8/19/2019 Kota Dumai http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 1/16 Kota DUMAI 2012 Potensi Investasi Daerah 1 A.Gambaran Wilayah A.1Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/ kota di Propinsi Riau ditinjau dari letak geografis, Kota Duma terletak antara 101 0 23 0 37’’ – 101 0 8 0 13’’ Bujur Timur dan 1 0 23’23’’ –1024’23’’ Lintang Utara dengan luas wilayah 1.727,38 km 2 . Kota Dumai memiliki lima (5) kecamatan dan 33 kelurahan. Batas administrative Kota Dumai adalah sebaga berikut: Utara : Selat Rupat, Kabupaten Bengkalis Timur : Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis Selatan : Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis Barat : Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih ,Kabupaten Rokan Hilir
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 1/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 1
A.
Gambaran Wilayah
A.1
Kondisi Geografis
Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/ kota di Propinsi Riau ditinjau dari letak geografis, Kota Duma
terletak antara 101023037’’ – 10108013’’ Bujur Timur dan 1023’23’’ – 1024’23’’ Lintang Utara dengan luas wilayah 1.727,38
km2. Kota Dumai memiliki lima (5) kecamatan dan 33 kelurahan. Batas administrative Kota Dumai adalah sebaga
berikut:
Utara : Selat Rupat, Kabupaten Bengkalis
Timur : Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis
Selatan : Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis
Barat : Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih ,Kabupaten Rokan Hilir
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 2/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 2
A.2
Topografi
Kota Dumai memiliki 16 sungai besar dan kecil dengan total panjang keseluruhan 222 km, yang bermuara ke Selat
Rupat dan Selat Malaka sebagia jalur lalu lintas perdagangan. Jika dilihat dari segi topografi, Kota Dumai termasuk ke
dalam kategori daerah yang datar dengan tingkat kemiringan lereng 0 - <3%, dimana sebelah utara Kota Dumai
umumnya merupakan dataran yang landai dan ke selatan semakin bergelombang.
A.3
Iklim dan Cuaca
Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh iklim laut. Musim hujan jatuh pada bulan September hingga bulan Fruari dan
Periode kemarau dimulai pada bulan Maret hingga bulan Agustus dengan iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh
sifat iklim laut dengan curah hujan berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 2.600 mm selama 75 sampai dengan 130
hari per tahun.
Kondisi ini didukung pula oleh suhu rata-rata 260C – 320C dengan kelembaban antara 82% -84 % . laju percepatan
angin berkisar antara 6 – 7 Knot, menjadikan Dumai sebagai kawasan yang paling bersahabat dengan iklim dan
cuaca. Dalam lima tahun terakhir, keadaan ini terganggu dengan bancana asap yang cukup merugikan daerah.
A.4
Pembagian Wilayah
Kota Dumai dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999, tanggal 20 April 1999, yang meliputi tiga
kecamatan, yaitu Kecamatan Dumai Barat, Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Bukit Kapur. Kemudian
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Sungai SembilanKecamatan Medang Kampai, serta Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Sungai Sembilan dan Medang Kampai, sehingga Kota
Dumai memiliki lima kecamatan yakni; 1) Kecamatan Dumai Timur, 2) Kecamatan Dumai Barat, 3) Kecamatan Bukit
Kapur, 4) Kecamatan Sungai Sembilan, dan 5) Kecamatan Medang Kampai.
Pada tahun 2009 ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2009 tentang pembentukan dua kecamatan
Baru yaitu Kecamatan Dumai Kota dan Kecamatan Dumai Selatan, sehingga secara administrasi Kota dumai terdiri
dari 7 (tujuh) kecamatan, 33 kelurahan serta 527 Rukun Tetangga. Berukut wilayah administrasi dari Kota Dumai :
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 3/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 3
Tabel A-1 Wilayah Administratif Kota Dumai
NoWILAYAH ADMINISTRASI
KECAMATAN KELURAHAN
1 Bukit Kapur Bagan Besar
Bukit Kayu KapurBukit Nenas
Gurun Panjang
Kampung Baru
2 Dumai Barat Bagan Keladi
Pangkalan Sesai
Purnama
Simpang Tetap DarulIchsan
3 Dumai Kota Bintan
Dumai Kota
Laksamana
Rimba Sekampung
Sukajadi
4 Dumai Selatan Bukit Datuk
Bukit Timah
Bumi Ayu
Mekar Sari
Ratu Sima
5 Dumai Timur Bukit Batrem
Buluh Kasap
Jaya Mukti
Tanjung palas
Teluk Binjai6 Medang Kampai Guntung
Mundam
Pelintung
Teluk Makmur
7 Sungai Sembilan Bangsal Aceh
Basilam Baru
Batu Teritip
Lubuk Gaung
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 4/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 4
B.
Potensi Wilayah Dumai
B.1
Perekonomian
Salah satu sisi untuk melihat keberhasilan pembangunan dari aspek perekonomian itu wilayah adalah ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB). PDRB atas dasar harga berlaku dapat memberikan gambaran tentang struktur
ekonomi suatu wilayah yang dilihat memalui kontribusi sector ekonomi terhadap pembentukan PDRB.
Tabel B-1 Kontribusi sector ekonomi terhadap PDRB dengan migasKota Dumai Tahun 2007-2010 (%)
Sektor 2007 2008 2009 2010
Pertanian 4.10 3.34 3.09 2.86
Pertambangan & Penggalian 0.28 0.23 0.22 0.21
Industri Pengolahan 56.27 62.14 63.45 64,03
Listrik, Gas % Air Bersih 0.45 0.37 0.35 0.34
Bangunan 9.89 9.33 8.02 6.98Perdagangan, Hotel &Restoran
13.15 11.59 12.28 12.82
Pengangkutan & Komunikasi 8.02 6.52 6.24 5.93
Keu Persewaan & JasaPerusahaan
1.79 1.45 1.43 1.53
Jasa-jasa 6.11 5.04 4.91 4.69
Sumber : BPS Kota Dumai, 2011 (diolah)
Sektor-sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB di Kota Dumai dengan
migas tahun 2007-2010 secara berturut-turut antara lain sektor industri pengolahan (64,03%) ; sektor perdagangan
hotel dan restoran (12,8%) ; sektor bangunan (6,98%); sektor pengangkutan dan komunikasi 5,9%). Sektor yang
kontribusinya sangat kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air bersih. Jika
dilihat secara keseluruhan pada empat tahun terakhir (2007-2010), posisi masing-masing sektor masih tetap
meskipun terdapat perubahan besarnya kontribusi.
Kontribusi sektor industri pengolahan sangat dominan terhadap pembentukan PDRB dalam struktur migas Kota
Dumai dengan nilai sebesar 64.63% pada tahun 2010. Kontribusi sektor pengolahan memiliki kecendrungan yang
semakin meningkat setiap tahunnya. Jika dilihat dari subsektornya, peningkatan nilai tambah pada subsector industr
migas sangat mempengaruhi adanya peningkatan pada sektor industri pengolahan. Kondisi ini cukup beralasan
karena di Kota Dumai terdapat industri pengilangan minyak bumi.
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 5/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 5
Tabel B-2 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Tanpa MigasKota Dumai Tahun 2007-2010 (%)
Berdasarkan Tabel diatas jika subsector migas tidak dimasukkan ke dalam perhitungan PDRB (PDRB tanpa migas),
maka selama tahun 2007-2010 sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan memberikan
kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Dumai. Sektor dengan kontribusio terkecil adalah sektor
pertambangan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
B.2
Kependudukan dan Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilaksanakan secara nasional oleh Badan Pusat Statistik pada
tahun 2010, jumlah penduduk kota Dumai tercatat sebesar 253,803 jiwa atau 4.58% dari total penduduk Propinsi Riau
dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 147 jiwa tiap Km2. Sex ratio penduduk Kota Dumai adalah sebesar 107
yang menunjukan bahwa pada setiap 100 laki-laki terdapat 107 wanita.
Indicator kualitas penduduk dapat diukur dengan indeks pembagunan manusia (IPM). Peningkatan kualitas manusia
diyakini akan menciptakan kinerja ekonomi yang lebih baik. Pembangunan manusia (IPM) mencakup 4 indikator
yaitu angka harapan hidup waktu lahir, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita
disesuaikan. Kota Dumai merupakan kabupaten/ kota dengan nilai IPM terbesar kedua di Propinsi Riau. IPM Kota
Dumai pada tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu menjadi 77.75 dibanding tahun 2009 dengan IPM sebesar
77.30. Angka ini menunjukan bahwa Kota Dumai masih berada pada criteria menengah atas, yang berartipembangunan terutama di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi masih harus dipicu agar kualitas masyarakat
semakin meningkat.
Indicator ketenagakerjaan dapat dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), tingkat penganguran terbuka
serta tingkat kesempatan kerja. Indicator ketenagakerjaan Kota Dumai dapat dilihat pada table di bawah ini:
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 6/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 6
Tabel B-3 Indikator Ketenagakerjaan Kota Dumai Tahun 2007-2010(Persen)
TahunTingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)
TingkatPenganguran
Terbuka
Tingkat KesempatanKerja
2007 61,32 18,54 81,462008 65,45 14,90 85,10
2009 63,13 13,45 86,55
2010 62,49 14,68 85,32
Sumber : BPS Propinsi Riau, 2011 (diolah)
Tingkat Psrtisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan rasio antara angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia
kerja (15 tahun keatas). Semakin besar nilai TPAK menunjukkan semakin meningkatnya penduduk usia kerja di suatu
daerah. TPAK Kota Dumai tahun 2010 sebesar 62,49%. Dimulai pada tahun 2008 TPAK semakin menurun dimana
TPAK pada tahun 2008 sebesar 65,45% pada tahun 2009 sebesar 63,13%.
Tingkat kesempatan kerja menggambarkan banyaknya angkatan kerja yang tertampung dalam pasar kerja. Pada
tahun 2007 tingkat kesempatan kerja di Kota Dumai sebesar 81,46%. Pada tahun 2008 dan 2009 tingkat kesempatan
kerja semakin meningkat yaitu masing-masing sebesar 85,10% dan 86,55%. Pada tahun 2010 tingkat kesempatan kerja
menurun menjadi 85,32%.
B.3
Upah Minimum Regional
Upah Minimum Regional (UMR) di Kota Dumai setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, untuk tahun 2012
UMR Kota Dumai sebesar Rp. 1.287.000,-. Data UMR dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel B-4 UMR Kota Dumai tahun 2008-2011
Tahun Nilai UMR Kota Dumai
2008 800.000
2009 910.000
2010 1.070.000
2011 1.177.000
2012 1.287.000
B.4
Prasarana WilayahKelistrikan
Faktor pendukung keberhasilan investasi banyak ditentukan oleh adanya energi listrik, karena keberadaan listrik
dapat mengubah suatu daerah menjadi strategis bagi pengembangan industri. Berdasarkan data raperda Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada tahun 2011 kebutuhan akan energi listrik di Kota Dumai untuk konsumsi sebesar
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 7/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 7
163.046.535 KwH dengan beban puncak sebesar 66.954 kw dan daya terpasang sebesar 78.770 KVA, berdasarkan
data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk seluruh wilayah Kota Dumai sudah dapat menikmati aliran listrik.
Air Bersih
Pada saat ini air bersih di Kota dumai diperoleh dari berbagai sumber diantaranya Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), Pertamina, PT Pelindo dan sumur-sumur galian masyarakat. Volume air bersih yang disediakan oleh PDAM
dengan kapasitas 318.387m2 per tahun belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kota Dumai secara
keseluruhan. Diperkirakan kebutuhan air bersih untuk penduduk Kota Dumai yang jumlahnya sekitar 250.592 jiwa,
perkantoran, instansi pemerintah dan industry mencapai 42.099.603 liter per hari. Kekurangan pasokan air bersih
tersebut telah mengharuskan masyarakat mencari solusi alternative yaitu dengan membuat sumur-sumur galian di
lingkungan dimana mereka tinggal. Untuk itu, pemerintah Kota Dumai merencanakan pengembangan air bersih d
Kota Dumai yang berasal dari sungai Mesjid dan sungai Rokan.
Sistem penyediaan air minum adalah penyediaan kebutuhan air bersih atau air minum yang dilayani oleh PDAM Tirta
Dumai dengan kapasitas sebesar kurang lebih 80.948.000 liter/hari, yang terdapat di Kecamatan Bukit Kapur dengan
kapasitas sebesar 14.198.000 liter/hari. Kecamatan Dumai Barat sebesar 26.693.000 liter/hari, Kecamatan Duma
Timur sebesar 28.180.000 liter/hari, Kecamatan Medang Kampai sebesar 3.250.000 liter/hari dengan sistem
pengaliran pada jaringan transmisi atau distribusi di daerah pelayanan Kota Dumai.
Jalan Raya
Jalan merupakan sarana penting dalam memperlancar kegiatan ekonomi. Tersedianya jalan yang berkualitas akan
meningkatkan usaha pembangunan khususnya dalam upaya memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar
lalu lintas barang antar daerah. Panjang seluruh jalan di Kota Dumai pada tahun 2011 adalah 1.766,04 km yang terdir
dari jalan nasional, jalan propinsi dan jalan Kota Dumai yang dirinci seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel B-5 Data Inventarisasi Panjang Jalan Di Kota Dumai Tahun 2011
Status Jalan Panjang Jalan (km)
Jalan Nasional 36,53
Jalan Propinsi 146,29Jalan Kota Dumai 1.584,22
Pelabuhan Laut
Kota Dumai memiliki beberapa pelabuhan, diantaranya adalah: Pelabuhan Pelindo, pelabuhan ini dapat melakukan
bongkar muat barang umum sebesar 5,6 juta ton/tahun dan CPO 6 juta ton/ tahun, serta adanya keluar masuknya
kapal selama 1 tahun sebanyak 2500 kapal. Pelabuhan Caltex/Chevron untuk mengangkut minyak mentah dan BBM
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 8/16
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 9/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 9
Gaung, Pelintung, Guntung, Purnama, Bukit Timah, Bukit Kapur, Gurun Panjang, Bagan Besar, dan
Kelurahan Tanjung Palas dengan total luas lebih kurang 74.088 Ha.
Kawasan perikanan di tempatkan di Kelurahan Batu Teritip, Basilam Baru, Lubuk Gaung, Bangsal
Aceh, Purnama dan Kelurahan Bagan Besar seluas lebih kurang 6.547 Ha.
Kawasan peternakan di tempatkan di Kelurahan Tanjung Palas dialokasikan seluas lebih kurang 100
Ha.
Kawasan Sektor Sekunder (pelabuhan, perdagangan dan zona industry), terdiri dari :
Kawasan pelabuhan samudera di Kelurahan Dumai Kota, Buluh Kasap, dan Kelurahan Laksamana
seluas lebih kurang 79 Ha.
Kawasan pengembangan pelabuhan di Kelurahan Tanjung Palas, dan Kelurahan Mundam seluas lebih
kurang 231 Ha.
Kawasan pengembangan bandara di Kelurahan Bukit Batrem, Tanjung Palas, dan Kelurahan Bagan
Besar seluas lebih kurang 1.176 Ha.
Kawasan perdagangan regional dan grosir terpadu di Kelurahan Simpang Tetap, Pangkalan Sesai
Rimba Sekampung, Purnama, Guntung, Teluk Makmur, Bagan Besar, seluas lebih kurang 1.735 Ha.
Kawasan industry di Kelurahan Pelintung, Kayu Kapur, Lubuk Gaung, dan Pangkalan Sesai seluas
lebih kurang 5.275 Ha.
Kawasan sektor tersier (perkantoran, ruang terbuka hijau, pariwisata dan pengembangan lainnya) terdir
dari:
Kawasan ruang terbuka hijau di Kelurahan Datuk, Bukit Timah, Bukit Batrem, Bahan Besar, Kayu
Kapur, Gurun Panjang, dan Bukit Kapur dialokasikan ruang seluas lebih kurang 3.893 Ha.
Kawasan pengembangan lainnya di Kelurahan Pelintung dan Kelurahan Guntung dialokasikan lahan
seluas lebih kurang 7.647 Ha.
Kawasan pariwisata di Kelurahan Teluk Makmur dan Bukit Batrem dialokasikan ruang seluas lebih
kurang 70 Ha.
Kawasan pemukiman perkotaan, pemukiman pertanian, dan pengembangan Dumai Baru di Kota Duma
dialokasikan ruang yaitu;
Kawasan pemukiman perkotaan di Kelurahan Pangkalan Sesai, Laksamana, Simpang Tetap, Palas
Mundam, Bukit Datuk, Mekar Sari, Bukit Timah, Teluk Makmur, Bumi Ayu, Bukit Batrem dan
Kelurahan Guntung seluas lebih kurang 6.109 Ha.
8/19/2019 Kota Dumai
http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 10/16
Kota
DUMAI2012
Potensi Investasi Daerah 10
Kawasan pemukiman pertanian di Kelurahan Purnama, Rimba Sekampung, Bagan Keladi, Mekar Sari
Bukit Timah, Bangsal Aceh, dan Kelurahan Bagan Besar seluas lebih kurang 3.293 Ha.
Kawasan Pengembangan Dumai Baru di Kelurahan Bagan Besar, Bukit Kapur, Gurun Panjang, dan
Kelurahan Kayu kapur, Bukit Timah,dan Mekar Sari seluas lebih kurang 12.760 Ha.
Kawasan militer di Kelurahan Guntung, Teluk Makmur, dialokasikan seluas lebih kurang 117 Ha.
Kawasan objek vital negara di Kelurahan Jaya Mukti, Bumi Ayu, Buluh Kasap, dan Kelurahan Tanjung palas
dialaokasikan seluas lebih kurang 464 Ha.
C.
Peluang Investasi Hilirisasi Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kota Dumai
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi unggulan di Indonesia, kelapa sawit diyakini mempunyai daya saing
yang kuat dibandingkan minyak nabati lainnya seperti kedelai dan kelapa. Berdasarkan data Oil World, kebutuhan
minyak sawit mentah (CPO) di dunia akan mecapai 58 juta ton pada tahun 2020. Besarnya permintaan dunia
menjadikan budidaya dan pengembangan usaha cukup menjanjikan.
C.1
Profil Investasi
Minyak Kelapa sawit (CPO) setelah melalui pengolahan sangat bermanfaat mulai dari industri makanan hingga
industri kimia. Propinsi Riau merupakan daerah yang memiliki lahan kelapa sawit paling luas dan jumlah pabrik
pengolahan sawit yang paling besar di Indonesia. Pada tahun 2011 luas lahan kelapa sawit di Propinsi Riau sebesar 2.1
Juta Ha dengan jumlah produksi 6.2 juta ton per tahun. Jumlah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) menjad
Minyak Sawit Mentah (CPO) sekitar 146 PKS dengan kapasitas 5.645 ton TBS/ jam.
Sarana dan prasarana yang terdapat dikota Dumai sebagai pendukung kegiatan investasi seperti Bandar udara
pelabuhan laut maupun kawasan industri sudah tersedia.
C.2
Bahan Baku
Kondisi yang dihadapi di Propinsi Riau dimana jumlah perkebunan sawit dan CPO yang dihasilkan cukup banyak
namun industri hilirnya masih sangat sedikit, hal ini disebabkan karena selama ini Riau masih terkonsentrasi pada
industri hulu kelapa sawit/ CPO, belum kepada industri hilirnya. Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Propins
Riau berupaya untuk memfasilitasi pengembangan industri hilir (Down Stream Industry) dari kelapa sawit terutama
CPO, mengingat CPO merupakan produk utama dari perkebunan kelapa sawit. Dibawah ini daftar wilayah potens
pengembangan komoditi kelapa sawit yang terdapat di Propinsi Riau.