Top Banner
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602- 73470-5-2 918 KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN PONOROGO ( ANALISA AKUN INSTAGRAM @PARIWISATAPNG ) Luqman Arya Handoko 1 , Puthut Hermansyah 2 , Novita Kharisma 3 , Tian Ovi Septiyana 4 , Titin Puji Saputri 5 , Dian Suluh Kusuma Dewi 6, Huta Manggala 7 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat Korespondensi: J[email protected] ABSTRAK City branding merupakan suatu strategi untuk penguatan pariwisata agar kota itu dapat menggali potensi wisatanya untuk dijadikan sebagai ikon suatu kota. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan city branding dapat menigkatkan devisa suatu kota. Latar belakang penelitian ini adalah adanya sebuah fakta bahwa Kota Ponorogo sebagai daerah yang khas budaya lokalnya dan sudah mulai menerapkan city branding sejak tahun 2015.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan city branding di Ponorogo dan dapat memberikan pembelajaran city branding yang relevan dan sesuai dengan potensi yang ada serta membangun image positif sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara pengumpulan data dari jurnal, buku, dan instagram.Dengan adanya penelitian ini diharapkan bahwa Kabupaten Ponorogo bisa mengembangluaskan wisata asli daerahnya dan Kabupaten Ponorogo akan semakin dikenal masyarakat lokal maupun mancanegara. Kata Kunci : City Branding, Kesenian Reog, Ponorogo ABSTRACT City branding is a strategy to strengthen tourism so that the city can explore its tourism potential to become an icon of a city. It is undeniable that the success of city branding can increase the foreign exchange of a city. The background of this research is the fact that the City of Ponorogo as an area that is distinctive of its local culture and has started implementing city branding since 2015. This research aims to find out how the development of city branding in Ponorogo and can provide city branding learning that is relevant and in accordance with potential existing and build a positive image in accordance with the expected goals. Qualitative research methods are by collecting data from journals, books and instagram. With this research it is expected that Ponorogo Regency can expand the original tourism of its region and Ponorogo Regency will be increasingly known by the local community and foreign countries. Keywords : City Branding, Reog Art, Ponorogo PENDAHULUAN Kegiatan pariwisata di provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang gencar melakukan publikasi terkait tentang potensi alam dan budaya. Hal tersebut harus dilakukan optimalisasi dengan manajemen pariwisata. Aktivitas City Branding adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Aktivitas tersebut secara sederhana untuk melakukan pencitraan sebuah destinasi wisata, tujuannya untuk memasarkan produk. City Branding merupakan kegiatan yang dapat dilihat dari berbagai image yang akan dibangun disebuah wilayah khususnya yang berkaitan dengan pembangunan wisata yang menitik beratkan pada kearifan lokal.
13

KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

Feb 22, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

918

KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN

PONOROGO

( ANALISA AKUN INSTAGRAM @PARIWISATAPNG )

Luqman Arya Handoko1, Puthut Hermansyah2, Novita Kharisma3, Tian Ovi Septiyana4,

Titin Puji Saputri5, Dian Suluh Kusuma Dewi6, Huta Manggala7

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Alamat Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

City branding merupakan suatu strategi untuk penguatan pariwisata agar kota itu dapat menggali

potensi wisatanya untuk dijadikan sebagai ikon suatu kota. Tidak dapat dipungkiri bahwa

keberhasilan city branding dapat menigkatkan devisa suatu kota. Latar belakang penelitian ini

adalah adanya sebuah fakta bahwa Kota Ponorogo sebagai daerah yang khas budaya lokalnya dan

sudah mulai menerapkan city branding sejak tahun 2015.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana perkembangan city branding di Ponorogo dan dapat memberikan pembelajaran city

branding yang relevan dan sesuai dengan potensi yang ada serta membangun image positif sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.Metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara pengumpulan data

dari jurnal, buku, dan instagram.Dengan adanya penelitian ini diharapkan bahwa Kabupaten

Ponorogo bisa mengembangluaskan wisata asli daerahnya dan Kabupaten Ponorogo akan semakin

dikenal masyarakat lokal maupun mancanegara.

Kata Kunci : City Branding, Kesenian Reog, Ponorogo

ABSTRACT

City branding is a strategy to strengthen tourism so that the city can explore its tourism potential to

become an icon of a city. It is undeniable that the success of city branding can increase the foreign

exchange of a city. The background of this research is the fact that the City of Ponorogo as an area

that is distinctive of its local culture and has started implementing city branding since 2015. This

research aims to find out how the development of city branding in Ponorogo and can provide city

branding learning that is relevant and in accordance with potential existing and build a positive

image in accordance with the expected goals. Qualitative research methods are by collecting data

from journals, books and instagram. With this research it is expected that Ponorogo Regency can

expand the original tourism of its region and Ponorogo Regency will be increasingly known by the

local community and foreign countries.

Keywords : City Branding, Reog Art, Ponorogo

PENDAHULUAN

Kegiatan pariwisata di provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah

yang gencar melakukan publikasi terkait tentang potensi alam dan budaya. Hal

tersebut harus dilakukan optimalisasi dengan manajemen pariwisata. Aktivitas

City Branding adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Aktivitas tersebut

secara sederhana untuk melakukan pencitraan sebuah destinasi wisata, tujuannya

untuk memasarkan produk. City Branding merupakan kegiatan yang dapat dilihat

dari berbagai image yang akan dibangun disebuah wilayah khususnya yang

berkaitan dengan pembangunan wisata yang menitik beratkan pada kearifan lokal.

Page 2: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

919

City Branding selalu dilakukan kota kecil maupun besar untuk

memperkenalkan potensi kotanya terhadap publik dengan melibatkan pula

beberapa elemen yang berperan penting dalam pelaksanaannya. Karena dalam

branding ini yang diutamakan adalah memfungsikan seluruh potensi kota yang

ada agar lebih berfungsi dan bernilai untuk masyarakatnya serta untuk

pemerintahnya (Achmadi, 2013). Hal ini merupakan langkah penting dalam

mewujudkan pariwisata kota yang maju. Karena dengan dikenalkannya suatu kota

tersebut di masyarakat secara luas maka akan menarik pengunjung maupun

investor terhadap kota tersebut.

Kali ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai Kota Reog

Sebagai City Branding Kota Ponorogo. Kabupaten Ponorogo selama ini dikenal

oleh masyarakat Nasional maupun Internasional sebagai Kota budaya dengan

Kesenian Reog yang sudah terkenal sampai penjuru dunia. Melalui festival reog

nasional yang diadakan setiap satu tahun sekali di Ponorogo, kesenian ini semakin

dikenal di kancah nasional maupun internasional. Melalui reog, kabupaten

Ponorogo ingin mengenalkan kesenian asli Ponorogo ini ke dunia. Selain itu,

Ponorogo juga dikenal dengan situs sejarahnya. Mulai dari sejarah religi,

Ponorogo memiliki situs makam Batoro Katong dan Masjid Tegalsari yang juga

merupakan situs bersejarah yang memiliki pengujung hingga luar daerah

(Megantari, 2018).

Kota yang memiliki banyak potensi mulai dari Budaya, sumber daya

manusia maupun sumber daya alam sangat menarik untuk di datangi. Sisi lain

Kota Ponorogo selain budaya Reog adalah potensi alamnya yang tersebar di

penjuru Kota. Walaupun belum dikembangkan secara maksimal, akan tetapi

pariwisata di Kabupaten Ponorogo sudah mampu menarik para wisatawan baik

lokal nasional dan sampai mancanegara (Hilman & Megantari, 2018).

Kabupaten Ponorogo menyimpan banyak potensi alam yang tersimpan

pada setiap penjuru kota, Dengan letak yang startegis dengan bentang alam yang

didominasi dengan perbukitan. Ke eksotikan air terjun serta mata air menjadi daya

tarik pesona alam yang disuguhkan Kota Reog. Potensi wisata berbasis alam

memang semakin hari semakin dilirik para wisatawan, pengaruh dari media sosial

ini juga menjadi salah satu faktor untuk menarik para wisatawan.

Page 3: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

920

Ponorogo juga memiliki salah satu objek wisata yang sangat terkenal yaitu

Telaga Ngebel, dengan cita rasa durian menjadi khasnya. Banyak wisata yang

datang dari berbagai daerah pada saat musim panen hanya untuk merasakan cita

rasa durian yang konon berbeda dengan lainnya. Ngebel juga terkenal dengan

telaganya yang sangat luas, menurut sejarah Telaga Ngebel adalah 3 desa yang

tenggelam. Sehingga sampai pada saat ini ritual seperti larung sesaji masih

dilakukan dan dipercayai oleh warga sekitar dan masyarakat khususnya Ponorogo.

Selain itu, Ponorogo juga terkenal dengan kulinernya yang salah satu paling

legendaris adalah sate ayam. Sate ayam ponorogo juga sudah sangat terkenal,

terdapat pula sebuah kampung yang sebagian penduduknya adalah pengusaha sate

ayam khas Ponorogo (Astuti & Kusumawati, 2018). Untuk menunjang brand

tersebut, dalam pelaksanaannya city branding melibatkan pihak yang berperan

aktif dan elemen-elemen penting. Pemerintah adalah pihak yang paling penting

untuk berpartisipasi karena peran aktif pemeritah diperlukan dalam

pengembangan serta pemasaran destinasi wisata yang dimiliki oleh daerahnya,

salah satu elemen penting lainnya yaitu masyarakat.

Terwujudnya pengelolaan infrastruktur strategis, secara profesional agar

memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyongsong produktivitas masyarakat,

kemajuan wilayah serta peningkatan kesejahteraan umum adalah misi Kabupaten

Ponorogo yang salah satunya adalah dalam mengelola pariwisata Kabupaten

Ponorogo supaya memberikan dampak positif untuk kemajuan wilayah Ponorogo.

Daya dukung produktifitas masyarakat secara profesional akan mewujudkan

kemajuan wilayah serta kesejahteraan umum jika dikelola dengan baik hingga

terwujudnya infrastruktur strategis, demikian adalah misi Kabupaten Ponorogo

dalam megelola pariwisata Ponorogo untuk memberikan dampak positif untuk

kemajuan serta kesejahteraan masyarakat di wilayah Ponorogo.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Peneliti menguraikan permasalahan menggunakan data kualitatif

tentang kota reog sebagai city branding kabupaten Ponorogo. Data diperoleh

melalui akun sosial media instagram @pariwisatapng. Secara umum data yang

telah diperoleh dari instagram dapat digunakan untuk memahami, memecahkan

Page 4: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

921

dan mengantisipasi masalah oleh karena itu, untuk melakukan penelitian yang

baik dan benar seorang peneliti harus memperhatikan cara-cara penelitian atau

lebih dikenal dengan metode penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti,

sehingga memperoleh hasil penelitian sesuai apa yang diharapkan yaitu sesuai

dengan kondisi yang ada di lapangan.

Gambar 1. Profil Instagram @pariwisatapng

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. City Branding

Potensial pembeli untuk mengidentifikasi suatu brand untuk

mengategorikan produk tertentu dalam jumlah dan detail yang cukup melakukan

suatu pembelian bisa disebut kesadaran brand, pengetahuan dan aspek yang

penting dari suatu brand pastinya tertanam dalam benak konsumen yang

mencerminkan kesadaran brand. Kemampuan konsumen mengenali brand

diberlihatkan atau diyunjukkan sebelumnya berdasarkan petunjuk brand atau

mengetahui brand atau mendengar brand diamasa lalu disebut brand recognition.

Konsumen mempunyai kemampuan untuk kembali menyebutkan kembali

koneksi brandnya pada saat diberi sebuah klarifikasi atau pernyataan suatu produk

dan mempunyai kekuatan untuk mengingat dengan benar kekuatan suatu brand

dalam kategori sebuah produk tertentu atau bisa disebut brand recall. Erik Braun

(2011) mengatakan bahwa city branding bagian dari place branding

(branding tempat). Banyak peneliti mencatat bahwa place marketing (pemasaran

tempat) dan place branding (branding tempat) dapat berbeda jenis tempatnya dan

berbeda skala spasial (Ashworth dan Voogd, 1990; Kotler et al, 1999; Van den

Berg dan Braun, 1999; Kavaratzis, 2008; Ashworth dan Kavaratzis, 2009). Dalam

prakteknya, place brandingdapat diaplikasikan pada lingkungan sekitar, distrik,

Page 5: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

922

destinasi wisata, kota, area pedesaan, regional, negara bagian, Negara (braun,

2011).

City branding semata-mata bukan pekerjaan dari sektor publik, akan tetapi

tugas dan hasil kolaborasi dari semua pihak (stakeholders) baik pemerintah kota,

pihak swasta, pengusaha dan masyarakat. Ponorogo menggunakan pendekatan

melalui sejarah, budaya dan peristiwa penting yaitu kesenian tradisional Reog

karena kesenian Reog memiliki peran penting dalam berdirinya Ponorogo. Sebuah

kota layaknya sebuah brand harus bersifat fungsional. Dalam membuat sebuah

city branding terdapat kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya atribut yang

menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota.

Banyak keuntungan yang akan diperoleh jika suatu daerah melakukan City

branding, yaitu: 1. Daerah tersebut dikenal luas (high awareness), disertai dengan

persepsi yang baik 2. Dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus (specific

purposes) 3. Dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat

tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan/events. 4. Dipersepsikan sebagai tempat

dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi.

Pendekatan city branding dilakukan berdasarkan penyatuan komunikasi

melalui enam saluran yang kemudian membentuk city branding hexagon

(Yurisma, EBW, & Sachari, 2015)yaitu:

1. Turisme dan festival/event Hal ini sering kali menjadi element city brand dan

paling aktif dan diekspresikan secara luas. Menarik pendatang dari pihak

swasta dan professional dan ternama, sama halnya dengan event olahraga dan

budaya bagi sebuah kota sangat penting bagi ekonomi lokal.

2. Export Kota biasanya dikenal dari kesuksesan bisnis dan produk brandnya.

Hubungan antara sebuah kota dan perusahaan khusus dapat menjadi kuat dan

menguntungkan kedua belah pihak.

3. Kebijakan Pemerintah Kota meskipun jarang dipertimbangkan sebagai

element dari strategi city branding, kebijakan dan hubungan pemerintahan kota

amat sangat besar pengaruhnya pada komunitas lokal dan eksternal serta

pengambil keputusan. Hubungan yang baik dengan bisnis dan insitusi lokal,

media lokal dan nasional, pemerintah pusat, kota tetengga serta organisasi

Page 6: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

923

internasional dan supra nasional, sangat penting untuk city brand mencapai

potensinya secara penuh.

4. Investasi City brand yang jelas dan pasti akan membantu menarik investasi

eksternal, bakat dan bermacam-macam imigran dan sesuai dengan

kebutuhannya. Jelas bahwa perusahaan professional akan ditarik ke dalam kota

karena berbagai faktor, temasuk kualitas hidup, reputasi masyarakat bisnis,

reputasi kreatifitas dan inovasi, skala kesempatan berusaha dan populasi

terdidik dengan keahlian.

5. Sejarah, budaya dan peristiwa penting. Setiap kota pastinya memiliki sejarah

masing-masing. Bagi beberapa, sejarahnya panjang dan luar biasa, sementara

lainnya pendek tetapi tetap menarik. Setiap kota mempunyai hikayat untuk

diceritakan tentang dasar dan pembangunannya, warga negara terkenal dan

artis dan momen berarti. Sering kali hal-hal tersebut disimbolkan dengan

landmark kota seperti asitektur bangunan, teater, stadion, museum, tempat

umum, monument, dan fitur alami.

6. Masyarakat. Masyarakat kota merupakan aset terpenting. Kota yang

ditinggalkan hanya memiliki nilai arkeologi dan keingintahuan, sementara kota

yang diamis dan bersemangat menahan orang yang penuh imajinasi yang

menggunakan kreativitas branda dan menarik lainnya untuk tinggal, bekerja,

invest, berkunjung dan bermain di sana.

City branding semata-mata bukanlah pekerjaan dari sektor publik, akan

tetapi tugas dan kolaborasi dari semua pihak (stakeholders) baik pemerintah kota,

pihak swasta, pengusaha dan masyarakat. Ponorogo menggunakan pendekatan

melalui sejarah, budaya dan peristiwa penting yaitu kesenian tradisional Reyog

karena kesenian Reog memiliki peran penting dalam berdirinya Ponorogo. Sebuah

kota layaknya sebuah brand harus bersifat fungsional. Dalam membuat sebuah

city branding terdapat kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya atribut yang

menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota (Yurisma

et al., 2015).

2. Payung Hukum Pelaksanaan City Branding

Peraturan Bupati Ponorogo Tahun 2016, dalam melaksanakan tugas dan

fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Dinas Pariwisata dan

Page 7: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

924

Budaya mempunyai kewenangan. Bidang Pariwisata meliputi: a. pengelolaan

daya tarik wisata kabupaten b. pengelolaan kawasan strategis pariwisata

kabupaten c. pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten d. penetapan tanda daftar

usaha pariwisata kabupaten e. pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri daya

tarik, destinasi dan kawasan strategis pariwisata kabupaten. f. penyediaan

prasarana (zona kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi,

berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di daerah kabupaten. g.

pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi

kreatif tingkat dasar. h. penyelenggaraan destinasi wisata 1. pengelolaan daya

tarik wisata kabupaten 2. pengelolaan kawasan strategeis pariwisata kabupaten. 3.

pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten. 4. penetapan tanda daftar usaha

pariwisata kabupaten i. Penyelenggaraan pemasaran / promosi pariwisata. 1.

pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri daya tarik destinasi dan kawasan

strategis pariwisata kabupaten. 2. penyelenggaraan widya wisata skala kabupaten

serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata. 3. peserta/penyelenggara

pameran/event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah/provinsi. 4. pengadaan

sarana pemasaran skala kabupaten. 5. pembentukan perwakilan kantor provinsi

pariwisata di dalam negeri skala kabupaten. 6. penyediaan informasi pariwisata ke

pusat pelayanan informasi pariwisata provinsi dan pembentukan pusat pelayanan

informasipariwisata skala kabupaten. 7. pelaksanaan event promosi di luar negeri

dengan koordinasi pemerintah dan provinsi. 8. pengembangan sistem informasi

pemasaran pariwisata skala kabupaten. 9. penerapan branding pariwisata nasional

dan penetapan tagline pariwisata skala kabupaten. j. pengembangan ekonomi

kreatif melalui Pemanfaatan dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. 1.

penyediaan prasarana (zona kreatif / ruang kreatif / kota kreatif) sebagai ruang

berekspresi, berpromosi dan berintereaksi bagi insan kreatif di Daerah Kabupaten.

k. pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 1. pelaksanaan

peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif

tingkat dasar. Poin (i) no 9, memberikan penjelasan bahwa tugas dan fungsi Dinas

Pariwisata Kabupaten Ponorogo, yakni melakukan penerapan Branding pariwisata

nasional dan penetapan Tagline pariwisata skala kabupaten(Megantari, 2018).

Page 8: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

925

3. REYOG SEBAGAI KESENIAN DAN PERTUNJUKAN

Reyog adalah salah satu dari sekian banyak cerita rakyat yang merupakan

hasil cipta sastra suatu kelompok masyarakat pada masa lampau yang memiliki

berbagai macam nilai-nilai luhur. Hasil cipta sastra cerita rakyat yang terwujud

dalam Reyog Ponorogo ini memiliki unsur mitos, legenda, dan dongeng. Reyog

Ponorogo tidak sekadar tradisi pertunjukan, tetapi juga salah satu kesenian budaya

yang penuh makna dan nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia

Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Uswatun Hasanah: Bathara Katong,

Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Uswatun

Hasanah: Bathara Katong, Reyog Reyog Reyog Reyog Reyog untuk menghayati

kehidupan ini secara penuh. Makna kehadiran kesenian tradisional ini bukan

hanya pada keindahan dan kekhasan dari sisi penampilannya yang memang

menjanjikan kemegahan, tetapi lebih dari itu adalah pada nilai-nilai kultural atau

kearifan lokal yang visualisasinya tampak dalam simbol-simbol fragmen tarian

yang disajikan dalam penampilan kelompok Reyog Ponorogo yakni Tari Warok ,

Tari Jathil , Bujangganong , Tari Klana , dan Topeng Dhadak Merak. Melalui

pementasan tersebut, nilai-nilai luhur yang hendak disampaikan, divisualisasikan

agar meresap di dalam diri setiap generasi dalam memperjuangkan martabat

bangsa.

Nilai-nilai kesenian Reog dapat diungkap dengan memakai teori nilai Max

Scheler; bahwa nilai-nilai mempunyai hierarkinya antara lain: nilai-nilai (yang

tertinggi) adalah nilainilai kerohanian, nilai-nilai spiritual, nilai-nilai kehidupan,

dan nilai-nilai (yang terendah) adalah nilai-nilai kesenangan. Nilai-nilai keseniaan

Reog mengutip (Budhirianto, Sumiaty, & Syaidah, 2018) adalah sebagai berikut:

nilai-nilai kerohanian, nilai-nilai spiritual, nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai

kesenangan.

Page 9: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

926

Gambar 2. Gebyar reyog bulanan di Instagram

Gebyar reog dilaksanakan tiap tanggal 11 di setiap bulan di setiap desa

yang ada di Ponorogo guna mempromosikan pada kanca nasional maupun

internasional bahwa Kabupaten Ponorogo tengah gentar mengangkat kembali

Reyog yang menjadi icon Ponorogo karena kebudayaan ini pernah hampir di curi

oleh negara lain dan di ambil menjadi kebudayaan mereka.

Tari Reog Ponorogo sempat menjadi bahan berita di Indonesia pada bulan

November 2007, saat Tari Barongan, yang ‘persis bahkan sama’4 dengan Reog,

menjadi bagian dari kampanye pariwisata Visit Malaysia 2007, ‘Malaysia Truly

Asia’. Yang paling menyinggung perasaan orang Ponorogo, sosok Singo Barong

yang menjadi ikon Reog pakai topeng Dadak Merak terkenalnya tanpa tulisan

‘Reog Ponorogo’ yang seharusnya ada di mana pun Reog dipentaskan. Malah

tulisan Reog Ponorogo itu diganti dengan satu kata: ‘Malaysia’. Kebetulan pada

tahun 2004 diciptakan buku ‘Pedoman Dasar Kesenian Reog Ponorogo Dalam

Pentas Budaya Bangsa’ yang merupakan daftar lengkap alat-alat dan gerakan

Reog dan juga menjaminkan hak cipta atas Reog kepada kabupaten Ponorogo,

tetapi hanya sampai ke tingkat nasional (Mapson, 2010).

4. SEJARAH PONOROGO

Banyak sekali rintangan yang dihadapi bathara katong saat membabat

hutan pada tahun 1486 termasuk gangguan yang berasal dari makhluk astral,

tentunya dengan bantuan porajurit wengker dan para warok selesailah tugas

membabat itu. Tidak lama kemudian hutan belantara itu berubah menjadi sebuah

kadipaten kecil. Para pendudukpun banyak berdatangan dan Bathara Katong

memboyong permaisurinya yang bernama Niken Sulastri. Daerah yang .baru

Page 10: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

927

dibangun ini diberi nama Prana Raga. Dan dikenal sampai sekarang sebagai

Ponorogo.

Cerita fiktif tentang Kerajaan Bantarangin yang mendasari terciptanya

kesenian reyog ponorogo. Para keturunan dari Bathara Katong mendirikan

sebuah pusat pembelajaran agama islam atau yang dikenal dengan nama

pesantren. Tapi ajaran islam itu tidak sesuai dengan kekuasaaan politik.

Penyebarluasan agama islam membawa pengaruh langsung kepada perlusaan

kekuasaan.Seabab inilah yang menjadikan Bathara Katong sebagai contoh figur

penguasa sekaligus ulama yang ideal.

Pada saat itu Bathara Katong membawa Ponorogo dalam kejayaannya dan

dikenal dengan gelar Adipati Sri Bathara Katong ditandai dengan ditemukannya

prasasti berupa sepasang batu gilang. Dan mengandung isi tentang penobatan

yang dianggap suci dan bertuliskan tahun 1496 M, Dengan dasar peninggalan

prasasti itu membuktikan pengangkatan Bathara Katong sebagai Adipati

Kadipaten Ponorogo.Dan tanggal 11 Agustus sebagai Hari Lahirnya Ponorogo.

Sang Adipati ini dikenal mempunyai sebuah pusaka berupa sebuah tombvak yang

diberi nama Kyai Tunggul Naga.

Tobak itu memiliki panjang 60 cm dan terdapat ukiran nag di tangkainya

yang terbuat dari sulur jati, ada beberapa versi tentang asal usul tombak itu, Versi

babad Ponorogo adalah Ponorogo itu berasal dari jerih payah Bathara Kartong.

Bathara katong bersama dengan Joyodipo dan kayai ageng mirah melakukan

musyawarah saat bulan purnama di wilayah Katongan. Nama Bathara katong

diabadikan menjadi nama jalan utama di ponorogo dan nama sebuah stadion, dan

setiap tanggal 1 Sura selalu diperingati sebagai hari jadi Ponorogo sekaligus

juntuk mengingat mendiang Adipati Katong. Bathara Katong hidup pada jaman

dulu dan hingga saat ini masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa Adipati

Katong masih hidup sampai sekarang.Bathara Katong berperan sebagai tokoh

politik pertama di Ponorogo.Dan berkat Bathara Katong kadepaten Ponorogo

berubah menjadi Kabupaten Ponorogo.

Page 11: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

928

Gambar 3. Festival Reog Mini di Instgram

Ada bebrapa event yang di adakan tiap bulan maupun tiang tahun yang di

adakan dinas pariwisata dan kebudayaan Ponorogo untuk setiap bulannya

mempunyai agenda pertunjukan reyog di tiap malam bulan purnama yang

dilaksanakan di panggung utama aloon-aloon ponorogo dan untuk grup reyognya

dipilih secra random perwakilan per kecamatan se kabupaten Ponorogo. Untuk

agenda event tiap tahun ada dua festival perlombaan reyog guna memperingati

HUT Ponorogo dan memperingati 1 suro. Pada saat HUT Dinas Pariwisata

Ponorogo mengadakan festival Reyog mini yang di ikuti oleh pelajar-pelajar SD

sampai SMP sedangkan pada malam 1 suro Dinas Pariwisata mengadakan festival

reyog Nasional yang bisa diikuti oleh grup Reyog atau perwakilan kota se

Indonesia.

Gambar 4. Group Reyog Unggulan Ponorogo di Instagram

Berikut daftar penyaji terbaik festival reyog tahun 2019, sebanyak 37 grup

reyog dari seluruh wilayah Indonesia yang mengikuti festival nasional reyog

Page 12: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

929

XXVI telah unjuk kebolehan. Selamat untuk 10 penyaji terbaik pada gelaran

FNRP kali ini. Juga kepada 10 penyaji terbaik festival Reyog Mini XVII yang

telah besaing dari total 37 peserta grup reyog mini se-Ponorogo.

KESIMPULAN

Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur,

Kabupaten Ponorogo selama ini dikenal oleh masyarakat Nasional maupun

Internasional sebagai Kota budaya dengan Kesenian Reog yang sudah terkenal

sampai penjuru dunia. Kota yang memiliki banyak potensi mulai dari budaya,

sumber daya Manusia maupun sumber daya alam sangat menarik untuk di

datangi. Dengan letak yang stategis dengan bentang alam di dominasi perbukitan,

Kabupaten Ponorogo menyimpan banyak potensi alam yang tersimpan pada setiap

penjuru kota. Ponorogo juga memiliki salah satu objek wisata yang sangat

terkenal yaitu Telaga Ngebel, dengan cita rasa durian menjadi khasnya. Selain itu

Ponorogo juga memiliki makanan khas yang sudah legendaris yaitu sate ayam.

Pemanfaatan kesenian tradisional dalam menghadirkan sebuah citra kota

merupakan salah satu upaya untuk melestarikan keberadaan sebuah artefak

kebudayaan. Pendekatan melalui budaya dalam menciptakan sebuah strategi

branding kota harus disertai dengan kajian-kajian tertentu, agar pengaplikasian

budaya tersebut tidak mengurangi nilai-nilai sebuah kebudayaan. Penggunaan

artefak kebudayaan seperti kesenian tradisional harus disertai dengan semangat

nilai dan makna yang terkandung di dalamnya, sehingga penggunaannya tidak

hanya untuk kepentingan estetika saja. Hal tersebut dilakukan agar nilai dan

makna pada kesenian tradisional tidak hilang, sehingga identitas dari kesenian

tradisional tersebut akan hilang dan posisinya akan sama dengan benda-benda

dekoratif lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A. (2013). Pasang Surut Dominasi Islam A . Pendahuluan Ponorogo

merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur , tepatnya barat

daya Jawa Timur berbatasan dengan wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah

. Ponorogo adalah sebuah nama yang terkenal karena kesenian Re. XIII,

111–134.

Astuti, W. P., & Kusumawati, A. (2018). Upaya Pemasaran Pariwisata Ponorogo

Page 13: KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

930

Melalui City Branding dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan ( Studi

Kasus pada City Branding Kabupaten Ponorogo dengan Tagline “ Ethnic

Art of Java ” ). Jurnal Administrasi Binis, 55(1), 48–58. Retrieved from

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/22

40/2638

Budhirianto, S., Sumiaty, N., & Syaidah, N. (2018). Analisis Wacana Media

Terhadap Kebijakan Dan Citra Pemerintah Di Surat Kabar Daerah Pada

Tahun 2017. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Pembangunan, 19(2), 101.

https://doi.org/10.31346/jpkp.v19i2.1607

Hilman, Y. A., & Megantari, K. (2018). Model City Branding Sebagai Strategi

Penguatan Pariwisata Lokal Provinsi Jawa Timur. Jurnal Komunikasi Dan

Kajian Media, 2(2), 22–35.

Mapson, L. C. (2010). Kesenian , Identitas , dan Hak Cipta : Kasus ‘ Pencurian ’

Reog Ponorogo.

Megantari, K. (2018). Penerapan Strategi City Branding Kabupaten Ponorogo

“Ethnic Art of Java.” Aristo, 7(1), 130.

https://doi.org/10.24269/ars.v7i1.1385

Sugianto, A., Ponorogo, E. P., & Biru, S. (n.d.). Alip Sugianto, Eksotika

Pariwisata Ponorogo , Samudra Biru, Yogyakarta, 2015, hlm.7. 1–7.

Yurisma, D. Y., EBW, A., & Sachari, A. (2015). Kesenian Tradisi Reog Sebagai

Pembentuk Citra Ponorogo. Visualita, 7(1), 11.

https://doi.org/10.33375/vslt.v7i1.1081