1 KOTA KREATIF DESAIN DALAM MEDIA KOMUNIKASI (Strategi Penggunaan Media Komunikasi Pemerintah Kota Bandung dalam Rangka Mensosialisasikan Bandung sebagai Kota Kreatif Desain) Imanda Kartika Sari Sri Herwindya Baskara Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract This study aimed to determine about how the goverment of Bandung using media of communication on sosializing Bandung as a creative city design. In addition, this study also discussed the urgency of Bandung as a creative city of design, creative programs established by the government and found the supporting factors and obstacles in the mediated of communication. Based on the results of this research is that the urgency of Bandung as a city of design is to raise the happiness index of Bandung city and boost tourism. Programs that are set in the form of local initiatives and initiatives involving other cities. The government of Bandung used communication strategies that; get to know the audience, compose the message, set the method, selection and media selection and monitoring and evaluation. Supporting factor is there’s the command from mayor of Bandung, Ridwan Kamil that all goverment employee in Bandung must have social media; human resources technology literacy; and the advantages of communication technology used. And the obstace factor are some people who are not familiar with communications technology; there are still people who are skeptical and from internal side is admin of social media goverment uploads the information in the wrong time. Keywords: qualitative descriptive, creative city, the city of design, communication strategy Pendahuluan Kota kreatif adalah “kota yang menciptaan lingkungan yang mendukung orang untuk memikirkan, merencanakan, dan bertindak dengan imajinasi dalam memanfaatkan kesempatan dan masalah kota, mengubah kesempatan menjadi pemecahan”. Menurut Landry, yang penting adalah keberadaan “piranti keras” (infrastruktur) dan “piranti lunak” (tenaga kerja yang dinamis, fleksibel dan
20
Embed
KOTA KREATIF DESAIN DALAM MEDIA KOMUNIKASI … - KOTA KREATIF DESAIN DALA… · serta berbasis dari sumber daya yang dapat ... kerajinan dan kesenian rakyat, desain, seni media, dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KOTA KREATIF DESAIN DALAM MEDIA KOMUNIKASI
(Strategi Penggunaan Media Komunikasi Pemerintah Kota Bandung dalam
Rangka Mensosialisasikan Bandung sebagai Kota Kreatif Desain)
Imanda Kartika Sari
Sri Herwindya Baskara Wijaya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
This study aimed to determine about how the goverment of Bandung using
media of communication on sosializing Bandung as a creative city design. In
addition, this study also discussed the urgency of Bandung as a creative city of
design, creative programs established by the government and found the supporting
factors and obstacles in the mediated of communication. Based on the results of this
research is that the urgency of Bandung as a city of design is to raise the happiness
index of Bandung city and boost tourism. Programs that are set in the form of local
initiatives and initiatives involving other cities. The government of Bandung used
communication strategies that; get to know the audience, compose the message, set
the method, selection and media selection and monitoring and evaluation.
Supporting factor is there’s the command from mayor of Bandung, Ridwan Kamil
that all goverment employee in Bandung must have social media; human resources
technology literacy; and the advantages of communication technology used. And
the obstace factor are some people who are not familiar with communications
technology; there are still people who are skeptical and from internal side is admin
of social media goverment uploads the information in the wrong time.
Keywords: qualitative descriptive, creative city, the city of design, communication
strategy
Pendahuluan
Kota kreatif adalah “kota yang menciptaan lingkungan yang mendukung
orang untuk memikirkan, merencanakan, dan bertindak dengan imajinasi dalam
memanfaatkan kesempatan dan masalah kota, mengubah kesempatan menjadi
pemecahan”. Menurut Landry, yang penting adalah keberadaan “piranti keras”
(infrastruktur) dan “piranti lunak” (tenaga kerja yang dinamis, fleksibel dan
2
memiliki kemampuan tinggi)1. Ide kota kreatif dipilih karena dapat membangun
indentitas lokal sehingga mampu memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi,
serta berbasis dari sumber daya yang dapat diperbaharui, yakni kreativitas manusia
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalamnya.
Konsep kota kreatif telah banyak diterapkan berbagai kota di dunia. Kota
kreatif terhubung dalam jaringan-jaringan kota kreatif yang dinaungi oleh
UNESCO. Jaringan kota kreatf (creative network) dibentuk pada tahun 2004
dengan nama UCCN (UNESCO Creative City Network). UCCN ini merupakan
wadah bagi berbagai kota kreatif dan mendorong kemitraan pembangunan. Tercatat
sebanyak 116 anggota dari 54 negara tergabung dalam jejaring kota kreatif
UNESCO ini2. UNESCO mengelompokkan kota kreatif berdasarkan tema-tema
tertentu sesuai dengan lokalitas suatu kota, diantaranya adalah kota literatur,
sinema, musik, kerajinan dan kesenian rakyat, desain, seni media, dan kuliner.
Di Indonesia, predika kota kreatif versi UNESCO didapatkan oleh Kota
Pekalongan pada 1 Desember 2014 dalam kategori Craft and Folks Art atau
Kerajinan dan Kesenian Rakyat melalui kerajinan batiknya. Pada tahun 2014, Kota
Pekalongan merupakan kota pertama dan satu-satunya bahkan di Asia Tenggara
yang berhasil masuk dalam jejaring kota kreatif dunia.
Tidak hanya Kota Pekalongan saja yang berjuang untuk bisa mendapatkan
predikat kota kreatif versi UNESCO ini, sejak tahun 2012 Kota Bandung telah
melakukannya. Setelah tiga tahun berjuang akhirnya pada 11 Desember 2015, Kota
Bandung mendapatkan predikat kota desain versi UNESCO. Desain dalam
pengertian yang dimaksud adalah “bangunan proses kreatif” dalam memunculkan
warna dan karya-karya baru, berpijak dengan alas dan bahan yang sudah ada3.
Kota ini dianggap memiliki beragam potensi yang mengarah pada kreatif
desain baik dari segi desain interior, eksterior, desain kreatif yang mengacu pada
usaha ekonomi kreatif dan sebagainya. Pusat kreativitas Kota Bandung berasal dari
tantangannya/#sthash.Il5jt2PX.CqpLeZgv.dpbs diakses pada 11 April 2016, pukul 21.22 WIB. 2 http://en.unesco.org/creative-cities/home diakses pada 14 Agustus 2016, pukul 00.45 WIB 3 http://edisicetak.joglosemar.co/node/115812 diakses pada 13 April 2016, pukul 00.55 WIB
ini hingga sejauh mana kota kreatif desain ini dapat memberikan kehidupan yang
lebih baik. Maka dari itu untuk memberitahukan secara luas dibutuhkanlah sebuah
sosialisasi.
Rumusan Masalah
Penelitian ini berusahan menggambarkan tentang:
1. Apa urgensi Kota Bandung sebagai kota kreatif desain?
2. Program kreatif apa saja yang ditetapkan Pemerintah Kota Bandung sebagai
upaya mempertahankan predikat Kota Bandung sebagai kota krearif desain?
3. Bagaimana strategi penggunaan media komunikasi Pemerintah Kota
Bandung dalam rangka mensosialisasikan Kota Bandung sebagai kota
kreatif desain?
4. Faktor apa saja yang mendukung strategi komunikasi penggunaan media
komunikasi Pemerintah Kota Bandung dalam rangka mensosialisasikan
Kota Bandung sebagai kota kreatif desain?
5. Faktor apa saja yang menghambat strategi komunikasi penggunaan media
komunikasi Pemerintah Kota Bandung dalam rangka mensosialisasikan
Kota Bandung sebagai Kota Kreatif Desain?
Telaah Pustaka
1. Komunikasi
Hovland, Laswell mengemukakan bahwa cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:
Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau
Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan
Pengaruh Bagaimana?. Definisi diatas menjelaskan bahwa, komunikasi
merupakan proses penyampaian simbol-simbol balk verbal maupun
nonverbal. Rangsangan atau stimulus yang disampaikan komunikator
akan mendapat respon dari komunikan selama keduannya memiliki
manna yang sama terhadap pesan yang disampaikan Jika disimpulkan
maka komunikasi adalah suatu proses, pembentukan, penyampaian,
penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam seseorang dan
5
atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu sebagaimana
diharapkan oleh komunikator7.
Menurut Effendy, dalam rumusan Laswell mengenai “efek apa yang
diharapkan”, secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab.
Pertanyaan tersebut diantaranya:
- When (kapan dilaksanakannya?)
- How (bagaimana melaksanakannya?)
- Why (mengapa melaksanakan demikian?)
Tambahan pertanyaan tersebut sangat penting karena pendekatan
(approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi bisa
berjenis-jenis, yakni:
- Information (informasi)
- Persuasion (persuasi)
- Instruction (instruksi)
2. Media Komunikasi
Media sebagai suatu sarana atau alat yang digunakan komunikator atau
sumber untuk menyampaikan atau menyebarkan pesan agar dapat sampai pada
komunikan. Media adalah “saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunikator ke komunikan”.
Proses komunikasi bermedia inilah dianggap sebagai proses komunikasi
secara sekunder. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklarifikasikan sebagai media massa (mass media) dan
media nirmassa atau media no massa (non-massa media). Media massa
misalnya surat kabar, radio siaran, radio televisi, dan film yang diputar di
gebung bioskop memiliki ciri-ciri tertentu, antara ciri masif atau massal
yakni tertuju pada sejumlah orang yang relatif amat banyak. Sedangkan
media nirmassa atau media non massa, umpannya surat, telepon, telegram,
poster, spanduk, papan pengumuman, buletin, folder, majalah organisasi,
radio amatir atau radio CB (citizen band), televisi sekitar (closed circuit
televisio), dan film.8.
7 Deddy, Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. 2010. Bandung: Remadja Rosdakarya, hlm
68. 8 Onong Uchjana, Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. 2003. Bandung: Remaja
Rosdakarya, hlm 18.
6
3. Teknologi Komunikasi
Teknologi adalah “a design for instrumental action that reduces the
uncentainty in cause-effect relationship involve in achieving a desired outcome”.
Teknologi komunikasi diartikan sebagai perlengkapan hardware, struktur
organisasi, dan nilai-nilai sosial dimana individu-individu mengumpulkan,
memproses, dan tukar menukar informasi dengan individu-individu lain9. Salah
satu teknologi komunikasi generasi terbaru yang banyak digunakan adalah
smartphone. Secara umum smartphone adalah sebuah ponsel multifungsi yang
dilengkapi dengan kemampuan untuk mengakses internet. Smartphone, handphone,
tablet PC, laptop, komuputer dan sebagainya merupakan perangkat elektronika
yang dibentuk secara portable dan mobile dengan adanya microchip10.
4. Strategi Komunikasi
Hallahan mendefinisikan strategi komunikasi sebagai ‘alat’ yang sengaja
digunakan oleh organisasi untuk mencapai misi dan tujuannya. Sehingga sifatnya
informatif, persuasif, dirskusif serta berupa komunikasi relasional bila digunakan
dalam konteks pencapaian misi organisasasi. Allan Hancock dalam Eddie C.Y. Kuo
(1996) mengungkapkan bahwa perencanaan komunikasi, dan sedapat mungkin
diinterpretasikan dalam tiga unsur, yaitu (1) kebijakan pembangunan dan publik,
(2) sistem infrastruktur komunikasi dan (3) teknologi.
Arifin dalam Marhaeni Fajar mengungkapkan bahwa rumusan rancangan
strategi terdiri dari11:
1. Mengenal Khalayak
Komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak, terutama pesan, metode dan media dengan memahami pola pikir
(frame of reference) dan lapangan pengalaman (field of experince)
khalayak secara tepat dan seksama.
9 Agoeng, Noegroho. Teknologi Komunikasi. 2010. Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm 3. 10 Jack, Febrian dan Farida Andayani. 2002. Kamus Komputer dan Istilah Teknologi Komunikasi.
Bandung: Informatika. Hlm 142. 11 Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm 184-
213.
7
2. Menyusun pesan
Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah
mampu membangkitkan perhatian untuk selanjutnya menggerakkan
seseorang atau banyak orang melakukan suatu kegiatan (action) sesuai
tujuan yang dirumuskan.
3. Menetapkan metode
Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan bentuk pesan, keadaan
khalayak, fasilitas dan biaya. Metode komunikasi yang efektif menurut
Arifin:
a. Redundancy (repetition)
Mempengaruhi khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan kepada
khalayak
b. Canalizing
Komunikator menyediakan saluran- saluran tertentu untuk menguasai
motif-motif tertentu yang ada pada khalayak dengan memahami dan
meneliti pengaruh kelompok terhadap individu dan masyarakat.
c. Informatif
Suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak
dengan cara (metode) memberikan penerangan. Penerangan
(information) berarti pesan-pesan yang dilontarkan itu berisi tentang
fakta-fakta dan pendapat-pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
d. Persuasif
Suatu cara untuk mempengaruhi komunikan dengan tidak diberi
kesempatan untuk banyak berpikir kritis, bahkan kalau perlu khalayak
itu dapat terpengaruh secara tidak sadar (suggestive). Sehubungan
dengan proses komunikasi persuasif itu, berikut ini adalah teknik-
teknik yang dapat dipilih12:
- Teknik asosiasi
Penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya
pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian
khalayak.
- Teknik integrasi
Kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara
komunikatif dengan komunikan.
- Teknik ganjaran
Kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara