Page 1
i
KORELASI INDEKS OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR
GLUKOSA DARAH PUASA PADA MAHASISWA BERLATAR
BELAKANG BIARAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
oleh:
Joshwa Dwiki Kurnia
NIM : 168114065
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“How mistaken are those people who seek happiness outside of themselves, in
foreign lands and journeys, in riches and glory, in great possessions and
pleasures, in diversions and vain things, which have a bitter end! Happiness
is found within ourselves, and blessed is the man who has understood this.
Happiness is a pure heart, for such a heart becomes the throne of God.”- St.
Nektarios of Aegina
Karya ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Semesta Alam, Sang Theotokos Suci, dan Para Kudus
Kedua Orangtua dan Saudara-saudaraku
Teman-teman seperjuangan Farmasi USD 2016, dan
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala belas
kasih dan rahmat-Nya yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan
nasjah skripsi yang berjudul “Korelasi Indeks Obesitas Sentral Terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta” sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis secara khusus menyampaikan rasa
terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan
terliat dalam penyusunan naskah skripsi ini, yaitu kepada :
1. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK, selaku dosen pembimbing skripsi yang
dalam kesediaanya telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan
sabar dan penuh kasih memberikan arahan, saran dan bantuan dari segi
keilmuan, wawasan dan nilai kehidupan. Penulis juga mengucapkan
terimakasih atas nasihat-nasihat berharga yang penulis terima selama
proses penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Yunita Linawati, M.Sc., Apt., Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc.,
Apt., dan Bapak Greogrius Bhaskara Wikanendra, S.Ked., M.Biomed.,
selaku dosen penguji atas semua saran, masukan, dorongan dan dukungan
yang sangat membangun dan berharga.
3. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
4. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt., selaku dosen pembimbing akademik
penulis atas semua bimbingan, motivasi dan segala dukungan moril bagi
penulis selama penulis menempuh perkuliahan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, wawasan dan bimbingan kepada penulis
selama proses perkuliahan terutama saat adanya kegiatan akademik non-
perkuliahan kepada Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt., Ibu Maria Wisnu
Donowati, M.Si., Apt., Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., Ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., Ibu Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc.,
Apt.dan Ibu Dr. Rini Dwiastuti, Apt.
6. Seluruh bapak-ibu dosen dan laboran yang terkasih yang namanya tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
7. Seluruh Romo rektor dan frater-frater yang telah memberikan izin dan
bersedia terlibat dan direpotkan dalam penelitian penulis sebagai
responden.
8. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, yang
telah memberikan Ethical Clearance bagi penelitian penulis.
9. Laboratorium Rumah Sakit Bethesda karena telah membantu penulis
dalam menganalisis sampel darah untuk kepentingan penelitian.
10. Papa, Mama, Ketan, Enggi dan seluruh keluarga tercinta yang selalu
mendukung penulis dalam studi penulis di Universitas Sanata Dharma.
Tanpa mereka, mustahil penulis menapaki jalan sebagai mahasiswa
farmasi hingga karya ini dihasilkan. Tararengkyu pisan tanpa batas.
11. Teman-teman seperjuangan dalam melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi : Fanny Shella sebagai partner GDP yang luar biasa; kepada rekan
Kurnia : Toto Kurniawan dan Fany Kurniayu. Tidak lupa kepada Indro,
Sekar, Gista, Fitri, Lenny, dan Galang. Atas segala macam masukan,
motivasi, diskusi, petunjuk dan dinamikanya, penulis sangat
berterimakasih dan bersyukur telah boleh ditempatkan bersama dengan
kalian, segenap jajaran petarung sejati yang berjuang hingga garis akhir.
Terimakasih tuan dan puan sekalian.
12. Para Calon Apoteker “Maha Guru rumpun ilmu perniagaan dan kesehatan”
Edward Subastian dan “Gubernur Jendral Bintang Utara” Indro Arnoldus
Sihotang yang telah menjadi kawan seperjuangan, pemberi nasihat dan
motivasi yang amat berharga. Terimakasih sedalam-dalamnya.
13. Para Calon Apoteker Eluis, Yuyu, Santi, Jane, Handani, Dhea, Poet, Cia,
dan Presil yang memanggil nama penulis jika kekurangan anggota
kelompok, yang secara langsung maupun tidak langsung memotivasi dan
mendukung penulis di setiap proses perkuliahan penulis, yang membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
penulis untuk keluar dari pembaringan untuk melihat realita Yogyakarta.
Terimakasih banyak.
14. Meja 3 B1 yang menjadi kawan seperjuangan, sepemecah belahan alat dan
sepengamatan yang telah bersama melewati dahsyatnya praktikum.
15. Apoteker dan Para Calon Apoteker Kakak-kakak senior PCC, Div.
Litbang BEMF Farmasi Sanata Dharma di tiap periode penulis berkuliah.
Eveline Trifena, Angel, Chelsi, Deanti, Feby, Fei, Galuh, GusBud,
Kusuma, Oskar, Ratna, Rexa, Rici, dan Via sebagai para leluhur tim
intisari dan anggota lain yang baru bergabung, juga kepada Ko Mulia dan
Lobs-Papsky. Terimakasih kepada kalian yang dikirim Tuhan sebagai
pribadi istimewa bagi penulis yang selalu memotivasi, menyemangati,
membantu mematangkan diri penulis dan semakin membuat penulis
mencintai dunia kefarmasian baik langsung maupun tidak langsung.
16. Keluarga besar FSMB 2016 tercinta dan Angkatan 2016 yang telah
bersama-sama merasakan perjuangan sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi
USD.
17. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang namanya tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan baik penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan dan terbuka atas segala kritik dan saran yang membangun dari
pihak manapun. Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya dalam bidang
kefarmasian.
Yogyakarta, 5 Desember 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.. .......................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing ......................................................................................... ii
Pengesahan Skripsi Berjudul ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiv
INTISARI .............................................................................................................. xv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3
Jenis dan Subjek Penelitian ................................................................................. 3
Izin dan Etika Penelitian ...................................................................................... 4
Lokasi dan Sampel Penelitian ............................................................................. 4
Penilaian RLPP dan RLPTB ............................................................................... 5
Penilaian Kadar Glukosa Darah Puasa ................................................................ 6
Analisis Statistik .................................................................................................. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7
Karakteristik Responden ..................................................................................... 7
Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPP <0,9 cm dan RLPP ≥0,9
........................................................................................................................... 12
Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPTB <0,5 dan RLPTB ≥0,5
........................................................................................................................... 13
Penetapan Status Obesitas Sentral dengan Parameter RLPP dan RLPTB ........ 14
Korelasi RLPP dan RLPTB dengan Glukosa Darah Puasa ............................... 15
Kelemahan dan Kesulitan Penelitian ................................................................. 18
Kesimpulan ........................................................................................................... 19
Saran ...................................................................................................................... 19
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 6
Tabel II. Karakteristik Responden .......................................................................... 7
Tabel III. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak Obesitas
Sentral dengan parameter RLPP ............................................................................. 8
Tabel IV. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak Obesitas
Sentral dengan Parameter RLPTB .......................................................................... 9
Tabel V. Jumlah Responden pada Kelompok Glukosa Darah Normal, Prediabetes
dan Diabetes .......................................................................................................... 11
Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPP <0,9 dan
RLPP ≥0,9 ............................................................................................................. 12
Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPTB <0,5
dan RLPTB ≥0,5 ................................................................................................... 13
Tabel VIII. Korelasi RLPP dan RLPTB terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria ............................................................................................. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses Pengambilan Responden ............................................................ 5
Gambar 2. Diagram Sebaran Korelasi Parameter RLPP dengan Kadar GDP ...... 16
Gambar 3. Diagram Sebaran Korelasi RLPTB dengan Kadar GDP ..................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Penelitian......................................................................... 24
Lampiran 2. Ethical Clearance ............................................................................ 25
Lampiran 3. Kuisioner Riwayat Responden ........................................................ 26
Lampiran 4. Informed Consent ............................................................................ 29
Lampiran 5. Keterangan Kalibrasi Alat di UPT Metrologi Legal Yogyakarta .... 31
Lampiran 6. Pengukuran Antropometrik ............................................................. 33
Lampiran 7. Contoh Hasil Tes Laboratorium Rumah Sakit Bethesda ................. 34
Lampiran 8. Analisis Statistik .............................................................................. 35
Lampiran 9. Perhitungan Sampel Minimal (Dahlan, 2011) ................................. 39
Lampiran 10. Perhitungan CV ............................................................................ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
ABSTRACT
Obesity is a risk factor for high blood glucose, insulin ressistance and type
II diabetes. Obesity is characterized by excess fat accumulation that adversely
affects health and is associated with an increased risk of various chronic diseases.
Data compiled by Riskesdas shows the prevalence of central obesity continues to
increase. According to the results of Riskesdas in 2018, the prevalence of central
obesity in Indonesia is 31% in adults.
Obesity status can be measured anthropometrically, this study uses waist-
to-hip ratio or WHR (cut-off ≥0,9) and waist-to-height ratio or WHTR (cut-off
≥0,5) as central obesity indexes on the young adult friars at Campus IV Sanata
Dharma Yogyakarta who has daily activities in the monastery environment as
respondents. This research with observational-cross-sectional design involved 79
respondents who were taken using the purposive sampling method.
The results of the Pearson correlation test showed WHR (r = 0,059 and p =
0,618) and WHTR (r = 0,066 and p = 0,562) had a weak and insignificant
correlation with fasting blood glucose levels of friar students at Sanata Dharma
University in Yogyakarta. Low value of the correlation coefficients and
correlation strength are related to the phenomenon of glycolysis due to the
suboptimal blood samples handling.
Keywords : Central Obesity, Fasting Blood Glucose, WHR, WHTR, friars
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
INTISARI
Obesitas merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko
hiperglikemia dan seringkali dihubungkan dengan diabetes. Obesitas merupakan
kondisi medis yang ditandai dengan akumulasi lemak berlebih sehingga
berdampak buruk pada kesehatan dan dihubungkan dengan peningkatan risiko
berbagai penyakit kronis. Data yang dihimpun Riskesdas menunjukan prevalensi
obesitas sentral terus meningkat. Hasil Riskesdas tahun 2018 prevalensi obesitas
sentral di Indonesia sebesar 31% pada orang dewasa.
Status obesitas pada seseorang dapat diukur secara antropometrik,
penelitian ini menggunakan rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) dengan cut-off
≥0,9 dan rasio lingkar pinggang-tinggi badan (RLPTB) dengan cut-off ≥0,5
sebagai indeks obesitas sentral pada subjek penelitian yakni biarawan dewasa
muda Kampus IV Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki keseharian di
lingkungan biara. Penelitian observasional dengan desain cross-sectional ini
melibatkan 79 responden yang pengambilannya menggunakan metode purposive
sampling.
Hasil melalui uji korelasi Pearson menunjukkan RLPP (r = 0,059 dan p =
0,618) dan RLPTB (r = 0,066 dan p = 0,562) memiliki korelasi lemah dan tidak
bermakna dengan kadar glukosa darah puasa mahasiswa berlatar belakang
biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Rendahnya koefisien dan
kekuatan korelasi dihubungkan dengan fenomena glikolisis akibat penanganan
sampel darah yang kurang maksimal.
Kata kunci : Obesitas sentral, kadar glukosa darah, RLPP, RLPTB, biarawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
1
PENDAHULUAN
Obesitas adalah keadaan di mana massa jaringan adiposa ditemukan
berlebih. Peningkatan mortalitas dari obesitas utamanya diakibatkan penyakit
kardiovaskular, penyakit saluran kemih, diabetes mellitus, dan berbagai jenis
kanker, seperti kanker esofagus, kolon, rektum, pankreas, liver, prostat dan
sebagainya. Pola makan dan aktivitas fisik, penyakit dan obat-obatan biasa
dihubungkan dengan kejadian kasus obesitas (Jameson et al., 2018). Kelebihan
berat badan dan obesitas menjadi suatu faktor risiko tinggi untuk beberapa
penyakit seperti penyakit-penyakit kardiovaskular, diabetes, kelainan
muskuloskeletal dan kanker. Tahun 2016, sebanyak 39% orang dewasa berusia 18
tahun ke atas memiliki berat badan berlebih, dan 13% diantaranya mengalami
obesitas. (World Health Organization, 2018). Secara nasional, prevalensi obesitas
sentral di Indonesia pada tahun 2013 adalah 26,6%, lebih tinggi dari prevalensi
pada tahun 2007, yakni 18,8%. Sebanyak 18 provinsi memiliki prevalensi obesitas
sentral di atas angka nasional, salah satunya adalah Provinsi D.I.Yogyakarta
(Kemenkes, 2013). Sementara itu, menurut hasil Riskesdas tahun 2018 prevalensi
obesitas sentral di Indonesia sebesar 31% pada orang dewasa (Kemenkes, 2018).
Data-data di atas menunjukkan prevalensi obesitas sentral meningkat dari tahun
ke tahun.
Metode yang paling umum dijumpai dalam menentukan obesitas adalah
indeks massa tubuh (IMT), parameter ini menentukan status obesitas general
seseorang. Pendekatan antropometrik lain seperti lingkar pinggang, lingkar
pinggul dan tinggi badan dapat digunakan untuk menetapkan status obesitas
sentral. Pengertian obesitas sentral dibedakan dari obesitas general dengan
merujuk kepada distribusi yang bersifat sentral atau menunjuk kepada titik
tertentu pada tubuh yakni abdominal atau viseral. Rasio Lingkar Pinggang
Pinggul dan Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan merupakan dua parameter
yang dapat digunakan di mana cut-off RLPP adalah ≥0,9 untuk pria sementara
untuk wanita ≥0,8 (World Health Organization, 2008). Cut-off obesitas sentral
berdasarkan RLPTB adalah sebesar ≥0,5 (Choi, Koh and Choi, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
2
Penderita obesitas sentral mengalami penumpukan lemak viseral yang
memproduksi sejumlah sitokin seperti TNF-α (tumor necrosis factor-α) dan IL-6
(interleukin 6), agen protrombotik seperti plasminogen activator inhibitor-1, serta
senyawa lain seperti resistin, angiotensinogen dan RBP-4 yang mana semua
senyawa ini berperan dalam resistensi insulin, hipertensi, dan hiperkoaguabilitas
(DiPiro et al., 2017; Jameson et al., 2018). Penumpukan tersebut menyebabkan
terlepasnya berbagai adipositokin proinflamasi, peningkatan gliserol dan asam
lemak, dan menurunnya sekresi adiponektin. Senyawa-senyawa yang dilepaskan
oleh adiposit mengalami perubahan ekspresi pada orang yang mengalami obesitas.
Mekanisme lain seperti inflamasi akibat obesitas dan infiltrasi makrofag ke
dalam jaringan lemak (yang juga memicu pelepasan senyawa-senyawa yang
berperan dalam resistensi insulin), dan induksi respon stres retikulum endoplasma
dapat berkontribusi terjadinya resistensi insulin sehingga kadar glukosa berpotensi
meningkat (Jameson et al., 2018; Mary, et al., 2014). Peningkatan senyawa-
senyawa seperti TNF-α, IL-6, resistin, MIF dan sebagainya akan mempengaruhi
kadar glukosa darah lewat terganggunya persinyalan selular. Penumpukan lemak
viseral juga dapat menurunkan jumlah adiponektin, suatu jenis adipokin yang
berperan dalam menurunkan produksi glukosa hepatik, meningkatkan sensitivitas
insulin, meningkatkan oksidasi lipid, serta memiliki efek protektif terhadap
vaskular sehingga memungkinkan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah pada
penderita obesitas (Jameson et al., 2018; Papaetis et al., 2015; Odegaard and
Chawla, 2011).
Penelitian-penelitian terdahulu telah meneliti pengaruh beragam indeks
obesitas sentral terhadap kadar glukosa darah. Penelitian di Indonesia seperti yang
pernah dilakukan oleh Septyaningrum dan Martini (2014) dengan 60 responden
berusia 45-70 tahun di Puskesmas Menur menunjukan adanya korelasi lemah
bermakna antara RLPP dan kadar glukosa darah (p = 0,002; r = 0,392) selain itu,
penelitian oleh Lam et al. (2015) dengan 415 responden pria Singapura berusia
21-74 tahun menunjukkan adanya korelasi lemah dan bermakna antara RLPP
terhadap kadar GDP (r = 0,324; p <0,001) dan RLPTB terhadap kadar GDP (r =
0,333; p <0,01). Namun, hubungan obesitas sentral dengan kadar glukosa darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
3
puasa pada populasi mahasiswa usia dewasa muda yang memiliki latar belakang
biarawan belum pernah dilakukan. Adanya perbedaan pola hidup biarawan
dengan masyarakat umum atau non-biarawan menjadi alasan penelitian ini
dilakukan. Mahasiswa yang berada di Kampus IV Fakultas Teologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta memiliki pola hidup membiara dan memiliki kegiatan
yang terjadwal setiap hari mulai dari aktivitas perkuliahan selaku mahasiswa,
jadwal dan pola makan, pola olahraga, dan aktivitas kerohanian yang dilakukan
setiap hari. Hal ini membuat pola hidup para biarawan tersebut berbeda dengan
orang non-biarawan baik dari sisi aktivitas sehari-hari maupun spiritualitasnya
(yang lebih mendalam). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi indeks
obesitas sentral (RLPP dan RLPTB) dengan kadar glukosa darah puasa (GDP)
pada mahasiswa berlatar belakang biarawan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Subjek Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan berupa penelitian observasional analitik
dengan rancangan penelitian potong lintang atau cross-sectional. Pengamatan
secara observasional analitik dilakukan tanpa adanya intervensi apapun pada
subjek penelitian. Rancangan penelitian cross-sectional merupakan tipe penelitian
observasional di mana peneliti menetapkan luaran (outcome) dan paparan subjek
penelitian dalam waktu bersamaan. Subjek penelitian dipilih berdasarkan
rangkaian kriteria inklusi dan eksklusi (Setia, 2016). Penelitian ini menganalisis
hubungan rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) dan rasio lingkar pinggang-
tinggi badan (RLPTB) dengan peningkatan kadar glukosa darah puasa. Subjek
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kampus IV Fakultas Teologi Sanata
Dharma Yogyakarta yang memiliki pola hidup sebagai biarawan.
Kriteria inklusi penelitian ini antara lain biarawan dewasa muda
(mahasiswa aktif angkatan 2016, 2017 dan 2018) dengan usia 20–29 tahun
(rentang usia berdasarkan kategori normal BFP yang disusun ACSM 2014 yang
paling mendekati kategori usia dewasa muda), tidak mengonsumsi alkohol, setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
4
untuk menandatangani informed consent dan bersedia untuk berpuasa selama 10-
12 jam (minum air putih diperbolehkan). Kriteria eksklusi penelitian ini antara
lain responden tidak hadir pada saat pengambilan data , sedang mengonsumsi obat
rutin yang mempengaruhi tekanan darah, kadar kolesterol total, kadar trigliserida,
kadar glukosa darah puasa (misalnya kortikosteroid, antipsikotik dan golongan
sodium-glucose contransporter 2 inhibitor (ADA, 2019)), dan kadar asam urat.
Izin dan Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapat izin dari wakil rektor I Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dengan nomor : 166/WR I/F/IX/2019 untuk melakukan
kegiatan penelitian di lingkungan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dengan nomor :
329.3/FIKES/PL/X/2019.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Pengambilan data dilakukan selama dua hari yakni pada tanggal 19
Oktober 2019 di Biara Skolastikat SCJ dan Biara C.Ss.R, dilanjutkan pada tanggal
20 Oktober 2019 di biara seminari tinggi OMI dan biara CMF Skolastik. Secara
umum, puasa dimulai pada pukul 21.00 WIB dan penelitian dimulai pada jam
07.00 WIB. Responden diberi kebebasan untuk datang ke lokasi pengambilan data
penelitian baik berangkat secara pribadi maupun dengan akomodasi yang
disediakan oleh tim peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
5
Gambar 1. Proses Pengambilan Responden
Total responden yang bersedia mengikuti penelitian ini berjumlah 119
orang. Responden yang termasuk ke dalam kriteria eksklusi atau tidak hadir data
pemeriksaannya tidak disertakan dalam data penelitian untuk dianalisis secara
statistik (responden yang tidak berpuasa dipersilahkan mengikuti rangkaian
pemeriksaan tekanan darah dan antropometrik namun, tidak diperkenankan
menjalani prosedur pengambilan darah). Total responden akhir yang data
pemeriksaanya dapat dianalisis sebanyak 79 responden.
Penilaian RLPP dan RLPTB
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah
antara bidang horizontal di tengah tulang rusuk terendah dan puncak tulang iliak.
Sementara itu, pengukuran lingkar pinggul dilakukan dengan mengukur lingkar
terlebar dari bokong. Cut-off RLPP adalah ≥0,9 untuk pria sementara untuk
wanita >0,8 (World Health Organization, 2008). Rasio Lingkar Pinggang Tinggi
Badan (RLPTB) juga dapat dijadikan sebagai parameter penentu obesitas sentral.
119 responden bersedia mengikuti
penelitian
40 responden
tereksklusi:
5 responden memiliki
riwayat penyakit
kardiovaskular
18 responden tidak
puasa
1 responden tidak
memiliki data lengkap
16 responden tidak
hadir
79 responden mengikuti rangkaian
penelitian
Analisis statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
6
RLPTB dianggap menjadi cara pengukuran yang baik untuk semua kelompok
etnik. Cut-off obesitas sentral berdasarkan RLPTB adalah sebesar ≥0,5 (Choi, Koh
and Choi, 2018).
Penilaian Kadar Glukosa Darah Puasa
Responden harus melakukan puasa (hanya diperbolehkan minum air putih)
selama 10-12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah. Pengambilan darah
dilakukan sebanyak satu kali yang kemudian ditempatkan ke dalam tabung.
Penilaian kadar glukosa darah puasa dilakukan dengan menganalisis sampel darah
yang diambil tersebut oleh analis kesehatan yang memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) di Laboratorium Rumah Sakit Bethesda
dengan metode enzimatis Heksokinase/G6PD sehingga diperoleh hasil kadar
glukosa darah puasa.
Analisis Statistik
Tabel I. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis
No. Parameter Nilai Interpretasi
1.
Kekuatan korelasi
(r)
0,00-0,19
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
2. Nilai p p <0,05
p >0,005
Terdapat korelasi yang
bermakna antara dua
variabel yang diuji.
Tidak terdapat korelasi
yang bermakna antara
dua variabel yang diuji.
3. Arah Korelasi + (positif)
- (negatif)
Searah, semakin besar
nilai satu variabel
semakin besar pula nilai
variabel lainnya.
Berlawanan arah,
semakin besar nilai satu
variabel semakin kecil
nilai variabel lainnya.
Tabel di atas menjadi panduan interpretasi hasil uji korelatif. Analisis
statistik penelitian ini dilakukan di pusat kajian CE&BU Universitas Gadjah Mada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
7
yang telah terstandarisasi dengan menggunakan program IBM SPSS 23 dengan
taraf kepercayaan 95%. Data yang didapat berupa hasil uji normalitas dan
koefisien korelasi (nilai r) dengan responden sejumlah 79 orang. Uji Kolmogorov-
Smirnov digunakan untuk uji normalitas (karena jumlah responden lebih dari lima
puluh orang). Uji korelasi yang digunakan menggunakan uji korelasi Pearson.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden yang ikut serta dalam seluruh rangkaian penelitian ini
(kelompok inklusi ) berjumlah 79 orang dengan rentang usia 20-28 tahun yang
merupakan mahasiswa aktif angkatan 2016, 2017 dan 2018 berlatar belakang
biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mematuhi seluruh
persyaratan penelitian. Karakteristik responden ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel II. Karakteristik Responden
Karakteristik Distribusi Data
(n=79)
p
Usia (tahun) 23(20-28)** 0,000
RLPP 0,83 (0,72-0,99)** 0,039
RLPTB 0,45(0,38-0,61)** 0,003
Glukosa Darah Puasa 73,21±7,605* 0,082
Keterangan :
*Mean ± SD
**Median (nilai minimum-nilai maksimum)
Usia
Kriteria inklusi responden yang digunakan dalam penelitian ini salah
satunya menggunakan rentang usia 20-29 tahun. Rentang umur ini termasuk ke
dalam rentang usia dewasa muda (18-35 tahun) (Lanoye et al., 2016) yang sejalan
dengan tujuan penelitian. Rentang usia 20-29 tahun (masuk ke dalam rentang usia
dewasa muda) tersebut digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian
bersama yang melibatkan penetapan status obesitas general seseorang berdasarkan
Body Fat Percentage atau BFP (tidak dibahas dalam pembahasan ini) sehingga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
8
dibutuhkan kategori usia yang mirip antara standar penetapan status obesitas
general seseorang menggunakan metode BFP dengan tujuan peneliti yang meneliti
biarawan usia dewasa muda.
Penelitian ini mendapatkan responden dengan nilai tengah usia 23 (nilai
usia minimum 20 tahun dan nilai usia maksimum 28) tahun. Uji normalitas yang
dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%
memberikan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa sebaran
data usia responden tidak terdistribusi normal.
Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP)
Nilai Tengah RLPP yang didapat yakni 0,83 (dengan nilai RLPP minimum
0,72 dan nilai RLPP maksimum 0,99), sementara itu hasil pengujian normalitas
menunjukan data tidak terdistribusi normal (p = 0,039). Cut-off RLPP adalah
≥0,9 (World Health Organization, 2008). Prevalensi obesitas sentral pada
responden setelah pengukuran RLPP dilakukan menunjukan sebanyak 20,25%
responden termasuk dalam kategori obesitas sentral sementara 79,75% responden
dikategorikan sebagai normal.
Tabel III. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak
Obesitas Sentral dengan parameter RLPP
Klasifikasi Obesitas berdasarkan RLPP
Jumlah responden
(n=79)
n (%)
Tidak obesitas sentral (<0,9) 63 (79,75%)
Obesitas sentral (≥0,9) 16 (20,25%)
Beberapa penelitian yang telah dilakukan di wilayah Asia menunjukkan
prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPP yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan prevalensi pada penelitian ini (20,75%). Penelitian Putri (2013) dengan
responden mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, di
mana penelitian tersebut memiliki prevalensi 27,1 % (p = 0,688) dari 59
responden pria. Penelitian cross-sectional oleh Eslami et al. tahun 2014 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
9
188 sampel mahasiswa di Iran (usia 18-25 tahun) menunjukan prevalensi
mahasiswa pria dengan obesitas sentral menurut parameter RLPP sebesar 29,3%
atau 55 responden. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2016)
dengan populasi pria Malaysia (18 tahun ke atas) sebanyak 273 orang
menunjukan prevalensi obesitas sentral menurut RLPTB di penelitian tersebut
sebesar 26% atau sebanyak 72 responden.
Hasil serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan di wilayah
luar Asia. Penelitian yang dilakukan Bartrina et al. (2016) pada sampel pria
Spanyol berusia 25 hingga 34 tahun menunjukan prevalensi obesitas sentral
berdasarkan RLPP sebesar 28,1%. Penelitian lain yang dilakukan pada populasi
dewasa Brazil oleh Correa et al (2019) menunjukan prevalensi obesitas sentral
dengan parameter RLPP pada pria usia 20-29 tahun sebesar 37,9%.
Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB)
Nilai tengah RLPTB yang didapat yakni 0,45 (nilai minimum 0,38 dan
nilai maksimum 0,61) dan data tidak terdistrinusi normal ( p = 0,003 ). Cut-off
obesitas sentral berdasarkan RLPTB yakni ≥ 0,5 (Choi, Koh and Choi, 2018).
Berdasarkan cut-off tersebut, prevalensi obesitas sentral berdasarkan parameter
RLPTB adalah sebesar 29,11% sementara 70,89% responden dikategorikan
sebagai normal.
Tabel IV. Jumlah Responden pada Kelompok Obesitas Sentral dan Tidak
Obesitas Sentral dengan Parameter RLPTB
Klasifikasi Obesitas berdasarkan
RLPTB
Jumlah responden
(n=79)
n(%)
Tidak obesitas sentral (<0,5) 56 (70,89%)
Obesitas sentral (≥ 0,5) 23 (29,11%)
Prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPTB penelitian ini lebih rendah
jika dibandingkan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Eslami et al. (2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
10
dengan 188 responden mahasiswa di Iran (usia 18-25 tahun) menunjukan
prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPTB adalah sebesar 61,2% atau
sebanyak 115 responden. Namun, prevalensi obesitas berdasarkan RLPTB pada
penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian Sahin et al. (2011)
dengan responden pria di Turki. Penelitian tersebut menunjukan prevalensi
obesitas sentral dengan parameter RLPTB pada pria berusia 20-29 tahun adalah
sebesar 14,9%.
Penelitian oleh Peltzer dan Pengpid (2017) dengan sampel sebanyak 2357
mahasiswa pria di wilayah ASEAN menunjukkan prevalensi obesitas sentral
berdasarkan RLPTB sebesar 16,6%. Penelitian ini menunjukkan prevalensi
tertinggi obesitas sentral di ASEAN berdasarkan RLPTB dimiliki oleh Indonesia
yakni 30,9% dari 283 responden. Penelitian ini juga memaparkan data prevalensi
di negara ASEAN lain yakni, Laos 9,3% dari 260 responden, Malaysia 21,4% dari
519 responden, Myanmar 14,3% dari 201 responden, Filipina 20,9% dari 194
responden, Singapura 17,4% dari 347 responden, Thailand 12,3% dari 1289
responden dan Vietnam 12,3 % dari 402 responden.
Rendahnya angka prevalensi obesitas sentral dimungkinkan oleh beberapa
hal seperti gaya hidup beberapa konggegrasi yang memiliki pola makan teratur
serta jadwal mingguan untuk berolahraga sehingga meminimalisir inaktivitas fisik
sebagai faktor-faktor penyebab obesitas. Beberapa faktor lain seperti penempatan
alat pengukur, fase respirasi, tekanan abdominal dan pakaian dapat mempengaruhi
pengukuran (WHO, 2008).
Glukosa Darah Puasa
Glukosa darah puasa diartikan sebagai banyaknya glukosa dalam darah
yang diambil setelah setidaknya delapan jam berpuasa (tidak ada intake kalori)
(ADA, 2019). Pengukuran kadar glukosa darah puasa pada penelitian ini
menggunakan metode Heksokinase/G-6-PDH. Jumlah NADP (NADPH) atau
NADH yang tereduksi proporsional dengan jumlah glukosa dalam sampel dan
diukur melalui peningkatan absorbansi pada 340 nm (Burtis and Bruns, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
11
Berikut merupakan tabel klasifikasi responden berdasarkan profil kadar glukosa
darah menurut nilai rujukan laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta :
Tabel V. Jumlah Responden pada Kelompok Glukosa Darah Normal, Prediabetes
dan Diabetes
Klasifikasi Profil Kadar Glukosa Darah
Puasa
Jumlah responden
(n=79)
n(%)
<70 mg/dL 25 (31,65%)
Normal (70-110mg/dL) 54 (68,35%)
>110 mg/dL 0 (0%)
Rerata glukosa darah puasa (GDP) responden yang didapatkan yakni
73,21±7,605 dengan distribusi normal (p = 0,082). Pada penelitian ini, tidak
didapatkan profil kadar glukosa darah puasa responden yang melebihi nilai
rujukan RS Bethesda Yogyakarta, responden kadar GDP-nya masuk dalam
rentang nilai rujukan adalah sebesar 68,35% sementara responden yang kadar
GDP-nya ada di bawah nilai rujukan adalah sebesar 31,65%.
Beberapa faktor dapat menjadi pemicu kadar glukosa darah seseorang
bervariasi mulai dari gaya hidup, obesitas, penyakit, dan konsumsi obat-obatan.
Faktor lain seperti kepatuhan responden dalam berpuasa dan cara penanganan
sampel darah yang telah diambil dapat juga mempengaruhi. Sebesar 31,65%
responden memiliki glukosa darah puasa dibawah nilai rujukan, ini terutama
diakibatkan karena penanganan sampel yang belum maksimal. Sampel darah
responden yang sudah diambil diletakan di dalam tabung dengan suhu ruang.
Sampel darah yang dibiarkan tanpa penanganan khusus berpotensi mengalami
proses glikolisis yang dapat mempengaruhi kadar glukosa yang akan dianalisis
(Sacks, 2011). Penelitian ini juga tidak menambahkan senyawa khusus kepada
sampel untuk mencegah proses glikolisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
12
Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPP <0,9 cm dan RLPP
≥0,9
Rerata kadar glukosa darah responden dengan RLPP <0,9 dan responden
dengan RLPP ≥0,9 dibandingkan menggunakan uji komparatif t-test (terdistribusi
normal, p >0,05). Hasil dari uji hipotesis komparatif kadar GDP berdasarkan
RLPP menunjukan perbedaan tidak bermakna (p = 0,541) antara kedua kelompok
responden seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini :
Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPP <0,9 dan
RLPP ≥0,9
Karakteristik RLPP
p <0,9 ≥0,9
Glukosa Darah Puasa 73,0±7,588 74,238±7,974 0,541
Hasil penelitian pada populasi dewasa Iran menunjukan adanya perbedaan
bermakna (p = 0,004) antara RLPP pada kelompok dengan GDP <126 mg/dL
(rerata 0,83±0,09) dengan RLPP pada kelompok GDP ≥126 mg/dL (rerata
0,87±0,09) (Tilaki and Heidari, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Liu et
al. (2011) pada 360 responden pria di Tiongkok menunjukkan rerata RLPP pada
kelompok dengan GDP <100mg/dL adalah sebesar 0,98±0,15 dan pada kelompok
GDP ≥100mg/dL hasilnya justru lebih kecil yakni 0,95±0,11 (p = 0,009).
Berbeda dengan penelitian oleh Tilaki dan Heidari (2015), penelitian oleh
Liu et al. (2011) tersebut tidak menunjukkan peningkatan nilai RLPP pada
responden yang memiliki peningkatan risiko kardiovaskular (termasuk kadar
glukosa darah yang tinggi), penelitian oleh Liu et al. tersebut mengklaim sampel
yang diambil belum terlalu besar dan belum cukup merepresentasikan penduduk
Tiongkok. Penelitian tersebut menyatakan pengukuran RLPP pada sampel yang
diteliti dinyatakan tidak menghasilkan kurva ROC-AUC yang baik untuk meneliti
faktor risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian oleh Putri (2013) di Kampus III
Universitas Sanata Dharma dengan sampel pria sebanyak 59 orang menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
13
rerata glukosa darah responden dengan RLPP <0,9 (43 responden) sebesar 80,00
(64,00-97,00) dan RLPP ≥0,9 (16 responden) sebesar 83,00 (71,00-96,00).
Perbedaan kedua kelompok dalam penelitian tersebut tidak bermakna (p = 0,684).
Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa pada RLPTB <0,5 dan RLPTB
≥0,5
Rerata kadar glukosa darah RLPP ≥0,5 dan <0,5 dibandingkan
menggunakan uji komparatif t-test (p >0,05). Uji hipotesis komparatif kadar GDP
berdasarkan RLPP menunjukan perbedaan tidak bermakna antar kedua kelompok
responden (p = 0,578 ) seperti yang ditunjukan Tabel VII. Rerata kadar glukosa
darah puasa kelompok obesitas dan tidak obesitas baik berdasarkan RLPP maupun
RLPTB ditemukan tidak bermakna dalam penelitian ini. Hal ini diakibatkan
fenomena glikolisis yang membuat kadar glukosa darah yang diperoleh tidak
menunjukkan kadar sebenarnya pada kelompok obesitas maupun non-obesitas.
Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar GDP pada Kelompok RLPTB <0,5
dan RLPTB ≥0,5
Karakteristik RLPTB
p <0,5 ≥0,5
Glukosa Darah Puasa 73,1±7,812 73,487±7,237 0,578
Penelitian Tilaki dan Heidari (2015), menunjukan RLPTB yang semakin
tinggi akan meningkatkan kadar glukosa darah (p = 0,001) di mana RLPTB
responden dengan GDP <126 mg/dL memiliki rerata 0,57±0,10 sementara
responden dengan GDP ≥126 mg/dL memiliki rerata RLPTB sebesar 0,62±0,10.
Penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. (2011) dengan sampel di Tiongkok juga
menunjukkan peningkatan RLPTB sejalan dengan peningkatan kadar GDP. Rerata
RLPTB penelitian tersebut pada kelompok sampel dengan GDP <100 mg/dL
adalah sebesar 0,53±0,06 dan sebesar 0,55±0,06 pada kelompok GDP ≥100
mg/dL (p = 0,018). Hubungan bermakna pada penelitian-penelitian sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
14
dimungkinkan karena jumlah sampel yang besar dan juga rentang usia sampel
yang terbilang lebar bila dibandingkan penelitian ini, pertambahan usia juga
cenderung meningkatkan RLPTB.
Beberapa penelitian menunjukan RLPTB memiliki kemampuan
memprediksi kadar glukosa darah yang lebih baik jika dibandingkan dengan
RLPP untuk semua jenis kelamin (Cai et al., 2013; Jayawardana et al., 2013)
bahkan, RLPTB mampu mengenali subjek-subjek berisiko tinggi meskipun
memiliki lingkar pinggang dan IMT yang normal. Temuan lain dalam penelitian
oleh Xiao et al. (2015) menunjukkan nilai AUC RLPTB (0,628) lebih tinggi
dibandingkan dengan AUC RLPP (0,593) dan variabel lain seperti IMT dan
Lingkar Pinggang (LP) sebagai metode skrining diabetes mellitus tipe 2.
Penelitian oleh Zhao et al. (2012) yang dilakukan di Tiongkok dengan 488
responden pria berusia ≥30 tahun menunjukkan baik RLPTB maupun RLPP
memiliki nilai AUC yang lebih tinggi dibanding IMT namun, nilai AUC RLPTB
(0,760 vs. 0,551, p < 0,05) lebih tinggi dibanding AUC RLPP (0,707 vs. 0,551, p
< 0,05) dalam memprediksi diabetes.
Penetapan Status Obesitas Sentral dengan Parameter RLPP dan RLPTB
Pada penelitian ini ditemukan perbedaan jumlah responden yang
teridentifikasi sebagai obesitas sentral menggunakan RLPP sebanyak 16 orang
dan RLPTB sebanyak 20 orang. Hal tersebut menunjukkan bila status obesitas
sentral seseorang ditetapkan menggunakan parameter RLPP dan RLPTB,
responden tersebut dapat diklasifikasikan sebagai obesitas sentral hanya menurut
satu jenis parameter saja. Penelitian ini menunjukan sebanyak 6 responden
terklasifikasikan obesitas sentral baik berdasarkan parameter RLPP dan RLPTB, 4
orang terklasifikasikan obesitas sentral oleh RLPP saja, dan 10 orang
terlasifikasikan obesitas sentral oleh pengukuran RLPTB saja.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2016) dengan populasi
dewasa Malaysia menunjukan pengukuran menggunakan parameter lingkar
pinggang saja (waist circumference) menghasilkan prevalensi obesitas sentral
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penetapan menggunakan parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
15
RLPP. Penggunaan parameter RLPP pada penelitian tersebut lebih banyak
menghasilkan responden dengan hasil normal atau underweight. Nilai RLPP tiap
orang sangat bervariasi dan lebar lingkar pinggul seseorang akan membuat nilai
RLPP semakin kecil sekalipun lingkar pinggangnya cenderung besar. Sementara
itu, beberapa studi systematic review dan meta analysis lebih cenderung memilih
RLPTB sebagai parameter obesitas sentral (Ashwell et al., 2012; Carmienke et al.,
2013). Beberapa penelitian menyatakan cut-off RLPTB (≥0,5) dapat berlaku
untuk segala usia, jenis kelamin maupun ras sebagai parameter yang sederhana
dan paling valid untuk menentukan adipositas sentral, serta nilainya dianggap
lebih merepresentasikan risiko kesehatan seseorang dibandingkan dengan lingkar
pinggul dan IMT (Ashwell and Gibson, 2016; Bosomworth, 2019).
Korelasi RLPP dan RLPTB dengan Glukosa Darah Puasa
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis
yang ditujukan untuk membuktikan hipotesis korelatif sehingga nilai koefisien
korelasi menjadi nilai yang ditetapkan.
Tabel VIII. Korelasi RLPP dan RLPTB terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria
Variabel r p
RLPP 0,059 0,613*
RLPTB 0,066 0,562*
Keterangan :
*terdapat korelasi yang tidak bermakna (p >0,05)
Hasil uji korelasi pearson indeks obesitas sentral terhadap kadar GDP
responden berdasarkan RLPP memiliki kekuatan sangat lemah dan tidak
bermakna (r = 0,059; p = 0,613) dengan arah korelasi positif. Sebaran korelasi
antara RLPP dengan kadar GDP responden ditunjukan pada gambar berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
16
Gambar 2. Diagram Sebaran Korelasi Parameter RLPP dengan Kadar GDP
Korelasi sangat lemah dan tidak bermakna (r = 0,066; p = 0,563) dengan
arah positif juga diperoleh berdasarkan RLPTB. Korelasi indeks obesitas sentral
dengan kadar GDP berdasarkan RLPTB menghasilkan nilai koefisien korelasi
yang lebih tinggi bila dibandingkan berdasarkan RLPP. Gambar di bawah ini
menunjukkan sebaran korelasi RLPTB dengan kadar GDP responden :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
17
Gambar 3. Diagram Sebaran Korelasi RLPTB dengan Kadar GDP
Koefisien korelasi RLPP dengan kadar GDP pada penelitian ini (r = 0,059)
lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian oleh Putri (2013) yang
menunjukkan adanya korelasi yang sangat lemah dan tidak bermakna (r = 0,014; p
= 0,909) antara RLPP dengan kadar GDP pada 59 mahasiswa Kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian dengan 3624 responden pria di
Tiongkok (usia 20-79 tahun) membuktikan korelasi obesitas sentral terhadap
kadar GDP berdasarkan RLPPP memiliki kekuatan korelasi yang sangat lemah
bermakna (r = 0,155; p < 0,001) sementara itu, korelasi antara RLPTB dan kadar
GDP memiliki kekuatan lemah bermakna (r = 0,248; p <0,001) (Xu et al,. 2013).
Penelitian lain oleh Xiao et al. (2015) dengan 2419 responden pria dewasa
Tiongkok (usia >40 tahun) menunjukkan korelasi sangat lemah dan bermakna
baik antara RLPP dengan GDP (r = 0,148; p <0,001) maupun RLPTB dengan
GDP (r = 0,176; p <0,001). Penelitian oleh Lam et al. (2015) dengan 415
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
18
responden pria berusia 21-74 tahun di Singapura membuktikan adanya korelasi
lemah dan bermakna antara RLPP terhadap kadar GDP (r = 0,324; p <0,001) dan
RLPTB terhadap kadar GDP (r = 0,333; p <0,01).
Korelasi sebagian besar penelitian di atas menunjukkan kekuatan yang
sangat lemah hingga lemah namun bermakna. Sekalipun memiliki kekuatan
korelasi yang sama dengan beberapa penelitian lain, koefisien korelasi yang
dihasilkan penelitian ini sangatlah rendah dan hasilnya tidak bermakna. Hal ini
diakibatkan penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor pra-analitik ekstra
laboratorium tepatnya pada penanganan sampel darah yang telah diambil. Sampel
darah responden yang sudah diambil diletakan dalam tabung yang berada di suhu
ruang dan tidak diberi penanganan khusus. Terdapat jeda selama hampir 2 jam
sejak pengambilan darah pertama karena harus menunggu sampel-sampel darah
responden terkumpul sebelum akhirnya dilakukan separasi dan tahap analisis.
Sampel darah yang tidak segera diseparasi sebelum 30 menit berpotensi
mengalami proses glikolisis yang dapat mempengaruhi kadar glukosa yang akan
dianalisis (Sacks, 2011). Glikolisis sendiri dapat mengurangi konsentrasi glukosa
antara 5% hingga 7% (5-10 mg/L) pada sampel darah normal yang disimpan di
suhu ruang (Burtis and Bruns, 2015).
Penelitian ini juga tidak menambahkan senyawa khusus kepada sampel
sebagai pencegah proses glikolisis. American Association for Clinical Chemistry
(AACC) dan American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan
penggunaan buffer sitrat dalam menghambat glikolisis yang didasari atas
mekanisme pengasaman. Pengasaman atau asidifikasi menghambat enzim
heksokinase dan fosfofruktokinase yang terlibat dalam tahap-tahap awal proses
glikolisis. Glikolisis kemudian akan terhambat ketika pH darah dijaga pada
rentang 5,3 dan 5,9 dengan buffer sitrat. Efek penghambatan tersebut dapat
dipertahankan setidaknya selama 10 jam pada suhu 250C (Gupta and Kaur, 2014).
Kelemahan dan Kesulitan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini antara lain jumlah responden yang
terbilang kecil (sampel minimal menurut perhitungan sampel sebesar 158 orang).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
19
Populasi mahasiswa biarawan di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta berjumlah 203 orang namun, dari jumlah tersebut hanya 79 orang
yang memenuhi kriteria. Banyak responden dalam penelitian ini yang tidak
memenuhi kriteria inklusi, beberapa responden tidak berpuasa ataupun tidak dapat
hadir.
Kesulitan lain yang muncul adalah rentang waktu pengambilan darah
dengan waktu analisis darah di laboratorium dan waktu perjalanan antara tempat
pengambilan darah dengan laboratorium cukup panjang, yaitu kurang lebih 2 jam
tanpa penanganan khusus dan dimungkinkan terjadi mekanisme glikolisis yang
berpengaruh terhadap kadar GDP yang terukur.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi sangat lemah dan tidak
bermakna antara Rasio Lingkar Pinggang Pinggul maupun Rasio Lingkar Tinggi
Badan terhadap kadar glukosa darah puasa mahasiswa berlatar belakang biarawan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Saran
Prevalensi kadar glukosa darah puasa yang berada dibawah nilai rujukan
pada penelitian ini cukup tinggi akibat tidak dipertimbangkannya faktor pra-
analitik penelitian. Penelitian lebih lanjut dapat lebih mempertimbangkan faktor
pra-analitik misalnya dengan mempertimbangkan penggunaan coolbox dan
senyawa penghambat glikolisis untuk menjaga kestabilan kadar glukosa darah
puasa dalam sampel darah agar hasil yang diperoleh dapat mencerminkan kadar
glukosa darah responden yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N., Adam, S.I.M., Nawi, A.M., Hassan, M.R., and Ghazi, H.F., 2016.
Abdominal Obesity Indicators: Waist Circumference or Waist-to-hip Ratio
in Malaysian Adults Population. Int J Prec Med., 7(82).
American Diabetes Association, 2019. Standards of Medical Care in Diabetes-
2019. The Journal of Clinical and Applied Research and Education,
42(S1).
Ashwell M, Gunn P, and Gibson S., 2012. Waist-to-height ratio is a better
screening tool than waist circumference and BMI for adult
cardiometabolic risk factors: systematic review and meta-analysis. Obes
Rev., 13(3), 275–86.
Ashwell, M. and Gibson, S., 2016. Waist-to-height ratio as an indicator of early
health risk: Simpler and more predictive than using a matrix based on IMT
and waist circumference. BMJ Open, 6 (3), 1-7.
Bosomworth, N.J., 2019. Normal-weight central obesity Unique hazard of the
toxic waist. Can Fam Physician, 65(6): 399–408.
Burtis, C.A., and Bruns, D.E. 2015. Tietz Fundalemntals of Clinical Chemistry
And Molecular Diagnostics.
Cai, L., Liu, A., Zhang, Y., and Wang, P., 2013. Waist‑to‑height ratio and
cardiovascular risk factors among Chinese adults in Beijing. PLoS One,
19.
Carmienke, S., Freitag, M.H., Pischon, T., Schlattmann, P., Fankhaenel, T.,
Goebel, H., and Gensichen, J., 2013. General and abdominal obesity
parameters and their combination in relation to mortality: a systematic
review and meta-regression analysis. Eur J Clin Nutr., 67(6):573-85.
Choi, J.R., Koh, S.B., Choi, E., 2018. Waist-to-height ratio index for predicting
incidences of hypertension : the ARIRANG study. BMC Public Health,
18(767), 1–6.
Dahlan,S., 2011. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan.
Dahlan,S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan.
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.
2017. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach.
Gupta, S., and Kaur, H., 2014. Inhibition of Glycolysis for Glucose Estimation in
Plasma: Recent Guidelines and their Implications. Indian J Clin Biochem,
29(2), 262–264.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
21
Jameson, J. L., Kasper, D. L., Longo, D. L., Fauci, A. S., Hauser, S. L., and
Loscalzo, J., 2018. Harrison's principles of internal medicine (20th
edition.).
Jayawardana R, Ranasinghe P, Sheriff MH, Matthews DR, Katulanda P., 2013.
Waist to height ratio: A better anthropometric marker of diabetes and
cardio‑metabolic risks in South Asian adults. Diabetes Res Clin Pract,
99, 292‑9.
Kemenkes., 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Kemenkes., 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Lam, B.C.C., Koh, G.C.H., Chen, C., Wong, M.T.K., and Fallows, S.J., 2015.
Comparison of Body Mass Index (BMI), Body Adiposity Index (BAI),
Waist Circumference (WC), Waist-To-Hip Ratio (WHR) and Waist-To-
Height Ratio (WHtR) as Predictors of Cardiovascular Disease Risk
Factors in an Adult Population in Singapore. PLoS One,10(4), e0122985.
Lanoye, A., Gorin, A.A., and LaRose, J.G., 2017. Young Adults’ Attitudes and
Perceptions of Obesity and Weight Management: Implications for
Treatment Development. HHS Public Access, 5(1), 14–22.
Mary, G., Caroline, H., Naomi, H., Helen, O., Lorraine, O., Anna, C., and Louisa,
E. 2014. Adult obesity and type 2 diabetes.
Odegaard, J.I., and Chawla, A. 2011. Alternative Macrophage Activation and
Metabolism. The Annual Review of Pathology: Mechanisms of Disease, 6,
275–97.
Papaetis, G.S., Papakyriakou, P., Panagiotou, T.N., 2015. State of the art paper
Central obesity , type 2 diabetes and insulin : exploring a pathway full of
thorns. Arch Med Sci, 11(3), 463–482.
Peltzer, K., and Pengpid, S., 2017. The Association of Dietary Behaviors and
Physical Activity Levels with General and Central Obesity among
ASEAN University Students. AIMS Public Health, 4(3), 301-313.
Putri, A.F.C., 2013. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Panggul
Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mahasiswa dan Mahasiswi
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi (S1).
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Septyaningrum, N., dan Martini, S. 2014. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Memiliki Hubungan Paling Kuat Dengan Kadar Glukosa Darah. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 2(1), 48-58.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
22
Sacks, D.B., 2011. Laboratory Medicine Practice Guidelines : Guidelines and
Recommendations for Laboratory Analysis in The Diagnosis and
Management of Diabetes Mellitus. National Academy of Clinical
Biochemistry.
Sahin, H., Ciçek, B., Yılmaz, M., Ongan, D., Inanç, N., Aykut, M., and Elmali, F.,
2011. Obesity prevalence, waist-to-height ratio and associated factors in
adult Turkish males. Obes Res Clin Pract., 5(1):e1-e78.
Setia, M. S., 2016. Methodology Series Module 3: Cross-sectional Studies. Indian
J Dermatol, 61(3), 261–264.
Tilaki, K.H., and Heidari, B., 2015. Is Waist Circumference A Better Predictor of
Diabetes Than Body Mass Index Or Waist‑To‑Height Ratio In Iranian
Adults? International Journal of Preventive Medicine, 6(5), 1-6.
World Health Organization, 2008. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio
Report of a World Health Organization Expert Consultation.
World Health Organization, 2018. Diabetes [online]. Didapatkan dari :
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes/diakses tanggal
18/04/2019.
World Health Organization, 2018. Obesity and overweight [online]. Didapatkan
dari : https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-
overweight/diakses tanggal 21/03/2019.
Xu, Z., Qi, X., Dahl, A.K., and Xu, W., 2013. Waist-to-height ratio is the best
indicator for undiagnosed Type 2 diabetes. Diabetic Medicine, 30(6), 201–
207.
Xiao X., Liu, Y., Sun, C., Gang, X., Cheng, J., Tian, S., Gao, Y., You, L.V., Sun,
Z., Li, Y., He, P., Liu, Y., Wang, G., Gao, Y., Zhu, L., Liu, Y., and Wang,
G., 2015. Evaluation of different obesity indices as predictors of type 2
diabetes mellitus in a Chinese population. Journal of Diabetes,
7(2015), 386–392.
Yang, H., Xin, Z., Feng, J.P., Yang, J.K., 2017. Waist-to-height ratio is better than
body mass index and waist circumference as a screening criterion for
metabolic syndrome in Han Chinese adults. Medicine (United States),
96(39), 1-8.
Zhao, X., Zhu, X., Zhang, H., Zhao, W., Li, J., Shu, Y., and Li, S., 2012.
Prevalence of diabetes and predictions of its risks using anthropometric
measures in southwest rural areas of China. BioMed Central, 1–10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
23
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
24
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
25
Lampiran 2. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
26
Lampiran 3. Kuisioner Riwayat Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
29
Lampiran 4. Informed Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
31
Lampiran 5. Keterangan Kalibrasi Alat di UPT Metrologi Legal Yogyakarta
A. Keterangan Kalibrasi pita pengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
32
B. Keterangan Kalibrasi Stadiometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
33
Lampiran 6. Pengukuran Antropometrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
34
Lampiran 7. Contoh Hasil Tes Laboratorium Rumah Sakit Bethesda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
35
Lampiran 8. Analisis Statistik
A. Surat Keterangan Analisa Data di Pusat Kajian CE&BU FK-KMK
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
36
B. Karakteristik, hasil uji normalitas dan uji komparatif kadar
GDP berdasarkan RLPP dan RLPTB
Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPP <0,9
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GDP
<0,9 .104 63 .087 .901 63 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPP ≥0,9
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GDP ≥0,9 .110 16 .200* .980 16 .960
HASIL UJI T GDP RLPP <0,9 dengan RLPP ≥0,9
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
GDP RLPP≥0,9 16 74.24 7.974 1.994
RLPP<0,9 63 72.95 7.552 .951
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
G
D
P
Equal variances assumed
(GDP) .286 .594 .601 77 .549 1.285 2.138 -2.972 5.542
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
37
Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPTB <0,5
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GDP<0,5 .117 56 .055 .892 56 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas GDP berdasarkan RLPTB ≥0,5
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GDPobes .124 23 .200* .969 23 .653
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
HASIL UJI T GDP RLPTB <0,5 dengan RLPTB ≥0,5
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
GDP RLPTB <0,5 23 73.49 7.237 1.509
RLPTB ≥0,5 56 73.10 7.812 1.044
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Equal variances assumed .057 .812 .204 77 .839 .387 1.895 -3.387 4.161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
38
C. Karakteristik dan Hasil Uji Normalitas RLPP, RLPTB dan Glukosa
Darah Puasa
Descriptives
Statistic Std. Error
RLPP
Mean .8464578 .0075497
2
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .8314274
Upper Bound .8614881
5% Trimmed Mean .8448099
Median .8333333
Variance .005
Std. Deviation .06710341
Minimum .72289
Maximum .99468
Range .27179
Interquartile Range .08988
Skewness .473 .271
Kurtosis -.517 .535
RLPT
B
Mean .4698038 .0056401
2
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .4585752
Upper Bound .4810324
5% Trimmed Mean .4674216
Median .4545455
Variance .003
Std. Deviation .05013047
Minimum .38217
Maximum .61798
Range .23581
Interquartile Range .07201
Skewness .741 .271
Kurtosis .097 .535
GDP
Mean 73.2127 .85560
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 71.5093
Upper Bound 74.9160
5% Trimmed Mean 72.7579
Median 73.0000
Variance 57.832
Std. Deviation 7.60476
Minimum 60.60
Maximum 107.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
39
Range 46.70
Interquartile Range 8.30
Skewness 1.263 .271
Kurtosis 4.316 .535
Uji Normalitas RLPP, RLPTB dan GDP
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RLPP .103 79 .039 .965 79 .027
RLPT
B
.126 79 .003 .953 79 .006
GDP .094 79 .082 .922 79 .000
D. Hasil Uji Korelatif Pearson RLPP, RLPTB dan Glukosa Darah Puasa
Correlations
RLPP RLPTB GDP
RLPP Pearson Correlation 1 .695**
.059
Sig. (2-tailed) .000 .603
N 79 79 79
RLPTB Pearson Correlation .695**
1 .066
Sig. (2-tailed) .000 .562
N 79 79 79
GDP Pearson Correlation .059 .066 1
Sig. (2-tailed) .603 .562
N 79 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 9. Perhitungan Sampel Minimal (Dahlan, 2011)
(( )
(( )
( )))
(( )
(( )
( )))
158
Lampiran 10. Perhitungan CV
Uji Realibilitas pada Subjek Tidak Obesitas
Lingkar Pinggang (cm) Tinggi Badan (cm)
78 170
78 170
78 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
40
78 170
78 170
CV = 0% CV = 0%
Uji Realibilitas pada Subjek Obesitas
Lingkar Pinggang (cm) Tinggi Badan (cm)
103 182
103 182
103 182
103 182
103 182
CV = 0% CV = 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
41
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Joshwa Dwiki Kurnia lahir di Cirebon,
Jawa Barat pada tanggal 29 Juli 1998 dan merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Kie Kien
DHA dan Lilis Hartati. Penulis memulai pendidikan
awal di TKK BPK Penabur Cirebon (2003-2004), SDK
BPK Penabur Cirebon (2004-2010), SMPK BPK
Penabur Cirebon (2010-2013), dan SMAK BPK Penabur
Cirebon (2013-2016). Penulis melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, Fakultas Farmasi pada tahun 2016. Selama kuliah penulis
pernah berkegiatan dalam beberapa kepanitiaan seperti Desa Mitra 2017, WNTD
2017, Pharmalympic 2017, Kampanye Informasi obat II dan sebagai volunteer di
Faction II. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan lomba di bidang akademis
seperti finalis PCE Pharfest UI 2018, juara 2 Herbal Cosmetic Competition 2018,
juara 1 PCE Rakernas ISMAFARSI 2018, Juara 3 PCE Kofein 2018, Juara 3 PCE
Pharasoed 2019, dan Juara 3 PCE Gemfar 2019. Penulis juga pernah menjadi
Asisten Dosen pada beberapa praktikum seperti Anatomi Fisiologi Manusia (2017
dan 2018) dan Komunikasi Farmasi (2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI