Top Banner
http://dx.doi.org/ 10.21776/ub.sbn.2020.004.02.06 © 2020 Jurnal Studi Budaya Nusantara - SBN All rights reserved KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG ARTISTIK PADA OBJEK WISATA MELALUI PROGRAM KEMITRAAN DESA WISATA SELOREJO Ponimin 1 , Mitra Istiar Wardhana 2 , Harianto 3 , Dwi Listyorini 4 1 Universitas Negeri Malang, email: [email protected] 2 Universitas Negeri Malang, email: [email protected] 3 Universitas Negeri Malang, email: [email protected] 4 Universitas Negeri Malang, email: [email protected] Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima November 2020 Disetujui November 2020 Dipublikasikan Desember 2020 Program kegiatan perancangan patung landscape berbahan keramik bertema “Ibu Dan Anak Berpanen Jeruk” bertujuan untuk memperkuat potensi desa Selorejo sebagai desa wisata. Kegiatan dilakukan melalui program kemitraan desa PPDM LP2M UM guna mendorong kreativitas masyarakat mitra. Metode pelaksanaan program meliputi persiapan kegiatan, pelaksanaan, evaluasi. (1) Persiapan meliputi koordinasi bersama team pengelola desa wisata setempat guna menghasilkan konsep dan desain rancangan karya patung landscape artistik dengan menggunakan bahan keramik terakota, semen, dan pasir. (2) Pelaksanakan kegiatan meliputi, persiapan alat dan bahan, proses pembuatan karya patung melalui kerja kolaboratif antara team PPDM UM dan team pengelola kawasan wisata desa, hingga proses pemajangan karya atau dispalay di lokasi wisata dan finishing karya. (3). Evaluasi, yakni dengan melakukan kritik timbal balik oleh team PPDM LP2M UM dan dsa mitra terhadap hasil kegiatan kreatif, dan hasil evaluasi digunakan sebagai bahan penyempurnaan. Kegiatan ini menghasilkan satu set karya seni patung landscape yang terpajang di kawasan desa wisata Selorejo kecamatan Dau Kabupaten Malang. Kata Kunci: Patung landscape, PPDM, dan Desa Wisata Selorejo Abstract Ceramic material landscape statue design process with “Mother and Children Harvesting Oranges” theme has purpose to strengthen Selorejo village potential as tourism village. Activity was done through PPDM LP2M UM Village Partnership Program to drive partner community creativity. Program method includes preparation, application, and evaluation. (1) Preparation includes coordination with local tourism village administrators to produce concept and design of artistic landscape statue artwork by using terracotta ceramic, cement and sand. (2) Application includes preparation of tool and material for statue artwork creation process through collaborative work between PPDM UM team and village tourism administrator team, until displaying process in tourism object and artwork finishing. (3) evaluation is by searching feedback critics by PPDM LP2M UM team and village partner to the creative activity, and this evaluation result is used as improvement tool. This activity produce one set of landscape statue artwork which displayed in Selorejo tourism village region which is located in Dau subdistrict, Malang regency. Keywords: Landscape Statue, PPDM, Selorejo Tourism Village
16

KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Dec 23, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

http://dx.doi.org/ 10.21776/ub.sbn.2020.004.02.06

© 2020 Jurnal Studi Budaya Nusantara - SBN All rights reserved

KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG ARTISTIK PADA OBJEK WISATA MELALUI PROGRAM KEMITRAAN DESA WISATA SELOREJO

Ponimin 1, Mitra Istiar Wardhana 2, Harianto 3, Dwi Listyorini 4

1 Universitas Negeri Malang, email: [email protected] 2 Universitas Negeri Malang, email: [email protected]

3 Universitas Negeri Malang, email: [email protected] 4 Universitas Negeri Malang, email: [email protected]

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Diterima November 2020 Disetujui November 2020 Dipublikasikan Desember 2020

Program kegiatan perancangan patung landscape berbahan keramik bertema “Ibu Dan Anak Berpanen Jeruk” bertujuan untuk memperkuat potensi desa Selorejo sebagai desa wisata. Kegiatan dilakukan melalui program kemitraan desa PPDM LP2M UM guna mendorong kreativitas masyarakat mitra. Metode pelaksanaan program meliputi persiapan kegiatan, pelaksanaan, evaluasi. (1) Persiapan meliputi koordinasi bersama team pengelola desa wisata setempat guna menghasilkan konsep dan desain rancangan karya patung landscape artistik dengan menggunakan bahan keramik terakota, semen, dan pasir. (2) Pelaksanakan kegiatan meliputi, persiapan alat dan bahan, proses pembuatan karya patung melalui kerja kolaboratif antara team PPDM UM dan team pengelola kawasan wisata desa, hingga proses pemajangan karya atau dispalay di lokasi wisata dan finishing karya. (3). Evaluasi, yakni dengan melakukan kritik timbal balik oleh team PPDM LP2M UM dan dsa mitra terhadap hasil kegiatan kreatif, dan hasil evaluasi digunakan sebagai bahan penyempurnaan. Kegiatan ini menghasilkan satu set karya seni patung landscape yang terpajang di kawasan desa wisata Selorejo kecamatan Dau Kabupaten Malang. Kata Kunci: Patung landscape, PPDM, dan Desa Wisata Selorejo

Abstract Ceramic material landscape statue design process with “Mother and Children Harvesting Oranges” theme has purpose to strengthen Selorejo village potential as tourism village. Activity was done through PPDM LP2M UM Village Partnership Program to drive partner community creativity. Program method includes preparation, application, and evaluation. (1) Preparation includes coordination with local tourism village administrators to produce concept and design of artistic landscape statue artwork by using terracotta ceramic, cement and sand. (2) Application includes preparation of tool and material for statue artwork creation process through collaborative work between PPDM UM team and village tourism administrator team, until displaying process in tourism object and artwork finishing. (3) evaluation is by searching feedback critics by PPDM LP2M UM team and village partner to the creative activity, and this evaluation result is used as improvement tool. This activity produce one set of landscape statue artwork which displayed in Selorejo tourism village region which is located in Dau subdistrict, Malang regency. Keywords: Landscape Statue, PPDM, Selorejo Tourism Village

Page 2: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …
Page 3: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

145

LATAR BELAKANG

Perintisan kawasan pedesaan yang dikemas menjadi desa wisata dan kampung-

kampung tematik semakin ditumbuh kembangkan pada era sekarang. Pengelolaan umumnya

bermodalkan pada potensi lingkungan alam, dan potensi lokal lainnya (Noonan & Rizzo,

2017). Dampak dari munculnya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian

kawasan desa. Dengan demikian perekonomian pedesaan agar tidak bergantung pada

pertanian saja. Semangat membangun desa yang digiatkan melalui sektor wisata dengan

menggali dan mendayagunakan potensi alam lokal agar mampu menghidupkan

perekonomian pedesaan (Harrison, 2002). Pada sisi lain di berbagai kawasan juga melakukan

pengembangan kampung-kampung tematik yang mengangkat potensi lokal yang terdapat di

kampung tersebut untuk dikemas menjadi suatu kawasan wisata. Pengembangan Kawasan

wisata nantinya diharapkan tidak tergantung pada pemerintah, namun peran masyarakat

sebagai motor utama dalam menggerakkan kawasan wisata di lingkungan desa wisata

maupun lingkungan kampung-kampung berbasis wisata tematik. Hal ini dapat dilihat misalnya

di kampung wisata Warna-Warni, kampung Biru yang ada di kawasan Kota Malang, juga

kampung wisata Nelayan pantai Sendang Biru di daerah Kabupaten Malang. Di Wilayah Jawa

Tengah juga terdapat kampung wisata kuliner oleh-oleh Bakpia Patuk Yogyakarta, Desa

wisata Gerabah Kasongan Yogyakarta (Gustami, Wardani, & Setiawan, 2014), kampung

wisata Batik Laweyan Surakarta, dan masih banyak lagi. Hal serupa juga banyak dilakukan

pada beberapa desa di berbagai negara lain, misalnya wisata Ban Wangka village di

Thailand (Sangchumnong & Kozak, 2018), desa wisata di Yuanjia village China (Gao & Wu,

2017), Lac village, Mai Chau, Hoa Binh di Vietnam (Nam, 2019), Garmeh village di Iran (Korani

& Shafiei, 2020), sentra wisata Kumbalangi di Kerala India (Ryu, Roy, Kim, & Ryu, 2020),

sentra wisata Barapa Wetland di Australia (Pardoe & Hutton, 2020), desa wisata di Belanda,

desa wisata di Argentina, dan masih banyak lagi desa-desa wisata yang dikembangkan di

seluruh dunia. Pengembangan kawasan tersebut dengan melibatkan peran masyarakat

setempat dengan ditunjang segala potensinya. Hal ini juga bertujuan agar konservasi dan

kemanfaatan lingkungan demi kesejateraan. Pada sisi lain keindahan dan kelestarian dari

suatu desa tersebut jadi kebanggaan masyarakatnya (Gao & Wu, 2017).

Dalam perkembangannya pembangunan desa wisata maupun kampung-kampung

tematik banyak menunjukkan hal positif. Karena selain mendorong perekonomian di kawasan

pedesaan atau kampung tematik, juga memberi citra kawasan menjadi dikenal masyarakat

luas. Sebagai contoh, kampung Warna Warni yang berada di lembah sungai Brantas kota

Malang. Kampung ini sebelum dikelola menjadi kampung wisata, merupakan kampung

kumuh dengan gang-gang sempit. Namun ketika dikelola menjadi kampung wisata, kini justru

menjadi medan magnet anak muda yang berkunjung ke kota Malang. Pengelolannya juga

tetap melibatkan masyarakat sebagai pion utama. Pada sisi lain juga terdapat kampung

Page 4: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

146

Keramik Dinoyo Malang. Kampung ini sebelumnya merupakan kampung sentra kerajinan

produksi keramik (Ponimin, 2018). Namun ketika dikelola sebagai kampung wisata Keramik,

maka masyarakatnya tidak hanya memproduksi kerajinan keramik untuk interior tapi juga

untuk suvenir wisata. Selanjutnya dengan semangat dan kebanggaannya untuk menjaga

serta mengembangkan potensinya. Masyarakat perajin keramik di sini yang tiap hari

memproduksi barang barang keramik menjadi bagian dari sajian wisata dan mengemas

lingkungannya secara artistik agar menarik wisatawan. Dengan demikian dapat dipahami

bahwa suatu kawasan kampung ataupun desa apabila sudah dikembangkan ke arah

pengembangan pariwisata, maka ada banyak hal positif dapat dipetik hasilnya. Ketika

kawasan pedesaan atau perkampungan yang memiliki potensi unggulan untuk dikembangkan

menjadi desa wisata, selain berdampak pada aspek perekonomian masyarakat juga pada

sosial budaya, lingkungan alam, lingkungan pemukiman, maupun kreativitas SDM (Avilés

Ochoa & Canizalez Ramírez, 2018).

Pada kurun waktu 5 tahun terakhir Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

mulai mengikuti jejak seperti yang dilakukan desa ataupun kampung wisata yang sudah

berhasil sebagaimana disebutkan sebelumnya. Pemberdayaan potensi desa yang dipelopori

tokoh masyarakat, pemuda, dan aparat desa secara bertahap sudah mulai menampakkan

hasil, ketika dikembangkan menjadi desa wisata. Mereka menyadari bahwa desanya memiliki

potensi yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Mereka mengunggulkan kondisi alam

dan kegiatan pertanian yang tidak ditemukan di daerah lain. Secara geografis Desa Selorejo

berada di kawasan sebelah timur lereng gunung Kawi (Ponimin, Mitra Istiar Wardhana, Ahmad

Taufik, Nur Hadi, & Andy Pramono, 2020). Desa ini didukung suasana kondisi alam

lingkungan yang cukup sejuk dan asri. Lingkungan alam perbukitan dengan kehidupan

masyarakatnya yang mayoritas sebagai petani jeruk, sayuran, dan buah-buahan serta

sekaligus menjadi suasana khas desa ini. Selain itu juga dengan suasana lingkungan alam

berada di tepian kawasan hutan pinus dan perkebunan tanaman jeruk. Lingkungan alam dan

kehidupan seperti ini maka dapat dikembangkan sebagai wisata andalan desa. Kondisi ini

secara eko-kultural sangat potensial dikelola dengan mengedepankan keunggulan lokalitas

serta tetap menjaga keselarasan lingkungan alamya (Angelini & Castellani, 2019).

Pada aspek lain Desa Selorejo juga memiliki pemandangan yang cukup bagus karena

kondisi permukaan tanah yang berbukit-bukit, dan juga berlembah-lembah. Air mengalir dari

sumber hulu sungai Metro yang berada di kawasan Desa Selorejo. Air yang mengalir dari

sumbernya, secara terus-menerus dimanfaatkan untuk sarana irigasi pertanian disepanjang

musim tanam jeruk dan sayuran. Sehingga kehidupan pertanian tidak hanya bergantung pada

satu musim saja, tetapi berjalan secara terus menerus. Kehidupan bertani (utamanya Jeruk

dan sayuran) berlangsung secara kontinyu, dan dapat dipanen sepanjang tahun. Hal inilah

yang menjadi bagian menarik bagi pengembangan Desa Selorejo. Sektor pertaniannya tidak

Page 5: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

147

hanya bisa diandalkan untuk memenuhi konsumsi kebutuhan pokok makanan saja, namun

bisa dikembangankan ke program pengembangan pariwisata desa. Tokoh masyarakat, dan

aparat desa sudah mulai menyadari bahwa potensi tersebut dapat menjadi modal desa wisata

Selorejo. Mereka mulai menyadari bahwa ekonomi masyarakat tidak hanya bergantung pada

aspek pertanian, dan perkebunan yang selama ini hanya dikelola secara konvensional. Akan

tetapi potensi pertanian dapat dikelolakembangkan lebih kreatif dari sektor ekonomi wisata

desa.

Oleh karena itu perangkat desa bersama tokoh-tokoh masyarakat telah membentuk

lembaga organisasi yang diharapkan mampu mengelola potensi-potensi alam, dan pertanian

untuk dikembangkan secara intensif. Tokoh-tokoh masyarakat bersama perangkat desa mulai

lima tahun yang lalu merintis kawasan wisata yang bernama Bumi Perkemahan Bedengan.

Pembangunan tempat wisata tempat berkemah maupun sekedar tempat pelancongan atau

traveling lingkungan alam hutan, dan kebun wisata. Di antaranya mulai merintis wisata petik

jeruk yang melibatkan masyarakat petani setempat. Kendati demikian tim pengelola, dan

masyarakat masih kurang memiliki kemampuan dalam mengelola desa wisata.

Pada pengelolaan kawasan desa wisata memerlukan ikon-ikon visual artistik di desa

sehingga memberi penguat daya tarik bagi para wisatawan yang datang di kawasan pertanian

dan perkebunan Desa Selorejo. Oleh karena itu pentingnya kemampuan tim pengelola desa

wisata Selorejo agar dapat bersinergi dengan lembaga lain yang dapat diajak bekerjasama

memberi solusi nyata dalam memecahkan persoalan tata Kelola desa wisata. Tim pengelola

desa wisata yang terbentuk ini kurang memiliki pengalaman artistik dalam mengembangkan

kawasan dengan menciptakan ikon-ikon visual sebagai daya tarik wisatawan. Oleh karena itu

tim pengelola desa wisata setempat bersama perangkat desa telah melakukan kersasama

dengan LP2M UM melalui PPDM tahun 2020. Munculnya semangat dari pihak desa wisata

bersama tim PPDM LP2M UM menyambut positif dan merasa terpanggil untuk secara nyata

memecahkan persoalan yang dihadapi oleh tim pengelola desa wisata Selorejo. Yakni dengan

melakukan kerja kolaboratif menciptakan ikon-ikon visual, merancang ikon-ikon visual di

kawasan Desa Selorejo bersama tim pengelola, dan masyarakat wisata Desa Selorejo.

Kegiatan berupa perancangan dan penciptaan seni patung landscape ikon wisata,

mengangkat tema bentuk patung ibu dan anak berpanen jeruk. Alasan pengangkatan tema

ikon visual ibu dan anak berpanen jeruk adalah memberikan penguatan citra desa wisata, dan

juga menguatkan Desa Selorejo yang berbasis pada lingkungan alam hutan dan pertanian

jeruk sebagai andalan wisata agro kultural. Tentu saja tim PPDM UM merasa bangga dengan

kegiatan ini karena ikut memecahkan persoalan atau permasalahan yang ada di Desa

Selorejo.

Page 6: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

148

METODE

Guna merealisasi kegiatan perancangan dan penciptaan patung landscape di kawasan

desa wisata Selorejo sebagai penguat ikon wisata perlu ditetapkan metode pemecahan

masalah. Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan: (1) Persiapan: yakni

melakukan koordinasi atau diskusi awal antara tim PPDM LP2M UM dan tim pengelola desa

wisata Desa Selorejo (utamanya di kawasan Bumi Perkemahan Bedengan). Koordinasi

dimaksudkan untuk melakukan kesepakatan, dan rancangan kerjasama yang meliputi

kegiatan rancangan konsep desain atau perancangan gambar desain patung. Kemudian

rancangan pembuatan bentuk pedestal display patung yang akan dibuat oleh tim pengelola

di lokasi wisata serta tata letak dengan pertimbangan kelayakan, kenyamanan, dan

keartistikannya. Pada tahap ini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan peralatan dan bahan

yang akan digunakan dalam prosesnya. Bahan meliputi tanah liat, semen, pasir dolosit,

dolomit, serta batu untuk pedestal patung. Peralatan meliputi alat untuk membentuk kerangka

konstruksi, dan pembentuk anatomi patung. Alat-alat itu di antaranya butsir, palet, cetok,

meteran, cangkul, scrop, kawat kasa, dan alat lain yang mendukung dalam proses pembuatan

dari perancangan hingga proses perwujudan karya. (2) Pembuatan karya bentuk patung,

adalah proses merealisasi atau mewujudkan dari rancangan gambar desain menjadi bentuk

karya. Proses ini dimulai dengan membuat global patung dengan kerangka besi untuk

dirangkai menjadi bentuk global patung sesuai gambar desain yang telah direncanakan.

Kemudian setelah global patung selesai dirangkai, dilanjutkan membuat rangkaian kawat

kasa untuk calon permukaan bentuk patung. Kemudian dilanjutkan pembatan permukaan

bentuk hingga anatomi, dan berbagai elemen-elemen pendukung bentuk lainnya. Pada

proses pembuatan ini meliputi detail-detail hingga finishing-nya. (3) Display karya di lokasi,

yakni menyajikan karya patung dengan menyajikan pada pedestal yang sudah disiapkan.

Setelah didisplay dilakukan evaluasi dan pemyempurnaan keseluruhan bentuk, dan penyajian

patung hingga benar-benar sempurna. Pada akhir kegiatan dilakukan analisis dari

keseluruhan program untuk dapat dipublikasikan.

PROSES PELAKSANAAN DAN HASIL PERANCANGAN SERTA PENCIPTAAN PATUNG

LANDSCAPE

1. Persiapan Kerja Kreatif

Suatu kegiatan kreatif untuk mewujudkan karya patung landscape untuk penguat

estetika kawasan desa wisata Selorejo didasarkan atas kerjasama antara tim PPDM LP2M

UM dan tim pengelola desa wisata setempat. Kerjasama antara keduanya guna menghasilkan

suatu karya agar sesuai yang diharapkan. Perancangan dan penciptaan karya patung

bertujuan untuk menguatkan pengembangan desa wisata. Karya berupa seni patung

landscape yang memiliki nilai artistik serta ikonik tentang desa wisata Selorejo (Ponimin et al.,

Page 7: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

149

2020). Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan jalinan kerjasama guna merealisasi seni

patung untuk kawasan tersebut. Dalam merealisasi program kegiatan tim PPDM LP2M UM

mulai merancang konsep dan gambar desain rancangan patung. Rancangan gambar desain

dibuat dengan berbagai alternatif, dan dipilih yang paling potensial untuk diwujudkan. Hasil

rancangan gambar desain dijelaskan ke mitra desa, kemudian pihak mitra sebagai pengelola

desa wisata mengikuti secara cermat penjelasan, dan pengarahan dari tim PPDM LP2M UM.

Bagi mitra ini hal yang menarik karena merupakan pengalaman pertama dalam kegiatan

artistik perancangan desain patung landscape yang diwujudkan pada areal wisata. Pada

kaitan ini tim PPDM memberikan penjelasan, dan arahan awal tentang rancangan patung

dengan memperhatikan aspek-aspek teknik konstruksi bentuk patung, aspek artistik, dan

pertimbangan lingkungan (Beardsley & Finn, 1996). Konstruksi dari suatu karya, estetika dari

suatu karya. Selain itu juga memiliki keunikan bentuk yang dapat memperkuat karakter desa

wisata Selorejo yang berbasis pada alam, dan lingkungan sosial pertanian tanaman jeruk.

Oleh karena itu pada tahap awal ini rancangan tema mengacu pada masukan dari hasil

diskusi bersama desa mitra. Proses ini dilakukan untuk mencari solusi yang terbaik guna

menemui kesepakatan menyoal rancangan patung landscape seperti apa yang diharapkan.

Pada tahap ini, peralatan dan bahan disiapkan, khususnya peralatan untuk membuat pedestal

serta peralatan untuk membuat karya patung.

2. Proses Pembuatan Seni Patung Landscape Pendukung Desa Wisata

Pembuatan pedestal dilakukan oleh tim dari pengelola desa wisata yang dipelopori

oleh perangkat desa, dan tim pengelola kawasan wisata. Bentuk dan ukuran rancangan

pedestal mengacu pada gambar rancangan yang dibuat oleh tim PPDM LP2M UM. Yakni

rancangan pedestal dengan bentuk dan ukuran yang sudah ditentukan ditempatkan pada

kawasan wisata Bumi Perkemahan Bedengan yang berada di sebelah utara café Bedengan.

Pada proses merealisasi pedestal sebagai landasan display patung mengacu pada gambar

desain yang telah direncanakan oleh tim PPDM LP2M UM. Gambar desain dirancang dengan

memperhatikan aspek-aspek artistik, selain mempertimbangkan estetika patung ketika

ditempatkan pada kawasan tersebut.

Bahan pedestal patung disediakan oleh tim pengelola wisata desa setempat. Yakni

dari susunan batu-batu andesit sebagai tempat landasan patung dengan teknik cor dan trap-

trapan. Pada tahap selanjutnya tim PPDM LP2M UM merancang desain patung dengan

mengacu pada sumber ide dari lokal setempat, yaitu patung bertema ibu dan anak berpanen

jeruk. Pemilihan ide ini didasarkan atas pertimbangan artistik dan ikonik, selanjutnya

disepakai bersama dan pertimbangan-pertimbangan teknis dan filosofis (Cazzola, 2020).

Pertimbangan teknis yang dimaksud adalah pertanian (wisata petik jeruk) merupakan andalan

bagi Desa Selorejo. Oleh karena itu tema yang diangkat sesuai dengan yang diharapkan yaitu

Page 8: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

150

untuk memperkuat ikon wisata dengan menciptakan rancangan patung bertema ibu dan anak

berpanen jeruk atau berwisata petik jeruk. Pada kegiatan ini gambar desain dilakukan dengan

kombinasi manual dan digital yaitu merancang gambar desain dengan cara sketsa kemudian

dilakukan dengan pengarsiran untuk membentuk anatomi dari bentuk patung yang tepat

dengan menggunakan berbagai teknik, yaitu teknik skala (Botella & Lubart, 2016). Gambar

desain dirancang di atas kertas A3 kemudian setelah selesai dilanjutkan dengan proses scan

dan teknik gambar digital. Gambar desain dilengkapi dengan petunjuk teknis pelaksanaan

serta ukuran skala yang dibuat oleh tim LP2M bersama mahasiswa. Setelah pengerjaan

gambar desain selesai, selanjutnya melakukan proses kerja kreatif bersama. Yakni

mewujudkan patung landscape di lokasi Bumi Perkemahan Bedengan. Proses mewujudkan

karya patung dilakukan selama dua bulan yakni mulai dari merancang karya, kemudian

membentuk, dan kemudian finishing (Fürst, Ghisletta, & Lubart, 2012).

Proses kerja kreatif untuk merealisasi gagasan ini berupa pembuatan patung

memerlukan beberapa peralatan yang meliputi peralatan untuk membuat konstruksi dari besi,

konstruksi rangkaian patung, kawat kasa, plat besi, cat tembok, cat kayu, dolusif varnish, dan

lain-lain. Adapun alat-alat lain yang digunakan yaitu alat-alat pertukangan kayu, dan alat

pertukangan batu yaitu berupa cetok, alat butsir, dan lain-lain kemudian alat ukur berupa

meteran dan lain-lain. Setelah seluruh peralatan, dan bahan tersedia kemudian dilanjutkan

dengan membuat patung.

Gambar 1. Proses pembuatan global bagian badan bentuk patung wanita pemetik jeruk (foto koleksi tim PPDM LP2M UM 2020).

Page 9: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

151

Proses pembuatan patung ini sebagai bentuk dari pelaksaksanaan kegiatan berupa

aksi kerja kreatif. Aksi kreatif adalah proses merealisasi ide atau gagasan untuk mewujudkan

suatu rancangan gambar desain bentuk patung ibu dan anak berpanen jeruk atau berwisata

petik jeruk. Proses merealisasi ini dengan melibatkan mitra desa dengan mempersiapkan

membuat global patung kemudian membuat konstruksi rangkaian konstruksi rancangan

patung dan mewujudkan dalam bentuk semen yakni melapisi bentuk tersebut dengan

menggunakan semen (Diah, Pratiwi, 2016). Bagian bentuk patung yang lain terbuat dari

keramik terakota. Misalnya pada bagian badan dan kepala patung perempuan, serta seluruh

bentuk patung anak yang sedang berdiri di samping ibunya. Proses pembentukan bagian

bentuk patung yang terbuat dari terakota dibuat dengan teknik pembentukan tangan

langsung. Proses pembentukannya dengan cara memijit dan menyusun tanah liat plastis

menjadi global bentuk patung. Kemudian dibutsir kerok menurut anatomi bentuk yang sudah

dirancang. Ketika sudah selesai keseluruhan bentuknya dikeringkan dan dibakar pada tungku

keramik (Cooke, 2012). Bagian patung yang terbuat dari keramik terakota selanjutnya disusun

dan dirangkai dengan bagian lain yang terbuat dari bahan semen dan pasir. Proses

pembuatan patung selanjutnya yakni merakit bagian patung yang terbuat dari keramik

terakota dan terbuat dari bahan semen. Prosesnya dimulai dengan membuat rangkaian

konstruksi besi cor. Dilanjutkan membuat global patung dengan rangkaian konstruksi besi

sesuai rancangan global dari bentuk patung. Kemudian, setelah global patung selesai

dilanjutkan memasang kawat kasa pada permukaan rangaian kawat besi. Tahapan berikutnya

adalah melapisi rangkaian kawat kasa yang sudah terbentuk global patung dengan campuran

semen dan pasir (Beardsley & Finn, 1996).

Gambar 2. Proses pembentukan karya dengan menggabungkan material keramik terakota dan konstruksi bagian bentuk dari bahan semen.

(foto koleksi tim PPDM LP2M UM 2020).

Page 10: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

152

Gambar 3. Proses Finishing patung sebelum didispaly di lokasi wisata (foto koleksi tim PPDM LP2M UM 2020).

3. Estetika dan Citra Patung Landscape pada Objek Desa Wisata Selorejo.

Produk patung yang dikerjakan ini untuk memperkuat aspek artistik dan ikonik desa

wisata Selorejo. Pada proses ini yang perlu diperhatikan estetika yang dapat memperkuat

citra desa wisata, juga kekuatan dari konstruksi patung. Aspek estetika adalah

memperhatikan kaidah-kaidah keindahan, dan keunikan dari suatu karya. Aspek keindahan

atau artistik bentuk karya meliputi pertimbangan tampilan bentuk, tekstur, anatomi serta

kelayakan ukuran apabila dipasang di lokasi desa wisata (Pérez-Fabello & Campos, 2011).

Pada aspek artistik karya juga mempertimbangkan balance, ritme, kekontrasan dari suatu

tampilan atau elemen-elmen visual suatu karya. Karya seni patung yang terkait dengan

landscape adalah suatu karya patung yang tidak terlepas dari lingkungannya yakni lingkungan

alam di kawasan Selorejo, kawasan hutan atau kawasan desa yang penuh dengan tanaman

menjadi pertimbangan artistik ketika mewujudkan karya patung. Oleh karena itu aspek visual

patung dengan tema ibu dan anak berpanen jeruk merupakan tema yang mendekatkan pada

lingkungan alam yang mana masyarakat kawasan Desa Selorejo menjadi petani jeruk. Pada

aspek konstruksi patung berkaitan dengan kekuatan, dan kenyamanan patung landscape

ketika sudah dipajang di lokasi wisata dan tidak membahayakan para pengunjung atau

wisatawan maupun pengelola wisata. Kekuatan dari konstruksi patung berkaitan dengan

penentuan bahan dan teknik merangkai elemen-elemen bentuk patung agar tidak mengurangi

kekuatan dari patung ketika diterpa angin maupun terkena hujan dan panas (AI-Rifaei, 2015).

Pada saat mewujudkan karya tentu saja mempertimbangkan aspek artistic, dan

lingkungan alam lokal setempat. Keselarasan antara bentuk patung dan kondisi geografis

tempat mendisplay karya patung (Marianto, M. Dwi, 2015). Oleh karena itu bentuk ekspresi

patung bertema ibu dan anak berpanen jeruk atau berwisata petik jeruk menjadi pertimbangan

Page 11: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

153

utama dari karya patung yang digarap. Pada proses pelaksanaan pembuatan patung ini, tim

dari pengelola desa wisata bersama masyarakat turut andil dalam pengerjaan dari tahap awal

hingga akhir. Dalam merealisasi gagasan ini, masyarakat mitra sangat antusias. Oleh karena,

bagi mereka ini merupakan pengalaman artistik kali pertama dalam kegiatan kreatif berkarya

seni patung. Pada tahapan ini masyarakat yang terlibat langsung dalam membantu dan

mewujudkan. Mereka menerima arahan yang diberikan oleh tim LP2M UM baik aspek teknis

maupun hal filosofis tentang seni patung ruang publik tersebut. Baginya proses ini merupakan

bagian dari kegiaan kreatif yang sangat dibutuhkan dalam mengelola suatu desa wisata.

Estetika patung juga ditentukan pada proses finishing-nya. Proses finishing bertujuan

untuk memperoleh efek artistik dari suatu karya patung, ketika disajikan di kawasan wisata

desa Selorejo. Proses finishing karya dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain: teknik

sapuan kuas kering dan sapuan kuas basah. Pada proses ini pula tim LP2M UM secara

terarah memberikan keluasan kepada peserta. Dalam hal ini masyarakat yang terlibat

kegiatan finishing karya patung diberi keluasan berkreasi. Mereka juga diberi kebebasan

berekspresi, barangkali apa yang diekspresikan dapat memperkuat aspek karakterartistik dari

patung. Para peserta sangat antusias, dan bergembira dalam menerima arahan dari tim

PPDM LP2M UM.

Mereka menyadari bahwa dalam proses pembuatan patung akan bernilai artistik ketika

mempertimbangkan kekuatan lokal. Hal ini menjadi penting ketika karya patung dibuat dan di

letakkan di suatu kawasan yang lokasinya dapat mendukung tampilan karya patung. Oleh

karena itu pertimbangan-pertimbangan teknis lingkungan menjadi hal penting sebagai bahan

menentukan display. Pada proses ini, terdapat beberapa hal yang menarik karena para

peserta tim pelaksana desa wisata ada beberapa yang mampu membentuk atau menerima

lebih cepat arahan dari tim LP2M. Hal ini disebabkan beberapa dari mereka sudah memiliki

bakat di dalam proses pembuatan patung. Pada akhir kegiatan setelah karya patung selesai

dikerjakan dilanjutkan dengan proses display dan finishing. Proses display adalah proses

menempatkan karya patung atau menyajikan karya patung diatas pedestal di lokasi wisata

desa.

Pada tahap akhir yang menentukan estetika atau artistik karya patung adalah display.

Proses display merupakan proses kegiatan artistik dari karya patung yang disajikan pada

publik. Oleh karena itu sebagai suatu karya patung yang sudah dikerjakan secara bersama

pada proses display juga mempertimbangkan aspek-aspek kenyamanan dan artistik

(Dharsono, 2016). Proses kenyamanan adalah aspek yang terkait dengan keamanan ketika

karya tersebut ditempatkan di lokasi wisata, karena suatu karya patung publik tentu saja

berkaitan dengan masyarakat. Hal itu digunakan untuk foto selfie ataupun kegiatan-kegatan

yang lain. Selain itu display juga mempertimbangkan keamanan dan keyamanan patung

tersebut (Botella & Lubart, 2016; Tabrani, n.d.). Dengan lingkungan yang dingin dan lembab

Page 12: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

154

oleh karena itu pertimbangan teknis tentang finishing patung menjadi faktor utama yang

ditempatkan di suatu kawasan agar permukaan dari bentuk patung yang telah di finishing

tetap awet dan tidak mengalami kerusakan. Oleh karena itu proses finishing menjadi penting

karena apabila suatu karya patung tidak mempertimbangannya secara cermat, maka usia dari

karya patung tersebut tidak panjang atau cepat rusak. Bertolak dari pemikiran itu, proses

finishing dipilih menggunakan cat minyak yang disapukan dengan cara kering sehingga aspek

artistik dari patung lebih unik (Cooke, 2012).

Proses display dimulai dengan meletakkan patung di atas pedestal yang telah dibuat

tim pengelola desa wisata. Selanjutnya, konstruksi patung dirangkai dengan teknik las agar

tidak terlepas dari pedestal patung kemudian ditutup dengan semen. Proses ini dimulai

dengan meletakkan patung yang mempertimbangkan sudut pandang artistik ketika patung

disajikan kepada publik. Publik merupakan konsumen atau pengguna produk oleh karena itu

pada era digital photo selfie patung ini sangat potensial untuk dimanfaatkan oleh pengunjung

kawasan wisata. Penempatan yang mempertimbangkan sudut pandang dan ukuran menjadi

faktor penting ketika patung disajikan pada publik. Untuk memenuhi persyaratan itu, maka

ukuran tinggi pedestal dibuat 1,5 meter. Pertimbangannya agar patung berada di atas tinggi

orang yang berada di depan patung. Oleh karena itu ketika digunakan untuk photo selfie tidak

tertutupi oleh orang-orang yang berada di depan patung (Sthapit & Jiménez-Barreto, 2018).

Gambar 4. Proses display karya di lokasi wisata Bumi Perkemahan Bedengan Selorejo yang diakukan oleh tim pengelola wisata bersama Tim PPDM LP2M UM

(foto koleksi tim PPDM LP2M UM 2020).

Lokasi display patung dipilih di bagian utama, yaitu di areal pertigaan lintasan

pengunjung area restoran, dan kafe. Peletakan patung pada lokasi tersebut telah

dipertimbangkan dalam proses display atau penyajiannya pada publik. Perlu dipahami bahwa

suatu karya seni patung landscape merupakan patung untuk ruang publik. Oleh karena itu

dalam proses kreatif ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah penyajian ke publik agar

menjadi menarik (Marianto, M. Dwi, 2015). Pada penyajian ini dengan mempertimbangkan

Page 13: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

155

elemen-elemen visual yang terdiri dari bentuk utama berupa patung wanita yang sedang

berpanen jeruk berada di pedestal berukuran lebih tinggi. Sedangkan bentuk patung anak

yang bersama ibunya berada di sebelah kiri dari patung wanita. Komposisi penyajian ke dua

patung mempertimbangkan aspek kekontrasan elemen visual, dan keharmonisan dari karya

(An & Youn, 2018). Ketika karya sudah terpajang maka karya sebagai penguat ikon wisata

Desa Selorejo. Harapan dari kerja kreatif ini dapat memperkuat desa wisata Selorejo tidak

hanya mengandalkan pada petik jeruk saja, tetapi ikon-ikon visual dalam bentuk karya patung

menjadi pertimbangan di dalam menciptakan keartistikkan (Diah, Pratiwi, 2016).

Gambar 5. Hasil karya patung landscape program PPDM LP2M UM 2020 bertema ‘Ibu Dan Anak Berpanen Jeruk”

(foto koleksi tim PPDM LP2M UM 2020)

PROSES EVALUASI HASIL KERJA KREATIF

Evaluasi kegiatan kreatif adalah suatu tindakan untuk melakukan penilaian timbal balik

ataupun kritik dari dalam maupun dari luar terhadap proses kreatif perancangan dan patung

landscape bertema ibu dan anak berpanen jeruk atau berwisata petik jeruk. Hasil kerja kreatif

ini telah diperoleh beberapa penilaian ataupun kritikan, serta arahan dari pihak desa mitra.

Kemudian dari pihak tim PPDM LP2M UM juga melakukan penilaian timbal balik kepada desa

mitra. Dalam hal ini kedua belah pihak menilai bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang

positif, dan berhasil dengan sangat baik. Dari pihak desa mitra mengungkapkan bahwa

kegiatan kreatif ini dapat memperkuat keberadaan desa wisata Selorejo utamanya di kawasan

Bumi Perkemahan Bedengan Selorejo sehingga lebih memiliki karakter artistik yang ramah

Page 14: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

156

lingkungan. Para peserta kegiatan yang tergabung dalam tim pengelola desa wisata sangat

antusias dalam mengikuti kegiatan kreatif perancangan dan penciptaan patung untuk

mendukung program desanya. Mereka sangat antusias mengikuti dari awal hingga akhir

kegiatan. Mereka mengharapkan kegiatan ini dapat berlanjut, dan lebih terencana dengan

waktu yang cukup longgar agar kegiatan lebih maksimal. Harapan lainnya adalah adanya

kegiatan serupa guna menghasilkan produk fisik sebagai fasilitas pariwisata desa melalui

karya-karya seni yang dapat memperkuat karakter desa wisata Selorejo melalui ikon-ikon

visual. Yakni bentuk karya seni selain patung yang sudah direalisasikan pada tahun 2020 ini

(Noonan & Rizzo, 2017).

Melalui program evaluasi, tim PPDM LP2M UM juga melakukan monitoring terhadap

pengunjung kawasan wisata di Desa Selorejo guna mengetahui sejauh mana karya patung

landscape memiliki fungsi atau memiliki makna terhadap keberadaan desa wisata Selorejo

(Rendy Widi Prasetyo & Nur Wakhid Hidayatno, 2017). Pada umumnya para pengunjung

sangat antusias untuk berfoto ketika berada di dekat patung. Hal ini menunjukkan bahwa

pentingnya ikon dalam bentuk patung sebagai karya seni yang dapat menjadi kenangan visual

kepada pengunjung setelah mereka datang di lokasi wisata Desa Selorejo Dau Malang

(Sthapit & Jiménez-Barreto, 2018). Patung memiliki nilai positif terhadap penguatan ikon Desa

Selorejo melalui bentuk visual patung yang selaras dengan lingkungan alam setempat. Pada

sisi lain keberadaan karya patung tersebut juga memberi dampak ekonomi, dan pencitraan

suatu kawasan atau meningkatkan citra suatu kawasan desa wisata. Selama kegiatan

berlangsung tim merasakan bahwa suatu kawasan wisata apabila dikelola secara baik

dengan melibatkan peran masyarakat maka masyarakat akan merasa memiliki dan

merawatnya (Ponimin et al., 2020).

PENUTUP

Kegiatan kreatif atau kolaboratif yang dilakukan secara bersama oleh tim LP2M melalui

program PPDM bersama dengan tim pengelola desa wisata merupakan kegiatan kemitraan

desa. Kegiatan tersebut untuk memperkuat daya tarik desa wisata Selorejo sebagai desa

wisata berbasis pada lingkungan alam dan pertanian. Keberadaan seni patung landscape

bertema ibu dan anak berpanen jeruk adalah produk seni patung ruang publik yang dilakukan

secara bersama atau atas dasar kerjasama antara tim LP2M dan tim pengelola desa wisata

Selorejo. Kegiatan tersebut dipelopori tim pengelola yang didukug aparat desa. Kegiatan ini

tentu merupakan kegiatan kreatif yang mampu mendorong kreativitas masyarakat desa.

Mereka sangat antusias untuk mewujudkan program tersebut dengan mengacu pada arahan

dari tim PPDM LP2M UM. Kegiatan kreatif tidak dapat berjalan dengan lancar dan baik ketika

tidak adanya kerjasama yang baik oleh kedua belah pihak dalam wadah kemitraan desa.

Dalam proses kegiatan mereka telah menyepakati dan menerima apa yang menjadi tim PPDM

Page 15: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

157

LP2M UM untuk memperkuat keberadaan desa wisata tersebut dengan menciptakan ikon

wisata patung landscape yang disajikan di kawasan tersebut. Kegiatan kreatif diawali dengan

koordinasi, perancangan desain, perwujudan karya, pemajangan di lokasi, hingga

mengevaluasi kerja kreatif. Untuk proses kerja kreatif mewujudkan karya para peserta

program sangat antusias karena ini merupakan pengalaman pertama dalam merealisasi karya

seni patung utamanya seni patung landscape. Para mitra program kegiatan menyadari bahwa

mereka hanya memiliki pengalaman sebagai petani jeruk dan pengelola desa wisata serta

tidak memiliki modal pengalaman artistik. Pengalaman artistik untuk menciptakan karya

patung melalui program ini merupakan pengalaman pertama yang dapat memperkuat

kreativitas dan semangat di dalam memajukan desa wisata Selorejo. Desa Selorejo sebagai

desa wisata dengan berbasis pada lingkungan alam dan pertanian. Oleh karena itu kegiatan

kreatif yang mengacu pada kerjasama ini dapat mudah-mudahan dapat berlanjut pada

program-program berikutnya. Pihak Universitas Negeri Malang dalam perancangan, dan

penciptaan patung tersebut berharap agar dapat memperkuat ikon-ikon visual artistik di

kawasan desa wisata sebagai desa wisata yang berbasis pada eco-cultural. Sehingga

hadirnya ikon-ikon visual artistik ini akan menjadi karakter, dan daya tarik wisatawan untuk

mengunjungi kawasan tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Atas terlaksananya kegiatan kreatif ini karena adanya dukungan dari berbagai pihak

yang terlibat. Oleh karena itu penulis sekaligus sebagai pelaksana kegiatan tersebut

mengucapkan terima kasih kepada pendukung kegiatan tersebut, di antaranya kepada:

Kepala LP2M UM, Perangkat Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang, seluruh tim

pengelola desa wisata setempat, para dosen dan mahasiswa UM yang terlibat kegatan.

DAFTAR RUJUKAN

AI-Rifaei, N. H. (2015). The Principle of Movement in Moroccan Design; as a source of inspiration for contemporary artistic applications. By Routledge 2 Park Square, Milton Park, Abingdon, Oxon, OX14 4RN, vol 1, 284.

An, D., & Youn, N. (2018). The inspirational power of arts on creativity. Journal of Business Research, 85, 467–475.

Angelini, F., & Castellani, M. (2019). Cultural and economic value: A critical review. Journal of Cultural Economics, Voume 43(Issue 2), 173–188.

Avilés Ochoa, E., & Canizalez Ramírez, P. M. (2018). Cultural industries and spatial economic growth a model for the emergence of the creative cluster in the architecture of Toronto. City, Culture and Society, 14, 47–55.

Beardsley, J., & Finn, D. (1996). A landscape for modern sculpture: Storm King Art Center (2nd ed). New York: Abbeville Press.

Botella, M., & Lubart, T. (2016). Creative Processes: Art, Design and Science. In G. E. Corazza & S. Agnoli (Eds.), Multidisciplinary Contributions to the Science of Creative Thinking (pp. 53–65). Singapore: Springer Singapore.

Cazzola, A. (2020). Art as Formative Technique: The Human Behaviour Between Art and

Page 16: KREASI PATUNG KERAMIK LANDSCAPE SEBAGAI PENDUKUNG …

Ponimin, dkk/ Kreasi Patung Keramik Landscape.... – Vol.4 No.2 (2020) 144-158

158

Nature. Aisthesis. Pratiche, linguaggi e saperi dell’estetico, 57-72 Pages. Cooke, P. (2012). Green design aesthetics: Ten principles. City, Culture and Society, 3(4),

293–302. Dharsono. (2016). Kreasi Artistik: Perjumpaan Tradisi Modern dalam Paradigma Kekaryaan

Seni, Karang Anyar. Surakarta: LPKBN Citra Sains. Diah, Pratiwi. (2016). Humanisme Karya Seni Patung Abstrak Simbolik. Jurnal Ilmiah Cakra

Manggilingan, 1. Fürst, G., Ghisletta, P., & Lubart, T. (2012). The Creative Process in Visual Art: A

Longitudinal Multivariate Study. Creativity Research Journal, 24(4), 283–295. Gao, J., & Wu, B. (2017). Revitalizing traditional villages through rural tourism: A case study

of Yuanjia Village, Shaanxi Province, China. Tourism Management, 63, 223–233. Gustami, S., Wardani, L. K., & Setiawan, A. H. (2014). Craft Arts and Tourism in Ceramic Art

Village of Kasongan in Yogyakarta. Journal of Arts and Humanities, (2), 13. Harrison, S. (2002). Culture, tourism and local community—The heritage identity of the Isle

of Man. Journal of Brand Management, 9(4), 355–371. Korani, Z., & Shafiei, Z. (2020). In search of traces of ‘The Tourist Gaze’ on locals: An

ethnographic study in Garmeh village, Iran. Journal of Tourism and Cultural Change, 1–19.

Marianto, M. Dwi. (2015). Art & Levitation “ Seni Dalam Cakrawala” (1st ed.). Yogyakarta: Penerbit Pohon Cahaya.

Nam, N. T. (2019). Ethnic minority community access to popular culture in the context of tourism (case of Thai ethnic group in Lac Village, Mai Chau, Hoa Binh, Vietnam). Review of Nationalities, 9(1), 275–283.

Noonan, D. S., & Rizzo, I. (2017). Economics of cultural tourism: Issues and perspectives. Journal of Cultural Economics, 41(2), 95–107.

Pardoe, C., & Hutton, D. (2020). Aboriginal heritage as ecological proxy in south-eastern Australia: A Barapa wetland village. Australasian Journal of Environmental Management, 1–17.

Pérez-Fabello, M. J., & Campos, A. (2011). Dissociative experiences, creative imagination, and artistic production in students of Fine Arts. Thinking Skills and Creativity, 6(1), 44–48.

Ponimin, 2018, Diversifikasi desain produk sentra keramik dinoyo bersumber ide budaya lokal malang. Jurnal bahasa & seni, 46.(1), 111–123.

Ponimin, Mitra Istiar Wardhana, Ahmad Taufik, Nur Hadi, & Andy Pramono. (2020). Kreasi Seni Patung Bertema Figur Wayang “Punokawan” Sebagai Penguat Karakter Pada Desa Wisata Selorejo, Dau Malang. Jurnal Karinov, Vol. 3 No. 3, 164–173.

Rendy Widi Prasetyo, & Nur Wakhid Hidayatno. (2017). Analisis Visual Patung Roro Kuning Di Tempat Wisata Air Terjun Roro Kuning Kabupaten Nganjuk. Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 1–10.

Ryu, K., Roy, P. A., Kim, H. (Lina), & Ryu, H. B. (2020). The resident participation in endogenous rural tourism projects: A case study of Kumbalangi in Kerala, India. Journal of Travel & Tourism Marketing, 37(1), 1–14.

Sangchumnong, A., & Kozak, M. (2018). Sustainable cultural heritage tourism at Ban Wangka Village, Thailand. Anatolia, 29(2), 183–193.

Sthapit, E., & Jiménez-Barreto, J. (2018). Exploring tourists’ memorable hospitality experiences: An Airbnb perspective. Tourism Management Perspectives, 28, 83–92.

Tabrani, P. (n.d.). Prinsip-Prinsip Bahasa Rupa. 13.