GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA WAARA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA PERIODE JUNI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Wa Ode Isnawati PSW.1B.2013.0098 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA WAARA KECAMATAN LOHIA
KABUPATEN MUNA PERIODE JUNI TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Wa Ode IsnawatiPSW.1B.2013.0098
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Dasarpada Bayi 0-11 bulandi Desa WaaraKecamatan Lohia
Kabupaten Muna Periode JuniTahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya
tahun 2016
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada
Sang Maha Pencipta Alloh SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Gambaran Pengetahuan Ibu
tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di Desa Waara
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna periode Juni Tahun 2016 dapat selesai
tepat pada waktunya.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis
haturkan kepada Ibu Sartina, SST selaku Pembimbing I dan Ibu Rosdiana Ita, SST
selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi,
petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat
berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi
Kebidanan Paramata Raha sekaligus penguji Karya Tulis Ilmiah.
vi
3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna yang telah
membantu memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian ini
5. Kepala Puskesmas Waara yang telah banyak membantu penulis dalam
pemberian informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh Petugas Puskesmas Waara khususnya petugas Poli KIA/KB yang
bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Orang tuaku Ayahanda La Ode Mongkolo dan Ibunda Wa Hisafi yang paling
kucintai, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material
serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama
mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang
yang paling kucintai dalam balutan rohmat dan hidayah-Nya.
8. Seluruh saudaraku yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi
selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,
terima kasih atas semangat yang kalian berikan dan sahabat – sahabatku atas
persahabatan yang tulus selama ini, serta yang pernah menjadi temanku,
terima kasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini.
vii
Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari
bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi
maupun penulisannya, karena ”Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Daftar Gambar.................................................................................................. xi
Intisari .......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 8
1. Imunisasi Dasar ….………………………………………… 8
2. Manfaat Imunisasi………………………………………….. 18
3. Pengetahuan ………………………………………………. 19
B. Landasan Teori…………………………………………………. 29
C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 30
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 32
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 32
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 33
E. Definisi Operasional ................................................................... 33
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 34
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 34
ix
H. Jalannya Penelitian ..................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................... 37
B. Pembahasan ............................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 49
B. Saran .......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran – Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Menurut BukuKesehatan Ibu dan Anak ....................................................................... 10
Tabel 2 : Definisi Operasional dan Kriteria Objektif............................................ 33
Tabel 4. Tenaga Kesehatan Puskesmas Waara Kecamatan Lohia KabupatenMuna................................…………………………………………….. 38
Table 5 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan TingkatTahu tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan diDesa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun2016………………………………………………………………….... 41
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan TingkatPaham tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan diDesa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun2016………………………………………………………………….... 42
Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan TingkatAplikasi tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan diDesa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun2016………………………………………………………………….... 43
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Konsep…………………………………………......... 30
Gambar 2 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu diDesa Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………... 39
Gambar 3 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu diDesa Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………... 40
Gambar 4 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu diDesa Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………... 40
xii
INTISARI
Wa Ode Isnawati (PSW.B.2013.IB.0025) “Gambaran Pengetahuan Ibutentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Waara,Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni tahun 2016 ” di bawahbimbingan Sartina dan Rosdiana Ita
Latar Belakang: Pada tahun 2016 periode Juni di Puskesmas Waara terdapat234 bayi yang diberikan imunisasi HB0 70 bayi (29,91%), BCG sebanyak 78bayi (33,33%), polio I sebanyak 79 bayi (33,76), polio II sebanyak 64 bayi(27,35), polio III sebanyak 62 bayi (26,49%), polio IVsebanyak 52 bayi(22,22%), DPT HBI sebanyak 62 bayi (26,49%), DPT HBII sebanyak 51 bayi(21,79%), DPT HBIII sebanyak 45 bayi (19,23%) dan campak 46 bayi (19,65%)Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif denganmenggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan tehnik total sampling.Hasil Penelitian: Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasidasar berdasarkan tingkat tahu secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar54,84%, sedangkan kategori cukup sebesar 41,93% dan kategori baik sebesar3,33%. Berdasarkan tingkat paham secara umum yaitu pada kategori kurangsebesar 58,1%, sedangkan kategori cukup sebesar 41,9% dan kategori baiksebesar 0%. Berdasarkan tingkat aplikasi secara umum yaitu pada kategori kurangsebesar 83,87%, sedangkan kategori cukup sebesar 9,68% dan kategori baiksebesar 6,45%.Kesimpulan: Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasidasar berdasarkan tingkat tahu, paham dan aplikasi yang terbanyak yaitu padakategori kurang dengan persentase masing-masing yaitu sebesar 54,84% (tingkattahu), sebesar 58,1% (tingkat paham) dan sebesar 83,87% (tingkat aplikasi).
Kata kunci: Pengetahuan, Imunisasi Dasar pada BayiDaftar Pustaka : 9 (2010 – 2016)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan suatu bangsa dan negara dapat diukur dengan indikator.
Angka kematian balita merupakan salah satu indikator yang sangat sensitif, tidak saja
mengukur derajat kesehatan tetapi untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa
dan negara. Dengan demikian setiap negara akan berusaha untuk menekankan supaya
angka kematian pada balita dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC,
Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu
penyebab kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kurang
lebih 1,7 juta kematian per tahun pada anak atau balita di Indonesia adalah akibat
PD3I. Agar target nasional dan global dengan cara eradikasi, eliminasi dan redusir
terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan
merata sampai mencapai tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang
tinggi (Iwansyah, 2012).
Salah satu upaya dalam mewujudkan dan meningkatkan mutu kesehatan anak
pada suatu bangsa dan negara tidak lepas dari dasar keluarga yang harmonis, penuh
kesadaran, tanggung jawab dan kesetiaan untuk berkorban serta pengetahuan ibu
dalam memberikan imunisasi terhadap anak balita dalam mencegah penyakit yang
ditimbulkan oleh PD3I atau mengurangi angka kematian terhadap anak balita.
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Penyaki-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC, Diphteri,
2
Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B. penyakit ini merupakan
penghambat pertumbuhan dan perkembangan anak balita (Atikah P, 2010).
Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui
pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh,
dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan
kesehatan dan memutuskan mata rantai penularan, agar penyelengaraan imunisasi
dapat mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya pedoman penyelenggaraan
imunisasi. Hal ini sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor
1053/MenKes/SK/IX/2004 (Iwansyah, 2012).
World Health Organization (WHO) mulai menetapkan program imunisasi
sebagai upaya global dengan Expanded Program on Imunization (EPI), yang
diresolusikan oleh World Health Assembly (WHA). Terobosan ini menempatkan EPI
sebagai komponen penting pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam
pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 1981 mulai dilakukan imunisasi polio, tahun
1982 imunisasi campak, dan tahun 1997 imunisasi hepatitis mulai dilakukan. Pada
tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di indonesia cukup tinggi
dibandingkan beberapa negara berkembang lainnya (Atikah P, 2010).
Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dengan imunisasi cacar.
Tahun berikutnya imunisasi tidak berkembang signifikan, perkembangan baru
dirasakan pada tahun 1973 dengan dilakukannyan imunisasi BCG untuk
menanggulangi Penyakit Tuberklosis. Disusun imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu
hamil pada tahun 1974, kemudian imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) pada bayi
diadakan pada tahun 1976. Pada tahun 1977, Pemberian suntikan imunisasi pada
3
bayi, tepat pada waktunya merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan
bayi. Imunisasi diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak. Melakukan
imunisasi pada bayi merupan bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.
Imunisasi dapat diberikan ketika ada kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada
petugas kesehatan atau tekan imunisasi. Jika bayi sedang sakit yang disertai panas,
menderita kejang sebelumnya, atau menderita penyakit sistem saraf, pemberian
imunisasi perlu dipertimbangkan (Iwansyah, 2012).
Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh
terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal
kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi
tidak menyenangkan untuk bayi (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tetapi
rasa sementara akibat suntikan bertujuan untuk kesehatan anak dalam jangka waktu
panjang (Atikah P, 2010).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisai. Proporsi kematian bayi yang disebabkan karena
tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu 67%. Dalam upaya
pencegahan TN maka imunisai diarahkan kepada pemberian perlindungan baru lahir
dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi tetanus neonatorum
merupakan salah satu target harus dicapai sebagai tindakan lanjut dari world summit
for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Imunisasi DPT
bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria (Iwansyah, 2010).
4
Imunisasi yang diberikan pada kanak-kanak serta bayi merupakan cara yang
paling berkesan dan kos efektif untk melindungi mereka dari penyakit tuberculosis
(TB), difteri, pertussis, tetanus, poliomyelitis, campak, rubella dan hepatitis B. walau
bagaimanapun masih terdapat kanak-kanak yang tidak diberi imunisasi karena
kekurangan pengetahuan mengenai vaksin serta Manfaat imunisai, salah paham
mengenai kontra indikasi, kerisauan tentang kesan sampingan serta komplikasi vaksin
(Iwansyah, 2010).
Berdasarkan data provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 jumlah bayi adalah
51325 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG sebanyak 23367 bayi (45,52%) ,polio
I - V sebanyak 45517 bayi (88,68%) DPT-HB I- III sebanyak 37372 bayi (72,81%),
campak sebanyak 44548 (86,79%) dan HB0 sebanyak 34455 bayi(67,13%) (BPS
Sultra, 2014).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2015 jumlah
bayi untuk Puskesmas Waara adalah 233 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG
sebanyak 164 bayi (74,5%) , polio I sebanyak 168 (76,4%), polio III sebanyak 144
(65,5%) dan polio IV sebanyak 146 (66,4%), DPT-HB I sebanyak 158 (71,8%),
DPT-HB II sebanyak 158 (71,8%) DPT-HB III sebanyak 137 (62,3%), campak
sebanyak 164 (74,5%) dan HB0 sebanyak 106 bayi (48,2%) (Dinas Kesehatan Kab.
Muna , 2015).
Sementara pada tahun 2016 periode Juni 234 bayi yang diberikan
imunisasi HB0 70 bayi (29,91%), BCG sebanyak 78 bayi (33,33%), polio I
sebanyak 79 bayi (33,76), polio II sebanyak 64 bayi (27,35), polio III sebanyak
* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4minggu(1 bulan)
** Anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harusdiberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk pilek, diare,demam ringan dan sakit bukan halangan untuk imunisasi
Keterangan :
: Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu yang masih diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu yang tidak diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum
lengkap
e. Pentingnya Imunisasi dan Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi.
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam
pencegah penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang
mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak
yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat
bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukan pada
program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusi, tetanus polio,
campak dan hepatitis B (Iwansyah, 2012).
1) Tuberculosis (TBC)
TBC adalah suatu penyakit penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit TBC
ini dapat menyerang semua golongan umur dan diperkirakan terdapat 8
juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang pertahun.
Di negara-negara berkebang kematian ini merupakan 25% dari kematian
12
penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95%
penderita TBC berada di negara berkembang (Iwansyah, 2012).
Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung
mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain paris.
Indikasinya untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
Komposisi : setelah dilarutkan dengan 4 ml pelarut, tiap ml vaksin
mengandung basil BCG hidup 0,75 mg, Natrium Glutamat 1,87 mg dan
Natrium Klorida 9 mg.
Dosis dan Cara pemberian :
a) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu
dengan 4 ml pelarut NACL 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan
alat suntik steril dengan spoid 5 ml.
b) Dosis pemberian : 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi ≤ 1tahun
c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertion
musculus deltoideus), dengan menggunakan alat suntik dosis tunggal
yang steril dan jarum suntik no. 25 G
d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
Efek Samping : Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang
bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul
indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi
pustule, kemudian pecah menjadi ulkus. Luka tidak perlu pengobatan,
akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-
kadang terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak dan leher, terasa
13
padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal,
tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan
sendirinya.
2) Difteri Pertusis, dan Tetanus
Difteri adalah merupakn penyakit infeksi yang dapat disebabakan
oleh coryne bacterium diphtheriae merangsang saluran pernapasan
terutama terjadi pada balita. Penyakit difteri mempunyai kasus kefatalan
yang tinggi. Pada penduduk yang belum divaksin ternyata anak yang
yang berumur 1-5 tahun paling banyak diserang kekebalan (antibodi)
yang diperoleh dari ibunya hanya berumur satu tahu.
Pertusi atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh Bordotella pertusi pada saluran pernapasan. Penyakit ini
merupakan penyakit yang cukup serius pada bayi usia dini dan tidak
jarang menimbulkan kematian. Seperti halnya penyakit infeksi saluran
pernapasan akut lainnya, pertusi sangat mudah dan cepat penularannya.
Penyakit ini dapat merupakan salah satu penyebab tingginya angka
kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk.
Tetanus adalah penyaki yang disebabkan oleh kuman bakteri
Clostridium tetani. Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara yang
sedang berkembang, terutama dengan masih seringnya kejadian tetanus
pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum). Penyakit terjadi karena kuman
Clostridium tetani memasuki tubuh bayi lahir melalui tali pusat yang
kurang terawat. Kejadian seperti ini sering kali ditemukan pada
14
persalinan yang dilakukan oleh dukun kampung akibat memotong tali
pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang tidak steril. Tali pusat
mungkin pula dirawat dengan berbagai ramuan, abu, daun-daunan dan
sebagainya. Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian tetanus
neonatorum ini adalah dengan pemberian imunisasi.
Vaksin DPT mengandung toksoid difteri, toxoid tetanus yang
dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin hepatitis B yang
merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan
bersifat non infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA
rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui
teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. Indikasinya untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap pentakit difteri, tetanus, pertusis
dan hepatitis B.
Dosis dan Cara Pemberian :
a) Pemberian dengan cara intra muskuler, 0,5 ml sebanyak 3 dosis
b) Dosis pertama diberikan 2 bulan, dosis selanjutnya dengan
interval minimal 4 minggu (1 bulan).
Efek samping : Reaksi lokal atau sistemik yang bersifat ringan.
Kasus yang terjadi adalah bengkak, nyeri, penebalan kemerahan pada
bekas suntikan, menangis menjerit terus menerus lebih dari 3 jam,
kadang-kadang terjadi reaksi umum demam seperti demam > 38,5 oC,
muntah.
15
3) Poliomyelitis
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio.
Berdasarkan hasil surveilans AFP (Acute Flaccide paralysis) dan
pemeriksaan laboratorium, penyakit ini sejak tahun 1995 tidak ditemukan
di indonesia. Namun kasus AFP ini dalam beberapa terakhir kembali
Distribusi responden menurut pendidikan di Desa Waara Kabupaten
Muna tahun 2016 dilihat pada Gambar 2.
Sumber: Data Primer, 2016Gambar 2. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016
Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berpendidikan
SMA sebesar (65%), selanjutnya pendidikan SMP sebesar (18%),
pendidikan perguruan tinggi sebesar (13%), dan responden dengan
pendidikan terendah SD sebesar (4%).
2) Umur Responden
Distribusi responden menurut umur di Desa Waara Kabupaten Muna
tahun 2016 dilihat pada Gambar 3.
4%
18%
65%
13%
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi
40
Sumber: Data Primer, 2016Gambar 3. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016
Berdasarkan Gambar 3, responden terbanyak berumur antara
21-30 tahun yaitu sebesar (64%%), selanjutnya umur 31 -40 tahun
sebesar (26%), dan responden berumur < 20 tahun yang sebesar
(10%)
3) Pekerjaan Responden
Distribusi responden menurut pekerjaan di Desa Waara Kabupaten
Muna tahun 2016 dilihat pada Gambar 4.
Sumber: Data Primer, 2016Gambar 4. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016
10%
64%
26% <20
21-30
31-40
90%
3%
7%
IRT
PNS
Honorer
41
Berdasarkan Gambar 4, pekerjaan responden terbanyak pada
IRT sebesar (90%) selanjutnya pekerjaan honorer sebesar (7%), dan
responden dengan pekerjaan terendah pada PNS (3%).
2. Hasil Analisis Data
Setelah data primer tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan
pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam
bentuk analisis univariat.
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel
yang di teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang
selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel.
a. Tingkat Tahu
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat tahu responden
tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016 hal ini
dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Tahu
tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulandi Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
Periode Juni Tahun 2016Tingkat tahu Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 1 3,33%Cukup 13 41,93%Kurang 17 54,84%
Jumlah 31 100 %
Sumber : Data primer, Juni 2016
42
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang
mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada
pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (54,84%), pengetahuan
cukup sebesar 9 orang (41,93%) dan pengetahuan baik sebesar 1 orang
(3,33%).
b. Tingkat Paham.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat paham responden
tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna periode Juni tahun 2016 hal ini
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Paham
tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulandi Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
Periode Juni Tahun 2016Tingkat tahu Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 0 0%Cukup 13 41,9%Kurang 18 58,1%
Jumlah 31 100
Sumber : Data primer, Juni 2016
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang
mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada
pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (58,1%), pengetahuan
cukup sebesar 9 orang (41,9%) dan pengetahuan baik sebesar 0%.
c. Tingkat Aplikasi.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat aplikasi responden
tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara
43
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna periode Juni tahun 2016 hal ini
dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Aplikasi
tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di Desa WaaraKecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016
Tingkat Aplikasi Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 2 6,45%Cukup 3 9,68%Kurang 26 83,87%
Jumlah 31 100
Sumber : Data primer, Juni 2016
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang
mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terbanyak pada
pengetahuan kategori kurang sebesar 26 orang (83,87%), pengetahuan cukup
sebesar 3 orang (9,68%) dan pengetahuan kurang sebesar 2 orang (6,45%).
B. Pembahasan
1. Tingkat Tahu
Hasil dari penelitian menunjukkan Tabel 5 bahwa dari 31 responden
yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada
pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (54,84%), pengetahuan cukup
sebesar 9 orang (41,93%) dan pengetahuan kurang sebesar 1 orang (3,33%).
Menurut Notoadmojo (2003) dalam Putri Ariani (2014), pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan salah
satunya adalah tingkat tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah di pelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
44
yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain dengan
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
Dari studi pendahuluan yang dilaksanakan penulis melalui metode
wawancara dengan 8 ibu yang memiliki bayi di desa Waara tahun 2016 pada
bulan Juli , diketahui bahwa 2 orang tamat SD, 2 orang tamat SMP, 2 orang
tamat SMA, dan 2 orang tamat PT hasil dari wawancara itu bahwa
kebanyakan ibu – ibu tidak mengetahui manfaat imunisasi. Hal ini
menandakan bahwa pengetahuan tentang manfaat imunisasi masih sangat
kurang.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang didapat oleh peneliti bahwa
pengetahuan yang terbanyak pada kategori kurang sebesar (54,84%).
Kemudian dilihat dari pendidikan responden kebanyakan memiliki
pendidikan terakhir hanya sampai SMA.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Putri Ariani (2014) bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu
pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
45
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula.
2. Tingkat Paham
Hasil dari penelitian dari Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 31
responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak
pada pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (58,1%), pengetahuan
cukup sebesar 9 orang (41,9%) dan pengetahuan kurang sebesar 0%.
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Notoadmojo (2003) dalam
Putri Ariani (2014), memahami diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat
menginterpretaskan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tingkat pengetahuan
terbanyak pada kategori kurang yaitu 60 orang (54,84%) hal ini dikarenakan
informasi – informasi yang didapat dari Puskesmas Waara, responden masih
kurang paham yang berkaitan dengan manfaat imunisasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut
Putri Ariani (2014), yaitu usia. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap
46
dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih
berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia
tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak
waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini .
Dari studi pendahuluan juga yang dilakukan di Puskesmas Waara
bahwa telah dilakukan posyandu dengan posko – posko terdekat dari masing
– masing Desa serta kader – kader untuk menyampaikan manfaat imunisasi
dasar akan tetapi hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan
oleh peneliti karena hasil yang didapat berdasarkan tingkat paham itu
terbanyak pada kategori kurang sebesar (54,84%).
Berdasarkan teori yang dikemukakan Putri Ariani (2014) bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden adalah informasi.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal
dapat memberikan mempengaruhi jangka pendek (Immediate impact)
sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan berbagai
media massa untuk seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain – lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
orang.
47
3. Tingkat Aplikasi
Hasil dari penelitian Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 31 responden
yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terbanyak pada
pengetahuan kategori kurang sebesar 26 orang (83,87%), pengetahuan cukup
sebesar 3 orang (9,68%) dan pengetahuan kurang sebesar 2 orang (6,45%).
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Putri Ariani (2014) bahwa
aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya.
Berdasarkan teori yang dikemukakan Putri Ariani (2014) bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden adalah informasi.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal
dapat memberikan mempengaruhi jangka pendek (Immediate impact)
sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan berbagai
media massa untuk seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain – lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
orang.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor yang
mempengaruhi pengatehauan diantaranya adalah lingkungan dan pengalaman.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
48
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
Sedangkan pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman
belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang merupakanmanifestasi dari keterpaduan menalar secara
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya
maka, dapat disimpulkan bahwa :
1. Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasi dasar
berdasarkan tingkat tahu secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar
54,84%. Sedangkan kategori cukup sebesar 41,93% dan kategori baik sebesar
3,33%.
2. Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasi dasar
berdasarkan tingkat paham secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar
58,1%. Sedangkan kategori cukup sebesar 41,93% dan kategori baik sebesar
0%.
3. Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasi dasar
berdasarkan tingkat aplikasi secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar
83,87%. Sedangkan kategori cukup sebesar 9,68% dan kategori baik sebesar
6,45%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Kepada petugas kesehatan Puskesmas Waara lebih meningkatkan lagi edukasi
kepada ibu – ibu yang memiliki bayi untuk lebih mengetahui tentang manfaat
imunisasi. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi bayi perlu lebih
50
ditekankan kepada masyarakat agar masyarakat lebih sadar dan tergerak
untuk membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi.
2. Bagi masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi diharapkan untuk
meningkatkan pengetahuannya secara mandiri tidak hanya bergantung pada
tenaga kesehatan, yaitu dengan cara mencari informasi tentang imunisasi
dasar pada media cetak seperti buku, majalah, dll ataupun media elektronik
dan bisa juga bertanya pada orang yang tua atau orang yang lebih
pengalaman.
3. Bagi pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut
diharapkan agar bisa mengkaji lebih dalam mengenai sikap dan perilaku ibu
dalam pelaksanaan imunisasi berdasarkan tingkat pengetahuanya agar dapat
dikategorikan apakah tingkat pengetahuanya baik di ikuti pula oleh sikap
patuh dalam pelaksanaan imunisasi
51
DAFTAR PUSTAKA
Anik, Maryunani (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta timur :CV Trans Info Media
Anonim, (2015) Imunisasi Hepatitis B. http://kenginfo.com/2015/06/5-lima-imunisasi-dasar-lengkap-untuk.html. Diakses tanggal 1 Agustus 2016
BPS Sultra (2014) Badan Pusat Statistik Sultrahttp://sultra.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/21. Diakses tanggal 15Juli 2016
Iwansyah (2012) Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian ImunisasiDasar Pada Bayi Umur 0-9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kelurahan Mappala Kota Makassar. http://iwansyah.com/2013/09/Gambaran- Pengetahuan -Ibu –Terhadap- Pemberian- Imunisasi Dasar -Pada –Bayi- Umur 0-9 Bulan- Di Wilayah- Kerja -Puskesmas -Kassi-Kassi -Kelurahan Mappala –Kota- Makassar.html Diakses tanggal 18 Juli2016
B C K B C K B C K1 Ny.K 27 SD IRT Desa Waara √ √ √2 Ny.N 21 SMS IRT Desa Waara √ √ √3 Ny.M 24 SD IRT Desa Waara √ √ √4 Ny.N 22 PT Honorer Desa Waara √ √ √5 Ny.N 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √6 Ny.J 28 PT IRT Desa Waara √ √ √7 Ny.O 33 PT Honorer Desa Waara √ √ √8 Ny.S 33 SMA IRT Desa Waara √ √ √9 Ny.N 32 SD IRT Desa Waara √ √ √
10 Ny.H 23 SMA IRT Desa Waara √ √ √11 Ny.R 18 SMP IRT Desa Waara √ √ √12 Ny.M 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √13 Ny.S 25 SD IRT Desa Waara √ √ √14 Ny.I 24 SMA IRT Desa Waara √ √ √15 Ny.K 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √16 Ny.L 21 SMA IRT Desa Waara √ √ √17 Ny.S 35 SD IRT Desa Waara √ √ √18 Ny.A 25 SMA IRT Desa Waara √ √ √19 Ny.Y 20 SMP IRT Desa Waara √ √ √20 Ny.P 15 SMP IRT Desa Waara √ √ √21 Ny.S 32 SD IRT Desa Waara √ √ √
MASTER TABEL
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi DasarPada Bayi 0-11 Bulan di Desa Waara Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016No Nama Ibu Umur
B C K B C K B C K22 Ny.S 18 SD IRT Desa Waara √ √ √23 Ny.A 20 SMA IRT Desa Waara √ √ √24 Ny.A 33 SMP IRT Desa Waara √ √ √25 Ny.A 21 SMA IRT Desa Waara √ √ √26 Ny.N 20 SMA IRT Desa Waara √ √ √27 Ny.R 38 SD IRT Desa Waara √ √ √28 Ny.Y 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √29 Ny.R 33 SMA IRT Desa Waara √ √ √30 Ny.P 29 SMA IRT Desa Waara √ √ √31 Ny.A 25 SD IRT Desa Waara √ √ √
MASTER TABEL
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada BayiDi Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Periode Juli Tahun 2016
No Nama Ibu Alamat
PendidikanUmur
(Tahun)Tahu Paham Aplikasi
SD SMA<20
B C K B C K B C K
1 Ny.K Desa Waara √ √ √ √2 Ny.N Desa Waara √ √ √3 Ny.M Desa Waara √ √ √ √4 Ny.N Desa Waara √ √ √5 Ny.N Desa Waara √ √ √6 Ny.J Desa Waara √ √ √ √7 Ny.O Desa Waara √ √ √8 Ny.S Desa Waara √ √ √9 Ny.N Desa Waara √ √ √ √
10 Ny.H Desa Waara √ √ √ √ √11 Ny.R Desa Waara √ √ √ √12 Ny.M Desa Waara √ √ √ √13 Ny.S Desa Waara √ √ √ √14 Ny.I Desa Waara √ √ √15 Ny.K Desa Waara √ √ √ √16 Ny.L Desa Waara √ √ √ √17 Ny.S Desa Waara √ √ √18 Ny.A Desa Waara √ √ √
19 Ny.Y Desa Waara √ √ √20 Ny.P Desa Waara √ √ √ √21 Ny.S Desa Waara √ √ √ √
MASTER TABEL
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada BayiDi Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Periode Juli Tahun 2016
No Nama Ibu AlamatPendidikan Umur
(Tahun)Tahu Paham Aplikasi
SD SMP SMA PT B C K B C K B C K
22 Ny.S√√√√√√√√√
23 Ny.A Desa Waara √ √ √ √24 Ny.A Desa Waara √ √ √ √25 Ny.A Desa Waara √ √ √ √26 Ny.N Desa Waara √ √ √ √27 Ny.R Desa Waara √ √ √ √28 Ny.Y Desa Waara √ √ √ √29 Ny.R Desa Waara √ √ √ √30 Ny.P Desa Waara √ √ √ √31 Ny.P Desa Waara √ √ √ √