KOSMOLOGI YAHUDI Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Kosmologi Dosen Pengampu : Prof. Dr. Joko Siswanto, M. Hum. Disusun Oleh : Muhammad Agus Widiyanto (13/358027/PFI/370) PROGRAM PASCA SARJANA ILMU FILSAFAT FAKULTAS FILSAFAT 0 / 37
KOSMOLOGI YAHUDI
Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Kosmologi
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Joko Siswanto, M. Hum.
Disusun Oleh :
Muhammad Agus Widiyanto (13/358027/PFI/370)
PROGRAM PASCA SARJANA ILMU FILSAFAT
FAKULTAS FILSAFAT
0 / 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada semua kitab suci agama-agama besar dunia,
terdapat uraian tentang konsep penciptaan alam
semesta. Pada agama-agama abrahamik konsep penciptaan
semesta hampir mirip. Hal disebabkan karena agama-
agama Abrahamik yaitu Yahudi, Kristen dan Islam
bersumber dari ajaran yang sama, yaitu ajaran Nabi
Ibrahim (Abraham). Yaitu pada umumnya bercorak
geosentrisme, yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat
alam semesta.
Tema Kosmologi Yahudi sendiri mengandung 2 (dua)
pengertian, yaitu : pertama, kosmologi menurut para
filsuf Yahudi seperti ; Saadia (882-942), Yehuda Ha-
Levi (1075-1141), Moses Maimonides (1135-1204) dan
Gersonides (1288-1344). Kedua, kosmologi dalam kitab
suci dan kepercayaan (kosmogoni) yang berkem bang di
kalangan Yahudi.
Kosmologi Yahudi abad pertengahan secara umum
berbicara tentang kosmologi Yunani melalui pemikiran
Arab.Masalah utama bagi pemikir-pemikir Yahudi
terkait doktrin “creatio ex nihilo”. Semua pemikir-pemikir
Yahudi menolak pandangan Aristetolian bahwa materi itu
kekal, kecuali Maimonides (1134-1205) dan mayoritas
pemikir-pemikir pada masanya tak cukup syarat untuk
2 / 37
keyakinan “creatio ex nihilo”, mempertimbangkan hal ini
sebagai batu pertama keimanan Yahudi, Gersonides (1288-
1344) mengadopsi pandangan Plato “materi tanpa bentuk,
ada dari keabadian, atas mana Tuhan mengadakan bentuk.
Menelusuri pandangan kosmologi Yahudi, kita
berhadapan dengan bipolari -tas yang selalu mengiringi
perjalanan sejarah bangsa Yahudi.Dalam Bible dikatakan
bahwa Tuhan sebagai pencipta alama semesta telah
memberikan “Tanah” kepada bangsa Yahudi sebagai
konsekuensi logis manusia pilihan yang melekat pada
darah mereka.Namun, seiring berjalannya waktu, bangsa
Yahudi ditimpa oleh berbagai ancaman dan
kesengsaraan. Dinamika keramahan dan kemarahan Tuhan
berpengaruh pula pada alam pikiran Yahudi yang
terombang ambing dalam kegembiraan dan penderitaan,
kerja keras dan berfoya-foya, keakbraban dan
pengasingan, penghargaan dan hukuman, kesuburan dan
kemandulan, hari-hari baik dan hari-hari susah,
keteraturan dan kekacauan (Gunawan, 2010).
Makalah ini merupakan kajian pustaka (library
research). Dengan mengam bil objek material Yahudi
(Yudaismm) dan objek formal kosmologi.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian permasalahan diatas maka dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian kosmologi agama?
3 / 37
BAB II
KOSMOLOGI AGAMA
A. Pengertian Kosmologi
Istilah kosmologi berasal dari bahasa Yunani
kosmos yang dipakai oleh Pythagoras (580-500 SM)
untuk melukiskan keteraturan dan harmoni pergerakan
benda-benda langit.Istilah ini dipakai lagi dalam
pembagian filsafat Christian Wolff (1679-1754).
Karlina Supeli (2010:1) dalam Kosmologi: Mengenali
Alam Semesta mendefinisikan Kosmologi adalah pengetahuan
tentang alam semesta. Dalam penggunaan modern oleh para
ilmuwan, kosmologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
berupaya memahami struktur ruang-waktu dan komposisi
alam semesta skala besar dengan menggunakan metode ilmu
pengetahuan alam.Ini berarti kosmologi memanfaatkan
pengamatan rinci untuk memperoleh data dan memanfaatkan
teori-teori fisika untuk menafsirkan data tersebut,
serta mempergunakan penalaran matematika atau penalaran
logika lainnya yang terkandung dalam teori-teori
tersebut untuk memperoleh pengetahuan lengkap mengenai
alam semesta fisik.
Kosmologi bukan astronomi yang membagi-bagi
seluruh alam semesta menjadi galaksi, bintang, planet,
bulan, lalu menelaahnya satu demi satu.Kosmologi
memadukan semua cabang dan ranting pohon ilmu
pengetahuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
5 / 37
mengenai alam semesta.Kosmologi menelaah ruang dan
waktu, menyelidiki asal-usul semua materi pengisi alam,
mempelajari peristiwa kosmis penting, termasuk asal
mula kehidupan dan kemungkinan perkembangan kecerdasan
(Karlina Supeli, 2010:1).
Menurut Hawley dan Holcomb (2005:4-9) dalam
bukunya Foundations of Modern memberikan definisi
Cosmologyis the study of universe. Cosmology is prmarily an
observational science. Alam semesta terdiri dari benda-
benda, gaya dan hukum-hukum yang mengatur
interaksi diantara mereka. Pengertian ini menunjuk
bahwa kosmologi merupakan kajian benda-benda alam,
gaya, dan hukum-hukum yang mengaturnya.
Pada masa kini, kosmologi modern merupakan sains
dan mematuhi kaidah metode ilmiah. Menurut Hawley dan
Holcomb (2005:18), Kosmologi sebagai scientific method is a
method for testing and verifying scientific hypotheses. Metode ini
meliputi pengumpulan data dan penyusunan
hipotesis. Pengumpulan data dilakukan melalui
pengamatan langsung kemudian dihipotesis. Suatu
hipotesis harus memenuhi lima ciri minimum,
yaitu: relevan, dapat diuji, konsisten, sederhana,
dan mempunyai kekuatan menjelaskan.
B. Sejarah Kosmologi
Pembicaraan dan penelitian tentang alam semesta
atau universe telah dilakukan orang jauh sebelum masehi
6 / 37
yang dimulai sekitar abad ke-20 SM sampai sekarang
ini. Meskipun penelitian alam semesta ini masih
dilakukan dengan cara sederhana, yaitu melalui
pencarian sebab akibat dan penggunaan akal sehat
(Hawley dan Holcomb, 2005: 25).
Menurut orang-orang Mesir kuno, misalnya
sekitar 2000 tahun sebelum masehi, orang Sumeria
dan penggantinya percaya bahwa kosmos dimulai
dari kekacauan air bersih, air laut, dan kabut.
Sementara, bangsa China percaya alam semesta sangat
besar, tak terbatas; Matahari, Bulan, planet-
planet, dan bintang-bintang terdiri dari asap dan
ditiup oleh angin besar. Kebanyakan orang China
menerima Bumi berotasi (Hawley dan Holcomb, 2005:
9).
Begitu juga dengan orang-orang India, Yunani,
dan Arab. Adapun penelitian alam semesta yang
dimulai oleh para filosof, seperti Phytagoras
(kira-kira 572-497 SM) dan hampir bersamaan
dilakukan juga oleh beberapa filosof seperti Thales,
Anaximander, dan Anaximenes pada abad ke-6 SM. Disusul
kemudian oleh Heraclitus (kira-kira 536-470 SM)
dari Ephesus, Parmenides dari Elia (abad ke-6 samapi
5 SM), Melissus dari Samos (sekitar 450 SM), Zeno dari
Elea (kira-kira 490-430 SM), Empedocles dari
Agregentum (kira-kira 490-430 SM), Leucippus
(sekitar 450 SM) dan Democritus (kira-kira 460-360 SM),
7 / 37
Anaxigoras dari Klazomene (sekitar 430 SM), Plato
(kira-kira 427-347 SM) dan Aristotle (384-322 SM),
(Barbour, 1989: 62). Eudoxus (kira-kira abad ke 3 SM),
Aristarchus dari Samos, kira-kira 310-230 SM (Hawley
dan Holcomb, 2005: 33).
Dari awal lahirnya kosmologi hingga pada kosmologi
modern ini, bahwa keberadaan Tuhan benar-benar menjadi
sebuah permainan, yang akan dihapus ketika tidak
dibutuhkan dan demikian pula akan dipanggil kembali
ketika observasi mengatakan bahwa Tuhan itu ada; abad
ke-2 masehi hingga abad ke-15 masehi sistem Ptolemaik
bercokol dan langit menjadi objek pemujaan. Abad ke-17
lahirlah empat raksasa peruntuh langit spiritual, yaitu
Copernicus, Kepler, Galileo dan Newton.Kosmologi tak
lagi ada, yang ada hanyalah ilmu Astronomi.
Hal ini kemudian yang menjadi landasan pemahaman
tentang model alam semesta kekal pada abad ke-19
masehi, yang diajukan oleh paham materialisme yang
diusung oleh Karl Marx.Paham ini mendapat penerimaan
yang meluas bahkan sampai abad ke-20.Kemudian pada
tahun 1929 M observasi Hubble yang mengatakan bahwa
alam semesta mengembang dan menguatkan teori Big
Bang.Ini adalah penemuan penting dalam astronomi,
karena memungkinkan kembalinya kosmologi sebagai sains
dan kembali bisa memberi ruang pada keberadaan
Tuhan.Namun lagi-lagi Tuhan digusur pada tahun 1981 M
oleh Stephen Hawking dalam konferensi Vatikan tentang
8 / 37
kosmologi.Ia menyampaikan sebuah teori yang tidak beda
jauh dengan gagasan Guth tentang teori Inflasi untuk
menjelaskan mengembangnya alam semesta.Hal inilah yang
kemudian selalu menjadi kajian yang tak pernah tuntas
dibahas, dan menjadi konflik berkepanjangan antara kaum
materialisme yang tetap bersikukuh bahwa tidak ada
campur tangan Tuhan di alam semesta dengan kaum teistik
yang meyakini bahwa Tuhan adalah kausal final dari alam
semesta.
C. Kosmologi Agama
Pemikiran mengenai proses terbentuknya alam
tercakup dalam agama, ke - percayaan dan budaya
tradisional kuno. Berwujud dalam mitologi masyarakat
jelata, disisi lain hal ini mendorong
pengamatan/observasi dalam ilmu astronomi. Penelitian
struktur semesta alam (astronomi) sangat erat
berhubungan dengan sejarah perenungan masyarakat kuno
tentang kisah asal muasal terjadinya semesta alam
(cosmogony).
Kosmologi kadang disebut juga sebagai worldview
atau weltanschauung. Terdapat beberapa kelompok
penggambaran pemeran utama dalam kosmologi. Tema utama
umumnya berbicara mengenai umat manusia sebagai pusat
semesta alam, semua uraian secara kontekstual sangat
dipengaruhi oleh tingkat kemajuan budaya masyarakat
bersangkutan. Juga pandangan kosmis ini akan selaras
9 / 37
dengan susunan masyarakat, dan tradisi suku/etnis pada
masa itu.
1. Tema bumi yang melahirkan manusia, berhubungan
dengan dewi-dewi, tokoh- tokoh wanita. Banyak
ditemui pada masyarakat agraris; hal ini juga
menunjukkan pentingnya peran kaum perempuan dalam
masyarakat kuno. Bumi dan umatmanusia yang
menghuninya digambarkan sebagai pusat kosmos. Dalam
banyaktradisi terdapat mitos bumi digambarkan telah
melahirkan kehidupan dan memberikan kemakmuran.
2. Tokoh maskulin (pria) maha pencipta. Dalam tradisi
budaya awal masyarakat kuno banyak dikenal pencipta
semesta alam, yang kemudian non-aktif setelah
selesai proses penciptaan.
3. Agama-agama monotheis Yahudi, Kristen, Islam,
Zoroastri( Iran) mengenal tokoh Maha Pencipta
dalam bentuk konsep pengertian lain, tidak sekedar
hanya mencipta. Tetapi terus terlibat dengan
ciptaannya. Konsep Allah yang Maha Kuasa
(monotheis) merupakan perubahan sangat besar;
bertentangan dengan agama polytheis sebelumnya.
Konsep ini berawal dari masyarakat peternak, dan
pengembala. Masyarakat yang memiliki susunan
masyarakat patriark, dengan figur ayah sebagai
pimpinan tunggal dan mutlak dalam keluarga. Demikian
juga alam dunia segala sesuatunya diatur dan
dikendalikan oleh Maha Pencipta.
10 / 37
4. Tema pasangan orang tua, ayah-ibu yang menghasilkan
alam semesta. Digam barkan bumi sebagai ibu ,
langit sebagai ayah. Kadang juga digambarkan
sebagai dua unsur yang berlawanan dan aktif.
Misalnya yin-yang 陰陰.
5. Pasangan Pencipta dan pembantunya. Misalnya
digambarkan diantaranya bahwa pembantu ditugaskan
sang pencipta untuk menyelam dan mengumpulkan tanah
membentuk bumi yang dapat dihuni. Kemudian pembantu
tersebut berontak menentang pencipta, berniat
memiliki dunia yang ada. Mitos demikian juga
menjelaskan adanya unsur ―baik‖ dan ‗buruk‖ dalam
dunia kehidupan nyata. Pada konteks ini Pencipta
tetap merupakan pihak ―baik‖, sedangkan ke ―buruk‖an
adalah akibat pihak yang menyeleweng.
6. Terdapat juga beragam tema lain-lainnya dalam
mitologi kosmologi masyarakat kuno. Diantaranya:
telur kehidupan yang melahirkan alam semesta, pohon
kehidupan, pohon kosmis, penciptaan dari ketiadaan
mutlak (nihil), penciptaan keluar dari kekacauan;
chaos. Interpretasi simbol-simbol ini umunya
berkaitan dengan alam semesta sebagai makrokosmos,
dan tubuh manusia sebagai mikrokosmos.
Mitologi kosmos dapat berubah-ubah sepanjang
sejarah perjalanan budaya masyarakat, jalan cerita
dapat berubah menyesuaikan diri ketika paham
kepercayaan atau pun agama baru muncul dalam
11 / 37
masyarakat dengan kedudukan yang lebih dominan dari
sebelumnya. Menarik untuk diperhatikan bahwa terdapat
gejala bermacam simbol yang sama akan dapat ditemui
pada berbagai kelompok-kelompok masyarakat kuno yang
secara geografis berjauhan dan diperkirakan tidak
pernah saling berhubungan satu dengan lainnya.
(Eliade, Marcea editor.1987 : Vol 4.)
12 / 37
BAB III
YAHUDI
A. Agama Yahudi (Yudaisme)
Pengertian Yahudi yang paling umum adalah sebagai
sebuah agama, atau disebut dengan Yudaisme.Dalam kamus
filsafat, pengertian Yudaisme adalah agama orang Yahudi
(Bagus, 1996: 1187).Sedangkan menurut pengertian lain,
Yudaisme adalah agama monoteistik yang paling tua dan
ditemukan lebi dari 3500 tahun yang lalu di Timur
Tengah (BBC). Menurut Jewish Encyclopedia Online, Yudaisme
adalah agama orang Yahudi ; sistem keyakinan dan
doktrin mereka, ritus dan pengaruh berbagai peradaban
yang mereka datangi, meluas menjadi sebuah agama dunia
yang mempengaruhi berbagai bangsa dan keyakinan
(www.jewishencyclopedia.com) . Pada kenyataannya, nama
Yudaisme hanya dapat dirujuk pada agama orang Judea,
suku bangsa Judah. Nama Yehudi, Judean, Jew, awalnya
disandarkan pada keanggotaan suku bangsa itu.Sekarang,
istilah Yudaisme telah dipakai untuk seluruh orang
Yahudi.(Kauffman, www.jewishencyclopedia.com).Jadi
dapat dikatakan bahwa agama Yahudi/Yudaisme adalah
doktrin dan sistem keyakinan yang dianut oleh
bangsa/orang-orang Yahudi.Selanjutnya akan dijelaskan
lebih lanjut mengenai bangsa Yahudi.
B. Bangsa Yahudi (Jew)
13 / 37
Jew (Hebrew:Yehudi) berasal dari nama Juda (Yehuda),
yaitu salah satu anak dari dua belas anak Ya’kub.
Pertama kali istilah Yehudi khusus digunakan untuk
menyebut anak cucu Yehuda. Akan tetapi setelah kematian
Raja Sulaiman, bangsa Israel terbagi menjadi dua
kerajaan ; Yehuda dan Israel. Kemudian, kata Yehuda
digunakan bagi orang-orang dari kerajaan Yehuda,
mencakup suku bagsa Yehuda, Benjamin, Levi, maupun yang
tersebar di perkampungan suku-suku lain (Weiner).
Pada abad ke 6 SM, kerajaan Israel ditaklukan oleh
Syiria dan 10 suku diusir, sehingga tinggalah suku-suku
yang berada di Kerajaan Yehuda. Orang-orang kerajaan
Yehuda ini menamakan, dan mengenalkan diri mereka
kepada bangsa-bangsa lain dengan sebutan Yehudism
(Jews).Nama inilah yang kemudian terus digunakan sampai
sekarang.
Dalam bangsa Yahudi, terdapat 12 suku yang merujuk
pada 12 anak Yakub.Ahmad Syalabi dalam buku Agama Yahudi
menjelaskan bahwa dikarenakan belum dikaruniai anak
setelah sekian tahun berumahtangga, Siti Sarah meminta
Nabi Ibrahim untuk menikahi Hajar dan dikaruniai
Ismail.Empat belas tahun setelahnya Sarah diberi
keturunanan Ishak yang melahirkkan Isu dan Yakub
(Israel).
Yakub kemudian menikah dengan dua orang sepupunya
dari pihak ibu, yaitu Liah dan Rahil, kemudian ia
menikah lagi dengan Zilfah dan Bilhah. Dari keempat
14 / 37
istrinya, ia mendapat 12 anak laki-laki, yaitu sebagai
berikut : (Syalabi, 20-21).
- Liah : Raubin (Reubeun), Syam’un (Simeon), Lawi
(Levi), Yahuza (Judah), Yassakir issachar), dan
Zabulun (Zebulun).
- Rahil : Yusuf (Joseph) dan Benyamin (Benjamin).
- Zilfah : Zad (Gad), Asyir (Asher).
- Bilhah : Dan , Naftali (Naphtali).
Kedua belas anak Yakub menjadi 12 suku bangsa Israel
yang kemudian dibagi menjjadi 4 bagian:
1. The eastern tribes : Judah, Issachar, dan Zebulun
2. The southern tribes : Reubeun, Simeon, dan Gad
3. The western tribes : Ephraim, Manasseh, dan Benjamin
4. The northern tribes : Dan, Asher, dan Naphtali
Secara umum, sebutan Yahudi disandarkan kepada
setiap orang yang lahir dari ibu Yahudi dan siapapun
yang telah melewati proses formal masuk ke agama
Yahudi. Identitas Yahudi tidak terkait dengan apa yang
diyakini atau apa yang dilakukan (Gunawan, 2010 : 12).
Seseorang yang lahir dari ibu Yahudi meskipun dia tidak
pernah melaksanakan tata peribadatan Yahudi atau ateis
sekalipun, tetaplah seorang Yahudi. Klasifikasi ini
mengindikasikan Yahudi lebih mirip kebangsaan daripada
agama-agama lainnya (www.jewisvirtuallibrary.org )
C. Sumber-sumber Utama Pemikiran Yahudi.
15 / 37
1.Taurat/TorahTorah/Taurat merupakan bagian pertama Bible (Old
Testiment) Yahudi yang ditulis dalam bahasa Hebrew,
bahasa tertua Yahudi, Taurat adalah pusat dan dokumen
penting yang digunakan oleh orang Yahudi selama
berabad-abad.Taurat juga dikenal dengan sebutan Torah
Moshe, hukum-hukum Musa (The Torah).Taurat adalah
dokumen utama Yahudi.Taurat berarti teaching (mengajar),
merupakan perintah dan petunjuk Tuhan kepada orang-
orang Yahudi.Taurat mengajarkan orang-orangYahudi
bagaimana bertindak, berpikir, dan memaknai kehidupan-
kematian (Gunawan, 15).Kehadiran Taurat memperlihatkan
kasih sayang Tuhan yang menghendaki orang-orangYahudi
bisa terus melangsungkan kehidupan.Taurat memuat 613
Firman perintah Tuhan (Mitzvoth) dan 10 kebaikan yang
dikenal dengan sepuluh perintah Tuhan.Taurat juga
memuat kisah-kisah hubungan Tuhan dengan orang Yahudi.
Taurat terbagi dua :
1. Taurat tertulis (Tanakh), yang berisikan :
- Lima sifir musa (Chumashe / chumash torah) :
sifir ini diberikan kepada orang Yahudi di
bukit sinai 50 hari setelah mereka keluar dari
mesir sekirat 3500 tahun yang lalu.
Meliputi :Penciptaan (beresheet), keluaran
(shemot), pendeta-pendera (vayikra), bilangan
(bamidbar), Ulangan (devarim).
- Nabi-nabi (nevi’im) : ramalan atau rekaman
16 / 37
langsung dari apa yang disampaikan Tuhan kepada
para nabi.
- Penulisan (ketuvin) : kitab-kitab yg ditulis
oleh para nabi melalui bimbingan Tuhan.
2. Taurat lisan.
Merupakan penjelasan dari taurat tertulis yang
awanya diturunkan secara verbal dari generasi ke
generasi.Keancuran kuil di jerusallem, menyadarkan
para pemuka agama Yahudi untuk menuliskan taurat
lisan agar tidak hilang dan dilupakan.Pada abad ke
dua masehi, rabbi Yehuda hanasi dan sebuah grup
para rabbi mengkompilasikan taurat lisan ini, yang
kemudian disebut Mishnah (dokumentasi taurat
lisan).Beberapa abad kemudian, banyak ilmuwan
yahudi mempelajari misnah. Beberapa diskusi,
pertanyaan dan keputusan mereka terhadap misnah
dikompilasikan dalam gemara. Gemara adalah
penjelasan-penjelasan atau tafsir mengenai
Mishnah. (gunawan, 2010 ; 16). Beberapa diskusi,
pertanyaan, dan keputusan mereka terhadap Mishnah
dikompilasikan dalam Gemara.Gemara adalah
penjelasan atau tafsir mengenai Mishnah.
Taurat menggambarkan asal mula dunia dan sejarah
suku bangsa Israel dari kehadiran Ibrahim sampai
meninggalnya Musa. Fokus utama taurat adalah
menjelaskan rentetan perjanjian antara Tuhan dan
Israel
17 / 37
2. Talmud
Talmud adalah dokumen dari hukum lisan Yahudi
beserta uraian-uraian dan penafsiran dari para
Rabbi.Istilah Talmud berasal dari bahasa Hebrew yang
mengajar atau belajar.Kitab ini merupakan sumber dari
undang-undang Jewish Halakha (hukum-hukum Yahudi).Talmud
merupakan gabungan Mishnahdan Gemara. Talmud juga
dikenal dengan nama Shash. Mishnah terbagi dalam 6
bagian yang disebut Sedarim (perintah-perintah)
1. Zera’im (biji-bijian), mengenai hukum-hukum
pertanian, doa dan zakat.
2. Mo’ed (festiva/perayaan), mengenai Sabbath dan
perayaan-perayaan.
3. Nashim (perempuan) mengenai pernikahan,
perceraian, dan perjanjian-sumpah.
4. Nezikin (kerusakan), mengenai hukum sipil dan
hukum criminal, cara menjalankan pengadilan, dan
hukum-hukum lebih lanjut tentang sumpah.
5. Kodashim (pemikiran suci) tentang pengorbanan,
hukum-hukum kuil, dan hukum-hukum makanan.
6. Toharot (penyucian) tentang hukum-hukum ritual
penyucian dan najis.
3. Perjanjian lama
Perjanjian lama adalah kumpulan dari 39 naskah
kitab-kitab bangsa Yahudi.Lima diantaranya merupakan
18 / 37
naskah Taurat. Tiga puluh empat naskah yang lain
ditulis belakangan. Penamaan perjanjian lama
dikarenakan kitab tersebut menceritakan hal-hal sebelum
kehadiran Yesus (Hakim, 1996:82).
D. Sekte-sekte Dalam Agama Yahudi
Sebagaimana dalam agama lainnya yang terdapat
lebih dari satu aliran/sekte, dalam agama Yahudi juga
terdapat sekte-sekte yang dikenal di dalamnya.
1. Parisi (Pharisees).
2. Sadduki.
3. Yudaisme Konservatif.
4. Yudaisme Humanis.
5. Yudaisme Liberal.
6. Yudaisme Ortodoks.
7. Ortodoks Modern.
8. Yudaisme
Rekonstruksionis.
9. Yudaisme Reformis.
10. Anti Semit.
19 / 37
BAB IV
KOSMOLOGI YAHUDI
A. Mitos Kosmogoni
Kosmogoni adalah penjelasan atau keterangan
tentang asal usul alam semesta menurut mitos
(Siswanto,2005:2). Ada beberapa versi penciptaan alam
semesta oleh Tuhan. Berikut akan dibahas dua versi
penciptaan alam semesta :
Enam hari penciptaan merupakan sebuah pola yang
simetris, yaitu penciptaan cahaya, siang, dan malam di
hari pertama, lalu langit di hari kedua, dan di hari
ketiga diciptakan lah daratan, lautan, dan tumbuh-
tumbuhan, yang disempurnakan di hari keempat dengan
penciptaan bintang-bintang, sedangkan makhluk hidup
laut dan udara diciptakan di hari kelima, dan pada hari
keenam Tuhan menciptakan hewan darat dan manusia.
Manusia kemudian diberkati oleh Tuhan dengan kesuburan
dan perkembangan untuk mengisi dan menguasai dunia,
serta diamanahkan kekuasaan atas ikan di laut, burung
di udara, dan segala yang merayap di daratan.
“Man is then blessed by God, "Be fertile and increase, fill the
earth and master it," and entrusted with sovereignty over the
"fish of the sea, the birds of the sky, and all the living things
that creep (merayap) on earth" (Genesis 1:28)
Lalu Tuhan merasa bahwa segala yang Ia ciptakan telah
sempurna, sangat baik, lalu Ia berhenti untuk melakukan
20 / 37
penciptaan dan proses lainnya di hari ketujuh
(www.jewishvirtuallibrary.com)
Versi lain dari penciptaan alam semesta adalah
(www.innovationslearning.co.uk) :
1. Pada mulanya, Tuhan menciptakan surga dan dunia.
Beberapa berpendapat bahwa Torah ikut diciptakan
pada masa ini. Lalu Tuhan berkata “Let there be light”,
dan terciptalah cahaya. Tuhan kemudian memisahkan
terang dan kegelapan, dan menamakan mereka ‘siang’
dan ‘malam’.
2. Lalu Tuhan membuat lengkungan di langit untuk
menahan air yang ia tempatkan di bumi, dan di langit
di hari kedua.
3. Kemudian Tuhan berkata, di hari ketiga “Satukan
seluruh air yang ada di bawah surga, sehingga
muncullah daratan”. Dengan munculnya daratan, maka
tanaman dan pepohonan pun tumbuh.
4. Di hari keempat, Tuhan berkata “Muncullah cahaya
besar dan cahaya kecil di angkasa untuk mengatur
siang dan malam”.
5. Pada hari kelima, Tuhan menciptakan makhluk air dan
burung-burung di udara. Lalu Tuhan memberkati
mereka.
6. Hari keenam, Tuhan menciptakan manusia dari tanah,
yaitu Adam, yang akan menguasai seluruh ciptaanNya.
Kemudian Tuhan menciptakan teman untuk Adam dan
21 / 37
menempakan mereka di Surga.
7. Di hari ketujuh, Tuhan beristirahat.
Diusirnya Adam dan Eva dari surga, seolah menjadi
jeda hubungan Tuhan dan manusia.Sampai pada akhirnya
Tuhan membuat perjanjian, melalui Ibrahim dan Musa,
yang membuat Yahudi memiliki kedekatan dengn Tuhan
sebagai manusia pilihan (the chosen people).
Selain awal alam semesta, terdapat pula konsep
tentang akhir kehidupan manusia. Yudaisme Tradisional
mempercayai bahwa kematian bukanlah akhir dari
kehidupan manusia. Tidak terlalu banyak dogma tentang
kehidupan setelah kematian dalam agama Yahudi.Hal ini
bukan tanpa sebab, dikarenakan Yudaisme memang terfokus
pada kekinian daripada kehidupan setelah
kematian.Yudaisme menyisakan ruang pribadi untuk
keyakinan yang berbeda tentang kehidupan setelah
kematian.
Ada yang berpendapat bahwa kehidupan setelah
kematian bagi Yahudi disebut Olam Ha-Ba (dunia yang
dituju).Olam Ha-Ba dianggap sebagai akhir tujuan
manusia.Dunia ini diibaratkan sebagai sebuah Lobby yang
harus dilalui manusia sebelum akhirnya mencapai Olam
Ha-Ba.Terdapat pula konsep hukuman bagi manusia setelah
kematiannya, yang hanya bersifat temporer.Selain itu,
ada pendapat tentang adanya kebangkitan manusia setelah
datangnya Messiah, namun ada pula yang meyakini akan
adanya reinkarnasi. Keduanya tercakup dalam kepercayaan
22 / 37
tradisional Yahudi.Kendati banyak terdapat versi
berbeda, secara garis besar, Yahudi percaya bahwa ada
kehidupan setelah kematian.
B. Inti Kosmologi Yahudi
Corak kosmologi Yahudi adalah
kosmosentrisme.Sejumlah pemimpin Yudaisme Ortodoks,
mempertahankan model geosentrik alam semesta
berdasarkan ayat-ayat Alkitab dan
penafsiran Maimonides.Sehingga ia mengajarkan bahwa
bumi dikitari oleh matahari. Lubavitcher Rebbe juga
menjelaskan bahwa geosentrisme dapat dipertahankan
berdasarkan teori Relativitas, dimana dinyatakan bahwa
"ketika dua benda di udara bergerak relatif satu sama
lain, ... ilmu alam mendeklarasikan dengan kepastian
absolut bahwa dari segi sudut pandang ilmiah kedua
kemungkinan itu valid, yaitu bumi mengitari matahari,
atau matahari mengitari bumi (Arnie, Gotfryd, 2003:
xvi-xvii ).
Meskipun geosentrisme penting untuk perhitungan
kalender Maimonides, mayoritas sarjana agamawi Yahudi,
yang menerima keilahian Alkitab dan menerima banyak
aturan-aturan- nya mengikat secara hukum, tidak percaya
bahwa Alkitab maupun Maimonides memerintahkan untuk
percaya pada geosentrisme.Namun, ada bukti bahwa
kepercayaan geosentrisme meningkat di antara umat
Yahudi Ortodoks (Alexander Nussbaum, 2002:38–43).
23 / 37
Maimonides mencurahkan perhatian membuka bagian
kode besarnya untuk mendeskripsikan alam semesta dalam
pendiriannya bahwa kontemplasi manusia tentang keluasan
dan keajaiban penciptaan Tuhan menimbulkan rasa takjub
dan membawa kepada cinta dan takut kepada Tuhan. Bagi
Maimonides ada 3 tipe “ada” di alam semesta:
1. “Ada”yang memiliki bentuk dan materi, tapi mengalami
kebusukan/ kerusakan/ kehancuran, misalnya: manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, mineral-mineral.
2. “Ada” yang memiliki bentuk dan materi, tapi tidak
mengalami kerusakan/ kehancuran, misalnya
lingkungan/ruang, dan badan langit yang berdempetan
dengannya.
3. “Ada” yang non – badaniah, hanya memiliki bentuk
asli, misalnya: Malaikat.
Semua itu berada pada 9 ruang/lapisan:
– Bumi
– Lapisan 1: Sphere of Moon
– Lapisan 2: Sphere of Mercury
– Lapisan 3: Sphere of Venus
– Lapisan 4: Sphere of Sun
– Lapisan 5: Sphere of Mars
– Lapisan 6: Sphere of Jupiter
– Lapisan 7: Sphere of Saturn
– Lapisan 8: Sphere of Stars
– Lapisan 9: The Great Sphere with The Zodiac
24 / 37
C. Kabbalah
Kabala (bahasa Ibrani: הההההההה; vokalisasi standar:
Qabbala; vokalisasi Tiberias: Qabbālāh; secara harafiah
berarti “menerima” dalam pengertian suatu “tradisi yang
diterima “) adalah sebuah bentuk esoterik dari
mistisisme Yahudi, yang berupaya untuk menyingkapkan
pengertian-pengertian mistis yang terselubung dalam
Tanakh (Kitab Suci Ibrani). Kabala menawarkan pemahaman
mistis ke dalam hakikat ilahi.
Istilah “Kabala” mulanya digunakan dalam teks-teks
Talmud, di antara Geonim (para rabi abad pertengahan
awal) dan oleh Rishonim (rabi-rabi abad pertengahan
yang belakangan) sebagai rujukan kepada kumpulan
tradisi lisan yang lengkap dari ajaran Yahudi, yang
tersedia untuk umum. Bahkan karya-karya para nabi
dirujuk sebagai Kabala, sebelum mereka dikanonkan
sebagai bagian dari tradisi lisan.Dalam pengertian ini
Kabala digunakan dalam merujuk semua hukum lisan
Yudaisme.Setelah beberapa lama, hukum lisan ini
dicatat, tetapi ajaran-ajaran esoteriknya tetap tinggal
sebagai suatu tradisi lisan.Dengan demikian, ajaran-
ajaran esoterik tetap merupakan tradisi lisan. Jadi,
istilah ini kemudian terkait dengan doktrin-doktrin
pengetahuan esoterik mengenai Allah, ciptaan alam
semesta Allah dan hukum-hukum alam, alasan-alasan untuk
perintah-perintah di dalam Torah dan cara-cara Allah
25 / 37
mengatur keberadaan alam semesta. Kini bahkan ajaran-
ajaran esoterik Torah dicatat, tetapi tetap dikenal
sebagai Kabala.
Menurut tradisi Yahudi, Kabala berasal sejak Adam,
meskipun para rabbi liberal yang modern memperhitungkan
asal-usulnya pada abad ke-13.Pengetahuan ini diturunkan
sebagai sebuah wahyu untuk memilih orang-orang suci
dari masa lampau yang jauh, dan sebagian besar,
dilestarikan hanya oleh segeliintir orang yang
beruntung. Protokol yang tepat untuk mengajarkan hikmat
ini, serta banyak dari konsepnya, dicatat di dalam
Talmud (bab kedua dari traktat Haggiga). Ia dianggap
sebagai bagian dari hukum lisan Yahudi oleh sebagian
besar orang Yahudi yang saleh di masa modern, meskipun
hal ini tidak disetujui oleh banyak rabi liberal modern
dan sebagian kecil dari rabi-rabi Ortodoks.
Kata pada הההההההה umumnya ditransliterasikan
sebagai “Kabala” tetapi juga dapat ditulis sebagai
Cabbalah, Kaballah, Qabalah, dll.Menurut para penganut
Kabala, asal-usul Kabala dimulai dengan rahasia-rahasia
yang disingkapkan Allah kepada Adam. Menurut sebuah
midrash rabinik Allah menciptakan alam semesta melalui
sepuluh sefirot. Ketika dibaca oleh generasi-generasi
Kabalis yang belakangan, gambaran Torah tentang
penciptaan dalam Kitab Kejadian menyingkapkan rahasia-
rahasia tentang Allah sendiri, hakikat sejati Adam dan
Hawa, Taman Eden, Pohon Pengetahuan tentang Hal yang
26 / 37
Baik dan Jahat dan Pohon Kehidupan, serta interaksi
dari makhluk-makhluk adikodrati ini dengan si Ular yang
menyebabkan bencana ketika mereka memakan buah
terlarang, seperti yang direkam dalam Kejadian 2.
Pandangan yang menyatakan Tuhan membungkus dirinya
saat penciptaan adalah mungkin berasal dari sebuah
teori emanasi yang menjadi ajaran terkemuka The
Kabbalah.Ide yang berpendirian bahwa Tuhan menciptakan
beberapa dunia dan menghacurkan sebelum menciptakan
satu dunia.Tuhan membanggakan dunia yang telah
diciptakanNya. Dia meyatakan ciptaanNya adalah “very
good” sebagaimana tertera dalam Genesis 1:31: Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh
amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
keenam.Jika Tuhan sudah memuji kehebatan pekerjaanNya,
siapa yang mampu mengkritis. Ada sebuah kepercayaan
pada masa Rabbinic bahwa pada awalnya matahari dan
bulan memiliki besar yang sama tapi karena bulan
melancarkan protes “dua raja tidak bisa berkuasa pada
satu kerajaan”, maka Tuhan menyuruhnya untuk membuat
dirinya lebih kecil.
Tiap-tiap dunia membesar dan menghilang dari
Divine Plan, dimana 10 sephirot merupakan
manisfestasinya.Masalah 7 Lapis Langit.Dalam Timaeus
dan Republic , Plato berpendapat bahwa langit terdiri
dari 7 lapis (sphere) yang masing-masing diwakili
dengan 7 planet yang kelihatan :
27 / 37
Ø Yang Ilahi.
ØBintang tetap (tidak bergerak)
Ø 7. Saturn
Ø 6. Jupiter
Ø 5.Mars
Ø 4.Mercury
Ø 3. Venus
Ø 2. Matahari
Ø 1. Bulan
Pada bagian lapis ke 8 tempatnya bintang-bintang
tetap atau fixed stars. Di atasnya tempat bersemayamnya
Tuhan. Konsep Plato ini mempengaruhi pemikiran Yahudi,
tapi Yahudi yang menganggap angka 7 adalah angka
keramat lebih memilih 7 lapis langit dan menempatkan
bintang-bintang pada bagian lapisan yang paling bawah
atau rakia. Yahudi tetap setia kepada Bibel yang
mengatakan bahwa diluar alam semesta adalah air, dan
dibawah bumi adalah alam kubur, maka lahirlah konsep
kosmologiYahudi yang mengatakan bahwa langit terdiri
dari 7 lapis dan dilapisan paling atas adalah air dan
diatasnya lagi adalah tahta Ilahi.
Resh Lakish berkata, mereka (langit) ada tujuh,
yaitu : Vilon, Rakhia, Shchakim, Zbul, Maon, Makhon,
Araboth.Masing-masing memiliki peran atau kegunaan.
Namun demikian, Vilon tidak memiliki kegunaan apapun
selain muncul di pagi hari dan pergi di petang hari,
dan memperbaharui setiap hari karya penciptaan. Rakia
28 / 37
adalah yang tempat kedudukan matahari dan bulan,
bintang-bintang dan gugus bintang.Shchakim adalah
tempat baru gerinda berdiri dan menggerinda manna
(makanan surgawi) untuk orang-orang kudus. Zbul adalah
tempat dimana Jerusalem Surgawai dan Kuil, altar
dibangun di sana, dan malaikat Michael pangeran agung
berdiri dan mempersembahkan di atasnya suatu
persembahan. Maon adalah tempat kelompok malaikat-
malaikat yang melayani Allah, yang melantunkan
nyanyian-Nya di malam hari dan diam di siang hari demi
kemuliaan Israel.Makhon adalah tempat perbendaharaan
salju.Araboth (langit ke 7) adalah dimana kebajikan dan
penghakiman dan rahmat, harta-harta karun kehidupan dan
damai dan berkat, dan jiwa-jiwa orang kudus dan jiwa-
jiwa yang akan diciptan, malaikat-malaikat yang
melayani, tahta kemuliaan, dan sang Raja, Tuhan yang
Hidup, tinggi dan ditinggikan, duduk diatas mereka di
antara awan-awan, dan kegelapan dan awan dan kegelapan
pekat mengelilinginya.
Adapun tentang keimanan, Menurut Maimonides (Musa
bin Maymun) atau yang dikenal sebagai Moses Maimonides
ada 13 Prinsip Keimanan Yahudi, yaitu:
1. Percaya bahwa Adonay itu ada.
2. Percaya bahwa Adonay itu Esa dan berbeda dengan
makhluk-Nya.
3. Percaya bahwa Adonay itu tidak berwujud.
4. Percaya bahwa Adonay itu kekal.
29 / 37
5. Percaya bahwa hanya kepada Adonay sajalah kita
berdo'a.
6. Percaya bahwa sabda para navi adalah benar.
7. Percaya bahwa Mosyeh adalah navi yang terbesar dari
semua navi.
8. Percaya kepada Torat (5 Kitab Pertama dalam Alkitab)
dan Lisan Taurat yang diberikan kepada Musa
(sekarang ajaran-ajaran yang terkandung dalam Talmud
dan tulisan-tulisan lain).
9. Percaya kepada Torah lain (Kitab-kitab Alkitab
selain 5 Kitab).
10. Percaya bahwa Adonay mengetahui pikiran dan
perbuatan manusia.
11. Percaya bahwa Adonay akan melimpahkan pahala bagi
orang baik dan menghukum orang jahat.
12. Percaya bahwa Masyiyakh akandatang.
13. Percaya bahwa setelah kematian ada kebangkitkan.
30 / 37
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kosmologi dapat diartikan sebagai sebuah ilmu
tentang keteraturan alam semesta beserta penyebab
keteraturan itu dan juga akibat setelahnya. Berdasarkan
ini maka peran Tuhan menjadi sangat penting sebagaimana
yang bisa ditemukan dalam ajaran-ajaran agama. Salah
satu dan merupakan agama pemilik tradisi awal mengenai
kosmologi adalah Yahudi. Sama seperti agama-agama
Abrhamik lainnya, Yahudi tentu saja meyakini bahwa awal
dan pusat segala sesuatu adalah Tuhan. Sebagaimana yang
tertulis di Bible, Tuhan menurut orang Yahudi merupakan
Sang Pencipta dan sekaligus Sang Pemelihara kehidupan.
Corak pemikiran kosmologi yang diambil oleh Yahudi
adalah kosmosentris, meski terdapat pandangan
geosentris yang tidak sedikit. Meimonedes sebagai salah
seorang filsuf besar Yahudi mengindikasikan bahwa bumi
merupakan pusat semesta. Meskipun pada kenyataanya
banyak sarjana Yahudi yang tidak menyetujui pandangan
ini. Pandangan ini tentu saja sangat berhubungan dengan
interpretasi mistis yang dipakai Maimonedes. Hal ini
terlihat pada pembagian-pembagian planet yang
dimaksudkan sebagai alat pelengkap keberadaan bumi.
31 / 37
Cara pandang mistik yang menguasai kajian
kosmologi dan sebagian besar ajaran Yahudi tentu saja
berakar pada tradisi kitab suci. Tanakh yang selalu
dibantu dengan ungkapan-ungkapan lisan mengenai ayat-
ayat suci selanjutnya menjadi tradisi sentral Yahudi.
Mistisisme kemudian menjadi sebuah gerakan utama dalam
ajaran Yahudi dan menempati sebuah tempat khusus
spesial. Tradisi yang telah diterima dalam ajaran
inilah yang kemudian disebut dengan nama Kabbalah.
Secara singkat sejarah Kabbalah akan selalu merujuk
pada penyingkapan yang dilakukan Tuhan kepada Adam dan
para Nabi. Relasi Kabbalah dengan kosmologi terdapat
pada dogma bahwa ada 10 sephirot yang merupakan lambang
dari awal dan sekaligus keseluruhan alam semesta. Hal
ini juga menjadi dasar ketiga belas prinsip keimanan
Yahudi yang dipakai hingga hari ini.
Poin paling penting dalam kajian kosmologi Yahudi
ada pada corak yang dipilih yang kosmosentris. Ada
keteraturan dan kepastian yang tidak akan berubah namun
juga diberikan ruang luas untuk menerima dinamika. Hal
ini tentu saja menjadikan kosmologi Yahudi menjadi unik
dan memiliki pengaruh kuat pada ajaran-ajaran agama
lainnya. Untuk melihat itu kita bisa menarik skemanya
dari kepercayaan kosmogoni tradisional Yahudi, pohon
sephirot dan terakhir prinsip-prinsip keimanan yang
merupakan bentuk paling praktis dari semua ajaran.
Secara umum, sangat mudah mengenali dan mempelajari
32 / 37
kosmologi Yahudi. Argumentasinya, kerumitan justru
terdapat pada detail-detail yang berada di luar kajian
kosmologi ataupun kosmogoni milik Yahudi. Sehingga
kajian mengenai penentuan pusat semesta dan penjabaran
mengenai pohon sephirot tidaklah sesulit kajian agama-
agama Abrahamik lainnya. Terutama jika yang dikaji
betul-betul segala sesuatu yang berkaitan dengan isu-
isu kosmos saja.
B. Saran
Sebagaimana yang diungkapkan di atas, kajian
mengenai kosmologi Yahudi secara umum tidaklah
membutuhkan persiapan ekstra. Dengan catatan bahwa yang
dikaji benar-benar hanya isu-isu yang berkaitan
langsung dengan kosmos. Namun, jika sudah masuk secara
lebih jauh atau membahas secara mendetail kosmologi
atau mungkin lebih tepatnya teologi Yahudi menjadi
rumit. Pohon sephirot yang merupakan pancang
keteraturan di dalam ajaran yahudi merupakan sebuah
hirarki semesta yang luar biasa luas. Perwakilan
planet-planet yang ada pada cabang ajaran ini hanyalah
penyederhanaan dari ketersambungkan kosmos yang luar
biasa rumit.
Sehingga, saran yang bisa diberikan bagi
penelitian selanjutnya untuk mengkaji kosmologi Yahudi
adalah pemisahan bagian-bagian ini. Terutama pada
pembahas pohon sephirot, perlu diperhatikan dan diumbar
33 / 37
terlebih dahulu mengenai interpretasi mengenai awal-
akhir atau dasar-permukaan. Akan menjadi sulit jika
pembahasan mengenai poin terpenting dalam kajian Yahudi
ini jika langsung masuk tanpa memperhatikan posisi
sephirot terlebih dahulu. Begitu juga kemungkinan
terjadinya interpretasi liar mengenai ajaran-ajaran
Kabbalah yang akan sangat rentan terjadi. Pemahaman
yang benar mengenai sephirot akan mengantarkan pada
kunci-kunci pembuka ajaran Kabbalah yang memang
merupakan berasal dari tradisi lisan para Nabi.
Sehingga sangat penting untuk mengelompokkan secara
teratur dan teliti titik-titik kosmologi Yahudi ini
sebelum mulai membahasnya secara mendalam.
34 / 37
Daftar Pustaka
Bagus, Lorens, 1996, Kamus Filsafat. Jakarta :PT GramediaPustaka Utama.
Eliade, Marcea (editor), 1987, The Encyclopedia of Religion.New York: McMillan Publishing Coy.
Gotfryd, Arnie, 2003, Mind over Matter: The Lubavitcher Rebbe onScience, Technology and Medicine. Shamir.hlm. 76ff.; cf.xvi-xvii, 69, 100–1, 171–2
Hawley, J.F., and Holcomb, K.A., 2005, Foundationsof Modern Cosmology, 2 ed. New York: OxfordUniversity Press Inc.
Jacobs, Rabbi Louis, 1975, “Jewish Cosmology”. CarmenBlecker & Michael Loewe (ed.) Ancient Cosmologies(hal 66-86).London:George Allen&Unwin.
Gunawan, Anggun, 2010, Messianistik Yahudi. Yogyakarta:GrePublishing.
Hakim, Agus, 1996, Perbandingan Agama, Bandung : CVDiponegoro.
Knight, Douglas A., 1985, “Cosmogony and Order in The HebrewTradition”. Edited by: Robin W. Lovin and Frand E.Reynolds. Cosmogony dan Ethical Order: NewStudies in Comparative Ethics. The University ofChichago Press; Chicago and London.
Nussbaum, Alexander (January–April 2002), "Creationismand geocentrism among Orthodox Jewishscientists". Reports of the National Center for ScienceEducation: 38–43.
Siswanto, Joko, 2005, Orientasi Kosmologi, Yogyakarta:GadjahMada University Press
Supeli, Karlina, 2010, Kosmologi mengenal Alam Semesta,Makalah Ceramah ilmiah di LIPI, Jakarta :LIPI.
Syalabi, Ahmad, 1996, Agama Yahudi, Penerjemah A.Wijaya, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
35 / 37
Sumber Internet
Editor.“Creation and Cosmological in
Bible”.www.jewishvirtuallibrary.com
Editor. “Jewish Creation Story”
www.innovationslearning.co.uk
Kohler, Kaufmann (ed).
“Judaism”.www.jewishencyclopedia.com
Weiner, Rebecca. “Who is a
Jew?”www.jewisvirtuallibrary.org
Rich, Tracey R . “Olam Ha-Ba : The Afterlife”
www.judaism101.com
36 / 37