Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah
tengah, guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah :1.
Mengatur arah arus sungai,2. Mengurangi kecepatan arus sungai
sepanjang tebing sungai,3. Mempercepat sedimentasi,4. Menjamin
keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,5. Mempetahankan
lebar dan kedalaman air pada alur sungai,6. Mengonsentrasikan arus
sungai dan memudahkan penyadapan.
dinding kribKrib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur
arah arus sungai dan mempunyai efek positif yang besar jika
dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara
kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai
sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah
dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat seksama sebelum
penetapan type suatu krib yang akan di bangun.
Penggunaan kribTujuan dari pengaturan alur sungai antara lain
adalah sebagai berikut : Mengatur aliran sungai sedemikian rupa
sehingga pada waktu banjir air dapat mengalir dengan cepat dan
aman, Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya
pengendapan dan pengangkutan sedimen dengan baik, Mengarahkan
aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak
terkikis,Mengarahkan aliran sungai sehingga dapat dipergunakan
untuk pelayaran.
Krib untuk melindungi tebing sungai terhadap longsorKLASIFIKASI
KRIBA. Krib PermeablePada tipe permeable, air dapat mengalir
melalui krib. Bangunan ini akan melindungi tebing terhadap gerusan
arus sungai dengan cara meredam energy yang terkandung dalam aliran
sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengai itu mengndapkan
sendimen yang terkandung dalam aliran. Krib permeable terbagi dalam
beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka pyramid,
dan jenis rangka kotak. Krib permeable disebut juga dengan krib
lolos air. Krib lolos air adalah krib yang diantara bagian-bagian
konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga kecepatannya akan
berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib
tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat
ini.
permeable kribB. Krib ImpermeableKrib dengan konstruksi tipe
impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos air,
sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan
ini digunakan untuk membelokkan arah arus sungai dan karenanya
sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib atau
bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, di
pertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi fleksibel
seperti matras atau hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari
krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib
impermeable misalnya brojong kawat, matras dan pasangan batu.
krib impermeableC. Krib Semi PermeableKrib semi permeable ini
berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan krib padat.
Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi
pula sebagai pondasi. Sedangkan bagian atasnya merupakan konstruksi
yang permeable disesuaikan dengan fungsi dan kondisi setempat. Krib
semi permeable disebut juga dengan Krib semi lulus air adalah krib
yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan
air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.D. Krib Silang dan
MemanjangKrib yang formasinya tegak lurus atau hamper tegak lrus
sungai dapat merintangi arus dan dinamakan krib melintang.
Sedangkan krib yang formasinya hamper sejajar arah arus sungai di
sebut krib memanjang.PERENCANAAN KRIBDalam mempersiapkan
perencanaan krib, diperlukan survey mengenai topografi, debit dan
kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada disungai.
Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara empiris dengan
memperhatikan pengalaman masalalu dalam pembuatan krib yang hamper
sejenis.Secara umum, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam
perencanaan krib adalah sebagai berikut : Karena cara pembuatan
krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu diperoleh data
mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau
hampir sama, kemudahan pelaksanaanya dan besarnya pembiyayaan.
Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar,
maka permukaan air sungai normal harus dinaikan dengan krib yang
panjang, dengan memperhatikan biaya pelaksanaan dan
pemeliharaannya. Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk
melindungi tebing sungai terhadap pukulan air, panjang krib harus
diperhitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air pada tebing
sungai di seberangnya. Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil
dan sempit alurnya. Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk
menaikan permukaan normal air sungai, perlu dipertimbangkan
kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih besar atau debit
banjir.Terdapat 3 macam formasi krib yaitu : Krib Tegak lurus :
krib yang arahnya tegak lurus aliran. Krib condong kearah hulu
disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya menyerong ke
hulu Krib condong kearah hilir.Penetapan tinggi krib pada umumnya
akan lebih menguntungkan apabila evaluasi mercu krib dapat dibuat
serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangunan terhadap gaya
yang mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat 0,50-1,00
meter diatas elevasi rata-rata permukaan air rendah. Dari hasil
pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah dibangun
dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara
tinggi krib dan kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 0,30.
Arah aliran dan sudut sumbu kribPanjang dan jarak antara krib
ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada pengamatan data
sungai yang bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai,
kemiringan sungai, debit banjir, kedalaman air, debit normal,
transportasi sedimen dan kondisi sekeliling sungai. Krib memanjang
adalah krib yang ditempatkan hampir sejajar dengan arah arus sungai
dan biasanya digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan
mengatur arah arus sungai agar alur sungai tidak mudah
berpindah-pindah.KONSTRUKSI KRIB Krib tiang pancang : adalah contoh
krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib memanjang maupun
krib melintang. Konstruksinya sangat sederhana dan dapat
meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian
sungai yang tidak deras arusnya.
Krib tiang pancang Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk
sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari lapisan batu atau krikil
yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan
bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan
krib tiang pancang.
KRIB RANGKA Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan
yang baik dan awet serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada
bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat
masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi
setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan
penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau
pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah dibangun.
Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan
awet serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai
yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing
blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat
antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya
didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau
pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah
dibangun.
krib blok beton
krib blok betonPEMILIHAN TIPE KRIBTipe krib yang cocok untuk
suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim sungai pada
lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat
kesulitan dan jangka waktu pelaksapannya. Jadi hal-hal yang perlu
diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah, kemiringan
memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka air,
debit, keeepatan arus baban dasar dan arab pergeseran pada sungai.
Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi hidrolika dari
krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-contoh
bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.Dalam
proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada
hal-hal sebagai berikut : Krib permeabel yang rendab dengan
konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai untuk melindungi tebing
sungai. Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alumya
atau untuk sungai-sungai kecil.Krib permeabel berCelah besar,
seperti krib tiang paneang
PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI DARI KERUSAKANKali ini
kita akan membahas sedikitnya mengenai PERENCANAAN BANGUNAN
PELINDUNG PANTAI DARI KERUSAKAN. Bagian ini sangat penting dalam
dunia teknik sipil, selain itu saya rasa bangunan pelindung pantai
ini sangat perlu dilketahui oleh masyarakat kita secara umum.
Mengapa demikian? Karena itu penting bagi pengetahuan kita utuk
menjaga pantai kita dari erosi atau abrasi serta kerusakan pantai
lainnya khususnya bagi masyarakat yang tinggal di area sekitar
pantai atau pesisir tanah air kita ini. Bayangkan jika tidak ada
pelindung pantai, kemudian erosi dan abrasi terjadi terus menerus,
bisa habis pulau kita dalam beberapa Tahun kedepan. Untuk itu,
sekarang saya akan menjelaskan sedikitnya mengenai pantai dan
bangunan pelundung pantai. Selamat membaca! A. Definisi Pantai Ada
dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia sering rancu
pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir
adalah daerah darat tepi laut yang mendapat pengaruh laut seperti
pasang surut, angin laut. Sedangkan pantai adalah daerah di tepi
perairan yang dipengharui oleh air pasang tertinggi dan air surut
terendah. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di
bawah permukaan daratan dimulai batas garis pasang tertinggi.
Daerah lautan adalah daerah yang teletak di atas dan di bawah
permukaan laut di mulai dari sisi laut pada garis terendah,
termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Kerusakan Pantai
Permasalahan pantai ini dapat dijelaskan sebagai berikut :a. Erosi
Erosi partai adalaha proses mundurnya pantai dari kedudukan semula
yang antara lain disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara
pasokan dan kapasitas angkutan sedimen. Perubahan morfologi pantai
jenis ini biasa terjadi pada pantai landai (berpasir, atau
berlumpur). Erosi pantai ini menyebabkan mundurnya garis pantai dan
merusak berbagai fasilitas yang ada di daerah tersebut.b. Abrasi
Abrasi adalah proses erosi diikuti longsoran (runtuhan) pada
material yang masih pada tebing pantai antara lain tebing pantai
dari batu, cadas atau karang. Abrasi antara lain disebabkan oleh
daya tahan material yang menyusut karena cuaca (pelapukan) dan
selanjutnya daya tahan tersebut dilampaui oleh kekuatan hidrolik
(arus dan gelombang).c. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses
terjadinya pengendapan sedimen di muara sungai dan pelabuhan
terdiri atas : proses penutupan muara dan proses pendangkalan pada
muara sungai. Penutupan muara sungai terjadi tepat di mulut sungai
pada pantai berpasir atau berlumpur, yaitu dengan terjadinya
formasi ambang (bar) di muara. Proses ini biasanya disebabkan oleh
debit sungai kecil, terutama di musim kemarau, sehingga tidak mampu
membilas sedimen. Pendangkalan muara sungai dapat terjadi mulai
dari muara ke hilir sampai pada suatu lokasi di sungai dimana
pengaruh instrusi air laut (pasang surut dan kegaraman) masih ada.
Sedimentasi ini dapat menyebabkan pendangkalan muara sungai,
terjadinya daerah genangan, dan pada beberapa kasus timbul konflik
kepemilikan lahan timbul tersebut.d. Intrusi Air Asin Intrusi Air
Asin adalah masuknya air asin kearah darat. Instrusi air asin dapat
melalui sungai atau saluran. Intrusi air asin melalui sungai ini
antara lain disebabkan oleh debit sungai atau saluran yang kecil
yang umumnya terjadi pada musim kemarau. Sedangkan intrusi air asin
ke air tanah, disebabkan pengambilan air tanah dilakukan secara
besar-besaran melebihi potensi air tanah dilakukan secara
besar-besaran melebihi potensi air tanah yang tersedia.e.
Pencemaran lingkungan oleh limbah Pencemaran lingkungan oleh limbah
yang berasal dari daerah pemukiman/perkotaan ataupun dari kawasan
industry. Pencemaran laut khususnya perairan pantai terjadi bila
air laut tidak mampu lagi membersihkan dirinya sendiri dari bahan
pencemar yang masuk. Adanya bahan pencemar yang berasal dari
kegiatan yang dilakukan di perairan laut sendiri, limbah tambak dan
limbah pestisida. Sedangkan pencemaran dari kegiatan di laut antara
lain berasal dari pemboran minyak, tumpahan minyak dan limbah dari
kapal-kapal.f. Kerusakan Hutan Bakau. Hutan Bakau adalah hutan yang
terdiri dari tumbuhan bakau yang umumnya tumbuh pada pantai-pantai
berlumpur. Hutan bakau berfungsi sebagai tempat hidupnya biota
laut, tempat pemijahan ikan-ikan kecil. Selain itu hutan bakau juga
berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap adanya bahaya gelombang
badai (tsunami). Kerusakan pada hutan bakau antara lain akibat
adanya gangguan manusia dengan kegiatan penebangan pohon bakau,
akibat penurunan tanah dasar pantai dan akibat pencemaran laut.g.
Kerusakan Terumbu Karang. Terumbu karang pada umumnya hidup pada
perairan yang jernih dengan salinitas yang cukup tinggi. Dengan
demikian karang tidak dapat hidup disekitar muara sungai yang keruh
dan salinitas yang dipengaruhi oleh air tawar dari sungai.
Kerusakan karang pantai antara lain akibat adanya pencemaran air
laut (air laut tidak jernih lagi) dan gangguan langsung dari
manusia akibat penggalian-penggalian karang yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan bahan bangunan.h. Pemukiman kumuh yang tumbuh
dan berkembang di daerah pantai. Adanya pemukiman kumuh yang
berkembang di sekitar bantaran pantai menyebabkan tejadinya
kerusakan pantai serta mengurangi keindahan dan fungsi pantai.i.
Pemanfaatan sumber daya pantai yang berlebihan Pemanfaatan sumber
daya pantai yang berlebihan dan masalah lain yang berpangkal dari
belum adanya peraturan dan undang-undang yang mengatur masalah
pantai secara nasional.Gaya-gaya penyebab kerusakan PantaiGaya-gaya
yang menyebabkan terjadinya erosi/kerusakan pantai berasal dari :1.
Gelombang Gelombang merupakan faktor paling dominan dalam proses
pantai. Gerakan osilasi partikel air berperan penting dalam
transportasi sedimen pantai. Di zona pecah gelombang proses-proses
pantai sangat dominan dan gelombang di zona ini menimbulkan arus
sejajar pantai serta arus sirkulasi yang sangat berperan dalam
perubahan garis pantai. Gelombang juga merupakan faktor utama
penggerus pantai bagian belakang.2. Arus yang terbentuk dan
dibangkitkan oleh gelombang panjang. Periode gelombang ini relative
panjang (beberapa menit hingga beberapa jam) sehingga arus yang
timbul cukup signifikan dalam angkutan sedimen pantai.3. Arus
pasang surut Selain arus oleh ombak dan gelombang panjang, arus
pasang surut juga sangat berperan dalam proses pantai.Selain gaya
luar yang melakukan proses transport sedimen tersebut di atas,
faktor-faktor lain yang sangat berperan dalam proses pantai adalah
proses pelapukan (baik karena cuaca/klimatologi maupun vegetasi)
serta keadaan geologi seperti morfologi dan struktur bantuan, laju
pelapukan, derajat sedimentasi, dan sebagainya.Selain sebab alami
pada daerah pantai yang dikembangkan seringkali sebab erosi pantai
adalah sebab buatan, dimana faktor manusia lebih dominan. Sebab
buatan antara lain karena :
Pengaruh adanya bangunan pantai yang menjorok ke laut,Penambahan
material pantai dan sungaiPemindahan muara sungaiPencemaran
perairan pantai (dapat mematikan karang, hutan)Pengaruh pembuatan
waduk di hulu (angkutan sedimen berkurang)Pada umumnya sebab-sebab
kerusakan pantai merupakan gabungan dari beberapa faktor diatas.
Agar penanganan masalah erosi pantai dapat dilakukan dengan baik,
maka sebab-sebab tersebut harus diketahui secara lengkap.
B. Pasang Surut Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut
karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari
dan bulan terhadap massa air di bumi. Bumi berotasi sendiri dalam
mengelilingi matahari dalam waktu 24 jam, sedangkan bulan berotasi
sendiri dalam mengelilingi bumi pada saat yang bersamaan dalam
waktu 24 jam 50 menit.selisih 50 menit ini menyebabkan besar gaya
tarik bulan bergeser terlambat 50 menit dari tinggi air yang
ditimbulkan oleh gaya tarik matahari. Elevasi Muka Air Pengetahuan
pasang surut adalah penting di dalam perencanaan bangunan pantai
dan pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah
(Surut ) sangat penting untuk merencanakan bangunan-bangunan pantai
dan pelabuhan. Beberapa definisi elevasi muka airMengingat elevasi
muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan suatu
elevasi yang ditetapkan berdasar data pasang surut, yang dapat
digunakan sebagai pedoman di dalam perencanaan bangunan pantai dan
pelabuhan. Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut : Tebel
2.1. Elevasi Muka AirElevasi Muka AirKeteranganHighest Water Level
(HWL)Air tertingi pada saat pasang surut purnama atau bulan
mati.High Water Level (HWL)Rata-rata muka air tinggi saat
purnamaMean High Water Level (MHWL)Rata-rata dari muka air tinggi
selama periode selama periode 19 tahunMean Sea Level (MSL)Muka air
rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerataMean
Low Water Level (MLWL)Rerata dari muka air rendah selama 19
tahunLow Water Level (LWL)Rata-rata muka air rendah saat
purnamaLowest Low Water Level (LLWL)Air terendah pada saat pasang
surut purnama atau bulan mati
C. Bangunan Pelindung PantaiBangunan pelindung pantai digunakan
untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan
gelombang dan arus, ada beberapa cara yang digunakan untuk
melindungi pantai, yaitu :Memperkuat/melindungi pantai agar mampu
menahan serangan gelombangMengubah laju transport sedimen sepanjang
pantai,Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantaiReklamasi
dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara
lain.Meninggikan muka tanah pantaiMengadakan penghijauan pada
daerah pantaiPenerapan Produk HukumSesuai dengan fungsinya seperti
tersebut di atas, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga
kelompok yaitu : 1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar
dengan garis pantai.a. Seawall/Revetment/TaludSeawall adalah
struktur yang lebih masif karena resistensinya terhadap seluruh
gaya lingkungan yang ada termasuk gaya gelombang. Revetment yang
dibangun pada garis pantai atau di daratan yang digunakan untuk
melindungi pantai langsung dari serangan gelombang. Daerah yang
dilindungi tepat dibelakang bangunan. Penggunaan seawall dimaksud
untuk memperkuat tepi pantai agar tidak terjadi pengikisan pantai
akibat gempuran gelombang. Tetapi bila dinding penahan tidak
direncanakan dengan baik, dapat mengakibatkan kerusakan yang
terjadi berlangsung relative cepat. Karena itu pada bagian asar
perlu dirancang suatu struktur pelindung erosi yang cukup baik.
Dibawah ini ada beberapa gambar tipe Revetment.
Gambar 2.1. Beberapa Bentuk Seawall/revetment/Talud Pantai
Gambar 2.2. Beberapa Bentuk Seawall/revetment/Talud Pantai 2.
Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung
ke pantaia. GroinGroin adalah bangunan pelindung pantai yang
biasanya di buat tegak lurus garis pantai, dan berfungsi untuk
menahan trasnpor sediment sepanjang pantai, sehingga bisa
mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa
digunakan untuk menahan masuknya transport sediment sepanjang
pantai ke pelabuhan atau muara sungai.
Gambar 2.3. Groin tunggal dan perubahan garis pantai yang
ditimbulkan
b. JettyJetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan
pada kedua sisi muara suangai yang berfungsi untuk mengurangi
pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai
sebagai alur pelayaran, pengendapan di muara dapat menganggu lalui
lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai
ujungnya berada diluar gelombang pecah. Dengan jetty panjang
transpor sedimen sepanjang pantai dapat bertahan, dan pada alur
pelayaran kondisi gelombang tidak pecah sehingga memuungkinkan
kapal masuk ke muara sungai.
Gambar 2.4. Beberapa tipe jetty3. konstruksi yang dibangun di
lepas pantai dan kira-kira sejajar dengan garis pantai.a. Pemecah
gelombang ( Breakwater )Pemecah gelombang adalah bangunan yang
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang
terletak di belakang dair serangan gelombang tergantung pada
panjang pantai yang dilindungi, pemecahan gelombang lapas pantai
dapat di buat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan
yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan
oleh celah.b. Penambahan Suplai Pasir di PantaiPerlindungan erosi
denghan suplai sedimen biasanya dilakukan pada pantai berpasir.
Penambahan suplai dapat dilakukan dengan beach Nourisment yaitu
dengan menambahkan suplai sedimen dari darat atau dari tempat lain
pada tempat potensial akan tererosi. Penambahan dan pemberian pasir
ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan dari laut maupun dari
darat, tergantuk ketersediaan material dan kemudahan transportasi.
Cara ini sesungguhnya merupakan cara yang cukup baik dan tidak
memberikan dampak negatif pada daerah lain namun perlu dilakukan
secara kontinyu (terus-menerus). 4. Macam-macam Dinding Penahan
TanahMacam-macam dinding digolongkan menurut bahan yang digunakan
untuk bentuk bangunannya.1. Dinding Penahan Tanah Pasang
BatuDinding penahan tanah type ini digunakan terutama untuk
mencegah terjadinya keruntuhan tanah, dan lebih lanjut lagi
digunakan apabila tanah asli dibelakang dinding dan tekanan tanah
dianggap kecil.Dinding penahan ini digunakan luas sebagai dinding
penahan tanah rendah karena biaya pekerjaannya rendah dan
pelaksanaan pekerjaannya mudah dilakukan, beberapa type dinding
penahan dengan pasangan batu :
Dinding penahan type gravitasi.Dinding penahan tytpe ini
memperoleh ketahanan terhadap tekanan tanah dengan beratnya
sendiri. Karena bentuknya yang sederhana dan pelaksanaan yang
mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi
penahan yang tidak terlalu tinggi atau tanah pondasi yang cukup
baik.
Dinding penahan type semi gravitasSama halnya dengan type
gravitasi yaitu dengan mendapatkan kemantapan dengan beratnya
sendiri tetapi dalam jenis ini batang tulangan disuusun karena
adanya tegangan tarik pada dinding dan ini digunakan seperi type
gravitasi yang besar dan kebutuhannya sesuai dengan yang
diperlukan.
Dinding penahan type sandaran.Type sandaran juga termasuk dalam
kategori dinding penahan type gravitasi tetapi cukup berbeda dalam
fungsinya. Dinding penahan dengan sandaran berbeda dalam kondisi
kemantapan dan direncanakan supaya keseimbangan tetap terjaga
dengan keseimbangan berat sendiri badan dinding dan tekanan tanah
pada permukaan bagian belakang atau dengan kata lain dengan
dorongan dari kedua gaya tersebut. Akibatnya adalah jika tanah
bagian belakang hilang maka akan mengakibatkan dinding tersebut
terguling. Karena alasan tersebut maka volume beton harus sedikit
dan akibatnya dinding menjadi ekonomis dan dapat dipakai dalam
jangkauan yang luas, tetapi tidak dapat digunakan apabila tanah
pondasi ada dalam bahaya penurunan type ini adalah memerlukan ruang
yang sedikit sehingga dalam pelaksanaanya tidak mengganggu
lalulintas.2. Dinding penahan beton kantileverDinding penahan beton
kantilever tersusun dari suatu dinding beton memanjang dan suatu
pelat lantai masing-masing berlaku sebagai balok kantilever dan
kemantapan dinding didapat dari berat badannya sendiri dan berat
tanah diatas tumit pelat lantai. Dinding penahan jenis ini relatif
ekonomis dan juga mudah dilaksanakannya, maka dapat digunakan dalam
jangkauan yang cukup luas.
Gambar 2.5. Macam-macam Dinding Penahan Tanah
Kriteria Dasar Dalam Perencanaan.Dalam perencanaan dimensi suatu
dinding penahan tanah tanah ada beberapa hal yang sangat mendasar
yang harus diperhatikan :1. Beban yang dipakai untuk
perencanaan.Beban yang terutama dipakai dalam perencanaan adalah
sebagai berikut:a. Berat sendiri dinding penahan. Berat sendiri
dinding yang digunakan dalam perhitungan stabilitas adalah berat
dinding penahan itu sendiri dan berat tanah dibelakang dinding
penahan tersebut.b. Tekanan tanah. Tekanan tanah ditentukan sesuai
yang telah diuraikan sebelumnya.c. Beban lain. Beban lainnya seperi
jalan dan tekanan air bila di sebutkan.2. Perhitungan Kestabilan
Dinding Penahan Tanah :a. Kestabilan terhadap guling (SF) Sturktur
tembol laut atau dinding penahan tanah harus stabilitas terhadap
penggulingan, dimana sebuah struktur tembok laut harus stabil
(tidak terguling) dalam menahan tekanan tanah aktif (Pa)
b. Kestabilan terhadap geser.Sebuah struktur tembok laut/dinding
penahan tanah tidak boleh bergeser dari posisi semula akibat
dorongan tanah aktif. Pada perencanaan ini, stabilitas struktur
tembok laut / dinding penahan tanah terhadap pergeseran
(displacement)
Oke sobat, saya rasa demikian pembahasan saya mengenai
PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI DARI KERUSAKAN. Semoga
bermanfaat. Silahkan kunjungi artikel-artikel yang lainnya di blog
ini. Terimakasih
gambar: contoh turap beton
Turap adalah dinding vertical yang relative tipis yang berfungsi
untuk menahan tanah juga untuk menahan masuknya air ke dalam lubang
galian. Karena pemasangan yang mudah dan biaya yang murah, turap
banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti, penahan tebing
galian sementara, penahan longsong, stabilitas lereng,
bangunan-bangunan pelabuhan, bendungan serta bangunan lainnya.
Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang tinggi
karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain
itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan pada tanah yang
mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan
pemancangan.
A.Tipe pondasi Turap Menurut bahan yang digunakan dalam hal
perancangan pondasi turap, pondasi ini terdiri dari kayu, beton
bertulang, dan baja. Adapun dimakalah ini penulis hanya menjabarkan
tentang pondasi turap beton.
1.Turap KayuTurap kayu digunakan untuk penahan tanah yang tidak
begitu tinggi, karena tidak kuat menhan beban-beban lateral yang
besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil,
karena turap cenderung pecah bila dipancang. Pada penggunaan turap
kayu yang difungsikan untuk bangunan permanen yang berda di atas
muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah
lapuk. Turap ini biasa digunakan untuk pekerjaan sementara, seperti
halnya untuk menahn tebing galian sementara. Bentuk susunan turap
kayu dapat dilihat pada
Gambar1turap kayu
2.Turap betonTurap ini terdiri dari balok-balok beton yang telah
dicetak sebelu dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok turap
dibuat saling mengkait antara satu balok dengan balok yang lain.
Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahn beban beban yang
bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja
pada waktu pengangkatannya, ujung bawah turap biasanya dibuat
runcing karena untuk mempermudah pemancangan.
Gambar2Turap Beton3.Turap BajaTurap ini sangat banyak digunakan,
karena turap ini memiliki banyak kelebihan diantaranya :a.Mudah
dalam penangananb.Kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat
pemancanagnc.Bahan ini relative ringand.Turap ini dapat digunakan
berulang kalie.Memiliki keawetan yang tinggi.
Gambar3turap baja
B.Perancangan Dinding Turap BetonSecara umum konstruksi turap
dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :Gambar4konstruksi
turap beton yang runtuh / gagal1.Gaya-gaya yang bekerja pada
turapPada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :-Tekanan tanah aktif (Pa)Yang
dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral
minimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan
dinding menjauhi tanah dibelakangnya (Hary Christady, 1996)
-Tekanan tanah pasif (Pp)Yang dimaksud dengan tekanan tanah
pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum yang mengakibatkan
keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug
(Hary Christady, 1996)2.Analisis Gaya yang Bekerja pada
TurapSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa turap mengalami
gaya-gaya, yaitu tekanan aktif dan tekanan tanah oasif. Gaya-gaya
inilah yang selalu bekerja pada sebuah konstruksi turap. Koefisien
tekanan tanah dapat dilihat pada rumus dibawah ini
Dimana :Ka adalah koefisien tekanan tanah aktifKp adalah
koefisien tekanan tanah pasif adalah sudut geser dalamSementara
itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan
dari diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien
tekanan tanahnya. Contoh :
-Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segiempat
-Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segitiga
Dimana : adalah berat volume tanahH adalah kedalaman titik yang
ditinjau dari permukaan tanahKa adalah koefisisen tekanan tanah
aktifBegitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif.
Analogi dengan rumus tekanan tanah pasif. Berikut adalah gambar
contoh diagram tekanan tanah yang terjadi pada sebuah konstruksi
turap.
Gambar5distribusi tekanan beban pada tanah
3.Perhitungan TurapBangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8,
dimana di profil tersebut terdapat tikungan yang kemungkinan besar
dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan longsoran,Menghitung beban
P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)
Sisi TegakVolume= 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3Berat = Volume x
berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 tonSisi DatarVolume= 0,3
x 0,3 x 3 = 0,27 m3Berat = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4
= 1,944 ton
Berat total ( P ) = Berat sisi tegak + Berat sisi datar =
0,61094 T + 1,944 T = 2,555 Ton P sin = P sin 45 = 2,555 sin 45 =
1,806616 ton
P cos = P cos 45 = 2,555 cos 45 = 1,806616 ton
PA2 = 0,5 xgbx Ka x (0,3)2x 3 =0,5 x (0,3)2 x 1,62 x 0,528 x 3 =
0,115PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3 = 2,565d + 1,539PA4 = 0,5 xgsatx Ka
x (0,6+d)2x 3=0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+d)2 x 3 = 1,671d2+
0,601NO.Pa (Ton)Lengan (m)Momen (Tm')
12.565d +2.3090.45+0.5d1,28d2+2,309d+1,039
20.1150.7+d0,0805 + 0,115d
32.565d +1.5390.3+0.5d1,2825d2+ 1,539d + 0,1617
41.671d2 +0.6010.2+1/3 d0,557d3+ 0,3342d2+ 0,2d + 0,1702
Ema(0.557d3)+(2.8967d2)+(4.163d)+(1.4514)
Tabel 1 Tabel Hasil Perhitungan Momen aktif
Pengaruh beban titik (P)Ma = P sin x lengan = 1,806616 x
(0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626Ma = P cos x lengan = 1,806616 x
(0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
d = 3,7mMaka kedalaman turap adalah = 0,9 m +d = 0,9 m + 3,7 m =
4,6 mMenghitung angka keamanan turapPA1 = 11,801T/mPA2 = 0,115 =
0,115T/mPA3= q x Ka x (0,6+d) x 3 = 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3 =
11,031T/mPA4= 0,5 xgsatx Ka x (0,6+d)2x 3= 0,5 x (2,11)2 x 0,528 x
(0,6+3,7)2 x 3= 30,891T/m PA = 53,839T/m PP = 5,996 d2 =
5,996.(3,7)2 = 82,08335T/mSF = PP/ PA1,2= 1,525 1,2 Aman
Penerapan Turap Sebagai Dinding Penahan Tanah
Pengertian TurapSebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu
bangunan meliputi pekerjaan penggalian. Bangunan sementara yang
dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar daerah
penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa
juga disebut bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat
sementara, maka biayanya harus tidak boleh mahal, mudah dipasang
dan dipindah-pindahkan.Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi
yang dapat menahan tanah disekelilingnya, mencegah terjadinya
kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan
penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang
banyak dipakai adalah turap dengan tiang tegak, papan turap, serta
turap yang terdiri dari jajaran tiang-tiang, dan kadang-kadang
dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti
pada konstruksi tembok menerus di bawah tanah.Macam Turap Berhubung
adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak
sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu
ditinjau dari mutu tanah pondasi, tinggi muka air atau tinggi muka
air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis yang diperlukan.
Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding
turapnya sebagai berikut :1.Turap dengan tiang tegak dan papan
turap.2.Turap yang terdiri dari deretan tiang-tiang.3.Turap dari
beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah
tanah.Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan
jalan memasang papan turap secara mendatar, diletakan diantara
tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.Turap semacam ini
dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang
terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana
deretan tiang kayu, beton maupun tiang baja. Ditinjau dari
kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat
menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang
baja sering dipakai untuk pekerjaan penggalian yang besar-besar.
Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di
bawah tanah, adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari
tiang beton yang dicor di tempat. Untuk membangun tembok di bawah
tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah dengan membuat
tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari
deretan kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat,
sehingga merupakan tembok di bawah tanah, turap ini tidak dapat
usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan dimanfaatkan sebagai
bagian dari konstruksi itu sendiri.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Memilih Metode Karena adanya berbagai cara pemasangan turap,
maka sebelum melakukan perencanaan, keadaan lapangan harus
benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi, kondisi
geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang
telah ada, serta besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga
berpengaruh besar dalam memilih cara yang dipakai, bersama-sama
dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat
konstruksinya. Hal-hal tambahan yang perlu diperhatikan adalah
:1.Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau
tekanan air.2.Ketahanan dinding halang (cut-off).3.Ruang yang cukup
untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok penopang
yang secukupnya).4.Kesulitan relatif dalam pembangunan.5.Kesulitan
relatif dalam pemindahan pekerjaan.6.Pengaruh terhadap daerah
sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah
pondasi).7.Syarat-syarat pekerjaan pembangunan yang
diijinkan.8.Biaya pekerjaan.Pada waktu melakukan perencanaan dan
pembangunannya, penting sekaliuntuk mengetahui keadaan tanahnya,
ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin kestabilan dalam
menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut,
berikut ini akan diberikan penjelasannya.1.Ciri-ciri topografis di
lapangan:Dengan mengadakan penyelidikan yang menyeluruh atas
ciri-ciri topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan
dalamnya dasar sungai atau dasar laut harus dapat diketahui
benar-benar. Selanjutnya, cara dan jalur pengankutan alat-alat
penggali atau bahan-bahannya ke lokasi, juga dipelajari.2.Tanah
Pondasi :Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan
penyelidikan geologi dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama
yang didirikan, titik berat penyelidikannya sedikit berbeda antara
bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan
sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh,
dan contoh-contoh tentang konstruksi yang telah ada pada tanah
pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.a)Lapisan jelek :
Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama
penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang
dangkal pada tanah pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama
artinya dengan galian yang dalam pada tanah pondasi yang kohesif
dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi
tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut
ini harus dipenuhi. Di sini, : Kekuatan geser unconfined dari tanah
kohesif (t/) : Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari
dasar galianb)Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi
yang berbatu-batu besar, atau bila didekat permukaan tanah terdapat
batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-sia
belaka.c)Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian
diperkirakan akan digenangi air cukup banyak, maka perlu
dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air memasuki
lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai
tanah yang kedap air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi,
maka timbulnya gejala-gejala bahaya akibat rembesan air harus
diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini harus
dipelajari sebaik-baiknya.
Prosedur PerencanaanPada waktu merencanakan turap, mula-mula
harus ditentukan syarat-syarat perencanaannya berdasarkan data
survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan penyelidikan
tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.Setelah itu
berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya
pemancangan, diperiksa daya heaving (pemuaian) dan
tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus dihitung pula.Beban
Yang Dipakai Untuk Perencanaan Beban yang dipakai untuk perencanaan
dinding turap, secara umum aadalah tekanan air, tekanan tanah dan
pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban mati dan
beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu
melakukan perencanaan bagian-bagian konstruksi. Sehubungan dengan
pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya ikut
diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap,
sampai saat ini masih banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada
berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan Peck, atau
Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau
Institut Arsitektur Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah
rencana bagi setiap tanah yang sesuai dengan jenis tanah tersebut.
Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana tekanan
tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah,
berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua
tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan total. Dengan
mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan
sifat-sifat pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi
proyek, sulit sekali untuk menentukan mana yang benar dari semua
saran-saran diatas. Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan
suatu saran dimana tekanan tanah dan tekanan air dihitung sendiri,
sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana kedua
tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula
akan diuraikan menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian
akan diuraikan pula cara yang dianut oleh Institut Arsitektur
Jepang.a)Tekanan Tanah. Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya
Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan tanah rencana yang didasarkan
pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang
diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula
disini. Menurut kriteria tersebut, tekanan tanah yang berkerja pada
dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur tanah, dianggap akan
menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap
sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah.
Selanjutnya, kriteria mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan
tekanan tanah seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.4 bila
menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan sel
tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan dan
kekakuannya menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah
seperti yang menunjukan bagaimana distribusi tekanan tanah yang
diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan Peck
(Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice 1960)
dan dengan menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di Jepang.Dengan
memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan
tanah pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas
antara kedua jenis tanah tersebut. Ada beberapa kriteria untuk
menentukannya. Salah satu kriteria tersebut menyebutkan, bila
indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan
bila lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagaitanah berpasir.
Suatu kriteria lainnya menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat
dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah lebih
besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan
bila lebih kecil dari 20%, dianggap sebagai tanah berpasir, dan
bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal
tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah
pondasi diambil berdasarkan keadaan lapangan. Biasanya tanah
pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan
jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform).
Biasanya lapisan tanah berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun
berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil penyelidikan tanah
dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan
kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk
perencanaan harus benar-benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu
kecil. Tegangan Satuan Bahan Yang Dijinkan Tegangan satuan baja
biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang
mengabaikan regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara,
menimbulkan kelemahan penampangdan terdapat faktor-faktor yang
tidak diketahui untuk gaya luar sehingga tegangan leleh yang
diberikan= 2400tidak dapat dipakai, dan diganti dengan harga 1200.
Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian
harus dikurangi menurut nilai yang sama seperti baja yang
disebutkan diatas. Tegangan ijin ini diperkirakan atas sebesar
2700. Perhitungan Panjang Pemancangan(a.)Turap : Pertama-tama akan
dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang yang
dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu
galian dilakukan. Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang
pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan tanah pasif dapat
berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan
stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut
Cara Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan dapat diperoleh dengan
menyelidiki keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktifdan
akibat tekanan tanah pasif, diukur dari penopang yang paling bawah
pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada kedalaman dari
dasar penggalian sampai ke kedudukan di manasama besarnya
denganPerhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum
penopang yang terbawah dipasang, dan setelah penggalian selesai,
kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang terbesar.
Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya
keseimbangan. Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya
keseimbangan diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah dasar galian,
lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan selebar tiang,
baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan tahan
dinding akibat tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah
tekanan pasif. Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter, juga
walaupun tanahnya cukup baik.(b.)Perhitungan yang sama seperti di
atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja dengan tiang
tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya
tekanan air tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan
air harus diperhitungkan. Berat volume tanah pada persamaan yang
dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah, bila muka air
rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya,
dipakai berat dengan memperhitungkan daya apungnya.Dalamnya
pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya
keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3
meter. Selanjutnya, bila pemancangan turap baja menjadi lebih dalam
dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik dipilih tipe struktur
yang lain.7 PerhitunganPenampang1. Tiang Turap : Penampang tiang
direncanakan sedemikian rupa sehingga aman terhadap lenturan akibat
tekanan tanah. Perhitungan penampang ini tidak berkaitan langsung
dengan perhitungan stabilitas sebelumnya, yang dipakai untuk
menentukan dalamnya pemancangan.Hal-hal yang penting dalam
perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas sebagai
berikut :Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak
antara penopang terbawah setelah penggalian selesai, atau penopang
terbawah tepat sebelum pemasangan dilakukan, dan merupakan titik
perkiraan belaka untuk setiap keadaan.Perhitungan momen lentur
dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap tahap
pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang
disebutkan diatas merupakan harga maksimum pada umumnya. Bila jarak
penopang sangat besar, panjang bentang sebaiknya juga diperiksa.
Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua tumpuannya, dan titik
tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante
tekanan tanah pasip. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan
tanah pasip bekerja bila dalamnya keseimbangan telah diperoleh dari
perhitungan stabilitas untuk menentukan panjang pemancangan tiang.
Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk
menghitung stabilitas seperti yang telah diuraikan di muka.Titik
tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga
pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah
dari panjang pemancangan, yakni 75 cm di bawah galian, karena dalam
galian minimum untuk diperkirakan sebesar 1,5 meter.2. Turap Baja :
Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan perhitungan
untuk papan turap seperti yang diuraikan diatas.Perbedaannya dengan
turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa tekanan air
bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap
baja yang terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena
tekanan ini sangat besar. Juga dalam arah tekanan tanah aktif,
tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah galian, bekerja
sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah
tekanan tanah pasip, tekanan tanah seperti yang telah diuraikan
dengan persamaan pada (a) Tekanan Tanah, dianggap bekerja.Kedudukan
di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan keadaan
untuk turap biasa, dan kedua-duanya sesuai dengan kenyataan bahwa
titik tumpuan yang diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari
tekanan tanap pasip bila dalamnya keseimbangan telah didapat,
asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang dipakai untuk
menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar
galian maksimum, walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan
sebenarnya lebih dalam.Momen inersia luas dan modulus penampang
yang dipakai untuk menghitung tegangan dan lendutan turap baja
diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar, dengan
mempertimbangkan kekakuan turap.Sebagai tambahan, bila ukuran
penampang turap baja sudah dianggap benar, namun harus diperiksa
lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu
batas besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah
di depan dan di belakang turap baja, walaupun tegangan turap baja
ini sudah memenuhi syarat.Cara perhitungan tidak diuraikan di sini,
tetapi disarankan bila pergeseran menjadi terlalu besar, tanah
pondasi seyogyanya diperbaiki mutunya, atau dipakai turap baja
dengan kekakuan yang lebih besar.Pemeriksaan BoilingBoiling juga
dinamakan quicksand atau pasir apung, yang mungkin terjadi pada
penggalian tanah yang berpasir.Misalkan ada suatu keadaan dimana
turap baja telah selesai dipancangkan, dan galian telah dibuat.
Begitu penggalian berjalan, aliran air ke atas dari seepage
perlahan-lahan mulai bekerja. Kemudian, setelah tekanan aliran air
yang bekerja pada pasir ini sama beratnya dengan berat pasir di
dalam air, butir-butir pasir mulai bergerak dengan hebatnya dan
mengaduk lapisan pasir. Gejala ini disebut boiling.Agar boiling ini
tidak terjadi, gradien hidrolisnya tidak boleh melebihi gradien
hidrolis kritis. Dengan perkataan lain :i < icDisini, i :
Gradien hidrolis ic: Gradien-hidrolis kritisDalam praktek, dalamnya
pemancangan turap baja ditentukan sedemikian rupa sehingga dengan
mengambil faktor keamanan tertentuFs, syarat di atas dapat
terpenuhi.Walaupun dalamnya pemancangan turap baja diperoleh dari
analisa stabilitas seperti yang diuraikan di depan, namun dalam
yang sesungguhnya adalah harga terbesar dari kedua harga yang
diperoleh bila dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap gejala
boiling pula.9 Pemeriksaan Gaya ke Atas (Heaving)Heaving adalah
gejala yang terjadi pada dasar galian yang mengembang akibat berat
tanah di sekeliling tanah pondasi, atau akibat seepage dan
lain-lain, bila penggalian dilakukan pada lapisan tanah yang
lembek.Karena heaving cenderung menimbulkan bencana besar, maka
bila timbul pertanyaan tentang stabilitas heaving ini, dapat
dilakukan perhitungan ulang dengan jalan memperbesar kekuatan tanah
pondasi, yaitu dengan mempertinggi mutu tanah tersebut.Disamping
itu, perlu diperhatikan pula adanya gejala yang menyerupai heaving,
yaitu bila terdapat suatu lapisan tanah yang kedap air. Tekanan
hidrostatis yang ada sebelum diadakan penggalian, kini menekan ke
atas lapisan berlempung yang menjadi dasar galian. Umumnya
penggalian pada tanah kohensip mudah dilakukan, namun bila hal ini
dilakukan secara sembarangan, dapat terjadi heaving ataupun naiknya
air ke permukaan (piping), dan air akan memancar bersama pasir yang
dapat menimbulkan kecelakaan. Untuk tanah seperti ini, ujung turap
baja harus benar-benar terpancang sampai ke lapisan kedap air
(impermeable) di bawah lapisan permeable, atau tekanan air pada
lapisan permeable dapat dikurangi dengan membuat sumur yang dalam,
dan sebagainya.10 Perhitungan Waling dan PenopangUntuk menghitung
waling dan penopang, dipakai tekanan tanah dan tekanan air. Gaya
yang bekerja pada waling dan penopang dianggap sebagai beban yang
bekerja di antara penopang dengan penopang di bawahnya, yang
dihitung dengan cara pembagian gaya dalam arah ke bawah.Pendekatan
ini berdasarkan hasil pengamatan, yang bilamana penopang dibawah
telah dipasang, maka gaya yang bekerja pada penopang di atasnya
hampir-hampir tidak berubah.a.Wailing : Perhitungan penampang
waling biasanya berdasarkan anggapan bahwa tekanan tanah per unit
panjang yang diperoleh dari cara pembagian gaya dalam arah ke
bawah, bekerja sebagai beban terbagi rata di atas gelegar yang
tertumpu pada penopang.Bila terdapat penguat sudut, maka panjang
(l1+ l2) dianggap sebagai bentangnya. Stabilitas waling diperiksa
dari momen lentur dan gaya geser. Persamaan untuk momen lentur dan
gaya geser waling yang terbuat dari gelegar dengan flens lebar
(gelegar H).Jarak antara dua buah waling dianggap sebesar 6 meter
atau lebih, dan jarak vertikalnya sekitar 3 meter. Pada prinsipnya,
waling yang teratas harus dipasang dalam jarak 1 meter dari bagian
atas dinding turap. Penopang : Gaya aksial yang bekerja pada
penopang, merupakan beban yang bekerja pada waling dan sebagian
lebar penopangJarak penopang biasanya diambil 5 meter atau kurang
untuk arah mendatar dan sekitar 3 meter untuk arah vertikal.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akibat perubahan
temperatur dapat ditambahkan gaya aksial sekitar 15 ton pada
penopang ini.Bila penggalian dilakukan secara besar-besaran, maka
perlu dipasang tiang-tiang antara untuk mencegah penopang menjadi
tertekuk. Tiang-tiang antara ini juga berfungsi sebagai pemikul
beban dalam arah sepanjang batangnya. Dalam hal ini, perencanaan
harus memperhitungkan gaya aksial vertikal sesuai dengan beban yang
disebutkan di atas.Dinding turap ataupun tiang antara yang tertanam
pada lapisan yang jelek, atau turap dan bendungan elak sementara
yang dibangun di bawah air akan mengalami penurunan (settlement)
yang besar, juga pergeseran tempat (displacement). Pada prinsipnya,
tiang antara untuk mencegah tertekuknya penopang, tidak menahan
beban vertikal. Bila panjang pemancangannya cukup dan aman terhadap
penurunan, maka hal ini dapat digabungkan untuk kedua keperluan
tersebut, tentunya setelah diperhitungkan dengan teliti.