Page 1
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSLUSIF
DI BPS. Hj LIA GATOT CILEBUT BOGOR
PERIODE APRIL 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai
Gelar Ahli Madya Kebidanan ( AMKeb)
DISUSUN OLEH :
SITI AISYAH
07040
AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA
JAKARTA
2010
LEMBAR PERSETUJUAN
Page 2
Karya tulis ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan untuk dipertahankan dihadapan
Tim penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Pelita Persada
Jakarta, Juni 2010
Konsulen Pembimbing
( Sugeng Wiyono, SKM,M.Kes ) ( Meyna Sari. SST )
LEMBAR PENGESAHAN
Page 3
Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan dan disahkan oleh Tim Penguji
Sidang Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Pelita Persada di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2010
Mengesahkan,
Penguji I Penguji II
(Syafrani Ibrahim, S.Si.T, Mkes) ( Meyna Sari, SST )NIK. 0042002 NIK. 0512008
Mengetahui,
AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA
DIREKTUR
(Syafrani Ibrahim, S.Si.T, MKes) NIK. 0042002
AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADAPROGRAM AHLI MADYA KEBIDANAN ( AMKeb)Karya Tulis ilmiah, 11 Juni 2010
Page 4
Siti AisyahTingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif di Bidan Praktik Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Periode april 2010.
ABSTRAKLatar Belakang Dari hasil penelitan yang dilakukan oleh Dr. Moh. Efendi di R.S.Umum Dr. Kariadi semarang tahun 2000 didapatkan pemberian ASI+Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7%. ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar. Juga hasil penelitian dr. Parma dkk di rumah Sakit Umum dr.M. Jamil Padang tahun 1998-1999 didapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi ( Suharyono, 2000 ).Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara Ekslusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI ( DepKes RI, 1992 ).Tujuan Penulisan Untuk mengetahui adanya hubungan ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif dari umur ibu, paritas ibu, pendidikan ibu,dan pekerjaan ibu di BPs Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.Metode Penulisan Penelitian ini merupakan studi dengan menggunakan data primer dengan mengajukan quesioner kepada responden.rancangan penelitian yang dgunakan adalah Cross Sectional Study, besar sampel yaitu 96 responden. Kemudian data dianalisis secara univariat terhadap tiap variabel dan bivariat terhadap dua variabel untuk mengetahui proporsinya dan melakukan hipotesa dengan uji statistik Chi Square.Hasil Penelitian Diperoleh angka kejadian tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif pada periode april 2010 sebanyak 96 responden. Pada penelitian ini ditemukan ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 69 responden atau sebesar 71,88%. Pada penelitian ini ditemukan angka kejadian ibu dengan usia 20 – 30 sebanyak 85 responden atau sebesar 80,55%, pada tingkat jumlah anak ibu ditemukan hasil dengan angka kejadian terbesar ibu yang memiliki 1 -2 anak sebanyak 70 responden atau sebesar 72,91%. Pada tingkat pendidikan ibu angka kejadian terbesar pada ibu yang berpendidikan SMA sebanyak 49 responden atau sebesar 51,04%, pada status pekerjaan angka kejadian terbesar pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 64 responden atau sebesar 66,67%.Kesimpulan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor periode 2010 sebanyak 96 responden. Sebanyak 69 responden atau sebesar 71,88% memiliki tingkat pengetahuan baik, dan 27 responden atau sebesar 28,12% ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dalam memberikan ASI ekslusif dengan jumlah anak ibu, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu. Serta tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif dengan usia ibu.Saran dari penulis adalah diharapkan kepada seluruh ibu terus menambah informasi tentang ASI Ekslusif melalui sumber yang tersedia atau media lain, ibu dapat bertanya langsung kepada bidan di BPS, dokter, Rumah Sakit, membaca buku mengenai ASI Ekslusif sehingga pengetahuan ibu
Page 5
akan ASI Ekslusif akan meningkatkan pengetahuan ibu dan manfaat bagi ibu dan bayi ibu. Daftar Pustaka terdiri dari 24 referensi yang didapatkan sebagian besar dari media elektronik yaitu internet.
KATA PENGANTAR
Page 6
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif pada di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor Periode april
2010 ”
Karya tulis ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program
Diploma III Kebidanan.
Dalam menyusun Karya Tulis ilmiah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Hj. Syafrani Ibrahim, S.S.iT, Mkes selaku Direktur Akademi Kebidanan Pelita Persada
2. Bapak Sugeng Wiyono, SKM.Mkes selaku konsulen karya tulis ilmiah
3. Ibu Meyna Sari, S.S.T selaku pembimbing dan penguji karya tulis ilmiah
4. Orang tua tercinta yang telah memberikan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
5. Teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Oleh karena itu penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
penulis dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini, sehingga belum adanya kesempurnaan. Untuk
itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan berikutnya
dapat lebih baik.
Semoga Karya Tulis ilmiah ini, berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Page 7
Jakarta, 11 juni 2010
( Penulis )
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. ii
Page 8
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... V
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………. VIII
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………….... x
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………………….. 5
1.3 PertanyaanPenelitian ..……………………………………………………….. 5
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………………….. 6
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………………… 6
1.6 Ruang Lingkup ………………………………………………………………. 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS …………………………………………………………. 8
2.1 Pengetahuan ……………… …………………………………………..……... 8
2.1.1 Pengertian ………………………………………………………….. 8
2.1.2 Tingkat pengetahuan …………………………………………….... 8
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan…………………………. 9
2.1.3.1 Usia Ibu …………………………………………………………. 10
2.1.3.2 Paritas ibu ……………………………………………………….. 10
2.1.3.3 Pekerjaan……... ………………………………………………… 11
2.1.3.5 Pendidikan.. …………………………………………………….. 11
2.2 ASI Ekslusif……… ………………………………………………………... 12
2.2.1 Pengertian.....…...…………………………………………………. 12
2.2.2 Manfaat ASI………………………………………………………. 13
Page 9
2.2.3 Produksi ASI …...………………………………………………… 14
2.2.4 Stadium Laktasi.…………………………………………………… 21
2.2.5 Kualitas dan kuantitas ASI…….…………………………………. 22
2.2.6 Faktor kekebalan dalam ASI…………..…………………………. 29
2.2.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu pada
ASI Ekslusif ................................................................................... 30
BAB III KERANGKA KONSEP ……………………………………………..……….. 35
3.1 Kerangka Konsep …………………………………………………..……… 35
3.2 Definisi Operasional ………………………………………………..……... 36
3.3 Hipotesis ……………………………………………………………..…….. 37
BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………………..…... 38
4.1 Desain Penelitian ………………………………………………………...…. 38
4.2 Populasi dan Sampel ……………………………………………………….. 38
4.3 Pengumpulan Data ……………………………………………………….. 40
4.4 Teknik Pengolahan Analisa Data ………………………………………..... 41
4.5 Analisis Data…… ………………………………………………………... . 41
BAB V HASIL PENELITIAN ………………………………………………………... 44
5.1 Analisis Data……………………………………………………………… . 44
5.2 Analisis Univariat ………………………………………………………… 44
5.3 Analisis Bivariat ………………………………………………………….. 49
BAB VI PEMBAHASAN …………………………………………………………. .. 56
BAB VII PENUTUP ………………………………………………………………… 62
7.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. .. 62
Page 10
7.2 Saran ……………………………………………………………………… 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Page 11
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI
Ekslusif di bidan praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor Periode April 2010.................................................40
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut umur ibu Tentang ASI Ekslusif di Bidan
Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor
Periode April 2010..............................................................................41
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Anak ibu Tentang ASI Ekslusif di
Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Kecamatn Sukaraja Kabupaten Bogor Periode
April 2010...........................................................................................42
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan ibu Tentang ASI Ekslusif di
Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor
Periode April 2010..............................................................................43
Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Responden Pendidikan ibu tentang ASI Ekslusif di Bidan
Praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor
Periode April 2010..............................................................................44
Tabel 5.1.6 Hubungan Antara Usia Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif di
Bidan Praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor
.............................................................................................................45
Tabel 5.1.7 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI
Ekslusif di Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor Periode April 2010.................................................46
Tabel 5.1.8 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif di Bidan Praktek
Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor48
Page 12
Tabel 5.1.9 Hubungan Antara Paritas Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif
di Bidan praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Bogor Periode April 2010...................................................................49
Tabel 5.1.10 Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Ekslusif di Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Bogor Periode April 2010...................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
Page 13
1.1 LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup,
produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-
anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat
langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang ( Soediaotama, 1995 ).
Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM ( Sumber
Daya Manusia ) yang berkualitas, lebih mandiri, sejahtera, cerdas dan produktif dalam
bekerja. Upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan modal bagi perwujudan
kesejahteraan keluarga terutama dalam perbaikan gizi, karena potensi ibu mempunyai
kedudukan srategis dalam perkembangan bayi ( Balai Pelatihan Kesehatan,2000 ).
Selama dalam kandungan, janin yaitu calon bayi tumbuh dan berkembang dengan
mendapatkan makanan dari ibu lewat ari-ari (plasenta). Ketika bayi lahir, alam
menyediakan makanan dalam bentuk ASI. ASI telah dipersiapkan ibu pada waktu hamil,
sehingga pada saat bayi lahir dapat diproduksi oleh ibu dan secepatnya dapat disusukan ke
bayinya. Menyusukan merupakan suatu kegiatan yang dianjurkan oleh kitab suci Al Quran.
Satu jam pertama setelah melahirkan, ASI dapat segera diberikan pada bayi. Pemberian
ASI pada satu jam pertama setelah melahirkan dapat membantu rahim ibu menghentikan
perdarahan dan kembali normal. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi, serta isapan bayi akan
membantu memperlancar produksi ASI ( Suharyono, Rulina Suradi, 1992 ).
Menyusui telah dikenal dengan baik sebagai cara untuk melindungi,
meningkatkan dan mendukung kesehatan bayi. Menyusui akan membantu dalam
Page 14
meningkatkan perkembangan bayi yang sehat dan membangun hubungan yang saling
percaya antara ibu dan bayi. ASI merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi bayi,
karena sumber nutrisi yang terdapat dalam ASI digunakan untuk menjamin pertumbuhan
tubuh bayi. ASI mengandung zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, baik
zat pembangun, zat pengatur dan zat tenaga dengan komposisi ASI yang sesuai untuk
memelihara pertumbuhan dan perkembangan otak bayi, sistem kekebalan dan faal tubuh
secara optimal, dan faktor yang vital untuk pencegahan penyakit terutama diare dan infeksi
saluran nafas (Pneumonia). Bayi yang diberi ASI tidak akan mudah terkena infeksi, karena
dalam ASI terutama kolostrum mengandung protein globulin ( Winarno, 1990 ).
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemberian ASI harus benar dan tepat.
Praktek pemberian ASI yang tepat dan sesuai dengan perkembangan fisiologis bayi adalah
dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 4 bulan dan yang
paling bagus sampai 6 bulan. Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pula
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Ironinya, pengetahuan
lama yang mendasar seperti menyusui justru terlupakan. Di masa sekarang ibu yang
mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah keatas terutama di perkotaan, dengan tingkat
pendidikan yang cukup, justru tidak memberikan ASI dengan tepat dan sesuai dengan
praktek pemberian ASI yaitu pemberian kolostrum dan ASI eksklusif terhadap bayi.
Praktek pemberian ASI eksklusif di kota besar mengalami penurunan ( Departemen
Kesehatan, 1995 ).
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM
Yogyakarta tahun 2000 menunjukan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu tahun
50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 1999
Page 15
bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55%
dipedesaan ( Depkes 1999), dari laporan SDKI tahun 1999 menunjukan bahwa ibu-ibu
yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada
repelita VI ditargetkan 80% ( Ebrahim, 1999 ).
Dari hasil penelitan yang dilakukan oleh Dr. Moh. Efendi di R.S.Umum Dr.
Kariadi semarang tahun 2000 didapatkan pemberian ASI+Susu botol 15,8% dan susu botol
52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7%. ASI
dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar. Juga
hasil penelitian dr. Parma dkk di rumah Sakit Umum dr.M. Jamil Padang tahun 1998-1999
didapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan
adalah 12,63% dan pada ibu rumah sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya
ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan
pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi ( Suharyono, 2000 ).
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI
secara Ekslusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi
dalam menghisap, keadaaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan
untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah
pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang
manfaat ASI ( DepKes RI, 1992 ).
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia pada tahun 1997 dan
2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI ekslusif turun dari 49% menjadi 39%,
sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat. Informasi tersebut
disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu ( BKPP-ASI )
Page 16
dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A. Penyampaian informasi ini terkait pembahasan rancangan
peraturan pemerintah mengenai pemasaran makanan pengganti ASI ( RPP PASI ). Selain
melalui iklan di media setak dan elektronik, serta promosi di pertokoan, para produsen
susu formula juga aktif berpromosi di rumah sakit dengan meminta bantuan dokter. ( Dwi
Sunar Prasetyono, 2009 )
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller Internasional pada tahun
2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata – rata bayi Indonesia hanya mendapatkan ASI
ekslusif selama 1,7 bulan. Padahal, kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen No. 450
tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan. Turunnya angka
ini terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi
makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan ( Dwi Sunar Prasetyono, 2009 )
Kurangnya informasi tentang ASI menyebabkan ibu-ibu percaya kepada mitos-
mitos bahwa ASI yang keluar pertama kali itu kotor, hal ini meyebabkan adanya kebiasaan
dikalangan ibu untuk membuang kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) ( Utami
Roesli,2000 ). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian
dengan judul Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif Di Bidan Praktek Swasta Bd.
Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif. Di Bidan Praktek
Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April
2010.
Page 17
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN
Apakah ada hubugan antara ASI ekslusif dengan tingkat pengetahuan ibu, umur,
paritas, pekerjaan dan pendidikan Di Bidan Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif di Bidan
Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor
pada Bulan April 2010.
1.4.2 Tujuan khusus
1. Untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif .
2. Untuk memperoleh informasi tingkat pengetahuan dengan umur ibu tentang
ASI Ekslusif.
3. Untuk memperoleh informasi tingkat pengetahuan dengan paritas ibu tentang
ASI Ekslusif.
4. Untuk memperoleh pengetahuan dengan pendidikan ibu tentang ASI
Ekslusif.
5. Untuk memperoleh hubungan tingkat pengetahuan dengan pekerjaan ibu
tentang ASI Ekslusif
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Page 18
1.5.1 Manfaat Teori
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkuat teori tentang tingkat
pengetahuan ibu dalam ASI ekslusif.
1.5.2 Manfaat Aplikatif
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pengambil
keputusan yaitu para ibu yang menyusui terutama untuk membangun serta
pembinaan program puskesmas selain itu agar ibu mengerti manfaat pemberian ASI
ekslusif dan mau memberikan ASInya segera mungkin setelah melahirkan bayinya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini akan membahas tentang umur, paritas,
pekerjaan dan pendidikan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu pada
Asi esklusif yang dilakukan di Bidan Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010. dilakukan pada ibu – ibu
yang menyusui dengan membagikan kuisioner dan mengisi kuesioner, penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pada Asi Ekslusif dengan menggunakan
metode cross sectional.
Page 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Page 20
melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, penderaan, penciuman, rasa dan
raba. Namun sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
ini akan berpengaruh pada prilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan dokumen yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan ( Notoatmodjo, 2003 ).
2.1.2 Tingkatan pengetahuan
a. Tahu ( Know ) Diartikan sebagai mengingat kembali terhadap sesuatu dari seluruh bahan
yang sudah dipelajari, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami ( Komprehension ) Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, memberikan contoh, mengamalkan dan sebagainya.
c. Aplikasi ( Application ) Mampu menggunakan atau melaksanakan tentang apa yang telah
dipelajari pada suatu kondisi yang realita.
d. Analisa ( Analysis ) Kemampuan untuk mendapatkan suatu kebenaran dimana untuk
mendapatkan kebenaran ini merupakan suatu proses terakhir dalam rentetan tugas
penelitian.
e. Sintesis ( Synthesis ) Merupakan suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan
bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi ( Evaluation ) Kemampuan untuk memberikan sesuatu penilaian terhadap materi
yang berdasarkan kriteria – kriteria tertentu.
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Margareth dan Hofvander, 1983. faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif adalah faktor sosial,
ekonomi, lingkungan dan biologi. Selain itu faktor dari ibu sendiri juga
sangat menunjang misalnya faktor fisik, psikis, pengetahuan, sikap dan keterampilan,
faktor lain ikut berperan adalah pelayanan kesehatan dan partisipasi masyarakat.
Pemantapan peran serta masyarakat khususnya dalam hal pemberian ASI dapat ditunjang
8
Page 21
dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak ( KITA ) ( FKM-UI Depkes RI
dan WHO, 1998 ).
Adapun perilaku menyusui sendiri adalah perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mendapatkan yang terbaik (Notoatmodjo, S,
dkk, 1985). Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan ibu
pada ASI Ekslusif sesuai dengan variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Umur
Menurut Husain ( 1989 ), menyatakan bahwa umur 30 tahun atau
lebih bagi seorang ibu untuk melahirkan termasuk resiko tinggi dan erat
kaitannya dengan anemia gizi dapat mengurangi produksi ASI yang
dihasilkan. Penelitian Utomo, dkk, 1993. menyatakan bahwa wanita lebih
mudah cenderung memberikan makanan pendamping ASI lebih awal
kepada bayinya, yaitu dimulai ketika bayi berusia < 1 bulan.
2. Paritas
Para ibu dengan paritas 1-2 anak sering menemui masalah dalam
memberikan ASI pada bayinya. Masalah yang sering muncul yaitu putting
susu yang lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki dan atau
belum siap menyusui bayi secara Psikologis ( Neil, W. R, 1982 ).
3. Pendidikan
Menurut Sukanto, 1982. mengatakan bahwa pendidikan akan
memberikan kesempatan kepada orang untuk membuka jalan pikiran
dalam menerima ide-ide atau nilai-nilai baru.Tingkat pendidikan ibu
merupakan salah satu aspek yang umumnya berpengaruh pada tingkat
Page 22
pendapatan keluarga sebagai faktor ekonomi. Pendidikan juga
dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia dalam memberikan
ASI Ekslusif.
4. Pekerjaan
Menurut Soetijiningsih, 1989. bahwa ada kecenderunngan makin
banyak ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Salah satu penyebabnya
adalah banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota besar. Peran ganda
seorang ibu antara mengasuh anaknya dengan memberikan ASI.
Membantu ekonomi keluarga mencari nafkah dengan bekerja di luar
maupun di dalam lingkungan rumah. Sering membuat seoran ibu
menghadapi kesulitan mengatasinya.
2.2 Asi Ekslusif
2.2.1 Definisi
Air Susu Ibu ( ASI ) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayi ( Theresia, Puapita, 1995 ).
ASI adalah makanan ideal yang tidak ada bandingannya untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi normal, dan merupakan pengaruh biologis dan emosional unit
antara ibu dan anak. Pemberian ASI saja dianjurkan diberikan pada bayi paling kurang 4
bulan, sebab ASI mengandung semmua gizi yang dibutuhkan untuk membangun dan
Page 23
menyediakan energi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal ( Latief,D,
1995 ). Disamping itu menurut Manuaba,I.G, 1999. ASI juga mengandung bebeerapa zat
antibodi terhadap penyakit-penyakit yang keberadaanya sangat berguna bagi
kesehatan bayi.
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu ( ASI )
saja kepada bayi sampai umur 4 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan ( Depkes
RI, 1992 ).
ASI Ekslusif adalah sumber makanan terbaik untuk seorang bayi, dianjurkan
bayi usia 0 – 6 bulan minum ASI Ekslusif, artinya tanpa bahan susu formula ( dr. H.
Hamdan Syukron Lilla,2008 )
Tingkat pengetahuan mengenai ASI adalah ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
bayi, Satu-satunya makanan minuman terbaik untuk bayi dalam masa 6 bulan pertama
kehidupannya.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang
yang optimal.
2.2.2 Manfaat
A. Manfaat bagi bayi
a. Pelukan dan dekapan ibu waktu menyusui menimbulkan kehangatan dan
rasa aman yang merupakan dasar perkembangan emosi dan kepribadian anak.
Page 24
Perkembangan psikomotor akan berlangsung lebih cepat serta perkembangan
kemampuan bahasa, daya kognitif, dan daya ingat akan lebih baik.
b. ASI mudah dicerna, selalu aman dan bersih, tidak akan basi, mempunyai
suhu yang tepat, dapat langsung diminum, mengandung zat kekebalan, sehingga
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.
c. Kalori ASI mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menyusui secara ekslusif bagian dari memberikan kolostrum pada bayi baru
lahir. ( Sjahmien, Moehji, 1992 ).
B. Manfaat bagi ibu
1. Menyusui secara ekslusif dapat menunda kehamilan, mempercepat
penurunan berat badan setelah melahirkan, mencegah terjadinya anemia,
karena merangsang kontraksi uterus, mempercepat kembali uterus semula,
mencegah kanker payudara dan memperkuat hubungan ikatan batin
ibu serta bayi.
2. Salah satu metode penjarangan kehamilan yang cukup efektif.
3. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan sehingga mencegah
anemia.
4. Secara psikologis menimbulkan puas, bangga dan bahagia.
5. Mudah cara pemberian dan hemat ( Biro pusat statistik dan Departemen
Kesehatan, 1997 )
Page 25
6. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang. ( Theresia, Puspita, 1995 ).
2.2.3 Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan
mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar
pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang
mengandalkan pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung
pada Let Down Reflex, dimana hisapan puting dapat merangsang kelenjar
Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat
merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan
susu dapat mengalir secara lancar ( Winarno, 1990 ).
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk
menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan
tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan
cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu di produksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang
besar menuju saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat di gambarkan
sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yanng mengsekresi
dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di
dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan
susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang
secara perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk sinus lactiterous.
Page 26
Pusat dari areda ( bagan yang berpigme) adalah putingnya, yang tidak kaku
letaknya dan dengan mudah dihisap ( masuk kedalam ) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam
alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan
anak.
Di sekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga
atau keempat, dari masa laktasi.
Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum
usus bayi baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang
dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan.
Page 27
Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan
ASI Mature.
Total Energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58
kalori/100 ml colostrum.
Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air
dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
Lemaknya lebih banyak mengandung Cholesterol dan lecitin di
bandingkan ASI Mature.
Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus
bayi menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar antobodi pada
bayi.
Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan ( masa transisi )
Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
Disekresi dari hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada miggu
ke-3 sampai ke-5.
Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
semakin tinnggi.
Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
Page 28
ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada
yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya
yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia,
siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.
Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena
mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
Tidak menggumpal bila dipanaskan.
Volume : 300-850 ml/24 jam
Terdapat anti microbaterial factor, yaitu :
- Antibodi terhadap bakteri dan virus
- Cell ( phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle typeT )
- Enzim ( lysozime, lactoproxidase )
- Protein ( lactoferrin, B12 Ginding Protein )
- Faktor resisten terhadap staphylococcus.
- Complecement ( C3 dan C4 ).
( Moehji Sjahmien, 1992 ).
2.2.4 Komposisi ASI
Page 29
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum
dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengndung
imunoglobulin A ( Iga ), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang
kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap sarangan
penyakit ( Infeksi ) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak
mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium
( Na ) dan seng ( Zn ).
Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National
research Council Washington tahun 1980 di peroleh perkiraan Komposisi
Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel
berikut:
Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml
Zat-zat gizi Kolostrum ASI Susu sapi
Energi ( k Cal )
Protein ( g )
Kasein/whey
Kasein ( mg )
Laktamil bumil
(mg)
Laktoferin ( mg)
Ig A ( mg )
Laktosa ( g )
58
2,3
-
140
218
330
364
5,3
70
0,9
1 : 1,5
187
161
167
142
7,3
65
3,4
1 : 1,2
-
-
-
-
4,8
Page 30
Lemak ( g )
Vitamin
- Vit A ( mg )
- Vit BI ( mg )
- Vit B2 ( mg )
- Asam Nikotinmik
- Vit B6 ( mg )
- Asam pantotenik
- Biotin
- Asam folat
- Vit B12
- Vit C
- Vit D ( mg )
- Vit Z
- Vit K ( mg )
Mineral
- Kalsium ( mg )
- Klorin ( mg )
- Tembaga ( mg )
- Zat besi ( ferrun )
2,9
151
1,9
30
75
-
183
0,06
0,05
0,05
5,9
-
1,5
-
39
85
4,2
75
14
40
160
12-15
246
0,6
0,1
0,1
5
0,04
0,25
1,5
35
40
3,9
41
43
145
82
64
340
2,8
13
0,6
1,1
0,02
0,07
6
130
108
Page 31
- ( mg )
- Magnessium ( mg )
- Fosfor ( mg )
- Potassium ( mg )
- Sodium ( mg )
- Sulfur ( mg )
40
70
4
14
74
48
22
40
100
4
15
57
15
14
14
70
12
120
145
58
30
2.2.5 ASI dan stadium laktasi
Berdasarkan stadium laktasi maka komposisi ASI dibagi menjadi tiga
bagian ( Suharyono, dkk, 1992 ).
1. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mamae, lebih banyak mengandung antibodi, ditemukan pada hari pertama
sampai ketiga atau keempat masa laktasi. Kelebihan dari kolostrum adalah
lebih banyak mengandung antibodi dibanding ASI Mature dan dapat
memberikan perlindungan pada bayi sampai 6 bulan pertama. Adapun
volume kolostrum berkisar antara 150-300 ml/24 jam.
2. ASI masa transisi merupakan peralihan dan colostrum menjadi ASI
matture mulai keluar pada hari keempat sampai kesepuluh masa laktasi.
Pada masa ini volume ASI akan makin meningkat.
3. ASI masa mature, disekresi mulai hari kesepuluh dan seterusnya,
komposisinya relatif konstan. ASI mature adalah makanan yang mudah di
Page 32
dapat, selalu tersedia, siap minum dengan temperature yang sesuai untuk
bayi. ASI mature juga mengandung anti microbial factor.
Untuk mempertahankan laktasi kelenjar-kelenjar susu juga harus
distimulasi dengan diisap bayi atau diperoleh sehingga ada ejeksi dari air
susu. Hormon yang paling penting dalam proses laktasi adalah hormon
prolaktin. Begitu juga pengisapan rangsangan bayi memegang peranan
sangat penting untuk dapat dikeluarkannya hormon prolaktin dan oksitosin.
Oksitosin diperlukan untuk ejeksi air susu.
2.2.6 Kualitas dan kuantitas ASI
Pada dasarnya, kebutuhan bayi terhadap ASI dan produksi ASI sangat
bervariasi. Oleh karena itu, ibu sulit memprediksikan tercukupinya kebutuhan ASI
pada bayi. Terkait hal ini. maka perlu memperhatikan tanda – tanda kelaparan atau
kepuasan yang ditujukan oleh bayi, serta pertambahan berat badan bayi sebagai
indikator kecukupan bayi terhadap ASI, supaya ibu lebih mengetahui berbagai
hal yang berhubungan dengan kualitas dan kuantitas ASI, sebaiknya mencermati uraian
berikut :
1. Makanan dan gizi ibu saat menyusui
Makanan ynag dikonsumsi oleh ibu pada masa menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu, kualitas, maupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Ibu yang menyusui membutuhkan 300 – 500 kalori tambahan
setiap hari agar bisa menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang
dibutuhkan oleh bayi berasal dari lemak yang ditimbun selama
Page 33
kehamilannya. Artinya, ibu yang menyusui tidak perlu makan berlebihan,
tetapi cukup menjaga keseimbangan konsumsi gizi. Sesungguhnya, aktivitas
menyusui bayi dapat mengurangi berat badan ibu, sehingga ibu bisa
langsinng kembali. Terkait itu, perlu diketahui bahwa diet atau menahan
lapar akan mengurangi produksi ASI.
Pada kenyataannya, tidak ada makanan atau minuman khusus yang
dapat memproduksi ASI secara ajaib, meskipun banyak orang mempercayai
bahwa makanan/ minuman tertentu akan meningkatkan produksi ASI. Kini
hasil penelitian telah menemukan bahwa ekstrak ragi ( brewer’s yeast) yang
mengandung vitamin B kompleks alami dapat menjaga kesehatan ibu
menyusui dan meningkatkan produksi ASI. Sebenarnya ada sedikit unsur
kimia mangan yang terdapat dalam beras – berasan, gandum – ganduman.
Kacang – kacangan, dan sayur – sayuran, yang agar kebutuhan gizi
tercukupi dengan baik, hendaknya ibu mencermati tabel aberikut :
Tabel Gizi
Jenis Makanan Ketika ibu tidak
hamil dan 4 bulan
pertama kehamilan
5 bulan terakhir
kehamilan
Saat
menyusui
Susu ( sapi atau
kedelai ).
600 ml 1200 ml 1200 ml
Protein hewani,
misalnya daging
matang, ikan,
Page 34
serta unggas,
dan protein
nabati,
contohnya biji-
bijian. Kacang-
kacangan,
produk susu,
serta produk
kedelai.
1 porsi 1-2 porsi 3 porsi atau
lebih
Telur 1 butir 1 butir 1 butir
Buah dan sayran
yang
mengandung
banyak vitamin
A ( sayuran
hijau atau
kuning ),
brokoli, kailan,
kangkung,
caisim, labu,
wortel, dan
tomat.
1 porsi 1 porsi 1 porsi
Buah dan
Page 35
sayuran yang
mengandung
banyak vitamin
C, seperti jeruk,
taoge, tomat,
melon, pepaya,
mangga, dan
jambu.
1-2 porsi 2 porsi 3 porsi
Biji-bijian,
misalnya beras
merah, roti
wholemeal,
havermut, dan
mie.
3-4 porsi 3-4 porsi 3-4 porsi
Mentega,
margarin, dan
minyak sayur.
Digunakan secukupnya
2. kondisi Psikis
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, misalnya
kegelisahan, kurang percaya diri, rasa tertekan, dan berbagai bentuk
ketegangan emosional. Semuanya itu bisa membuat ibu tidak berhasil
menyusui bayinya dengan baik. Pada dasarnya,, keberhasilan menyusui bayi
Page 36
ditentukan oleh dua hal, yakni refleks prolaktin dan let down reflex. Refleks
prolaktin didasarkan pada kondisi kejiwaan ibu yang mempengaruhi
rangsangan hormonal untuk memproduksi ASI. Semakin tinggi tingkat
gangguan emosional, semakin sedikit rangsangan hormon prolaktin yangg
diberikan untuk memproduksi ASI.
Untuk menghasilkan air susu yang banyak, seorang ibu
membutuhkan ketenanagn. Perasaan tenang dapat membuat ibu lebih rileks
dalam menyusui bayi. Dengan demikian, air susu yang dihasilkan bisa lebih
maksimal. Oleh karena itu, ibu harus berupaya menenangkan diri, meskipun
menghadapi masalah.
3. Pengaruh persalinan dan Klinik Bersalin
Sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa rumah sakit atau
klinik bersalin menitik beratkan pada kondisi kesehatn ibu dan bayi. Akan
tetapi perihal pemberian ASI kurang mendapatkan pergatian. Sering kali
makanan pertama ynag diberikan kepada bayi justru susu formula, bukan ASI.
Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik kepada ibu, dan ibu selalu
beranggapan bahwa susu formula lebih baik ketimbang ASI. Nah, apakah
fenomena tersebut sebagian akibat dari keberhasilan promosi yang dilakukan
oleh pihak produsen susu atau kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI.
4. Penggunaan alat kontrasepsi
Ibu harus menghindari penggunaan pil KB pada masa menyusui.
Sebab, dampak jangka panjangnya bagi bayi dan ibu masih belum diketahui
Page 37
secara pasti. Pil KB dianggap dapat mengurangi produksi susu. Sementara itu,
pil POP ( progesteron only pill atau low dose pill ) tidak mempengaruhi
produksi susu. Pil tersebut boleh digunakan pada kasus tetentu. Misalnya ibu
penderita diabetes yang tidak boleh hamil. Ibu yang menyusui tidak
dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi berupa pil yang mengandng hormon
estrogen. Sebab, hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI, bahkan bisa
menghentikan produksi ASI.
5. Hambatan menyusui
Aktivitas menyusui bayi ternyata tak semudah yang dibayangkan.
Saat menyusui, ibu sering kali menemuui berbagai kendala. Sebenarnya,
kendala tersebut mungkin tidak terjadi andaikan ibu memperoleh informasi
yang memadai. Beragam faktor yang menjadi kendala ketika menyusui
dibedakan menjadi dua, yakni faktor internal dan eksternal. Penjelasan
selengkapnya adalah sebagian berikut :
a. Faktor internal
Faktor internal sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui bayi.
Diantaranya ialah kurangnya pengetahuan ynag terkait penyusunan.
Karena tidak mempunyai pengetahuan yang memadai, ibu tidak mngerti
tentang cara menyusui bayi yang tepat, manfaat ASI, berbagai dampak
yang akan ditemui bila ibu tidak menyusui bayinya, dan lain
sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Page 38
Faktor eksternal terkait segala sesuatu yang tidak akan terjadi bila
faktor internal dapat dipenuhi ibu, misalnya ASI belum keluar pada
hari – hari pertama setelah kelahiran bayi, sehingga ibu berfikir untuk
memberikan susu formula ( prelactal feeding ) kepada bayi. Pada hari
pertama, bayi belum memerlukan cairan atau makanan, sehinngga tidak
atau belum diperlukan pemberian cairan tertentu, apalagi susu formula,
sebelum ASI keluar.
2.2.7 Faktor kekebalan yang terdapat pada ASI
1. Laktobacillus tumbuh cepat dan berkembang baik pada saluran pencernaan
bayi yang dapat yang mendapat ASI, kuman ini dalam usus mengubah
laktosa menjadi asam, menghemat pertumbuhan E. coli penyebab diare
bayi.
2. Faktor antistaphylokokus, zat ini merupakan semacam linoleat yang
merupakan asam lemak tidak jenuh.
3. Antibodi terhadap penyakit batuk rejan, difteri, radang, paru otak
gondongan, influenza dan lancar.
4. Komplemen zat ini berguna untuk merusak bakteri, sehingga kuman dapat
mudah damakan oleh sel darah putih dan sebagai penawar alergi.
5. Lisozim zat ini berkhasiat memecah dinding sel bakteri dan diperkiraan 300
kali lebih baik khasiatnya daripada susu sapi juga tahan terhadap keasaman
lambung.
Page 39
6. Laktoperoksidase merupakan suatu enzim yang bersama dengan zat lain
akan berdaya membunuh strepkokus ( Sunoto, 1992 ).
Page 40
Paritas
Pekerjaan
Pendidikan
Umur
Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 KERANGKA KONSEP
Dalam penelitian ini perhatian penulis adalah ibu yang mengetahui dan yang tidak
mengetahui tentang ASI Ekslusif.
Penelitian ini akan menyertakan beberapa faktor yaitu faktor lingkungan
Gambar 3.1 kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
31
Page 41
3.2 Definisi Operasional
Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Cara
ukur
Alat
ukur
Hasil ukur Skala
ukur
1 Pengetahuan
tentang ASI
ekslusif
Tingkat pembuktian
pembenaran
seseorarng tentang
informasi yang
pernah diperoleh
sebenarnya
Mengisi
kuesioner
Kuesione
r
1. Baik
2. kurang baik
Ordinal
2 Umur ibu Jumlah tahun yang
dilalui ibu dihitung
sejak kelahiran
hingga ulang tahun
terakhir.
Mengisi
kuesioner
Kuesione
r
1. Umur <20 tahun
2. Umur 20-30
tahun
3. Umur >35 tahun
Ordinal
3 Paritas Jumlah berapa kali
ibu melahirkan baik
kelahiran hidup
maupun mati dengan
usia kelahiran
minimal 28 minggu
Mengisi
kuesioner
Kuesione
r
1. Paritas 1-2
2. Paritas ≥ 3
Ordinal
4 Pendidikan Jenjang pendidikan
tertinggi yang
Mengisi
kuesioner
Kuesione
r
1. Rendah ( tidak
sekolah, SD )
Ordinal
Page 42
pernah ditamatkan 2. Menengah
( SLTP, SLTA )
3. Tinggi
( perguruan tinggi )
5 Pekerjaan ibu Jenis aktifitas yang
dilakukan ibu di
dalam dan di luar
rumah untuk
memperoleh
penghasilan.
Mengisi
kuesioner
Kuesione
r
1. Bekerja:
2. Tidak bekerja
Ordinal
Hipotesis
1. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
dengan umur ibu.
2. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
dengan jumlah anak ibu.
3. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI ekslusif
dengan pendidikan ibu.
4. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
dengan pekerjaan ibu.
Page 43
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik yang dilakukan
dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel
dependen dan variabel independen akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan.
Penelitian ini menggunakan data primer yang menggambarkan tingkat pengetahuan
ibu pada ASI Ekslusif.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010.
4.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan tercatat di Bidan
Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Bogor pada Bulan April 2010.
b. Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah ibu-ibu yang melahirkan di Bidan praktek swasta
Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut. Pengambilan sampel minimal pada penelitian ini
dihitung dengan menggunakan rumus :
n = Z² P . Q 34
Page 44
d²
keterangan :
n = Besar sampel
p = Proporsi persalinan sebesar 90%
Z² = ( 1- α/2)= Standart deviasi normal yaitu 1,96 sesuai dengan derajat
kemaknaan 95% = presisi 10%
d= derajat keakuratan
Maka sampel yang dibutuhkan sebanyak :
n= Z² P . Q
d²
= 1,96² . 0,5 ( 1 x 0,5 )
0,01
= 96
Berdasarkan hasil perhitungan di atas jumlah sampel minimal adalah 96
orang.
4.4 Jenis Data
Jenis data yang di ambil berupa data primer dilakukan sendiri dan dibantu
oleh staf yang ada di Bidan Praktek Swasta melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner ini penulis menyaring responden untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif di Bidan Praktek swasta Bd.
Hj. Lia Gatot Cilebut pada Bulan April 2010.
Page 45
Caranya saat memberikan kuesioner, responden menerima satu perangkat
instrumen penelitian yang terdiri dari permohonan kepada responden, persetujuan
menjadi responden dan penelitian kuesioner. Setelah diterima kemudian responden
mengisi kuesioner yang telah dibagikan.
Sebelum responden mengisi kuesioner responden diminta untuk mengisi
inform consent untuk persetujuan menjadi sampel, setelah itu diperkenankan
membaca terlebih dahulu seluruh perangkat kuesioner. Kuesioner yang telah diisi,
dikumpulkan kembali untuk dilakukan perhitungan dari analis.
4.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan
menggunakan kuesioner ( memberikan beberapa pertanyaan tentang tingkat
pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif, paritas, umur ibu, pendidikan, dan pekerjaan )
Sebelum kuesioner ini digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan uji coba di Bidan Praktek Swasta kepada 10 orang ibu yang sedang
menyusui bayi.
4.6 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini melalui langkah-langkah pengolahan
data yaitu :
Page 46
a. Coding data : yaitu setelah diperiksa kelengkapan data lalu dilakukan pemberian
nomor atau kode pada setiap jawaban agar memudahkan dalam pengolahan
selanjutnya.
b. Editing data: dimaksudkan untuk memastikan data yang diperoleh adalah data
yang akurat untuk pengolahan data selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan yaitu
memeriksa dan mengamati apakah semua pertanyaan terjawab. Jawaban yang
ada atau tertulis harus dibaca secara konsisten.
c. Cleaning : Yaitu data yang telah di entry dicek kembali untuk memastikan
bahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan baik kesalahan dalam
pengkodean maupun dalam membaca kode. Demikian diharapkan data tersebut
benar- benar siap untuk dianalisis.
d. Tabulasi data : Data yang sudah selesai dikumpulkan disesuaikan menurut
variabel yaitu berdasarkan tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif, paritas,
umur ibu, pendidikan, dan pekerjaan. Dengan menggunakan metode tally
sehingga frekuensi data mudah diketahui.
4.7 Penyajian Data
Agar data yang diperoleh merupakan suatu informasi, maka penyajian data
dilakukan dalam bentuk tabel data univariat .
4.8 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Page 47
4.8.1 Analisis Univariat
Bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi variabel-variabel
yang diukur baik variabel dependen maupun variabel independen. Analisis
ini dilakukan dengan cara mentabulasi data, kemudian disusun dalam tabel
sesuai dengan variabel yang akan diteliti dan dihitung dengan persentasi.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
X x 100%
n
keterangan :
x = jumlah data diperoleh
n = jumlah total data
4.8.2 Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Analisis hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen dilakukan dengan
menggunakan uji Chi Square. Untuk menentukan kemaknaan hasil
perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 yang dinyatakan
dalam rumus sebagai berikut :
X² = ∑( 0-E )
E
Page 48
Keterangan :
X² : Nilai Chi square
∑ : Penjumlahan
0 : Nilai obsservasi ( frekuensi hasil observasi)
E : Nilai Ekspetesi ( Frekuensi hasil yang diharapkan )
Degree of Freedom pada tes Chi Square
Df = ( k-1 ) ( B-1)
Keterangan :
K : Kolom
B : baris
Page 49
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Data
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu dengan analisis univariat dalam periode
April 2010, penulis mengambil catatan di Bidan Praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor sebagai berikut :
5.1.1 Pengetahuan Ibu
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang ASI Ekslusif di
Bidan Praktek Swasta Ny.L Bulan April 2010
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 69 71,88
2 Kurang 27 28,12
3 Jumlah 96 100
Tabel diatas menunjukan dari 96 responden 69 ( 71,88 %) mempunyai
pengetahuan tentang ASI Ekslusif baik dan 27 ( 28,12 %) mempunyai pengetahuan ASI
Ekslusif yang kurang.
40
Page 50
5.1.2 Umur Ibu
Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif Berdasarkan Umur
di Bidan Praktek Swasta Ny.L Bulan April 2010
No Umur Frekuensi %
1 < 20 5 5,20
2 20 – 35 85 88,55
3 > 35 6 6,25
4 Jumlah 96 100
Dalam pengolahan data umur ibu dibagi menjadi 3 kelompok yaitu < 20 tahun,
20-30 tahun dan > 30 tahun. Umur < 20 tahun sebanyak 5 responden atau sebesar 5,20%,
umur 20-30 tahun terbanyak dengan jumlah 85 responden atau sebesar 88,55% dan > 30
tahun dengan jumlah sebanyak 6 responden atau sebesar 6,25%, untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel di atas.
Page 51
5.1.3 Paritas
Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif Berdrasarkan Paritas
di Bidan Praktek Swasta Bulan April 2010
No Paritas Frekuensi %
1 Paritas 1-2 70 72,91
2 Paritas >3 26 27,09
3 Jumlah 96 100
Dalam pengolahan data, jumlah anak terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu jumlah anak
1 - 2 anak dan > 3 anak. Sebagian besar ibu mempunyai 1 - 2 anak dengan persentase
terbanyak sebesar 70 responden atau sebesar 72,91%, sedangkan ibu yang mempunyai > 3
anak sebanyak 26 responden atau sebesar 27,09%, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
di atas.
Page 52
5.1.4 Pekerjaan
Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif
Berdasarkan Pekerjaan di Bidan Praktek Swasta Bulan april 2010
No Pekerjaan Frekuensi %
1 Bekerja 32 33,33
2 Tidak bekerja 64 66,67
3 Jumlah 96 100
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 96 responden sebagian besar ibu 64 responden atau
sebesar ( 66,67 %) ibu tidak bekerja dan 32 responden atau sebesar ( 33,33 %) ibu bekerja.
Page 53
5.1.5 Pendidikan
Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif Berdasarkan
Pendidikan di Bidan Praktek Swasta Bulan April 2010
No Pendidikan Frekuensi %
1 SD 1 1,04
2 SMP 21 21,88
3 SMA 49 51,04
4 Perguruan tinggi 25 26,04
5 Jumlah 96 100
Tabel diatas menunjukan sebagian besar pendidikan ibu adalah SMA 49 ( 51,4 %)
dan 25 ( 26,04 %) mempunyai pendidikan tinggi.
Page 54
5.2.1 Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif dengan Usia ibu
Tabel 5.8
Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Usia Ibu
Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor
Pada Bulan april 2010
Usia Ibu
Pemberian ASI EkslusifJumlah
Ekslusif Tidak Ekslusif
N % N % n %
≤ 20 tahun 3 60 2 40 5 100
20-35 tahun 62 77,94 23 27,05 85 100
≥ 35 tahun 4 66,66 2 33,33 6 100
Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100
X2 = 5,4 , df (2-1) (3-1) = 2
Pada tabel 5.8 menjelaskan bahwa dari 85 responden ibu yang berusia 20-35 tahun
yang memberikan ASI ekslusif sebesar 62 orang atau 77,94% dan 23 ibu yang tidak
memberikan ASI Ekslusif sebesar 27,05%. Usia ibu yang > 35 tahun 4 responden yang
memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 66,66% dan ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif
sebesar 2 orang atau esbesar 33,33%. Usia ibu yang <20 tahun ibu yang memberikan ASI
secara Ekslusif sebanyak 3 orang atau sebesar 60% dan ibu yang tidak memberikan ASI
Ekslusif sebanyak 2 orang atau sebesar 40%. Secara keseluruhan didapat 69 ibu yang
memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 71,87% dan 27 responden ibu yang tidak
Page 55
memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 28,12%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh
X2 hitung 5,4 pada df (2-1) (3-1) = 2 dengan α = 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan
nilai sebesar 7,814. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
usia ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.
5.2.2 Hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif
Tabel 5.9
Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Pendidikan Ibu
Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor
Pada Bulan april 2010
Pendidikan
Pemberian ASI Ekslusif Jumlah
Ekslusif Tidak ekslusif
N % N % n %
SD 1 100 0 0 1 100
SMP 8 38,09 13 61,90 21 100
SMA 30 61,22 19 38,77 49 100
PT 8 32 17 68 25 100
Jumlah 47 48,95 49 51,04 96 100
X2 = 728,03 , df (2-1) (4-1) = 4
Pada tabel 5.9 menjelaskan bahwa dari 49 responden ibu yang berpendidikan SMA
30 responden atau sebesar 61,22% yang memberikan ASI Ekslusif dan 19 responden atau
sebesar 38,77% yang tidak memberikan ASI Ekslusif. Dari 25 responden yang
berpendidikan perguruan tinggi 8 responden yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar
Page 56
32% dan 17 responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 68%. Dari 21
responden yang berpendidikan SMP 8 responden yang memberikan ASI Ekslusif atau
sebesar 38,09% dan 13 responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar
61,90%. Dan dari 1 responden ibu yang berpendidikan SD 1 responden ibu yang
memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 100%. Secara keseluruhan didapat 47 responden ibu
yang memberikan ASI secara Ekslusif atau sebesar 48,95% dan 49 responden ibu yang tidak
memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 51,04%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh
X2 hitung 728,03 pada df (2-1) (4-1) = 4 dengan α = 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan
nilai sebesar 9,487. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.
Page 57
5.2.3 Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif
5.2.4 Tabel 5.10
Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Pengetahuan Ibu
Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor
Pada Bulan april 2010
Pengetahuan
Pemberian ASI EkslusifJumlah
Ekslusif Tidak ekslusif
N % n % N %
Baik 51 73,91 18 26,08 69 100
Rendah 7 25,92 20 74,07 27 100
Jumlah 58 60,41 38 39,58 96 100
X2 = 25,07. df (2-1) (2-1) = 1
Pada tabel 5.10 menjelaskan bahwa dari 69 responden ibu yang berpengetahuan baik
atau sebesar 51 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 73,91% dan 18
responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 26,08%. Dari 27 responden
ibu yang berpengetahuan rendah 7 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau
sebesar 25,92% dan 20 responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar
74,07%. Secara keseluruhan ibu yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 58 responden atau
60,41% dan 38 responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 39,58%.
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh X2 hitung 25,07 pada df (2-1) (2-1) = 1 dengan α
= 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan nilai sebesar 3,841. Dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan ASI Ekslusif.
Page 58
5.2.5 Hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan jumlah anak
Tabel 5.11
Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Jumlah Anak
Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor
Pada Bulan april 2010
Jumlah
anak
Pemberian ASI Ekslusif Jumlah
Ekslusif Tidak Ekslusif
N % n % n %
1 – 2 anak 55 78,57 15 21,42 70 100
> 3 anak 10 38,46 16 61,53 26 100
Jumlah 65 67,70 21 21,875 96 100
X2 = 19,77 , df (2-1) (3-1) = 2
Pada tabel 5.11 menjelaskan bahwa dari 70 responden ibu yang mempunyai 1 -2
anak 55 responden ibu yang meberikan ASI Ekslusif atau sebesar 78,57% dan 15 responden
ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 21,42%. Dan ibu yang mempunyai
anak > 3 10 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 38,46% dan ibu
yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebesar 16 responden atau sebesar 61,53%. Dari data
keseluruhan ibu yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 65 responden atau sebesar 67,70%
dan ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebesar 21 responden atau sebesar 21,875%.
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh X2 hitung 19,77 pada df (2-1) (2-1) = 2 dengan α
= 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan nilai sebesar 3,841. Dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara jumlah anak ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.
Page 59
5.2.6 Hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu
Tabel 5.12
Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Pekerjaan Ibu
Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor
Pada Bulan april 2010
Pekerjaan
Ibu
Pemberian ASI EkslusifJumlah
Ekslusif Tidak ekslusif
N % n % n %
Bekerja 15 46,87 17 53,12 32 100
Tidak
Bekerja
54 84,37 10 15,62 64 100
Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100
X2 = 62,72 , df (2-1) (3-1) = 2
Pada tabel 5.12 menjelaskan bahwa dari 64 responden ibu tidak bekerja yang
memberikan ASI Ekslusif sebanyak 54 responden atau sebesar 84,37% dan ibu yang tidak
memberikan ASI Ekslusif sebanyak 10 responden atau sebesar 15,62% . dan ibu bekerja dari
32 responden 15 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 46,87% dan ibu
yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 17 responden atau sebesar 53,12%.
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh X2 hitung 62,72 pada df (2-1) (3-1) = 2 dengan α
= 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan nilai sebesar 5,991. Dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu.
Page 60
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
6.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analisis deskriftif dengan menggunakan rancangan Cross
Sectional sehingga hasil penelitian ini tidak dapat menunjukan kekuatan hubungan sebab
akibat.
6.1.2 Pengumpulan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer, dengan jumlah sampel diambil
sebanyak 96 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan Kuesioner yang
dibantu oleh para bidan ditempat praktek.
6.2 Pembahasan hasil penelitian berdasarkan variabel – variabel yang diteliti
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh tingkat
pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif di BPS Ny. L, maka dalam bab ini akan
dibahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan melalui pembagian kuesioner
untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang sebenarnya, adapun pembahasan
yang penulis uraikan adalah sebagai berikut :
Page 61
6.2.1 Pemberian ASI Ekslusif menurut pengetahuan ibu
Pada penelitian ini sebagian besar ibu tahu mengenai pemberian ASI Ekslusif
yaitu ibu yang mempunyai pengetahuan baik sebesar 69 ( 71,88 % ) dan ibu yang tingkat
pengetahuan kurang yaitu 27 ( 28,12 % ). Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa
pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif sejak dini atau ASI Ekslusif tidak terlepas dari
tingkat pendidikan dan keterpaparan terhadap informasi mengenai ASI Ekslusif
( Kasnodiharjo,1998 ). Sehingga ibu dapat berfikir dan tahu apa yang terbaik untuk
diberikan kepada bayinya dan memiliki respon positif untuk menerima anjuran menyusui
sejak dini.
Menurut Notoatmodjo,S.dkk ( 1985 ), pengetahuan pada dasarnya merupakan
domain yang tepat untuk terbentuknya tindakan individu. Perilaku yang didasari
pengetahuan. Hasil pengetahuan di wilayah kerja BPS Ny.L Cilebut Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor menunjukan proporsi responden yang cukup tinnggi pada tingkat
pengetahuan responden dalam pemberian ASI Ekslusif.
6.2.2 Pemberian ASI Ekslusif menurut umur ibu
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia 20 – 35
tahun yang memberikan ASI Ekslusif sebesar 88,55 % diikuti oleh kelompok usia ibu <20
tahun yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 3 responden atau sebesar 60%.
Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dengan umur ibu.
Hal ini sesuai dengan Pendapat Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa umur
mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin tua usia maka pengetahuan semakin
Page 62
bertambah. Juga menurut (Soetjiningsih, 1997), bahwa usia ibu mempengaruhi bagimana ibu
mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan dirinya dan keluaga, semakin
bertambah usia maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah. Atau dengan usia
yang bertambah pengalaman terhadap pengetahuan dan sumber informasi yang didapat lebih
baik. Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama.Umur
mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan dan tingkat pengetahuan, besarnya risk
serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut (Noor,N.N,2000)
Ibu yang berusia 20-35 tahun adalah usia pada masa reproduksi sehingga ibu
dapat memberikan ASI sejak dini dengan baik dan memiliki pendapat atau pemikiran yang
positif terhadap pemberian ASI Ekslusif ( fikawati, 1999 ).
Menurut peneliti besarnya kasus yang ditemukan pada usia 20 - 30 tahun mungkin
disebabkan karena kurangnya penyuluhan atau promosi kesehatan tentang ASI Ekslusif yang
diberikan keapda ibu – ibu dari tenaga kesehatan khususnya melakukan pendekatan pada
kelompok ibu – ibu khususnya pada kelompok usia diatas 30 tahun.
6.2.3 Pemberian ASI Ekslusif menurut paritas ibu
Hasil penelitian menunjukan jumlah terbanyak adalah ibu yang mempunyai anak
sebanyak 1-2 anak dengan jumlah sebanyak 70 responden atau sebesar 72,91%, dan hasil
terendah didapat pada ibu yang mempunyai anak >3 sebanyak 26 responden atau sebesar
27,09 %. Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dengan jumlah anak ibu.
Page 63
Pada ibu yang berparitas tinggi atau pada ibu multi cenderung memberikan ASI
Ekslusif sejak dini pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang berparitas rendah karena
pengalaman yang dimiliki pada kelahiran anaknya terdahlu membuat ibu tahu dan perlu
juga berpengalaman ( Iskandar, 1987 ). Hal ini sesuai dengan kenyataan yang peneliti
dapatkan dilapangan.
Menurut peneliti jumlah paritas sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI
Ekslusif pada bayinya, karena pengalaman ibu pada anak sebelumnya menjadikan ibu
untuk lebih mengerti dalam pemberian ASI Ekslusif.
6.2.4 Pemberian ASI Ekslusif menurut pendidikan ibu
Hasil dari penelitian yang didapat, dalam aspek pendidikan teernyata sebagian
besar responden ( 51,04 % ) berpendidikan menengah ( SMA ), dan perguruan tinggi
sebesar ( 26,04 %) dan diikuti dengan ibu dari pendidikan rendah sebesar (1,04 % ).
Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dengan pendidikan ibu.
Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh dalam memberikan ASI Ekslusif
karena para ibu dapat berfikir yang baik untuk diberikan pada bayinya dan memiliki respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar seperti sikap menerima atau anjuran untuk
menyusui. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih
rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Pendidikan ibu juga
berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu yang berpendidikan tinggi dapat mempersiapkan
dirinya untuk memberikan ASI-nya sedini mungkin ( Dhiani, 1993 ).
Page 64
Demacias ( 1997 ) mengatakan kurangnya pengertian dan pengetahuan dapat
menyebabkan ibu mudah terpengaruh untuk tidak memberikan ASI-nya. Makin tinggi
pendidikan terakhir seorang ibu maka makin besar kemauan dan dorongan untuk menyusui
bayinya.
Menurut peneliti pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI
Ekslusif karena semakin tingginya pendidian ibu, ibu dapat berfikir yang baik untuk
diberikan pada bayinya dan memiliki respon yang baik.
6.2.5 Pemberian ASI Ekslusif menurut pekerjaan ibu
Dari hasil penelitian ini sebagian besar ibu rumah tangga yang tidak bekerja
sebesar 64 ( 66,67 % ) dan ibu yang bekerja sebesar 32 ( 33,33 % ). Sehingga
keberhasilan pemberian ASI Ekslusif dapat menunjang teori yang ada. Berdasarkan uji
statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
ibu tentang ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu.
Pada dewasa ini masalah pemberian susu formula pada ibu bekerja lebih besar
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Menngingat kondidi fisik ibu yang bekerja tidak
akan dapat mempertahankan produksi ASI-nya, selain itu juga para ibu yang tidak
bekerja memiliki waktu yang banyak untuk mempersiapkan dirinya dalam memberikan
ASI sejak dini dan mempunyai banyak yang lebih lama untuk kontak dengan bayinya
( Suharyono dan Ruslina Suradi dan Agus Firmansyah, 1992 ).
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI Ekslusif, dengan
pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI dan didukung
Page 65
lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat terus memberikan ASI secara Ekslusif (
Roesli, 2000 ).
Menurut peneliti pekerjaan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI
Ekslusif, karen apada ibu yang bekerja lebih cenderung memberikan susu formula
kepada bayinya karena terlalu padatnya pekerjaan dibandingkan ibu yang tidak bekerja
lebih banyak mempunyai waktu untuk memberikan ASI psecara Ekslusif pada bayinya.
Page 66
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis secara umum sudah dapat
digambarkan pada bab-bab sebelumnya dengan tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui
hubungan umur ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, dan pengetahuan
ibu tentang pemberian ASI Ekslusif pada bayi. Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor periode
april 2010. maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
7.1.1 Ibu yang mempunyai anak 1 - 2 di BPS Hj. Lia 70 responden ibu yang memberikan
ASI Ekslusif pada bayinya yaitu sebanyak 35 responden atau sebesar 36,45% dan
yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 15 responden atau sebesar 15,62%.
Sedangkan pada ibu yang mempunyai anak lebih dari 3, 10 responden ibu yang
memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 10,41% dan ibu yang tidak memberikan ASI
Ekslusif sebanyak 16 responden atau sebesar 16,66%.
7.1.2 Tingkat pengetahuan ibu tentang pemberiannASI Ekslusif berhubungan erat dengan
umur ibu yang berumur < 20 tahun sebanyak 3 responden atau sebesar 60% ibu yang
memberikan ASI Ekslusif, 2 responden atau sebesar 2,08% ibu yang tidak
memberikan ASI Ekslusif. umur 20-30 tahun terbanyak dengan jumlah 85 responden,
62 responden atau sebesar 64,58% ibu ynag memberikan ASI Ekslusif dan 23
reponden atau sebesar 23,95% ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif. dan > 30
tahun 4 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 4,16% dan 2
responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 2,08%
Page 67
7.1.3 Pendidikan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
Ekslusif. Pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu terkecil pada ibu yang
mempunyai latar belakang SD sebanyak 1 responden atau sebesar 100%, tingkat
pendidikan SMP sebanyak 8 responden atau sebesar 8,3% , tingkat pendidikan SMA
sebanyak 30 responden atau sebesar 31,25%, sedangkan tingkat pendidikan tingkat
pendidikan PT sebanyak 8 responden atau sebanyak 8,03%.
7.1.4 Status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif
sebagian besar terjadi pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 54 responden atau
sebesar 51,84%, sedangkan kelompok ibu yang bekerja sebesar 15 responden atau
sebesar 15,62%.
7.1.5 Bila ibu mempunyai jumlah anak > 2 akan mempunyai tingkat pengetahuan tentang
pemberian ASI Ekslusif yang baik dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak ≤
2 anak.
7.2 Saran
7.2.1 Dilihat dari banyaknya ibu yang memberikan ASI Ekslusif ternyata sebagian
besar berasal dari ibu yang memiliki pendidikan tinggi, oleh sebab itu perlu
ditingkatkan lagi konseling kepada ibu yang mempunyai pendidikan rendah
terutama tentang ASI Ekslusif.
7.2.2 Memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI segera
setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan agar bayi
selalu sehat dan mempunyai daya tahan tubuh kuat.
Page 68
7.2.3 Bagi ibu yang bekerja diberikan konseling tentang ASI Ekslusif antara lain cara
penyimpanan ASI dan cara memerah ASI.
7.2.4 Bagi ibu yang berusia > 35 tahun hendaknya melakukan perawatan
payudara setelah melahirkan ( Breast Care ) dan lebih mengkonsumsi
sayuran berwarna hijau seperti daun katuk agar air susu lebih banyak dan ibu
dapat menyusui bayinya tanpa rasa khawatir akan cukupan ASI yang dihisap oleh
bayi.
7.2.5 Bagi petugas kesehatan sebaiknya dibekali pengetahuan tentang manfaat
penyuluhan serta keterampilan penatalaksanaan laktasi agar dapat melaksanakan
tugas penyuluhan dan tatalaksanaan laktasi yang baik dan benar.
7.2.6 Bagi ibu yang berpendidikan seharusnya lebih sering memberikan ASI-nya
dibandingkan yang tidak berpendidikan. Ibu yang tidak mempunyai
pendidikan tinggi sebaiknya diberikan penyuluhan, konseling dan mau bertanya.
Page 69
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 20. Informasi tentang ASI, pusat penyuluhan Kesehatan Masyarakat , Jakarta.
Depkes RI, 1993. Asuhan kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga, Jakarta.
Depkes RI, 1995. Pemberian ASI Ekslusif pada bayi 0 – 6 bulan, Jakarta.
Dhiana, 1993. Hubungan ASI Ekslusif dengan perkembangan bayi, Jakarta.
Evina, 1992. Sudahkah bayi anda diberi ASI, Warta Demografi, Jakarta
F. Savage King, 2004. Nutrition Good Food Children, Jakarta
Fikawati, 1999. Karakteristik ibu yang memberikan ASI Ekslusif, Jakarta.
FKM – UI Departemen Kesehatan dan WHO, 1998. Modul Safe Motherhood. FKM – UI,
Jakarta
Husaini, 1989. Pertumbuhan Bayi Sehat Sejak Lahir Sampai Berumur 12 Bulan, Gizi Indonesia.
Jakarta
Huliana, Vellyna, 2003. Perawatan Ibu Pasca Persalinan. Puspa Swara, Jakarta
Iskandar, 1987. ASI terbaik untuk bayi, Bina swastika, Jakarta.
Kasnodihardjo, 1998. Menggalakan program ASI secara merata. Jakarta
Krisnatuti, Diah dan Yenrina, Rina. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, puspa
Swara, Bogor
Miniestries, Gloria Cyber, 2004. Gerakan Kembali ke ASI harus terus digalakan. www. Geogle.
com
Nadesul, Hendrawan. 1995. Makanan sehat untuk bayi. Puspa Swara, Jakarta
Neil, W.R. 1996. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. FKM – UI, Jakarta.
Notoatdjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cipta, Jakarta.
Page 70
Utami, Roesli. 2000. ASI Ekslusif. Trubus Agriwidaya. Jakarta.
Ratna, LB, 1995, Perubahan perilaku pemberian ASI di indonesia, majalah Kesehatan perkotaan
II, Jakarta
Suharyono, Firmansyah, Agus, 1992. Penelitian terhadap bayi mengenai ASI, Jakarta.
Suradi, Ruslina, 2002. Langkah – langkah menuju keberhasilan menyusui, Perinasia. Bandung.
Soetjiningsih, 1989. Air Susu Ibu, Petunjuk untuk tenag kesehatan, Laboratorium Ilmu
Kesehatan Anak FK-UNUD. Denpasar.
Suradi, R. 1995. Manfaat Pemberian ASI Secara Ekslusif Bagi Proses Kembang Anak. Majalah
Kedokteran Indonesia, Jakarta
Yanwirasti, 2004. pertumbuhan bayi yang menerima ASI Ekslusif. Majalah kedokteran, volume
54
Page 71
MASTER TABEL TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSLUSIF
DI BPS Hj. LIA GATOT CILEBUT KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN BOGOR
BULAN APRIL 2010.
No
Nama Ibu
Tingkat Pengetahuan
Umur ibu PendidikanPekerjaan
Jumlah anak
Kurang Baik<20 Thn
20-30 Thn
>30 Thn SD SMP
SMA PT
Tidak bekerja Bekerja
1-2 Anak
>3 Anak
1 00m √ √ √ √ √2 Rohmah √ √ √ √ √ 3 Kumu √ √ √ √ √4 Eneng √ √ √ √ √ 5 Yani √ √ √ √ √6 Iteng √ √ √ √ √ 7 Israh √ √ √ √ √8 Aisyah √ √ √ √ √ 9 Yanti √ √ √ √ √10 Aira √ √ √ √ √ 11 Nia √ √ √ √ √ 12 Ayu √ √ √ √ √ 13 Mita √ √ √ √ √14 Mumun √ √ √ √ √15 Rika √ √ √ √ √16 Pipih √ √ √ √ √17 Pina √ √ √ √ √ 18 Vina √ √ √ √ √19 Rosidah √ √ √ √ √ 20 Engkur √ √ √ √ √ 21 Lilis √ √ √ √ √ 22 Lira √ √ √ √ √ 23 Ami √ √ √ √ √ 24 Enen √ √ √ √ √ 25 Sriati √ √ √ √ √ 26 Fitri √ √ √ √ √ 27 Iteng √ √ √ √ √28 Rosa √ √ √ √ √29 Suyanik √ √ √ √ √ 30 Aliawati √ √ √ √ √ 31 St Marwati √ √ √ √ √
32St euisuanti √ √ √ √ √
33 Hatun √ √ √ √ √ 34 yetinur √ √ √ √ √35 Suhami √ √ √ √ √ 36 Dirya √ √ √ √ √
No
Nama Ibu
Tingkat Pengetahuan
Umur ibu PendidikanPekerjaan
Jumlah anak
Kurang Baik <20 20-30 >30 SD SMP SM PT Tidak Bekerja 1-2 >3
Page 72
Thn Thn Thn A bekerja Anak Anak37 Tutut √ √ √ √ √ √38 Ida √ √ √ √ √39 Anah √ √ √ √ √40 Nawi √ √ √ √ √41 Yuli √ √ √ √ √ 42 Yesi √ √ √ √ √ 43 Rahayu √ √ √ √ √45 Patimah √ √ √ √ √46 Winda √ √ √ √ √47 Ika √ √ √ √ √ 48 Rusmi √ √ √ √ √ 49 Juleha √ √ √ √ √ 50 Soleha √ √ √ √ √51 Atmi √ √ √ √ √52 Iteng √ √ √ √ √53 Indah √ √ √ √ √54 Rosilah √ √ √ √ √55 Yuyun √ √ √ √ √56 Erma √ √ √ √ √ 57 Ferni √ √ √ √ √ 58 Ina √ √ √ √ √ 59 Yeyet √ √ √ √ √ 60 Hikmah √ √ √ √ √ 61 Didi √ √ √ √ √ 62 Citra √ √ √ √ √ 63 Fitri √ √ √ √ √ 64 Arina √ √ √ √ √65 Liza √ √ √ √ √66 Suha √ √ √ √ √ 67 Cika √ √ √ √ √68 Waryani √ √ √ √ √ 69 Arifah √ √ √ √ √
70Hani suryanah √ √ √ √ √
71 Irma √ √ √ √ √72 Maulana √ √ √ √ 73 Masyitoh √ √ √ √
Page 73
No
Nama Ibu
Tingkat Pengetahuan
Umur ibu PendidikanPekerjaan
Jumlah anak
Kurang Baik<20 Thn
20-30 Thn
>30 Thn SD SMP
SMA PT
Tidak bekerja Bekerja
1-2 Anak
>3 Anak
74 Munah √ √ √ √ √75 Nunu √ √ √ √ √76 Upit √ √ √ √ √ 77 Pipi √ √ √ √ √78 Kani √ √ √ √ √79 Yeni √ √ √ √ √ √ 80 Isma √ √ √ √ √81 Azizah √ √ √ √ √ 82 Fitri √ √ √ √ √83 Sumi √ √ √ √ √ 84 Nia √ √ √ √ √ 85 Suti √ √ √ √ √ 86 Sarmi √ √ √ √ √ 87 Lia √ √ √ √ √88 Rika √ √ √ √ √89 Sanira √ √ √ √ √ 90 Heni √ √ √ √ √91 Kile √ √ √ √ √92 Rosita √ √ √ √ √ 93 Dewi √ √ √ √ √ 94 Lilis √ √ √ √ √ 95 Lina √ √ √ √ √
96St. maryani √ √ √ √ √
Page 74
LAMPIRAN
TABEL HITUNG CHI SQUARE
1.1 Proporsi pemberian ASI Ekslusif di BPS Hj. Lia Gatot
Cilebut – Bogor dengan usia ibu.
1. Hipotesa → Ho
Tidak ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan umur ibu.
Derajat Kemaknaan 5% = 0,05
2. df = (b−I ) (k−I )
= ( 3 – 1 ) ( 2-1 )
= 3
3. Nilai tiap kotak
Umur ibu
ASIJumlah
Ekslusif Tidak ekslusifn % n % N %
<20 tahun
20-30 tahun
> 35 tahun
3
62
4
60
72,94
66,66
2
23
2
40
27,05
33,33
5
85
6
100100100100
Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100
E ( k1b1) = 69x5 = 3,59 96
E (k2b1) = 27x5 = 1,40 96
E (k1b2) = 69x85 = 61,09 96
E (k2b2) = 27x85 = 23,90 96
E (k1b3) = 69x6 = 4,31 96
E (k2b3) = 27x6 = 1,68 96
Page 75
Nilai X 2
X2 Tabel = 7,814
X2 hitung < X2 tabel =
5,4 < 7,814
Ho : Gagal tolak Ho
Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan umur
ibu.
1.2 Proporsi pemberian ASI Ekslusif Di BPS Hj. Lia Gatot
Cilebut - Bogor dengan Paritas.
Kb 0 E (Ο−Ε ) ((Ο−Ε ) )2 ((Ο−Ε ) )2
E
K1b1 3 3,59 1,09 1,18 0,33
K1b2 2 4,31 2,81 7,89 1,83
K1b3 62 61,0
9
0,41 0,16 0,00
K2b1 23 23,9
0
1,4 1,96 0,08
K2b2 4 1,40 2,1 4,41 3,15
K2b3 2 1,68 0,18 0,03 0,01
X2 = 5,4
Page 76
1. Hipotesa → Ho
Tidak Ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan paritas.
Derajat kemaknaan 5% = 0,05
2. df = (b−I ) (k−I )
= ( 2 - 1) ( 2-1 )
= 1
3. Nilai Tiap Kotak
4. Nilai X2
Paritas
Pemberian ASIJumlah
EkslusifTidak
ekslusif n % n % N %
1 – 2 > 3
5510
78,5738,46
1516
21,4261,53
7026
100100
Jumlah 65 67,70 31 32,29 96 100
E ( k1b1) = 65x70 = 47,39 96
E (k2b1) = 21x70 = 15,31 96
E (k1b2) = 65 x 26= 17,60 96
E (k2b2) = 21x26 = 5,68 96
Kb O E (Ο−Ε ) (Ο−Ε )2(Ο−Ε )2
E
K1b1 55 47,39 7,61 57,91 1,22
K1b2 15 17,60 - 2,6 6,76 0,38
K2b1 10 15,31 -5,31 28,19 1,84
K2b2 16 5,68 10,32 106,50 18,75
X2= 22,19
Page 77
X2 Tabel = 22,19
X2 hitung > X2 tabel = 22,19 > 3,841
Ho : dapat di tolak
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan paritas.
1.3 Proporsi pemberian ASI Ekslusif di BPS Hj.Lia Gatot
Cilebut – Bogor dengan pendidikan.
1. Hipotesa
→ Ho
Tidak Ada
hubungan
antara
pemberian ASI Ekslusif dengan pendidikan ibu.
Derajat kemaknaan 5% = 0,5
2. df = (b−I ) (k−I )
= ( 4-1) ( 2-1 )
= 4
3. Nilai Tiap Kotak
PendidikanPemberian ASI
JumlahEkslusif Tidak ekslusif
n % n % N %SD
SMPSMAPT
18348
10038,0961,22
32
0131917
061,9038,77
68
1214925
100100100100
Jumlah 47 48,95 49 51,04 96 100
E ( k1b1) = 47x1 = 0,48 96
E (k2b1) = 49x1 = 0,51 96
E (k1b2) = 47x21 = 10,28 96
E (k1b3) = 47x49 = 23,98 96
E (k1b4) = 47x25 = 12,23 96
E (k2b2) = 49x21 = 10,71 96
E (k1b3) = 49x49 = 25,01 96
E (k1b4) = 49x25 = 12,76 96
Page 78
4. Nilai X2
X2 Tabel = 9,487
X2 hitung > X2 tabel
= 728,03 > 9,48
Ho : Dapat di
tolak
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pendidikan.
1.4 Proporsi pemberian ASI Ekslusif pada ibu di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor dengan
Pekerjaan.
1. Hipotesa
→ Ho
Tidak Ada
hubungan
antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu.
Derajat kemaknaan 5% = 0,05
2. df = (b−I ) (k−I )
= ( 2-1 ) ( 2-1 )
= 1
3. Nilai Tiap Kotak
Kb O E (Ο−Ε ) (Ο−Ε )2 (Ο−Ε )2
E
K1b1 1 10,28 9,78 95,64 9,30
K1b2 0 0,48 0,98 0,96 2
K1b3 8 12,23 4,73 22,37 1,82
K1b4 13 23,98 11,48 131,79 5,49
K2b1 30 10,71 19,29 372,10 34,74
K2b2 19 0,51 18,49 341,88 670,35
K2b3 8 12,76 -4,76 22,65 1,77
K2b4 17 25,01 -8,01 64,16 2,56
X2 = 728,03
pekerjaanPemberian ASI
JumlahEkslusif Tidak ekslusif
n % n % N %Bekerja
Tidak bekerja
15
54
46,87
84,37
17
10
53,12
15,62
32
64
100
100
Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100
Page 79
E ( k1b1) = 69x32 = 23 96
E (k2b1) = 27x32 = 9 96
E (K1b2) = 69x64 = 46 96
E (k2b2) = 27x64 = 18 96
4. Nilai X2
X2 Tabel = 3,841
X2 hitung > X2 tabel = 62,72< 3,841
Ho : dapat di tolak
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan
ibu.
1.5 Proporsi pemberian ASI Ekslusif pada ibu di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor
dengan pengetahuan ibu.
Kb O E (Ο−Ε ) ((Ο−Ε ) -0,5)2 ((Ο−Ε ) -0,5)
2
E
K1b1 15 23 -8,5 72,25 3,14
K1b2 17 46 29,5 870,25 18,91
K2b1 54 9 44,5 1980,25 36,67
K2b2 10 18 -8,5 72,25 4,0
X2 = 62,72
Pengetahuan
Pemberian ASIJumlah
Ekslusif Tidak
ekslusif
n % n % N %
Baik
Kurang
51
7
73,91
25,92
18
20
26,08
74,07
69
27
100
100
100
Jumlah 58 60,41 38 39,58 96 100
Page 80
1. Hipotesa → Ho
Tidak Ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan pengetahuan ibu.
Derajat kemaknaan 5% = 0,05
2. df = (b−I ) (k−I )
= ( 2-1 ) ( 2 -1 )
= 1
3. Nilai Tiap Kotak
4. Nilai X 2
X2 Tabel = 3,841
X2 hitung > X2 tabel =
25,07 > 3,841
Ho : berhasil di tolak
E ( k1b1) = 58x69 = 41,68 96
E (k2b1) = 38x69 = 27,31 96
E (k1b2) = 58x27 = 16,31 96
E (k2b2) = 38x27 = 10,68 96
Kb 0 E(Ο−Ε )
- 0,5
(Ο−Ε ) - 0,5
2
(Ο−Ε )2
E
K1b1 51 41,68 8,82 77,79 1,86
K1b2 18 16,31 1,19 1,41 0,08
K2b1 7 27,31 20,81 433,05 15,85
K2b2 20 10,68 8,82 77,79 7,28
X2 = 25,07
Page 81
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pengetahuan
ibu
AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA
SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
( INFORMED CONSENT )
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan dari mahasiswa Akademi Kebidanan Pelita Persada, yaitu :
NAMA : Siti Aisyah
NIM : 07040
ASAL : Akademi Kebidanan Pelita Persda
Menyatakan dengan sukarela bersedia menjadi responden dalam pengisian kuisioner
Karya Tulis ilmiah yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Ibu pada ASI Ekslusif di Bidan
Praktek Swasta bd. Hj. Lia Gatot periode april 2010 “
Jakarta, 2010
Responden
Page 82
(………………………)
KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN IBU PADA ASI EKSLUSIF
Di BPS bd. Hj. Lia Gatot periode april 2010
Petunjuk pengisian kuesioner
Berilah tanda silang pada salah satu jawaban di bawah ini.
No Responden :
Nama ibu :
Umur ibu :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Jumlah paritas :
1. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan ASI Ekslusif ?
a. Memberikan air susu ibu saja tanpa makanan tambahan
b. Memberikan air susu ibu dengan makanan tambahan
2. Menurut ibu pada bayi berumur berapa ASI Ekslusif diberikan ?
a. 0 – 6 bulan
b. 0 – 4 bulan
c. 0 – 2 tahun
3. Bayi baru lahir sangatlah baik bila langsung diberikan “ Colostrum” air susu ibu yang
pertama kali diberikan ?
a. Benar
b. Salah
Page 83
4. Produksi air susu ibu berkurang karena pengaruh aktifitas ibu yang terlalu padat atau ibu
bekerja ?
a. Benar
b. Salah
5. Menurut ibu manakah bayi yang mempunyai daya tahan tubuh yang kuat ?
a. Bayi yang diberikan susu formula sejak lahir
b. Bayi yang diberikan ASI Ekslusif
c. Bayi yang diberikan makanan tambahan sejak lahir
6. Makanan dan minuman tambahan dapat diberikan pada bayi 0 – 6 bulan ?
a. Benar
b. Salah
7. Apakah pendidikan terakhir ibu ?
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan tinggi
8. Berapakah usia ibu sekarang ?
a. < 25 tahun
b. 25 – 35 tahun
c. > 35 tahun
9. Apakah manfaat ASI Ekslisif bagi ibu ?
a. Mengurangi perdarahan pada ibu setelah melahirkan
b. Menjarangkan kehamilan
c. Mudah cara pemberian
Page 84
d. Benar semua
10. Disebut apakah bayi yang diberikan ASI tanpa makanan tambahan termasuk air, susu
bubuk, pisang dan tim ?
a. ASI susu botol
b. ASI Ekslusif
c. Air susu ibu
11. Salah satu faktor penghambat ibu menyusui adalah ?
a. putting susu lecet
b. ibu bekerja
c. A dan B benar
12. seberapa sering ibu menyusui anak ?
a. setiap 2 jam
b. jika menangis
13. apakah yang ibu lakukan terhadap cairan pertama yang keluar dari payudara dan
berwarna kuning ?
a. membuangnya
b. memberikan pada bayi
14. bila ibu bekerja bagaimana memberikan asi pada bayi ?
a. ASI di simpan dalam botol dan dimasukan dalam lemari es
b. Memberikan susu botol, jika ibu pulang langsung memberika asi
15. apa yang ketahui pada cairan susu yang pertama kali keluar ?
a. susu jolong ( colostrum )
b. tidak tahu
Page 85
AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA
Nama : Siti AisyahNim : 07040Dosen Pembimbing : Meyna Sari, SST
LEMBAR KONSULNo Hari/Tanggal Hasil Konsul Paraf Pembimbing1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
09 November 2009
19 Desember 2009
12 Januari 2010
04 Februari 2010
01 April 2010
29 April 2010
30 April 2010
18 juni 2010
21 Juni 2010
06 juli 2010
Judul dan Kerangka konsep
Revisi Bab I
Lanjut bab III & IV
Revisi
Perbaiki semua bab
Revisi Kuesioner
Acc proposal dan lanjutkan
penelitian
Revisi bab V
Acc untuk ujian
Acc
Jakarta, Juni 2010
Mengetahui
Meyna sari S.S.T