LAPORAN R-LAB Disipasi Kalor Hot Wire Nama : Afif Muhammad Fadhil NPM : 1406603283 Fakultas : Teknik Departemen : Teknik Sipil Program Studi : Teknik Sipil Kode Praktikum : KR01 – Disipasi Kalot Hot Wire Tanggal Praktikum: 24 Oktober 2014 Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP – IPD) Universitas Indonesia Depok
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN R-LAB
Disipasi Kalor Hot Wire
Nama : Afif Muhammad Fadhil
NPM : 1406603283
Fakultas : Teknik
Departemen : Teknik Sipil
Program Studi : Teknik Sipil
Kode Praktikum : KR01 – Disipasi Kalot Hot Wire
Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2014
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar
(UPP – IPD)
Universitas Indonesia
Depok
KR-01 Disipasi Kalor Hot Wire
Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
Alat
1. Kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampermeter
4. Adjustable power supply
5. Comcoder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
Dasar Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor
untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari
sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing
ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe
tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi
sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus
listrik mengalir.
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai
resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :
𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑅𝑤
𝑅𝑎
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara)
P = v i Δ t .........( 1 )
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan)
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference velocity, U)
setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat
dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat dalam bentuk persamaan
linear atau persamaan polynomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan, yaitu mengukur tegangan pada temperatur ambient dan
mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang dihasilkan oleh fan.
Kecepatan aliran udara akan divariasi melalui daya yang diberikan ke fan, yaitu 70 m/s, 110 m/s,
150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s.
Cara Kerja
1. Untuk memulai praktikum, praktikan meng-klik “link ke RLab” pada bagian bawah
modul KR01!
2. Mengaktifkan Web Cam! (klik icon video pada halaman web r-lab)!
3. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan meng”klik” pilihan drop
down pada icon “atur kecepatan aliran”.
4. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan meng”klik” radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas”.
5. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hotwire dengan cara meng”klik” icon
“ukur”.
6. Mengulangi langkah ke-3 hingga ke-5 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190, dan 230
m/s!
Tugas & Evaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat, buatlah grafik yang menggambarkan hubugan tegangan
hotwire dengan waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Berdasarkan pengolahan data diatas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin.
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan hotwire
sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.
Data dan Hasil Percobaan
1. Kecepatan 0 m/s
Waktu Kecepatan angin V-HW I-HW
1 0 2.112 54.1
2 0 2.112 54.4
3 0 2.112 54.4
4 0 2.112 54.1
5 0 2.112 53.9
6 0 2.112 53.9
7 0 2.112 54.1
8 0 2.112 54.4
9 0 2.112 54.4
10 0 2.112 54.0
2. Kecepatan 70 m/s
Waktu Kecepatan angin V-HW I-HW
1 70 2.085 54.0
2 70 2.083 54.1
3 70 2.083 54.3
4 70 2.084 54.4
5 70 2.085 54.7
6 70 2.084 54.9
7 70 2.082 55.0
8 70 2.083 54.8
9 70 2.083 54.6
10 70 2.082 54.4
3. Kecepatan 110 m/s
Waktu Kecepatan angin V-HW I-HW
1 110 2.066 55.0
2 110 2.066 55.2
3 110 2.066 55.3
4 110 2.066 55.3
5 110 2.066 55.1
6 110 2.066 54.9
7 110 2.066 54.6
8 110 2.066 54.4
9 110 2.066 54.3
10 110 2.067 54.2
4. Kecepatan 150 m/s
Waktu Kecepatan Angin V-HW I-HW
1 150 2.059 54.6
2 150 2.060 54.6
3 150 2.059 54.6
4 150 2.059 54.7
5 150 2.060 54.6
6 150 2.060 54.6
7 150 2.059 54.6
8 150 2.059 54.6
9 150 2.059 54.6
10 150 2.059 54.6
5. Keecepatan 190 m/s
Waktu Kecepatan angin V-HW I-HW
1 190 2.055 54.5
2 190 2.055 54.5
3 190 2.055 54.5
4 190 2.055 54.6
5 190 2.055 54.7
6 190 2.055 54.8
7 190 2.055 54.9
8 190 2.055 55.0
9 190 2.054 55.1
10 190 2.054 55.2
6. Kecepatan 230 m/s
Waktu Kecepatan Angin V-HW I-HW
1 230 2.053 55.7
2 230 2.052 55.5
3 230 2.053 55.4
4 230 2.052 55.3
5 230 2.052 55.0
6 230 2.052 54.8
7 230 2.052 54.7
8 230 2.052 54.5
9 230 2.053 54.4
10 230 2.053 54.3
Keterangan: kecepatan angin (m/s)
Grafik Tegangan Terhadap Waktu
1. Kecepatan 0 m/s
2. Kecepatan 70 m/s
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V = 0 m/s
2.0805
2.081
2.0815
2.082
2.0825
2.083
2.0835
2.084
2.0845
2.085
2.0855
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V = 70 m/s
3. Kecepatan 110 m/s
4. Kecepatan 150 m/s
2.0654
2.0656
2.0658
2.066
2.0662
2.0664
2.0666
2.0668
2.067
2.0672
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V = 110 m/s
2.0584
2.0586
2.0588
2.059
2.0592
2.0594
2.0596
2.0598
2.06
2.0602
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V = 150 m/s
5. Kecepatan 190 m/s
6. Kecepatan 230 m/s
2.0534
2.0536
2.0538
2.054
2.0542
2.0544
2.0546
2.0548
2.055
2.0552
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V = 190 m/s
2.0514
2.0516
2.0518
2.052
2.0522
2.0524
2.0526
2.0528
2.053
2.0532
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V = 230 m/s
Grafik Tegangan Rata-Rata Terhadap Kecepatan Angin
No. Kecepatan Angin Tegangan Rata-Rata
1 0 2.112
2 70 2.0834
3 110 2.0661
4 150 2.0593
5 190 2.0548
6 230 2.0524
Persamaan Angin Sebagai Fungsi Hotwire
Untuk memudahkan perhitungan, praktikan dapat menggunakan data dari Tegangan Rata-Rata
dalam pengolahan data Least Square
2.02
2.03
2.04
2.05
2.06
2.07
2.08
2.09
2.1
2.11
2.12
0 70 110 150 190 230
Tegangan Rata-Rata Terhadap Kecepatan Angin
Keterangan : X = Kecepatan Angin
Y = Tegangan Rata-Rata
𝑚 =𝑛∑xiyi − (∑xi)(∑yi)
n∑xi2 − (∑xi)2
𝑏 =∑xi2∑yi − ∑xi∑(xiyi)
n∑xi2 − (∑xi)2
Jadi, persamaan dari fungsi kecepatan angin adalah
y = -0.000259x + 2.103
dengan,
x = kecepatan angin
y = tegangan listrik
atau (tegangan listrik) = -0,000259 x (Kecepatan Angin) + 2,103
Sehingga, dapat kita simpulkan kecepatan angin dapat kita ukur menggunakan kawat hotwire.
Tingginya tengangan yang dihasilkan dipengaruhi oleh semakin kecilnya kecepatan udara yang
mengalir, begitu pula kebalikanya. Rendahnya tegangan yang tercatat dipengaruhi oleh besarnya
kecepatan udara yang mengalir.
Analisa Percobaan
1. Analisa Percobaan dan Hasil
Pada percobaan ini terdapat beberapa variabel, yaitu kecepatan angin sebagai variabel
bebas dan tegangan listrik sebagai variabel terikat. Kecepatan angin diatur menjadi
sebanyak 6 variasi, yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s.
Pengukuran tegangan dilakukan setiap detik selama jangka waktu sepuluh detik untuk
setiap kecepatan.
Setelah semua hasil tegangan dari variasi kecepatan diperoleh, praktikan mengolah data
dengan menggunakan metode Least Square untuk memperoleh persamaan kecepatan
angin. Praktikan menggunakan data kecepatan angin dan tegangan rata-rata untuk
memudahkan dalam penghitungan. Sehingga diperoleh persamaan:
y = -0.000259x + 2.103
Dengan persamaan tersebut, dapat dibuktikan bahwa sebuah kawat hotwire dapat
digunakan sebagai sensor atau alat pengukur kecepatan udara.
2. Analisa Grafik
Dari percobaan di dapat dua buah grafik, yaitu grafik tegangan listrik terhadap waktu dan
grafik tegangan rata-rata terhadap kecepatan angin. Pada grafik pertama, terlihat bahwa
gradient garis pada grafik bergradien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa saat kecepatan
udara bertambah, maka tegangan yang ditampilkan nilainya akan semakin kecil.
Sehingga disimpulkan bahwa kecepatan udara dengan tegangan listik berbanding
terbalik.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa hotwire dapat digunakan untuk mengukur atau
menjadi sensor kecepatan aliran udara
Referensi
Giancoli, Douglas C. 2000. Physic for Scientist & Engineers, 3rd
Edition. NJ: Prentice Hall.
Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamental of Physics, 7th