i ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 3-5 SEPTEMBER TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Oleh : RASMAR YANTI AK 130248 AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAUBAU 2016
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’DENGAN BAYIBERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN MUNATANGGAL 3-5 SEPTEMBER
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan
Oleh :
RASMAR YANTI
AK 130248
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL
BAUBAU
2016
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’ DENGAN BAYI BERATLAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
MUNA TANGGAL 3-5 SEPTEMBER 2016
Oleh :
RASMAR YANTI
AK 130248
Karya tulis ilmiah ini diterima dan disetujui , telah diuji dan dipertahankandi depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Baubau
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
WA ODE SITI AMZIA,S.ST.,M.Kes MUH.HASIM, SKM
MengetahuiDirektur AKBID Yayasan Kesehata Nasional Baubau
SAPRIL, SKM.,M.Sc
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“ E “DENGAN BAYI BERATLAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TANGGAL 3-5 SEPTEMBERTAHUN 2016
Diajukan oleh :
RASMAR YANTIAK 130248
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji padaHari / tanggal : Sabtu,24 September 2016
Waktu : Pukul 15:00 Wita
Tempat : Ruang Seminar Akbid Ykn Raha
Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing :1. WAODE SITI AMZIA S.ST.,M.Kes ( )
2. MUH.HASIM, SKM ( )
Penguji :1. HARMIN TOHA,S.ST.,M.Kes ( )
Mengetahui
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau
SAPRIL,SKM.M.sc
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan, yang merupakan salah satu syarat dalam Program D
III kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “E” dengan Berat Badan Lahir Rendah
di Rumah Sakit Umum Daerah Raha Tanggal 3-5 September 2016”.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan terselesaikan
tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan input dan tenaganya demi
kesempurnaan penulisannya.Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Ibu WAODE SITI AMZIA,S.ST.,M.Kes dan Bapak Muh.Hasim,SKM
selaku pembimbing Akademi yang selalu membantu dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu HARMIN TOHA,S.ST.,M.Kes selaku penguji yang dengan
penuh kesabaran, ikhlas meluangkan waktu, dan pikirannya dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
3. Bapak Sapril SKM, M.Sc selaku Direktur Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional Bau - Bau
v
4. Ibu Martini, S.ST. selaku ketua progam studi Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional Baubau
5. Bapak Hasim SKM dan Robert SKM selaku penanggung jawab
Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-bau yang
telah membantu dengan kerendahan hati dalam proses
perkuliahan
6. Dosen dan staf kampus di Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau-bau yang telah banyak membantu
selama proses perkuliahan dengan tulus, ikhlas dan sabar..
7. Teristimewa kepada saudara-saudaraku Hj.Ratnawati
C. Dokumentasi ........................................................................... 39
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus.................................................................... 31
B. Lokasi studi Kasus .................................................................. 31
C. Subyek Studi Kasus ................................................................ 31
D. Waktu Studi Kasus.................................................................. 31
E. Instrumen Studi Kasus ............................................................ 31
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 32
G. Alat dan Bahan........................................................................ 34
BAB IV TINJAUAN KASUS &PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 35
B. Pembahasan .......................................................................... 44
BAB V PENUTUP
x
A. Kesimpulan ............................................................................ 51
B. Saran ...................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
ABSTRAK
Rasmar yanti (AK.130248).Asuhan Kebidanan Bayi Ny’’E’’ Dengan BayiBerat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Munaseptember Tahun 2016, di bawah bimbingan Wa Ode SitiAmzia,S.ST.,M.Kes dan Muh.Hasyim,SKM.
5 Bab, 57 Halaman, 4 lampiran
Latar Belakang. Bayi berat lahir rendah merupakan bayi baru lahir yangberat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR dapat disebabkanoleh beberapa faktor, diantaranya faktor ibu (penyakit,usia ibu,keadaansosial), faktor janin (hidramnion kehamilan ganda, kehamilan kromosom,cacat bawaan),serta faktor lingkungan.Menurut World Health Organisation(WHO) pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari 5 juta kematianneonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah.Di Indonesiangka kejadian BBLR berkisar antara 9%-30%.Prevalensi bayi baru lahirrendah(BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran didunia denganbatasan 33%-38% dan lebih sering terjadi dinegara-negara berkembangatau sosial ekonomi rendah.Data Sulawesi Tenggara angka BBLR padatahun 2014 berjumlah 625 bayi,dan meningkat pada tahun 2015 berjumlah704 bayi(1,50%),Sedangkan data RSUD Kabupaten Muna pada tahun2014 mencapai 98 bayi dan naik pada tahun 2015 mencapai 112 bayi.Tujuan Penelitian. Untuk mampu mengaplikasikan asuhan kebidananpada bayi baru lahir dengan bayi berat lahir rendah dengan penerapanmanajemen kebidanan menurut Varney.Metode Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiandeskriptif. Populasi penelitian adalah semua bayi yang mengalamikejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah KabupatenMuna Tahun 2015 berjumlah 112 bayi.Teknik pengambilan sampel adalahtotal populasi. Jenis data adalah data kuantitatif. Sumber data daripenelitian ini berupa data sekunder.Hasil Penelitian. Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan asuhankebidanan selama 4 hari,setelah diadakan pemeriksaan di dapatkan KUbaik,DJB : 125 x/menit, BB: 2350, PB: 43 cm, S: 36,8 ˚C,P : 40x/menit,tidak ada tanda-tanda infeksi.KATA KUNCI : Bayi baru lahir,Bayi Berat Lahir Rendah.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi dengan berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan
yang sering dialami pada sebahagian mcasyarakat. Bayi Berat Lahir
Rendah ( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (Yulianti L, 2010).
Menurut perkiraan World Health Organisation (WHO), pada tahun
1995 hampir semua ( 98 % ) dari 5 juta kematian neonatal di Negara
berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah
BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang
tertinggi dibanding Negara-negara ASEAN lainnya.Angka kematian bayi di
Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita
bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41
bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per
100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.
(mutahra.2011.Diakses tanggal 4 september 2016 ).
Angka kejadian BBLR di indonesia sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lain , yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7
daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentan 2,1%-17,2%
berdasarkan analisa nasional ,bayi prematur atau BBLR mempunyai
masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah.
2
Berdasarkan estimasi dari survei demografi dan kesehatan indonesia
(SDKI,2007). Angka kejadian BBLR di indonesia berkisar 9-30% bervariasi
antara satu daerha dengan daerah lain.BBLR masih merupakan masalah
diseluruh dunia karena merupakan penyebab keakitan dan kematian pada
masa bayi baru lahir, sebanyak 25% bayi
baru lahir dengan BBLR meninggal dan 50% meninggal saat bayi
(Evariny, 2005).
Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang
tertinggi dibanding Negara-negara ASEAN lainnya.Angka kematian bayi di
Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita
bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41
bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per
100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.
( Diakses tanggal 4 september 2016 )
Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya
pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan
dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian
keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan komsumsi makanan pun
kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi pada mereka yang
status perekonomiannya cukup, hal ini berkaitan dengan paritas, jarak
kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal.
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan morbilitas
neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
3
terhadap kehidupan dimasa depan. ( bblr. co. id, online diakses 04
september 2016 )
Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang
tertinggi dibanding Negara-negara ASEAN lainnya.Angka kematian bayi di
Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita
bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41
bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per
100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.
( Diakses tanggal 04 september 2016 ).
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 % dari
seluruh kelahiran didunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering
terjadi dinegara- Negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Data
statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan dinegara- Negara
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram ( depkes. go. Id, online
diakses 04september 2016).
Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi
terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai
350.000 bayi setiap tahunnya. Diperkirakan sekitar 17 juta bayi lahir BBLR
setiap tahun.( Wordpress. Com, di akses tanggal 04september 2016 )
Berdasarkan data di sulawesi tenggara angka BBLR pada tahun 2014
yaitu berjumlah 625 bayi dan naik pada tahun 2015 berjumlah 704 bayi
4
(1,50%) bayi dengan berat badan lahir rendah (dinkes.sultraprov.diakses
tanggal 4september 2016).
Di RSUD Raha angka kejadian BBLR pada tahun2014 mencapai
98 bayi dan naik pada tahun 2015mencapai 112 bayi.Sehubungan dengan
masih tingginya kejadian bayi dengan berat lahir rendah di RSUD RAHA
makapenulis termotivasi untuk melakukan pengkajian tentang asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di rumusan masalah sebagai
berikut : Bagaimanakah asuhan kebidanan pada bayi ny’E’’ dengan bayi
berat lahir rendah dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan manajemen dan pendokumentasian asuhan
kebidanan pada Ny’’E’’ dengan bayi berat lahir rendah menurut
hellen varney
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian secara lengkap pada bayi Ny’’E’’ dengan
bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten
muna tanggal 3-5 september tahun 2016
b. Melakukan interprestasi data yaitu meliputi diagnosa kebidanan,
merumuskan masalah, dan kebutuhan pada bayi Ny’’E’’ dengan
5
bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten
muna tanggal 3-5 september tahun 2016
c. Merumuskan diagnosa potensial pada bayi Ny’’E’’dengan bayi
berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten muna
tanggal 3-5 september tahun 2016
d. Mengidentifikasi antisipasi atau tindakan segera pada bayi
Ny’’E’’dengan bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum
daerah kabupaten muna tanggal 3-5 september tahun 2016
e. Menyusun perencanaan tindakan yang dilakukan pada bayi
Ny’’E’’dengan bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum
daerah kabupaten muna tanggal 3-5 september tahun 2016
f. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam
kebutuhan pelaksanaan tindakan pada bayi Ny’’E’’dengan bayi
berat lahir rendah di rumah sakit umum daerah kabupaten muna
tanggal 3-5 september tahun 2016
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan dengan teliti
dan cermat pada bayi Ny’’E’’dengan bayi berat lahir rendah di
rumah sakit umum daerah kabupaten muna tanggal 3-5
september tahun 2016
6
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata
dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan bayi berat
lahir rendah
2) Bagi Profesi
Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan pada bayi dengan bayi berat
lahir rendah
3) Bagi Institusi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Untuk menambah informasi dan referensi bidan dalam memberikan
asuhan khususnya pada bayi dengan bayi berat lahir rendah
serta memberikan konseling guna pencegahan terjadinya penyakit
tersebut
4) Bagi institusi pendidikan
Digunakan sebagai standar bacaan atau referensi dalam asuhan
peningkatan kualitas pendidikan khususnya asuhan kebidanan
pada bayi dengan bayi berat lahir rendah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telah Pustaka
I. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama 1 jam
pertama kelahiran. Menurut soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0
bulan- hingga 12 bulan. Dengan pembagian sebagai berikut : masa
neonatal yaitu usia 0-28 hari dan masa pasca neonatal yaitu 29
hari-1 tahun
II. Tinjauan Umum Tentang Berat Badan Lahir Rendah
a. Defenisi
Berat badan lahir rendah Adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilan.(atikah proverawati, dkk. 2009)
BBLR di bedakan dalam :
1. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000- 1500
gram
2. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLASR), berat lahir < 1000
gram
8
Bayi dengan BBLR dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Prematuritas Murni
Neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat untuk masa
kehamilan, atau disebut bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan
(BKB/SMK)
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan atau bisa
disebut bayi cukup bulan kecil masa kehamilan (BCB/KMK)
( Wiknjosastro, H. 2007 )
a. Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor (dr. Arief ZR, dkk,
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif
adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4
kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan
muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang
mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang
lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan
perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun
umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan
dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi
keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama
hamil
f. penatalaksanaan/ penanganan Bayi berat Lahir Rendah
1. pengaturan suhu tubuh bayi rendah
a) mempertahankan suhu dengan ketat
21
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu
tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. (Sarwono,
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2006: 377)
Menurut (Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir
untuk Dokter, Bidan, dan Perawat, di Rumah sakit),Cara
menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada lima cara
yaitu:
1) kontak dengan kulit
2) Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat
(PBL)
Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu
dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan
pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap
hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi
stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah
setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC
meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.
3) Pemancar panas
4) Inkubator.
Menurut (Pengantar ilmu Keperawatan anak 1, Hidayat A,
2009: hal 191)Merupakan cara memberikan perawatan pada
bayi dengan dimasukkan kedalam alat yang berfungsi
22
membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan
suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan didalam
inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan
terbuka.pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan
berat badan sesuai ketentuan dibawah ini
Berat badan lahir (gram) 0 - 24 jam
(oC)
2 – 3 hari
(oC)
4-7 hari
(oC)
8 hari
(oC)
<1500
1501-2000
2001-2500
> 2500
34 – 36
33 – 34
33
32 – 34
33 – 35
33
32 – 34
32
33 – 34
32 – 34
32
31 - 32
32 –
33
32
32
32
Catatan: apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan
derajat celcius setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah
mencapai 2000 gram bayi boleh dirawat diluar inkubator dengan suhu 27
derajat celcius.
5) Ruangan yang hangat.
Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian
BB Suhu ruangan
1500-2000 gram 28 – 30 oC
>2000 gram 26 – 28 oC
Catatan : jangan digunakan untuk bayi < 1500 gram
23
2. Pemberian makanan bayi
a) Pada bayi prematur refleks isap, telan, dan batuk belum
sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim
pencernaan terutama lifase masih kurang, disamping itu
kebutuhan protein 3- 5 gram/ hari dan tinggi Kalori ( 110/kg/ hari
) agar berat badan bertambah sebaik- baiknya.
b) Pemberian minuman dimulai pada waktu berumur 3 jam agar
bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia
c) Sebelum pemberian minuman pertama harus dilakukan
pengisapan cairan lambung hal ini perlu untuk mengetahui ada
tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Pengisapan
cairan lambung juga dilakukan pada setiap pemberian minum
selanjutnya.
d) Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih
dapat menyusu dengan ibunya, bayi degan kurang 1500 gram
diberikan minum melalui sonde lambung. Sesudah 5 hari bayi
dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap bayi kecil ini lebih
baik dengan dot dibandingkan dengan putting susu ibu pada
keadaan ASI dipompa dan diberikan melalui botol.
e) Cara pemberian ASI melalui susu botol adalah dengan frekuensi
pemberian yang lebih sering dalam jumlah susu yang sedikit,
frekuensi pemberian minum makin berkurang dengan
bertambahnya berat bayi.
24
f) Jumlah cairan yang diberika pertama kali adalah 1- 5 ml/ jam dan
jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam.
Penambahan susu tersebut tergantung dari jumlah susu yang
tertinggal pada pemberian minum sebelumnya, untuk mencegah
regurgitasi/ muntah atau distensi abdomen.
g) Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/ kg/ hari, setiap
hari dinaikkan 20 sampai 200 ml/kg/hari
h) Air susu yang paling baik adalah ASI, bila bayi belum dapat
menyusu, ASI dipompa dan dimasukkan kebotol steril. Bila ASI
tidak ada susunya dapat diganti dengan susu buatan yang
rendah lemak yang mudah dicerna bayi dan mengandung 20
kalori/ 30 ml air atau sekurang- kurangnya bayi mendapat 110
kalori/ kg BB/ hari.
oleh karena itu mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia
aspirasi pada bayi BBLR, maka terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pemberian makanan pada bayi dengan
berat lahir rendah, yaitu :
a) Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan
lambung, atau dalam posisi setengah duduk dipangkuan perawat
atau dengan meninggikan kepala dan suhu ± 30ºC ditempat tidur
bayi
25
b) Sebelum susu diberikan diteteskan dahulu dipunggung tangan
untuk merasakan apakah susu cukup hangat dan apakah
keluarnya satu tetes tiap detik.
c) Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah ia menjadi
biru, ada gangguan pernapasan atau perut gembung.
Pengamatan dilakukan terus sampai kira- kira setengah jam
sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus dibersihkan
dengan memberikan 3- 4 sendok teh air putih yang sudah
dimasak.
d) Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit demi
sedikit dengan perlahan- perlahan dan hati- hati. Penambahan
susu setiap kali minum tidak boleh lebih dari 5 ml setiap kali
minum.
e) Sesudah minum, bayi didudukkan atau diletakan diatas pundak
selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara dilambung dan
kemudian ditidurkan pada posisi kanan atau tidur dalam posisi
tengkurap, hal ini dilakukan agar tidak terjadi regurgitasi atau
muntah.
f) Bila biru dan mengalami gangguan pernapasan pada waktu
minum, kepala bayi harus direndahkan 30º cairan dimulut dan
faring disuction, bila masih biru dan tidak bernapas harus segera
diberi oksigen dn pernapasan buatan. (Winkjosastro, H.2007)
26
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat
badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut (3):
a) Berat lahir 1750 – 2500 gram
1) Bayi Sehat
i. Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi
kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan
bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.
ii. Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk
menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat
menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan
salah satu alternatif cara pemberian minum.
2) Bayi Sakit
i. Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan
cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.
ii. Apabila bayi memerlukan cairan intravena Berikan cairan
intravena hanya selama 24 jam pertama
iii. Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera
setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada
dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.
iv. Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui
(contoh; gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui
pipa lambung :
- Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
27
- Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali).
Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali
minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah
stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan
dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
1) Bayi Sehat
i. Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang
dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan
cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru
(batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung.
Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok
apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini
dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya
memakan waktu lebih dari 1 minggu)
ii. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam).
Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum.
iii. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
28
2) Bayi Sakit
i. Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
ii. Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan
kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.
iii. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam).
Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum.
iv. Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok
apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan
tanpa batuk atau tersedak
v. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
c. Berat lahir 1250-1499 gram
1) Bayi Sehat
i. Beri ASI peras melalui pipa lambung
ii. Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila
bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi
masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minumLanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/
sendok.
iii. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
29
2) Bayi Sakit
i. Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
ii. Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan
kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan.
iii. Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih
tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
iv. Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
v. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
d. Berat lahir <>tidak tergantung kondisi)
1) Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
2) Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan
kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.
3) Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila
bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi
masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
4) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
5) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
3. Pencegahan terjadinya infeksi
a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi di bawah
air yang mengalir dengan menggunakan sabun cair.
30
b) Memakai masker dan gaun khusus dalam ruangan .
c) Pisahkan bayi infeksi dengan bayi yang sehat.
d) Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri, bila
memungkinkan bayi di mandikan ditempat tidurnya masing –
masing .
e) Perawatan kulit dan tali pusat di lakukan dengan teknik aseptic
dan antiseptic.
f) Para pengujung orang sakit hanya dapat melihat dari balik kaca.
g) Petugas kesehatan yang menderita penyakit menular , (ISPA,
Konjungtivitis, dll) tidak boleh merawat bayi.
h) Membersihkan ruang perinatal dan tempat tidur bayi paling
sedikit seminggu sekali dengan cairan antiseptic (winkjosastro,
H. 2007)
31
Bagan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Kriteria Berat Badan bayi <2500 gram
KategoriBayi berat lahirsangat rendah( BBLSR )
Bayi berat lahir rendah( BBLR )
Penilaian
Berat lahir < 1500gram
Berat lahir 1500 – 2500gram
Penanganan
1. Keringkan secepatnya dengan handuk hangat2. Kain yang basah secepatnya diganti dengan
yang kering dan hangat.3. Pertahankan tetap hangat4. Berikan lingkungan hangat dengan cara
kontak kulit ke kulit dan bungkus BBLSRdengan kain hangat
5. Beri lampu 50 watt dengan jarak minimal 60cm dari bayi
6. Kepala bayi ditutupi topi7. Beri oksigen8. Tali pusat dalam keadaan bersih
Puskesmas
1. Teteki ASI biladapat menelan .Bila tidak dapatmenelan, langsungrujuk
2. Rujuk ke rumahsakit
1. Beri ASIBila tidak dapatmenghisap, bisamenelan langsung tetesilangsung dari putting2. Bila tidak dapatmenelan langsungdirujuk
Rumah Sakit
1. Sama dengan diatas2. Beri minum dengan sonde/ tetesi ASI ( lihattabel I BBLR )3. Bila tidak mungkin, infus dekstrose 10% +Bicarbonas Natricus 1,5%= 4:1Hari I : 60 cc/kg/hari Hari II : 70 cc/kg/hari4. AntibiotikaBila tidak dapat menghisap putting susu / tidakdapat menelan langsung/sesak/biru/tanda-tandahipotermi berat, terangkan kemungkinan akanmeninggal.
Sumber : Saifuddin AB, 2006
32
B. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan
masalah agar pelayanan yang komperehensif dapat tercapai. Proses
manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana setiap
langkah disempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dasar yang berakhir dengan evaluasi. Ketujuh
langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat
diaplikasikan dalam suatu situasi.Akan tetapi, setiap langkah-langkah
yang dapat di pecah menjadi langkah tertentu dan ini bisa berubah
sesuai bagaimana keadaan pasien. Ketujuh langkah tersebut sebagai
berikut:
I. Identifikasi Data Dasar
Data yang diambil oleh penulis dilakukan secara terfokus pada
masalah yang dialami pasien sehingga intervensi yang dilakukan
dapat terfokus pada masalah yang diangkat. Dimana pasien dan
keluarganya serta bidan yang ada diruangan perinatologi dapat
memberikan informasi secara terbuka sehingga mempermudah
dalam pengambilan data.
II. Merumuskan Diagnosa
Berdasarkan konsep dasar bahwa dalam menegakkan diagnosa
harus berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
diagnostik penunjang (Laboratorium). Menurut Varney, dikatakan
bahwa diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang
33
difokuskan kepada apa yang dialami oleh pasien, sedangkan
problem lebih sering dihubungkan dengan bagaimana pasien
menguraikan keadaan yang ia rasakan.
a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:
1. Umur ibu
2. Riwayat hari pertama haid terakir
3. Riwayat persalinan sebelumnya
4. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
5. Kenaikan berat badan selama hamil
6. Aktivitas
7. Penyakit yang diderita selama hamil
8. Obat-obatan yang diminum selama hamil
9. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR
antara lain
1. Berat badan
2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil
untuk masa kehamilan).
34
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penujang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia
fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru
lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada
umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
Berdasarkan literatur – literature yang relevan dijelaskan bahwa
BBLR yaitu keadaan dimana berat badan lahir janinnya rendah,
sedangkan pada kasus Ny. “E” didapatkan usia kehamilannya
39 minggu 2 hari sehingga ibu termasuk kehamilan cukup bulan
tetapi berat bayi kurang
III. Masalah Potensial
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian adalah tidak
ditemukan adanya kesenjangan / perbedaan antara masalah
potensial yang terdapat pada landasan teori dengan masalah
potensial yang ditemukan pada kasus.
35
IV. Tindakan Segera dan Kolaborasi
Dalam kasus ini penulis tidak menemukan beberapa tindakan yang
harus dilakukan penanganan segera untuk mengatasi terjadinya
kematian bayi. Seperti melakukan kolaborasi dengan dokter Sp
V. Rencana Asuhan Kebidanan
Pada tinjauan manajemen kebidanan, perencanaan adalah proses
penyusunan suatu tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang
didapat dan antisipasi diagnosa / masalah potensial yang mungkin
terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan tujuan yang akan
dicapai dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada tinjauan manajemen kebidanan telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana tindakan atas persetujuan klien.Dalam tahap ini
penulis tidak menemukan hambatan atau masalah yang berarti
karena seluruh tindakan sudah berorientasi pada kebutuhan klien,
sehingga tujuan dapat dicapai.
VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Dimana evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
manajemen kebidanan, dimana pada tahap ini untuk menilai
adanya kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah
yang dihadapi klien.Evaluasipenulis tidak menemukan
permasalahan dan kesenjangan. Evaluasi dari asuhan yang telah
36
diberikan menunjukkan bahwa bayi dengan BBLR dan terlaksana
dengan baik..
C. Tinjauan Umum Tentang Dokumentasi
Dalam melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada pasien
dengan berat badan lahir rendah menggunakan metode 7 langkah
varney yaitu berupa :
1. S: Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melalui anamnese sebagai langkah 1 varney
2. O: Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,
hasil laboratorium , dan berdiagnostikan yang dirumuskan
dalam masalah fokus untuk menduung asuhan langkah I
varney
3. A: Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interprestasi data subjektif dan data obyektif suatu
identifikasi :
a) Diagnosa aktual/masalah
b) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
,konsultasi atau kolaborasi atau rujukan sebagai langkah
II,III,IV Varney
4. P: Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan
evaluasi perencanaan berdasarkan asuhan sebagai
langkah V,VI,VII
37
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Studi kasus adalah meneliti suatu permasalahan melalui suatu
proses yang terdiri dari unit tungga (Notoatmojo,2010). Jenis studi
kasus yang digunakan dalam Asuhan Kebidanan Pada
Bayi’’E’’Dengan Berat Badan Lahir Rendah Dirumah sakit Umum
Raha adalah metode Deskriptif.menurut Notoatmojo (2010) suatu
penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus
dilaksanakan (Notoatmojo, 2010). Lokasi pengmbilan studi kasus ini
dilakukan di RSUD umum Kabupaten Muna
C. Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus adalah orang yang di kenai kegiatan pengambilan
kasus (Arikunto, 2006 ). Subjek studi kasus adalah Bayi Ny’’E’’ dengn
bayi berat lahir rendah
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang di gunakan penulis
untuk mencari kasus (Notoatmojo, 2010). Waktu pelaksanaan studi
kasus ini dlakukan pada tanggal 3 -5 september 2016.
38
E. Instumen Studi kasus
Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang dipergunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmojo, 2010). Instrumen yang digunakan
selama studi kasus ini adalah dengan menggunakan format Asuhan
Kebidanan Pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dan
dokumentasi pasien atau lembar status alat bantu berupa format
asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan
lembar kasus atau dokumentasi pasien .
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa
atau hal-hal atau keterangan atau karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian
(Hasan, 2003).
Dalam penyusunan studi ini digunakan berbagai pengumpulan data
antara lain data primer dan data sekunder :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari
objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2006 ). Data primer terdiri dari :
a. Pemeriksaan Fisik
Menurut nursalam 2004 Menurut Nursalam (2004) pemeriksaan
fisik di pergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien
sistematis dengan cara :
39
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan
secara sistematis, observasi dilaksanakan dengan
menggunakan indera penglihatan ,pendengaran dan
penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data.
Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala
sampai kaki .
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba, tangan dan jari-jari merupakan suatu instrumen
yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data
3) Perkusi
Suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk untuk
membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan
tubuh dengan tujuan untuk menghasilkan suara
(Prawirohardjo,2006). Perkusi bertujuan untuk
mengidentifikasi lokasi, ukuran dan bentuk konsistensi
jaringan .
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan
mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini dilkukan untuk
40
memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak
(Simkin,2005).
b. Wawancara
Wawancara yaitu Wawancara yaitu suatu metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
mendapatkan keterangan atau peneliti secara lisan dari
seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoatmodjo, 2010). Wawancara pada kasus ini dilakukan
pada keluarga ,tenaga kesehatan dengan menggunakan format
asuhan kebidanan pada bayi dengan berat bayi lahir rendah
c. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulandata dengan cara
mengamati subjek dan melakukan berbagai macam
pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil .
observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik
,dan pemeriksaan penunjang ( Notoatmodjo, 2010).
Pelaksanaan observasi ini dilakukan untuk melihat
perkembangan asuhan yang telah diberikan dengan
menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi dengan
berat badan lahir rendah.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan
atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungannya
41
,mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam
kebidanan dan studi (Notoatmodjo,2010).
a. Kepustakaan
Kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi berita
berupa teori-teori, generalisasi maupun konsep yang
dikemukakan oleh berbagai ahli dan buku-buku sumber yang
ada (Notoatmodjo, 2010).
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumentasi baik dokumentasi resmi
maupun dokumentasi tidak resmi (Notoatmodjo, 2010). Dalam
pengambilan kasus ini menggunakan dokumentasi dari catatan
rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten muna
G. Alat dan BahanAlat yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data adala sebagai
berikut :
I.Observasi
a. Lembar paduan observasi
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Jam tangan
e. Timbangan berat badan
f. Sentimeter
II.Wawancara
a. Format pengkajian
b. Buku tulis
c. Ballpoint
42
BAB IV
TINJAUAN KASUS, PENDOKUMENTASIAN,
DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY’’E’’DENGAN BAYI BERATLAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNATGL 3 – 5 SEPTEMBER
TAHUN 2016
No.Register :411003
Tgl masuk/jam : 03-09-2016 jam : 08:30
Tgl pengkajian/jam : 03-09-2016 jam : 14:05
Nama Pengkaji : Rasmar Yanti
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. IDENTITAS
1. IDENTITAS BAYI
Nama : Bayi Ny “E”
Umur : 1 hari
Tanggal/ jam lahir : 3 september 2016 , jam : 13:15 wita
Anak : 1 ( Satu)
Jenis kelamin : perempuan
2. IDENTITAS ORANG TUA
43
Nama ; Ny “ E” / Tn “ S”
Umur : 26 thn / 28 thn
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan ayah / ibu : IRT / Wiraswasta
Alamat : kolasa
B. Data Biologis Tinjauan Kartu ANC
1. Riwayat Kehamilan
a. Ini kelahiran bayi Ny. “E” yang Pertama
b. HPHT : 3 – 12– 2015
c. HTP : 10 – 9 – 2016
d. Ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya
e. Umur kehamilan 40 minggu 2 hari
2. Data bayi
a. Bayi lahir tanggal 3 – 09 - 2016, jam 13.15 wita
b. Masa gestasi 40 minggu 2 hari
3. Riwayat Persalinan Sekarang
a. GI Po Ao
b. Masa gestasi 40 minggu2 hari
c. Tempat bersalin : RSUD Kabupaten Muna
d. Jenis persalinan : Sectio Cesaria
44
e. Bayi lahir tidak cukup bulan
4. Riwayat Bayi Baru Lahir
a. Bayi lahir tanggal 3 september 2016 , jam 13.15 wita, sectio
cesaria, PBK dan langsung menangis, A/S : 8/10
b. Jenis kelamin : perempuan
c. Pemeriksaan antropometri :
- BBL : 2350 gram ( 2.500 – 4.000 gram )
- PB : 43 cm ( 49 – 52 cm )
- Lingkar kepala : 33 cm ( 33 – 35 cm )
- Lingkar dada : 27 cm ( 34 – 36 cm )
- Lingkar perut : 22 cm ( 30 – 34 cm )
- LILA : 6,5 (9,5 – 11 cm )
- Apgar score : 8/10
45
NO. TANDA 0 1 2 1 2
1.
2.
3.
4.
5.
Frekuensi
Jantung
Usaha
nafas
Tonus otot
Reflex
Warna kulit
Tidak
ada
Tidak
ada
Lumpuh
Tidak
beraksi
Biru
pucat
<100
Lambat
Ekstremika
fleksi sedikit
Gerakan
sedikit
Tubuh
kemerahan
Tabung dan
kaki biru
> 100
Menangis
kuat
Gerakan
aktif
Seluruh
tubuh
kemerah
an
2
1
1
2
2
2
2
2
3
1
Jumlah 8 10
5. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi
a. Nutrisi
- Kemampuan mengisap masih lemah
- Bayi diberi pembantu ASI ( susu formula tiap 2 jam
sebanyak 30 cc melalui OGT )
b. Eliminasi
46
- BAB (+) 1 kali, warna kuning pucat, dan konsistensi cair
- BAK (+) 2 kali, warna kuning pucat
c. Personal Hygiene
Badan bayi bersih, popok diganti setiap kali basah, bayi masih
di incubator
d. Istrahat / Tidur
Bayi tidur lelap, bayi bangun bila popoknya basah dan merasa