurnya 39 tahun tapi belum nikah, waktu itu dia tau bahwa dia

punya penyakit leukemia saat dia umur sekitar umur 28 tahun’an, saat

itu dia mau menikah, bapak ibunya sudah meninggal, saat cowoknya

tau dia sakit, ditinggal, temen-temennya pergi dan keluarganya udah

gak mau ngurusin dia lagi.. makanya dia ditampung disitu kan, trus

aku Tanya, gak sedih mbak dengan keadaan gini gini gini? Dia jawab

“ sekarang kalo kita mau sedih terus kapan kita mau diri kita bahagia?

Kalo kita sedih terus kan kita gak punya waktu buat kita bahagia dan

sebaliknya kalo kita bahagia kita gak akan pernah ada waktu buat

sedih, jadi bahagia atau sedih itu pilihan”.. aku mikir.. oh iyaaa ya, itu

aja yang udah gak bisa apa-apa masih bsa bisa kayak gitu, terus aku

lihat tanteku, tanteku yang kayak gitu aja masih bisa kasih

penyuluhan-penyuluhan sana sini masih bisa banyak banget ngasih

motivasi-motivasi ke orang.. aku? Mosok gak ada sing bisa tak

kerjakan sedangkan aku wae jek merasa sehat kan, meskipun sakitku

kayak piye aku masih bisa jalan, aku masih bisa maem sendiri, aku

gak di kursi roda, aku gak botak, aku masih bisa disuntik penggemuk

badan, kenapa aku harus mengecilkan diri dengan cara seperti ini..

trus aku ngelihat tante, tante kenapa kok masih bisa seperti ini?

Emang tante gak pernah ngerasain sakit? Tante jawab “yang namanya

manusia pasti pernah lah ngerasain sakit wong dewe wae kecepit

lawang wae nangis kan, rosone loro..loro.. opo meneh dewe sing

ngrasakke setiap hari”, Biasanya sih kanker otak itu ngerasain sakit

yang luar biasa itu malem, jadi saat memori merefresh semuanya, jadi

rasanya wis koyok kejang-kejang kayak gitu, trus waktu kita buat

bersyukur kapan kalo kita ngerasain sakit terus? Kembali lagi, sakit

itu rasanya sugesti, kalo kita lagi sesakit apapun tapi kalo kita ngerasa

baik-baik aja , kita akan berpuluh-puluh, berjuta-juta akan merasa

sehat dibanding dengan orang yang sehat sekalipun, rasa sakit itu

pasti akan kerasa tapi kita akan gak ada waktu buat ngerasain rasa

Page 316: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

301

sakit itu.. trus tak coba.. kalo aku lagi ngerasa sakit gitu, aku nonton

TV, gak ada yang kebetulan, saat aku nonton TV Tuhan selalu

tunjukin tayangan yang buat aku sadar,, oh iyaa.. aku bukan satu-

satunya orang yang menderita di dunia. aku nonton “Jika aku

menjadi” ada mbak-lumpuh dan kerja jadi tukang sapu, oh iyaa ya..

gak ada waktu buat seneng, sedih, sehat, sakit, semuanya itu pilihan,

jadi kalo kita milih bahagia dan gak sakit kenapa kita harus mikir

sedih dan kesakitan? Nah kemudian aku menerapkan dalam hidupku

sendiri, sesakit apapun aku , aku akan berpikir aku gak sakit,

W29 P Kamu sudah bisa menerima?

J Ohh.. selalu bisa menerima, kalo menurutku sih penyakit kanker itu

bukan musibah sih menurutku, tapi anugerah Tuhan, gak semua orang

kan bisa ngerasain sakit kanker, berarti Tuhan milih aku buat.. nyoh

kowe tak kei rasane loro iki.. jadi aku juga bisa ngerasain sodara-

sodaraku sing sakit kayak gitu jadi aku masih bisa berbagi untuk

mereka sih..

W30 P Tapi sekarang masih punya semangat ya buat lihat didepan itu

kamu bisa kerjain semuanya?

J Semangatku berlipat kali ganda sebelum aku tau aku sakit malah..

lebih semangat ini daripada sebelum aku tau kalo aku sakit,

W31 P (Speechless).. hmmm kamu tau gak konsep kualitas hidup?

J Yang seperti apa maksudnya?

W32 P Ini menurut pendapat-pendapat aja ya, kalo menurut WHO itu

sih persepsi seseorang yang dipengaruhi budaya dan

lingkungannya terhadap nilai-nilai hidupnya, kekhawatiran

hidupnya, terus keinginan-keinginan, terus ada juga yang bilang

bahwa kualitas hidup itu kepuasanmu dalam hidup atau

kepuasanmu dengan dirimu sendiri atau kepuasanmu menjalani

hidup. Menurutmu?

J Menurutku kualitas hidup itu saat kita bisa bersyukur setiap hari.. itu

kualitas..

W33 P Menurutmu, kriteria orang yang punya kualitas hidup itu yang

gimana?

Page 317: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

302

J Orang yang selalu bisa berterima kasih, orang yang selalu bisa merasa

cukup, orang yang selalu merasa berlebih, dan orang yang selalu bisa

merasa punya semangat.

W34 P Menurutmu, kamu masuk kriteria orang yang punya kualitas

hidup?

J Oh iyaaaa.. Pasti! Aku selalu bangga dengan diriku sendiri..

W35 P Bagaimana kamu menilai dirimu sendiri, kamu tu orang yang

piye sih?

J Sebelum atau sesudahnya?

W36 P Sebelum dan sesudah..

J Sebelumnya tu aku merasa jadi orang paling jutek sedunia, orang

yang sangat tidak mudah bergaul, orang yang sangat sangat sulit

senyum, poko’e nyebelin lah hawane deket-deket aku ki serem ngono

lho.. preman wedok, tapi setelah pada masa transisi dari masa-masa

tidak menyenangkan, apa ada sih proses yang menyenangkan?

Sekarang aku ngerasa jadi orang yang paling beruntung didunia kok,

aku ngerasa diriku orang paling hebat, aku ngerasa diriku orang paling

luar biasa,

W37 P Penyakitmu mempengaruhi hubunganmu dengan orang lain gak?

J Sangat tidak, eh.. tapi dulu iya sih, ya orang sehat sama orang sakit

kan punya keterbatasan kan, kalo orang sakit kan dikit-dikit capek,

opo sitik semaput, opo sitik kejang-kejang kan , jadi orang-orang kan

jadi males kan ngajak aku, ahh rak sah ngajak hesty lah, hesty sitik-

sitik kejang, sitik-sitik kejang, sempet ngerasa aku terasingkan dari

temen-temen aku, dadi males ngajak dolan aku, itu yang bikin aku

depresi kan, aku sakit kayak gini kok malah jadi gak punya temen,

W38 P Merasa ditinggal gitu?

J He’emm trus aku merasa ada apa dengan aku kan, aku gak nyalahin

mereka sih, sopo sih sing gelem kerepotan pergi seneng-seneng kok

kerepotan nggowo wong loro, nah makanya aku selalu berpikir piye

sih ben aku rak ngrepotke wong liyo, sebisa mungkin selama hidupku

itu jangan sampe lah aku itu ngerepoti orang lain, dengan keadaanku

sing sakit makane aku selalu benci dikasihani, aku selalu benci orang

Page 318: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

303

terlalu khawatir sama aku aku pengen dianggep bahwa aku gak sakit

apa-apa, aku gak mau dapet perhatian lebih. Ya tapi lama-lama aku

bisa ngontrol kok rasa capek dan rasa seneng, kalo seneng ya

capeknya gak akan kerasa..

W39 P Menurutmu badan mu itu, ideal gak, menarik gak?

J Hahahaa.. Kalo aku merasa diriku menarik, ya aku gak bakalan diet

lah,. Ya aku menarik sih, tapi lebih tepatnya pengen lebih menarik

lagi, aku gak mau menyebut diriku jelek, pokoknya aku harus

menarik,anaknya Tuhan menarik semua,

W40 P Alasan mu diet kenapa?

J Yang pertama sih aku pengen kasih hadiah buat Tuhan, ya mbuh ya,

kepikiran aja.. mbuh ki aku iso gembrot banget nek neng greja ki naik

tangga iso menggeh-menggeh, AC nan kok kemringet kan lucu to,

mosok aku memuji Tuhan mek kemringet, kipas-kipas kan lucu to,

hahahhaa.. Tuhan Yesus kan meh ulang tahun apa salahnya sih kalo

aku kasih kado, gak perlu sing besar-besar, sing besar kan Tuhan bisa

lakuin dewe kan, aku lakuin yang bisa tak lakuin aja, diet, jadi nek

neng greja kan orak kipas-kipas, nek pas Song Leader barang rak

menggeh-menggeh gara-gara keentekan napas. Kedua, emang aku

gula nya tinggi, jadi harus diet, kebutuhan tubuhku emang harus diet,

menghindari banyak makanan,

W41 P Kamu ngikutin trend gak sih? Baju, make up, rambut?

J Kalo make up dari dulu sih ya, cm kalo model baju sih engga, kalo

makeup itu buat nutupi kekurangan aku yang pucet, kan aku pucet

banget tuh kalo gak pake make up.. keliatan banget nek aku sakit, tapi

sebelum aku sakit juga aku makeup Cuma gak segila ini, kalo rambut

mewakili suasana hati aja.

W42 P Menurutmu penampilanmu itu sudah mewakili kepribadianmu

gak?

J Wah kepribadianku ki akeh sih, aku tu ewek banget tapi gak tau

kenapa pembawaan diriku tu gak bisa cewek, tapi sudah mewakili

kepribadianku sih..

W43 P Percaya diri dengan dirimu?

Page 319: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

304

J PASTI selalu percaya diri..

W44 P Apa yang membuatmu percaya diri?

J Yang pertama aku PD anak Tuhan, anak bapak ibuk, punya pacar

yang luar biasa calon suami dink, punya temen dan sodara yang luar

biasa, aku PD sakit kanker..itu kelebihan juga..

W45 P Menurutmu gimana gambaran orang lain tentang dirimu?

J Judes! Semua orang nganggep aku judes! Kayak kemarin ret-ret ada

goresan kasih sayang. Yang nulis dipunggungku itu hampir semuanya

judes.. ! aku gak tau kenapa kok semuanya nulis judes, perasaan aku

baik deh..

W46 P Tapi kalo orang yang kenal deket kamu, penilaian mereka

tentangmu gimana?

J Ohh rame, kata orang-orang sih gitu.. katanya aku orangnya supel,

baik, wejian, gak kataku loh ini kata temenku yang ber 15 kumpul

tadi,

W47 P Kamu puas dengan dirimu, gayamu, gambaran dirimu, semua

yang ada di kamu?

J Puas,.. sangat puas..karena yang pasti aku bisa jadi diriku sendiri.. aku

selalu pengen jadi diriku senidi, aku pengen ngelakuin apa-apa ya

harus dari kemauan diriku sendiri, walopun dulu pernah diet berkali-

kali gagal tetep puas..

W48 P Pernah gak dirimu merasa gak berarti?

J Ya saat aku ada dalam masa transisi saat aku keluar dari rehabilitasi.

W49 P Kalo kaitannya dengan kanker? Pernah kah merasa gak berarti?

J Pernah lah pastinya, biar gimanapun aku masih muda gitu, aku gak

tua kan, yang tua itu pacarku, haha.. wajahe borosss bgt gitu,, hahaha..

jelaslah aku merasa yaampun aku yang masih semuda ini kok diberi

seperti ini sama Tuhan, apa ini tu karma ku, apa ini dulu akibat masa

lalu suramku? Apa karena aku gak pernah percaya mbek Tuhan, opo

Tuhan marah mbek aku? Trus apa gitu loh yang bisa aku tunjukin ke

orang-orang wong dulu masa lalu ku aja seperti itu, nek sekarang aku

loro ngene kan wis garek mati’ne kan trus sesuatu yang bisa di inget

orang-orang itu kecuali aku wong ndableg, wong hurek, apa yang bisa

Page 320: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

305

tak tinggalke ? hurek tu cewek badung.. terus ya ngerasa semuanya

udah selesai, ngerasa hampa, ngerasa terasing dan ngerasa gak punya

apa-apa..

W50 P Itu dulu.. kalo sekarang?

J Oohhh sekarang artiku banyak sekali, kemana-mana selalu punya arti,

W51 P Pernah kah kamu mikirin kematian atau waktu yang sudah

sangat singkat dengan vonis tiga tahun itu?

J Sering sih, kalo dulu aku mikirnya, aku meh mati, aku kudu nglakoni

ini.. ini.. kalo sekarang sih tak buat yaa apapun yang bisa aku perbuat

baik hari ini ya tak lakuin hari ini, toh nek kita harus mati

sekarangpun bisa kan, gak usah nunggu tiga tahun kan? Gak ada

waktu sih buat mikirin aku mati ini mati ini.. yang aku pikirin justru

sesuatu apa yang bisa aku kerjain untuk jadi b erkat buat orang lain

dan diri aku sendiri. Rak ketang aku Cuma bisa lemparin senyum tok..

W52 P Kamu yakin gak akan kemampuanmu , kamu bisa lakuin ini itu,,

apappun yang kamu mau?

J Aku punya iman.. aku yakin aku bisa selesaiin kuliah, aku yakin bisa

menikah, hahaha ben iso ngrasakke hanimun, haha itu tujuannya biar

ya cepet-cepet bisa ngdeadline smuanyalah, deadline kematian..

W53 P Pernah ngerasa takut?

J Pasti pernah lah, tapi dulu, sekarang aku gak pernah takut apa”..

W54 P Ketakutan terbesarmu apa?

J Aku belom bisa kasih yang terbaik buat orang-orang, yang pasti

Tuhan, bapak ibu, dan semua orang.. takutnya kalo waktuku selesai

tapi aku belom bisa kasih yang terbaik buat mereka, aku belumbisa

berbagi berkat buat mereka,

W55 P Pernah gak berfikir kalo sakitmu itu akan merepotkan orang

lain?

J Selalu, itu selalu dipikirkan, jujur aku paling takut itu merepotkan

orang lain, ya sering berpikiran kayak gitu sampe sekarangpun masih

kayak gitu, cuman kembali lagi kan orang-orang itu mau merasa

direpotkan atau enggak ya kalo orang-orang mereasa tak repotin ya

monggo gak usah deket-deket sama aku kan, tapi kalo ada orang yang

Page 321: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

306

masih mau deket sama aku dengan keadaanku yang seperti ini berarti

kan mereka merasa aku gak merepotkan kan?

W56 P Kamu bersyukur dengan semua yang ada?

J Selalu bersyukur, harus terus bersyukur..

W57 P Pernah gak ngeluh?

J Sering, pas lagi capek, pas lagi sakit, hawane uring-uringan terus..

W58 P Merasa tertekan nggak?

J Selalu, setiap malam, merasa tertekannya tu karena gak bisa tidur,

bisa tidur itu anugerah terbesar dalam hidup, sehari tidur enam jam itu

udah luar biasa, misal aku tidur jam 9 jam 12 bangun,, yaa ntar jam 4

baru bisa tidur lagi..

W59 P Saat sedang ngerasa tertekan gitu, kamu ngapain?

J Buat netralin? Yaaa nginget-nginget sesuatu yang menyenangkan..

nginget pertama pacaran sama om ben.. ngelihat video-video

kocaknya da, nginget lagi aku masih diberi kesempatan sampe hari

ini, nginget bapk ibuk sing berjuang cari biaya kuliah yang gak

murah, trus jadi semangat lagi..

W60 P Pernah ngerasa putus asa gak sih?

J Sering, karna biasanya kan ada sesuatu yang kita pengen tapi gak

terlaksana , mimpi kan beda banget sama kenyataan ya, kadang

pengen nya kayak gini, tapi kok gak jadi, jadinya ko malah kayak

gini, kayak kemarin pengen dapet IP 4 kok gak iso, kok tetep sak

mene, kok kemampuan ku cumin sak mene, tapi trus balik lagi, ohh

aku loro wae iso sak mene oq, opo meneh aku sehat.. mungkin aku iso

intuk IP 9,9.. kalooo ada.. hahaha.. patah semangat sering..

W61 P Nek wis gitu biasanya kamu ngapain?

J Marah-marah, aku gak bisa ngontrol emosi sih sing kena Mas benny

paling hahaha, aku beruntung punya dia sih, dia itu kakak, adik,

sahabat , musuh..

W62 P Adik? Tolong ya..

J Eh.. mskipun dia tua ya, tapi kadang-kadang kelakuanne.. sing.. Bund,

pusingg bund.. Bund peluk... kayak gitu kan jadi kayak adikku, trus

sing dengan muka kucluknya jadi ngerasa punya kakak, punya adik,

Page 322: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

307

punya pacar, calon suami, tukang ojek, sodara, bodyguard, ayah,

banyak sekali perannya, yang paling berperan dalam hidupku dua

tahun ini kan dia.

W67 P Pernah merasa pengen bunuh diri gak?

J Pernah..

W68 P Kapan?

J Dalam waktu adaptasi itu, aku frustasi sih ngerasaain sakit, bayangin

aja sakit tiap malem itu kan bikin.. uuhhh nopo to rak mati wae sisan,

ndang cepet daripada kesiksa koyok ngene.. sudah mencoba, tapi gak

berhasil, saiki aku emoh to ya rung menikah,, hahahaha kandani

menikah sik, aku tertarik dengan sesuatu.. hahaahahahahahaha.. itu

kan kayaknya bisa jadi ibuk kayaknya nyenengin, pokokknya aku

harus jadi ibu dulu..

W69 P Apa yang menyadarkan mu?

J Mas benny! Wajah mas benny !!! haha.. gak tau kenapa, jadi pas

malem aku tu BT aku bunuh diri, jadi foto, pas aku lagi nyeset-nyeset

tanganku pake silet itu aku lihat fotone mas benny, yaampun aku

nduwe pacar guantenge koyok ngene, trus aku cepet-cepet ngambil

itu, ait anget sama kain , aku bersihin terus aku iket, tru paginya aku

ketemu dia makin semangat lagi, yaampun Gusti aku nduwe pacar

koyok ngene kurang opo meneh jal.. mosok aku meh mati.. dy

motivasi terbesarku..

W70 P Tiap orang pasti punya masalah terbesar dalam hidupnya,

masalah terbesar dalam hidupmu apa, apakah penyakitmu jadi

masalah terbesarmu?

J Aku ditinggal sama orang yang tak sayangi, tanteku dan seseorang,

dia itu adek sepupuku, dari kecil aku deket sama dia, tapi gak tau

kenapa waktu itu kami ada rasa yang gak boleh sebagai seorang

sodara, namanya. UY, bahkan aku Cuma cerita ini sama kamu dan

mas benny.. hhhh aku selalu pengen nangis kalo inget UY, jadi tu dia

seseorang yang luar biasa berperan dalam hidupku dulu, jadi itulah

masa-masa peralihanku, dulu kan aku anak yang manis yang nurut

tapi setelah dia pergi, aku jadi anak yang brutal gitu kan, ya itu pas 3

Page 323: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

308

SMP. Itu penyebabnya aku jadi seperti itu ya itu, aku itu ngerasa

kayak ngebunuh dy.

W71 P Kenapa?

J Jadi pas liburan itu aku main ketempat dia, di Lampung, waktu itu aku

sudah ngerasa bahwa, Heh dewe iki sedulur, kita tu gak boleh kayak

gini kita kan sodara, kita tu kakak adik, gak seharusnya kita tu punya

rasa yang seperti ini... besoknya kan aku pulang ke Jawa, 3 hari aku

gak hubungi dia, trus inget banget itu.. dia tu panggil aku HIP dan aku

panggil dia HOP.. kami berantem di telpon. Aku bilang, HIP kalopun

kita tu gak bisa sama-sama lha mbok ya kita tu tetep masih bisa

bertemen,.. dst.. keadaan dia naik motor kan.. terus JEDUAAARRR!!!

Batinku opo ki, kok suarane UY UY,, ehh kecelakaan.. kecelakaan..

truskan aku langsung, ya Tuhan iki nopo.. iki nopo.. trus kan gak ada

kabar lagi to tak tutup.. tapi perasaanku gak enak terus kan.. pas itu

berangkat sekolah, pulang rumah sepi, sampe rumah aku dikasih tau

UY kecelakaan.. uuaahhh.. aku langsung panik, tak pikir itu

kecelakaan biasa.. aku akhirnya kesana , aku udah liat dia gabisa apa-

apa, masih sempet minta maaf tentang itu, beberapa hari kemudian dia

meninggal, itu yang bikin aku merasa jadi seorang pembunuh. Kalo

inget aku jadi merasa orang yang paling bersalah.

W72 P Jadi masalah terbesarmu itu ditinggal tante sama UY? Itu bikin

suatu arti sendiri gak tentang kematian?

J Iya, aku mikir sih kematian itu indah tapi bikin luka kan? Jadi kalo

boleh minta sama Tuhan, suatu saat kalo meninggal, mas nico dulu

yang meninggal biar mas nico tu gak ngerasain kayak aku, tapi jangan

dalam waktu lama misal mas nico meninggal jam 11 aku meninggal

jam 11.05 aku gak mau mas nico ngrasain kehilangan. Aku justru

pengen menenin orang yang bener-bener aku bisa nemenin dy sampe

akhir hidupnya. Karena rasanya sakit banget ditinggalkan.

W73 P Masih belum bisa lepas dari rasa kehilangan?

J Oh pasti mereka tu berperan luar biasa dalam hidupku, dulu kan

bapak ibuk sering bertengkar ya, UY yang selalu yang kasih resep

coklat panas, minum di atas genteng katanya biar lebih deket sama

Page 324: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

309

Tuhan, Tuhan kan diatas, satu bulan sebelum dia meninggal, dia kasih

aku gambar, gambar hati jari tangan, ini loh HIP hatiku tu tak kasihin

ke kamu, seberapapun bebanmu, kamu tu gak Cuma punya hati satu,

tapi kamu punya hati dua, itu yang bikin aku ngerasa aku masih

punya hati dari dia. Dia juga kasih aku jam pasir katanya buat inget-

inget waktu ke masa yang bikin kamu bahagia.

W74 P Motivasi terbesarmu.. siapa?

J Tuhan, orang tua, om, yang terbesar, tante, UY, dan mas Benny, dan

Demas.

W75 P Pernahkah merasa tersakiti? Gimana sikap sahabat-sahabatmu?

J Sahabat-sahabat itu itu dulu aku bilang mereka sahabat-sahabat palsu,

tapi sekarang aku bilang mereka tetep sahabat aku, dulu sebelum aku

sakit mereka selalu deket sama aku kemana-mana selalu bareng sama

aku, ketika aku sakit, ketika keadaanku lemah, itu mereka perggi gitu

aja. Mereka bilang, aku wedi oq cedah-cedak hesty aku wedi oq loro-

loro nen.. aku ngerasa yaampunn.. aku loro koyok ngene, aku butuh

temen tapi kok aku malah ditinggalin.. itu perasaan dulu , sekarang

aku piker wajaarrrlah mereka seperti itu..

W76 P Jadi sekarang kamu sudah terbiasa dengan sikap penolakan dari

mereka itu?

J Ya aku tetap mengasihi mereka

W77 P Pernah gak melakukan sesuatu terus gagal?

J Ya seringlah.. gagal itu kan sahabat kita buat sukses, kalo kita gak

gagal kita gak sukses, berterimakasihlah dengan kegagalan.

W78 P Kegagalan terbesarmu apa?

J Yo ini to, semester 7 masih 24 sks. Aku mencapai IP 0,16.. aku nggak

pernah masuk karena masih memberontak gak suka akuntansi!

W79 P Perubahan yang sangat signifikan apa di hidupmu?

J Pikiran dan kedewasaanku, jadi kalo dulu aku mikir.. halah Tuhan ki

opo... apus-apusan, itu sebelum aku sakit, pas aku sakit, halah Tuhan

ki ono tapi percuma cuman iso gawe aku loro tok, ya itu waktu

adaptasi.. sekarang aku ngerasa.. ahh aku dikasih Tuhan ini, gak

semua dikasih Tuhan kayak gini, itu kan aku udah berbeda jauh dari

Page 325: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

310

pemikiranku sing transisi, selama sebelum dan sesudah sakit jadi

perubahannya ya luar biasa tentang cara pikirku dan menyikapi segala

sesuatu.

Aku juga sekarang jadi setia, sudut pandangku buat orang lain aku

gak lagi egois mikirin diri sendiri aku lihat posisi orang lain

W80 P Menurutmu hidup itu apa?

J Hidup itu perjalanan untuk menuju suatu tempat, ya itu gimana kita

bisa mengisi perjalanan itu dengan sesuatu yang menyenangkan.

W81 P Tujuan hidupmu apa?

J Ya itu sampai pada suatu tempat itu, berjalan sampai kesitu..

W82 P Ada nggak perubahan tujuan hidup sebelum dan sesudah kamu

sakit?

J Ow ya.. dulu ya hidup buat seneng-seneng, hidup yo sak penak’e

dewe mumpung jek urip.. kalo sekarang kan enggak justru kita hidup

disini kan sebentar kan, gimana kita bisa sinyatakan , ini loh aku

anaknya Tuhan aku nglewati proses ini loh utnuk temuin yang terbaik.

W83 P Kamu puas dengan segala pencapaianmu sekarang?

Keadaanmu?

J Aku puas dengan yang ku miliki sekarang, cukup dan berlebih, aku

belom puas tentang, orang lain puas gak sih dengan keberadaan\ku..

kalo pribadiku aku puas. Sangat puas..

W84 P Harapan dan keinginanmu apa?

J Bisa jadi anak sing ada dimata atau seperti harapan bapak sama ibu.

W85 P Mereka mengharapkan kamu seperti apa dan pencapaianmu

sampai pada tahap apa?

J Ya mereka pengen aku lulus kuliah, kerja yang mapan,

membanggakan lah... tapi dengan kondisi semester 7 dengan 24 sks

aku merasa belum bisa mencapai kesuksesan itu. Aku pengen belajar

untuk jadi seperti harapan mereka.

W86 P Kamu yakin akan kemampuanmu/ apa yang bikin kamu yakin?

J Aku bilang aku yakin, aku pasti mampu, kembali lagi aku punya

Tuhan, apa yang gabisa dilakukan Tuhan?

W87 P Kamu merasa berharga?

Page 326: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

311

J Sangat berharga.. Ya aku merasa berharga dimata Tuhan, di mata

orang lain aku ga terlalu memikirkan ya, meh berharga opo rak kui

urusane wong liyo.., yang penting aku berharga dimata Tuhan.

W88 P Harga diri menurutmu apa?

J Luas sekali yo,, mnrtku bagaimana kita gak menjatuhkan martabat

kita, jangan sampe orang lain tau kelemahan kita, opo sih wong

wedok kok loro-loronen.. orang-orang yang gak bisa liat kita kayak

orang lain gitu..

W89 P Kamu merasa nyaman dengan dirimu?

J Aku nyaman..

W90 P Siapa yang tau kalo kamu kena kanker?

J Hanya beberapa orang, bahkan gerombolan temen-temen tadi gak ada

yang tau.. Cuma mas benny aja, yang tau keluarga ku, sudah lama tau,

taunya dari om, ya luar biasanya mereka tetap mendidik aku seperti

orang sehat gitu lho.. gak ada perhatian khusus, lha itu yang aku mau.

W91 P Awal mereka tau reaksinya piye?

J Ya awal bapak tau sih,, lha piyee.. lha piye.. kyak gini gini..tapi bapak

ibuk tak kasih pengertian, “Pak buk,, aku tu tetep dididik kayak

anak’e bapak ibu sing dulu tetep galak mbek aku, kasar mbek aku gak

papa, aku jangan dikasi perhatian khusus, biar aku ngerasa walaupun

aku sakit aku masih tetap bisa melakukan banyak hal dan melewati

banyak hal.

W92 P Yang paling deket siapa?

J Mas, dia orang yang paling mengerti aku,.

W93 P Lingkungan?

J Aku sekarang gak punya temen deket, bukannya trauma ya, aku

pernah merasakan akar kepahitan karena sahabatku pergi ninggalin

aku, jadi sekarang semua tak anggep sama lah, semua sodaraku, tanpa

berharap lebih apa dia mau jadi sahabatku, enggak, cumin aku

ngerasanya kalo aku bisa ngelakuin yang terbaik buat dia tak lakuin

tapi kalo ia gak mau nganggep aku seorang sahabat atau sodara gak

masalah. Yang terpenting semua orang tu tak anggep sodaraku.

W94 P Temen-temen kamu tau?

Page 327: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

312

J Yang aku sebut sahabat-sahabat palsu tadi? hmm..Mereka tau, tau dari

mereka pernah ketemu om ku, lha itu langsung beda sama aku..

W95 P Kamu merasa lingkunganmu tu menerima kamu gak sih?

J Dulu sih engga, tapi sekarang iya, aku merasa diriku diterima sama

siapa aja, kan yang penting kan, aku diterima sama Tuhan, kalo

lingkungan aku ngerasa aku diterima lingkungan itu ya aku diterima,

yang penting sugesti dalam diriku sendiri kan, seperti apa aku

menanggapi lingkungan itu.

W96 P Mereka perhatian ke kamu?

J Dulu sih awal-awal iya, tapi sekarang enggak.

W97 P Orang-orang deketmu perhatian sama kamu? Keluarga? Temen?

J Justru orang-orang yang perhatian itu orang-orang tadi yang kita pergi

tadi, itu perhatian banget sama aku

W98 P Keluargamu perhatian?

J Iya semenjak aku ke gereja, Tuhan kasih sesuatu untuk mereka,

mereka berubah, mereka perhatian tapi mereka tak suruh untuk gak

kasih perhatian lebih ke aku

W99 P Kamu ngerasa temen-temenmu sayang?

J Kalo temen-temen tadi aku ngerasa mereka sayang banget sama aku,

tapi kalo yang ku sebut sahabat palsu itu, aku gak tau.. mungkin

mereka sayang kalo butuh kali ya? Tapi ya gak papa lah yang

namanya sodara itu kalo bisa ya ngasih.

W100 P Kamu merasa bisa mengendalikan diri kamu sendiri dan orang

lain gak?misal saat kamu pengen marah bisa kendaliin diri

sendiri

J Enggak , kalo aku marah, kendaliin emosiku aku gak bisa. Aku gak

bisa kendalikan emosiku, misal aku emosi, meledak ya meledak

selesai ya selesai tapi setelah itu aku gak pernah nyimpen trus bar kui

aku serik mbek kowe, nggak gak pernah,

W101 P Tapi pernah berusaha mengendalikan itu semua?

J Pernah, dan sulit.. sangat sulit, itu masalah terbesarku dengan emosi.

W102 P Kamu berusaha untuk capai kehidupan yang lebih baik nggak?

J Ya selalu to,..

Page 328: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

313

W103 P Ada perbedaan gak dalam kegiatan sehari-harimu, sebelum kami

sakit dan setelah kamu sakit, misalnya waktu kamu sebelum sakit

bisa kerjain A,B,C,D.. trus setelah sakit ada yang beda gak?

J Ya adalah jelas.. kalo dulu aku sering sampe jogja naik motor dewe,

selalu ikut kegiatan-kegiatan kampus, aku tu lucunya dulu gak pernah

masuk kuliah tapi selalu ikut kegiatan kampus.aku ke kampus tapi ke

posko. Dan setelah sakit lan tetep kondisi badan gak memungkinkan

sampe malem kan, tapi kalo sekarang sampe beberapa haripun

sanggup aku, aku ngerasa gak sakit sih aku sekarang, tapi pernah

hampir satu semester aku gak masuk kuliah karena aku sakit itu. Yang

bener-bener aku gak bisa kuliah.

W104 P Ada gak sih satu kegiatan yang bisa dilakukan orang lain tapi gak

bisa dilakukan kamu?

J Ada lah ya, kalo orang lain bisa bergerak bebas bisa tidur enak, saat

orang-orang bisa tidur nyenyak aku masih kethap-kethip.. disaat

setiap malem orang gak ngerasain menderita kayak aku aku harus

kayak gini, kayak gitu, orang lain bisa makan seenaknya, aku harus

menghindari makanan-makanan. Tapi seiring berjalannya waktu aku

menikmati kok.

W105 P Dari semua kegiatanmu, misal dikampus, kamu merasa bisa

lakukan yang terbaik dan tuntas selesai

J Puji Tuhan sih, dua minggu kemarin aku berhasil dapet tanda tangan

rector untuk pergi ke Lombok, studi banding kesana, sama semua

universitas se Indonesia, aku sendiri dengan empat dosen dan

rektorku, aku mau ngajak temen-temen bahwa belajar itu gak di

kampus tok gitu loh.. buat kita belajar tentang ekonomi tapi juga

budaya. Gimana kita bisa memposisikan Lombok jadi metropolitan,

membangun Lombok!

W106 P Lalu.. kamu ngerasanya Cuma Tuhan tok sing iso bantu kamu?

J Yang pasti harus berusaha dulu, nek wis mentok gek gak usah kuatir,

ada Tuhan.. yang penting sih berusaha dulu ya.. ya om ku dulu yang

bilang lepas tangan, tim medis lepas tangan, tapi yo apa sih manusia,

dokter sehebat apapun, yo pakananne sego podo mbek aku, jadi

Page 329: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

314

mereka lebih karena mereka belajar itu gitu..tapi mereka gak bisa

lebih hebat dari Tuhan, ada yang lebih hebat dari mereka gitu yang

bisa melakukan,

W107 P Kamu ngerasa Tuhan selalu ada buat kamu dan deket sama

kamu tiap saat?

J Pasti, tiap saat Tuhan selalu deket Tuhan, aku tiap hari selalu merasa

bersama Tuhan

W108 P Pernah merasa jauh? Saat apa?

J Aku merasa jauh sama Tuhan saat aku merasa hari ini aku tidak

maksimal melakukan segalanya, saat aku merasa capek misalnya,

Tuhan kok aku gak maksimal, aku ngerasa yak’e aku kurang

berkomunikasi mbek Tuhan, gitu..

W109 P Kamu merasa sakitmu itu ujian keimanan kamu, ujian hidup

ngerasa gitu gak?

J Iya.. tapi lebih tepatnya sih proses ya, proses..

W110 P Menurutmu apa sih tujuan Tuhan ngasih ujian itu?

J Yang pasti aku buat dijadikan alat Tuhan sing luar biasa, sesuatu yang

tahan segalanya, Tuhan pengen aku bisa jadi seseorang sing bisa

bangun lagi saat aku jatuh, kayak kembali lagi kayak bayi, yang

waktu kecil aja belajar jalan aja kita jatuh kita masih berusaha buat

berdiri dan jalan lagi kan? Kenapa sekarang kok kita orang yang udah

gede, saat kita jatuh kita gak berusaha buat berdiri, nah Tuhan

menginginkan aku untuk bisa menjadi seperti itu.

W111 P Harapanmu buat masa depanmu apa?

J Yah aku bisa dikenal orang banyak sebagai aku diluar konteks kanker

otak, jadi meskipun aku penyandang kanker otak tapi mereka bisa

ngenal aku sama seperti orang lain bahkan aku bisa punya nilai yang

lebih dari orang lain yang sehat

W112 P Pencapaian, tujuan hidupmu, kamu pengen capai apa?

J Lulus kuliah, itu tujuan utama ku sekarang..

W113 P Kalo dalam waktu panjang?

J Aku pengen jadi seorang ibu yang baik.. aku tu selalu memuliakan

yang namanya ibu, jadi aku pengen jadi seorang ibu yang baik..

Page 330: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

315

W114 P Berarti masih dalam proses pencapaian itu ya?

J Iya..

W115 P Lingkungan sekitarmu itu kasih dukungan gak ke kamu? Kamu

nyaman dengan lingkunganmu? Rumah kos kampus

J Ya kasih dukungan, semuanya nyaman..

W116 P Apa pendapat mu tentang lingkunganmu?

J Rumah itu surgaku didunia, kalo kampus tempat dimana ku bisa

berbagi tawa dengan temen-temen, kalo kos itu rumah kedua.

W117 P Menurutmu orang-orang yang gak tau dan yang mereka yang tau

memandang sebelah mata gak sih sakitmu itu?

J Pasti ! kayak orang sakit dengan image ku yang dulu ya, pingsan

dikampus, ohh overdosis.. overdosis..

W118 P Menurutmu mereka kenapa?

J Ya gak bisa disalahin ya.. Mungkin mereka bingung kali ya harus

bagaimana menangani , mungkin baru pertama kali kan nemuin orang

kayak aku.. Sekarang sih aku gak mau bertemen terlalu deket, takut

ngerasain kecewa lagi

W119 P Bentuk sikap skeptic mereka, mereka menjauh, membatasi,

J Iya, jadi kalo mau pergi kemana-mana dulu yang sering ngajak aku

sekarang enggak..

W120 P Apa yang membuat kamu bertahan?

J Karena banyak hal yang belum aku tuju dan belum aku selesaikan,

banyak yang harus aku selesaikan..

W121 P Dorongan utamamu untuk sembuh tu apa?

J Aku diberi seperti ini pasti aku diberi jalan keluar, dorongannya ya

itu,, aku diberi jalan keluar dan aku harus keluar.. aku punya bapak

ibu, mas beny, sodara temen, nah dengan mereka itu semua yang

membuat aku bisa bertahan.

W122 P Kamu merasa lemah gak?

J Enggak.. aku selalu dikuatkan Tuhan oq, gak tau kenapa aku selalu

punya power saat dalam keadaan lemah sekalipun aku selalu punya

power aja,

W123 P Bagaimana kamu menjalani hari, kalo menurut aku kok koyoke

Page 331: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

316

abot ngono.. aku gak tau seberapa sering kamu merasa abot..

J Gak ada alasan satupun yang membuat aku merasa lemah, jadi buat

apa , nek aku bisa yo pasti aku bisa.

W124 P Apa yang membuat kamu punya harapan?

J Karena aku diberi pengharapan dari Tuhan, karena ada pengharapan,

W125 P Pernah gak merasa hopeless..

J Pernah lah, sering, saat malem ngerasa kesakitan itu.. ketika aku

merasa terpuruk itu saat aku bener-bener merasakan sakit, kumat..

kalo lagi gak punya harapan gitu selalu inget orang yang selalu

mengharapkan aku untuk selalu bisa jadi yang terbaik.

W126 P Saya jadi speechless.. apa yang jadi keyakinanmu bahwa kamu

bisa!

J Tuhan.. ketika Tuhan ngasih aku keadaan yang kayak gini, suatu saat

aku menghadapi kesusahan aku akan mengatakan, alaahh mbiyen aku

wis pernah merasakan hal yang paling buruk, dan aku bisa

melewatinya buktinya sampe sekarang aku masih bisa bertahan loh..

jadi misal ada masalah baru lagi, kenapa masalah ini aku gak bisa

ngatasin? Pasti aku bisa ngatasin..

W127 P Apa sih yang terpenting dalam hidupmu?

J Tuhan, gak tau semenjak saat itu aku jadi sok religious banget,

hahaha.. gak sih, aku selalu cinta mbek Tuhan, selalu seneng ajaaa

deket Dia..

W128 P Apakah kamu sudah merasa melakukan yang terbaik buat

hidupmu?

J Hhh.. aku selalu ngerasa kurang untuk melakukan sesuatu buat orang

lain. Tapi masih bersyukur masih bisa tersenyum meskipun gak bisa

ngasih apa-apa..

W129 P Kalo buat dirimu sendiri?

J Kalo menurut ku sih udah sih, dengan aku deket dengan Tuhan itu

menurutku udah member yang terbaik buat diriku sendiri. Yang pasti

doa sama Tuhan itu..

W130 P Kamu masih bisa merasa mampu kerjain kegiatanmu sehari-

hari?

Page 332: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

317

J Ohh.. Masih..

W131 P Dengan dirimu sendiri atau dengan bantuan orang lain?

J Diriku sendiri, yaaa dengan orang lain juga, orang lain kan buat

penyemangat kalo tanpa orang lain ya gak mungkin bisa..

W132 P Hmm.. apakah keadaanmu itu membatasi kamu untuk

melakukan kegiatanmu sehari-hari?

J Aku selalu katakan Tidak deh, engga.. untuk apa? Aku ngerasa selalu

aku harus bisa lebih dari orang lain, dalam arti, kalo orang lain bisa

segitu aku harus bisa lebih dari itu meskipun dengan keadaanku yang

seperti ini..

W133 P Kamu sekarang mulai jarang ya dirumah tapi kamu ngerasa

nyaman gak dirumah?

J Nyaman.. karena itu tempat paling nyaman..

W134 P Apa yang paling mbo syukuri dikeluargamu?

J Bapak sama Ibu yang luar biasa sama sekarang ada kurcaci kecil,

keponakan ku sing lucu banget

W135 P Kamu sayang sama mereka?

J Sayang sekali lebih dari diriku sendiri bahkan..

W136 P Dan kamu merasa disayang?

J Yaa..

W137 P Event apa yang bikin kamu kumpul sama keluarga? Dirumah

tiga orang ya? Sesering apa kalian kumpul?

J Weekend.. setiap jumat sabtu minggu kami selalu kumpul, ngobrol

bertiga, Bahkan sama kakak ku kan tiap jumat juga dating sama

ponakanku, itu hal yang paling menyenangkan meskipun kesel

momong ponakan.

W138 P Biasane ngapain, ngapain aja?

J Hmmm.. Kalo dirumah itu, ngobrol-ngobrol sama bapak ibu, nonton

TV bareng.. kadang bapak pergi, yang momong nino aku sama mas.B

jadi aku kayak.. sama mas benny.. aku nino mas benny kayak

keluarga kecil jalan-jalan ke rel kereta api.. dan itu menyenangkan

banget..

W139 P Kalian kapan terakhir kali liburan bareng?

Page 333: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

318

J Duhh kapan ya, aduuuuhh wis sui banget ik.. lupaaa.. pergi ke

jimbaran.. ohh.. nikahanne Dewi.. anake adikebapak, anake tanteku

kapan itu ya nikahanne Dewi.. lupaa.. ahh batik-batikan sama mas

benny pokokke, kapan ya.. lali.. tahun iki kok..

W140 P Intinya semuanya berjalan nyaman sih ya?

J Iyaa.. Puji Tuhan..

W141 P Apalagi setelah mereka tau?

J Iya..

W142 P Kenapa kok waktu itu kamu nyembunyiin dari orang tuamu?

J Aku tu Sebenernya nggak nyembunyiin sih, Cuma mereka aja sing

gak kepengen tau..

W143 P Kamu ngerasa mereka gak peduli?

J Kalo bapak sih iya.. Dulu kan bapak selalu kasar sama aku.. bapakku

tu tau, dulu awal-awal tau pun bapak masih kayak gitu selalu kasar

sama aku.. nek loro yo ojo di rasakke, nek loro yo ojo di rasakke..

setiap aku sakit malah aku dipukulin, tapi mungkin pas itu ngeliat aku

di RS katanya sih aku juga gak tau persis, aku diceritain sing sak

sadarku aku neng RS kritis jarene aku wis rak kroso opo-opo ngerti-

ngerti aku tangi ki koyok wis bobok sui ngono, ngerti ngerti ki aku

tangi-tangi bapakku karo ibukku ki wis nangis-nangis ono omku aduh

kenopo iki kenopo, ono tanteku barang. Kenapa ternyata katanya aku

udah dinyatakan meninggal dalam medis tapi aku gatau aku rasanya

kaya tidur aja, kayak tidur aku ngimpi, aku rasane kayak jalan-jalan

sama Tuhan.. gak tau sih itu Tuhan apa enggak, aku ki ngimpi kayak

di dunia sing beda gitu.. aku nek nengok kebelakang kayak itu

rumahku tapi nek nengok ke belakang itu rumah siapa asing gitu, aku

gatau..

W144 P Reaksi awal bapakmu marah-marah ya? makin keras gitu ya

awalnya?

J Ho’o..

W145 P Itu menurutmu itu ungkapan apa?

J Kekhawatirannya..

W146 P Tapi dia bingung ya cara ngekspresiinnya piye gitu ya?

Page 334: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

319

J Ya dia marah dengan emosinya yang seperti itu yang meledak-ledak

itu.. tapi aku ee.. menyimpulkannya bapak terlalu khawatir dengan

aku yang sakit seperti ini.. tapi bapakku gatau harus berbuat apa

bingung dengan emosi seperti itu, tidak bisa di salahkan..

W147 P Nek ibukmu piye?

J Ibukku ya Cuma bisa nggrentem, nangis berdoa ibukku tu wanita luar

biasa pokokknya..

W148 P Mas mu?

J Mas Guntur protective banget perhatian, kalo mas Guntur sih dari

kecil selalu perhatian sama aku, selalu ngalah.. dan selalu ngasih apa

yang dia punya buat aku...

W149 P Mereka kasih dukungan? Support?

J Gak.. Biasa aja.. maksudnya kalo bapak masih dengan sikapnya

seperti itu.. Kalo Mas Guntur ya.. mereka tu apa yaa.. mereka tu malu

gitu loh...maksude tu kayak orang yang pengen perhatian tapi gak

mau nunjukkin itu. Isin ngono ki loh..

W150 P Ohhh he’e.. ono ya wong koyok ngono.. koyokke ki wagu... haha

J Ho’o... Meh ngomong sayang mbe aku kan malu, rak mungkin kan..

biasanya dengan cara-cara sms.. maem sik !!! mas Guntur sing cuek

kayak gitu.. lucu kan malahan, Maem sik ! pulang kerja bawain aku

maem, kadang-kadang pulang kerja mampir ke kos bawain aku

maem.. kayak gitu.. kan aku malah ngekek to malahan.. haha ya

dengan cara-cara kayak gitu

W151 P Tapi kamu ngerasa dipeduliin mereka?

J Yaa ngerasa.. dengan cara mereka yang unik-unik itu..

W152 P Seberapa sering kamu ngerasa dapet dukungn dari mereka??

J Setiap hari... walopun gak ketemu langsung, sms telpon, dan merasa

pasti setiap hari mereka doain yang terbaik buat aku..

W153 P Hmm.. kamu sering ee.. terlibat kegiatan bareng yang saling

bantu gitu..? nah kayak misal sama ibu, bantu masak.. yaa itu hal

kecil atau mungkin ada hal-hal besar gitu??

J Nah kui kebetulan sih nek aku, nah ki to wong wedok jadi-jadian. Jadi

aku gak bisa cuci baju, gak bisa ngepel, aku dirumah yaa bisane Cuma

Page 335: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

320

masak, ngko bar masak yo sing mberesi Yu Mun... aku Cuma masak

tok..haha

W154 P Kamu terakhir di rawat di RS?

J Apa? Opname? Opname, gak check up ya?? Opname ya? Uhh kapan

ya.. dah lama oq.. berapa bulan yang lalu..

W155 P Kalo check up.. orang tua mu ikut ndak?? Atau sama om mu tok?

J Iyo sama omku tok, koyok wong pacaran to..

W156 P Menurutmu itu ada karena faktor keturunan genetik gak sih??

J Ada.. ada..

W157 P Siapa?

J Pak dhe.. pak dhe..

W158 P Pak dhemu langsung?

J Ho’o Pak dhe kakaknya ibu.. Pak dhe ini kanker usus. Kalo pakdhe

ku yang satunya tumor otak.. tanteku, iparnya bapak, kanker payudara

W159 P Sekarang kamu punya sahabat ndak?

J Punya, Tuhan Yesus, keluarga, mas benny, kamu, gak sahabat sih

kamu, sodara, nek sahabat, sahabat itu.. apaaa yaa.. sahabat tu.. sak

ngertiku sahabatku Cuma Tuhan .. Dia sing selalu ada buat aku..

W160 P Menurutmu sahabat itu apa sih?

J Sahabat itu ya seseorang sing ada suka duka, suka duka dan tidak

meninggalkan saat aku sedih dan tidak datang saat aku seneng tok.. itu

sahabat..

W161 P Seberapa sering kamu ketemu??

J Hhhhhh setiap waktu setiap detik,,

W162 P Kamu sayang sama sahabatmu???

J Ya sayang bangetttt... Kalo sahabat yang bukan Tuhan? Ya kayak

tadi, mungkin kalo ada acara tertentu.. tapi mereka sih selalu punya

waktu kalo aku pengen gitu loh..kalo sayang ya sayang banget lah

W163 P kamu nek cerita atau curhat tu ke siapa?

J Aku gak pernah curhat sama siapa-siapa.. aku curhatnya mas benny

pun kadang-kadang aku gak pernah cerita...aku tu curhatnya.. aku tu

gak tau aku tu punya kelainan apa ya? Aku tu justru curhatnya sama

Page 336: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

321

tanteku, sama uya, sama Tuhan.. sama orang-orang yang gak nyata..

W164 P Kenapa?

J Kenapa ya?.. Aku ngerasa dia lebih punya telinga, Meskipun dia gak

ada dia lebih punya telinga , dia lebih punya perasaan buat gak bosen

dengerin aku dan kalo gak itu yang paling gak ada habisnya ya aku

curhatnya sama leptop , nulis..

W165 P Seberapa mereka kasih dukungan ke kamu? Sahabat-sahabatmu

itu

J Selama aku sakit itu ya? Ya gak sih.. mereka kan gak tau.. mereka

yang rewo-rewo ber 15 itu gak tau.. tapi pas ketika sakit dulu.. pernah

sih aku lagi ngumpul seneng” itu pingsan , uuwwhhh bingung

setengah mati mereka.. trus waktu besok lagi mau pergi, selalu rebut,

wis gowo obat, bawa ini bawa ini apalagi ada satu temenku.. sing

premature idunge..hahahha

W166 P Mau ono?

J Mau rak ono... kakakku, kakak sahabat itu sahabat terdekatku, jadi

aku sama keluarganya tu kayak mamaku sendiri, mamanya kayak

mamaku sendiri, papahnya kayak papaku sendiri.. dia tu yang paling

riwil.. bawain aku OXY, bawain aku.. dia yang tau aku sakit seperti

itu, ya riwil bawain aku tolak angin, bawain aku freshcare, bawain

aku.. dia yang selalu riwil, tapi selalu.. eehh kok perhatian men to

karo aku? Ahh orak.. formalitas tok ki..! dengan isin-isi n gitu..

W167 P Jadi mereka tunjukkin ya mereka-mereka yang tau itu mereka

nunjukkin?

J Hu’umm... Tapi kalo itu, itulah sahabatku, sahabat-sahabatku yang

palsu itu malah justru gak pernah nanyaain kabarku gimana..

W168 P Sering saling bantu gak sih??misal kadang minjem duit ki..

nyilih..

J Ohhh iya tu sering, iya selalu bantu, sering bertukar makanan yang

pasti.. anak kos!

W169 P Kalo tetangga-tetanggamu itu pada tau??

J Ohhh tidak ada!!!

W170 P Temen-temenmu yang gak deket gitu juga gak tau ya?

Page 337: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

322

J Ohhh gak ada..

W171 P jadii kamu memang membatasi orang yang tau sakitmu?

J Iya.. hanya private..

W172 P Seberapa sering kamu bersosialisasi ketemu sama orang lain?

Kamu seneng ketemu orang baru?

J Seneng, tapi aku justru lebih seneng Ketemu sama orang-orang sing

kurang beruntung gitu, kenapa? Soalnya disitu Mungkin disitu aku

mungkin bisa bawa berkat sama orang-orang disitu, dimana mungkin

disitu aku bisa jadi lilin meskipun mungkin terange orak seterang

lampu bohlam, lampu koyok ngene, disitu aku bisa ngerasa aku bisa

kaaaasih berkat buat mereka masih banyak berbagi sama mereka aku

Lebih seneng berinteraksi sama orang-orang seperti itu.. dibandingkan

dengan orangorang yang biasa..

W173 P Pernah masuk ke lingkungan baru? Perasaanmu piye

dilingkungan baru itu? Kamu nyaman” aja Kamu biasa aja, cuek

atau?

J He’em cuek, aku cuek sih orange, aku selalu cuek, jadi aku meh

dilingkungan apapun pembawaan diri aku seperti ini aku gak pernah

peduli..

W174 P Seberapa berpengaruhnya keadaaanmu seperti itu, sakitmu

dengan hubunganmu dengan orang lain?

J Dulu sih berpengaruh, sekarang sih enggak sih, maksudnya, yang

membuat aku beda sama mereka kan perasaanku sendiri to? Tapi kalo

misalnya aku ngerasanya sama ya ngapain aku harus ada perubahan

gitu..

W175 P Tapi sempet ngerasa di diskriminasi?

J Ya pernah lah, ada ya itu to sahabat-sahabat palsu itu, iya ho’o.. ho’o..

W176 P Seberapa besar pengaruh orang lain ke hidupmu?

J Berpengaruh sekali, orang lain.. orang lain itu ya sangat

berpengaruhlah, kalo temen-temen itu gak ada kan betapa sepi nya

hatiku, dengan candaan mereka sing rak mutu” konyol” gitu..

W177 P Kalo hubunganmu sama mas benny, ngaruh nggak?

Page 338: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

323

J Ngaruh.. Aku Dulu selalu bisa nemenin mas benny kemana-kemana..

sekarang dengan keterbatasan sing neng kene wis kecapekan, neng

kene wis mimisen , nemenin neng kene wis mimisan.. mas benny kan

dadi kepikiran to, waaduhh..pacarku tak jak rene-rene kesel sesuk”

meneh wegah.. mala gitu kan

W178 P Bukan wegah sih, gak mau bikin kamu capek mungkin..

J Wedi,, iyaa.. gak mau ah nanti kamu capek...kaya gini gini.. justru aku

gak suka itu, aku pengennya tetep totalitas lah aku nemenin dia..

W179 P Tapi sejauh ini dia mengerti dengan keadaan itu?

J Sangat.. sangat.. dia sangat pengertian.. gak ada yang lebih pengertian

dari dia. Semakin cinta sama dia, semakin hari semakin cinta, setiap

detik semakin cinta, gak tau setiap ketemu dia itu ada rasa

perbaharuan kasih baru untuk dialah, selalu ada yang baru buat dia..

siapa yang mau kehilangan cowok seperfect dia, Cuma wanita

beruntung yang dapet cowok dahsyat itu..

W180 P Apa yang membuat kamu seneng ketemu banyak orang?

J Rame ne, aku seneng ngomong, pada dasarnya aku seneng ngomong

aku seneng rame, aku seneng bercanda

W181 P Kwe melu kegiatan sosial opo wae to?

J Sekarang sih udah engga, ya kemarin itu tadi yang PRMK, padahal

aku gak bagian dari mereka malah aku jadi panitia natal di PRMK

W182 P Lha yang BLEM itu???

J Aku sudah tidak, kan sudah REOR.. Aku malah gak ikut REOR itu..

kebetulan pas sakit itu, sudah aku putuskan untuk keluar, aku udah

gak ikut. itu aja sebenernya aku udah vakum berbulan-bulan. Ya itu

karna aku kecapekan, gak mau memaksakan diri, tau kapasitas diriku

sendiri,,

W183 P Bidang apa sih yang jadi minatmu di kegiatan sosial?

J aku tu paling seneng kok Baksos, kemana aja yang penting baksos,

aku seneng acara” seperti itu.

W184 P Perasaan apa sing mbok dapet saat kamu bersosialisasi kumpul

sama orang banyak?

J Yang pasti tu bahagia banget disitu aku merasa aku bisa berbagi

Page 339: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

324

sesuatu yang aku punya meskipun itu senyum aja aku ngerasa sudah

berbagi dengan mereka walopun Cuma heemmm hammm

heemmmm..orak ndeng..orak ndeng dengan guyon”an celotehan-

celotehan yang gak mutu yang bisa menimbulkan tawa..

W185 P Kamu nyaman dengan mereka?

J Sangat nyaman..

W186 P Kamu puas dengan temen-temen yang kamu punya?

J Puas..

W187 P Apakah kamu merasa ada sesuatu yang seharusnya begini..

beginii..

J Ohhh tidak, aku tidak pernah memikirkan harusnya gini harusnya

gini.. gak selesai”..

W188 P Apa arti kesuksesan buat kamu?

J Kegagalan yang sudah berakhir

W189 P Kamu merasa sudah capai kesuksesan itu?

J Ehmm.. belim.. belom,

W190 P Dalam hal apa?

J Kuliah.. selalu itu.. kalo pacar aku sukses, keluarga sukses, kalo

kuliah aku masih bersahabat dengan kegagalan, tapi suatu saat aku

akan mengatakan terimakasih dengan kegagalan

W191 P Kesuksesan yang sudah kamu capai, tadikan ada ya? Apakah

kamu merasa itu karena dirimu sendiri, atau orang lain?

J Karena Tuhan, diriku sendiri dan orang lain

W192 P Kamu sudah merasa bahagia? Sudah merasa bahagia belom?

J Bahagia kan pilihan.. jadi harus bahagia. Selalu bahagia...

W193 P Kebahagian tu apa sih menurutmu?

J Kebahagiaan , kebahagiaan itu.. bahagia itu selalu bersyukur... kalo

semuanya berdasar selalu bersyukur tu kita pasti bahagia, kita ngerasa

enteng kita ngejalaninnya enak,kita ngejalaninnya nggak ngrusa

grusu..

W194 P Hal apa yang membuat kamu merasa bahagia dan bersyukur?

J Banyak lah ya, punya keluarga , sodara sedemikian rupa.. punya pacar

sing unik, kuno antik, aku tu selalu ngerasa bahagia sama pacarku

Page 340: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

325

W195 P Menurutmu kamu deket gak sih sama Tuhan?

J Deket.. aku deket sama Tuhan, Tuhan deket sama aku.

W196 P Seberapa mempengaruhinya kedekatanmu itu dalam hidupmu?

J Berpengaruh segalanya lah pasti...

W197 P Tadi kan aku Tanya ttg hidup, bagaimana kamu melihat hidup

mu?

J Hidup itu seperti kita berpetualang keliling dunia, kadang kan kita

nemuin sesuatu kayak BALI nyenengke ng bali, suatu saat kita

nemuin keadaan di Etiopia yang kelaparan, kita juga akan menemui

keadaan sg Israel dan palestina.. jadi seperti keliling dunia aku melihat

hidup

W198 P Nek kamu melihat hidupmu, hidupmu itu hidup yang seperti

apa?

J Lha kui angel kuii.. hidup yang seperti apa ya.. Hidup

ala....(menyebutkan namanya), hidupku.. Seperti pelangi pokoknya,

seperti pelangi tapi kadang yo mendung, ya seperti langitlah, yo

seperti itu kadang ada mendung kadang pelangi, kadang ada bintang”,

kadang ada bulan , kadang petengan tok

W199 P Apa yang jadi kekhawatiranmu?

J Aku gak bisa kasih yang terbaik buat bapak-ibu..

Aku tu sangat terkesan sama sosok tanteku.. Anak ke dua om tanteku

namanya Diva pernah bilang, Aku punya target masuk SMA 3 buat

mama mbak, teman oq masuk SMA 3 rak mbayar.. saat ditanyaain

cita-citamu jadi apa? Aku mau jadi kayak papah mbak..tapi aku mau

khusus ke kanker, jadi aku mau ngobatin semua orang yang kena

kanker, gratis!. Trus Gustaf, anaknya yang pertama ku tanyain, cita-

citamu opo nang? Aku pengen dadi pengusaha travel mbak, dadi ngko

nek ono wong pulang kampong rak nduwe duit ngko tak gratis mbak

nggo travelku, lha ngko bensin’e tukune piye? Dia jawab: “kata

mamah ketika kita punya niat untuk membantu orang lain, kita gak

perlu ngerasa nanti ini cukup atau enggak, kita yakin aja kita gak akan

kehabisan untuk itu. Terus anaknya yang ketiga itu ini kelas 3 SMP,

ditanyain cita-cita mu apa? Perawat, aku pengen mbantuin mbak.Diva

Page 341: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

326

ngono.. dadi ngko nek mbak Diva pengen nyembuh-nyembuhin orang

sing sakit kanker ngono kui, aku sing ngerawat, trus sing kecil tak

tanyain cita-citamu apa dek? Kepengen punya pabrik susu sing

buanyak, dia kan suka susu, citra namanya, kelas 4 SD, deen kan

seneng susu, ben semua orang bisa minum susu gratis! Dan otak

mereka itu tu kan orang lain orang lain.. itu yang mbikin mereka jadi

anak-anak luar biasa tu lho, seperti yang diajarkan mamah’e utamakan

orang lain ! utamakan orang lain! Jadi mereka tumbuh dari kecil tu

pikiran’e yo untuk orang lain untuk orang lain.. Nek Diva tak tanyan,

emang mamamu punya peran apa sih buat orang lain kok kamu punya

pikiran buat nyembuhin orang lain yang kena kanker trus apa yang

udah mbok lakuin sekarang? Hmmm apa ya mbak..aku belom

ngelakuin banyak sih Cuma aku selalu ngumpulin persekutuan khusus

di gereja dan aku selalu nulis buat “khusus penderita kanker”

W200 P Nah suamine tu dokter bedah yo J.. mosok sampe...

J Aku gak tau aku kan sebelume gak deket sama tante, aku mulai deket

sama tante kan mulai setelah aku sakit to mbak, dan pas aku sakit

tante udah sakit duluan jadi aku gak begitu jelas sih, Cuma kalo tante

cerita sering kemeng.. Hmm gak tau.. masih awal-awal sih, masih

jinak oq.. tapi ternyata masih ada akar yang masih ada didalemnya,

akhirnya tumbuh lagi dan ganas, dan tante itu orang nya itu gak

pernah ngomong gitu loh mbak, jadi sakit itu gak pernah ngomong ,

kalo ditanya keadaannya, setiap ditanyain keadaannya gimana, tante

selalu ngomong “ aku baik-baik aja.. aku baik-baik aja”.. terus

pernahngomong sama om “besok kalo terjadi apa-apa sama aku

jangan disesali, aku itu miliknya Tuhan, jadi suatu saat nek aku

kembali ke Tuhan yo ojo mbok sesali wong aku duwe ne Tuhan,

sampe akhirnya aku diambil Tuhan lagi”.. jadi om selalu dikasih

pengertian seperti itu, tapi om ki tegar buanget oq.. pas tate ndak ada

tu om Cuma mbrambang.. gak sampe nangis, kayak yang diomongke

tante “jangan nangis Pah nek aku gak ada, jangan nangis pah..” sampe

ditahan-tahan, sampe om neng belakang bilang, “ambilin es batu nok,

buat ngompres mata biar ndak nangis”.. yo sebisa mungkin dia ndak

Page 342: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

327

nangis didepan orang banyak, senyum senyuumm terus, kalo ada

orang bilang turut berduka, om Cuma senyumm terus.. aku sing

menangis gero-gero waktu berdua sama om, waktu mau ke salatiga

gitu kan, yaampun om biasane ditemenin mbe tante ya om ya.. “he’e

ya nok”.. aku kayak wong pacaran beneran nek karo om, mampir ke

kopi Banaran, aku ki nangis sampe (hix hix hix...) om ki iso rak

nangis setetespun ik mbak.. hebat oq omku ki oq, dia bilang “wis nok,

tantemu ki disana wis niup terompet dan jadi malaikat paling cantik

disana” dan om ki selalu ngomong :” tante mu ki misale ning kono

dadi malaikat, neng kono ki dadi malaikat paling ayu, misal neng

kono dadi juru masak, yo masak’ane paling enak” untuk

menimbulkan senyum tu gitu lho mbak, jadi aku tu nyamaannn banget

sama om ku. Trus aku seneng sih, om ku aja bisa setegar itu, orang

sing paling deket menemani selama hidupnya wae bisa setegar itu,

mosok aku orak gitu.. piye ya om ya, buat apa kita menangisi mereka,

harusnya mereka yang menangisi kita, hahaha.. perjalanan kita kok

gak sampe-sampe.. haha

Lha nggak kepikiran mengisi cinta yang baru om? “bagi om cinta dari

tantemu itu selalu baru walaupun gak ada lagi sekarang tapi cinta nya

selalu ada setiap pagi aku masih merasa cinta baru untuk tante, dan

aku yakin kok aku bisa untuk gak nikah lagi, aku selalu terpuaskan

oleh cinta tantemu”. Orang kanker itu kan sensitive banget to mbak,

tersinggungan, merasa krisis, om diem ajaa... aku nek mbek tante ki

kadang-kadang koyok orang buta menuntun orang buta ngono loh,

nek tante sakit aku panic, genten nek aku sing sakit tante sing

bingung, lucu wae ngerasa saling melengkapi nek mbek tante, jadi pas

tante gak ada itu ngerasa kehilanganne bener-bener oq, jadi waktu

tante sakit stadium tiga ki lho mbak, jek ikut koor nyanyi nganggo

kursi roda mbek nyekeli susu, kan yang satu gak diangkat katanya

resikonya tinggi, terus mbek nyanyi dan jek iso senyum, ah luar

biaasane tanteku itu to, edann pokokke.. keinginan tante terakhir itu

kan pengen anak-anake aktif dalam kegiatan gereja, dan sekarang

anak-anake tu aktif dalam kegiatan gereja semua. Wanita perfect

Page 343: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

328

menurutku, skalo tante ngajari itu jangan pernah kita nangis

dihadapan orang lain, apalagi orang lain yang sedang nangis juga, jadi

menangislah waktu kamu sedang sendirian,

(berhenti sejenak..)

Mas benny itu obat paling mujarab, salah satu obat mujarab dan

buktine aku tanpa obat yo, aku malah lebih baik tanpa obat ik

daripada aku nganggo obat.. aku juga ngerasa lebih fit tanpa obat, saat

aku memutuskan tanpa obat.

W201 P Karena efek obatnya kali ya ?

J Lha mbuh ya mbak, aku tersugesti untuk sehat tanpa obat, jadi

wuuuaahh do mencak-mencak kabeh kae.. bapak, ibu, omku, mas

benny, piyeeee ngko... piyeee kok rak berobat..alalallalalalalala

blehhh bleehhh bleeehhhh rasane pengen tak lepeh ngono kae nek

mereka ngomyang ngono kae, aku ki emoh, “lha nopo to kowe

menyerah?” enggak, aku tu cumin merasa sehat, jadi gak perlu obat,

tapi akhirnya mereka malah menyadari dengan konsekuensiku sing

tanpa obat ya aku harus tetep fit, dan kenyataannya juga aku bertahan

sampe sekarang..

W202 P Sejak kapan berhenti minum obat?

J Berhenti minum obat itu sejak empat bulanan.. tanpa konsumsi obat

sama sekali, ehhh pas aku pergi mbek kamu terakhir itu, itu aku mulai

udah gak minum obat dan puji Tuhan sih , aku sekarang udah jarang

hampir gak pernah malah pingsan kayak kemarin, paling mehh.. meh

pingsan..

Page 344: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

329

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN PENDUKUNG (Teman Subyek J)

Nama : Trifosa Puspitasari

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Umur : 19 tahun

Kode Informan : F/IP1-S1

Alamat : Ds. Sidogemah RT 07/RW 02 Sayung

Pekerjaan : Mahasiswa (Teman Subyek)

Kode Hasil wawancara

F/IP1-S1 W1 P Pertama kali kenal subyek J tu kapan?

J Sing jelas pertama aku kenal J kui bareng kowe, aduh nek rak

salah pas meh Natal ngono, kui ketoke pas liburan aku SMA..

Yo mungkin dua tahunan..

W2 P Temen yang tahu dia sakit ki cuma dewe ya?

J Kalo kata J sih gitu.. hanya beberapa orang saja sing tahu

bahwa dia sakit seperti itu.. kata Benny juga gitu sih..

mungkin ya.. mereka memang di proses melalui kejadian J

sakit itu, piye ya.. soale aku juga pernah merasakan dimana

aku juga dalam posisi itu, jadi bener-bener di proses terutama

tentang kesetiaannya..

W3 P Menurutmu penyakitnya J itu mempengaruhi hubungan

pacarane gak sih? Kalo mempengaruhi, positif atau

negatif?

J Mempengaruhi.. Positif kalo menurutku.. dalam hal kesetiaan

dan ketulusan. Soale ya menurutku, pas mereka pertama

pacaran J belum sakit dan mereka biasa aja.. ya Benny

menjaga sih menjaga, tapi yo kurang konkrit ngono lho.. Tapi

nek setelah J sakit, Benny tu jadi bener-bener menjaga dan

Page 345: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

330

bener-bener membuktikan kepeduliannya.

Ada yang bilang sama aku, kalo pasangan salah satu ada yang

sakit biasanya yang justru merasa lemah itu pasangannya yang

lain.. jadi Benny sempat pengen bunuh diri, sama kayak J

yang juga pernah ngelakuin bunuh diri. Soale Benny kui

pernah ngomong, aku pengen mati.. bunuh aku wae.. yo aku

emoh to ya ngko aku mlebu penjara..

W4 P Menurutmu J tu wonge piye?

J Menurutku itu J orangnya pemberani, dia itu berani

mengambil resiko dan konsekuensi dengan apa yang dia buat,

maksudnya dalam artian.. dia tidak memberitahukan kepada

orang-orang disekitarnya, lha berarti kan dia memutuskan

untuk menghadapi semuanya itu sendiri, yak arena tidak mau

menyusahkan orang lain gitu lho.. Jadi dia berusaha kan

apapun yang terjadi harus dia hadapi sendiri.

W5 P Menurutmu nek dia memutuskan untuk tidak berobat?

J Itu nek dari segi positif ya mungkin dia merasa kalo dengan

keadaan seperti itu berobat tu ntar jadinya malah

ketergantungan, intine nek berobat itu ntar kan harus di

teruskan jadi sampe akhir itu di teruskan, sampe kurus,

rambute rontok itu kan konsekuensinya, memutuskan untuk

tidak berobat menjadi keputusan terbaik menurut dia untuk

menikmati hidupnya. Tapi kalo sisi dia tidak menjaga, hmm..

orang medis bilang, kalo sakit gak berobat itu namanya dia

ngeyel.. keras kepala.. mungkin keras kepalane kui yang

mungkin membuat dia bertahan ya.. mungkin kalo dia gak

keras kepala dan gak punya kepercayaan untuk sembuh atau

untuk menjalani hidup tanpa pengobatan, mungkin dia malah

gak bakal sembuh malahan..

W6 P Waktu di Manggala itu dia udah gak berobat lho

Page 346: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

331

J He’e.. dan dia makan sebanyak itu, dan sebenernya gak boleh

lho makanan yang dia pilih itu.. tapi dia makan dengan iman

oq.. di nikmati oq.. yo wis to..

W7 P Dalam hal emosi , J gimana?

J Kalo emosi.. J itu bisa mengendalikan, dia tu bisa

mengendalikan emosinya.. biasane orang yang lagi sakit itu,

berharap di perhatikan, opo yo.. pokokke berharap orang lain

mengerti dia, tapi dengan dia gak kasih tahu semua orang,

artinya dia itu yang pertama bisa mengendalikan emosi dan

dia itu bisa menutupi keluhannya, dia bisa menutupi

kesakitannya, aku sering banget lho ndelok deen pucet, tapi

dalam keadaanya yang pucet itu dia bisa tetap bersikap biasa

dan semangat banget.

W8 P Menurutmu dia punya pikiran yang positif?

J Ya iyalah, kalo dia gak punya pikiran positif itu dia gak bisa

senyum yo.. walaupun deen seneng tapi nek pikiranne negatif

paling senyume kepekso, hahaha..

W9 P Pernah gak ngomong tentang kekhawatiran atau

ketakutannya?

J Pernah..

W10 P J itu pernah ngomong mbek aku, aku dulu pantangan saat

aku masih takut mati, tapi setelah aku gak takut mati aku

makan semuanya.. dan gak ada pantangan..

J Dan itu artinya emang dia merasa.. hidup adalah Kristus dan

mati adalah keuntungan..

W11 P Tapi pernah cerita kalo dia takut gitu ya..?

J Pernah tapi dia kalo cerita itu Cuma separo-separo.. Walaupun

sama aku tapi yo ceritone selalu separo-separo, mungkin yo

sing paling ngerti mas Benny. Memang kadang orang-orang

seperti itu kan gak mau berbagi kan, menyimpan yang dia

Page 347: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

332

rasakan sendiri..

W12 P Menurutmu dy bahagia rak?

J Menurutku, kalo untuk menghadapi itu dia berani, menurutku

dia bahagia

W13 P Dalam hal?

J Dalam hal berhasil melawan penyakitnya.. Ya dia kan tau

kalo dia sakit tapi dia bisa mengubah cara pandangnya bahwa

sakit itu bukan sesuatu yang menakutkan dan dia melawan

itu.. piye ya.. bahagia itu pilihan, orang itu sendiri yang

memilih gitu lho dan dia memilih untuk bahagia

W14 P Menurut mu keadaan keluarganya menengah, atas, atau

bawah?

J Kalo aku lihat rumahnya, aku piker dia menengah kebawah.

Tapi kalo aku lihat gaya hidupnya, dia menengah keatas.

Berarti keluarganya itu menggunakan uangnya bukan untuk

rumah tapi untuk keperluan-keperluan lain. Kan ada orang

yang sering beli baju baru, makan makanan mahal tapi rumah

nya biasa aja..

W15 P Menurutmu deen dekat dengan Tuhan?

J Iya lah. Tapi sepertinya dulu sebelum J sakit dia itu orang

yang keras kepala. Kowe pernah ngerti J ngumpat rak?

Ngonek-ngonek’ke dengan kata kasar, itu kan kebiasaan kan?

Ya artinya secara gak langsung dia terbiasa menggunakan

kata-kata itu dulu..

W16 P Kalo sekarang?

J Kalo sekarang sepertinya sudah sangat berkurang sekali,

dalam hal mengontrol emosi.. pemikirannya juga otomatis

berubah..

W17 P Menurutmu dia puas dengan hidupnya?

J Puas..

Page 348: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

333

W18 P Karena?

J Karena, ya.. dengan keadaanya yang sakit dia tidak ingin

diperlakukan istimewa, ya berarti dia bener-bener mensyukuri

ngono lho.. walaupun dia sakit tapi dia tidak mau

diperlakukan seperti orang sakit, padahal biasanya orang sakit

kan harapannya pengen diperhatikan dan dia bener-bener

melawan keinginan itu..

W19 P J termasuk orang yang percaya diri gak?

J Ya.. dari cara bicara dia. Kalo aku lihat dari pertama kali

ketemu, kalo orang tidak percaya diri itu gak mungkin dia

akan mengawali percakapan. Yang kedua, dia itu ikut

organisasi BLEM di kampus, kalo orang gak percaya diri

kayaknya gak akan ikutan organisasi-organisasi semacam itu.

W20 P Tampilan fisik dia gimana, maksudku dengaan keadaan

sakit, dy terlihat lemah atau justru sehat?

J Kalo dia lagi sehat dia akan kelihatan seger.. tapi kalo lagi

sakit atau kumat, dia akan kelihatan pucet banget tapi kalo

dari keseharian dia, malah koyok wong sehat sih.. rak ketok

loro..

W21 P Kalo dalam kegiatan sosial, menurut mu dia suka

bersosialisasi?

J Ya..

W22 P Dia punya banyak teman?

J Buanyak banget..

W23 P Pernah gak di tolong J? atau kamu pernah gak

mendapatkan satu sikap dari J yang menunjukkan

kepeduliannya?

J Pernah banget.. waktu itu kamu pas masih sering sms doa

malem jam 10, waktu itu kamu bilang doa bareng buat fosa

dan J yang lagi sakit tapi terus J bales aku gak sakit kok.. nah

Page 349: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

334

itu kemudian J sms aku, Tanya, kamu sakit apa ndol? Kamu

kenapa? Padahal dia ada dalam posisi sakit yang lebih

memprihatinkah daripada aku..

W24 P Nek ke orang lain?

J Ya sama sih, aksi sosial, dulu kita sempet adain acara bakti

sosial itu to..

W25 P Untuk orang yang tau dia sakit.. menurut mu mereka

mendukung J gak?

J Mendukung.. walaupun orang tuanya bersikap biasa aja.. pasti

tetap mendukung

W26 P Nek dirimu?

J Mendukung lah..

W27 P Sikap dukungan apa sing mbok tunjukke?

J Kalo selama ini sih karena agak jarang ketemu, sms ya, ya

kasih kata-kata motivasi sih seringnya, tapi kalo pas ketemu

malah gak pernah mbahas sakitnya.. jadi berusaha

membuatnya untuk menikmati hidupnya dan berusaha

membuat dia tersenyum dan tidak mengingat sakitnya

W28 P Pernah gak ndelok J kumat?

J Pernah.. dan itu sangat menyedihkan dan membingungkan..

ceritanya waktu itu dia pingsan di jalan. Sempat pingsan

beberapa saat, terus kebangun dank arena penglihatannya

kabur, dia ambil helm aja gak kelihatan dan itu menakutkan

buatku.

W29 P Menurutmu dia menghentikan pengobatan karena efek

gak enaknya kemo atau hal lain?

J Menurutku, seperti yang dia katakana sudah gak takut mati

jadi memang secara psikologis dia, bukan karena efek

pengobatan.

W30 P Dia mengandalkan Tuhan untuk kesembuhannya?

Page 350: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

335

J Iya, pasti.. dia sangat mengandaalkan Tuhan sekali,

kelihatanlah dengan sikapnya yang seperti itu, siapa lagi yang

bisa kasih dia harapan kalo bukan Tuhan..

W31 P Penyakitnya itu menganggu hubungan sosialnya gak?

J Iya.. Pastinya kalo lagi sakitnya kumat, itu pasti dia lemah kan

, sering pingsan, apalagi hubungan dia sama Benny tapi lebih

ke keterbatasan fisik sih, jadi bagaimanapun diumpetke akan

tetep kelihatan,

W32 P Kalo sikapnya?

J Hmm.. kalo ke orang lain sepertinya tidak, pertama karena

sedikit yang tahu, otomatis, dia tidak pernah membahas hal

itu, tapi kalo tentang Benny pasti mempengaruhi , pernah

sampe memutuskan Benny berkali-kali

W33 P Menurutmu, kualitas hidup itu apa?

J Kualitas hidup itu, pencapaian seseorang terhadap suatu hal..

hal itu yang dia inginkan dari hidup ini

W34 P Apa kriteria orang yang punya kualitas hidup?

J Dia mampu melawan masalahnya, mampu menghadapi

masalah-masalah apapun itu. Kalo dia sakit ya dia mampu

melawan itu, dia bisa melakukan hal yang terbaik buat

hidupnya,

W35 P Menurutmu J termasuk orang yang punya kualitas hidup

gak?

J Ya.. alesannya.. dia mempunyai komitmen yang sangat berani

untuk menghentikan obat, untuk menyembunyikan semuanya,

dan dia melakukan itu dengan berhasil.

W36 P Menurutmu J nyaman dengan dirinya?

J Menurutku sih nyaman, dia selalu bersyukur.. dia

menunjukkan dengan sikapnya yang periang.. ceria..

W37 P Menurutmu kebebasan itu opo?

Page 351: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

336

J Ya bebas melakukan sesuatu..

W38 P Menurutmu J punya kebebasan?

J Ya.. karena sepertinya gak ada yang membatasi dia

melakukan apa aja.. dia pacaran, dia keluar, orang tuanya itu

percaya..

W39 P Untuk gak menjalani pengobatan itu kebebasan buat dia?

J Iya.. itu salah satunya..

W40 P Menurutmu dia orang yang bersemangat gak?

J Iya.. dia orang yang bersemangat, dia itu ceria..

W41 P Kamu tahu harapan atau tujuan hidup dia itu apa?

J Yang aku tahu, dia pengen menikah sebelum mati itu, dia

pengen menjadi ibu.. Kalo Tujuan hidup dia.. mau melakukan

banyak hal dan menjadi berkat buat banyak orang.

W42 P Menurutmu dia merasa berharga di mata orang lain?

Atau tidak berharga?

J Ketika dia mensyukuri, dia merasa berharga buat orang lain,

dia merasa di butuhkan orang lain, dan orang lain

membutuuhkan dia. Minimal kalo dia merasa di butuhkan kan

dia akan melakukan yang terbaik buat dirinya, orang lain,

untuk kesembuhannya. Pasti orang di sekitarnya seneng.. tapi

kalo lagi down, dia merasa dia bukan apa-apa.. tapi dia selalu

mengolah apa yang dia rasakan sehingga yang keluar itu ya

ucapan syukur..

W43 P Dia kecil hati gak dengan keadaannya?

Mungkin sedih ada, tapi kalo di lihat dari keseharian dia

melawan itu, dia berbesar hati kok..

Page 352: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

337

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN PENDUKUNG SUBYEK J (Benny)

Nama : N.Benny (Pacar subyek J)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : S1

Agama : Kristen

Umur : 26 tahun

Kode Informan : N/IP2-S1

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tlogosari, Semarang

Tempat Interview : Kos Subyek N

Waktu Interview : 22 Desember 2011

Kode Hasil wawancara

N/IP2-S1 W1 P Kapan taunya J sakit om? Ceritanya gimana?

J Kapannya se lupa, cm waktu itu aku tiba2 di sms sama

omnya..mulanya omnya juga ga mau cerita tapi setelah tak paksa2

akhirnya dia mau cerita..perasaan pasti bingung banget, sedih, takut

deg-degan,,pokoknya hancur lah..apalagi waktu itu berbarengan

dengan bapak yang tiba2 juga kena stroke..nangis aku..

W2 P Trus, katanya emang di sembunyikan dari keluarga dan orang

lain?

J Sebenarnya bukan disembunyikan, Cuma mencari waktu yang tepat

aja untuk ngasih tahu.

W3 P Seberapa penyakit itu mempengaruhi kepercayaan dirinya om?

Gimana perasaan dia saat itu?

J Dia orang yang sangat pede..walaupun sempat beberapa kali

mengalami krisis PD. sempat pengen menjauh dari orang2, pgn

menyendiri, mengabiskan hidupnya sendiri. Tapi karena dukungan

yang ga pernah abis dari tante dan omnya, dia mampu mengatasi

Page 353: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

338

semua itu

W4 P Saat itu dia masih beraktivitas?

J Dia tetap melakukan aktivitasnya secara normal, wlpn kondisi

tubuhnya sudah jauh dari normal. Sering pingsan, rambut rontok,

muka pucat, jalan sempoyongan ga menghambat dia untuk selalu

melakukan aktivitas seperti teman-temannya. Semua dilakukan

sendiri, dia malah marah kalau ada orang yang coba untuk

membantunya.

W5 P Pernah gak dia ngeluh? Biasanya karena apa?

J Dia ga pernah mengeluh sedikitpun. Bahkan dia selalu tersenyum

dan berpura-pura tidak ngrasain sakit. Padahal katanya om rasanya

waktu terapi itu super sakit sekali.

W6 P Apakah dia sekarang sudah bisa menerima keadaannya om?

Ada gak perbedaan sebelum dan sesudah sakit?

J Pertama kali dia shock,,depresi,,tapi seiring berjalannya waktu

dengan dukungan dari om dan tantenya itu, dia mampu bangkit dan

menerima kenyataan bawa dia memang seorang penderita kanker

otak bahkan dia mampu bersyukur atas penyakitnya itu.

Dulu se berpengaruh, dia langsung introvert..tapi setelah dia mampu

menerima keadaan dirinya, dia malah menjadi orang baru yang

peduli dengan orang lain apalagi teman2nya.

W7 P Apa bener dia menyembunyikan karena J gak mau ngerepotin

banyak orang?

J Jelas..itu sebabnya dia ga mau orang2 tahu dia sakit. Dia paling anti

dikasihani. Dia menganggap dirinya itu ga sakit,itu lah yang bikin

dia kuat.

W8 P Pernah mencoba bunuh diri?

J Berulang-ulang kali dia mencoba bunuh diri,,dia ngrasa capek sakit

terus..ngrasa nyusahin orang-orang..ngrasa ga punya masa depan..

W9 P Apakah dia merasa berharga om?

J Dia merasa berarti bagi orang lain saat ada anak kecil yang

menyadarkan dia. Dia merasa dibutuhkan orang lain dan sejak dia

tau dirinya sakit, dia merasa hidupnya itu untuk melayani orang lain

Page 354: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

339

tidak untuk sekedar senang-senang untuk dirinya sendiri.

W10 P Menurut kamu dia sudah bahagia?

J Bahagia atau tidak Cuma dia yang tahu. Yang aku tau, dia merasa

senang kalau bisa berbagi dengan orang lain

W11 P Dia deket sama Tuhan om?

J Sangat dekat,,bahkan dia yang nyuruh aku datang ke gereja

terus,,ngajak doa bareng tiap malam,,bakan dia yang bantu aku

untuk lebih dekat dengan Tuhan dan orang lain.

W12 P Dukungan seperti apa yang diberikan orang-orang disekitarnya

J Keluarga dulu biasa ja. Karena memang mereka tidak pernah tahu

anaknya sakit. Tapi setalah empat bulan yang lalu di beri tahu, ya

mereka mendukung dan kasih perhatian. aku ga berbuat apa-apa,ya

mungkin kalau ada waktu mencoba selalu ada buat dia..dan berdoa

pastinya,,Cuma itu,,tapi aku ga pernah nemenin dia terapi karena

memang tidak boleh ma dia.

W13 P Mempengaruhi hubungan pacaran kalian?

J Pernah,,dia pernah minta putus karna merasa ga pantas buat

aku,,merasa cewe ga punya masa depan yang hidupnya tinggal

nunggu waktu..suka ngrepotin,,penyakitan,,

W14 P Sikap kamu dia berhenti berobat?

J Ketika dia menghentikan pengobatan, ya pasti sedih, bingung

membujuk dia biar mau berobat lagi,,tapi aku ga mau maksa2 dia

karena yang ada dia bakalan marah2,, dia super sensitive karna

penyakitnya itu..

W15 P Apakah dia nyaman di rumah?

J Rumah menjadi tempat yang ga nyaman buat dia,,

W16 P Menurut kamu, kualitas hidup itu apa om?

J Kualitas hidup itu sejauh mana kita mampu menghargai diri kita

dan berupaya memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita

untuk bisa menjadi lebih baik lagi dengan Tuhan sebagai pegangan

Page 355: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

340

hidup kita.

W17 P Apakah J termasuk dalam kriteria orang yang hidupnya

berkualitas

J Iya dia termasuk orang yang berkualitas dalam hidupnya sekarang.

Page 356: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

341

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN PENDUKUNG (Ibu Subyek J)

Nama : Ibu. Sri

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sarjana

Agama : Kristen

Umur : 48 tahun

Kode Informan : IS/IP3-S1

Pekerjaan : Pegawai Negeri

Alamat : Karangawen, Demak

Tempat Interview : Rumah Subyek J

Waktu Interview : 20 November 2011

Kode Hasil wawancara

IS/IP3-S1 W1 P Kapan ibu tau kalo J sakit?

J Ya.. kapan ya.. empat atau lima bulan lalu lah.. saya lupa

persisnya kapan.. Cuma saya taunya setelah udah lama dia

sakit.. sebelumnya saya nggak tau.. wong ndak pernah cerita

atau ngeluh gimana-gimana.. di rumah juga biasa-biasa..

soalnya kalo dirumah sukanya yowis di kamar gitu..

W2 P Perasaan ibu gimana saat tau itu?

J Ya hancur mbak.. wong ya namanya anak ya.. ya gitu lah..

tapi malah J itu yang menguatkan saya.. bilang “wis aku gak

papa buu.. ibu ojo sedih, ki lho aku sehat, jek iso ngopo-

ngopo..” gitu.. trus ngomong biar semuanya berjalan kayak

biasanya..

W3 P J paling deket sama ibu ya?

J Iya.. deketnya sama saya.. kalo sama bapaknya gak terlalu...

yaa biasa aja... bapaknya agak keras sih orangnya..

Page 357: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

342

W4 P Sejauh yang ibu tau.. sakitnya subyek membuat subyek

minder gitu gak bu?

J Kalo minder sih enggak ya kayaknya.. dia masih seperti

biasanya gitu..

W5 P Dulu ada riwayat keluarga yang sakit kanker juga bu?

J Ada.. dulu pak dhe nya J tumor otak tapi, juga ada tantenya

kanker juga.. tapi sudah meninggal semua..

W6 P Keluarga memberi dukungan seperti apa bu?

J Yaa.. dia itu gak mau kalo terlalu diperhatikan.. jadi ya paling

ngingetin makan.. jangan capek-capek.. paling itu.. ya saya

mendoakan selalu..

W7 P Ada perbedaan gak bu, sebelum dan sesudah sakit gitu?

J Kalo fisik gak ada ya.. dari dulu ya badannya gemuk gitu..

Cuma mungkin agak pucet.. kalo tingkah laku kok masih

seperti biasanya.. eh.. dulu itu dia pernah jadi kurusss banget..

tapi ya saya gak kepikiran kalo sampe kanker.

W8 P J masih aktif kuliah ya bu?

J Iya.. mau nya gitu oq mbak.. padahal kata om nya udah gak

boleh kuliah.. kemana-mana ya naik motor kalo gak ya sama

Mas.Nico

W9 P J semangat ya bu?

J Kalo semangat iya.. jarang ngeluh.. orangnya kuat kok..

W10 P Berarti J sudah menerima keadaannya ya Bu?

J Sudah.. dia berserah kepada Tuhan aja.. itu sekarang kan J gak

mau berobat.. katanya sih lebih sehat kalo gak berobat.. tapi

ya gimana ya.. udah tau sakitt.. tapi kok gak mau berobat kan

ya haruse nggak gitu to mbak.. wong ya omnya dokter.. kan

bisa di tangani semaksimal mungkin, tapi kok yo tetep nggak

mau. Yaudah mau gimana lagi, wong J itu orang ya ya keras..

nggak bisa dikerasin juga, gak bisa dipaksa-paksa... katanya

Page 358: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

343

obatnya Tuhan.. yaudah lah.. berserah saja sama Tuhan.

W11 P Kalo sekarang ibu taunya penyakit J sudah sejauh mana?

J Om nya sih cuma bilang, stadium dua.. mungkin yak arena

keturunan tadi itu mbak..

W12 P Menurut ibu, kenapa waktu itu J menyembunyikan

sakitnya ke keluarga?

J Gak tau ya mbak..saya juga sedih.. kenapa kok sampe gak

cerita.. ya gimanapun perasaan ibu.. kondisi anak kan ya

pengen tau.. tapi ya sudah lah.. yang penting kan sekarang

bukan yang kemarin..

W13 P Apa bener bu.. sikap Bapak jadi makin keras? Dan kasar?

J Dasarnya bapak memang keras mbak.. jadi yam au gimana

lagi.. tapi bapak peduli dan sedih juga kok dengan kondisi J..

sekarang sudah agak nggak kasar lagi.. kalo dulu memang

iya.. sedikit kasar.. yaa.. masalah keluarga lah mbak..

W14 P Begini bu, saya kan sedang neliti tentang kualitas hidup.

Kualitas hidup menurut beberapa ahli, ada yang bilang

bahwa kualitas hidup itu kepuasan seseorang terhadap

hidupnya, ada juga yang bilang kualitas hidup itu persepsi

seseorang terhadap hidupnya.. kalo menurut ibu kualitas

hidup itu bagaimana?

Menurut ibu orang yang memiliki kualitas hidup itu yang

bagaimana?

J Ya menurut saya, orang yang berkualitas itu ya yang

walaupun dia sakit, tapi tidak pernah berhenti berusaha, tidak

pernah putus asa, pokoknya selalu berusaha, terus berusaha,

artinya dalam keadaan sakit bukan yang terus gak mau apa-

apa, nglentruk, walaupun sakit tapi tetap semangat.. itu yang

berkualitas kali ya hahahaa..

W15 P Faktor-faktor apa yang menurut ibu itu mempengaruhi

Page 359: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

344

kualitas hidup seseorang?

J Kalo saya sih, bersyukurnya dalam segi ekonomi masih ada

pemasukan, terus pokoknya jangan putus asa lah.. pasti ada

jalan dari Tuhan. Kalo emang Tuhan menghendaki sembuh

kan pasti sembuh, kalo menghendaki lain kan ya sudah

jalannya seperti itu, gak bisa dihindari, yang penting..

berserah ajaa..

W16 P Menurut ibu, J termasuk orang yang berkualitas

hidupnya?

J Iya.. karena J punya semangat hidup yang tinggi

Page 360: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

345

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN AHLI (Dokter Subyek J)

Nama : dr.YM

Status : dokter subyek J

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 36 tahun

Kode Informan : YM/IH-S1

Alamat : Semarang

Pekerjaan : Dokter

Kode Informan : YM/IH3

Tempat Interview : RSUD. Kariadi, Semarang

Waktu Interview : 2 Desember 2011

Kode Hasil wawancara

YM/IH-S1 W1 P Apa yang di maksud kanker otak?

J kanker otak itu tumor yang ada di otak.

W2 P Apa penyebabnya?

J Penyebabnya Genetik bisa.. jadi kalo ada  keturunan yang

menderita kanker otak maka hati-hati untuk tetap menjaga

kesehatannya.

Bisa juga karena, trauma atau benturan, benturan di kepala

atau cidera kepala ringan tetap waspada, perubahan jaringan

yang terbentur bisa juga menjadi penyebab tumbuhnya

jaringan abnormal di otak.. bisa juga karena pola hidup,

makanan atau radiasi..

kalo J itu awalnya karena benturan waktu kecelakaan dulu

sama kakaknya. Ada benturan di kepala, terus membentuk

suatu gumpalan di dekat otak besarnya.

W3 P Apa gejalanya?

Page 361: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

346

J Gejala umumnya, sakit kepala yang amat sangat, pusing,

mual, penglihatan kabur, gangguan keseimbangan tubuh,

kejang, masiihh banyaakkk lagi.. Subyek J awalnya dicurigai

karena sering sakit kepala dan sering pingsan di kampusnya

kata Benny, waktu itu sudah stadium 2

W4 P Menurut dokter, kualitas hidup itu apa?

J Kualitas hidup itu saat seseorang bisa menunjukkan

kemampuan atau kinerjanya.. dan bagaimana dia berusaha

mencapai kehidupan yang terus semakin baik.

W5 P Menurut dokter, J itu termasuk orang yang memiliki

kualitas hidup nggak?

J J itu ya bisa dikatakan berkualitas, karena dengan

keadaannya yang seperti itu, dia masih berusaha untuk tetap

kuliah. Itu kan artinya dia pengen berusaha meningkatkan

kemampuan dirinya.

 

Page 362: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

347

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN UTAMA SUBYEK KEDUA

Nama : Subyek R

Status : Sudah menikah

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Umur : 42 tahun

Kode Informan : R-S2

Alamat : Jl.Citarum no.28

Pekerjaan : Asisten dokter

Status Penyakit : Kanker Payudara Stadium Satu

Tempat Interview : Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum dan Rumah Subyek

Waktu Interview : 15-16 November 2011

Kode Hasil wawancara

R/S2 W1 P Awalnya tante tau kalo ada kanker di dada tante itu

gimana?

J Nah itu, pas pergi ke wonosobo kan aku mandi, biasa to pas

mandi kan yo pegang-pegang, kok ada benjolannya.. dua lho..

trus aku konsultasi sama dr Lidia, kok ada benjolan dua ya dok?

Dokter jawab : ” Ohh gak papa paling nanti kan nek wis Mens

kan ilang”.. gitu.. aku jawab ahh tapi aku gak yakin oq dok..

karena gak berasa sakit. Trus aku bilang dr.Lidia.. yawis dokter

sing penting aku minta surat konsultasi ke Pak Benny, kalo gak

apa-apa ya sudah. Trus ketemu pak benny, pak benny bilang

“lho mbak kok ini mencurigakan ini terlalu dalem”.. trus dokter

bilang priksa ini.. ini.. batinku kesuennn gitu.. trus hasilnya

pemeriksaan pertama itu langsung disuruh operasi, ya aku

Page 363: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

348

manut aja..aku tu ya ndak tau.. tau-tau benda itu ada di tubuhku..

awalnya kan Cuma di biopsi tok, hari berikutnya aku di operasi

lagi, dibersihin semuane...di tetek dan di ketiak..

Tapi di vonis kanker ganas itu, hidupnya tinggal berapa lama

lagi sih? Saya pun juga merasa begitu.. pikirku gini, anak-anak

itu masih perlu aku.. karena saudarane suami ku itu kan istrinya

juga Ca Mamae, dia meninggal dan suaminya gila perempuan

dan dua anak nya itu sekarang ikut aku mbak.. yang besar

akhirnya ikut pak dhe nya trus yang kecil ikut aku sekarang

sekelas sama anak ku yang kecil mereka jadi kayak anak

kembar gitu..

Lha itu bayanganku kan seperti itu, iya kalo suamiku gak nikah

lagi.. kalo nikah lagi apa dia pinter mbek anakku, uwwhh wiss

bayanganku wis kayak gitu, perempuan kan kayak gitu tap iwis

lah aku anggep hidup mati kan di tangan Tuhan kalo emang

Tuhan kehendaki kita pulang ga usah sakit kan ya langsung

pulang.. tapi perasaan kayak gitu itu gak pernah tak ungkapke

ke siapapun..

Tapi hasil tes yang dilakukan itu hasilnya positif semua, artinya

tubuh ku itu bisa lawan sel kanker itu jadi aku punya anti bodi

gitu lho mbak.. terus dokter menghendaki saya kemo, dalam

bayangan saya itu kemo.. biayanya gimana.. saya harus bayar

setengah.. padahal kemo empat juta padahal gaji ku aja gak ada

dua juta, terus anak-anak ku gimana.. tiga minggu sekali dua

juta, kan berat.. ya terus saya minta istilahnya ditangani dulu

administrasinya nanti saya selesaikan belakangan,, bayanganku

kemo itu.. lihat orang kemo kayak gitu aja aku.. (subyek

menunjukkan ekspresi takut dan menghela napas panjang)terus

keluargaku gak dukung, aku di suruh coba paket herbal.. saya

sempat mencoba tiga hari.. terus aku ditanyain pak benny..

dalam batinku itu kan herbal belum tentu baik, kalo diminum

Page 364: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

349

baik ya ada.. tapi kalo enggak kan juga ada.. terus obat

herbalnya tak tinggal aku njalani pengobatan sama pak benny..

buat kemo itu kan aku harus persiapkan mental.. buat aku

keluarga berasku yang ke dua,. Setelah kemo rambutku gembel..

rontok semua.. saya botak..

Ya mungkin aku di rasani orang sekitar rumah tapi kan aku

nggak pernah keluar.. ya aku sebenernya aku malu, aku gak PD

mbak,, pertama kali aku masuk kerja aku nangiss.. dalam arti..

kenapa kok aku yang ngalami.. bukan orag lain..

Tapi kembali lagi mbak.. apa Tuhan punya rencana lain buat

keluarga ku? Kalo Tuhan punya rencana aku terima keadaan ini

aku amini.Cuma waktunya kapan aku ndak tau..

Selama aku kemo suamiku nggak kerja, Cuma mengandalkan

gajiku.. padahal gaji ku itu berapa.. setelah potongan-potongan

paling 700 ribu, buat mbayar SPP aja itu lho mbak sering

nunggak.. sempet setahun itu nunggak mbak.. waktu itu aku

mikir ke bank, akhirnya Cuma dapet lima juta mbak.. buat

mbayar uang gedung anak ku yang besar masuk SMP.. itu yang

SPP anak ku yang ke dua belum bisa kebayar lho mbak.. Tapi

saya bersyukurnya guru-guu itu tau kalo anak-saya belum bisa

bayar SPP itu guru-guru tau,

Kebetulan keluarga besarku nggak mendukung apa kemo

mereka nyalahin aku karena gak alternatif aja.. kan lebih

ringan.. tapi ibu ku dating kesini, ngerawat.. kalo abis kemo itu

kan aku muntah.. tapi aku seneng punya suami sing sayang

sama aku,, selama aku sakit itu suamiku nggak kerja lho mbak,

ngerawat aku..

Kebetulan mungkin keadaanku lagi capek atau gimana, kemo

yang kelima itu aku mau menyerah.. tapi kembali lagi.. suami

dan anak-anak ku yang menguatkanku, anak-anakku itu bilang..

mah Semangat! tinggal satu langkah lagi masa mamah meh

Page 365: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

350

menyerah? Anak ku yang kecil itu pinter.. nyemangati aku..

ngerawat aku..

Aku tu.. kadang tu rasanya.. gak percaya kalo aku sakit seperti

ini.. walauun aku gak kerja, kebutuhanku dan keluargaku tu kok

ya cukup.. kalo bukan Tuhan yang cukupkan ya siapa lagi.. terus

sekarang tiap ikut perjamuan kudus rasa hatiku itu lain gitu

lho..hatiku itu juga sakit gitu lho.. kenapa sih aku sakit seperti

ini.. terus kalo aku inget Tuhan Yesus di salib kan aku jadi

inget, sakit ku kan sudah di tebus sama Tuhan Yesus dengan

bilur-bilurnya aku sudah sembuh.. tapi sekarang aku merasa

kayak sakit ku itu bener-bener sudah sembuh di ambil sama

Tuhan. Sesudah aku menjalani kemo, setiap aku perjamuan

kudus, aku pasti nangis mbak, padahal dulu aku gak seperti itu..

aku jadi pengen’e gini mbak, kalo aku dikasih sakit jangan kita

lihat ke belakang.. mati hidup itu di tangan Tuhan, kalo Tuhan

mau ambil sekarang bisa.. kita kan punya iman, Tuhan

menghendaki sakit dulu ya sudah sakit ulu.. itu kan menjadikan

kita dewasa.. kan selama ini kan aku tidak tau kayak gitu, gitu

lho.. dulu tu neng grejo yo wis neng grejo.. selama ini saya jadi

tau Tuhan menghendaki saya seperti ini tapi Tuhan akan

mengembalikan keadaaan tapi ntah kapan saya nggak tau..

Tapi saya senengnya walaupun keadaan saya seperti ini,

ekonomi saya seperti ini saya masih bisa berbagi.. adeknya

suami saya itu gak pernah mau berbagi, dia itu pelitnya luar

biasa.. jadi makan ikut saya, dalam hati itu kadang jengkel.. tapi

saya mikir lagi.. mungkin aku di berkati biar aku bisa

memberkati orang lain.. kadang emosiku padahal kan ngerti

kondisiku, blanja wae tak irit-irit, wong deen duwe duit lha

mbok yo berbagi.. enggak.. tapi dia makan aja ikut aku.. kadang

aku jengkel tapi terus aku merenung, Tuhan ampuni aku kok

aku jengkel sih.. ampuni aku Tuhan kok hatiku bersungut-

Page 366: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

351

sungut.. aku jengkel tapi aku diem..

Kayak kemarin di gereja, itu ada tema karena sakit hati trus jadi

kanker.. apa aku seperti itu? Tapi aku mikir’e..ohh dengan

seperti ini aku jadi tau.. dalam batinku tu ya aku sakit gitu.. yaa

walaupun saya jengkel sama ipar saya tapi saya bersyukurlah

Tuhan saya masih di beri kesehatan.. kadang kan orang kan

menuntut sih mbak.. posisi aku sakit.. dia itu gak bantu bersih-

bersih rumah, aku masak, aku belum makan dia sudah makan..

kadang aku jengkel kadang mikir aku kan gak boleh iri hati, gak

boleh jahat, aku memang gitu mbak dulu kalo aku jengkel mbek

oang itu aku emosi.. ya mungkin itu yang membuat aku jadi

sakit seperti ini..

Jadi kalo ada orang yang sakit seperti saya, saya kepengen

berbagi rasa dengan mereka, dokter Rianto itu kan juga vonis

kanker hati.. dokter Rianto aja itu kan sempat nglokro, dia

dokter aja nglokro apalagi saya.. terus aku kasih semangat ke

dokter..

Dulu setiap aku liat orang makan aku nangis mbak.. lidahku kan

jadi mati rasa, aku gini mbak.. ya kan aku lagi proses.. aku kan

pernah makan itu.. ya buat menghibur diriku gitu mbak..

W2 P Ada riwayat keluarga yang kena kanker?

J Kalo keluarga ada.. kebetulan bapak kan Ca Kolon.. kanker

usus.. Cuma gak tau waktu itu aku sendiri masih karyawan baru

kan, tahun ’95.. dulu kan gak serumah, jadi dibawa kesini di

operasi dua kali terus ya Tuhan punya kehendak lain, lha apa

mungkin dari genetik atau pola makan aku juga ndak tau..

W3 P Taunya kalo kanker kapan?

J Awal Desember 2010 waktu aku mandi ada benjolan sak telur

puyuh itu dua.. di periksa sama pak benny stadium satu.. di dada

tu rasanya mati rasa.

Page 367: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

352

W4 P Gejalanya?

J Gejalanya itu kesemutan di ujung-ujung jariku ini lho mbak..

terus kalo aku duduk gak bisa langsung berdiri.. lutut ku ini

sakit banget... tapi ya sudah di nikmati saja..beberapa bagian

tubuh ku ini mati rasa.. ujung jari... ketiak kanan ku..

W5 P Itu pengobatannya berapa tahap?

J Kalo kemo kan tiga minggu sekali.. ini tinggal pengobatan

lainnya aja.. kata pak benny sih pengobatanku selama lima

tahun.. dokter lain bilng ya semoga gak sampe lima tahun ya

mbak reta.. dengan dorongan kayak gitu aja udah bikin aku

semangat.. aku bersyukur dengan semangat dari dokter.. bulan

depan aku harus check up lagi.. itupun obatnya mbayar lho

mbak , Cuma di tanggung separo dar rumah sakit. Ya aku sih

tak syukuri lah.. aku kontrol tiap bulan sama pak benny..

W6 P Om kerja apa Te?

J Dulu jadi petugas survei kredit.. terus nggak betah kalo ada

kredit macet kan jadi ikut kena.. terus bosen, mosok aku kerjane

ngonek-ngonekke wong.. wong nek aku minjem di tagih nek

pas rak duwe duit wae yo sakit hati.. terus pindah City Bank..

keluar lagi.. tapi semenjak tante sakit gak kerja.. ya itu januari

sampe juni itu gak kerja, aku sendiri kalo habis kemo gak bisa

apa-apa.. dia yang mendampingi aku dia yang support aku..

sampe gak bisa biayain sekolah anak-anak.. sekarang ya

seadanya kerjaan, gak mesti setiap bulan ada pendapatan..

W7 P Jadi bener-bener sakitnya tante sangat mempengaruhi

ekonomi keluarga ya?

J Iya.. ya itu posisi suamiku kan nggak kerja, sedangkan aku

sendiri kan masih punya utang.. dengan gajiku 700rb itupun

kalo posisi nglembur.. selama sakit kan tante gak pernah

nglembur.. itu sudah buat makan, sekolah, pinjem keluarga kan

Page 368: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

353

aku juga harus kembalikan. Aku sih bersyukurnya di rumah

sakit kan dapet beras, tante sih prinsipnya yang penting anak-

anak bisa makan.. aku bersyukurnya ya anak-anak mau

menerima keadaannya. Guru anak-anak kan mayoritas kenal..

anak-anak dapet suport dari gurunya.. mesti nanyake saya ,

gimana mama sudah sembuh? Sudah bu tinggal pengobatan aja..

bilang sama mama nggak boleh capek-capek.. sampe

sekarangpun masih ada yang peduli dengan aku.. sampe

sekarang dengan gajiku yang di potong itu.. sekitar 500ribu, aku

syukuri aku bisa makan.. kalo aku punya uang 10 ribu aja aku

awet-awet aku belikan sayur buat anak-anak.

Sampai kemarin itu hatiku loro tenan mbak, anak ku yang

pertama itu bilang mah mbok aku dibelikan motor.. rasanya aku

sakit.. aku kerja sekian tahun ok aku gak bisa mbeli’ke.. pernah

mbak besok tu anak-anak sekolah tapi aku sama sekali nggak

punya uang, tapi adaaa aja berkat Tuhan.. Tuhan beri berkat

lewat temen ku, 50 ribu..

Rasa kuatir ku ada, dengan gaji segini, makanku gimana...

karena suamiku kan gak mesti dapet penghasilan..

Kadang aku berpikir gini, temenku enak ya punya suami yang

setiap bulan dapet penghasilan sedangkan aku aja, ya kadang

dapet kadang enggak, tak syukuri.. semua nya kan dari Tuhan..

aku pernah iri sama temenku.. enak ya kapan sih aku merasakan

seperti itu.. tapi aku sih sekedar pengen cukup.. aku pinjem

saudara ku aja harus dikembalikan, sepeda motor itu hampir

ditarik karena aku gak bisa mbayar, aku mikir terus nanti kerja

suamiku piye.. tapi aku ya berserah aja lah..

W8 P Siapa aja yang tau kalo tante sakit?

J Semua orang tau.. tetangga-tetangga juga tau, kalo enggak

karena rambutku botak mereka paling gak tau.. kebetulan kan

Page 369: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

354

tetangga depan rumah kan juga pasiennya pak benny.. jadi kan

lingkungan tau gejalanya sama, walaupun saya gak kasih tau..

kalo belanja di depan kan pake kudung.. dulunya sih belum bisa

menerima, saya merasa, malu sih iya, tapi yaudah biasa aja..

W9 P Mereka jadi berubah sikap nggak?

J Enggak sih, ya tetangga depan rumah kalo ketemu,, udah

sembuh ya? Yaa... sehat yaa... tante jarang keluar sih.. tapi

mereka membei dorongan semangat lah.. kadang mereka

datang, jenguk ke rumah sakit.. kalo kalo mencibir itu enggak..

bapak-bapak mendukung..

W10 P Jadi sakitnya tante mempengaruhi semua aktivitas sosial

tante?

J Ya.. setelah saya kemo kan saya jadi gak seaktif dulu mbak.. RT

engga.. RW juga engga... mayoritas semua mendukung saya,

selama saya gak aktif kok saya juga perhatiin kegiatan RT juga

jadi nggak aktif, selama aku kemo 6 bulan ini ya nggak ada

kegiatan itu..

W11 P Sejak kapan tinggal di sini?

J Sejak tahun 1991..

W12 P Kondisi tante yang cepet capek misalnya, apakah itu jadi

mempengaruhi kegiatan sosial bermasyarakat?

J Enggak sih, selama aku kemoterapi itu kan aku jadi capek, yaaa

mempengaruhi juga sih,, misal aku duduk lama gini aku gak

bisa, ada pengaruhnya juga.. di sisi lain rasa kemanusiaanku..

rasa malu itu kan juga ada.. misalnya mau kumpul sama ibu-ibu

PKK gitu kan aku jadi malu padahal mereka juga nggak papa..

terus yang ke dua, nanti jatahnya PKK aku masuk kerja atau

habis kemo jadi gak bisa dateng.. aku sebenernya sih kepengen,

aku suka tapi kan gak bisa ikut terus, pada dasarnya aku suka

organisasi begitu karena kan kita bisa nambah pengalaman,

Page 370: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

355

yang awalnya gak tau jadi tau..

W13 P Menurut tante, kesuksesan itu apa?

J Menurut aku sukses itu.. saat melihat anak-anak ku nanti sudah

bekerja, hidup enak, tercukupi ekonomiku, aku ndak

kekurangan, anakku berhasil tidak seperti aku.. gak seperti

bapak’e, saat aku tua anak-anak ku sudah mapan..

W14 P Kalo kebahagiaan?

J Kalo aku kebahagiaan itu dari keluarga.. dalam arti hubungan

keluarga, kebahagiaan itu pada saat semua keluarga itu

menyatu.. sering aku, suami dan anak-anak ku itu ngumpul,

nggoda-nggodani sing kecil,, di uyel-uyel.. itulah yang jadi

acuan aku untuk hidup. Anak-anak ku itu masih membutuhkan

aku.. jadi kalo pas ngumpul ada satu yang gak ada itu pasti pada

nyari.. itulah yang menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan

semangat buat saya.. ternyata mereka masih membutuhkan

saya..

W15 P Tante sudah merasa bahagia?

J Kalo itu udah saya dapatkan dari dulu to mbak.. lebih yakinnya

lagi.. itu semenjak aku sakit.. aku bilang tolong mama di

doa’ke.. walaupun saya gak tau kapan mereka doain saya tapi

saya tau bahwa mereka pasti mendoakan saya, saya sedang

dipijetin kalo pas lagi capek, jadi merke kan perhatian to mbak

sama saya.. pas saya kemo itu pernah ada kejadian suami harus

pergi ke Salatiga buat rapat gereja.. akhirnya anak ku sing kecil

di pamit’ke dari sekolah. Si kecil itu nungguin aku kemo lho

mbak, aku muntah itu dia yang buang muntahanku.. tanganku di

pijeti sambil bilang.. “Ma, semangat ya ma...” itu hatiku

yaampun rasanya.. anak ku perhatian banget sama aku.. itu kan

kebahagiaan tersendiri buat aku..

Kebahagiaan buat saya kalo keluarga dukung pas saya sakit

Page 371: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

356

begini.. perhatian.. semenjak saya sakit itu yang nyuci malah

anak laki-laki ku.. walaupun kalo yang cowok itu kadang-

kadang cuek..

W16 P Menurut tante itu kualitas hidup itu apa?

J Di katakan sukses juga belum, kalo puas dengan ini.. kan tadi

aku bilang to kadang aku iri dengan teman-teman ku, enak ya

mereka rak duwe utang, enak ya suamine kerja mesti dapet

penghasilan, aku wae kadang dapet kadang orak.. berkualitas itu

mungkin dalam keadaan seperti ini aku masih bisa memotivasi

anak-anak buat belajar..

W17 P Menurut tante kriteria orang yang bekualitas itu gimana?

J Kalo aku melihat itu.. royal kerja, katakanlah pekerja keras,

kadang aku punya rasa kecemburuan, dalam arti.. temenku,

suaminya itu sudah punya pekerjaan tapi dia gak puas dengan

satu pekerjaan, dia cari pekerjaan sambilan lain lagi.. batinku

kenapa sih kok suamiku gak bisa kayak gitu sih?tapi tak

kembalikan lagi.. ohh mungkin talenta dan kemampuan

seseorang itu kan beda.. kalo menurut aku sendiri kita kan gak

boleh pasrah dengan keadaan yang seperti ini.. punya keiginan,

punya mimpi tapi untuk melangkahnya kesana tu lho yang aku

sendiri enggak ngerti.. aku nggak tau apakah hidupku itu

berkualitas tapi dari keluarga ku sendiri selama aku sakit kan

aku gak pernah minta uang buat pengobatan, aku sendiri juga

tidak mau cerita, ya mungkin menurut saya, orang yang

berkualitas ituu dia tidak puas dengan satu pekerjaan..

W18 P Menurutku dengan keadaan tante yang sakit tapi tetap

bekerja, bukan kah itu berkualitas?

J Yaa.. iya sih.. kalo saya gak kerja nanti makan apa?

W19 P Apa yang terpenting buat hidup tante?

J Karena aku kan penderita kanker, aku pengen lihat anak ku

Page 372: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

357

berhasil, kan aku gak tau kapan waktuku habis.. kalo boleh sih

aku mau lihat dulu anak-anakku mandiri, bekerja,

membahagiakan orang tua.. bagi ku itu aku bersyukur.. tapi mati

hidup kan di tangan Tuhan..

Aku itu kadang sensitif banget mbak..

Kadang aku jengkel.. urip kok orak duwe duit ki yo piye.. kan di

hati rasa nya sakit.. terus kalo denger kata-kata menyakitkan hati

gitu yo aku sakit hati mbak.. kejadiannya baru aja..ipar-ipar ku

itu lho.. kalo ada kata-katanya yang keras aku selalu jengkel..

tapi apa aku sensitive kayak gini ni karena aku sakit.

Aku pengen Tuhan kasih aku umur panjang biar bisa lihat anak-

anak ku sukses.. itulah mbak yang aku inginkan, itu rencana ku..

kalo rencana Tuhan kan aku ndak tau..

W20 P Tante merasa sudah memberi yang terbaik untuk hidup

tante?

J Kalo untuk pengobatan sih iya.. karena aku sudah jalani saran

pengobatan dari pak benny.. tapi kalo untuk keluarga kok aku

merasa belom.. aku belom bisa lunasi SPP , di sisi anak kan

pasti di oyak-oyak to mbak.. itu kan jadi tekanan sendiri buat

anak to mbak.. waktu itu anak ku pulang sekolah nangis gara-

gara belum dapet kelas mbak, karena yang belum lunas belum

bisa ambil raport dan daftar ulang.. pada saat itu aku sakit hati

mbak.. jadi kalo yang terbaik buat keluarga aku gak bisa karena

ya itu... belum bisa bayar SPP.. (subyek menjelaskan dengan

menangis). Sampe anak ku minta les.. aku bilang, Nok.. mama

tu mau yang terbaik buat kamu, les apapun oke.. tapi yang bayar

siapa.. mama kan ndak punya uang.. buat SPP mu aja belum

bisa bayar.. daripada buat ongkos les kan mending buat bayar

sekolah.. ya makanya tadi kalo hidup berkualitas aku rasa

belum, ya tadi karena anak minta buat sekolah dan les aja aku

Page 373: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

358

belum bisa.. jadi gak tau kapan aku menderita ini terus? Kapan

aku bisa raih apa yang ku inginkan? Faktor ekonomi aja yang

gak bisa mencukupi..

W21 P Berarti faktor ekonomi itu sangat mempengaruhi kualitas

hidup tante?

J Untuk sekarang iya.. karena kan sumber untuk dana kan cuma

aku tok mbak.. dulu itu aku selalu bisa pergi sama anak-anak

tiap minggu.. nah setelah suami kena PHK dan tante sakit

ekonominya jadi morat marit mbak..

W22 P Harapan tante apa?

J Aku sakit itu aku malah pengennya berbagi rasa sama orang lain

yang sesame menderita kanker, selama ini sih udah ada empat

orang ya termasuk Pak Rianto juga itu.. karena saya dapet

dukungan dari keluarga, temen-temen dan sahabat-sahabat

saya.. yang terpenting itu semangat, kalo saya punya semangat

buat hidup kita itu jadi punya motivasi buat hidup.. kalo kita

udah nglokro.. ah koyok ngene ahh koyok ngene.. dalam hal itu

aku tu pengen masuk kedalam mereka, jangan seperti itu, jangan

nglokro.. kemarin kan sempat jadi asisten dr.Eko.. kebetulan ada

pasien Ca juga.. kemo pertama dia udah rontok.. kulitnya pucet..

pucetnya itu kayak mayat gitu.. putiiihhhh bangett.. terus dokter

itu bilang ke pasien itu.. ini lho kayak susternya , susternya

sedang sakit juga tapi masih tetep semangat.. pasiennya kaget..

terus Tanya sama saya.. apa iya suster? Ah bohong kok

keliatannya sehat gak kayak orang sakit...

Terus tak jawab: iyaa bu.. ya mungkin ibu gak percaya kalo saya

sakit.. tapi saya pengen bilang sama ibu mati hidup itu di tangan

Tuhan, wong yang habis ini pulang mati aja ada apalagi kita

yang sudah tau jelas-jelas sedang sakit.. hidup itu harus

semangat kalo emang Tuhan sudah tentukan jalanNya buat sakit

Page 374: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

359

dulu ya gapapa.. turuti saran dokter saja..

Terus suster udah kemo ke berapa? Saya udah enam kali kemo..

pasiennya gak percaya.. oiya??

Iya.. saya udah 6 kali.. kuncinya emang setelah kemo itu tidak

enak, tapi yang penting itu kita minum jus setiap hari.. kalo Hb

rendan minum aja rebusan buah Bitt.. saya juga bilang gitu ke

dr.Rianto.. minum yang banyak..

W23 P Mempengaruhi hubungan seksual Tante?

J Enggak.. kan yang sakit bukan organ intim seksualnya nok..

 

Page 375: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

360

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN PENDUKUNG (Teman Subyek R)

Nama : Sumiarsih (Teman R)

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : D3

Agama : Kristen

Umur : 47 tahun

Kode Informan : SM/IP1-S2

Pekerjaan : Bidan

Alamat : Sayung, Semarang

Tempat Interview : Rumah Informan

Waktu Interview : 20 November 2011

Kode Hasil Wawancara

SM/IP1-S2 W1 P Ma, kapan pertama kenal tante?

J Wahhh wis suwi.. sepuluh tahunan yak’e.. wong isik tante

daripada mama kok. Tante mungkin wis 20 tahunan ng

Panti Wilasa.. mama kan gek ntes..

W2 P Lha ngertine sakit pas opo?

J Yo dari cerita-cerita temen-temen,cerita tante dewe kok

ada benjolan neng payudara.. terus konsultasi dokter

benny, biopsy bar kui langsung kon operasi.. ternyata

kanker terus pengobatan dilanjutkan. Kemoterapi buat

mematikan sel-sel nya.. takutnya daripada terjadi

penyebaran kan mending di antisipasi lebih dini. Kanker

Nek awal kudu di kemo, tapi nek wis lanjut harus di

radiasi.

Kemoterapi kui dimasukkan obat kemo diinfus, reaksine

obat kemo biasane terasa panas, efek mual dan muntah

yang luar biasa.. jadi mangkanya pasien kemoterapi selalu

Page 376: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

361

di pisahkan dari pasien lain, soale mengko nek pas muntah,

pasien lain kan jadi gak bisa makan. Jadi di taro ruangan

khusus, yang masuk pake pakaian lengkap, soalnya orang

kemo itukan dimatikan sel-sel kankernya, biasanya juga

mematikan sel-sel yang dilewati atau yang ada

disekitarnya, jadi daya tahan tubuhnya rendah. Kalo ada

yang masuk lagi sakit atau flu aja, pasien kankernya bisa

ketularan, soale kekebalan tubuhnya sedang lemah.

W3 P Koncone tante akeh ya ma?

J Yo nek sak rumah sakit koncone kabeh, sak grejo koncone

kabeh.. ngono to yo.. kalo udah lama kebanyakan kenal,

gak kenal itu misalnya dia pegawai baru.. yo paling ngerti

wonge tapi rak ngerti jenenge, tapi nek sak rumah sakit yo

kenal..

Orange ki yo baik, ramah, kuat, semangatnya tinggi buat

sembuh..

W4 P Dukungan temen-temene piye?

J Dukungane yo mensuport.. support supaya mau menjalani

pengobatan, kemoterapi itu kan berat.. misal kalo sampe

gak mau kemo, lha nanti anak-anak piye.. anak-anak

kehilangan ibu, suami kehilangan istri, fungsi dalam

keluarga kan timpang tapi nek menjalani pengobatan kan

misal keberhasilan tinggi, berarti kan harapan hidupnya

juga tinggi.

Kebanyakan orang itu menganggap kanker gak ada

obatnya, padahal kan pengobatan sudah maju, jadi metode

sudah banyak dikembangkan. Nek mbiyen pengobatan

kanker pasien harus pake penutup kepala sampai ke kaki

semuanya tertutup, sekarang kan enggak, ya karena metode

kedokteran sudah maju. Itu karena kanker kan pembunuh

Page 377: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

362

nomer sekian di Indonesia atau Dunia, jadi semakin

dikembangkan. Padahal banyak pasien kanker yang bisa

sembuh, contoh orang terkenalnya tu Shahnaz Haque itu

kan kanker rahim dulu, menjalani kemoterapi juga..

akhirnya juga sembuh, jadi.. salah nek bilang kanker

gabisa sembuh.. bisa...

Makanya itu kenapa penderita kanker sangat butuh

dukungan dari keluarga. Soalnya efek pengobatannya

sangat menyakitkan.

W5 P Biaya kemo ditanggung RS?

J Ditanggung RS sebagian karena kemoterapi kan obatnya

mahal. Orang tuane juga jarene kanker juga kan.. yang

ditinggali itu rumahnya orang tuanya. Tante kui pernah

cerita udah bikin rumah di daerah dokter cipto, tapi belum

ditempati, jadi masih di rumah yang lama itu.

W6 P Suami ne kerja apa?

J Duh kerja apa ya.. Karyawan swasta lepas kayaknya.. jadi

yo penghasilannya gak tetap.

W7 P Tante ki ndak aktif neng greja ma?

J Aktif.. wuuhh aktivis kuii neng grejo..panitia-panitia..

dulu-dulu sih aktif banget tapi nek setelah sakit gak tau..

W8 P Pengobatan ne biasane sui maa?

J Biasane enam kali terus minum obat buat meningkatkan

daya tahan tubuh to dek..

W9 P Menurut mama kualitas hidup ki opo?

J Kualitas hidup kui yo.. hidup yang bisa berfungsi secara

baik..

W10 P Kriterianya?

J Bisa bersosialisasi baik, fisiknya baik, mentalnya baik, bisa

mengerjakan pekerjaan baik, gak terganggu, kalo perawat

Page 378: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

363

yo bisa dinas..

W11 P Berarti tante kualitasnya baik?

J Ya... kalo untuk penderita kanker, masih bisa seperti itu..

termasuknya baik...wong masih bisa kerja.. bisa kemana-

mana.. yo termasuk baik

Page 379: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

364

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN PENDUKUNG (Suami Subyek R)

Nama : Bp. Daud (Suami R)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Umur : 40 tahun

Kode Informan : DD/IP2-S2

Pekerjaan : Wirausaha

Alamat : Jl.Citarum, Semarang

Tempat Interview : Rumah Subyek J

Waktu Interview : 20 November 2011

Kode Hasil Wawancara DD/IP2-S2 W1 P Sejak kapan om tau kalo tante sakit?

J Sekitaran setahun lalu kayaknya ya.. duh lupa-lupa inget

saya.. yaa.. tahun 2011 tengah atau akhir gitu

kayaknya..Saat itu ya tante cerita kok ada dua benjolan

dipayudaranya yang kanan, dua katanya.. lha terus ya udah

konsultasi dokter, biopsy, terus dioperasi sekalian.

Saat itu ya rasanya kaget semua, gak menyangka kok ada

penyakit itu. Tapi ya sudah, yang penting segera ditangani

saja dulu.

W2 P Saat itu keadaan tante gimana?

J Ya namanya orang dapet vonis kanker ya kaget ya.. sempat

takut, khawatir juga, apa nanti terus payudaranya diangkat

semua.. atau gimana.. tapi kata dokter kan masih stadium

awal.. jadi tidak perlu diangkat, dibersihkan aja, terus

kemo.. ini sudah jalan berapa kali ya.. kayaknya enam kali

kemo.. Puji Tuhan semuanya baik. Tante sudah bisa

Page 380: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

365

beraktifitas, bekerja..

W3 P Bener gak om, tante pernah down saat kemo ?

J Oh iya... waktu kemo kelima kondisinya kan drop..

rambutnya sudah botak itu.. tapi ya saya sama anak-anak

berusaha kasih semangat akhirnya bangkit lagi terus mau

lagi kemo yang keenam. Ya kalo abis kemo gitu kasian ya,

badannya lemah sekali, muntah-muntah.. gak bisa

kerja,hanya tiduran. Puji Tuhan sekarang sudah keliatan

sehat.

W4 P Kalo secara mentalnya? Tante pernah cerita tentang

kekhawatirannya?

J Ya ngerasa khawatir dan takut itu pasti ya.. apalagi anak-

anak masih kecil.. gimana nanti kalo ada apa-apa.. kalo

nanti saya nikah lagi, terus anak-anak gak ada yang

ngurusin.. ya saya coba buat bikin dia tenang, semua itu

yang ngatur Tuhan.. hidup mati yang tahu kan Tuhan, yang

penting kita sudah berdoa dan berusaha..

W5 P Sekarang stadium satu ya om? Kalo berobat gitu tante

sendiri atau ditemenin om?

J Iya.. Biasanya sama saya.. ya saya usahakan buat selalu

temenin dia.. kasian kalo sendirian, anak-anak kan sekolah,

ya saya ngalahi beberapa waktu berhenti kerja, ya buat

ngurusin tante dirumah..

W6 P Kan di rumah ada banyak sodara om?

J Iya tapi gak enak kalo ngerepotin sodara terus, lagipula

adek gak terlalu pinter ngerawat tante.

W7 P Dukungan seperti apa yang diberikan keluarga buat

tante?

J Kalo keluarga besar enggak terlalu mendukung.. karena

dulu sempat berhenti dari pengobatan yang disarankan

Page 381: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

366

keluarga, jadi mereka agak-agak cuek sama kondisi tante

sekarang.. paling ibuk yang pernah kesini, nengok dan

bantu ngerawat tante.. kalo saya dan anak-anak berusaha

sebaik mungkin untuk merawat tante. Ya anak-anak saya

secara nggak langsung jadi mandiri semua, kadang makan

masak sendiri, yang besar walaupun laki-laki tapi mau

nyuci baju.. yang cewek bersih-bersih.. ya mereka ikut

semangatin tante sih.

W8 P Tante sendiri sudah menerima keadaannya om?

J Kalo menerima ya sudah.. di syukuri saja semuanya

W9 P Kalo dari riwayat keluarga apakah ada yang kanker

juga..

J Iya.. kebetulan bapak mertua itu kanker usus..baru

meninggal beberapa bulan lalu, tap itu bapak ketauannya

udah telat, jadi ya penanganannya agak terlambat.

W10 P Om kerja dimana sekarang?

J Ini kemarin habis pulang dari Tegal.. kemarinnya ke

Sukoharjo.. sekarang sih kerjaan apa aja yang ada di

kerjakan, sambil nunggu ada kerjaan lain. Kalo dulu

bekerja di perusahaan yang memberi kredit ke orang-orang,

saya yang nariki tagihannya tapi kok lama-lama nggak

nyaman dengan pekerjaan itu, ya terus saya keluar..

W11 P Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tante

sakit? Ekonomi misalnya?

J Ya yang paling kentara itu pengeluaran kan semakin besar,

kalo dulu gak ada biaya berobat sekarang ada, dan

biayanya juga gak sedikit walaupunsudah dibantu sama

rumah sakit tempat tante kerja.. tapi ya tetep

mempengaruhi ekonomi keluarga.. ditambah saya juga

belum dapet kerjaan yang mapan. Tapi saya percaya,

Page 382: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

367

berkat Tuhan itu sudah disediakan, jadi ya percaya saja

cukup..

W12 P Kalo secara mental?

J Lebih sensitif.. tapi ya wajar saja lah.. kan ya dipicu sama

kondisinya...

W13 P Kalo kehubungan sosialnya? Dengan tetangga-

tetangga? Semua tetangga tahu?

J Ya tahu, gak di tutup-tutupin kok, kan ya kemarin tante

sempat rontok semua rambutnya, jadi secara gak langsung

pasti juga tahu..

W14 P Tetangga beri dukungan om?

J Ya mendukung, dateng ke rumah, kasih semangat.. biar

tante kuat menghadapinya..

W15 P Pas rontok itu tante masih tetap percaya diri om?

J Sempat ngomong.. “Pah.. aku isin gak punya rambut gini,

nek di delok kok aneh..ter’ke neng salon yok? Aku tak

bikin rambut palsu”.. ya akhirnya saya anter ke salon, terus

bikin rambut palsu.. sempet beberapa bulan pakai rambut

palsu.. terus sekarang sudah tumbuh rambut aslinya, udah

makin PD aja..

W16 P Kemarin tante cerita kalo mempengaruhi hubungan

seksual tante juga.. apa bener om? hehe

J kayak gitu itu pasti kan, orang melakukan kayak gitu kan

sama-sama senang.. kalo kayak gini kan bukan cuma yang

kanker aja yang merasakan, tapi om juga merasakan

perubahan, om yang liat sakitnya kan merasa kasian,

apalagi ya itu penting tapi lebih penting kesembuhan tante

lah.. hahaha

W17 P Om sejak kapan tinggal disini?

J Sudah sejak kecil, kan ini peninggalan dari orang tua.

Page 383: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

368

W18 P Apa arti tante buat om?

J Wah ya segalanya buat saya ya.. buat saya, buat anak-

anak.. pasti sangat berarti.. saya sama anak-anak sayang

sama tante, kadang nggak tega kalo tante pas sakit gitu..

kami berusaha semaksimal mungkin lah untuk berobat

W19 P Menurut om, tante merasa bahagia?

J Ya.. bersama keluarga dan melihat anak-anak tumbuh

besar itu membahagiakan buat kami..

W20 P Kalo dari sisi spiritualitas? Apakah menurut om, tante

dekat dengan Tuhan?

J Ya semenjak sakit, tentunya tante lebih berserah kepada

Tuhan.. ke gereja, tapi karena keadaan yang gampang

capek jadi jarang ikut pelayanan lagi.. paduan suara masih

ikut tapi kalo ya pas saya dirumah jadi biar bisa bareng..

W21 P Menurut om, definisi kualitas hidup itu apa? Kriteria

orang yang hidupnya berkualitas?

J Ya saat semua kebutuhan hidup tercukupi dan seimbang,

baik sandang, pangan, papan, papan, kasih sayang

keluarga, sosial, kehidupan rohani juga.

Jadi kalo kaya tapi banyak musuhnya banyak, korupsi.. ya

gak berkualitas.

W22 P Menurut om, hidup tante berkualitas?

J Ya... walaupun kami bukan orang kaya, tapi ya cukup..

Tuhan selalu mencukupkan.. Puji Tuhan.

Page 384: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

369

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN AHLI

Nama : dr.Benny Issakh, Sp.BT

Status : dokter subyek R

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 51 tahun

Alamat : Semarang

Pekerjaan : Dokter

Kode Informan : BI/IH-S2

Tempat Interview : Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

Waktu Interview : 20 November 2011

Kode Hasil wawancara BI/IH-S2 W1 P Dokter, sebenernya kanker itu apa sih?

J Wah.. kanker apa dulu nih? Kan banyak macamnya? Nanti

kamu saya pinjami buku saya aja ya..

W2 P Kalo kualitas hidup menurut dokter apa?

J Dalam hal apa? Kalo teori ya saya harus baca buku dulu

baru bisa menjawab..

Harusnya kamu donk yang jelasin ke saya dulu..

W3 P Yaa.. menurut dokter pribadi saja.. seseorang yang

memiliki kualitas hidup itu kriterianya gimana, begitu

dokter?

J Hmm.. kualitas hidup, kalo dalam bidang kesehatan.. yaa..

orang yang hidupnya berkualitas itu orang yang dalam

melakukan aktivitas tidak bergantung dengan bantuan orang

lain..

Artinya.. kalo ke kamar mandi aja dy harus di anter dan di

tolong orang lain itu enggak berkualitas

Page 385: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

370

W4 P Kalo menurut dokter subyek.R dan subyek.S adalah

orang-orang yang berkualitas?

J Ohhh iya.. pasti.. mereka masih bisa bekerja, mereka tidak

perlu bantuan orang lain..

Subyek R sebagai masih kerja jadi asisten perawat, dia

sangat semangat dan kuat menjalani rangkaian kemoterapi...

ini sudah berlangsung lima atau enam kali gitu..

subyek S itu.. dia kerja jadi supir ikut dokter umum yang

tadi nganterin dia konsultasi.. dia juga sudah menjalani

kemoterapi sekitar empat atau lima kali gitu.. berencana buat

pengobatan lewat terapi sinar juga di Kariadi..

W5 P Mereka rutin periksa dokter?

J Wah kalo itu lihat di RM ya.. (rekam medik)

W6 P Gejala apa yang mereka rasakan?

J Kamu lihat di RM aja kalo tentang itu saya gak hafal.. oke?

Maaf banget ini saya harus operasi pasien..

W7 P Kalo keadaan tante Reta sekarang gimana?

J Kalo keadaannya sekarang sudah sangat baik, kemoterapi

tinggal beberapa kali lagi, sehat.. tinggal melanjutkan

pengobatan, tapi memang kemungkinan dalam jangka waktu

lima tahun ke depan masih akan menjalani pengobatan, ya

mudah-mudahan engga sampe lima tahun.

Tubuhnya punya imunitas yang baik yang bisa lawan

keganasan sel kanker yang ada di tubuh R jadi ini ya sangat

baik ya.. gak semua penderita punya imun seperti dia.

 

Page 386: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

371

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN UTAMA

Nama : Subyek B

Status : Belum menikah

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Sarjana

Agama : Islam

Umur : 29 tahun

Kode Informan : B/S3

Alamat : Jl. Tlogosari no.36

Pekerjaan : Wirausaha

Status Penyakit : Kanker Darah Stadium Satu

Tempat Interview : Rumah Subyek B

Waktu Interview : 28 Desember 2011

Kode Hasil wawancara

B/S3 W1 P Cerita awalnya tau kelo sakit gimana mas?

J Kalo saya merasa mulai drop itu sejak November, berat badan

turun drastis, lemes, saya piker kan karena capek ya.. mungkin

itu sudah berlangsung lama tapi enggak kerasa jadi ya biasa

saja. Terus sampai suatu saat di paksa Dwi buat ke dokter,

awalnya saya gak mau, takutnya nanti kalo ternyata sakit

macem-macem malah kepikiran kan.. terus ditunggu aja nanti

juga sembuh sendiri, terus dicoba pake obat tradisional ternyata

juga gak mempan. Terus sambil saya menyiapkan mental saya

menyiapkan asuransi dulu, Cuma terus kan nunggu sampai 30

hari, lha setelah 30 hari itu baru saya beranikan diri ke dokter.

Kemarin kan sempat ada pemeriksaan di puskesmas, karena

alatnya masih sederhana, hanya mencapai normalnya 170.000

Page 387: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

372

leukositnya, nah alat nya gak mampu lagi mendeteksi leukosit

saya, disitu tulisannya Cuma 170.000+ gitu.. maksudnya lebih

dari angka itu, maka direkomendasikan periksa ke lab yang

lebih besar.. ternyata hasilnya 450.050 leukosit saya. Ke dokter

yang di Jl.Kelinci di USGhasilnya limpanya bengkak, ah paling

diobatin sembuh.. terus dari semua informasi itu saya coba cari

diinternet, lhoh kok semua artikel di internet menjurusnya ke

leukemia. Ada yang bilang bisa sembuh, gak bisa sembuh atau

cuma bisa dikendalikan. Kalo metode jaman dulu itu pake

kemoterapi, tapi sekarang ada obat khusus tapi ya gak banyak

berkembang ya informasinya., jadi ya susah.. jadi kalo punya

jamkesmas bisa dapet gratis, tapi bisa juga beli di apotik tapi

harganya mahal. Perbutir 250.000 padahal sehari 1.000.000. ada

bantuan juga sekitar 500.000 per bulan, kabar terbaru februari

jadi 24.000.000 pertahun. Padahal kalo jamkesmas sulit.

W2 P Kalo kondisi sekarang gimana mas? Gejalanya masih ada?

J Gimana ya, wong sebelum sakit aja gejalanya gak kerasa, paling

sekarang gejala yang paling kentara itu cepet ngantuk ya, tapi

orang cepet ngantuk kan dikiranya ya capek.. butuh tidur.. gitu..

Saya pergi keluar, naik motor atau mobil, begitu sampe rumah

rasanya harus tidur.. karena Hb ku Cuma 6 atau 7 gitu kok..

W3 P Jadi untuk kegiatan masih normal ya mas?

J Iya , tapi sekarang udah mengurangi kerjaan yang berat-berat

gitu.. kayak angkat-angkat barang berat udah enggak...

Saya punya filosofi sendiri, penyakit itu datangnya bukan Cuma

karena pola makan, kalo kita pola makannya salah kan ya sakit,

tapi obat yang paling istimewa kan memang benar-benar dalam

diri, jadi kalo udah nyentuh kepikiran, pada waktu itu 2009

akhir-2010 ada masalah yang sangat berat, nah itu mulai

kepikiran.

Page 388: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

373

Penyebab penyakit ini kan ada empat. Pertama, keturunan, kalo

keturunan kayaknya gak ada, kedua radiasi, tapi masak ya

komputer dan radiasi sengefek itu..orang lain kok enggak, terus

nuklir, apa iya pengaruh gempa Jepang, karena waktunya

berdekatan.. trus yang terakhir pola makan. Waktu itu di

Temanggung. Saking mau ngirit, saya itu bisa hidup Cuma

dengan 300.000 sudah dari bensin, kos, dan makan, sampe suatu

saat saya menyadari saya itu terlalu sering makan mie instant,

kata orang kan pengawetnya gak bagus juga, terus waktu di

Temanggung kan udara dingin, masuk ke ruangan tertutup,

disitu ngrokok semua, nah tanpa sadar, efeknya ditubuh saya.

Jarang makan sayur dan jangan kebanyakan vetsin.

W4 P Ada gak mas perbedaan sebelum dan sesudah tahu kalo

sakit?

J Kalo secara fisik gak ada sih, kalo mental.. saya berusaha sih

biar diri saya itu tetep bersyukur, tenang gak kepikiran terlalu

dalam.. makanya terus saya keluar dari kerjaan.

W5 P Ada kegelisahan?

J Ya.. sebenernya keinginan untuk sembuh dan kekhawatiran itu

berjalan seiringan ya, tapi kalo saya mikirr, ah enggak.. gak

papa.. ya sudah.. jadi saya menghindari hal-hal yang membuat

saya berpikir terlalu berat.

W6 P Kekhawatiran terbesarnya apa mas?

J Ya ini kalo sampe suatu saat harus tergantung pada obat,

ketergantungan obat itu kan efeknya kalo gak ke ginjal ya

resistant. Dosisnya akan terus meningkat.. setelah leukosit saya

turun, malah lebih susah saat mau menaikkan. Kalo efeknya

obat sih enak, badan jadi seger dan kulit jadi ketok lebih cerah..

W7 P Pernah jenuh gak mas?

J Kalo jenuh sih enggak ya, Cuma kalo lagi kecapekan tau-tau

Page 389: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

374

lupa minum obat itu kan yang kadang bikin takut sendiri, saya

kan gak mau kalo sampe hari ini minum, besok enggak,

besoknya minum.. kan malah jadi masalah. Jadi berusaha buat

rutin minum obat.

W8 P Pernah ngerasa putus asa?

J Nggak pernah sih kalo putus asa..

W9 P Sudah bisa menerima keadaan mas?

J Dulu sih sempet syok ya waktu awal-awal.. butuh waktu juga,

sekitar sebulan gitu mikir harus gimana-gimana.. Akhirnya

memutuskan untuk ngurus asuransi, buat masa depan juga kan..

kalo sekarang sih udah sih karena sakitnya kan belum terlalu

parah..

W10 P Itu mempengaruhi kepercayaan diri gak mas? Dalam

hubungan sosial?

J Enggak sih.. karena kan penyakitnya enggak menular.. ya paling

kan penularannya kalo nanti ada keturunan nanti kemungkinan

ada , bisa tertular..

W11 P Itu menjadi kekhawatiran tersendiri gak mas?

J Ya yang nanti kan biar nanti, kalo sekarang saya jalani apa yang

ada sekarang aja..

W12 P Mempengaruhi hubungan sama pacar nggak mas?

J Ya kalo sama dia enggak, tapi kalo orang tuanya iya.. sempet ya

syok juga, Tanya ke pacarku gimana keadaannya gitu.. tapi

sekarang udah biasa, udah bisa menerima..

W13 P Temen-temen disini tau mas?

J Iya tau semuanya..

W14 P Mereka mendukung? Dukungan seperti apa?

J Ya mendukung, ya sekarang lebih membantu mengerjakan hal

berat aja..dulu sempet diadain doa bersama, yang adain mereka

buat saya, saya sih gak nyembunyiin karena kan kalo banyak

Page 390: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

375

yang tau kan juga banyak yang mendoakan.

W15 P Aktivitas sosial jadi terganggu gak mas?

J Jarang keluar sih, karena lebih banyak orang yang kesini dari

pada kepentingan saya keluar gitu.. paling keluar kalo ada perlu

sangat penting, tapi lebih banyak saya didatengin dari pada saya

dating kesana.

W16 P Ini tinggal disini dengan siapa?

J Orang tua dan adek..

W17 P Kalo orang tua gimana mas?

J Ya kalo orang tua , keluarga pastinya mendukung.. yaa jadi

lebih banyak mengeluarkan uang juga untuk saya, tapi sekarang

saya nambahin asuransi, kalo dulu 3 sekarang jadi enam, ya biar

nantinya saya nggak ngrepoti orang tua.

W18 P Mas B memandang hidup itu seperti apa?

J Yang pasti hidup itu apa yang kita tanam itu yang kita petik, jadi

apapun akan kembali ke kita. Kalo tentang sakitnya mas ini,

beberapa orang bilang bahwa sakitnya mas ini karena mas kaya.

Ada juga yang bilang karena kutukan hmmm.. kesalahan masa

lalu yang pernah mas buat. Yang ketiga mungkin untuk nebus

kesalahan di masa lampau, jadi kalo dulu saya salah, terus saya

sakit , itu bisa nebus kesalahan dimasa lalu. Saya gak tau karena

apa tapi yang jelas saya menjalaninya berusaha buat selalu

bersyukur, ikhlas.. setelah kesukaran itu pasti ada berkah..

mungkin saya akan dibawa sampai kesana. Orang itu kan akan

lebih bersyukur kalo udah pernah ngerasa sakit. Apalagi

kemarin kan alhamdulilah habis haji, jadi, yaa.. setelah tau sakit

pasti merasa semakin dekat dengan Tuhan.

W19 P Mas ngerasa berharga gak?

J Kadang merasa berharga, kadang tidak... kan sesuai dengan

peristiwa apa yang sedang terjadi.. jadi karena sakit saya ini

Page 391: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

376

saya merasa gak bisa melakukan aktivitas yang sifatnya fisik.

Artinya saat ada kegiatan fisik, bantuan saya jadi gak maksimal,

jadi ngerasa gak berharganya disitu.. tapi kalo hal yang tentang

pemikiran, ide, saya masih merasa dibutuhkan..

W20 P Menurut mas, harga diri itu apa?

J Ya harga diri itu.. perhargaan terhadap diri sendiri dari apa yang

telah kita lakuin.. apa yang kita tanam itu yang kita petik

nantinya. Gampangnya kalo kita ngasih 1000 orang akan

menghargai kita, 100 orang juga akan menghargai kita. Intinya

penghargaan yang kita terima akan lebih besar lah..

Selalu nyapa orang walaupun tidak kenal.. nanti kita juga akan

dapet senyum jadi ya intinya kebaikan akan kembali dengan

kebaikan..

W21 P Mas sudah merasa bahagia?

J Sudah merasa bahagia..

W22 P Menurut mas, kebahagiaan itu apa?

J Ya semua yang ada di diri kita harus di kaitkan dengan

bersyukur dan ikhlas, jadi misal kalo kemarin kecopetan ya

mikirnya ya sudah,, besok ada rejeki lagi. Jadi apapun yang ada

di dunia ini walaupun sakit begini apapun keadaannya

semuanya di pasrahin aja.. kebahagiaan orang yang sakit kan

beda sama kebahagiaan orang yang nggak pernah sakit, jadi

saya selalu berusaha tabah mensyukuri apapun yang terjadi aja.

W23 P Jadi semuanya dikembalikan kepada Tuhan?

J Ya iya.. harus, semua sudah di gariskan kok.. kalo ini sudah jadi

prinsip saya ya.. kalo saya mikir berat malah jadi kepikiran,

kuatir dan takut akhirnya kejadian yang saya takutkan, tapi kalo

saya losss, pasrah sama Tuhan, semuanya jadi santai dan

nyaman aja..Malah Tuhan kasih mujizat..

W24 P Usahanya sudah dari kapan mas?

Page 392: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

377

J Mulai di rasa keuntungan itu.. th 2004.. kalo usaha tu tahun

pertama kedua ketiga rasanya belom ada mbaliknya..

W25 P Sudah ada berapa cabang mas?

J Dulu sih ada tiga, sekarang dua,, karena keterbatasan fisik saya

gak bisa ngontrol kesana kemari.. yang di UNNES itu malah

dadi pikiran tok.. jadi ditutup aja.. hehe

W26 P Sudah merasa mencapai kesuksesan belum?

J Kalo orang lain melihat kan yo ada yang bilang sudah sukses

ada yang bilang belum.. orang kan nggak tau didalemnya

utang’e akeh, hahaha... kayak gitu kan sawang sinawang... saya

masih mau usaha yang lain, di bidang yang berbeda.. pernah

coba bisnis property tapi belum berhasil...hehehe jatuhnya itu

bisnis gak mulai yang kecil dulu tapi langsung yang besar..

sampai suatu saat gak bisa bayar cicilan jadi ya malah rugi.. jadi

duit itu muterrrrr aja..

W27 P Kalo tujuan hidupnya ada perubahan gak mas? Sebelum

dan sesudah tau kalo sakit?

J Tujuan hidupnya yaa ingin segera menikah..

W28 P Kalo harapan hidupnya?

J Menjadi orang yang lebih baik, taat beribadah.. bisa lebih

bersyukur..

W29 P Menurut mas kualitas hidup itu apa?

J Banyak orang yang bilang kalo cukup ya.. cukup satu mobil,

cukup satu rumah, hahahaa.. kualitas hidup itu dipengaruhi oleh

beberapa aspek... misal gini, ada satu temen, yang setelah sakit

itu dia juga tetep bekerja.. yaa.. bisa disebut dy berkualitas.

Kualitas hidup kalo menurut saya pribadi itu bagaimana kita

mensyukuri apapun pemberian Tuhan.. orang sehat pun banyak

yang tidak bisa bersyukur. Kalo spiritualitasnya, ya taat

beribadah dan ada suatu kedewasaan dalam dirinya. Kalo aspek

Page 393: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

378

yang lain, ya standart kualitas itu.. ya.. minimal bisa melakukan

aktivitasnya sendiri dan mencukupi kebutuhan pokoknya..

W30 P Kalo menurut penuturan tentang kriteria kualitas hidup

tadi, mas melihat apa hidup mas sudah berkualitas?

J Di syukuri saja.. hehehe... sudah tapi belum puas jadi pengen

mengusahakan yang lebih lagi.. yang penting bersyukur aja...

W31 P Kalo menurut beberapa ahli kan kualitas hidup itu

kepuasan dari segala aspek hidupnya, kalo mas puas gak

dengan hidup mas sendiri?

J Puas...

W32 P Mas sudah merasa melakukan yang terbaik?

J Belum... masiiihhhh banyak yang harus saya lakukan...

W33 P Yang terpenting buat hidup mas sekarang apa?

J Membenahi psikis, mental dan kejiwaan untuk menjalani hari-

hari depan.. dan untuk mengerti rahasia alam dan Tuhan.

* W34 P Apa yang menjadi dorongan utama buat mas sembuh?

J Ya masih pengen bermanfaat buat orang lain, masih pengen

nyenengin orang lain.. masih pengen memberikan yang terbaik

buat Tuhan.

W35 P Pernah gak merasa gak punya harapan?

J Tergantung kondisinya,kalo lagi capek kadang-kadang iya,

kayak kemarin ngurus jamkesmas kok susahh dan ribet banget,

sempat juga jadi putus asa.. Saya itu tipe orang yang harus sama

orang banyak, nek sendirian itu mikirnya macem-macem..

hehehe.. tapi sekarang semua sudah berjalan normal sih, kalo

lagi ngedrop gitu biasanya diingetin sama orang-orang disekitar

kalo mesti kuat dan sabar..

Page 394: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

379

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN PENDUKUNG (Adik kandung dan Pacar Subyek B)

Nama : Dwi (adik kandung subyek) dan Arum (Pacar Subyek B)

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sarjana

Agama : Islam

Umur : 22 tahun

Kode Informan : Dwi (adik subyek B) = D/IP1-S3

Arum (Pacar Subyek B) = A/IP3-S3

Alamat : Tlogosari, Semarang dan Manyaran, Semarang

Pekerjaan : Mahasiswa dan Wirausaha

Tempat Interview : Rumah Subyek B

Waktu Interview : 29 Desember 2011

Kode Hasil wawancara

D/IP1-S3 W1 P Keadaanne mas bagus saiki piye Wi?

J Yo nek saiki wis lumayan apik, leukosite kan wis stabil

cuman kadang capek, biasa ne Hb ngedrop.. leukosit gak

meningkat..karena sudah ada obatnya, nah nek Hb turun kan

harus transfusi darah to..

W2 P Gejalanya gmn Wi?

J Kalo pertamanya sih kok dia keliatanne lemess,, sering

ngantuk, kalo ngantuk kan karena Hb nya turun.. berat badan

turun 17 kilo, tapi kan nggak ngeh.. lhaa perutnya

membesar, limpa nya membesar, tak pikir karena mas.B kui

flu gak sembuh-sembuh.. tak piker paru-paru, diperiksa

kemana-mana gak ketahuan, trus USG dikiranya tumor.. lha

pas meh naik Haji, alat tes nya tu gak bisa membaca

leukositnya melampaui jumlah normalnya, terus d cari

Page 395: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

380

hubungan semuanya di internet, kok ngarah ke leukemia,

Lha.. terus ke dokter darah, tnyata bener Leukemia..

W3 P Sejak kapan?

J Tahun lalu kayanya.. akhir tahun yang lalu..

W4 P Pas tau mas.B gmn?

J Ya ngedrop, pasti lah ya.. jadi pas naik Haji itu sempat

ngedrop disana, karena pas itu gak ada obat, terus kesana

tanpa obat. Katanya sampe mau diopname tapi mas.B gak

mau, Cuma istirahat dan minum air zam-zam tok..

alhamdulilah’e gak papa..

W5 P Tapi dia sekarang sudah bisa menerima keadaannya ya

Wi?

J Ya iya.. pertama kalinya ya gitu.. kenapaa.. kok bisa sakit

gini.. tapi lama-lama ya enjoy aja dia.. dulunya takut-takut

tapi sekarang enggak...

W6 P Mempengaruhi kegiatannya ya wi?

J Iyaa,, dulunya kan kerja sekarang udah engga, yawis ngurusi

kerjaan sing di rumah wae..

W7 P Ada riwayat keluarga?

J Engga. Kalo keluarga engga ada, kata dokter mungkin

karena lingkungan. Lingkungan tempat kerja yang perokok,

mas.B gak ngrokok, tapi kalo di tempat kerja semua ngrokok

walaupun didalem ruangan, juga karena dulu hampir setiap

hari makan mie.. vetsinnya itu.. kata dokter sih itu..

W8 P Perbedaannya sebelum dan sesudah sakit beda gak sih

kegiatannya?

J Iya.. tapi berkurang.. gak terganggu, tapi memang

mengurangi biar nggak terforsir..

W9 P Semua orang tau ya?

J Tau sih.. tau sih.. penyakit gitu kalo di umpetke kan jadi

Page 396: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

381

pikiran, kan malah gak bagus.. jadi mending kalo banyak

yang tau kan bisa berbagi rasa..

W10 P Sikap orang lain gimana?

J Support,, awal-awal dulu iya sering kesini, kalo sekarang

kan sudah aktivitas seperti biasa.. gak capek-capek.. jadi

yowis berjalan normal semua...

W11 P Bisa naik motor / mobil gitu ya wi?

J Bisa.. jarak jauh pun bisaaa... kalo ada kerjaan masih

dilakoni sendiri.. tap ya itu setelah pergi gitu.. harus

langsung tidur.. istirahat.. biasane badanne panas...

W12 P Menurutmu mas.B merasa bahagia?

J Wahhh ya nek kui kan ya mas.B ya yang merasakan, kalo

dilihat sih enjoy aja sih.. hahhaha

D/IP2 W13 P Pacarnya yang mana?

J Lha itu.. sambil menunjuk ke arah yang lain..

A/IP3 W14 P Ohh.. mbak sudah lama pacaran sama mas.B?

J Sudah lima tahun, hehe

W15 P Udah lama yaa.. oya mbak kalo ke hubungan kalian,

mempengaruhi gak keadaan mas.B yang sakit sekarang

ini?

J Enggak sih, biasa ajaa..

W16 P Kalo di keluarga mbak sendiri?

J ya sempat ada sedikit masalah, tapi sekarang sudah baik

semua kok.. hehehe..

W17 P Katanya mau menikah mbak?

J Hahaha.. iya.. tapi belum tau.. may be... maybe januari,

maybe februari.. hahahhaa

D/IP2 W18 P mas.B rajin ibadah?

J Ya.. taat banget.. dia berusaha buat mendekatkan diri pada

Allah, dengan menunaikan ibadah haji jugaa..

Page 397: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

382

W19 P Pernah cerita tentang kekhawatirannya gak wi?

J Ya pernah, yo kadang jadi diem, kadang cerita, nanti nek

gini.. gini.. gini piyee.. yo tapi mungkin ini cobaan buat dia

buat semakin taat...

W20 P Dia semangat banget wirausaha ya wi?

J He’e oq.. pengene kabeh bidang dijajal.. hahaa

W21 P Di rumah mbe siapa aja wi?

J Ya aku, mas, bapak ibu.. tapi ini kebetulan lagi keluar..

W22 P Sikap ba[ak ibuk gimana wi?

J Ya pertama-pertama kami yo kaget, sedih.. yaa gitu lah.. tapi

tetep dukung mas, ben dia juga tetep semangat...

W23 P Temen-temen mas.B dukung semua ya wi?

J Iyaa baik oq.. sempet adain doa bareng juga..

W24 P Gimana mas.B menyikapi penyakitnya?

J Hemm.. dia sih menikmati aja sekarang, pernah cerita, yoo

lebih bersyukur dan mendekatkan diri ke Allah aja..

W25 P Mas.B orang yang percaya diri ya wi?

J Kalo PD sih PD aja.. gak pernah dia merasa minder..

W26 P Pernah gak sengaja gak minum obat karena bosen atau

putus asa gitu?

J Setauku sih enggak pernah ya... selalu berusaha minum,

yaelah,.. obatnya kan juga mahal, carinya susah,,

katakanlah.. sehari satu juta, mosok yo gak diminum..

Page 398: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

383

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN PENDUKUNG SUBYEK B (Teddy)

Nama : Teddy (Teman subyek)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Sarjana

Agama : Islam

Umur : 30 tahun

Kode Informan : TD/IP2-S3

Alamat : Rinjani, Semarang

Pekerjaan : Wirausaha

Tempat Interview : Rumah Subyek B

Waktu Interview : 22 Desember 2011

Kode Hasil wawancara TD/IP2-S3 W1 P Kamu tau dia sakit kanker?

J Tau, sel darah putihnya memakan sel darah merah.. hal

tersebut disebabkan sikap workaholic beliau, karena tuntutan

pekerjaan, beliau bisa jarang makan, jarang berdiri, jarang

minum bahkan bisa jadi jarang tidur. Kalo ada pekerjaan,

beliau selalu memikirkan sebaik-baiknya sampe kerjaan itu

selesai. Mungkin Cuma satu atau dua jam tidurnya dalam

sehari. Yang dipikirannya cuma pekerjaan. Dia itu pekerja

keras.

W2 P Taunya kapan om?

J Taunya ya saat dia masuk RS , ceritanya kecapekan

kemudian memaksakan diri malem-malem ke Temanggung

naik motor hujan deres, disana udah gliyengan, terus dibawa

ke Semarang trus aku dapet berita ya itu kena leukemia

W3 P Apa dia gak kaya orang sakit?

Page 399: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

384

J Badannya sih makin kurus. Yaaa tapi semangat hidupnya

masih tinggi tak bilangin, kalo udah diberi sakit gini, disuruh

istirahat..

W4 P Temennya banyak? Sikap dia gimana ke temennya?

J Banyak sih tapi lebih ke temen-temen PASMA PRISMA..

Sikapnya baik sih, selalu nolong..sebisa mungkin dia gak

mengecewakan temennya..dalam hal ekonomi tentunya, dia

sering bantu temen-temennya

W5 P Ortunya kerja apa sih? Dia paling deket sama sapa?

J Ibuknya dulu PNS, bapaknya dosen.. Bapaknya orangnya

sangat keras.. Sama adeknya kalo dirumah kan ortunya

sibuk..

W6 P Dukungan seperti apa yang temen-temen kasih?

J Kunjungan aja udah cukup ya buat dia..

W7 P Pernah putus asa sampe mau bunuh diri gak sih?

J Enggak lah.. ga sampe kaya gitu.

W8 P Dia orang yang percaya diri?

J Iya.. dia PD..

W9 P Penyakitnya bikin dia mengurung diri dari lingkungan

ga sih om? Dia ikut kegiatan sosial gak?

J Engga.. lebih kegiatan sama temen-temen sih.. misalnyabagi

makanan ke anak jalanan, ke panti asuhan

W10 P Dia semangat buat sembuh gak?

J Iya semangat sembuhnya besar.

W11 P Peran pacarnya menurutmu gimana?

J Perannya besar sekali, sebagai pendamping, penyemangat,

pengingat dan asisten pribadi, hahahahahhaa membantu

pekerjaan mas B juga sih soalnya. Pacarnya pernah ngeluh

karena sikap workaholicnya mas B

W12 P Menurutmu definisi kualitas hidup itu apa?

Page 400: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

385

J Hmm... kualitas hidup itu dimana kita bisa mencukupi

semua kebutuhan dan berperilaku berkualitas. Jadi misalnya,

kualitas diri, sejauh mana kita berguna buat orang lain ,

menjaga sikap dan berpenampilan tepat di tempat yang tepat,

sehat jasmani, rohani,

W13 P Menurut mu mas B hidupnya berkualitas?

J Iya.. dia bisa mencukupi semua kebutuhannya dan hidupnya

berguna buat orang lain..

Page 401: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

386

LAPORAN HASIL WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN AHLI (Dokter Subyek B)

Nama : dr.Andrea

Status : dokter subyek B

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 40 tahun

Kode Informan : An/IH-S3

Alamat : Semarang

Pekerjaan : Dokter

Tempat Interview : Ruang 09 (Ruang Fisioterapi) RS. Panti Wilasa Citarum

Waktu Interview : 23 November 2011

Kode Hasil wawancara

An/IH-S3 W1 P Leukimia itu gimana dokter?

J Leukemia itu penyakit klasifikasi kanker pada darah atau

sum-sum tulang belakang. Ada pertumbuhan tidak normal

dari sel-sel pembentuk darah umunya pada leukosit.

Leukemia sendiri artinya darah putih, pada penderita

jumlah sel leukosit nya melebihi normal.

Kalo pada B itu leukemia leukemik, jumlah leukositnya

lebih dari normal.

W2 P Penyebabnya apa dok?

J Penyebabnya belum diketahui pasti.. bisa karena radiasi,

bahan kimia atau bisa juga lingkungan.

W3 P Gejalanya?

J Biasanya pasien, demam, mudah capek, ada

pembengkakan di perut , limpa nya bengkak, berat

badannya turun drastis..

W4 P Penularannya?

Page 402: KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER

387

J Bisa karena keturunan..

W5 P Menurut dokter, kualitas hidup itu apa?

J Hidup yang berkualitas itu.. ya hidup yang bisa mandiri..

tetap bisa beraktifitas.. gak bergantung dengan orang lain..

W6 P Menurut dokter, Mas.B itu termasuk orang yang

memiliki kualitas hidup nggak?

J B itu.. dia punya usaha sendiri di rumah, dia juga sempet

cerita masih bekerja di suatu perusahaan, tapi memang

pekerjaannya santai jadi bisa di atur.. kalo lagi ada kerjaan

aja dia kerjanya.

B itu juga orang yang penuh semangat, dia mewakili

perkumpulan orang-orang penderita leukemia yang sedang

berusaha untuk mendapatkan obat.. dia koordinatornya.. ya

menurut saya dia berkualitas, karena.. masih bisa

beraktifitas, dia masih bekerja, dan tentunya dia bisa

mandiri juga.