Top Banner
ANALITIK INSTRUMEN KROMATOGRAFI GAS LAPORAN Oleh Kelompok 2 Adi Kusmayadi 121424005 Aditya Febry N 121424006 Ahmad Hanif P. 121424007 Anastasia Natalisa 121424008 Andri Rismantara 121424009 (Kel.3) Kelas 1A-TKPB Dosen Pembimbing : Nancy Tanggal Praktikum : 15 Mei 2013 Tanggal Penyerahan Laporan : 22 Mei 2013 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH JURUSAN TEKNIK KIMIA
27

Kromatografi Gas (GC)

Jan 01, 2016

Download

Documents

Gas Chromatography (GC)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kromatografi Gas (GC)

ANALITIK INSTRUMEN

KROMATOGRAFI GAS

LAPORAN

Oleh

Kelompok 2

Adi Kusmayadi 121424005

Aditya Febry N 121424006

Ahmad Hanif P. 121424007

Anastasia Natalisa 121424008

Andri Rismantara 121424009 (Kel.3)

Kelas 1A-TKPB

Dosen Pembimbing : Nancy

Tanggal Praktikum : 15 Mei 2013

Tanggal Penyerahan Laporan : 22 Mei 2013

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2013

Page 2: Kromatografi Gas (GC)

KROMATOGRAFI GAS

A. TUJUAN

1. Mengamati pengaruh suhu terhadap retention time (RT) dan pemisahan

2. Membandingkan retention time (RT) pada keadaan isoterm dan suhu program

3. Membandingkan retention time (RT) dari larutan baku dan cuplikan

4. Mengindentifikasi ada tidaknya alkohol dalam larutan sampel

B. DASAR TEORI

Kromatografi adalah suatu cara pemisahan lain yang penting didalam analisa

kimia.didalam kromatografi kimia diperlukan adanya dua fase yang tidak saling

menyampur,yaitu fase diam dan fase gerak.fase diam nya disini dapat berupa suatu zat padat

yang ditempatkan didalam suatu kolom atau dapat juga berupa cairan

terserap(teradsopsi)berupa lapisan yang tipis pada butiran-butiran halus suatuzat padat

pendukung(solid support material) yang ditempatkan didalam kolom.fase geraknya dapat

berupa gas(gas pembawa)atau cairan.

Campuran yang akan dipisahkan komponen-komponennya,dimasukkan kedalam kolom

yang mengandung fase diam.dengan bantuan fase gerak,komponen-komponen campuran itu

kemudian dibawa bergerak melalui fase diam didalam kolom.perbedaan antaraksi atau

afinitas antara komponen-komponen campuran itu dengan kedua fase,menyababkan

komponen-komponen itubergerak dengan kecepatan berbeda melalui kolom.akibat adanya

perbedaan kecepatan (differential migration) komponen-komponen itu terpisah satu sama

lain.

Pada kromatografi gas-cairan (GLC, Gas Liquid Chromatography) fase geraknya berupa

gas,fase diamnya berupa cairan.partisi komponen cuplikan berdasarkan pelarutan uap

komponen itu didalam fase diam.kromatografi gas-cairan sering disebut juga kromatografi

gas(GC) saja.

Bagian-bagian alat kromatografi gas adalah:

Tangki gas pembawa.gas yang bertindak sebagai fase gerak disebut juga gas

pembawa(carrier gas).gas-gas pembawa yang biasanya digaunakan sepreti

helium,hydrogen,dan nitrogen.helium digunakan bila detektornya TCD.

Page 3: Kromatografi Gas (GC)

Alat pengaturan tekanan(regulator),regulator digunakan untuk mengatur tekanan gas-gas

yang digunakan.selain itu ada pengatur laju aliran gas(soap bubble flow rate mater).bila

karet ditekan akan muncul gelembung sabun,kemudian,akan didorong oleh gas

pembawa,sehingga gas pembawa dapat diukur kecepatan alirannya.

Injector port(tempat memasukkan cuplikan) adalah cabang untuk memasukkan cuplikan

dengan cara penyuntikan.pada saat memasukkan cuplikan waktunya harus sesingkat

mungkin dan volumenya harus sesedikit mungkin.suhu injection port harus lebih tinggi

dari titik didih cuplikan(20c),kalau suhunya rendah dan memasukkan cuplikan berkisar 1-

20 μL.

Kolom adalah tempat terjadinya proses pemisahan komponen-komponen cuplikan.kolom

ini ditempatkan di dalam oven bersuhu tinggi,sehingga komponen-komponen cuplikan

tempat berupa uap.jenis-jenis kolom sebagai berikut:

a.     Kolom kapiler,permukaan dalamnya dilapisi dengan zat cair fase diam.sifat-sifat zat

cair(fase diam)yang diinginkan:

·         Sukar menguap (td 200°c)

·         Mempunyai kestabilan penas

·         Inert secara kimia

·         Mempunyai sifat sebagai pelarut (dapat melarutkan komponen-komponen cuplikan)

b.      Kolom isian,biasanya mengandung zat padat pendukung (solid support).sifat-sifatnya zat

padat pendukung yang diinginkan.

Oven

Oven untuk memaksakan kolom adalah suatu thermostat,suhu optimum yang digunakan

tergantung pada:

a.      Titik didih cuplikan

b.      Tingkat pemisahan yang diinginkan

Detector

Untuk mendeteksi komponen-komponen yang keluar dari kolom.detektor ini akan

mengirimkan isyarat listrik kea lat pencatat(recorder).

Detector pada alat kromatografi gas ada beberapa macam,diantaranya adlah sebagai

berikut ini.

a.      FID (flame lonisasion detector)

Page 4: Kromatografi Gas (GC)

Secara ringkasan prinsip kerja FID ialah mula-mula dialirkan udara dan hydrogen,maka

akan timbul pembakaran yang menimbulkan energi.enegi ini akan mengionisasi

komponen-komponen yang nantinya akan keluar dari kolom.molekul-molekul kolom

tersebut berubah menjadi ion.ion-ion positif akan tertarik ke elektroda negative sehingga

arus bertambah.arus mengalir melalui tahanan dan menimbulkan selisih

tegangan.penurunan teganggan yang terjadi disalurkan melalui amplifier dan masuk ke

dalam suatu recorder(intergrator).bila suatu saat kromatografi gas menggunakan FID

sebagai detector sebaiknya digunakan N2 sebagai gas pembawa.

b.      TCD (Thermal Conductivity Detector)

Detector ini bekerja berdasarkan pada prinsip bahwa benda panas akan kehilangan laju yang

bergantung pada susunan gas di sekitarnya.TCD biasanya terdiri atas suatu blok logam.di

dalam blok logam tersebut ditempatkan kawat hantae tipis yang berfungsi sebagai

tahanan listrik dan merupakan dua tengan dari rangkaian jembatan weaststone (R1 dan

R2).bila ada komponen keluar dari kolom dan melalui kawat tahanananya.

Hal ini menyebabkan jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang dan menimbulkan

isyarat listrik.isyarat listrik tersebut akan diterusakan ke rekorder.

Rekorder akan mencatat isyarat ini dalam bentuk kromatogram.bila suatu alat

kromatografi gas menggunakan TCD sebagai detectot,sebaiknya degunakan He sebagai

gas pembawa.

Recorder (alat pencatat yang berfungsi untuk mencatat isyarat-isyarat).recorder yang

banyak digunakan pada saat ini disebut integrator yang mempunyai fasilitas lebih lengkap

dari pada recorder biasa.

Page 5: Kromatografi Gas (GC)

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu tinggal/ tambat

(retention time) atau RT dari substansi yang dianalisis dengan waktu tambat dari suatu

zat pembanding (reference). Volume gas pembawa yang diperlukan untuk mengelusi

suatu dari kolom khromatografi gas disebut volume tambat/retensi. Pada kondisi

tekanan tetap, maka laju alir berbanding lurus dengan waktu. Lamanya waktu yang

diperlukan oleh suatu komponen mulai pada saat pemyuntikan hingga keluar kolom

khromatograf dinamakan waktu tinggal/ tambat/ retensi. Volume atau waktu tinggal

ini diukur pada waktu puncak khromatogram, parameter ini merupakan ciri dari suatu

komponen dan fasa diam cair dan digunakan untuk mengidentifikasi sample. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi hasil analisis kualitatif yakni :

Pemilihan jenis fasa diam cair

Pengaturan suhu kolom

Kecepatan fasa gerak atau gas pembawa

Kebolehulangan (repeatability) dari penyuntikkan baik larutan maupun sample

Penambahan Unsur ke dalam Sampel (Spiking)

Metode percobaan yang paling mudah untuk identifikasi puncak adalah dengan

menambahkan komponen ke dalam sampel dan mencoba untuk mengamati perubahan

sebagai respon didalam spiked sampel.

1. Metode mudah

2. tidak mudah jika komponen yang lain mungkin memiliki waktu retensi yang sama.

3. Dapat digunakan untuk menunjukkan ketidakhadiran dari suatu unsur dengan

menampakannya pada waktu retensi yang benar-benar berbeda.

4. Kemurnian spike harus diketahui karena ketidakmurnian dapat memberikan petunjuk yang

salah.

Perbandingan Data Retensi

Volume retensi suatu komponen adalah karakteristik sampel dan fase cair. Ini dapat

digunakan untuk identifikasi komponen-komponen dalam sampel. Data retensi yang belum

terkoreksi biasanya tidak digunakan mengingat volume retensi tergantung pada :

Page 6: Kromatografi Gas (GC)

1. Kolom

2. Fase cair

3. Temperatur kolom

4. Kecepatan aliran

5. Jenis gas pembawa

6. Volume mati instrumen

7. Penurunan tekanan across kolom

Akan tetapi hal itu dapat digunakan pada sampel yang sudah diketahui informasinya

dan tersedia standarisasinya. Kemampuan instrumen dalam menghasilkan data di perlukan

dalam operasional isotermal maupun terprogram. Jika semua parameter operasional dapat

konstan berulang-ulang maka perbandingan data retensi sampel dapat dibuat terhadap

standar.

Gambar 18.19. Perbandingan kromatogram larutan standar (B) dengan larutan sampel (A)

Retensi Relatif a sebagai Data Retensi yang direkomendasikan untuk Indentifikasi

sampel yang tidak diketahui. Retensi relatif a adalah yang direkomendasikan untuk

indentifikasi puncak sebagai sesuatu yang relatif terhadap standar dan juga diperoleh dari

data retensi yang disesuaikan. Ini lebih mudah diperoleh dan hanya bergantung pada jenis

fase cair dan temperatur kolom.

Page 7: Kromatografi Gas (GC)

Identifikasi dengan Logaritma Retensi

Mengambarkan grafik dari data retensi relatif atau yang disesuaikan terhadap berbagai

parameter fisik senyawa atau serangakaian homologi dapat memberikan petunjuk dari

identitas sampel yang belum diketahui.

Identifikasi dengan Menggunakan Retention Index

Konstanta bahan terlarut Kovats Indices dan Rohschneider dapat memberikan

petunjuk yang baik mengenai identitas atau jumlah karbon untuk beberapa senyawa. Data ini

tersedia dalam Jurnal Kromatografi dan publikasi ASTM. Metode pergeseran puncak juga

merupakan alat yang baik untuk identifikasi kualitatif.

Identifikasi dengan Menggunakan Dua Detektor

Perbandingan rasio respon dari senyawa yang dianalisa oleh dua detektor yang

berbeda dibawah kondisi yang telah ditetapkan bersifat karakteristik pada senyawa tersebut.

Sampel biasanya dikromatografikan pada satu kolom dan kolom dibagi untuk dua detektor

yang berbeda dengan yang masing-masing di rekam ke kromatogram secara bersamaan.

Kedua detektor tersebut spesifik seperti detektor “flame photometric detector (FPD)”

akan memberi respon pada senyawa-senyawa sulfur dan phosporus, detektor “electron

captive detector (ECD)” akan memberi respon pada senyawa-senyawa halogen, sementara

thermionic spesific detector (TSD) akan memberi respon pada senyawa-senyawa nitrogen

dan phosphorus. Detektor-detektor tersebut diterapkan secara luas dalam analisa obat-obatan

dan pestisida.

Pendekatan ini umumnya direkomendasikan untuk deteksi senyawa spesifik

dibandingkan general qualitative digunakan sebagai kromatogram yang sulit untuk

diinterpretasikan. Identifikasi dengan Penggabungan dengan Metode penentuan Fisik lainnya

Pada saat fraksi dari senyawa yang dielusi telah dikumpulkan ini memungkinkan untuk

diidentifikasi oleh teknik fisik lainnya. Teknik ini termasuk :

1. Mass Spectrometry – Berhubungan langsung dengan kolom kapiler

2. Infra red spectrometry – langsung ke dalam cell sampel gas atau cair

3. Nuclear Magnetic Resonance

4. Coulometry

Page 8: Kromatografi Gas (GC)

5. Polarography

6. UV Visible Spectroscopy

7. Atomic absorption

8. Inductively coupled plasma

9. Flamephotometry

Uji Kimia

Effluen gas dapat bergelembung pada saat meewati tabung yang berisi reagen-reagen

dan rekasi dapat teramati untuk memberikan petunjuk untuk mengidentifikasi senyawa

seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Metode ini mahal dan diterapkan dengan

cepat.

2. Analisis Kuantitatif

Di dalam analisis kuantitatif yang harus diperhatikan adalah luas puncak

kromatografi (luas kromatogrm) dari setiap komponen yang akan kita analisis. Luas

setiap puncak yang terbentuk berbanding lurus dengan konsentrasi atau besar setiap

puncak tersebut. Sehingga dapat di gunakan untuk menentukan konsentrasi yang tepat

dari setiap komponen cuplikan.

Page 9: Kromatografi Gas (GC)

Bila luas kromatogram kita sebut sebagai A, besarnya setiap puncak kita sebut

sebagai Q, maka berdasarkan pernyataan diatas,

Q = A

Di dalam analisa kuantitatif diperlukan laritan standar.larutan standar yang

digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Dapat bercampur dengan cuplikan yang dianalisis

b. Tidak boleh bereaksi dengan komponen cuplikan

c. Hanya memberikan satu puncak dan tidak tumpangsuh (overlap) dengan puncak-

puncak komponen cuplikan

d. Mempunyai waktu retensi (RT) yang tidak jauh berbeda dengan waktu retensi

komponen cuplikan

Ketelitian analisis kuantitatif dengan kromatografi gas sangat bergantung

kepada kelinieran detektor. Setiap detektor memberi tanggapan yang berbeda terhadap

setiap komponen cuplikan. Faktor tanggapan ini harus diketahui,disamping itu jika

kondisi alat kerja berubah, tanggapan detektor pun akan berubah..

Untuk memperoleh hasil analisis yang akurat, maka kemurnian gas pembawa,

kecepatan alir gas pembawa, suhu detektor, arus kawat pijar, tahanan dan tekanan

didalam detektor harus selalu tetap. Jika salah satu kondisi ini berubah drastis, kinerja

detektor pun akan berubah. Beberapa metode yang penting yang dapat digunakan

untuk analisis kuantitatif:

a. % Luas (% AREA,% AR)

Metode ini menyebutkan konsentrasi setiap komponen dalam cuplikan

berbanding lurus dengan luas kromatogram dari komponen tersebut, dapat

dituliskan:

Qn = An / Atotal

Atotal = jumlah luas semua kromatogram

An = luas kromatogram komponen n

Kekurangan dari metode ini adalah tidak adanya koreksi untuk kepekaan

detektor terhadap setiap komponen culikan. Kesalahan analisis berkisar antara 10-

15%.

Page 10: Kromatografi Gas (GC)

b. Normalisasi (NORM)

Dalam metode ini sudah ada koreksi terhadap kepekaan detektor (sudah ada

faktor koreksi), sehingga diperoleh Q = f x A. Maka rumusnya sebagai berikut:

Qn = fn x An

ftot x Atot

f adalah faktor koreksi untuk setiap komponen

c. Metode Standar Dalam (ISTD)

Dalam metode ini digunakan larutan standar yang sudah memenuhi persyaratan.

Kedalam cuplikan ditambahkan suatu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya

(Qst) dan membentuk campuran yang homogen. Metode ini dapat juga dilakukan

dengan menggunakan kurva standar.

C. ALAT DAN BAHAN

AlatBahan

Seperangkat alat kromatografi gas

Intergrator HP 3390 A

Alat suntikan (syringe) 10 μL

Buble flow meter

Tabung gas hidrogen, nitrogen, dan

udara tekan

Etanol

Propanol

Butanol

Larutan Sampel 1

Larutan Sampel 2

Parfum

Page 11: Kromatografi Gas (GC)

1.Menghubungkan alat GC dengan sumber listrik2.Menyalakan GC

Membuka kran gas N2 berlawanan arah jarum jam + atur tekanan regulator 3,1 kg/cm2Membuka tombol gas N2, pilih INJ PORT A, perhatikan arah pemutaran → jarum regulator bergerak

Memasang bubble flowmeter dan pilih detektor A, atur kecepatan N2 pada 15 mL/menit1.Stopwatch pada GC tekan tombol TIME 3X

2.Menekan tombol DET pilih A lalu ONMembuka kran gas udara tekan( memutar kran berlawanan arah jarum jam) lalu atur tekanan sampai menunjukkan 1,25 kg/cm2 untuk H2 dan 3,5 kg/cm2 untuk udara tekan

memeriksa uap air yang timbul dengan lempengan besiMenekan tombol IGN FID sambil memutar tombol gas H2 sampai terdengar bunyi letupan pada detektor (atur tekanannya)

Memutar tombol AIR ke arah kiri secara penuh

Melakukan pengaturan suhu

INJ TEMP A pada 150 lalu ENTER

OVEN TEMP pada ON

DET TEMP A pada 150 lalu ENTER

D. PROSEDUR KERJA

1. Menyalakan GC dan detektor FID

Page 12: Kromatografi Gas (GC)

Menyalakan integrator

Memasukkan program dengan menekan tombol

OP () lalu 1 ENTER. Masukkan tanggal dan waktu ZERO lalu 5 dan ENTERCHT SP lalu 0,5 dan ENTERATT2 lalu 9 dan ENTER LIST dua kali

Etanol 2µL Propanol 2µL Sampel 1 2 µL Sampel 2 2 µL

Menekan secara bersamaan tombol START pada GC dan integrator

Atur suhu kolom

Memastikan lampu NOT READY pada GC tidak menyala

Suntikan larutan dibawah dengan syringe ( per 1 larutan disuntikan setelah 1larutan selesai prosesnya)

INIT TEMP : 100 ENTER RATE : 0 FINAL TEMP : 100 ENTER

2. Menyalakan integrator

3. Analisis Kuanlitatif

Suhu Isoterm

Page 13: Kromatografi Gas (GC)

Pada integrator mucul laporan RT, TOTAL AREA, TYPE, AR/HT, AREA %

Menekan secara bersamaan tombol STOP pada GC dan integrator

Etanol 2µL Propanol 2µL Sampel 1 2 µL Sampel 2 2 µL

Menekan secara bersamaan tombol START pada GC dan integrator

Mengubah suhu kolom

Memastikan lampu NOT READY pada GC tidak menyala

Suntikan larutan dibawah dengan syringe ( per 1 larutan disuntikan setelah 1larutan selesai prosesnya)

INIT TEMP : 100 ENTER RATE : 0 FINAL TEMP : 100 ENTER

Suhu Program

Page 14: Kromatografi Gas (GC)

Pada integrator mucul laporan RT, TOTAL AREA, TYPE, AR/HT, AREA %

Menekan secara bersamaan tombol STOP pada GC dan integrator

Buat larutan etanol 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dengan kandungan propanol 10%

Memasukkan larutan pada syringe

2 µL Larutan etanol 0 %2 µL Larutan etanol 0 %2 µL Larutan etanol 0 % 2 µL Larutan etanol 0 %2 µL Larutan etanol 0 %2 µL Larutan etanol 0 %

Memastikan lampu not ready pada GC tidak menyala

Suntikan pada GCMenekan secara bersamaan tombol START pada GC dan CintegratorMenekan secara bersamaan tombol STOP pada GC dan integrator

Ulangi langkah ini pada setiap larutan

4. Analisis Kuantitatif

Menggunakan suhu terprogram

Page 15: Kromatografi Gas (GC)

Menurunkan suhu sampai 60oC

Menekan tombol

FINAL TEMP 60 ENTER DET A TEMP 60 ENTEROVEN TEMP 60 ENTER INJ A TEMP 60 ENTERINIT TEMP 60 ENTER

Menutup kran utama tabung gas H2, tungguregulator hingga 0 dan menutup tombol H2 pada alat GC

Menutup kran utama tabung udara tekan dan N2

Menutup tombol AIR pada alat GC

Mematikan DET, INJ, dan OVENDET A/B OFFINJ A/B OFF

OVEN A/B OFF

Menutup tombol gas bersama pada alat GC

Mematikan alat GC dengan menekan OFF

Mematikan integrator dengan menekan ON/OFF

5. Mematikan alat GC

Page 16: Kromatografi Gas (GC)

I. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Analisa Kualitatif Kromatografi Gas

Jenis Kolom : Packed Chrom

Kecepatan Gas Pembawa :15 mL/menit

Spesifikasi GC

Packing: 5% 9W 20 M on Chrom

WHP : 80-100 Mesh

Dimension : 6’ x ¼” SS

Batch : 8072-2

COL NR : 3

T Max : 250oC

Rem : JV

CHROMPACK

Kondisi Operasi GC

Isoterm Suhu Terprogram

- Carrier flow : 150 kPa

- Oven temp : 150oC

- Oven max : 250oC

- Initial temp : 100oC

- Initial time : 0,10

- Final temp : 100oC

- Final time : 0,10

- Rate : 0 deg/min

- Inj A temp : 100oC

- Det A temp : 100oC

- Carrier flow : 150 kPa

- Oven temp : 100oC

- Oven max : 250oC

- Initial temp : 75oC

- Initial time : 0,10

- Final temp : 125oC

- Final time : 0,10

- Rate : 5,0 deg/min

- Inj A temp : 150oC

- Det A temp : 150oC

Kondisi Operasi Integrator

Attenuasi = 9

CHT SP = 0,5

PK WD = 0,04

Page 17: Kromatografi Gas (GC)

Peak Capacity = 1159

THRSH = 0

AR REJ = 0

a.Pengaruh suhu kolom

Senyawa Suhu Isoterm Suhu Terprogram

RT RT

Etanol 2,12

Propanol 2,50

Campuran

(Etanol + Propanol)

2,14

2,43

Sampel 1 (Parfum) 0

Sampel 2(Root Beer)

b.Analisis Kualitatif

Suhu Isoterm

INIT TEMP = 100 oC

RATE = 0

FINAL TEMP = 100 oC

Suhu Terprogram

INIT TEMP = 75oC

RATE = 5oC

FINAL TEMP= 125oC

Page 18: Kromatografi Gas (GC)

Cara RT netto

SenyawaSuhuisotermal Suhuterprogram

Jumlah Puncak RT Jumlahpuncak RT

Etanol 1 2,12

Etanol + Propanol 2 2,14

2,43

Parfum - - 1 2,04

Rootbeer - - 0 0

Analisis Kuantitatif Kromatografi Gas

a. Kondisi Percobaan:

Nama Kolom:Packed Chrom

Jenis Detektor: Flame Ionization Detector

Jenis Gas Pembawa: N2

Program Suhu yang digunakan: Suhu terprogram

Laju alir gas pembawa: 15 mL/menit

Suhu Kolom: 150

Suhu detektor: 150

Suhu injektor: 150

Suhu oven: 150

Suhu awal: 75

Suhu akhir: 125

b. Metode yang digunakan:

Data Area Propanol dan Etanol larutan Standar

Area Etanol Area Propanol Area etanol / area propanol

Konsentrasi Etanol

(%)

3810400 0 0 0

2

1005400 3635600 0.2765431 4

Page 19: Kromatografi Gas (GC)

1180000 4005800 0,2945729 6

1341900 2229600 0,6018568 8

1530700 2384700 0,6418837 10

Kurva Larutan Standar

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.70

2

4

6

8

10

12

f(x) = 13.1503430840356 x + 0.987268147893912R² = 0.936495802647613

Kurva Kalibrasi AR Etanol/AR Propanol terhadap Konsentrasi

Etanol

Linear (AR E/AR P)Linear (Linear (AR E/AR P))

Konsentrasi Etanol(%)

AR E

tano

l/ A

R Pr

opan

ol

Data Area Propanol dan Etanol Sampel

Sampel Area etanol Area Propanol Area Etanol/Area Propanol

Sampel 1 (Parfum) 1469800 3927600 0.3742224

Sampel 2 (Root Beer) 0 3728500 0

Perhitungan Konsentrasi Sampel

Persamaan linear : y = 13,15x + 0,9873

Page 20: Kromatografi Gas (GC)

Sampel 1 (Parfum)

y = 13,15x + 0,9873

0,3742224−0,987313,15

=x

X= 0,10354%

Karena sebelumnya telah diencerkan sepuluh kali,maka konsentrasi etanol sebenarnya:

7,055 x 10 = 70,55 %

Sampel 2 (Root Beer)

y = 13,15x + 0,9873

0+0,987313,15

=x

X= 0,0354 %

0,0354% x 10 = 0,354%

Sampel 3 (Kratingdeng)

Y = 0,0799x – 0,0276

0+0,02760,0799

=x

X= 0,0354

0,0354% x 10 = 0,354%

Page 21: Kromatografi Gas (GC)

Daftar Pustaka

Kok, Tjie, 1997, “Khromatografi Gas Teori dan Instrumen”, vol15, Mei, pp 1-6, Kristal.

Widiastuti, E, dkk., 2000, “Petunjuk Analitik Instrumen”, Diktat praktikum, bab Khromatografi gas, Teknik Kimia, Polban.

Harold M. McNair and Ernest J. Bonelli,”Basic gas chromatography”, 5th edition, 1988

Muhammad Mulja, DR. H. “Perkembangan instrumentasi kromatograf gas”, Airlangga University Press- Surabaya, 1994.

Nancy Siti Djenar, “Kromatografi gas”, Modul Buku Ajar, Jurusan Teknik Kimia, Polban, 2000.

Widiastuti, E, dkk, “Petunjuk praktikum analitik instrumen”, Diktat praktikum Teknik Kimia, Polban.

Wiryawan, Adam.2011.”Analisis Dengan Kromatografi Gas”. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/analisis-dengan-kromatografi-gas/

(diakses pada tanggal 21 Mei 2013)