Top Banner
i KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA MAHASISWA BERLATAR BELAKANG BIARAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi oleh: Joshwa Dwiki Kurnia NIM : 168114065 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56

KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

Nov 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

i

KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR

GLUKOSA DARAH PUASA PADA MAHASISWA BERLATAR

BELAKANG BIARAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

oleh:

Joshwa Dwiki Kurnia

NIM : 168114065

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“How mistaken are those people who seek happiness outside of themselves, in

foreign lands and journeys, in riches and glory, in great possessions and

pleasures, in diversions and vain things, which have a bitter end! Happiness

is found within ourselves, and blessed is the man who has understood this.

Happiness is a pure heart, for such a heart becomes the throne of God.”- St.

Nektarios of Aegina

Karya ini kupersembahkan kepada :

Tuhan Semesta Alam, Sang Theotokos Suci, dan Para Kudus

Kedua Orangtua dan Saudara-saudaraku

Teman-teman seperjuangan Farmasi USD 2016, dan

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala belas

kasih dan rahmat-Nya yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan

nasjah skripsi yang berjudul “Korelasi Indeks Obesitas Sentral Terhadap Kadar

Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta” sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus menyampaikan rasa

terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan

terliat dalam penyusunan naskah skripsi ini, yaitu kepada :

1. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK, selaku dosen pembimbing skripsi yang

dalam kesediaanya telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan

sabar dan penuh kasih memberikan arahan, saran dan bantuan dari segi

keilmuan, wawasan dan nilai kehidupan. Penulis juga mengucapkan

terimakasih atas nasihat-nasihat berharga yang penulis terima selama

proses penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Yunita Linawati, M.Sc., Apt., Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc.,

Apt., dan Bapak Greogrius Bhaskara Wikanendra, S.Ked., M.Biomed.,

selaku dosen penguji atas semua saran, masukan, dorongan dan dukungan

yang sangat membangun dan berharga.

3. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

4. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt., selaku dosen pembimbing akademik

penulis atas semua bimbingan, motivasi dan segala dukungan moril bagi

penulis selama penulis menempuh perkuliahan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, wawasan dan bimbingan kepada penulis

selama proses perkuliahan terutama saat adanya kegiatan akademik non-

perkuliahan kepada Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt., Ibu Maria Wisnu

Donowati, M.Si., Apt., Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

viii

Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., Ibu Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc.,

Apt.dan Ibu Dr. Rini Dwiastuti, Apt.

6. Seluruh bapak-ibu dosen dan laboran yang terkasih yang namanya tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

7. Seluruh Romo rektor dan frater-frater yang telah memberikan izin dan

bersedia terlibat dan direpotkan dalam penelitian penulis sebagai

responden.

8. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, yang

telah memberikan Ethical Clearance bagi penelitian penulis.

9. Laboratorium Rumah Sakit Bethesda karena telah membantu penulis

dalam menganalisis sampel darah untuk kepentingan penelitian.

10. Papa, Mama, Ketan, Enggi dan seluruh keluarga tercinta yang selalu

mendukung penulis dalam studi penulis di Universitas Sanata Dharma.

Tanpa mereka, mustahil penulis menapaki jalan sebagai mahasiswa

farmasi hingga karya ini dihasilkan. Tararengkyu pisan tanpa batas.

11. Teman-teman seperjuangan dalam melakukan penelitian dan penyusunan

skripsi : Fanny Shella sebagai partner GDP yang luar biasa; kepada rekan

Kurnia : Toto Kurniawan dan Fany Kurniayu. Tidak lupa kepada Indro,

Sekar, Gista, Fitri, Lenny, dan Galang. Atas segala macam masukan,

motivasi, diskusi, petunjuk dan dinamikanya, penulis sangat

berterimakasih dan bersyukur telah boleh ditempatkan bersama dengan

kalian, segenap jajaran petarung sejati yang berjuang hingga garis akhir.

Terimakasih tuan dan puan sekalian.

12. Para Calon Apoteker “Maha Guru rumpun ilmu perniagaan dan kesehatan”

Edward Subastian dan “Gubernur Jendral Bintang Utara” Indro Arnoldus

Sihotang yang telah menjadi kawan seperjuangan, pemberi nasihat dan

motivasi yang amat berharga. Terimakasih sedalam-dalamnya.

13. Para Calon Apoteker Eluis, Yuyu, Santi, Jane, Handani, Dhea, Poet, Cia,

dan Presil yang memanggil nama penulis jika kekurangan anggota

kelompok, yang secara langsung maupun tidak langsung memotivasi dan

mendukung penulis di setiap proses perkuliahan penulis, yang membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

ix

penulis untuk keluar dari pembaringan untuk melihat realita Yogyakarta.

Terimakasih banyak.

14. Meja 3 B1 yang menjadi kawan seperjuangan, sepemecah belahan alat dan

sepengamatan yang telah bersama melewati dahsyatnya praktikum.

15. Apoteker dan Para Calon Apoteker Kakak-kakak senior PCC, Div.

Litbang BEMF Farmasi Sanata Dharma di tiap periode penulis berkuliah.

Eveline Trifena, Angel, Chelsi, Deanti, Feby, Fei, Galuh, GusBud,

Kusuma, Oskar, Ratna, Rexa, Rici, dan Via sebagai para leluhur tim

intisari dan anggota lain yang baru bergabung, juga kepada Ko Mulia dan

Lobs-Papsky. Terimakasih kepada kalian yang dikirim Tuhan sebagai

pribadi istimewa bagi penulis yang selalu memotivasi, menyemangati,

membantu mematangkan diri penulis dan semakin membuat penulis

mencintai dunia kefarmasian baik langsung maupun tidak langsung.

16. Keluarga besar FSMB 2016 tercinta dan Angkatan 2016 yang telah

bersama-sama merasakan perjuangan sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi

USD.

17. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang namanya tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan

kelemahan baik penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan dan terbuka atas segala kritik dan saran yang membangun dari

pihak manapun. Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya dalam bidang

kefarmasian.

Yogyakarta, 5 Desember 2019

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.. .......................................................................................... i

Persetujuan Pembimbing ......................................................................................... ii

Pengesahan Skripsi Berjudul ................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

ABSTRACT ......................................................................................................... xiv

INTISARI .............................................................................................................. xv

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3

Jenis dan Subjek Penelitian ................................................................................. 3

Izin dan Etika Penelitian ...................................................................................... 4

Lokasi dan Sampel Penelitian ............................................................................. 4

Penilaian RLPP dan RLPTB ............................................................................... 5

Penilaian Kadar Glukosa Darah Puasa ................................................................ 6

Analisis Statistik .................................................................................................. 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7

Karakteristik Responden ..................................................................................... 7

Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPP <0,9 cm dan RLPP ≥0,9

........................................................................................................................... 12

Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPTB <0,5 dan RLPTB ≥0,5

........................................................................................................................... 13

Penetapan Status Obesitas Sentral dengan Parameter RLPP dan RLPTB ........ 14

Korelasi RLPP dan RLPTB dengan Glukosa Darah Puasa ............................... 15

Kelemahan dan Kesulitan Penelitian ................................................................. 18

Kesimpulan ........................................................................................................... 19

Saran ...................................................................................................................... 19

LAMPIRAN .......................................................................................................... 23

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 6

Tabel II. Karakteristik Responden .......................................................................... 7

Tabel III. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak Obesitas

Sentral dengan parameter RLPP ............................................................................. 8

Tabel IV. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak Obesitas

Sentral dengan Parameter RLPTB .......................................................................... 9

Tabel V. Jumlah Responden pada Kelompok Glukosa Darah Normal, Prediabetes

dan Diabetes .......................................................................................................... 11

Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPP <0,9 dan

RLPP ≥0,9 ............................................................................................................. 12

Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPTB <0,5

dan RLPTB ≥0,5 ................................................................................................... 13

Tabel VIII. Korelasi RLPP dan RLPTB terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa

pada Responden Pria ............................................................................................. 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Pengambilan Responden ............................................................ 5

Gambar 2. Diagram Sebaran Korelasi Parameter RLPP dengan Kadar GDP ...... 16

Gambar 3. Diagram Sebaran Korelasi RLPTB dengan Kadar GDP ..................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Penelitian......................................................................... 24

Lampiran 2. Ethical Clearance ............................................................................ 25

Lampiran 3. Kuisioner Riwayat Responden ........................................................ 26

Lampiran 4. Informed Consent ............................................................................ 29

Lampiran 5. Keterangan Kalibrasi Alat di UPT Metrologi Legal Yogyakarta .... 31

Lampiran 6. Pengukuran Antropometrik ............................................................. 33

Lampiran 7. Contoh Hasil Tes Laboratorium Rumah Sakit Bethesda ................. 34

Lampiran 8. Analisis Statistik .............................................................................. 35

Lampiran 9. Perhitungan Sampel Minimal (Dahlan, 2011) ................................. 39

Lampiran 10. Perhitungan CV ............................................................................ 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

xiv

ABSTRACT

Obesity is a risk factor for high blood glucose, insulin ressistance and type

II diabetes. Obesity is characterized by excess fat accumulation that adversely

affects health and is associated with an increased risk of various chronic diseases.

Data compiled by Riskesdas shows the prevalence of central obesity continues to

increase. According to the results of Riskesdas in 2018, the prevalence of central

obesity in Indonesia is 31% in adults.

Obesity status can be measured anthropometrically, this study uses waist-

to-hip ratio or WHR (cut-off ≥0,9) and waist-to-height ratio or WHTR (cut-off

≥0,5) as central obesity indexes on the young adult friars at Campus IV Sanata

Dharma Yogyakarta who has daily activities in the monastery environment as

respondents. This research with observational-cross-sectional design involved 79

respondents who were taken using the purposive sampling method.

The results of the Pearson correlation test showed WHR (r = 0,059 and p =

0,618) and WHTR (r = 0,066 and p = 0,562) had a weak and insignificant

correlation with fasting blood glucose levels of friar students at Sanata Dharma

University in Yogyakarta. Low value of the correlation coefficients and

correlation strength are related to the phenomenon of glycolysis due to the

suboptimal blood samples handling.

Keywords : Central Obesity, Fasting Blood Glucose, WHR, WHTR, friars

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

xv

INTISARI

Obesitas merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko

hiperglikemia dan seringkali dihubungkan dengan diabetes. Obesitas merupakan

kondisi medis yang ditandai dengan akumulasi lemak berlebih sehingga

berdampak buruk pada kesehatan dan dihubungkan dengan peningkatan risiko

berbagai penyakit kronis. Data yang dihimpun Riskesdas menunjukan prevalensi

obesitas sentral terus meningkat. Hasil Riskesdas tahun 2018 prevalensi obesitas

sentral di Indonesia sebesar 31% pada orang dewasa.

Status obesitas pada seseorang dapat diukur secara antropometrik,

penelitian ini menggunakan rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) dengan cut-off

≥0,9 dan rasio lingkar pinggang-tinggi badan (RLPTB) dengan cut-off ≥0,5

sebagai indeks obesitas sentral pada subjek penelitian yakni biarawan dewasa

muda Kampus IV Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki keseharian di

lingkungan biara. Penelitian observasional dengan desain cross-sectional ini

melibatkan 79 responden yang pengambilannya menggunakan metode purposive

sampling.

Hasil melalui uji korelasi Pearson menunjukkan RLPP (r = 0,059 dan p =

0,618) dan RLPTB (r = 0,066 dan p = 0,562) memiliki korelasi lemah dan tidak

bermakna dengan kadar glukosa darah puasa mahasiswa berlatar belakang

biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Rendahnya koefisien dan

kekuatan korelasi dihubungkan dengan fenomena glikolisis akibat penanganan

sampel darah yang kurang maksimal.

Kata kunci : Obesitas sentral, kadar glukosa darah, RLPP, RLPTB, biarawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

1

PENDAHULUAN

Obesitas adalah keadaan di mana massa jaringan adiposa ditemukan

berlebih. Peningkatan mortalitas dari obesitas utamanya diakibatkan penyakit

kardiovaskular, penyakit saluran kemih, diabetes mellitus, dan berbagai jenis

kanker, seperti kanker esofagus, kolon, rektum, pankreas, liver, prostat dan

sebagainya. Pola makan dan aktivitas fisik, penyakit dan obat-obatan biasa

dihubungkan dengan kejadian kasus obesitas (Jameson et al., 2018). Kelebihan

berat badan dan obesitas menjadi suatu faktor risiko tinggi untuk beberapa

penyakit seperti penyakit-penyakit kardiovaskular, diabetes, kelainan

muskuloskeletal dan kanker. Tahun 2016, sebanyak 39% orang dewasa berusia 18

tahun ke atas memiliki berat badan berlebih, dan 13% diantaranya mengalami

obesitas. (World Health Organization, 2018). Secara nasional, prevalensi obesitas

sentral di Indonesia pada tahun 2013 adalah 26,6%, lebih tinggi dari prevalensi

pada tahun 2007, yakni 18,8%. Sebanyak 18 provinsi memiliki prevalensi obesitas

sentral di atas angka nasional, salah satunya adalah Provinsi D.I.Yogyakarta

(Kemenkes, 2013). Sementara itu, menurut hasil Riskesdas tahun 2018 prevalensi

obesitas sentral di Indonesia sebesar 31% pada orang dewasa (Kemenkes, 2018).

Data-data di atas menunjukkan prevalensi obesitas sentral meningkat dari tahun

ke tahun.

Metode yang paling umum dijumpai dalam menentukan obesitas adalah

indeks massa tubuh (IMT), parameter ini menentukan status obesitas general

seseorang. Pendekatan antropometrik lain seperti lingkar pinggang, lingkar

pinggul dan tinggi badan dapat digunakan untuk menetapkan status obesitas

sentral. Pengertian obesitas sentral dibedakan dari obesitas general dengan

merujuk kepada distribusi yang bersifat sentral atau menunjuk kepada titik

tertentu pada tubuh yakni abdominal atau viseral. Rasio Lingkar Pinggang

Pinggul dan Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan merupakan dua parameter

yang dapat digunakan di mana cut-off RLPP adalah ≥0,9 untuk pria sementara

untuk wanita ≥0,8 (World Health Organization, 2008). Cut-off obesitas sentral

berdasarkan RLPTB adalah sebesar ≥0,5 (Choi, Koh and Choi, 2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

2

Penderita obesitas sentral mengalami penumpukan lemak viseral yang

memproduksi sejumlah sitokin seperti TNF-α (tumor necrosis factor-α) dan IL-6

(interleukin 6), agen protrombotik seperti plasminogen activator inhibitor-1, serta

senyawa lain seperti resistin, angiotensinogen dan RBP-4 yang mana semua

senyawa ini berperan dalam resistensi insulin, hipertensi, dan hiperkoaguabilitas

(DiPiro et al., 2017; Jameson et al., 2018). Penumpukan tersebut menyebabkan

terlepasnya berbagai adipositokin proinflamasi, peningkatan gliserol dan asam

lemak, dan menurunnya sekresi adiponektin. Senyawa-senyawa yang dilepaskan

oleh adiposit mengalami perubahan ekspresi pada orang yang mengalami obesitas.

Mekanisme lain seperti inflamasi akibat obesitas dan infiltrasi makrofag ke

dalam jaringan lemak (yang juga memicu pelepasan senyawa-senyawa yang

berperan dalam resistensi insulin), dan induksi respon stres retikulum endoplasma

dapat berkontribusi terjadinya resistensi insulin sehingga kadar glukosa berpotensi

meningkat (Jameson et al., 2018; Mary, et al., 2014). Peningkatan senyawa-

senyawa seperti TNF-α, IL-6, resistin, MIF dan sebagainya akan mempengaruhi

kadar glukosa darah lewat terganggunya persinyalan selular. Penumpukan lemak

viseral juga dapat menurunkan jumlah adiponektin, suatu jenis adipokin yang

berperan dalam menurunkan produksi glukosa hepatik, meningkatkan sensitivitas

insulin, meningkatkan oksidasi lipid, serta memiliki efek protektif terhadap

vaskular sehingga memungkinkan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah pada

penderita obesitas (Jameson et al., 2018; Papaetis et al., 2015; Odegaard and

Chawla, 2011).

Penelitian-penelitian terdahulu telah meneliti pengaruh beragam indeks

obesitas sentral terhadap kadar glukosa darah. Penelitian di Indonesia seperti yang

pernah dilakukan oleh Septyaningrum dan Martini (2014) dengan 60 responden

berusia 45-70 tahun di Puskesmas Menur menunjukan adanya korelasi lemah

bermakna antara RLPP dan kadar glukosa darah (p = 0,002; r = 0,392) selain itu,

penelitian oleh Lam et al. (2015) dengan 415 responden pria Singapura berusia

21-74 tahun menunjukkan adanya korelasi lemah dan bermakna antara RLPP

terhadap kadar GDP (r = 0,324; p <0,001) dan RLPTB terhadap kadar GDP (r =

0,333; p <0,01). Namun, hubungan obesitas sentral dengan kadar glukosa darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

3

puasa pada populasi mahasiswa usia dewasa muda yang memiliki latar belakang

biarawan belum pernah dilakukan. Adanya perbedaan pola hidup biarawan

dengan masyarakat umum atau non-biarawan menjadi alasan penelitian ini

dilakukan. Mahasiswa yang berada di Kampus IV Fakultas Teologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta memiliki pola hidup membiara dan memiliki kegiatan

yang terjadwal setiap hari mulai dari aktivitas perkuliahan selaku mahasiswa,

jadwal dan pola makan, pola olahraga, dan aktivitas kerohanian yang dilakukan

setiap hari. Hal ini membuat pola hidup para biarawan tersebut berbeda dengan

orang non-biarawan baik dari sisi aktivitas sehari-hari maupun spiritualitasnya

(yang lebih mendalam). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi indeks

obesitas sentral (RLPP dan RLPTB) dengan kadar glukosa darah puasa (GDP)

pada mahasiswa berlatar belakang biarawan di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Subjek Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan berupa penelitian observasional analitik

dengan rancangan penelitian potong lintang atau cross-sectional. Pengamatan

secara observasional analitik dilakukan tanpa adanya intervensi apapun pada

subjek penelitian. Rancangan penelitian cross-sectional merupakan tipe penelitian

observasional di mana peneliti menetapkan luaran (outcome) dan paparan subjek

penelitian dalam waktu bersamaan. Subjek penelitian dipilih berdasarkan

rangkaian kriteria inklusi dan eksklusi (Setia, 2016). Penelitian ini menganalisis

hubungan rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) dan rasio lingkar pinggang-

tinggi badan (RLPTB) dengan peningkatan kadar glukosa darah puasa. Subjek

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kampus IV Fakultas Teologi Sanata

Dharma Yogyakarta yang memiliki pola hidup sebagai biarawan.

Kriteria inklusi penelitian ini antara lain biarawan dewasa muda

(mahasiswa aktif angkatan 2016, 2017 dan 2018) dengan usia 20–29 tahun

(rentang usia berdasarkan kategori normal BFP yang disusun ACSM 2014 yang

paling mendekati kategori usia dewasa muda), tidak mengonsumsi alkohol, setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

4

untuk menandatangani informed consent dan bersedia untuk berpuasa selama 10-

12 jam (minum air putih diperbolehkan). Kriteria eksklusi penelitian ini antara

lain responden tidak hadir pada saat pengambilan data , sedang mengonsumsi obat

rutin yang mempengaruhi tekanan darah, kadar kolesterol total, kadar trigliserida,

kadar glukosa darah puasa (misalnya kortikosteroid, antipsikotik dan golongan

sodium-glucose contransporter 2 inhibitor (ADA, 2019)), dan kadar asam urat.

Izin dan Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat izin dari wakil rektor I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dengan nomor : 166/WR I/F/IX/2019 untuk melakukan

kegiatan penelitian di lingkungan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dengan nomor :

329.3/FIKES/PL/X/2019.

Lokasi dan Sampel Penelitian

Pengambilan data dilakukan selama dua hari yakni pada tanggal 19

Oktober 2019 di Biara Skolastikat SCJ dan Biara C.Ss.R, dilanjutkan pada tanggal

20 Oktober 2019 di biara seminari tinggi OMI dan biara CMF Skolastik. Secara

umum, puasa dimulai pada pukul 21.00 WIB dan penelitian dimulai pada jam

07.00 WIB. Responden diberi kebebasan untuk datang ke lokasi pengambilan data

penelitian baik berangkat secara pribadi maupun dengan akomodasi yang

disediakan oleh tim peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

5

Gambar 1. Proses Pengambilan Responden

Total responden yang bersedia mengikuti penelitian ini berjumlah 119

orang. Responden yang termasuk ke dalam kriteria eksklusi atau tidak hadir data

pemeriksaannya tidak disertakan dalam data penelitian untuk dianalisis secara

statistik (responden yang tidak berpuasa dipersilahkan mengikuti rangkaian

pemeriksaan tekanan darah dan antropometrik namun, tidak diperkenankan

menjalani prosedur pengambilan darah). Total responden akhir yang data

pemeriksaanya dapat dianalisis sebanyak 79 responden.

Penilaian RLPP dan RLPTB

Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah

antara bidang horizontal di tengah tulang rusuk terendah dan puncak tulang iliak.

Sementara itu, pengukuran lingkar pinggul dilakukan dengan mengukur lingkar

terlebar dari bokong. Cut-off RLPP adalah ≥0,9 untuk pria sementara untuk

wanita >0,8 (World Health Organization, 2008). Rasio Lingkar Pinggang Tinggi

Badan (RLPTB) juga dapat dijadikan sebagai parameter penentu obesitas sentral.

119 responden bersedia mengikuti

penelitian

40 responden

tereksklusi:

5 responden memiliki

riwayat penyakit

kardiovaskular

18 responden tidak

puasa

1 responden tidak

memiliki data lengkap

16 responden tidak

hadir

79 responden mengikuti rangkaian

penelitian

Analisis statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

6

RLPTB dianggap menjadi cara pengukuran yang baik untuk semua kelompok

etnik. Cut-off obesitas sentral berdasarkan RLPTB adalah sebesar ≥0,5 (Choi, Koh

and Choi, 2018).

Penilaian Kadar Glukosa Darah Puasa

Responden harus melakukan puasa (hanya diperbolehkan minum air putih)

selama 10-12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah. Pengambilan darah

dilakukan sebanyak satu kali yang kemudian ditempatkan ke dalam tabung.

Penilaian kadar glukosa darah puasa dilakukan dengan menganalisis sampel darah

yang diambil tersebut oleh analis kesehatan yang memiliki Surat Tanda Registrasi

(STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) di Laboratorium Rumah Sakit Bethesda

dengan metode enzimatis Heksokinase/G6PD sehingga diperoleh hasil kadar

glukosa darah puasa.

Analisis Statistik

Tabel I. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis

No. Parameter Nilai Interpretasi

1.

Kekuatan korelasi

(r)

0,00-0,19

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat lemah

Lemah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

2. Nilai p p <0,05

p >0,005

Terdapat korelasi yang

bermakna antara dua

variabel yang diuji.

Tidak terdapat korelasi

yang bermakna antara

dua variabel yang diuji.

3. Arah Korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar

nilai satu variabel

semakin besar pula nilai

variabel lainnya.

Berlawanan arah,

semakin besar nilai satu

variabel semakin kecil

nilai variabel lainnya.

Tabel di atas menjadi panduan interpretasi hasil uji korelatif. Analisis

statistik penelitian ini dilakukan di pusat kajian CE&BU Universitas Gadjah Mada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

7

yang telah terstandarisasi dengan menggunakan program IBM SPSS 23 dengan

taraf kepercayaan 95%. Data yang didapat berupa hasil uji normalitas dan

koefisien korelasi (nilai r) dengan responden sejumlah 79 orang. Uji Kolmogorov-

Smirnov digunakan untuk uji normalitas (karena jumlah responden lebih dari lima

puluh orang). Uji korelasi yang digunakan menggunakan uji korelasi Pearson.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden yang ikut serta dalam seluruh rangkaian penelitian ini

(kelompok inklusi ) berjumlah 79 orang dengan rentang usia 20-28 tahun yang

merupakan mahasiswa aktif angkatan 2016, 2017 dan 2018 berlatar belakang

biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mematuhi seluruh

persyaratan penelitian. Karakteristik responden ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel II. Karakteristik Responden

Karakteristik Distribusi Data

(n=79)

p

Usia (tahun) 23(20-28)** 0,000

RLPP 0,83 (0,72-0,99)** 0,039

RLPTB 0,45(0,38-0,61)** 0,003

Glukosa Darah Puasa 73,21±7,605* 0,082

Keterangan :

*Mean ± SD

**Median (nilai minimum-nilai maksimum)

Usia

Kriteria inklusi responden yang digunakan dalam penelitian ini salah

satunya menggunakan rentang usia 20-29 tahun. Rentang umur ini termasuk ke

dalam rentang usia dewasa muda (18-35 tahun) (Lanoye et al., 2016) yang sejalan

dengan tujuan penelitian. Rentang usia 20-29 tahun (masuk ke dalam rentang usia

dewasa muda) tersebut digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian

bersama yang melibatkan penetapan status obesitas general seseorang berdasarkan

Body Fat Percentage atau BFP (tidak dibahas dalam pembahasan ini) sehingga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

8

dibutuhkan kategori usia yang mirip antara standar penetapan status obesitas

general seseorang menggunakan metode BFP dengan tujuan peneliti yang meneliti

biarawan usia dewasa muda.

Penelitian ini mendapatkan responden dengan nilai tengah usia 23 (nilai

usia minimum 20 tahun dan nilai usia maksimum 28) tahun. Uji normalitas yang

dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%

memberikan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa sebaran

data usia responden tidak terdistribusi normal.

Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP)

Nilai Tengah RLPP yang didapat yakni 0,83 (dengan nilai RLPP minimum

0,72 dan nilai RLPP maksimum 0,99), sementara itu hasil pengujian normalitas

menunjukan data tidak terdistribusi normal (p = 0,039). Cut-off RLPP adalah

≥0,9 (World Health Organization, 2008). Prevalensi obesitas sentral pada

responden setelah pengukuran RLPP dilakukan menunjukan sebanyak 20,25%

responden termasuk dalam kategori obesitas sentral sementara 79,75% responden

dikategorikan sebagai normal.

Tabel III. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak

Obesitas Sentral dengan parameter RLPP

Klasifikasi Obesitas berdasarkan RLPP

Jumlah responden

(n=79)

n (%)

Tidak obesitas sentral (<0,9) 63 (79,75%)

Obesitas sentral (≥0,9) 16 (20,25%)

Beberapa penelitian yang telah dilakukan di wilayah Asia menunjukkan

prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPP yang lebih tinggi jika dibandingkan

dengan prevalensi pada penelitian ini (20,75%). Penelitian Putri (2013) dengan

responden mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, di

mana penelitian tersebut memiliki prevalensi 27,1 % (p = 0,688) dari 59

responden pria. Penelitian cross-sectional oleh Eslami et al. tahun 2014 dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

9

188 sampel mahasiswa di Iran (usia 18-25 tahun) menunjukan prevalensi

mahasiswa pria dengan obesitas sentral menurut parameter RLPP sebesar 29,3%

atau 55 responden. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2016)

dengan populasi pria Malaysia (18 tahun ke atas) sebanyak 273 orang

menunjukan prevalensi obesitas sentral menurut RLPTB di penelitian tersebut

sebesar 26% atau sebanyak 72 responden.

Hasil serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan di wilayah

luar Asia. Penelitian yang dilakukan Bartrina et al. (2016) pada sampel pria

Spanyol berusia 25 hingga 34 tahun menunjukan prevalensi obesitas sentral

berdasarkan RLPP sebesar 28,1%. Penelitian lain yang dilakukan pada populasi

dewasa Brazil oleh Correa et al (2019) menunjukan prevalensi obesitas sentral

dengan parameter RLPP pada pria usia 20-29 tahun sebesar 37,9%.

Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB)

Nilai tengah RLPTB yang didapat yakni 0,45 (nilai minimum 0,38 dan

nilai maksimum 0,61) dan data tidak terdistrinusi normal ( p = 0,003 ). Cut-off

obesitas sentral berdasarkan RLPTB yakni ≥ 0,5 (Choi, Koh and Choi, 2018).

Berdasarkan cut-off tersebut, prevalensi obesitas sentral berdasarkan parameter

RLPTB adalah sebesar 29,11% sementara 70,89% responden dikategorikan

sebagai normal.

Tabel IV. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak

Obesitas Sentral dengan Parameter RLPTB

Klasifikasi Obesitas berdasarkan

RLPTB

Jumlah responden

(n=79)

n(%)

Tidak obesitas sentral (<0,5) 56 (70,89%)

Obesitas sentral (≥ 0,5) 23 (29,11%)

Prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPTB penelitian ini lebih rendah

jika dibandingkan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Eslami et al. (2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

10

dengan 188 responden mahasiswa di Iran (usia 18-25 tahun) menunjukan

prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPTB adalah sebesar 61,2% atau

sebanyak 115 responden. Namun, prevalensi obesitas berdasarkan RLPTB pada

penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian Sahin et al. (2011)

dengan responden pria di Turki. Penelitian tersebut menunjukan prevalensi

obesitas sentral dengan parameter RLPTB pada pria berusia 20-29 tahun adalah

sebesar 14,9%.

Penelitian oleh Peltzer dan Pengpid (2017) dengan sampel sebanyak 2357

mahasiswa pria di wilayah ASEAN menunjukkan prevalensi obesitas sentral

berdasarkan RLPTB sebesar 16,6%. Penelitian ini menunjukkan prevalensi

tertinggi obesitas sentral di ASEAN berdasarkan RLPTB dimiliki oleh Indonesia

yakni 30,9% dari 283 responden. Penelitian ini juga memaparkan data prevalensi

di negara ASEAN lain yakni, Laos 9,3% dari 260 responden, Malaysia 21,4% dari

519 responden, Myanmar 14,3% dari 201 responden, Filipina 20,9% dari 194

responden, Singapura 17,4% dari 347 responden, Thailand 12,3% dari 1289

responden dan Vietnam 12,3 % dari 402 responden.

Rendahnya angka prevalensi obesitas sentral dimungkinkan oleh beberapa

hal seperti gaya hidup beberapa konggegrasi yang memiliki pola makan teratur

serta jadwal mingguan untuk berolahraga sehingga meminimalisir inaktivitas fisik

sebagai faktor-faktor penyebab obesitas. Beberapa faktor lain seperti penempatan

alat pengukur, fase respirasi, tekanan abdominal dan pakaian dapat mempengaruhi

pengukuran (WHO, 2008).

Glukosa Darah Puasa

Glukosa darah puasa diartikan sebagai banyaknya glukosa dalam darah

yang diambil setelah setidaknya delapan jam berpuasa (tidak ada intake kalori)

(ADA, 2019). Pengukuran kadar glukosa darah puasa pada penelitian ini

menggunakan metode Heksokinase/G-6-PDH. Jumlah NADP (NADPH) atau

NADH yang tereduksi proporsional dengan jumlah glukosa dalam sampel dan

diukur melalui peningkatan absorbansi pada 340 nm (Burtis and Bruns, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

11

Berikut merupakan tabel klasifikasi responden berdasarkan profil kadar glukosa

darah menurut nilai rujukan laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta :

Tabel V. Jumlah Responden pada Kelompok Glukosa Darah Normal, Prediabetes

dan Diabetes

Klasifikasi Profil Kadar Glukosa Darah

Puasa

Jumlah responden

(n=79)

n(%)

<70 mg/dL 25 (31,65%)

Normal (70-110mg/dL) 54 (68,35%)

>110 mg/dL 0 (0%)

Rerata glukosa darah puasa (GDP) responden yang didapatkan yakni

73,21±7,605 dengan distribusi normal (p = 0,082). Pada penelitian ini, tidak

didapatkan profil kadar glukosa darah puasa responden yang melebihi nilai

rujukan RS Bethesda Yogyakarta, responden kadar GDP-nya masuk dalam

rentang nilai rujukan adalah sebesar 68,35% sementara responden yang kadar

GDP-nya ada di bawah nilai rujukan adalah sebesar 31,65%.

Beberapa faktor dapat menjadi pemicu kadar glukosa darah seseorang

bervariasi mulai dari gaya hidup, obesitas, penyakit, dan konsumsi obat-obatan.

Faktor lain seperti kepatuhan responden dalam berpuasa dan cara penanganan

sampel darah yang telah diambil dapat juga mempengaruhi. Sebesar 31,65%

responden memiliki glukosa darah puasa dibawah nilai rujukan, ini terutama

diakibatkan karena penanganan sampel yang belum maksimal. Sampel darah

responden yang sudah diambil diletakan di dalam tabung dengan suhu ruang.

Sampel darah yang dibiarkan tanpa penanganan khusus berpotensi mengalami

proses glikolisis yang dapat mempengaruhi kadar glukosa yang akan dianalisis

(Sacks, 2011). Penelitian ini juga tidak menambahkan senyawa khusus kepada

sampel untuk mencegah proses glikolisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

12

Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPP <0,9 cm dan RLPP

≥0,9

Rerata kadar glukosa darah responden dengan RLPP <0,9 dan responden

dengan RLPP ≥0,9 dibandingkan menggunakan uji komparatif t-test (terdistribusi

normal, p >0,05). Hasil dari uji hipotesis komparatif kadar GDP berdasarkan

RLPP menunjukan perbedaan tidak bermakna (p = 0,541) antara kedua kelompok

responden seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini :

Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPP <0,9 dan

RLPP ≥0,9

Karakteristik RLPP

p <0,9 ≥0,9

Glukosa Darah Puasa 73,0±7,588 74,238±7,974 0,541

Hasil penelitian pada populasi dewasa Iran menunjukan adanya perbedaan

bermakna (p = 0,004) antara RLPP pada kelompok dengan GDP <126 mg/dL

(rerata 0,83±0,09) dengan RLPP pada kelompok GDP ≥126 mg/dL (rerata

0,87±0,09) (Tilaki and Heidari, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Liu et

al. (2011) pada 360 responden pria di Tiongkok menunjukkan rerata RLPP pada

kelompok dengan GDP <100mg/dL adalah sebesar 0,98±0,15 dan pada kelompok

GDP ≥100mg/dL hasilnya justru lebih kecil yakni 0,95±0,11 (p = 0,009).

Berbeda dengan penelitian oleh Tilaki dan Heidari (2015), penelitian oleh

Liu et al. (2011) tersebut tidak menunjukkan peningkatan nilai RLPP pada

responden yang memiliki peningkatan risiko kardiovaskular (termasuk kadar

glukosa darah yang tinggi), penelitian oleh Liu et al. tersebut mengklaim sampel

yang diambil belum terlalu besar dan belum cukup merepresentasikan penduduk

Tiongkok. Penelitian tersebut menyatakan pengukuran RLPP pada sampel yang

diteliti dinyatakan tidak menghasilkan kurva ROC-AUC yang baik untuk meneliti

faktor risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian oleh Putri (2013) di Kampus III

Universitas Sanata Dharma dengan sampel pria sebanyak 59 orang menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

13

rerata glukosa darah responden dengan RLPP <0,9 (43 responden) sebesar 80,00

(64,00-97,00) dan RLPP ≥0,9 (16 responden) sebesar 83,00 (71,00-96,00).

Perbedaan kedua kelompok dalam penelitian tersebut tidak bermakna (p = 0,684).

Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPTB <0,5 dan RLPTB

≥0,5

Rerata kadar glukosa darah RLPP ≥0,5 dan <0,5 dibandingkan

menggunakan uji komparatif t-test (p >0,05). Uji hipotesis komparatif kadar GDP

berdasarkan RLPP menunjukan perbedaan tidak bermakna antar kedua kelompok

responden (p = 0,578 ) seperti yang ditunjukan Tabel VII. Rerata kadar glukosa

darah puasa kelompok obesitas dan tidak obesitas baik berdasarkan RLPP maupun

RLPTB ditemukan tidak bermakna dalam penelitian ini. Hal ini diakibatkan

fenomena glikolisis yang membuat kadar glukosa darah yang diperoleh tidak

menunjukkan kadar sebenarnya pada kelompok obesitas maupun non-obesitas.

Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPTB <0,5

dan RLPTB ≥0,5

Karakteristik RLPTB

p <0,5 ≥0,5

Glukosa Darah Puasa 73,1±7,812 73,487±7,237 0,578

Penelitian Tilaki dan Heidari (2015), menunjukan RLPTB yang semakin

tinggi akan meningkatkan kadar glukosa darah (p = 0,001) di mana RLPTB

responden dengan GDP <126 mg/dL memiliki rerata 0,57±0,10 sementara

responden dengan GDP ≥126 mg/dL memiliki rerata RLPTB sebesar 0,62±0,10.

Penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. (2011) dengan sampel di Tiongkok juga

menunjukkan peningkatan RLPTB sejalan dengan peningkatan kadar GDP. Rerata

RLPTB penelitian tersebut pada kelompok sampel dengan GDP <100 mg/dL

adalah sebesar 0,53±0,06 dan sebesar 0,55±0,06 pada kelompok GDP ≥100

mg/dL (p = 0,018). Hubungan bermakna pada penelitian-penelitian sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

14

dimungkinkan karena jumlah sampel yang besar dan juga rentang usia sampel

yang terbilang lebar bila dibandingkan penelitian ini, pertambahan usia juga

cenderung meningkatkan RLPTB.

Beberapa penelitian menunjukan RLPTB memiliki kemampuan

memprediksi kadar glukosa darah yang lebih baik jika dibandingkan dengan

RLPP untuk semua jenis kelamin (Cai et al., 2013; Jayawardana et al., 2013)

bahkan, RLPTB mampu mengenali subjek-subjek berisiko tinggi meskipun

memiliki lingkar pinggang dan IMT yang normal. Temuan lain dalam penelitian

oleh Xiao et al. (2015) menunjukkan nilai AUC RLPTB (0,628) lebih tinggi

dibandingkan dengan AUC RLPP (0,593) dan variabel lain seperti IMT dan

Lingkar Pinggang (LP) sebagai metode skrining diabetes mellitus tipe 2.

Penelitian oleh Zhao et al. (2012) yang dilakukan di Tiongkok dengan 488

responden pria berusia ≥30 tahun menunjukkan baik RLPTB maupun RLPP

memiliki nilai AUC yang lebih tinggi dibanding IMT namun, nilai AUC RLPTB

(0,760 vs. 0,551, p < 0,05) lebih tinggi dibanding AUC RLPP (0,707 vs. 0,551, p

< 0,05) dalam memprediksi diabetes.

Penetapan Status Obesitas Sentral dengan Parameter RLPP dan RLPTB

Pada penelitian ini ditemukan perbedaan jumlah responden yang

teridentifikasi sebagai obesitas sentral menggunakan RLPP sebanyak 16 orang

dan RLPTB sebanyak 20 orang. Hal tersebut menunjukkan bila status obesitas

sentral seseorang ditetapkan menggunakan parameter RLPP dan RLPTB,

responden tersebut dapat diklasifikasikan sebagai obesitas sentral hanya menurut

satu jenis parameter saja. Penelitian ini menunjukan sebanyak 6 responden

terklasifikasikan obesitas sentral baik berdasarkan parameter RLPP dan RLPTB, 4

orang terklasifikasikan obesitas sentral oleh RLPP saja, dan 10 orang

terlasifikasikan obesitas sentral oleh pengukuran RLPTB saja.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2016) dengan populasi

dewasa Malaysia menunjukan pengukuran menggunakan parameter lingkar

pinggang saja (waist circumference) menghasilkan prevalensi obesitas sentral

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penetapan menggunakan parameter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

15

RLPP. Penggunaan parameter RLPP pada penelitian tersebut lebih banyak

menghasilkan responden dengan hasil normal atau underweight. Nilai RLPP tiap

orang sangat bervariasi dan lebar lingkar pinggul seseorang akan membuat nilai

RLPP semakin kecil sekalipun lingkar pinggangnya cenderung besar. Sementara

itu, beberapa studi systematic review dan meta analysis lebih cenderung memilih

RLPTB sebagai parameter obesitas sentral (Ashwell et al., 2012; Carmienke et al.,

2013). Beberapa penelitian menyatakan cut-off RLPTB (≥0,5) dapat berlaku

untuk segala usia, jenis kelamin maupun ras sebagai parameter yang sederhana

dan paling valid untuk menentukan adipositas sentral, serta nilainya dianggap

lebih merepresentasikan risiko kesehatan seseorang dibandingkan dengan lingkar

pinggul dan IMT (Ashwell and Gibson, 2016; Bosomworth, 2019).

Korelasi RLPP dan RLPTB dengan Glukosa Darah Puasa

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis

yang ditujukan untuk membuktikan hipotesis korelatif sehingga nilai koefisien

korelasi menjadi nilai yang ditetapkan.

Tabel VIII. Korelasi RLPP dan RLPTB terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa

pada Responden Pria

Variabel r p

RLPP 0,059 0,613*

RLPTB 0,066 0,562*

Keterangan :

*terdapat korelasi yang tidak bermakna (p >0,05)

Hasil uji korelasi pearson indeks obesitas sentral terhadap kadar GDP

responden berdasarkan RLPP memiliki kekuatan sangat lemah dan tidak

bermakna (r = 0,059; p = 0,613) dengan arah korelasi positif. Sebaran korelasi

antara RLPP dengan kadar GDP responden ditunjukan pada gambar berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

16

Gambar 2. Diagram Sebaran Korelasi Parameter RLPP dengan Kadar GDP

Korelasi sangat lemah dan tidak bermakna (r = 0,066; p = 0,563) dengan

arah positif juga diperoleh berdasarkan RLPTB. Korelasi indeks obesitas sentral

dengan kadar GDP berdasarkan RLPTB menghasilkan nilai koefisien korelasi

yang lebih tinggi bila dibandingkan berdasarkan RLPP. Gambar di bawah ini

menunjukkan sebaran korelasi RLPTB dengan kadar GDP responden :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

17

Gambar 3. Diagram Sebaran Korelasi RLPTB dengan Kadar GDP

Koefisien korelasi RLPP dengan kadar GDP pada penelitian ini (r = 0,059)

lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian oleh Putri (2013) yang

menunjukkan adanya korelasi yang sangat lemah dan tidak bermakna (r = 0,014; p

= 0,909) antara RLPP dengan kadar GDP pada 59 mahasiswa Kampus III

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian dengan 3624 responden pria di

Tiongkok (usia 20-79 tahun) membuktikan korelasi obesitas sentral terhadap

kadar GDP berdasarkan RLPPP memiliki kekuatan korelasi yang sangat lemah

bermakna (r = 0,155; p < 0,001) sementara itu, korelasi antara RLPTB dan kadar

GDP memiliki kekuatan lemah bermakna (r = 0,248; p <0,001) (Xu et al,. 2013).

Penelitian lain oleh Xiao et al. (2015) dengan 2419 responden pria dewasa

Tiongkok (usia >40 tahun) menunjukkan korelasi sangat lemah dan bermakna

baik antara RLPP dengan GDP (r = 0,148; p <0,001) maupun RLPTB dengan

GDP (r = 0,176; p <0,001). Penelitian oleh Lam et al. (2015) dengan 415

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

18

responden pria berusia 21-74 tahun di Singapura membuktikan adanya korelasi

lemah dan bermakna antara RLPP terhadap kadar GDP (r = 0,324; p <0,001) dan

RLPTB terhadap kadar GDP (r = 0,333; p <0,01).

Korelasi sebagian besar penelitian di atas menunjukkan kekuatan yang

sangat lemah hingga lemah namun bermakna. Sekalipun memiliki kekuatan

korelasi yang sama dengan beberapa penelitian lain, koefisien korelasi yang

dihasilkan penelitian ini sangatlah rendah dan hasilnya tidak bermakna. Hal ini

diakibatkan penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor pra-analitik ekstra

laboratorium tepatnya pada penanganan sampel darah yang telah diambil. Sampel

darah responden yang sudah diambil diletakan dalam tabung yang berada di suhu

ruang dan tidak diberi penanganan khusus. Terdapat jeda selama hampir 2 jam

sejak pengambilan darah pertama karena harus menunggu sampel-sampel darah

responden terkumpul sebelum akhirnya dilakukan separasi dan tahap analisis.

Sampel darah yang tidak segera diseparasi sebelum 30 menit berpotensi

mengalami proses glikolisis yang dapat mempengaruhi kadar glukosa yang akan

dianalisis (Sacks, 2011). Glikolisis sendiri dapat mengurangi konsentrasi glukosa

antara 5% hingga 7% (5-10 mg/L) pada sampel darah normal yang disimpan di

suhu ruang (Burtis and Bruns, 2015).

Penelitian ini juga tidak menambahkan senyawa khusus kepada sampel

sebagai pencegah proses glikolisis. American Association for Clinical Chemistry

(AACC) dan American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan

penggunaan buffer sitrat dalam menghambat glikolisis yang didasari atas

mekanisme pengasaman. Pengasaman atau asidifikasi menghambat enzim

heksokinase dan fosfofruktokinase yang terlibat dalam tahap-tahap awal proses

glikolisis. Glikolisis kemudian akan terhambat ketika pH darah dijaga pada

rentang 5,3 dan 5,9 dengan buffer sitrat. Efek penghambatan tersebut dapat

dipertahankan setidaknya selama 10 jam pada suhu 250C (Gupta and Kaur, 2014).

Kelemahan dan Kesulitan Penelitian

Kelemahan dalam penelitian ini antara lain jumlah responden yang

terbilang kecil (sampel minimal menurut perhitungan sampel sebesar 158 orang).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

19

Populasi mahasiswa biarawan di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta berjumlah 203 orang namun, dari jumlah tersebut hanya 79 orang

yang memenuhi kriteria. Banyak responden dalam penelitian ini yang tidak

memenuhi kriteria inklusi, beberapa responden tidak berpuasa ataupun tidak dapat

hadir.

Kesulitan lain yang muncul adalah rentang waktu pengambilan darah

dengan waktu analisis darah di laboratorium dan waktu perjalanan antara tempat

pengambilan darah dengan laboratorium cukup panjang, yaitu kurang lebih 2 jam

tanpa penanganan khusus dan dimungkinkan terjadi mekanisme glikolisis yang

berpengaruh terhadap kadar GDP yang terukur.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi sangat lemah dan tidak

bermakna antara Rasio Lingkar Pinggang Pinggul maupun Rasio Lingkar Tinggi

Badan terhadap kadar glukosa darah puasa mahasiswa berlatar belakang biarawan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Saran

Prevalensi kadar glukosa darah puasa yang berada dibawah nilai rujukan

pada penelitian ini cukup tinggi akibat tidak dipertimbangkannya faktor pra-

analitik penelitian. Penelitian lebih lanjut dapat lebih mempertimbangkan faktor

pra-analitik misalnya dengan mempertimbangkan penggunaan coolbox dan

senyawa penghambat glikolisis untuk menjaga kestabilan kadar glukosa darah

puasa dalam sampel darah agar hasil yang diperoleh dapat mencerminkan kadar

glukosa darah responden yang sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

20

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N., Adam, S.I.M., Nawi, A.M., Hassan, M.R., and Ghazi, H.F., 2016.

Abdominal Obesity Indicators: Waist Circumference or Waist-to-hip Ratio

in Malaysian Adults Population. Int J Prec Med., 7(82).

American Diabetes Association, 2019. Standards of Medical Care in Diabetes-

2019. The Journal of Clinical and Applied Research and Education,

42(S1).

Ashwell M, Gunn P, and Gibson S., 2012. Waist-to-height ratio is a better

screening tool than waist circumference and BMI for adult

cardiometabolic risk factors: systematic review and meta-analysis. Obes

Rev., 13(3), 275–86.

Ashwell, M. and Gibson, S., 2016. Waist-to-height ratio as an indicator of early

health risk: Simpler and more predictive than using a matrix based on IMT

and waist circumference. BMJ Open, 6 (3), 1-7.

Bosomworth, N.J., 2019. Normal-weight central obesity Unique hazard of the

toxic waist. Can Fam Physician, 65(6): 399–408.

Burtis, C.A., and Bruns, D.E. 2015. Tietz Fundalemntals of Clinical Chemistry

And Molecular Diagnostics.

Cai, L., Liu, A., Zhang, Y., and Wang, P., 2013. Waist‑to‑height ratio and

cardiovascular risk factors among Chinese adults in Beijing. PLoS One,

19.

Carmienke, S., Freitag, M.H., Pischon, T., Schlattmann, P., Fankhaenel, T.,

Goebel, H., and Gensichen, J., 2013. General and abdominal obesity

parameters and their combination in relation to mortality: a systematic

review and meta-regression analysis. Eur J Clin Nutr., 67(6):573-85.

Choi, J.R., Koh, S.B., Choi, E., 2018. Waist-to-height ratio index for predicting

incidences of hypertension : the ARIRANG study. BMC Public Health,

18(767), 1–6.

Dahlan,S., 2011. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan.

Dahlan,S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan.

DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.

2017. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach.

Gupta, S., and Kaur, H., 2014. Inhibition of Glycolysis for Glucose Estimation in

Plasma: Recent Guidelines and their Implications. Indian J Clin Biochem,

29(2), 262–264.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

21

Jameson, J. L., Kasper, D. L., Longo, D. L., Fauci, A. S., Hauser, S. L., and

Loscalzo, J., 2018. Harrison's principles of internal medicine (20th

edition.).

Jayawardana R, Ranasinghe P, Sheriff MH, Matthews DR, Katulanda P., 2013.

Waist to height ratio: A better anthropometric marker of diabetes and

cardio‑metabolic risks in South Asian adults. Diabetes Res Clin Pract,

99, 292‑9.

Kemenkes., 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Kemenkes., 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.

Lam, B.C.C., Koh, G.C.H., Chen, C., Wong, M.T.K., and Fallows, S.J., 2015.

Comparison of Body Mass Index (BMI), Body Adiposity Index (BAI),

Waist Circumference (WC), Waist-To-Hip Ratio (WHR) and Waist-To-

Height Ratio (WHtR) as Predictors of Cardiovascular Disease Risk

Factors in an Adult Population in Singapore. PLoS One,10(4), e0122985.

Lanoye, A., Gorin, A.A., and LaRose, J.G., 2017. Young Adults’ Attitudes and

Perceptions of Obesity and Weight Management: Implications for

Treatment Development. HHS Public Access, 5(1), 14–22.

Mary, G., Caroline, H., Naomi, H., Helen, O., Lorraine, O., Anna, C., and Louisa,

E. 2014. Adult obesity and type 2 diabetes.

Odegaard, J.I., and Chawla, A. 2011. Alternative Macrophage Activation and

Metabolism. The Annual Review of Pathology: Mechanisms of Disease, 6,

275–97.

Papaetis, G.S., Papakyriakou, P., Panagiotou, T.N., 2015. State of the art paper

Central obesity , type 2 diabetes and insulin : exploring a pathway full of

thorns. Arch Med Sci, 11(3), 463–482.

Peltzer, K., and Pengpid, S., 2017. The Association of Dietary Behaviors and

Physical Activity Levels with General and Central Obesity among

ASEAN University Students. AIMS Public Health, 4(3), 301-313.

Putri, A.F.C., 2013. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Panggul

Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mahasiswa dan Mahasiswi

Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi (S1).

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Septyaningrum, N., dan Martini, S. 2014. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Memiliki Hubungan Paling Kuat Dengan Kadar Glukosa Darah. Jurnal

Berkala Epidemiologi, 2(1), 48-58.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

22

Sacks, D.B., 2011. Laboratory Medicine Practice Guidelines : Guidelines and

Recommendations for Laboratory Analysis in The Diagnosis and

Management of Diabetes Mellitus. National Academy of Clinical

Biochemistry.

Sahin, H., Ciçek, B., Yılmaz, M., Ongan, D., Inanç, N., Aykut, M., and Elmali, F.,

2011. Obesity prevalence, waist-to-height ratio and associated factors in

adult Turkish males. Obes Res Clin Pract., 5(1):e1-e78.

Setia, M. S., 2016. Methodology Series Module 3: Cross-sectional Studies. Indian

J Dermatol, 61(3), 261–264.

Tilaki, K.H., and Heidari, B., 2015. Is Waist Circumference A Better Predictor of

Diabetes Than Body Mass Index Or Waist‑To‑Height Ratio In Iranian

Adults? International Journal of Preventive Medicine, 6(5), 1-6.

World Health Organization, 2008. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio

Report of a World Health Organization Expert Consultation.

World Health Organization, 2018. Diabetes [online]. Didapatkan dari :

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes/diakses tanggal

18/04/2019.

World Health Organization, 2018. Obesity and overweight [online]. Didapatkan

dari : https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-

overweight/diakses tanggal 21/03/2019.

Xu, Z., Qi, X., Dahl, A.K., and Xu, W., 2013. Waist-to-height ratio is the best

indicator for undiagnosed Type 2 diabetes. Diabetic Medicine, 30(6), 201–

207.

Xiao X., Liu, Y., Sun, C., Gang, X., Cheng, J., Tian, S., Gao, Y., You, L.V., Sun,

Z., Li, Y., He, P., Liu, Y., Wang, G., Gao, Y., Zhu, L., Liu, Y., and Wang,

G., 2015. Evaluation of different obesity indices as predictors of type 2

diabetes mellitus in a Chinese population. Journal of Diabetes,

7(2015), 386–392.

Yang, H., Xin, Z., Feng, J.P., Yang, J.K., 2017. Waist-to-height ratio is better than

body mass index and waist circumference as a screening criterion for

metabolic syndrome in Han Chinese adults. Medicine (United States),

96(39), 1-8.

Zhao, X., Zhu, X., Zhang, H., Zhao, W., Li, J., Shu, Y., and Li, S., 2012.

Prevalence of diabetes and predictions of its risks using anthropometric

measures in southwest rural areas of China. BioMed Central, 1–10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

23

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

24

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

25

Lampiran 2. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

26

Lampiran 3. Kuisioner Riwayat Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

29

Lampiran 4. Informed Consent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

31

Lampiran 5. Keterangan Kalibrasi Alat di UPT Metrologi Legal Yogyakarta

A. Keterangan Kalibrasi pita pengukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

32

B. Keterangan Kalibrasi Stadiometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

33

Lampiran 6. Pengukuran Antropometrik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

34

Lampiran 7. Contoh Hasil Tes Laboratorium Rumah Sakit Bethesda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

35

Lampiran 8. Analisis Statistik

A. Surat Keterangan Analisa Data di Pusat Kajian CE&BU FK-KMK

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

36

B. Karakteristik, hasil uji normalitas dan uji komparatif kadar

GDP berdasarkan RLPP dan RLPTB

Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPP <0,9

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GDP

<0,9 .104 63 .087 .901 63 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPP ≥0,9

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GDP ≥0,9 .110 16 .200* .980 16 .960

HASIL UJI T GDP RLPP <0,9 dengan RLPP ≥0,9

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

GDP RLPP≥0,9 16 74.24 7.974 1.994

RLPP<0,9 63 72.95 7.552 .951

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

G

D

P

Equal variances assumed

(GDP) .286 .594 .601 77 .549 1.285 2.138 -2.972 5.542

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

37

Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPTB <0,5

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GDP<0,5 .117 56 .055 .892 56 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPTB ≥0,5

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GDPobes .124 23 .200* .969 23 .653

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

HASIL UJI T GDP RLPTB <0,5 dengan RLPTB ≥0,5

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GDP RLPTB <0,5 23 73.49 7.237 1.509

RLPTB ≥0,5 56 73.10 7.812 1.044

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Equal variances assumed .057 .812 .204 77 .839 .387 1.895 -3.387 4.161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

38

C. Karakteristik dan Hasil Uji Normalitas RLPP, RLPTB dan Glukosa

Darah Puasa

Descriptives

Statistic Std. Error

RLPP

Mean .8464578 .0075497

2

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .8314274

Upper Bound .8614881

5% Trimmed Mean .8448099

Median .8333333

Variance .005

Std. Deviation .06710341

Minimum .72289

Maximum .99468

Range .27179

Interquartile Range .08988

Skewness .473 .271

Kurtosis -.517 .535

RLPT

B

Mean .4698038 .0056401

2

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .4585752

Upper Bound .4810324

5% Trimmed Mean .4674216

Median .4545455

Variance .003

Std. Deviation .05013047

Minimum .38217

Maximum .61798

Range .23581

Interquartile Range .07201

Skewness .741 .271

Kurtosis .097 .535

GDP

Mean 73.2127 .85560

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 71.5093

Upper Bound 74.9160

5% Trimmed Mean 72.7579

Median 73.0000

Variance 57.832

Std. Deviation 7.60476

Minimum 60.60

Maximum 107.30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

39

Range 46.70

Interquartile Range 8.30

Skewness 1.263 .271

Kurtosis 4.316 .535

Uji Normalitas RLPP, RLPTB dan GDP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

RLPP .103 79 .039 .965 79 .027

RLPT

B

.126 79 .003 .953 79 .006

GDP .094 79 .082 .922 79 .000

D. Hasil Uji Korelatif Pearson RLPP, RLPTB dan Glukosa Darah Puasa

Correlations

RLPP RLPTB GDP

RLPP Pearson Correlation 1 .695**

.059

Sig. (2-tailed) .000 .603

N 79 79 79

RLPTB Pearson Correlation .695**

1 .066

Sig. (2-tailed) .000 .562

N 79 79 79

GDP Pearson Correlation .059 .066 1

Sig. (2-tailed) .603 .562

N 79 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 9. Perhitungan Sampel Minimal (Dahlan, 2011)

(( )

(( )

( )))

(( )

(( )

( )))

158

Lampiran 10. Perhitungan CV

Uji Realibilitas pada Subjek Tidak Obesitas

Lingkar Pinggang (cm) Tinggi Badan (cm)

78 170

78 170

78 170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

40

78 170

78 170

CV = 0% CV = 0%

Uji Realibilitas pada Subjek Obesitas

Lingkar Pinggang (cm) Tinggi Badan (cm)

103 182

103 182

103 182

103 182

103 182

CV = 0% CV = 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GLUKOSA …

41

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Joshwa Dwiki Kurnia lahir di Cirebon,

Jawa Barat pada tanggal 29 Juli 1998 dan merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Kie Kien

DHA dan Lilis Hartati. Penulis memulai pendidikan

awal di TKK BPK Penabur Cirebon (2003-2004), SDK

BPK Penabur Cirebon (2004-2010), SMPK BPK

Penabur Cirebon (2010-2013), dan SMAK BPK Penabur

Cirebon (2013-2016). Penulis melanjutkan pendidikan

ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, Fakultas Farmasi pada tahun 2016. Selama kuliah penulis

pernah berkegiatan dalam beberapa kepanitiaan seperti Desa Mitra 2017, WNTD

2017, Pharmalympic 2017, Kampanye Informasi obat II dan sebagai volunteer di

Faction II. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan lomba di bidang akademis

seperti finalis PCE Pharfest UI 2018, juara 2 Herbal Cosmetic Competition 2018,

juara 1 PCE Rakernas ISMAFARSI 2018, Juara 3 PCE Kofein 2018, Juara 3 PCE

Pharasoed 2019, dan Juara 3 PCE Gemfar 2019. Penulis juga pernah menjadi

Asisten Dosen pada beberapa praktikum seperti Anatomi Fisiologi Manusia (2017

dan 2018) dan Komunikasi Farmasi (2019).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI