BAB I PENDAHULUAN Ketuban sebagai salah satu hasil konsepsi memiliki peranan penting baik dalam kelangsungan kehamilan maupun saat proses persalinan. Dalam kehamilan, ketuban berperan sebagai pelindung janin terhadap trauma dari luar, sehingga janin bisa bergerak bebas dan melindungi suhu tubuh janin. Sementara itu peranannya pada proses persalinan yaitu meratakan tekanan dalam uterus sehingga serviks terbuka. Dan ketika selaput ketuban pecah saat inpartu maka akan semakin memberi tenaga untuk membuka jalan lahir karena membuat pembukaan serviks semakin besar, mempercepat penurunan bagian terbawah janin, dan membantu membersihkan jalan lahir. 1,2 Pada ibu hamil yang disertai dengan beberapa faktor resiko seperti peningkatan degradasi kolagen, infeksi, inkompetensi serviks, kehamilan ganda, hidramnion, atau defisiensi nutrisi 8 maka akan terdapat kecenderungan selaput ketuban itu pecah lebih awal yang kemudian secara umum disebut Ketuban Pecah Dini (KPD). 1.5.7 Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah suatu keadaan berupa pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum inpartu, yang bila diikuti satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal persalinan. 1 Istilah ini kemudian berkembang sesuai dengan usia kehamilan saat 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Ketuban sebagai salah satu hasil konsepsi memiliki peranan penting baik dalam
kelangsungan kehamilan maupun saat proses persalinan. Dalam kehamilan,
ketuban berperan sebagai pelindung janin terhadap trauma dari luar, sehingga
janin bisa bergerak bebas dan melindungi suhu tubuh janin. Sementara itu
peranannya pada proses persalinan yaitu meratakan tekanan dalam uterus
sehingga serviks terbuka. Dan ketika selaput ketuban pecah saat inpartu maka
akan semakin memberi tenaga untuk membuka jalan lahir karena membuat
pembukaan serviks semakin besar, mempercepat penurunan bagian terbawah
janin, dan membantu membersihkan jalan lahir.1,2
Pada ibu hamil yang disertai dengan beberapa faktor resiko seperti
Ekstremitas : Akral hangat dan tidak ada edema pada keempat
ekstremitas
St. Obstetri
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi (+) baik
Distensi (-) Bising usus (+) Normal
Vagina : Lochia (+) Perdarahan aktif (-) luka jaritan (+) terawat
A : P1011 Pspt B PP hr 0
P : Pdx :-
Tx : Amoxicilin 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500mg
Metil ergometrin 3xI
SF 2x1
Mx : kontrol ke poliklinik 1 minggu setelah melahirkan
KIE : ASI eksklusif
Nutrisi
KB KB suntik @ 3 bln
BPL
BAB IV
PEMBAHASAN
21
Pasien KT, umur 18 tahun, G2P0010, 36-37 minggu, mengeluh Pasien mengeluh
keluar air merembes pervaginam dengan warna cairan jernih sejak pukul 07.30
WITA (28/4/2011). Sakit perut hilang timbul dirasakan sejak pukul 03.00 WITA
(29/4/2011). Gerak janin dikatakan masih dirasakan baik. Panas badan disangkal.
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai diagnosis, faktor predisposisi, dan
penatalaksanaan serta prognosis pasien.
4.1 Diagnosis
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan
keluar air merembes pervaginam 2 hari SMRS tanpa disertai dengan tanda-
tanda inpartu (rasa sakit perut hilang timbul dan keluar lendir campur darah).
Gerak janin dirasakan masih baik. Kehamilan ini adalah kehamilan yang
kedua, dimana kehamilan pertama dengan abortus. Berdasarkan HPHT
tanggal 18/08/2010, maka diperoleh taksiran partus 25/05/2011, dimana saat
ini umur kehamilan pasien 36-37 minggu. Riwayat USG terakhir 3 hari yang
lalu ke Sp OG dikatakan normal.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya tanda-tanda kehamilan seperti
pembesaran uterus sesuai umur kehamilan. Adanya hiperpigmentasi areola
mammae, adanya striae gravidarum pada abdomen dan ditemukan DJJ. Status
present dengan tensi 100/60 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit,
temperature axila 36,50C, temperature rectal 36,80C. Status general dalam
batas normal. Dari pemeriksaan obstetri didapatkan tinggi fundus uteri 29 cm.
Pemeriksaan VT didapatkan Pembukaan servik 2 cm, effacement 25%, selaput
ketuban (-), teraba kepala denominator belum jelas, penurunan Hodge I , tidak
teraba bagian kecil / tali pusat, pelvis kesan normal, Pelvis Skor 2. Lakmus
(+).
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik maka pasien didiagnosis
dengan G2P0010 UK 36-37 minggu T/H + KPD > 24 jam (PBB 2635 gr).
4.2 Faktor Risiko
Berdasarkan anamnesis, ditemukan adanya riwayat trauma tumpul. Pasien
sempat melakukan hubungan seksual 6 hari sebelumnya, dimana sperma
22
dikeluarkan di dalam. Pasien adalah hamil kedua dengan riwayat aborsi dan
telah dilakukan kuretase tahun 2010, tidak ada kelainan letak sehingga pada
pasien belum diketahui secara jelas tentang faktor risiko KPD, tetapi
kemungkinan dapat terjadi karena infeksi atau defisiensi gizi.
4.3 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien tersebut adalah MRS untuk penanganan lebih lanjut.
Pasien ditangani sesuai penanganan pada KPD preterm. Pemberian antibiotik
dipertimbangkan dengan alasan sebagai profilaksis yaitu amoxicillin 3x 1g.
Pada pasien ini direncanakan untuk mempertahankan kehamilan hingga aterm.
Namun, selama observasi terjadi kemajuan persalinan yaitu His yang semakin
sering intensitasnya disertai dengan pembukaan yang semakin besar, sehingga
pasien dikelola sesuai partograf WHO. Karena perawatan konservatif tidak
berhasil, maka bayi akan lahir dengan kondisi kurang bulan (preterm),
sehingga harus dilakukan pemantauan kondisi janin dan ibu secara lebih ketat.
Setelah dikelola selama 3 jam 30 menit dengan partograf WHO, bukaan telah
lengkap, kemudian dilakukan pimpin persalinan.
Selama 24 jam observasi post partum, tidak ditemukan adanya tanda-
tanda infeksi, dengan kondisi umum pasien membaik, dan pasien
diperbolehkan pulang.
4.3 Prognosis
Pada pasien ini, diagnosis KPD tidak disertai dengan komplikasi lain sehingga
prognosis baik.
BAB V
PENUTUP
23
1. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung dan satu jam setelahnya tidak diikuti oleh tanda-tanda inpartu
2. KPD merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit
kelahiran premature karena akan merangsang persalinan lebih awal dan
terjadinya infeksi khorioamnitis sampai sepsis, yang meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi pada ibu
3. KPD merupakan proses yang multifaktorial dan disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin
atau akibat trauma.
4. Penanganan pada KPD terutama bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi
intrauterine dan mempertahankan janin hingga aterm. Penatalaksanaannya
memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi
ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar R. Sinopsis obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2. Jakarta : EGC, 1998; 255-8.
24
2. Medina TM, Hill DA. Preterm Premature Rupture of Membranes: Diagnosis and Management. http://www.aafp.org/myacademy, Last update February 15, 2006. Accessed : September 28, 2010.
3. Duff P. Preterm premature rupture of membranes. http://patients.uptodate.com/topic.asp?file=pregcomp/11274, Last update February, 2006. Accessed : September 28,2010.
4. Yang LC, Taylor DR. Maternal and Fetal outcomes of spontaneous Preterm premature rupture of membranes. http://www.jaoa.org/cgi/content/full/104/12/537, Last update December, 2004. Accessed: September 28,2010
5. Rai J. Cervikal ripening. Department of Obstetrics and Gynecology, Washington University School of Medicine.2000. www.emedicine.com. Accessed: September 28,2010.
6. Levinson W. Early Rupture of membrane : induce or wait. Journal Watch Women's Health. 2003. September 28,2010.
7. Duff P. premature rupture of the membranes at term. N Engl J Med. 1996 Apr 18;334;1053-1054. www.medline.com. September 28,2010.
8. Aronsson A, Fiala C, Stephansson O, Granath F, Watzer B, Schweer H, Danielsson K G. Pharmacokinetic profiles up to 12 h after administration of vaginal, sublingual and slow-release oral misoprostol. Hum Reprod 2007;22:1912–1918.
9. Dodd J M, Crowther C A dan Robinson J S. Oral misoprostol for induction of labour at term. BMJ 2006;332:509-513.
10. Goldberg A B, Misoprostol and pregnancy. N Engl J Med 2001;344.
11. Mycek M J, Harvey R A, Champe P C. Farmakologi. Jakarta:Widya Medika;2001.
12. Hofmeyr GJ, Gülmezoglu AM. Vaginal misoprostol for cervical ripening and induction of labour (Cochrane review). In: Cochrane Library database, issue 4. Oxford, England: Cochrane Update Software.
13. Aleem H A. Misoprostol for cervical ripening and induction of labour. Cochrane review of WHO reproductive health library http://humrep.oxfordjournals.org/cgi/content/abstract.
14. Mackenzie I Z. Induction of labour at the start of the new millennium. Reproduction 2006;131:989-998.
15. Aronoff D M, Hao Y, Chung J, Coleman N, Lewis C, Peres C M, Serezani C H, Chen G H, Flamand N. Misoprostol Impairs Female Reproductive Tract Innate Immunity against Clostridium sordellii. Jimmunol 2008:0022-1767.