Page 1
KULIAH STUDI LAPANGAN
BENDUNG RENTANG BARU, MAJALENGKA
Digunakan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Pengembangan Bangunan Keairan
OLEH :
Wahyu Nurwening
2411101029
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2013
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kuliah Lapangan
Kuliah lapangan ini terkait dengan mata kuliah :
1. Morfologi dan Rekayasa Sungai
2. Angkutan Sedimen
3. Pengelolaan Sumber Daya Air dan Lahan
4. Perancangan Bangunan Keairan
5. Proyek Kelompok Terpadu (Bidang Keairan)
B. Tujuan Kuliah Lapangan
Kuliah lapangan ini antara lain bertujuan sebagai berikut :
1. Pengenalan medan dan rupa bumi dengan dasar data dan informasi dari peta topografi,
situasi atau pun geometri badan sungai dan peta geologi yang akan menggambarkan :
a. Gunung, bukit, lembah. Cekungan dan pendataran garis kontur;
b. Kondisi geologi dan mekanika teknik (Geotek);
c. Sungai, saluran ;
d. Rawa/ranca;
e. Jalan/komunikasi/transmisi;
f. Kawasan : perkotaan, pemukiman, industri, Pendidikan, cagar alam, cagar budaya;
g. Dan lain-lain.
2. Pengenalan hal-hal yang berkaitan dengan Morfologi Sungai dan Rekayasa Sungai
Pengenalan hal-hal yang berkaitan dengan Morfologi Sungai dan Rekayasa Sungai
meliputi :
a. Daerah Aliran Sungai (DAS)
b. Daerah Tangkapan Hujan (DTH)
c. Daerah Pengaliran dan Kendali Sungai (DPKS/ lahan yang dapat diberi input SDM
Sungai)
d. Sistem Alinyemen
e. Badan dan Lembah sungai di regim hulu, tengah dan hilir
Page 3
f. Aspek atau komponen dinamis morfologi sungai – data informasi untuk rekayasa
Pengelolaan Sumberdaya Sungai (PSDMS)
g. Kerusakan sumberdaya morfologi sungai dengan gejala-gejala bermasalah aliran
yaitu :
1. Banjir dan kekeringan
2. Perubahan dan geometri badan sungai yang merugikan (bank-caving/penikungan
alur, meandering, penyempitan alur, degradasi dasar sungai, longsoran tebing alur
dan lembah sungai, arah arus, pengendapan/ agradasi, dan sebagainya)
h. Rekayasa Sungai yang meliputi tentang :
1. survey investigasi;
2. studi kelayakan;
3. perencanaan : PSDMS, Konservasi Sumberdaya Air dan LAhan/ tanah di Daerah
Tangkapan Hujan (DTH) / Daerah Aliran Sungai (DAS);
4. Desain Bangunan Air;
5. Pelaksanaan-Pengoperasian-Pemeliharaan dan Pengamanan;
6. Monitoring-Inventaris-Analisis-Evaluasi Kinerja
3. Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan rekayasa sungai / keairan dan masalah
sungai / keairan, yaitu :
a. Jalan, drainase jalan, gorong-gorong, longsoran, erosi oleh meandering alur sungai
b. Jembatan dengan masalah sungai
c. Bangunan air di sungai untuk pendayagunaan sumberdaya sungai :
1) Bangunan Utama Bendung
2) Waduk / Bendungan
d. Bangunan Air Pengendalli Sungai (penanggulangan bencana alam dan kerusakkan
lingkungan)
e. Konservasi Sumberdaya Air dan Lahan
4. Bangunan Irigasi (Bendung, Saluran, Bang, Ukur Debit, Talang, dsb)
5. Bangunan Utama bendung (Bangunan Bendung Tetap, Bnagunan Bendung Bergerak)
6. Masalah Keairan terhadap jembatan dan jalan
Page 4
C. Objek Kuliah Lapangan
1. Wilayah :
Kota / Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka.
2. Rute Jalan :
Unjani
Jalan tol Baros – Cileunyi
Jalan Cileunyi
Jatinangor
Sumedang
Kadipaten
Majalengka
3. Sampel Fokus Perhatian :
a. Perhatikan Medan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu, Gunung Sunda /
Cekungan Bendung dan DAS Cimanuk
b. Perhatikan kerusakan lingkungan keairan di Daerah Tangkapan Hujan (DTH), Potensi
Lahan (Tanah, Flora termasuk pepohonan lindung / hutan, fauna, sumberdaya Alam
dan Sumberdaya buatan); Morfologi Sungai; Bangunan Air; Jembatan / Jalan.
c. Perhatikan Badan Sungai Yang dijumpai yaitu anak sungai Cipeles sebelum dan
sesudah jalan Cadas Pangeran
d. Konstruksi Beton Pelebaran Jalan Cadas-Pangeran
e. Jembatan Cipeles Hulu (Cadas Pangeran-Sumedang)
1) Masalah yang dijumpai selama ini (akibat dari penggatian Jembatan belanda
(Pangkal Jembatan dari pasang bata)
2) Metode penanggulangan
f. Bendung Cipeles
1) Keadaan Morfologi Sungai Cipeles (Aspek / Komponen Dinamik Morfologi
Sungai)
2) Kelengkapan Bendung
3) Masalah terhadap fungsi dan keamanan bendung yang tersisan
g. Perubahan Morfologi Sungai Cipeles (dari hulu sampai muaranya di sungai Cimanuk)
1) Ruas sungai dari jembatan sampai dengan hilir bendung Cipeles
Page 5
2) Ruas di Kota Sumedang
3) Ruas di Sungai Cimanuk
h. Jembatan Cimanuk-Tomo
i. Talang saluran irigasi di Sungai Cimanuk
j. Kelengkapan Bendung Rentang Baru
Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan Medan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu, Gunung Sunda /
Cekungan Bendung dan DAS Cimanuk
Lokasi Sungai-Sungai Di Wilayah Kerja BBWS Citarum
Cekungan Bandung merupakan cekungan (basin) yang dikelilingi oleh gunung api dengan
ketinggian 650 m sampai lebih dari 2000 meter. Sungai Citarum yang berhulu di gunung
Page 7
Wayang Kabupaten Bandung (1700 m dpl) melewati dasar cekungan dan mengalir menuju
Waduk Saguling, bermuara di pantai utara Jawa tepatnya di Kabupaten Karawang.
Berdasarkan ciri-ciri litologi, Cekungan Bandung terbagi atas 4 bagian berdasarkan batuan
penyusunnya yaitu: endapan tersier, hasil gunung api tua, hasil gunung api muda dan
endapan danau (Narulita et al., 2008).
Jalan tol di Cileunyi merupakan daerah yang berada di cekungan Bandung. Cekungan
Bandung yang terbagi menjadi beberapa satuan bentang alam yaitu Satuan Dataran Danau
Bandung, Kerucut Gunung Api dan Satuan Pematang Homoklin (perbukitan memanjang
yang membentuk daerah perbukitan Rajamandala-Padalarang, memanjang kurang lebih
dengan arah timur timur laut- barat barat daya) ini sebagaian besar telah beralih fungsi dari
daerah yang berfungsi sebagai retarding basin (tandon air banjir) menjadi daerah atau
kawasan pemukiman, perindustrian, jalan dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan
mengakibatkan aliran air dari Daerah Tangkapan Hujan (DTH) atau dari perbukitan /
pegunungan ke sungai Citarum terhambat dengan adanya pemukiman, industri, jalan, dan
sebagainya, yang akan mengakibatkan banjir di daerah cekungan banjir.
Selain itu banjir juga disebabkan oleh timbunan tanah di cekungan bandung tersebut. Tanah
timbunan ini diambil dari gunung atau bukit di Daerah Tangkapan Hujan (DTH) (di Tanjung
Sari) dengan kedalaman 30 m dari danau purba Bandung (Cekungan Bandung) yang akan
menyebabkan pengendapan di sungai Citarum.
Hal ini tentu menunjukkan bahwa pembangunan di daerah Cekungan Bandung tidak
menggunakan perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Lahan yang benar dan mengakibatkan
kerusakkan lingkungan Sumberdaya Air dan Sumberdaya Alam yang lain.
B. Hasil Pengamatan Jalan Cadas Pangeran- Sumedang
Cadas Pangeran adalah nama suatu tempat, kira-kira enam kilometer sebelah barat daya kota
Sumedang, yang dilalui jalan raya Bandung - Cirebon. Jalan Cadas Pangeran – Sumedang ini
merupakan daerah yang rawan terhadap longsor. Oleh karena itu jalan Cadas Pangeran
menggunakan konstruksi jalan yang ditopang oleh kolom-kolom penyangga dari beton atau
konstruksi jalan dengan tipe pemasangan level. Hal ini dilakukan sejak terjadinya lon gsor
yang mengakibatkan jalan Cadas Pangeran terputus.
Page 8
Gb. Konstruksi Jalan Cadas Pangeran Sketsa Topografi Jalan Cadas Pangeran
C. Hasil Pengamatan Bendung Cipeles
Gejala-gejala bermasalah bendung Cipeles :
1. Terjadinya local scouring (penggerusam setempat) di hulu sungai dan longsoran tebing
sungai sebelah kanan udik jembatan (di tikungan luar tebing sungai) yang meruntuhkan
rumah, tebing sungai, dan lain-lain. Sehingga untuk mencegah hal tersebut, maka
dilakukan pemasangan :
a. Perkuatan tebing
b. Pengarah arus
c. Krib (bronjong)
2. Pembentukkan delta sungai.
3. Alinyemen tembok pangkal jembatan baru dan yang lama tidak serasi sehingga terjadi
penggerusan pada pangkal jembatan lama. Panjang jembatan baru adalah 24 m.
Sehingga jembatan baru terlalu panjang yang dapat mengakibatkan terjadinya longsor.
4. Degradasi dasar sungai di udik dan di hilir jembatan dengan usaha dibuat Bottom
Controller sederhana.
5. Dan seterusnya.
Level
Page 9
Gb. Gejala Bermasalah Local Scouring
Gb. Gejala Bermasalah Pembentukan Delta
Pembentukan
Delta
Local Scouring
Page 10
\
Gb. Penggerusan di Pangkal Jembatan Lama
Kelengkapan Bendung Cipeles :
1. Krib
2. Tembok penahan tebing (tembok miring-tembok tegak)
3. Lantai beton
4. Jembatan Baru
5. Bottom Controller
6. Tangga
7. Dan seterusnya
Page 11
Gb. Tugu Perbatasan Bandung-Sumedang
Gb. Peripheral Jembatan Cipeles
Page 12
Dinding Penahan
Tebing
Krib
(Bronjong)
Jembatan
Baru
Pangkal
Jembatan
Lama
Lantai
beton
Page 13
D. Hasil Pengamatan Jembatan Cimanuk
Sungai Cimanuk merupakan sungai yang mengaliri daerah hilir sekitar 40000 ha. Pada
jembatan Cimanuk ini disertai dengan kelengkapan-kelengkapan bangunan keairan antara
lain yaitu :
1. Pembilas
Bangunan air pembilas berfungsi untuk membilas santrap yang ada dibawah lantai
saluran. Pembilas akan dioperasikan ketika sedimen yang terdapat pada saluran sudah
tertumpuk.
2. Inlet Talang (aquaduck)
Inlet aquaduck merupakan salah satu bangunan keairan berupa lubang saluran yang
berfungsi untuk memasukkan air dari saluran ke talang yang berada pada jembatan.
3. Jembatan Lama yang disertai dengan aquaduct dibawah lantai jembatan.
Pada jembatan Cimanuk ini dilengkapi dengan aquaduck yang berada di bawah lantai
jembatan Cimanuk lama. Aquaduck ini berfungsi untuk melewatkan air
(menyeberangkan air) di atas sungai.
4. Jembatan baru
5. Outlet talang
Bottom
Controller
Tangga
Page 14
Outlet aquaduck merupakan salah satu bangunan keairan berupa lubang saluran yang
berfungsi untuk mengeluarkan air dari talang yang berada pada jembatan ke saluran.
6. Sandtrap
Sandtrap merupakan bangunan air yang berfungsi untuk treatment (mengendapkan)
sedimen agar tidak masuk ke talang.
7. AWLR (Automatic Water Level Recorder)
AWLR merupakan alat untuk mencatat tinggi muka air di Sungai Cimanuk. Pengukuran
tinggi muka air ini kemudian akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan lengkung
debit. Akan tetapi yang dapat diukur adalah debit yang kecil.
8. Sungai Cimanuk
9. Outlet Pembilas
Saluran
Dengan
Sandtrap
Inlet
Aquaduck
Page 15
Pembilas
Aquaduck
Lantai
Jembatan
Lama
Pilar
Jembatan
Lama
Page 16
Pilar Jembatan Baru
Lantai Jembatan
Baru
Outlet
Aquaduck
Page 17
E. Hasil Pengamatan Bendung Gerak Rentang Baru
Bendung gerak merupakan bendung yang diaplikasikan untuk mengatur muka air agar
konstan dengan menggunakan pintu sebagai pengatur tinggi muka air. Bendung gerak
biasanya diaplikasikan pada daerah yang merupakan daerah yang data. Bendung gerak
rentang baru ini mengaliri sekitar 87000 ha untuk tiga kabupaten yaitu Majalengka, Cirebon
dan Indramayu. Saluran induk pada bendung gerak rentang baru ini adalah sungai Cipelang
(Sumedang) dan sungai Cilutung (Majalengka).
Ada beberapa keunikan yang terdapat pada bangunan bendung gerak rentang baru ini, yaitu
antara lain :
1. Penggunaan pintu radial dan pintu tegak
Bendung gerak Rentang Baru memiliki keunikkan dalam jenis pintu yang dugunakan
yaitu pintu tegak dan pintu radial. Pintu radial merupakan salah satu kelengkapan
bendung yang terkinian. Di Jawa Barat, Bendung Gerak Rentang merupakan satu-satunya
bendung yang menggunakan pintu radial. Jadi Bendung Gerak Rentang sering disebut
sebagai bendung gerak yang mempunyai pemikiran modern, meskipun
pengoperasiaannya dimulai tahun 1982. Pada Bendung Gerak Rentang Baru, pintu radial
diaplikasikan pada bendung utama dan intake. Pengaplikasian pintu radial ini dikarekan
beberapa faktor antara lain yaitu :
a. Pinu radial dapat melewatkan air lebih banyak jika dibandingkan dengan pintu tegak.
b. Gaya yang digunakan oleh pintu radial lebih kecil jika dibandingkan dengan pintu
tegak. Sehingga biaya perawatannya pun lebih kecil.
2. Penggunaan devider wall
Devider wall pada Bendung Gerak Rentang Baru merupakan bangunan air seperti
dinding yang dicoak kurang lebih 10 m di saluran. Devider wall ini merupakan bangunan
keairan yang berfungsi untuk menjebak (mengendapkan) sedimen.
3. Bendung Konsilidasi
Di hilir Bendung Gerak Rentang Baru ini terdapat bendung konsilidasi. Bendung
konsolidasi ini bottom controller dengan menggunakan site pile sebagai pondasinya.
4. Krib
Krib yang terdapat pada Bendung Gerak Rentang Baru ini berbentuk tiang-tiang beton
yang disatukan dan diletakkan di sisi-sisi sungai. Krib ini berfungsi selain untuk menahan
Page 18
perkuatan tebing di sisi sungai juga berfungsi untuk mengalihkan aliran agar tidak ke
kanan atau ke kiri sungai.
5. Perkuatan Tembok Sayap Hilir.
Perkuatan tembok sayap hilir Bendung Gerak Rentang Baru adalah dengan angker dan
lantai beton yang dibelokkan sehingga pondasi perkuatan tebing ini menjai bentuk T.
Keterangan :
1. Intake Kiri
2. Intake Kanan
3. Pintu Radial
4. Devider Wall
5. Bendung Gerak
1
2
3
2 4
2
5
2
Page 19
Keterangan :
1. Bangunan Pembilas
2. Sandtrap
3. Tembok Sisi
Devider Wall
1
2
2
2
3
2
Page 20
Keterangan :
1. Jembatan
2. Offtake
3. Tembok Sisi
Keterangan :
1. Inlet Saluran Pembuang
2. Saluran Pembuang
3. Tembok Sisi
1
2 2
2
3
2
1
2
2
2
3
2
Page 21
Keterangan :
1. Site Pile (Bendung Konsolidasi)
2. Lantai Bendung konsolidasi
Keterangan :
1. Saluran
2. Tembok sayap hilir
3. Krib
4. Jembatan
2
2
1
2
3
2
1
2
2
2
4
2
Page 22
Keterangan :
1. Jembatan
2. Pintu Bendung Gerak
3. Tembok Pangkal Bendung
4. Tembok sayap hilir
5. Bangunan Pintu Pembuang
1
2 2
2
3
2
5
2
4
2