Top Banner
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSLUSIF DI BPS. Hj LIA GATOT CILEBUT BOGOR PERIODE APRIL 2010 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan ( AMKeb) DISUSUN OLEH : SITI AISYAH 07040 AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA JAKARTA 2010
121

Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Oct 29, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSLUSIF

DI BPS. Hj LIA GATOT CILEBUT BOGOR

PERIODE APRIL 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai

Gelar Ahli Madya Kebidanan ( AMKeb)

DISUSUN OLEH :

SITI AISYAH

07040

AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA

JAKARTA

2010

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 2: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan untuk dipertahankan dihadapan

Tim penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Pelita Persada

Jakarta, Juni 2010

Konsulen Pembimbing

( Sugeng Wiyono, SKM,M.Kes ) ( Meyna Sari. SST )

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan dan disahkan oleh Tim Penguji

Sidang Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Pelita Persada di Jakarta

pada tanggal 28 Juni 2010

Mengesahkan,

Penguji I Penguji II

(Syafrani Ibrahim, S.Si.T, Mkes) ( Meyna Sari, SST )NIK. 0042002 NIK. 0512008

Mengetahui,

AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA

DIREKTUR

(Syafrani Ibrahim, S.Si.T, MKes) NIK. 0042002

AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADAPROGRAM AHLI MADYA KEBIDANAN ( AMKeb)Karya Tulis ilmiah, 11 Juni 2010

Page 4: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Siti AisyahTingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif di Bidan Praktik Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Periode april 2010.

ABSTRAKLatar Belakang Dari hasil penelitan yang dilakukan oleh Dr. Moh. Efendi di R.S.Umum Dr. Kariadi semarang tahun 2000 didapatkan pemberian ASI+Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7%. ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar. Juga hasil penelitian dr. Parma dkk di rumah Sakit Umum dr.M. Jamil Padang tahun 1998-1999 didapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi ( Suharyono, 2000 ).Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara Ekslusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI ( DepKes RI, 1992 ).Tujuan Penulisan Untuk mengetahui adanya hubungan ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif dari umur ibu, paritas ibu, pendidikan ibu,dan pekerjaan ibu di BPs Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.Metode Penulisan Penelitian ini merupakan studi dengan menggunakan data primer dengan mengajukan quesioner kepada responden.rancangan penelitian yang dgunakan adalah Cross Sectional Study, besar sampel yaitu 96 responden. Kemudian data dianalisis secara univariat terhadap tiap variabel dan bivariat terhadap dua variabel untuk mengetahui proporsinya dan melakukan hipotesa dengan uji statistik Chi Square.Hasil Penelitian Diperoleh angka kejadian tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif pada periode april 2010 sebanyak 96 responden. Pada penelitian ini ditemukan ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 69 responden atau sebesar 71,88%. Pada penelitian ini ditemukan angka kejadian ibu dengan usia 20 – 30 sebanyak 85 responden atau sebesar 80,55%, pada tingkat jumlah anak ibu ditemukan hasil dengan angka kejadian terbesar ibu yang memiliki 1 -2 anak sebanyak 70 responden atau sebesar 72,91%. Pada tingkat pendidikan ibu angka kejadian terbesar pada ibu yang berpendidikan SMA sebanyak 49 responden atau sebesar 51,04%, pada status pekerjaan angka kejadian terbesar pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 64 responden atau sebesar 66,67%.Kesimpulan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor periode 2010 sebanyak 96 responden. Sebanyak 69 responden atau sebesar 71,88% memiliki tingkat pengetahuan baik, dan 27 responden atau sebesar 28,12% ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dalam memberikan ASI ekslusif dengan jumlah anak ibu, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu. Serta tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif dengan usia ibu.Saran dari penulis adalah diharapkan kepada seluruh ibu terus menambah informasi tentang ASI Ekslusif melalui sumber yang tersedia atau media lain, ibu dapat bertanya langsung kepada bidan di BPS, dokter, Rumah Sakit, membaca buku mengenai ASI Ekslusif sehingga pengetahuan ibu

Page 5: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

akan ASI Ekslusif akan meningkatkan pengetahuan ibu dan manfaat bagi ibu dan bayi ibu. Daftar Pustaka terdiri dari 24 referensi yang didapatkan sebagian besar dari media elektronik yaitu internet.

KATA PENGANTAR

Page 6: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif pada di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor Periode april

2010 ”

Karya tulis ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

Diploma III Kebidanan.

Dalam menyusun Karya Tulis ilmiah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Ibu Hj. Syafrani Ibrahim, S.S.iT, Mkes selaku Direktur Akademi Kebidanan Pelita Persada

2. Bapak Sugeng Wiyono, SKM.Mkes selaku konsulen karya tulis ilmiah

3. Ibu Meyna Sari, S.S.T selaku pembimbing dan penguji karya tulis ilmiah

4. Orang tua tercinta yang telah memberikan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini.

5. Teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Oleh karena itu penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

penulis dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini, sehingga belum adanya kesempurnaan. Untuk

itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan berikutnya

dapat lebih baik.

Semoga Karya Tulis ilmiah ini, berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Page 7: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Jakarta, 11 juni 2010

( Penulis )

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. ii

Page 8: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... V

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………. VIII

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………….... x

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1

1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………………….. 5

1.3 PertanyaanPenelitian ..……………………………………………………….. 5

1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………………….. 6

1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………………… 6

1.6 Ruang Lingkup ………………………………………………………………. 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS …………………………………………………………. 8

2.1 Pengetahuan ……………… …………………………………………..……... 8

2.1.1 Pengertian ………………………………………………………….. 8

2.1.2 Tingkat pengetahuan …………………………………………….... 8

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan…………………………. 9

2.1.3.1 Usia Ibu …………………………………………………………. 10

2.1.3.2 Paritas ibu ……………………………………………………….. 10

2.1.3.3 Pekerjaan……... ………………………………………………… 11

2.1.3.5 Pendidikan.. …………………………………………………….. 11

2.2 ASI Ekslusif……… ………………………………………………………... 12

2.2.1 Pengertian.....…...…………………………………………………. 12

2.2.2 Manfaat ASI………………………………………………………. 13

Page 9: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

2.2.3 Produksi ASI …...………………………………………………… 14

2.2.4 Stadium Laktasi.…………………………………………………… 21

2.2.5 Kualitas dan kuantitas ASI…….…………………………………. 22

2.2.6 Faktor kekebalan dalam ASI…………..…………………………. 29

2.2.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu pada

ASI Ekslusif ................................................................................... 30

BAB III KERANGKA KONSEP ……………………………………………..……….. 35

3.1 Kerangka Konsep …………………………………………………..……… 35

3.2 Definisi Operasional ………………………………………………..……... 36

3.3 Hipotesis ……………………………………………………………..…….. 37

BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………………..…... 38

4.1 Desain Penelitian ………………………………………………………...…. 38

4.2 Populasi dan Sampel ……………………………………………………….. 38

4.3 Pengumpulan Data ……………………………………………………….. 40

4.4 Teknik Pengolahan Analisa Data ………………………………………..... 41

4.5 Analisis Data…… ………………………………………………………... . 41

BAB V HASIL PENELITIAN ………………………………………………………... 44

5.1 Analisis Data……………………………………………………………… . 44

5.2 Analisis Univariat ………………………………………………………… 44

5.3 Analisis Bivariat ………………………………………………………….. 49

BAB VI PEMBAHASAN …………………………………………………………. .. 56

BAB VII PENUTUP ………………………………………………………………… 62

7.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. .. 62

Page 10: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

7.2 Saran ……………………………………………………………………… 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Page 11: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI

Ekslusif di bidan praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Bogor Periode April 2010.................................................40

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut umur ibu Tentang ASI Ekslusif di Bidan

Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor

Periode April 2010..............................................................................41

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Anak ibu Tentang ASI Ekslusif di

Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Kecamatn Sukaraja Kabupaten Bogor Periode

April 2010...........................................................................................42

Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan ibu Tentang ASI Ekslusif di

Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor

Periode April 2010..............................................................................43

Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Responden Pendidikan ibu tentang ASI Ekslusif di Bidan

Praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor

Periode April 2010..............................................................................44

Tabel 5.1.6 Hubungan Antara Usia Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif di

Bidan Praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor

.............................................................................................................45

Tabel 5.1.7 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI

Ekslusif di Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Bogor Periode April 2010.................................................46

Tabel 5.1.8 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif di Bidan Praktek

Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor48

Page 12: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Tabel 5.1.9 Hubungan Antara Paritas Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif

di Bidan praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor Periode April 2010...................................................................49

Tabel 5.1.10 Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI

Ekslusif di Bidan Praktik Swasta Hj. Lia Gatot Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor Periode April 2010...................................................................50

BAB I

PENDAHULUAN

Page 13: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup,

produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-

anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat

langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang ( Soediaotama, 1995 ).

Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM ( Sumber

Daya Manusia ) yang berkualitas, lebih mandiri, sejahtera, cerdas dan produktif dalam

bekerja. Upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan modal bagi perwujudan

kesejahteraan keluarga terutama dalam perbaikan gizi, karena potensi ibu mempunyai

kedudukan srategis dalam perkembangan bayi ( Balai Pelatihan Kesehatan,2000 ).

Selama dalam kandungan, janin yaitu calon bayi tumbuh dan berkembang dengan

mendapatkan makanan dari ibu lewat ari-ari (plasenta). Ketika bayi lahir, alam

menyediakan makanan dalam bentuk ASI. ASI telah dipersiapkan ibu pada waktu hamil,

sehingga pada saat bayi lahir dapat diproduksi oleh ibu dan secepatnya dapat disusukan ke

bayinya. Menyusukan merupakan suatu kegiatan yang dianjurkan oleh kitab suci Al Quran.

Satu jam pertama setelah melahirkan, ASI dapat segera diberikan pada bayi. Pemberian

ASI pada satu jam pertama setelah melahirkan dapat membantu rahim ibu menghentikan

perdarahan dan kembali normal. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi, serta isapan bayi akan

membantu memperlancar produksi ASI ( Suharyono, Rulina Suradi, 1992 ).

Menyusui telah dikenal dengan baik sebagai cara untuk melindungi,

meningkatkan dan mendukung kesehatan bayi. Menyusui akan membantu dalam

Page 14: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

meningkatkan perkembangan bayi yang sehat dan membangun hubungan yang saling

percaya antara ibu dan bayi. ASI merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi bayi,

karena sumber nutrisi yang terdapat dalam ASI digunakan untuk menjamin pertumbuhan

tubuh bayi. ASI mengandung zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, baik

zat pembangun, zat pengatur dan zat tenaga dengan komposisi ASI yang sesuai untuk

memelihara pertumbuhan dan perkembangan otak bayi, sistem kekebalan dan faal tubuh

secara optimal, dan faktor yang vital untuk pencegahan penyakit terutama diare dan infeksi

saluran nafas (Pneumonia). Bayi yang diberi ASI tidak akan mudah terkena infeksi, karena

dalam ASI terutama kolostrum mengandung protein globulin ( Winarno, 1990 ).

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemberian ASI harus benar dan tepat.

Praktek pemberian ASI yang tepat dan sesuai dengan perkembangan fisiologis bayi adalah

dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 4 bulan dan yang

paling bagus sampai 6 bulan. Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pula

peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Ironinya, pengetahuan

lama yang mendasar seperti menyusui justru terlupakan. Di masa sekarang ibu yang

mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah keatas terutama di perkotaan, dengan tingkat

pendidikan yang cukup, justru tidak memberikan ASI dengan tepat dan sesuai dengan

praktek pemberian ASI yaitu pemberian kolostrum dan ASI eksklusif terhadap bayi.

Praktek pemberian ASI eksklusif di kota besar mengalami penurunan ( Departemen

Kesehatan, 1995 ).

Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM

Yogyakarta tahun 2000 menunjukan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu tahun

50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 1999

Page 15: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55%

dipedesaan ( Depkes 1999), dari laporan SDKI tahun 1999 menunjukan bahwa ibu-ibu

yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada

repelita VI ditargetkan 80% ( Ebrahim, 1999 ).

Dari hasil penelitan yang dilakukan oleh Dr. Moh. Efendi di R.S.Umum Dr.

Kariadi semarang tahun 2000 didapatkan pemberian ASI+Susu botol 15,8% dan susu botol

52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7%. ASI

dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar. Juga

hasil penelitian dr. Parma dkk di rumah Sakit Umum dr.M. Jamil Padang tahun 1998-1999

didapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan

adalah 12,63% dan pada ibu rumah sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya

ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan

pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi ( Suharyono, 2000 ).

Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI

secara Ekslusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi

dalam menghisap, keadaaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan

untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah

pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang

manfaat ASI ( DepKes RI, 1992 ).

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia pada tahun 1997 dan

2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI ekslusif turun dari 49% menjadi 39%,

sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat. Informasi tersebut

disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu ( BKPP-ASI )

Page 16: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A. Penyampaian informasi ini terkait pembahasan rancangan

peraturan pemerintah mengenai pemasaran makanan pengganti ASI ( RPP PASI ). Selain

melalui iklan di media setak dan elektronik, serta promosi di pertokoan, para produsen

susu formula juga aktif berpromosi di rumah sakit dengan meminta bantuan dokter. ( Dwi

Sunar Prasetyono, 2009 )

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller Internasional pada tahun

2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata – rata bayi Indonesia hanya mendapatkan ASI

ekslusif selama 1,7 bulan. Padahal, kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen No. 450

tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan. Turunnya angka

ini terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi

makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan ( Dwi Sunar Prasetyono, 2009 )

Kurangnya informasi tentang ASI menyebabkan ibu-ibu percaya kepada mitos-

mitos bahwa ASI yang keluar pertama kali itu kotor, hal ini meyebabkan adanya kebiasaan

dikalangan ibu untuk membuang kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) ( Utami

Roesli,2000 ). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian

dengan judul Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif Di Bidan Praktek Swasta Bd.

Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah

dalam penulisan ini adalah tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif. Di Bidan Praktek

Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April

2010.

Page 17: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

Apakah ada hubugan antara ASI ekslusif dengan tingkat pengetahuan ibu, umur,

paritas, pekerjaan dan pendidikan Di Bidan Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif di Bidan

Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor

pada Bulan April 2010.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif .

2. Untuk memperoleh informasi tingkat pengetahuan dengan umur ibu tentang

ASI Ekslusif.

3. Untuk memperoleh informasi tingkat pengetahuan dengan paritas ibu tentang

ASI Ekslusif.

4. Untuk memperoleh pengetahuan dengan pendidikan ibu tentang ASI

Ekslusif.

5. Untuk memperoleh hubungan tingkat pengetahuan dengan pekerjaan ibu

tentang ASI Ekslusif

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Page 18: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

1.5.1 Manfaat Teori

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkuat teori tentang tingkat

pengetahuan ibu dalam ASI ekslusif.

1.5.2 Manfaat Aplikatif

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pengambil

keputusan yaitu para ibu yang menyusui terutama untuk membangun serta

pembinaan program puskesmas selain itu agar ibu mengerti manfaat pemberian ASI

ekslusif dan mau memberikan ASInya segera mungkin setelah melahirkan bayinya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini akan membahas tentang umur, paritas,

pekerjaan dan pendidikan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu pada

Asi esklusif yang dilakukan di Bidan Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010. dilakukan pada ibu – ibu

yang menyusui dengan membagikan kuisioner dan mengisi kuesioner, penelitian tersebut

dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pada Asi Ekslusif dengan menggunakan

metode cross sectional.

Page 19: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

Page 20: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, penderaan, penciuman, rasa dan

raba. Namun sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

ini akan berpengaruh pada prilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan dokumen yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan ( Notoatmodjo, 2003 ).

2.1.2 Tingkatan pengetahuan

a. Tahu ( Know ) Diartikan sebagai mengingat kembali terhadap sesuatu dari seluruh bahan

yang sudah dipelajari, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami ( Komprehension ) Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, memberikan contoh, mengamalkan dan sebagainya.

c. Aplikasi ( Application ) Mampu menggunakan atau melaksanakan tentang apa yang telah

dipelajari pada suatu kondisi yang realita.

d. Analisa ( Analysis ) Kemampuan untuk mendapatkan suatu kebenaran dimana untuk

mendapatkan kebenaran ini merupakan suatu proses terakhir dalam rentetan tugas

penelitian.

e. Sintesis ( Synthesis ) Merupakan suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan

bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi ( Evaluation ) Kemampuan untuk memberikan sesuatu penilaian terhadap materi

yang berdasarkan kriteria – kriteria tertentu.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Margareth dan Hofvander, 1983. faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif adalah faktor sosial,

ekonomi, lingkungan dan biologi. Selain itu faktor dari ibu sendiri juga

sangat menunjang misalnya faktor fisik, psikis, pengetahuan, sikap dan keterampilan,

faktor lain ikut berperan adalah pelayanan kesehatan dan partisipasi masyarakat.

Pemantapan peran serta masyarakat khususnya dalam hal pemberian ASI dapat ditunjang

8

Page 21: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak ( KITA ) ( FKM-UI Depkes RI

dan WHO, 1998 ).

Adapun perilaku menyusui sendiri adalah perbuatan atau tindakan yang

dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mendapatkan yang terbaik (Notoatmodjo, S,

dkk, 1985). Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan ibu

pada ASI Ekslusif sesuai dengan variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Umur

Menurut Husain ( 1989 ), menyatakan bahwa umur 30 tahun atau

lebih bagi seorang ibu untuk melahirkan termasuk resiko tinggi dan erat

kaitannya dengan anemia gizi dapat mengurangi produksi ASI yang

dihasilkan. Penelitian Utomo, dkk, 1993. menyatakan bahwa wanita lebih

mudah cenderung memberikan makanan pendamping ASI lebih awal

kepada bayinya, yaitu dimulai ketika bayi berusia < 1 bulan.

2. Paritas

Para ibu dengan paritas 1-2 anak sering menemui masalah dalam

memberikan ASI pada bayinya. Masalah yang sering muncul yaitu putting

susu yang lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki dan atau

belum siap menyusui bayi secara Psikologis ( Neil, W. R, 1982 ).

3. Pendidikan

Menurut Sukanto, 1982. mengatakan bahwa pendidikan akan

memberikan kesempatan kepada orang untuk membuka jalan pikiran

dalam menerima ide-ide atau nilai-nilai baru.Tingkat pendidikan ibu

merupakan salah satu aspek yang umumnya berpengaruh pada tingkat

Page 22: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

pendapatan keluarga sebagai faktor ekonomi. Pendidikan juga

dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia dalam memberikan

ASI Ekslusif.

4. Pekerjaan

Menurut Soetijiningsih, 1989. bahwa ada kecenderunngan makin

banyak ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Salah satu penyebabnya

adalah banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota besar. Peran ganda

seorang ibu antara mengasuh anaknya dengan memberikan ASI.

Membantu ekonomi keluarga mencari nafkah dengan bekerja di luar

maupun di dalam lingkungan rumah. Sering membuat seoran ibu

menghadapi kesulitan mengatasinya.

2.2 Asi Ekslusif

2.2.1 Definisi

Air Susu Ibu ( ASI ) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai

makanan bagi bayi ( Theresia, Puapita, 1995 ).

ASI adalah makanan ideal yang tidak ada bandingannya untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi normal, dan merupakan pengaruh biologis dan emosional unit

antara ibu dan anak. Pemberian ASI saja dianjurkan diberikan pada bayi paling kurang 4

bulan, sebab ASI mengandung semmua gizi yang dibutuhkan untuk membangun dan

Page 23: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

menyediakan energi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal ( Latief,D,

1995 ). Disamping itu menurut Manuaba,I.G, 1999. ASI juga mengandung bebeerapa zat

antibodi terhadap penyakit-penyakit yang keberadaanya sangat berguna bagi

kesehatan bayi.

ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu ( ASI )

saja kepada bayi sampai umur 4 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan ( Depkes

RI, 1992 ).

ASI Ekslusif adalah sumber makanan terbaik untuk seorang bayi, dianjurkan

bayi usia 0 – 6 bulan minum ASI Ekslusif, artinya tanpa bahan susu formula ( dr. H.

Hamdan Syukron Lilla,2008 )

Tingkat pengetahuan mengenai ASI adalah ASI merupakan sumber gizi yang

sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan

bayi, Satu-satunya makanan minuman terbaik untuk bayi dalam masa 6 bulan pertama

kehidupannya.

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat

memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan

alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang

yang optimal.

2.2.2 Manfaat

A. Manfaat bagi bayi

a. Pelukan dan dekapan ibu waktu menyusui menimbulkan kehangatan dan

rasa aman yang merupakan dasar perkembangan emosi dan kepribadian anak.

Page 24: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Perkembangan psikomotor akan berlangsung lebih cepat serta perkembangan

kemampuan bahasa, daya kognitif, dan daya ingat akan lebih baik.

b. ASI mudah dicerna, selalu aman dan bersih, tidak akan basi, mempunyai

suhu yang tepat, dapat langsung diminum, mengandung zat kekebalan, sehingga

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.

c. Kalori ASI mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Menyusui secara ekslusif bagian dari memberikan kolostrum pada bayi baru

lahir. ( Sjahmien, Moehji, 1992 ).

B. Manfaat bagi ibu

1. Menyusui secara ekslusif dapat menunda kehamilan, mempercepat

penurunan berat badan setelah melahirkan, mencegah terjadinya anemia,

karena merangsang kontraksi uterus, mempercepat kembali uterus semula,

mencegah kanker payudara dan memperkuat hubungan ikatan batin

ibu serta bayi.

2. Salah satu metode penjarangan kehamilan yang cukup efektif.

3. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan sehingga mencegah

anemia.

4. Secara psikologis menimbulkan puas, bangga dan bahagia.

5. Mudah cara pemberian dan hemat ( Biro pusat statistik dan Departemen

Kesehatan, 1997 )

Page 25: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

6. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan

datang. ( Theresia, Puspita, 1995 ).

2.2.3 Produksi ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan

mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar

pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang

mengandalkan pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung

pada Let Down Reflex, dimana hisapan puting dapat merangsang kelenjar

Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat

merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan

susu dapat mengalir secara lancar ( Winarno, 1990 ).

Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk

menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan

tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan

cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.

Susu di produksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang

besar menuju saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat di gambarkan

sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yanng mengsekresi

dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di

dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan

susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang

secara perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk sinus lactiterous.

Page 26: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Pusat dari areda ( bagan yang berpigme) adalah putingnya, yang tidak kaku

letaknya dan dengan mudah dihisap ( masuk kedalam ) mulut bayi.

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam

alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan

anak.

Di sekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga

atau keempat, dari masa laktasi.

Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.

Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-

kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.

Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum

usus bayi baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk

menerima makanan selanjutnya.

Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi

berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein

pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat

memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.

Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang

dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan.

Page 27: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan

ASI Mature.

Total Energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58

kalori/100 ml colostrum.

Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air

dapat lebih tinggi atau lebih rendah.

Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.

Lemaknya lebih banyak mengandung Cholesterol dan lecitin di

bandingkan ASI Mature.

Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus

bayi menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar antobodi pada

bayi.

Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

2. Air Susu Masa Peralihan ( masa transisi )

Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.

Disekresi dari hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi

ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada miggu

ke-3 sampai ke-5.

Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat

semakin tinnggi.

Volume semakin meningkat.

3. Air Susu Mature

Page 28: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan

komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan

bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.

Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada

yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya

yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia,

siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan

temperatur yang sesuai untuk bayi.

Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena

mengandung casienat, riboflaum dan karotin.

Tidak menggumpal bila dipanaskan.

Volume : 300-850 ml/24 jam

Terdapat anti microbaterial factor, yaitu :

- Antibodi terhadap bakteri dan virus

- Cell ( phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle typeT )

- Enzim ( lysozime, lactoproxidase )

- Protein ( lactoferrin, B12 Ginding Protein )

- Faktor resisten terhadap staphylococcus.

- Complecement ( C3 dan C4 ).

( Moehji Sjahmien, 1992 ).

2.2.4 Komposisi ASI

Page 29: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena

colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum

dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengndung

imunoglobulin A ( Iga ), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang

kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap sarangan

penyakit ( Infeksi ) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak

mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium

( Na ) dan seng ( Zn ).

Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National

research Council Washington tahun 1980 di peroleh perkiraan Komposisi

Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel

berikut:

Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml

Zat-zat gizi Kolostrum ASI Susu sapi

Energi ( k Cal )

Protein ( g )

Kasein/whey

Kasein ( mg )

Laktamil bumil

(mg)

Laktoferin ( mg)

Ig A ( mg )

Laktosa ( g )

58

2,3

-

140

218

330

364

5,3

70

0,9

1 : 1,5

187

161

167

142

7,3

65

3,4

1 : 1,2

-

-

-

-

4,8

Page 30: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Lemak ( g )

Vitamin

- Vit A ( mg )

- Vit BI ( mg )

- Vit B2 ( mg )

- Asam Nikotinmik

- Vit B6 ( mg )

- Asam pantotenik

- Biotin

- Asam folat

- Vit B12

- Vit C

- Vit D ( mg )

- Vit Z

- Vit K ( mg )

Mineral

- Kalsium ( mg )

- Klorin ( mg )

- Tembaga ( mg )

- Zat besi ( ferrun )

2,9

151

1,9

30

75

-

183

0,06

0,05

0,05

5,9

-

1,5

-

39

85

4,2

75

14

40

160

12-15

246

0,6

0,1

0,1

5

0,04

0,25

1,5

35

40

3,9

41

43

145

82

64

340

2,8

13

0,6

1,1

0,02

0,07

6

130

108

Page 31: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

- ( mg )

- Magnessium ( mg )

- Fosfor ( mg )

- Potassium ( mg )

- Sodium ( mg )

- Sulfur ( mg )

40

70

4

14

74

48

22

40

100

4

15

57

15

14

14

70

12

120

145

58

30

2.2.5 ASI dan stadium laktasi

Berdasarkan stadium laktasi maka komposisi ASI dibagi menjadi tiga

bagian ( Suharyono, dkk, 1992 ).

1. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

mamae, lebih banyak mengandung antibodi, ditemukan pada hari pertama

sampai ketiga atau keempat masa laktasi. Kelebihan dari kolostrum adalah

lebih banyak mengandung antibodi dibanding ASI Mature dan dapat

memberikan perlindungan pada bayi sampai 6 bulan pertama. Adapun

volume kolostrum berkisar antara 150-300 ml/24 jam.

2. ASI masa transisi merupakan peralihan dan colostrum menjadi ASI

matture mulai keluar pada hari keempat sampai kesepuluh masa laktasi.

Pada masa ini volume ASI akan makin meningkat.

3. ASI masa mature, disekresi mulai hari kesepuluh dan seterusnya,

komposisinya relatif konstan. ASI mature adalah makanan yang mudah di

Page 32: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

dapat, selalu tersedia, siap minum dengan temperature yang sesuai untuk

bayi. ASI mature juga mengandung anti microbial factor.

Untuk mempertahankan laktasi kelenjar-kelenjar susu juga harus

distimulasi dengan diisap bayi atau diperoleh sehingga ada ejeksi dari air

susu. Hormon yang paling penting dalam proses laktasi adalah hormon

prolaktin. Begitu juga pengisapan rangsangan bayi memegang peranan

sangat penting untuk dapat dikeluarkannya hormon prolaktin dan oksitosin.

Oksitosin diperlukan untuk ejeksi air susu.

2.2.6 Kualitas dan kuantitas ASI

Pada dasarnya, kebutuhan bayi terhadap ASI dan produksi ASI sangat

bervariasi. Oleh karena itu, ibu sulit memprediksikan tercukupinya kebutuhan ASI

pada bayi. Terkait hal ini. maka perlu memperhatikan tanda – tanda kelaparan atau

kepuasan yang ditujukan oleh bayi, serta pertambahan berat badan bayi sebagai

indikator kecukupan bayi terhadap ASI, supaya ibu lebih mengetahui berbagai

hal yang berhubungan dengan kualitas dan kuantitas ASI, sebaiknya mencermati uraian

berikut :

1. Makanan dan gizi ibu saat menyusui

Makanan ynag dikonsumsi oleh ibu pada masa menyusui tidak secara

langsung mempengaruhi mutu, kualitas, maupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Ibu yang menyusui membutuhkan 300 – 500 kalori tambahan

setiap hari agar bisa menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang

dibutuhkan oleh bayi berasal dari lemak yang ditimbun selama

Page 33: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

kehamilannya. Artinya, ibu yang menyusui tidak perlu makan berlebihan,

tetapi cukup menjaga keseimbangan konsumsi gizi. Sesungguhnya, aktivitas

menyusui bayi dapat mengurangi berat badan ibu, sehingga ibu bisa

langsinng kembali. Terkait itu, perlu diketahui bahwa diet atau menahan

lapar akan mengurangi produksi ASI.

Pada kenyataannya, tidak ada makanan atau minuman khusus yang

dapat memproduksi ASI secara ajaib, meskipun banyak orang mempercayai

bahwa makanan/ minuman tertentu akan meningkatkan produksi ASI. Kini

hasil penelitian telah menemukan bahwa ekstrak ragi ( brewer’s yeast) yang

mengandung vitamin B kompleks alami dapat menjaga kesehatan ibu

menyusui dan meningkatkan produksi ASI. Sebenarnya ada sedikit unsur

kimia mangan yang terdapat dalam beras – berasan, gandum – ganduman.

Kacang – kacangan, dan sayur – sayuran, yang agar kebutuhan gizi

tercukupi dengan baik, hendaknya ibu mencermati tabel aberikut :

Tabel Gizi

Jenis Makanan Ketika ibu tidak

hamil dan 4 bulan

pertama kehamilan

5 bulan terakhir

kehamilan

Saat

menyusui

Susu ( sapi atau

kedelai ).

600 ml 1200 ml 1200 ml

Protein hewani,

misalnya daging

matang, ikan,

Page 34: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

serta unggas,

dan protein

nabati,

contohnya biji-

bijian. Kacang-

kacangan,

produk susu,

serta produk

kedelai.

1 porsi 1-2 porsi 3 porsi atau

lebih

Telur 1 butir 1 butir 1 butir

Buah dan sayran

yang

mengandung

banyak vitamin

A ( sayuran

hijau atau

kuning ),

brokoli, kailan,

kangkung,

caisim, labu,

wortel, dan

tomat.

1 porsi 1 porsi 1 porsi

Buah dan

Page 35: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

sayuran yang

mengandung

banyak vitamin

C, seperti jeruk,

taoge, tomat,

melon, pepaya,

mangga, dan

jambu.

1-2 porsi 2 porsi 3 porsi

Biji-bijian,

misalnya beras

merah, roti

wholemeal,

havermut, dan

mie.

3-4 porsi 3-4 porsi 3-4 porsi

Mentega,

margarin, dan

minyak sayur.

Digunakan secukupnya

2. kondisi Psikis

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, misalnya

kegelisahan, kurang percaya diri, rasa tertekan, dan berbagai bentuk

ketegangan emosional. Semuanya itu bisa membuat ibu tidak berhasil

menyusui bayinya dengan baik. Pada dasarnya,, keberhasilan menyusui bayi

Page 36: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

ditentukan oleh dua hal, yakni refleks prolaktin dan let down reflex. Refleks

prolaktin didasarkan pada kondisi kejiwaan ibu yang mempengaruhi

rangsangan hormonal untuk memproduksi ASI. Semakin tinggi tingkat

gangguan emosional, semakin sedikit rangsangan hormon prolaktin yangg

diberikan untuk memproduksi ASI.

Untuk menghasilkan air susu yang banyak, seorang ibu

membutuhkan ketenanagn. Perasaan tenang dapat membuat ibu lebih rileks

dalam menyusui bayi. Dengan demikian, air susu yang dihasilkan bisa lebih

maksimal. Oleh karena itu, ibu harus berupaya menenangkan diri, meskipun

menghadapi masalah.

3. Pengaruh persalinan dan Klinik Bersalin

Sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa rumah sakit atau

klinik bersalin menitik beratkan pada kondisi kesehatn ibu dan bayi. Akan

tetapi perihal pemberian ASI kurang mendapatkan pergatian. Sering kali

makanan pertama ynag diberikan kepada bayi justru susu formula, bukan ASI.

Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik kepada ibu, dan ibu selalu

beranggapan bahwa susu formula lebih baik ketimbang ASI. Nah, apakah

fenomena tersebut sebagian akibat dari keberhasilan promosi yang dilakukan

oleh pihak produsen susu atau kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI.

4. Penggunaan alat kontrasepsi

Ibu harus menghindari penggunaan pil KB pada masa menyusui.

Sebab, dampak jangka panjangnya bagi bayi dan ibu masih belum diketahui

Page 37: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

secara pasti. Pil KB dianggap dapat mengurangi produksi susu. Sementara itu,

pil POP ( progesteron only pill atau low dose pill ) tidak mempengaruhi

produksi susu. Pil tersebut boleh digunakan pada kasus tetentu. Misalnya ibu

penderita diabetes yang tidak boleh hamil. Ibu yang menyusui tidak

dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi berupa pil yang mengandng hormon

estrogen. Sebab, hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI, bahkan bisa

menghentikan produksi ASI.

5. Hambatan menyusui

Aktivitas menyusui bayi ternyata tak semudah yang dibayangkan.

Saat menyusui, ibu sering kali menemuui berbagai kendala. Sebenarnya,

kendala tersebut mungkin tidak terjadi andaikan ibu memperoleh informasi

yang memadai. Beragam faktor yang menjadi kendala ketika menyusui

dibedakan menjadi dua, yakni faktor internal dan eksternal. Penjelasan

selengkapnya adalah sebagian berikut :

a. Faktor internal

Faktor internal sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui bayi.

Diantaranya ialah kurangnya pengetahuan ynag terkait penyusunan.

Karena tidak mempunyai pengetahuan yang memadai, ibu tidak mngerti

tentang cara menyusui bayi yang tepat, manfaat ASI, berbagai dampak

yang akan ditemui bila ibu tidak menyusui bayinya, dan lain

sebagainya.

b. Faktor Eksternal

Page 38: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Faktor eksternal terkait segala sesuatu yang tidak akan terjadi bila

faktor internal dapat dipenuhi ibu, misalnya ASI belum keluar pada

hari – hari pertama setelah kelahiran bayi, sehingga ibu berfikir untuk

memberikan susu formula ( prelactal feeding ) kepada bayi. Pada hari

pertama, bayi belum memerlukan cairan atau makanan, sehinngga tidak

atau belum diperlukan pemberian cairan tertentu, apalagi susu formula,

sebelum ASI keluar.

2.2.7 Faktor kekebalan yang terdapat pada ASI

1. Laktobacillus tumbuh cepat dan berkembang baik pada saluran pencernaan

bayi yang dapat yang mendapat ASI, kuman ini dalam usus mengubah

laktosa menjadi asam, menghemat pertumbuhan E. coli penyebab diare

bayi.

2. Faktor antistaphylokokus, zat ini merupakan semacam linoleat yang

merupakan asam lemak tidak jenuh.

3. Antibodi terhadap penyakit batuk rejan, difteri, radang, paru otak

gondongan, influenza dan lancar.

4. Komplemen zat ini berguna untuk merusak bakteri, sehingga kuman dapat

mudah damakan oleh sel darah putih dan sebagai penawar alergi.

5. Lisozim zat ini berkhasiat memecah dinding sel bakteri dan diperkiraan 300

kali lebih baik khasiatnya daripada susu sapi juga tahan terhadap keasaman

lambung.

Page 39: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

6. Laktoperoksidase merupakan suatu enzim yang bersama dengan zat lain

akan berdaya membunuh strepkokus ( Sunoto, 1992 ).

Page 40: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Paritas

Pekerjaan

Pendidikan

Umur

Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 KERANGKA KONSEP

Dalam penelitian ini perhatian penulis adalah ibu yang mengetahui dan yang tidak

mengetahui tentang ASI Ekslusif.

Penelitian ini akan menyertakan beberapa faktor yaitu faktor lingkungan

Gambar 3.1 kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

31

Page 41: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

3.2 Definisi Operasional

Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Cara

ukur

Alat

ukur

Hasil ukur Skala

ukur

1 Pengetahuan

tentang ASI

ekslusif

Tingkat pembuktian

pembenaran

seseorarng tentang

informasi yang

pernah diperoleh

sebenarnya

Mengisi

kuesioner

Kuesione

r

1. Baik

2. kurang baik

Ordinal

2 Umur ibu Jumlah tahun yang

dilalui ibu dihitung

sejak kelahiran

hingga ulang tahun

terakhir.

Mengisi

kuesioner

Kuesione

r

1. Umur <20 tahun

2. Umur 20-30

tahun

3. Umur >35 tahun

Ordinal

3 Paritas Jumlah berapa kali

ibu melahirkan baik

kelahiran hidup

maupun mati dengan

usia kelahiran

minimal 28 minggu

Mengisi

kuesioner

Kuesione

r

1. Paritas 1-2

2. Paritas ≥ 3

Ordinal

4 Pendidikan Jenjang pendidikan

tertinggi yang

Mengisi

kuesioner

Kuesione

r

1. Rendah ( tidak

sekolah, SD )

Ordinal

Page 42: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

pernah ditamatkan 2. Menengah

( SLTP, SLTA )

3. Tinggi

( perguruan tinggi )

5 Pekerjaan ibu Jenis aktifitas yang

dilakukan ibu di

dalam dan di luar

rumah untuk

memperoleh

penghasilan.

Mengisi

kuesioner

Kuesione

r

1. Bekerja:

2. Tidak bekerja

Ordinal

Hipotesis

1. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif

dengan umur ibu.

2. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif

dengan jumlah anak ibu.

3. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI ekslusif

dengan pendidikan ibu.

4. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif

dengan pekerjaan ibu.

Page 43: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik yang dilakukan

dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel

dependen dan variabel independen akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan.

Penelitian ini menggunakan data primer yang menggambarkan tingkat pengetahuan

ibu pada ASI Ekslusif.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Bulan April 2010.

4.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan tercatat di Bidan

Praktek Swasta Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor pada Bulan April 2010.

b. Sampel penelitian

Sampel penelitian ini adalah ibu-ibu yang melahirkan di Bidan praktek swasta

Bd. Hj. Lia Gatot Cilebut. Pengambilan sampel minimal pada penelitian ini

dihitung dengan menggunakan rumus :

n = Z² P . Q 34

Page 44: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

keterangan :

n = Besar sampel

p = Proporsi persalinan sebesar 90%

Z² = ( 1- α/2)= Standart deviasi normal yaitu 1,96 sesuai dengan derajat

kemaknaan 95% = presisi 10%

d= derajat keakuratan

Maka sampel yang dibutuhkan sebanyak :

n= Z² P . Q

= 1,96² . 0,5 ( 1 x 0,5 )

0,01

= 96

Berdasarkan hasil perhitungan di atas jumlah sampel minimal adalah 96

orang.

4.4 Jenis Data

Jenis data yang di ambil berupa data primer dilakukan sendiri dan dibantu

oleh staf yang ada di Bidan Praktek Swasta melalui wawancara dengan

menggunakan kuesioner ini penulis menyaring responden untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif di Bidan Praktek swasta Bd.

Hj. Lia Gatot Cilebut pada Bulan April 2010.

Page 45: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Caranya saat memberikan kuesioner, responden menerima satu perangkat

instrumen penelitian yang terdiri dari permohonan kepada responden, persetujuan

menjadi responden dan penelitian kuesioner. Setelah diterima kemudian responden

mengisi kuesioner yang telah dibagikan.

Sebelum responden mengisi kuesioner responden diminta untuk mengisi

inform consent untuk persetujuan menjadi sampel, setelah itu diperkenankan

membaca terlebih dahulu seluruh perangkat kuesioner. Kuesioner yang telah diisi,

dikumpulkan kembali untuk dilakukan perhitungan dari analis.

4.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan

menggunakan kuesioner ( memberikan beberapa pertanyaan tentang tingkat

pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif, paritas, umur ibu, pendidikan, dan pekerjaan )

Sebelum kuesioner ini digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan uji coba di Bidan Praktek Swasta kepada 10 orang ibu yang sedang

menyusui bayi.

4.6 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini melalui langkah-langkah pengolahan

data yaitu :

Page 46: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

a. Coding data : yaitu setelah diperiksa kelengkapan data lalu dilakukan pemberian

nomor atau kode pada setiap jawaban agar memudahkan dalam pengolahan

selanjutnya.

b. Editing data: dimaksudkan untuk memastikan data yang diperoleh adalah data

yang akurat untuk pengolahan data selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan yaitu

memeriksa dan mengamati apakah semua pertanyaan terjawab. Jawaban yang

ada atau tertulis harus dibaca secara konsisten.

c. Cleaning : Yaitu data yang telah di entry dicek kembali untuk memastikan

bahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan baik kesalahan dalam

pengkodean maupun dalam membaca kode. Demikian diharapkan data tersebut

benar- benar siap untuk dianalisis.

d. Tabulasi data : Data yang sudah selesai dikumpulkan disesuaikan menurut

variabel yaitu berdasarkan tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif, paritas,

umur ibu, pendidikan, dan pekerjaan. Dengan menggunakan metode tally

sehingga frekuensi data mudah diketahui.

4.7 Penyajian Data

Agar data yang diperoleh merupakan suatu informasi, maka penyajian data

dilakukan dalam bentuk tabel data univariat .

4.8 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Page 47: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

4.8.1 Analisis Univariat

Bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi variabel-variabel

yang diukur baik variabel dependen maupun variabel independen. Analisis

ini dilakukan dengan cara mentabulasi data, kemudian disusun dalam tabel

sesuai dengan variabel yang akan diteliti dan dihitung dengan persentasi.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

X x 100%

n

keterangan :

x = jumlah data diperoleh

n = jumlah total data

4.8.2 Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Analisis hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen dilakukan dengan

menggunakan uji Chi Square. Untuk menentukan kemaknaan hasil

perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 yang dinyatakan

dalam rumus sebagai berikut :

X² = ∑( 0-E )

E

Page 48: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Keterangan :

X² : Nilai Chi square

∑ : Penjumlahan

0 : Nilai obsservasi ( frekuensi hasil observasi)

E : Nilai Ekspetesi ( Frekuensi hasil yang diharapkan )

Degree of Freedom pada tes Chi Square

Df = ( k-1 ) ( B-1)

Keterangan :

K : Kolom

B : baris

Page 49: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Data

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu dengan analisis univariat dalam periode

April 2010, penulis mengambil catatan di Bidan Praktek Swasta Hj. Lia Gatot Cilebut

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor sebagai berikut :

5.1.1 Pengetahuan Ibu

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang ASI Ekslusif di

Bidan Praktek Swasta Ny.L Bulan April 2010

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 69 71,88

2 Kurang 27 28,12

3 Jumlah 96 100

Tabel diatas menunjukan dari 96 responden 69 ( 71,88 %) mempunyai

pengetahuan tentang ASI Ekslusif baik dan 27 ( 28,12 %) mempunyai pengetahuan ASI

Ekslusif yang kurang.

40

Page 50: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.1.2 Umur Ibu

Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif Berdasarkan Umur

di Bidan Praktek Swasta Ny.L Bulan April 2010

No Umur Frekuensi %

1 < 20 5 5,20

2 20 – 35 85 88,55

3 > 35 6 6,25

4 Jumlah 96 100

Dalam pengolahan data umur ibu dibagi menjadi 3 kelompok yaitu < 20 tahun,

20-30 tahun dan > 30 tahun. Umur < 20 tahun sebanyak 5 responden atau sebesar 5,20%,

umur 20-30 tahun terbanyak dengan jumlah 85 responden atau sebesar 88,55% dan > 30

tahun dengan jumlah sebanyak 6 responden atau sebesar 6,25%, untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel di atas.

Page 51: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.1.3 Paritas

Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif Berdrasarkan Paritas

di Bidan Praktek Swasta Bulan April 2010

No Paritas Frekuensi %

1 Paritas 1-2 70 72,91

2 Paritas >3 26 27,09

3 Jumlah 96 100

Dalam pengolahan data, jumlah anak terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu jumlah anak

1 - 2 anak dan > 3 anak. Sebagian besar ibu mempunyai 1 - 2 anak dengan persentase

terbanyak sebesar 70 responden atau sebesar 72,91%, sedangkan ibu yang mempunyai > 3

anak sebanyak 26 responden atau sebesar 27,09%, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel

di atas.

Page 52: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.1.4 Pekerjaan

Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif

Berdasarkan Pekerjaan di Bidan Praktek Swasta Bulan april 2010

No Pekerjaan Frekuensi %

1 Bekerja 32 33,33

2 Tidak bekerja 64 66,67

3 Jumlah 96 100

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 96 responden sebagian besar ibu 64 responden atau

sebesar ( 66,67 %) ibu tidak bekerja dan 32 responden atau sebesar ( 33,33 %) ibu bekerja.

Page 53: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.1.5 Pendidikan

Distribusi Responden yang Mengetahui tentang ASI Ekslusif Berdasarkan

Pendidikan di Bidan Praktek Swasta Bulan April 2010

No Pendidikan Frekuensi %

1 SD 1 1,04

2 SMP 21 21,88

3 SMA 49 51,04

4 Perguruan tinggi 25 26,04

5 Jumlah 96 100

Tabel diatas menunjukan sebagian besar pendidikan ibu adalah SMA 49 ( 51,4 %)

dan 25 ( 26,04 %) mempunyai pendidikan tinggi.

Page 54: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.2.1 Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif dengan Usia ibu

Tabel 5.8

Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Usia Ibu

Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor

Pada Bulan april 2010

Usia Ibu

Pemberian ASI EkslusifJumlah

Ekslusif Tidak Ekslusif

N % N % n %

≤ 20 tahun 3 60 2 40 5 100

20-35 tahun 62 77,94 23 27,05 85 100

≥ 35 tahun 4 66,66 2 33,33 6 100

Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100

X2 = 5,4 , df (2-1) (3-1) = 2

Pada tabel 5.8 menjelaskan bahwa dari 85 responden ibu yang berusia 20-35 tahun

yang memberikan ASI ekslusif sebesar 62 orang atau 77,94% dan 23 ibu yang tidak

memberikan ASI Ekslusif sebesar 27,05%. Usia ibu yang > 35 tahun 4 responden yang

memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 66,66% dan ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif

sebesar 2 orang atau esbesar 33,33%. Usia ibu yang <20 tahun ibu yang memberikan ASI

secara Ekslusif sebanyak 3 orang atau sebesar 60% dan ibu yang tidak memberikan ASI

Ekslusif sebanyak 2 orang atau sebesar 40%. Secara keseluruhan didapat 69 ibu yang

memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 71,87% dan 27 responden ibu yang tidak

Page 55: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 28,12%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh

X2 hitung 5,4 pada df (2-1) (3-1) = 2 dengan α = 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan

nilai sebesar 7,814. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara

usia ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.

5.2.2 Hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif

Tabel 5.9

Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Pendidikan Ibu

Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor

Pada Bulan april 2010

Pendidikan

Pemberian ASI Ekslusif Jumlah

Ekslusif Tidak ekslusif

N % N % n %

SD 1 100 0 0 1 100

SMP 8 38,09 13 61,90 21 100

SMA 30 61,22 19 38,77 49 100

PT 8 32 17 68 25 100

Jumlah 47 48,95 49 51,04 96 100

X2 = 728,03 , df (2-1) (4-1) = 4

Pada tabel 5.9 menjelaskan bahwa dari 49 responden ibu yang berpendidikan SMA

30 responden atau sebesar 61,22% yang memberikan ASI Ekslusif dan 19 responden atau

sebesar 38,77% yang tidak memberikan ASI Ekslusif. Dari 25 responden yang

berpendidikan perguruan tinggi 8 responden yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar

Page 56: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

32% dan 17 responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 68%. Dari 21

responden yang berpendidikan SMP 8 responden yang memberikan ASI Ekslusif atau

sebesar 38,09% dan 13 responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar

61,90%. Dan dari 1 responden ibu yang berpendidikan SD 1 responden ibu yang

memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 100%. Secara keseluruhan didapat 47 responden ibu

yang memberikan ASI secara Ekslusif atau sebesar 48,95% dan 49 responden ibu yang tidak

memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 51,04%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh

X2 hitung 728,03 pada df (2-1) (4-1) = 4 dengan α = 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan

nilai sebesar 9,487. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pendidikan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.

Page 57: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.2.3 Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif

5.2.4 Tabel 5.10

Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Pengetahuan Ibu

Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor

Pada Bulan april 2010

Pengetahuan

Pemberian ASI EkslusifJumlah

Ekslusif Tidak ekslusif

N % n % N %

Baik 51 73,91 18 26,08 69 100

Rendah 7 25,92 20 74,07 27 100

Jumlah 58 60,41 38 39,58 96 100

X2 = 25,07. df (2-1) (2-1) = 1

Pada tabel 5.10 menjelaskan bahwa dari 69 responden ibu yang berpengetahuan baik

atau sebesar 51 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 73,91% dan 18

responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 26,08%. Dari 27 responden

ibu yang berpengetahuan rendah 7 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau

sebesar 25,92% dan 20 responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar

74,07%. Secara keseluruhan ibu yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 58 responden atau

60,41% dan 38 responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 39,58%.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh X2 hitung 25,07 pada df (2-1) (2-1) = 1 dengan α

= 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan nilai sebesar 3,841. Dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan ASI Ekslusif.

Page 58: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.2.5 Hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan jumlah anak

Tabel 5.11

Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Jumlah Anak

Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor

Pada Bulan april 2010

Jumlah

anak

Pemberian ASI Ekslusif Jumlah

Ekslusif Tidak Ekslusif

N % n % n %

1 – 2 anak 55 78,57 15 21,42 70 100

> 3 anak 10 38,46 16 61,53 26 100

Jumlah 65 67,70 21 21,875 96 100

X2 = 19,77 , df (2-1) (3-1) = 2

Pada tabel 5.11 menjelaskan bahwa dari 70 responden ibu yang mempunyai 1 -2

anak 55 responden ibu yang meberikan ASI Ekslusif atau sebesar 78,57% dan 15 responden

ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 21,42%. Dan ibu yang mempunyai

anak > 3 10 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 38,46% dan ibu

yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebesar 16 responden atau sebesar 61,53%. Dari data

keseluruhan ibu yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 65 responden atau sebesar 67,70%

dan ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebesar 21 responden atau sebesar 21,875%.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh X2 hitung 19,77 pada df (2-1) (2-1) = 2 dengan α

= 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan nilai sebesar 3,841. Dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara jumlah anak ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.

Page 59: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

5.2.6 Hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu

Tabel 5.12

Distribusi pemberian ASI Ekslusif Menurut Pekerjaan Ibu

Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor

Pada Bulan april 2010

Pekerjaan

Ibu

Pemberian ASI EkslusifJumlah

Ekslusif Tidak ekslusif

N % n % n %

Bekerja 15 46,87 17 53,12 32 100

Tidak

Bekerja

54 84,37 10 15,62 64 100

Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100

X2 = 62,72 , df (2-1) (3-1) = 2

Pada tabel 5.12 menjelaskan bahwa dari 64 responden ibu tidak bekerja yang

memberikan ASI Ekslusif sebanyak 54 responden atau sebesar 84,37% dan ibu yang tidak

memberikan ASI Ekslusif sebanyak 10 responden atau sebesar 15,62% . dan ibu bekerja dari

32 responden 15 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 46,87% dan ibu

yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 17 responden atau sebesar 53,12%.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh X2 hitung 62,72 pada df (2-1) (3-1) = 2 dengan α

= 0,05 diperoleh Chi Square tabel dengan nilai sebesar 5,991. Dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu.

Page 60: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

6.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analisis deskriftif dengan menggunakan rancangan Cross

Sectional sehingga hasil penelitian ini tidak dapat menunjukan kekuatan hubungan sebab

akibat.

6.1.2 Pengumpulan Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer, dengan jumlah sampel diambil

sebanyak 96 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan Kuesioner yang

dibantu oleh para bidan ditempat praktek.

6.2 Pembahasan hasil penelitian berdasarkan variabel – variabel yang diteliti

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh tingkat

pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif di BPS Ny. L, maka dalam bab ini akan

dibahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan melalui pembagian kuesioner

untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang sebenarnya, adapun pembahasan

yang penulis uraikan adalah sebagai berikut :

Page 61: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

6.2.1 Pemberian ASI Ekslusif menurut pengetahuan ibu

Pada penelitian ini sebagian besar ibu tahu mengenai pemberian ASI Ekslusif

yaitu ibu yang mempunyai pengetahuan baik sebesar 69 ( 71,88 % ) dan ibu yang tingkat

pengetahuan kurang yaitu 27 ( 28,12 % ). Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa

pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif sejak dini atau ASI Ekslusif tidak terlepas dari

tingkat pendidikan dan keterpaparan terhadap informasi mengenai ASI Ekslusif

( Kasnodiharjo,1998 ). Sehingga ibu dapat berfikir dan tahu apa yang terbaik untuk

diberikan kepada bayinya dan memiliki respon positif untuk menerima anjuran menyusui

sejak dini.

Menurut Notoatmodjo,S.dkk ( 1985 ), pengetahuan pada dasarnya merupakan

domain yang tepat untuk terbentuknya tindakan individu. Perilaku yang didasari

pengetahuan. Hasil pengetahuan di wilayah kerja BPS Ny.L Cilebut Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Bogor menunjukan proporsi responden yang cukup tinnggi pada tingkat

pengetahuan responden dalam pemberian ASI Ekslusif.

6.2.2 Pemberian ASI Ekslusif menurut umur ibu

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia 20 – 35

tahun yang memberikan ASI Ekslusif sebesar 88,55 % diikuti oleh kelompok usia ibu <20

tahun yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak 3 responden atau sebesar 60%.

Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara

tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dengan umur ibu.

Hal ini sesuai dengan Pendapat Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa umur

mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin tua usia maka pengetahuan semakin

Page 62: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

bertambah. Juga menurut (Soetjiningsih, 1997), bahwa usia ibu mempengaruhi bagimana ibu

mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan dirinya dan keluaga, semakin

bertambah usia maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah. Atau dengan usia

yang bertambah pengalaman terhadap pengetahuan dan sumber informasi yang didapat lebih

baik. Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama.Umur

mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan dan tingkat pengetahuan, besarnya risk

serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan

pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut (Noor,N.N,2000)

Ibu yang berusia 20-35 tahun adalah usia pada masa reproduksi sehingga ibu

dapat memberikan ASI sejak dini dengan baik dan memiliki pendapat atau pemikiran yang

positif terhadap pemberian ASI Ekslusif ( fikawati, 1999 ).

Menurut peneliti besarnya kasus yang ditemukan pada usia 20 - 30 tahun mungkin

disebabkan karena kurangnya penyuluhan atau promosi kesehatan tentang ASI Ekslusif yang

diberikan keapda ibu – ibu dari tenaga kesehatan khususnya melakukan pendekatan pada

kelompok ibu – ibu khususnya pada kelompok usia diatas 30 tahun.

6.2.3 Pemberian ASI Ekslusif menurut paritas ibu

Hasil penelitian menunjukan jumlah terbanyak adalah ibu yang mempunyai anak

sebanyak 1-2 anak dengan jumlah sebanyak 70 responden atau sebesar 72,91%, dan hasil

terendah didapat pada ibu yang mempunyai anak >3 sebanyak 26 responden atau sebesar

27,09 %. Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dengan jumlah anak ibu.

Page 63: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Pada ibu yang berparitas tinggi atau pada ibu multi cenderung memberikan ASI

Ekslusif sejak dini pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang berparitas rendah karena

pengalaman yang dimiliki pada kelahiran anaknya terdahlu membuat ibu tahu dan perlu

juga berpengalaman ( Iskandar, 1987 ). Hal ini sesuai dengan kenyataan yang peneliti

dapatkan dilapangan.

Menurut peneliti jumlah paritas sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI

Ekslusif pada bayinya, karena pengalaman ibu pada anak sebelumnya menjadikan ibu

untuk lebih mengerti dalam pemberian ASI Ekslusif.

6.2.4 Pemberian ASI Ekslusif menurut pendidikan ibu

Hasil dari penelitian yang didapat, dalam aspek pendidikan teernyata sebagian

besar responden ( 51,04 % ) berpendidikan menengah ( SMA ), dan perguruan tinggi

sebesar ( 26,04 %) dan diikuti dengan ibu dari pendidikan rendah sebesar (1,04 % ).

Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat

pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dengan pendidikan ibu.

Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh dalam memberikan ASI Ekslusif

karena para ibu dapat berfikir yang baik untuk diberikan pada bayinya dan memiliki respon

terhadap sesuatu yang datang dari luar seperti sikap menerima atau anjuran untuk

menyusui. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Pendidikan ibu juga

berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu yang berpendidikan tinggi dapat mempersiapkan

dirinya untuk memberikan ASI-nya sedini mungkin ( Dhiani, 1993 ).

Page 64: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Demacias ( 1997 ) mengatakan kurangnya pengertian dan pengetahuan dapat

menyebabkan ibu mudah terpengaruh untuk tidak memberikan ASI-nya. Makin tinggi

pendidikan terakhir seorang ibu maka makin besar kemauan dan dorongan untuk menyusui

bayinya.

Menurut peneliti pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI

Ekslusif karena semakin tingginya pendidian ibu, ibu dapat berfikir yang baik untuk

diberikan pada bayinya dan memiliki respon yang baik.

6.2.5 Pemberian ASI Ekslusif menurut pekerjaan ibu

Dari hasil penelitian ini sebagian besar ibu rumah tangga yang tidak bekerja

sebesar 64 ( 66,67 % ) dan ibu yang bekerja sebesar 32 ( 33,33 % ). Sehingga

keberhasilan pemberian ASI Ekslusif dapat menunjang teori yang ada. Berdasarkan uji

statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan

ibu tentang ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu.

Pada dewasa ini masalah pemberian susu formula pada ibu bekerja lebih besar

dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Menngingat kondidi fisik ibu yang bekerja tidak

akan dapat mempertahankan produksi ASI-nya, selain itu juga para ibu yang tidak

bekerja memiliki waktu yang banyak untuk mempersiapkan dirinya dalam memberikan

ASI sejak dini dan mempunyai banyak yang lebih lama untuk kontak dengan bayinya

( Suharyono dan Ruslina Suradi dan Agus Firmansyah, 1992 ).

Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI Ekslusif, dengan

pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI dan didukung

Page 65: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat terus memberikan ASI secara Ekslusif (

Roesli, 2000 ).

Menurut peneliti pekerjaan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI

Ekslusif, karen apada ibu yang bekerja lebih cenderung memberikan susu formula

kepada bayinya karena terlalu padatnya pekerjaan dibandingkan ibu yang tidak bekerja

lebih banyak mempunyai waktu untuk memberikan ASI psecara Ekslusif pada bayinya.

Page 66: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis secara umum sudah dapat

digambarkan pada bab-bab sebelumnya dengan tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui

hubungan umur ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, dan pengetahuan

ibu tentang pemberian ASI Ekslusif pada bayi. Di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor periode

april 2010. maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

7.1.1 Ibu yang mempunyai anak 1 - 2 di BPS Hj. Lia 70 responden ibu yang memberikan

ASI Ekslusif pada bayinya yaitu sebanyak 35 responden atau sebesar 36,45% dan

yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 15 responden atau sebesar 15,62%.

Sedangkan pada ibu yang mempunyai anak lebih dari 3, 10 responden ibu yang

memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 10,41% dan ibu yang tidak memberikan ASI

Ekslusif sebanyak 16 responden atau sebesar 16,66%.

7.1.2 Tingkat pengetahuan ibu tentang pemberiannASI Ekslusif berhubungan erat dengan

umur ibu yang berumur < 20 tahun sebanyak 3 responden atau sebesar 60% ibu yang

memberikan ASI Ekslusif, 2 responden atau sebesar 2,08% ibu yang tidak

memberikan ASI Ekslusif. umur 20-30 tahun terbanyak dengan jumlah 85 responden,

62 responden atau sebesar 64,58% ibu ynag memberikan ASI Ekslusif dan 23

reponden atau sebesar 23,95% ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif. dan > 30

tahun 4 responden ibu yang memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 4,16% dan 2

responden ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif atau sebesar 2,08%

Page 67: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

7.1.3 Pendidikan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

Ekslusif. Pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu terkecil pada ibu yang

mempunyai latar belakang SD sebanyak 1 responden atau sebesar 100%, tingkat

pendidikan SMP sebanyak 8 responden atau sebesar 8,3% , tingkat pendidikan SMA

sebanyak 30 responden atau sebesar 31,25%, sedangkan tingkat pendidikan tingkat

pendidikan PT sebanyak 8 responden atau sebanyak 8,03%.

7.1.4 Status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif

sebagian besar terjadi pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 54 responden atau

sebesar 51,84%, sedangkan kelompok ibu yang bekerja sebesar 15 responden atau

sebesar 15,62%.

7.1.5 Bila ibu mempunyai jumlah anak > 2 akan mempunyai tingkat pengetahuan tentang

pemberian ASI Ekslusif yang baik dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak ≤

2 anak.

7.2 Saran

7.2.1 Dilihat dari banyaknya ibu yang memberikan ASI Ekslusif ternyata sebagian

besar berasal dari ibu yang memiliki pendidikan tinggi, oleh sebab itu perlu

ditingkatkan lagi konseling kepada ibu yang mempunyai pendidikan rendah

terutama tentang ASI Ekslusif.

7.2.2 Memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI segera

setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan agar bayi

selalu sehat dan mempunyai daya tahan tubuh kuat.

Page 68: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

7.2.3 Bagi ibu yang bekerja diberikan konseling tentang ASI Ekslusif antara lain cara

penyimpanan ASI dan cara memerah ASI.

7.2.4 Bagi ibu yang berusia > 35 tahun hendaknya melakukan perawatan

payudara setelah melahirkan ( Breast Care ) dan lebih mengkonsumsi

sayuran berwarna hijau seperti daun katuk agar air susu lebih banyak dan ibu

dapat menyusui bayinya tanpa rasa khawatir akan cukupan ASI yang dihisap oleh

bayi.

7.2.5 Bagi petugas kesehatan sebaiknya dibekali pengetahuan tentang manfaat

penyuluhan serta keterampilan penatalaksanaan laktasi agar dapat melaksanakan

tugas penyuluhan dan tatalaksanaan laktasi yang baik dan benar.

7.2.6 Bagi ibu yang berpendidikan seharusnya lebih sering memberikan ASI-nya

dibandingkan yang tidak berpendidikan. Ibu yang tidak mempunyai

pendidikan tinggi sebaiknya diberikan penyuluhan, konseling dan mau bertanya.

Page 69: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 20. Informasi tentang ASI, pusat penyuluhan Kesehatan Masyarakat , Jakarta.

Depkes RI, 1993. Asuhan kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga, Jakarta.

Depkes RI, 1995. Pemberian ASI Ekslusif pada bayi 0 – 6 bulan, Jakarta.

Dhiana, 1993. Hubungan ASI Ekslusif dengan perkembangan bayi, Jakarta.

Evina, 1992. Sudahkah bayi anda diberi ASI, Warta Demografi, Jakarta

F. Savage King, 2004. Nutrition Good Food Children, Jakarta

Fikawati, 1999. Karakteristik ibu yang memberikan ASI Ekslusif, Jakarta.

FKM – UI Departemen Kesehatan dan WHO, 1998. Modul Safe Motherhood. FKM – UI,

Jakarta

Husaini, 1989. Pertumbuhan Bayi Sehat Sejak Lahir Sampai Berumur 12 Bulan, Gizi Indonesia.

Jakarta

Huliana, Vellyna, 2003. Perawatan Ibu Pasca Persalinan. Puspa Swara, Jakarta

Iskandar, 1987. ASI terbaik untuk bayi, Bina swastika, Jakarta.

Kasnodihardjo, 1998. Menggalakan program ASI secara merata. Jakarta

Krisnatuti, Diah dan Yenrina, Rina. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, puspa

Swara, Bogor

Miniestries, Gloria Cyber, 2004. Gerakan Kembali ke ASI harus terus digalakan. www. Geogle.

com

Nadesul, Hendrawan. 1995. Makanan sehat untuk bayi. Puspa Swara, Jakarta

Neil, W.R. 1996. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. FKM – UI, Jakarta.

Notoatdjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cipta, Jakarta.

Page 70: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Utami, Roesli. 2000. ASI Ekslusif. Trubus Agriwidaya. Jakarta.

Ratna, LB, 1995, Perubahan perilaku pemberian ASI di indonesia, majalah Kesehatan perkotaan

II, Jakarta

Suharyono, Firmansyah, Agus, 1992. Penelitian terhadap bayi mengenai ASI, Jakarta.

Suradi, Ruslina, 2002. Langkah – langkah menuju keberhasilan menyusui, Perinasia. Bandung.

Soetjiningsih, 1989. Air Susu Ibu, Petunjuk untuk tenag kesehatan, Laboratorium Ilmu

Kesehatan Anak FK-UNUD. Denpasar.

Suradi, R. 1995. Manfaat Pemberian ASI Secara Ekslusif Bagi Proses Kembang Anak. Majalah

Kedokteran Indonesia, Jakarta

Yanwirasti, 2004. pertumbuhan bayi yang menerima ASI Ekslusif. Majalah kedokteran, volume

54

Page 71: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

MASTER TABEL TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSLUSIF

DI BPS Hj. LIA GATOT CILEBUT KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN BOGOR

BULAN APRIL 2010.

No

Nama Ibu

Tingkat Pengetahuan

Umur ibu PendidikanPekerjaan 

Jumlah anak  

Kurang Baik<20 Thn

20-30 Thn

>30 Thn SD SMP

SMA PT

Tidak bekerja Bekerja

1-2 Anak

>3 Anak

1 00m   √    √      √  √   √2 Rohmah   √    √      √   √ √ 3 Kumu   √    √   √     √   √4 Eneng   √   √       √    √ √ 5 Yani   √    √   √      √   √6 Iteng   √ √       √     √   √  7 Israh √     √     √    √   √8 Aisyah   √   √       √     √ √ 9 Yanti   √   √     √     √     √10 Aira   √   √       √    √ √  11 Nia √    √     √     √   √  12 Ayu   √ √         √   √  √  13 Mita   √   √        √   √  √14 Mumun   √   √        √  √  √15 Rika  √   √       √   √   √16 Pipih   √   √        √   √  √17 Pina   √    √      √  √ √ 18 Vina   √   √       √    √   √19 Rosidah   √   √     √     √   √  20 Engkur  √   √       √   √  √  21 Lilis √    √       √    √ √  22 Lira   √   √     √      √ √  23 Ami   √   √     √      √ √  24 Enen   √   √       √   √   √  25 Sriati √    √     √     √   √  26 Fitri   √   √     √     √  √  27 Iteng   √   √      √  √   √28 Rosa   √    √      √  √   √29 Suyanik   √   √       √  √   √  30 Aliawati   √    √     √    √ √ 31 St Marwati √    √       √    √ √ 

32St euisuanti  √   √       √    √  √

33 Hatun  √   √       √    √ √  34 yetinur  √   √        √ √     √35 Suhami   √   √       √    √ √  36 Dirya √        √  √     √    √

No

Nama Ibu

Tingkat Pengetahuan

Umur ibu PendidikanPekerjaan 

Jumlah anak  

Kurang Baik <20 20-30 >30 SD SMP SM PT Tidak Bekerja 1-2 >3

Page 72: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Thn Thn Thn A bekerja Anak Anak37 Tutut   √    √     √   √  √  √38 Ida  √    √     √    √   √39 Anah   √    √   √     √    √40 Nawi  √   √       √     √  √41 Yuli  √    √   √      √ √ 42 Yesi   √ √       √     √   √  43 Rahayu  √    √     √   √    √45 Patimah   √   √       √   √    √46 Winda   √   √     √     √     √47 Ika   √   √       √     √ √  48 Rusmi   √   √     √     √   √  49 Juleha   √ √         √   √  √  50 Soleha   √   √        √   √  √51 Atmi   √   √       √    √  √52 Iteng   √   √       √    √  √53 Indah  √   √       √   √    √54 Rosilah  √     √     √    √   √55 Yuyun  √   √       √    √   √56 Erma   √   √     √     √   √  57 Ferni   √   √       √     √ √  58 Ina   √   √       √    √ √  59 Yeyet   √   √     √     √  √  60 Hikmah   √   √     √       √ √  61 Didi   √   √       √   √   √  62 Citra   √   √     √     √   √  63 Fitri   √   √     √     √  √  64 Arina   √   √       √  √    √65 Liza   √     √     √    √   √66 Suha   √   √     √    √   √  67 Cika   √    √     √    √  √68 Waryani   √   √       √   √  √ 69 Arifah √    √       √     √ √ 

70Hani suryanah √    √       √     √ √  

71 Irma √    √     √  √    √72 Maulana     √       √    √ √  73 Masyitoh        √      √   √  √

Page 73: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

No

Nama Ibu

Tingkat Pengetahuan

Umur ibu PendidikanPekerjaan 

Jumlah anak  

Kurang Baik<20 Thn

20-30 Thn

>30 Thn SD SMP

SMA PT

Tidak bekerja Bekerja

1-2 Anak

>3 Anak

74 Munah  √    √     √     √  √75 Nunu √     √     √     √   √76 Upit   √     √   √    √   √ 77 Pipi   √   √       √     √   √78 Kani √      √   √      √  √79 Yeni   √ √  √     √     √   √  80 Isma   √    √     √     √   √81 Azizah   √   √       √     √ √ 82 Fitri   √   √     √  √   √83 Sumi   √   √       √    √ √  84 Nia   √   √     √    √   √  85 Suti √   √       √   √  √  86 Sarmi  √   √       √    √ √ 87 Lia   √   √       √    √  √88 Rika   √   √       √    √   √89 Sanira   √   √       √    √ √ 90 Heni   √     √     √    √   √91 Kile   √   √       √     √   √92 Rosita √    √     √    √   √  93 Dewi   √   √       √    √ √  94 Lilis   √   √       √    √ √  95 Lina   √   √     √    √ √  

96St. maryani   √   √       √    √ √  

Page 74: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

LAMPIRAN

TABEL HITUNG CHI SQUARE

1.1 Proporsi pemberian ASI Ekslusif di BPS Hj. Lia Gatot

Cilebut – Bogor dengan usia ibu.

1. Hipotesa → Ho

Tidak ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan umur ibu.

Derajat Kemaknaan 5% = 0,05

2. df = (b−I ) (k−I )

= ( 3 – 1 ) ( 2-1 )

= 3

3. Nilai tiap kotak

Umur ibu

ASIJumlah

Ekslusif Tidak ekslusifn % n % N %

<20 tahun

20-30 tahun

> 35 tahun

3

62

4

60

72,94

66,66

2

23

2

40

27,05

33,33

5

85

6

100100100100

Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100

E ( k1b1) = 69x5 = 3,59 96

E (k2b1) = 27x5 = 1,40 96

E (k1b2) = 69x85 = 61,09 96

E (k2b2) = 27x85 = 23,90 96

E (k1b3) = 69x6 = 4,31 96

E (k2b3) = 27x6 = 1,68 96

Page 75: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Nilai X 2

X2 Tabel = 7,814

X2 hitung < X2 tabel =

5,4 < 7,814

Ho : Gagal tolak Ho

Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan umur

ibu.

1.2 Proporsi pemberian ASI Ekslusif Di BPS Hj. Lia Gatot

Cilebut - Bogor dengan Paritas.

Kb 0 E (Ο−Ε ) ((Ο−Ε ) )2 ((Ο−Ε ) )2

E

K1b1 3 3,59 1,09 1,18 0,33

K1b2 2 4,31 2,81 7,89 1,83

K1b3 62 61,0

9

0,41 0,16 0,00

K2b1 23 23,9

0

1,4 1,96 0,08

K2b2 4 1,40 2,1 4,41 3,15

K2b3 2 1,68 0,18 0,03 0,01

X2 = 5,4

Page 76: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

1. Hipotesa → Ho

Tidak Ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan paritas.

Derajat kemaknaan 5% = 0,05

2. df = (b−I ) (k−I )

= ( 2 - 1) ( 2-1 )

= 1

3. Nilai Tiap Kotak

4. Nilai X2

Paritas

Pemberian ASIJumlah

EkslusifTidak

ekslusif n % n % N %

1 – 2 > 3

5510

78,5738,46

1516

21,4261,53

7026

100100

Jumlah 65 67,70 31 32,29 96 100

E ( k1b1) = 65x70 = 47,39 96

E (k2b1) = 21x70 = 15,31 96

E (k1b2) = 65 x 26= 17,60 96

E (k2b2) = 21x26 = 5,68 96

Kb O E (Ο−Ε ) (Ο−Ε )2(Ο−Ε )2

E

K1b1 55 47,39 7,61 57,91 1,22

K1b2 15 17,60 - 2,6 6,76 0,38

K2b1 10 15,31 -5,31 28,19 1,84

K2b2 16 5,68 10,32 106,50 18,75

X2= 22,19

Page 77: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

X2 Tabel = 22,19

X2 hitung > X2 tabel = 22,19 > 3,841

Ho : dapat di tolak

Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan paritas.

1.3 Proporsi pemberian ASI Ekslusif di BPS Hj.Lia Gatot

Cilebut – Bogor dengan pendidikan.

1. Hipotesa

→ Ho

Tidak Ada

hubungan

antara

pemberian ASI Ekslusif dengan pendidikan ibu.

Derajat kemaknaan 5% = 0,5

2. df = (b−I ) (k−I )

= ( 4-1) ( 2-1 )

= 4

3. Nilai Tiap Kotak

PendidikanPemberian ASI

JumlahEkslusif Tidak ekslusif

n % n % N %SD

SMPSMAPT

18348

10038,0961,22

32

0131917

061,9038,77

68

1214925

100100100100

Jumlah 47 48,95 49 51,04 96 100

E ( k1b1) = 47x1 = 0,48 96

E (k2b1) = 49x1 = 0,51 96

E (k1b2) = 47x21 = 10,28 96

E (k1b3) = 47x49 = 23,98 96

E (k1b4) = 47x25 = 12,23 96

E (k2b2) = 49x21 = 10,71 96

E (k1b3) = 49x49 = 25,01 96

E (k1b4) = 49x25 = 12,76 96

Page 78: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

4. Nilai X2

X2 Tabel = 9,487

X2 hitung > X2 tabel

= 728,03 > 9,48

Ho : Dapat di

tolak

Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pendidikan.

1.4 Proporsi pemberian ASI Ekslusif pada ibu di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut - Bogor dengan

Pekerjaan.

1. Hipotesa

→ Ho

Tidak Ada

hubungan

antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan ibu.

Derajat kemaknaan 5% = 0,05

2. df = (b−I ) (k−I )

= ( 2-1 ) ( 2-1 )

= 1

3. Nilai Tiap Kotak

Kb O E (Ο−Ε ) (Ο−Ε )2 (Ο−Ε )2

E

K1b1 1 10,28 9,78 95,64 9,30

K1b2 0 0,48 0,98 0,96 2

K1b3 8 12,23 4,73 22,37 1,82

K1b4 13 23,98 11,48 131,79 5,49

K2b1 30 10,71 19,29 372,10 34,74

K2b2 19 0,51 18,49 341,88 670,35

K2b3 8 12,76 -4,76 22,65 1,77

K2b4 17 25,01 -8,01 64,16 2,56

X2 = 728,03

pekerjaanPemberian ASI

JumlahEkslusif Tidak ekslusif

n % n % N %Bekerja

Tidak bekerja

15

54

46,87

84,37

17

10

53,12

15,62

32

64

100

100

Jumlah 69 71,87 27 28,12 96 100

Page 79: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

E ( k1b1) = 69x32 = 23 96

E (k2b1) = 27x32 = 9 96

E (K1b2) = 69x64 = 46 96

E (k2b2) = 27x64 = 18 96

4. Nilai X2

X2 Tabel = 3,841

X2 hitung > X2 tabel = 62,72< 3,841

Ho : dapat di tolak

Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pekerjaan

ibu.

1.5 Proporsi pemberian ASI Ekslusif pada ibu di BPS Hj. Lia Gatot Cilebut – Bogor

dengan pengetahuan ibu.

Kb O E (Ο−Ε ) ((Ο−Ε ) -0,5)2 ((Ο−Ε ) -0,5)

2

E

K1b1 15 23 -8,5 72,25 3,14

K1b2 17 46 29,5 870,25 18,91

K2b1 54 9 44,5 1980,25 36,67

K2b2 10 18 -8,5 72,25 4,0

X2 = 62,72

Pengetahuan

Pemberian ASIJumlah

Ekslusif Tidak

ekslusif

n % n % N %

Baik

Kurang

51

7

73,91

25,92

18

20

26,08

74,07

69

27

100

100

100

Jumlah 58 60,41 38 39,58 96 100

Page 80: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

1. Hipotesa → Ho

Tidak Ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan pengetahuan ibu.

Derajat kemaknaan 5% = 0,05

2. df = (b−I ) (k−I )

= ( 2-1 ) ( 2 -1 )

= 1

3. Nilai Tiap Kotak

4. Nilai X 2

X2 Tabel = 3,841

X2 hitung > X2 tabel =

25,07 > 3,841

Ho : berhasil di tolak

E ( k1b1) = 58x69 = 41,68 96

E (k2b1) = 38x69 = 27,31 96

E (k1b2) = 58x27 = 16,31 96

E (k2b2) = 38x27 = 10,68 96

Kb 0 E(Ο−Ε )

- 0,5

(Ο−Ε ) - 0,5

2

(Ο−Ε )2

E

K1b1 51 41,68 8,82 77,79 1,86

K1b2 18 16,31 1,19 1,41 0,08

K2b1 7 27,31 20,81 433,05 15,85

K2b2 20 10,68 8,82 77,79 7,28

X2 = 25,07

Page 81: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan pengetahuan

ibu

AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari mahasiswa Akademi Kebidanan Pelita Persada, yaitu :

NAMA : Siti Aisyah

NIM : 07040

ASAL : Akademi Kebidanan Pelita Persda

Menyatakan dengan sukarela bersedia menjadi responden dalam pengisian kuisioner

Karya Tulis ilmiah yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Ibu pada ASI Ekslusif di Bidan

Praktek Swasta bd. Hj. Lia Gatot periode april 2010 “

Jakarta, 2010

Responden

Page 82: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

(………………………)

KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PADA ASI EKSLUSIF

Di BPS bd. Hj. Lia Gatot periode april 2010

Petunjuk pengisian kuesioner

Berilah tanda silang pada salah satu jawaban di bawah ini.

No Responden :

Nama ibu :

Umur ibu :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Jumlah paritas :

1. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan ASI Ekslusif ?

a. Memberikan air susu ibu saja tanpa makanan tambahan

b. Memberikan air susu ibu dengan makanan tambahan

2. Menurut ibu pada bayi berumur berapa ASI Ekslusif diberikan ?

a. 0 – 6 bulan

b. 0 – 4 bulan

c. 0 – 2 tahun

3. Bayi baru lahir sangatlah baik bila langsung diberikan “ Colostrum” air susu ibu yang

pertama kali diberikan ?

a. Benar

b. Salah

Page 83: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

4. Produksi air susu ibu berkurang karena pengaruh aktifitas ibu yang terlalu padat atau ibu

bekerja ?

a. Benar

b. Salah

5. Menurut ibu manakah bayi yang mempunyai daya tahan tubuh yang kuat ?

a. Bayi yang diberikan susu formula sejak lahir

b. Bayi yang diberikan ASI Ekslusif

c. Bayi yang diberikan makanan tambahan sejak lahir

6. Makanan dan minuman tambahan dapat diberikan pada bayi 0 – 6 bulan ?

a. Benar

b. Salah

7. Apakah pendidikan terakhir ibu ?

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan tinggi

8. Berapakah usia ibu sekarang ?

a. < 25 tahun

b. 25 – 35 tahun

c. > 35 tahun

9. Apakah manfaat ASI Ekslisif bagi ibu ?

a. Mengurangi perdarahan pada ibu setelah melahirkan

b. Menjarangkan kehamilan

c. Mudah cara pemberian

Page 84: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

d. Benar semua

10. Disebut apakah bayi yang diberikan ASI tanpa makanan tambahan termasuk air, susu

bubuk, pisang dan tim ?

a. ASI susu botol

b. ASI Ekslusif

c. Air susu ibu

11. Salah satu faktor penghambat ibu menyusui adalah ?

a. putting susu lecet

b. ibu bekerja

c. A dan B benar

12. seberapa sering ibu menyusui anak ?

a. setiap 2 jam

b. jika menangis

13. apakah yang ibu lakukan terhadap cairan pertama yang keluar dari payudara dan

berwarna kuning ?

a. membuangnya

b. memberikan pada bayi

14. bila ibu bekerja bagaimana memberikan asi pada bayi ?

a. ASI di simpan dalam botol dan dimasukan dalam lemari es

b. Memberikan susu botol, jika ibu pulang langsung memberika asi

15. apa yang ketahui pada cairan susu yang pertama kali keluar ?

a. susu jolong ( colostrum )

b. tidak tahu

Page 85: Kti Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi

AKADEMI KEBIDANAN PELITA PERSADA

Nama : Siti AisyahNim : 07040Dosen Pembimbing : Meyna Sari, SST

LEMBAR KONSULNo Hari/Tanggal Hasil Konsul Paraf Pembimbing1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

09 November 2009

19 Desember 2009

12 Januari 2010

04 Februari 2010

01 April 2010

29 April 2010

30 April 2010

18 juni 2010

21 Juni 2010

06 juli 2010

Judul dan Kerangka konsep

Revisi Bab I

Lanjut bab III & IV

Revisi

Perbaiki semua bab

Revisi Kuesioner

Acc proposal dan lanjutkan

penelitian

Revisi bab V

Acc untuk ujian

Acc

Jakarta, Juni 2010

Mengetahui

Meyna sari S.S.T